EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU – PADANG LUAR Edo Trionovendri(1), Ir. Cahayahati, M.T(2), Ir. Ija Darmana, M.T(3) (1) Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta, (2) dan (3) Dosen Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta Abstrak Pada sistem tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan saluran transmisi) dan jaringan distribusi. Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik, kebutuhan sistem proteksi yang memadai tidak dapat dihindarkan. Relai jarak sebagai pengaman utama pada saluran transmisi digunakan karena memiliki kemampuan untuk menghilangkan gangguan (fault clearing) dengan cepat sehingga memegang peranan yang sangat penting untuk mendapatkan keandalan dan selektifitas kerja yang tinggi dari relay. Relay Jarak (Distance Relay) yang dilengkapi dengan Auto Reclose dipakai untuk mengembalikan kondisi sistem kembali normal dari gangguan temporer. Pada jaringan transmisi, 80% dari gangguan yang terjadi bersifat temporer. Sehingga keandalan Auto Reclose dan PMT yang merupakan perpanjangan tangan dari relay-relay tersebut berperan penting terhadap stabilitas sistem tenaga listrik. Kata Kunci : Distance Relay, Auto Reclose, PMT 1. transmisi Pendahuluan Sistem transmisi memegang harus mempunyai kemampuan peranan mendeteksi adanya gangguan pada semua yang sangat penting dalam proses penyaluran keadaan yang kemudian memisahkan bagian daya listrik. Oleh karena itu proteksi pada sistem yang terganggu tersebut sehingga saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang dapat meminimalkan kerusakan pada bagian serius dalam perencanaannya. Sistem yang terganggu dan mencegah gangguan transmisi sendiri merupakan sistem dinamis meluas ke saluran lain yang tidak terganggu. kompleks keadaan yang parameter ‐ parameter sistemnya berubah secara dan Auto Reclose Relay (AR) atau relai terus penutup balik otomatis dipasang pada proteksi menerus. Oleh karena itu strategi proteksi penghantar saluran udara baik pada sistem harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tegangan tinggi (SUTT) maupun tegangan tersebut dalam hal desain dan setting ekstra tinggi (TET). Hal ini didasarkan pada peralatannya. Relai sebagai salah satu bagian pertimbangan bahwa saluran udara merupakan penting dalam sistem proteksi saluran salah satu bagian sistem penyaluran yang paling sering mengalami gangguan, sebagian besar dari tertentu menunjukkan semua jalur aliran arus penyebab gangguan tersebut bersifat temporer dari urutan itu dalam sistem. yang akan segera hilang setelah PMT trip. Agar kesinambungan pasokan tenaga listrik tetap 2.3 Jaringan Urutan Nol Impedansi terjaga serta batas stabilitas tetap terpelihara maka pengoperasian Auto Reclose sangat dibutuhkan terutama pada section Maninjau – urutan nol adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila dialiri arus urutan nol. Oleh karena itu, arus urutan-nol hanya akan mengalir jika terdapat Padang Luar. jalur kembali yang membentuk rangkaian 2. Dasar Teori lengkap. Pedoman untuk tegangan urutan-nol 2.1 Impedansi ialah potensial tanah pada titik dalam sistem itu Impedansi adalah kuantitas kompleks dimana setiap tegangan tertentu ditetapkan. yang dinotasikan dengan Z yang menjelaskan Karena arus urutan-nol dapat mengalir dalam ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik tanah, tanah tidak selalu harus berpotensial sinusoid. Dimana magnitudo Z menunjukkan sama pada semua titik dan rel pedoman pada perbandingan amplitudo perbedaan tegangan jaringan urutan-nol tidak merupakan suatu terhadap amplitudo arus. Bagian nyata dari tanah dengan potensial yang seragam. impedansi adalah resistansi R dan bagian Impedansi tanah dan kawat tanah imajiner adalah reaktansi X. Secara dimensi, harus dimasukkan ke dalam