JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jppipa e-ISSN : 2407-795X p-ISSN : 2460-2582 Vol 2, No, 2 Juli 2016 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KOSAJI PADA PEMBELAJARAN FISIKA Rumansyah1, Kosim2, Harry Soepriyanto3 Program Studi Magister Pendidikan IPA, Program Pascasarjana Universitas Mataram123 e-mail: [email protected] Key Words Abstract KOSAJI Cooperative Learning Model, Physics Learning This study aims to develop a cooperative learning model of KOSAJI type that valid, practical and effective. KOSAJI of cooperative learning model is a collaboration between cooperative learning model type STAD and Jigsaw in physics learning. The method used was the research development model adopted Dick and Carey with ten stages which includes a needs analysis to determine the objectives, formulate indicators, the analysis of the students and the context, the establishment of specific goals of learning, the development of assessment tools of learning, the development of learning strategies, the development and selection of material lesson, formative evaluation, revision of the device, and a summative evaluation of the effectiveness of the device. This research was conducted at SMAN 1 Mataram. KOSAJI cooperative learning model developed together with learning devices such as lesson plans, worksheets, questionnaires students' attitude towards physical and cognitive achievement test. KOSAJI learning model along with the device has been through expert validation, test a small group, limited field testing and large-scale (summative evaluation). Implementation KOSAJI learning model in teaching physics to minimize shortage and optimize the advantages that exist in both the type of cooperative learning model. Based on expert validator test KOSAJI learning model and is well worth learning device used with a percentage value of 94.99% . After going through the stages of the test group was small and limited field KOSAJI learning model can be applied to both in terms of the response of the students (80.52 % on a small test group and 83.41% in the limited field testing ), the response of teachers (76.92 % in the small test group and 82.69 % limited field tests) and enforceability of RPP (86.61 % on a small group of test and 86,62 % in limited field test) with some revisions .Summative test results showed that the learning model KOSAJI effectively improve students' cognitive learning outcomes with increased value in terms of pretest and posttest of 41.93%. Therefore, the development of cooperative learning in teaching physics KOSAJI proved valid, practical and effective. Kata Kunci Abstrak Model Kooperatif Tipe KOSAJI, Pembelajaran Fisika Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI yang valid, praktis dan efektif. Model pembelajaran kooperatif KOSAJI merupakan kolaborasi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw pada pembelajaran fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang mengadopsi model Dick and Carey dengan sepuluh tahapan meliputi analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan, merumuskan indikator, analisis siswa dan konteks, penetapan tujuan khusus pembelajaran, pengembangan perangkat penilaian pembelajaran, pengembangan model pembelajaran, pengembangan dan pemilihan materi pelajaran, evaluasi formatif, revisi perangkat, dan evaluasi sumatif terhadap efektivitas perangkat. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Mataram. Model pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI dikembangkan beserta perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, angket sikap siswa terhadap fisika dan tes hasil belajar kognitif. Model pembelajaran KOSAJI beserta perangkatnya telah melalui validasi ahli, uji kelompok kecil, uji lapangan terbatas, dan skala luas (evaluasi sumatif). Implementasi model pembelajaran KOSAJI pada pembelajaran fisika dapat meminimalisir kekurangan dan mengoptimalkan kelebihan yang ada pada kedua tipe model pembelajaran kooperatif tersebut. Berdasarkan uji validator ahli model pembelajaran KOSAJI dan perangkat pembelajaran sangat layak digunakan dengan persentase nilai sebesar 94,99%. Setelah melalui tahapan