BAB II LANDASAN TEORI 2.1 NDLC (Network Development Life Cycle) Menurut Forouzan (2005), Network Development Life Cycle (NDLC) merupakan suatu metode pengembangan sistem, yang merupakan turunan dari Sistem Development Life Cycle (SDLC). Terdapat beberapa pendapat mengatakan bahwa konsep-konsep dari NDLC sangat mirip dengan konsep SDLC. Metode desain jaringan atau NDLC, melibatkan tiga langkah yang dilakukan berulang kali, yaitu Need Analysis, Technology Design, dan Cost assessment. Proses ini dimulai dengan analisis kebutuhan, dimana Network Designer berusaha untuk memahami jaringan yang digunakan saat ini dan yang akan digunakan di masa depan kebutuhan mendasar pengguna, aplikasi, departemen (Sumber: Gerald, et al [2010]) Gambar 2.1 NDLC (Sumber: Gerald, et al [2010]) 2.1.1 Tahap Analisis Tahap awal pada metode Network Development Life Cycle (NDLC) adalah tahap analisis. Didalam tahap ini dibagi lagi menjadi dua tahapan yaitu baselining dan needs analysis. Tahapan analisis dapat dilihat pada gambar berikut ini : Analysis Phase Needs Analysis Baselining Scope Needs User Needs Gambar 2.2 Tahap analisis (Sumber: Forouzan, [2006]) Baselining merupakan pengukuran dan pencatatan suatu sistem jaringan yang sudah ada dan dilakukan pada jangka waktu tertentu. Analisis ini meliputi: 1. Pengguna sistem. Pengguna merupakan bagian terpenting dalam sebuah sistem. Pengguna sistem di analisis dari aplikasi apa saja yang di gunakan dalam sistem dan juga waktu penggunaan sisten tersebut. 2. Protocol, yang perlu dianalisis disini adalah jenis protocol yang digunakan oleh system tersebut, versi dari protocol. 3. Program aplikasi, berisikan tentang tipe aplikasi, kegunaan dari aplikasi tersebut untuk sistem. 4. Traffic jaringan. Dalam suatu jaringan, kita akan dapat mengetahui lalu lintas data dengan menganalisis traffic jaringannya. Need Analysis, analisis ini mendifinisikan karakteristik dari sistem jaringan yang akan dibangun. Needs analysis terdiri dari dua komponen yaitu : 1. Scope analysis needs dalam hal ini fokus analisis adalah pada ruang lingkup dari jaringan yang akan dibuat. Analisis yang dilakukan meliputi tiga bagian yaitu : local network, backbone network, dan global connection. 2. User needs analysis fokus yang dilakukan dalam hal ini adalah melakukan penganalisisan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Forouzan, 2006, beberapa metode dalam pengumpulkan informasi, antara lain : 1. Sampling, Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data sampel yang mempresentasikan kebutuhan dari pengguna secara umum. 2. Interviewing, Tahapan ini merupakan cara pengumpulan data dari pengguna dengan cara melakukan wawancara pada pengguna. 3. Questionnaire, Tahapan ini biasanya dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan seputar topik yang kita buat dengan menggunakan media kertas 4. Observation, Teknik ini untuk mengetahui keadaan sebenarnya dari system yang lama. Analis bisa saja menggunakan aplikasi untuk mengukur bandwidth yang di butuhkan, tetapi untuk mengetahui topologi yang di gunakan, seorang analis bisa saja langsung terjun ke lapangan. 5. Prototyping, Para analis biasanya menggunakan data yang sudah ada untuk mengembangkan sistemnya. 2.1.2 Tahap Disain Dalam tahap disain sistem akan dirancang sesuai dengan analisis yang sudah dilakukan dan juga sesuai dengan kebutuhan. Dalam tahapan ini, dibagi menjadi empat yaitu: menentukan upper-layer protocols, menentukan lower- layer protocols, menentukan hardware, dan menentukan global connection. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada gambar berikut : Gambar 2.3 Tahapan Disain NDLC ( Sumber : Forouzan, [2006] ) Hal yang pertama dilakukan adalah menetukan protokol pada upperlayer protokol pada lower-layer, tahap berikutnya adalah menentukan hardware yang digunakan. Penentuan hardware berdasarkan informasi yang didapkan dari laporan analisis ruang lingkup jaringan dan protocol yang digunakan pada lower-layer. Langkah berikutnya pada tahapan disain adalah menentukan bagaimana suatu organisasi dapat saling terkoneksi dengan organisasi lainnya atau tempat lainnya pada satu organisasi. 2.1.3 Tahap Implementasi Setelah tahap disain dilakukan, maka akan di lanjutkan ke tahap implementasi. Pada tahap ini ada beberapa aktivitas yang dilakukan, seperti: Gambar 2.4 Tahapan Implementasi NDLC ( Sumber : Forouzan, [2006] ) Pada tahap implementasi, ada beberapa tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Purchasing, Pada tahap ini, akan dipersiapkan segala keperluan hardware dan software untuk sistem yang akan dibangun. 2. Installation, Tahapan ini merupakan proses installasi hardware atau software yang telah dipersiapkan pada tahap sebelumnya. 3. User Training, Pada tahapan ini dilakukan pelatihan untuk pengguna yang menggunakan sistem jaringan tersebut. Selain itu juga dapat diinformasikan keuntungan apa yang di dapat setelah proses perubahan terhadap sistem dilakukan. Pelatihan dapat dilakukan secara individual atau berkelompok sesuai dengan tingkat pengetahuannya. 4. Testing, Tahapan ini dilakukan berdasarkan dari catatan respon pengguna terhadap sistem. Tahap ini dibutuhkan untuk menganalisis kelemahan sistem tersebut. 5. Documentation, Tahap yang terakhir adalah dokumentasi sistem yang kita buat. Tahap ini bertujuan agar setiap pembaharuan yang kita buat untuk sistem dapat kita catat dan kita jadikan acuan. Dokumen dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Dokumentasi untuk pengguna Dokumen ini berisi tata cara penggunaan sistem dan permasalahan yang mungkin terjadi pada sistem tersebut. 2. Dokumentasi sistem Dokumentasi ini menjelaskan mengenai jaringan itu sendiri dengan tujuan agar perawatan dan modifikasi oleh orang yang bukan pengembang aslinya lebih mudah dilakukan. 2.2. IP PBX IP PBX atau Internet Protocol Private Branch Exchange adalah PABX yang menggunakan teknologi IP. IP PBX adalah perangkat switching komunikasi telepon dan data berbasis teknologi Internet Protocol (IP) yang mengendalikan ekstension telepon analog (TDM) maupun ekstension IP Phone. Fungsi-fungsi yang dapat dilakukan antara lain penyambungan, pengendalian, dan pemutusan hubungan telepon; translasi protokol komunikasi; translasi media komunikasi atau transcoding; serta pengendalian perangkat-perangkat IP Teleponi seperti VoIP Gateway, Access Gateway, dan Trunk Gateway. Solusi berbasis IP PBX merupakan konsep jaringan komunikasi generasi masa depan atau dikenal dengan istilah NGN (Next Generation Network) yang dapat mengintegrasikan jaringan telepon konvensional (PSTN/POTS), jaringan telepon bergerak (GSM/CDMA), jaringan telepon satelit, jaringan Cordless (DECT), dan jaringan berbasis paket (IP/ATM). IP PBX membawa kemampuan multilayanan di jaringan IP ke dunia komunikasi teleponi, sehingga akan memungkinkan semakin banyak layanan komunikasi yang dapat berjalan di atas jaringan IP. Multilayanan tersebut adalah Voicemail dan Voice Conference, Interactive Voice Response (IVR), Automatic Call Distribution (ACD), Computer Telephony Integration (CTI), Unified Messaging System (UMS), Fax server dan Fax on Demand, Call Recording System, Billing System, serta Web-based Management System. IP PBX dapat mendukung antarmuka trunk Analog FXO/FXS; Digital E1MFC R2, ISDN BRI, ISDN PRI; IP (H.323/SIP/IAX); dan Analog Tie Line E&M. Selain itu, IP PBX dapat mendukung