Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi dari bahasa inggris yaitu communication yang berasal dari bahasa latin yaitu communis yang berarti sama; communico, communication, communicare yang berarti membuat sama. Proses sederhana komunikasi meliputi komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan atau penerima (Nurudin, 2006: 95). Dalam komunikasi pengirim disebut sebagai sumber (source) atau komunikator, penerima pesan disebut sebagai audience, atau komunikan. Komunikasi sering terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka (Mulyana, 2009: 145). Jadi, tiga unsur utama yang paling sederhana dalam komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Menurut Laswell, komunikasi dapat digambarkan sebagai suatu cara dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” (Mulyana, 2009: 69). Dalam hal ini Laswell menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsinya yaitu untuk interaksi dengan sesama, membangun hubungan, dan pertukaran informasi atau pengetahuan (Mulyana, 2009: 147). Kelima unsure komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Who (siapa/sumber). Sumber atau komunikator adalah pelaku utama atau pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu 7 8 komunikasi, bisa berupa seorang, individu, kelompok, organisasi maupun suatu Negara sebagai komunikator. 2. Says what (pesan). Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada penerima (komunikan) dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang mewakili perasaan, nilai gagasan atau maksud dari sumber. 3. In Which Channel (saluran/media). Alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik). 4. To whom (untuk siapa/penerima). Orang atau kelompok/organisasi/suatu Negara yang menerima pesan dari sumber. Penerima ini bisa disebut pendengar, khalayak (audience), atau komunikan. 5. With what effect (dampak/efek). Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap dan bertambahnya pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari, proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain. Sumber atau komunikator ini menciptakan gagasan berupa informasi untuk dikomunikasikan. Dalam menciptakan pesan adanya encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud katakata, tanda atau lambang untuk menyampaikan informasi dengan harapan mempunyai efek bagi orang lain. Efek atau feedback inilah merupakan tahap proses akhir yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah 9 disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik inilah yang dapat digunakan untuk evaluasi efektivitas komunikasi (Bungin, 2008:256). Berikut ini adalah tujuan dan fungsi komunikasi (Mulyana, 2009:76), antara lain: 1. Tujuan komunikasi yaitu untuk mendukung identitas diri, membangun kontak sosial dengan orang sekitar dan mempengaruhi orang lain. Tujuan dasarnya mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis. 2. Tujuan komunikasi adalah sebagai pertukaran informasi, penyelesaian tugas, menciptakan hubungan dengan orang lain. 3. Fungsi komunikasi: a. Fungsi sosial (kesenangan, ikatan, membangun dan memelihara hubungan). b. Fungsi pengambilan keputusan. Dalam hal ini komunikasi berfungsi meyakinkan dan mempengaruhi orang lain dengan mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang sehingga menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam pengambilan keputusan (Soenendar, 2007: 20). 2.1.2 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial, dalam hal ini memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan (Kotler. 2009:5). Pemasaran sebagai suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pihak lainnya. Jadi dalam hal ini pemasaran (marketing) adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka 10 butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebasa mempertukarkan produk dan jasa yang berniali dengan orang lain. Menurut American Marketing Association (AMA), pemasaran adalah proses yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan publik dengan pemasar. (Sunyoto, 2012:3). Pemasaran atau marketing menurut Kotler adalah kegiatan pertukaran yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Sunyoto, 2012:216). Kebutuhan manusia (human needs) adalah keadaan dalam diri seseorang berupa kebutuhan dasar, rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Keinginan manusia (human wants) adalah bentuk yang berasal dari kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan pribadi seseorang. Menurut Stantion, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli (Sunyoto, 2012:216). Bentuk pemasaran dalam STP menurut Kotler dalam (Kristianto, 2011:26) yaitu Segmentation, Targeting, and Positioning: 1. Segmentation Suatu strategi untuk menamai struktur ke dalam suatu proses. Proses mengelompokkan konsumen berdasarkan geografis, demografis, psikologis, dan perilaku. Proses ini membagi-bagi atau mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen dengan tujuan agar perusahaan fokus terhadap sumber daya, dapat lebih mudah menentukan strategi dan taktik, dan memberikan nilai lebih dibanding dari pesaing lainnya. 11 2. Targeting Persoalan bagaimana memahami dan menjangkau pasar. Targeting adalah strategi memilih target pasar yang tepat bagi produk dan jasa bagi perusahaan secara efektif. Tiga kriteria targeting antara lain, segmen pasar harus besar dan menguntungkan perusahaan, harus berdasarkan keunggulan kompetitif perusahaan, dan harus berdasarkan situasi persaingannya. 3. Positioning Suatu strategi untuk memahami jendela otak konsumen. Positioning adalah proses dimana pemasar memposisikan citra produk perusahaan di tengah perusahaan serta menanamkan nilai serta makna yang berarti dalam konsumennya. Positioning menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan dan kompetensi pelanggan. Pemasaran adalah suatu sistem kegiatan usaha dimana ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan sampai distribusi barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pembeli. Dalam hal ini kegiatan pemasaran diringkas sebagai 4 (empat) kegiatan yang disebut bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix menurut Swasta dalam (Kristianto, 2011: 28) adalah gabungan empat variabel dari kegiatan pemasaran perusahaan yang meliputi produk, harga, promosi dan distribusi Fungsinya adalah sebagai dasar strategi dalam usaha penempatan posisi di pasar sehingga tugas pemasaran perusahaan dapat berjalan secara efektif. a. Merencanakan barang dan jasa (Product) Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan untuk diperjualbelikan, digunakan pasar untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar. Selain 12 produk, adanya atribut produk yang mendukung, antara lain seperti: harga, fitur, merek, kemasan, dsb. b. Menetapkan harga barang dan jasa (Price) Penetapan harga dilakukan dengan memperhatikan tingkat harga, potongan harga, jangka waktu pembayaran, dan syarat pembayaran sebagai nilai dari produk tersebut. c. Mempromosikan barang dan jasa (Promotion) Proses menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Proses distribusi ini berkaitan dari pemilihan saluran distribusi, jangkauan distribusi, sistem transportasi, persediaan barang, dan sistem penyimpanan. d. Mendistribusikan (Place) Semua kegiatan yang mencakup pemindahan produk yang membuat produk tersebut sampai kepada pemakai terakhir atau konsumen. Jadi, fungsi pemasaran bisa digambarkan dalam bentuk dibawah ini: KEBUTUHAN DAN KEINGINAN PEMASARAN PEMUASAN KEBUTUHAN DAN KEINGINAN MELALUI GAGASAN/IDE-IDE Gambar 2.1 Fungsi Pemasaran (Kristianto; 2011:3) Kegiatan pemasaran harus memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap orang dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut melalui gagasan atau ide, produk dan jasa yang dipasarkan. Dalam hal ini kegiatan pemasaran harus merencanakan, menjalankan dan mengendalikan kegiatan pemasaran dengan baik. 13 2.1.3 Teori Perilaku Konsumen Perilaku konsumen atau consumer behavior adalah kegiatan individu secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa dengan proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu tersebut, dalam hal ini semua melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang atau jasa (Sunyoto, 2012: 251). Jadi, ada 2 (dua) elemen penting dari perilaku konsumen itu, yaitu proses pengambilan keputusan, dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang/ jasa secara ekonomis. Perilaku konsumen yang loyal terhadap suatu produk tentu saja menguntungkan bagi produsennya karena konsumen akan terus berusaha mencari produk yang diinginkannya. Perilaku konsumen adalah tindakan seseorang dimana terjadi proses mendapatkan, mengonsumsi produk atau jasa dan proses keputusan. Perilaku pembelian inilah yang memproses seseorang dalam penggunaan dan pembelian produk. Keterlibatan konsumen yang tinggi dan rendah dalam pengambilan keputusan pembelian, dimana saat konsumen menyadari perbedaan antara merek yang ada maka keterlibatan tinggi terjadi dalam perilaku membeli yang kompleks, begitu pula sebaliknya apabila konsumen menganggap tidak terlalu penting maka perilaku membeli akan mengurangi keterlibatan dalam pembelian tersebut. 14 2.1.4 Model Perilaku Konsumen Umpan balik bagi konsumen (Evaluasi Pasca Pembelian) Konsumen Individu Tanggapan Pengaruh Lingkungan Pembuatan keputusan konsumen Konsumen Strategi Pemasaran Umpan balik bagi konsumen Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen Sumber: Assael (Sunyoto, 2012: 252) Gambar diatas menunjukkan adanya interaksi antara pemasar dengan konsumennya. Komponen pusat dari model ini adalah pembuatan keputusan konsumen yang terdiri dari atas proses merasakan dan mengevaluasi informasi merek produk, mempertimbangkan bagaimana alternatif merk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pada akhirnya memutuskan merek apa yang akan dibeli. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen yang sebagai berikut: a. Konsumen individual Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan 15 karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu itu terhadap berbagai alternatif merk yang tersedia. b. Lingkungan yang mempengaruhi konsumen Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. Ketika seorang konsumen melakukan pembelian suatu merk produk, mungkin didasari oleh banyak pertimbangan. Mungkin seseorang membeli sesuatu merk produk karena meniru orang lain. c. Stimuli pemasaran atau strategi pemasaran Strategi pemasaran yang banyak dibahas adalah satu-satunya variabel dalam model ini yang dikendalikan oleh pemasar. Dalam hal ini pemasar berusah mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih merk produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangakan oleh pemasar yaitu yang berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan, penentuan harga jual produknya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi produk kepada konsumen. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut Kotler didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini (Sunyoto, 2012:265). Persepsi dapat melibatkan penafsiran seseorang atas suatu kejadian berdasarkan pengalaman masa lalunya. Pada pemasar perlu bekerja keras untuk memikat perhatian konsumen agar pesan yang disampaikan dapat mengenai sasaran. 16 Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi sebagai proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna. Persepsi konsumen dilihat dari persepsi produk dari keseluruhan kualitas dan keunggulan produk yang diharapkan oleh pelanggan tersebut (Durianto, 2004: 96). Dimensi-dimensi persepsi antara lain: 1. Kinerja, yaitu melibatkan karakteristik operasional utama, fungsi utama dari produk tersebut. Dalam hal ini konsumen menilai produk beserta atribut atau produk didalamnya. 2. Pelayanan, yaitu mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan kepada konsumen berkaitan dengan produk yang dipasarkan. Semakin baik pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen, semakin baik pula penilaian konsumen terhadap perusahaan tersebut. 3. Ketahanan, yaitu mencerminkan unsur ekonomis produk dimana konsumen mempercayai daya tahan produk, apakah tahan lama atau tidak. Konsumen mempercayai produk yang sudah benar-benar teruji dan tahan lama. 4. Keandalan, yaitu konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari suatu pembelian ke pembelian berikutnya. Dalam hal ini produk akan terus mempertahankan atau meningkatkan kinerjanya yang menunjukkan keandalan dari produk tersebut. 