uji kelompok kecil dan lapangan terbatas model pembelajaran KOSAJI dapat diterapkan dengan baik ditinjau dari respon siswa (80,52% pada uji kelompok kecil dan 83,41% pada uji lapangan terbatas), respon guru (76,92% pada uji kelompok kecil dan 82,69% pada uji lapangan terbatas) dan keterlaksanaan RPP (86,61% pada uji kelompok kecil dan86,62% pada uji lapangan terbatas) dengan beberapa revisi. Hasil uji sumatif menunjukkan bahwa model pembelajaran KOSAJI efektif meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dengan nilai peningkatan ditinjau dari pretes dan postes sebesar 41,93%. Oleh karena itu pengembangan pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI pada pembelajaran fisika terbukti valid, praktis dan efektif. 39 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 pengetahuan. Dilihat dari hal tersebut, PENDAHULUAN IPA Fisika merupakan salah satu cabang maka perlu diusahakan agar pelajaran yang menjadi mendasari perkembangan lebih menarik, dan tidak teknologi maju dan konsep hidup harmonis membosankan. Guru dituntut pandai dalam dengan alam. mempelajari merupakan Sebagai ilmu yang menerapkan suatu model pembelajaran alam, fisika yang tepat sesuai dengan karakteristik pelajaran yang suatu pokok bahasan, sehingga tujuan fenomena materi memberikan pelajaran yang baik kepada pembelajaran dapat tercapai dengan baik. manusia untuk hidup selaras berdasarkan Salah hukum alam. Pada tingkat SMA/MA, memperbaiki fisika di pandang penting untuk diajarkan belajar siswa di bidang fisika adalah sebagai mata pelajaran tersendiri dengan dengan melakukan perbaikan dan inovasi beberapa pertimbangan. Pertama, selain dalam proses pembelajaran fisika di kelas. memberikan bekal ilmu kepada siswa, Upaya perbaikan pembelajaran dilakukan pelajaran sebagai dengan menerapkan model pembelajaran wahana untuk menumbuhkan kemampuan dengan tujuan agar proses pembelajaran berpikir yang berguna untuk memecahkan lebih terarah dan terukur. Alternatif model masalah di dalam kehidupan sehari-hari. pembelajaran yang cocok adalah model Kedua, pembelajaran kooperatif. diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus konstruktivisme, siswa yaitu membekali siswa pengetahuan dan membangun pengetahuan mereka sendiri pemahaman dan sejumlah kemampuan dalam proses pembelajaran. Peran guru yang adalah membantu siswa menemukan fakta, jenjang fisika mata dimaksudkan pelajaran dipersyaratkan yang fisika untuk lebih perlu memasuki tinggi serta satu dan upaya untuk meningkatkan hasil Dalam secara aktif konsep atau prinsip bagi diri mereka mengembangkan ilmu dan teknologi. sendiri, bukan memberikan ceramah atau Dalam pembelajaran Fisika selama mengendalikan seluruh kegiatan kelas (Nur ini timbul masalah-masalah yang perlu dan Wikandari, 2000). Slavin (2011) dicari solusinya. Umumnya masalah yang menyatakan bahwa siswa akan lebih timbul adalah kurang memahami materi mudah yang konsep-konsep yang sulit apabila mereka disampaikan guru. Hal ini menemukan saling dan dipengaruhi oleh pembelajaran yang masih dapat mendiskusikan berpusat pada guru dan kurangnya variasi masalah itu dengan temannya. memahami masalah- dalam pembelajaran, sehingga menjadikan Pembelajaran kooperatif memiliki siswa kurang aktif dalam mendapatkan beragam tipe, di antaranya student teams 40 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 achievement division (STAD) dan tim ahli STAD dan JIGSAW. Implementasi model (Jigsaw). Pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran KOSAJI pada pembelajaran STAD merupakan pembelajaran kooperatif fisika dapat meminimalisir kekurangan dan dimana siswa dibagi dalam kelompok- mengoptimalkan kelebihan yang ada pada kelompok kecil dalam menerima materi kedua tipe model pembelajaran kooperatif dan tersebut. menyelesaikan tugas-tugas Berdasarkan ini hal tersebut pembelajarannya. Sementara pembelajaran penelitian bertujuan kooperatif tipe Jigsaw adalah pembelajaran mengembangkan kooperatif dimana tiap kelompok memiliki kooperatif tipe KOSAJI pada pembelajaran beberapa anggota yang berperan sebagai fisika yang valid, praktis, dan efektif. model untuk pembelajaran tim ahli dalam memberi pemahaman pengetahuan kepada