Daily Fresh Juice

advertisement
Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa
setiap minggu I,II, dan III
di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita
diawali makan siang bersama
Terbuka Untuk UMUM
Sharing Group dan
Formation Formation sebulan sekali
Celebration Meal
(Makan malam bersama) Terbuka Untuk UMUM
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan
pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00
di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta
Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Terbuka Untuk UMUM
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
Info mengenai DOJCC
Hubungi : 0878 6180 5088 www.DOJCC.com
[email protected]
PROGRES PEMBANGUNAN
Rumah Pelangi Kasih Bali
Terimakasih untuk sumbangan
para donatur.
Persembahan kasih
untuk pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga - Bali
dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Rekreasi ke Pantai Jerman - Tuban
Minggu 6 September 2015
Misa Kaul Kekal
Bruder Martin Lada, MGL
Bruder pertama dari paroki Fransikus Xaverius Kuta
Rm Vincent Widi, MGL
(Romo pertama dari Paroki FX)
memberikan selamat kepada
Bruder Martin Lada MGL
(Bruder pertama dari Paroki FX)
Doa Taize Rabu 16 Sept 2015
Doa Taize dan Kontemplatif diadakan
setiap Rabu ke - 3 di Gereja FX
Pelayanan Koor di Gereja FX
Minggu 20 Sept 2015
Ulang Tahun DOJCC Bali
ke - 11
13 September 2015
Ulang Tahun DOJCC Bali
ke - 11
13 September 2015
Ulang Tahun DOJCC Bali ke - 11
13 September 2015
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator:
Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Layout Design : Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina, Yovie, Rm. Vincent MGL,
Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL,
Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta,
Maia, Fr David, Alin, Yudi,
Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel,
Bro Yance, Pras, Iwan Setiawan,
Yustina, Rita, Lia, Siska, Daniel,
Lita, Herman, Br. Martin MGL.
Bro Adrian, MGL, Desy, Flo
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga. Sumbangan dapat
disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
0878 6180 5088 untuk
konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by : www.DOJCC.com
Syalooomm.....
Senang kita bisa berjumpa lagi di bulan Oktober
tahun 2015. Tak terasa ya 2 bulan lagi kita akan
memasuki akhir tahun 2015.
Bulan Okober dikenal sebagai bulan Rosario
dalam Gereja Katolik. Penentuan bulan Oktober
sebagai bulan Rosario, berkaitan dengan
peristiwa yang terjadi 3 abad sebelumnya,
yaitu ketika terjadi pertempuran di Lepanto
pada tahun 1571, di mana negara- negara
Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman yang
menyerang agama Kristen. Terdapat ancaman
genting saat itu, bahwa agama Kristen akan
terancam punah di Eropa. Jumlah pasukan Turki
telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol,
Genoa dan Venesia. Menghadapi ancaman
ini, Don Juan (John) dari Austria, komandan
armada Katolik, berdoa rosario memohon
pertolongan Bunda Maria. Demikian juga, umat
Katolik di seluruh Eropa berdoa rosario untuk
memohon bantuan Bunda Maria di dalam
keadaan yang mendesak ini.
Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V
bersama- sama dengan banyak umat beriman
berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore.
Sejak subuh sampai petang, doa rosario tidak
berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan
pertempuran di Lepanto. Walaupun nampaknya
mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik
menang pada tanggal 7 Oktober. Kemudian,
Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario
dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober.
Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII,
menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari
Raya Rosario Suci.
Mari kita belajar setia seperti Bunda Maria.
Semoga Tuhan memberkati kita semua
God Bless
Nathasa
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Siapa mau jadi yang Terbesar?
Mat 18:3
Kamis 1 Oktober 2015
Pesta St. Teresia dr Kanak-kanak Yesus
“Aku berkata kepadamu,
Neh. 8:1- 4a,5-6,7b-12;
sesungguhnya
jika
kamu
tidak bertobat dan
Mzm. 19:8,9,10,11; Luk. 10:1-12.
menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak
atau: Yes. 66:10-14b atau
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
1Kor. 12:31-13:13; Mat. 18:1-4
Suatu hari saya sedang berjalan disebuah pusat perbelanjaan. Saat saya sedang
asik menikmati es krim, ada sekelompok anak kecil berlarian menghampiri saya.
Salah satu dari mereka berkata, ‘Kak, kami dari St. John School. Mau nanya sedikit
boleh?’. Sayapun mengiyakan. Ternyata yang ingin ditanyakan sangat sederhana,
mengapa saya makan es krim tersebut. Jawaban sayapun sederhana, ’ya karena
pengen saja’. Tanpa protes atau merasa jawaban saya kurang memuaskan,
mereka pun dengan semangat berkata, ’Oh, begitu ya? Oke deh, terima kasih
Kak’. Kemudian berlalu.
Hari ini dalam injil Matius 18:1-4, murid-murid Yesus penasaran tentang siapa yang
terbesar dalam kerajaan Surga. Ternyata menurut Yesus, anak-anak kecillah yang
terbesar didalamnya. Mengapa anak-anak? Mengapa tidak orang dewasa yang
banyak berbuat baik, yang rajin pelayanan? Yesus mau menekankan bahwa untuk
dapat masuk kedalam kerajaan surga, kita hanya cukup berpasrah dan percaya
seperti anak kecil. Kita tidak perlu kuatir dengan hidup kita, besok hendak makan
apa, bagimana pekerjaan kita besok, kehidupan keluarga kita, apa saja. Yesus
mau kita tahu bahwa apapun yang sudah Bapa sediakan untuk kita, semuanya itu
baik, karena Dia lebih mengenal kita, Dia tahu yang kita butuhkan.
Bertepatan dengan hari ini, kita memperingati Santa Theresia dari KanakKanak Yesus. Semasa hidupnya, St. Theresia mengajarkan tentang ‘Jalan Kecil’,
yaitu jalan cinta kasih dan kepercayaan dalam hubungan manusia dengan
Allah sebagai Bapa, yang mana tidak lain adalah hidup dalam kepercayaan
dan ketergantungan sepenuhnya kepada Allah, seperti seorang anak kecil
mengharapkan segalanya dari orang tuanya.
Mari mengisi hari ini dengan percaya dan berserah padaNya. Belajar dari anak
kecil dan St. Theresia bahwa tidak perlu melakukan hal besar dan menjadi besar
untuk bisa berada bersamaNya disana. Namun melalui tindakan konkrit yang
penuh kasih selalu berharap padaNya.
God bless you,
Desy
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
15
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Mari Bermazmur
Jumat 2 Oktober 2015
Mzm 91:4 Dengan kepak-Nya Ia akan
melindungi engkau, di bawah sayap-Nya
engkau akan berlindung, kesetiaaNya
ialah perisai dan pagar tembok.
Peringatan Wajib Para Malaikat
Pelindung
Kel. 23:20-23a;
Mzm. 91:1-2,3-4,5-6,10-11;
Mat. 18:1-5,10.
Mazmur ini adalah salah satu mazmur kecintaan saya. Judulnya “Dalam Lindungan
Allah”. Mazmur ini pernah membawa penghiburan serta kekuatan bagi saya. Di sana
diterakan bahwa walau seribu orang rebah di sisiku, dan sepuluh ribu di sebelah
kananku, itu tidak akan menimpaku.
Masa itu adalah masa yang tidak mudah. Saya merasa tertekan namun saya tidak
memahami akar permasalahannya. Hampir setiap malam saya tidak bisa tidur.
Mata saya terpejam tapi saya tidak tertidur. Saya berpindah tempat tinggal sampai
empat kali dalam beberapa bulan. Kadang dalam dua hari saya hanya tidur dua
tiga jam. Terkadang di kantor, saya harus ke toilet hanya untuk sejenak memejamkan
mata karena saya sangat lelah. Saya minum kopi beberapa gelas meskipun saya
sakit mag.
Malam-malam itu di musim penghujan, atap kamar tidur dari jerami juga bocor dan
dan seekor tokek “menjajah” kamar tidur saya. Saya akhirnya tidur beralas matras di
lantai ruang tamu untuk waktu yang lama.
Dalam keadaan seperti itu bermalam malam, saya menyalakan lilin dan
mendaraskan mazmur. Saya berdoa memohon perkenanan Tuhan – bisa keluar dari
situasi ini untuk dapat bekerja dengan baik demi hidup saya dan keluarga.
Malam-malam itu melelahkan dengan masa depan yang tidak jelas. Mazmur itu
telah menuntun saya melewatinya.
Setiap kita memiliki pergulatan kita sendiri. Kadang hidup tidak dapat kita pahami,
dan kita terlalu lelah untuk dapat berdoa. Di saat itu cobalah mendaraskan mazmur
sambil menantikan perkenananNya.
Permasalahan mungkin akan tetap sama, kita mungkin masih juga menghadapinya
sendirian, tapi manakala hati kita dilembutkan, kita dapat melihat semuanya dengan
cara pandang yang lain, karena ada damai di hati kita.
“ Jika aku terbang dengan sayap fajar dan membuat kediaman di ujung laut, juga
di sana tanganMu menuntun aku dan tangan kananMu memegang aku”
Yustina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
16
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Berbahagia karena Mengenal Kristus
Bar. 4:5-12, 27-29;
Mzm. 69:33-37;
Luk. 10:17-24
Sabtu 3 Oktober 2015
Lukas 10:23, “Sesudah itu berpalinglah
Yesus kepada muri-muridNya dan berkata,
‘Berbahagialah mata yang melihat apa yang
kamu lihat.’”
Sewaktu di Sekolah dasar, ada satu acara ilmu pengetahuan yang bisa membuat
saya menonton sampai terkagum-kagum, yakni acara ‘Geography’. Acara
itu menampilkan lapisan-lapisan Bumi, matahari, dan bulan. Ketika acara
Geography ini menguraikan lapisan-lapisan matahari, timbul rasa kagum yang
tak terkira dalam hati dan pikiran saya terhadap matahari. (bukan diskon Matahari
lho, hehehe)
Sampai di suatu sore, saya bermimpi bahwa saya sedang menatap matahari di
siang bolong dan herannya, di dalam matahari yang bersinar terik itu, Yesus dan
para rasul-Nya, sedang berjalan.
Lama sesudah itu, saya sadar bahwa walau pun masih kecil, Tuhan Yesus
mencegah saya dari pemujaan terhadap kekuatan ciptaan-Nya. Seolah Tuhan
Yesus ingin mengatakan pada saya bahwa Tuhan Yesus lebih hebat dari matahari.
Buktinya Yesus bisa membuat matahari tidak terasa panas. Bukan hanya Tuhan
Yesus, tetapi juga orang-orang yang sungguh percaya kepada-Nya, bisa juga
berjalan di dalam matahari yang super super duper panasnya.
Pengalaman Tuhan Yesus datang dalam mimpi saya, bukan hanya sekali itu
saja. Ada lagi beberapa mimpi dan penglihatan yang Tuhan Yesus berikan
kepada saya. Hingga saat ini, bahkan memberikan pengertian, lewat Sakramen
Mahakudus, di Tabernakel Gereja atau pun di ruang Adorasi.
