ASUHAN KEBIDANAN PADA NY - repository stikes poltekkes

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “I” GIII PI00II UK 22 MINGGU
DENGANKEPUTIHAN DIPOLI KANDUNGAN
RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO
KOTA MOJOKERTO
Ferlyna Sri Ayu
1211010012
Subject: Ibu Hamil, Keputihan, Infeksi
Description
Keputihan dalam istilah medis disebut flour albus atau leucorrhoea merupakan
cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat terjadi pada setiap perempuan, wanita
hamil pun kerap mengalami keputihan. Pada saat hamil terjadi perubahan hormonal
yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan
keasaman vagina. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan resiko terjadinya
keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi. Peneliti ini bertujuan untuk
memberikan asuhan kebidanan pada Ny. I GIII PI00IIUk 22 Minggu Dengan Keputihan di
RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
Metode yang digunakan pada penelitian yaitu deskriptif dalam bentuk laporan
kasus dengan menggunakan teknik 5 langkah, yang meliputi pengkajian, perumusan
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian dilakukan pada
tanggal 06 April 2015 – 20 April 2015 di Poli Kandungan RSU Dr. Wahidin Sudiro
Husodo Kota Mojokerto.
Pada pengkajian didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
dan tanda- tanda vital dalam batas normal. Hasil pemeriksaan genetalia didapatkan data
bahwa genetalia mengeluarkan lendir kental, menggumpal, dan berwarna putih keruh
dan tidak dilakukan pemeriksaan swab vagina. Selanjutnya ditegakkan diagnosa
kebidanan pada Ny. I GIII PI00IIUk 22 Minggu Dengan Keputihan. Langkah berikutnya
adalah melakukan perencanaan, implementasi dan evaluasi. Asuhan dilakukan selama 2
minggu sampai keputihan berkurang.
Asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu “Ny. I” GIII PI00IIUk 22 Minggu
Dengan Keputihan diperoleh bahwa terdapat kesenjangan antara teori dan kasus antara
lain yaitu tidak dilakukan pemeriksaan penunjang seharusnya dilakukan pemeriksaan
swab vagina. Saran bagi pasien diharapkan bisa lebih mengerti tentang kesehatan
genetalia saat hamil dan bagi tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
ABSTRACT
Flour albus in medical terms is called flour albus or leucorrhoea is a discharge
from the vagina. Discharge can occur in any woman, pregnant mothers also often
experience vaginal discharge. During pregnancy the hormonal changes that one
consequence is an increase in the amount of fluid production and a decrease in vaginal
acidity. All of this contributes to an increased risk of vaginal discharge, especially those
caused by infection. The researcher aimed to provide midwifery care at Mrs. I GIII PI00II
GA 22 Week with flour albus at RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.
The method used in this research was descriptive in the form of case reports
using a 5-step technique, which included assessment, determination of midwifery
diagnosis, planning, implementation, and evaluation. The study was conducted on April
6, 2015 - 20 April 2015 at the obstetric and gynecology room of RSU Dr. Wahidin
Sudiro Husodo Mojokerto.
In the assessment obtained result general state was good,consciousness
composmentis and vital signs within normal limits. Genital examination results obtained
the data that genital mucus thick, lumpy, white and turbid and did not examine the
vaginal swab. Further more, the midwifery diagnosis was established at Mrs. I GIII PI00II
GA 22 Week With Flour albus. The following steps were to do the planning,
implementation and evaluation. Midwifery care conducted for 2 weeks until discharge
was reduced.
Midwifery care has been done to Mrs. I GIII PI00II GA22 Week With Flour albus
obtained that there was incompatibility between theory and cases, among others, not
conducted supporting examination should be conducted examination of vaginal swab.
Advice for patients that are expected to understand more about genital health during
pregnancy and for health workers to further improve the quality of service in providing
midwifery care in pregnant mothers.
Keywords: Pregnant mothers, Flour Albus, infection
CONTRIBUTOR
Date
Type Material
Right
Summary
: 1. Dian Irawati, S.SiT., M.Kes.
