1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gunung Sinabung adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi ke 2 di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.451 meter. Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini (Wikipedia, 2017). Karakteristik debu vulkanik yang terdapat pada Gunung Merapi memiliki kandungan dalam abu volkan berkisar antara rendah sampai tinggi (8-232 ppm P2O5). KTK (1,77-7,10 me/100g) dan kandungan Mg (0,13-2,40 me/100g), yang tergolong rendah, namun kadar Ca cukup tinggi (2,13-15,47 me/100g). Sulfur (2-160 ppm), kandungan logam berat Fe (13-57 ppm), Mn (1.5-6,8 ppm), Pb (0,1-0,5 ppm) dan Cd cukup rendah (0,01-0,03 ppm) (Sudaryo dan Sucipto, 2009). Berbagai aktivitas Gunung Sinabung tentu saja memberikan dampak positif maupun dampak negatif pada penduduk sekitar tersebut. Dampak negatif ada yang secara langsung dapat dirasakan oleh penduduk sekitar Gunung Sinabung, misalnya pada saat Gunung Sinabung meletus mengeluarkan awan panas dan lahar yang mengalir dengan membawa panas/energi yang cukup besar. Dampak negatif yang tidak langsung dirasakan adalah apabila terjadi peristiwa letusan yang menyebabkan material-material vulkanik maupun radio aktivitas dikeluarkan oleh Gunung Sinabung tersebut. Debu vulkanik atau pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Debu maupun pasir vulkanik http://digilib.mercubuana.ac.id/z 2 terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran besar biasanya jatuh disekitar kawah sampai 5-7 km dari kawah, sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai puluhan kilometer bahkan ribuan kilometer dari kawah disebabkan oleh adanya hembusan angin. Radio kativitas mempunyai dampak negatif pada kesehatan makhluk hidup di sekitarnya (Supriyadisitepu, 2014). Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan (Ica Sujono, 2011). Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Dampak utama akibat hujan asam yaitu korosi. Korosi atau disebut perkaratan adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Pada desa di bawah kaki gunung Sinabung sendiri, sebagian besar masyarakat memakai seng sebagai atap rumah masing-masing. Akibatnya, atap rumah menjadi rentan dan rapuh akibat pengakaratan pada seng tersebut. Keberadaan karat ini sangat merugikan dan pada kondisi tertentu dapat mengancam keselamatan jiwa. Salah satu cara dalam menanggulangi masalah korosi yang terjadi akibat dari hujan asam yaitu dengan melakukan pelapisan terhadap logam seng yang digunakan sebagai atap rumah warga. Bahan pelapis yang biasa digunakan yaitu menggunakan pelapis cat. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian laju korosi terhadap abu sinabung menggunakan pelapis cat kuda terbang (resin alkyd), cat rj london (resin epoxy) dan cat nippe 2000 (resin nitro collulosa) untuk mendapatkan bahan pelapis yang lebih optimal dalam memproteksi logam seng. Pemilihan bahan pelapis tersebut dikarenakan mudah didapat dan memiliki harga yang ekonomis. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian laju korosi dengan metode kehilangan berat dan metode elektrokimia dalam menganalisa laju korosi yang terjadi dan melihat morfologi permukaan logam menggunakan SEM. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 3 1.2 RUMUSAN MASALAH Untuk mempermudah dalam memfokuskan permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan: Dampak abu dari letusan gunung berapi pada logam seng (Zn) 1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan laju korosi pada logam seng (Zn) di lingkungan larutan abu vulkanik gunung sinabung menggunakan metode kehilangan berat. 2. Menentukan laju korosi menggunakan metode elektrokimia menggunakan alat potensiostat. 3. Mengetahui morfologi permukaan logam dengan menggunakan alat SEM, tanpa pelapis dan dengan pelapis cat. 1.4 BATASAN MASALAH Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti menerapkan beberapa batasan masalah, di antaranya yaitu: 1. Bahan baku yang digunakan untuk penelitian ini adalah logam seng berukuran 1x1 cm. Dimana bahan tersebut harus steril dan bersih dari debu 2. Larutan asam yang menggunakan abu sinabung 2% 3. Analisis laju korosi pada logam Zn menjadi perhatian pada penelitian ini 1.5 MANFAAT PENELITIAN Diharapkan penelitian ini dapat membantu masyarakat yang tinggal disekitar gunung Sinabung untuk mengetahui usia (lifetime) dari atap yang digunakan pada rumah rumah warga sekitar gunung Sinabung. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 4 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Dalam sistematika penulisan bertujuan untuk menghasilkan suatu konsep penulisan yang berurutan sehingga diperoleh kerangka alur pemikiran yang mudah dan praktis. Bab I Pendahuluan bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan dan ruang lingkup penelitian beserta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka menjelaskan mengenai uraian yang berisi tentang dasar-dasar logam Zn dan korosi pada logam Zn serta tentang hujan asam. Bab III Metodologi Penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang berisi tentang teori dan langkah-langkah peneliti dalam melaksanakan penelitian menganalisa laju korosi pada logam Zn dengan menggunakan larutan berupa abu vulkanik gunung sinabung dan air dengan berbandingan sebanyak 1 gram pada 100 ml air dan 2 gram pada 100 ml air. Bab IV hasil yang dicapai dan potensi khusus. Data berisi tentang data-data yang diperoleh dari hasil pengujian atau penelitian yang akan diolah untuk melanjutkan penelitian selanjutnya. Bab V Penutup, ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan serta saran-saran kepada pihak yang berkepentingan sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. http://digilib.mercubuana.ac.id/z