PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL ULUM WRINGINPUTIH KEC.BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh DIAH ARIYANI NIM 12508001 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011 i PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah diteliti dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama : Diah Ariyani NIM : 12508001 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Guru MI Judul : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Kemampuan Pemecahan Masalah Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Diah Ariyani NIM : 12508001 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Guru MI Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya milik orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. iii SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL ULUM WRINGINPUTIH KEC. BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 DISUSUN OLEH DIAH ARIYANI 12508001 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 21 Maret 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III NIP. 195808271983031002 : Mubasirun, M.Ag NIP. 195902021999031001 : Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP. 196106231998032001 : Drs. Bahroni, M.Pd NIP. 196408181994031004 : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd NIP. 195705201986011001 iv ----------------------------------------------- MOTTO “Barang siapa mempunyai kemauan pasti ada jalan.” Dengan kehendak Allah tidak ada sesuatu yang mustahil di dunia ini. Hendaklah manusia itu berusaha dan berdoa, karena berusaha tanpa berdoa adalah kesombongan dan berdoa tanpa berusaha juga kesombongan. PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayah dan ibu tercinta yang dengan do’a dan seluruh pengorbanannya telah mengukir segala asa, cita dan harapan. 2. Suamiku tercinta yang selalu mendorong dan memberi inspirasi serta motivasi. 3. Anakku tersayang sebagai motivasi terbesar. 4. Adikku tersayang yang senantiasa memberi dukungan. 5. Teman-temanku senasib seperjuangan yang telah membantu baik moril maupun spiritual. v ABSTRAK Diah Ariyani (12508001) 2011. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Kemampuan Pemecahan Masalah Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Model Creative Problem Solving Pada Siswa Kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd Kata kunci: Model Creative Problem Solving, Pemecahan Masalah dan Peningkatan Hasil Belajar. Penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui Model Creative Problem Solving pada siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih. Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah: Apakah penggunaan Model Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih? Dalam menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif atau non statistik yaitu melalui tiga siklus. Siklus 1 menunjukkan 55,56% siswa tuntas belajar dan 44,44% siswa belum tunas belajar; Siklus 2 menunjukkan 77,78% siswa tuntas belajar dan 22,22% siswa belum tuntas belajar; siklus 3 menunjukkan bahwa 88,89% siswa tuntas belajar dan11,11% siswa belum tuntas belajar. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: Model Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih. Meskipun belum 100% ketuntasan belajar siswa namun dari hasil yang diperoleh diatas telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Berdasarkan temuan tersebut, maka temuan ini merekomendasikan kepada para pendidik agar dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didik, materi yang diajarkan, serta selalu mendata kemajuan peserta didik dalam proses belajar mengajar. vi KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabil’alamin. Puji syukur kepada Allah SWT, sebab tak ada dan tak pernah ada kata-kata yang pantas kecuali rangkaian kalimat syukur kita ke hadirat Allah SWT. Dengan rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah dan inayah-Nya yang sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW, beliaulah penyempurna akhlak yang mulia, dan telah memberi uswah khasanah pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang. Tersusunnya skripsi berjudul “PENINGKATAN MATEMATIKA TENTANG KEMAMPUAN HASIL BELAJAR PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL ULUM WRINGINPUTIH KEC. BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011”. Kegiatan terakhir dari serangkaian kegiatan studi penulis untuk meraih gelar Strata 1 Jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat: vii 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga beserta stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan segala fasilitas di STAIN Salatiga. 2. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku Kaprodi PGMI juga sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran guna membimbing penulis. 3. Bapak, Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah banyak berjuang dalam menegakkan agama dan kebenaran serta telah banyak memberikan dorongan kepada penulis. 4. Kepala MI Miftahul Ulum Wringinputih Kec.Bergas Kab. Semarang beserta para guru yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian. 5. Ayah, ibu, adik, suami dan anakku yang tercinta yang tiada henti mendoakan penulis. 6. Teman-temanku senasib, selangkah dan seperjuangan yang telah membangkitkan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini. 7. Semua pihak yang telah membantu penulis baik matriil maupun spiritual dalam melancarkan penulisan skripsi ini. Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan atas jasa-jasanya kecuali permohonan do’a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT meridloi dan berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda. Penulis menyadari betul bahwa dalam penyusunan naskah skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. viii Akhirnya, semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca yang budiman umumnya. Salatiga, 23 Februari 2011 Penulis Diah Ariyani ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN .................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. v ABSTRAK ....................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... x BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5 D. Hipotesis Penelitian.................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 F. Definisi Operasional................................................................... 7 G. Metode Penelitian....................................................................... 11 H. Sistematika Penulisan ................................................................ 18 KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar............................................................................... 19 B. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat 25 x C. Model-Model Pembelajaran....................................................... 26 D. Model Creative Problem Solving............................................... 28 E. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator ............. 32 F. Kaitan Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Model Creative Problem Solving ........................ 33 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI.Miftahul Ulum Wringinputih ................ 34 B. Deskripsi Siklus I ...................................................................... 43 C. Deskripsi Siklus II. .................................................................... 47 D. Deskripsi Siklus III ................................................................... 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V A. Hasil Penelitian .......................................................................... 54 B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 69 PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 73 B. Saran .......................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah dasar tujuan pendidikan merupakan suatu masalah yang fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Karena pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan suatu sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Dari tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik itu dibawa (Ahmadi, 2001:98). Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia dari segi intelektual atau cara berpikir. Maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, Sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan dalam pembentukan pribadi anak. Oleh karena itu, setiap proses pendidikan akan berupaya menggali potensi individu untuk mengembangkan dan mengubah masyarakat. Dalam upaya itu, setiap proses pendidikan perlu menerapkan model pembelajaran yang sesuai sehingga transformasi pengetahuan, pemahaman, dan perilaku yang diberikan kepada siswa dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pada dasarnya tujuan utama dari kegiatan belajar mengajar adalah agar siswa menguasai materi pelajaran sesuai dengan kompetensi yang telah 1 ditetapkan. Seorang pendidik sudah berupaya mulai dari menyusun rencana pembelajaran, metode pembelajaran yang relevan, sampai dengan pelaksanaan evaluasi. Kenyataan menunjukan bahwa setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, masih saja ada siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar yang rendah (nilai di bawah KKM). Sering dijumpai pada faktanya ada salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi bahkan dianggap sulit oleh siswa yaitu pelajaran matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, memiliki peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Depdiknas, 2007:1). Ketelitian, kecermatan dan ketepatan dalam berpikir sangat diperlukan saat mempelajari matematika. Dengan kebiasaan berpikir yang cermat dan teliti ternyata akan dapat membantu dalam mempelajari mata pelajaran lain, sehingga pelajaran selain matematika bisa dipelajari tanpa mengalami kesulitan. Namun dalam kenyataanya hasil evaluasi pelajaran matematika tiap akhir semester maupun ujian akhir sering kali masih dibawah mata pelajaran lain. Keadaan ini harus mendapat banyak perhatian. Salah satu faktor yang 2 mempengaruhi adalah kurang sesuainya model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah ekspositori. Keterampilan siswa selama pembelajaran dengan model ekspositori belum memuaskan karena pembelajaran berlangsung satu arah saja. Kalaupun siswa diberi kesempatan mengeluarkan pendapat dan bertanya, sedikit siswa yang melakukannya. Hal ini karena siswa masih takut atau bingung mengenai apa yang akan ditanya. Selain itu siswa kurang terlatih mengembangkan ide-idenya dalam pemecahan masalah. Siswa masih minder atau pasif, belum mampu berpikir kritis dan berani mengeluarkan pendapat. Berdasarkan survei sementara yang penulis lakukan pada bulan November 2010 di MI Miftahul Ulum Wringinputih menunjukan adanya beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya nilai ulangan harian pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kelas V, yaitu: 1) Siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan oleh guru, disebabkan model pembelajaran yang kurang tepat. 