perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Laporan Keuangan
Mereka
yang
mempunyai
kepentingan
terhadap
perkembangan
suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan dari suatu
perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui
dari laporan keuangan.
Laporan keuangan menurut Munawir ( 2002 : 2 ) adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Warren and Fess ( 1999 : 18 ), laporan keuangan adalah
laporan akuntansi yang menghasilkan informasi yang disiapkan untuk pemakai.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali
untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Menurut SAK ( 2002 : 6 ),
beberapa diantara pemakai
ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh
informasi tambahan disamping yang tercakup dalam laporan keuangan.
Jadi dapat disimpulkan laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut.pihak-pihak yang berkepentingan disini antara
lain adalah para investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi
pijaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan
untuk
memenuhi
beberapa
kebutuhan
informasi
yang
berbeda.
Beberapa
kebutuhan ini meliputi:
1.
Investor, menurut PSAK (2000 : 09 ) adalah sebagai berikut:
Mereka menggunakan laporan keuangan karena mereka membutuhkan infor
masi untuk membantu menentukan apakah hams membeli, menahan atau
menjual investasi mereka dengan pertimbangan-pertimbangan resiko yang
ada. Selain itu para pemegang saham juga tertarik akan informasi tentang
kemampuan untuk membayar deviden.
2.
Karyawan, menurut PSAK ( 2000 : 09 ) adalah sebagai berikut:
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja
3.
Pemberi pinjaman, menurut PSAK ( 2000 : 09 ) adalah sebagai berikut:
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keungan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pijaman serta bunganya dapat dibayar pada
saatjatuh tempo.
4.
Pemasok dan kreditur usaha lainnya, menurut PSAK ( 2000 : 09 ) adalah
sebagai berikut:
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yamg lebih pendek dari pada pemberi
pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5.
Pelanggan, menurut PSAK ( 2000 : 09 ) adalah sebagai berikut:
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau terganturig pada perusahaan.
6.
Pemerintah, menurut PSAK ( 2000 : 09 ) adalah sebagai berikut:
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan berbagai sumber dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan infonnasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Pemerintah
perusahaan
di
berkepentingan
mana
perusahaan
dengan
laporan
tersebut
keuangan
berdomisili,
dari
suatu
disamping
untuk
menentukan besamya pajak yang harus di tanggung oleh perusahaan juga sangat
di perlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Peridustian, Perdagangan dan Tenaga
Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah ( Munawir : 2002 ).
7.
Masyarakat, menurut PSAK (2000 : 09) adalah sebagai berikut:
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara misalnya,
perusahaan
dapat
memberikan
kontribusi
berarti
pada
perekonomian
nasional,termasuk jumlah orang yang dipekerjakannya dan perlindungan
kepada
penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu
masyarakat
dengan
menyediakan
informasi
kecendrungan
(ternd)
dan
perkembangan terahir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Laporan yang utama bagi perusahaan
adalah laporan laba rugi, laporan
ekuitas pemilik nerca an laporan arus kas (Warren dan Fess 1999 ). Urutan-urutan
penyusunan dan sifat data yang terapat dalam laporan-laporan tersebut adalah
sebagai berikut
1.
Laporan Laba-Rugi, siiatu ihktisar pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu.
2.
Laporan Ekuitas Pemilik, suatu ihktisar perubahan ekuitas pemilik yang
teijadi selama periode waktu.
3.
Neraca Suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal
tertentu, biasanya pada akhir bulan atau pada akhir tahun. Jadi, tujuan
neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada
tanggal tertentu.
4.
Laporan Arus Kas, suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas
selama periode waktu tertentu.
Sehingga yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah laporan yang
berisi hasil usaha serta perubahaan dari hasil pengelolaan sumber daya suatu
perusahaan dan keadaan atau posisi sumber daya tersebut pada saat tertentu dan
dilaporkan dalam bentuk neraca, perhitungan laba-rugi, laporan perubahaan posisi
keuangan daacatatan atas laporan keuangan tersebut.
Adapun unsur-unsur dari laporan keuangan tersebut adalah :
1.
Aktiva
Aktiva adalah manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dan diharapkan
akan diterima oleh suatu badan usaha sebagai hasil dari transaksi-transaksi
dimasa lalu ( Zaki Baridwan, 1999 ). Menurut PSAK ( 2000 : 53 ) adalah
sebagai berikut:
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi
dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun
tidak langsung arus kas dan setara kepada kas pada perusahaan.
