INFORMASI SINGKAT BENIH No.167, November 2013 Cassia fistula L. Taksonomi dan Tatanama Famili: Fabaceae Sinonim: Cassia rhombifolia Roxb., Cathartocarpus fistulus (L) Pers. Nama lokal/daerah: Indonesia: kayu raja, trengguli tengguli, trangguli, kunyur, babuni. Malaysia: bereksa, rajah kayu, tengguli. Inggris : golden shower, Indian laburnum, pudding pipe tree, purging cassia, purging fistula. Prancis : Bâton casse, casse doux, casse espagnole. Thailand : chaiyaphruek, khuun. Vietnam : bò-cap nuóc. Hindi : amaltas, bandarlathi. Tamil : konnai, sarak-konne, tiru kontai. Penyebaran dan Habitat Kayu raja berasal dari Negara tropis di Asia, banyak ditemukan di India, Indonesia dan Malaysia, kemudian dapat ditemukan kembali di Afrika (Kenya) dan Amerika (Florida, Kuba, Puerto Rico, Jamaica, Mexico, Amerika, Colombia, Venezuela, Brazil). Tanaman ini umumnya tumbuh pada daerah dengan ketinggian rendah. Di Jawa, tanaman ini tumbuh pada hutan dengan penyinaran matahari yang baik dan memiliki ketinggian 400 m dpal. Di Filipina, kayu raja tumbuh pada padang rumput yang berada pada ketinggian tempat rendah dan sedang. Di Thailand, tanaman ini ada yang ditemukan pada tanah berpasir dan tanah yang liat. resisten terhadap kemarau namun tidak tahan dalam kondisi yang sangat dingin. Deskripsi Botani Cassia fistula termasuk tanaman yang lambat tumbuh dan menggugurkan daunnya. Tanaman ini dapat berbunga antara 8 – 10 tahun setelah ditanam. Tanaman menggugurkan daunnya setiap 9 – 10 bulan dan berbunga setelah tumbuh daun baru. Cassia fistula merupakan tanaman yang berukuran sedang dengan tinggi sekitar 10 m, tanaman memiliki batang yang lurus dan tinggi bebas cabangnya dapat mencapai 5 m. Diameter batang mencapai 1 m dan memiliki cabang yang menyebar ke segala arah. Kulit batang yang muda berwarna abu – abu muda, halus dan tipis. Saat tanaman tua, kulit batang berwarna coklat tua dan kasar. Tanaman ini memiliki daun majemuk berseling dengan panjang 30 – 40 cm. Pada setiap tangkai memiliki 4 – 8 pasang daun. Setiap helai daun memiliki panjang 7,5 – 15 cm, lebar 2 – 5 cm serta panjang petiol 2 – 6 mm. Bunga tanaman kayu raja berwarna kuning cerah dengan kelopak berbentuk oblong dengan panjang daun 2 -4 kali lebarnya dengan tepi paralel atau agak menyempit. Mahkota bunga terdiri dari 5 bagian yang sama besar. Benang sari berjumlah 10 di bagian atas dengan tangkai sari tegak dengan panjang 0,7 cm dan memiliki anther/kepala sari pada ujung filamen. Gb. Daun dan Bunga Cassia fistula L. (Foto : BPTH Sulawesi) Gb. Pohon Cassia fistula L. (Foto : BPTH Sulawesi) Tanaman mampu tumbuh pada kondisi rata – rata hujan tahunan 480 – 2720 mm, temperatur sekitar 18 – 28,5°C dengan pH tanah 5,5 – 8,7. Tanaman tumbuh baik dengan intensitas matahari sedang dan Buah polong berbentuk silinder memiliki panjang 40 – 60 cm dengan diameter 1 – 2 cm dan menggantung. Dalam satu buah polong terdapat 25 – 100 biji. Polong disusun dari beberapa transverse septa diantara benih. Benih lenticular dengan warna coklat mengkilap. Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi buah, bisa dibuat secara kontinyu dengan mudah sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang cukup banyak. Pada sistem cangkok akan dihasilkan tanaman dengan sifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga/berbuah. Tanaman yang dipilih untuk cangkok adalah tanaman induk yang berkualitas dan berusia yang cukup tua. Gb. Benih dan Buah Cassia fistula L. (Foto : BPTH Sulawesi) Kegunaan Di India, bunga kayu raja dikonsumsi oleh masyarakat. Bunga juga merupakan jenis yang disukai lebah untuk mendapatkan nectar. Kayunya yang kuat dan tahan lama dimanfaatkan sebagai bahan pembuat mebel seperti almari, untuk bahan pembuat alat – alat perkebunan, bahkan ada yg memanfaatkan untuk pembuatan roda kayu dan ada bagian yang dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Kayu raja juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat – obatan. Bunganya dimanfaatkan sebagai luka bakar, obat sembelit, diare, epilepsy, jerawat dan tumor. Akarnya digunakan sebagai obat luka bakar, kusta dan penyakit kulit. Buahnya dapat dimanfaatkan untuk obat sakit perut, sembelit, demam, hati dan lepra. Di Yunani tanaman kayu raja juga banyak dimanfaatkan sebagai obat. Daunnya dimanfaatkan untuk obat radang tenggorokan. Bunganya dimanfaatkan sebagai obat sakit perut. Buahnya dimanfaatkan sebagai obat radang tenggorokan, sakit mata, flu, liver, rematik dan asma. Kayu raja juga dimanfaatkan sebagai tanaman ornamental. Saat tanaman berbunga, akan terlihat sangat indah karena penuh dengan bunga berwarna kuning dan sedikit sekali terlihat daunnya. Perbanyakan Tanaman Perbanyakan tanaman kayu raja dapat dilakukan melalui cara vegetatif ataupun generatif. Perbanyakan secara generatif dilakukan melalui bijinya. Perbanyakan vegetative dilakukan melalui stek dan cangkok. Apabila akan melakukan perbanyakan generative, benih yang cukup tua direndan dalam sulphuric acid pekat selama 15 hingga 30 menit, kemudian dibilas dengan air bersih. Setelah dibilas, benih direndam dengan menggunakan air bersih selama 24 jam sebelum ditabur. Sama halnya dengan tanaman lain, benih sebaiknya ditabur dalam bedeng tabur sebelum akhirnya dipindahkan ke dalam polybag. Perbanyakan tanaman secara vegetatif lebih fleksibel karena produksi bibit tidak tergantung pada ketersediaan benih dan musim Dalam cangkok, media yang digunakan yaitu campuran moss cangkok, top soil dan kompos. Pemilihan cabang yang sehat dengan diameter 24 cm. Cabang dikerat 5 cm menggunakan pisau cangkok, kulit cabang dikelupas dan bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerok dan dibiarkan beberapa menit. Luka sayatan ditutup dengan campuran media, kemudian ditutup dengan polibag hitam dan diikat. Bagian pembungkus cangkok dilubangi untuk memudahkan masuknya air atau keluarnya akar. Stek dapat dilakukan dengan stek pucuk yaitu memanfaatkan potongan bagian pucuk juvenil dengan menyertakan bagian daunnya. Pembuatan stek dengan cara memotong trubusan menjadi beberapa bagian. Satu stek terdiri atas 2 mata/nude. Tunas dipilih yang belum membentuk jaringan gabus. Tipe pertumbuhan tunas harus diperhatikan dengan memilih tunas yang memiliki pertumbuhan ke arah vertikal (ortotropic). Penanaman dapat dilakukan pada rumah kaca atau bedengan persemaian yang ditutup dengan sungkup plastik. Daftar Pustaka BPTH Sulawesi. 2011. Visualisasi Sumberdaya Genetik Perbenihan Tanaman Hutan. Makassar: BPTH Sulawesi Toruan-Purba, A.V., 1999. Cassia L.[Internet] Record from Proseabase. de Padua, L.S., Bunyapraphatsara, N. and Lemmens, R.H.M.J. (Editors). PROSEA (Plant Resources of South East Asia) Foundation. Bogor, Indonesia. diakses dari http://www.proseanet.org. Pada tanggal 26 September 2013. World Agroforestry Centre. A tree species reference and selection guide : Cassia fistula. Diakses dari http://www.worldagroforestrycentre.org pada tanggal 26 September 2013. DISIAPKAN OLEH BPTH SULAWESI Penulis : Anita Eka W (PEH BPTH Sulawesi) BPTH SULAWESI Jl.Perintis Kemerdekaan Km.17 Makassar Telepon/Fax : (0411) 550076/554501 Website : www.bpthsulawesi.net Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi