1 2 RINGKASAN EKSEKUTIF Industri batik adalah industri kreatif.Batik adalah industri kerajinan tangan.Untuk menghasilkan satu potong kain batik, tergantung dari tingkat kerumitan pola yang dihasilkan, membutuhkan waktu pengerjaan yang lama.Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang telah mendapat pengakuan UNESCO.Pengakuan nasional maupun internasional menunjukkan adanya suatu rekonstruksi budaya yang dilakukan secara kreatif sebagai bagian dari daya cipta manusia, dan bukan sekAdar warisan tradisi. Batik adalah industri strategis yang telah diproduksi di hampir semua daerah di tanah air dengan kekhasan budaya masing-masing. Selain itu, batik menyerap tenaga kerja yang besar. Kementerian Perindustrian dan Perdagangan memper-kirakan terdapat sekitar 39.600 unit bisnis pada tahun 2011 dengan jumlah serapan tenaga kerja sebesar 165.000 orang. Sementara total omzet ekspor batik pada tahun ini mencapai Rp 4 trilyun dengan pasokan bahan baku batik bernilai Rp1,8 trilyun (Solopos, 19 Oktober 2012). Posisi strategis batik itu dianggap tidak sebanding dengan struktur industri dan kemampuan manajemen internalnya.Masalah utama karena struktur industri batik berbasis industri rumah tangga dan dikerjakan oleh UKM secara tradisional. Sebagai industri kreatif, UKM batik dituntut terus kreatif-inovatif agar dapat bersaing dengan industri garment lainnya. Namun struktur yang menunjang hal seperti itu tidak ditemukan dalam organisasi UKM batik. Selain kendala keterbatasan SDM, terdapat juga beberapa masalah lain seperti modal, bahan baku, pemasaran, kemitraan, dan teknologi (Setyorini, 2013; Sinaga, 2012 ). Tambahan lagi, lamanya proses produksi batik dianggap kurang menguntungkan sehingga membuatnya kurang diminati oleh para investor yang membutuhkan perputaran uang yang 3 cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa, 2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang yang terkesan lambat. Tantangan industri batik bukan saja datang dari sesama perusahaan batik yang jumlahnya besar, tetapi juga dari industri tekstil dan pakaian jadi, bahkan kemungkinan masuknya batik impor akibat penerapan MEA 2015.Industri pakaian jadi memiliki keunggulan dalam kecepatan produksi karena menggunakan mesin dan terus mengikuti tren global. Sementara industri batik berbasis budaya dan motif lokal tradisional serta membutuhkan waktu lama untuk memproduksinya.Penerapan MEA pada tahun 2015akan menyebabkan serbuan batik impor dari negara-negara ASEAN yang akan meningkatkan intensitas persaingan (Darmansyah dan Soebagyo, 2010).Persaingan saat ini saja sudah menyebabkan bangkrutnya sebagian UKM batik.Data Bappeda Sragen menunjukkan penurunan jumlah usaha batik di Kabupaten Sragen, dari 4.795 unit usaha batik pada tahun 2009, menjadi 4.702 pada tahun 2011.(Bappeda Sragen 2011 dan 2009). Di luar anggapan banyak orang, industri batik ternyata mampu membuat terobosan-terobosan baik dari motif, maupun dari warna. UKM batik di Sragen mampu melepaskan diri dari motif-motif tradisional, dan mengadopsi motif dan warna yang lebih bervariasi. Perubahan itu menunjukkan inovasi dalam desain batik. Inovasi dan kewirausahaan sering dilihat sebagai kunci utama sukses dalam menghadapi setiap perubahan. Perusahaan kewirausahaan ditandai dengan komitmen terhadap inovasi (Krauss et al., 2011).Inovasi dilakukan tidak hanya dengan sengaja untuk menghasilkan ide-ide baru, tetapi juga dengan penerapan ide-ide baru yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Inovasi dalam industri batik meliputi apa yang mereka lakukan untuk membuat teknik baru, motif, dan pewarnaan pada kain batik (Susminingsih, 2013). 