1 pengembangan perangkat pembelajaran

advertisement
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN
BIOLOGI MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN UNTUK
MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X
SMA TAMAN HARAPAN MALANG
Vivi Dwi Kurniawati, Sri Endah Indriwati, Sunarmi
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang.
e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak : Permasalahan yang ditemukan pada pembelajaran materi klasifikasi
tumbuhan di SMA Taman Harapan yang belum diterapkannya pembelajaran sesuai
Kurikulum 2013. Berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk menghasilkan produk perangkat pembelajaran berbasis PBL
sesuai dengan Permendikbud RI yang mengatur tentang Kurikulum 2013.
Selain itu, penelitian ini untuk mengetahui tingkat kevalidan, kepraktisan,
dan keefektifan dari perangkat pembelajaran berbasis PBL sehingga dapat
meningkatkan kompetensi siswa. Metode penelitian dan pengembangan
menggunakan model 4D yang dibatasi hingga tahap develop. Hasil
penelitian dan pengembangan telah menghasilkan perangkat pembelajaran
dengan tingkat kevalidan sebesar 94,3% dengan kriteria valid. Tingkat
kepraktisan perangkat pembelajaran sebesar 95,6% dan 89,3% dengan
kriteria baik, sedangkan tingkat keefektifan yang diperoleh dari ketuntasan
klasikal kompetensi siswa (sikap, pengetahuan dan keterampilan) sebesar
87,5% dengan kriteria tinggi.
Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.
Abstract: The problems found in Biology Subject of Plants Classification
Material at SMA Taman Harapan Malang has not implemented learning based on
Curriculum 2013 yet. Related to that, the research has been done to has purpose to
gain a product of learning tools based on PBL that is developed according to
the appropriate rules of Permendikbud RI about curriculum 2013. Besides
that, the purpose of this research is to know the level of validity, the
practicability and the effectiveness of learning tools based on PBL to
improve the student’s competence. The research and development used 4D
model that was conducted up to a develop step. The results of research and
development showed that the validity level was 94,3% with valid criteria. The
practicability level in the learning tools was 95,6% and 89,3%, with good
criteria, while in effectiveness level was shown by the classical mastery of
student’s competence (behavior, knowledge and skill) that was 87,5% with
high criteria
Key Words: Tools development, Problem Based Learning (PBL), student’s competence.
Kurikulum merupakan salah satu unsur sumberdaya pendidikan yang
memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya
kualitas potensi peserta didik. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya
dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis kompetensi. Arah
pengembangan kurikulum 2013 adalah (1) karakteristik penguatan, (2)
1
menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar, (3) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery
learning), (4) mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi,
(5) menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam
(bukan sekedar hafalan).
Perangkat pembelajaran merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam kegiatan pembelajaran karena berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan
nasional. Kendala pada penyusunan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013
dipaparkan oleh seorang guru Biologi di SMA Taman Harapan yang menjelaskan
pada tanggal 1 Oktober 2014 bahwa kurikulum 2013 telah dilaksanakan di SMA
Taman Harapan sejak setahun yang lalu. Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran
seringkali guru mengalami kendala, seperti kesulitan guru dalam memunculkan
suatu permasalahan yang digunakan untuk mendorong siswa lebih aktif dan
membuat suatu pertanyaan berdasarkan permasalah tersebut. Kendala selanjutnya
yaitu khususnya pada penyusunan perangkat pembelajaran pada materi Klasifikasi
Tumbuhan masih terdapat berbagai kekurangan atau ketidaksesuaian dengan
standar yang telah ditentukan oleh pemerintah. Silabus yang digunakan oleh guru
hanya mengandalkan silabus yang disediakan oleh pemerintah, sehingga kegiatan
pembelajaran seringkali berbeda dengan apa yang telah ditetapkan di dalam
silabus.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, guru belum menerapkan
model pembelajaran yang diharapkan pada kurikulum 2013 seperti yang dijelaskan di dalam Permendikbud RI Nomor 65 tahun 2013 bahwa model pembelajaran
untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific) perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Kemampuan
peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Problem based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran
yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dan analitis serta
menghadapkan siswa pada latihan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis PBL ini sejalan dengan permintaan pembelajaran yang diinginkan pada
2
Kurikulum 2013. Pembelajaran terfokus pada siswa (student-centered) sehingga
segala aktivitas dilakukan oleh siswa dimulai dari siswa menemukan permasalahan nyata berdasarkan kehidupan sehari-hari atau yang ada di lingkungan, kemudian siswa mengumpulkan beberapa permasalahan hingga siswa dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi. Penelitian tentang Pengembangan
perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh Paidi (2011) menunjukkan bahwa
PBL berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah biologi.
Penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran
Biologi Materi Klasifikasi Tumbuhan untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa
Kelas X SMA Taman Harapan Malang” perlu dilakukan.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini menggunakan
model 4D oleh Thiagarajan et al., (1974) yang terbagi menjadi tahap Define, Design,
Develop, dan Disseminate. Namun, penelitian dan pengembangan dibatasi hingga
tahap Develop. Tahap define dilakukan dengan menganalisis kebutuhan
instruksional untuk pengembangan perangkat pembelajaran. Tahap design
merupakan
tahap
untuk
merancang
prototype
perangkat
pembelajaran.
Berikutnya, tahap develop bertujuan untuk memodifikasi perangkat pembelajaran.
melalui evaluasi dan revisi.
Desain uji coba terdiri dari uji perseorangan dan uji kelompok kecil. Uji
perseorangan melibatkan validator yang terdiri dari validator materi dan validator
perangkat pembelajaran serta praktisi lapangan. Uji kelompok kecil dilaksanakan
pada 16 siswa kelas X IPA SMA Taman Harapan yang belum menerima materi
klasifikasi tumbuhan.
Jenis data terdiri dari data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penskoran
instrumen penelitian dan data kualitatif berupa catatan komentar dan saran
validator, praktisi lapangan dan siswa terhadap produk perangkat pembelajaran
dan kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data merupakan analisis deskriptif
kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Data dianalisis deskriptif kuantitatif dengan
persentase kemudian hasil persentase dianalisis deskriptif kualitatif dengan kriteria.
3
Tabel 1 berikut menjelaskan kriteria validitas dalam pengambilan keputusan revisi
produk perangkat pembelajaran sebagai berikut.
x 100 %
(Akbar, 2013)
Keterangan:
: validasi ahli
: total skor empirik yang dicapai
: total skor yang diharapkan
Hasil perhitungan persentase masing-masing komponen agar dapat memberikan
makna dalam pengambilan keputusan dalam merevisi perangkat pembelajaran
digunakan kriteria validitas yang tertera pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Kriteria Validitas dalam Pengambilan Keputusan Revisi Produk Perangkat
Pembelajaran.
Tingkat pencapaian
Kriteria
Keterangan Tindak Lanjut
100%
Sangat valid
Tanpa revisi
75% - <100%
Valid
Revisi
50% - <75%
Cukup Valid
Revisi
25% - <50%
Kurang valid
Revisi
0% - <25%
Tidak valid
Revisi
(Sumber: adaptasi Arikunto, 2013:36)
Kriteria kepraktisan produk perangkat pembelajaran berbasis Problem Based
Learning dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Kriteria Penilaian Hasil Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Berbasis Problem
Based Learning
Tingkat Pencapaian
Kriteria
100%
Sangat baik
75% - <100%
Baik
50% - <75%
Cukup
25% - <50%
Kurang
0% - <25%
Sangat Kurang
(Sumber : adaptasi Arikunto, 2013:36)
Kriteria keefektifan produk perangkat pembelajaran berbasis Problem Based
Learning dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Kriteria Tingkat Penguasaan Klasikal
Tingkat Penguasaan Klasikal
90% ≤ TPK < 100%
75% ≤ TPK < 90%
60% ≤ TPK < 75%
40 % ≤ TPK < 60%
0% ≤ TPK < 40%
(Diadaptasi dari Hobri, 2009:58)
4
Kriteria
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Kriteria untuk menyatakan ketuntasan pembelajaran dengan menggunakan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan minimal 85% siswa dari 100% siswa
yang mengikuti pembelajaran mampu mencapai minimal 75 dari skor maksimal
100 sehingga dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan pada
perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki keefektifan yang tinggi.
