studi grounded theory di UKM batik Sragen

advertisement
1
2
RINGKASAN EKSEKUTIF
Industri batik adalah industri kreatif.Batik adalah industri
kerajinan tangan.Untuk menghasilkan satu potong kain batik, tergantung dari tingkat kerumitan pola yang dihasilkan, membutuhkan
waktu pengerjaan yang lama.Batik merupakan karya seni budaya
bangsa Indonesia yang telah mendapat pengakuan UNESCO.Pengakuan nasional maupun internasional menunjukkan adanya suatu
rekonstruksi budaya yang dilakukan secara kreatif sebagai bagian dari
daya cipta manusia, dan bukan sekAdar warisan tradisi.
Batik adalah industri strategis yang telah diproduksi di hampir
semua daerah di tanah air dengan kekhasan budaya masing-masing.
Selain itu, batik menyerap tenaga kerja yang besar. Kementerian
Perindustrian dan Perdagangan memper-kirakan terdapat sekitar
39.600 unit bisnis pada tahun 2011 dengan jumlah serapan tenaga
kerja sebesar 165.000 orang. Sementara total omzet ekspor batik pada
tahun ini mencapai Rp 4 trilyun dengan pasokan bahan baku batik
bernilai Rp1,8 trilyun (Solopos, 19 Oktober 2012).
Posisi strategis batik itu dianggap tidak sebanding dengan
struktur industri dan kemampuan manajemen internalnya.Masalah
utama karena struktur industri batik berbasis industri rumah tangga
dan dikerjakan oleh UKM secara tradisional. Sebagai industri kreatif,
UKM batik dituntut terus kreatif-inovatif agar dapat bersaing dengan
industri garment lainnya. Namun struktur yang menunjang hal seperti
itu tidak ditemukan dalam organisasi UKM batik. Selain kendala
keterbatasan SDM, terdapat juga beberapa masalah lain seperti
modal, bahan baku, pemasaran, kemitraan, dan teknologi (Setyorini,
2013; Sinaga, 2012 ). Tambahan lagi, lamanya proses produksi batik
dianggap kurang menguntungkan sehingga membuatnya kurang
diminati oleh para investor yang membutuhkan perputaran uang yang
3
cepat (Hayati, 2007). Hal yang sama juga dikemukakan oleh (Aribawa,
2009) yang merujuk kepada perkembangan batik tulis Lasem di
Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang yang terkesan lambat.
Tantangan industri batik bukan saja datang dari sesama
perusahaan batik yang jumlahnya besar, tetapi juga dari industri tekstil
dan pakaian jadi, bahkan kemungkinan masuknya batik impor akibat
penerapan MEA 2015.Industri pakaian jadi memiliki keunggulan dalam
kecepatan produksi karena menggunakan mesin dan terus mengikuti
tren global. Sementara industri batik berbasis budaya dan motif lokal
tradisional
serta
membutuhkan
waktu
lama
untuk
memproduksinya.Penerapan MEA pada tahun 2015akan menyebabkan serbuan batik impor dari negara-negara ASEAN yang akan
meningkatkan intensitas persaingan (Darmansyah dan Soebagyo,
2010).Persaingan saat ini saja sudah menyebabkan bangkrutnya
sebagian UKM batik.Data Bappeda Sragen menunjukkan penurunan
jumlah usaha batik di Kabupaten Sragen, dari 4.795 unit usaha batik
pada tahun 2009, menjadi 4.702 pada tahun 2011.(Bappeda Sragen
2011 dan 2009).
Di luar anggapan banyak orang, industri batik ternyata
mampu membuat terobosan-terobosan baik dari motif, maupun dari
warna. UKM batik di Sragen mampu melepaskan diri dari motif-motif
tradisional, dan mengadopsi motif dan warna yang lebih bervariasi.
Perubahan itu menunjukkan inovasi dalam desain batik.