anggota tim yang METODE PENELITIAN lainnya (Ibrahim dkk., 2000). Adanya Jenis penelitian ini merupakan pemberian penghargaan kepada kelompok penelitian dan pengembangan (Research pada STAD dan Jigsaw diasumsikan dapat and Development atau R&D). Model menumbuhkan pengembangan suasana menyenangkan bagi siswa (Sanjaya, 2011). digunakan yaitu mengacu pada model pengembangan Dick Hasil penelitian Sukiman (2010) yang yang membandingkan & Carey (2009). Prosedur pengembangan pengaruh meliputi analisis kebutuhan pembelajaran sains berbasis inkuiri (PSBI) menentukan dengan teknik kooperatif tipe STAD dan indikator, analisis siswa dan konteks, Jigsaw terhadap minat, dan hasil belajar, merumuskan tujuan khusus pembelajaran, ditemukan adanya pengaruh PSBI dengan mengembangkan teknik dalam pembelajaran, meningkatkan minat dan hasil belajar pembelajaran, merancang siswa. Hal senada juga diungkapkan mengembangkan evaluasi Arizona merevisi STAD kooperatif (2013) dapat dan Jigsaw bahwa pembelajaran meningkatkan hasil tujuan, untuk merumuskan perangkat penilaian mengembangkan perangkat, materi dan formatif, mengembangkan evaluasi sumatif. Tahapan-tahapan dalam belajar kognitif siswa. model pengembangan Dick and Carey dapat dilihat pada Gambar 1. Sebuah model pembelajaran Sasaran penelitian pengembangan kooperatif telah dikembangkan peneliti yaitu yaitu model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran yang diakhiri dengan uji KOSAJI perangkat, sehingga dalam penelitian ini yang merupakan kolaborasi 41 mengembangkan perangkat Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 dihasilkan produk perangkat pembelajaran merupakan Fisika pelaksanaan diperoleh melalui pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa penilaian ahli. (LKS), instrumen tes hasil belajar kognitif, validator ahli diminta untuk memberikan dan angket sikap siswa terhadap fisika. penilaian dan pendapat terhadap perangkat berupa rencana informasi kualitatif analisis Dalam yang instrumen memvalidasi, yang digunakan. b. Uji Kelompok Kecil Perangkat pembelajaran (Draft II) selanjutnya diuji cobakan pada kelompok kecil yang berjumlah 16 orang siswa yang diperoleh secara acak. Evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi Gambar 1. Model Pengembangan Dick dan mengenai Carey (2009) Evaluasi formatif menyangkut pembelajaran, validitas dosen pembimbing. Selain guru Fisika berpengalaman. Hasil yang evaluasi kelompok isi, agar itu, II. Hasil evaluasi menggunakan kecil dilakukan untuk dapat dipergunakan dalam pembelajaran. Adapun indikator kelayakan perangkat yang digunakan untuk validasi sudah adalah: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = ahli kurang, dan 1 = sangat kurang. Dalam menentukan skor ideal digunakan rumus: untuk merevisi draf I dan hasil revisinya draf dengan mengetahui kriteria kelayakan perangkat selanjutnya dianalisis dan dijadikan acuan disebut dibuat Hasil uji perangkat oleh ahli dan perangkat pembelajaran dievaluasi juga oleh dan memberikan tanggapan lapangan. aspek kebenaran konsep, maka draf dievaluasi oleh pembelajaran disebut draft III) akan digunakan untuk uji ketatabahasaan, kesesuaian materi dengan indikator model pada dari uji kelompok kecil ini (selanjutnya untuk mengetahui kualitas draf awal perangkat terutama dirancang penilaian perangkat oleh siswa. Hasil revisi a. Uji Ahli I) yang telah kecil, dan uji kelompok terbatas. (draf telah sintaks terhadap perangkat pembelajaran yang uji ahli atau uji perorangan, uji kelompok dilakukan dan keberlangsungan membaca perangkat dilakukan dalam dua tahap yaitu ahli naskah KOSAJI yang diterapkan. Siswa diminta Evaluasi formatif atau uji coba Uji keterbacaan Skor ideal = skor tertinggi x jumlah butir ahli instrumen 42 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 Sedangkan rumus yang digunakan untuk Keterangan: n = Banyaknya peserta tes X = Skor tiap item Y = Skor Seluruh item responden uji coba r hitung = Koefisien korelasi antara variable X dan Y menentukan Skor perangkat (N) secara keseluruhan adalah: ∑ = 100% ∑ Selanjutnya ditentukan rentang nilai (RN) untuk menentukan kriteria Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan perangkat derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah dengan rumus: = keputusan: Jika t ∑ sebaliknya ∑ t hitung hitung > t tabel berarti valid, ≤ t tabel berarti tidak valid (Sugiyono, 2011). Jika instrumen c. Uji Kelompok Terbatas Pada tahap ini valid maka dilihat kriteria penafsiran perangkat mengenai indeks korelasinya (r). Adapun pembelajaran digunakan oleh guru sebagai kriteria yang digunakan menurut Riduwan media pembelajaran di kelas. Uji ini (2010) sebagai berikut: merupakan langkah terakhir dari evaluasi 1. Antara 0,800 sampai dengan : sangat tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan : tinggi 3. Antara 0,400 sampai dengan : cukup tinggi 4. Antara 0,200 sampai dengan : rendah 5. Antara 0,000 sampai dengan : sangat rendah (tidak valid) formatif. Uji kelompok terbatas bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan sisi praktis dari penerapan perangkat. Hasil uji ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Selain itu, juga digunakan untuk pengujian instrumen tes 1,000 0,799 0,599 0,399 0,199 hasil belajar kognitif siswa meliputi uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, Setelah harga koefisien validitas tiap dan daya beda soal menggunakan rumus- butir soal diperoleh, perlu dilakukan uji rumus di bawah ini: signifikansi untuk mengukur keberartian 1) Validitas koefisien korelasi berdasarkan distribusi kurva Untuk mencari validitas tiap butir normal Product Moment Pearson sebagai berikut: hitung n XY X Y menggunakan statistik uji-t dengan persamaan: soal dapat dihitung dengan menggunakan r dengan = 2 2 2 2 n X n Y Y X −2 1− Keterangan: t = nilai hitung koefisien validitas n = Banyaknya peserta tes 43 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 x = Skor tiap item y = Skor Seluruh item responden uji coba rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y Untuk mengetahui valid 4 0,21 0,40 5 0,00 – 0,20 (Sumber: Arikunto, 2006) atau dengan ttabel, Sangat rendah 3) Indeks Kesukaran Soal tidaknya butir soal maka harga thitung dibandingkan Rendah Indeks kesukaran butir-butir soal dengan ditentukan dengan rumus sebagai berikut: ketentuan jika thitung > ttabel, maka soal = dikatakan valid atau sebaliknya jika thitung ≤ ttabel, maka soal dikatakan tidak valid (7) (Riduwan, 2010). Keterangan: 2) Reliabilitas Reliabilitas soal tes, dihitung dengan menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson), yaitu sebagai berikut: 11 = −1 q ∑ k s s2 JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes P = Indeks kesukaran 2 Nilai P yang diperoleh selanjutnya dikonversikan menurut klasifikasi indeks = koofesien reliabilitas tes internal seluruh item = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar =1-p (proporsi subjek yang menjawab item dengan salah) = jumlah hasil perkalian p dan q = jumlah item dalam instrumen = standar deviasi = varians total p = Banyaknya siswa yang menjawab soal tersebut dengan 2−∑ Keterangan: r11 B kesukaran sebagai berikut: 0.00 < IK≤ 0.30: (Soal sukar) 0.31 < IK≤ 0.70: (Soal sedang) 0.71 < Daya 3 mudah) beda butir-butir soal ditentukan dengan rumus sebagai berikut: = Tabel 1. Kriteria Nilai Reliabilitas 2 (Soal 4) Daya Beda Soal sebagai berikut: Nilai 0,81 1,00 0,61 0,80 0,41 0,60 1.00: (Arikunto, 2006). Adapun kriteria reliabilitas soal adalah No 1 IK≤ Kategori Sangat tinggi Tinggi − Keterangan: BA BB JA JB D Cukup tinggi 44 = = = = = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab so Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab Banyaknya peserta kelompok atas Banyaknya peserta kelompok bawah Daya pembeda Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 Karena jumlah sampel kurang dari model pembelajran KOSAJI dengan 100 orang maka penentuan kelompok atas menyusun instrumen tes hasil belajar yang dan kelompok bawah dilakukan dengan disesuaikan cara mengurutkan siswa dari skor tertinggi pembelajaran untuk mengetahui efektifitas hingga terendah kemudian membagi siswa perangkat yang dikembangkan. Skenario menjadi 2 kelompok sama besar. Nilai D pelaksanaan evaluasi sumatif adalah uji yang diperoleh selanjutnya dikonversikan awal menurut kooperatif tipe KOSAJI, dan uji akhir klasifikasi