ANALISIS SYARIAH MARKETING DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : PUJI LESTARI NIM: 201-11-031 JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014 ANALISIS SYARIAH MARKETING DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Pada Program Studi DIII Perbankan Syari’ah Disusun Oleh: PUJI LESTARI NIM: 201 11 031 JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014 PERSETUJUAN PEMBIMBING Assalamu‟alaikum Wr. Wb Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir Saudari: Nama : Puji Lestari NIM : 201 11 031 Judul : Analisis Syariah Marketing di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb. Salatiga, 25 Agustus 2014 Pembimbing Mochlasin, M. Ag NIP. 19710923 200604 1 002 TUGAS AKHIR ANALISIS SYARIAH MARKETING DI BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) CABANG PEMBANTU MAGELANG DISUSUN OLEH PUJI LESTARI NIM: 20111031 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 04 September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya dalam bidang Ekonomi Syariah. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Ilya Muhsin, SHI., M. Si Sekretaris Penguji : Fetria Eka Yudiana, S.E, M.Si Penguji I : A. Mifdlol M, Lc., M.Si Penguji II : Wiwin Kurniasari, S.E., M.Si. Akt Dosen Pembimbing : Mochlasin, M. Ag Salatiga, 17 September 2014 Ketua STAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1005 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Puji Lestari NIM : 201 11 031 Jurusan : Syari’ah Program Studi : DIII Perbankan Syariah Menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir, ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 25Agustus 2014 Yang menyatakan, Puji Lestari NIM: 201 11 031 MOTTO 1. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya 2. Siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil PERSEMBAHAN Kupersembahkan: 1. Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang, do’a serta biaya untuk saya dapat mencapai keberhasilanku, dan terima kasih untuk ibu yang tak terhingga atas semua dukungan serta perhatian yang selama ini telah diberikan untuk saya. 2. Sahabat-sahabatku di rumah yang selalu ada buat saya,dikala aku sedang susah maupun senang. Dan terima kasih kalian telah membantu aku dalam menyelesainkan tugas akhir ini dengan do’a dan semua pengorbanan kalian teman. 3. Buat teman-teman “Alim Ulama” terima kasih, karena kalian telah menjadi sahabat saya yang baik dan solid, kita telah mengalami susah dan senang dilalui bersamasama semasa kuliah di STAIN Salatiga. Semoga persahabatan kita tidak akan terkikis oleh lamanya waktu nanti kita pisah serta jarak yang terlalu jauh untuk kita dapat berkumpul lagi seperti masa kuliah dulu. 4. Teman – teman kampus satu kelas tahun angktan 2011 yang selalu mengingatkan dan membantu dalam penyelesain tugas akhir ini. 5. Dan semua pihak yang memberikan dukungan, mendo’akan, menyapa, hadir mencintai, menyayangi dan semua yang bernafas dan berdetak dikehidupanku, terima kasih karena yang telah memberi pengalaman, teka-teki pelajaran, kebermaknaan, impian dan harapan dalam nafas ini. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-NYA kepada kita semua, sehingga penyusunan tugas akhir ini yang membahas mengenai “Analisis Syariah Marketing di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang” dapat terselesaikan dengan baik walapun masih jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada nabi besar kita baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa lentera kehidupan dari kegelapan dunia menuju jaman yang terang, yang selalu kita nanti-nanti syafaatnya di dunia sampai akhirat nanti. Adapun maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program DIII pada Jurusan Perbankan Syariah dan dapat mendapatkan gelar Ahli Madya di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis sadar bahwa kemampuan penulis sangatlah terbatas dalam penulisan tugas akhir ini, sehingga himbauan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan penulis sampai terselesainya tugas akhir ini. Atas terselesainya penyusunan Tugas Akhir ini, penulisa mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Beny Ridwan,M.Hum selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN Salatiga. 3. Bapak Ahmad Mifdol Muthohar,M.Si selaku Ketua Program Studi DII Perbankan Syariah STAIN Salatiga. 4. Bapak Dr. H. Agus Waluyo, M. Ag. selaku Pembimbing Akademik STAIN Salatiga. 5. Bapak Mochlasin M. Ag selaku pembimbing Tugas Akhir yang rela meluangkan waktunya dan perhatiannya kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 6. Ibu Sri Endah Widayati selaku Manager dan seluruh staff di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang yang telah memberikan informasi tentang data-data yang dibutuhkan dan yang telah memberikan pengarahan selama penulis magang dan pembuatan tugas akhir. 7. Segenap dosen dan karyawan yang selama ini memberikan ilmu dan pelayanannya selama penulis menimba ilmu di STAIN Salatiga. 8. Buat ibuku tersayang, sembah sujud saya kagem ibu. Mohon maaf bila selama ini masih menyusahkan, belum dapat membantu, belum dapat membahagiakan serta belum dapat mewujudkan apa yang ibu inginkan, tapi walapun begitu saya tetap mohon do’a restu agar saya dapat cepat mewujudkan cita-cita saya dan membahagiakan, mohon maaf bila selama ini sering membantah, atau bertingkah laku yang kurang menegenakan hatimu ibu, tapi saya tahu ibu sayang kepada ku, dan saya juga sayang padamu ibuku. 9. Buat teman-temanku di rumah mas san,wawan dan suranto yang telah menjadi sahabat dari kecil sampai hingga dewasa, terima kasih atas do’a ,dukungan dalam bentuk apapun, semuga kita dapat berkumpul lagi seperti waktu kemarin. 10. Buat keponakan-keponakan aku Nanda dan Ike yang telah setia menemani dan memeberikan dukungan kepada mbak, pesen mbak kalian harus tetap semangat dalam belajar, raihlah cita-citamu setinggi mungkin, usaha dan do’a yang akan mengabulkan permintaan kita sayang. 11. Buat tema-teman “Alim Ulama” yaitu Rina, Ambar, Lutvi, Ulvi, Azizah, Fitri (Cupit), Anis, mb Mira, mb Sol, Uswatun khasanah, Erli Susanti, dan teman sekelas angkatan 2011 semoga persahabatan kita tidak putus hanya sampai di sini saja, Semoga Allah akan memberikan izin kepada kita untuk bertemu lagi suatu saat nanti,,,aminn 12. Buat teman-teman di Kost “SAFIRA” dan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Salatiga terima kasih telah mengajarkan banyak hal dalam berorganisasi dan bagaimana bersikap dalam berorganisasi. 13. Buat teman- teman SSC (STAIN Sport Club) yang telah mengajarkan banyak hal dalam berorganisasi dan ilmu mengenai olahraga. 14. Terima kasih untuk semua yang mengenal aku dan tetanggaku yang selalu mendukungku. 15. Terakhir buat semua yang memberikan dukungan, mendo’akan, menyapa, mencintai, menyayangi, dan semua yang berjasa di kehidupanku yang telah mengajarkan mengenai pelajaran kehidupan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, semua itu karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sanagt diharapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan untuk pembaca dan penulis sendiri. Salatiga, Agustus 2014 Penulis Puji Lestari NIM: 201 11 031 ABSTRAK Nama : Puji Lestari Nim : 201 11 031 Judul : Analisis syariah marketing Pembantu Magelang. Tahun : 2014 di Bank Muamalat Indonesia Cabang Tujuan dari penelitian dan penyusunan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara syariah marketing dan konvensional marketing secara teori, implementasinya secara rill di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang dan kendala apa saja yang dihadapi oleh marketer dalam proses menawarkan produk-produknya. Alasan penelitian analisis syariah marketing di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang karena ingin mengetahui mengenai syariah marketing yang ada di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang. Dan metode yang digunakan penulisan Tugas Akhir ini adalah menggunakan metode deskriptif (menggambarkan) dengan cara observasi langsung, metode interview dan metode dokumentasi. Hasil penelitian mengenai analisis syariah marketing di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang diantaranya dalam syariah marketing berbeda dengan konvensional marketing, syariah marketing lebih religius dalam menerapkan menawarkan produknya kepada masyarakat seperti apa yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. Perbedaan yang lain dapat dilihat dari segi konsep dasar (filosofi dasar), etika pemasaran, pendekatan terhadap konsumen dan cara memandang terhadap pesaing. Usaha yang dilakukan oleh seorang marketer salah satunya menjalin hubungan baik dengan nasabah agar nasabah menjadi loyal dengan Bank Muamlat Indonesia Cabang Pembantu Magelang, serta memegang teguh prinsip-prinsip syariah dalam menghadapi berbagai karakter nasabah yang ditawari produk. Kata kunci: Syariah Marketing, Bank Muamalat Indonesia (BMI) DAFTAR ISI HALAMAN COVER..............................................................................................i HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii HALAMAN PEMBIMBING................................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv HALAMAN KEASLIAN TULISAN.....................................................................v HALAMAN MOTTO.............................................................................................vi HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii KATA PENGANTAR..........................................................................................viii ABSTRAK............................................................................................................xii DAFTAR ISI........................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................4 C. Tujuan dan Kegunaan............................................................................5 D. Metode Penelitian..................................................................................6 E. Penegasan Istilah....................................................................................7 F. Sistematika Penulisan............................................................................9 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah pestaka......................................................................................11 B. Syariah Marketing................................................................................14 1. Pengertian Syariah Marketing........................................................14 2. Karakteristik Syariah Marketing....................................................15 3. Prinsip-Prinsip Pemasaran dalam Perspektif Syariah....................18 4. Contoh Implementasi Syariah Marketing......................................29 BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum.................................................................................36 1. Sejarah Berdiri Bank Muamlat Indonesia......................................36 2. Sejarah Berdiri Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang........................................................................................38 3. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia.......................................40 4. Tujuan Bank Muamalat Indonesia.................................................40 5. Struktur Oraganisasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang........................................................................................42 6. Tugas dan Tanggungjawab............................................................43 B. Data-Data Deskriptif............................................................................48 1. Produk-Produk Bank Muamalat Indonesia Cabang Magelang........................................................................................47 BAB IV ANALISIS A. Perbedaan Syariah marketing dan Konvensional marketing .............60 1. Konsep dan filosofi dasar...............................................................60 2. Etika Pemasar (Marketer)..............................................................60 3. Pendekatan terhadap konsumen.....................................................61 4. Cara pandang terhadap pesaing......................................................61 5. Budaya Kerja dalam Bank Syariah................................................62 B. Implementasi Etika Syariah Marketing................................................62 1. Memiliki Kepribadian Spriritual (Taqwa).....................................62 2. Jujur (Shidq)...................................................................................63 3. Adil (Al-adl)...................................................................................63 Pembantu 4. Bersikap Melayani dan Rendah Hati (Kidmah).............................64 5. Menepati Janji dan Tidak Curang..................................................64 6. Dapat Dipercaya (Al-amanah).......................................................64 7. Mericek Kebenaran Berita( Tabayyun)........................................64 8. Tidak Suka Menjelek-jelekan (Ghibah).........................................65 9. Tidak Melakukan Sogok (Riswah).................................................65 10. Tolong-menolong (Ta‟awun).........................................................65 C. Kendala Bagi Syariah Marketing.......................................................66 1. Kendala- Kendala yang dihadapi marketer Syariah.......................66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................67 B. Saran.....................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang.................................................................................................................................43 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan perbankan, sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan terjadi pada zaman kerajaan Eropa. Selanjutnya perkembangan perbankan begitu cepat berkembang yang dibawa oleh para pedagang ke benua Asia, Afrika dan Amerika. Kegiatan perbankan yang pertama adalah jasa penukaran uang, oleh karena itu bank dikenal sebagai meja menukar uang. Kegiatan penukaran uang pada zaman dahulu dikenal dengan nama pedagang valuta asing (money changer). Kegiatan perbankan kemudian berkembang lebih lengkap mengikuti perkembangan zaman yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan memberikan jasa-jasa bank lainnya. Pendek kata dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern, semakin mendominasi kehidupan manusia kaitannya dengan ekonomi dan bisnis suatu negara dan keberadaan perbankan sangat menentukan kemajuan suatu negara (Kasmir, 2005: 13). Islamic Banking juga ikut andil dalam memajukan perekonomian bangsa, menurut Muhammad dalam bukunya manajemen bank syariah, bank islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara islam. Dikatakan lebih lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu menjauhi praktek-praktek yang khawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk di isi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan. Dengan demikian, kerinduan umat islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah menjawab dengan lahirnya bank islam. Bank Islam lahir Indonesia, yang gencarnya, pada sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada Undang-Undang No.7 tahun 1992, yang direvisi dengan Undang- Undang perbankan No. 10 tahun 1998, dalam bentuk sebuah bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil atau bank syariah. Kedudukan bank Islam dalam hubungan dengan para kliennya adalah sebagai mitra investor dan pedagang, sedang dalam hal bank pada umumnya, hubungannya adalah sebagai kreditur atau debitur. Bank syariah dalam menjalankan operasionalnya menggunakan berbagai teknik dan metode investasi seperti kontrak mudharabah dan terlibat juga dalam kontrak murabahah dengan kaitannya mitra usaha adalah bebas bunga (Muhammad, 2003: 14). Dilihat kegiatan perbankan pada umumnya yaitu menghimpun dana (funnding) maksudnya ialah mengumpulkan dana dari masyarakat luas dengan cara membelinya dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Dalam menghimpun dana ini pihak bank juga harus memberikan balas jasa kepada masyarakat yang disebut dengan bunga bila bank konvensional, namun bila pada bank yang berprinsip syariah disebut dengan bagi hasil. Selanjutnya menyalurkan dana (lending) maksudnya adalah menyalurkan dana yang telah dikumpulkan tadi melalui bentuk pinjaman (kredit) pada bank konvensional, untuk bank syariah disebut pembiayaan. Dalam lending ini juga ada bunga pinjaman dalam bentuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi, sedangkan bagi bank syariah berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal. Kegiatan bank yang terakhir adalah memberikan jasa-jasa perbankan yang lainnya maksudnya jasa pendukung atau pelengkap kelancaran kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana melalui jasa setoran, jasa pembayaran, jasa pengiriman uang (transfer), jasa penagihan (inkaso), jasa kliring dan jasa mata uang asing (valas) (Kasmir, 2005: 15). Untuk mencapai kelancaran dalam kegiatan bank tersebut maka diperlukan marketing yang baik, maka dari itu harus dilakukan riset pemasaran dan sistem informasi pemasaran guna mengatahui kebutuhan nasabah pada saat ini dan dapat menawarkan produk yang berbeda dengan bank yang lain. Dengan diketahuinya keinginan dan kebutuhan nasabah serta lingkungan pemasaran yang mempengaruhinya memudahkan bank untuk membuat strategi. Strategi yang digunakan adalah penentuan strategi produk, strategi harga, strategi lokasi, strategi lay out dan promosi, atau strategi ini sering disebut bauran pemasaran (marketing mix). Kegiatan pemasaran merupakan keharusan, tanpa adanya kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keginginan nasabah dapat terpenuhi. Karena pemasaran merupakan merupakan urat nadi bagi kelancaran usaha perbankan agar tetap dapat maju dan berkembang (Kasmir, 2005: 169). Menurut kasmir (2004: 166), menyebutkan bahwa dalam melakukan pemasaran, bank memiliki beberapa sasaran yang hendak dicapai. Artinya nilai penting pemasaran bank terletak dari tujuan yang ingin dicapai tersebut seperti dalam hal meningkatakan mutu pelayanan dan menyediakan ragam produk yang sesuai dengan keinginan nasabah pada umumnya baik pada bank konvesional maupun bank syariah. Untuk mencapai sasaran tersebut maka bank pada umunya perlu dilakukan antara lain, menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabahnya, memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan dengan produk pesaing, menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan, memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah dalam hal keuangan, memberikan pelayanan yang maksimal mulai dari calon nasabah menjadi nasabah bank yang bersangkutan, berusaha menarik minat konsumen untuk menjadi nasabah bank, dan berusaha mencari nasabah baru baik segi jumlah maupun kualitas bank. B. Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Bagaimana perbedaan konsep syariah marketing dan convencional marketing dalam dunia perbankan? 2. Bagaimana syariah marketing yang di terapkan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang? 3. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh marketer dalam memasarkan produkproduk Bank Muamalat Indonesia baik itu pendanaan maupun pembiayaan? C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui secara teori perbedaan syariah marketing dan convencional marketing dalam dunia perbankan. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan syariah marketing pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang. 3. Untuk mengetahui mengenai kendala-kendala apa saja yang hihadapi oleh marketer pada Bank Muamlat Indonesia Cabang Pembantu Magelang. Adapun Kegunaan penulisan tugas akhir ini adalah: a. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan karena penulis terjun langsung ke lapangan dan dapat mendapatkan ilmu yang sangat berharga yang tak di dapat di bangku kuliah. Serta ilmu ini akan bermanfaat sekali bagi penulis guna untuk mengembangkan lagi ketrampilan di bidang lembaga keuangan yang dapat menunjang tercapainya profesionalisme tenaga kerja. b. Bagi pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang Dapat dijadikan salah satu bahan oleh pihak Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang dalam pengembangan usahanya agar bisa lebih maju lagi. c. Bagi Pembaca Dapat untuk lebih mengetahui lagi secara pasti bagaimana cara marketer yang baik dan perbedaan antara teori dan implementasinya di lapangan, serta mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh marketer dalam menawarkan produk-produk di bank syariah tersebut. D. Penegasan Istilah Pada proposal ini yang berjudul “Analisis syariah marketing di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang” ada beberapa istilah yang perlu di jelaskan antara lain: 1. Analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. 