Inovasi dan kewirausahaan sering dilihat sebagai kunci utama
sukses dalam menghadapi setiap perubahan. Perusahaan kewirausahaan ditandai dengan komitmen terhadap inovasi (Krauss et al.,
2011).Inovasi dilakukan tidak hanya dengan sengaja untuk menghasilkan ide-ide baru, tetapi juga dengan penerapan ide-ide baru yang
ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Inovasi dalam
industri batik meliputi apa yang mereka lakukan untuk membuat
teknik baru, motif, dan pewarnaan pada kain batik (Susminingsih,
2013).
4
Para peneliti telah menunjukkan hubungan antara inovasi
dengan berbagi pengetahuan dalam suatu organisasi. Sebagai contoh,
Lin (2007) menunjukkan faktor individual dan faktor organisasi dalam
berbagi pengetahuan yang memiliki dampak pada inovasi. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa kesediaan karyawan membagi dan
mengumpulkan pengetahuan memung-kinkan meningkatkan kemampuan inovasi perusahaan yang superior. Mathuramaytha (2012)
meneliti hubungan antara kemampuan berbagi pengetahuan dan
kemampuan inovasi dalam organisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan berbagi pengetahuan memberikan dampak positif pada kemampuan inovasi.
Wang et al (2011) menunjukkan bahwa berbagi pengetahuan
adalah carafundamental di mana karyawan dapat berkontribusi pada
penerapan pengetahuan, inovasi, dan akhirnya keunggulan kompetitif
organisasi. Berbagi pengetahuan antar karyawan dan dalam tim
memungkinkan organisasi mengeksploitasi dan memanfaatkan
sumber daya pengetahuan. Berbagi pengetahuan dan kombinasinya
secara positif berhu-bungan dengan penurunan biaya produksi,
penyelesaian dan pengembangancepat produk baru, kinerja tim,
kemampuan inovasi perusahaan, dan kinerja perusahaan termasuk
pertumbuhan penjualan dan pendapatan dari produk dan layanan
baru .
Penelitian ini bertujuan menjelaskan pola-pola berbagi
pengetahuan di kalangan UKM batik Sragen, mengindentifikasi faktorfaktor yang menopang berbagi pengetahuan, dan menghasilkan teori
substantif berbagi pengetahuan di kalangan UKM batik
Sragen.Penelitian ini dilakukan di tiga UKM batik Sragen yaitu UKM
batik Akasia, Melati dan Dahlia (Nnama-nama disamarkan).Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan seluruh
aspek berbagi pengetahuan di UKM batik Sragen dengan lebih
komprehensif. Desain kualitatif diharapkan dapat menjaring makna
dan pengalaman pribadi individu - bagaimana mereka memahami,
5
menjelaskan, merasa, dan berbicara tentang hubungan mereka
dengan orang lain. Seperti dikatakan oleh Krauss "Penelitian kualitatif
memiliki tujuan yang unik untuk memfasilitasi proses pembuatan
makna. Kompleksitas makna dalam kehidupan manusia memiliki
banyak kaitannya dengan bagaimana makna dikaitkan dengan objek,
orang dan peristiwa kehidupanyang berbeda"(Krauss, 2005).Metode
kualitatif juga menyediakan sarana untuk menghasilkan data yang
kaya dalam subjektivitas budaya, simbol, ritual, interaksi, tindakan,
emosi, dan makna pribadi.
Menggunakan metodologi grounded theory konstruktivis dari
Charmaz (2005) penelitian ini berupaya membangun suatu teori
substantif berbagi pengetahuan dalam UKM batik Sragen berdasarkan
data empiris yang dikumpulkan di lapangan.
Untuk penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan
individu atau kelompok yang terlibat dalam setiap kegiatan batik.
Agar pertanyaan lebih sistematik, peneliti menggunakan pedoman
wawancara.Peneliti juga tinggal di salah satu UKM batik agar
berkesempatan mengamati semua kegiatan dalam proses pembatikan.
Dengan tinggal di lokasi UKM batik, peneliti mampu membina rasa
saling percaya dan hubungan dengan hampir semua karyawan yang
ada di ketiga UKM batik tersebut. Hal ini memberikan kontribusi yang
sangat besar bagi informasi yang diberikan oleh para partisipan.
