6-Hubungan Tekanan Darah Ibu Bersalin Dengan

advertisement
32 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
HUBUNGAN TEKANAN DARAH IBU BERSALIN DENGAN BERAT BADAN BAYI
BARU LAHIR DI RSUP NTB TAHUN 2013
Oleh:
Syajaratuddur Faiqah
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram
Blood Pressure is one of the antenatal examinations which is routinely be done. The are few studies to
evaluate the relationship between blood pressure of the pregnant women and the babies anthropometric.
The aim of this study is to knowing the correlation between blood pressure of the maternal/women in
labour procces and birth weight of the neonatals. This research is analytical observation with Cross
Sectional Study design. This research used secondary data taken from Medical Record in RSUP NTB
since Januari - December 2013 with number of samples are 322 women in labour procces.
Research found there is significant relationship between systolic blood pressure and neonatal body weight
(p=0,0001). And also there is the significant relationship between dyastolyc blood pressure and birth
weight ( p=0,0001). Regular antenatal care is important to anticipate an increase in maternal blood
pressure can affect birth weight.
Key Word : Blood Pressure, Birth Weight, Labour
PENDAHULUAN
Program
pembangunan
kesehatan
di
Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA). Status derajat kesehatan masyarakat
dapat dilihat dari angka kematian ibu dan bayi.
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA) di Indonesia masih
tinggi. Menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, AKB sebesar
34 per 1.000 kelahiran hidup turun menjadi 32 per
1.000 KH pada SDKI tahun 2012, sedangkan
AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup, turun
menjadi 40 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes
RI, 2012)
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium
Development Goals/MDG’s 2000) pada tahun
2015, diharapkan angka kematian Bayi turun
menjadi 23 per 1.000 Kelahiran Hidup, dan
AKABA menjadi 32 per 1.000 Kelahiran Hidup.
Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan
balita adalah pada masa neonatus (bayi baru lahir
umur 0-28 hari). Komplikasi yang menjadi
penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi
berat lahir rendah dan infeksi. Komplikasi ini
sebetulnya dapat dicegah dan ditangani. Namun
terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan,
kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial
ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan
dengan baik, terlambatnya deteksi dini dan
kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan
kesehatan.
Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain
yaitu berkisar antara 9–30% dan hasil studi di 7
_____________________________________________
Volume 9, No. 4, Juni 2015
daerah multicenter didapatkan angka BBLR
berkisar 2,1–17,2%. Secara nasional berdasarkan
SDKI angka BBLR sekitar 7,5%. Hasil Riskesdas
2010 masih dijumpai 11,1% bayi lahir dengan
berat badan < 2500 gram (Kemenkes RI, 2010).
Prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) berkurang dari 11,1 persen tahun 2010
menjadi 10,2 persen tahun 2013. Variasi antar
propinsi sangat mencolok dari terendah di
Sumatera Utara (7,2%) sampai yang tertinggi di
Sulawesi Tengah (16,9%). (Kemenkes RI, 2013)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan
salah satu akibat tidak tumbuh sempurnanya
pertumbuhan janin intrauterin. BBLR mempunyai
resiko
mortalitas
yang
tinggi
maupun
kecenderungan untuk menderita penyakit seperti
infeksi saluran pernafasan, diare, respon imunitas
yang rendah, dan keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan. Berat lahir dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik faktor dari ibu, faktor dari
janin sendiri, maupun faktor plasenta. Faktor
tekanan darah dalam kehamilan mempunyai
pengaruh terhadap berat badan lahir. Rendahnya
tekanan darah ibu hamil berkaitan dengan
gangguan vaskular yang dapat mengakibatkan
rendahnya asupan nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan oleh janin. Hal ini tentunya dapat
mengakibatkan gangguan terhadap proses tumbuh
kembang janin normal.
Tekanan darah ibu hamil yang tinggi juga
dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin
intrauterin yang tentunya akan berdampak terhadap
berat badan lahir. Hal ini disebabkan oleh
menurunnya perfusi uteroplasenta, vasopasme, dan
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta.