5. Karakteristik produk, yaitu bagian dari produk yang membedakan produk dengan produk pesaing. Dalam hal ini konsumen melihat nilai lebih dari produk tersebut. 17 6. Kesesuaian dengan spesifikasi, yaitu pandangan konsumen akan kualitas produk dimana informasi yang diberikan sesuai dengan hasil dari produk yang ditawarkan dengan konsumen. 7. Hasil, yaitu mengarah pada enam dimensi sebelumnya. Apabila produk yang diberikan perusahaan baik maka produk tersebut dipandang konsumen sebagai produk yang baik (sebagai hasil akhir). Persepsi adalah bagaimana kita melihat dunia sekitar kita berupa stimuli tentang objek (Simamora, 2008: 102). Pemasar harus bekerja keras meyampaikan pesan mereka, menekankan pengulangan agar produk dan perusahaan selalu diingat dan menjadi top of mind di benak konsumen. Proses pembentukan persepsi (berhubungan dengan rangsangan sensorik) menurut Simamora adalah sebagai berikut: 1. Atensi selektif, kecenderungan orang yang menyaring sebagian besar informasi yang mereka dapatkan (pemasar harus bekerja keras menarik perhatian konsumen) 2. Distorsi selektif, orang akan menyesuaikan informasi dengan kerangka pikiran yang sudah ditetapkan. Menggambarkan kecenderungan orang untuk menejermahkan informasi dalam cara yang akan mendukung apa yang telah mereka percayai. Jika seseorang mempercayai sebuah perusahaan, maka bentuk iklan atau pemberitaan apapun akan diterima oleh orang tersebut. 3. Retensi selektif, konsumen biasa mengingat hal-hal baik tentang merek yang mereka sukai dan melupakan hal-hal baik tentang merek pesaing. Jadi pada intinya proses persepsi selektif ini konsumen dengan perhatian selektif memilih pesan promosi apa yang akan mereka perhatikan. Kemudian dengan 18 pengertian selektif menterjemahkan pesan yang sejalan dengan kepercayaan, sikap, motif dan pengalaman mereka. Konsumen dengan retensi selektif mengingat pesan yang lebih bermakna atau penting bagi mereka. Definisi persepsi menurut para ahli (Mulyana, 2009: 180), antara lain: 1. J.Cohen: Interpretasi bermakna atau sensasi sebagai representasi objek eksternal. Perspsi merupakan pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada diluar sana. 2. Joseph A. Devito: Proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi meliputi penginderaan (pesan yang diterima oleh panca indera) melalui alat-alat indera kita, atensi (memperhatikan kejadian/rangsangan) dan interpretasi (pengetahuan mengenai informasi dan makna pada objek tersebut. 2.2.2 Pengertian Motivasi Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat. Motivasi menurut Swasta & Handoko adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan (Sunyoto, 2012: 261). Tanpa motivasi seseorang tidak akan terpengaruh untuk mencari kepuasan terhadap dirinya. Para ahli psikologis telah mengembangkan teori motivasi manusia. Motivasi adalah keadaan seseorang (pribadi) yang mendorong untuk melakukan keinginan dalam mencapai tujuan. 19 Belum terpenuhinya, kebutuhan, keinginan, dan permintaan Tekanan Pengetahuan Dorongan Perilaku Tujuan/pemenu han kebutuhan Proses Kognitif Pengurangan tekanan Gambar 2.3 Model Proses Motivasi Sumber: Schiffman dan Kanuk (Sunyoto, 2012:262) Motivasi pembelian dipengaruhi oleh motivasi bersifat rasional dan emosional. Motivasi rasional dilihat dari produk dan kenyataan (obyektif) serta atribut produk secara fungsional yaitu berupa kualitas produk, harga produk, dan efisiensi produk. Motivasi bersifat emosional dilihat dari perasaan yang didapat langsung dari panca indera. Dalam hal ini jika seseorang membeli rumah akan dapat meningkatkan status sosial dan status ekonomi orang tersebut. Motivasi berupa pengetahuan, sikap yang mempengaruhi dan mendorong konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, yang dilihat dari nilai yang diberikan sesuai dengan nilai yang didapatkan konsumen sehingga bisa membawa image dan reputasi perusahaan yang baik pada akhirnya. Motivasi merupakan suatu hal yang mendorong seseorang untuk melaksanakan dan mempertahankan keinginan, 20 motivasi ini ada dalam diri seseorang dan tidak tampak dari luar. Hubungan motivasi dengan keputusan pembelian yaitu kekuatan dalam diri seseorang yang bergerak dan memaksa untuk bertindak. Jika motivasi meningkat maka konsumen akan terdorong untuk berperilaku menguasai objek tersebut, begitu juga sebaliknya jika motivasi terhadap obyek rendah maka orang akan menghindari objek. 2.2.3 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah “the selection of an option from two or alternative choice.”. Keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternative pilihan yang ada dalam berbagai proses yang dilaluinya (Sunyoto, 2012: 278). Pengambilan keputusan pembelian menurut tujuan akhir pembelian dibagi menjadi dua yaitu tujuan akhir individual yaitu memenuhi kebutuhan sendiri; serta tujuan akhir konsumen organisasi atau industrial yaitu lembaga atau organisasi industri dalam keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggota. Penjual perlu menyusun struktur keputusan pembeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya. Setiap konsumen membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen. Komponen-komponennya tersebut adalah: 1. Keputusan tentang jenis produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiaannya kepada orang- 21 orang yang berminat membeli suatu produk serta alternative lain yang mereka pertimbangkan. 2. Keputusan tentang bentuk produk Keputusan ini menyangkut ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya. 3. Keputusan tentang merk Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. 4. Keputusan tentang penjualnya Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer baru mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. 5. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbedabeda dari para pembeli. 6. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut adanya uang. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. 22 7. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya. 2.2.4 Tahap-tahap dalam Proses Pembelian Dalam melakukan proses pembelian dari sebelum membeli sampai setelah melakukan pembelian, proses pembelian konsumen melewati tahap-tahap membeli, yang dikonseptualisasikan dalam model lima tahap proses membeli. Model tersebut dapat dilihat dibawah ini: Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Penilaian Alternatif Keputusan Membeli Perilaku Setelah Membeli Gambar 2.4 Tahap Proses Pembelian Sumber: Radiosunu (Sunyoto, 2012:280) Model ini mempunyai implikasi bahwa para konsumen melalui lima tahap dalam membeli sesuatu. Tahap-tahap tersebut tidak harus dilewati secara urut. Dalam pemecahan masalah pembelian yang bersifat ekstensif calon pembeli dapat bertolak dari keputusan mengenai penjual, karena ingin mendapat keterangan dari penjual yang dipercaya, mengenai perbedaan dan bentuk produk. 23 1. Pengenalan masalah (Rangsangan internal atau eksternal) Konsumen mulai menyadari kebutuhan yang tidak terpuaskan sehingga muncul masalah demi meningkatkan kepuasaan. Masalah timbul dari dalam diri konsumen yang berupa kebutuhan, yang digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Berdasarkan pengalaman yang telah lalu, seseorang belajar bagaimana mengatasi dorangan ini ke arah satu jenis objek yang dapat menjenuhkannya. Semua rangsangan yang ada pada diri konsumen menyebabkannya dia mengenal suatu masalah. Sehingga perusahaan perlu mengetahui jawaban dari pertanyaan apakah masalah yang dirasakan, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan bagaimana kebutuhan atau masalah ini menyebabkan semua itu muncul dan bagaiman kebutuhan atau masalah ini menyebabkan seseorang mencari produk tertentu. 2. Pencarian informasi Setelah timbul suatu masalah berupa kebutuhan yang digerakkan oleh rangsangan dari luar, dan didorong untuk lebih peka dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, konsumen akan mencari sumber informasi serta mengidentifikasi masalah tentang objek yang bisa memuaskan keinginannya. Pencarian informasi tergantung oleh kuat lemahnya kebutuhan banyaknya informasi yang telah dimilikinya kemudian mengadakan penilaian terhadap informasi yang diperolehnya serta menganalisa apakah produk tersebut bisa untuk mencukupi kebutuhan. 3. Penilaian alternatif Dari informasi yang diperoleh konsumen, digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapi serta daya tarik masing-masing alternatif. Dalam proses ini konsumen mulai 24 melakukan pertimbangan dari proses informasi yang didapatkan dan melakukan penetapan alternatif. Untuk mengetahui proses evaluasi yang dilakukan konsumen terlebih dahulu harus dipahami oleh beberapa konsep dasar yaitu: atribut golongan produk, keyakinan merek dagang, pembeli kemungkinan besar beranggapan bahwa kepuasan dapat diperoleh dari tiap produk berubah-ubah, dengan berubahnya tingkat alternatif dari tiap atribut, dan konsumen menentukan sikap terhadap merek melalui proses evaluasi. 4. Keputusan membeli Tahap evaluasi berakibat bahwa konsumen membentuk preferensi dari kumpulan pilihan alternatif-alternatif merek barang. Konsumen mulai membentuk niat, memilih dan melakukan transasksi pembelian. Biasanya barang dengan merek yang disukainya adalah barang dengan yang akan dibelinya. Disamping sikap, masih ada dua faktor yang mempengaruhi nilai seseorang untuk membeli yaitu: faktor sosial dan faktor-faktor situasi. 5. Perilaku setelah pembelian Setelah melakukan pembelian konsumen akan melakukan evaluasi pengalaman apakah merasakan kepuasan atau mungkin ketidakpuasan, apakah akan lanjut atau tidak melakukan penggunaan produk tersebut. Perilaku pasca pembelian ini bisa berupa keluhan, kritik dan saran atas kualitas produk dan pelayanan yang telah diberikan. Ini menarik bagi produsen untuk memerhatikan tindakan konsumen setelah melakukan pembelian. Konsumen dalam memenuhi keinginannya, mempunyai pengharapan agar bisa terpuaskan. Pengharapan konsumen itu timbul dari pesan-pesan yang diterima dari para penjual, teman dan sumber lain bahkan dari perusahaan sendiri. 25 2.3 Kerangka Pemikiran X.1: Persepsi Konsumen Persepsi (X1) X.2: Motivasi Konsumen Keputusan Pembelian (Y) Y: Keputusan Pembelian Motivasi (X2) Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran 2.4 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1. Pengarang, Tahun, Halaman, Nama Jurnal, Volume Reagi Garry Imancezar & Imroatur Khasanah, S.E., MM, 2011, hal: 1-30, Jurnal Ekonomi 2. Dewi Urip Wahyuni, 2008, hal: 30-37, Jurnal Manajemen dan Kewirausahawaan, Vol. 10 No.1 3 Mashadi, 2006 4. Christin Susilowati, Armanu Thoyib, Kartika Indah Permanasari, 2012, Jurnal Judul Jurnal Kesimpulan Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Konsumen, dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Distro Districdes di Semarang) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,431 terhadap keputusan pembelian dengan nilai t hitung = 5,908 dan signifikan 0,000. Persepsi berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,24 terhadap keputusan pembelian dengan nilai t hitung = 3,183 dan signifikan 0,02. Dalam hal ini motivasi berpengaruh paling kuat/dominan terhadap keputusan pembelian. Motivasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,393 dan persepsi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,037. Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap dan Pembelajaran Konsumen terhadap Keputsan Pembelian Minuman Kemasan Merek “Teh Botol Sosro” Di Kawasan Depok” Pengaruh Komunikasi Pemasaran terhadap Keputusan Konsumen Ada Pengaruh signifikan dari motivasi, persepsi, sikap, dan pembelajaran konsumen terhadao keputusan pembelian. Komunikasi pemasaran berpengaruh terhadap motivasi konsumenm dan 26 Aplikasi Manajemen Vol. 10 No.1 5. Sujana & Cindy Ekaputi Sim, 2012, Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol. 12 No.1 6. Hishamudiin Bin Ismail, 2008, Journal of Legal, Ethical and Regulatory, Vol.11 Number 1 7. Moudi Almousa, 2011, International Journal of Arts & Sciences 8. Annette Kaufman & Tonya Dodge, 2009, Soc Psychol Educ dalam menggunakan Kartu Seluler IM3 melalui Motivasi Konsumen (Studi pada Pengguna IM3 di Malang) Pengaruh Karakteristik Individu dan Faktor Psikologis terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Blackberry Consumer Perceptions on The Consumerism Issues and Its Influence on Their Purchasing Behavior: A View From Malaysian Food Industry The Influence of Risk Perception