Proses analisis dalam metodologi grounded theory dimulai
dengan proses penyandian (coding) data hasil wawancara yang telah
ditranskripsi menjadi teks. Strauss (1987 ) mendefinisikan penyandian
(coding) sebagai istilah umum untuk konseptualisasi data. Terdapat
beberapa jenis penyandian antara lain penyandian terbuka (open
coding), penyandian aksial (axial coding), dan penyandian selektif
(selective coding). Penyandian terbuka adalah proses dimana konsep
diidentifikasi dan fitur dan dimensi ditemukan dalam data (Strauss &
Corbin 1990:101). Dalam penyandian terbuka, data dipecah menjadi
bagian-bagian diskrit, diteliti dengan seksama dan dibandingkan untuk
6
kesamaan atau perbedaan. Penyandian aksial adalah proses
merelasikan sandi kepada kategori-kategori. Penyandian selektif
adalah proses integrasi dan menyempurnakan teori yang
dihasilkan(Strauss & Corbin 1990:143). Kategori-kategori yang
dihasilkan dalam penyandian terbuka dan aksial diintegrasi secara
sistematis untuk membentuk skema yang lebih besar, yang merupakan
bentuk teori.Untuk membantu mempercepat proses analisis data,
peneliti menggunakan aplikasi ATLAS.ti.
Secara umum penelitian ini telah menghasilkan penjelasan
pola-pola berbagi pengetahuan di kalangan UKM batik Sragen,
mengidentifikasi faktor-faktor yang menopang proses berbagi
pengetahuan, dan menghasilkan teori substantif Teori Transformasi
Pembatik Sragen. Temuan pola-pola berbagi pengetahuan dalam UKM
batik Sragen menjelaskan bagaimana berbagi pengetahuan terjadi di
setiap proses bisnis, dari desain motif sampai dengan
pemasaran.Temuan dalam bidang ini juga menunjukkan modus-modus
transfor-masi/penciptaan pengeta-huan terjadi di dalam UKM batik
Sragen.
Temuan faktor-faktor yang menopang berbagi pengeta-huan
menunjukkan faktor-faktor dominan yang menopang berbagi
pengetahuan dalam UKM batik Sragen, yaitu Belajar, Motivasi,
Lingkungan dan Karakteristik Individu.Sedangkan temuan Teori
Substantif Transformasi Pembatik Sragen menjelaskan tiga fase
transformasi individu dari fase awal berkenalan dan belajar membatik,
kepada fase kedua menjadi karyawan suatu UKM batik, dan kepada
fase terakhir menjadi pemilik usaha batiknya sendiri.
Selain ketiga temuan tersebut yang bersifat umum, penelitian
ini juga menemukan bentuk organisasi belajar di lingkungan UKM batik
Sragen.Hal ini menunjukkan bahwa meskipun secara struktur dan
manajemen organisasi, UKM batik Sragen tidak sebanding dengan
organisasi perusahaan-perusahaan yang besar dan sudah mapan,
7
namun UKM batik Sragen juga memiliki bentuk organisasi belajar
informal.
Melalui bentuk-bentuk belajar informal yang terkesan tanpa
dikelola secara baik, batik Sragen telah mengalami empat kali
transformasi penting antara lain: 1) melepaskan ketergan-tungan dari
sekedar pekerja upahan juragan batik Solo atau Yogya menjadi
pengusaha batik, 2) melepaskan ketergantung acuan warna-warna
batik Solo dan Yogya menjadi warna-warna sendiri yang berbasis pada
bahan baku yang tersedia di lingkungannya, 3) melepaskan diri dari
motif batik keraton menjadi motif batik flora dan fauna, dan 4)
melepaskan diri dari pakem batik tradisional menjadi batik kontemporer. Konsekuensi dari temuan ini adalah pentingnya UKM batik terus
mempertahankan organisasi mereka sebagai organisasi belajar, dan
bahkan semakin memperluas bentuk-bentuk belajar dan karyawan
yang terlibat di dalamnya.Temuan penelitian ini juga memperkuat
temuan (Iriani & Priyanto, 2013; Iriani, 2013) bahwa bentuk-bentuk
belajar dan kerjasama antar karyawan lebih banyak terdapat dalam
hubungan informal dari pada hubungan formal.