Sedangkan pada ibu yang tekanan darahnya
normal, tidak ditemukan kelainan-kelainan tersebut
sehingga perfusi nutrisi dan oksigen untuk
pertumbuhan janin menjadi adekuat.
Secara global, hipertensi dalam kehamilan
juga merupakan salah satu dari tiga penyebab
tertinggi mortalitas dan morbiditas dari ibu
bersalin. Mortalitas dan morbiditas akibat
hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup
tinggi di Indonesia. Hal ini tentunya dapat
memberikan sumbangan besar terhadap angka
kematian ibu bersalin maupun angka kematian
bayi, dimana berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka
tersebut masih cukup tinggi, yaitu Angka
Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000 kelahiran
hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per
1.000 kelahiran hidup. Indikator kualitas pelayanan
obstetri dan ginekologi di suatu wilayah
didasarkan pada angka kematian ibu dan angka
kematian bayi tersebut. (Febi Andammory dkk,
2013)
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi
NTB penyebab kematian ibu pada tahun 2011
adalah perdarahan 42 kasus (32,3%), preeklampsia
38 kasus (29,2%), infeksi 4 kasus (3,07%), partus
lama 1 kasus (0,76%) dan penyebab lain 41 kasus
(31,5%). Sedangkan jumlah kasus kematian ibu
pada tahun 2012 sebanyak 100 kasus, dengan
penyebab kematian adalah abortus 3 kasus (3%),
perdarahan 27 kasus (27%), preeklampsia 24 kasus
(24%), emboli air ketuban 2 kasus (2%), partus
lama 6 kasus (6%), dan penyebab lainnya 38 kasus
(38%) (DIKES NTB, 2012 ). Sedangkan jumlah
kasus Kematian ibu pada tahun 2013 sebanyak 117
kasus yang disebabkan oleh preeklamsi sebanyak
34 kasus (29,05) (DIKES NTB, 2013)
Berdasarkan data Rekam Medik di RSUP
NTB 2013 jumlah persalinan pada tahun 2012
sebanyak 2908 dan pada tahun 2013 sebanyak
2798. Dari 2908 ibu bersalin pada tahun 2012 di
antaranya persalinan dengan Preeklampsia Berat
sebanyak 593 kasus (20,4%), dan kelahiran bayi
premature sebanyak 508 kasus (17,5%) sedangkan
dari 2798 ibu bersalin pada tahun 2013 diantaranya
dengan persalinan dengan Preeklampsia Berat
sebanyak 394 kasus (14,8%), dan dengan kelahiran
premature sebanyak 387 kasus (13,8%). Jumlah
kasus persalinan dengan Preeklamsia Berat dalam
2 tahun terakhir masih tergolong tinggi meskipun
terjadi penurunan pada tahun 2013. Bayi dengan
berat lahir rendah yang dirawat di Ruang NICU
RSUP NTB rata-rata 45 bayi perbulan (27%)
(RSUP NTB, 2012)
Media Bina Ilmiah 33
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
Observasional Analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu mencakup semua jenis penelitian
yang pengukuran variabel – variabelnya dilakukan
satu kali pada saat yang bersamaan. Populasi
penelitian adalah seluruh ibu bersalin yang
mengalami komplikasi di RSUP NTB tahun 2013
sebanyak 1643 orang. Adapun sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian dari ibu bersalin di
RSUP NTB 2013, sebanyak 322 sampel, teknik
pengambilan sampel systematic random sampling
dengan kriteria inklusi : Semua ibu bersalin dengan
komplikasi kehamilan, Ibu kehamilan tunggal.
