PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Bahan

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
1. 1
Latar Belakang Masalah
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu kebutuhan pokok seluruh
masyarakat Indonesia. BBM yang sekarang ini sedang dieksploitasi secara besar – besaran,
kemungkinan akan segera mengalami kekurangan. Untuk itu, pemerintah Indonesia sedang
berupaya mencari pengganti BBM yang lebih terjangkau dan yang memiliki persediaan yang
cukup banyak. Bahan bakar pengganti ini dikenal sebagai bahan bakar alternatif yang antara
lain bisa berasal dari minyak nabati (tumbuhan).
Salah satu bahan bakar alternatif yang banyak digunakan adalah bahan bakar untuk
mesin diesel, atau disebut biodiesel. Bahan bakar ini masih dalam pengembangan di
Indonesia. Bahan bakar alternatif dari nabati ini, merupakan bahan yang dapat diperoleh dari
tanaman perkebunan di wilayah tropis, seperti minyak kelapa sawit, minyak kelapa, buah
jarak, dan lainnya.
Indonesia adalah negara yang dapat menghasilkan berbagai jenis minyak nabati
dalam jumlah yang cukup besar. Biasanya minyak nabati digunakan dalam membantu dalam
pengolahan pangan, dan sisa dari pengolahan tersebut biasanya tidak digunakan lagi. Minyak
sisa atau yang sudah tidak digunakan berasal dari minyak nabati atau hewani disebut minyak
jelantah (Ketaren, 2005). Minyak jelantah merupakan salah satu bahan baku biodiesel yang
potensial untuk dimanfaatkan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari produksi minyak
jelantah di Indonesia yang dapat mencapai sekitar 4.000.000 ton/tahun (Tabel 1.1) .
Melimpahnya jumlah minyak jelantah disertai potensi bahaya limbah tersebut jika dibuang
1 ke lingkungan, maka pemanfaatan minyak jelantah menjadi biodiesel dan pembuatan karbol
(pembersih porselen), merupakan kegiatan penyelamatan terhadap bumi dan penghematan
dalam penggunaan minyak bumi. Kegiatan yang cukup membantu adalah pengolahan
minyak jelantah menjadi biodiesel.
Tabel 1. 1 Jumlah Minyak Jelantah Indonesia tahun 2007
Sektor Penghasil Minyak Jelantah
Jumlah (ton/tahun)
Rumah Tangga
305.050,14
Industri Pengolahan Makanan
2.079.417,56
Restauran dan Hotel
1.502.218,93
Total
3.886.686,63
Sumber : Purbo, 2007
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati,
baik minyak yang belum digunakan maupun minyak bekas dari penggorengan dan melalui
proses transesterifikasi. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti
Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk motor diesel, dan dapat diaplikasikan baik dalam bentuk
100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu (BBX),
seperti 10% biodiesel dicampur dengan 90% solar yang dikenal dengan nama B1, (Erliza,
dkk, 2007: 8).
Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah sudah mulai dikenal dikalangan
masyarakat dan sudah banyak yang melakukannya sehingga pembuatan biodiesel dari
minyak jelantah tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Pada prinsipnya, pembuatan biodiesel
adalah menurunkan kekentalan minyak nabati, dari gugus ester pada minyak dengan gugus
2 alkyl pada alkohol (methanol/ethanol). Dari hasil pertukaran tersebut akan dihasilkan
molekul alkyl – ester (biodiesel) dan gliserin. Reaksi penukaran atau pembuatan ini biasa
disebut dengan trans-esterifikasi. Dalam proses pembuatan biasanya digunakan katalis yang
berupa basa kuat, yaitu KOH.
Pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan memanaskan minyak jelantah pada
suhu 65oC dan kemudian dicampurkan dengan methanol dan KOH. Setelah pencampuran
terjadi, maka biodiesel dan gliserol harus dipisahkan melalui pengendapan dengan cara
mendiamkan selama 12 jam. Proses pemisahan dapat dilakukan dengan cara memberikan
tegangan tinggi sehingga pemisahan bisa terjadi lebih cepat. Metode pemisahan gliserol dan
biodiesel menggunakan metode elektrokoagulasi. Nindyatama, 2015 mencoba mempercepat
proses pengendapan gliserol dengan menggunakan elektroda yang dialirkan listrik tegangan
tinggi. Hasil dari penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa gliserol dapat diendapkan
dengan waktu 2 menit pada tegangan 2100 Volt.
Proses Elektrokoagulasi merupakan proses elektrokimia yang secara simultan
memisahkan logam berat, padatan yang larut, zat organik yang teremulsi dan kontaminan
lainnya dari air dengan mengunakan listrik. Penggunaan elektrokoagulasi membutuhkan
tegangan yang tinggi yang dialirkan melalui elektroda. Penelitian ini akan melengkapi
pengaruh bahan elektroda yang digunakan, dan jarak yang paling efektif untuk mendapatkan
hasil pemisahan gliserol yang maksimal. Penyaluran tegangan tinggi dilakukan dengan
menggunakan elektroda dari bermacam – macam bahan seperti besi, kuningan dan stainless
steel, dan menggunakan jarak yang berbeda, untuk menentukan elektroda dan jarak yang
terbaik.
3 1. 2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah sebagai berikut :
i. Jenis elektroda apa yang paling efisien dalam pemisahan gliserol dan biodiesel?
ii. Berapa jarak elektroda terbaik untuk menghantarkan arus listrik dalam pemisahan gliserol
dan biodiesel?
1. 3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah :
i. Menentukan elektroda yang paling efisien dalam pemisahan gliserol dan biodiesel
ii. Menentukan jarak elektroda terbaik untuk menghantarkan arus listrik dalam pemisahan
gliserol dan biodiesel
1. 4
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapakan dapat digunakan sebagai
i. Sumber informasi mengenai metode pembuatan bahan bakar biodiesel yang mudah dan
cepat.
ii. Sebagai bahan masukka kepada pemerintah dalam penanggulangan melimpahnya
minyak jelantah
iii. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya
4 
Download