Seperti Injil Lukas hari ini, berbahagialah kita yang percaya kepada Yesus. MelihatNya, walau hanya dalam mimpi atau Sabda Pengetahuan/penglihatan, dan
dalam hosti Kudus. Membaca pesan-Nya dalam Injil dan berjalan bersama-Nya
dalam Komunitas dan Gereja.
narita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
17
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Cinta Sempurna
Minggu 4 Oktober 2015
Mrk. 10:2“Maka datanglah orang-
orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus
mereka bertanya: Apakah seorang suami
diperbolehkan menceraikan isterinya?“
Hari Minggu Biasa XXVII, St.
FRANSISKUS dr ASISI
Kej. 2:18-24; Mzm. 128:1-2,3,4-5,6;
Ibr. 2:9-11; Mrk. 10:2-16
Dari dulu sampai sekarang ini saya kurang suka belanja di pasar tradisional. Bukan karena
saya sombong dan tidak tahan baunya, tetapi lebih karena saya tidak bisa tawar menawar
harga. Sampai sekarang, kalau terpaksa harus membeli ikan untuk rumah MGL di Maumere,
saya pasti membawa adik perempuan saya yang bungsu. Lalu saya menunjuk ikan yang
mau saya beli, selanjutnya tawar menawar saya serahkan sepenuhnya pada adik saya yang
terkenal bengis itu, kadang saya sampai kasihan juga sama si penjual ikan.
Ketika kita dihadapkan pada pilihan antara yang baik dan buruk, atau antara dosa dan
yang tidak berdosa, kita seringkali mulai tawar menawar. Kita mulai menimbang-nimbang
sendiri, tentang berat tidaknya dosa yang kita buat, bahkan tentang perlu tidaknya kita
berdosa demi menyelamatkan diri sendiri atau orang lain, dengan dalih demi kepentingan
bersama yang lebih baik. St Yohanes dari Salib berujar tentang dosa seperti benang atau
rantai yang menjerat seekor burung; jadi bukan soal benang yang kecil atau rantai yang
besar, tetapi bahwa burung tersebut terjerat dan tidak bisa terbang bebas lagi. Bukan soal
besar kecilnya dosa tetapi bahwa kita tidak bisa bebas menjadi anak-anak Allah karena
dosa dan kesalahan yang kita buat.
Hari ini kita belajar tentang hati Allah Bapa kita yang sabar melalui Yesus yang meladeni
Orang-orang Farisi yang mencobai-Nya. Pada dasarnya sudah jelas, seorang suami tidak
diperbolehkan menceraikan isterinya, komitmen antara laki-laki dan perempuan dalam satu
ikatan perkawinan atas dasar cinta (bdk. Mrk. 10:8) itu sejatinya suci dan sakral dan karena
itu tak bisa diceraikan oleh kuasa manusia manapun (Mrk. 10:9). Demikian pula hubungan
kita dengan Allah Bapa kita. Bapa kita di surga itu sungguh sabar dan mengasihi kita sehabishabisnya. Sekali kita dikasihi Allah, tidak akan ada sesuatu pun yang bisa menghalangi kita
dari kasih-Nya (bdk. Rom. 8:35). Karena itu untuk apalagi kita harus tawar menawar dengan
dosa? Untuk apalagi kita harus takut memberi diri seutuhnya kepada Allah?
Sama seperti pengalaman pribadi saya yang lebih nyaman berbelanja di toko swalayan,
karena tahu dengan pasti sekianlah harganya, tanpa mark up yang terlampau tinggi, tanpa
takut ditipu karena kualitasnya dijamin secara ketat, demikian pun halnya dengan iman
kepada Tuhan, ketika kita akan menyerahkan hidup kita pada suatu komitmen kepada-Nya.
Ketika saya hendak berkaul kekal, saya takut tidak akan lagi mengalami yang namanya
kebahagiaan dicintai dan mencintai, tetapi kemudian saya meyakinkan diri bahwa saya
menyerahkan diri kepada Allah yang adalah Cinta itu sendiri, bahkan Sang Cinta yang
sempurna, lalu mengapa saya harus ragu?
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
18
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Mengasihi Sesama
Raymundus dr Kapua, Albertus Marvelli
Yun. 1:1-17; 2:10;
sesamamu
MT Yun. 2:2,3,4,5,8;
Luk. 10:25-37.
Senin 5 Oktober 2015
Luk 10:27 “ ... dan kasihilah
manusia seperti dirimu sendiri”
Setiap dari kita sudah tahu persis tentang perintah Allah untuk mengasihi sesama.
Siapakah sesama kita juga sudah kita tahu. Yang menjadi permenungan adalah
apakah kita sudah mengasihi sesama kita ?
Pada Kitab Yunus hal yang mengesankan adalah bahwa ada belas kasih terhadap
Niniwe. Dengan memilih kota tersebut, orang mendapatkan kunci untuk memahami
kitab ini. Niniwe, ibukota Kerajaan Asyur sejak jaman Sanherib, merupakan simbol
kuasa dan imperialisme kejam bagi Israel (bdk Yes 10:5-15). Bukan sekedar Niniwe
sebagai ibukota, melainkan penindasan dan kekejaman yang muncul dari situ.
Untuk Niniwe nabi Yunus mendapatkan tugas menyampaikan belas kasih Allah.
Pada awalnya nabi Yunus memilih kematian dan kehancuran daripada menerima
Allah yang mau mengampuni orang-orang kafir Niniwe.
Dalam Injil Lukas kembali Yesus mengajarkan belas kasih dengan perumpamaan
orang Samaria yang baik hati. Perumpamaan ini adalah jawaban Yesus atas
pertanyaan sang ahli Taurat. Dimana Yesus malah memberikan jawaban yang
mengejutkan. Orang Samaria adalah keturunan Yahudi yang sudah berdarah
campuran, sehingga dihindari oleh orang Yahudi asli. Namun, ketika mendapati
seorang Yahudi yang sekarat, justru orang Samaria yang memberi pertolongan.
Sungguh contoh yang dramatis. Orang yang ditolongnya bukan hanya dari kaum
yang berbeda, tetapi yang selama ini mengasingkan dan menghina kaumnya.
Sebagai pengikut Kristus kita pun dipanggil untuk melakukan hal yang sama.
Mengasihi sesama manusia bukan karena mereka sama dengan kita, atau berbuat
baik terhadap kita, tetapi karena Tuhan menghendaki kita menyatakan kasihNya
kepada sesama kita. Dan itu termasuk kepada orang yang sudah menyakiti kita.
Lita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
19
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Duduk Diam dan Mendengarkan
Selasa 6 Oktober 2015
St. Bruno, Isidorus De Loor,
Diego de San Vitores
Yun. 3:1-10; Mzm. 130:1-2,3-4ab,7-8;
Luk. 10:38-42. Luk 10:42
tetapi hanya satu saja
yang perlu: Maria telah memilih bagian
yang terbaik, yang tidak akan diambil
dari padanya.”
Kisah mengenai Maria dan Marta ini saya yakin sudah sangat sering Anda
dengarkan.
Mengenai Marta, yang sibuk bekerja, ingin melayani Yesus dengan seeebaik
– baiknya. Mungkin menyiapkan ini – itu, cemilan, makanan, dll. Pernah saya
baca, ternyata memang yang dilakukan Marta ini merupakan suatu tradisi yang
dilakukan disana.
Tentunya kita dapat mengerti mengapa Marta sangat sibuk. Bayangkan saja,
ada orang penting yang datang ke rumahnya. Pasti dia sangat menginginkan
semuanya berjalan baik.
Oleh karena itu dia menyibukkan diri dengan berbagai hal, yang menurut dia
tujuannya untuk menyenangkan Yesus. Tapi, apa yang terjadi saat dia komplain
ke Yesus?
Bukannya mendapat dukungan, justru Yesus menegur Marta.
Bagaimana dengan kita?
Mungkin sering kali terjadi pula dalam hidup kita, bahwa kita terlalu menyibukkan
diri dengan hal – hal teknis, atau mengikuti ritual – ritual dan tradisi yang memang
sudah ada dari dulu, dan diajarkan kepada kita.
Hal itu bagus. Tidak ada yang salah dengan itu.
Namun, ketika itu berakhir dengan sebuah komplain kepada Tuhan, tentang
kelelahan, keluh kesah mengenai sesama, protes akan hidup, dll, bagaimana bila
kita belajar mengambil posisi seperti Maria.
Duduk, diam, mendengarkan, dan mengijinkan Dia bersuara kepada kita..
Salam Hangat,
Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
20
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Hamba Tuhan
Peringatan Wajib SP Maria,
Ratu Rosario
Kis. 1:12-14 ;
Mzm. 86:3-6, 9-10;
Luk. 1:26-38
Rabu 7 Oktober 2015
Luk 1:38 Kata Maria: “Sesungguhnya
aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah
padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu
malaikat itu meninggalkan dia.
Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Kabar Suka Cita. Perayaan ini sangat berkaitan dengan
peristiwa Maria menerima kabar gembira dari Tuhan melalui Malaikat Gabriel. Isi kabar
gembira itu adalah Maria akan mengandung dan melahirkan Yesus, Sang Juruselamat.
Yesus akan menjadi kepenuhan janji Allah atas umat-Nya. Dia adalah Anak Allah. Melalui
dan dalam Dia, manusia akan diselamatkan. Dalam peristiwa kegembiraan ini, Maria
menjadi tokoh iman yang sangat penting dalam sepanjang sejarah keselamatan yang
dikerjakan oleh Allah.
Maria menerima rahmat dan sekaligus panggilan menjadi Ibu Penyelamat, Bunda
Allah. Rahmat dan panggilan iman ini sesuatu yang menggembirakan bagi Maria. Ini
menandakan betapa dia adalah wanita yang pantas di hadapan Allah. Dalam menerima
kegembiraan ini, Maria tidak lepas dari situasi ketakutan dan kekuatiran. Dia diliputi oleh
banyak pertanyaan. Tetapi, dia adalah sungguh orang yang beriman. Dia berani terbuka
terhadap rencana Allah. Dia berani menerima dan menjalani apa yang belum pasti dan
jelas bagi dia sebagai manusia. Dia berani pasrah. Dia berani berharap! Keberanian ini
lahir dari sebuah keyakinan bahwa dia adalah hamba Tuhan. Sebagai hamba-Nya, Tuhan
akan menyertai dan melindunginya. Keberanian Maria terwujud dalam kesetiaannya
mendampingi Yesus hingga di kaki salib.
Seluruh perjalanan hidup Maria dalam menanggapi karya keselamatan Allah adalah
sebuah model iman yang seharusnya kita teladani sebagai orang beriman. Sebagaimana
Maria, kita hendaknya berani menanggapi kehendak Allah yang tidak selalu jelas dan
pasti bagi kita. Kita hendaknya berani berharap dan beriman kepada Allah. Kalau melihat
kembali sejarah iman kita, kita akan tahu bahwa betapa kita jauh dari keteladanan iman
Maria.