2) Rendahnya semangat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. 3) Siswa cenderung pasif selama mengikuti pelajaran matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya selalu mengikutsertakan siswa secara aktif guna mengembangkan 3 kemampuan mengamati, merencanakan, mengkomunikasikan hasil dan sebagainya, sehingga guru mengetahui kesulitan yang dialami siswa dan selanjutnya mencari cara menyelesaikannya. Model Creative Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika dihadapkan pada suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan pemecahan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpiki, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Cahyono, 2007:1) Creative Problem Solving adalah model pembelajaran atas dasar kemampuan pemecahan masalah. Creative Problem Solving menekankan siswa belajar aktif dan pemecahan masalah dapat menolong mengembangkan pemikiran kritis (Chen, 2002: 313). Mata pelajaran matematika dengan pokok bahasan bilangan bulat merupakan materi yang erat kaitanya dengan kehidupan kita sehari-hari dimana kita dituntut untuk berpikir kritis dan aktif dalam pemecahan masalah. Dengan demikian maka perlu adanya sebuah model pembelajaran yang menarik sebagaimana Model Creative Problem Solving agar siswa mampu mengatasi segala kesulitan-kesulitanya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya dan mampu menerapkan pada kehidupan nyata. 4 Dengan adanya permasalahan-permasalahan di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul ”PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL ULUM WRINGINPUTIH KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, perlu dibuat rumusan masalah yang akan menuntun langkah-langkah penelitian berikutnya. Adapun rumusan masalahnya adalah apakah Model Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Model Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada 5 siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang masih harus di buktikan setelah data terkumpul (Sumadi, 2009:21). Dengan demikian hipotesis yang penulis maksudkan adalah Model Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Untuk mengukur tingkat keberhasilan peningkatan hasil belajar dengan penerapan Model Creative Problem Solving terhadap kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, maka penulis batasi dengan indikator sebagai berikut : a. Rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah siswa dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan Model Creative Problem Solving lebih baik dari pada pembelajaran sebelumnya. b. Nilai kemampuan pemecahan masalah siswa dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui Model Creative Problem Solving dapat mencapai ketuntasan. 6 E. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a) Sekolah atau lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap upaya pengembangan kemampuan pemecahan masalah siswa. b) Guru dapat mengetahui variasi model pembelajaran matematika yang sesuai dengan materi yang diajarkan. c) Siswa dapat memperbaiki serta meningkatkan hasil belajar matematika. d) Bagi peneliti, menambah wawasan dan keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian tentang Model Creative Problem Solving. F. Definisi Operasional Untuk menghindari miss perception serta mendapat penjelasan tentang penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Pemecahan Masalah Operasi Matematika Tentang Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Model Creative Problem Solving Pada Siswa Kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.”, maka penulis perlu memberikan batasan sebagai berikut: 1. Hasil Belajar Belajar adalah Perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan berkat latihan-latihan yang bertahap (Prasetyo, 2002:2). 7 Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya (Dalyono, 1997:49). Menurut Sudjana, (1990:22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Belajar merupakkan sesuatu yang amat penting dan sangat dibutuhkan dalam menghadapi situasi yang baru. Dalam ayat suci AlQur'an surat An-Ankabut ayat 43 yang berkenaan dengan orang-orang yang memiliki prestasi belajar: ن bc V HO V إ ا HJ L M O P HQ وHUT HJ W Z H\ Q L ` سLV X _ ا] ل و Y Artinya : Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu (QS. An-Kabut : 43). Berdasarkan pengertian diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar adalah usaha merubah perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktifitas belajar. 2. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:799) definisi operasi hitung penjumlahan bilangan bulat adalah: a. Operasi adalah pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan. b. Penjumlahan adalah proses, perbuatan, cara menjumlahkan. 8 c. Bilangan adalah: Ide yang bersifat abstrak yang bukan lambang atau simbol. d. Bilangan bulat adalah bilangan operasional …,-3,-2,-1,0,1,2,3,... Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:616) menyatakan bahwa pengurangan adalah: a. Proses, cara, perbuatan, mengurangi atau mengurangkan. b. Hitungan tentang mengurangi. c. Penyusunan, pembatasan. Jadi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah pelaksanaan cara menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat yang telah dikembangkan. 3. Model Creative Problem Solving Model Creative Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika dihadapkan pada suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan pemecahan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Cahyono,2007:1). Creative Problem Solving adalah strategi pengajaran mengembangkan atas dasar kemampuan pemecahan masalah. Model Creative Problem Solving menekankan siswa belajar aktif dan pemecahan 9 masalah dapat menolong mengembangkan pemikiran kritis (Chen, 2002: 313). Penulis menyimpulkan bahwa Model Creative Problem Solving adalah model pembelajaran yang dalam kegiatan belajar mengajar guru mengajarkan keterampilan pemecahan masalah pada siswa. Dalam hal ini adalah pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Apa yang penulis maksud dengan peningkatkan hasil belajar matematika tentang kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui Model Creative Problem Solving adalah salah satu usaha yang dilakukan dan dikerjakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar yang ingin dicapai dari proses belajar mengajar melalui Model Creative Problem Solving. Hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah mata pelajaran matematika, kegiatan ini dilakukan melalui pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan oleh tutor sebaya. Ketika dihadapkan pada suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan pemecahan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya, kemudian dilanjutkan dengan penilaian secara tes tertulis untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model Creative Problem Solving tentang kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 10 G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, dengan alasan nilai ulangan harian maupun nilai mid semester I mata pelajaran matematika kelas V rendah sehingga diperlukan penelitian. Penelitian ini merupakan kegiatan untuk mencermati sebuah proses belajar mengajar, yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dan meningkatkan mutu pembelajaran serta memperbaiki kualitas pembelajaran terutama dalam penggunaan model mengajar. Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan tiga siklus tindakan, setiap siklus terdiri dari (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan (d) refleksi. Tiga siklus tersebut tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa. 2. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian a) Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu data mengenai variabel-variabel yang diteliti (Azwar, 2007:34). Adapun subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berjumlah 9 siswa terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Alasan dipilih kelas V sebagai subjek penelitian 11 ini karena adanya pertimbangan bahwa usia siswa kelas V sudah mampu berpikir logis, hal tersebut sesuai dengan materi yang akan dipelajari dan model pembelajaran yang akan digunakan. b) Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. c) Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2010/2011 pada bulan November 2010 sampai Januari 2011 atau kurang lebih 3 (tiga) bulan. 3. Langkah-langkah Siklus Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terkait tindakan guru dalam bentuk pembelajaran. Namun demikian, ada hal yang sangat perlu dipahami bahwa Penelitian Tindakan Kelas bukan mengajar seperti biasanya, tetapi harus mengandung suatu pengertian bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam penelitian ini terdapat 3 siklus yang masing-masing meliputi 4 tahapan. Berikut gambar dan penjelasannya. 12 Pelaksanaan Perencanaan SIKLUS Pengamatan Refleksi Pelaksanaan Perencanaan SIKLUS Pengamatan Refleksi Pelaksanaan Perencanaan SIKLUS Pengamatan Refleksi a. Perencanaan Pada tahap ini rencana Pelaksanaan Tindakan Kelas yang harus dilaksanakan oleh peneliti yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan menyiapkan instrumen penelitian. b. Tindakan Pada tahap tindakan dilakukan pada saat jam pelajaran matematika dengan menggunakan Model Creative Problem Solving. Guru menyajikan materi yang telah disiapkan dan membimbing siswa 13 dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan informasi yang dimiliki dan mempresentasikan isi informasi. Selanjutnya guru melaksanakan observasi selama pelaksanaan proses belajar mengajar dan evaluasi. c. Pengamatan Untuk mengamati model pembelajaran ini berhasil atau belum, maka dapat dilihat dari respon siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan guru. Kegiatan ini berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa memahami materi pelajaran, yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. d. Refleksi Setelah Model Creative Problem Solving diterapkan dan telah melakukan evaluasi melalui observasi dan test, maka dapat dilihat adanya perubahan dari hasil belajar. Perubahan tersebut dapat dibandingkan dengan sebelum dan sesudah diterapkan Model Creative Problem Solving. Peneliti mempertimbangkan hasil belajar siswa pada semester I sebagai kondisi awal untuk dijadikan acuan melanjutkan ke tahap penelitian. 4. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data pada penelitian ini, bentuk instrumen penelitian adalah : 14 a. Pedoman/lembar pengamatan (observasi) digunakan untuk mengamati keaktifan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan Model Creative Problem Solving. b. Tes/soal digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya siswa dalam menguasai materi setelah menggunakan Model Creative Problem Solving. 5. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang obyektif dan autentik serta valid peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut : a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik mengenai fenomena yang diselidiki. (Arikunto, 2006:136). Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti adalah mengamati dan mencatat kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran. Adapun data yang diambil dari observasi ini adalah data keaktifan siswa, data ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan data siswa dalam penguasan materi. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan jalan mencatat dan memanfaatkan data yang ada di instansi terkait seperti arsip, daftar peserta didik dan guru serta raport (Margono, 1997:167). 15 Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumen adalah data mengenai keadaan sekolah baik dari sisi sistem pendidikan maupun dari segi organisasi sekolah. c. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu (Arikunto, 2006:155). Pada penelitian ini hasil wawancara yang didapatkan adalah data tentang kelengkapan data profil sekolah. 6. Analisis Data Menurut Arikunto (2006:239), data yang terkumpul dapat di klarifikasikan kedalam dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang berbentuk kata-kata. Adapun penjelasanya adalah sebagai berikut: a. Data Kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisa statistik deskriptif. b. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkatan pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru atau afektif. 16 Langkah-langkah analisa data dalam penelitian ini: 1) Mengumpulkan data dari hasil observasi dan test 2) Menentukan kriteria nilai dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar, kriteria tuntas (62-100) dan kriteria tidak tuntas (0-61). 3) Setelah data sudah dalam bentuk nilai untuk mengetahui hasil belajar dihitung dengan menggunakan statistik yang dirumuskan sebagai berikut: f x 100 % n P= Keterangan : P : Persentase f Frekuensi (siswa yang menguasai atau tuntas) : n : Jumlah seluruh siswa 4) Setelah diketahui hasil persentase kesimpulan dalam bentuk kalimat. 17 kemudian mengambil H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik dapat dilihat di bawah ini : Bab I. Pendahuluan Pada Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Kajian Pustaka Pada Bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari tiap-tiap variabel penelitian. Bab III. Pelaksanaan Penelitian Pada Bab ini berisi tentang gambaran umum MI Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dan pelaksanaan penelitian. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada Bab ini berisi hasil penelitian meliputi diskripsi per siklus dan pembahasan. Bab V. Kesimpulan dan Penutup Pada Bab ini berisi kesimpulan dan saran 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar a) Belajar adalah Perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan berkat latihan-latihan yang bertahap (Prasetyo, 2002:2). b) Pengertian belajar menurut Ahmadi, (2004:128), “ Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. c) Belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat relatif konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini maka antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil proses (Hasan, 1994:84). d) Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup 19 perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya (Dalyono, 1997:49). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana 1990:22). Dari beberapa pendapat di atas, maka penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa pada hakekatnya hasil belajar adalah kemampuan siswa menerima materi yang telah diajarkan. Untuk mengetahui hasil belajar penulis menggunakan evaluasi atau penilaian. 2. Tujuan Belajar Adapun Tujuan belajar adalah : a) Mengadakan perubahan di dalam diri berupa tingkah laku; b) Mengubah kebiasaan dari buruk menjadi baik; c) Mengubah sikap dari negatif menjadi positif; d) Memupuk keterampilan; e) Menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu (Dalyono, 1997:48). 3. Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Dalyono (1997:51), disebutkan beberapa prinsip dalam belajar antara lain: a) Kematangan Jasmani dan Rohani 20 Salah satu pendidikan akan dimulai pada diri anak adalah adanya kematangan jasmani dan rohani. Kematangan jasmani memberikan gambaran di atas minimal umur serta konsidi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar, dapat dicontohkan dimana banyak sekali sekolah dasar yang memberikan batas minimal umur anak untuk diterima pada lembaga pendidikan ini. Sedangkan kondisi rohani memungkinkan anak telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar karena dalam taraf ini anak yang biasanya berfikir mudah mulai digugah kemampuan berfikir. Ingatan, fantasi dan sebagainya, sehingga hal ini perlu dipersiapkan. b) Memiliki Kesiapan Dalam segala hal mungkin dibutuhkan suatu kesiapankesiapan merupakan suatu cara dimana sudah diperkirakan dari awal yang akan dihadapi. Kesiapan di sini bisa berupa kesiapan fisik, mental maupun perlengkapan belajar. c) Memahami Tujuan Pemahaman tujuan terhadap apa yang kita lakukan mutlak diperlukan. Prinsip ini sangat penting dimiliki mengingat hal ini akan sangat bermanfaat bagi anak untuk dapat menyelesaikan dengan baik kegiatan yang dilakukan dan mampu menyelesaikan dengan cepat. d) Memiliki Kesungguhan 21 Kesungguhan merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan suatu kegiatan, orang yang belajar harus sungguhsungguh untuk melakukan kegiatan tersebut. e) Ulangan dan latihan Apa saja yang dipelajari perlu suatu koreksi, proses belajar merupakan suatu kegiatan yang berulang-ulang. Semakin banyak mengulang maka akan semakin mengena dalam pikiran sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktorfaktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar Menurut M. Dalyono (1997:55) adalah: a) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi: kesehatan; intelegensi dan bakat; minat dan motivasi; cara belajar. b) Faktor ekstern (yang berasal dari luar diri) yaitu keluarga dan sekolah. Keluarga merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Baqarah : 124. kZl ل إHm n T J cT` o Hc t W w x هzL { إ ذ p تL s u ا رXW إW و ا W لHU P Hm k{ TPرl لHQ ذ ل nQ Hm HQ إ و س HUTLV L ~H• _ 22 n xc V H€ T Vا ‚يJ ~ Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim" (Depag RI, 1989:32). Menurut Mahmud, (1991: 87) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ialah: a.Faktor internal, seperti motivasi dan keyakinan 1) N.Ach (need for achievement) ialah dorongan atau motif untuk berprestasi. N.Ach adalah suatu motif intristik untuk mencapai dalam hal tertentu. 2) Takut gagal Takut gagal, yang acapkali berupa perasaan cemas seperti apabila menempuh ujian, mempelajari sesuatu yang baru atau memecahkan masalah yang sulit, dapat mengganggu keberhasilan dalam berprestasi. 3) Takut sukses Takut sukses mungkin lebih karakteristik pada wanita ketimbang pria. Apabila cukup kuat, takut sukses, itu dapat 23 merongrong N.Ach seseorang dan melahirkan perasaanperasaan negatif terhadap prestasi yang baik. Disamping motif-motif tersebut, ada faktor lain yang juga memainkan peranan dalam Hasil belajar: faktor yang dimaksud adalah persepsi seseorang terhadap prestasinya. Hal ini berkait dengan kombinasi empat faktor: kemampuan, usaha, sukarnya tugas dan keberuntungan atau nasib baik. Misalnya apabila seseorang berhasil dan keberhasilan itu dikaitkan dengan kemampuan dan usaha (bukan dengan mudahnya tugas atau dengan keberuntungan), maka ia akan optimis dan percaya diri untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya. b.Faktor eksternal Telah disinggung di muka bahwa kemampuan dan usaha sangat berpengaruh terhadap hasil belajar; demikian juga halnya dengan kesempatan dan faktor-faktor situasional. Banyak perbedaan dalam prestasi akademik (atau prestasi dalam pekerjaan) bukan disebabkan oleh berbedanya kemampuan atau pun motif, tetapi karena berbedanya lingkungan tempat kemampuan dan motif itu ditunjukkan. Lingkungan sekolah misalnya, amat bervariasi; gedungnya, fasilitas fisik lainnya, peralatannya, perpusatakaannya, kesempatan untuk memperluas dan memperkaya pengetahuan, suasana kelasnya, disiplinnya, kualitas dan penghasilan gurugurunya. Kualitas lingkungan keluarga; ada tidaknya pesawat TV, 24 kamus, ensiklopedi, surat kabar, almari es dan sebagainya, sangat berkaitan dengan hasil belajar siswa. B. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:799) definisi operasi hitung penjumlahan bilangan bulat adalah: a) Operasi adalah pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan. b) Penjumlahan adalah proses, perbuatan, cara menjumlahkan. c) Bilangan adalah: Ide yang bersifat abstrak yang bukan lambang atau simbol. d) Bilangan bulat adalah bilangan operasional …,-3,-2,-1,0,1,2,3,... Bilangan bulat merupakan gabungan antara bilangan asli, dengan bilangan-bilangan negatifnya serta bilangan nol. Dengan demikian apabila ditulis dalam bentuk bilangan bulat akan didapat B = ..., -4,-3,-2,1,0,1,2,3,4,... Arti titik-titik yang terdapat di dalam bilangan itu menunjukkan bahwa bilangan bulat selalu dimulai dari bilangan negatif tak terhingga sampai dengan bilangan positif tak terhingga (Darhim, 1991:268) Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:616) menyatakan bahwa pengurangan adalah: a) Proses, cara, perbuatan, mengurangi atau mengurangkan. b) Hitungan tentang mengurangi. c) Penyusunan, pembatasan. 25 Jadi dapat disimpulkan bahwa operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah pelaksanaan cara menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat yang telah dikembangkan. Lazimnya operasi penjumlahan pada mempergunakan tanda atau bilangan bulat akan notasi (+) sedangkan untuk notasi pengurangan bilangan bulat notasi yang dipakai adalah (-). Pada operasi penjumlahan bilangan bulat akan berlaku sifat: a. Sifat tertutup b. Sifat komutataif (pertukaran) p + q = q + p c. Sifat pertukaran (asosiatif) (p + q) + r = p + (q + r) d. Sifat bilangan nol, nol bertindak sebagai unsur identitas a + 0 = a Pengurangan bilangan bulat dapat diibaratkan sebagai penambahan dengan lawan bilangan pengurangannya. Jadi, untuk a – b = p ini berarti bentuk penambahannya dapat dinyatakan dengan a = p + b. C. Model-Model Pembelajaran Beberapa model pembelajaran yang konvensional artinya yang lazim atau sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika (Depdiknas, 2007:34)diantaranya : a. Model Pembelajaran Quantum Learning Model Pembelajaran Quantum Learning adalah model pembelajaran dimana guru memberikan beberapa contoh kepada siswa kemudian siswa memberikan kesimpulan. 26 b. Model Pembelajaran Cooperatif Learning Model pembelajaran ini menekankan pada tujuan dan kesuksesan tim, yang hanya bisa dicapai jika seluruh anggota tim mempelajari apa yang menjadi tujuan pembelajaran. c. Model Pembelajaran Iquiry Training Model ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai objek dan subjek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya, sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator belajar. d. Model pembelajaran ekspositori Model pembelajaran ekspositori pada dasarnya hampir sama dengan metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai sumber informasi. e. Model pembelajaran Creative Problem Solving Model Creative Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Dari macam-macam model yang tercantum diatas, penulis menggunakan Model Creative Problem Solving dalam mengajarkan siswa tentang pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Karena dengan Model Creative Problem Solving guru dapat memberi contoh kepada siswa atau siswa yang satu memberi contoh kepada siswa yang lain tentang materi pembelajaran tersebut. Siswa dapat 27 menemukan sendiri cara dalam memecahkan masalah dan melakukan keterampilan pemecahan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. D. Model Creative Problem Solving Model Creative Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika dihadapkan pada suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan pemecahan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Cahyono,2007:1) Creative Problem Solving adalah strategi pengajaran mengembangkan atas dasar kemampuan pemecahan masalah. Creative Problem Solving menekankan siswa belajar aktif dan pemecahan masalah dapat menolong mengembangkan pemikiran kritis (Chen, 2002: 313). Sasaran dari model pembelajaran Creative Problem Solving adalah sebagai berikut 1) Siswa akan mampu menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam Creative Problem Solving 2) Siswa mampu menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pemecahan masalah 28 3) Siswa mampu mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinankemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada 4) Siswa mampu memilih suatu pilihan solusi yang optimal 5) Siswa mampu mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah. Adapun proses dari model pembelajaran Creative problem solving, terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 1) Klarifikasi masalah Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan. 2) Pengungkapan pendapat Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagi macam strategi penyelesaian masalah. 3) Evaluasi dan pemilihan Pada tahap evalusi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. 4) Implementasi Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah itu (Cahyono, 2007: 1). 29 Dengan membiasakan siswa menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah, diharapkan dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam mempelajari matematika. Proses-proses tersebut sesuai dengan pernyataan Peterson (2006:5) yang mengatakan ada beberapa proses dalam pemodelan Creative Problem Solving yaitu menemukan masalah, klarifikasi masalah, menemukan ide, evaluasi dan pemilihan serta penerapan. Langkah-langkah Creative Problem Solving dalam proses pembelajaran matematika sebagai berikut: (1) Pendahuluan a) Guru menanyakan kesiapan siswa b) Guru memberikan apersepsi c) Guru mengulas kembali materi sebelumnya sebagai prasyarat d) Guru menjelaskan pembelajaran Creative problem solving e) Guru menyampaiakn tujuan pembelajaran f) Guru memberikan motivasi (2) Kegiatan inti Kelas dibagi kedalam kelompok misalnya 3 kelompok untuk melakukan diskusi. Tiap-tiap kelompok diberi lembar kerja siswa untuk dibahas dalam kelompok untuk memecahkan masalah. Guru berperan sebagai pemberi bimbingan dan arahan selama diskusi berlangsung. Setelah dirasa waktunya cukup, guru memberi 30 kesempatan perwakilan salah satu siswa dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil yang telah didiskusikaan di depan kelas, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Klarifikasi masalah Klarifiksai masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan. b. Pengungkapan pendapat Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi pemecahan masalah. c. Evaluasi dan pemilihan Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. d. Implementasi Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut (Cahyono, 2007: 1). Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya, kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. (3) Penutup 31 a) Guru pembimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai materi yang didiskusikan. b) Guru memberikan tugas rumah. Kegiatan belajar pemecahan masalah memiliki nilai transfer yang cukup tinggi, karena pemecahan masalah ini dapat diterapkan dalam setiap situasi, dan dalam segala macam ragam masalah. Suatu situasi mungkin merupakan masalah bagi seseorang, tetapi ia bukan merupakan masalah bagi orang lain. Siswa akan menghadapi masalah jika ia menghadapi suatu soal atau pertanyaan dan ia sama sekali belum melihat adanya cara atau jalan untuk menjawabnya atau menyelesaikannya (Cahyono, 2007: 1). E. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan bilangan bulat 1. Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. 2. Kompetensi Dasar : Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam pemecahan masalah 3. Indikator : 1) Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat 2) Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat 3) Melakukan operasi hitung penjumlahan dan bilangan bulat 32 F. Kaitan Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Model Creative Problem Solving Mata pelajaran matematika dengan pokok bahasan bilangan bulat merupakan materi yang erat kaitanya dengan kehidupan kita sehari-hari dimana kita dituntut untuk berpikir kritis dan aktif dalam pemecahan masalah. Model Creative Problem Solving adalah strategi pengajaran mengembangkan atas dasar kemampuan pemecahan masalah. Creative Problem Solving menekankan siswa belajar aktif dan pemecahan masalah dapat menolong mengembangkan pemikiran kritis (Chen, 2002: 313). Oleh sebab itu, Model Creative Problem Solving dipakai pada mata pelajaran matematika dengan pokok bahasan bilangan bulat supaya siswa mampu mengatasi segala kesulitan-kesulitanya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya dan mampu menerapkan pada kehidupan nyata. . 33 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Miftahul Ulum Wringinputih Dalam bab III ini penulis ingin paparkan keadaan lokasi dilaksanakannya penelitian skripsi ini. Hal ini penulis pandang perlu karena untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Memaparkan kondisi riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika hasil dari penelitian ini akan dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada tentunya juga dipertimbangkan untuk penerapan Model Creative Problem Solving terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Profil MI Miftahul Ulum Wringinputih Nama Sekolah : MI Miftahul Ulum Wringinputih Alamat : Jalan : PTPN 1X Kebun Ngobo Desa : Wringinputih Kecamatan : Bergas Kabupaten : Semarang 1. : 112332213025 NSS 34 2. Jenjang Akreditasi : C/ 2005 3. Tahun didirikan : 1966/1967 4. Tahun beroperasi : 1966/1967 5. Kepemilikan tanah : a. 6. Status tanah : Hak milik pemerintah desa b. Luas tanah : 461M2 Status Bangunan : Milik yayasan a. Surat Ijin bangunan : 446 M2 b. Luas bangunan 7. :- Sumber Dana Operasional dan Perawatan : Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Infak Bulanan dari PT.Samkyung Jaya Garment. 