impedansi urutan- impedansi sama dengan resistansi. nol dari saluran transmisi, dan rangkaian Z = R + j. X kembali jaringan urutan-nol ialah penghantar dengan impedansi nol, yang merupakan rel Dimana : Z = Impedansi (Ω) pedoman untuk sistem itu, karena impedansi R = Resistansi (Ω) tanah dimasukkan ke dalam impedansi urutan- X = Reaktansi (Ω) nol, maka tegangan yang diukur terhadap rel pedoman 2.2 Jaringan Urutan-Positif Dan Negatif Impedansi urutan positif jaringan urutan-nol itu memberikan tegangan ke tanah yang benar. adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila dialiri oleh arus urutan positif. Sedangkan impedansi urutan negatif adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila dialiri oleh arus urutan negatif. Tujuan kita mendapatkan nilai impedansi urutan sistem daya ialah untuk memungkinkan kita menyusun jaringan urutan bagi keseluruhan sistem itu. Jaringan urutan Gambar 2.1 : Impedansi Urutan akan sedangkan untuk jangkauan Zone-2, Zone-3, 2.4 Distance Relay Distance relay merupakan salah satu jenis Zone-3 reverse berfungsi sebagai proteksi relay proteksi pengaman yang pada digunakan saluran kemampuannya sebagai cadangan transmisi dalam jauh (remote karena penghantar didepan menghilangkan Untuk mencegah back up) untuk maupun belakangnya. terjadinya mencegah gangguan (fault clearing) dengan cepat dan malakerja relai akibat ayunan daya (power penyetelannya yang relatif mudah. Pada swing), biasanya Relai ini dilengkapi dengan prinsipnya, Distance Relay adalah mengukur elemen power swing blocking. nilai arus dan nilai tegangan pada suatu titik tertentu sehingga diperoleh impedansinya, kemudian tersebut untuk menentukan Distance relay akan bekerja dengan cara terukur dengan impedansi gangguan yang impedansi pada setting harga lebih kecil impedansi impedansi gangguan daripada setting Distance Relay, maka harga (SUTT/SUTET) merupakan salah satu bagian sistem yang paling sering mengalami gangguan, (sekitar 80 %) bersifat temporer yang akan segera hilang setelah Pemutus Tenaga (PMT) trip. Agar kesinambungan pelayanan/suplai impedansi tetap terpelihara maka PMT dicoba masuk kembali sesaat setelah kejadian trip diatas. Dengan gangguan Distance Relay, maka Distance Relay tidak akan bekerja. Distance relay mempunyai beberapa karaktristik seperti mho, quadrilateral, reaktanse, adaptive mho dll. Sebagai unit proteksi relai ini dilengkapi dengan pola teleproteksi seperti PUTT, POTT dan Blocking. Jika tidak terdapat teleproteksi maka relai ini berupa step distance saja (basic). Distance relay pada jangkauan zone1 berfungsi sebagai pengaman utama, memasukan kembali PMT ini temporer tersebut dapat dikurangi. Untuk mengurangi dampak gangguan lebih besar atau sama dengan setting impedansi tinggi diharapkan dampak gangguan yang bersifat Distance Relay akan bekerja. b) Jika tegangan energi listrik tetap terjaga serta batas stabilitas distance relay, dengan ketentuan : a) Jika udara sebagian besar dari sumber gangguan tersebut apakah relay harus bekerja atau tidak. membandingkan Saluran membandingkannya dengan nilai setting impedansi tertentu dari Distance Relay 2.5 Auto Reclose Relay nilai tersebut terhadap keandalan penyediaan tenaga listrik, khususnya pada saat terjadi gangguan temporer, maka pada SUTT/ SUTET tersebut dipasang Auto Reclose (A/R). Rele Penutup Balik / Auto Reclose Relay (AR) merupakan rele yang berfungsi untuk memberi perintah close setelah proteksi utama penghantar memberi perintah trip. Apabila gangguan bersifat temporer maka posisi terakhir PMT setelah ada perintah close dari PMT adalah dalam kondisi tertutup dan sistem kembali normal. Apabila gangguan bersifat permanen 3. Metodologi maka AR akan memberi perintah close setelah 3.1 Penyetelan Zone 1 Dengan mempertimbangkan adanya PMT trip, namun PMT akan kembali ditripkan kesalahan-kesalahan dari data saluran, CT, PT, lagi oleh proteksi utama. dan peralatan penunjang lain sebesar 10% - 20 % , zone-1 relai disetel 80 % dari panjang saluran yang diamankan. Z1Primer = 0,8 . Z L1 (Saluran) Z1Sekunder = Z1Primer . n Dimana : n Gambar 2.2 : Prinsip Kerja AutoReclose = RatioCT RatioPT Waktu kerja relai seketika, (t1= 0) tidak dilakukan penyetelan waktu. Auto Reclose Relay pada umumnya memiliki 2 elemen, yaitu: 3.2 Penyetelan Zone 2 Z2Primer min 1. Dead time element Berfungsi untuk menentukan selang waktu dari saat PMT trip sampai saat PMT diperintahkan masuk Z2Primer mak = 0,8 (Z L1 + 0,8. ZL2) Dengan : ZL2 = Impedansi saluran berikutnya yang terpendek (Ω) kembali, Ztrf secara prinsip dimaksudkan selang waktu dimana busur api listrik akibat gangguan Dengan : Xtrf = = 0.8 (Z L1 + 0.5 . Xtrf . j) Im pedansiTrafo × (V primer ) 2 telah padam (clear), Berfungsi untuk memblock elemen dead time delay selama beberapa waktu setelah memasukan dimaksudkan untuk V sekunder Untuk pengaturan zone 2, zone 2 yang dipilih 2. Blocking/Reclaim time element bekerja = 1,2 . ZL1 (Saluran) PMT dan memberikan kesempatan kepada PMT siap melakukan adalah zone 2 yang terbesar tetapi tidak melebihi impedansi trafo GI depan, karena zone 2 berfungsi sebagai pengaman cadangan dari zone 1. Z2Sekunder = Z2Primer . n suatu siklus auto reclosing berikutnya. Waktu kerja relai t2 = 0.4 s/d 0.8 dt. Auto Reclose di-setting hanya bisa 3.3 Penyetelan Zone 3 melakukan satu siklus open-close-open Z3Primer min karena Z3Primer mak = 0,8 . ZL1 + 0.8 (ZL2 + mempertimbangkan kesiapan mekanik PMT. Hal ini disebabkan karena proses charging = 1.2 ( ZL1 + ZL2 ) 0.8 . Z L3 ) yang membutuhkan Dengan : Z = Impedansi saluran yang diamankan L1 waktu yang lebih lama +/- 15s. Z = Impedansi saluran yang terpendek L2 ZL3 = Impedansi saluran berikutnya yang terpanjang Ztrf | X1primer | = 13.686 Ω |X1sekunder| = 1.095 Ω = 0.8 (Z L1 + 0.8 . Xtrf . j) Z2primer min = 1.2 . Z1(PL-M) Z3Sekunder= Z3Primer . n = 1.2 . (5.132 + j.17.107) Waktu kerja relai t3= 0.8 s/d 1.2 dt = 6.158 + j.20.528 Ω 3.4 Penyetelan Auto Reclose | Z2 primer min |= 21.432 Ω Waktu yang diperlukan oleh PMT untuk Z2primer maks = 0.8 . (Z1(PL-M) + 0.8 . Z1(M-PR)) melakukan reclose dengan perhitungan waktu = 0.8 {(5.132 + j.17.107) + 0.8 de-ionisasi udara ( lihat tabel di bawah ini ), . (3.489 + j.11.628)} = 6.338 + j. 21.128 Ω Tabel 3.2 : Waktu De-ionisasi Udara | Z2primer maks |= 22.058 Ω Tegangan Sistem Waktu De-ionisasi (kV) (detik) 66 0.25 (0.5 . 101.25 . j)} 150 0.30 = 4.106 + j.54.186 Ω 275 0.37 500 0.50 = 0.8 . (Z1(PL-M) + 0.5 . Xtrf . j) Ztrf = 0.8 . {(5.132 + j. 17.107 + | Ztrf | = 54.341 Ω Dipilih nilai impedansi zone 2 terbesar tetapi tidak lebih dari impedansi trafo, Kemudian juga memperhitungkan operating time maka : PMT (0.05 - 0.1 detik), dan waktu reset mekanik PMT (0.2 detik). 4. = (6.338 + j. 21.128) . 0.08 = 0.507 + j.1.690 Ω Analisa Data | Z2sekunder| = 1.765 Ω Impedansi Penghantar : R1 = 0,1222 Ω/km X1 = 0,4073 Ω/km R0 = 0.2722 Ω/km X0 = 1.2219 Ω/km Z1primer Z2sekunder = Z2primer . n = 0.8 . Z1(PL-M) = 0.8 . (5.132 + j.17.107) = 4.106 + j.13.686 Ω Sehingga didapat : |X2primer| = 21.128 Ω |X2sekunder| = 1.69 Ω Z3primer min = 1.2 (Z1(PL-M) + Z1(M-PR)) = 1.2 {(5.132 + j. 17.107) + | Z1primer | = 14.288 Ω (3.489 + j.11.628)} Z1sekunder = Z1primer . n = 10.345 + j.34.482 Ω |Z1sekunder| = (4.106 + j. 13.686) . 