Analisa data yang dilakukan adalah analisis
univariat untuk mendapatkan gambaran frekuensi
dan proporsi dari masing-masing variabel yang
diteliti dan analisis Bivariat dengan menggunakan
uji Chi-Square
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Analisi Univariat
Untuk mengetahui Tekanan darah systole,
dyastole ibu bersalin dan berat badan bayi baru
lahir dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :
Tabel 1.Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel
Penelitian
Variabel
Penelitian
Tekanan
Systole
Total
Tekanan
Dyastole
Total
Berat
Badan Bayi
Total
Kategori
n
%
< 140 mmhg
140-159 mmhg
≥ 160 mmhg
128
74
120
322
114
108
100
322
111
211
322
39,8
23,0
37,3
100
35,4
33,5
31,1
100
34,5
65,5
100
< 90 mmhg
90 -109 mmhg
≥ 110 mmhg
< 2500
≥ 2500
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 322 ibu
bersalin di RSUP NTB sebanyak 128 orang
(39,8%) ibu mempunyai tekanan darah systole
dibawah 140 mmhg dan sebanyak 120 ibu bersalin
(37,3%) memiliki tekanan darah systole ≥ 160
mmhg, serta 74 orang ibu bersalin (23,0%)
memiliki tekanan darah systole antara 140 mmhg
– 159 mmhg.
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang
dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika
darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota
tubuh manusia. Tekanan darah dipengaruhi oleh
aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 4, Juni 2015
34 Media Bina Ilmiah
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat.
Tekanan darah adalah tekanan yang
dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.
Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan
elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan
darah disebabkan peningkatan volume darah atau
elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan
volume darah akan menurunkan tekanan darah.
(Ronny et al. 2010)
Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada
saat terjadi kontraksi otot jantung yaitu tekanan
arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada
lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu
terjadinya kontraksi disebut systole. Dikatakan
hipertensi apabila tekanan sistolik 140 mmhg atau
lebih atau kenaikan 30 mmhg diatas tekanan
biasanya (Sastrawinata, dkk, 2004)
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 322 ibu
bersalin di RSUP NTB sebanyak 114 orang
(35,4%) ibu bersalin mempunyai tekanan darah
dyastole dibawah 90 mmhg dan sebanyak 108 ibu
bersalin (33,5%) memiliki tekanan darah dyastole
90- 109 mmhg, serta 100 orang ibu bersalin
(31,1%) memiliki tekanan darah dyastole ≥ 110
mmhg.
Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada
saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau
beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan
diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan
pada rentang di antara grafik denyut jantung.
Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah
diastolik 90 mmhg atau lebih atau kenaikkan 15
mmhg diatas tekanan biasanya, tekanan darah ini
diperoleh dengan pengukuran sekurang-kurangnya
pengukuran 2 kali dengan selang waktu 6 jam.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan
kelainan vaskuler yang tejadi sebelum kehamilan
atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.
Penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan sering
disertai dengan proteinuri, edema, kejang, koma
dan lainnya. Hipertensi dalam kehamilan dapat
diklasifikasikan menjadi : kehamilan yang
menyebabkan hipertensi, hipertensi kronis yang
mendahului
kehamilan,
kehamilan
yang
memperburuk
hipertensi
serta
hipertensi
sementara. (Sastrawinata, dkk, 2004)
Hipertensi didiagnosis apabila tekanan darah
istirahat mencapai 140/90 mmHg atau lebih
dengan menggunakan fase V Korotkoff (titik di
mana suara denyut menghilang) untuk menentukan
tekanan diastolik (Angsar MD, 2009; Cunningham
et al. 2005). Pengukuran tekanan darah sekurangkurangnya dilakukan 2 kali selama 4-6 jam
(Angsar MD, 2009)
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 322 bayi
yang lahir di RSUP NTB sebanyak 211 bayi
_____________________________________________
Volume 9, No. 4, Juni 2015
ISSN No. 1978-3787
(65,5%) mempunyai berat badan ≥ 2500 gram, dan
111 bayi (34,5%) mempunyai berat badan lahir <
2500 gram.
Berat badan merupakan ukuran antropometri
yang sangat penting dan paling sering di gunakan
pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau
BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat badan bayi
lahir dibawah 2500 gram atau dibawah 2,5 kg.
Pada masa bayi maupun balita, berat badan dapat
digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor
(Zulkaida, 2003).