Beberapa temuan lain yang bersifat spesifik antara lain,
peranan pembatik sanggan sebagai pembina pembatik pemula,
kecenderungan batik terangkat dari budaya tradisional yang
menopang awal berdirinya, peranan sentral Carik Batik, dan motivasi
karyawan untuk memiliki usaha sendiri.
Penelitian ini dilakukan sebagai prasyarat untuk mendapatkan
gelar doktor dalam bidang manajemen.Meskipun penelitian ini telah
memakan waktu yang cukup lama, namun keterbatasan waktu
menjadi kendala untuk menghasilkan gambaran yang lebih lengkap
dan sempurna.Untuk itu peneliti mengharapkan banyak saran dan
kritikan untuk menyempurna-kan hasil penelitian ini.
8
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF………………………………………..………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………..………………
DAFTAR GANBAR………………………………………………..….……………
DAFTAR TABEL……………………………………………………..………………
UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………..………………..
i
ix
xiv
xvii
xix
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………
1.1 Latar Belakang………………………………………………
1.2 Masalah Penelitian……………………………………….
1.3 Persoalan Penelitia……………………………….………
1.4 Tujuan……………………………………………….…………
1.5 Struktur Disertasi………………………………….………
1
1
7
11
12
13
BAB II
LANDASAN TEORITIS……………………………………………
2.1. Pengetahuan………………………………………..………
2.1.1. Pengetahuan Eksplisit dan Tasit…….……..
2.1.2. Alternatif Lain Klasifikasi Pengetahuan…
2.2. Berbagi Pengetahuan…………………………………….
2.2.1. Pola Berbagi Pengetahuan……….……………
2.2.2.Model Lain Berbagi Pengetahuan……..……
2.3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berbagi
Pengetahuan………………………………………….…
2.3.1. Kerangka Kerja Wang & Noe……………..….
2.3.2.Kerangka Kerja Cabrera & Cabrera…………
2.3.3.Teori Tindakan Beralasan (Theory of
Reasoned Action, TRA)………………….……….
2.3.4.Teori Perilaku Terencana (Theory of
Planned Behavioir, TPB)…………………………
15
16
17
18
21
22
34
37
37
40
42
9
45
47
BAB III
BAB IV
2.3.5. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange
Theory)…………………………………………………
METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
DATA……………………………………………………..….…………
3.1.Desain Penelitian……………………….…………..………
3.2.Grounded Theory…………………………….…….………
3.3.Pengumpulan Data……………………………….….….…
3.3.1. Metode………………………….……..…….…..……
3.3.2. Pemilihan Responden……………..….…………
3.4.Analisis Data…………………………………….….…………
3.4.1. Penyandian Data (Coding Process) …….…
3.4.2.Penggunaan Alat Analisis KualitatifATLAS.ti…………………………………..……….……
3.5.Ringkasan…………………………………………...…….……
POLA BERBAGAI PENGETAHUAN DALAM UKM
BATIK SRAGEN……………………….……………………………
4.1.Berbagi Pengetahuan dalam Warna……….………
4.1.1.Ekstraksi Warna Alam……………………...…….
4.1.2.Meracik Warna………………………………...……
4.2. Berbagai Pengetahuan Melalui Dokumentasi
Warna………………………………………………………..…
4.3. Desain Motif Batik…………………………..…………….
4.3.1. Proses Desain Batik………………………………
4.3.2.Berbagi Pengetahuan dalam Mendesain..
