MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADAMATERI BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA KARTU POSITIF NEGATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT DI KELAS IV SD NEGERI 47/I MUARA TEMBESI DESI MARLINA ABSTRAK Latar belakang masalah ini yaitu proses pembelajaran yang kurang efektif pada kegiatan matematika dikelas IV SD 47/I Muara Tembesi telah berdampak pada aktivitas dan hasil belajar siswa yang belum memuaskan. Siswa cendrung monoton, kurang percaya diri atau berani untuk menyampaikan pendapat didalam proses pembelajaran hal ini disebabkan pemilihan model yang kurang sesuai diterapkan pada proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif dengan model pembelajaran kooperatif TGT dikelas IV Sd No 47/I Muara Tembesi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada setiap siklus dilakukan perencanaan pelaksanaan observasi dan evaluasi serta refleksi. Jumlah siswa pada penelitian ini berjumlah 18 orang siswa yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Dari hasil penelitian yang dapat dilakukan pada setiap siklus, adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas dan hasil belajar secara klasikal. Dilihat dari siklus kesiklus, pada sikuls pertama persentase aktivitas siswa mencapai 56 % dan hasil belajar siswa yang tuntas 33 %, pada siklus kedua aktivitas siswa mencapai 63 % dan hasil belajar siswa yang tuntas 60 %, pada siklus ketiga aktivitas siswa mencapai 83 % dan hasil belajar mencapai 100 %. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dikelas IV SD NO 47/I Muara Tembesi. Disarankan kepada guru-guru agar dapat memberikan pemahaman atau petunjuk yang jelas kepada siswa atau kelompok tentang langkah model pembalajaran yang dipergunakan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa atau kelompok akan mudah mengikuti proses pembelajara. Berikan motivasi yang secukupnya kepada siswa secara individu atau kelompok dengan memberikan penghargaan dan model TGT ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, Media Kartu Positif Negatif Model Pembelajaran TGT, Pembelajaran Matematika. PENDAHULUAN .Konsep dipergunakan secara nasional diperuntukkan bagi siswa pada tahap tingkat pendidikan yang berisikan pokok-pokok pembelajaran yang harus dikembangkan lebih lanjut oleh sekolah masing-masing. Di SD negeri 47/I Rantau Kapas Mudo, dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika siswa cenderung bersifat pasif hanya beberapa siswa saja yang hanya turut aktif dalam proses pembelajaran semantara siswa yang lain hanya mendengarkan dan menerima apa yang disampaikan guru dan ada juga beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan materi. Pada saat proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran yang cocok, dalam menjelaskan materi hanya sebagian siswa yang dapat mengerti apa yang mereka pelajari, karena media yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang menarik minat siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat jelas pada saat guru mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai materi pembelajaran, hanya sebagian siswa yang hanya dapat menjawab pertanyaaan yang diberikan guru. Guru hanya menjelaskan materi yang telah disiapkan dan memberikan soal latihan yang bersifat rutin dan proses pembelajaran mendominasi guru dibandingkan siswa. Sehingga kurangnya aktivitas pembelajaran yang efektif yang melibatkan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, hal ini dapat terlihat dari hasil belajar siswa yang relatife rendah. Dari analisis dapat ditemukan penyebab belum optimalnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika dikelas IV SD Negeri 47/I Rantau Kapas Mudo khususnya materi bilangan bulat antara lain: (1) siswa hanya menerima pelajaran yang disampaikan guru, (2) kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, (3) media yang digunakan kurang menarik minat siswa untuk turut aktif, (4) kurang efektifnya model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dari masalah yang dijelaskan di atas, ada pun masalah yang ditetapkan peneliti adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Sebagai gambaran tentang hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang relatife rendah khususnya materi bilangan bulat, hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa masih dibawah KKM sedangkan standar minimalnya yaitu 70 terlihat bahwa 18 orang siswa terdapat 12 orang yang tidak mencapai KKM. Dengan demikian tugas guru adalah sebagai dinamisator dan fasilitator dalam proses pembelajaran di sekolah, baik penguasaan kelas, penguasaan materi, menarik minat siswa untuk belajar, penguasaan metode dan model pembelajaran serta meningkatkan aktivitas siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran matematika merupakan salah satu masalah pembelajaran di Indonesia. Pada dasarnya, salah satu masalah yang dialami oleh sebagian besar guru matematika adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini disebabkan oleh pandangan-pandangan negatif siswa terhadap matematika yang sering menghambat kemampuan komunikasi matematis mereka, sehingga aktivitas dalam pembelajaran pun sangat kurang. Dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah materi bilangan bulat kemampuan itu harus dikuasai siswa sebagai bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya. Guru pun dalam menjelaskan materi terkadang hanya menjelaskan dengan menuliskan materi saja di papan tulis. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dikelas IV SD Negeri 47/I Rantau Kapas Mudo diperlukan upaya pengembangan dengan menggunakan media pembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk beraktivitas, salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk siswa SD khususnya materi bilangan bulat adalah dengan menggunakan media kartu positif negatif yang dapat membantu siswa untuk memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat karena dengan alat yang sederhana ini siswa dapat mempraktekkan langsung secara konkrit, serta memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi khususnya materi bilangan bulat untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Setelah mempelajari berbagai model pembelajaran yang memungkinkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa seperti yang disebutkan diatas adalah dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) sebagai strategi yang efektif. Berdasarkan masalah diatas peneliti akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model Teams Game Tournament. Berdasarkan latar belakang sebagai mana yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti memilih judul “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa pada Materi Bilangan Bulat Menggunakan Media Kartu Positif Negatif dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Game Tournament di kelas IV SD Negeri 47/I Muara Tembesi.” Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat menggunakan media kartu positif negatif dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament di kelas IV SD Negeri 47/I Muara Tembesi?”. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dikelas IV SD Negeri 47/I Muara Tembesi untuk mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat. Pada penelitian tindakan kelas ini, prosedur penelitian meliputi empat komponen yaitu perencananaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun indikator yang diobservasi untuk aktivitas guru adalah: Lembar Observasi Guru No Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. Memberikan apersepsi. Pemberian motivasi. Menjelaskan tujaun pembelajaran Menyampaikan materi pembelajaran Penjelasan atau petunjuk guru dalam mendemonstrasikan penggunaan kartu positif negative. Guru memberikan petunjuk mengenai pembelajaran TGT. 1 6. 7. Skor 2 3 4 8. 9. 10. 11. 12. 13. Bimbingan guru dalam kelompok Pemberian kuis atau pertanyaan yang diberikan guru sesuai dengan tujuan pembelajaran. Memberikan penghargaan kepada individu atau kelompok. Kemampuan mengevaluasi. Menyimpulkan materi pembelajaran. Umpan balik. Menutup pembelajaran Jumlah Presentase Pada lembar observasi guru di atas, skor yang diberikan pada setiap aspek penilaian berdasarkan Kriteria yang telah ditentukan, hal tersebut dapat dilihat dihalaman lampiran. Jenis data Data kuantitatif, berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa yang dilakukan diakhir siklus. Data kualitatif, berupa hasil observasi yang diperoleh dari lembar observasi yang dilakukan selama proses belajar yang menyangkut aktivitas siswa. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi dan tes hasil belajar siswa di kelas IV 47/I Muara Tembesi. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan lembar observasi dan lembar tes. Observasi yang dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, dan tes diambil berupa tes tertulis siswa yaitu evaluasi dan lembar kerja siswa dalam bentuk isian selama proses pembelajaran dan diolah setelah selesai pertemuan. HASIL PENELITIAN Kegiatan penelitian ini diawali dengan kegiatan persiapan yang disiapkan oleh penulis bersama guru kolaborator sesuai dengan langkah-langkah tindakan yang dirancang, setelah penerapan tindakan, hasil analisis digunakan untuk merevisi tindakan berikutnya yang telah direncanakan peneliti bersama guru kolaborator. Hasil Penelitian Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan yang dilakukan peneliti dan guru kolaborator mempersiapkan berbagai hal yang meliputi : 1. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. Standar kompetensi : menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat Kompetensi dasar : mengurutkan bilangan bulat Indikator : a. Mengenal bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari b. Membaca dan menulis lambang bilangan bulat c. Menentukan letak bilangan bulat dalam garis bilangan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. d. Membandingkan dua bilangan e. Mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari yang terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya Membuat scenario pembelajaran yang mengacu pada penerapan model TGT. Mempersiapkan RPP yang mengacu pada model TGT. Menetapkan materi bahan ajar. Membuat lembar kerja siswa (LKS). Membuat instrument penilaian team dan kelompok. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Membuat alat evaluasi, soal tes, dan soal-soal TGT berupa tes ulangan akhir siklus I perindividu untuk mengetahui respond an hasil unjuk kerja siswa pada siklus I.. Membuat media pembelajaran kartu positif negatif. Pelaksanaan Tindakan Pelaksaan penerapan tindakan pada materi bilangan bulat dengan menggunakan model pembelajaran Team Game Tournament sesuai dengan skenario pembelajaran sebagai berikut : Implementasi tindakan atau kegiatan inti pada siklus I meliputi : a. Kegiatan Awal 1. Apersepsi Guru mengajak siswa menggingat kembali pelajaran yang telah dipelajari untuk dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. 2. Motivasi Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya mempelajari materi bilangan bulat terutama dalam kehidupan sehari-hari dimana jika mengalami kerugian dilambangkan dengan bilangan bulat negatif dan jika mengalami keuntungan dilambangkan dengan bilangan bulat positif. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai b. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan penggunaan kartu positif negatif. b. Siswa dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5 orang anngota kelompok, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kartu positif negatif dengan jumlah yang sama. Pembagian kelompok dilakukan secara acak Elaborasi a. Guru memberikan tugas LKS mengenai bilangan bulat dalam kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu dapat menjelaskan atau mengajarkan kepada anggota lain dalam satu kelompok, siswa saling bekerjasama sampai semua anggota kelompok mengerti, ditahap ini pengetahuan siswa dapat diterapkan seluruhnya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, siswa menggunakan kartu positif negatif untuk menyelesaikan tugas bersama-sama dalam kelompok, tugas guru ditahap ini adalah membimbing siswa apabila mengalami kesulitan b. Guru melakukan game, game terdiri atas pertanyaan yang diperoleh dari pelaksanaan kerja kelompok dengan menggunakan kartu positif negative. c. Guru menempatkan para siswa kedalam 4 meja turnamen yang telah disediakan, dan melakukan turnamen dengan anggota dari kelompok berbeda dalam satu meja. Konfirmasi a. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran kepada siswa secara individu atau kelompok yang meraih prestasi tinggi diberi penghargaan berupa ucapan selamat dan tepuk tangan dari teman-teman. Kegiatan Akhir a. Kesimpulan, dengan bimbingan guru siswa menyimpukan materi pelajaran yang telah dipelajari. b. Umpan balik, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari guru mengadakan tanya jawab. c. Tindak lanjut, guru memberikan PR atau latihan, menjelaskan materi pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan tindak lanjut yang telah dilaksanakan peneliti, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan awal yang terdiri dari apersepsi, dimana guru pada kegiatan ini meninjau kembali materi bilangan bulat dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari, pada kegiatan ini tapi hanya beberapa siswa turut aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu juga guru melakukan kegiatan motivasi yaitu menyampaikan manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti peneliti melaksanakan kegiatan eksplorasi guru menyampaikan materi bilangan bulat dan terjadi aktivitas tanya jawab, selanjutnya guru melaksanakan kegiatan elaborasi, pada kegiatan ini siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dari guru, dalam kegiatan ini hanya sebagian siswa yang turut aktif dalam berdiskusi, kemudian melakukan game yang terdiri dari pertanyaan yang telah didiskusikan, tapi masih banyak siswa yang belum berani dalam melakukan game, dan dilanjutkan dengan turnamen, siswa masih belum terbiasa melakukan game. Pada kegiatan akhir guru melakukan kesimpulan, siswa pun ikut berpartisipasi dalam menyimpulkan materi, pada umpan balik siswa siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari guru, pada tindak lanjut guru memberikan PR. Hasil Observasi dan Evaluasi a. Observasi Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa aktivitas yang dilakukan guru disiklus I selama kegiatan pembelajaran berlangsung, secara keseluruhan persentase aktivitas yang dilakukan guru adalah 67% dikatagorikan cukup. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, terlihat aktivitas siswa belum mencapai kriteria yang ingin dicapai. Dimana terlihat aktivitas siswa dalam hubungan kerjasama dalam kelompok hanya mencapai 59%, aktif dalam menjawab pertanyaan 54%. Siswa yang mampu beraktivitas baru 57% dan siswa yang berani dalam game turnamen yaitu 48%.Jadi total aktivitas siswa secara keseluruhan adalah 57 % dikategorikan kurang. b. Evaluasi Pada akhir siklus dilakukan evaluasi dengan tes guna mengetahui tingkat penguasaan konsep atau materi yang telah dipelajari pada satu siklus secara akurat dapat dilihat pada tabel berikut : Berdasarkan tabel di dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan hasil belajar dalam kategori cukup, kurang, sangat kurang atau tidak mencapai standar KKM, jika di persentasekan hanya 33% siswa yang tuntas. Maka tindakan untuk masalah tersebut akan dilaksanakan pada siklus II. Hasil skor yang diperoleh oleh masing-masing kelompok dapat dilihat pada table sebagai berikut : Dari hasil perolehan skor tiap kelompok pada siklus I, dapat dilihat perolehan skor belum maksimal, dimana belum ada tim yanag bisa dijuluki super team dan great team. Refleksi dan Revisi Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I dengan menerapkan model TGT diperoleh beberapa kelemahan sebagai berikut : 1. Siswa kurang memahami materi yang dijelaskan guru, maka perlu perbaikan disiklus II dalam hal ini guru lebih memberikan penjelasan yang disertai dengan penanaman konsep sebaik-baiknya. 2. Siswa belum beraktivitas dengan baik dalam berdiskusi, maka perlu perbaikab disiklus II dalam hal ini guru lebih meningkatkan pengawasan pada setiap kelompok agar siswa termotivasi untuk ikut serta dalam kelompok. 3. Siswa belum aktif dalam memberikan pertayaan atau merespon dalam belajar, maka perlu perbaikan disiklus II dalam hal ini guru memberikan keleluasaan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, dan membuat siswa belajar dengan rileks. 4. Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan, serta perbaikan dalam game turnamen maka perlu perbaikan disiklus II dalam hal ini guru lebih mengawasi dalam game turnamen. Hasil Penilaian Siklus II Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I yang sebelumnya telah dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II ini. Siklus II direncanakan dan dipersiapkan lebih baik lagi dari siklus sebelumnya karena pada siklus ini merupakan upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang lebih baik lagi darisiklus sebelumnya . Perencanaan Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan Pada tahap perencanaan yang dilakukan peneliti dan guru kolaborator mempersiapkan berbagai hal yang meliputi : 1. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. 2. Membuat skenario pembelajaran yang mengacu pada penerapan model TGT. 3. Mempersiapkan RPP yang mengacu pada model TGT. 4. Menetapkan materi bahan ajar. 5. Membuat lembar kerja siswa (LKS). 6. Membuat instrument penilaian team dan kelompok. 7. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa. 8. Membuat alat evaluasi, soal tes, dan soal-soal TGT berupa tes ulangan akhir siklus I perindividu untuk mengetahui respon dan hasil unjuk kerja siswa pada siklus I.. 9. Membuat media pembelajaran kartu positif negatif. Pelaksanaan Tindakan Pelaksaan penerapan tindakan pada materi bilangan bulat siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Team Game Tournament, perbaikan dilakukan pada kegitan inti sesuai dengan skenario pembelajaran sebagai berikut : Implementasi tindakan atau kegiatan inti pada siklus II meliputi : a. Kegiatan Awal 1. Apersepsi Sebelum memulai pelajaran guru mengajak siswa menggingat kembali pelajaran yang telah dipelajari dan memberikan pertanyaan tantang materi bilangan bulat pada minggu lalu untuk dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari pada materi menjumlahkan bilangan bulat.. 2. Motivasi Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan manfaat yang akan diperoleh siswa melalui pembelajaran matematika yaitu manjumlahkan bilangan bulat siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maisalnya siswa disuruh belanja oleh ibu ternyata harga barang yang dibelikan lebih kecil dibandingkan unag yang diberikan ibu. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai b. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan penggunaan kartu positif negatif guru lebih memberikan penjelasan yang disertai dengan penanaman konsep sebaikbaiknya. b. Siswa dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5 orang anngota kelompok, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kartu positif negatif dengan jumlah yang sama. Pembagian kelompok dilakukan menurut jenis kelamin. Elaborasi a. Guru memberikan tugas LKS mengenai bilangan bulat dalam kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu dapat menjelaskan atau mengajarkan kepada anggota lain dalam satu kelompok, siswa saling bekerjasama sampai semua anggota kelompok mengerti, ditahap ini pengetahuan siswa dapat diterapkan seluruhnya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, siswa