HASIL
Penyajian data pada pengembangan ada 3 yaitu penyajian data hasil
validasi, uji kepraktisan dan uji keefektifan perangkat pembelajaran.
1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning
materi Klasifikasi Tumbuhan
Hasil validasi oleh ketiga validator terhadap perangkat pembelajaran yang
terdiri atas silabus, RPP, bahan ajar (Handout dan LKS), serta instrumen penilaian
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Rangkuman Rata- Rata Skor Tiap Komponen Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan Perhitungan Hasil Validasi
Rata-rata sub
Rata-rata setiap
Komponen Perangkat
Sub Komponen
komponen (%)
komponen (%)
Silabus
94,8
94,8
RPP
96,2
96,2
Hand out
95,3
Bahan Ajar
91
LKS
86,7
Aspek Sikap Spiritual
90
Aspek Sikap Sosial
98,3
Instrumen Penilaian
95,4
Aspek Pengetahuan
95
Aspek Keterampilan
98,3
Rata-rata Skor
94,3
Komentar/saran dari kedua validator dan praktisi lapangan terhadap perangkat
pembelajaran mengenai beberapa aspek yang kurang sesuai dan harus dilakukan
perbaikan yang selengkapnya dapat dijelaskan pada Tabel 5.
Tabel 5 Komentar/Saran Validator pada Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan
Validator keKomentar/ Saran
Validator 1 (Ahli Perangkat Pembelajaran)
 Sebaiknya pada silabus jelaskan pula sumber
secara detail
 Bagus, Setuju! Bisa dipakai
Validator 2 (Ahli Materi)
 Pada soal Ulangan harian sebaiknya aspek
pada pilihan ganda bersifat homogen
 Tambahkan petunjuk soal Pilihan Ganda pada
soal Ulangan Harian
Praktisi Lapangan
 Kegiatan pada RPP sudah menarik
 Penyusunan Silabus sesuai dengan ketentuan
Kurikulum 2013
5
2. Hasil Uji Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Berbasis Problem Based
Learning materi Klasifikasi Tumbuhan
Hasil Uji kepraktisan diperoleh dari beberapa data yang dijelaskan sebagai
berikut.
a. Data Pertama adalah hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh tiga mahasiswa sebagai pengamat selama proses kegiatan
pembelajaran (dilihat pada Tabel 6)
b. Data Kedua adalah data hasil pengisian angket respon siswa oleh 16 siswa
yaitu berupa skor dan komentar/saran kegiatan pembelajaran (dilihat pada
Tabel 7)
Tabel 6 Rangkuman Hasil Penilaian Kepraktisan Perangkat Pembelajaran oleh Tiga
Mahasiswa sebagai Pengamat.
Rata-rata
Rata-rata
Tahap
Sub Tahap
tahap
No.
Sub Tahap
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran(%)
(%)
Kegiatan
Tahapan kegiatan
1.
100
100
Pendahuluan
pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Pembelajaran PBL
90,7
Pemanfaatan Media,
94
alat, sumber belajar,
97,3
instrument penilaian
Tahapan kegiatan
3.
Penutup
100
penutup
90
Pengorganisasian
80
waktu
Rata-rata skor
95,6
Tabel 7 Hasil Pengisian Angket Respon Siswa mengenai Keterlaksanaan Proses
Pembelajaran
Skor Rata-rata per
No.
Indikator
indikator (%)
1.
Saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru
82,5
2.
Saya selalu hadir di kelas selama pembelajaran berlangsung
88,7
3.
Saya bersemangat mengikut pembelajaran Biologi
91,2
4.
Saya berani mengungkapkan gagasan/ pertanyaan/ jawaban
81,2
5.
Saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru
82,5
6.
Saya tertarik dengan media video yang digunakan oleh guru
91,2
7.
Saya dapat memahami materi
88,7
8.
Saya senang dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru
83,7
9.
Pembelajaran kali ini berbeda dengan pembelajaran yang
78,7
dilakukan selama ini
10.
Saya merasa lebih memahami prinsip klasifikasi karena dituntun
86,2
dengan menggunakan LKS yang dapat dipahami dengan baik
11.
Dalam pembelajaran kali ini, guru memberikan kesempatan
93,7
siswa untuk bertanya dan berpendapat
12.
Guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi antar kelompok
96,2
dan cukup waktu untuk berpikir
Rata –rata skor
89,3
6
3. Hasil Uji Keefektifan Perangkat Pembelajaran Berbasis Problem Based
Learning materi Klasifikasi Tumbuhan
Uji keefektifan ini diperoleh dengan menilai segala aspek kompetensi
siswa yang dinilai selama proses pembelajaran. Kompetensi ini berupa
kompetensi aspek sikap spiritual dan sosial, aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan. Secara keseluruhan selama proses pembelajaran diperoleh skor ratarata sebesar 85,3 dengan rincian rata-rata nilai setiap aspek kompetensi seperti
pada Tabel 8.
Tabel 8 Rangkuman Analisis data Uji Coba Keefektifan
No.
Aspek Kompetensi
1. Sikap Spiritual
2. Sikap Sosial
3. Pengetahuan
4. Keterampilan
Rata-rata Skor
Rata-rata Skor
90,6
84,1
79,9
86,6
85,3
Kompetensi siswa yang dinilai meliputi keseluruhan aspek kompetensi yang
dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. Uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa pada aspek sikap spiritual, sosial dan keterampilan seluruh
siswa yang berjumlah 16 siswa memperoleh nilai di atas KKM, dengan nilai
KKM 75, namun pada aspek pengetahuan 2 siswa dari 16 siswa belum memenuhi
KKM, sehingga diperoleh tingkat penguasaan klasikal sebesar 87,5% dengan
kriteria tinggi.
PEMBAHASAN
Perangkat yang telah dikembangkan secara keseluruhan memperoleh
persentase rata-rata skor sebesar 94,3% dengan kriteria valid dan dapat digunakan
dalam pembelajaran. Berikut penjelasan dari setiap komponen perangkat
pembelajaran yang telah dikembangkan.
a. Silabus
Hasil valid pada perangkat dengan persentase 94,8% menunjukkan
bahwa pengembangan silabus telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Permendikbud RI Nomor 65 tahun 2013. Kompetensi Dasar (KD)
merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran (Permendikbud Nomor 65,
2013). Ketentuan yang telah ditetapkan dalam Permendikbud telah tertuang dalam
7
silabus yang dikembangkan, seperti telah dicantumkan kemampuan spesifik
tentang seluruh aspek kompetensi siswa. Kompetensi aspek sikap spiritual
dijabarkan pada KD 1.3, kompetensi sikap sosial dijabarkan pada KD 2.1,
sedangkan untuk kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan dijabarkan
pada KD 3.7 dan 4.7.
Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun. Alokasi waktu jam tatap muka
pembelajaran untuk jenjang SMA yaitu 45 menit (Permendikbud RI nomor 65,
2013). Alokasi yang ditetapkan berdasarkan ketentuan di dalam permendikbud
dibutuhkan waktu untuk KD 3.7 tentang penerapan prinsip klasifikasi tumbuhan
yaitu 9 kali pertemuan dengan jumlah jam tiap tatap muka 45 menit.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Permendikbud RI Nomor 81 A (2013) menyatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara
rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Berdasarkan Permendikbud RI nomor 103 (2014), rencana pelaksanaan pembelajaran
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih
yang dikembangkan dari silabus untuk mengarah kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP yang dikembangkan
dan divalidasi memiliki persentase rata-rata skor sebesar 96,2%, dengan kriteria
valid. Kriteria tersebut menunjukkan bahwa RPP yang telah dikembangkan layak
untuk digunakan dalam pembelajaran.