Sehingga dapat dikatakan, aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan yang mempunyai nilai ekonomi apabila aktiva tersebut memiliki
manfaat atau potensi jasa yang dapat digunakan untuk operasi perusahaan dimasa
mendatang atau dapat ditukarkan dengan sumber ekonomi yang lain.
Aktiva dapat digolongkan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
Aktiva lancar adalah aktiva yang secara normal berubah menjadi kas dalam waktu
satu tahun atau kurang.
2.
Kewajiban
Menurut PSAK ( 2000 : 60 ), merupakan hutang perusahaan saat ini yang
timbul
dari
peristiwa
masa
lalu,
yang
penyelesaiannya
diharapkan
akan
mengakibatkan arus keluar sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat
ekonomi.
Untuk tujuan pelaporan, kewajiban biasanya diklasifikasikan sebagai
kewajiban lancar dan tidak lancar.
3.
Ekuitas
Menurut PSAK ( 2000: 66 ), ekuitas merupakan hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban ( aktiva bersih ).
Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa laporan keuangan yang
disusun dan disajikan oleh suatu perusahaan pada hakekatnya merupakan alat
komunikasi, artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk
1U
mengkomunikasikan infonnasi keuangan dari suatu perusahaan tentang kegiatankegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Selanjutnya Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Pernyataan Standar
Akuntansi
Keuangan,
telah
memberikan
rincian
mengenai
tujuan
laporan
keuangan. Adapun tujuan laporan keuangan menurut PSAK adalah sebagai
berikut:
1.
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.
Menunjukkan
apa
yang
telah
dilakukan
manajemen,
atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Informasi yang pertama di atas adalah penting untuk mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan perusahaan, untuk mengetahui dari mana saja sumbersumber dana perusahaan didapat dan bagaimana atau untuk apa saja dana tersebut
dipergunakan.
Informasi
tersebut
menunjukkan
bagaimana
perusahaan
membelanjai sumber daya tersebut. Informasi tersebut diperlukan juga untuk
menyesuaikan diri dan berkembang di tengah-tengah kondisi ekonomi yang selalu
berubah,
Hampir semua orang yang langsung berkaitan dengan aktivitas ekonomis
suatu perusahaan, tertarik pada kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara
berhasil. Investor mengharapkan suatu hasil deviden atau kenaikan harga saham
il
atau kedua-duanya, informasi tersebut juga dapat membantu pemakai informasi
dalam membuat prediksi atau keputusan ekonomi seperti investasi.
Saling hubungan yang ada di antara tiap-tiap bagian dalam laporan
keuangan harus dinyatakan secara jelas, sehingga informasi penting yang terdapat
dalam laporan keuangan itu dapat digunakan sebagai alat untuk membantu
proyeksi tentang berbagai aspek keuangan perusahaan di masa mendatang.
B. Pcngertian Struktur Modal
Salah satu isu paling penting yang dihadapi oleh para manajer keuangan
adalah hubungan antara struktur modal dan nilai peusahaan. Menurut Agus
Sartono dalam buku Manajemen Keuangan ( 1998 : 295 ), struktur modal
merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanent,
utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
Sedangkan menurut Suad Husnan dalam buku Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan ( 1998 : 293 ), teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh
perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Struktur modal mempunyai
tiga teori, yaitu : pendekatan laba bersih atau net income ( NI ) approach,
pendekatan laba operasi atau net operating income ( NOI ) approach dan
pendekatan tradisional. Beberapa teori tersebut telah dikembangkan khususnya
untuk menganalisa pengaruh penggunaan hutang terhadap nilai perusahaan dan
biaya modal.
iZ
Tujuan dari pengelolaan struktur modal adalah untuk mencapai struktur
modal yang optimal, artinya dapat memaksimalkan nilai saham perusahaan dan
meminimalkan komposisi biaya modal perusahaan.
Arti penting struktur modal dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik di
antara tiap-tiap komponen yang terdapat dalam struktur modal tersebut. Perbedaan
karakteristik tersebut secara umum mempunyai pengaruh pada dua aspek penting
di
dalam
kehidupan setiap
perusahaan,
yaitu terhadap
kemampuan
untuk
menghasilkan laba dan terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar
kembali
hutang-hutangnya.
Adapun
karakteristik
dari
tiap-tiap
sumber
pembiayaan antara lain:
1.
