Makanan dan Reproduksi Ikan Payangka (Ophieleotris aporos

advertisement
11.
TINJAUAN PUSTAKA
Pustaka tentang biologi payangka sangatlah
paling banyak hanya menyebutkan terdapatnya spesies
Yang
ini
langka.
suatu tempat (occurrence) atau
pada
negara-negara
tertentu, ataupun mengenai distribusinya, seperti yang
diberikan oleh Herre (1927, 1954),
Weber
dan
Fowler (1927, 1928),
de.Beaufort (1953), Sterba (1962) dan
(1955, 1967).
Munro
Penulis-penhlis ini memberikan deskripsi
taksonomi dan kunci identifikasi famili Eleotridae, yang
mencakup
Ovhieleotris aporos
dan kerabatnya yang
dianggap masih satu genus, Owhiocara porocevhah.
itu
mereka
dulu
Selain
juga memberikan keterangan tentang habitat
payangka, yang dikatakan dapat hidup di
danau,
rawa, air payau, muara sungai dan di laut.
lanjut tentang
taksonomi
dan
anatomi
sungai,
Studi lebih
payangka
hanya
dilakukan oleh sedikit penulis, yaitu Akihito (1971) dan
Akihito dan Meguro (1974).
Pemberian
nama payangka menurut Weber dan de
fort (1953) adalah sebagai berikut:
Ordo
:
Gobioidea
Famili
:
Eleotridae
Genus
:
O~hiocara
;
.
Spesies: Q~hiocara aPorog Bleeker (1875)
Eleotris avoros Bleeker (1854)
Qvhieleotris aporos Bleeker (1854)
Beau-
Spesies: Eleotris aporos Gunther (1861)
Eleotris avoros Bleeker (1865)
Eleotris macrole~idotusGunther (1877)
Berdasarkan penelitian kembali yang
mendalam, maka
Akihito dan Meguro
(1974) berpendapat
bahwa
pemberian
nama
sudah tepat, yaitu bahwa
Ovhiocara
oleh
Aurich
harus diganti dengan 0phjeleotri.s a
avoros Bleeker
Bleeker.
Dengan
m
demikian pada famili Eleotridae harus
f
ditambah satu genus lagi yaitu O~hieleotris, yang hanya
mempunyai satu anggota spesies aporos. Nama yang baru ini
sudah
mulai
digunakan sekarang, seperti misalnya
oleh
Masuda (1975) dan Lake (1977).
Ikan
Ikan
payangka mempunyai warna yang sangat menarik.
jantan berwarna kuning kemerahan berbercak-bercak,
sedang ikan betina berwarna sedikit memucat, hijau keabuan
sehingga mudah dibedakan dari yang jantan.
dan
ikan
Australia ikan payangka lebih
dicetak
guna
diperhatikan
hias di akuarium daripada ikan konsumsi.
nampak
misalnya
ulang
pada
Herre
Eropa
sebagai
Hal
ini
(1927, 1954) yang
pada tahun 1965 oleh Lembaga
keperluan ini.
dikumpulkan
karya
Di
Smithsonian
Demikian juga dengan tulisan yang
oleh Sterba (1962) dan
Lake
(1977) jelas
menggambarkan ikan payangka sebagai ikan akuarium.
Lake
(1977) menyebutkan bahwa ikan ini jarang atau kurang di-
manfaatkan sebagai makanan, karena ukurannya yang relatif
kecil. Walaupun demikian di Asia ikan ini masih dianggap
ikan
komersial
penting,
(Herre, 1927) di mana
seperti misalnya
ikan
payangka
dan
di
Filipina
nikenya
di
tangkapi dan dimakan, sebagaimana halnya yang terjadi di
Sulawesi Utara.
Nama nike,
adalah
nama
seperti yang telah disebutkan terdahulu,
ikan
payangka
yang
masih
muda,
di mana
pigmen-pigmennyp belum terlihat jelas dengan mata biasa.
I
Bagi
masyarakat
Sulawesi Utara nama
nike
sesungguhnya
berlaku bagi ikan-ikan kecil (muda) yang sering
di
pantai-pantai dalam jumlah besar, dan
terdapat
muncul
pada
waktu-waktu tertentu. Dengan demikian nike adalah kumpulan ikan-ikan muda dari berbagai spesies.
kian
dalam
Walaupun demi-
karya Schuster dan Djajadiredja (1952) nike
ikan
Valencienna
disebut
sebagai
anggota
dari famili Eleotridae).
muralis
(yang
Mereka ini
juga
kebetulan
mungkin hanya mengidentifikasi spesies tersebut di atas.