Kita menutup hati terhadap rencana Tuhan dan memaksa Tuhan melaksanakan kehendak
kita. Kita “menjual iman” kita di saat kita menghadapi kesulitan hidup. Kita lari dari salib-salib
yang harus kita lalui sebagai orang beriman. Kita mengakhiri kesetiaan kita terhadap Tuhan
hanya karena kita tidak kuat berdiri dan berjalan di jalan yang penuh kerikil kehidupan. Mari
kita menjadikan Maria sebagai model iman kita! Kita berkata seperti dia: ‘Sesungguhnya
aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”…. Amien…
Rina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
21
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Hati yang Memberi
Kamis 8 Oktober 2015
Luk. 11:13 Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anakanakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan
memberikan Roh Kudus kepada mereka yang
memintanya
Mal. 3:13-18 ;
Mzm. 1:1-4, 6;
Luk. 11:5-13
Bulan September di tahun 2009, saya mengikuti seminar hidup baru pada salah
satu kelompok karismatik Katholik di wilayah Jakarta Utara. Beberapa hari sebelum
doa untuk pencurahan Roh Kudus, kami diberitahu oleh Tim Doa untuk meminta
sesuatu dari Tuhan; tujuh karunia Roh Kudus. Mendengar hal itu, dalam hati
saya sedikit agak menggerutu dan enggan untuk meminta. Saya berpikir, Aah
Tuhan pasti sudah tahu tentang kebutuhanku. Pada hari H-nya, saya akhirnya
memutuskan untuk meminta karunia kebijaksanaan dan pengetahuan dari Tuhan.
Malam itu, Tim Doa mendoakan untuk saya dan selama doa berlangsung ada
sesuatu yang berbeda dalam hatiku. Pertama-tama ada perasaan was-was,
kemudian diikuti berupa suara atau ungkapan yang saya sendiri tidak mengerti.
Bunyi atau suara tersebut terekam dalam ingatanku seperti logat atau bahasa
China dan juga bahasa Ibrani. Meski mendengar bunyi atau suara yang aneh
dan tidak dimengerti itu, saya malah merasakan kedamaian yang mendalam
dalam hatiku.
Yang aneh dari pengalaman malam itu bukan membuatku merasa takut malah
berani untuk mensharingkanya kepada teman-temanku. Seusai doa tersebut, saya
diberitahu oleh Tim Doa bahwa saya dikarunia bahasa Roh. Selanjutnya mereka
meminta saya untuk sering melakukan atau mempraktekannya sewaktu berdoa.
Saya pun menuruti apa yang dinasihati oleh Tim Doa. Ketika berdoa dalam
bahasa Roh, saya selalu merasakan kedamaian dalam hati dan juga kadangkala
menangis. Sampai saat ini, ketika berdoa sendirian atau mendengar lagu rohani
dan juga melihat Salib Tuhan Yesus, saya kadangkala menangis. Selain itu, ada
rasa atau keinginan yang besar untuk selalu berdoa di depan Sakramen Maha
Kudus dan juga melihat atau memandang Salib Tuhan Yesus.
Hari ini, saya dan anda diingatkan oleh Tuhan Yesus bahwa betapa besar
kerinduan Bapa di surga untuk memberi sesutu yang terbaik untuk hidup kita.
Apa yang hendak saya minta dari Bapa di surga hari ini? Ungkapkan isi hatimu
hari ini kepada Bapa kita di surga. Yakinlah dalam iman, bahwa engkau telah
menerimanya dari Bapa di surga. Terima Kasih Bapa, Terima Kasih Putra & Terima
Kasih Roh Kudus.
Fr. Anis, Mgl
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
22
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Tetaplah Bersama Kristus
St. Dionisius, St. Yohanes Leonardus,
St. Innocentius, Yl. 1:13-15; 2:1-2;
Mzm. 9:2-3,6,16,8-9;
Luk. 11:15-26.
Jumat 9 Oktober 2015
Luk.11 : 23 “Siapa tidak bersama
Aku, ia melawan Daku, dan siapa
tidak mengumpulkan bersama Aku, ia
mencerai-beraikan”
Injil hari ini dengan tegas menyatakan Tidak bersama Kristus = melawan
Dalam dunia politik saat ini bisa dilihat tak ada ikatan persekutuan yang harmonis.
Setiap saat koalisi dapat dibuat dan dibubarkan bahkan diingkari. Pihak-pihak yang
berseberangan pun bisa bertemu karena kepentingan yang menyatukan, yaitu
kepentingan untuk berkuasa. Tetapi dalam injil, kuasa Kerajaan Allah dan kuasa
Beelzebul adalah dua hal yang berlawanan.
Kepentingannya tak pernah dapat bertemu dan berdamai satu sama lain. Kuasa yang
menyelamatkan dan memberi damai sejahtera tak mungkin dapat berjalan seiring
dengan kuasa yang merusak dan membinasakan. Karya Kristus menunjukkan kuasa Allah
yang mengalahkan setan dan kuasa penyakit yang diakibatkannya. Kehadiran kuasa
Allah adalah kehadiran Kerajaan-Nya (20). Kuasa Allah jelas tak dapat berkompromi
dengan setan. Sementara Iblis tidak mungkin terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri.
Maka berlakulah prinsip peperangan dalam hal ini, “Siapa tidak bersama Aku, ia
melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”
Melawan setan harus dikerjakan dengan tuntas. Itu dimulai dengan mengakui Kristus
adalah Tuhan. Pilihan kita hanya tetap dan terus bersekutu dengan Allah dan kuasaNya yang menyelamatkan sepanjang hidup kita. Karena jika tidak, kita akan berjuang
sendiri melawan kuasa kejahatan yang membinasakan. Dan bukan tidak mungkin kita
akan kalah saat roh jahat yang diusir pergi, kembali lagi dengan mengajak tujuh roh
lain yang lebih jahat (26). Karena itu tetaplah bersama Kristus!
DOA: Tuhan Yesus, engkaulah Jalan, jalan satu-satunya bagi kami. Hanya apabila kami
mati bersama-Mu, maka kami dapat sungguh bersama-Mu sampai kehidupan kekal.
Terpujilah nama-Mu selalu! Amin
FLO
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
23
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Berbahagia
Sabtu 10 Oktober 2015
Luk 11:28: Tetapi Ia berkata:”Yang
berbahagia ialah mereka yang
mendengarkan firman Allah dan yang
memeliharanya.”
St. Daniel.
Yl. 3:12-21;
Mzm. 97.1-2,5-6,11-12,
Luk. 11:27-28.
Berbahagia, adalah keadaan yang didambakan oleh semua orang, dari mereka yang
tidak berpendidikan dan sederhana sampai mereka yang berpendidikan tinggi dan
hidup dalam kelimpahan. Menurut ukuran dunia kebahagiaan seseorang diukur dari
kekayaan, pangkat dan kemewahan yang dimilikinya........namum dalam injil hari ini
Jesus berkata:”Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan
yang memeliharanya.”
Allah menggunakan Firmannya untuk menyampaikan segala hal yang penting untuk
keselamatan kita umatNya. Kebiasaan membaca Firman Allah, akan membantu
menjernihkan “cara kita berpikir dan memandang hidup ini, serta memberi panduan
dalam kehidupansehari-hari. Hal ini sangat penting sehingga kita secara lambat laun
dengan bantuan Roh Kudus dapat mengerti rencana Tuhan yang Maha Indah bagi kita
masing-masing dan bagaimana Tuhan senantiasa menyertai kita dalam hidup kita setiap
saat.
Minggu lalu saya mendapat tugas untuk menghubungi dan mendata warga yang tua
dan sakit di lingkungan untuk kunjungan pastoral. Hal ini tidak sulit karena jumlah warga
yang akan dikunjungi tidak banyak. Namum sampai mendekati hari yang ditentukan,
belum ada warga yang menyatakan akan menemani pastor selama kunjungan tersebut.
Mengetahui hal itu seorang teman saya yang tinggal diseberang rumah mengajukan diri
untuk menemani. Saya senang dan khawatir, senang sudah ada yang mau menemani,
khawatir ada warga lingkungan saya yang akan tersinggung karena teman saya dari
lingkungan lain. Untuk beberapa waktu saya tidak tau harus bagaimana, karena saya
tidak mau ada yang tersinggung dalam pelayanan ini. Saya berdoa dan menyerahkan
semuanya kedalam tangan Tuhan seperti yang tertulis pada 1Petrus 5:7:”Serahkanlah
segala kekhawatiranmu kepada-Nya” Setelah berdoa saya merasa damai dan tenang.
Teman saya tidak jadi ikut, dan pelayanan hari itu berjalan dengan baik dan lancar.
Kebahagiaan sejati tidak tergantung pada materi tetapi pada hati, tempat dimana kita
dapat berbicara pada Allah sang Pencipta.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
24
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Di Luar Dugaan
Keb. 7:7-11; Mzm. 90:12-13,1415,16-17; Ibr. 4:12-13;
Mrk. 10:17-30
Minggu 11 Oktober 2015
Mrk. 10:22, “Mendengar perkataan itu ia
menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih,
sebab banyak hartanya.”
Percakapan Yesus dan seorang anak muda kaya dalam bacaan injil hari ini sangat
menarik untuk direnungkan. Pada awalnya anak muda ini mengira bahwa dengan
melakukan sepuluh perintah Allah, dia sudah akan masuk ke dalam kerajaan Allah.
Tetapi betapa terkejutnya ketika Yesus menantangnya untuk melangkah lebih jauh
yakni dengan menjual seluruh harta bendanya, memberikannya kepada orang miskin
lalu mengikuti Yesus. Wow….
Dan lebih menarik lagi adalah melihat reaksi anak muda tersebut. Penginjil Markus
menggambarkan anak muda itu kecewa dan sedih karena hartanya banyak.
Kekecewaan dan kesedihan merupakan sebuah reaksi di luar dugaan. Pemuda
tersebut sama sekali tidak menyangka bahwa Yesus akan menyuruhnya untuk menjual
harta miliknya, memberikan kepada orang miskin dan mengikuti Yesus.
Kadangkala di dalam kehidupan kita sehari-hari, Yesus meminta kita untuk melakukan
sesuatu hal di luar dugaan kita. Sesuatu di luar “comfort zone” atau kenyamanan kita.
Mungkin selama ini kita nyaman pergi pelayanan dengan menggunakan mobil. Coba
sekali-kali pergi jalan kaki kalau memang jaraknya dekat, atau pergi menggunakan
kendaraan umum. Rasakan bedanya. Mungkin kita terbiasa makan di restoran yang
mewah, coba sekali-kali makan di “amigos” alias Agak MInggir GOt Sedikit, rasakan
bedanya. Kalau Anda sering menggunakan “google” untuk mencari jawaban atas
setiap pertanyaan, cobalah sekali-kali membuka pergi ke perpustakaan atau bertanya
kepada orang yang lebih tahu, Anda akan melihat perbedaannya.
Inti dari ajakan Yesus hari ini adalah bahwa kita diajak untuk tidak lekat atau lengket
dengan “kenyamanan” kita, salah satunya adalah kekayaan. Kalau kita lepas bebas
dengan segala sesuatu di dunia ini, kita akan lebih mudah untuk mengikuti Yesus karena
kita tidak terikat.