Modal Sendiri
Modal sendiri atau
hak-hak para pemegang saham, adalah merupakan
modal dalam suatu perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala resiko, baik
resiko usaha maupun resiko kerugian lainnya.
Karakteristik utama dari modal sendiri terletak pada tidak adanya jaminan
atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan dan tidak adanya
kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang disetor. Pada
umumnya elemen-elemen modal
sendiri
adalah
antara lain modal
saham,
cadangan, dan laba ditahan. Modal saham dan cadangan biasanya dibentuk untuk
tujuan-tujuan tertentu perusahaan, sedangkan laba ditahan adalah laba yang tidak
dibagikan
kepada
para
pemegang
saham
dan
belum
ditetapkan
tujuan
penggunaannya. Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling
13
tepat untuk diinvestasikan kepada
aktiva tetap
dan
pada
investasi
yang
menghadapi resiko dan kerugian yang relatif besar.
2.
Hutang Modal Asing
Modal asing atau hutang menurut Bambang Riyanto ( 1999 : 227 ), adalah
sebagai berikut:
Modal asing adalah modal berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di
dalam
perusahaan, dan bagi perusahaan
yang
bersangkutan modal tersebut merupakan "hutang", yang pada saatnya
hams dibayar kembali.
Penggolongan hutang ada dua yaitu : hutang jangka pendek ( kurang dari
satu tahun ) dan hutang jangka panjang ( lebih dari satu tahun ). Karakteristik
umum modal asing adalah semakin lama jangka waktu dan semakin ringannya
syarat-syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah dan
memperluas kesempatan bagi perusahaan untuk mendayagunakan sumber dana
yang berasal dari hutang tersebut.
Untuk mencapai struktur modal yang optimal maka perusahaan harus
dapat mengelola dengan baik bagaimana memilih sumber-sumber pembiayaan
yang ada di pasar modal yang mampu memberikan nilai maksimal atas harga
saham perusahaan dan juga mempunyai biaya yang minimal atas jenis modal yang
dipilihnya.
Struktur
modal
diperlukan
karena
adanya
bauran
pendanaan
yang
mempengaruhi nilai perusahaan secara langsung. Hal ini memotivasi manajemen
perusahaan
untuk
mencari
suatu
struktur
modal
yang
optimal
untuk
perusahaannya. Beberapa alat atau metode dapat dipergunakan untuk menentukan
suatu pilihan pendanaan yang hati-hati.
Metode tersebut berorientasi
pada
14
pembuatan keputusan, sehingga akan sangat bermanfaat untuk menentukan
pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan.
Menurut Lukas Setia dalam buku Manajemen Keuangan ( 1999 : 269 ),
terdapat beberapa metode dasar yang dapat digunakan untuk menentukan suatu
pilihan pendanaan tersebut adalah : (a) Analisis EBIT-EPS, melalui analisis ini
manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap
EPS ( Earning Per Share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax
) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak,
(b) Perbandingan rasio-rasio leverage, tujuan dari analisis ini adalah untuk
menentukan efek dari setiap altematif pendanaan terhadap rasio-rasio leverage (
penggunaan
hutang
),
dan
(c)
Analisis
arus
kas
perusahaan,
metode
ini
menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas perusahaan.
Selain itu juga terdapat faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pembuatan keputusan tentang struktur modal, antara lain :
a.
Kelangsungan hidup jangka panjang
Biasanya pada perusahaan besar yang menyediakan produk dan jasa yang
penting, manajer pada perusahaan tersebut memiliki tanggurig jawab untuk
menyediakan jasa yang berkesinambungan. Oleh karena itu, perusahaan harus
menghindari tingkat penggunaan hutang yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup jangka panjang perusahaan.
15
b.
Konservatisme manajemen
Manajer yang bersifat konservatif cenderung menggunakan tingkat hutang
yang konservatif pula atau sedikit hutang daripada berusaha memaksimumkan
nilai perusahaan dengan menggunakan lebih banyak hutang.
c.
Pengawasan
Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat pengawasan
dari pihak kreditor. Pengawasan ini dapat mengurangi fleksibilitas manajemen
dalam membuat keputusan.
d.
Struktur aktiva
Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai agunan
hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih besar.
e.
Resiko bisnis
Perusahaan yang memiliki resiko bisnis atau tingkatan keuntungan yang
tinggi cenderung kurang dapat menggunakan hutang yang lebih besar.
f.
