POTDNSI CEI\IDAWAI{ DNDOFIT ASAL RUMPUT DAI{ TEKI DALAM MENGEh{DALIKAN PENYAKIT AKAR GADA PADA TANAMAN BROKOLI Oleh: Asniaht) ABSTRACT Clubroot is the most destnrctive diseases on cruciferous in tndonesia. The existing control measure' include biological control do not provide satisfactory result. The objective of the study was toexplorg fungal endophytic rn'icrobe of gnsses and sedge which can suppress clubroot disease caused by Plasmodiophora brasitiae Wor. in uroccoti. There were two steps in this study: (l) exploration and identification endophytic fungi from grasses and sedge. (2) Effectiveness of endophyitic fungi in suppressing clubroot disease- There ,""ri r"u"n species of endophytic fungi could be identified in this study, e'g Uo?itlq sp., Fusarium orysporum, F. sotani, Nigrospira sp., Cumularia lunqta, Red Miselia Steril and Dark Miselia Steril had colonized broccoli root Jndophytically and suppressing clubroot disease. Curvularia lunata have better effect in suppressing clubroot disease and in increasing broccoli growth. Key words: Clubroot' broccoli, root endophytic fungus, Grasses and sedge PENDAHT]LUAN Brokoli (Brassicae oleraceae L.) merupakan salah satu jenis tanaman kubiskubisan atau kelompok cruciferae yang banyak ditanam di Indonesia dan merupakan sa)nrran yang bernilai ekonomis sangat tinggi terinfeksi menyebabkan peningkatan inokulum pada areal yang ditanami secara berulang- ulang dengan kelompok Brasslca spp. Pbrassicae merupakan endoparasit obligat dan hanya dapat berkembang pada inang yang terbatas. Jika tanah telah (Pracaya 2005). Dalam usaha budidaya brokoli banyak kendala yang dihadapi terutama adanya gangguan dari Organisme terinfestasi P. brassicae maka patogen tersebut akan terus menjadi faktor pembatas dalam budidaya tanaman famili Brassicaceae, karena daya tahannya yang tinggi terhadap perubahan Pengganggu Tanarnan (OPT), dan salah satu penyakit utama yang menyerang tanaman brokoli adalah akar gada. Sifatnya yang endoparasit obligat ini sering menimbulkan kesulitan dalam mempelajari Akar gada disebabkan oleh Plasmodiophora brassicae Wor. Merupakan lingkungan dan pestisida dalam aspek-aspek ekologi patogen tanah. sehingga salah satu kendala utama produksi tanaman beberapa informasi tentang patogen ini belum terpecahkan (Alexopoulos et al. 1996). kubis di berbagai negara, karena tanarlan yang Berbagai upaya pengendalian terhadap terinfeksi akan terhambat pertumbuhannya dan pada tanaman kubis menyebabkan tanaman tidak dapat menghasilkan krop (Agrios 2005). Kerugian hasil yang penyakit akar gada telah banyak dilakukan diakibatkan oleh penyakit ini berkisar antara 35 sampai 100 persen (Suryaningsih 1981). Di Indonesia pertama kali diketahui pada tahun 1950 di Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya penyakit akar gada telah menyerang seluruh daerah pertanaman kubis di daerah Jawa Barat, diantaranya Cipanas, Pacet, Cisarua" L,embang Pangalengan dan Kuningan (Suryaningsih l98l). Sampai saat ini penyakit akar gada masih sulit diatasi karena tingginya daya tahan spora rehat P. brassicae didalam tanah. Spora-spora rehat yang terlepas dari serpihan-serpihan akar yang I) Snlfengaiar PfulurutanAgroteludogi FaWtu diberbagai daerah, namun hasil yang diperoleh masih sangat beragam dan belum memuaskan baik secara teknis maupun ekonomis. Beberapa penelitian mengenai pengendalian terhadap penyakit akar gada yang telah dilakukan diantaranya penambatran tepung kitin dan ekstrak pengomposan (Hidayah 2004), penggunaan bakteri Pseudomonas kelompok fluorescens (Widodo 1993), penggunaan cendawan endofit akar Heteroconium chaetospira (Narisawa e/ a/. 2000), penggunaan cendawan Mortierella sp. dan Trichoderma spp., dan penggunaan cendawan Phoma glomerata (Aie et al. 1998) akan tetapi belum menunjukkan hasil yang efektif. Upayah pengendalian terhadap Pertanian Universitos Halualeo, Kendryi 7l 72 penyakit tanaman saat ini lebih banyak diarahkan ke pengendalian hayati. Pengendalian hayati dapat terjadi serara alami maupun melalui manipulasi lingkungan, inang, atau agens antagonis dengan introduksi massal satu jenis antagonis atau lebih. Pengendalian hayati yang saat ini sedang banyak dilakukan adalah penggunaan atau inhoduksi mikroba endofit baik itu dari golongan cendawan maupun bakteri. Mikroba endofit dapat diisolasi dari semua bagian tanaman baik itu akar, batang atau daun, dan dapat pula berasal dari tanaman bukan tanaman inang suatu patogen yarrrg akan dikendalikan akan tetapi belum diketahui apakah mikroba endofit tersebut efektif atau tidak. Eksplorasi cendawan endofit telatr banyak dilakukan pada daerah subfropis terutama untuk tanaman rumput-rumputan, akan tetapi informasi tentang cendawan endofit di daerah tropis dan untuk tanaman pertanian masih sangat terbatas (Azevedo et a|.2000). Penggunaan cendawan endofit yang efektif saat ini masih belum banyak diketahui, oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi untuk cendawan endofit pada daerah tropis seperti lndonesia. Rumput & teki merupakan tumbuhan yang banyak terdapat di lahan-latran pertanian di Indonesia" dan keberadaan tumbuhan itu tidak mengenal musim, dapat tumbuh di semua lahan pertanian salah satunya lahan pertanaman kubis-kubisan. Tumbuhan atau gulma ini pertumbuhannya tetap terlihat baik tanpa adanya infeksi patogen walaupun tanaman budidaya disekitarnya terinfeksi oleh suatu patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis-jenis endofit asal rumput dan teki yang dapat menekan penyakit akar gada pada tanaman brokoli yang disebabkan oleh P brassicae- METODE PEIYELITIAN Tempat dan Walrtu Penelitien Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Bogor. Pelaksanaan percobaan dilaksanakan mulai rumah kaca IPB Cikabayan bulan September 2006 sampai September 2007. Elsplorasi Cendawan Endofit a. Isolasi cendawan endolit dari akar rumput dan teki Jenis rumput dan teki yang digunakan percobaan dalam ini adalah ada tiga jenis yaitu: Cyperus rotundus L., Paspalum longifolium Roxb., dan Setaria luaMen. dan ketiga jenis rumput-rumputan tersebut merupakan gulma yang banyak ditemukan di lahan pertanaman kubis-kubisan. Untuk mendapatkan cendawan endofit maka bagian tanaman yang akan diisolasi adalah yang berasal dari tanaman yang sehat, sehingga diharapkan cendawan tersebut benar- benar berasosiasi dengan gulma tersebut. Ketiga jenis gulma tersebut masing-masing diambil akarnya dan kemudian dibersihkan dari tanah yang melekat pada permukaan akar. Selanjutnya akar-akar tersebut dipotongpotong kecil disterilkan I mm lalu permukaannya dengan cara pertama-tama potongan tersebut dimasukkan dalam larutan alkohol 70%o selama I menit lalu NaOCI l% selama I menit, kemudian dibilas kembali dengan akuades steril beberapa menit sebanyak 3x. Selanjutnya potongan akar tersebut dikeringanginkan atau dikeringkan diatas kertas saring steril. Setelah potongan akar tersebut benar-benar kering maka langsung dimasukkan kedalam cawan petri yang berisi media PDA. Untuk menghindarkan pertumbuhan atau kontaminan dengan bakteri maka media PDA ditambahkan asam laktat satu tetes untuk setiap cawan petri mediaPDA. Setelah 3-7 hari cendawan yang tumbuh dipindahkan pada media PDA lainnya untuk pemurnian dan identifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi berdasarkan Alexopoulos