antarmuka extensions Analog FXO/FXS; ekstension Digital; ISDN Interface BRI (2B+D); dan TCP IP (H.323/SIP/IAX). IP PBX adalah kombinasi dari switch / router dan sebuah PBX yang menangani Voice over IP (VoIP). Gambar 2.5 Struktur sistem telepon menggunakan IP PBX (Sumber: Silicon Press, www.silicon-press.com , [2010]) Dalam sebuah IP PBX, komputer dapat berada dalam sebuah shared LAN yang terhubung ke IP PBX. Di sisi lain, telepon harus langsung terhubung dengan IP PBX. Hal ini untuk menghindari masalah-masalah Quality of Service (QoS) yang timbul jika kedua komputer dan telepon berada pada LAN bersama. Dalam kasus seperti itu, paket suara harus bersaing dengan paket data untuk shared LAN. Kualitas suara telepon yang kurang baik akan dihasilkan jika paket-paket suara tidak ditransmisikan dalam waktu yang tepat. 2.3. Teknologi Fax 2.3.1 Mesin Fax Mesin fax adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan atau menerima dokumen teks atau gambar melewati jaringan telepon. Mesin fax biasa terdiri dari scanner, printer dan modem. Gambar 2.6 Fax konvensional (Sumber: David Hanes, Gonzalo Salgueiro, [2008] ) Scaner di gunakan untuk digitalisasi gambar selama proses pengiriman fax berlangsung, sedangkan printer di gunakan untuk mencetak saat dokumen fax diterima dan modem digunakan untuk mengirim dan menerima data transmisi melalui jaringan telepon. Gambar 2.7 struktur dan proses sistem fax yang sederhana (Sumber: David Hanes, Gonzalo Salgueiro, [2008] ) 2.3.2 Teknologi Fax Over Internet Protocol (FoIP) Internet faxing menggunakan prinsip yang sama seperti pengiriman fax melalui PSTN, tetapi sebagai gantinya menggunakan IP jaringan sebagai media komunikasi. Hal ini dapat menjadi pilihan, fleksibel, murah untuk transmisi dokumen. Standar komponen fax over IP termasuk terminal faks dan gateway. Sebuah peralatan terminal fax yang dirancang untuk bekerja pada PSTN atau malah mungkin menjadi perangkat lunak host pada komputer. Fax Over IP adalah penyimpangan dari Voice over Internet Protocol (VoIP) karena pembuatannya menggunakan protokol baru (T.38) bukannya codec suara. Namun, baik VoIP dan FoIP memiliki fitur manajemen sesi yang sama dalam keduanya memiliki tahap koneksi, pemutusan dan negosiasi. Dalam VoIP data audio dan dikirim melalui codec kompresi audio misalnya G.117. Dalam FoIP data adalah T.30 bukan data audio dan T.30 tidak menggunakan skema kompresi. Karena T.30 data cukup dikompresi dalam dirinya sendiri, tidak ada kebutuhan untuk kompresi tapi kebanyakan integritas data, dan seperti digambarkan dalam diagram di bawah ini, FoIP menggunakan protokol yang disebut T.38 untuk mentransfer data fax over IP. Gambar 2.8 Format data yang disampaikan dari pengirim ke penerima dalam VoIP dan FoIP. (Sumber: GFI White paper) 2.3.3 Pengolahan Data FoIP Menurut Pengolahan data FoIP terdiri dari langkah berikut: sinyal, encoding, transportasi, dan kontrol gateway (Dandekar, 2008).: 1. Signaling: Tujuan dari protokol signaling adalah untuk membuat dan mengelola sambungan atau panggilan antara endpoints. H.323 dan protokol SIP adalah dua standar yang banyak digunakan untuk call setup dan manajemen. 2. Encoding dan Transportasi: Setelah koneksi setup, faks harus di tranmisikan oleh segmentasi sinyal faks ke dalam aliran paket. Langkah pertama dalam proses ini adalah dengan menggunakan analog ke digital. 