Pengaruh Perataan Laba terhadap Kinerja Saham pada

advertisement
19 AKUNTANSI Vol. 2 No.
e-Jurnal
BINAR
e-Jurnal BINAR
1, Januari
2013AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013
ISSN 2303 - 1522
Pengaruh Perataan Laba terhadap Kinerja Saham pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ade Trio Putra
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Jambi
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja saham pada perusahaan
perata laba dan bukan perata laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh peneliti dari literature yang mempunyai hubungan dengan materi yang
dibahas atau secara tidak langsung dari sumber pertama (perusahaan) dan melalui perantara
(diperoleh dan dicatat dari pihak lain). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t 2
sampel tidak berpasangan. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa nilai thitung
sebesar -0,592 dengan taraf signifikansi 0,05 nilai ttabel sebesar 2,110. Hal ini berarti H0
diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa terdapat perbedaan kinerja saham antara
perusahaan perata laba dan bukan perata laba.
Kata kunci: bukan perata laba, Kinerja saham, perata laba.
Pendahuluan
Perusahaan
secara
umum
mempunyai
tujuan
sosial
kepada
masyarakat dan secara khusus untuk
mendapatkan laba sebesar-besarnya. Hal
ini dimaksudkan agar sebuah perusahaan
mampu menjamin kelangsungan hidup
usahanya. Pencapaian laba yang sesuai
dengan yang diharapkan, memperlihatkan
adanya penggunaan sumber daya yang
optimal.
Salah satu cara manajemen untuk
mengatasi permasalahan pertentangan
kepentingan antara pihak internal dan
eksternal perusahaan adalah dengan
melakukan manajemen laba. Manajemen
laba yang sering dilakukan menajemen
adalah perataan laba (income smoothing).
Dalam hal ini, perataan laba dilakukan
karena informasi laba merupakan sasaran
utama dari informasi laporan keuangan
yang dipublikasikan bagi pihak eksternal.
Praktek perataan laba merupakan
fenomena yang umum dilakukan di
banyak negara. Praktek perataan laba
(income smoothing) yang telah terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
mengindikasi
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kinerja saham yang
dapat mendorong praktek perataan laba.
Menurut Ronen dan Sadan (1975),
perataan laba dilakukan karena informasi
laba merupakan sasaran utama dari
informasi laporan keuangan yang
dipublikasikan bagi pihak eksternal.
Perataan
laba
dilakukan
untuk
mengurangi investor meramalkan arus kas
masa datang (Prasetio dkk, 2002).
Menurut Ilmainir (1993) dalam Prasetio
dkk (2002) perataan laba meliputi
penggunaan teknik-teknik tertentu untuk
memperkecil atau memperbesar jumlah
laba suatu periode agar jumlah laba
periode itu mendekati jumlah laba pada
periode sebelumnya.
20
e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013
Praktek perataan laba (income
smoothing) yang telah terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan mengindikasi
faktor-faktor yang berhubungan dengan
kinerja saham yang dapat mendorong
praktek perataan laba. Kaitan kinerja
saham dengan perataan laba (income
smoothing) pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
membuat para investor mengetahui
sampai sejauh mana pergerakan saham
yang dapat menguntungkan para investor.
Berdasarkan
latar
belakang
masalah di atas, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut: “apakah terdapat
perbedaan
kinerja
saham
antara
perusahaan perata laba dan bukan perata
laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2008-2011?”
sampai dengan tahun 2011, sebanyak 147
perusahaan
manufaktur.
Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) merupakan perusahaanperusahaan yang saham-sahamnya aktif
diperdagangkan.
Adapun kriteria dalam pemilihan
sampel penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI dan menerbitkan laporan
keuangan dari tahun 2008-2011.
Perusahaan
manufaktur
dipilih
sebagai sampel karena praktik
perataan laba ditemukan lebih banyak
dilakukan
oleh
perusahaan
manufaktur.
