HIRARKI DAN MANAJEMEN DATA I. KEBANGKITAN ERA DATABASE Organisasi logis (logical organization) mengintegrasikan data dari beberapa lokasi fisik yang berbeda dan merupakan cara pemakai melihat data. Organisasi fisik (physical organization), sebaliknya merupakan cara computer melihat data – sebagai file – file yang terpisah. Tugas spesialis informasi adalah menyediakan organisasi logis yang diperlukan oleh pemakai dalam kendala dari organisasi fisik. I.1. Integritas logis dalam satu file Dua pendekatan memungkinkan catatan – catatan pada satu file dipilih berdasarkan karakteristiknya daripada berdasarkan kuncinya. Pendekatan ini disebut inverted file dan linked list. Keduanya membutuhkan DASD. Inverted file. Inverted file adalah suatu file yang disimpan dalam suatu urutan tertentu, tetapi suatu indeks yang menyertainya memungkinkan catatan – catatan dari file itu dipilih dalam urutan yang berbeda. Inverted file dirancang untuk memecahkan jenis masalah berupa permintaan manajer atas laporan yang mendaftarkan hanya catatan–catatan tertentu dalam suatu file. Inverted file index seperti itu, juga sering disebut indeks sekunder. Linked list. Suatu file tersendiri, yaitu salesperson link, ditambahkan pada tiap catatan dalam file master wiraniaga. Field tersebut berisi link, atau pointer, yang menghubungkan semua catatan dari setiap wiraniaga. File yang berisi link filed disebut linked list. I.2. Integritas logis antara beberapa file Link digunakan untuk saling menghubungkan catatan-catatan dalam satu file dengan catatn – catatan yang berhubungan dengan secara logis di file – file lain. Sistem GE ini dimulai, yaitu integrated data store, dan merupakan langkah maju pertama menuju satu database terintegrasi dari beberapa file. II. KONSEP DAN STRUKTUR DATABASE 1 II.1. Struktur Basis Data Struktur basis data adalah cara data diorganisasi agar pemrosesan data menjadi lebih efisien. Struktur ini kemudian diimplementasikan melalui suatu sistem manajemen basis data. Terdapat 3 struktur standar, tetapi terdapat perhatian utnuk mengembangkan struktur – struktur baru yang akan memproses data dalam jumlah yang sangat besar dengan lebih efisien. Sistem manajemen basis data (DBMS) adalah suatu aplikasi lunak yang menyimpan struktur basis data, data itu sendiri, hubungan diantara data di dalam basis data dan nama – nama deafult, dan seluruh uraian field lainnya. Inilah sebabnya mengapa basis data yang dikendalikan oleh suatu sistem manajemen basis data disebut sekumpulan data terhubung yang dapat menjelaskan dirinya sendiri (self-describing set of related data). Struktur Basis Data Hierarki Sistem manajemen basis data yang pertama, IDS (Integrated Data Store) dikembalikan oleh GE pada tahun 1964. Basis data ini dipengaruhi oleh hasil kerja standarisasi oleh Komite Bahasa Sistem Data (Commite On Data System Language-CODASYL). Komite ini memiliki anggota dari pemerintahan, industri dan akademisi sehingga standar yang diciptakan akan terbuka untuk semua pihak. CODASYL membentuk suatu Gugus Tugas Basis Data (Data Base Task Group) dan memberinya tanggung jawab untuk mengembangkan standar – standar basis data. Sistem manajemen basis data IDS mengikuti suatu struktur basis data hierarkis. Struktur hierarkis ini dibentuk oleh kelompok – kelompok data, subkelompok dan beberapa subkelompok dan beberapa subkelompok lagi; jika anda menggambar struktur ini ia akan terlihat seperti cabang – cabang dari sebuah pohon. Seperti cabang sebuah pohon, untuk mendapatkan satu record dari satu cabang ke cabang yang lainnya mengharuskan sistem manajemen basis data tersebut menavigasi kembali persimpangan umum dari cabang – cabang tersebut. Struktur hierarkis untuk basis data pada awalnya populer karena ia bekerja dengan baik pada sistem pemrosesan transaksi yang melakukan tugas – tugas seperti diatas adalah beberapa diantara operasi – operasi bisnis pertama yang dikomputerisasikan. 