Herre
lengkap.
nama
IPon
ikan, baik
(1927) memberikan
informasi
yang
Di Filipina kumpulan ikan-ikan muda ini diberi
dan
ternyata terdiri dari
dari
beberapa
famili Eleotridae maupun
dari
Gobiidae (keduanya adalah anggbta ordo Gobioidea).
ikan
lebih
tersebut
adalah
Eleotris
spesies
famili
Ikan-
melasoma, Ovhieleotris
aPoros (payangka), Chono~horosmelanocephalus Glosso~obius celebicus dan Sicvo~teruslacr~mosus.Ikan Valencienna
-
'
muralis tidak terdapat dalam ipon tadi.
Nampaknya
bersifat
ikan-ikan ordo
katadromus.
Gobioidea
banyak
Hal ini terlihat juga
Costa Rica (Amerika Tengah),
di
yang
daerah
di mana ikan-ikan muda dari
famili Eleotridae banyak terdapat di pantai-pantai. Ikanikan
muda ini sering bercampur dengan udang-udang kecil
dan di sana disebut tismische (Nordlie, 1981). Ikan-ikan
ini adalah Gobiomorus dormitor, Dormitor mculatug, Elegtris
amblvo~sis, Eleotris pisonis,
f luviatilh.
Rica
dan
Le~to~hilv~nus
Ikan Ovhieleotri~tidak terdapat di
Costa
karena penyebarannya terbatas hanya di daerah Indo-
Pasif ik.
Di Indonesia, ipon
nama
himpun
dilakukan
atau tismische
atau imvun.
oleh
dan
dengan
Penelitian tentang impun
Sukahar dan
Sukahar, Cokrowasito
dikenal
Tjokrowasito
Soeryowinoto
ini
(1972) serta
(tanpa tahun).
Menurut mereka itu impun yang terdapat di teluk Baron dan
muara sungai Progo di sebelah selatan Yogyakarta, terdiri
dari
juvenil
ikan boso (Eleotris sp.
dan
H~~seleotris
leuciscus), sidat (An~uillasp.), ikan bluntak (S~haeroi
des honckeni),
belanak ( M u ~ i lsp.), lawesan (Late3 sp.),
teri (Ambasis sp.), ikan lid& (famili Syngnatidae), ikan
sombeng (Brach~callionymusmerug),
cyprinoides),
Ikan
payangka
udang-udang
tidak
ikan lunto
(Meaalovs
dan gangsing (anak kepiting).
terdapat
dalam
impun
tersebut,
walaupun
ikan ini terdapat di sungai-sungai kecil
bermuara
di
Samudera
selatan), seperti
sungai
Ciseureuh
Sudah
(Jawa Barat
Indonesia
yang
bagian
sungai Cirengganis di Pangandaran dan
di
daerah
Pelabuhan
Ratu
(Soeroto,
dikemukakan bahwa studi tentang biologi
payangka belum banyak dilakukan.
ikan
Soeroto & d. (1975)
telah meneliti nilai gizi, makanan,
fekunditas dan
ko-
I
relasi panjang bobotnya.
kurang, hasil
Namun dengan bahan yang sangat
dan kesimpulan yang memuaskan tidak dapat
diperoleh
Studi
khusus
tentang makanan ikan
payangka
belum
pernah dilaksanakan dengan memuaskan. Baik Soeroto &
(1975) yang
meneliti ikan payangka
maupun
Mondoringin
(1980) yang meneliti nike, hanya meneliti dalam
yang
sangat pendek (kurang lebih satu bulan),
tidak
a.
periode
sehingga
memberikan gambaran tentang makanan dan perubahan-
nya sepanjang tahun.
Selain itu seperti telah disinggung
terdahulu, gambaran ketersediaan makanan ikan payangka di
danau Tondano tidak dipelajari, sehingga tidak dapat diperlihatkan bagaimana preferensi makanan ikan payangka.
Walaupun
kurang, namun
studi tentang aakanan ikan payangka
masih
studi tentang ikan-ikan lain dari
famili
Eleotridae sudah cukup banyak dilakukan seperti misalnya
oleh
McDowall (1965a) dan Nordlie
(1981).
Hasil-hasil
dari
studi
ikan-ikan
Hal
ini
makanan tersebut umumnya
menunjukkan
dari famili Eleotridae ini bersifat
memperkuat pernyataan-pernyataan
bahwa
karnivor.
penulis
ter-
seperti misalnya Herre (1927), Sterba (1962) dan
dahulu
Munro (1967).