2. Menurut PHILIP KOTLER definisi Marketing adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh perseorangan atau sebuah kelompok untuk mendapatkan keinginannya dengan menciptakan suatu produk dan menukarnya dengan nilai tertentu dengan pihak lain. 3. Syariah Marketing menurut definisi adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Menurut Hermawan Kartajaya, nilai inti dari syariah marketing adalah Integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif menurut Asnawi Nur dalam bukunya yang berjudul metode riset manajemen pemasaran adalah penelitian tentang riset yang yang bersifat deskriptif (menggambarkan) dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar penelitian sesuai fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian ( Asnawi, 2009: 31). 2. Teknik Pengunpulan Data a. Observasi Langsung Adalah teknik dengan pengamatan langsung ke lapangan guna mengetahui bagaimana antusiasme masyarakat terhadap Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang. b. Metode Interview Adalah teknik pengumpulan data dengan tanya jawab. Disini penulis melakukan wawancara pada tanggal 16 Juli 2014 jam 11:00 wib dengan Ibu Ayu Destya Sari selaku marketing funding di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang. c. Metode Dokumentasi Adalah metode pengumpulan data atau bahkan melengkapi data yang sudah ada dengan melihat catatan-catatan data serta melihat pada brosurbrosur yang ada. 3. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah sebagai alat untuk menjawab tujuan penelitian, alat analisis ini dapat disesuaikan dengan tujuan penelitiannya (Asnawi, 2009: 191). F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini penulis berusaha membuat media laporan secara sistematis yang sesuai dengan buku pedoman magang dan tugas akhir STAIN Salatiga, seperti di bawah ini: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan tentang telaah pustaka, dan penjelasan mengenai syariah marketing. BAB III LAPORAN OBYEK Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang mengenai sejarah berdirinya, visi dan misi, Tujuan Pendirian Bank Muamalat Indonesia, struktur organisasi, bidang usaha, dan sebagainya. BAB IV ANALISIS Pada bab ini menjelaskan tentang implementasi marketer syariah yang diterapkan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang, dan kendalakendala yang dihadapi dalam memasarkan produk-produk bank syariah tersebut. BAB V PENUTUP Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari berbagai isi yang dijabarkan dari penjelasan di atas dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Menurut Tugas Akhir yang disusun oleh Elis Rahmawati Tahun 2005 dengan judul “Strategi pemasaran BMT Amal Mulia Suruh dalam mengelola nasabah”. Menjelaskan bahwa pemasaran sebenarnya merupakan aktivitas yang biasa dilakukan oleh setiap orang dalam hidupnya. Pada saat orang melamar pekerjaan dan berusaha menyakinkan orang atau perusahaan tersebut bahwa ia melamar layak diterima atau pada saat seorang anak berusaha menyakinkan orang tuanya untuk membiayai studinya adalah salah satu contoh aktivitas pemasaran. Namun, pada saat itu mereka tidak sadar bila telah melakukan pemasaran walaupun tidak disadari secera langsung. Menurut Tugas Akhir yang disusun oleh Dwi Lestari Tahun 2005 dengan judul “Strategi pemasaran jenis simpanan di BMT RAMA Salatiga”. Mendenifikasikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan rencana penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide-ide, barang-barang, dan jasa untuk menciptakan yang memuaskan tujuan-tujuan individual dan organisasi. Dalam mengembangkan jaringan pemasaran yang luas, produsen perlu mengembangkan strategi pemasaran terhadap unsur-unsur produk, harga, dan promosi sekaligus mendukung strategi distribusinya, produk jelas harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Menurut Tugas Akhir yang disusun oleh Navie Sophia Tahun 2007 dengan judul “Strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Cabang Ungaran dalam meningkatkan volume penjualan produk”. Strategi pemasaran yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah strategi meraih dana dan strategi pengggunaan dana,dan menerapkan strategi dasar” Growth Strategic”. Keberhasilan strategi dalam meraih dana yaitu dengan produk-produk yang ditawarkan oleh pihak bank kepada calon nasabahnya. Sedangkan strategi pemasaran dana yang digunakan oleh bank adalah memberdayakan dana yang seoptimal mungkin dan mengurangi risiko sekecil mungkin sebagai alat meningkatkan kesejahteraan bagi nasabah yang menabung di Bank Syariah Mandiri cabang Ungaran. Menurut Tugas Akhir yang disusun oleh Durrotut Taukhidah Tahun 2007 dengan judul “Strategi pemasaran produk simpanan di BMT RUKYAT Salatiga”. Menjelaskan bahwa strategi pemasaran yang digunakan oleh dalam memasarkan produk diawali dengan perencanaan program pemasaran produk, yang di dalamnya dibahas mengenai target tentang tujuan yang hendak dicapai. Selain itu juga menerapkan strategi pemilihan pangsa pasar, strategi penentuan harga dan strategi pengenalan produk. Oleh karena itu, pemasaran dalam lembaga keuangan itu sangatlah penting bagi kegiatan operasional usahanya dan kelanjutan usaha untuk maju dan berkembang sepanjang masa. Menurut Tugas Akhir yang disusun oleh Lukmanul Hakim Tahun 2007 dengan judul “Analisis strategi pemasaran produk simpanan Shar-E di Bank Muamalat Indonesia Ungaran“. Menjelasakan strategi yang digunakan oleh Bank Muamalat Indonesia cabang Ungaran sebenarnya sudah mendekati teori yang digunakan bank pada umunya. Seperti pemilihan saluran distribusi yang luas (kantor pos, laskar muamalat, dai Muamalat). Dan strategi pemasaran produk simpanan khususnya Shar-E mengetahui tentang teknologi perbankan seperti ATM. Menurut jurnal yang disusun oleh Rinda Asytuti ( Dosen Ekonomi Syariah di Jurusan Syariah STAIN Pekalongan) tahun 2010 dengan judul “ Kritik terhadap Pemasaran Bank Syariah (Pendekatan Eksperiental Marketing )”. Menjelaskan bahwa salah satu upaya peningkatan share perbankan syariah dapat dilakukan melalui penguatan pemasaran. Seperti diketahui bisnis perbankan adalah salah satu bisnis ketegori high kompetitif dikarenakan produk dan supplynya yang tinggi, untuk itu diperlukan startegi pemasaran yang efektif dan efisien. Pendekatan marketing memberikan dominan pada pengalaman nasabah yang sangat khas dan humadity berlandaskan pada pemuasan feel sense pelanggan yang pada akhirnya mampu menciptakan produk yang berbeda/ khas. Jadi Tugas Akhir ini berbeda dengan Tugas Akhir yang telah dibuat sebelumnya, pada pembahasan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Syariah Marketing pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang” menjelaskan tentang perbedaan antara convencional marketing dan syariah marketing, lalu bagaimana implementasi konsep syariah marketing yang di terapkan pada Bank Muamlat Indonesia Cabang Pembantu Magelang dan menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi oleh para marketer dalam memasarkan produk-produk kepada publik agar masyarakat berkeinginan menabung maupun meminjam uang pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang ini. B. Syariah Marketing 1. Pengertian Syariah Marketing Berasal dari Kata syari wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia kata syara‟a al-syai‟a yang berarti menerangkan atau menjelaskan sesuatu. Atau, berasal dari kata syir‟ah dan syari‟ah yang berarti suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara langsung sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat lain. Di dalam kitab suci Al-Qur’an kata syari‟ah, disebutkan hanya sekali, pada surah di bawah ini: “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” (QS. Al-Jatsiyah, 45:18). Jadi syariah Marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptakan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam (Hermawan kartajaya, 2006: xxvii). Seperti yang telah Allah firmankan dalam kitab suci al-Qur’an bahwa “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberikan kepada kaum yang kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS Al-Nahl [16]: 90). 2. Karakteristik syariah marketing Karakteristik syariah marketing yang dapat digunakan panduan bagi para pemasar sebagai beikut: a. Teistis (Rabbaniyah) Ciri khas dari syariah marketing yang berbeda dengan konvensional marketing adalah sifatnya yang religius yang aktivitas pemasarannya tidak diwarnai dengan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Karena seorang marketer menyakini bahwa Allah Swt selalu bersamanya dan selalu mengawasi segala bentuk aktivitas bisnisnya, dan segala yang lakukan oleh seorang marketer akan diminta pertanggungjawaban atas pelaksanaan syariat yang dilaksanakan pada hari kiamat kelak. Seorang marketer akan selalu mematuhi hukum-hukum syariah mulai dari melalukan strategi pemasaran, memilah-milah pasar (segmentasi), kemudian memilih pasar mana yang harus menjadi fokusnya (targeting), hingga menetapakan identitas perusahaan yang harus tertanam dalam benak pelanggannya (positioning). Kemudian, ketika seorang marketer syariah menyusun taktik pemasaran agar berbeda dengan dengan perusahaan lain, begitu juga dengan marketing mix-nya, dalam mendesain produk, menetapkan harga, penempatan, dan dalam melakukan promosi, senantiasa dijiwa oleh nilai-nilai religius. Apalagi dalam melakukan penjualan (selling) harus meninggalkan sifat-sifat yang tidak baik seperti kecurangan dan penipuan dalm aktivitas penjualan. Syariah marketing harus memiliki nilai (value) yang lebih tinggi, karena bisnis syariah adalah bisnis kepercayaan, bisnis berkeadilan, dan bisnis yang tidak mengandung tipu muslihat di dalamnya (Hermawan Kartajaya, 2006: 32). b. Etis (Aklaqiyyah) Syariah marketing sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apapun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua agama yang diturunkan oleh Allah swt. Menurut Muhammad Syafi’i Antonio mengatakan bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi. Islam memandang bumi dengan segala isinya merupakan amanah Allah swt kepada sang khalifah agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama. Dalam karakteristik syariah marketing adalah akidah dan akhlak (moral, etika) bersifat konstan. Keduanya tidak mengalami perubahan apapun, namun syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf pada peradaban manusia, yang berbeda pula rasulnya masing-masing apada setiap agamanya. Hal ini diungkapkan oleh Rasullah Saw, dalm hadits: “ Para rasul tak ubahnya bagaikan saudara sebapak, syariah mereka banyak, tetapi agama (akidah)-nya satu (mentauhidkan Allah)” (HR Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Ahmad). Seorang marketer syariah harus memiliki sikap bersuci seperti menjauhkan diri dari dusta, kezaliman, penipuan, pengkhianatan, dan bahkan sikap bermuka dua (munafik) (Hermawan kartajaya, 2006: 33) c. Realistis (Al-waqi‟iyyah) Konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah islamiyah yang melandasinya. Syariah marketer adalah marketer profesional dengan penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja, apa pun model atau gaya berpakaian yang dikenakan. Para syariah marketer bekerja dengan profesional dan mengedepankan nilai- nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan kejujuran dalam segala aktivitas pemasaran. Syariah marketing bergaul, bersilaturahmi, melalukan transaksi bisnis di tengah-tengah ralitas, kemunafikan, kecurangan, kebohongan atau penipuan yang sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis. Dengan demikian, syariah marketing berusaha tegar, istiqamah, dan menjadi cahaya penerang di tengah- tengah kegelapan yang sedang terjadi di bidang marketing secara umum (Hermawan Kartajaya, 2006: 35). d. Humanistis (Al- Insaniyyah) Pengertian humanistis adalah syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Tujuan dari syariat islam diciptakan untuk manusia, sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna, kulit, kebangsaan, dan status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariah humanistis universal (Hermawan Kartajaya, 2006: 38). 