2 Alasan lain dibalik kepopulerannya adalah karena struktur hierarki memanfaatkan sumber daya komputer secara efisien, khususnya ketika sebagian besar record di dalam basis data akan mendapatkan tagihan, semua vendor dibayar, dan semua pesanan diproses. Untuk aplikasi – aplikasi ini, struktur hierarkis akan memanfaatkan sumber daya basis data dengan sangat efisien. Pada tahun 1960-an ketika struktur hierarkis sedang dikembangkan, sumber daya komputer sangatlah mahal. Namun ketika para manajer hanya menginginkan sedikir record terpilih saja dari sejumlah besar record di dalam basis data, struktur hierarkis menjadi tidak efisien. Hal ini karena setiap record basis data hierarkis memiliki satu field yang menunjukan pada alamat penyimpanan dari record logis berikutnya di dalam basis data. Record – record tidak harus disimpan dengan susunan fisik yang berurutan di dalam suatu alat penyimpanan. Satu pointer akan menunjukan record yang “berikutnya secara logis” (record setelahnya), dan sistem manajemen basis data akan mengambil record yang “berikutnya secara logis”. Akan tetapi, keputusan manajerial mungkin hanya membutuhkan satu record yang spesifik pesanan penjualan tertentu untuk menghadapi keluhan pelayanan dari seorang pelanggan tertentu, dan bukannya sebuah daftar yang berisi ribuan pesanan pembelian yang diterima pada hari itu. Struktur Basis Data Jaringan Struktur basis data jaringan dikembangkan untuk memungkinkan penarikan record – record tertentu. Ia memungkinkan satu record tertentu menunjukan pada semua record lainnya dalam basis data. Gugus Tugas Basis Data yang merupakan subkomite dari CODASYL mengeluarkan spesifikasinya unutk struktur basis data basis data jaringan pada tahun 1971. Struktur jaringan memecahkan permasalahan keharusan untuk menarik balik hingga kembali ke “cabang” yang menyatukan basis data. Secara konseptual, setiap record dalam basis data dapat menunjuk ke semua record di dalam basis data, ibaratnya seperti meloncat ke setiap cabang pada sebuah pohon. Akan tetapi, rentang kemungkinan koneksi yang begitu lebar ini juga merupakan kelemahan dari penerapan struktur jaringan pada masalah – masalah praktis. Mengizinkan setiap record menunjuk ke record – record yang lainnya akan terlalu kacau. Bahkan profesional sistem informasi sekalipun akan mengalami 3 kesulitan dalam mengembangkan dan menggunakan basis data dengan menggunakan struktur jaringan. Struktur Basis Data Relasional Organsasi bisnis tidak pernah secara luas menerapkan sistem manajemen basis data yang dibangun berdasarkan struktur jaringan. Namun, organisasi masih membutuhkan cara unutk mengatasi masalah – masalah manajerial dalam penggunaan basis data; yakti, meraka membutuhkancara untuk dapat fokus pad subkelompok kecil data dan hubungan dari sepotong data ke data yang lain tanpa harus melakukan navigasi melalui record data perantara dalam jumlah besar. Jika srtuktur hierarkis dan jaringan mengandalkan diri pada relasi fisik(phisical relationship) di dalam bentuk alamt – alamt penyimpanan, relasi dalam struktur basis data relasional adalah implisit. Relasi implisit (implicit relationship) dapat secara tidak lansung berasal dari data. Ketika terdapat satu field (kolom) data yang sama dalam dua tabel, maka record (baris) dari kedua tabel tersebut akan dapat digabungkan bersama tabel – tabel JURUSAN dan MATA KULIAH dengan menggunakan nilai – nilai dalam fieldsingkatan. Konsep dari suatu struktur basis data yang terdiri atas tabel – tabel dimana relasi terbentuk secara implisit dengan mencocokan nilai – nilai dalam field data yang sama, akan mudah untuk dipergunakan dan dipahami. Kemudahan penggunaan memiliki arti yang sangat penting. Ketika organisasi menjadi lebih besar “datar” (ketika telah direorganisasikan sehingga memiliki lapisan manajemen yang lebih sedikit), akan terdapat lebih banyak spesialis yang tersedia unutk mengumpulkan data dari sistem berbasis komputer dan membuat laporan bagi manajer. Para manajer dan staf profesional harus mengakses informasi secara langsung dari suatu basis data agar dapat mendukung pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Struktur mirip tabel dari sistem manajemen basis data relasion adalah sebuah format yang dapat dipahami dengan cepat oleh manajer maupun staf profesional. II.2. Konsep Basis Data Ketika pengguna memikirkan record di dalam suatu basis data, mereka secara intuitif akan merasa bahwa urut – urutran penyimpanan record di dalam 4 disk komputer. Sebuah record yang bagi pengguna, ditampilkan sebelum atau sesudah beberapa record lainnya pada kenyataanya mungkin disimpan di bagian disk yang sepenuhnya terpisah. Suatu sistem manajemen basis data dapat menampilkan data ini dalam suatu urut – urutan yang logis dan secara intuisif tepat, meskipun masing – masing record dari basis data tersebut dapat terserbar di banyak file dan terletak di seluruh penjuru ruang penyimpanan komputer. Integrasi logis record – record yang melintasi berbagai lokasi fisik ini disebut konsep basis data (datebase concept). Lokasi fisik pada media penyimpanan tidak tergantung pada persepsi pengguna akan lokasi logis. Dua sasaran utama dari konsep basis data adalah untuk meminimalkan pengulangan data dan untuk memperoleh independensi data. Pengulangan data seperti yang telah dibahas sebelumnya, ini akan membuang – buang ruang penyimpanan, memperlambat pemrosesan record dan mengundang ketidakkonsistenan data. Indenpendensi data (data independence) adalah kemampuan untuk melakukan perubahan pada struktur data tanpa melakukan perubahan pada program – program aplikasi yang memproses data. Sebagai contoh, program komputer untuk memproses pesanan pembelian adalah program yang terpisah dari data pesanan pembelian yang disimpan di dalam basis data. Independensi data tercapai dengan menempatkan spesifikasi data di dalam tabel – tabel dan kamus yang secara fisik terpisah dari program. Ukuran kode dapat ditingkatkan dari 8 menjadi 10 karakter di dalam definisi tabel tanpa memengaruhi aplikasi apa pun yang menggunakan field kode. Ketika program – program komputer melakukan akses langsung ke file – file data untuk mengambil data, mereka harus secara eksplisit menyatakan format data. Hal ini akan memerlukan kode program komputer untuk ditulis ulang jika jumlah karakter untuk kode mengalami perubahan dari 8 menjadi 10. Jika terdapat 25 aplikasi komputer yang membutuhkan akses ke field kodeI, maka seluruhnya oerlu dimodifikasi. Dengan independensi data, tidak diperlukan penulisan ulang kode komputer lagi, karena satu – datunya perubahan hanyalah pada definisi dari field tersebut di dalam basis data. Kamus data (data dictionary) mencangkup definisi – definisi dari data yang disimpan di dalam basis data dan dikendalikan oleh sistem manajemen basis data. 5 Struktur basis data yang dimuat dalam kamus data adalah kumpulan dari seluruh definisi field data, jenis data (seperti teks atau angka atau tanggal), nilai – nilai yang valid untuk data, dan karakteristik – karakteriskik lainnya akan disimpan dalam kamus data program – program aplikasi yang mempergunakan data tidak akan ikut terpengaruh. III. MENCIPTAKAN DAN MENGGUNAKAN DATABASE III.1. Membuat Database Proses pembuatan database terdiri dari tiga langkah, yaitu: 1. Menentukan kebutuhan data Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan data, yaitu: a. Pendekatan yang berorientasi pada proses Adapun langkah-langkah dalam menentukan kebutuhan data dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada proses, yaitu: Mendefinisikan masalah Mengidentifikasi keputusan yang dibutuhkan Menjabarkan kebutuhan informasi Menentukan pemrosesan yang dibutuhkan Menentukan spesifikasi kebutuhan data Pendekatan yang berorientasi pada proses ini disebut juga pemodelan yang berorientasi pada proses atau pendekatan yang 6 berorientasi pada masalah karena dimulai dengan suatu masalah baik maupun masalah yang buruk. Setelah masalah teridentifikasi, data dan pemrosesan berhubungan dengan solusi masalah tersebut akan dapat ditentukan. Kekuatan dari pendekatan ini adalah dapat mengatasi masalah dengan baik. b. Pendekatan pemodelan perusahaan Kekuatan dari pendekatan ini adalah mengambil keuntungan dari sudut padang sumber daya yang luas. Sinergi sumber daya data antara area-area bisnis juga dapat ditingkatkan. Pendekatan yang berorientasi pada proses memiliki kelemahan yaitu kesulitan dalam mengkaitkan dari suatu masalah bisnis ke data dari bisnis yang lainnya. Kelemahan ini dapat diatasi dengan menentukan seluruh kebutuhan data perusahaan dan kemudian menyimpan data tersebut dalam data base. Ini merupakan logika yang mendasari pendekatan pemodelan perusahaan. Jika perusahaan melakukan pemodelan data perusahaan, deskripsi dari seluruh data perusahaan disebut sebagai model data perusahaan. 2. Menguraikan data tersebut Pemodelan kebutuhan data perusahaan harus didukung dengan teknik-teknik pemodelan data yang bertujuan untuk menguraikan data tersebut, mengenai bagaimana tabel dihubungkan satu sama lain, dan bagaimana data diagregatkan ke dalam tabel. Teknik-teknik ini memberikan alat untuk memfasilitasi komunikasi antara pengguna dengan spesialisasi sistem informasi sehubungan dengan struktur data yang digunakan dalam suatu aplikasi sistem informasi. Terdapat dua teknik untuk menguraikan data, yaitu: a. Diagram relasi entitas Digunakan untuk menguraikan hubungan antara kumpulankumpulan data konseptual sehingga record-record-nya yang saling terhubung akan dapat digabungkan bersama. Diagram ini berhubungan dengan data di dalam entitas dan hubungan antarentitas. Ketika pengguna dan spesialis informasi mulai berkomunikasi tentang kebutuhan data untuk sistem informasi, maka hal yang dibicarakan adalah mengumpulkan field-field data yang saling berhubungan yang disebut entitas. 7 Satu entitas dapat berubah menjadi satu tabel atau beberapa tabel. Tabel merupakan hasil dari pemecahan entitas menjadi unit-unit berukuran lebih kecil yang mengikuti aturan-aturan struktur basis data. Gambar Entitas-Entitas: PERUSAHAAN KARYAWAN PRODUK Gambar Entitas dan Relasi: memperkerjakan menjual PERUSAHAAN KARYAWAN PRODUK Gambar Diagram Relasi Entitas 1 memperkerjakan M 1 PERUSAHAAN menjual M KARYAWAN PRODUK b. Diagram kelas Digunakan untuk menguraikan hubungan data maupun tindakan-tindakan yang mengoperasikan data didalam relasi. Diagram kelas merupakan salah satu dari beberapa model rancangan yang beorientasi pada oobjek. Objek adalah bongkahan konseptual dari suatu sistem informasi. Objek memiliki karakteristik lain yang bermanfaat dalam melakukan analisis serta perancangan sistem informasi. 3. Memasukan data ke dalam data base 3.2. Menggunakan Database Kita terbiasa mengakses sebuah basis data dari sebuah komputer pribadi meskipun data tersebut berada di tempat lain dalam jaringan. Metode-metode yang dipergunakan untuk mengakses basis data yang disimpan dalam suatu sistem manajemen basis data adalah formulir, laporan, dan query. 