Berat lahir dipengaruhi oleh dua proses
penting yaitu : lamanya (usia) kehamilan dan
pertumbuhan intrauterine, jadi BBLR dapat
disebabkan oleh umur kehamilan yang pendek dan
pertumbuhan intrauterine yang lambat (tampak
pada berat bayi) atau kedua-duanya. Di negara
maju antara 4%-8% bayi dilahirkan kurang dari
2500 gram. Dengan pengetahuan yang semakin
meningkat mengenai patofisiologi bayi, kelompok
BBLR dapat dibagi menjadi dua kelompok lain
yaitu :bayi cukup bulan tapi kecil untuk masa
kehamilan (KMK=Small for gestational Age =
SGA) dan bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau
˝premature˝. Kedua–duanya merupakan akibat
interaksi berbagai faktor sebelum dan selama masa
kehamilan.
BBLR dapat dibagi kedalam dua kelompok
yaitu : cukup bulan tetapi beratnya tidak sesuai
untuk umur kehamilannya dan bayi kurang bulan
dan KMK. Bayi–bayi ini mengalami gangguan
pertumbuhan
intrauterine
(IUG/Intrauterine
Gowth Retardation) dan menunjukan sifat–sifat
tertentu. Faktor penyebab dapat di bagi kedalam
faktor intrinsik dan ekstrinsik. Termasuk faktor
intrinsic biasanya termasuk faktor yang
mempergaruhi transport nutrisi ke plasenta
(kebiasaan merokok, kerja fisik berat, dan
beberapa penyakit ibu dan perinatal). Faktor
ekstrinsik menyangkut kuantitas dan kualitas
makanan sebelum atau waktu hamil atau
kombinasi dari faktor tadi.
b.
Analisis Bivariat .
1.
Hubungan Tekanan darah Systole dan
Dyastole Ibu Bersalin dengan Berat Badan
Bayi baru lahir
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Tabel 2. Hubungan Tekanan darah Systole dan
dyastole dengan Berat Badan Lahir
Tabel 2 menunjukkan bayi yang lahir dengan
berat badan < 2500 gram lebih banyak terjadi pada
ibu dengan tekanan darah systole ≥ 160 mmhg
sebanyak 68 bayi (61,3%) sebaliknya bayi yang
lahir dengan berat badan ≥ 2500 gram lebih banyak
terjadi pada ibu dengan tekanan darah systole <
140 mmhg yaitu sebanyak 113 bayi (53,6%).
Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan p
Value = 0,0001 (< 0,05) arti ada hubungan yang
sangat signifikan antara tekanan darah systole ibu
dengan berat badan bayi yang dilahirkan.
Sedangkan pada variabel dyastole didapatkan
bayi yang lahir dengan berat badan < 2500 gram
lebih banyak terjadi pada ibu dengan tekanan
dyastole ≥ 110 mmhg sebanyak 60 orang ( 54,1%)
sebaliknya bayi yang lahir dengan berat badan ≥
2500 gram lebih banyak lahir pada ibu dengan
tekanan darah systole < 90 mmhg sebanyak 99
orang (46,9%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square
didapatkan p Value = 0,0001 (< 0,05) arti ada
hubungan yang sangat signifikan antara tekanan
darah dyastole ibu dengan berat badan bayi yang
dilahirkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Feby Andamori (2013) dimana
didapatkan hasil adanya hubungan tekanan darah
ibu hamil dengan berat badan lahir di RSUP dr. M.
Djamil Padang p = 0,00 (p < 0,05)
Faktor tekanan darah dalam kehamilan
mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir.
Rendahnya tekanan darah ibu hamil berkaitan
dengan
gangguan
vaskular
yang
dapat
mengakibatkan rendahnya asupan nutrisi dan
oksigen yang dibutuhkan oleh janin. Hal ini
tentunya dapat mengakibatkan gangguan terhadap
proses tumbuh kembang janin normal.
Ibu dengan pre-eklampsia berat mengalami
perubahan pada fungsi organ organnya khususnya
pada plasenta dan rahim. Aliran darah menurun ke
plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta,
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan
karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin.