3. Prinsip- Prinsip pemasaran dalam perspektif syariah a. Sustainable Marketing Enterprise (SME) Prinsip ini adalah dimana suatu keadaan perusahaan harus dapat bertahan pada saat tejadi krisis dan perubahan situasi dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Ada 17 prinsip syariah marketing sebagai berikut: 1) Change (Perubahan) Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsur yaitu perubahan teknologi, perubahan politik-legal, perubahan ekonomi, dan perubahan pasar. Perubahan teknologi adalah penggerak perubahan yang paling utama yang memicu terjadinya perubahan-perubahan yang lainnya, perkembanagn teknologi sangat berpengaruh terhadap perusahaan yang menjalankan operasionalnya dengan standar layanan yang berprinsip syariah. Hal itu memberikan kemudahan kepada konsumen untuk mendapatkan informasi dan melakukan komunikasi menjadi kunci bagi perusahaan syariah menunjukkan kejujuran secara transparan. 2) Competitior (pesaing) Dalam syariah marketing, globalisasi dan semakin canggihnya perubahan iptek semakin membuat persaingan usaha semakin ketat, pasar semakin kompleks dan sulit ditebak. Dalam menghadapi situasi yang seperti ini, dibutuhkan kebesaran jiwa untuk dapat menerima persaingan dengan hati yang tulus, perusahaan dapat menciptakan win-win solution antara perusahaan dan pesaingnya (Kasmir, 228: 229). 3) Customer (pelanggan) Dalam bukunya, New Consumer Marketing, Susan Baker menerangkan bahwa dalam era konsumsi menggunakan 4P atau marketing mix sebagai basis strategi pemasaran tidaklah cukup. Hal ini dikarenakan 4P tersebut mengabaikan hal penting yang sangat fundamental, yaitu bahwa produk dan servis sebenarnya ditujukan untuk kepentingan masyarakat yang membeli prroduk dan jasa. Sehingga situasi dan kondisi masyarkat harus menjadi fokus utama dalam pembentukan strategi pemasaran untuk memenuhi dan memuaskan masyarakat (Kasmir, 2004: 176). 4) Company (perusahaan) Pada setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang harus diwujudkan dan menjadikan perusahaannya lebih baik, visi misi dan misi tersebut dapat berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Perusahaan yang besar yang sukses pada umumnya dapat mendeteksi perubahan yang terjadi di pasar dan bagaimana mereka tetap konsisten untuk menjalankan nilai-nilai dan prinsip dasar perusahaannya. Hal itu berkaiatan juga dengan bank syariah yang harus beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah, yang bertidak bertentangan dengan al-qur’an dan hadits, pada intinya jadikanlah dunia sebagai tempat baik dengan mengedepankan kerendahan hati dan kejujuran, bahkan ketika telah menjadi pengusaha sukses (Hermawan Kartajaya, 2006: 161) b. Syariah Marketing 1) Segmenting Segementing adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Segmenting merupakan langkah awal yang menentukan keseluruhan aktivitas perusahaan, jadi perusahaan dalam melihat pasar harus kreatif dan inovatif dalam menyikapi situasi seperti ini. Pada dasarnya, dalam melihat pasar, pendekatan segmentasi bisa dilalui dengan tiga menurut karakteristiknya yaitu: a) Static attribute segmentation Pendekatan yang dilakukan adalah dengan membagi pasar berdasarkan atribut-atribut yang statis sifatnya, seperti geografis (negara, kawasan, propinsi, atau kota) atau demografis (umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, jumlah pendekatan, agama dan pendidikan). b) Dynamic atribut-atribut segmentation Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memerhatikan atributatribut yang dinamis, seperti psikografis dan perilaku (behavior). Psikografis membagi pasar berdasarkan gaya hidup dan kepribadian, sedangkan segmentasi perilaku (behavior) membagi pasar berdasarkan sikap, penggunaan, dan respons. Pembagian pasar yang telah terbentuk adalah berdasarkan perilaku (behavior) yang terbagi menjadi tiga segmen yaitu: 1) Sharia loyalist sering disebut dengn spritual market 2) Conventional loyalist sering disebut emotional market 3) Floating market sering disebut dengan rational market. c) Individual Segmentation Pendekatan yang dilakukan atas unit kecil pasar yaitu individu perseorangan. d) Targeting Menurut Warren Management Keegan dalam bukunya, Global Marketing suatu perusahaan dalam menentukan target harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: e) Segmen pasar yang dipilih cukup besar menguntungkan bagi perusahaan (market size). dan akan cukup f) Strategi targeting harus berdasarkan pada kenggulan perusahaan daya saing perusahaan (competitive advantages) yang merupakan cara untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan keahlian yang memadai dalam segmen pasar yang dipilih. g) Melihat situasi persaingan (competitive situation) yang terjadi. h) Positioning Positioning adalah strategi untuk merebut posisi di benak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Dalam positioning ini perusahaan harus bisa mengenlakan bagaimana identitas produk atau perusahaan tertanam dibenak konsumen yang mempunyai kesesuaian dengan kompetensi yang dimiliki perusahaan untuk mendaptkan kepercayaan, kredibilitas, dan pengakuan dari konsumen. Dan untuk perusahan syariah, membangun kepercayaan bearti menunjukan komitmen bahwa perusahaan syariah lebih baik, dan dalam positioning harus bisa berkelanjutan dan relevan dalam berbagai situasi, yang harus dikomunikasikan secara konsisten dan tidak pernah berubah- ubah (Kasmir, 2004: 182). c. Syariah Marketing Tactic 1) Diferensiasi Diferensiasi adalah sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Diferensiasi dapat berupa content (what to offer), context (how to offer) dan infrasrtuctur (capability to offer). Content adalah dimensi diferensiasi yang merujuk pada nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. Context adalah dimensi yang merujuk cara menawarkan produk dan berhubungan dengan usaha-usaha untuk membantu pelanggan untuk membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lain. Sedangkan infrastructure adalah merujuk pada teknologi, sumber daya manusia, dan fasilitas yang digunakan untuk menciptakan diferensiasi content dan context (Philip Kotler, 2002: 328). 2) Marketing Mix Marketing mix sering dikenal dengan sebutan 4P yang terdiri oleh elemen-elemennya adalah product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Product dan price merupakan komponen dari tawaran, sedangkan place dan promotion komponen akses. Jadi maksud dari marketing mix adalah bagaimana mengintegrasikan tawaran dari perusahaan dengan akses yang tersedia. Dan ada yang menyebutnya dengan creation tactic karena haruslah berdasarkan penciptaan diferensiasi dari sisi content, context dan infrasrtucture seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Bagi perusahaan syariah dalam menentukan harga harus disesuaikan denagn kualitas produk yang ditawarakan kepada konsumen, agar konsumen tidak merasa dibohongi bila kualitas produk tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan (Philip Kotler, 2002: 18). 3) Penjualan (selling) Penjualan adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjualan dan pembeli. Paragdima lama perusahaan yang mengganggap bahwa konsumen hanyalah pembeli, haruslah diubah. Perusahaan harus mengganggap bahwa konsumen sebagai teman dengan sikap tolongmenolong dan kejujuran sebagai landasan utamanya. Setelah terjalin hubungan persaudaraan yang baik maka konsumen akan loyal terhadap produk yang akan dikeluarkan oleh persahaan tersebut (Philip Kotler, 2002: 18). d. Syariah Marketing Value 1) Merk (Brand) Merk atau brand merupakan suatu identitas suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan. Brand yang baik yaitu barand yang mempunyai total Get yang lebih tinggi dibandingkan Total Give, dengan begitu brand tersebut memiliki nilai ekuitas yang kuat. Secara tidak langsung brand tersebut akan membentuk positioning dan diferensiasi dibenak masyarakat, denagn terbentuknya barand akan menambah nilai jual dari produk yang ditawarkan kepada konsumen. Kaidah suatu brand yang baik harus mempunyai karakter yang kuat yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu tidak mengandung unsur judi, penipuan, riba, tidak mengandung unsur kezaliman, serta tidak membahayakan pihak sendiri amupun orang lain. Beberapa karakter yang bisa dibangun untuk menunjukkan nilai spiritual deanan nilai kejujuran, keadilan, kemitraan, kebersamaan, keterbukaan, serta universal. Dengan begitu brand yang akan dibuat akan menjadi brand syariah yang kuat (Kasmir, 2004: 190). 2) Pelayanan (Service) Perusahaan yang berbasis syariah marketing harus memerhatikan servis yang ditawarkan untuk menjaga kepuasan pelanggannya. Dalam melakukan pelayanan yang baik, biasanya digambarkan seseorang melalui sikap, pembicaraan, dan bahkan bahasa tubuh (body language) yang bersifat simpatik, lembut, sopan, hormat dan penuh dengan kasih sayang. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadi perselisihan antara pelayan, pemegang saham, pemerintah, serta para karyawan dalam suatu perusahaan tersebut. 