et al. (1996) dan Watanabe (2002'). Uji perkecambahan benih pada isolet endolit Isolat cendawan yang telah murni yang berasal dari akar rumput dan teki maupun dari tanah perakaran bambu dan pertumbuhan koloninya telah memenuhi cawan petri (umur biakan l0 hari) dimasukkan benih-benih brokoli untuk dikecambahkan. AGRIPLAEVoIUae 79 Nomor 02Mei 2009, ISSN08*0U8 72 penyakit tanaman saat ini lebih banyak diarahkan ke pengendalian hayati. Pengendalian hayati dapat terjadi secara alami maupun melalui manipulasi lingkungan, inang, atau agens antagonis dengan introduksi massal satu jenis antagonis atau lebih. Pengendalian hayati yang saat ini sedang banyak dilakukan adalah penggunaan atau introduksi mikroba endofit baik itu dari golongan cendawan maupun bakteri. Mikroba endofit dapat diisolasi dari semua bagian tanaman baik itu akar, batang atau daun, dan dapat pula berasal dari tanaman bukan tanaman inang suatu patogen yang akan dikendalikan akan tetapi belum diketahui apakah mikroba endofit tersebut efektif atau tidak. Eksplorasi cendawan endofit telah banyak dilakukan pada daerah subtropis terutama untuk tanaman rumput-rumputan, akan tetapi informasi tentang cendawan endofit di daerah hopis dan untuk tanaman pertanian masih sangat terbatas (Azevedo et al. 2000). Penggunaan cendawan endofit yang efektif saat ini masih belum banyak diketahui, oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi untuk cendawan endofit pada daerah tropis seperti Indonesia. Rumput & teki merupakan tumbuhan yang banyak terdapat di lahan-latran pertanian di Indonesia" dan keberadaan tumbuhan itu tidak mengenal musim, dapat tumbuh di semua lahan pertanian salah satunya lahan pertanaman kubis-kubisan. Tumbuhan atau gulma ini pertumbuhannya tetap terlihat baik tanpa adanya infeksi patogen walaupun tanaman budidaya disekitarnya terinfeksi oleh suatu patogen. Penelitian ini bertqju-r untuk mendapatkan jenis-jenis endofit asal rumput dan teki yang dapat menekan penyakit akar gada pada tanaman brokoli yang disebabkan oleh P. brassicae- METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan rumah kaca Cikabayan Bogor. Pelaksanaan percobaan dilaksanakan mulai IPB bulan September 2006 sampai September 2007. Eksplorasi Cendawan Endofit a. Isolasi cendawan endofit dari akar rumput dan teki Jenis rumput dan teki yang digunakan dalam percobaan ini adalah ada tiga jenis L., Paspalum Setaria laxaMen- dan yaitu: Cyperu rotundtn longifulium Roxb., darir ketiga jenis rumput-rumputan tersebut merupakan gulma yang banyak ditemukan di lahan pertanaman kubis-kubisan. Untuk mendapatkan cendawan endofit maka bagian tanaman yang akan diisolasi adalah yang berasal dari tanaman yang sehat, sehingga diharapkan cendawan tersebut benar- benar berasosiasi dengan gulma tersebut. Ketiga jenis gulma tersebut masing-masing diambil akarnya dan kemudian dibersihkan dari tanah yang melekat pada permukaan akar. Selanjutnya akar-akar tersebut dipotongpotong disterilkan kecil I mm lalu permukaannya dengan cara pertama-tama potongan tersebut dimasukkan dalam larutan alkohol 70Yo selama I menit lalu NaOCI l% selama I menit, kemudian dibilas kembali dengan akuades steril beberapa menit sebanyak 3x. Selanjutnya potongan akar tersebut dikeringanginkan atau dikeringkan diatas kertas saring steril. Setelah potongan akar tersebut benar-benar kering maka langsung dimasukkan kedalam cawan petri yang berisi media PDA. Untuk menghindarkan pertumbuhan atau kontaminan dengan bakteri maka media PDA ditambahkan asam laktat satu tetes untuk setiap cawan petri mediaPDA. Setelah 3-7 hari cendawan yang tumbuh dipindatrkan pada media PDA lainnya untuk pemurnian dan identifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi berdasarkan Afexopoulos et al. (1996) dan Watanabe (2002). Uji perkecambahan benih pada isolit endofit Isolat cendawan yang telah murni yang berasal dari akar rumput dan teki maupun dari tanatr perakaran bambu dan pertumbuhan koloninya telah memenuhi cawan petri (umur biakan l0 hari) dimasukkan benih-benih brokoli untuk dikecambahkan. AGNPLAEVoIUme 79 Nomor 02Mei 2U)9, ISSNW*0128 73 Sebagai kontrol benih dikecambahkan pada media PDAQtototo dextrose agar) steiltanpa isolat cendawan. Setiap cawan petri yang berisi isolate ditumbuhkan l0 benih brokoli dan masing-masing isolate terdiri dari 2 cawan petri. Setelah 5-10 hari dihitung persentase benih-benih yang berkecambah dari setiap isolate, dimana benih telah berkecambah yang ditandai dengan akar yang telah muncul dan diharapkan akar dan cendawan telah berasosiasi. Uji kolonisasi cendawan endofit dalam jaringan akar Akar brokoli yang berumur 30 hari dipesemaian dibemihkan dari tanah untuk dilakukan pewarnaan jaringan untuk melihat infeksi akar oleh cendawan endofit. Pewarnaan tersebut dilakukan dengan cara: akar-akar brokoli tersebut dicuci dengan akuades steril sebanyak 3 kali, dan kemudian akar tersebut dipoto4g-potong kira-kira 2 cm. Potongan-potongan t*rr tersebut selanjutnya dimasukkan dalam larutan pewarna 0.005% cotton blue dalam 50oZ acetic acid. Sebanyak l0 potongan akar tersebut dipilih secara acak dari tiap tanaman dalam setiap perlakuan dan diletakkan pada kaca obyek. Koloni cendawan endofit pada akar tanaman brokoli diamati dibawah mikroskop stereo (Narisawa et al. t99&;Narisawa et a|.2000). Penguiian cendawan endofit dalam menekan penyakit aker gada Cendawan endofit yang efektif selanjutnya diuji terhadap patogen P. brassicae. Isolat cendawan endofit yang menghasilkan spora atau konidia ditumbuhkan pada media tumbuh padat atau PDA sedangkan cendawan endofit yang tidak menghasilkan spora atau konidia (hanya menghasilkan miselium) isolat ditumbuhkan pada media cair atau PDB yang digojok dengan lama waktu yang sama dengan lama inkubasi untuk cendawan-cendawan yang menghasilkan spora atau konidia yakni selama hari. Untuk cendawan endofit yang menghasilkan konidia inokulasi cendawan endofit dengan menggunakan konidia yang 7-10 dihitung kepadatan sporanya dengan menggunakan haemasitometer dengan kepadatan 105 spora/g berat kering tanah. Sedangkan untuk cendawan endofit yang AGRIPLAS, Yoluae 79 Nomot ,ril hanya menghasilkan miselium kepekatan miselium yang digunakan adalah 10) hifa/g berat kering tanah, dimana miselium dihasilkan dengan cara miselium yang tumbuh pada media PDB Qntato dextrose broth) setelah berumur 7-10 haxi lalu disaring atau dipisahkan miseliumnya dengan menggunakan vakum, kemudian miselium yang dihasilkan ditimbang sebanyak yang dibutuhkan lalu selanjutnya diblender untuk memotongmotong miselium menjadi potongan-potongan hifa yang lebih kecil. Aplikasi cendawan endofit baik yang berspora maupun yang tidak berspora dilakukan saat pesemaian. Tanaman di pesemaian selama.3s hari dan selanjutnya dipindatrkan pada media tumbuh pada polibag yang lebih besar (Z = 20 cm) dan telah diinokulasi oleh inokulum P. brassicae sebanyak 106 spora/g berat kering tanah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap yakni terdiri dari 4 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 4 unit tanaman. Pengamatan dilakukan saat panen adalah menghitung persentase kejadian penyakit (%), indeks penyakit (%) dan bobot basah tajuk tanaman (g). Penyiapan Medium Tanam Pembibitan dan Inokulum Plasnodbphora brassicae Medium tanam yang digunakan dalam adalah