c. Bahan Ajar
Menurut majid (2008:89) sebuah bahan ajar paling tidak mencakup petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, latihan, petunjuk kerja, evaluasi. Keseluruhan aspek yang diungkapkan tersebut terdapat pada bahan ajar yang dikembangkan, sehingga dapat mendukung kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang dikembangkan disesuaikan
dengan metode yang digunakan, pada pengembangan ini menggunakan metode
Problem Based Learning, sehingga keseluruhan bahan ajar baik hand out dan
LKS disusun untuk mendukung metode tersebut dan disesuaikan dengan indikator
pencapaian kompetensi siswa.
8
d. Instrumen Penilaian
Instrumen Penilaian berdasarkan Permendikbud RI Nomor 66 (2013),
penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang mencakup ruang lingkup
materi, kompetensi matapelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan
proses. Hasil pengembangan instrumen penilaian beracuan pada Permendikbud
tentang penyusunan instrumen penilaian, instrumen ini disusun untuk menilai
seluruh aspek kompetensi siswa.
Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa
secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakter
siswa, karakter bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik
penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran (Hamalik,
2001). Berdasarkan hasil pengamatan, keseluruhan aspek dalam pembelajaran
telah diterapkan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara menarik dan
tidak membosankan. Hal ini juga didukung dengan media dan metode PBL yang
digunakan. Media yang digunakan oleh guru berupa handout dan LKS serta
tumbuh-tumbuhan nyata yang diperoleh oleh siswa akan membuat siswa semakin
tertarik dalam mempelajarinya.
Hasil uji kepraktisan diperoleh hasil persentase rata-rata skor sebesar
95,6% dengan kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran
memiliki kualitas yang baik. Hasil uji keefektifan dilakukan pada seluruh
kompetensi siswa berdasarkan Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang
Standar Isi, kompetensi siswa SMA kelas X di dalam digolongkan ke dalam
tingkatan kompetensi 5.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran terhadap Hasil Kompetensi Siswa
Perangkat pembelajaran berbasis PBL disusun sesuai dengan sintaks PBL
yang terdiri atas beberapa tahap yaitu (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorgasikan siswa untuk belajar, (3) membimbing proses pemecahan masalah (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta (5) menganalisis dan meng-
9
evaluasi proses pemecahan masalah (Arends, 2008:57). Sintaks dari PBL mengarahkan sepenuhnya kegiatan pada siswa seperti membuat pertanyaan berdasarkan
bahan amatan yang dibawa oleh siswa, selanjutnya siswa melakukan pengamatan
bahan nyata untuk dapat menjawab pertanyaan yang telah diungkapkan pada awal
kegiatan pembelajaran. Proses dari pembelajaran PBL akan membuat kegiatan
pembelajaran menjadi menarik dan bermakna, karena sebelumnya siswa hanya
memperoleh pembelajaran dengan metode konvensional. Perangkat pembelajaran
berbasis PBL yang dikembangkan terhadap kompetensi siswa menghasilkan
penguasaan klasikal kompetensi sebesar 87,5% hal ini menunjukkan bahwa
kriteria penguasaan klasikal di kelas X IPA yaitu tinggi. Hasil penguasaan klasikal
yang tinggi menunjukkan bahwa nilai seluruh kompetensi siswa dalam hal sikap,
pengetahuan dan keterampilan memenuhi KKM.
Hasil kompetensi siswa juga dipengaruhi oleh Hand out dan LKS yang
digunakan selama proses pembelajaran. Hand out dan LKS yang dikembangkan
dengan sintaks PBL dapat mengembangkan kompetensi siswa, LKS yang dikembangkan disesuaikan dengan KD yang telah ditetapkan yaitu KD 3.7 tentang
prinsip klasifikasi tumbuhan. LKS dengan sintaks PBL dan penerapan prinsip
klasifikasi tersebut akan memberikan pengalaman belajar yang nyata dan akan
benar-benar bermakna, dikarenakan siswa akan melakukan kegiatan pengamatan
secara langsung dengan bahan amatan yang nyata, dan menentukan permasalahan
serta menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan tersebut. Hand out yang
dikembangkan juga mendukung pembelajaran berbasis PBL karena di dalam hand
out tidak dipaparkan secara terbuka tentang nama tumbuhan yang dijelaskan
dalam hand out tersebut.