3) Proses (process) Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery atau sering disebut QCD. Kualitas dari suatu produk ataupun servis tercemin dari proses yang baik, dari proses produksi sampai delivery kepada konsumen secara tepat waktu dan dengan biaya yang efektif dan efisien. Proses dalam konteks kualiatas adalah bagaiman menciptakan proses yang mempunyai nilai lebih untuk konsumen. Dan proses dalam konteks cost adalah bagaiman menciptakan proses yang efisien yang tidak membutuhkan biaya yang banyak, tetapi kualitas terjamin. Sedangkan kalau proses dalam konteks delivery adalah bagiamana proses pengriman atau penyampaian produk atau servis yang ditawarkan kepada konsumen. Disinilah kejujuran dan tanggung jawab harus disampaikan serta dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen. e. Syariah Marketing Scorecard Prinsip dalam syariah marketing adalah menciptakan value bagi para stakholders-nya. Tiga stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah people, customers, dan shareholders. Karena ketiga stakeholder tersebut sangat penting demi kelancaran suatu usaha. Dalam kehidupan manusia, hubungan horizontal dan vertical harus dijaga dengan baik. Hubungan horizontal hubungan antar sesama manusia dan hubungan vertical harus menjadi stakeholder yang paling utama adalah hubungan dengan Allah SWT. f. Syariah Marketing Enterprise 1) Inspiration (inspirasi) Setiap perusahaan pasti memliki visi dan misi yang hendak dicapai dimasa yang akan datang. Visi dan misi inilah yang akan menunjukkan kemana arah perusahaan akan di bawa. Maka, dalam perusahaan yang berbasis syariah marketing, penentuan visi dan misi tidak bisa terlepas dari makna syariah,dan tujuan akhir yang ingin dicapai yang bersifat mulia, lebih dari sekedar keuntungan finansial semata. 2) Budaya (culture) Budaya perusahaan yang berkembang dalam perusahaan sudah pasti berbeda dengan perusahaan konvensional. Budaya perusahaan menggambarkan jati diri perusahaan tersebut: who we are dan how we do the businesss. Hal ini tercermin dari nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu diperusahaan dan perilakunya ketika menjalankan proses bisnisnya. Berikut beberapa hal penting yang selayaknya menjadi budaya dasar perusahaan yang berbasis syariah: a) Budaya mengucapkan salam b) Murah hati, bersikap ramah, dan melayani Hal ini dilakukan agar tercipta hubungan antar sesama rekan kerja yang hangat dan damai. c) Cara berbusana Dengan mengenakan busana rapi yang sesuai dengan prinsipprinsip syariah, niscaya kerapian dan keanggunan yang tercermin dari diri setiap karyawan pun dapat memperkuat jati diri perusahaan. d) Lingkungan kerja yang bersih Lingkungan kerja yang bersih akan menghadirkan suasana hati yang bersih dan bersahaja memudahkan fikiran dalam melakukan pekerjaan serta menjauhkan suasana hati yang kalut. 3) Instiitusi (Institution) Bagaimana membangun organisasi perusahaan sesuai dengan prinsipprinsip syariah. Dalam perusahaan yang menerapkan prinsip syariah, perusahaan tersebut harus punya sistem umpan balik yang baik yang bersifat transparan. Ketiga stakeholder utama yaitu pelanggan, karyawan dan pemegang saham merasa puas dengan sistem yang diterapkan maka perusahaan itu akan berkelanjutan dikemudian hari. Karena prinsip-prinsip syariah mengajarkan mengenai keadilan dan kejujuran, dengan begitu akan meningkatkan keharmonisan perusahaan dengan stakeholders dan meningkatkan kredibilitas mereka dimata para stakeholders. 4. Contoh Implementasi Syariah Marketing a. Berbisnis Cara Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad adalah suri tauladan yang baik serta meruppakan nabi terakhir untuk menyempurnakan ajaran-ajaran Allah swt. Menurut Aa Gym dalam salah satu tulisannya, nabi Muhammad adalah nabi yang sukses dalam memimpin negara dan sukses sebagai pedagang. Dan cara berbisnis Beliau yang baik, dalam bertransaksi beliau selalu jujur, tanggungjawab, adil, dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh, apalagi kecewa. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggannya. Bisnis syariah adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan dan penghormatan atas hak masing-masing sebagimana yang dicontohkan dalam bisnis Nabi Muhammad Saw. b. Nabi Muhammad sebagai Syariah marketer Rahasia keberhasilan dalam perdagangan adalah sikap jujur dan adil dalam mengadakan hubungan dagang dengan para pelanggannya. Dengan berpegang teguh dengan pada prinsip ini, Muhammad telah memberi cara terbaik untuk menjadi pedagang yang berhasil. Beliau pernah berkata,”Berdaganglah kamu, sebab dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan diantarannya dihasilkan dari berdagang”. Al-qur’an mengatakan ”Dan kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan” (QS AlNaba’[78]:11). c. Muhammad sebagai Pedagang Profesional Dalam transaksi bisnisnya sebagai pedagang profesional tidak ada tawar-menawar dan pertengkaran anatara Muhammad dan para pelanggannya, segala permasalahan yang ada selalu diselesaikan dengan damai dan adil, tanpa ada khawatiran akan terjadi unsur-unsur penipuan di dalamnya. Hal ini merupakan fakta sejarah bahwa Muhammad tidak hanya melakukan perdagangan dengan adil dan jujur, tetapi bahkan meletakkan prinsip-prinsip dasar untuk hubungan dagang yang adil dan jujur tersebut. d. Muhammad sebagai Pebisnis yang Jujur Nabi Muhammad telah mewarisi tentang cara menegakkan kejujuran dan menjaga hubungan baik dalam berbisnis. Menurut Beliau, pedagang yang tidak jujur pelan-pelan pasti akan mengalami kegagalan, sebaliknya pedagang yang jujur,cepat atau lambat keberhasilan akan menyonsongnya. Syariah mengajarkan, perusahaan, pebisnis, pemasar yang bekerja dengan tidak mengindahkan nilai-nilai kejujuran, baik secara individu maupun kolektif, akhirnya akan sampai di mana kepercayaan akan hilang, relasi akan pergi, bisnis pun akan lenyap. e. Muhammad Menghindari Bisnis Haram Di dalam Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa dilarang mengonsumsi daging babi, darah, bangkai, dan alkohol. Nabi Muhammad, sebagaimana diriwayatkan oleh jabir, pernah berkata,”Daging yang tumbuh dari suatu yang haram tidak akan masuk surga, sedangkan neraka lebih sesuai bagi semua daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram”. Pada kesempatan lain Nabi Muhammad juga mengajarkan cara-cara yang benar dalam menjual. Misalnya beliau berkata,”Hindarilah banyak bersumpah melakukan transaksi bisnis, sebab dapat menghasilkan sesuatu penjualan yang cepat tapi menghapuskan berkah”. (HR Al-Bukhari dan Muslim). f. Sembilan Etika (Akhlaq) Pemasar Prinsip-prinsip bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi pemasaran, yaitu: 1) Memiliki kepribadian spriritual (Taqwa) 2) Jujur (Shidq) 3) Berlaku adil dalam bisnis (Al-„Adl) 4) Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah) 5) Menepati janji dan tidak curang 6) Dapat dipercaya (Al-amanah) 7) Mericek Keberita Berita ( Tabayyun) 8) Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah) 9) Tidak melakukan sogok (Riswah) 10) Berprinsipkan tolong-menolong ( Ta‟awun) g. Sifat –Sifat Marketer dalam Mengelola Bisnis Ada empat hal yang menjadi key success factors (KSF) dalam mengelola bisnis agar mendapatkan celupan nilai-nilai moral yang tinggi, yaitu: 1) Shiddiq ( Jujur) Benar dalam mengambil keputusan-keputusan dalam perusahaan yang bersifat startegis, menyangkut visi/misi, dalam menyusun objektif dan sasaran serta efektif dan efisien dalam implementasi dan operasionalnya di lapangan. Sebagai seorang marketer , sifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh perilakunya, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya. Ia selalu mengedepankan kebenaran informasi yang diberikan dan jujur dalam menyampaikan keunggulan produk-produk yang dimiliki. 2) Amanah (terpercaya, bertanggungjawab) Amanah berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawabnya, hal ini dapat diwujudkan dengan keterbukaan, kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah. Konsekuensi amanah adalah mengembalikan setiap hak kepada pemiliknya baik sedikit ataupun banyak, tidak mengambil lebih banyak daripada yang dimiliki, dan tidak mengurangi hak orang lain, baik itu berupa hasil penjualan, fee, jasa atau upah buruh. Seorang pebisnis yang baik adalah yang mampu menjaga integritasnya, integritas itu tergantung sejauh mana dapat menjaga amanahnya, dan integritas yang terpelihara akan menimbulkan kepercayaan (trust) bagi nasabah, mitra bisnis, dan semua stakeholder dalam suatu bisnis. 3) Fathanah (cerdas) Sifat fathanah berarti kecerdasan atau kebijaksanaan, implementasinya dalam dunia ekonomi yaitu segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan kecerdsan, dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk mencapai tujuan. Para pebisinis syariah harus juga memiliki sifat fathanah agar usahanya bisa lebih efektif dan efisisen serta mampu menganalisis situasi persaingan (competitive setting) dan perubahan-perubahan di masa yang akan datang. 4) Tabligh (komunikatif) Seorang marketer syariah dalam kaitannya komunikatif disisni ialah harus mampu menyampaikan keunggulan-keunggulan serta kelemahan produknya dengan jujur, harus menjadi komunikator yang baik berbicara benar, bijaksana kalimat dan tepat sasaran kepada mitra bisnisnya. Kalimat- yang diucapkan terasa berat dan berbobot. Al-Qur’an menyebutnya dengan istilah qaulan sadidan (pembicaran yang benar dan berbobot). Seorang pebisnis syariah juga harus memiliki gagasan segar, mampu mengomunikasikan gagasan-gagasan tersebut secara tepat dan mudah dipahami oleh siapapun yang mendengarkan. Menyampaikan sesuai dengan budaya atau kondisi lingkungan agar pendengar dapat menerima dengan baik. BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia Bank Muamalat Indonesia merupakan bank syariah pertama kali didirikan dan ditandangani akte pendiriannya pada tanggal 1 November 1991 di Sahid Jaya Hotel dihadapan Notaris Yudo Paripurno, SH. dengan Akte Notaris No.1 tanggal 1 November 1991 (Izin Menteri Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret 1992. Berita Negara RI tanggal 28 April 1992 No.34). Pada saat penandatanganan Akte Pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 48 miliar. Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syari’ah di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Dengan angka modal awal ini Bank Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal 27 Syawal 1412 H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK. 013/1991 tanggal 5 November 1991 diikuti oleh izin usaha keputusan MenKeu RI No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 1992. Pada hari Jum’at, 27 Syawal 1412 H, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992, Menteri Keuangan dan dengan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, meresmikan mulai beroperasinya Bank Muamalat dalam upacara “Soft Opening” yag diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di Gedung Arthaloka, Jl. Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 Islamic Development Bank IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 sampai 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat karena berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba dari upaya dan dedikasi setiap Pegawai Muamalat, ditunjang oleh kepemipinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan Syari’ah secara murni. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada: a. Restrupegawairisasi asset dan program efisiensi b. Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, c. Tidak melakukan PHK satu pun terhadap Sumber Daya Insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Pegawai Muamalat sedikit pun. d. Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Pegawai Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru. e. Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan f. Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha. 2. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang Bank Muamalat Indonesia Cabang pembantu Magelang pertama kali didirikan pada tanggal 21 Maret 2005 bertempat di jalan Daha no. 3 kota Magelang dengan masa kontrak 21 Maret 2005 – Oktober 2009, untuk pertama kalinya Bank Muamalat Indonesia didirikan hanya mempunyai 1 customer servise, 1 teller, 2 security, 2 marketing, sub branch manager, seorang driver, 2 back office, 2 office boy. Letak kantor cabang pembantu yang berada di jalan Daha No. 3 ini kurang strategis, hal ini di buktikan dengan masih banyak masyarakat di kota Magelang khususnya yang belum tahu secara pasti bahwa dilokasi tersebut terdapat lembaga keuangan yaitu Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu. Selain itu, jumlah nasabah baik itu pendanaan maupun pembiayaan yang masih sedikit, hal ini di picu karena personil marketing yang masih sedikit dan Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu ini baru saja didirikan. Setelah masa kontrak Bank Mumalat Indonesia cabang pembantu ini telah habis pada Oktober 2009, Kantornya pindah ke jalan jenderal Ahmad Yani No. 2A Magelang depan alun-alun kota Magelang tepat dengan No. Telp (0293) 5510117, 5510118, fax (0293) 365155. Mengingat letak kantor yang baru yang strategis karena berada di tengah-tengah kota dekat dengan pusat perbelanjaan, hal ini menambah nilai plus tersendiri pada Bank Muamalat Indonesia cabang pemabantu Magelang dalam sisi marketing. Nilai plus yang lain adalah jumlah nasabah semakin bertambah banyak dari pendanaan maupun pembiayaan, hingga sekarang memiliki seorang branch manager, customer servise, teller, 2 back office, 4 personil marketing, office boy, 2 driver. Dulu sebelum pindah ke jalan jenderal Ahmad Yani No. 2A Magelang, Bank Muamalat Indonesia masyarakat mengenal dengan BMT yang berada di bawah naungan koperasi, tetapi sekarang perlahan-lahan masyarakat sekitar sudah mulai mengenal dan mengetahui Bank Muamalat Indonesia sebagai bank yang potensional yang bergerak dengan sistem syariah. Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu Magelang merupakan anak cabang pertama kali dari BMI cabang Semarang, lalu cabang pembantu selanjutnya adalah Cepu, Kendal, Rembang, Kudus, Pati, Salatiga, Wonosobo, dan cabang pemabantu terakhir dari anak cabang Semarang adalah Gombong. Namun sekarang Kudus menjadi kantor cabang yang membawahi nkantor cabang pembantu Pati, Salatiga, Wonosobo, dan Gombong. 3. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia Visi dan misi Bank Muamalat Indonesia sebagai berikut: a. Visi Menjadi Bank Syari’ah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. b. Misi Menjadi role model Lembaga Keuangan Syari’ah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholders (para pemegang saham). 4. Tujuan Bank Muamalat Indonesia Adapun tujuan berdiri Bank Muamalat Indonesia yaitu: a. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui: 1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha; 2) Meningkatkan kesempatan kerja; 3) Meningkatkan penghasilan masyarakat banyak b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba. c. Mengembangkan lembaga bank dan system Perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat antara lain memperluas jaringan lembaga Perbankan ke daerah-daerah terpencil. d. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomi, berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka. 5. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang Gambar.2.1 Sub Branch Manager (SBM) : Sri Endah Widayati Marketing funding: Back Office (BO): Marketing Lending: 1. Ayu Destya Sari 1. Ahmad Khoirul Basyori 2. Fihastatri kusumastuti 2. Marsela Tusinta Teller: 1. Muhtadin 2. M. Bactiar Rifai Customer Service (CS): Lukman Rakhim H. Bayu Silvia Rini Security: Muchammad faqih Driver: 1. Rismiyanto Ofice Boy (OB): Slamet Hartoyo 2. M. Tolhah Mansyur Sumber : Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang 6. Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggungjawab pegawai yang berada dalam Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang adalah sebagai berikut: a. Manager Tugas dan tanggungjawabnya adalah: 1) Mengatur operasional bank. 2) Menjabarkan kebijakan pemimpin ke dalam kebijakan manajemen yang bersifat praktis operasional. 3) Memimpin jalannya bank muamalat sesuai dengan tujuan dan selalu mengacu pada visi dan misi yang ingin dicapai. 4) Membuat rencana kerja dan laporan secara periodik. 5) Mengendalikan dan mengurus proses harian dan menajemen bank. 6) Membangun hubungan yang luas kepada bank lain untuk mendukung pengembangan program bank yang sedang dijalankan. b. Marketing Tugas dan tanggung jawabnya adalah: 1) Mengoptimalkan penerimaan saham, simpanan non saham, dan angsuran pokok, bunga penyertaan modal. 2) Mengoptimalkan dan menkualitaskan penyaluran dan pelepasan pinjaman. 3) Melakukan analisis usaha. 4) Memproduksikan produk layanan bank kepada masyarakat. 5) Melakukan pembiayaan atau pendampingan kepada nasabah. c. Back Office (BO) Tugas dan tanggungjawabnya adalah: 1) Melakukan pembukuan terhadap transaksi pembiayaan. 2) Menklasifikasikan jumlah pembiayaan. 3) Menjaga semua arsip atau bukti-bukti materi pembiayaan. 4) Menyusun laporan keuangan secara berkala. 5) Mengawasi dan menjaga dokumen-dokumen penting dalam simpanan. 6) Membuat laporan secara berkala mengenai jumlah saham yang ada di bank tersebut. 7) Melakukan intruksi pencairan deposito. 8) Memeriksa setoran kliring. 9) Membuat kredit nota atau intruksi yang diterima. 10) Menginput transaksi harian. 11) Pencadangan biaya-biaya. 12) Mendebet rekening nasabah. 13) Laporan pemakaian materi terapan. d. Teller Teller merupakan front liner yang memiliki tugas serta tanggungjawab yang berhubungan langsung nasabah. Tugas dan tanggungjawabnya adalah: 1) Memberikan pelayanan setoran dan penarikan simpanan. 2) Mempersiapkan slip dan formulir simpanan bagi nasabah. 3) Menerima dan menghitung secara hati-hati setiap setoran tunai. 4) Mengatur dan menyiapkan uang yang telah disetujui oleh manajernya untuk diletakkan di teller. e. Customer Service (CS) Customer service merupakan staff kantor yang berada di front liner dan berhubungan langsung dengan nasabah pula. Tugas dan tanggungjawab dari customer service seabagai berikut: 1) Menjelaskan produk dan jasa kepada calon nasabah yang datang langsung ke bank atau berkonsultasi melalui via telepon. 2) Melayani pembukaan, penutupan, maupun perubahan rekening dan memastikan bahwa semua sudah sesuai dengan standar operasional perusahaan. 3) Melayani pembukaan, dan pencairan deposito serta produk-produk perbankan yang lainnya. 4) Menanggapi seluruh keluhan nasabah yang berkaitan dengan perbankaan. 5) Memberikan informasi kepada nasabah jika segala sesuatu yang ada hubungannya antara bank dan nasabah. 6) Menawarkan produk atau jasa lain kepada nasabah (cross selling) agar nasabah tertarik dan menggunakan jasa yang lain di bank tersebut. 7) Memonitor dan menyimpan warkat, buku tabungan. 8) Melakukan koordinasi dengan bagian lain. 9) Mengerjakan intruksi yang diminta atasan yang berkaitan dengan pekerjaannya. f. Security Security merupakan bagian dari front liner yang berhungan langsung dengan nasabah. Tugas dan tanggungjawabnya sebagai berikut: 1) Membukakan pintu dan memberi salam kepada nasabah yang datang ke bank. 2) Menjaga keamanan bank dan tata tertib. 3) Membantu nasabah yang mengalami kesulitan saat berkunjung ke bank. 4) Menjaga pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan yang berkaitan dengan kantor. g. Office Boy (OB) Office Boy memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut: 1) Bertanggung jawab atas kebersihan kantor. 2) Menyediakan makanan dan minuman bagi karyawan yang berada di kantor. 3) Menyediakan minum bila ada tamu yang datang ke bank tersebut. 4) Pembantu umum. 5) Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan kantor. h. Driver Driver mempunyai tugas dan tanggungjawab seabagai berikut: 1) Mengantar dan menjemput karyawan sedang menjalankan tugasanya. 2) Menjaga serta merawat transportasi perusahaan agar selalu dalam keadaan baik. B. Data-data Deskriptif 1. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang a. Produk Penghimpuanan Dana (Funding Products) 1) Shar-E Gold Shar-E adalah tabungan instan investasi syari’ah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Hanya dengan Rp 125.000, langsung dapat diperoleh satu kartu Shar-E dengan saldo awal tabungan Rp 100.000, sebagai sarana menabung berinvestasi di Bank Muamalat. Shar-E dapat dibeli melalui kantor pos. diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer antara rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran). 2) Tabungan Ummat Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh Counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh Merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan Bank atas dana tersebut. 