Tingkat pertumbuhan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya lebih
tergantung pada modal dari luar perusahaan, sedangkan pada perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang rendah kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga
dapat dipenuhi dari laba ditahan. Semua ini berlaku dengan ketentuan faktor yang
lain tetap.
g.
Pajak
Biaya bunga adalah biaya yang dapat mengurangi pembayaran pajak,
sedangkan pembayaran deviden tidak mengurangi pembayaran pajak. Oleh karena
16
itu, semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar keuntungan dari
penggunaan pajak, semakin besar daya tarik penggunaan hutang.
h.
Profitabilitas
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan
tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil, karena tingkat keuntungan yang
tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari
laba ditahan.
C. Pengertian Hutang
Menurut Munawir ( 2002 : 18 ), hutang adalah semua kewajiban keuangan
perusahaan
kepada
pihak
lain
yang
belum
terpenuhi,
dimana
hutang
ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.
Hutang dapat dibagi dua, yaitu :
1.
Hutang lancar
Pada umumnya pembayaran hutang jangka pendek kurang dari satu tahiin.
Biasanya hutang jangka pendek digunakan untuk tujuan operasi. Hutang lancar
meliputi antara lain:
a.
Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian
barang dagangan secara kredit.
b.
Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis untuk
melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa
yang akan datang.
17
c.
Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun
Pajak Pendapatan Karyawan yang belum disetorkan ke Kas Negara.
d.
Biaya yang masih harus dibayar adalah biaya-biaya yang sudah terjadi
tetapi belum dilakukan pembayarannya.
e.
Penghasilan yang diterima di muka, adalah penerimaan uang untuk
penjualan barang atau jasa yang belum direalisir.
2.
Hutang Jangka Panjang
Menurut Ikatan akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi keuangan
pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan per 1
Oktober 2001 : Paraagraf 49, pengertian dari kewajiban ( hutang ) adalah sebagai
berikut:
Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Oleh karena itu,hutang jangka panjang biasanya timbul karena adanya
kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikan jumlah modal
kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi
hutang - hutang yang lain.
Menurut Kieso dan Weygandt ( 2002 : 242 ), hutang jangka panjang terdiri
dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat
kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus
operasi perusahaan. Dengan kata lain, hutang jangka panjang merupakan hutang
yang pembayarannya lebih atau sama dengan satu tahun. Biasanya hutang jangka
18
panjang dilakukan perusahaan dengan menerbitkan obligasi atau wesel, atau
dengan menjual saham tambahan.
Berikut beberapa alasan mengapa pemegang saham lebih menyukai
penerbitan obligasi atau wesel daripada penerbitan saham :
a.
Pemilik
yang
ada
pada
saat
ini
tetap
memegang
kendali
atas
perusahaan.
b.
Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan dalam menghitung
laba kena pajak sedangkan deviden tidak.
c.
Suku bunga pasar saat ini mungkin lebih menguntungkan ketimbang
harga pasar saham.
d.
Pengeluaran tunai
untuk
membayar bunga
mungkin
lebih
kecil
daripada jumlah deviden yang diharapkan oleh pemegang saham.
3.
Pengukuran Hutang
Pengukuran terhadap hutang biasanya dilakukan oleh para analis pada
hutang jangka panjang, karena pada umumnya pinjaman jangka panjang jauh
lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka pendek ( Lukman Syamsuddin :
2002 ).
Dalam melakukan pengukuran ini menggunakan besarnya jumlah hutang
yang ada di dalam neraca, analisis yang dapat dipakai antara lain :
a.
The Debt Ratio
Rasio ini mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
kreditur. Semakin tinggi debt ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang
digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
b.
The Debt-Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan hubungan antar jumlah pinjaman jangka panjang
yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan
oleh pemilik perusahaan.
c.
Debt To Total Capitalization Ratio
Rasio ini mengukur berapa besar modal jangka panjang perusahaan yang
dibiayai oleh kreditur jangka panjang
D. Pengertian Rentabilitas
Pengertian
rentabilitas
menurut
Bambang
Riyanto
(
1999
:
35
),
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Analisis rentabilitas berfungsi untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal. Hasil analisis ini berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh
penggunaan hutang dapat meningkatkan tingkat pengembalian modal.