menggunakan kartu positif negative untuk menyelesaikan tugas bersama-sama dalam kelompok, tugas guru ditahap ini adlah membimbing siswa apabila mengalami kesulitan, guru lebih meningkatkan pengawasan pada setiap kelompok agar siswa termotivasi untuk ikut serta dalam kelompok. b. Guru melakukan game yang terdiri atas pertanyaan yang diperoleh dari pelaksanaan kerja kelompok dengan menggunakan kartu positif negatif, guru memberikan keleluasaan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan, dan membuat siswa belajar dengan rileks. c. Guru menempatkan para siswa kedalam 4 meja turnamen yang telah disediakan, dan melakukan turnamen dengan anggota dari kelompok berbeda dalam satu meja. Konfirmasi Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran kepada siswa secara individu atau kelompok yang meraih prestasi tinggi diberi penghargaan berupa alat tulis. Kegiatan Akhir a. Kesimpulan, dengan bimbingan guru siswa menyimpukan materi pelajaran yang telah dipelajari. b. Umpan balik, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari guru mengadakan tanya jawab. c. Tindak lanjut, guru memberikan PR atau latihan, menjelaskan materi pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan pelaksanaan yang telah dilaksanakan peneliti, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan awal yang terdiri dari apersepsi, dimana guru pada kegiatan ini meninjau kembali materi bilangan bulat dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari dan mengaitkannya dneagn kompetensi menjumlahkan bilangan bulat, pada kegiatan ini sebagian besar siswa sudah turut aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu juga guru melakukan kegiatan motivasi yaitu menyampaikan manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari dan mengatakan bagi siswa atau kelompok yang bagus akan mendapatkan hadiah, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti peneliti melaksanakan kegiatan eksplorasi guru menyampaikan materi bilangan bulat dan terjadi aktivitas tanya jawab, selanjutnya guru melaksanakan kegiatan elaborasi, pada kegiatan ini siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dari guru, dalam kegiatan ini hanya sebagian siswa yang turut aktif dalam berdiskusi, kemudian melakukan game yang terdiri dari pertanyaan yang telah didiskusikan, tapi masih banyak siswa yang belum berani dalam melakukan game, dan dilanjutkan dengan turnamen, siswa mulai terbiasa melakukan game. Pada kegiatan akhir guru melakukan kesimpulan, siswa pun ikut berpartisipasi dalam menyimpulkan materi, pada umpan balik siswa mulai aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari guru, pada tindak lanjut guru memberikan PR. Hasil Observasi dan Evaluasi a. Observasi Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas yang dilakukan guru disiklus I selama kegiatan pembelajaran berlangsung, secara keseluruhan persentase aktivitas yang dilakukan guru adalah 85% dikatagorikan sangat baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II adalah sebagai berikut : Dari hasil observasi pada siklus II diatas, telihat aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, siswa yang memahami materi sebanyak 72%. Siswa yang menunjukan aktivitas dalam kelompok baru 69 %. Siswa yang melakukan kerjasama dalam kelompok yaitu 67 %. Kemudian aktif dalam menjawab pertanyaan 69 %. Siswa yang mampu beraktivitas baru 59 % dan siswa yang berani dalam game turnamen yaitu 63 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan disiklus II dikategorikan cukup. b. Evaluasi Pada akhir siklus dilakukan evaluasi dengan tes guna mengetahui tingkat penguasaan konsep atau materi yang telah dipelajari pada satu siklus secara akurat dapat dilihat pada tabel berikut : Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan hasil belajar dalam kategori cukup, kurang, sangat kurang atau tidak mencapai standar KKM sebanyak 6 orang, jika di persentasekan hanya 33 % siswa yang belum tuntas. Siswa yang tuntas dapat dilihat peningkatannya pada siklus pertama. Dan akan ditingkatkan lagi pada siklus ke III. Hasil skor perolehan oleh masing-masing kelompok dapat dilihat pada. Dari hasil perolehan skor tiap kelompok pada siklus II, dapat dilihat perolehan skor tertinggi diperoleh oleh kelompok durian dengan perolehan skor rata-rata sebesar 47,5. Sedangkan skor terendah adalah kelompok rambutan dengan skor 40. Refleksi dan Revisi Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada siklus II diperoleh beberapa kelemahan sebagai berikut : a. Beberapa siswa masih kurang memahami materi yang dijelaskan guru maka perlu perbaikan disiklus III dalam hal ini guru lebih membuat penyampaian materi sebaik-baik mungkin. b. Beberapa siswa belum aktif memberikan pertanyaan atau tanggapan maka perlu perbaikan disiklus III dalam hal ini guru memberikan pengawasan memberi peluang untuk setiap siswa untuk bertanya tanpa ada paksaan. c. Beberapa siswa belum aktif menjawab dan keberanian