4 Para peneliti telah menunjukkan hubungan antara inovasi dengan berbagi pengetahuan dalam suatu organisasi. Sebagai contoh, Lin (2007) menunjukkan faktor individual dan faktor organisasi dalam berbagi pengetahuan yang memiliki dampak pada inovasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kesediaan karyawan membagi dan mengumpulkan pengetahuan memung-kinkan meningkatkan kemampuan inovasi perusahaan yang superior. Mathuramaytha (2012) meneliti hubungan antara kemampuan berbagi pengetahuan dan kemampuan inovasi dalam organisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan berbagi pengetahuan memberikan dampak positif pada kemampuan inovasi. Wang et al (2011) menunjukkan bahwa berbagi pengetahuan adalah carafundamental di mana karyawan dapat berkontribusi pada penerapan pengetahuan, inovasi, dan akhirnya keunggulan kompetitif organisasi. Berbagi pengetahuan antar karyawan dan dalam tim memungkinkan organisasi mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber daya pengetahuan. Berbagi pengetahuan dan kombinasinya secara positif berhu-bungan dengan penurunan biaya produksi, penyelesaian dan pengembangancepat produk baru, kinerja tim, kemampuan inovasi perusahaan, dan kinerja perusahaan termasuk pertumbuhan penjualan dan pendapatan dari produk dan layanan baru . Penelitian ini bertujuan menjelaskan pola-pola berbagi pengetahuan di kalangan UKM batik Sragen, mengindentifikasi faktorfaktor yang menopang berbagi pengetahuan, dan menghasilkan teori substantif berbagi pengetahuan di kalangan UKM batik Sragen.Penelitian ini dilakukan di tiga UKM batik Sragen yaitu UKM batik Akasia, Melati dan Dahlia (Nnama-nama disamarkan).Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan seluruh aspek berbagi pengetahuan di UKM batik Sragen dengan lebih komprehensif. Desain kualitatif diharapkan dapat menjaring makna dan pengalaman pribadi individu - bagaimana mereka memahami, 5 menjelaskan, merasa, dan berbicara tentang hubungan mereka dengan orang lain. Seperti dikatakan oleh Krauss "Penelitian kualitatif memiliki tujuan yang unik untuk memfasilitasi proses pembuatan makna. Kompleksitas makna dalam kehidupan manusia memiliki banyak kaitannya dengan bagaimana makna dikaitkan dengan objek, orang dan peristiwa kehidupanyang berbeda"(Krauss, 2005).Metode kualitatif juga menyediakan sarana untuk menghasilkan data yang kaya dalam subjektivitas budaya, simbol, ritual, interaksi, tindakan, emosi, dan makna pribadi. Menggunakan metodologi grounded theory konstruktivis dari Charmaz (2005) penelitian ini berupaya membangun suatu teori substantif berbagi pengetahuan dalam UKM batik Sragen berdasarkan data empiris yang dikumpulkan di lapangan. Untuk penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan individu atau kelompok yang terlibat dalam setiap kegiatan batik. Agar pertanyaan lebih sistematik, peneliti menggunakan pedoman wawancara.Peneliti juga tinggal di salah satu UKM batik agar berkesempatan mengamati semua kegiatan dalam proses pembatikan. Dengan tinggal di lokasi UKM batik, peneliti mampu membina rasa saling percaya dan hubungan dengan hampir semua karyawan yang ada di ketiga UKM batik tersebut. Hal ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi informasi yang diberikan oleh para partisipan. Proses analisis dalam metodologi grounded theory dimulai dengan proses penyandian (coding) data hasil wawancara yang telah ditranskripsi menjadi teks. Strauss (1987 ) mendefinisikan penyandian (coding) sebagai istilah umum untuk konseptualisasi data. Terdapat beberapa jenis penyandian antara lain penyandian terbuka (open coding), penyandian aksial (axial coding), dan penyandian selektif (selective coding). Penyandian terbuka adalah proses dimana konsep diidentifikasi dan fitur dan dimensi ditemukan dalam data (Strauss & Corbin 1990:101). Dalam penyandian terbuka, data dipecah menjadi bagian-bagian diskrit, diteliti dengan seksama dan dibandingkan untuk 6 kesamaan atau perbedaan. Penyandian aksial adalah proses merelasikan