3) Tabungan Haji Arafah Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa, Insya Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin. Dengan keistimewaan tersebut, nasabah Tabungan Arafah bisa memilih jadwal waktu keberangkatannya sendiri dengan setoran tetap tiap bulan, keberangkatan nasabah terjamin dengan asuransi jiwa, apabila penabung meninggal dunia, maka ahli waris otomatis dapat berangkat. Tabungan haji Arafah juga menjamin nasabah untuk memperoleh porsi keberangkatan (sesuai dengan ketentuan Departemen Agama) dengan jumlah dana Rp 32.670.000 (Tiga puluh dua juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah), karena Bank Muamalat telah on-line dengan Siskohat Departemen Agama Republik Indonesia. Tabungan haji Arafah memberikan keamanan lahir batin karena dana yang disimpan akan dikelola secara Syari’ah. 4) Deposito Mudharabah Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan Badan Hukum dengan bagi hasil yang menarik. Simpanan dana masyarakat akan dikelola melalui pembiayaan kepada sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan. 5) Deposito Fulinves Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu enam dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah memperoleh bagi hasil yang menarik tiap bulan. 6) Giro Wadi„ah Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, dan pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Dengan fasilitas kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses di lebih dari 18.000 Merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer antar rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran). 7) Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45-65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari Bank lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMMAT, dimana selama masa kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun. 8) TabunganKu Adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta bebas dari biaya administrasi. Tabunganku diperuntukan bagi perorangan yang usianya 18 tahun ke atas. b. Produk Penanaman Dana (Invesment Product) 1) Konsep Jual Beli a) Murabahah Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian. b) Salam Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana pembayaran dilakukan di muka/tunai. c) Istishna Adalah jual beli barang dimana Shani‟ (produsen) ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) dari Mustashni‟ (pemesan). Istishna‟ sama dengan Salam yaitu dari segi obyek pesanannya yang harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya pada sistem pembayarannya yaitu Istishna‟ pembayaran dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan. 2) Konsep bagi Hasil a) Musyarakah Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung sesuai kesepakatan. b) Mudharabah Adalah kerjasama antara bank dengan Mudharib (nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha. Dalam hal ini pemilik modal (Shahibul Maal) menyerahkan modalnya kepada pekerja/pedagang (Mudharib) untuk dikelola. 3) Konsep sewa a) Ijarah Adalah perjanjian antara bank (muajjir) dengan nasabah (mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya. b) Ijarah Muntahia Bittamlik Adalah perjanjian antara Bank (muajjir) dengan nasabah sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan membayar uang sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa selama masa sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut. c. Produk Jasa (Service Products) 1) Wakalah Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Secara teknis Perbankan, Wakalah adalah akad pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang ( sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa. 2) Kafalah Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. 3) Hawalah Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal „alaih atau orang yang berkewajiban membayar hutang. 4) Rahn Adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai. 5) Qardh Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Menurut teknis Perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman dari Bank ke nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus. d. Jasa Layanan (Services) 1) ATM Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nassabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan antara rekening, pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat, Infaq, Sedekah (hanya pada ATM Muamalat), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu Muamalat dapat diakses di 8.888 ATM di seluruh Indonesia, terdiri atas mesin ATM Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, yang bebas biaya penarikan tunai. Kartu Muamalat juga dapat dipakai untuk bertransaksi di 18.000 lebih Merchant Debit BCA/PRIMA. Untuk ATM Bersama dan BCA/PRIMA, saat ini sudah dapat dilakukan transfer antara Bank. 2) SalaMuamalat Merupakan layanan Phone Banking 24 jam dan call center yang memberikan kemudahan bagi nasabah, setiap saat dan di manapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antara rekening, serta mengubah PIN. 3) Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, melalui Phone Banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat. 4) Jasa-jasa lain Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa Perbankan lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, Bank draft, referensi Bank. e. Produk Lending (Penyaluran dana/ Pembiayaan) 1) Konsumen a) KPR Muamalat IB KPR iB adalah produk pembiayaan untuk memiliki rumah (ready/bekas), apartemen, ruko, kios, maupun pengalihan take-over KPR dari bank lain. Pembiayaan Rumh indent, pembangunan dan renovasi. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun untuk karyawan dan 60 tahun untuk wiraswata atau profesional paa saat jatuh tempo pembiayaan. b) Dana Talangan Porsi Haji Dana talangan prsi haji adalah pinjaman dengan skema al-qardhul hasan yang tujukan untuk mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun saldo tabungan Hajinya belum mencapai syarat pendaftaran porsi. Diperuntukan untuk perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia 21 tahun atau maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan. Jangla waktu pembiayaan sampai dengan 15 bulan. c) Pembiayaan Muamalat Umroh Pembiayaan Mumalat Umroh adalah produk pembiayaan yang mewujudkan impian untuk beribadah umroh dalam waktu yang segera. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan. Dengan jangka waktu pembiayaan sampai dengan 36 bulan. d) Pembiayaan Anggota Koperasi Pembiayaan konsumtif yang diperuntukan bagi beragam jenispembelian konsumtif kepada karyawan/guru/PNS (Selaku end user) melalui koperasi. Diperuntukan bagi karyawan usia 18 yahun ke atas secara berkelompok yang diajukan oleh koperasi karyawan. 2) Modal Kerja a) Pembiayaan modal kerja Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan yang akan membantu kebutuhan modal kerja usaha yang diberikan dalam rupiah maupun valuta asing sehingga kelancaran operasional dan rencana pengembangan uasaha terajamin. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesi. b) Pembiayaan LKM Syariah Pembiayaan Modal LKM (Lembaga Keuangan Mikro) Syariah adalah produk pembiayaan (BPRS/BMT/Koperasi) yang ditujukan yang hendak untuk LKM meningkatkan Syariah pendapatan dengan memperbesar portofolio pembiayaan kepada bank yang bersangkutan. 3) Investasi a) Pembiayaan Investasi Pembiayaan investasi adalah pembiayaan yang akan membantu kebutuhan investasi kangka menengah/ panjang usaha guna membiayai pembelian barang-barang modal dalam rangka rehabilitas, modernisasi, perluasan atupun pendirian proyek baru sehingga mendukung rencana ekspansi yang telah disusun. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badanusaha yang memiliki legalitas di Indonesia. b) KPR Muamalat iB Bisnis KPR Muamalat IB Bisnis adalah produk pembiayaan untuk membeli, membangun ataupun merenovasi properti maupun pengalihan take- over pembiayaan properti dari bank lain untuk kebutuhan bisnis, untuk WNI. BAB IV ANALISIS A. Perbedaan Syariah Marketing dan Convencional Marketing Mengenai penjelasan syariah marketing telah di bahas pada pembahasan sebelumnya. Jadi beberapa hal yang dapat dibedakan antara syariah marketing dan convencional marketing anatara lain: 1. Konsep dan filosofi dasar Pemasaran konvensional merupakan pemasaran yang bebas nilai dan tidak mendasarkan ke-Tuhanan dalam setiap aktivitas pemasarannya. Dan pemasaran syariah mengedepankan nilai – nilai religius, mengedepankan akhlak dalam segala bidang yang digelutinya, lebih realistis dalam memberikan penawaran terhadap nasabahnya, mengedepankan rasa kemanusiaan yang didalamnya terdapat pertimbangan akan usaha yang dijalani, memiliki sikap kepedulian terhadap sesama. 2. Etika Pemasar (Marketer) Seorang pemasar syari’ah akan secara jujur menceritakan kelebihan dan kekurangan produk yang ditawarkannya. Berusaha menghindari sifat janji palsu atau melebih-lebihkan produk yang tawarkan kepada konsumen. Hal ini merupakan praktik perniagaan yang pernah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW. Tetapi bila convencional marketing tidak memikirkan caranya, tetapi yang paling penting adalah keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa terlalu peduli apakah bisnis yang digelutinya dan cara mendapatkan hasil tersebut mungkin menyimpang atau malah bertentangan dengan prinsip syariah. 3. Pendekatan terhadap konsumen Konsumen dalam pemasaran syari’ah diletakkan sebagai mitra sejajar, perusahaan tidak menganggap konsumen sebagai “sapi perah” untuk membeli produknya, namun perusahaan akan menjadikan konsumen sebagai mitra dalam pengembangan perusahaan. Berbeda dalam pemasaran konvensional, konsumen diletakkan sebagai obyek untuk mencapai target penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena antara janji dan realitas seringkali berbeda. Perusahaan tidak mempedulikan lagi konsumen yang telah membeli produknya tanpa memikirkan kekecewaan atas janji produk. 4. Cara pandang terhadap pesaing Cara pandang perusahaan yang berprinsip syariah melihat pesaing itu sebagai mitra bisnis, hal itu bertujuan agar perusahaan mampu memacu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan pesaingnya. Pesaing merupakan mitra kita dalam turut meyukseskan aplikasi ekonomi syari’ah di lapangan, dan bukan sebagai lawan yang harus dimatikan. Tetapi bila marketer konvensional memandang pesaing bisnis itu sebagai lawan yang harus dikalahkan agar perusahaan tersebut dappat untung dan maju tanpa pesaing. 5. Budaya Kerja dalam Bank Syariah Perbankan syariah harus mempunyai budaya kerja yang berbeda dari perbankan konvensional, sehingga mampu menjadi suatu keunggulan yang dapat sebagai nilai tambah dipandang masyarakat. Budaya kerja yang harus dikembangkan adalah sebagaimana budaya kerja yang diteladani Rasulullah SAW., yaitu siddiq, amanah, tabligh, fathanah. B. Implementasi Etika Syariah Marketing Implementasi syariah marketing yang terjadi di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang, implementasi ini harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah di contohkan oleh nabi Muhammad SAW dalam kegiatan bisnisnya: 1. Memiliki kepribadian spiritual (Taqwa) Seorang marketer harus memiliki sifat taqwa dalam syariah marketing, maksutnya jiwa marketer harus selalu berpegang teguh pada al-qur’an. Dalam implementasinya di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang para marketer sudah memiliki sifat taqwa, hal itu tercermin pada perilaku para marketer, pada saat di kantor dan sudah tiba waktunya untuk sholat, maka mereka bergegas untuk menjalankan ibadah shalat, walaupun sedang dalam sibuk bekerja. 2. Jujur (Shidq) Implementasi tentang sifat sidhq itu dalam menyampaikan informasi dalam proses marketing ia berbicara jujur, tidak dibuat-buat, menyampaikan produk sesuai dengan kondsisi produk yang ditawarkan, tidak melebihkan produk yang dipromosikan. 3. Adil (Al-Adl) Kaitannya adil dengan syariah marketer ialah para marketer syariah tidak memebedakan antara nasabah satu dengan yang lainnya, para marketer itu sudah baik dan menjalankan tugasnya sesuai dengan porsinya. Misalnya seorang customer sevice dalam melayani seorang nasabah yang datang ke bank untuk membuat rekening atau kegiatan perbankan yang lain, maka si customer service tadi harus melayani dengan ramah dan adil, tanpa membeda-bedakan apakah si nasabah itu, nasabah potensial atau bukan? Disinilah nilai salah satu nilai adil diterapkan dalam dunia perbankan. 4. Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah) Dalam Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang itu sudah melayani semua nasabahnya secara baik, melayani dengan setulus hati, ramah dan harus sabar. 5. Menepati janji dan tidak curang Implementasinya para marketer itu harus konsisten dengan ucapannya dan tidak boleh curang dalam memasarkan produknya harus jujur dan baik. Dan hal itu, telah dilakukan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang. 6. Dapat dipercaya (AL-amanah) Para marketer di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang sudah berperilaku jujur dalam menawarkan produk-produknya kepada calon nasabah. Dan para marketer harus memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi dalam memasarkan produknya, dengan begitu para marketer akan menimbulkan rasa percaya dari nasabah kepada marketer. 7. Mericek Kebenaran Berita ( Tabayyun) Tujuan dari tabayyun ini untuk meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesagesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya. Hal ini kaitannya dengan penerimaan pembiayaan dan pemecahan masalah nasabah yang macet dalam melakukan kewajibannya dalam membayar angsuran. Menurut saya, Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang sudah melalakukan tabayyun dengan baik. 8. Tidak suka menjelek-jelekan (Ghibah) Dalam bersaing untuk memasarkan produknya, para marketer harus sportif, tidak boleh dalam memasarkan produk marketer syariah menjelek-jelekkan convencional marketer dengan jalan memaparkan kejelekan maupun kelemahan dari convencional marketing. 9. Tidak melakukan sogok (Riswah) Terkadang bila para marketer ingin mencapai target yang ditetapkan oleh pimpinannya, para marketer terkadang melakukan segala hal, termasuk melakukan riswah (sogok) dengan tujuan si calon nasabah bersedia menabung ataupun mengajukan pembiayaan di bank tersebut. Namun dalam Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang tidak melakukan hal tersebut, pernyataan itu didukung dengan adanya para marketer nya telah berkecimpung di bidang yang sama sebelum masuk menjadi bagian dari Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang, jadi telah memiliki skill untuk dapat merayu orang atau meyakinkan orang lain untuk membeli produk tersebut. 10. Tolong-menolong (Ta‟awun) Tolong-menolong merupakan prinsip yang sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tolong-menolong dalam dunia perbankan syariah adalah marketer menawarkan produk tabungan kepada calon nasabah dan si nasabah tersebut bersedia menanamkan modalnya di Bank tersebut. Maka di sinilah prinsip tolong –menolong itu tersebut terjadi, yaitu si nasabah tertolong dengan uangnya disalurkan ke investasi syariah, dan bagi pihak bank dapat menyalurkan dana nasabah tersebut ke investasi syariah. Jadi disinilah kedua belah pihak tersebut merasa aman dan nyaman, dan kegiatan itulah yang dilakukan oleh Bank Mumalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang. C. Kendala bagi Syariah Marketing 1. Kendala-kendala yang dihadapi marketer syariah Sesuai dengan wawancara dengan ibu Ayu Destya Sari selaku marketing funding pada tanggal 16 Juli 2014 pukul 11:00 wib bertempat di ruang rapat Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang, dalam memasarkan produk-produk Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang pasti pernah mengalami kendala-kendala menghalangi, seperti dianggap remeh oleh orang lain bila bekerja sebagai marketer, sulit untuk menyakinkan nasabah agar calon nasabah tersebut bersedia membeli produknya baik itu tabungan maupun pembiayaan, terkadang dimarahi oleh calon nasabah yang baru, banyak menemui penolakan dengan alasan si calon nasabah tidak ingin diganggu oleh siapapun, banyak menerima penolakan akhirnya mentalnya menjadi down, mudah putus asa dalam memasarkan produknya, masalah rumah terkadang terbawa ke kantor sehingga membuat malas dalam bekerja. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas yang penulis paparkan pada bab-bab awal, baik secara teoritis maupun pelaksanaan teori pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang, maka penulis dapat menarik kesimpulan dari syariah marketing yang diterapkan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang yaitu sebagai berikut: 1. Syariah marketing berbeda dengan convencional marketing, ada beberapa karakteristik untuk lebih mudah membedakannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari segi konsep dasar (filosofi dasar), etika pemasaran, pendekatan terhadap konsumen dan cara memandang terhadap pesaing. Dari keempat perbedaan itu maka syariah marketing dan convencional marketing sangatlah jelas perbedaannya, semua itu tergantung dari marketing untuk dapat menjalankan tugasnya secara sesuai dengan syariat Islam. 2. Implementasi dari syariah marketing pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang sudah sesuai dengan syariat Islam, karena sebelum marketer menawarkan produk kepada calon nasabah, marketer harus sudah mengetahui mengenai segala hal yang berhubungan dengan calon nasabahnya terutama mengenai perkerjaan/usahanya. 3. Kendala-kendala marketing syariah yang terjadi di Bank Muamalat Indonesia cabang Pembantu Magelang antara lain: dianggap remeh oleh orang lain, banyak menerima penolakan dari calon nasabah, berjumpa dengan orang yang berbedabeda karakternya, mudah putus asa, tidak percaya diri sebagai marketer. B. Saran Berdasarkan data dan informasi yang telah didapat oleh penulis, maka penulis dapat memberikan saran kepada pihak-pihak terkait yaitu: 1. Sebelum marketer terjun ke lapangan untuk melaksanakan tugasnya, terlebih dahulu maketer harus mengetahui daerah yang akan ditawari, membuat daftar nama-nama orang calon nasabah yang dianggap potensial, cari tahu tentang biodata calon nasabah tersebut secara jelas dan pasti, dekati calon nasabah tersebut dengan baik yaitu dengan cara mempelajari kesukaan calon nasabh tersebut ataupun mengikuti aktivitas calon nasabah, dan cari tahu apa yang dibutuhkan oleh calon nasabah tersebut. 2. Dalam memasarkan produk hendaknya selau memegang teguh prinsip-prinsip syariah Islam, jujur dalam menawarkan produknya supaya nasabah merasa nyaman serta tidak merasa dibohongi bila produk yang dibelinya tidak sesuai dengan realita, berprinsip sesuai dengan etika syaiah marketing seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. 3. Lebih mendekatkan diri kepada nasabah, agar nasabah loyal terhadap Bank Muamalat Indonesia terutama Cabang Pembantu Magelang dan tidak berpindah ke bank lain. 4. Sebagai seorang marketer harus percaya diri, bersemangat untuk mencapai target, pandai komunikasi, ramah, tidak mudah putus asa, gigih, harus profesional dalam bekerja dan ramah terhadap calon nasabah. DAFTAR PUSTAKA Asytuti, Rinda. 2010. (“Kritik” terhadap Pemasaran Bank Syariah, Pendekatan Eksperiental Marketing ) dalam Jurnal muqtasid, Vol 2. No 2 tahun 2011. Salatiga. Hakim, Lukmanul. 2007. (Analisis strategi pemasaran produk simpanan Shar-E di Bank Muamalat Indonesia Ungaran) Tugas Akhir. Salatiga: STAIN Salatiga. Kartajaya, Hermawan dan Muhammad syakir sula. 2006. Syariah Marketing. Bandung: PT Mizan Pustaka. Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. .2005. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Prehalindo. Lestari, Dwi. 2005. (Strategi pemasaran jenis simpanan di BMT RAMA Salatigat) Tugas Akhir. Salatiga: STAIN Salatiga. Muhammad. 2003. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. N.Champan, Elwood. 2010. Dasar-dasar Pelatihan Penjualan.Jakarta: PT.Indeks. Nur, Asnawi dan Masyhuri. 2009. Metode Riset Manajemen Pemasaran. Malang: FE UIN Malang. Rahmawati, Elis. 2005. (Strategi pemasaran BMT Amal Mulia Suruh dalam mengelola nasabah) Tugas Akhir. Salatiga: STAIN Salatiga. Sophia, Navie. 2007. (Strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Cabang Ungaran dalam meningkatkan volume penjualan produk) Tugas Akhir. Salatiga: STAIN Salatiga. Susanto, Burhanudin. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: UII Press. Taukhidah, Durrotut. 2007. (Strategi pemasaran produk simpanan di BMT RUKYAT Salatiga) Tugas Akhir. Salatiga: STAIN Salatiga. Referensi Website: file:///C:/Users/toshiba/Downloads/arti-syariah%202.html file:///C:/Users/toshiba/Downloads/tabayun%202.htm file:///C:/Users/toshiba/Downloads/Syariat_Islam.htm file:///C:/Users/toshiba/Downloads/Jurnal_ilmiah.htm Referensi Wawancara: Wawancara dengan Ayu Destya Sari, selaku marketing funding di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang, tanggal 16 Juli 2014. LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP Menyatakan bahwa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Puji Lestari Tempat tanggal lahir : Boyolali, 2 Juli 1993 Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat :Dusun Tumpuk RT 01/RW 03, Kel.Gilirejo, Kec.Wonosegoro, Kab. Boyolali Pendidikan : 1. SD Gilirejo I Lulus Tahun 2005 2. SMPN 2 Wonosegoro Lulus Tahun 2008 3. SMAN 1 Karanggede Lulus Tahun 2011 4. STAIN Salatiga Lulus Tahun 2014 Pengalaman Organisasi : 1. Stain Sport Club (SSC) Tahun 2012 2. KAMMI Salatiga Tahun 2012 Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya. Salatiga, 17 September 2014 Puji Lestari NIM:201 11 031