dalam game turnamen belum maksimal, maka diperlukan perbaikan disiklus III dalam hal ini guru memotivasi siswa dengan memberikan penjelasan bahwa di dalam game turnamen akan diberikan hadiah bagi siswa yang mendapatkan poin / skor tertinggi. Hasil Penelitian Siklus III Siklus III merupakan perbaikan dari siklus II yang sebelumnya telah dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan pada siklus II diperbaiki pada siklus III ini. Siklus III direncanakan direncanakan lebih baik lagi dan semaksimal mungkin dari siklus sebelumnya karena pada siklus ini merupakan upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang lebih baik lagi dari siklus sebelumnya. Perencanaan pada siklus III dengan melihat refleksi pada siklus II, sehingga dapat berjalan lebih baik lagi. Penelitian siklus III dilakukan pada tanggal 8, 9 dan 10 November 2012 selama 6 jam pelajaran. Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis dan refleksi. Pada tahap perencanaan yang dilakukan peneliti dan guru kolaborator mempersiapkan berbagai hal yang meliputi : 1. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. 2. Membuat skenario pembelajaran yang mengacu pada penerapan model TGT. 3. Mempersiapkan RPP yang mengacu pada model TGT 4. Menetapkan materi bahan ajar. 5. Membuat lembar kerja siswa (LKS). 6. Membuat instrument penilaian team dan kelompok. 7. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa. 8. Membuat alat evaluasi, soal tes, dan soal-soal TGT berupa tes ulangan akhir siklus II perindividu untuk mengetahui respond an hasil untuk kerja siswa pada siklus III. 9. Membuat media pembelajaran kartu positif negatif. Pelaksanaan Tindakan Pelaksaan penerapan tindakan pada siklus III materi bilangan bulat dengan menggunakan model pembelajaran Team Game Tournament sesuai dengan skenario pembelajaran sebagai berikut : Implementasi tindakan atau kegiatan inti pada siklus III meliputi : a. Kegiatan Awal 1. Apersepsi Sebelum memulai pelajaran guru mengajak siswa menggingat kembali pelajaran yang telah dipelajari untuk dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari. 2. Motivasi Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan manfaat yang akan diperoleh siswa melalui pembelajaran matematika yaitu manjumlahkan bilangan bulat siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maisalnya siswa disuruh belanja oleh ibu ternyata harga barang yang dibelikan lebih kecil dibandingkan unag yang diberikan ibu. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai b. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan penggunaan kartu positif negatif. b. Siswa dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5 orang anngota kelompok, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kartu positif negatif dengan jumlah yang sama. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan prestasi. Elaborasi a. Guru memberikan tugas LKS mengenai bilangan bulat dalam kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu dapat menjelaskan atau mengajarkan kepada anggota lain dalam satu kelompok, siswa saling bekerjasama sampai semua anggota kelompok mengerti, ditahap ini pengetahuan siswa dapat diterapkan seluruhnya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, siswa menggunakan kartu positif negative untuk menyelesaikan tugas bersama-sama dalam kelompok, tugas guru ditahap ini adalah membimbing siswa apabila mengalamikesulitan b. Guru melakukan game yang terdiri atas pertanyaan yang diperoleh dari pelaksanaan kerja kelompok dengan menggunakan kartu positif negatif. Guru menempatkan para siswa kedalam 4 meja turnamen yang telah disediakan, dan melakukan turnamen dengan anggota dari kelompok berbeda dalam satu meja. Konfirmasi Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran kepada siswa secara individu atau kelompok yang meraih prestasi tinggi diberi penghargaan berupa alat tulis dan piagam penghargaan. Kegiatan Akhir Kesimpulan, dengan bimbingan guru siswa menyimpukan materi pelajaran yang telah dipelajari. Umpan balik, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari guru mengadakan tanya jawab. Tindak lanjut, guru memberikan PR atau latihan, menjelaskan materi pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan pelaksanaan yang telah dilaksanakan peneliti, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan awal yang terdiri dari apersepsi, dimana guru pada kegiatan ini meninjau kembali materi bilangan bulat dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari dan mengaitkannya dneagn kompetensi menjumlahkan bilangan bulat, pada kegiatan ini sebagian besar siswa sudah turut aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu juga guru melakukan kegiatan motivasi yaitu menyampaikan manfaat dari pembelajaran yang akan dipelajari dan mengatakan bagi siswa atau kelompok yang bagus akan mendapatkan hadiah, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti peneliti melaksanakan kegiatan