4.4. Proses Membatik (Waxing)…………………….……..
4.4.1.Langkah-Langkah dalam Membatik……..…
4.4.2.Berbagi Pengetahuan Dalam Proses
Membatik………………………………………………
4.5. Berbagai Pengetahuan Tentang Konsumen
dan Kompetitor………………………………………….…
10
49
49
51
54
55
62
65
65
69
70
71
71
73
79
89
93
93
99
116
120
130
152
155
4.6. Ringkasan………………………………………………………
BAB V
BAB VI
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMENGARUHI
BERBAGI PENGETAHUAN…………..…………………..……
5.1.Belajar……………………………………………….…………..
5.1.1.Kapasitas Belajar………….……………..…………
5.1.2.Materi Belaja………….………………………………
5.1.3.Metode Belajar……………………………….……..
5.1.4.Lingkungan Belajar…………………………..…….
5.1.5.Variasi Belajar………………………………………..
5.2.Motivas…………………………………………………..………
5.2.1.Keyakinan akan Kepemilikan
Pengetahuan…………………………….
5.2.2.Persepsi Keuntungan atau Biaya
(Perceived Benefit or Cost)…………………….
5.2.3.Kepercayaan, Keadilan, Resiprositas dan
Sikap………………………………………………………
5.3.Lingkungan………………………………………….………….
5.3.1.Konteks Organisasi……………………….………..
5.3.2.Karakteristik Budaya……………………….……..
5.4.Karakteristik Individu………………………………………
5.5.Ringkasan…………………………………………………..…..
PENGEMBANGAN TEORI SUBSTANTIF DARI
KOLEKSI DATA…………………………………………….……….
6.1 Proses Penyandian……………………………………….
6.1.1.Penyandian Terbuka (Open Coding)
6.1.2.Penyandian Aksial……………………………….…
6.1.3.Penyandian Selektif……………………………….
6.2. Profil Transformasi Pembatik Berdasarkan
Data Wawancara………………………………………….
11
156
157
161
163
166
167
168
170
171
174
178
179
199
203
207
213
214
220
221
222
226
227
232
6.3. Peranan Berbagi Pengetahuan Dalam
Transformasi Pembatik………………..…………….…
6.3.1.Belajar……………………………………………………
6.3.2.Lingkungan…………………………………………….
6.3.3 Motivasi…………………………………………………
6.3.4 Karakteristik Individu…………………….………
6.3.5 Ringkasan Peranan Berbagi Pengetahuan
Dalam Transformasi Pembatik……………….
6.4 Ringkasan……………………………………………………..
237
241
246
247
249
249
261
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………..
7.1. Temuan Pola-Pola Berbagi Pengetahuan………
7.2. Temuan Faktor-Faktor yang Mendukung
Berbagi Pengetahuan……………..………………….…
7.2.1. Belajar…………………………………………….…….
7.2.2.Motivasi…………………………………….…………..
7.2.3. Lingkungan……………………………………………
7.2.4. Karakteristik Individu…………………………….
7.3. Temuan Teori Subtantif Transformasi
Pembatik Sragen………………………….……………….
7.4. Ringkasan…………………………………….……….………
262
273
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN……………………….………….
8.1.Pola-Pola Berbagi Pengetahuan………..……………
8.2. Faktor-Faktor
Penopang
Berbagi
Pengetahuan………………………………………………..
8.3 Teori Substantif Transformasi Pembatik
Sragen………………………………………………………….
8.4 Temuan-Temuan Spesifik…………………………….
8.4.1 Organisasi Belajar dalam UKM Batik
Sragen……………………………………….…………..
312
312
BAB VII
12
283
287
289
298
303
304
306
311
316
318
318
319
8.4.2. Peranan Pembatik Sanggan sebagai
Pembina Pembatik Pemula……………………
8.4.3 Batik Terangkat Keluar Dari Budaya
Pendukungnya………………………..……….……
8.4.4 Inkonsistensi dalam Bidang Warna….….…
8.4.5 Peranan Sentral Carik Batik……………………
8.4.6 Kompetitor Utama UKM Batik Sragen…..
8.4.7 Pengaruh Budaya……………….……….…………
8.4.8 Motivasi Membuka Usaha Sendiri………….
8.5 Kontribusi dari Penelitian Terhadap Literatur
Akademik……………………………………………………..