0.08 |Z3 primer min |= 36.001 Ω = 0.328 + j.1.095 Ω Z3 primer maks= 0.8 . Z1(PL-M + 0.8 (Z1(M-PR) + = 1.143 Ω Sehingga didapat : 0.8 Z1(M-SPE)) = 0.8 (5.132 + j. 17.107) + Kita bisa mencari error relay dengan 0.8 {(3.489 + j.11.628) + membandingkan 0.8 (9.241 + j.30.8)} antara perhitungan dengan yang ada di relay. = 12.811 + j.42.7 Ω |Z3 primer maks| = 44.581 Ω Ztrf = 0.8 . (Z1(PL-M) + 0.8 . Xtrf nilai impedansi gangguan 6.242 − 5.443 × 100% = 12.8 % 6.242 % error = Tabel 4.4 : Settingan Auto Reclose . j) = 0.8 {(5.132 + j. 17.107) Indikator Nilai = 4.106 + j.78.486 Ω Pola PUTT = 78.593 Ω Dead Time Reset for Developing Fault Reclaim Time 0.3 (s) 40 (s) Dead Time for 1 (s) + 0.8 (101.25 . j)} |Ztrf| Dipilih nilai impedansi zone 2 terbesar tetapi tidak lebih dari impedansi trafo, maka : Z3sekunder = Z3primer . n SPAR = (12.811 + j.42.7) . 0.08 Dead Time for = 1.025 + j.3.416 Ω TPAR = 3.566 Ω Auto Reclose Reset 4 (s) | Z3sekunder | Sehingga didapat : 3 (s) Time |X3primer| = 42.7 Ω |X3sekunder| = 3.416 Ω Penyebab dari tidak bekerjanya PMT Tabel 4.1 : Analisa Perbandingan Hitungan ternyata ditemukan spesifikasi PMT yang tidak mendukung waktu 0.3s yang diperlukan dari Zone 1 Settingan Existing 1.51 Setting Perhitungan 1.10 Zone 2 2.44 1.69 Zone 3 3.75 3.42 proses close PMT ke open nya PMT. Waktu tersebut merupakan waktu yang diperlukan PMT untuk menerima order trip (open) setelah sesaat PMT close. Sehingga PMT Terdapat perbedaan dari hasil hitungan dengan settingan eksisting yang ada sekarang. Ini disebabkan karena pada perhitungan lama tidak memakai ketetapan yang pasti untuk resistansi dan reaktansi baik itu dari impedansi urutan nol maupun urutan positif. dengan dilakukan spesifikasi penggantian yang memenuhi operating sequence 0 – 0.3 s – CO - 3min - CO, yang maksudnya PMT mampu menerima order dengan waktu 0 – 0.3 s dari posisi close ke open dan memerlukan jeda 3 menit untuk proses selanjutnya. reclose. Ini diperlukan untuk kondisi 5. Kesimpulan dan Saran lebih lanjut agar dapat memastikan 5.1 Kesimpulan error relay sebenarnya. Dari hasil data perhitungan, peralatan mengalami settingan zone pada distance relay error 12.8 % (PLN membatasi error yang ada sekarang tidak sesuai +/- 15 %). 1. Menurut analisa penulis, dengan yang ada pada perhitungan. 3. Agar dilakukan pemantauan terus Ini disebabkan karena penetapan menerus terhadap PMT yang baru untuk Resistansi (R) dan Reaktansi agar tidak terjadi mala kerja. (X) tidak memiliki ketetapan yang 4. Diupayakan dalam pengadaan alat pasti. Sekarang sudah ada ketetapan baru agar disesuaikan dengan pola yang keadaan sistem. berasal dari pengujian konduktor dengan menggunakan alat 6. Line Impedance. Daftar Pustaka Budi Santoso. 2009. Rele Penutup Balik / Auto 2. Dari perhitungan yang dilakukan, Reclose Relay. http://budi54n.wordpress.com/2009/08/18/relekita mendapatkan ke-error an dari penutup-balik-auto-reclose-relay, diakses peralatan 12.8 %. tanggal 15 November 2013. 3. Dari settingan yang ada pada relay, Dunia Listrik. 2009. Klasifikasi Saluran Transmisi Berdasarkan Tegangan. http://duniasudah di setting dengan ketentuan listrik.blogspot.com/2009/11/klasifikasiuntuk Single Pole Auto Reclose saluran-transmisi.html, diakses tanggal 4 Februari 2014. (SPAR) 1 s, dan Three Pole Auto PT.PLN. 2007. Proteksi Sistem Penyaluran Reclose (TPAR) 3 s dengan Jakarta: Jasa Pendidikan dan Pelatihan. PT.PLN. 2007. Buku O&M Peralatan Proteksi. mempertimbangkan spare waktu dari Padang: Penyaluran dan Pusat Pengaturan karakteristik PMT. Dari penelitian Beban Sumatera. PT.PLN. 2006. Pelatihan O&M Relai Proteksi diketahui spesifikasi PMT tidak Jaringan. Padang: Penyaluran dan Pusat mendukung untuk kerja Auto Pengaturan Beban Sumatera. PT.PLN Pusat.2010. SK Dir 114 Proteksi Reclose. Untuk Auto Reclose, PMT Penghantar. Jakarta harus mempunyai operating PT.PLN. 2008. Diklat Pengenalan Proteksi Penghantar (SUTT/SUTET). Padang: sequence 0-0.3s-CO-3min-CO. Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera. 5.2 Saran 1. Agar pihak terkait melakukan perhitungan setting Distance Relay kembali dengan ketetapan yang ada. 2. Diupayakan untuk pengujian relay