Pada pre-eklampsia dan eklampsia terjadi
Media Bina Ilmiah 35
peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap
rangsangan, sehingga terjadi partus prematurus
(Mochtar, R., 1998).
Tekanan darah ibu hamil yang tinggi (≥140/90
mmHg) juga dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin intrauterin yang tentunya akan
berdampak terhadap berat badan lahir. Hal ini
disebabkan oleh menurunnya perfusi uteroplasenta,
vasopasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh
darah plasenta. Sedangkan pada ibu yang tekanan
darahnya normal, tidak ditemukan kelainankelainan tersebut sehingga perfusi nutrisi dan
oksigen untuk pertumbuhan janin menjadi adekuat.
Peningkatan tekanan darah selama kehamilan
dikenal sebagai penyakit hipertensi dalam
kehamilan. Terjadinya peningkatan tekanan darah/
hipertensi disertai proteinuria, yang umumnya
terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu
atau segera setelah persalinan dikenal sebagai Preeklampsia (PE). Gejala hipertensi biasanya muncul
lebih dulu dari pada tanda lain. Sedangkan
hipertensi kronis ialah hipertensi yang menetap
oleh sebab apapun yang ditemukan pada umur
kehamilan kurang dari 20 minggu atau hipertensi
yang menetap setelah 6 minggu pasca persalinan.
Semua hipertensi kronis dengan penyebab apapun
pada kehamilan dapat menyebabkan terjadinya
preeklampsia
superimposed.
Preeklampsia
superimposed ialah timbulnya preeklampsia pada
wanita yang menderita hipertensi kronis.
Dikatakan preeklampsia ringan apabila
terdapat : Hipertensi dengan sistolik/diastolik >
140/90 mmHg, sedikitnya enam jam pada dua kali
pemeriksaan tanpa kerusakan organ. Proteinuria >
300 mg/24 jam atau > 1 + dipstik. Di katakan Pre
eklampsi Berat apabila
Tekanan darah
sistolik/diastolik ≥ 160/110 mmHg sedikitnya
enam jam pada dua kali pemeriksaan. Tekanan
darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah
dirawat di rumah sakit dan telah menjalani tirah
baring. Proteinuria > 5 gram/24 jam atau > 3 +
dipstik pada sampel urin sewaktu yang
dikumpulkan paling sedikit empat jam sekali
Volume plasma maternal meningkat secara
progressif selama kehamilan trimester kedua dan
ketiga. Terjadi peningkatan sebesar 30 – 50% pada
cairan ekstraseluler, plasma, dan volume darah
(berhubungan dengan 30 – 50 terjadi peningkatan
output jantung, GFR, dan aliran pembuluh darah
ginjal. Sedangkan, yang terjadi pada kehamilan
dengan preeklamsia adalah sebaliknya, volume
plasma mengalami penurunan, dan umumnya
keadaan ini menyebabkan gangguan pertumbuhan
janin, walaupun beberapa faktor lain juga memiliki
kemungkinan yang sama dalam menyebabkan
hipovolemik maternal. Peningkatan tekanan darah
dapat menyebabkan penurunan volume plasma
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 4, Juni 2015
36 Media Bina Ilmiah
secara langsung, namun pada preeklamsia, faktor
yang lebih penting adalah kadar albumin yang
lebih rendah, yang merupakan karakteristik dari
preeklamsia.
Penurunan aliran darah ke plasenta
mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Hal ini
mengakibatkan
hipovolemia,
vasospasme,
penurunan perfusi uteroplasenta dan kerusakan sel
endotel pembuluh darah plasenta sehingga
mortalitas
janin
meningkat
(Sarwono
prawirohardjo, 2009). Dampak preeklampsia pada
janin, antara lain: Intrauterine growth restriction
(IUGR) atau pertumbuhan janin terhambat,
oligohidramnion, prematur, bayi lahir rendah, dan
solusio plasenta.