1. Laporan dan Formulir Mayoritas interaksi pengguna dengan basis data adalah melalui laporan dan formulir. Perbedaan antara laporan dan formulir terdapat pada formatnya. Formulir secara tipikal menampilkan satu record saja dalam satu waktu dan tidak memberikan ikhtisar data serta biasanya tidak melakukan agregasi data dari banyak tabel basis data. Perbedaan lainnya adalah bahwa 8 formulir dapat digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi record-record basis data. navigasi – pengguna dapat melakukan navigasi dari satu record ke record berikutnya dengan menggunakan basis navigasi yang berada di bagaian bawah formulir. akurasi – formulir akan menjalankan definisi field data yang telah ditentukan ketika basis data dibuat. Konsistensi – konsistensi adalah hal yang sangat penting ketika nilainilai field dalam satu tabel dipergunakan untuk menggabungkan record-nya ke tabel lain. Penyaringan – basis data dapat memiliki jumlah data yang luar biasanya banyak. Pengguna mungkin ingin menyaring record yang ingin dilihat dengan menggunakan formulir ini. Subformulir – entri-entri ke dalam subformulir secara otomatis akan dihubungkan dengan record formulir. Subformulir membantu menjaga keakuratan dan konsisten yang dibutuhkan dari data. Laporan adalah data teragregasi dari basis data yang diformat dengan cara yang akan membantu pengambilan keputusan. Sebelum zaman basis data, penyajian seperti ini bisa jadi sulit untuk dilakukan. Akan tetapi, kemudahan penggunaan membutuhkan pengorbanan, pengguna harus memahami bagaimaana bisis data bekerja untuk dapat membuat laporan. 2. Query Query adalah suatu permintaan terhadap basis data untuk menampilkan record-record yang dipilih. Sistem manajemen basis data biasanya memberikan antarmuka yang mudah untuk digunakan bagi para pengguna. Query pada umumnya memilih field data dalam jumlah terbatas dan kemudian membatasi record-record yang ditampilkan berdasarkan satu kumpulan kriteria tertentu. Sebagai contoh, melihat kode mata kuliah, uraian mata kuliah, dan judul proyek dari mata kuliah. Format seperti ini disebut querry-by-example, karena piranti lunak sistem manajemen basis data menyajikan satu format terstandarisasi yang kemudian dilengkapi oleh pengguna sehingga sistem tersebut dapat menghasilkan querry yang sebenarnya. Formulir dan laporan dapat menampilkan sejumlah hasil yang mengaburkan hal-hal yang sederhana ingin ditemukan oleh manajemen. Manajer dapat memanfaatkan querry-by- 9 example untuk dapat dengan cepat menenmukan data tertentu untuk memecahkan masalah. Bahasa Querry Terstruktur adalah kode yang digunakan oleh sistem manajemen basis data relasional untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan basis datanya. IV. MODEL DATABASE Data base memiliki model atau jenis yang dilihat dari proses pengorganisasian skema data databese , terbagi atas 5 model, yaitu : IV.1. Database Jaringan Konsep database yang memiliki kelompok level rendah yang dapat memiliki lebih dari satu kelompok yang lebih tinggi. Selanjutnya setiap kelompok level rendah dapat dimiliki oleh lebih dari satu record parent. IV.2. Database Relasional Database Relasional bekerja dengan menghubungkan data pada file-file yang berbeda dengan menggunakan sebuah kunci atau elemen data yang umum. IV.3. Database Hierarkis Field atau record diatur dalam kelompok-kelompok yang berhubungan, menyerupai diagram pohon, dengan level lebih rendah berada di bawah level yang lebih tinggi. IV.4. Database Multidimensial Database Multidimensial (MDA) memodelkan data sebagai fakta, dimensi, atau numerik untuk menganalisis data dalam jumlah besar, tujuannya adalah untuk mengambil keputusan. Database Multidimensial menggunakan bentuk kubus. IV.5. Database Berorientasi Objek Model ini menggunakan objek sebagai perangkat lunak yang ditulis dalam potongan kecil yang dapat digunakan kembali sebagai elemen dalam file database. Database berorientasi objek adalah sebuah database multimedia yang bisa menyimpan lebih banyak tipe data dibanding database relasional. V. PENGELOLA BATABASE Terdapat beberapa personel atau pengelola penting yang berkaitan dengan basis data. Administrator basis