TARUNA METEOROLOGI STMKG WAJIB PAHAMI ANALISIS CUACA Oleh : Achmad Zakir, Dosen STMKG Sulitnya membuat Prakiraan Cuaca. Sepintas membuat prakiraan cuaca sangat mudah karena ouputnya kombinasi antara : cerah‐ berawan dan hujan ditambah dengan fenomena lain seperti petir atau halilintar ditambah lagi angin kencang. Itu semuanya tidaklah mudah mendapatkannya, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang atmosfer bumi, tidak hanya itu diperlukan juga pengalaman serta keberanian dalam membuat keputusan. Andai saja bumi kita ini karaketristik cuacanya sama, maka hampir dipastikan memprediksi cuaca sangatlah mudah, dan tidak perlu lagi sumber daya manusia yang hebat atau berbackground perguruan tinggi atau bertehnologi tinggi, nyatanya setiap daerah mempunyai ciri khas cuaca tersendiri, apalagi keadaan cuaca antara Negara, antar benua, antar samudera tentunya pasti berbeda. Contoh saja ketika di Ambon ada hujan ditempat lain tidak ada hujan, di Amerika ada salju di Jakarta malah panas. Contoh yang sangat sederhana saja, ketika kita ada di Ujung Pandang pasti akan merasakan sejuknya angin laut dan angin darat atau angin pegunungan, tetapi di Bandung tidak akan pernah mengalami angin laut karena memang letaknya jauh dari laut atau pantai, di Bandung cukup merasakan angin darat dan angin gunung…….dua lokasi dengan karaktertistik cuaca yang berbeda ………. Masih banyak contoh‐contoh daerah atau wilayah yang mempunyai karakteristik cuaca yang berbeda. Dari ciri khas itu saja sudah terlihat bahwa mau tidak mau, suka atau tidak suka, setiap Prakirawan harus memahami karakteristik cuaca setempat, sehingga lebih mudah memahami sirkulasi udara lokalnya. Prakirawan jangan tertipu dengan indahnya warna warni gambar dari model NWP, tetapi harus memahami filosofi fenomena cuacanya. Membuat prakiraan cuaca tidak lepas dari kaidah ilmu fisika, kaidah ilmu matematik dan filisofi dinamika atmosfernya. Tidak satupun Negara yang hasil prakiraan cuacanya mencapai 100 %, akurasi 80 % sudah sangat baik. Negara yang berlokasi di lintang menengah atau lintang Kuda fenomena cuacanya sangat mudah dikenali, karena sifat continental yang luas dan bersifat stabil, pergerakannya hampir pasti monoton boleh dikatakan sirkuasi pembentukan pola cuaca mempunyai siklus yang jelas, sehingga membuat prakiraan cuaca di lintang tersebut boleh dibilang lebih mudah dibandingkan di Negara Tropis seperti Indonessia, Indoensai kaya akan radiasi matahari dengan sinaran matahari hampir 12 jam setiap hari dan 365 hari dalam setahun, tidak pernah berhenti, tentunya sinaran matahari tersebut akan mempengaruhi kondisi cuaca sesuai dengan lokasi atau topografi daerahnya, belum lagi letak pulau‐pulau, selat dan pegunungan tentunya akan memberikan warna tersendiri cuacanya. Akurasi prakiraan cuaca akan meningkat ketika menghadapi musim kemarau, sedikit menurun ketika mengalami musim hujan dan turun drastis ketika menghadapi musim pancaroba, musim pancaroba adalah masa pacekilik prakirawan dalam membuat prakiraan cuaca, karena memang sangat sangat sulit memahami dinamika harian sirkulasi udaranya, wajar kalo akurasinya kurang memuaskan. Tapi keusiltan apapun dalam membuat prakiraan cuaca di Indonesia tidak boleh menyerah justru harus terus dikembangkan secara serius tentang metode‐metode prakiraan melalui penelitian ilmiah operasioanal cuaca sehingga hasilnya dapat dioptimalkan. Kurikulum Wajib Analisa Cuaca Sebelum membuat prakiraan cuaca, seorang prakirawan wajib membuat analisa, analisa dapat dilakukan terhadap fenomena yang sudah terjadi, apa penyebabnya, apakah mempunyai peluang untuk terjadi lagi. Dalam hal ini maka diperlukan keahlian menganalisa skala meteorologi, bukan keahlian membaca warna warni gambar, tetapi keahlian menginterpretasikan atau memfilosfikan dinamika atmosfernya. Sejak berdirinya Akademi Meteorologi dan Geofisika hingga berubah menjadi STMKG mata kuliah analisa cuaca selalu ada dengan dosen pengajar yang mempunyai jam terbang di operasioanl. Di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, analisa cuaca mmerupakan salahsatu kurikulum yang harus di pertahankan