Rentabilitas dihitung dari laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata
modal yang digunakan dalam tahun yang bersangkutan. Rata-rata modal yang
dimaksud meliputi rata-rata aktiva lancar ditambah dengan aktiva tetap bersih
yang dipergunakan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Pengertian laba dapat di bedakan :
1.
Laba
usaha
adalah
keseluruhan
laba
sebelum
di
perhitungkan
pembayaran bunga atas dana-dana pinjaman dan pembayaran pajakpajak pendapatan.
2U
2.
Laba
bersih
pembayaran
adalah
bunga
keseluruhan
atas
dana
laba
pinjaman
setelah
dan
diperhitungkan
pembayaran
pajak
pendapatan.
Pengertian modal yang digunakan sebagai pengukur efisiensi adalah :
1.
Modal usaha, yaitu semua dana yang digunakan dalam operasi
perusahaan (total assets).
2.
Modal
sendiri,
yaitu
jumlah
dana
yang
berasal
dari
pemilik
perusahaan, yang ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan.
Rentabilitas suatu perusahaan dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu
rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri.
/.
Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi didefinisikan Suad Husnan ( 2002 : 73 ), sebagai
laba sebelum bunga dan pajak dibagi dengan total aktiva. Tingkat rentabilitas
ekonomi ditentukan dengan membandingkan laba usaha dengan modal sendiri dan
dinyatakan dalam persentase.
Modal yang diperhitungkan dalam rentabilitas ekonomi hanyalah modal
yang bekerja di dalam perusahaan ( operating capital / assets ), dengan demikian
maka modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan
dalam efek ( kecuali perusahaan-perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam
menghitung rentabilitas ekonomi.
Demikian juga dengan laba yang diperhitungkan untuk menghitung
rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya perusahaan, yaitu
yang disebut dengan laba usaha ( net operating income ). Dengan demikian maka
yang diperoleh dari usaha-usaha di
luar perusahaan atau dari
efek tidak
diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.
Adapun rumusan dari rentabilitas ekonomi, yaitu :
L
xlOO%
M
Dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M
adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Aktiva
yang
digunakan
dalam
perhitungan
tersebut
adalah
aktiva
operasional ( operating assets, yaitu jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi
). Aktiva operasional menurut Ahmad Antoni ( 2003 : 259 ) adalah, aktiva yang
turut mewujudkan pendapatan sebuah badan usaha.
2.
Rentabilitas Modal Senttiri
Menurut
Napa
J
Awat
(1999
:
71
),
rentabilitas
modal
sendiri
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi
pemilik modal sendiri yang ada dalam perusahaan.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto ( 1999 : 44 ), rentabilitas modal
sendiri
atau
sering
juga
disebut - dengan
rentabilitas
usaha
merupakan-
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu
pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak.
Dengan kata lain, rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan
dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
II
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri
adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak
perseroan atau income tax ( EAT = earning after tax ). Sedangkan modal yang
diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan.
Ditinjau dari kepentingan modal sendiri, perubahan modal asing hanya
dibenarkan
kalau
penambahan
tersebut
mempunyai
efek
financial
yang
menguntungkan terhadap modal sendiri.
Dari uraian di atas, maka pengertian rentabilitas suatu perusahaan dapat
dibedakan dalam rentabilitas ekonomi, yang merupakan rasio antara laba usaha
dengan seluruh asset modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
E. Pengaruh Hutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting
daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran
bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat
diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau
modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung
rentabilitasnya.
Menurut Suad Husnan ( 2002 : 319 ), pengaruh rentabilitas ekonomi
terhadap rentabilitas modal sendiri selalu positif, artinya makin besar rentabilitas
ekonomi selalu mengakibatkan makin besamya rentabilitas modal sendiri, ceteris
paribus, yaitu kalau faktor-faktor lainnya tetap tidak berubah seperti : tingkat
bunga dan tingkat pajak.
23
Berbeda
dengan
pengaruh
rentabilitas
ekonomi
terhadap
hutang,
pengaruhnya bisa negatif atau positif. Positifjika rentabilitas ekonomi lebih besar
daripada tingkat bunga yaitu dalam keadaan ekonomi yang baik, maka akan
mempengaruhi juga terhadap rentabilitas modal sendiri. Dan sebaliknya jika
rentabilitas ekonomi lebih kecil daripada tingkat suku bunga maka pengaruhnya
akan negatif.
Download