Sikap spiritual siswa sesuai dengan ketentuan di dalam Permendikbud
telah terfasilitasi di dalam kuisioner yang diisi oleh siswa mengenai upaya
kepedulian siswa terhadap fenomena kerusakan hutan dan upaya menjaga
kelestarian keanekaragaman tumbuhan. Kompetensi aspek sikap sosialnya
terfasilitasi pada sintaks PBL antara lain pada sintaks mengorientasikan siswa
terhadap
masalah,
membimbing
proses
pemecahan
masalah,
serta
mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Kompetensi aspek pengetahuan
dapat terfasilitasi pula di dalam perangkat pembelajaran berbasis PBL, soal
10
ulangan yang dikembangkan disesuaikan dengan level kognitif siswa kelas X
yaitu terdapat pada level kognitif C2 hingga C3. Kompetensi keterampilan siswa
terfasilitasi dengan kegiatan membuat poster tentang hasil kegiatan yang telah
mereka lakukan. Menyajikan poster yang telah ditugaskan kepada siswa
berdampak pada kompetensi siswa aspek pengetahuan yaitu mengingat kembali
hasil klasifikasi yang telah ditentukan dan pemahaman morfologi tumbuhan yang
telah diamati.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uji coba dan pembahasan dapat diketahui bahwa
perangkat pembelajaran berbasis PBL yang dikembangkan sesuai dengan
ketentuan yang ada didalam Permendikbud yang mengatur tentang Kurikulum
2013 dan dapat memfasilitasi keseluruhan aspek kompetensi siswa seperti aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan layak dan dapat digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran
Biologi materi Klasifikasi Tumbuhan.
Adapun hal yang perlu diperhatikan supaya produk perangkat pembelajaran
ini dapat digunakan dengan baik, antara lain: 1) perlu melakukan observasi
terlebih dahulu sebelum menggunakan perangkat pembelajaran ini, seperti
penyediaan bahan amatan berbagai macam tumbuhan. Memprediksikan bahan
amatan yang sulit untuk ditemukan, oleh sebab itu guru menyediakan bahan
amatan tersebut. Sehingga pada saat kegiatan pengamatan berlangsung seluruh
bahan amatan dapat diamati secara langsung oleh siswa, 2) memberikan
pengarahan dan penjelasan kepada siswa, karena LKS dan hand out yang
dikembangkan merupakan suatu produk baru yang dipelajari oleh siswa, untuk
menghindari kerancuan pemikiran siswa saat mengerjakan LKS.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Anderson L. W & Krathwohl D. R. 2001. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom). Terjemahan Agung Prihantoro. 2010. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
11
Arends, R. I. 2008. Belajar untuk Mengajar. Terjemahan Soetjipto. 2008.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basuki,I. & Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs,&SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Paidi, 2011. Pengembangan Perangkan Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah,
(Online), Jurnal Kependidikan, 41 (2): 185-201,
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=177774&val=446&ti
tle=PENGEMBANGAN%20PERANGKAT%20PEMBELAJARAN%20B
IOLOGI%20BERBASIS%20MASALAH.), diakses pada 8 November
2014.
Permendikbud RI Nomor 65. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Permendikbud RI Nomor 66. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Permendikbud RI Nomor 69. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Permendikbud RI Nomor 81A . 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Permendikbud RI Nomor 103. 2014. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Kementrian pendidikan dan kebudayaan.
Permendikbud RI Nomor 104. 2014. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kementrian pendidikan dan kebudayaan.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel, M. I. 1974. Instructional
Development for Training Teachers of Exceptional Children. Indiana:
Indiana University.
12
Download