8.6 Implikasi Kepada Praktisi…………………….………..
8.7 Keterbatasan dan Penelitian Lanjutan………….
DAFTAR PUSTAKA………………………..…………….….…….
13
319
320
321
321
322
325
327
333
334
336
337
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Spiral penciptaan pengetahuan organisasi (Nonaka 28
32
1994)………………………………………………….
Gambar 2.2 Model SECI………………………………………………………………. 38
Gambar 2.3 Kerangka kerja Wang & Noe…………………………………….
40
Gambar 2.4 Kerangka kerja Aslani et al……………………………………....
42
Gambar 2.5 Kerangka kerja Cabrera & Cabrera…………………………… 44
Gambar 2.6 Model teori tindakan beralasan dari Fishbein dan
Ajzen (1975) …………………………………………………………….
47
Gambar 2.7 Skema model teori perilaku terencana (TPB) sebagai
perluasan dari TRA (sumber Godin, 1994.)…………..…… 55
Gambar 3.1 Peta kecamatan dalam Kabupaten Sragen………….……
69
Gambar 3.2 Diagram metodologi grounded theory melalui
proses penyandian……………………………………………….…..
74
Gambar 4.1 Contoh beberapa bahan pewarna alam…………………… 78
Gambar 4.2 a) Tiga bahan fiksasi. (b) batik sebelum fiksasi, (c)
sesudah fiksasi……………………………………………………..…..
78
Gambar 4.3 Contoh warna alam dari kulit kesumba (Bixa
orellana) sebelum dan sesudah fiksasi………………………
81
Gambar 4.4 Proses berbagi pengetahuan dalam meracik warna…
95
96
Gambar 4.5 a) batik buketan Pekalongan, b) klowongan……….……
Gambar 4.6 Contoh beberapa bentuk motif pengisi bidang………..
97
Gambar 4.7 Contoh motif isen-isen…………………………………………….
98
98
Gambar 4.8 Contoh beberapa motif geometris…………………………..
Gambar 4.9 Beberapa contoh motif batik non-geometris…………… 110
Gambar 4.10 Pola berbagi pengetahuan dalam desain motif
batik…………………………………………………………………………. 117
Gambar 4.11 a) Contoh Kompor, kuali, canting dan lilin b)
14
Contoh bentuk gawangan……………………………………..….
Gambar 4.12 Batik klowongan dan isen-isen……………………………….
Gambar 4.13 Diagram proses membatik batik tulis………………
Gambar 4.14 Contoh bentuk cap dan pekerja sedang membuat
batik cap……………………………………………………………………
Gambar 4.15 Pola berbagi pengetahuan dalam membatik………….
Gambar 4.16 Pola berbagi pengetahuan tentang konsumen dan
kompetitor…………………………………………………….………….
Gambar 5.1 Model materi belajar dalam UKM batik Sragen………..
Gambar 5.2 Model metode-metode belajar dalam UKM batik
Sragen…………………………………………………
Gambar 6.1 Temuan Teori Tiga Fase Transformasi Pembatik
Sragen……………………………………………………………………….
Gambar 6.2 Hubungan tema-tema belajar dan kategori
belajar………………………………………………………………………
Gambar 6.3 Hubungan tema-tema lingkungan dengan kategori
lingkungan………………………………………………………………..
Gambar 6.4 Hubungan tema-tema motivasi dengan kategori
motivasi………………………………………………
Gambar 6.5 Diagram hubungan antara tema-tema karakteristik
individu dengan sub kategori karakteristik individu
yang lebih umum………………………………………………………
Gambar 6.6 Ringkasan hubungan tiap fase transformasi
pembatik dengan berbagi pengetahuan……………………
Gambar 7.1 Motif batik Semen Rama………………………………………….
Gambar 7.2 Hirarki kebutuhan menurut teori Maslow………………..
15
118
120
121
129
151
163
165
222
228
234
243
247
267
275
277
279
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Berbagai pendekatan organisasibelajar…………...…..
Tabel 2.2 Berbagai dimensi belajar………………………………………………
Tabel 4.1 Contoh bahan sumber pewarna alami………………………….
Tabel 6.1 Contoh awal penyandian terbuka…………………………………
Tabel 6.2 Contoh hasil penyandian aksi……………………………….………
Tabel 6.3 Pengelompokan menjadi tema/ kategori…………………….
Tabel 6.4 Panduan Scot menghasilkan pembelajaran usia dini.…..
Tabel 6.5 Pengelompokan sandi menjadi tema-tema dalam
kategori belajar…………………………………………………………
Tabel 6.6 Pengelompokan sandi ke tema-tema dalam kategori
lingkungan………………………………………………………….…….
Tabel 6.7 Pengelompokan sandi ke tema-tema dalam kategori
motivasi……………………………………………………………….……
Tabel 6.8 Pengelompokan sandi menjadi tema-tema dalam
kategori karakteristik individu……………………………….….
Tabel 7.1 Modus dan pola berbagi pengetahuan dalam
dokumentasi warna………………………………….………………
Tabel 7.2 Modus dan -pola berbagi pengetahuan dalam desain
motif batik………………………………………………………………..
Tabel 7.3 Modus dan pola berbagi pengetahuan dalam
membatik……………………………………………….…………………
Tabel 7.4 Modus dan pola berbagi pengetahuan konsumen dan
kompetitor…………………………………………………….………….
Tabel 7.5 Rekapan seluruh modus dan pola berbagi
pengetahuan…………………………………………………………….
Tabel 7.6 Motivator dominan dan karakteristik individu
berdasarkan teori McClelland………………………..
16
28
30
75
215
218
219
220
227
232
238
242
253
254
257
259
260
296
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus karena oleh perkenan-Nya
saya bisa menyelesaikan penelitian dan penulisan disertasi ini.Saya
bersyukur bahwa setelah melalui perjalanan yang sangat panjang dan
melelahkan akhirnya disertasi ini bisa saya selesaikan juga.Perjalanan
itu dimulai dengan mendaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Doktor Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Kristen Satya Wacana. Hal itu kemudian diikuti dengan
berbagai kuliah, tugas-tugas dalam bentuk makalah serta presentasi,
proposal penelitian, ujian-ujian, dan penelitian lapangan yang cukup
panjang dan melelahkan. Semua itu memiliki suka dan duka, namun
pada akhirnya hanya tinggal rasa bahagia dan puji syukur kepada
Tuhan.
Sudah tentu ada banyak orang yang terlibat dan ikut
membantu serta mendorong saya dalam menyelesaikan tugas saya ini,
tanpa mereka saya tidak dapat merampungkan penelitian dan
penulisan disertasi ini.Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan
rasa terima kasih saya kepada bapak Prof. Dr. Ir. Sonny Heru Priyanto,
MM yang bertindak sebagai Promotor saya.Dalam tugas-tugas yang
cukup banyak sebagai Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis, beliau
masih sempat meluangkan banyak waktu kepada saya untuk
melakukan bimbingan rutin. Beliau juga bersedia ikut mendampingi
saya mengunjungi para UKM batik di Sragen dimana saya melakukan
penelitian. Perkunjungan dan pertemuan beliau secara langsung
dengan pemilik UKM ikut menopang hubungan saya dengan para
pemilik UKM tersebut, karena mereka tidak menyangka bahwa
seorang profesor bersedia ikut mendampingi mahasis-wanya.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak Prof.
Christantius Dwiatmadja,SE, ME, PhD yang bertindak sebagai KoPromotor dan sekaligus sebagai Ketua Program Studi Doktor Ilmu
17
Manajemen (DIM) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Kristen Satya Wacana. Di tengah berbagai kesibukan beliau sebagai
Ketua Program Studi maupun tugas-tugas BAN, beliau masih sempat
memberikan waktu untuk bimbingan dan dorongan semangat,
terutama ketika saya berhadapan dengan berbagai situasi yang
melemahkan semangat dan hampir menyerah.Sebagai Ko-Promotor
beliau juga memberikan banyak saran-saran dalam penyempurnaan
penulisan disertasi ini.