3. Gateway Control: Jaringan IP sendiri kemudian harus memastikan bahwa komunikasi real time diangkut di sistem telepon yang akan dikonversi oleh gateway untuk interoperation dengan skema multimedia berbasis IP yang berbeda atau karena panggilan sedang ditempatkan ke PSTN. 2.3.4 Hylafax Hylafax adalah fax server terkemuka untuk sistem komputer yang di tulis oleh Sam Leffler. Hylafax menggunakan desain client-server dan mendukung pengiriman dan penerimaan faks serta halaman teks, pada skala apapun dari rendah ke volume yang sangat tinggi, jika perlu memanfaatkan sejumlah besar modem. Ini adalah open source, perangkat lunak bebas dan dapat digun.akan secara komersial tanpa biaya Hylafax dirilis ke publik pada bulan Juni 1991. Leffler bekerja selama beberapa tahun pada FlexFAX, menambahkan fitur baru dan port perangkat lunak untuk platform baru. Pada bulan April 1995 FlexFAX dinamai Hylafax. 2.4. Session Initiation Protocol (SIP) SIP (Session Initiation Protocol) adalah sebuah protokol berbasis ASCII, yakni protokol kendali layer-aplikasi (application layer) yang digunakan untuk membentuk, merawat dan menterminasi (mengakhiri) panggilan-panggilan di antara dua endpoint atau lebih (Rafiudin Rahmat, 2006). Sesi SIP melibatkan satu atau lebih peserta dan dapat menggunakan unicast atau multicast komunikasi. Menggunakan beberapa Internet protokol, seperti HTTP dan SMTP, SIP adalah text-encoded dan sangat extensible. SIP dapat diperpanjang untuk mengakomodasi fitur dan layanan seperti layanan call control, mobilitas, interoperabilitas dengan sistem telepon yang ada, dan banyak lagi. SIP berkarakteristik client-server, karena Request diberikan oleh client dan Request ini dikirimkan ke server. Kemudian server mengolah Request dan memberikan tanggapan (response) terhadap Request tersebut ke client. Request dan tanggapan (response) terhadap Request disebut transaksi SIP. 2.4.1 Fungsi Session Initiation Protocol (SIP) Fungsi SIP terdiri dari tiga fungsi, yaitu: 1. Call Initiation Membangun sebuah sesi komunikasi Negosisasi media transfer protocol Mengundang user agent lain untuk bergabung di dalam sesi komunikasi. 2. Call Modification Bila perlu, SIP dapat memodifikasi sesi komunikasi 3. Call Termination Menutup sesi komunikasi 2.4.2 Susunan Protokol SIP Protokol SIP didukung oleh beberapa protokol, antara lain RSVP (Resource Reservation Protocol) untuk melakukan pemesanan resource pada jaringan, RTP (Real-time Transport Protocol) dan RTCP (Real-Time Transport Control Protocol) untuk mentransmisikan media dan mengetahui kualitas layanan, serta SDP (Session Description Protocol) untuk mendeskripsikan sesi media. Secara default, SIP menggunakan protokol UDP (User Datagram Protocol), tetapi pada beberapa kasus dapat juga menggunakan TCP (Transport Control Protocol) sebagai protokol transport. .2.4.2.1 RSVP (Resource Reservation Protocol) RSVP bekerja pada layer transport. Digunakan untuk menyediakan bandwidth agar data suara yang dikirimkan tidak mengalami delay ataupun kerusakan saat mencapai alamat tujuan unicast maupun multicast. 2.4.2.2 RTP (Real-time Transport Protocol) Protokol RTP menyediakan transfer media secara real-time pada jaringan paket. Protokol RTP menggunakan protokol UDP dan header RTP mengandung informasi kode bit yang spesifik pada tiap paket yang dikirimkan, hal ini membantu si penerima untuk melakukan antisipasi jika terjadi paket yang hilang. 2.4.2.3 RTCP (Real-time Transport Control Protocol) Protokol RTCP merupakan protokol yang megendalikan transfer media. Protokol ini bekerja sama dengan protokol RTP. Dalam satu sesi komunikasi, protokol RTP mengirimkan paket RTCP secara periodik untuk memperoleh informasi transfer media dalam memperbaiki kualitas layanan. 2.4.2.4 SDP (Session Description Protocol) Protokol SDP merupakan protokol yang mendeskripsikan media dalam suatu komunikasi. Tujuan protokol SDP adalah untuk memberikan informasi aliran media dalam satu sesi komunikasi agar penerima yang menerima informasi tersebut dapat berkomunikasi. 