daya beda soal (Arikunto, 2006) sebagai berikut: berdasarkan (pretes), (postes). kegiatan Rancangan indikator pembelajaran ujicoba yang D = Negatif, semuanya tidak baik, jadi semua digunakan dalam pengembangan ini adalah butir soal yang mempunyai nilai D one group pretest-postest design. negatif sebaiknya dibuang saja. D D D D = = = = 0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00 : : : : Kurang Cukup Baik Baik Sekali HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengembangkan sebuah model pembelajaran baru yaitu model Revisi Perangkat pembelajaran kooperatif tipe Revisi perangkat dilakukan terhadap KOSAJI beserta perangkat yang terdiri hasil yang diperoleh dari draf hasil uji atas RPP, LKS, angket sikap siswa kelompok terbatas sehingga tahap ini terhadap fisika dan tes hasil belajar merupakan revisi tahap akhir dan hasilnya kognitif siswa. merupakan perangkat baku yang Hasil Uji Validasi Ahli selanjutnya dilakukan evaluasi sumatif. Hasil penilaian uji validasi ahli pada Evaluasi Sumatif terhadap Efektifitas semua perangkat penelitian termasuk Perangkat kategori sangat layak digunakan dengan nilai rerata 94,99% seperti yang terlihat Pada tahap ini dilakukan pengujian pada Tabel 2. perangkat pada kelas yang menerapkan Tabel 2. Hasil Uji Validasi Ahli No Perangkat Penelitian Skor Rata-rata Keterangan 1 Model Pembelajaran KOSAJI 91,67% Sangat layak digunakan 2 RPP KOSAJI 95,24% Sangat layak digunakan 3 Angket Sikap terhadap Fisika 97,22% Sangat layak digunakan 4 Tes Hasil Belajar Kognitif 95,00% Sangat layak digunakan 45 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 No Perangkat Penelitian Skor Rata-rata Lembar Kerja Siswa 5 Keterangan 95,83% Rata-rata Sangat layak digunakan Sangat 94,99% layak digunakan menafsirkan menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) secara umum model pembelajaran KOSAJI yang ringkas dan terarah tanpa mengurangi dan perangkat pembelajaran yang telah substansi yang terkandung pada indikator dibuat siap untuk diimplementasikan pada dan tujuan pembelajaran sehingga siswa uji kelompok kecil. Beberapa masukan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Hasil validasi ahli yang penting dalam uji validasi ahli ini berupa langkah-langkah pembelajaran Hasil Uji Kelompok Terbatas pada model KOSAJI yang tertuang dalam Proses pembelajaran berlangsung RPP belum nampak perbedaannya dengan dengan sangat baik. Model pembelajaran tipe STAD maupun Jigsaw. Berdasarkan KOSAJI, RPP KOSAJI, dan LKS tidak ada Saran tersebut maka dilakukan perbaikan yang direvisi. Tes hasil belajar kognitif pada model pembelajaran KOSAJI dan diujicoba RPP KOSAJI. reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya untuk mengetahui validitas, beda. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa tes hasil belajar kognitif valid dan reliabel. Hasil Uji Kelompok Kecil Proses pembelajaran berlangsung dengan baik walaupun Semua terdapat perangkat diimplementasikan layak pada untuk skala kekurangan. Model pembelajaran KOSAJI, luas/sumatif. Siswa dan guru merespon RPP KOSAJI, dan LKS sebagian ada yang sangat setuju terhadap implementasi model direvisi. Siswa dan guru memberi respon pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI. setuju terhadap implementasi model pembelajaran KOSAJI di dalam kelas. Evaluasi Sumatif Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan Penerapan model pembelajaran RPP pun pada tahap ini sudah berjelan kooperatif tipe KOSAJI pada pembelajaran dengan baik. Kelemahan yang terlihat fisika efektif untuk meningkatkan hasil dengan pembelajaran tipe KOSAJI pada belajar kognitif siswa. Hal ini dapat dilihat saat dari uji kelompok kecil adalah membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun hal ini bisa rerata peningkatan hasil belajar kognitif siswa berdasarkan hasil pretes dan diatasi dengan 46 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 postes (Tabel 3). Hasil belajar kognitif atau pemahaman tentang subyek yang siswa meningkat sebesar 41,93%. diteliti. Penelitian pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Tabel 3. Data Pretes Hasil Belajar Kognitif untuk mengembangkan sebuah model Model Pembelajaran