Pada pre eklampsia terjadi perubahan pokok
yaitu spasmus pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air (Prawiroharjo, 2005). Pada
teori ischemia region uteroplasental disebutkan
bahwa pada kehamilan normal invasi sel trofoblas
dapat menimbulkan dilatasi pembuluh darah,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan
O2 serta plasenta berfungsi normal. Pada pre
eklampsia terjadi invasi sel trofoblas hanya terjadi
pada sebagian arteri spiralis didaerah endometrium
(desidua), akibatnya terjadi gangguan fungsi
plasenta karena sebagian besar arteri spiralis
didaerah miometrium tetap dalam keadaan
konstriksi sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan kebutuhan darah untuk nutrisi dan O2
(Manuaba, 2001). Pada perubahan patofisiologi,
plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi plasenta.
Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin
terganggu, pada hipertensi yang lebih pendek bisa
terjadi gawat janin sampai kematian karena
kekurangan oksigenasi.
Pada hamil normal, terjadi invasi trofoblas ke
dalam lapisan otot arteri spiralis, yang
menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi distensi dan vasodilatasi arteri
spiralis, yang akan memberikan dampak penurunan
tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan
peningkatan aliran darah pada utero plasenta.
Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan
perfusi jaringan juga meningkat, sehingga
menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses
ini dinamakan remodelling arteri spiralis (Angsar
MD, 2009).
Pada Pre eklampsi/Eklampsi terjadi kegagalan
remodelling menyebabkan arteri spiralis menjadi
kaku dan keras sehingga arteri spiralis tidak
mengalami distensi dan vasodilatasi. Sehingga
aliran darah utero plasenta menurun dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta (Angsar MD, 2009).
Hasil Penelitian ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dwi Pudjonarko, dkk (1999)
_____________________________________________
Volume 9, No. 4, Juni 2015
ISSN No. 1978-3787
dimana didapatkan hasil tidak ada hubungan yang
bermakna antara tekanan darah systolik dan
dyastolik ibu hamil dengan berat badan lahir di
Kota Semarang.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan :
1. Tekanan darah systole ibu bersalin yang
terbanyak adalah < 140 mmhg sebanyak 128
orang (39,8%), tekanan darah dyastole yang
terbanyak adalah < 90 mmhg sebanyak 114
orang (35,4%) dan berat badan bayi yang
terbanyak adalah ≥ 2500 gram sebanyak 211
(65,5%)
2. Ada Hubungan antara tekanan darah systole
ibu dengan berat badan bayi (p = 0,0001),
serta ada hubungan tekanan darah dyastole ibu
dengan berat badan bayi baru lahir (p =
0,0001)
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, 2012, Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2012, Laporan
Pendahuluan, BPS, BKKBN, Jakarta
Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013,
Balitbangkes
Dikes
NTB, 2013, Laporan Tahunan Seksi
Kesehatan Ibu dan Anak, Bidang Bina
Kesehatan Ibu dan Anak. Mataram:
Dinas Kesehatan Propinsi NTB.
Wijayarini, 2002, Safe Motherhood Penanganan
Eklampsia, Jakarta, EGC.
Manuaba, I.G.B. 2001. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta, EGC.
Prawirohardjo,S. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta,
YBP-SP.
Feby Andammori, dkk, 2013, Hubungan Tekanan
Darah Ibu Hamil Aterm Dengan Berat
Badan Lahir di RSUP Dr. M. Djamil
Padang, Jurnal Kesehatan Andalas. 2013;
2(2)
http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2
no_2/67-69.pdf. di unduh tanggal 5-112014 jam 15.43
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Anonim, Hipertensi dalam Kehamilan /Hipertensi
gestasional,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234
56789/38490/4/Chapter%20II.pdf
Dwi
Media Bina Ilmiah 37
Tekanan darah Ibu Hamil dengan Status
Gizi
Bayi
Baru
Lahir,
http://eprints.undip.ac.id/22718/1/305-kilemlit-99-a.pdf
Pudjonsrko, Dodik Pramono dan Adi
Udoyono, 1999, Hubungan antara
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 4, Juni 2015
Download