2.4.3 Komponen SIP Dalam hubungannya dengan IP Telephony, ada dua komponen yang ada dalam sistem SIP, yaitu: 1. User agent User agent terdiri dari dua komponen utama yaitu: a. User Agent Client (UAC) User agent ini bertugas memulai sesi komunikasi. b. User Agent Server (UAS) User agent ini bertugas menerima atau menanggapi sesi komunikasi. 2. Network Server Agar user pada jaringan SIP dapat memulai suatu panggilan dan dapat pula di panggil, maka user terlebih dahulu harus melakukan registrasi agar lokasinya dapat di ketahui. Registrasi dapat dilakukan dengan mengirimkan pesan REGISTER ke server SIP. Lokasi user dapat berbeda-beda sehingga untuk mendapatkan lokasi user yang actual diperlukan location server. Pada jaringan SIP, ada tiga tipe network server, yaitu: a. Proxy Server Proxy Server adalah komponen penengah antar user agent, bertindak sebagai server dan client yang menerima Request message dari user agent dan menyampaikan pada user agent lainnya. Request dapat dilayani sendiri atau disampaikan (forward) pada proxy server lain. Proxy server bertugas menerjemahkan dan/atau menulis ulang Request message sebelum menyampaikan pada user agent tujuan atau proxy lain. b. Redirect server Komponen ini adalah komponen yang menerima Request message dari user agent, memetakan alamat SIP user agent atau proxy server tujuan kemudian menyampaikan hasil pemetaan kembali pada user agent pengirim (UAC). Redirect Server tidak menyimpan state sesi komunikasi antara UAC dan UAS setelah pemetaan disampaikan pada UAC. Redirect server berbeda dengan proxy server, yaitu tidak dapat memulai inisiasi Request message. Selain itu, redirect server tidak dapat menerima dan menutup sesi komunikasi. c. Register Server Register server adalah komponen yang menerima Request message REGISTER. Register server menyimpan database user untuk otentikasi dan lokasi sebenarnya (berupa IP dan port) agar user yang terdapat dapat duhubungi oleh komponen SIP lainnya (berfungsi sebagai Location Server juga). Register server dapat dipasangkan dengan Proxy Server. 2.4.4. SIP Request Ada enam tipe pesan request, antara lain: 1. INVITE Pesan ini digunakan untuk memulai suatu komunikasi atau mengundang user agent lain untuk bergabung dalam sesi komunikasi. Message body pesan INVITE berisikan deskripsi media yang dapat digunakan dalam komunikasi. 2. ACK Pesan ini berfungsi memberitahukan bahwa client telah menerima tanggapan terakhir terhadap INVITE. Message body pada pesan ACK dapat membaca deskripsi media yang akan digunakan oleh user yang dipanggil. 3. BYE Pesan ini dikirim oleh client untuk mengakhiri komunikasi. 4. CANCEL Pesan CANCEL dikirim untuk membatalkan pesan Request (INVITE). 5. OPTIONS Pesan ini dikirimkan oleh client ke server untuk mengetahui tentang informasi kemampuan server. 6. REGISTER Client dapat melakukan registrasi lokasinya dengan mengirimkan pesaN REGISTER ke server SIP dimana server yang menerima pesan REGISTER disebut SIP Register. 2.5 H.323 H.323 merupakan protokol standar yang direkomendasikan oleh ITU-T yang mendefinisikan komunikasi multimedia real-time dan konferensi melalui jaringan packet-based yang tidak menyediakan guaranteed QoS seperti LAN dan Internet. Jaringan berbasis paket tersebut antara lain internet Protocol (IP), internet Packet Exchange (IPX), Local Area Network (LAN), Enterprise Network (EN), Metropolitan Area Network (MAN), dan Wide Area Network (WAN). Standar ini bukan standar yang berdiri sendiri tetapi merupakan kumpulan dari beberapa komponen, protokol dan prosedur dalam membangun layanan komunikasi multimedia yang menerangkan set voice, video dan standar konferensi data. 2.5.1 Komponen H.323 Standar H.323 terdiri atas empat komponen yang jika disatukan dalam suatu jaringan akan memberikan layanan komunikasi multimedia point to point dan multipoint. a) Terminal (Endpoints) Digunakan untuk komunikasi multimedia yang realtime bidirectional. Terminal H.323 dapat berupa sebuah personal computer. Tujuan utama terminal H.323 adalah agar dapat berinteroperasi dengan terminal terminal multimedia lainnya. Terminal H.323 kompatibel dengan terminal H.324 pada Switch Circuit Network (SCN) Elemen-elemen terminal dalam lingkup H.323: - video codec (H.261, H.263) - audio codec (G.711, G722, G.728, G.729) - receiver path delay (mengatur sinkronisasi pengiriman pesan) - fungsi kendali H.245 (mengatur pesan kendali untu H.323) - layer H.255.0 (mengatur saluran logika audio, video, atau informasi kendali.) Gambar 2.9 Perbandingan Codec Audio b) Gateway Fungsi dari gateway adalah menghubungkan dua jaringan yang berbeda. Gateway H.323 menghubungkan jaringan H.323 dengan jaringan nonH.323. Contoh, gateway dapat menghubungkan komunikasi terminal H.323 dengan Switch Circuit Network (misalnya PSTN). Gateway tidak diperlukan untuk komunikasi antara dua terminal yang berada pada jaringan H.323. c) Gatekeeper Gatekeeper Merupakan pusat dari semua panggilan yang terjadi pada network H.323. Menyediakan layanan-layanan seperti pengalamatan, otorisasi, manajemen bandwith, dan call-routing. Memetakan nomer IP ke nomer analog (sehingga kita tidak perlu tahu alamat IP tujuan, kita hanya perlu men-dial no tujuan saja). d) Multipoint Control Unit Fungsi dari Multipoint Control Unit adalah memberikan dukungan untuk konferensi tiga atau lebih terminal H.323 Semua terminal yang akan berpartisipasi dalam melakukan konferensi terlebih dahulu melakukan koneksi dengan multipoint control unit Bertugas mengatur resource, negosiasi antar terminal, penentuan audio atau video decoder (codec). Gatekeeper, gateway, dan Multipoint Control Unit secara logika memang terpisah tetapi dapat diimplementasikan sebagai single physical device. 2.5.2 Protokol-Protokol pada H.323 Pada H.323 terdapat beberapa protokol dalam pengiriman data yang mendukung agar data terkirim real-time. Protokol – protokol tersebut tidak semuanya merupakan rekomendasi ITU-T tapi ada juga yang merupakan rekomendasi IETF. Dibawah ini dijelaskan beberapa protokol pada layer network dan transport: 1. H.26x codec’s Rekomendasi mengenai proses digitalisasi sinyal video analog. Contohnya : H.261 dan H.263. 2. G.7xx codec’s Rekomendasi - rekomendasi ini mendefinisikan mengenai coding dan decoding sinyal suara analog ke format digital beserta dengan format kompresinya. Contohnya : G.711, G.729, G.722, G.723 dan lainlain. 3. T.120 Protokol untuk mengatur pertukaran data pada saat terjadi panggilan multimedia. Misalnya white boarding, chat, dan lain-lain. 4. H.245 Protokol ini berfungsi untuk membangun kanal logikal (logical channel) yang akan menjadi kanal transmisi media. Setelah proses setup hubungan antara dua endpoint berhasil dilakukan menggunakan H.225.0 dan Q.931. 5. H.225.0 Jika gatekeeper terdapat dalam suatu network maka H.225.0 mengatur proses registrasi terminal ke gatekeeper tersebut dan mengatur pula proses admisi di jaringan tersebut. Jika gatekeeper tidak ada maka H.225 digunakan untuk proses setup dan cleardown panggilan, bekerja sama denga protokol Q.931. 6. Q.931 digunakan bersama H.225.0 untuk membangun hubungan H.323 H.225.0 di sisipkan dalam pesan UUIE (User to User Information Element) dari Q.931 untuk menyediakan informasi tambahan yang tidak tersedia dalam format Q.931 misalnya informasi mengenai IP address. 