Kosaji Model Pembelajaran N Rerata Pretes KOSAJI 39 50,79 pembelajaran baru yaitu model pembelajaran kooperatif S. Dev Rerata Postes S. Dev KOSAJI 7,70 (kolaborasi 87,46 STAD dan 3,75 JIGSAW) pada pembelajaran fisika yang valid, praktis dan Siswa yang memiliki sikap tinggi efektif. Model penelitian pengembangan dan rendah terhadap fisika mempunyai yang digunakan mengacu pada model hasil belajar kognitif yang hampir sama. pengembangan Dick & Carey (2009). Data pretes dan postes hasil belajar Paradigma penelitian pengembangan kognitif siswa dilihat dari sikap terhadap menurut Visscher-Voerman (1999) terbagi fisika pada model pembelajaran kooperatif menjadi 4 yaitu: paradigma instrumental tipe KOSAJI disajikan pada Gambar 2. (instrumental Rerata Postes; X1Y1; 87,75 paradigma komunikatif (communicative paradigm), Rerata Postes; X2Y1; 87,16 Nilai Penguasaan Konsep paradigm), paradigma pragmatis (pragmatic paradigm) Rerata Pretes; X1Y1; 53,30 Rerata Pretes; X2Y1; 48,16 dan paradigma artistik (artistic paradigm). Rerata Pretes Rerata Postes Paradigma instrumental dicirikan dengan planning-by-objective, yakni rencana yang Sikap tinggi dan sikap rendah terhadap fisika pada model KOSAJI didasarkan Gambar 2. Rerata sikap fisika siswa terhadap hasil pada tujuan. Analisis kebutuhan dan masalah dilakukan di awal belajar kognitif proses pengembangan dan rumusan tujuan Keterangan: merupakan pusat dari model. Paradigma x 1y1: Responden yang memiliki sikap komunikatif ditentukan oleh keterlibatan tinggi terhadap fisika dengan orang-orang dalam penelitian. Paradigma strategi KOSAJI pragmatis ditentukan x 2y1: Responden yang memiliki sikap oleh lingkungan sebagai tempat untuk implementasi produk rendah terhadap fisika dengan dan penggunaannya. Paradigma artistik startegi KOSAJI berkaitan dengan realitas sosial. Penelitian didefinisikan dan sebagai Penelitian pengembangan studi pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI sistematis memenuhi terhadap pengetahuan ilmiah yang lengkap paradigma penelitian pengembangan seperti yang dikemukakan 47 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 oleh Visscher-Voerman. Pada penelitian hanya ini dilakukan analisis kebutuhan untuk presentasi guru di kelas sebagaimana yang menentukan tujuan pembelajaran di awal ada dalam sintak pembelajaran kooperatif penelitian. Langkah ini bertujuan untuk tipe mengetahui sasaran pembelajaran yang mengemban tugas untuk menguasai materi ingin dicapai. Secara spesifik, langkah ini yang dimaksudkan untuk mengetahui tujuan sebagai orientasi pembelajaran dan mengetahui sebagaimana pada tipe Jigsaw. Setiap tujuan siswa dituntut untuk menguasai materi pendukung pencapaian yang tujuan memudahkan STAD, pengetahuan namun mereka dilimpahkan pada anggota saat kelompok dari juga mereka ahli tersebut. tersebut sebelum mereka kembali ke Adanya aktivitas kegiatan sosial antar kelompok asal. Setiap siswa pun akan subyek yaitu keterlibatan guru dan siswa mendapatkan pengetahuan dari anggota dalam proses pembelajaran memberikan ahli lainnya sehingga pengetahuan yang sebuah pencapaian dan kesimpulan yang mereka sama. Adanya implementasi produk dan Berdasarkan kombinasi ini, komunikasi penggunaannya merupakan bagian utama dan dari proses. Keberhasilan pengembangan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tercermin lebih banyak mereka lakukan baik bersama dari peningkatan hasil belajar kognitif guru maupun antar siswa. Secara tidak siswa langsung selama orientasi mendapatkan proses pembelajaran berlangsung. Model dapatkan kerjasama hal menjadi antar dalam kooperatif tipe KOSAJI ini berdampak pada pengetahuan yang mereka peroleh lebih pembelajaran kooperatif bermakna karena lebih sering diulang KOSAJI dalam penelitian ini memadukan dibandingkan hanya sintaks pembelajaran kooperatif STAD dan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Siswa dibagi ke dalam kelompok- maupun Jigsaw saja. kelompok siswa utuh. agar STAD Seperti yang dijelaskan oleh Slavin membantu memahami materi pelajaran dan (2011), berdasarkan teori siswa akan lebih menyelesaikan tugas. mudah menemukan dan memahami konsep pembelajaran dapat tipe saling Model kecil