Terima kasih yang sama saya sampaikan kepada bapak Neil
Samuel Rupidara, SE, MSc, PhD yang juga bertindak sebagai KoPromotor kedua saya. Sebagai PR V UKSW sudah tentu beliau memiliki
kesibukan yang banyak.Namun, kesibukan beliau itu tidak
menghalanginya memberikan waktu bagi saya untuk melakukan
bimbingan secara rutin.Ketelatenan beliau dalam membaca dan
memberikan saran-saran sangat penting dalam memperbaiki
penulisan disertasi ini.
Di samping Promotor dan Ko-Promotor, saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pada penguji yaitu bapak Prof. Dr.
Agus Suroso,MS; bapak Prof. Supramono, SE., MBA., DBA, bapak Dr.
Gatot Sasongko, SE., MS., dan ibu Ir. Lieli Suharti, MM., PhD yang telah
memberikan banyak saran dan kritikan bagi penyempurnaan disertasi
ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi yang telah memberikan bantuan berupa dana Hibah
Doktor, sehingga saya dapat dengan tenang melakukan penelitian dan
menulis disertasi ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak dan Ibu
pemilik serta karyawan UKM batik Dewi Arum, Winda Sari dan Dewi
Brotojoyo, terutama kepada bapak H.Sumarsono, ibu Wiwin dan ibu
Krisny, yang telah menerima dan membantu saya dengan penuh
keikhlasan dalam melakukan penelitian di tempat mereka. Bantuan
18
mereka tak bisa diukur dengan uang dan kata-kata, oleh karena itu
saya berdoa semoga Tuhan saja yang akan membalas budi baik bapakbapak dan ibu-ibu.
Tak lupa saya juga menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM
Kabupaten Sragen yang telah memfasilitas saya dalam melakukan
penelitian di Sragen, terutama kepada bapak Agus Riyanto yang telah
banyak membantu dalam memberikan pemahaman yang mendalam
tentang perkembangan batik Sragen.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada bapak Dekan
Fakultas Ekonomi, juga kepada bapak Prof. Supramono, SE., MBA.,
sebagai Ketua Program Studi Doktor Ilmu Manajemen (DIM) yang baru
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana,
para dosen dan staf administrasi yang telah ikut membantu dan
mendukung saya beserta teman-teman berupa berbagai fasilitas
belajar yang bermutu sehingga kami dapat belajar dengan lancar dan
baik.
Secara khusus, terima kasih saya kepada suami dan anak-anak
saya yang sangat saya cintai. Mereka begitu bersemangat mendorong
saya untuk melanjutkan studi S3. Tanpa dorongan dan kasih sayang
mereka pekerjaan ini akan menjadi terlalu berat untuk saya selesaikan.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada ibu Titik Djajadi yang
telah ikut membantu menemani saya sebagai asisten dalam penelitian
saya di Kabupaten Sragen.Beliau begitu bersemangat ketika saya
meminta untuk membantu saya.Memiliki teman mengobrol dalam
perjalanan membuat perjalanan dari Salatiga-Sragen menjadi tidak
terlalu membosankan dan berat.
Akhirnya, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak, yang karena keterbatasan tempat ini, tidak bisa saya sebutkan
nama mereka satu per satu. Saya berdoa semoga Tuhan membalas
semua kebaikan mereka.
19
Tak ada gading yang tak retak.Meskipun saya telah berusaha
dengan sepenuh kemampuan saya untuk menyempur-nakan disertasi
ini, namun saya menyadari bahwa masih terdapat kelemahankelemahan yang mungkin tidak saya sadari. Mudah-mudahan, hal itu
akan dapat diteruskan oleh mereka yang tertarik dalam bidang ini.
Akhir kata, saya berharap hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan masukkan bagi siapa saja yang berkecimpung dalam usaha kecil
menengah pada umumnya, dan batik pada khususnya.
Tuhan memberkati usaha kita semua!
Salatiga, Juli 2015.
20
Download