2. Sejarah Singkat Berdirinya MI Miftahul Ulum Wringinputih Madrasah ini berdiri karena semangat warga masyarakat yang dipimpin oleh Kyai Sukri dan H. Said mendirikan Madrasah Wajib Belajar (MWB) yang kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di balai desa. MWB ini dimulai dari kelas nol sampai dengan kelas enam. Kelas nol adalah kelas setingkat dengan Taman Kanak-Kanak yaitu RA. Kelas I sampai dengan kelas VI kita kenal sekarang dengan MI Miftahul Ulum Wringinputih. Dengan didirikannya MWB tersebut bertujuan untuk memberikan pendidikan agama dan pengetahuan umum serta menumbuhkembangkan 35 kecerdasan anak dan untuk mempersiapkan anak sebelum menempuh jenjang pendidikan yang tinggi. Sebelum berkembang dengan baik seperti sekarang ini MWB masih dikelola oleh pengurus Yaitu H. Said dan seiring perkembanganya lama kelamaan siswa semakin banyak, Oleh sebab itu kepala desa yang menjabat pada waktu itu memberikan izin mendidirikan bangunan madrasah di tanah bengkok dengan bantuan seluruh masyarakat Desa. Pada awal tahun 1966 pemerintah mulai mengakui keberadaan kegiatan MWB ini dan pada tanggal 1 Maret 1966 dengan Surat Keputusan Departemen Agama MWB berubah namanya menjadi Madrasah Ibtidaiyah dan dapat melaksanakan pendidikan hingga saat ini. 3. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum terletak di Dusun Krajan Desa Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Letak Madrasah Ibtidaiyah ini sangat strategis, karena mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun anggkutan umum dan hubungan daerah. MI Miftahul Ulum Wringinputih jauh dari keramaian dan suasana belajar begitu khidmad dan tetap terjaga karena terhindar dari lalu lalang kendaraan dan kebisingan kendaraan bermotor. Jarak ke kota kecamatan hanya sekitar 3 km, dan ke kota kabupaten sekitar 10 km. 36 4. Fasilitas Dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Wringinputih Kec. Bergas, Kab. Semarang ini memiliki tanah seluas 461m2 dan dilengkapi sarana pendukung seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Daftar Sarana (Ruang) No. Nama Bangunan (Ruang) Jumlah Keterangan 1. Ruang Kelas 6 Ruang Baik 2. Kantor Kepala 1 Ruang Baik 3. Kantor Guru 1 Ruang Baik 4. Ruang UKS 1 Ruang Baik 5. Ruang Gudang 1 Ruang Baik 6. Mushala 1 Ruang Baik 7. WC/Kamar Kecil Guru/Pegawai 1 Ruang Baik 8. WC/Kamar Kecil peserta didik 3 Ruang Baik 9. Lapangan olah raga 1 Ruang Belum lengkap 5. Siswa dan Guru Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang memiliki siswa sebanyak 51 dengan rombongan belajar sejumlah 6 kelas, yang perinciannya seperti terlihat pada tabel berikut: 37 Tabel 3.2 Keadaan Siswa MI Miftahul Ulum Wringinputih Tahun 2010/2011 No Kelas Lk. Pr. Jml 1 I 13 2 15 2 II 4 3 7 3 III 3 3 6 4 IV 4 3 7 5 V 5 4 9 6 VI 5 2 7 34 17 51 Jml 51 Dalam pelaksanaan program pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Wringinputih Kec. Bergas, Kab. Semarang dikelola oleh 8 orang guru. Lebih jelasnya lihat tabel berikut: 38 Tabel 3.3 Keadaan Guru MI Miftahul Ulum Wringinputih Jenis NO Nama Pend Jabatan S2 Kepsek/ Guru Psikologi Bahasa Inggris Keterangan Kel Eka Adrian 1 L Wibisono, M.si - Diah Ariyani, 2 Melanjutkan P S1 PAI Guru Kls VI A.Ma S1 PGMI Endah Maslihatun, 3 P D2 PGMI Guru Kls V - P S1 PKN Guru Kls IV - Guru Kls III - Guru Kelas II - S.Pdi 4 Tri Rohayati, S.Pd Feni Septiyana, 5 S1 P S.E Ekonomi Abdul Khalim, 6 S2 P M.Si Psikologi Lastin Sulastri, 7 P D2 PGMI Guru Kelas I - L SLTA Guru Penjaskes - A.Ma 8 Nuri Misbah 39 6. Visi, Misi dan Tujuan MI Miftahul Ulum Wringinputih VISI Terwujudnya manusia yang berprestasi, beriman, bertaqwa, berahlak mulia, jujur, dan bertanggung jawab. MISI a. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pembinaan secara efektif. b. Menumbuhkan semangat motivasi berprestasi melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler. c. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam melalui kegiatan keagamaan (Baca Tulis dan Hafal Alqur’an) d. Memberikan kemampuan akademik, penguasaan IPTEK serta keterampilan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. e. Mengembangkan nilai-nilai demokratis dan meningkatkan kemandirian serta tanggap terhadap lingkungan. TUJUAN a. Memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi kepada Allah SWT. b. Memiliki wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas dan mendalam. c. Memiliki keterampilan sosial dan keagamaan. d. Memiliki motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi akademik. e. Memiliki sikap cinta tanah air, nasionalisme, dan patriotisme. 40 f. Memiliki kemampuan bersosialisasi, beradabtasi dengan lingkungan dan mandiri. 7. Kurikulum MI Miftahul Ulum Wringinputih Berdasarkan dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Wringinputih ditemukan data kurikulum dan pembelajaran yang diajarkan di MI Miftahul Ulum Wringinputih. Adapun kurikulum tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mana sekolah diberi wewenang mengadakan pembelajaran sesuai dengan kondisi geografis madrasah tersebut. Adapun kegiatan pembelajaran yang diajarkan meliputi: a. Mata pelajaran yang diajarkan di MI Miftahul Ulum Wringinputih adalah: Pendidikan Agama Islam yang meliputi: Alquran Hadis, Fiqih, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, Sejarah Kebudayaan Islam. Pendidikan umum meliputi Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani. Muatan lokal meliputi: Baca Tulis Alquran, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa dan KeNUan. b. Ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan di MI Miftahul Ulum Wringinputih antara lain adalah kepramukaan dan seni baca Al-Quran. 41 8. Subyek penelitian Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Wringinputih. Berdasarkan dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Wringinputih ditemukan data siswa kelasV dengan jumlah 9 siswa, terdiri dari 5 laki-laki dan 4 perempuan. Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih No Nama Siswa Jenis Kelamin 1. Irma Afinda P 2. Dikky Dwi Yulian L 3. Zaenun Jazuli L 4. Anggit Murdaningsih P 5. Dwi Prasetyo L 6. Muhammad Sahal Mahfud L 7. Budi Cahyono Putro L 8. Eva Erviana P 9. Hikmah Puji Astuti P Jumlah 9 Karakteristik siswa ini secara lebih detail dapat digambarkan sebagai berikut: a. Usia siswa rata – rata 10-11 tahun. 42 b. Latar belakang pendidikan orang tua atau keluarga sebagian hanya sekolah dasar. c. Latar belakang ekonomi orang tua termasuk menengah ke bawah dengan sebagian besar bekerja sebagai buruh industri. d. Tingkat kemampuan siswa rata-rata sedang. B. Diskripsi Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilaksanakan adalah : a) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelanjaan). b) Menyiapkan bahan pembelajaran. c) Menyusun alat evaluasi (instrumen). d) Menyiapkan perangkat observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan hari Kamis, 4 November 2010 jam ke 1-2 Selama 70 menit. Untuk pelaksanaan siklus I, peneliti menggunakan pedoman RPP I yang berisi tentang ketentuan pembelajaran dengan Model Creative Problem Solving : (1) Pendahuluan a. Guru menanyakan kesiapan siswa b. Guru memberikan apersepsi c. Guru mengulas kembali materi sebelumnya (pra siklus) 43 d. Guru menjelaskan tentang pembelajaran Creative Problem Solving e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran f. Guru memberikan motivasi (2) Kegiatan inti Kelas dibagi kedalam 3 kelompok untuk melakukan diskusi. Tiap-tiap kelompok terdapat 1 peserta didik yang diposisikan sebagai tutor sebaya. Tutor sebaya adalah mereka (peserta didik) yang tuntas dalam tes uji coba (tes pra siklus) kemudian mereka diberi lembar kerja siswa untuk dibahas dalam kelompok untuk memecahkan masalah. Guru berperan sebagai pemberi bimbingan dan arahan selama diskusi berlangsung. Setelah dirasa waktunya cukup, guru memberi kesempatan perwakilan salah satu siswa dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil yang telah didiskusikaan di depan kelas, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Klarifikasi masalah Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan. 2) Pengungkapan pendapat Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi pemecahan masalah 44 3) Evaluasi dan pemilihan Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. 4) Implementasi Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah. Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya, kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. 5) Penutup a. Guru pembimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai materi yang didiskusikan. b. Guru memberikan tugas rumah. 3. Pengamatan Kegiatan pengamatan dalam siklus I yaitu observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap peserta didik dalam diskusi kelompok melalui Model Creative Problem Solving. a. Tutor sebaya pada tiap-tiap kelompok menyelesaikan tugas kelompoknya, sebagai wahana dalam membangun entering behavior siswa. 45 b. Suasana interaktif dalam diskusi kelompok dapat dibina lewat bimbingan guru terhadap peserta didik. c. Peserta didik dan guru sama-sama aktif untuk mencapai kompetensi pembelajaran. 4. Refleksi Refleksi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah melalui Model Creative Problem Solving yang telah digunakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan penelitian siklus I sesuai dengan perencanaan. Hal-hal yang perlu dipertahankan pada siklus berikutnya adalah : a. Pembelajaran dengan Model Creative Problem Solving mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b. Pembelajaran dengan Model Creative Problem Solving memberikan wawasan kepada siswa mengenai macam-macam cara menyelesaikan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. c. Penguatan dan pembekalan tambahan bagi tutor sebaya dalam memaksimalkan pendampingan bagi siswa yang kedapatan masih belum tuntas belajar. Kelemahan pada siklus I untuk diperbaiki pada siklus II adalah a. Beberapa peserta didik yang telah mencapai kompetensi cenderung menonjol dibanding peserta didik yang lain. Pada pertemuan 46 berikutnya perlu adanya tugas pengayaan sehingga bobot soalnya berbeda dengan teman yang lain. Peserta didik ini juga dapat diberdayakan untuk membantu peserta didik lain yang belum menguasai materi (belum tuntas). b. Ditemukanya beberapa penyelesaian masalah membuat sebagian siswa cenderung dengan pilihannya masing-masing. Pada pertemuan berikutnya perlu dibuat kesepakatan cara penyelesaian masalah yang mana, yang dipilih untuk dapat dijadikan pedoman bersama C. Diskripsi Siklus II 1. Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan siklus II adalah : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Menyusun alat evaluasi. c. Menyiapkan bahan pembelajaran. d. Menyiapkan perangkat observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis,18 November 2010 jam pelajaran ke 1-2 dimulai pukul 07.00 s.d pukul 08.10 selama 70 menit, dengan materi Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Adapun jalannya proses pembelajaran sebagai berikut : 1. Pendahuluan 47 a) Guru menanyakan kesiapan siswa b) Guru memberikan apersepsi c) Guru mengulas kembali materi sebelumnya pada siklus d) Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran e) Guru memberikan motivasi 2. Kegiatan inti Kelas dibagi kedalam 3 kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja atau latihan soal dari guru. Guru menunjuk tutor sebaya untuk ikut serta membimbing temanya dalam memecahkan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru berperan sebagai pengawas selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah dirasa waktunya cukup, guru memberi kesempatan perwakilan salah satu siswa dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil yang telah didiskusikaan di depan kelas, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Klarifikasi masalah : Siswa mempresentasikan bermacam-macam cara menyelesaikan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b) Pengungkapan pendapat : Siswa dibebaskan memilih strategi pemecahan masalah yang mereka kuasai. c) Evaluasi dan pemilihan : Siswa membuat kesepakatan strategistrategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. 48 d) Implementasi : Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi. 3. Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai materi yang didiskusikan. 2. Guru memberikan tugas rumah. 3. Pengamatan Kegiatan pengamatan dalam siklus II sama seperti pengamatan siklus I yaitu observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap peserta didik dan guru dalam kegiatan pembelajaran melalui Model Creative Problem Solving. a. Suasana interaktif dapat dibina lewat bimbingan guru terhadap peserta didik dalam kelas. b. Peserta didik dan guru sama-sama aktif untuk mencapai kompetensi pembelajaran. 4. Refleksi Pelaksanaan penelitian siklus II sesuai dengan perencanaan. Hasil proses pembelajaran lebih baik dari siklus I. Hal-hal yang perlu dipertahankan pada siklus berikutnya adalah : 49 a. Pembelajaran dengan model Creative Problem Solving mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b. Bimbingan kepada peserta didik ditingkatkan. c. Tutor sebaya masih tetap dibutuhkan dalam tugas pendampingan bagi siswa yang kedapatan pada siklus II belum tuntas. Kelemahan pada siklus II untuk diperbaiki pada siklus III adalah : a. Waktu yang tersedia belum mencukupi untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik. Sehingga guru belum bisa menggunakan waktu yang tersedia secara efisien. Pada pertemuan berikutnya lebih mengefektifkan waktu yang tersedia. b. Belum bisa mengevaluasi secara individu karena waktunya terbatas. Hal ini dapat disiasati dengan memberikan tugas belajar di rumah didampingi tutor sebaya. D. Diskripsi Siklus III 1. Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan siklus III adalah : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Menyusun alat evaluasi. c. Menyiapkan bahan pembelajaran. d. Menyiapkan perlengkapan observasi. 50 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus III dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Desember 2010 jam pelajaran ke 1-2 dimulai pukul 07.00 s.d 08.10 selama 70 menit, dengan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Jalannya proses pembelajaran sebagai berikut : Adapun jalannya proses pembelajaran sebagai berikut : 1. Pendahuluan a. Guru menanyakan kesiapan siswa b. Guru memberikan apersepsi c. Guru mengulas kembali materi sebelumnya pada siklus II d. Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran e. Guru memberikan motivasi 2. Kegiatan inti Siswa menyelesaikan lembar kerja atau latihan soal dari guru secara individu. Guru berperan sebagai pengawas selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah dirasa waktunya cukup, guru memberi penjelasan atau pembahasan jawaban dari soal yang dibuat, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan pembelajaran lanjutan pada tutor sebaya untuk mengoptimalkan pendampingan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus terakhir (siklus III) 2. Klarifikasi masalah : Guru menjelaskan poin-poin masalah dari tiap-tiap soal. 51 3. Pengungkapan pendapat : Siswa dibebaskan bertanya dan menjawab pertanyaan guru. 4. Evaluasi dan pemilihan : Guru mengadakan penilaian. 5. Implementasi : Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi. 3. Penutup a. Guru pembimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai materi yang diajarkan. b. Guru memberikan tugas rumah 3. Pengamatan Kegiatan pengamatan dalam siklus III sama seperti pengamatan siklus I dan II yaitu observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran melalui Model Creative Problem Solving. 4. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji proses pembelajaran yang telah terlaksana pelaksanaan yang baik maupun kurang baik dalam proses pembelajaran tersebut dengan penerapan belajar aktif. Dari data yang terkumpul dapat diuraikan sebagai berikut: 52 a. Guru telah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Ada beberapa aspek yang pelaksanaannya belum sempurna, namun prosentase pelaksanaan masing-masing aspek cukup besar. b. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa peserta didik aktif selama proses pembelajaran berlangsung. c. Kekurangan dalam siklus-siklus sebelumnya telah mengalami perbaikan dan peningkatan menjadi lebih baik. d. Hasil belajar peserta didik pada siklus III ke 9 peserta didik mampu mencapai nilai batas ketuntasan. e. Tugas tambahan mampu meningkatkan minat belajar karena peserta didik merasa memiliki tanggung jawab mengerjakannya sehingga mereka senantiasa berusaha yang terbaik. Apalagi mereka didukung dengan tutor sebaya sehingga mereka tidak segan-segan bertanya kepada temanya sendiri. 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, II , III telah dilaksanakan penilaian dalam proses pembelajaran. Hasil tes disampaikan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal siswa agar dapat memberikan gambaran ada dan tidak adanya kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran siklus I, II, III. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih pada mata pelajaran matematika yaitu 62. Adapun kriteria penilaian adalah sebagai berikut: Tuntas : 62-100 Belum Tuntas : 0-61 Hasil ulangan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sebelum proses pembelajaran siklus I, II, dan III adalah sebagai berikut : 54 Tabel 4.1 Hasil Belajar (Nilai Ulangan) Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Sebelum Pelaksanaan Siklus 1 Tuntas / Belum No Nama Siswa Nilai Tuntas 1 Irma Afinda 60 BT 2 Dikky Dwi Yulian 70 T 3 Zaenun Jazuli 70 T 4 Anggit Murdaningsih 90 T 5 Dwi Prasetyo 40 BT 6 Muhammad Sahal Mahfud 40 BT 7 Budi Cahyono Putro 50 BT 8 Eva Erviana 30 BT 9 Hikmah Puji Astuti 60 BT Adapun prosentase hasil nilai tersebut di atas dapat digambarkan pada tabel seperti berikut: Tabel 4.2 Hasil Persentase Kondisi Awal Jumlah No. Kategori Frekuensi Persentase Nilai 1. Tuntas 3 33,33% 230 2. Belum Tuntas 6 66,67% 280 Jumlah 9 100% 510 55 a. Pada tahun pelajaran 2010-2011 MI Miftahul Ulum wringinputih menetapkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) setiap mata pelajaran. Dalam mata pelajaran Matematika kelas V KKM yang ditetapkan adalah 62. Siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas harus mampu memperoleh nilai minimal 62 sehingga dapat disebut tuntas dalam setiap penilaian mata pelajaran Matematika. Bila ternyata seorang siswa memperoleh lebih rendah dari 62 maka siswa tersebut harus mengikuti ulangan perbaikan. Bahkan jika jumlah siswa yang belum mencapai KKM atau belum tuntas lebih dari 50% dari jumlah seluruh siswa di kelas, maka guru harus melaksanakan remedial teaching atau pembelajaran ulang. b. Berpedoman penjelasan butir (a) maka pada ulangan peserta didik yang mencapai KKM ada 3 siswa (33,33%), sedangkan yang belum tuntas ada 7 siswa (66,67%). Kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa sebelum penelitian dari aspek pencapaian KKM, dalam prosentase = 3:7 adalah 33% : 67%. c. Kemampuan rata-rata nilai sebelum tindakan 56,67. Nilai ini setelah diadakan tindakan atau pembelajaran ulang diharapkan ada perbaikan . d. Melihat kondisi a, b, dan c maka guru perlu melaksanakan pembelajaran ulang. 56 2. Siklus I a. Proses Pembelajaran Pelaksanaan proses pembelajaran siklus I telah dilaksanakan sesuai dengan rencana : 1) Kegiatan pendahuluan, guru telah melakukan apersepsi dengan cara menginformasikan proses pembelajaran yang akan berlangsung serta pemberian motivasi. 2) Kegiatan inti, guru berusaha menciptakan suasana interaktif dalam proses pembelajaran. 3) Pembelajaran menggunakan Model Creative Problem Solving yang berisi diskusi, tanya jawab dan latihan soal. 4) Guru berusaha mengelola kelas dengan pembelajaran aktif dengan cara menunjuk tutor sebaya dalam membantu memberikan bimbingan pada setiap siswa. 5) Evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. b. Hasil Belajar Siklus I Hasil tes siklus I melalui pembelajaran Model Creative Problem Solving adalah sebagai berikut : 57 Tabel 4.3 Nilai Pemecahan Masalah Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat melalui Model Creative Problem Solving pada Siklus I Tuntas / No Nama Siswa Nilai Belum Tuntas 1 Irma Afinda 65 T 2 Dikky Dwi Yulian 80 T 3 Zaenun Jazuli 75 T 4 Anggit Murdaningsih 100 T 5 Dwi Prasetyo 50 BT 6 Muhammad Sahal Mahfud 50 BT 7 Budi Cahyono Putro 60 BT 8 Eva Erviana 30 BT 9 Hikmah Puji Astuti 65 T Jumlah 575 T = 5 BT =4 63,89 - 62 - Rata – rata KKM Adapun prosentase hasil nilai tersebut di atas dapat digambarkan pada tabel seperti berikut: 58 Tabel 4.4 Hasil persentase siklus 1 No Kategori Frekuensi Persentase Jumlah Nilai 1. Tuntas 5 55,56% 385 2. Belum Tuntas 4 44,44% 190 Jumlah 9 100% 575 Penilaian proses pembelajaran Model Creative Problem Solving Terhadap Pemecahan Masalah Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada pada siklus 1 menunjukkan bahwa: 1) Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat dicapai oleh 5 siswa. Jumlah siswa yang mampu mencapai nilai KKM pada siklus I bertambah. Hal ini berarti memperbaiki jumlah siswa yang mencapai KKM sebelum siklus dari 3 siswa menjadi 5. Dengan demikian siklus I mampu meningkatkan pencapaian KKM dari sebelum siklus yaitu menambah 2 siswa yang tuntas belajar. 2) Rata-rata kelas dicapai pada siklus I adalah 63,89. Jika dibandingkan dengan pencapaian rata-rata sebelum siklus yaitu 56,67 berarti proses pembelajaran siklus I mampu meingkatkan nilai rata-rata kelas sebesar 7,22. 3) Berdasarkan penjelasan butir 1) dan 2) dapat disimpulkan bahwa Model Creative Problem Solving dapat neningkatkan hasil belajar 59 terhadap kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. c. Hal-hal yang menghambat dan mendukung proses pembelajaran pada siklus I. 1) Hal yang menghambat a) Siswa belum terbiasa melakukan proses pembelajaran dengan Model Creative Problem Solving, maka guru perlu memberikan bimbingan intensif dengan cara penguatan dan pembekalan terhadap tutor sebaya. b) Kerjasama siswa belum optimal, disebabkan adanya perbedaan kognitif yang signifikan, oleh sebab itu tutor sebaya diberdayakan untuk membantu siswa lain yang belum tuntas belajar. 2) Hal-hal yang mendukung a) Tutor sebaya dapat berperan aktif dalam membantu siswa yang diketahui belum tuntas belajar. b) Minat siswa cukup tinggi untuk diajak memperbaiki hasil tes. 60 3. Siklus II a. Proses Pembelajaran Pelaksanaan Proses Pembelajaran siklus II telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan : 1) Kegiatan pendahuluan, guru melakukan apersepsi dengan cara menginformasikan proses pembelajaran yang akan berlangsung serta pemberian motivasi. 2) Kegiatan inti, guru berusaha menciptakan suasana interaktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. 3) Kegiatan pembelajaran menggunakan Model Creative Problem Solving yang berisi diskusi, tanya jawab dan latihan soal. 4) Guru berusaha mengelola kelas dengan pembelajaran aktif dengan cara menunjuk tutor sebaya dalam membantu memberikan bimbingan pada setiap siswa. 5) Evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. b. Hasil Belajar Siklus II Hasil belajar siklus II disajikan dalam tabel berikut : 61 dengan hasil sebagai Tabel 4.5 Nilai Pemecahan Masalah Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Model Creative Problem Solving Pada Siklus II Tuntas / Belum No Nama Siswa Nilai Tuntas 1 Irma Afinda 70 T 2 Dikky Dwi Yulian 90 T 3 Zaenun Jazuli 80 T 4 Anggit Murdaningsih 100 T 5 Dwi Prasetyo 65 T 6 Muhammad Sahal Mahfud 50 BT 7 Budi Cahyono Putro 65 T 8 Eva Erviana 30 BT 9 Hikmah Puji Astuti 70 T Jumlah 620 T = 7 B T=2 67,78 - 62 - Rata – rata KKM Adapun prosentase hasil nilai tersebut di atas dapat digambarkan pada tabel seperti berikut: 62 Tabel 4.6 Hasil persentase siklus II No Kategori Frekuensi Persentase Jumlah Nilai 1. Tuntas 7 77,78% 540 2. Belum Tuntas 2 22,22% 80 Jumlah 9 100% 620 Penilaian pembelajaran Model Creative Problem Solving terhadap pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siklus II diketahui bahwa : 1) Siswa yang mencapai nilai KKM pada pelaksanaan siklus II adalah 7 siswa. Terdapat peningkatan ketuntasan sebanyak 2 siswa dari pencapai KKM siklus I. 2) Rata-rata kelas dicapai pada siklus II adalah 67,78. Terdapat peningkatan rata-rata kelas sebesar 3,89 dari rata-rata hasil belajar pada siklus 1 3) Setelah mengikuti proses pembelajaran Model Creative Problem Solving dalam 2 kali siklus nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 11,11 dari sebelum pelaksanaan siklus I, II, III. 4) Berdasarkan penjelasan butir 1), 2) dan 3) dapat disimpulkan bahwa Model Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 63 c. Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus II 1) Hal yang menghambat Waktu yang tersedia belum mencukupi untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik. 2) Hal yang mendukung Hal-hal yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran siklus II adalah : a) Proses pembelajaran melalui Model Creative Problem Solving cukup efektif diterapkan. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b) Tutor sebaya dapat berperan aktif dalam membantu siswa yang kedapatan belum tuntas belajar. Oleh sebab itu penguatan dan pembekalan tambahan bagi tutor sebaya tetap dibutuhkan dalam tugas pendampingan bagi siswa yang dikerahui pada siklus II belum tuntas. 4. Siklus III a. Proses Pembelajaran Pelaksanaan proses pembelajaran siklus III telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan : 64 1) Kegiatan pendahuluan, guru melakukan apersepsi dengan cara menginformasikan proses pembelajaran yang akan berlangsung serta pemberian motivasi. 2) Kegiatan inti, guru berusaha menciptakan suasana interaktif dalam proses pembelajaran. 3) Pembelajaran menggunakan Model Creative Problem Solving dengan menunjuk tutor sebaya sebagai wahana dalam membangun entering behavior. 4) Evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah di tetapkan. b. Hasil Belajar Siklus III Hasil belajar siklus III adalah sebagai berikut : Penilaian hasil pembelajaran Model Cretive Problem Solving terhadap kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat diketahui sebagai berikut: 65 Tabel 4.7 Nilai Pemecahan Masalah Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Model Creative Problem Solving Pada Siklus III. Tuntas / Belum No Nama Siswa Nilai Keterangan Tuntas 1 Irma Afinda 85 T TI 2 Dikky Dwi Yulian 100 T TI 3 Zaenun Jazuli 95 T TI 4 Anggit Murdaningsih 100 T TI 5 Dwi Prasetyo 70 T KKM 6 M. Sahal Mahfud 65 T KKM 7 Budi Cahyono Putro 75 T TI 8 Eva Erviana 40 BT - 9 Hikmah Puji Astuti 80 T TI Jumlah 710 TI=6 T =2 BT=1 Rata – rata 78,89 - 62 - KKM Keterangan : TI : Tuntas Ideal (nilai lebih dari 75) T/KKM : Tuntas sesuai batas KKM (62) BT : Belum Tuntas 66 Adapun persentase hasil nilai tersebut di atas dapat digambarkan pada tabel seperti berikut: Tabel 4.8 Hasil persentase siklus III No Kategori Frekuensi Persentase Jumlah Nilai 1. Tuntas Ideal 6 66,67% 535 2 22,22% 135 Belum Tuntas 1 11,11% 40 Jumlah 9 100% 710 Tuntas 2. (KKM) 3. Penilaian pembelajaran Model Creative Problem Solving tentang pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siklus III diketahui bahwa : 1) Siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus ke III adalah 8 dari jumlah siswa seluruhnya 9 siswa adalah (88,89 %). Hasil ini berarti telah menunjukan pencapaian ketuntasan ideal kelas. Dibandingkan dari jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus II terdapat peningkatan 1 poin tetapi dengan hasil belajar (nilai ketuntasan) yang lebih tinggi. 2) Terdapat 1 siswa yang belum tuntas, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya disebabkan karena kemampuan kognitif siswa rendah. 67 3) Setelah mengikuti pembelajaran Model Creative Problem Solving terhadap pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat selama 3 siklus pencapaian KKM siswa mengalami peningkatan. 4) Rata-rata kelas pada siklus III adalah 78,89. 5) Peningkatan rata-rata kelas dari sebelum siklus I = 56,67; Siklus I = 63,89; Siklus II = 67,78; Siklus III = 78,89. 6) Peningkatan jumlah nilai dari sebelum Siklus = 510, Siklus I = 575 Siklus II = 620 Siklus III = 710 7) Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran model creative problem solving pada siklus I, II, III mampu meningkatkan hasil belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih. c. Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus III 1) Hal yang menghambat a) Keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ternyata membawa dampak kegaduhan karena siswa berebut berargumen dan mempertahankan pendapatnya. 68 b) Siswa yang ditunjuk sebagai tutor sebaya merupakan siswa pilihan dengan hasil nilai ulangan tertinggi sehingga membesarkan hati mereka yang berakibat kecenderungan rasa lebih hebat dari teman-temanya. 2) Hal yang mendukung Hal-hal yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran siklus III adalah : a) Bantuan dari tutor sebaya memudahkan guru memantau keaktifan dan kemampuan siswa b) Dengan pembelajaran model creative problem solving hasil prestasi siswa yang biasanya rendah menjadi meningkat sehingga memberikan pemecahan masalah motivasi operasi dalam hitung belajar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. c) Antusias siswa yang tinggi untuk memperbaiki nilai menghidupkan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengelolaan Proses Pembelajaran oleh Guru Berdasarkan penjelasan deskripsi siklus I, II, dan III dapat diketahui bahwa : 69 a. Dalam proses pembelajaran guru senantiasa membangun interaksi timbal balik antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa bukan berpusat pada guru akan tetapi antara guru dan siswa sama-sama aktif sehingga terjadi komunikasi multi arah b. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berlatih dengan teman sebayanya sedangkan guru menjadi fasilitator. 2. Partisipasi Peserta didik dalam Proses Pembelajaran Hasil observasi mengkategorikan bahwa siswa aktif selama proses pembelajaran siklus I, II, dan III. Pengkategorian tersebut sesuai dengan situasi proses pembelajaran selama siklus yaitu : a. Pada pelaksanaan siklus I, II, dan III, sebanyak 9 siswa hadir semua. b. Sebelum tiba jadwal pembelajaran siswa sudah mempersiapkan peralatan yang diperlukan. c. Perhatian siswa pada pelaksanaan siklus I, II, dan III sejak awal hingga usai pembelajaran cukup konsentrasi. Dapat dibuktikan dengan perolehan hasil belajar. d. Siswa memanfaatkan kesempatan bertanya dan menjawab pertanyaan guru dalam proses pembelajaran sehingga siswa yang biasanya berkemampuan rendah mampu mengejar ketertinggalan. 