sandi kepada kategori-kategori. Penyandian selektif adalah proses integrasi dan menyempurnakan teori yang dihasilkan(Strauss & Corbin 1990:143). Kategori-kategori yang dihasilkan dalam penyandian terbuka dan aksial diintegrasi secara sistematis untuk membentuk skema yang lebih besar, yang merupakan bentuk teori.Untuk membantu mempercepat proses analisis data, peneliti menggunakan aplikasi ATLAS.ti. Secara umum penelitian ini telah menghasilkan penjelasan pola-pola berbagi pengetahuan di kalangan UKM batik Sragen, mengidentifikasi faktor-faktor yang menopang proses berbagi pengetahuan, dan menghasilkan teori substantif Teori Transformasi Pembatik Sragen. Temuan pola-pola berbagi pengetahuan dalam UKM batik Sragen menjelaskan bagaimana berbagi pengetahuan terjadi di setiap proses bisnis, dari desain motif sampai dengan pemasaran.Temuan dalam bidang ini juga menunjukkan modus-modus transfor-masi/penciptaan pengeta-huan terjadi di dalam UKM batik Sragen. Temuan faktor-faktor yang menopang berbagi pengeta-huan menunjukkan faktor-faktor dominan yang menopang berbagi pengetahuan dalam UKM batik Sragen, yaitu Belajar, Motivasi, Lingkungan dan Karakteristik Individu.Sedangkan temuan Teori Substantif Transformasi Pembatik Sragen menjelaskan tiga fase transformasi individu dari fase awal berkenalan dan belajar membatik, kepada fase kedua menjadi karyawan suatu UKM batik, dan kepada fase terakhir menjadi pemilik usaha batiknya sendiri. Selain ketiga temuan tersebut yang bersifat umum, penelitian ini juga menemukan bentuk organisasi belajar di lingkungan UKM batik Sragen.Hal ini menunjukkan bahwa meskipun secara struktur dan manajemen organisasi, UKM batik Sragen tidak sebanding dengan organisasi perusahaan-perusahaan yang besar dan sudah mapan, 7 namun UKM batik Sragen juga memiliki bentuk organisasi belajar informal. Melalui bentuk-bentuk belajar informal yang terkesan tanpa dikelola secara baik, batik Sragen telah mengalami empat kali transformasi penting antara lain: 1) melepaskan ketergan-tungan dari sekedar pekerja upahan juragan batik Solo atau Yogya menjadi pengusaha batik, 2) melepaskan ketergantung acuan warna-warna batik Solo dan Yogya menjadi warna-warna sendiri yang berbasis pada bahan baku yang tersedia di lingkungannya, 3) melepaskan diri dari motif batik keraton menjadi motif batik flora dan fauna, dan 4) melepaskan diri dari pakem batik tradisional menjadi batik kontemporer. Konsekuensi dari temuan ini adalah pentingnya UKM batik terus mempertahankan organisasi mereka sebagai organisasi belajar, dan bahkan semakin memperluas bentuk-bentuk belajar dan karyawan yang terlibat di dalamnya.Temuan penelitian ini juga memperkuat temuan (Iriani & Priyanto, 2013; Iriani, 2013) bahwa bentuk-bentuk belajar dan kerjasama antar karyawan lebih banyak terdapat dalam hubungan informal dari pada hubungan formal. Beberapa temuan lain yang bersifat spesifik antara lain, peranan pembatik sanggan sebagai pembina pembatik pemula, kecenderungan batik terangkat dari budaya tradisional yang menopang awal berdirinya, peranan sentral Carik Batik, dan motivasi karyawan untuk memiliki usaha sendiri. Penelitian ini dilakukan sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar doktor dalam bidang manajemen.Meskipun penelitian ini telah memakan waktu yang cukup lama, namun keterbatasan waktu menjadi kendala untuk menghasilkan gambaran yang lebih lengkap dan sempurna.Untuk itu peneliti mengharapkan banyak saran dan kritikan untuk menyempurna-kan hasil penelitian ini. 8 DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF………………………………………..……………… DAFTAR ISI…………………………………………………………..……………… DAFTAR GANBAR………………………………………………..….…………… DAFTAR TABEL……………………………………………………..……………… UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………..