Bagaimana dengan Anda? Apakah ada sesuatu hal yang membuat Anda terlalu
nyaman dan akhirnya menjadi sebuah kelekatan? Cobalah untuk melepaskannya
sedikit demi sedikit dan Anda akan mengalami sesuatu di luar dugaan Anda. Amin
Rm Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
25
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Senin 12 Oktober 2015
St. Serafinus dr Montegranaro,
Maria Teresa Fasce
Rm. 1:1-7;
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4;
Luk. 11:29-32
Tanda Pertobatan
Lukas 11:29 “Angkatan ini adalah
angkatan yang jahat. Mereka menghendaki
suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak
akan diberikan tanda selain
tanda nabi Yunus.”
Injil hari ini berbicara tentang teguran Yesus kepada orang-orang pada zamanNya yang tidak mau percaya sekalipun Ia telah datang sebagai Mesias untuk
mewartakan pentingnya pertobatan demi mendapatkan kembali hak mereka
sebagai putra-putri Allah. Mereka meminta sesuatu tanda agar bisa percaya
sepenuhnya bahwa Yesus adalah Sang Mesias.
Seringkali dalam kehidupan sehari - hari kita juga masih sering kurang peka
akan setiap teguran Tuhan. Saya pribadi masih sering jatuh dalam dosa yang
sama. Walaupun Tuhan sering menegur dan mengingatkan untuk bertobat
tapi perjuangan untuk menjadi sempurna itu tidak mudah. Saya bersyukur dan
berterimakasih jika Tuhan masih mau mengingatkan disaat kita mau melakukan
perbuatan yang salah. Pertobatan selalu menjadi pintu dan gerbang untuk
mendapatkan pengampunan dari Allah. Pengampunan itu bagaikan air yang
siap mengalir di dalam bak, sedangkan pertobatan adalah tangan yang
bergerak untuk memutar kran air. Air hanya bisa mengalir ke dalam bak bila
jari-jari memutar kran di bak itu. Demikian pun pengampunan Bapa akan
mengalir hanya jika kita mau melakukan pertobatan. Sangat mustahil jika
mengharapkan datangnya pengampunan tanpa kemauan untuk bertobat.
Oleh karena itu pertobatan adalah syarat turunnya pengampunan dari Allah
maka setiap hati hendaknya tunduk merendah dalam pertobatan.
Yudi Cutam
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
26
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Motor yang ingin menjadi mobil
Honoratus Kosminski,
Aleksandrina Maria da Costa
Rm. 1:16-25;
Mzm. 19:2-3,4-5;
Luk. 11:37-41.
Selasa 13 Oktober 2015
Lukas 11 : 39 Tetapi Tuhan berkata
kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu
membersihkan bagian luar dari cawan dan
pinggan, tetapi bagian dalammu penuh
rampasan dan kejahatan.
Kisah Yesus hari ini adalah ketika Yesus diundang makan malam oleh orang Farisi,
dan orang Farisi terkejut karena Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan.
Pada jaman itu, hal ini menjadi tabu. Mungkin bukan masalah kebersihan dan
kesehatan, tapi lebih pada ketabuan karena kepercayaan yang dianut saat itu.
Tapi Tuhan Yesus berkata,”Kamu membersihkan bagian luar saja, tapi di dalam
hatimu penuh kedengkian!”
Bacaan hari ini mengingatkan saya pada perumpamaan tentang motor di
dalam garasi.
Katanya, menempatkan motor di dalam garasi mobil, tidak akan membuat
motor itu berubah menjadi mobil secara tiba-tiba. Begitu juga manusia, tidak
akan menjadi seorang Kristen yang baik, walau ia berada di dalam gereja
seharian.
Teguran itu membuat saya sadar, garasi mobil tidak akan membuat motor
menjadi mobil. Bila kita tidak mengubah diri, kita tidak akan pernah menjadi
seorang Kristen, walaupun kita setiap hari bolak-balik masuk gereja. Kita harus
mengubah diri, menjadi yang baru.
Pembaptisan dalam Katolik adalah saat ketika merubah motor menjadi mobil. Ia
tidak perlu masuk kedalam garasi mobil, karena ia adalah mobil di manapun ia
berada. Tapi mobil juga dirawat, agar tidak kusam dan turun harganya.
Seringkali kita yang aktif di gereja, membuat aktifitas gereja sebagai rutinitas
belaka, sehingga apa yang kita lakukan, bukan lagi untuk memuliakan Tuhan,
tapi untuk memuliakan diri sendiri, agar kita terlihat cemerlang di mata orang
lain.
Hari ini kita belajar satu hal. Apa yang terlihat tidaklah penting, bila kita tidak
melakukannya setulus hati. Semoga bacaan hari ini, menegur kita untuk kembali
melayani karena Dia, bukan karena hal yang lain.
Jeff Kristianto - Jimbaran 2015
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
27
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan
Rabu 14 Oktober 2015
Lukas 11;42b “Yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.”
S. Kalistus I, Gonzalo dr Lagos,
Gundisalvus dr Lagos,
Rm. 2:1-11;
Mzm. 62:2-3.6-7.9;
Luk. 11:42-46.
Bagi kebanyakan orang, perikop Injil yang kita miliki hari ini bukanlah perikop yang
mudah untuk dibaca dan dicerna. Apalagi karena bahasanya yang terkesan tegas
dan “kasar.” Yesus mengecam orang-orang Farisi dengan mengatai mereka “celaka.”
Banyak orang tidak bisa menerima kata-kata pedas ini, teristimewa kaum Farisi dan
para ahli Taurat yang secara langsung mendengarkan kecaman Yesus.
Tidaklah mustahil bahwa kitapun mengelakkan diri dari kecaman Yesus ini. Kita akan
berpikir, untung saya bukan termasuk dalam golongan orang-orang Farisi atau ahli
Taurat. Untung bahwa kata-kata Yesus ini tidak dimaksudkan untuk saya.
Kamu Farisi adalah sekelompok orang dalam agama Yahudi yang bisa dibilang
kelompok elite religious. Mereka berusaha sebisa mungkin untuk memperhatikan
dengan benar Hukum Taurat. Mereka bahkan sangat teliti dalam memperhatikan
Hukum Taurat. Detail-detail dari Hukum Taurat diperhatikan satu persatu. Mereka adalah
orang-orang baik.
Jika mereka adalah kaum religious atau golongan orang-orang baik, mengapa Yesus
mengecam mereka dan mengatai mereka “celaka”? Kata-kata Yesus ini mungkin
dapat membantu kita memahami mengapa mereka dicekam. “Yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” Mereka sibuk memperhatikan detai-detail
Hukum Taurat, tetapi mengabaikan hukum utama yakni KASIH. Mereka sangat teliti
sehubungan dengan menjalankan perintah Taurat sampai mengabaikan kesempatan
untuk mencintai orang-orang di sekitar mereka, teristimewa orang-orang yang tidak
dapat memperhatikan Hukum Taurat sebagaimana layaknya mereka.
Sikap seperti ini rupanya tidak asing dari kehidupan rohani kita. Teristimewa untuk
kelompok-kelompok yang secara khusus tergabung dalam kelompok-kelompok rohani
terentu. Perikop ini adalah suatu peringatan yang sangat bagus bagi kita. Hendaknya
dalam setiap niat dan upaya kita untuk lebih dekat kepada Tuhan, kita tidak melupakan
panggilan kita untuk melayani dan mengasihi sesame kita, teristimewa mereka yang
jauh dari kasih Tuhan. Hendaknya kita yang mengalami kedekatan kasih Tuhan dalam
hidup kita menjadi saluran rahmat bagi mereka yang tidak mengalami kasih Allah dan
bukannya menjadi penghalang bagi orang lain untuk mengalami Tuhan.
Frater Yance, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
28
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Hukum jangan halangi Cinta Tuhan
Peringatan Wajib St. Teresia dr Yesus
Rm. 3:21-30;
Mzm. 130:1-2,3-4b,4c-6;
Luk. 11:47-54.
Kamis 15 Oktober 2015
Yoh 19:27 Kemudian kata-Nya kepada
murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak
saat itu murid itu menerima dia di dalam
rumahnya.
Hukum Tuhan itu semula berinspirasikan cinta kasih. Tetapi dengan hilangnya
inspirasi dan cinta Tuhan yang jujur, spontan, orang melakukan hokum sematamata karena wajib. Penjiwaan yang merosot rendah ini menyebabkan orang
kemudian berpendapat, bahwa peraturan harus ditambah banyak, diperketat,
lebih njlimet, lebih berat. Bukan cinta yang dimenangkan tetapi hukum yang
didewakan, seolah-olah semakin banyak semakin baik. Dan ini semua ditujukan
kepada orang lain, kepada orang baru, umat biasa. Orang menjadi enggan
akan beban yang begitu berat, karena tidak ditunjukkan cinta kasih, setia dan
kemurahan Tuhan.
Orang takut akan berbuat salah. Orang kecil banyak ditegur, dituduh,
dipersalahkan, dianggap tidak mampu menepati hukum. Kaum Farisi merasa diri
bisa, kuat, ia orang hebat, tentu paling berkenan kepada Tuhan, karena Tuhan
pasti kagum akan perbuatannya. Ini yang justru ditentang oleh Yesus, karena
KaumFarisi dituduh selalu memberatkan orang lain dengan hukum. Dalam
kehidupan komunitas umat Allah kita juga sering mengalami keadaan seperti ini.
Yang merasa sudah senior, yang sudah susah payah membangun komunitas dari
dahulu kala, merasa sudah paling bias dan tahu segalanya, boleh menentukan ini
itu kepada juniornya. Lebih parah lagi jika ada junior yang mau memberikan cinta
pelayanannya dengan tulus ikhlas, dengan talenta yang diberi Tuhan,itu menjadi
masalah besar. Masalah buat lho? Selalu cacat dimata kita, yang bagus dicela,
yang pemula apalagi. Jika kita menghalangi kehendak baik orang lain, kita sama
juga dengan menutup pintu rahmat rapat-rapat bagi diri kita sendiri. Bukankah
cinta itu harus memberi? Memberi peluang kepada orang lain misalnya, member
kesempatan kepada orang lain untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan sekecil
apapun tanpa beban.
Kamu sendiri belum masuk, dan kamu menghalangi yang lain untuk masuk.
Bukankah ini merupakan salah satu dari sekian banyak alasan yang membuat
orang memutuskan untuk pindah ke rumah lain? Di sini rumah kita, tempat kita
bersekutu, tempat kita mempersembahkan seluruh milik kita untuk Tuhan bersamasama, jangan member halangan apalagi pakai portal, Tuhan tidak berkenan.
Tuhan memberkati.