data memiliki tanggung jawab teknis maupun manajerial atas sumber daya basis data. Programmer basis data diminta untuk membuat kode komputer 10 pemrosesan data yang efisien. Pengguna akhir basis data adalah personel basis data penting lainnya. Melalui keputusan yang mereka buat dan jumlah data yang diambil, pengguna akhir memberikan dampak yang sangat besar pada desain, penggunaan, dan efisiensi basis data. V.1. Administrator Basis Data Spesialis informasi yang ahli dalam mengembangkan, menyediakan, dan mengamankan basis data adalah administrator basis data (database administrator – DBA). Administrasi basis data mengawasi seluruh aktivitas basis data. Administrator basis data harus memiliki keahlian manajer serta keahlian teknis yang tinggi. Administrator basis data harus memahami operasi bisnis perusahaan, karena keputusan dalam bidang operasional sebagian besar akan didorong oleh isi basis data. Mereka juga harus menguasai teknologi basis data, karena peranti keras dan peranti lunak DMBS memiliki dampak yang mendalam pada kecepatan dan kemudahan penggunaan basis data. Tugas-tugas administrator basis data dapat dibagi menjadi empat area utama: perencanaan, implementasi, operasi dan keamanan: 1. Perencanaan Basis Data DBA bekerja sama dengan manajer-manajer area bisnis dalam mendefinisikan kebutuhan data perusahaan. DBA hendaknya menjadi anggota dari setiap tim yang terlibat dengan pendekatan process-oriented atau pemodelan perusahaan dalam menentukan kebutuhan data. Selain itu, DBA memainkan peran penting dalam memilih piranti keras dan piranti lunak sistem manajemen basis data. 2. Implementasi Basis Data Terdiri atas pembuatan basis data untuk mengikuti spesifikasi dari sistem manajemen basis data yang dipilih, maupun menyiapkan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur bagi pengguna basis data. 3. Operasi Basis Data Penawaran program-program pendidikan bagi para pengguna basis data dan memberikan bantuan jika dibutuhkan. 4. Keamanan Basis Data Pengawasan aktivitas basis data dengan menggunakan angka statistik yang diberikan oleh sistem manajemen basis data. Selain itu, sistem manajemen basis data memastikan basis data tetap aman. Di dalam suatu lingkungan bisnis di mana beberapa vendor diperkenankan untuk mengakses basis data organisasi atau di mana organisasi memperkenankan pelanggan untuk mengakses sistem entri pesanan untuk menempatkan pesanan mereka, 11 keamanan basis data telah menjadi satu masalah yang sangat kompleks. Keamanan basis data bukan hanya mengenai menjaga basis data dari masuknya pengguna yang tidak berwenang, namun juga memberikan kemudahan akses bagi pengguna yang berwenang. V.2. Programmer Basis Data Memiliki spesialisasi dan seleksi tingkat tinggi dari programmer- programmer lain dan sering kali memiliki lebih banyak pengalaman serta pelatihan daripada programmer-programmer lain yang dimiliki oleh perusahaan. Salah satu alasannya adalah bahwa basis data merupakan pusat penyimpanan fakta bagi perusahaan. Jika terjadi kesalahan pemrograman di dalam basis data, maka konsekuensinya akan dapat dirasakan oleh pengguna dalam jumlah yang sangat besar. Karena alasan ini, perusahaan menginginkan para programmer basis data-nya dipilih dari personel paling ahli yang tersedia. Programmer basis data sering kali menuliskan kode untuk memecah dan/atau mengagregasikan data bagi basis data. Seorang pengguna kemudian dapat men-download data yang telah dikumpulkan secara efisien ini dari sumber daya komputer perusahaan ke komputer pribadinya. Salah satu keuntungannya adalah basis data perusahaan hanya diakses satu kali saja, dan pemrosesan basis data lebih lanjut akan terjadi hanya pada sumber daya komputasi pengguna, sehingga memberikan tingkat efisiensi yang lebih tinggi bagi penggunaan basis data. Keuntungan lainnya