2. Perusahaan yang tidak delisting serta
tidak melakukan merger dan akuisisi
pada kurun waktu tahun 2008-2011
3. Perusahaan
manufaktur
yang
menerbitkan laporan keuangan yang
sudah diaudit pada kurun waktu 2008
- 2011.
4. Perusahaan yang tidak mengalami
rugi selama kurun waktu 2008-2011.
5. Perusahaan
yang
membayarkan
dividen selama periode 2008 – 2011.
Berdasarkan kriteria di atas, maka
pemilihan sampel digambarkan dalam
tabel berikut ini:
Metode
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh praktik perataan laba
terhadap kinerja saham. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan datadata
populasi
penelitian
adalah
perusahaan dalam kelompok industri
manufaktur yang go public di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun berjalan selama 4
(empat) tahun yaitu dari tahun 2008
Tabel 1
Seleksi Sampel
No
Keterangan
Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2008 –
147
2011
2 Perusahaan menufaktur yang delisting, melakukan merger dan
(26)
akuisisi pada kurun waktu 2008 – 2011
3 Perusahaan Manufaktur yang tidak menerbitkan laporan yang
(8)
sudah diaudit pada kurun waktu 2008 – 2011
4 Perusahaan manufaktur yang mengalami rugi pada kurun waktu
(50)
2008 – 2011
21
e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013
5
Perusahaan yang tidak membayarkan dividen pada kurun waktu
2008 – 2011
Jumlah Sampel Akhir
(44)
19
Variabel dependen dalam
n = periode pengamatan
penelitian ini adalah kinerja saham
e. Menentukan risk free (Rf) yang
yang diukur dengan menggunakan
diperoleh dari tingkat suku bunga
pengukuran kinerja saham indeks
SBI.
sharpe. Dalam penggunaan metode
f. Langkah
terakhir
adalah
Sharpe, kinerja saham dihitung tanpa
memasukan
data
tersebut
memperhatikan pasarnya dan hanya
kedalam rumus sebagai berikut:
didasarkan pada penyimpangan dari
Rp Rf
Rp
return saham tersebut. LangkahTR
langkah perhitungan indeks sharpe
Rf = Rata-rata risk free rate
yaitu sebagai berikut:
yang dihitung dari nilai suku
a. Menghitung capital gain dengan
bunga SBI.
rumus sebagai berikut:
2. Variabel Independen
H arg a Saham t H arg a Saham t 1
Variabel independen dalam
Capital Gain
H arg a Saham t 1
penelitian
ini
adalah
income
smoothing (perataan laba) yang
b. Menghitung
return
saham
dihitung dengan menggunakan indeks
menambahkan
capital
gain
smoothing yang dihitung dengan
dengan yield yang dibayarkan
langkah-langkah sebagai berikut:
c. Menghitung rata - rata return
a. Menghitung rata-rata penjualan
saham
dengan
cara
dan rata-rata laba.
menjumlahkan seluruh return dan
b. Menghitung standar deviasi
dibagi dengan jumlah periode
penjualan (SDs) dan standar
pengamatan.
deviasi laba (SDi)
d. Menghitung nilai resiko investasi
c. Menghitung koefisien variasi
saham dihitung dari standar
penjualan (CVisales) dan koefisien
deviasi return saham dengan
variasi laba (CViearning), apabila
rumus sebagai berikut:
CVisales
>
CViearning
atau
Rp Rp
mempunyai indeks smoothing
TR
lebih kecil dari 1, maka dapat
n 1
dikatakan bahwa perusahaan
Dimana:
melakukan praktik perataan laba.
= Nilai investasi resiko
TR
Apabila CVisales < CViearning atau
saham
mempunyai indeks smoothing
Rp = Return saham
lebih
besar
Rp = Rata-rata return saham
21
e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013
d.
dari 1, maka dapat dikatakan
bahwa
perusahaan
tidak
melakukan praktik perataan laba.