Herman
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
29
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu
Jumat 16 Oktober 2015
S. Hedwig, St. Margarita Maria
AlacoqueSt, St. Gerardus Mayella
1Yoh Rm. 4:1-8;
Mzm. 32:1-2,5,11;
Luk. 12:1-7
Yer 7:3b ”Perbaikilah tingkah
langkahmu dan perbuatanmu ”
Mungkin ada yang sudah pernah melihat film pendek “ Why I Hate Religion But Love
Jesus oleh Jefferson Bethke” isinya sebenarnya luar biasa bagus, sebagai Orang
Kristen Katolik, kita benar benar ditampar secara telak mengenai hal ini. salah satu
isinya yaitu :
“ now I ain’t judging, I’m just saying, quit putting a fake look, ‘cause there’s a
problem if people only know you’re Christian by your Facebook. I mean in every
other aspect of life you know that logic’s unworthy, It’s like saying you play the lakers
just because you bought a jersey” yang kira kira artinya “ sekarang saya bukan
menghakimi, saya hanya mengatakan berhenti menjadi palsu, karena nanti akan
jadi masalah jika orang hanya mengetahui keKristenanmu hanya dari facebook,
yang saya maksud adalah disetiap aspek kehidupan melakukan hal yg tidak baik,
seperti kamu mengaku bermain basket di Lakers hanya karena sudah membeli kaos
seragamnya”
dan isi isi lainnya yang lebih keras, tetapi membuat saya belajar lagi mengenai hal
ini melalui film yang lain dan beberapa hal yang menjadi nilai tambah dari film lain
yang saya lihat, bahwa Jefferson Bethke ini memang luar biasa member tamparan
bagi beberapa orang Kristen Katolik dan Protestan, tetapi harap dilihat lagi bahwa
inti dari judul film tersebut BUKANLAH religion free (bebas beragama). Dan Katolik
adalah akar dari kekristenan.
Mari kita belajar untuk lebih menjadi orang yang benar benar mencintai Yesus
secara mendalam, bukan hanya mencintai Yesus di facebook, maksudnya mari
kita belajar mencintai Yesus melalui setiap tingkah laku kita(melakukan hal yang
menyenangkan hatiNya), mencintai Yesus melalui perkataan perkataan kita(ga
gossip, dll).
”Because he took the crown of thorns, and the blood dripped down his face.
He took what we all deserved, I guess that’s why you call it grace.
And while being murdered he yelled. “Father forgive them they know not what they
do.”
Because when he was dangling on that cross, he was thinking of you.
And he absorbed all of your sin, and buried it in the tomb.
Which is why I’m kneeling at the cross, saying come on there’s room.”
Prast
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
30
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Iman
Roma 4:13
Sabtu 17 Oktober 2015
Peringatan Wajib St. Ignatius dr Antiokhia
“Sebab bukan karena hukum
Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan
Rm. 4:13,16-18;
keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi
Mzm. 105:6-7,8-9,42-43;
karena kebenaran, berdasarkan iman.”
Luk. 12:8-12.
Salah seorang peserta XFactor America tahun ini adalah si cilik Heavenly Joy Jerkins.
Heavenly barusan berumur 5 tahun sudah mampu bersaing dengan orang-orang dewasa.
Ketika namanya dipanggil oleh pembawa acara, dia tampil relaks dan penuh percaya
diri. Dia memperkenalkan diri lalu bernyanyi. Penampilan si cilik Heavenly memukau para
hadirin, dan terutama para tim juri. Seorang tim juri penuh suka ria memuji si cilik ini. Dia lalu
mengatakan, “Heavenly ketika kamu bernyanyi, aku dapat menemukan Shirley Temple.
Dia lalu tertawa dan mengatakan, “Shirley Temple? TIDAK, TIDAK, bukannya Shirley Taylor
melainkan YESUS. Aku dapat bernyanyi sekarang ini bukannya orang lain namun bantuan
dan kekuatan Yesus yang selalu membimbing aku.
Bacaan pertama hari ini, menyajikan kepada kita akan sesuatu nilai terluhur dari kekayaan
iman kita akan Yesus Kristus yang telah diwariskan sejak semula dari nenek moyang kita
Abraham. Di dalam suratnya kepada jemaat di Roma, St. Paulus mengatakan, “Sebab bukan
karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa
ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.” Allah memberikan
Hukum Taurat kepada Abraham karena inamnya yang teguh kepada Allah. Di dalam
kisah hidup dan perjalanan Abraham, dia selalu menaruh janji dan harapannya kepada
perbuatan Ilahi. Sekalipun dia ditantang dan mengalami cobaan, dia selalu percaya
akan Allah kita. Abraham tidak menolak niat Allah untuk merubah namanya dari Abram
kepada Abraham. Dia juga tidak takut, ketika Allah mencobai dia untuk membunuh anak
tunggalnya sendiri. Abrahan dengan penuh percaya menurut kehendak Allah. Melihat dan
menyaksikan betapa teguh dan dalamnya imannya itu, Allah menjadikan dia Bapa segala
bangsa.
Kisah Abrahan menunjukan dan mengajarkan kepada kita akan nilai terluhur yang telah
diturunkan kepada kita lewat bapa leluhur kita, Abraham. Lewat kisah ini, kita diajak dna
dituntut untuk selalu menaruh iman dan harapann kita akan Allah Tuhan kita lewat Yesus
Putera Tunggal Bapa. Dia telah diutus BapaNya untuk datang ke tengah-tengah kita. Dia
mengajar dan menuntun kita ke jalan yang benar. Dia merelakan seluru waktu dan hidupnya
sampai mati di kayu salib demi dosa-dosa kita. Apakah kita masih mempunya iman dan
harapan akan dia yang datang dan mati demi selamat kita? Si wanita cilik Heavenly
percaya sungguh akan Yesus sehingga berani memberikan kesaksian atas penyertaan dan
perlindungan Yesus. Katanya, “Bukannya Shirley Temple melainkan Yesus di dalam diriku.”
Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
31
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Karya Pewartaan
Minggu 18 Oktober 2015
Mrk. 10:40“Hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak
memberikannnya. Itu akan diberikan kepada
orang-orang bagi siapa itu telah disediakan“
Hari Minggu Evangelisasi
Yes. 53:10-11; Mzm. 33:4-5,1819,20,22; Ibr. 4:14-16;
Mrk. 10:35-45
Evangelisasi atau karya pewartaan seringkali dihubungkan dengan khotbah atau
pengajaran atau kesaksian yang disampaikan dengan dengan tujuan agar orang bisa
mengenal Kristus. Karena itu evangelisasi kerap disamakan dengan apa yang disampaikan
dan dikatakan. St Yohanes dari Salib pernah berpuisi tentang kekuatan kata-kata; they can
be like the sun, words. They can do for the hearts what light can for a field. St Dominic
Guzman adalah contoh tokoh Gereja yang menyadari pentingnya pengkhotbah untuk
Gereja. Ia mendirikan Ordo Pengkhotbah dengan tujuan utama untuk mengembalikan
banyak anggota Gereja dari aliran bidaah Albigensians di Utara Perancis. Di kemudian
hari, tidak hanya melalui khotbah tetapi melalui kekuatan tulisan juga St Thomas Aquinas
membuktikan peranan penting apa yang disampaikan dan dikatakan untuk membawa
orang mengenal Kristus. Namun demikian, selain melalui apa yang disampaikan dan
dikatakan, pewartaan tentang Kristus juga dibuktikan efektif lewat apa yang dibuat dan
dihayati. St Fransiskus dari Assisi membuktikan bahwa apa yang ia buat dengan hidup
sederhana, miskin dan hanya bergantung kepada Kasih Allah sebagai penopang hidup,
bisa juga membawa orang untuk mengenal Kristus.
Injil hari ini menekankan tentang pentingnya karya pewartaan, entah itu melalui kata atau
perbuatan, sebagai karya hari ini. Pewartaan atau evangelisasi yang kita buat sekarang
bukan dibuat agar kita bisa memperoleh upah duduk di sisi kanan atau di sisi kiri nantinya.
Saya yakin ketika mendirikan Ordo Pengkhotbah dan Ordo Fransikan, St Dominic Guzman
dan St Fransikus dari Asssi tidak mencari keselamatan sendiri, tetapi mereka mencoba
memperkenalkan Kristus pada orang-orang di zamannya.
Akhirnya Anda pasti pernah mendengar kalimat JFK ini ask not what your country do for
you, ask what you can do for your country, nah kalau mau dihubungkan dengan karya
evangelisasi atau pewartaan, maka tugas kita sebagai murid-murid Yesus adalah to tell
others what Christ has done to save you. Jadi apa yang Anda sampaikan lewat kata-kata
atau apa yang Anda sampaikan lewat perbuatan Anda, haruslah berisi tentang apa yang
Kristus telah sungguh-sungguh buat dalam hidup Anda sampai sekarang, bukan soal nanti,
bukan soal apa yang Anda ketahui dan pelajari tetapi lebih lagi tentang kasih Allah yang
Anda alami.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
32
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Ketamakan
Senin 19 Oktober 2015
St. Yohanes de Brbeuf &
Isaac Jogues, St. Paulus dr Salib
Rm. 4:20-25;
MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75;
Luk. 12: 13-21
Luk 12:15
: “Berjaga-jagalah dan
waspadalah terhadap segala ketamakan,
sebab walaupun seorang berlimpah-limpah
hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu.”
Seseorang meminta bantuan kepada Yesus untuk memecahkan persoalan
sengketa warisan yang dialaminya. Tuhan Yesus menolak permintaan itu, kataNya
“Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara
atas kamu?, Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab
walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari
pada kekayaannya itu.” Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita agar mewaspadai
ketamakan dengan sebuah perumpamaan.
Dalam perumpamaan Tuhan Yesus, diceritakan ada orang kaya yang berlimpah
hartanya. Orang kaya tersebut memutuskan untuk menimbun kekayaan miliknya
dalam lumbung-lumbung raksasa. Kemudian, ia hendak menikmati hidupnya
yang berkelimpahan itu sendirian. Tetapi Firman Allah berkata kepadanya: Hai
engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu,
dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (Lukas 12:20)
Kekayaan pada dasarnya bukan suatu masalah, sebab segala yang dimiliki
manusia merupakan anugerah Tuhan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana
cara kita menyikapi kekayaan tersebut. Jangalah kita bersikap tamak dengan
berniat menumpuk harta sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sendiri. Jangalah
kita lupa bahwa harta kekayaan yang kita miliki itu adalah anugerah dari Tuhan,
hendaklah kita kembali menggunakan harta kekayaan tersebut untuk kemuliaan
Tuhan, memanfaatkan harta itu untuk menolong orang lain. Janganlah kita
menjadikan kekayaan kita sebagai segala-gala nya. Kita harus ingat bahwa
kekayaan yang paling penting adalah kekayaan akan iman kita kepada Tuhan
dan kekayaan akan kasih kepada Tuhan dan sesama kita. Amin.
-Santo-
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
33
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Berjiwa Besar
Selasa 20 Oktober 2015
Mzm 40:17 “Biarlah bergembira dan
St. Magdalena dr Nagasaki,
St. Kaprasius
bersukacita karena Engkau semua orang yang
Rm.
5:12,15b,17-19,20b-21;
mencari Engkau, biarlah mereka mencintai
Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17;
keselamatan dari padaMu tetap berkata: “Tuhan itu
Luk. 12:35-38.
besar!”
Seringkali dalam firman Tuhan, kita mendengar orang-orang yang mempercayai Tuhan
diumpamakan seperti burung rajawali. Burung rajawali memiliki beberapa musuh, salah
satunya adalah burung gagak. Ia selalu berteriak,selalu menggangu burung rajawali.
Kenyataannya adalah kita semua memiliki beberapa burung gagak dalam hidup kita.