eskistensinya dan menjadi kewajiban yang harus dipahami dan dilakukan oleh seluruh taruna, karena analisa cuaca merupakan prinsip dasar dalam membuat prakiraan cuaca, dimulai dari memahami jenis – jenis peta analisis permukaan hingga analisis peta udara atas serta memahami fenomena dan sirkulasi udara baik sudah terjadi, sedang terjadi maupun fenomena yang akan terjadi. materi yang diberikan wajib diarhkan pada filosofi dinamika atmosfernya, faktor doniman apa yang sedang terjadi ? yang pada akhirnya akan diketahui keadaan atmosfer yang sedang terjadi dan selanjutnya dapat dijadikan referensi untuk memprediksi cuaca kedepan. Analisa cuaca dapat dilakukan terhadap unsur cuaca seperti terhadap tekanan udara, arah dan kecepatan angin, kelembaban udara, suhu udara dan suhu muka laut, citra satelit atau radar, adveksi gangguan pun tropis, dsb. baik dalam skala lokal maupun dalam skala synoptik. Beberapa jenis analisa peta yang harus dipahami oleh seluruh trauna STMKG antara lain ‐ ‐ Analisis peta permukaan seperti :Isobar, Streamline, Isogon, Isotach, Isalobar, Isoyeth, Isotherm, plotting data front, warning dsb Analisis Peta Udara Atas antara lain : peta angina 8 (delapan lapisan utama), analisis data aerogram (sounding analysis), yang berupa analisis tingkat kestabilan atmosfer, hodograph, adveksi udara dsb. Analisis cuaca juga merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh stasiun meteorologi kelas I hingga kelas stasiun meteorologi kelas III, sebagai pelaksanaan tupoksi dan uraian tugas stasiun meteorologi yang tercantum dalam Perka KBMKG nomor 09 tahun 2014, jadi seharusnya tupoksi analisa cuaca harus benar‐benar dilaksanakan. Konsep dasar analisis cuaca yang harus dipahami oleh setiap prakirawan adalah memahami skala meteorologi, ini sangat penting karena dalam pemahaman skala tersebut sudah terkandung skala ruang dan waktu. Dalam skala ruang dan waktu tersebut sudah memahami jenis fenomena cuacanya yang sesuai dengan skala kejadiannya. Dengan demikian seorang prakirawan atau calon prakirawan tidak lagi terjebak dengan warna warni hasil olahan NWP, apabila pemahaman filosofi dinamika atmosfernya telah melekat kedalam jiwa setiap prakirawan maka produk hasil olahan numerik instan tidak lagi diterjemahkan atau diterima secara utuh melainkan dianalisis untuk mendapatkan pola‐pola. Kenapa Isobar dan Stramline perlu dianalis?, petas synoptic merupakan peta analisis isobar dan streamline, hasil isobar akan menunjukan daerah mana yang mempunyai pusat tekanan tinggi atau pusat tekanan rendah. Pusat tekanan tinggi (High) mempunyai arti sumber masa udara, apakah masa udara tersebut bersifat lembab atau bersifat kering, dari mana sumber masa udara tersebut, apakah bersumber dari daratan yang luas atau dari lautan yang luas. Kontribusi tekanan tinggi tersebut akan mempengaruhi pola cuaca pada wilayah yang akan dipengaruhinya. Sedangan tekanan rendah diartikan sebagi penarik masa udara atau pengumpul masa udara, sementara streamline atau garis angin atau Bahasa fisikanya adalah energy kinetic karena mempunyai masa, mempunyai arah dan kecepatan yang berfungsi sebagai pembawa masa udara sesuai dengan karakteristik masa udara yang dibawanya. Analisis peta synoptic ini tetap dipertahankan keberadaannya, contoh negara penyelenggara meteorologi yang masih melaksanakan analisis peta synoptic anatara lain Thailand, Australia, USA, Beberapa negara di Eropah dan Asia. Karena itu mata kuliah analisa cuaca dengan kurikulum analisis peta synoptic dan analisis udara utas baik upper wind maupun analisis sounding harus benar‐benar dipahami oleh selruh taruna meteorology STMKG. Dan pengajarnyapun harus pengajar yang mumpuni supaya target kurikulum tercapai, dan hasil akhirnyapun sudah dipastikan dipakai oleh operasional cuaca harian. Materi analisa cuaca cukup banyak yang harus diketahui oleh taruna meteorologi karena itu sistim pembelajarannya dilakukan berkali‐kali dibawah bimbingan dosen yang mumpuni dan dilakukan oleh lebih dari satu dosen praktek analisa cuaca. Semoga STMKG tetap mempertahankan ciri khas kurikulumnyan dan sangat beda perguruan tinggi lainnya.