Studi
mencari
dan
mengenai
makanan dan
kebiasaan
makan sebenarnya sudah banyak sekali
meliputi
bermacam-macam
spesies
ikan
ikan
dalam
dilakukan,
di
dunia.
I
Beberapa
telah
dan
macam metode untuk menganalisis isi perut
dibuat dan dikemukakan,
kelebihannya.
metode-metode
ini
Beberapa
dengan segala
tinjauan
kekurangan
pustaka
misalnya telah dilakukan
ikan
tentang
oleh
Hynes
(1950), Pillay (19521, Windell (1968), Soeroto (1977) dan
Hyslop
(1980).
Pemilihan metode yang cocok untuk suatu
spesies ikan bergantung antara lain pada hal-ha1 berikut:
(1)
jenis ikan dan makanannya
terutarna
ukurannya,
(2)
ketelitian yang dikehendaki, (3) waktu yang tersedia, dan
(4) jumlah spesimen yang dianalisis.
Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih baik
tentang
kebiasaan makan ikan, banyak penulis menghubungkan makanan
gigi
ikan dengan organ-organ pencernaannya seperti
rahang,
raker),
kerongkongan,
lambung dan usus.
dikerjakan
Hickling
gigi
tapis
mulut,
insang
(gill
Sebagai contoh misalnya yang
oleh Al-Hussaini (1947), Yasuda (1960a,b,c),
(1966), Keast
dan
Webb
(1966), Martin
dan
Sandercock
Heitz
(1967), Western (1969), Magnuson dan
(1971), Groot (1971), Braber dan Groot (1973),
Kapoor,
Smit dan Verighina (1975), dan Soeroto (1977).
Hubungan antara kebiasaan makan dengan ekologi ikan,
misalnya
kungan
antara makanan dengan fluktuasi
keadaan
ling-
dan dengan ukuran atau umur ikan yang bervariasi,
juga cukup banyak diteliti,
misalnya oleh Swynnerton dan
Worthington (1940), Hynes (1950), Ball
(1961),
Corbet
t
(1961), Hellawell (1971, 1972), Hunt dan Jones (1972) dan
Cyrus dan Blaber (1983).
Walaupun ikan-ikan yang mereka
teliti berbeda spesiesnya, namun sebagai bahan pembanding
dan
bahan
pembahasan pustaka-pustaka tersebut
di
atas
dapat digunakan .
Studi tentang tingkat kematangan gonad,
fekunditas,
pemijahan dan perkembangan dini ikan juga banyak
kan.
dilaku-
Beberapa di antaranya adalah oleh Bagenal dan Braum
(1968),
Bagenal
(1971,
(1973).
Mackay (1974).
19781,
Hellawell (19721, Webb
Leary, Murphy dan Miller (1975),
Martinez dan Houde (1975),
Auty (1978), Braum (1978) dan
Geevarghese dan John (1983).
Khusus
pada
ikan-ikan
famili
Eleotridae
ataupun
Gobiidae (keduanya adalah angdota ordo Gobioidea),
studi
tentang aspek reproduksi tersebut cukup banyak dilakukan.
Studi tersebut mendapatkan antara lain, bahwa:
Pada ikan-ikan Eleotridae maupun Goiidae,
dan
betina
dapat
mudah
dibedakan
genital papilanya (Manacop,
dan Mito,
1963;
Arima dan Mito,
ikan jantan
terutama
dari
1953; Dotsu, 1958; Dotsu
Dotsu dan Tsukahara,
1964;
Dotsu,
1965; McDowall, 1965; Anderson, Lake
dan Mackay, 1971; Tan dan Lam, 1973; dan Auty, 1978).
Beberapa
nya
ikan gobioid dapat dibedakan jenis kelamin-
dari sirip punggung pertamanya
Dotsu,
Dotsu &
1958;
(Manacop,
1953;
d.,1965; Dotsu dan Mito,
1963).
Musim
pemijahan eleotrid ataupun gobioid sangat ber-
variasi.
temukan
Yang berpijah pada musim panas misalnya dioleh Dotsu (1958), Dotsu dan
Dotsu -& &.
Mito
(1963),
(1965), Mashiko (1976), Matoba dan Dotsu
(1977), dan
Mann (1980).
Yang berpijah pada musim
semi misalnya ditemukan oleh Dotsu (1961), pada musim
dingin
sampai
musim
semi
(1965) dan Stephens (1982),
misalnya
oleh
McDowall
sedangkan yang
berpijah
pada musim kemarau diamati oleh ~ a n a c o p( 1953 ) .
Umumnya
eleotrid
maupun
gobiid
bersifat
pemijah
berganda atau multiple spawner (Manacop, 1953;
Dotsu
G d.,
1965; McDowa11, 1965; Mann, 19801, tetapi ada
juga
yang bersifat pemijah total atau total
(Dotsu, 1958).
spawner
4.
Semua eleotrid maupun gobiid
yang dilaporkan
mempu-
nyai telur yang demersal, melekat pada suatu obyek di
dasar perairan, dan telur dijaga oleh induk (parental
Tidak pernah dilaporkan adanya telur gobioid
care).
yang planktonis.
5.
Telur
gobioid
1958 dan 1961;
1965;
1974a;
berbentuk lonjong
buah
a.,
1973;, Shiogaki dan Dotsu, 1974,
dan Dotsu,
telur (Dotsu dan Mito,
berbentuk
(Dotsu,
Dotsu dan Fujita, 1963; Dotsu &
Tan dan Lam,
Uchida
memanjang
1980),
1963;
berbentuk lonjong
McDowall,
pir atau jambu
1965),
(Manacop,
dan
1953
dan
Auty, 1978). Semua telur gobioid yang dilaporkan mempunyai
alat untuk melekat berupa benang-benang
suatu ujung (polar thread),
pada
kecuali pada ikan B ~ s e -
Leotris cQmDressug yane dikatakan mempunyai perlekatan
berupa
cakram pelekat atau adhesive disc
(Auty,
1978).
6.
Masa inkubasi telur gobioid sangat
gantung
10
7.
pada temperatur
bervariasi,
dan jenis ikan,
jam sampai 720 jam setelah dibuahi
Fekunditas
ikan
yaitu dari
(lihat
gobioid 6erkisar antara
ber-
250
Tabel
butir
sampai 40 000 butir (lihat Tabel 22).
Aspek reproduksi ikan payangka belum pernah diteliti
dengan memuaskan. Namun demikian dalam aspek ini terdapat
cukup
bahan
pembanding bagi ikan payangka,
yaitu
dari
ikan-ikan lain yang masih anggota famili Eleotridae.
Danau Tondano sebagai habitat ikan, sudah seringkali
Di antaranya oleh Soeroto & &. (1975). Rondo
diteliti.
(1977), Soerjani ff; d. (1979) dan Mondoringin
Karena adanya sumber
maka
kisaran
air panas pada beberapa tepi danau,
temperatur
danau Tondano dari
tempat
tempat menjadi besar (Soeroto & d.,1975 dan
&
(1980).
ke
Soerjani
d.,1979), demikian juga kisaran fosfat, sulfat,
padatan
silikat,
(Soerjani & &..,
danau
tersuspensi
1979).
dan daya
hantar
listrik
Walaupun demikian secara umum
Tondano merupakan tempat hidup yang baik bagi ikan
(Soeroto & d.,
1975; dan Soerjani et d.,1979).
Dari
tinjauan pustaka ini dapat
bahwa
studi tentang rnakanan dan reproduksi ikan telah
walaupun
banyak
dipelajari,
sangat
sedikit
pendahuluan
dekatan
disimpulkan
namun bagi payangka studi ini
sehingga
perlu
diperluas.
Penelitian
yang ada dapat digunakan untuk membuat
yang lebih baik dan arah yang lebih pasti
studi ini.
masih
pendalam
19
cukup
bahan
pembanding bagi ikan payangka,
yaitu
dari
ikan-ikan lain yang masih anggota famili Eleotridae.
Danau Tondano sebagai habitat ikan, sudah seringkali
Di antaranya oleh Soeroto &
diteliti.
d. (19751, Rondo
(1977), Soerjani & d. (1979) dan Mondoringin
Karena adanya sumber
maka
kisaran
(1980).
air panas pada beberapa tepi danau,
temperatur
danau Tondano dari
tempat
tempat menjadi besar (Soeroto & d.,1975 dan
ke
Soerjani
I
d.,1979), demikian juga kisaran fosfat, sulfat,
silikat,
padatan
tersuspensi
(Soerjani & d.,1979).
danau
hantar
listrik
Walaupun demikian secara umum
Tondano merupakan tempat hidup yang baik bagi ikan
(Soeroto &
walaupun
d.,
1975; dan Soerjani
g&
tinjauan pustaka ini dapat
Dari
d.,1979).
disimpulkan
bahwa
studi tentang makanan dan reproduksi ikan telah
banyak
dipelajari,
sangat
sedikit
pendahuluan
dekatan
dan daya
namun bagi payangka studi ini
sehingga
perlu
diperluas.
Penelitian
yang ada dapat digunakan untuk membuat
yang lebih baik dan arah yang lebih pasti
studi ini.
masih
pendalam
Download