Beberapa orang tentu dapat menjengkelkan dan mengganggu kita. Sebaliknya jika kita perlu
mengambil pelajaran dari burung rajawali. Saat seekor burung rajawali terbang seringkali
burung gagak akan datang mengikutinya dari belakang, mulai mengganggunya, mengolokoloknya dan membuatnya menjadi jengkel. Sekalipun burung rajawali lebih besar, tetapi
dapat membuat gerakan yang sangat cepat, untuk mengusir musuhnya itu. Burung rajawali
hanya merentangkan sayapnya delapan kaki, memperhatikan tekanan udara serta naik lebih
tinggi. Akhirnya dia dapat naik mencapai ketinggian tertentu dimana burung lain tidak dapat
terbang kesana. Bahkan burung gagak tidak dapat bernafas disana.
Dengan cara yang sama, jika kita menyingkirkan gangguan maka kita perlu naik lebih
tinggi. Jangan pernah turun kebawah ke tingkat yang berlawanan. Jangan berdebat,
jangan berusaha untuk membalas dendam, jangan bersikap dingin pada gangguan itu.
Jadilah orang yang berjiwa besar. Abaikan kesalahan-kesalahan. Hiduplah dalam kasih dan
bersikaplah berani untuk memberkati bahkan musuh-musuh kita. Akhirnya burung gagak tidak
dapat bersaing dengan burung rajawali.
Kita adalah burung rajawali. Diciptakan segambar dengan Tuhan Yang Mahabesar. Belajarlah
untuk menjalani kehidupan mengatasi keadaan kita. Naik lebih tinggi mengatasi persoalan.
Jangan biarkan orang menarik kedalam konflik dan perpecahan yang membuat kita gusar
atau bergunjing.
Kita dirancang untuk terbang tinggi. Rajawali tidak akan pergi begitu saja melalui badai,
ia akan naik lebih tinggi hingga sepenuhnya mengatasi kekacauan itu, bergumul dan
menerjang, lalu keluar dari badai. Karena yakin dan percaya Tuhan sepenuhnya memegang
kendali atas kehidupan kita. Ia telah berjanji jika kita tetap tenang Dia akan menjadi pembela
kita. Damai sejahteraNya selalu melingkupi kita mengatasi badai.
Doa: Bapa bahwa dengan mempercayaiMu bukanlah tentang mengepakkan sayap lebih
kuat melainkan tentang membiarkan Engkau mengangkatku. Terima kasih atas janjiMu untuk
tidak akan pernah meninggalkan aku.
Amin
Lulu
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
34
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Menjadi hamba Kristus yang sejati
St. Ursula
Rm. 6:12-18;
Mzm. 124:1-3,4-6,7-8;
Luk. 12:39-48.
Rabu 21 Oktober 2015
Luk. 12:48 Setiap orang yang kepadanya
banyak diberi, daripadanya akan banyak
dituntut, dan kepada siapa yang banyak
dipercayakan, kepadanya lebih banyak lagi
Pertanyaan simple, bila kita bekerja di suatu perusahan dengan gaji 15juta, dan
kemudian didapati kita hanya bekerja layaknya yang bergaji 2juta, kira kira apa
yang akan terjadi ? Sudah tentu pihak pembayar gaji sangat sangat tidak puas
bukan? Lukas 12:47-48 mengingatkan kembali hal ini dalam bentuk kehidupan
kita yang menyatakan diri seorang Katolik, pengikut Kristus atau hamba Tuhan.
Banyak orang yang mengira label katolik saja sudah cukup. O.. saya katolik, pasti
selamat masuk surga. Kamu bukan katolik, tau tentang Yesus saja enggak. Gimana
mau selamat? Belum tentu begitu teman teman..
Sebagai seorang katolik, kita tahu bahwa salah satu perintah Allah adalah Jangan
bersaksi dusta. Dalam kenyataan, banyak sekali yang suka berbohong, janji
palsu ataupun memutar balikan kebenaran. Ini saja sudah pasti mendatangkan
“banyak pukulan” dibanding yang bukan katolik dan tidak tahu perihal perintah
Allah tersebut. Atau contoh lain tentang, perintah Allah, Jangan berzinah, Jangan
menginginkan milik sesamamu manusia. Sudah tahu ini dosa dan dilarang Allah,
tetapi banyak sekali terjadi yang namanya perselingkuhan. Teman saya bercerita,
suaminya selingkuh, LAGI. Ini yang kedua kalinya. Mengingkari janji pernikahan
dihadapan Tuhan. Seolah sakramen pernikahan itu bukan suatu hal yang besar,
dan bahwa selingkuh adalah baik demi kebahagiaan pribadi. Kalau senang, ayo
menikah, janji depan Tuhan. Kalau hidup serasa sudah membosankan atau sudah
tidak sejalan, boleh boleh saja pisah. Manusia itu memang aneh. Maunya senang
terus, lupa kalau akan “banyak pukulan” sudah menanti saat tuannya kembali.
Jadi, menjadi hamba Tuhan itu tidak lebih ringan loh. Kepada kita sudah diberikan
banyak petunjuk menuju pintu keselamatan. Kalau yang tidak mengenal Tuhan,
bisa nyasar dari pintu keselamatan karena tidak tahu, tapi kita… sudah tahu tetapi
nyata nyata keluar dari jalan Tuhan, apakah tuannya tidak murka lebih besar ?
Kalau begitu, tidak usah mejadi katolik saja..hehehe.. tidak begitu juga. Kristus
adalah jalan keselamatan dan hidup. Dengan mengikuti Kristus, “sudah pasti” kita
akan selamat dibanding yang tidak menjadi pengikut Kristus. Dengan catatan,
sungguh sungguh menjadi pengikut Kristus dan melakukan kehendak Bapa .
Refleksi pertanyaan buat diri sendiri, Sudahkah Saya Menjadi Pengikut Kristus yang
Sejati? Ataukah Saya hanya menjadi Pengikut Kristus Gadungan ?
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
35
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Antara Hatiku dan Hatimu
Kamis 22 Oktober 2015
St. Yohanes Paulus II
Rm. 6:19-23; Mzm. 1:1-2,3,4,6;
Luk. 12:49-53.
Rm 6:19 Aku mengatakan hal ini
secara manusiawi karena kelemahan
kamu
Menjalani panggilan hidup membiara bersama Missionaries of God’s Love merupakan suatu
berkat dan sekaligus tantangan bagiku. Sebagai berkat karena itu merupakan pemberian
cuma-cuma (Free Gift) dari Tuhan. Sebagai tantangan karena saya harus membuka diri
terhadap bimbingan Tuhan dan membiarkan diri untuk di murnikan. Salah-satu hal dari
sekian banyak tantangan adalah kesombongan atau keangkuhanku. Saya tidak mau
kalau diajar atau diberitahu dan juga merasa malu meminta bantuan atau bertanya. Selain
itu juga agak susah memaafkan atau melupakan kesalahan orang lain terhadapku. Itu
merupakan pergulatan yang besar dalam hidupku saat ini. Pergulatan ini membuatku terus
bertanya, “Apakah saya berada di tempat yang benar?” Saya kadangkala menggunakan
banyak alasan untuk membenarkan dan memaafkan diri. Ada kengganan dalam diriku
untuk memberikan diri seutuhnya untuk pelayanan. Pergulatan tersebut di atas kusadari
ketika saat ini sedang menjalani pengalaman misi dan juga persiapan untuk “menerima”
kenyataan hidup.
Sekilas refleksi pengalamanku di atas menggambarkan keadaan diri yang masih
dibelenggu oleh keinginan daging. Hatiku menjadi keras dan saya menjadi hamba dosa,
yang menyebakan aku merasa malu sekarang.
Berbeda dengan St. Yohanes Paulus II yang saat ini Gereja dengan bangga merayakannya
sebagai ikon MERCY dan PERDAMAIAN. Ia tidak menyimpan dendam kepada siapapun
termasuk orang yang melakukan penembakan atau berupaya untuk mengambil
nyawanya. Ia malah menunggu dengan sabar dan berdoa supaya orang itu bertobat
atau mengakui kesalahanya. Ia mengampuni dan merangkul sang pelaku penembakan
ibarat seorang ayah terhadap anaknya. Ia menunjukan kasihnya yang besar terhadap
sang anak yang hilang.
Surat St. Paulus di atas, terutama ayat yang dipilih sangat menyentuh hatiku saat ini. Saya
bersyukur dan berterima kasih karena Tuhan memberikan saya dan anda hamba-Nya St.
Yohanes Paulus II sebagai model bagi kita dalam pelayanan. Marilah kita meminta doadoa dari St. Yoahanes Paulus II, agar Tuhan berkenan memberikan hati yang mengampuni
dan melayani. Biarlah hidup saya dan anda hari ini menjadi bentuk doa dan syukur atas
karunia pelayanan dalam Gereja dan masyarakat di tempat kita masing-masing. Amin. `
Fr. Anis, mgl
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
36
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Mengambil tanggung jawab atas diri sendiri.
St. Yohanes dr Kapestrano, St.
Gulielmus, St. Gulielmus, Rm.
7:8-25a;
Mzm. 119:66,68,76,77,93.94;
Luk. 12:54-59
Jumat 23 Oktober 2015
Luk 12:57 Dan mengapakah engkau
juga tidak memutuskan sendiri apa yang
benar?
Jika kita mau memasuki sebuah rumah berpintu, kunci adalah hal pertama
yang akan kita gunakan sehingga kita bisa masuk ke dalam rumah dan
melihat ruangan demi ruangan yang ada di dalamnya. Dan setelah kita ada
di dalamnya, kita bisa melakukan pembenahan, mungkin merapikan apa-apa
saja yang ada di dalamnya, dan bahkan Anda bisa masuk dan diam saja
menikmati apa yang ada di dalam rumah tersebut tanpa perlu melakukan
pembenahan apapun juga.
Begitu pula ketika sebuah penyembuhan ataupun sebuah perubahan diri
sangat Anda dambakan untuk hadir dalam hidup Anda. Ketahuilah, kunci
nya sudah berada di tangan Anda. Langkah awal dalam sebuah transformasi
adalah : Mengambil semua tanggung jawab atas diri sendiri. Tidak melihat
diri sebagai korban atas keadaan, dan menyadari bahwa Allah memberikan
setiap KekuatanNya, KebijaksanaanNya, CintaNya di dalam diri kita. Dan tentu
saja Anda juga memiliki Hak untuk tetap diam dan Tidak melakukan apapun
juga yang akan mencipatakan perubahan tersebut ;-)
DOA : (+) Ya Allah, kami bersyukur untuk Engkau yang ada dan bersemayam
di dalam diri kami, pribadi lepas pribadi. Kami juga bersyukur untuk kehendak
bebas yang Kau berikan, dan dengan Kehendak Bebas tersebut kami
memutuskan untuk sepenuh hati kami, kami percaya akan KuasaMu dan
menyerahkan setiap akal budi kami kepadaMu. Tuntunlah kami, dalam kami
berjalan di jalan kehidupan ini. Amin
Siska
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
37
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Hidup oleh Roh Kudus
Sabtu 24 Oktober 2015
Rm 8:6 ”Karena keinginan daging
adalah maut, tetapi keinginan Roh
adalah hidup dan damai sejahtera”.
S. Antonius Maria Claret,
Aloisius Guanella.
Rm. 8:1-11;
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk.13-1-9.