eksplorasi guru menyampaikan materi bilangan bulat dan terjadi aktivitas tanya jawab,selanjutnya guru melaksanakan kegiatan elaborasi, pada kegiatan ini siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dari guru, dalam kegiatan ini hanya sebagian siswa yang turut aktif dalam berdiskusi, kemudian melakukan game yang terdiri dari pertanyaan yang telah didiskusikan, tapi masih banyak siswa yang belum berani dalam melakukan game, dan dilanjutkan dengan turnamen, siswa mulai terbiasa melakukan game. Pada kegiatan akhir guru melakukan kesimpulan, siswa pun ikut berpartisipasi dalam menyimpulkan materi, pada umpan balik siswa mulai aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari guru, pada tindak lanjut guru memberikan PR Hasil Observasi dan Evaluasi a. Observasi Hasil observasi pada siklus III, dapat disimpulkan pada tabel berikut ini : Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa aktivitas yang dilakukan guru disiklus I selama kegiatan pembelajaran berlangsung, secara keseluruhan persentase aktivitas yang dilakukan guru adalah 94% dikatagorikan sangat baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II adalah sebagai berikut : Dari hasil observasi pada siklus III diatas, telihat aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, siswa yang memahami materi sebanyak 83%. Siswa yang menunjukan aktivitas dalam kelompok baru 81 %. Siswa yang melakukan kerjasama dalam kelompok yaitu 85 %. Kemudian aktif dalam menjawab pertanyaan 81 %. Siswa yang mampu beraktivitas baru 81 % dan siswa yang berani dalam game turnamen yaitu 81 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan disiklus III.Dapat dilihat hampir seluruh siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dari siklus sebelumnya. b. Evaluasi Pada akhir siklus dilakukan evaluasi dengan tes guna mengetahui tingkat penguasaan konsep atau materi yang telah dipelajari pada satu siklus secara akurat dapat dilihat pada tabel berikut : Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan hasil belajar yang telah mencapai KKM dimana keberhasilan siswa lebih dari 70% siswa yang tuntas. Pada siklus III ini jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 orang siswa, maka disiklus III terjadi peningkatan dari siklus I sampai II. Hasil perolehan skor masing-masing kelompok dapat dilihat pada : Dari hasil perolehan skor tiap kelompok pada siklus III, skor tertinggi diperoleh oleh kelompok durian dengan perolehan skor rata-rata 47,5. Refleksi dan Revisi Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran TGT pada siklus III dapat dinyatakan berhasil. Keberhasilan ini ditunjukkan oleh indicator sebagai berikut : a. siswa merasa senang dan bersemangat selama proses belajar berlangsung dengan diterapkannya model TGT. b. Siswa merasa terbiasa dengan menggunakan model TGT. c. Siswa lebih dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan menggunakan media kartu positif negatif khususnya materi bilanagan bulat. d. Tingkat aktivitas siswa didalam diskusi kelompok meningkat dengan kategori baik. e. Tingkat aktivitas siswa dalam berkompetisi didalam game turnamen juga meningkat dengan melihat perolehan skor yang diraih siswa baik secara individu atau secara kelompok. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam III siklus terlihat adanya peningkatan baik aktivitas guru maupun aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelaksanaan penelitian ini. Peningkatan-peningkatan yang terjadi antar siklus dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Rekapitulasi Aktivitas Guru dari Siklus I – III No Kegiatan Rata- rata dalam pertemuan I II III 1. Memberrikan apesepsi. 8 11 12 2. Pemberian motivasi. 8 9 12 3. Pemberian acuan. 9 9 12 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 9 12 12 5. Penggunaan media pembelajaran. 9 11 12 6. Pengelolaan kelas. 6 10 12 7. Persiapan guru dalam melakukan game 8 10 9 8. Bimbingan guru terhadap kelompok. 7 12 11 9. Pemberian kuis atau pertanyaan yang 7 9 12 diberikan guru sesuai dengan tujuan pembelajaran 10. Memberikan penghargaan kepada 6 9 12 kelompok atau individu. 11. Menyimpulkan materi pembelajaran 9 12 11 12. Umpan balik. 9 9 11 13. Menutup pembelajaran 9 9 9 Persentase ketuntasan (%) 67 % 85 % 94 % Kategori Cukup Sangat Sangat baik baik Dari tabel di atas berdasarkan hasil pengamatan dari siklus I sampai ke siklus III dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan terhadap aktivitas guru dari siklus I sampai siklus III. Table Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa dari Siklus I –III Rata-rata % Rata-rata % Rata-rata % hasil siklus hasil siklus No Aspek yang diamati hasil siklus I II III 1. Siswa yang memperhatikan 67 70 83 atau mendengarkan penjelasan guru 2. Keaktifan siswa berdiskusi 60 69 83 dalam kelompok 3. Hubungan kerjasama dalam 56 65 85 kelompok 4. Aktif dalam menjawab 52 63 8 pertanyaan 5. Aktif memberikan pertanyaan 56 56 85 atau