……………….. i ix xiv xvii xix BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1.1 Latar Belakang……………………………………………… 1.2 Masalah Penelitian………………………………………. 1.3 Persoalan Penelitia……………………………….……… 1.4 Tujuan……………………………………………….………… 1.5 Struktur Disertasi………………………………….……… 1 1 7 11 12 13 BAB II LANDASAN TEORITIS…………………………………………… 2.1. Pengetahuan………………………………………..……… 2.1.1. Pengetahuan Eksplisit dan Tasit…….…….. 2.1.2. Alternatif Lain Klasifikasi Pengetahuan… 2.2. Berbagi Pengetahuan……………………………………. 2.2.1. Pola Berbagi Pengetahuan……….…………… 2.2.2.Model Lain Berbagi Pengetahuan……..…… 2.3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berbagi Pengetahuan………………………………………….… 2.3.1. Kerangka Kerja Wang & Noe……………..…. 2.3.2.Kerangka Kerja Cabrera & Cabrera………… 2.3.3.Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action, TRA)………………….………. 2.3.4.Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavioir, TPB)………………………… 15 16 17 18 21 22 34 37 37 40 42 9 45 47 BAB III BAB IV 2.3.5. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)………………………………………………… METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS DATA……………………………………………………..….………… 3.1.Desain Penelitian……………………….…………..……… 3.2.Grounded Theory…………………………….…….……… 3.3.Pengumpulan Data……………………………….….….… 3.3.1. Metode………………………….……..…….…..…… 3.3.2. Pemilihan Responden……………..….………… 3.4.Analisis Data…………………………………….….………… 3.4.1. Penyandian Data (Coding Process) …….… 3.4.2.Penggunaan Alat Analisis KualitatifATLAS.ti…………………………………..……….…… 3.5.Ringkasan…………………………………………...…….…… POLA BERBAGAI PENGETAHUAN DALAM UKM BATIK SRAGEN……………………….…………………………… 4.1.Berbagi Pengetahuan dalam Warna……….……… 4.1.1.Ekstraksi Warna Alam……………………...……. 4.1.2.Meracik Warna………………………………...…… 4.2. Berbagai Pengetahuan Melalui Dokumentasi Warna………………………………………………………..… 4.3. Desain Motif Batik…………………………..……………. 4.3.1. Proses Desain Batik……………………………… 4.3.2.Berbagi Pengetahuan dalam Mendesain.. 4.4. Proses Membatik (Waxing)…………………….…….. 4.4.1.Langkah-Langkah dalam Membatik……..… 4.4.2.Berbagi Pengetahuan Dalam Proses Membatik……………………………………………… 4.5. Berbagai Pengetahuan Tentang Konsumen dan Kompetitor………………………………………….… 10 49 49 51 54 55 62 65 65 69 70 71 71 73 79 89 93 93 99 116 120 130 152 155 4.6. Ringkasan……………………………………………………… BAB V BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BERBAGI PENGETAHUAN…………..…………………..…… 5.1.Belajar……………………………………………….………….. 5.1.1.Kapasitas Belajar………….……………..………… 5.1.2.Materi Belaja………….……………………………… 5.1.3.Metode Belajar……………………………….…….. 5.1.4.Lingkungan Belajar…………………………..……. 5.1.5.Variasi Belajar……………………………………….. 5.2.Motivas…………………………………………………..……… 5.2.1.Keyakinan akan Kepemilikan Pengetahuan……………………………. 5.2.2.Persepsi Keuntungan atau Biaya (Perceived Benefit or Cost)……………………. 5.2.3.Kepercayaan, Keadilan, Resiprositas dan Sikap……………………………………………………… 5.3.Lingkungan………………………………………….…………. 5.3.1.Konteks Organisasi……………………….……….. 5.3.2.Karakteristik Budaya……………………….…….. 5.4.Karakteristik Individu……………………………………… 5.5.Ringkasan…………………………………………………..….. PENGEMBANGAN TEORI SUBSTANTIF DARI KOLEKSI DATA…………………………………………….………. 6.1 Proses Penyandian………………………………………. 6.1.1.Penyandian Terbuka (Open Coding) 6.1.2.Penyandian Aksial……………………………….… 6.1.3.Penyandian Selektif………………………………. 6.2. Profil Transformasi Pembatik Berdasarkan Data Wawancara…………………………………………. 11 156 157 161 163 166 167 168 170 171 174 178 179 199 203 207 213 214 220 221 222 226 227 232 6.3. Peranan Berbagi Pengetahuan Dalam Transformasi Pembatik………………..…………….… 6.3.1.Belajar…………………………………………………… 6.3.2.Lingkungan……………………………………………. 6.3.3 Motivasi………………………………………………… 6.3.4 Karakteristik Individu…………………….……… 6.3.5 Ringkasan Peranan Berbagi Pengetahuan Dalam Transformasi Pembatik………………. 6.4 Ringkasan…………………………………………………….. 237 241 246 247 249 249 261 HASIL DAN PEMBAHASAN……………………….. 7.1. Temuan Pola-Pola Berbagi Pengetahuan……… 7.2. Temuan Faktor-Faktor yang Mendukung Berbagi Pengetahuan……………..………………….… 7.2.1. Belajar…………………………………………….……. 7.2.2.Motivasi…………………………………….………….. 7.2.3. Lingkungan…………………………………………… 7.2.4. Karakteristik Individu……………………………. 7.3. Temuan Teori Subtantif Transformasi Pembatik Sragen………………………….………………. 7.4. Ringkasan…………………………………….……….……… 262 273 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN……………………….…………. 8.1.Pola-Pola Berbagi Pengetahuan………..…………… 8.2. Faktor-Faktor Penopang Berbagi Pengetahuan……………………………………………….. 8.3 Teori Substantif Transformasi Pembatik Sragen…………………………………………………………. 8.4 Temuan-Temuan Spesifik……………………………. 8.4.1 Organisasi Belajar dalam UKM Batik Sragen……………………………………….………….. 312 312 BAB VII 12 283 287 289 298 303 304 306 311 316 318 318 319 8.4.2. Peranan Pembatik Sanggan sebagai Pembina Pembatik Pemula…………………… 8.4.3 Batik Terangkat Keluar Dari Budaya Pendukungnya………………………..……….…… 8.4.4 Inkonsistensi dalam Bidang Warna….….… 8.4.5 Peranan Sentral Carik Batik…………………… 8.4.6 Kompetitor Utama UKM Batik Sragen….. 8.4.7 Pengaruh Budaya……………….……….………… 8.4.8 Motivasi Membuka Usaha Sendiri…………. 8.5 Kontribusi dari Penelitian Terhadap Literatur Akademik…………………………………………………….. 8.6 Implikasi Kepada Praktisi…………………….……….. 8.7 Keterbatasan dan Penelitian Lanjutan…………. DAFTAR PUSTAKA………………………..…………….….……. 13 319 320 321 321 322 325 327 333 334 336 337 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Spiral penciptaan pengetahuan organisasi (Nonaka 28 32 1994)…………………………………………………. Gambar 2.2 Model SECI………………………………………………………………. 38 Gambar 2.3 Kerangka kerja Wang & Noe……………………………………. 40 Gambar 2.4 Kerangka kerja Aslani et al…………………………………….... 42 Gambar 2.5 Kerangka kerja Cabrera & Cabrera…………………………… 44 Gambar 2.6 Model teori tindakan beralasan dari Fishbein dan Ajzen (1975) ……………………………………………………………. 47 Gambar 2.7 Skema model teori perilaku terencana (TPB) sebagai perluasan dari TRA (sumber Godin, 1994.)…………..…… 55 Gambar 3.1 Peta kecamatan dalam Kabupaten Sragen………….…… 69 Gambar 3.2 Diagram metodologi grounded theory melalui proses penyandian……………………………………………….….. 74 Gambar 4.1 Contoh beberapa bahan pewarna alam…………………… 78 Gambar 4.2 a) Tiga bahan fiksasi. (b) batik sebelum fiksasi, (c) sesudah fiksasi……………………………………………………..….. 78 Gambar 4.3 Contoh warna alam dari kulit kesumba (Bixa orellana) sebelum dan sesudah fiksasi……………………… 81 Gambar 4.4 Proses berbagi pengetahuan dalam meracik warna… 95 96 Gambar 4.5 a) batik buketan Pekalongan, b) klowongan……….…… Gambar 4.6 Contoh beberapa bentuk motif pengisi bidang……….. 97 Gambar 4.7 Contoh motif isen-isen……………………………………………. 98 98 Gambar 4.8 Contoh beberapa motif geometris………………………….. Gambar 4.9 Beberapa contoh motif batik non-geometris…………… 110 Gambar 4.10 Pola berbagi pengetahuan dalam desain motif batik…………………………………………………………………………. 117 Gambar 4.11 a) Contoh Kompor, kuali, canting dan lilin b) 14 Contoh bentuk gawangan……………………………………..…. Gambar 4.12 Batik klowongan dan isen-isen………………………………. Gambar 4.13 Diagram proses membatik batik tulis……………… Gambar 4.14 Contoh bentuk cap dan pekerja sedang membuat batik cap…………………………………………………………………… Gambar 4.15 Pola berbagi pengetahuan dalam membatik…………. Gambar 4.16 Pola berbagi pengetahuan tentang konsumen dan kompetitor…………………………………………………….…………. Gambar 5.1 Model materi belajar dalam UKM batik Sragen……….. Gambar 5.2 Model metode-metode belajar dalam UKM batik Sragen………………………………………………… Gambar 6.1 Temuan Teori Tiga Fase Transformasi Pembatik Sragen………………………………………………………………………. Gambar 6.2 Hubungan tema-tema belajar dan kategori belajar……………………………………………………………………… Gambar 6.3 Hubungan tema-tema lingkungan dengan kategori lingkungan……………………………………………………………….. Gambar 6.4 Hubungan tema-tema motivasi dengan kategori motivasi……………………………………………… Gambar 6.5 Diagram hubungan antara tema-tema karakteristik individu dengan sub kategori karakteristik individu yang lebih umum……………………………………………………… Gambar 6.6 Ringkasan hubungan tiap fase transformasi pembatik dengan berbagi pengetahuan…………………… Gambar 7.1 Motif batik Semen Rama…………………………………………. Gambar 7.2 Hirarki kebutuhan menurut teori Maslow……………….. 15 118 120 121 129 151 163 165 222 228 234 243 247 267 275 277 279 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Berbagai pendekatan organisasibelajar…………...….. Tabel 2.2 Berbagai dimensi belajar……………………………………………… Tabel 4.1 Contoh bahan sumber pewarna alami…………………………. Tabel 6.1 Contoh awal penyandian terbuka………………………………… Tabel 6.2 Contoh hasil penyandian aksi……………………………….……… Tabel 6.3 Pengelompokan menjadi tema/ kategori……………………. Tabel 6.4 Panduan Scot menghasilkan pembelajaran usia dini.….. Tabel 6.5 Pengelompokan sandi menjadi tema-tema dalam kategori belajar………………………………………………………… Tabel 6.6 Pengelompokan sandi ke tema-tema dalam kategori lingkungan………………………………………………………….……. Tabel 6.7 Pengelompokan sandi ke tema-tema dalam kategori motivasi……………………………………………………………….…… Tabel 6.8 Pengelompokan sandi menjadi tema-tema dalam kategori karakteristik individu……………………………….…. Tabel 7.1 Modus dan pola berbagi pengetahuan dalam dokumentasi warna………………………………….……………… Tabel 7.2 Modus dan -pola berbagi pengetahuan dalam desain motif batik……………………………………………………………….. Tabel 7.3 Modus dan pola berbagi pengetahuan dalam membatik……………………………………………….………………… Tabel 7.4 Modus dan pola berbagi pengetahuan konsumen dan kompetitor…………………………………………………….…………. Tabel 7.5 Rekapan seluruh modus dan pola berbagi pengetahuan……………………………………………………………. Tabel 7.6 Motivator dominan dan karakteristik individu berdasarkan teori McClelland……………………….. 16 28 30 75 215 218 219 220 227 232 238 242 253 254 257 259 260 296 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus karena oleh perkenan-Nya saya bisa menyelesaikan penelitian dan penulisan disertasi ini.Saya bersyukur bahwa setelah melalui perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan akhirnya disertasi ini bisa saya selesaikan juga.Perjalanan itu dimulai dengan mendaftar sebagai mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana. Hal itu kemudian diikuti dengan berbagai kuliah, tugas-tugas dalam bentuk makalah serta presentasi, proposal penelitian, ujian-ujian, dan penelitian lapangan yang cukup panjang dan melelahkan. Semua itu memiliki suka dan duka, namun pada akhirnya hanya tinggal rasa bahagia dan puji syukur kepada Tuhan. Sudah tentu ada banyak orang yang terlibat dan ikut membantu serta mendorong saya dalam menyelesaikan tugas saya ini, tanpa mereka saya tidak dapat merampungkan penelitian dan penulisan disertasi ini.Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan rasa terima kasih saya kepada bapak Prof. Dr. Ir. Sonny Heru Priyanto, MM yang bertindak sebagai Promotor saya.Dalam tugas-tugas yang cukup banyak sebagai Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis, beliau masih sempat meluangkan banyak waktu kepada saya untuk melakukan bimbingan rutin. Beliau juga bersedia ikut mendampingi saya mengunjungi para UKM batik di Sragen dimana saya melakukan penelitian. Perkunjungan dan pertemuan beliau secara langsung dengan pemilik UKM ikut menopang hubungan saya dengan para pemilik UKM tersebut, karena mereka tidak menyangka bahwa seorang profesor bersedia ikut mendampingi mahasis-wanya. Terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak Prof. Christantius Dwiatmadja,SE, ME, PhD yang bertindak sebagai KoPromotor dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Doktor Ilmu 17 Manajemen (DIM) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana. Di tengah berbagai kesibukan beliau sebagai Ketua Program Studi maupun tugas-tugas BAN, beliau masih sempat