Karena dosa asal manusia cenderung untuk berbuat dosa, seorang anak yang melakukan
kesalahan di sekolah atau di rumah, lebih memilih untuk berbohong dari pada berterus
terang, dan ini dilakukan secara alami. Masyarakat mengajarkan bahwa jika kita tidak
melakukan perbuatan jahat dan menyakitkan orang lain kita tidak berdosa...tapi alkitab
menyatakan sesuatu yang berbeda.
Mari kita simak beberapa peristiwa perrbuatan daging dalam alkitab:
*Abram tidur dengan pembantu (Kej 26). Dia tahu Allah telah menjanjikan kepadanya
seorang anak, tapi Tuhan terlalu lama memberinya . Akibat dari perbuatan Abramini sampai
sekarang masih terasa dampaknya....
* Petrus mencoba untuk menyelamatkan Yesus (Mat 16:22). Untuk ini Petrus menerima
teguran keras (Mat 16:23).
Pada peristiwa di atas, baik Abram maupun Petrus berpendapat bahwa mereka telah
melakukan perbuatan yang baik, karena mereka tidak melakukan hal yang jahat/buruk
dan tidak menyakitkan siapapun, bahkan mereka berpikir telah melakukan hal yang
menyenangkan hati Allah . Kenyataan yang sebenarnya, mereka telah menyakitkan
hati Allah karena mereka tidak taat pada perintahNya, mereka bertindak atas keinginan
mereka sendiri/daging dan tidak hidup dalam Roh.
Ternyata perbuatan daging juga dapat dilakukan oleh orang saleh karena mereka
berpendapat bahwa perbuatan itu tampaknya tepat untuk mereka lakukan pada saat
itu. Ketika seseorang berjalan dengan apa yang terlihat maka ia sedang menempatkan
dirinya dalam kerajaan kegelapan, karena seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat,
karena itu hendaklah seseorang senantiasa berjalan dalam imam dan hidup dalam Roh
Kebenaran.
Dunia menunggu perbuatan Allah dinyatakan melalui kita, tetapi kita tidak mengungkapkan
diri sejati kita yang sebenarnya, karena kita hidup dan bertindak dalam cara-cara lama
kedagingan. Cerita alkitabdiatas mengajarkan kita agar tidak memilih hidup dalam daging.
Yang penting bukan apa yang kita lakukan, tetapi bagimana kita melakukannya yaitu
mengikuti kehendak Roh Kudus.
Doa: Ya Tuhan, kirimkanlah Roh KudusMu untuk senantiasa membimbingku agar aku dapat
hidup dalam Roh seturut kehendakMu. Amin.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
38
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
GALAU
Yer. 31:7-9;
Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6;
Ibr. 5:1-6;
Mrk. 10:46-52
Minggu 25 Oktober 2015
Mrk. 10:48-49 “Yesus, Anak Daud,
kasihanilah aku!” Banyak orang menegornya
supaya ia diam. Namun semakin keras ia
berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!”
Saya yakin kebanyakan dari kita tahu apa artinya GALAU. Kata “galau”
kebanyakan dipakai oleh kalangan muda ketika mereka mengalami suasana
atau situasi yang membuat mereka tak menentu, tak punya harapan, gak tau
mau buat apa dan lain sebagainya.
Bartimeus, orang buta yang diceritakan di dalam injil hari ini mengalami
kegalauan. Ia sudah sering mendengar tentang Yesus yang membuat banyak
mukjizat dengan menyembuhkan orang lumpuh, orang bisu-tuli, memberi
makan lima ribu orang, dan lain sebagainya. Bartimeus hanya bisa mendengar
dan mungkin juga merasakan tetapi tidak bisa melihat dengan matanya
sendiri karena dia buta.
Kebutaan yang dialami oleh Bartimeus-lah yang membuat dia galau. Ada
hasrat dan keinginan yang sangat mendalam untuk melihat Yesus maka dari
itu ketika dia mendengar Yesus lewat, dia berteriak minta untuk disembuhkan
dari kebutaannya dengan berkata, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”
Kebutaan memang menghalangi seseorang untuk bisa melihat dan menikmati
keindahan dunia ini. Tetapi ada juga bentuk-bentuk kebutaan lain yang
membuat kita tidak melihat yakni kebutaan terhadap kesusahan sesama,
kebutaan karena terlalu banyak menghabiskan waktu untuk facebook atau
online game.
Kebutaan membuat banyak orang di jaman sekarang ini semacam “autis”
karena kemajuan teknologi, lupa akan sesamanya, lupa untuk mencari teman
yang bisa dilihat dengan mata, lebih mementingkan “teman di dunia maya”
daripada teman yang sesungguhnya.
Apakah Anda mengalami kebutaan seperti itu? Apakah Anda mau
disembuhkan? Kalau Anda mau, marilah kita minta dan berteriak kepada
Yesus, “Yesus, anak Daud, kasihanilah aku!”
Rm Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
39
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Hidup dengan Roh Kudus
Senin 26 Oktober 2015
Rm. 8:12-17;
Mzm. 68:2,6-7ab,20-21;
Luk. 13:10-17.
Roma 8:13 “Sebab, jika kamu hidup
menurut daging, kamu akan mati; tetapi
jika oleh Roh kamu mematikan perbuatanperbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.”
Bacaan pertama hari ini dari Roma mengingatkan pada saya dan kita
semua untuk hidup dengan dikuasai oleh Roh Kudus bukan dengan
roh kedagingan. Hidup oleh Roh akan memberi kita kekuatan penting
untuk menghadapi dua musuh besar kita, yaitu dosa dan penderitaan.
Membuat renungan Fresh Juice ini seperti membuat pengakuan terhadap
banyak orang melalui tulisan. Saya tidak malu untuk mewartakan dan
bersaksi melalui firman Tuhan, saya percaya setiap tulisan yang saya
bagikan membuat iblis dikalahkan dan menjadi berkat buat banyak
orang. Sebelum saya mengenal yang namanya Roh Kudus, saya banyak
melakukan hal kedagingan, dosa sering dilakukan. Puji Tuhan, retret Pria
Sejati yang saya ikuti menjadi awal pertobatan saya untuk pulih dari
segala keterikatan dosa. Hidup dengan perjanjian menjadi anak Allah
untuk meninggalkan kedagingan dapat dilawan dengan Roh Kudus.
Setiap kali saya teringat akan hal dosa yang dapat membawa pada
penderitaan, saya lawan dengan bahasa roh agar saya menang.
Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah begitu saja pada hal
dosa.
Langkah untuk dapat dipenuhi dengan Roh Kudus adalah bertobat.
Orang yang masih terikat dengan keinginan-keinginan daging susah
untuk dipenuhi Roh Kudus. Roh Kudus sesuai namanya bersifat suci.
Apabila kita dipenuhi Roh Suci, timbul keinginan kuat untuk hidup kudus
sesuai firman Allah. Mari penuhi terus kehidupan kita dengan Roh Kudus...
Yudi Cutam
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
40
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Kerajaan Allah, Kerajaan Kasih
Rm 8 : 18-25 ;
Mzm 126 : 1-2ab,2cd-3,4-5,6 ;
Luk 13 : 18-21
Luk 13 : 18-19
Selasa 27 Oktober 2015
“Seumpama apakah hal
Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan
mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang
diambil dan ditaburkan orang dikebunnya; biji itu
tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung diudara
bersarang pada cabang-cabangnya.”
Ketika membaca ayat ini, saya mempunyai gambaran yang sedikit berbeda
dari gambaran yang biasa saya miliki. Kerajaan Allah yang saya tangkap
diayat ini bukanlah Kerajaan Allah disurga , tetapi di bumi khususnya dihati
kita. Hati kita adalah seumpama lahan, Kerajaan Allah dibangun dari benih
yaitu Kasih. Sekecil apapun kasih jika terus bertumbuh seperti pohon, lambat
laun akan menjadi besar.
Saya mempunyai teman-teman yang baik disekeliling saya. Saya tidak bilang
mereka sempurna, tetapi saya bisa merasakan ada kasih yang mereka berikan
lewat tindakan-tindakan kecil mereka. Ada yang selalu mendengar kapanpun
saya curhat, dan dia tidak pernah menghakimi saya atas apapun isi curhatan
saya, dia selalu bersedih ketika saya bersedih, dan berbahagia ketika saya
bahagia, saya tahu dia selalu ada ketika saya membutuhkannya. Ada yang
rela menjemput saya hingga harus berputar jauh agar kami bisa berkumpul.
Ada teman yang rela memasak untuk kami makan bersama. Ada yang rela
mencuci piring untuk kami semua setelah kami makan bersama. Ada yang
membantu dengan tulus ketika saya mendapat tugas di komunitas. Ada yang
selalu mengingat dan menanyakan kehadiran saya ketika saya tenggelam
dalam kesibukan saya. Ada yang merindukan saya ketika kami lama tidak
bertemu. Dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan teman-teman yang lain,
yang tidak mungkin saya tuliskan satu per satu. Mungkin semua itu adalah halhal kecil...tetapi bagi saya sangat berarti. Hal-hal kecil yang selalu menyeret
saya untuk mengingat ada hal-hal lain yang berharga diluar kesibukan saya
yang serasa tidak ada habisnya. Tindakan-tindakan kecil tersebut berasal dari
Kasih. Kasih yang akan membuat saya atau siapapun akan merasa nyaman
dan senang berada diantara mereka.
Karena Allah adalah Kasih, maka dimana ada kasih, disitu pula Allah ada.
Dan ketika Kasih berbalas Kasih, Kasih itu akan bertumbuh seperti pohon yang
semakin besar, kokoh dan kuat. Seperti itu juga Kerajaan Allah, Kerajaan Kasih
dibumi ini, khususnya di setiap hati kita.
Jesus Bless Us
Lia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
41
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Saudara Pilihan
Rabu 28 Oktober 2015
Efesus 2 : 19 : “ Demikianlah kamu bukan lagi
orang asing dan pendatang, melainkan kawan
sewarga dari orang-orang kudus dan anggota –
anggota keluarga Allah “
Pesta St. Simon
dan Yudas, Ras
Ef. 2:19-22;
Mzm. 19:2-3,4-5;
Luk. 6:12-19
Jika didengarkan, Injil dan bacaan pada hari ini sama-sama berbicara
tentang status orang-orang yang menjadi sahabat-sahabat Yesus, muridmurid Yesus yang bisa dikatakan sebagai satu keluarga. Tidak ada
keterasingan dalam kelompok murid-murid Yesus. Dikatakan dalam Efesus
2 : 19-22 bahwa jika kita sudah dipilih dan menjatuhkan pilihan sebagai
murid-murid Yesus, maka kita sudah merupakan sebuah persatuan dari
anggota-anggota keluarga Allah.
Kita dipilih bukan karena kuat dan hebat kita. Kita dipilih karena memang
kita dipakai oleh Tuhan sebagai orang yang diutus mewartakan tentang
karya keselamatan dan penyembuhan. Kalau kita menunggu sampai kita
menjadi hebat kemudian baru merasa berhak untuk melayani, sampai
kapanpun kita tidak akan pernah mencapai hal itu. Bisa dilihat bahwa
ke dua belas rasul yang terpilih bukan berasal dari orang-orang yang
hebat. Yesus tidak seperti pemimpin jaman sekarang yang memilih anak
buahnya dengan segala macam test. Yesus memilih kita karena memang
kita berharga dan pantas dipilih menjadi saudara-saudaraNya.