Pengujian hipotesis menggunakan
uji t. Menurut Sugiyono (2010: 273), bila
n1 ≠ n2, varians homogen, dapat
digunakan rumus uji t dengan pooled
varians dengan derajat kebebasannya (dk)
= n1 + n2 – 2. Rumus pooled varians
yaitu sebagai berikut:
X1
t
X2
(n1 1) s12 (n2 1) s 22 1
n1 n2 2
n1
1
n2
Sedangkan bila n1 ≠ n2 dan
varians tidak homogen digunakan rumus
uji t dengan separated varians dengan
rumus sebagai berikut:
t
X1
X2
s12
n1
s 22
n2
Harga t sebagai t tabel pada rumus
uji t separated varians dihitung dari selisih
harga ttabel dengan dk (n – 1) dan dk (n2
– 1) dibagi 2, dan kemudian ditambahkan
dengan harga t yang terkecil (Sugiyono,
2010: 273).
Adapun
kriteria
pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Apabila thitung ≥ ttabel, maka Ho
ditolak, berarti bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara
kinerja saham perusahaan perata laba
dan bukan perata laba.
2. Apabila thitung < ttabel, maka Ho
diterima, berarti bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara
kinerja saham perusahaan perata laba
dan bukan perata laba..
Hasil Penelitian
Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada periode tahun 2008 – 2011
berjumlah 147 perusahaan. Perusahaan
yang memenuhi kriteria sesuai dengan
kebutuhan data perataan laba dan kinerja
saham sebanyak 19 perusahaan, Dari 19
perusahaan tersebut tidak dilihat apakah
perusahaan melakukan perataan laba atau
tidak, hal ini dikarenakan pengaruh
perataan laba (income smoothing) dilihat
dari perbedaan kinerja saham pada
perusahaan perata laba dan perusahaan
bukan perata laba.
. Deskripsi data perataan laba dan
kinerja saham perusahaan manufaktur
periode 2008 -2011 yaitu sebagai berikut:
1. Perataan Laba
Penentuan
perusahaan
manufaktur yang melakukan perataan
laba dilakukan dengan menentukan
indeks perata laba (indeks smoothing)
yaitu membandingkan koefisien
variasi penjualan (CVisales) dan
koefisien variasi laba (CViearning),
dimana apabila CVisales > CViearning
atau mempunyai indeks smoothing
lebih kecil dari 1, maka dapat
dikatakan
bahwa
perusahaan
melakukan praktik perataan laba,
sedangkan apabila CVisales < CViearning
atau mempunyai indeks smoothing
lebih besar dari 1, maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan tidak
melakukan praktik perataan laba.
Gambaran
perusahaan
manufaktur yang merupakan sampel
penelitian dilihat dari perataan laba
dapat dilihat pada tabel berikut:
21
e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013
Tabel 2
Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur Periode 2008 – 2011
Indeks
No Kode
Nama Perusahaan
CVisales CViearning
Smoothing
1
ASII Astra International Tbk.
0.254
0.185
1.375*
2
AUTO Astra Otoparts Tbk.
0.162
0.140
1.160*
3 BRAM Indo Kordsa Tbk.
0.104
0.254
0.408**
4
DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk.
0.213
0.280
0.759**
5 GGRM Gudang Garam Tbk.
0.144
0.284
0.507**
6
HMSP HM Sampoerna Tbk.
0.183
0.231
0.792**
7
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
0.092
0.219
0.421**
8
INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
0.157
0.232
0.678**
9
KAEF Kalbe Farma Tbk.
0.140
0.224
0.625**
10 KLBF Kimia Farma Tbk.
0.140
0.224
0.625**
11 LION Lion Metal Works Tbk.
0.139
0.128
1.086*
12 LMSH Lionmesh Prima Tbk.
0.206
0.482
0.428**
13 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
0.144
0.328
0.440**
14 MRAT Mustika Ratu Tbk.
0.116
0.211
0.549**
15 SCCO Sucaco Tbk.
0.336
0.592
0.568**
16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
0.119
0.149
0.797**
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk.