menggunakan tipe yang sulit jika mereka mendiskusikan dalam konsep tersebut dengan teman sebayanya. secara kolaboratif Strategi pembelajaran kooperatif tidak sintaks kombinasi hanya berimplikasi pada hasil belajar STAD dengan Jigsaw. Siswa-siswa yang tersedia bagi semua siswa, tetapi juga mengikuti model pembelajaran ini tidak mengakibatkan proses pemikiran siswa KOSAJI kelompok dengan kooperatif memfasilitasi belajar mengikuti siswa 48 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 lain tersedia bagi semua orang. Belajar empirik yang menunjukkan hal ini adalah secara kooperatif secara tidak langsung rerata akan memberikan pembelajaran kepada kelompok siswa hampir sama. Hal ini siswa menjadi keunggulan tersendiri dari model cara teman-teman sejawatnya berhasil menyelesaikan masalah dalam hasil belajar kognitif kedua pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI. satu kelompok melalui pendekatan mereka. Sikap merupakan dimiliki siswa terhadap sejumlah oleh siswa fisika informasi yang Kesimpulan berdasarkan hasil dengan penelitian adalah pengembangan model pembelajaran fisika itu sendiri. Secara pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI pada umum sikap siswa terhadap fisika berguna pembelajaran fisika terbukti valid, praktis, untuk mengetahui sejauh mana sikap siswa dan efektif. Melalui penggunaan model terhadap pembelajaran KOSAJI diharapkan guru pelajaran terkait KESIMPULAN fisika sebelum mengikuti proses pembelajaran. Siswa dan yang memiliki sikap yang tinggi memiliki mewujudkan kecenderungan belajar menyenangkan. Bagi para peneliti lanjutan, kognitif yang tinggi dan sebaliknya. Hasil dapat mengembangkan penelitian serupa ini sesuai dengan temuan Arizona (2013) dengan pokok bahasan dan sampel yang yang membuktikan ada korelasi yang berbeda. Selain itu perlu digunakan metode signifikan antara sikap dengan hasil belajar kualitatif untuk mengungkapkan secara kognitif siswa. Hasil penelitian tersebut mendalam tentang tidak dengan kekurangan dari sejalan meraih hasil temuan pada siswa dapat bekerjasama kondisi belajar kelebihan model untuk yang dan pembelajaran penelitian ini. siswa yang memiliki sikap KOSAJI, sehingga dapat meningkatkan tinggi memperoleh nilai hasil belajar kualitas pembelajaran fisika. kognitif hampir sama dengan siswa yang memiliki sikap rendah terhadap fisika. DAFTAR PUSTAKA Temuan ini menunjukkan bahwa model Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI efektif meningkatkan hasil belajar kognitif Arizona, K. 2013. Pengaruh Media Tiga Dimensi Kemagnetan Berbasis Inkuiri melalui Strategi Koopertif terhadap Kecakapan Sosial, Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa Kelas X. Tesis S2. Universitas Mataram. siswa tanpa menghiraukan sikap siswa terhadap fisika. Model pembelajaran kooperatif tipe KOSAJI cocok untuk diterapkan pada siswa yang memiliki sikap tinggi dan rendah pada fisika. Bukti 49 Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA), Juli 2016 Dick, Walter, Lou Carey, dan James O. Carey, 2009. The Systematic Design of Instruction, Seventh Edition. New Jersey Columbus, Ohio: Pearson. Sugiyono. 2011. Statistika Penelitian. Bandung: Alfabeta. untuk Sukiman, M. S. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Sains Berbasis Inkuiri melalui Strategi Kooperatif terhadap Perkembangan Sikap Ilmiah dan Minat serta Hasil Belajar Biologi Siswa SMPN 2 Mataram. Tesis S2. Universitas Mataram. Ibrahim, M., Rachmadiati, F., Nur, M. & Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah. Program Pascasarjana UNESA. Surabaya: University Press. Nur, M., dan Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah UNESA. Surabaya: University Press Vissher-Voerman, Gustafson, Plomp. 1999. Educational Design and Development: An Overview of Pradigms. Dalam Pomp, T; Nieveen, N; Gustafson, K; Branch, R.M; dan Van den Akker, J. (eds). Design Approaches and Tools in Education Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Jakarta: Alfabeta. Sanjaya, W. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slavin, R. E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jilid II Edisi Kesembilan. Penerjemah Marianto Samosir. Jakarta: Indeks. 50