Yesus sudah tahu, karakter satu persatu , pribadi lepas pribadi dari setiap
saudara yang telah dipilihNya. Sekalipun Yesus tahu bahwa orang itu akan
mengkhianatiNya, tetap Yesus terima. Yesus memproses menjadi lebih
baik. Terbukti saking menyesalnya Yudas yang telah mengkhianatiNya,
dan Yudas memilih caranya sendiri untuk menunjukkan penyesalannya.
Sama seperti kita dalam kehidupan sekarang ini. Tetap menerima saudarasaudara kita sebagai sebuah satu kesatuan dengan Yesus sebagai
pimpinannya dengan apa adanya.
Alin
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
42
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Tuhan Menjamin
St. Gaetano Errico, Mikael Rua
Rm. 8:31b-39;
Mzm. 109:21-22,26-27,30-31;
Luk. 13:31-35.
Kamis 29 Oktober 2015
Rm. 8:35, ”Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan
atau kesesakan atau penganiayaan, atau
kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya,
atau pedang?”
Bacaan hari ini begitu menguatkan kita semua, karena kasih Kristus selalu dan
akan terus beserta kita kapan pun di mana pun dalam suasana apa pun. Paulus
menantang, “siapa akan melawan kita, jika Allah di pihak kita?” Sing ada lawan!
Saudara-saudariku terkasih, sekali pun Allah di pihak kita, itu tidak berarti bahwa
hidup kita akan aman-aman saja, pelayanan kita akan bebas dari penindasan
dan kesesakan. Tidak ada pelayanan tanpa hinaan, tidak ada pelayanan tanpa
air mata, tidak ada pelayanan tanpa korban. Karena patut diingat bahwa,
hakekat sebagai pengikut Kristus adalah korban. Korban yang menuntun kepada
kebahagiaan kekal.
Jika kita telah memutuskan diri untuk terjun mengambil bagian dalam setiap
pekerjaan Tuhan, kita juga menjadi nabi, yang bisa diancam “penindasan dan
kesesakan, atau kelaparan, atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang.”
Bisa saja, dari hal-hal yang kecil dalam kehidupan komunitas, yang biasanya
dimulai dengan kasak-kusuk, kemudian mulai ngegosip lalu membuat geng.
Sayangnya geng-geng ini nyaris tak tampak karena selalu bersama kita dan bisa
gentanyangan di mana-mana. Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan
daging belaka, akan tetapi kekuatan roh jahat dalam rupa-rupa bentuknya itu.
Tetapi senjata yang membuat kita “kebal” terhadap semuanya itu adalah kasih,
yang sudah melekat pada Kristus, dan tidak dapat dipisahkan dari Dia. Hanya
kasih Kristus yang bisa mengalahkan segalanya, itu janji Allah. Itu jaminan-Nya.
Sudahkah kita memberi hidup kita kepada sesama dalam kasih Kristus? Apakah di
dalam setiap pergumulan pelayanan kita dalam komunitas, kita menjadi mundur
pelan-pelan kemudian kabur ketika menemui penindasan atau kesesakan?
Bukan kita yang memilih Dia, tetapi Dia yang lebih dahulu mengasihi kita dan
mengangkat kita dalam kasih-Nya, Ia telah menyerahkan diri untuk kita, dan terus
akan melakukan kasih dan setia itu, selama kita setia kepada-Nya. Yesus tetap
setia, karena Yesus tidak dapat menyangkal diri-Nya. Maka kita harus berani
menghadapi semua kuasa, di atas, di bawah, atau makhluk lain. Mereka tidak
dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Tuhan memberkati.
Herman
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
43
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Aturan yang membebaskan
Jumat 30 Oktober 2015
Luk 14:3 “Diperbolehkankah
Angelus dr Acri,
Dominikus Collins
menyembuhkan orang pada
Rm. 9:1-5;
hari Sabat atau tidak?”
Mzm. 147:12-13,14-15,19-20;
Luk. 14:1-6.
Di dalam hidup berkeluarga maupun berkomunitas tentu ada aturan yang
sangat membantu kita dalam mewujudkan keharmonisan dalam hidup serta
kedamaian yang didambakan oleh setiap insan, baik secara individu maupun
kelompok. Aturan di buat agar setiap peribadi bebas menjalankan kewajiban
dan kepentigan bersama. Seperti relasi seorang bapak dalam keluarga
dengan ibu dan anak- anak, atau dalam sebuah komunitas khususnnya dalam
relasi dengan anggota komunitas tersebut.
Bacaan hari ini mengingatkan kita, agar kita tidak seperti orang –orang
farisi yang sangat berpegang teguh terhadap hukum yang ditetapkan oleh
Musa dan diwariskan kepada mereka selama berabad-abad dan dalam
bacaan Injil hari ini kita mendengarkan Tuhan Yesus menyembuhkan orang
yang sakit busung air pada hari sabat. Bagi orang –orang farisi hal ini, sudah
melanggar hukum dan aturan yang berlaku pada saat itu. Di sisi lain Tuhan
Yesus mengajak kita untuk melihat betapa penting sebuah perbuatan baik
yang menyelamatkan sesorang dari penderitaan yang mereka alami, baik itu
masalah yang terjadi dalam keluarga ataupun masalah yang terjadi dalam
komunitas.
Dalam dunia dewasa ini kita mudah sekali terjebak oleh rasa iri hati dan
cemburu jika melihat orang berbuat kebaikan terhadap orang lain. Dan kita
mudah sekali menghakimi dan curiga dan tidak sadar bahwa Allah turut
bekerja dan hadir dalam pribadi orang yang dengan tulus mau berbuat
baik. Sebagai orang Katolik kita semua diundang untuk melihat bahwa kasih
Allah tidak pernah memandang latar belakang, adat istiadat ras dan suku
melainkan kasih yang membawa perdamaian dan keharmonisan hidup
bersama. Menjadi bahan refleksi untuk kita semua, Apakah kita mau menjadi
seperti orang Farisi atau sebagai Tuhan Yesus di jaman sekarang ini?
Bruder Martin, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
44
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
www.DOJCC.com
Tuhan Begitu Jauh ?
St. Alfonsus Rodriguez
Rm. 11:1-2a,11-12,25-29;
Mzm. 93:12-13a,14-15;
Luk. 14:1.7-11.
Rm 11:1-2
Sabtu 31 Oktober 2015
Maka aku bertanya: Adakah
Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekalikali tidak! Karena aku sendiripun orang Israel, dari
keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak
menolak umat-Nya yang dipilih-Nya.
Ada seorang gadis cilik bernama Alexa (bukan nama asli). Suatu ketika dia mengunjungi aku di
kantor Paroki. Dia kelihatan bingung dan sangat kecewa. Kebingungan dan kekecewaannya itu
membuat dia marah pada dirinya sendiri. Aku langsung bertanya, ingin tahu apa sebenarnya
terjadi dengan dirinya. Ketika aku bertanya tentang keadaannya, dia tidak ingin mensharingkan
pengalamannya. Dia merasa malu dan gelisah kalau-kalau aku tidak menerima baik apa
yang dia alami. Akupun terdian dan sekali-kali melirik kearah Alexa. Pada saat ini, dia kelihatan
sangat bingung dan marah. Namun akhirnya dia berani membuka dirninya. “Romo, maaf ya,
setiap kali aku ke gereja dan mengikuti Misa Kudus, aku selalu tidak merasakan kehadiran
Tuhan. Aku merasa Tuhan begitu jauh. Dengan itu aku merasa seolah-olah menyendiri.” Aku
bertanya, “Mengapa Alexa merasa seperti itu? Yesuskan selalu bersama kita. Dia tidak pernah
meninggalkan kita sendirian. Apalagi ketika kitia merasa menyendiri dan sakit terluka.” “Romo,
itu tidak benar, aku sangat terluka karena Yesus selalu menjauh,” kata Alexa. Aku terdiam sejenak
sambil membiarkan dia menarik napas dan tenang. Sesaat kemudian, dia menceriterakan
bahwa sudah sekian lama Alexa selalu diganggu oleh teman-teman di sekolah. Dia tidak
mempunyai teman yang bisa membela. Semua orang menolak dia menjadi teman. Karena itu
ketika dia berdoa, dia merasakan bahwa Yesus selalu menolah berteman dengan dia. Pelanpalan aku mengajak dia untuk berdoa meminta peneguhan dari Yesus. Aku meyakinkan dia
bahwa Yesu sangat mencintaimu, Alexa. Diapun menangis dan berterima kasih kepada Yesus,
betapa dekat Yesus kepada dia.
Di dalam surat St. Paulus di Roma, dia bertanya kepada jemaatnya, “Adakah Allah mungkin
telah menolak umat-Nya? Kita sering kali merasakan bahwa Allah menolak kita karena
pengalaman sehari-hari kita. Karena pengalaman itu, kita sering memproyeksikan pengalaman
pahit dengan orang lain kepada Allah. Kita merasa Allah begitu jauh dan bahkan berusaha
untuk menjauh dari kita.
Di dalam kisah bacaan pertama, St. Paulus mengatakan, “Sekali-kali tidak! Dia memberikan
kesaksiannya sendiri sebagai seorang pilihan Allah. Dia memberikan kesaksian nyata akan
dirinya sendiri. Dia semula menganiaya dan menghukum mati orang-orang Kristen, namun
Tuhan mengampuni dia. Dia percaya bahwa dia adalah pilihan Allah. “Karena aku sendiripun
orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang
dipilih-Nya.”
Marilah saudara-saudari, kita mengingatkan diri, akan perbuatan besar Allah lewat Yesus
Kristus kepada kita. Sering kita merasa doa-doa kita tidak terjawab. Kita merasa tersakiti oleh
pengalaman pahit kita. Kita merasa gagal dalam sesuatu usaha. Kita mulai memproyeksikan
kepada Tuhan kita. Namun deminian saudara-saudari, Tuhan itu selalu dekat pada kita. Dia
menginnginkan yang terbaik buat kita. Terima kasih Bapa, atas rahmat Yesus Kistus buat aku,
Amin.
Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
45
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 71 / 2015
Celebration Meal
Sabtu 19 September 2015
Celebration Meal adalah Syukuran Makan bersama diadakan
bergantian di rumah anggota setiap sabtu terakhir dalam bulan.
Sebagai salah satu bentuk persiapan untuk menyambut hari
Tuhan dalam Perayaan Ekaristi pada hari Minggu di Gereja.
Celebration Meal berikutnya :
Sabtu 24 Oktober 2015 (Terbuka untuk Umum)
Hubungi : 0878 6180 5088
Persiapan Covenant bersama
FR Ken Barker, MGL
12 Sept 2015
MGL Brotherhood
(Missionaries of God’s Love)
Makan bersama para Imam MGL
di rumah Pak Supardi
(ayah Rm Vincent Widi, MGL)
Makan bersama para Imam MGL
di Bakmi Dempo91 Denpasar
www.DOJCC.com
Twitter : @dojcc
Instagram : @dojcc_bali
Facebook :
www.Facebook.com/DOJCC
email : [email protected]
HP : 0878 6180 5088
Download