adalah bahwa pengguna tidak perlu mengakses sepenuhnya dari basis data perusahaan, dan karena seorang pengguna akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan kesalahan daripada seorang programmer basis data, maka basis data tersebut menjadi lebih aman. V.3. Pengguna Akhir Pengguna akhir tidak dapat diabaikan sebagai personel penting yang berinteraksi dengan basis data. Mereka membuat laporan dan formulir, memberikan query kepada basis data, dan menggunakan jawaban dari pertanyaan basis data mereka untuk pengambilan keputusan yang akan memengaruhi perusahaan dan unsur pokok lingkungannya. Piranti lunak sistem manajemen basis data telah mengalami evolusi dengan mendorong interaksi oleh para pengambil keputusan. Pengguna tidak perlu bagaimana cara membuat kode dari bahasa query terstruktur. Formulir query-byexample memungkinkan pengguna memilih beberapa pilihan dan menjalankan 12 query. Semakin mudahnya penggunaan telah menimbulkan kenaikan penggunaan oleh pengguna akhir, yang selanjutnya dapat menyebabkan meningkatnya jumlah kesalahan yang dilakukan oleh pengguna akhir. Sistem manajemen basis data membuat asumsi-asumsi mengenai apa yang diinginkan oleh pengguna pada saat mereka meng-klik melalui antarmuka basis data. Kecuali jika pengguna mengetahui asumsi-asumsi yang dibuat, data yang ditampilkan mungkin bukanlah hal yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Pengguna memerlukan pelatihan dalam sistem basis data sehingga sumber daya basis data akan dapat menjadi aset yang sebenarnya dalam pengambilan keputusan. VI. KEUNTUNGAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA (DBMS) Sistem manajemen basis data dapat bermanfaat bagi penggunanya untuk membuat sebuah basis data agar data-data tersebut dapat dipelihara isinya dan mampu menyebarkan data ke pengguna yang luas tanpa perlu harus membeli pemograman komputer yang mahal. Adapun keuntungan dari implementasi Sistem Manajemen Basis Data terdiri dari: VI.1. Mengurangi Pengulangan Data Artinya jumlah data akan dikurangi, dibandingkan dengan ketika file-file komputer disimpan secara terpisah untuk setiap kali aplikasi komputer. Data yang terduplikasi hanya terbatas pada field-field yang dibutuhkan untuk menggabungkan data dari dua tabel. Data yang sama di antara file-file, dalam suatu sistem manajemen basis data rasional digunakan untuk membentuk relasi implisit di antara data. VI.2. Mencapai Independensi Data Artinya spesifikasi data disimpan dalam basis data itu sendiri daripada di setiap program aplikasi. Perubahan-perubahan dapat dilakukan satu kali ke struktur data, tanpa meminta dilakukannya perubahan pada banyak program aplikasi yang mengakses data. VI.3. Mengambil data dan informasi dengan cepat Relasi logis dalam bahasa query terstruktur memungkinkan pengguna menarik data dalam hitungan detik atau menit dibandingkan dengan berjam-jam atau berhari-hari jika mengambil data dengan menggunakan bahasa pemograman tradisional seperti COBOL atau Java. Hal ini disebabkan program komputer dalam COBOL atau Java tidak perlu ditulis untuk mengakses data. Sistem 13 manajemen basis itu sendiri yang memberikan alat-alat seperti QBE dan SBL untuk mengakses data. VI.4. Keamanan yang lebih baik Baik DBMS mainframe maupun komputer mikro dapat memiliki tingkat pengamanan keamanan yang berlapis seperti kata sandi, direktori pengguna, dan enkripsi. Data yang dikelola oleh DBMS lebih aman daripada kebanyakan data lainnya di dalam perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Raymond McLeod, Jr, 2001, Management Information System, 8th Edition, New Jersey: Prentice-Hall https://radityakurnianto.wordpress.com/college-assignments/1st-semester/bab-vi-basis-data/ (diakses 8 Maret 2015) http://shiny86.blogspot.com/2012/12/bab-7-database.html (diakses 8 Maret 2015) 14