0.138
0.198
0.698**
18
TCID Mandom Indonesia Tbk.
0.120
0.049
2.434*
19 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.
0.192
0.264
0.730**
Keterangan : * Perata Laba
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011
** Bukan Perata Laba
2.
Berdasarkan tabel di atas,
dapat dilihat bahwa dari 19
perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel penelitian, sebanyak 4
perusahaan dengan indeks smoothing
> 1 yang berarti bahwa perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang
melakukan perataan laba. Sisanya,
sebanyak 15 perusahaan dengan
indeks smoothing < 1 yang berarti
bahwa perusahaan tersebut tidak
melakukan perataan laba selama
periode tahun 2008 – 2011.
Kinerja Saham
Kinerja
saham
dihitung
dengan menggunakan single indeks
model (metode sharpe) dengan
menentukan nilai return saham,
resiko
investasi
saham
yang
merupakan varians return saham dan
nilai risk free rate atau tingkat
pengembalian bebas resiko yang
ditentukan dari nilai rata-rata suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia
selama periode 2008 – 2011. Hasil
perhitungan indeks sharpe kemudian
dikonsultasikan terhadap kriteria
kinerja saham berdasarkan indeks
sharpe sebagai berikut:
21
e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013
No
1
2
Tabel 3
Kriteria Kinerja Saham
Kriteria
Kinerja
Indeks Sharpe > 0
Perform/Baik
Indeks Sharpe < 0
Underperform/Buruk
Gambaran mengenai kinerja saham berdasarkan perhitungan dari nilai indeks
sharpe yaitu sebagai berikut:
Tabel 4
Perhitungan Indeks Sharpe yang Merupakan Penentu Kinerja Saham Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEI Periode Tahun 2008 – 2011
No
1
2
3
Kode
Nama Perusahaan
Ratarata
Return
Saham
4.196
6.825
5.851
δTR
Risk
Free
Rate
Indeks
Sharpe
ASII
Astra International Tbk.
2.649
7.224 -1.143**
AUTO Astra Otoparts Tbk.
3.819
7.224 -0.104**
BRAM Indo Kordsa Tbk.
2.636
7.224 -0.521**
Darya-Varia
Laboratoria
4 DVLA
3.414
0.662
7.224 -5.753**
Tbk.
5 GGRM Gudang Garam Tbk.
5.012
2.812
7.224 -0.787**
6 HMSP HM Sampoerna Tbk.
4.926
3.264
7.224 -0.704**
Indofood Sukses Makmur
7 INDF
4.174
0.997
7.224 -3.059**
Tbk.
Indocement Tunggal Prakasa
8 INTP
2.511
0.881
7.224 -5.350**
Tbk.
9 KAEF Kalbe Farma Tbk.
659.455 1312.991 7.224
0.497*
10 KLBF Kimia Farma Tbk.
3.276
0.779
7.224 -5.070**
11 LION
Lion Metal Works Tbk.
5.652
0.636
7.224 -2.471**
12 LMSH Lionmesh Prima Tbk.
1.821
0.603
7.224 -8.961**
13 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 10.618
13.951
7.224
0.243*
14 MRAT Mustika Ratu Tbk.
263.774 513.813 7.224
0.499*
15 SCCO Sucaco Tbk.
3.830
2.053
7.224 -1.653**
16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
4.308
1.460
7.224 -1.997**
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk.
11.308
4.386
7.224
0.931*
18 TCID
Mandom Indonesia Tbk.
4.766
0.256
7.224 -9.613**
19 TSPC
Tempo Scan Pacific Tbk.
8.631
6.617
7.224
0.213*
Keterangan :*Perform/Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
** Underperform/Buruk
e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013
20
Berdasarkan tabel di atas terlihat
Hasil Pengujian Homogenitas Varians
bahwa dari 19 perusahaan manufaktur
Sebelum dilakukan pengujian
yang menjadi sampel penelitian, terdapat
hipotesis,
dilakukan
pengujian
sebanyak 5 perusahaan yang tergolong ke
homogenitas varians kedua sampel
dalam perusahaan dengan kinerja saham
penelitian dengan menggunakan analisis
yang baik (perform) dengan indeks sharpe
varians (uji F). Pengujian homogenitas
> 0, dan sebanyak 14 perusahaan yang
varians selengkapnya disajikan dalam
tergolong ke dalam perusahaan dengan
tabel 5. Rangkuman hasil uji homogenitas
kinerja saham buruk (underperform)
yaitu sebagai berikut:
dengan indeks sharpe < 0.
Tabel 5
Hasil Pengujian Homogenitas Varians
No
Keterangan
Nilai
1
Fhitung
2,249
2
Ftabel
3,344
3
Jumlah sampel perata laba (n1)
4
Jumlah sampel bukan perata laba (n2)
5
dk pembilang (n1 – 1)
3
6
dk penyebut (n2 – 1)
14
7
Signifikansi (α)
8
Kesimpulan
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa nilai Fhitung < Ftabel, (2,249 <
3,344), hal ini berarti bahwa kedua
sampel penelitian memiliki varians yang
homogen.
4
15
0,05
Homogen
saham perusahaan perata laba dan bukan
perata laba. Pengujian hipótesis dilakukan
dengan menggunakan uji t. Menurut
Sugiyono (2010: 273), bila n1 ≠ n2 dan
varians kedua sampel homogen, maka
pengujian
hipotesis
dilakukan
menggunakan uji t pooled varians. Hasil
uji t digambarkan dalam tabel berikut:
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipótesis dilakukan
untuk melihat perbedaan antara kinerja
Tabel 6
Hasil Uji t
No
Keterangan
Nilai
1
thitung
-0,592
2
ttabel
2,110
3
Jumlah sampel perata laba (n1)
4
Jumlah sampel bukan perata laba (n2)
15
6
dk (n1 + n2 – 2)
17
7
Signifikansi (α)
0,05
4
21
e-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 2 No. 1, April 2013
8 Kesimpulan
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari
pengujian
hipotesis
menggunakan uji t, didapatkan nilai thitung
sebesar -0,592 dengan nilai ttabel pada taraf
signifikansi 0,05 sebesar 2,110. thitung <
ttabel, hal ini berarti bahwa H0 diterima dan
menolak Ha yang berarti bahwa tidak
terdapat perbedaan kinerja saham antara
perusahaan perata laba dan bukan perata
laba pada perusahaan manufaktur yang
listing di BEI periode tahun 2008 – 2011.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
hasil
pengujian
hipótesis
dengan
menggunakan uji t pooled varians maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan
kinerja
saham
antara
perusahaan perata laba dan bukan perata
laba pada perusahaan manufaktur yang
listing di BEI periode tahun 2008 – 2011.
Daftar Pustaka
Ilyas, Y, 2001, Kinerja: Teori, Penilaian
dan Penelitian, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia,
Jakarta.
Munawir. 2010. Analisis Laporan
Keuangan,
Edisi
Keempat,
Liberty, Yogyakarta.
Tidak ada perbedaan
Mursalim. 2005. „Income Smoothing dan
Motivasi Investor Di Bursa Efek
Jakarta”. Jurnal SNAVIII Solo.
Murtanto. 2004. Analisis Perataan Laba
(income smoothing): Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi
dan
Kaitannya dengan Kinerja Saham
Perusahaan Publik di Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi
VII. Denpasar.
Prasetio, J.E., S. Astuti & A. Wiryawan.
2002. “Praktik Perataan Laba
Dan Kinerja Saham Perusahaan
Publik Di Indonesia” Jurnal
Akuntansi dan Auditing, vol. 6(2),
hal.45-63.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
http://sahamok.com/pasarmodal/emiten/daftar-perusahaanmanufaktur-di-bei/
http://www.idx.co.id/
Download