tanggapan 6. Keberanian siswa dalam game 56 54 81 turnamen Jumlah 339 377 500 Rata – rata 57 % 66,5 % 82 % Kategori Kurang Cukup Sangat baik Dari tabel di atas berdasrkan hasil pengamatan dari siklus I sampai siklus III dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan terhadap aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus ke III. Selanjutnya untuk melihat tingkat keberhasilan tindakan hasil belajar siklus I, II dan III dapat dilihat pada tabel berikut : Table Rekapitulasi Hasil Belajar adalah sebagai berikut : Persentase Jumlah No Siklus Nilai ketuntasan (%) siswa klasikal 1. Siklus I 70 -100 6 33,3 % 2. Siklus II 70 -100 12 67 % 3. Siklus III 70 -100 18 100 % Dari tabel di atas berarti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kela IV SDN NO 47/I Muara Tembesi. Dari tabel diatas penelitian yang dilkukan selama tiga siklus ini dapat dilihat terjadinya peningkatan antar siklus dan melakukan tindakan pada masing-masing siklus sesuai temuan permasalahan pada setiap siklus serta sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Kendala-kendala yang ditemui pada siklus I adalah siswa yang kurang memahami materi yang dijelaskan guru. Siswa belum beraktivitas dengan baik dalam kelompok. Aktivitas siswa dalam game dan turnamen. Tindakan yang dilakukan untuk perbaikan masalah yang ada pada siklus I yaitu dengan melakukan persiapan, strategi baru untuk hasil belajar yang lebih efektif lagi pada siklus II, yaitu dengan melakukan setting pada pembagian kelompok, menjelaskan materi secara efektif dengan menggunakan media serta melibatkan siswa secara langsung, membuat suasana game lebih menyenangkan lagi, perhatian lebih pada kelompok dan memberi motivasi kepada siswa dengan membarikan hadiah atau penghargaan. Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:23) proses aktivitas harus melibatatkan seluruh psikopis peserta didik, baik jasmaniah maupun rohaniah sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif maupun psikomotor dan aktivitas dalam belajar dapat memberi nilai tambah.. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran matematika dengan model TGT dapat dipertahankan karena dapat meningkatka aktivitas dan hasil belajar siswa, serta membuat siswa bersemangat untuk belajar mengingat didalam model ini terdapat game, serta membantu siswa dalam memahami pelajaran. Yaitu guna meningkatakn aktivitas dan hasil belajar siswa guru menerapkan model pembelajaran TGT. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran team game tournament perlu persiapan yang matang yaitu guru mempersiapkan tandatanda meja kelompok, guru harus mempersiapakan strategi pelaksanaan game yang akan dilaksanakan serta dilanjuti pada turnamen, serta pembagian kelompok yang heterogen serta mempersiapkan soal-soal game yang akan dijawab siswa dalam berjalannya game, dan format penskoran individu dan kelompok yang dilakukan secara teliti mungkin tidak akan merugikan siswa lain, dan guru juga harus mempersisapkan hadiah untuk pemenang baik individu atau pun kelompok. Dari hasil observasi kegiatan siswa antar sisklus terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar, dapat dilihat pada siklus I hanya dengan persentase 56% dengan kategori cukup, dan hasil belajarnya dengan persentase 33% dengan kategori kurang, pada siklus II meningkat dengan persentase 63% dengan kategori sangat cukup dan hasil belajar dengan persentase 50% dengan kategori sangat cukup, pada siklus III dimana persentase aktivitas siswa 83% dengan kategori sangat baik dan hasil belajar siswa dengan persentase 100% dengan katergori sangat baik. Dari peningkatan-peningkatan aktivitas dan hasil belajar tersebut dapat dilihat yaitu rentnang antara siklus I – II yaitu terjadi peningkatan. Telah terbukti bahwa model pembelajaran koopeatif tipe team games tournament dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan bilangan bulat maka penulis menyarankan sebagai berikut : a. Guru-guru disekolah dapat menggunakan kartu positif negatif khususnya materi bilangan bulat, dengan harus memperhatikan pembagian kartu bilangan didalam kelompok mendapatkan kartu dalam jumlah yang sama, serta menggunakan model pembelajaran TGT karena dapat meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. b. Sekolah dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan sekolah. DAFTAR RUJUKAN Aqib, Zainal, 2010. Profesionslisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya : Intan Cendikia. BSPN, 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas. Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Alfabeta. Hudoyo, Herman, 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang. Isjoni, 2010. Cooperatif Learning. Bandung : Alfabeta Mainar, 2010. Skripsi. Jambi : Universitas Jambi. Slavin, Robert, 2005. Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Penerbit Nusa Media. Sumiati dan Asra, 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima.