1 bupati bulukumba provinsi sulawesi selatan

advertisement
BUPATI BULUKUMBA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERATURAN BUPATI BULUKUMBA
NOMOR 104 TAHUN 2016
TENTANG
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BULUKUMBA,
Menimbang
:
a.
b.
Mengingat
:
1.
2.
3.
4.
bahwa untuk menindaklanjuti Pasal 6 Peraturan
Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah serta dalam rangka
meningkatkan
kelancaran
pelaksanaan
tugas
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan kemasyarakatan, agar berdaya guna dan
berhasil guna maka perlu untuk menyusun dan
menetapkan kedudukan, tugas dan fungsi, Susunan
Organisasi, dan tata kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bulukumba;
bahwa untuk memenuhi maksud huruf a, perlu
diatur dalam Peraturan Bupati;
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1822);
Undang – Undang nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
1
5.
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun
2016 Nomor 14);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN
FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN
PENANGGULANGAN
BENCANA
DAERAH
KABUPATEN
BULUKUMBA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Bulukumba.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas – luasnya
dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Bulukumba.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah.
6. Badan adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bulukumba.
7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bulukumba.
8. Unit Pelaksana Teknis Badan, yang selanjutnya disingkat UPT Badan adalah
unsur pelaksana teknis Badan untuk melaksanakan kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 2
Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah merupakan unsur pelaksana
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah yang dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 3
(1)
(2)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas dan kewajiban
membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang Penanggulangan
Bencana Daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai fungsi:
a. perumusan dan penetapan kebijakan dan penanggulangan bencana
dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif
dan efesien; dan
b. pengoordinasian pelaksanaan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.
BAB III
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
(1) Susunan organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, meliputi:
a. Kepala Badan;
b. Kepala Pelaksana;
c. Sekretaris;
d. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
e. Seksi Kedaruratan dan Logistik;
f. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
g. Unit Pelaksana Teknis; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
sebagaimana dimakud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
BAB IV
TUGAS POKOK, DAN URAIAN TUGAS JABATAN
Bagian Kesatu
Kepala Badan
Pasal 5
(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Badan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam mengoordinasikan
penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai berikut:
3
a. mengoordinasikan perumusan rencana strategis Badan Penanggulangan
Bencana Daerah;
b. mengoordinasikan perumusan kebijakan agar tercipta sinkronisasi dan
integrasi kebijakan pemerintah dalam lingkup kerja dan kewenagan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
c. menyelenggaran urusan penanggulangan dan bencana daerah;
d. melaksanakan pengendalian, penempatan dan pembinaan kepegawaian
lingkup Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
e. mengendalikan pengelolaan keuangan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah;
f. menyelenggaran urusan umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
g. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala pelaksanaan
kebijakan pemerintah daerah lingkup Badan Penanggulangan Bencana
Daerah;
h. mengkonsultasikan dan mengoordinasikan program dan kegiatan dengan
Pemerintah Pusat dan Provinsi;
i. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kepada
bawahan;
j. memantau dan mengevaluasi serta menilai pelaksanaan tugas bawahan;
k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Kedua
Unsur Pengarah
Pasal 6
(1) Unsur pengarah dipimpin oleh seorang Pengarah mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Badan dalam menyusun konsep pelaksanaan kebijakan
penanggulangan
bencana
daerah,
memantau
dan
mengevaluasi
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Unsur Pengarah sebagai berikut:
a. menganalisa dan mengembangkan informasi potensi bencana daerah;
b. menganalisa dan mengembangkan informasi peristiwa bencana daerah;
c. menganalisa dan mengembangkan informasi potensi penanggulangan
benana daerah;
d. menghimpun dan menginventarisasi kebijakan penanganan dan
penanggulangan bencana daerah;
e. merumuskan dan menyusun konsep pengembangan dan pemanfaatan
teknologi penanganan dan penanggulangan bencana daerah;
f. merumuskan dan menyusun konsep pengaturan teknologi yang
berpotensi sebagai sumber ancaman atau bencana daerah;
g. merumuskan dan menyusun konsep kerjasama penanganan dan
penanggulangan bencana daerah;
4
h. memantau dan mengevaluasi efentifitas kegiatan penanganan dan
penanggulangan bencana daerah;
i. memantau dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan kebijakan
penanganan dan penanggulangan bencana daerah;
j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Keempat
Unsur Pelaksana
Pasal 7
(1) Unsur Pelaksana dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Badan dalam hal penyelenggaraan penyusunan dan
pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Pelaksana sebagai berikut:
a. menyusun rencana kegiatan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas
kepada bawahan;
c. memantaun,
mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan
kegiatan bawahan;
d. membina dan mengawasi untuk mengetahui tugas yang telah dan yang
belum dilaksanakan;
e. membina,
mengawasi,
mengendalikan
kegiatan
penanggulangan
bencana;
f. mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana;
g. mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana;
h. menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodic;
i. melaksanakan urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan dan
ketatalaksanaan lingkup Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Ketiga
Sekretariat
Pasal 7
(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Pelaksana dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk
teknis, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan urusan umum dan
kepegawaian Badan penanggulangan Bencana Daerah Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Sekretaris sebagai berikut:
5
a. menyusun Program dan kegiatan Badan penanggulangan Bencana Daerah
Daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. melaksanakan pelaksanaan kesekretariatan Badan penanggulangan
Bencana Daerah;
c. merumuskan
pedoman
dan/atau
petunjuk
teknis
pelaksanaan
penyelenggaraan urusn kesekretariatan Badan penanggulangan Bencana
Daerah;
d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi berkala pelaksanaan kegiatan
kesekretariatan Badan penanggulangan Bencana Daerah;
e. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan;
f. memantau dan mengevaluasi serta menilai pelaksanaan tugas bawahan;
g. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan
h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragraf 2
Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Pasal 8
(1) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
mempunyai tugas pokok menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan urusan Pencegahan dan
Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagai berikut:
a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. menyusun pedoman dan/atau petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan kesiapsiagaan;
c. melaksanakan pengelolaan kegiatan Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
d. membuat peta rawan bencana dan penyebaran kepada masyarakat;
e. menyediakan data populasi penanggulangan bencana yang dapat
digunakan;
f. menyiapkan pos-pos komunikasi di daerah rawan bencana;
g. menyebarkan informasi tentang bencana yang mungkin timbul dengan
segala akibatnya sebagai bencana;
h. menyiapkan fasilitas dan spesifikasi keahlian Tim Reaksi Cepat (TRC)
maupun satgas penanggulangan bencana;
i. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kepada
bawahan;
j. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kegaiatan pencegahan dan
kesiapsiagaan;
k. melaksanakan pendataan terhadap daerah rawan bencana;
l. melakukan bimbingan, pembinaan dan pengawasan terhadap organisasi
sosial/LSM,UKS, karang taruna dan pekerja sosial masyarakat dalam
pelaksanaan pencegahan dan kesiapsiagaan;
m. menyusun dan menginformasikan peta rawan bencana kepada organisasi
sosial/LSM,UKS, Karang Taruna dan Pekerja Sosial Masyarakat;
6
n. melakukan bimbingan dan pembinan teknis terhadap pekerja sosial
masyarakat dan karang taruna dalam pelaksanaan pencegahan dan
kesiapsiagaan;
o. melaksanakan kegiatan pra bencana alam meliputi kegiatan preventif dan
kesiapsiagaan;
p. menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan;
q. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan
r. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
Paragraf 3
Seksi Kedaruratan dan Logistik
Pasal 9
(1) Seksi Kedaruratan dan Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam menggordinasikan dan
melaksanakan kegiatan tanggap darurat penanggulangan bencana, serta
mengadakan, menerima, menyiapkan dan menyalurkan bantuan logistik
Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatank epala Seksi Kedaruratan dan Logistik sebagai berikut:
a. menyusun rencana kegiatan bidang kedaruratan dan logistik sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. menyusun pedoman dan/atau petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan
seksi kedaruratan dan logistik;
c. melaksanakan pengelolaan kegiatan seksi kedaruratan dan logistik;
d. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada
bawahan;
e. memantau
dan
mengevaluasi
penyelenggaraan
kegiatan
seksi
kedaruratan dan logistik;
f. mengoordinasikan lokasi daerah aman dan memberi tindakan lebih
lanjut;
g. melakukan perhitungan fisik, sarana dan prasarana akibat bencana;
h. melaksanakan pendataan terhadap korban bencana alam atau bencana
sosial;
i. melaksanakan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang terhadap
korban bencana alam dan bencana sosial;
j. melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi kegiatan pra bencana alam;
k. melaksanakan kegiatan pada saat bencana alam yaitu kegiatan tanggap
darurat, pengadaan dapur umum, evakuasi dan penyelamatan korban
bencana alam;
l. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan;
m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan
n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh atasan
sesuai bidang tugasnya.
7
Paragraf 1
Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pasal 10
(1) Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam mengoordinasikan dan
melaksanakan kegiatan menganalisa, mengevaluasi rehabilitasi fisik terbatas,
rehabilitasi mental, penyiapan rancangan konstruksi tahan gempa dalam
rangka penanggulangan bencana.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian
tugas jabatan Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagai berikut:
a. menyusun program dan kegiatan Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
b. menyusun pedoman dan/atau petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Seksi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
c. melaksanakan pengelolaan kegiatan seksi rehabilitasi dan rekonstruksi;
d. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada
bawahan;
e. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan rehabilitasi
rekonstruksi;
f. melaksanakan kegiatan pasca bencana alam yaitu kegiatan rehabilitasi
dan sosialisasi korban bencana alam;
g. melaksanakan kegiatan penyelamatan dan pemulihan korban bencana
alam;
h. melaksanakan prosedur penanganan bencana melalui rehabilitasi dan
rekonstruksi;
i. melaksanakan kegiatan pemberdayaan korban bencana alam melalui
kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar minimal para korban bencana dan
usaha ekonomis produktif;
j. menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan;
k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya.
Bagian Kelima
Jabatan Fungsional
Pasal 11
(1)
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan
sesuai dengan bidang jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)
Jumlah pejabat fungsional ditentukan sesuai kebutuhan dan beban kerja.
(3)
Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8
BAB V
JABATAN
Pasal 12
(1) Kepala Badan merupakan jabatan eselon IIb atau jabatan pimpinan tinggi
pratama;
(2) Kepala pelaksana merupakan jabatan struktural eselon IIIa atau jabatan
administrator;
(3) Sekretaris Badan merupakan jabatan struktural eselon IVa atau jabatan
pengawas;
(4) Kepala Seksi merupakan jabatan eselon IVa atau jabatan pengawas.
BAB VI
TATA KERJA
Pasal 13
(1) Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan unit organisasi, Pejabat
struktural, Kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip
koordinasi, intergrasi dan sikronisasi secara vertikal dan horizontal, baik di
lingkungan masing-masing maupun antar unit organisasi lainnya sesuia
dengan tugas masing-masing;
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masingmasing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Setiap
pimpinan
organisasi
bertanggungjawab
memimpin
dan
mengoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
(4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan
laporan berkala tepat pada waktunya.
(5) Setiap laporan yang diterima oleh atasan satuan organisasi dari bawahannya
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan
lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
(6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan
laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara
fungsional mempunyai hubungan kerja.
(7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi di bawahnya
dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing,
wajib mengadakan rapat berkala.
(8) Pola hubungan kerja pejabat struktural dan pejabat fungsional umum
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Pada saat peraturan ini mulai berlaku maka segala ketentuan perundangundangan yang mengatur hal yang sama dan bertentangan dengan peraturan ini
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
9
Pasal 15
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bulukumba.
Ditetapkan di : Bulukumba
pada tanggal :
BUPATI BULUKUMBA,
A. M. SUKRI A. SAPPEWALI
Diundangkan di Bulukumba
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
A. B. AMAL
BERITA DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
TAHUN 2016 NOMOR 104
10
Download