7. RTP (Real Time Transport Protocol). RTP merupakan protokol yang digunakan untuk mendapatkan transmisi multimedia (suara dan video) secara real time. Pada saat ditransmisikan melalui jaringan IP, RTP menempati layer di atas UDP. 8. RTCP (RTP Control Protocol). Merupakan suatu protocol yang biasanya digunakan bersama-sama dengan RTP. RTCP mirip dengan RTP, RTCP digunakan untuk mengirimkan paket control setiap terminal yang berpartisipasi pada percakapan yang digunakan sebagai informasi untuk kualitas transmisi pada jaringan. 2.6 Protokol penunjang. Protokol-protokol lain yang ikut berperan dalam proses transfer data suara pada jaringan VoIP diantaranya adalah protokol TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol), karena protokol ini merupakan protokol yang digunakan pada jaringan Internet. Protokol ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan IP. Selain itu terdapat juga protokol UDP (User Datagram Protocol). Masing-masing protokol akan dijelaskan sebagai berikut: 2.6.1 Transmission Control Protocol (TCP) Dalam mentransmisikan data pada layer Transport, ada dua protokol yang berperan yaitu TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). TCP merupakan protokol yang connection-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end-to-end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segment– segment informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim. Hal ini dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap oktet yang dikirimkan dan membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK (acknowledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi penerima, nomor urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi data. TCP juga memiliki mekanisme fllow control dengan cara mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah oktet data yang masih boleh ditransmisikan pada setiap segment yang diterima dengan sukses. Dalam hubungannya dengan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling, TCP digunakan untuk menjamin setup suatu panggilan pada tahap signaling. TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting daripada penanganan paket yang hilang. 2.6.2 User Datagram Protocol (UDP) Menurut Mansfield (2004), User Datagram Protocol (UDP) adalah protokol transport yang hanya berhubungan dengan komunikasi antara dua endpoint (misalnya aplikasi client dan aplikasi server pada mesin remote) yang merupakan salah satu protokol utama diatas IP merupakan transport protokol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas. Header UDP hanya berisi empat field yaitu source port, destination port, length dan UDP checksum dimana fungsinya hampir sama dengan TCP, namun fasilitas checksum pada UDP bersifat opsional. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang) maka pada teknologi VoIP pengiriman data banyak dilakukan pada private network. 2.6.3 Internet Protocol (IP) Internet Protocol (IP) didesain untuk interkoneksi sistem komunikasi komputer pada jaringan paket switched. Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer diidentifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pada transfer data. Selanjutnya protokol data akses berhubungan langsung dengan media fisik. Secara umum protokol ini bertugas untuk menangani pendeteksian kesalahan pada saat transfer data. Untuk komunikasi datanya, Internet Protocol mengimplementasikan dua fungsi dasar yaitu pengalamatan dan fragmentasi. Salah satu hal penting dalam pengiriman informasi adalah metode pengalamatan pengirim dan penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan yang sudah digunakan yaitu IPv4 dengan alamat yang terdiri dari 32 bit. Jumlah alamat yang dapat dibuat dengan IPv4 diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan pengalamatan IP sehingga dalam beberapa tahun mendatang akan diimplementasikan sistem pengalamatan yang baru yaitu IPv6 yang menggunakan system pengalamatan terdiri dari 128 bit. 2.7 Asterisk Menurut Gomillion dan Demster (2006), Asterisk adalah simbol bintang (*). Simbol bintang ini menggambarkan sebuah wild card pada beberapa bahasa komputer. Hal ini memberikan kita pengertian mengenai harapan pengembang terhadap asterisk. Asterisk didisain cukup flexibel untuk memenuhi kebutuhan dalam dunia telephony. Asterisk adalah software open source, setelah diinstal di PC bersama dengan interface yang benar, dapat digunakan sebagai fitur PBX penuh untuk pengguna rumah, perusahaan, penyedia layanan VoIP dan telekomunikasi (Gonçalves, 2006). Asterisk merupakan open source software yang biasanya digunakan untuk membangun suatu sistem layanan komunikasi serta memberikan kemudahan kepada penggunanya untuk mengembangkan layanan telepon sendiri dengan kustomisasi yang seluas-luasnya diberikan kepada pihak pengguna. Asterisk juga dapat dikatakan sebagai PBX yang lengkap dalam bentuk perangkat lunak, dan menyediakan semua fitur seperti PBX. Kelebihan Asterisk adalah dapat jalan dibanyak platform OS, antara lain Linux, Windows, BSD, dan OS X, dan juga dapat melakukan koneksi dengan hampir semua standar yang berbasis teleponi, dengan menggunakan hardware yang tidak begitu mahal sebagai gateway-nya. 2.8 Analog Telephone Adaptor (ATA) ATA ini dirancang untuk memungkinkan telepon analog tradisional (dan perangkat analog lainnya, seperti mesin faks, telepon nirkabel, amplifier paging, dan semacamnya) untuk menghubungkan ke jaringan SIP, yang berisi konektor RJ-11 konektor untuk telepon (biasanya disebut sebagai port FXS), konektor RJ45 untuk jaringan, dan sebuah konektor daya (Madsen, 2011). Analog Telephone Adapter (ATA), adalah alat pengubah sinyal dari analog menjadi digital. Cara kerjanya adalah mengubah sinyal analog dari telepon dan mengubahnya menjadi data digital untuk di transmisikan melalui internet. ATA terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. Foreign Exchange Office (FXO), merupakan VoIP gateway yang berfungsi untuk menjembatani jaringan VoIP dengan jaringan PSTN. 2. Foreign Exchange Subscriber (FXS), merupakan voip gateway yang memungkinkan terjalinnya koneksi untuk perlengkapan telepon standar, keyset, dan PBX. Koneksi FXS berperan menyuplai nada dering, voltage, dan nada dial (Rafiudin Rahmad, 2006). 2.9 Elastix Elastix merupakan open source Unified Communications Server software sebuah perangkat lunak yang menyatukan IP PBX, email, IM, fax dan fungsi kolaborasi. Memiliki antarmuka web dan termasuk kemampuan seperti perangkat lunak call center dengan panggilan prediktif Fungsi Elastix didasarkan pada proyek-proyek open source termasuk Asterisk, Hylafax, Openfire dan Postfix. Mereka menawarkan paket PBX, fax, instant messaging dan fungsi email. Pengembang Elastix telah menulis interface web yang memungkinkan Anda untuk mengakses program, sehingga elastix terlihat seperti salah satu produk yang lengkap. Elastix juga menulis perangkat lunak tertentu seperti pelaporan program, deteksi hardware, konfigurasi jaringan, modul update software, restore backup, dan manajemen user ( Sharif, 2010). Elastix diciptakan oleh PaloSanto Solution, sebuah dukungan perusahaan yang berbasis Open Source di Ekuador. Elastix dirilis ke publik untuk pertama kalinya pada Maret 2006. Itu bukan sebuah distribusi lengkap tapi antarmuka Web untuk pelaporan CDR (Call Detail Records). Elastix distribusi Linux didasarkan pada CentOS, yang merupakan edisi gratis dan open source dari Red Hat Enterprise Linux.