memberikan waktu untuk bimbingan dan dorongan semangat, terutama ketika saya berhadapan dengan berbagai situasi yang melemahkan semangat dan hampir menyerah.Sebagai Ko-Promotor beliau juga memberikan banyak saran-saran dalam penyempurnaan penulisan disertasi ini. Terima kasih yang sama saya sampaikan kepada bapak Neil Samuel Rupidara, SE, MSc, PhD yang juga bertindak sebagai KoPromotor kedua saya. Sebagai PR V UKSW sudah tentu beliau memiliki kesibukan yang banyak.Namun, kesibukan beliau itu tidak menghalanginya memberikan waktu bagi saya untuk melakukan bimbingan secara rutin.Ketelatenan beliau dalam membaca dan memberikan saran-saran sangat penting dalam memperbaiki penulisan disertasi ini. Di samping Promotor dan Ko-Promotor, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pada penguji yaitu bapak Prof. Dr. Agus Suroso,MS; bapak Prof. Supramono, SE., MBA., DBA, bapak Dr. Gatot Sasongko, SE., MS., dan ibu Ir. Lieli Suharti, MM., PhD yang telah memberikan banyak saran dan kritikan bagi penyempurnaan disertasi ini. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah memberikan bantuan berupa dana Hibah Doktor, sehingga saya dapat dengan tenang melakukan penelitian dan menulis disertasi ini. Terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak dan Ibu pemilik serta karyawan UKM batik Dewi Arum, Winda Sari dan Dewi Brotojoyo, terutama kepada bapak H.Sumarsono, ibu Wiwin dan ibu Krisny, yang telah menerima dan membantu saya dengan penuh keikhlasan dalam melakukan penelitian di tempat mereka. Bantuan 18 mereka tak bisa diukur dengan uang dan kata-kata, oleh karena itu saya berdoa semoga Tuhan saja yang akan membalas budi baik bapakbapak dan ibu-ibu. Tak lupa saya juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM Kabupaten Sragen yang telah memfasilitas saya dalam melakukan penelitian di Sragen, terutama kepada bapak Agus Riyanto yang telah banyak membantu dalam memberikan pemahaman yang mendalam tentang perkembangan batik Sragen. Terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak Dekan Fakultas Ekonomi, juga kepada bapak Prof. Supramono, SE., MBA., sebagai Ketua Program Studi Doktor Ilmu Manajemen (DIM) yang baru pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, para dosen dan staf administrasi yang telah ikut membantu dan mendukung saya beserta teman-teman berupa berbagai fasilitas belajar yang bermutu sehingga kami dapat belajar dengan lancar dan baik. Secara khusus, terima kasih saya kepada suami dan anak-anak saya yang sangat saya cintai. Mereka begitu bersemangat mendorong saya untuk melanjutkan studi S3. Tanpa dorongan dan kasih sayang mereka pekerjaan ini akan menjadi terlalu berat untuk saya selesaikan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada ibu Titik Djajadi yang telah ikut membantu menemani saya sebagai asisten dalam penelitian saya di Kabupaten Sragen.Beliau begitu bersemangat ketika saya meminta untuk membantu saya.Memiliki teman mengobrol dalam perjalanan membuat perjalanan dari Salatiga-Sragen menjadi tidak terlalu membosankan dan berat. Akhirnya, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, yang karena keterbatasan tempat ini, tidak bisa saya sebutkan nama mereka satu per satu. Saya berdoa semoga Tuhan membalas semua kebaikan mereka. 19 Tak ada gading yang tak retak.Meskipun saya telah berusaha dengan sepenuh kemampuan saya untuk menyempur-nakan disertasi ini, namun saya menyadari bahwa masih terdapat kelemahankelemahan yang mungkin tidak saya sadari. Mudah-mudahan, hal itu akan dapat diteruskan oleh mereka yang tertarik dalam bidang ini. Akhir kata, saya berharap hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukkan bagi siapa saja yang berkecimpung dalam usaha kecil menengah pada umumnya, dan batik pada khususnya. Tuhan memberkati usaha kita semua! Salatiga, Juli 2015. 20