2. Erfiani Mail, S.ST., S.KM.
: 19 Juni 2015
: Laporan Penelitian
: Open Document
:
Latar Belakang
Kehamilan merupakan masalah fisiologis dan dapat berjalan dengan normal,
tetapi masa kehamilan juga merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu
dan janinnya. Wanita hamil rentan terkena infeksi, sebab daya tahan wanita hamil
biasanya akan menurun dan meningkatkan kebutuhan metabolisme. Keputihan pada ibu
hamil dapat mengakibatkan resiko tinggi pada ketuban pecah dini, infeksi intraamnion,
endometritis, serta peningkatan risiko HIV melalu hubungan seksual, penyakit radang
panggul dan ketidaknyamanan. Penyebab yang paling sering dari keputihan tidak
normal adalah infeksi. Dimana cairan mengandung banyak sel darah putih dan
warnanya sampai kekuning-kuningan sampai hijau. Bahkan sering kali kental
mengeluarkan aroma tak sedap. Biasanya yang terkena infeksi adalah vulva, vagina,
leher rahim dan rongga rahim. Penyebabnya bisa disebabkan oleh kuman, jamur,
parasit, dan virus (Hakim,2008 dalam Ritonga 2011)
World Health Organization (WHO) merekomendasikan di Amerika bahwa yang
menjadi masalah kesehatan reproduksi diantaranya, wanita hamil mengalami keputihan
(Flour albus) sebesar 31,6% yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Salah satu
keluhan yang sering dijumpai dalam klinik dan kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah
keputihan (flour albus), 16% penderita keputihan adalah akseptor Keluarga Berencana
(KB) dan ibu hamil (Aghe,2009 dalam Lubis 2011).
Keputihan merupakan masalah kesehatan dunia. Angka prevalensi dari
keputihan secara keseluruhan tidak diketahui secara pasti, sebagian besar dikarenakan
kondisi ini sering didiagnosa dan diobati sendiri oleh penderita. Salah satu keluhan yang
dijumpai pada ibu hamil adalah keputihan sebanyak 16%, yang tergolong candida
53%,trichomonas 3,1% dan yang tergolong oleh bakteri 40,1%. Candida merupakan
kelompok yang paling umum ditemukan pada penderita keputihan. Di RSCM, dari71
kasus flour albus, dengan keluhan rasa gatal sebesar 86.1%, dengan keluhan terbakar
87,5%, dan keputihan 81,1% (Qomaria, 2011 dalam Ritonga 2011)
Diperkirakan 75% wanita hamil di Indonesia mengalami keputihan sekali dalam
hidupnya. Pada vagina terdapat mekanisme pertahanan terhadap benda asing. Kelenjar
pada vagina dan serviks / leher rahim menghasilkan sekret yang berfungsi sebagai
pelindung yang alami untuk mengalami gesekan pada dinding vagina saat berjalan dan
pada saat berhubungan seksual 95% kasus kanker leher rahim pada wanita Indonesia
ditandai dengan keputihan (Yeni,2008 dalam Ritonga 2011)
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007 di 8 kota besar Indonesiayaitu Jakarta,
Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan, Banjarmasin dan Makasar dengan
mengambil sampel sebanyak 1000 orang ibu hamil ditemukan 823 orang (82,3%) yang
mengalami keputihan (Indarti dalam Risma, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di RSU Dr. Wahidin
Sudiro Husodo Kota Mojokerto didapatkan jumlah kunjungan ulang pada ibu hamil
fisiologis di poliklinik obsgyn dari bulan Januari sampai Desember tahun 2014
sebanyak 648 0rang, dari data tersebut diperoleh ibu hamil dengan keluhan keputihan
fisiologis sebanyak450 orang (70%), ibu hamil dengan keluhan keputihan patologis
sebanyak 114 orang (18%) dan ibu hamil yang tidak mengalami keluhan keputihan
sebanyak 84 orang(13%).
Berdasarkan data-data tersebut penulis tertarik untuk mengambil studi kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny.I dengan Keputihan di RSU Dr. Wahidin
Sudiro Husodo Kota Mojokerto”.
Keputihan yang dalam ilmu kedokteran disebut flour albus, leukorea, atau white
discharge merupakan gejala umum hampir semua penyakit kandungan, sehingga
keputihan bukanlah penyakit tersendiri, tetapi manifestasi klinis dari berbagai penyakit.
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan
fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi,pada saat keinginan seks
meningkat, pada waktu hamil, sesudah haid, emosi dan kegemukan (Manuaba,2008).
Penyebab keputihan bermacam-macam, dapat disebabkan oleh adanya infeksi
(oleh kuman, jamur, parasit, virus), adanya benda asing dalam liang senggama,
Gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan didapat atau bawaan dari alat kelamin
wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin, terutama di leher rahim.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan yang
optimal (Ocvyanti, 2009)
Keputihan meningkatkan risiko berat badan bayi rendah, kelahiran prematur dan
KPD (ketuban pecah dini) pada ibu hamil. Ketuban pecah dini terjadi karena
disebabkan oleh infeksi Clamydia yang sering menyebabkan faktor hormonal dan
adanya aliran darah yang mengalir di daerah rahim dan vagina dapat meningkatkan
proses sekresi vagina, ditandai dengan warna kekuningan/ kuning kehijauan, bau amis,
keluar sangat banyak dan menimbulkan rasa gatal disebut dengan vaginosis bakterialis.
Keputihan jenis ini bisa menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya jika tidak
segera dilakukan pengobatan karena dapat merangsang pengeluaran mediator
peradangan, memicu kontraksi, lalu menjalar ke selaput ketuban (chorioamnionitis),
sehingga selaput ketuban menipis dan mudah pecah ketika ada kontraksi. Stress juga
dapat memicu terjadinya keputihan karena semua organ tubuh kinerjanya di pengaruhi
dan di kontrol oleh otak, mengalami kondisi stress hal ini dapat menyebabkan terjadinya
perubahan dan keseimbangan hormon hormon dalam tubuh (Salmah,2009)
Peran bidan dalam menangani ibu hamil dengan keputihan patologis dapat
melakukan hal berikut ini : KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi), mendorong ibu
hamil untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah teknik 5 langkah SOAP dengan proses
manajemen asuhan kebidanan yaitu pengkajian data Asuhan Kebidanan, penentuan
diagnosa kebidanan, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan dan
evaluasi asuhan kebidanan dan pendokumentasian dengan menggunakan SOAP.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penerapan asuhan kebidanan dimulai dengan pengkajian, identifikasi
diagnosa, antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi dan
implementasi pada Ny. I G III P10011 UK 22 minggu dengan keputihan yang dilaksanakan
tanggal 06 April 2015 dengan menggunakan berbagai pertimbangan ilmu dan
menentukan kasus secara nyata, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
Pada pengkajian Ny. I G III P10011 UK 22 minggu dengan keputihan didapatkan data
subyektif dan obyektif. Data subyektif diperoleh dari hasil wawancara pasien, dimana
keluhan utama adalah ibu datang ke poliklinik obsgyn dengan keluhan mengalami
keputihan sejak mengetahui dirinya hamil dan 1 minggu ini sering keluar lendir kental
berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan merasa gatal pada alat kelaminnya,
sedangkan data obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum baik,
tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,70C, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit. Saat
pemeriksaan inspekulo, genetalia mengeluarkan lendir kental, menggumpal dan
berwarna putih keruh. Pada kasus Ny. I ditemukan kesenjangan teori dan praktek.
Menurut teori pada kasus keputihan dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu swab
vagina, tetapi dalam praktek pada kasus Ny.I tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
apapun karena pada kasus Ny. I tidak ditemukan tanda-tanda mengarah ke infeksi
vagina.
Dalam perumusan diagnosa kasus ini telah ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu
Ny. I G III P10011 UK 22 minggu dengan keputihan. Masalah yang timbul pada Ny. I
adalah ibu merasa tidak nyaman sehubungan dengan cairan yang keluar dari vaginanya,
maka kebutuhan yang diberikan yaitu dorongan moral dan konseling tentang keputihan
pada saat hamil. Pada langkah intervensi diperoleh tujuan jangka pendek yaitu setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny.I GIII P10011 UK 22 minggu dengan keputihan
selama 1x 20 menit diharapkan ibu mengetahui penyebab dan cara penanganan
keputihan, ibu mampu mengulang penjelasan bidan dan ibu mau melakukan anjuran
dari bidan. Selanjutnya tujuan jangka panjang yaitu setelah dilakukan Asuhan
Kebidanan pada Ny.I GIII P10011 UK 22 minggu dengan keputihan selama 2 minggu
diharapkan keluhan keputihan ibu sudah teratasi dan ibu masih bersedia melaksanakan
anjuran membersihkan alat genetalia dari bidan. Dalam kasus ini penulis tidak
menemukan kesenjangan karena teori dan dan hasil study kasus sudah sesuai.
Perencanaan kasus Ny. I dengan keputihan adalah menjelaskan bahaya keputihan
terhadap kehamilan, memberikan KIE tentang cara menjaga kebersihan daerah genetalia
agar tetap bersih dan kering, memberikan KIE tentang hubungan seksual, memberikan
dukungan moril kepada ibu, memberikan penjelasan pada ibu untuk tidak menggaruk
vagina apabila terasa gatal, memberikan terapi untuk keputihan yang dialaminya dan
menganjurkan menggunakan albotyl supp sebanyak 3 tetes dilarutkan dalam gayung air
dan digunakan untuk cebok serta anjuran untuk kontrol ulang.. Sehingga dalam langkah
ini antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.