media tanam yang yang berasal dari sekitar kompos mengandung penelitian ini kampus IPB darmaga dengan jenis tanah andosol, dicampur pupuk kandang dengan perbandingan l: I (v/v). Campuran tanah dan pupuk kandang tersebut dimasukkan dalam polibag @ : l0 cm) sebagai medium pembibitan. Inokulum P. brassicae diperoleh dengan mengumpulkan akar segar brokoli atau tanaman jenis brassicaceae yang bergejala dari daerah pertanaman brassicaceae. Akar-akar tersebut terlebih dahulu di cuci pada air mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa tanah sampai bersih, selanjutnya dihancurkan dengan cara diblender kemudian disaring menggunakan kain saring. Hasil saringan selanjutnya disentrifugasi dengan alat sentrifus (lnternational Clinical Centrifuge CL 2628 M' l, Fisher Scientific Co.) pada kecepatan 2000 rpm (700 g) selama 5 menit. Cairan hasil sentrifus diambil dan endapannya dibuang, kemudian kepadatan spora rehatnya dihitung 02 Mei 2M, ISSN 085Urng 74 dengan haemasitometer. Suspensi spora tersebut kemudian dicampurkan ke dalam pada akar lateral dan atau akar utama. Bobot basatr tanaman tanpa akar (g) Bobot basah tanaman tanpa akar diamati pada saat panen dengan cara menimbang bagran tanaman yang ada diatas permukaan tanah. pembusukan tanah yang telah disiapkan dengan kepadatan l0o spora/g berat kering tanah dan diaduk secara merata. Selaqiufirya di inokulasi secara buatan dengan suspensi spora P. brassicae sebagai medium tanam bersamaan dengan pindah tanam dari pembibitan. 3. Pemeliharaan Tanaman Analisis Data Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama. Penyiraman dilakukan setiap hari selama berlangsungnya penelitian. Pemupukan dilakukan pada saat tanaman berumur 7, 14 dan 2l hari setelah tanam (HST) dengan memberikan pupuk NPK 15:15:15 I g/tanaman. Pengendalian hama dilakukan secara mekanik yakni mengambil hama yang terdapat pada tanaman dengan Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan progmm Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1. Pengaruh perlakuan dianalisi dengan sidik ragam. Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5 Yo. Data non parametrik diuji dengan menggunakan uji non parametrik Chi-Square. menggunakan tangan. HASIL DAN PEMBAIIASAI\T Pengamaten Pengamatan dilakukan terhadap peubah sebagai berikut: l. Kejadian Penyakit Kejadian penyakit diamati pada saat panen dengan cara mencatat tanaman yang menunjukkan gejala pembengkakan pada akar tiap satuan percobaan. Selanjutnya kejadian penyakit dihitung dengan menggunakan runus: KP n = ilLiloo% : jumlah tanaman yang menunj ukkan pembengkakan N 2. = jumlah tanaman yang diamati Indeks penyakit Indeks penyakit diamati pada saat panen dan dihitung dengan nilai skoring berdasarkan metode Narisawa et al. (2000) dengan kriteria sebagai berikut: 0 - tidak ada pembengkakan I - pembengkakan sedikit pada bagian akar lateral 2 - pembengkakan sedang pada akar lateral dan atau 3- akar utama Hasil eksplorasi cendawan endofit pada rumput dan teki ditemukan tujuh isolat, dimana dua isolat cendawan endofit yang ditemukan pada ketiga jenis rumput yang diisolasi yaitu ,E orysporum dan Miselia merah steril (Tabel l). Cendawan endofit Monilia sp, F. orysporum, Miselia merah steril dan Miselia gelap steril diisolasi dari teki Cyperus rotundus; F. orysporum, F. solani dan Miselia merah steril diisolasi dari rumput Setaria lma; dur F. orysporum, Nigrospora sp., Cumularia lwtata, dan Miselia merah steril berhasil diisolasi dari rumput Paspalum longifolium. Cendawan endofit Miselia merah steril dan gelap steril tidak membentuk spora atau konidia pada media PDA, Martin Agar dan S-Media. F. oryq)orum dan Miselia merah steril dapat diisolasi dari ketiga jenis rumput ini diduga bahwa kedua jenis cendawan ini memiliki inang yang sangat luas. Menurut Istikorini (2008), F. orysporum dan F. solani dapat diisolasi dari dari akar, batang dan daun tanaman cabai dan teki. beragam, serta dapat ditemukan pada seluruh famili tanaman, baik tanaman pertanian maupun rumput-rumputan (Faeth 2002). pembengkakan berat pada akar lateral dan atau 4 = akar utama pembengkakan berat dan atau AGRIPLU$ Yoluae 19 Nomor Keberadaan cendawan endofit sangat berlimpah dan 02 Mei 2(W ISSN 08*0n8 75 Tabel I Jenis cendawan endofit hasil seleksi yang ditemukan pada rerumputan Jenis cendawan endolit Cyperus rotundus Setaria Paspalun longifolirmt Iaxa + Moniliasp. Fusarium orysporwn Fusorium solani Nigrospora sp. Curvularia hmata Miselia merah steril Miselia gelap steril Keterangan: * : ada cendawan l + + + + + + + + endofit = tidak ada cendawan endofit Pengamatan infeksi akar tanaman oleh orysporwn memcendawan endofit F. perlihatkan infeksi akar yang sangat tinggi yakni 80% melalui re-isolasi dan 640/o melalui pewarnaan akar (Tabel 2). Dengan adanya pengamatan infeksi akar maka diduga bahwa cendawan tersebut bemifat endofit karena diduga batrwa cendawan tersebut dapat hidup dalam jaringan akar tanaman. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Clay (1988), bahwa cendawan endofit adalah cendawan yang terdapat di dalam sistem jaringan tumbuhan, seperti daun, bunga, ranting ataupun akar tumbuhan. Selanjutry4 Sinclair dan Cerkauskas (1996) mendefinisikan bahwa cendawan endofit adalah cendawan yang berasosiasi dengan tanaman sehat dan tidak Tabel + memperlihatkan gejala. Ini juga terlihat bahwa tanaman yang diinokulasi dengan cendawan yang diduga endofit tidak memperlihatkan gejala penyakit pada tanaman selama pesemaian. Carroll (1988) dan Clay (1988), mengatakan asosiasi yang terjadi antara cendawan endofit dengan tanaman inang bersifat mutualisme. Simbiosis mutualistik ini menyebabkan berkurangnya kerusakan pada sel atau jaringan tanaman, meningk atkan kemampuan bertahan hidup dan fotosintetis sel jaringan yang terinfeksi oleh patogen tanah, dan dalam simbiotik ini juga membantu tanaman lebih toleran terhadap faktor biotik dan abiotik (Sinclair dan Cerkauskas 1996). 2 Frekuensi akar terinfeksi terhadap tanaman brokoli yang diinokulasi cendawan endofit asal rumput dan teki pada umur 30 hari setelah semai. Frekuensi akar terinfeksi (%) Pewarnaan akar Re-isolasi Perlakuan 014 20 80 50 l0 60 60 50 Kontrol Moniliasp. Fusarium orysporum Miselia merah steril Miselia gelap steril Fusarium solani Nigrospora sp. Curvularia hmata Pada tanaman yang diperlakukan dengan cendawan endofit menghasilkan kejadian penyakit yang lebih rendatr dibandingkan dengan perlakuan lainnya, hal ini juga diikuti dengan indeks penyakit yang lebih rendah pula sehingga dapat 55 64 50 52 60 59 6l meningkatkan bobot basah tanamannya (Tabel 3). Penekanan terhadap penyakit pada tanaman yang diberi perlakuan cendawan endofit diduga dapat terjadi karena terjadinya kolonisasi jaringan akar tanaman terlebih dahulu oleh cendawan endofit dibanding AGRIPLUS,YoIuae 79 Nomor 02Mei 2009, ISSN08#0128 76 patogen, adanya mekanisme antibiosis. yang dihasilkan oleh cendawan endofit Cendawan endofit menghasilkan mikotoksin atau metabolit lainnya yang menyebabkan terjadinya perubahan fisiologi dan biokimia tanaman inang (Clay 1988). Salah satu toksin rumput-rumputan adalah alkaloid, yang mana juga dapat melindungi tanaman dari serangan herbivora (Sellose et a|.2004). Tabel 3 Pengaruh perlakuan cendawan endofit asal rumput dan teki terhadap kejadian penyakit akar gada pada tanaman brokoli. Kejadian Penyakit Perlakuan Kontrol 100,00 Monilia sp. 97,50 t 0,00 a Miselia gelap steril + 14,43 a 93,75 + 12,50 a 81,25 + 12,50 a 93,75 + 12,50 a Fusmium solani 87,50 + 25,00 a Nigrospora sp. 68,75 x a Fusarium orysporum Miselia merah steril 37,50 (%)(r) Bobot basah tajuk (g) 28,98 + 0,46 (t) abcd 4,56 cd 31,10 t 3,34 abc 24,78 x x7,31 bcd 23,76! 4,74 d 26,09 29,29 x3,10 32,27 + abcd 0,41 ab 33,56 t 1,70 ab Cuvulariqlunata 68,75 + 23,94 a r) - rataan t simpangan baku - angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata berdasarkan ujijarak berganda Duncan pada tarafnyata SYo Pengaruh perlakuan cendawan endofit terhadap penyakit akar gada dapatjuga dilihat indeks penyakit yang rendah ini dapat dilihat pada akar yang terjadi pembengkakan hanya dari gejala luar yakni akar anaman, dimana terdapat perbedaan antara akar tanaman rambut-rambut akar, dibanding kontrol akar kontrol yang hanya diinokulasi keseluruhan akar (Gambar 2). patogen dengan akar tanaman yang diinokulasi dengan cendawan endofit. Gejala akar tanaman yang tidak diinokulasi dengan cendawan endofit terlihat adanya pembengkakan atau puru pada akar utama" akar-akar sekunder dan bahkan pada keseluruhan akar selanjutnya terjadi pembusukan. Sedangkan gejala pada akar yang diinokulasi dengan cendawan endofit memperlihatkan morfologi akar yang masih utuh walaupun terjadi pembengkakan atau puru oleh patogen dengan ukuran puru yang bervariasi. Tanaman yang diinokulasi dengan cendawan endofit C. lwtata memberikan yang terinfeksi adalah akar primer dan Berdasarkan uji non parametrik dengan Chi-Square diketahui bahwa secara umum perlakuan jenis cendawan endofit asal rumput dan teki berpengaruh nyata terhadap indeks penyakit akar gada (P:0,05). Indeks penyakit terendah yakni 0,88 terjadi pada perlakuan cendawan endofit C.lwnta, sedangkan indeks penyakit tertinggi yakni 2,88 terja{i pada perlakuan kontrol (Gambar 3). AGRIPLAS,Yoluae 79 Nomor 02Mci zUE, ISSN0E*0128 77 Gambar 2 Gambar gejala penyakit akar gada pada akar dengan perlakuan jenis cendawan endofit asal rumput dan teki. 25 *J F. E t t.s to, !t c l u.) lllllr, d-$s$"r!"""f,"ti""""is Cendawan Endoflt Gambar 3. Indeks penyakit akar gada pada berbagaijenis cendawan endofit asal rumput dan teki lnokulasi cendawan endofit asal rumput dan teki ke dalam tanah pesemaian berpengaruh nyata terhadap indeks penyakit akar gada. Dalam hal ini inokulasi cendawan C. lunota menghasilkan indeks penyakit yang paling rendah yakni 0,88 endofit dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan cendawan endofit lainnya. Kejadian penyakit akar gada secara statistik tidak berbeda nyata dengan kontrol, akan tetapi perlakuan cendawan endofit C. hmata dan Nigrospora sp. memberikan kejadian penyakit terendah yakni 68,75Vo, dan kejadian penyakit tertinggi terjadi pada kontrol yakni l00p/0. Cendawan endofit C. lunata juga memberikan bobot basah tajuk yang tertinggi yakni 33,56 g, tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol yakni 28,98 g dan juga perlakuan lainnya. lrmata memCendawan endofit C berikan kejadian penyakit terendah yakni 68,75Vo, dibandingkan perlakuan kontrol yakni 100% dan indeks penyakit yaitu 0,88 lebih rendah dibandingkan perlakuan kontrol yakni 2,88. Infeksi cendawan endofit C. Iunata terhadap tanaman menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis tanaman yang mana dapat melindungi tanaman terhadap stres air atau kekeringan dan suhu yang tinggi. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sellose et al. (2004), bahwa cendawan endofit AGRIPLIJS,YoIuae 79 Nomor 02Mei 20Ur' ISSN085*0U8 78 C. lutata dapat menjadikan tanaman thermotoleran, y"t oi tanaman yang tidak diinokulasi dengan C. lunata pada suhu 40'C tanaman menjadi mati" sedangkan tanaman yang di inokuiasi dengan C. lunaa P{.suhu -eS"d tanarnan masih bertahan hidup' Cendawan endofit Cutvulnia sp' s@:ra morfologi mempunyai ciri-ciri koloni yang berwarni hitam dan cendawan endofit Nigrosporo sp. warna koloninya putih kSabu- abian. Hinson (2005), mengemukakan sangAt membantu cendawan bermelanin tanaman untuk meningkatkan toleransi tanaman terhadap panas dan pada musim kemarau. Selanjutnya' konsentrasi melanin berkorelasi dengan osmolite tnehalose' Carrol, GC. 1988. Fungal endophytes in stems and leaves. From latent pathogens to mutualistic symbiont. Ecologt. 69 (l) : 2-9. Clay, 1988. Fungal endophytes ofgrasses: A K. devensive mutualism between Plants and fwg;. Ecologt.6g (l): 10-16' Faeth SH. 2002. Are endophytic fungi defensive plant mutualists?. Oikos 98:. 25-36' Henson J. 2005. AlgC protozoa" and fungi: Hidayah N. 2004. microscopic investigations in yellowstone National Park. Bazeman- Departement of Microbiolory Montana State University' Penggunaan Tepung--Kulit Rajungan sebagai Sumber Kitin dan Ekstrak fompos untuk Pengendalian Penyakit Akar Gada [tesis]. Bogor: Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor. Istikorini Y. 2008. Potensi Cendawan Endofit KESIMPTILAN untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan maka disimpulkan sebagai Lerikut: (l) terdapat 7 jenis cendawan endofit yang berhasil diisolasi dari rumput dan teki V-g aup"t mengendalikan penyakit akar gada pada tanaman brokoli, yakni: Fusarium orysporum, F. soluti, Monilio sp', miselia merah steril, miselia gelap stetil, Nigrospora sp., dan Curvulmia lunata; (2) Cendawan Curvularia lunata mampu menekan "ndoftt kejadian penyakit indeks penyakit akar gada dan meningkatkan pertumbuhan tanaman brokoli diUandingian dengan contnol dan perlakuan endofit lainnYa. 56 ed' Academic Press. New York. Alexopoulos CJ, Mims CW, Blackwell M' 1996' Introductory Mycolory. 4& ed' John Wiley and Sons. New York. Okada G, Kono Y' Yamaguchi I. 1998. Control of soilborne clubroot disease of cruciferous plant by epoxydon from Phoma glomerata' Plant KobaYashi Y, Dis.47:743-748. Azevedo JL, Maccheroni JR" Pereira JO, Araujo WL. 2000. Endophytic microorganism: a review in insect control and recent advances on tropical plants. J Biotechnol' Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor- Hashiba T' 2000' clubroot and verticillium y"itor"t in chinese cabbage in the field by root endophyic fungus, Heteroconium chaetospira P lant P athol' 49:l4l -l 46' Narisawa K, Ohki KT, Suppresion of Pracaya. 2005. Kol Alias Kubis. Edisi Revisi' Jakarta: Penebar SwadaYa. Vandenkoornhuyse p' a key for microorganisms, Symbiotic 2004. ecological sucess and protection of plants' Sellose MA, Baudoin E, Elsevier, CR. Brols. 327:634448' dalam: Redlin SC, Carris LM, eds' Endopltytic Fungi in Grasses and Woody GN. 2005. Plant Patholory' Arie T, iais"rtatil. Bogor: Sinclair JB, Cerkauskas F. 1996. Latent lnfection vs. endophytic colonization by fungi' Di DAFTARPUSTAKA Agrios pada Cabai (CaPsictm annuum L') Plais:- SYstematics, and Evolution. Minnesota: APS Press' hal : 3166. Watanabe T.2002. Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi. Ed ke-2. Washington: CRC Pr' 486p. Widodo. '1993. Penggunaan Pseudomonss spp' kelompok fluoresen untuk pengendalian penyai.it akar gada (Plasmodiophora brassicae Wor.) pada caisin (Brassica campestrk L. var. chinensis (RUPR) OLSON [tesis]- Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 3(l): a066' lentptAs'Volume Ecologt, 79 Nomot 02Mei 2N9' ISSN0E*0128