in Online Purchasing Behavior: A Multi Dimensional Perspective Student Perceptions and Motivations in the Classroom: Exploring relatedness and Value motivasi berpengaruh terhadap keputusan konsumen. Hubungan faktor psikologis terhadap keputusan pembelian berkolerasi sebesar 0,458 atau 45,8 persen. Masalah konsumerisme lingkungan ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pembelian konsumen. Konsumen dirasakan kemudahan dalam penggunaan dan persepsi manfaat belanja internet memiliki efek positif yang kuat pada sikap untuk berbelanja di internet dan sikap positif memiliki efek positif yang kuat pada niat pembelian. Analisis regresi linear menunjukkan pengaruh signifikan secara statistik penguasaan tujuan dan otonomi pada keterkaitan sehingga skor yang lebih tinggi dikaitkan dengan lebih besar keterkaitan. Pola serupa muncul untuk nilai. Baik kinerja-pendekatan atau tujuan kinerjapenghindaran secara signifikan terkait dengan keterkaitan atau nilai. Teoritis dan praktis kontribusi dibahas. 27 2.5 Hubungan Persepsi dan Motivasi dengan Keputusan Pembelian Persepsi adalah pandangan seseorang atau individu terhadap suatu objek, suatu hal atau mengenai seseorang. Dalam hal ini persepsi melibatkan penafsiran seseorang atas suatu kejadian berdasarkan pengalaman. Persepsi seseorang akan suatu produk dilihat dari keseluruhan kualitas dari produk dan pelayanan yang diberikan, sehingga perusahaan harus berusaha keras membentuk persepsi baik terhadap konsumen. Persepsi yang baik membentuk image perusahaan yang baik dan akan membawa keputusan pembelian produk tersebut. Motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak. Motivasi adalah mengenai suatu keadaan dalam pribadi seseorang tersebut yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keingininan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang meningkat membawa seseorang untuk mencari tahu mengenai produk, sebaliknya motivasi yang menurun membuat seseorang cenderung menghindari produk tersebut. Dalam jurnal Dewi Urip Wahyuni yang berjudul Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan sikap konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat, mengatakan bahwa motivasi dalam diri akan mempengaruhi seseorang (konsumen) dalam melakukan pembelian karena didasarkan pada dorongan yang dimiliki, misalnya penilaian terhadap kualitas, harga, kenyamanan pemakaian terhadap barang yang dibutuhkan. Peran persepsi konsumen akan mempengaruhi pula terhadap keputusan pembelian, hal ini wajar karena setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu objek oleh karena itu keputusan pembelian akan cepat terlaksana apabila muncul persepsi positif terhadap barang yang akan dibelinya. Persepsi tersebut 28 dapat berupa penilaian terhadap apa saja yang melekat pada suatu produk yang dapat menimbulkan kepuasan dan kenyamanan pada konsumen. Dalam jurnal Reagi Garry Imancezar & Imroatul Khasanah yang berjudul Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Konsumen, dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Distro Districtsides di Semarang), mengatakan bahwa motivasi konsumen memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap keputusan pembelian dengan menunjukkan besarnya pengaruh motivasi konsumen sebesar 0,431 terhadap keputusan pembelian dan nilai t hitung sebesar 5,908 dengan taraf signifikan 0,000. Variabel persepsi konsumen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan menunjukkan persepsi konsumen sebesar 0,241 terhadap keputusan pembelian dengan nilai t hitung sebesar 3,183 dengan taraf siginifikan 0,002. Dalam jurnal Mashadi yang berjudul Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap dan Pembelajaran Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Minuman Kemasan Merek “Teh Botol Sosro” di Kawasan Depok, mengatakan bahwa ada pengaruh signifikan dari motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen terhadap keputusan pembelian. Dari jurnal-jurnal penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ada teori sebelumnya antara persepsi dan motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian sehingga dapat dilakukan penelitian selanjutnya.