Langkah pelaksanaan ini Ny.I diberikan penjelasan penyebab keputihan yang
fisiologis yaitu keputihan yang normal, tidak berbau dan tidak menyebabkan gatal
sedangkan keputihan patologis yaitu keputihan yang bersifat kental, berwarna putih
susu, kuning atau hijau, terasa gatal, bau tidak sedap dan jumlahnya banyak, kemudian
menjelaskan cara mengatasi keputihan dengan menjaga alat genetalia selalu
bersih,selalu kering dan memakai celana dalam yang terbuat dari katun, menjelaskan
komplikasi yang bisa timbul akibat keputihan antara lain ibu hamil dapat
mengakibatkan resiko tinggi ketuban pecah dini, infeksi intraamnion, endometritis,serta
peningkatan risiko HIV melalui hubungan seksual, penyakit radang panggul dan
ketidaknyamanan, menganjurkan ibu untuk menjaga pola nutrisi seimbang untuk
memenuhi kebutuhan tubuh dan istirahat untuk memulihkan kebutuhan energi, dan
dokter memilih untuk diberikan terapi oral yaitu metronidazol dan amoxilin.
Pada kasus ini dilaksanakan secara menyeluruh dari apa yang sudah direncanakan
sehingga diharapkan keputihan teratasi dengan baik. Didalam teori bidan melaksanakan
proses kebidanan sesuai dengan kewenangannya. Dalam praktek lapangan bidan
melaksanakan asuhan kebidanan sesuai apa yang sudah direncanakan kepada klien
tanpa ada tindakan yang menyimpang dari rencana sebelumnya.
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah
keempat, dilaksanakan secara efisiensi dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan keputihan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehingga
dalam langkah ini antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama 2 minggu pada tanggal 06 April 2015
sampai 20 April 2015 pada Ny. I G III P10011 UK 22 minggu dengan keputihan maka
hasil asuhan yang didapat yaitu,ibu mengetahui penyebab dan cara penanganan
keputihan, ibu mampu mengulang penjelasan bidan, ibu bersedia untuk tetap menjaga
kebersihan daerah kewanitaannya dan ibu bersedia kontrol ulang sesuai anjuran.
Evaluasi data perkembangan kunjungan rumah pada tanggal 12 April 2015, pasien
mengatakan keputihan berkurang, tidak berbau, tidak terasa gatal, berwarna putih, dan
rutin minum obat dari dokter. Kunjungan ulang di poli kandungan tanggal 20 April
2015, ibu mengatakan keputihannya sudah sembuh dan menganjurkan ibu untuk segera
datang ke tenaga kesehatan bila ada keluhan atau sesuai jadwal kunjungan ANC.
Langkah terakhir keaktifan dari rencana asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
dalam masalah dan diagnosa.
Pada evaluasi kasus keputihan di harapkan dalam waktu 14 hari keputihan sudah
berkurang, tidak ada infeksi lanjut, ibu merasa tidak cemas dan merasa nyaman.
Sehingga dalam langkah ini antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.
SIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. I G III P10011 UK 22
minggu dengan keputihan dilakukan pada tanggal 06 April 2015 maka dari asuhan
kebidanan yang penulis kaji, penulis menyimpulkan melakukan pengkajian secara
menyeluruh sehingga dapat menyimpulkan data yang benar dengan teknik wawancara
dan observasi. Pada data subyektif ibu mengatakan mengalami keputihan sejak 1
minggu ini sering keluar lendir kental berlebihan, berwarna putih keruh, berbau dan
merasa gatal.. Pada data obyektif, dari pemeriksaan tanda-tanda vital , TD 110/70
mmHg, suhu 36,70C, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit. Saat pemeriksaan genetalia
mengeluarkan lendir kental, menggumpal dan berwarna putih keruh. Menentukan
identifikasi diagnose masalah pada Ny. I G III P10011 UK 22 minggu dengan keputihan.
Merencanakan asuhan kebidanan. Melakukan asuhan kebidanan yang telah
direncanakan. Mengevaluasi tindakan yang telah direncanakan. Pada kasus ini juga
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Dan akhirnya semoga studi kasus ini
bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
REKOMENDASI
1.
Bagi Pasien
Pasien diharapkan setelah ini bisa lebih mengerti tentang kesehatan reproduksi
saat hamil dan mengenali adanya tanda-tanda infeksi khususnya pada daerah
kewanitaannya. Pasien mempunyai hak untuk menanyakan sejelas-jelasnya tentang
hal-hal yang berhubungan dengan keadaan keputihan yang dialaminya sekarang
kepada tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
2.
Bagi peneliti selanjutnya
Dapat mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah dan
mencari pemecahan masalah tersebut, serta memberikan pelayanan bermutu dan
sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan keputihan.
Alamat Correspondensi :
Nama
: Ferlyna Sri Ayu
Alamat
: JL. Pandan RT. 005 RW. 006Ds. Sumberkedawung Kec. Leces Kab.
Probolinggo
Email
: [email protected]
Telepon
: 081336693887
Download