70 3. Pencapaian Kemampuan atau Prestasi Pembelajaran tentang Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Table 4.9 Hasil Frekuensi Siswa Dalam Perolehan Nilai Siklus I Siklus II Siklus III Rentang No Kategori Nilai F % F % F % 62-100 5 55,56% 7 77,78% 8 88,89% 0-61 4 44,44% 2 22,22% 1 11,11% 9 100% 9 100% 9 100% . 1. Tuntas Belum 2. Tuntas Jumlah Hasil penilaian yang dilaksanakan setiap akhir proses pembelajaran sejak siklus I mengalami peningkatan dari aspek pencapaian KKM, hipotesis yang menyatakan bahwa Model Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dapat diterima. Bukti kebenaran pernyataan hipotesis ini yaitu jumlah siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus ke III adalah 8 siswa (88,89%). Dibandingkan dari jumlah siswa yang mencapai KKM siklus II terdapat kenaikan 1 poin (dari 7 ke 8) dengan hasil nilai belajar yang lebih tinggi. Dibandingkan dari jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I terdapat kenaikan 2 poin (dari 5 ke 7). Dibandingkan jumlah siswa yang 71 mencapai nilai KKM sebelum siklus terdapat kenaikan 2 poin (dari 3 ke 5). Karena rata-rata kelas menunjukkan angka lebih dari 75 maka dapat dikatakan bahwa diakhir siklus ini siswa kelas V MI Miftahul Ulum Wringinputih mencapai ketuntasan ideal. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh di akhir siklus menunjukkan bahwa: a. Terdapat 6 siswa tuntas ideal (nilai lebih dari 75) b. Terdapat 2 siswa tuntas sesuai batas KKM (nilai 62-74) c. Terdapat 1 siswa belum tuntas Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti belum mampu memaksimalkan pembelajaran dengan Model Creative Problem Solving secara sempurna, hal ini dikarenakan masih terdapat satu siswa atau 11,11% belum mampu menuntaskan belajarnya. Hasil wawancara peneliti dengan guru matematika di kelas V menunjukkan bahwa siswa yang belum tuntas belajar memang memiliki intelegensi rendah. 72 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Melalui Model Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang kemampuan pemecahan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Wringinputih Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun pelajaran 2010/2011” Adapun hasil belajar yang diperoleh adalah : a. Peningkatan rata-rata kelas dari sebelum siklus I = 56,67; Siklus I = 63,89; Siklus II = 67,78; Siklus III = 78,89. b. Peningkatan jumlah nilai dari sebelum siklus = 510, siklus I = 575 siklus II = 620 siklus III = 710. c. Peningkatan persentase kelulusan dari sebelum = 33,33%; siklus I = 55,56%; siklus II = 77,78%; Siklus III = 88,89%. B. Saran 1. Sekolah atau lembaga pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat diterima sebagai sumbangan pemikiran terhadap upaya pengembangan kemampuan pemecahan masalah siswa. 2. Diharapkan guru dapat mengetahui variasi model pembelajaran matematika yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga 73 dengan adanya Model Creative Problem Solving guru dapat menempatkan pada materi pelajaran yang tepat. 3. Penunjukkan tutor sebaya sebagai upaya mengoptimalkan persiapan siswa dalam membangun entering behavior. 4. Kepada wali atau orang tua siswa diharapkan bantuan dan dukungannya supaya putra-putrinya dapat mencapai prestasi yang lebih baik khusunya dalam pelajaran matematika 74 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rieke Cipta. -------------. 2004. Psikologi Belajar edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. --------------------------. 2006. Metodologi Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Pelajar. Cahyono, A. 2007. Pengembangan Model Creative Problem Solving Berbasis Teknologi dalam Pengembangan Matematika. Tersedia di: http://pendidikansains.blogspot.com/2008/06/pengembangan-modwl-creativeproblem.html. Chen, Y.Integrating Computer-Supported-Cooperative Learning And Creative Problem Solving Into A Single Teaching Strategy.Journal Social Behavior and Personality, Vol. 37, Editon 9, No. 14, 1283. Palmerston North. 27 Desember 2010. Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Darhim. 1991. Pendidikan Matematika 2. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depag RI., 1989. Al-Qur'an dan terjemahannya, Semarang : CV. Toha Putra. Depdikbud. 2007 . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2007. Model-Model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hasan, Chalidjah. 1994. Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al-Ikhlas. Hasibuan, J.J., & Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mahmud, M. Dimyati, 1991. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, Edisi I, Yogyakarta : BPFE 75 Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Peterson, C.M. 2006. Creative Problem Solving Styles And Learning Strategies Of Management Students: Implications For Teaching, Learning, And Work. Bachelor of Business Administrations, Vol.8, No.5,1-269. Oklahoma State University, diakses 27 Desember 2010. Prasetyo. 2002. Srategi Belajar Mengajar. Salatiga: Widya Sari Press. Rasyad Aminudin. 2003.Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press. Soeharto, Bahar. 1989. Menyiapkan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiyah. Bandung: Tarsito. Sudjana.1990. Metode Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Surapranata, Sumarna. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Zaini, Hisyam, Bermawi Muthe & Sekar Ayu Aryani. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 76 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I Pertemuan Ke : 1 (3 x pertemuan) Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. I. Kompetensi Dasar Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. II. Indikator 1. Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. 2. Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat. 3. Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. III. Tujuan Pembelajaran 1) Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. 2) Siswa dapat melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat. 3) Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat IV. Materi Ajar Bilangan Bulat 1 V. Pendekatan Pembelajaran Model Creative Problem Solving VI. Metode Belajar 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab VII. Sumber Belajar 1. Buku Terampil Berhitung Matematika, Erlangga Halaman 2-41 2. Buku-buku lain yang relevan 3. Alat peraga : Garis bilangan VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Guru menanyakan kesiapan siswa 2. Guru memberikan apersepsi 3. Guru mengulas kembali materi sebelumnya (pra siklus) 4. Guru menjelaskan pembelajaran Model Creative Problem Solving 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru memberikan motivasi B. Kegiatan Inti Kelas dibagi kedalam 3 kelompok untuk melakukan diskusi. Tiap-tiap kelompok terdapat 1 peserta didik yang diposisikan sebagai tutor sebaya. Tutor sebaya disini adalah mereka (siswa) yang tuntas dalam tes uji coba (tes pra siklus) kemudian mereka diberi lembar kerja 2 siswa untuk dibahas dalam kelompok untuk memecahkan masalah. Guru berperan sebagai pemberi bimbingan dan arahan selama diskusi berlangsung. Setelah dirasa waktunya cukup, guru memberi kesempatan perwakilan salah satu siswa dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil yang telah didiskusikaan di depan kelas, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Klarifikasi masalah Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan. 2. Pengungkapan pendapat Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam strategi pemecahan masalah 3. Evaluasi dan pemilihan Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. 4. Implementasi Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah. Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya, kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. 3 C. Kegiatan Akhir (Penutup) 1. Guru pembimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai materi yang didiskusikan. 2. Guru memberikan tugas rumah. IX. Penilaian 1. Teknik penilaian : tes tertulis 2. Bentuk instrumen : uraian Bergas, 4 November 2010 Mengetahui, Wali Kelas V Peneliti Endah Maslihatun, S.Pdi Diah Ariyani NIP. - NIM. 12508001 4 KISI-KISI SOAL I Standar Kompetensi : Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SD / MI Kelas / Semester :V/I Pokok Bahasan : Bilangan Bulat Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Jumlah Materi Indikator No. soal soal 1. Melakukan operasi hitung 3 1, 2, 3 hitung 3 4, 5, 6 hitung 4 7, 8, 9, penjumlahan bilangan bulat Bilangan Bulat 2. Melakukan operasi pengurangan bilangan bulat 3. Melakukan operasi penjumlahan dan bilangan bulat 5 10 UJI KOMPETENSI 1 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bilangan Bulat Kelas / semester :V/I Waktu : 1 x 35 menit Soal Tertulis : Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. 6 satuan di sebelah kanan dari –5 yaitu . . . . 2. Hasil penjumlahan dari 12 + (–24) adalah . . . . 3. Ayah mempunyai 17 ekor ayam jantan, kemudian membeli lagi sebanyak 15 ekor ayam betina. Sore hari ayah diberi nenek 4 ekor ayam jantan, berapa ekor jumlah ayam jantan ayah sekarang? 4. 24 satuan disebelah kiri angka 13 adalah . . . . 5. Kemarin suhu udara di puncak Tawang Mangu 11ºC. Hari ini turun 6ºC, maka suhu udara saat ini adalah . . . . 6. Jumlah siswa SDN Suka Maju 128 anak. Jika 92 anak adalah siswa perempuan. Berapa jumlah siswa laki-laki? 7. Dimas bermain kelereng kalah 6 butir. Kemudian menang 9 butir. Sekarang sisanya 23 kelereng. Mula-mula kelereng Dimas . . . . butir. 8. Saat ini suhu di kutub utara mula-mula –10ºC. Kemudian turun 7ºC. Saat ini suhu naik 4ºC. Berapa suhu di kutub utara sekarang? 6 9. Jumlah penduduk suatu desa tercatat 7.568 orang. Jika jumlah orang dewasa 5.236 jiwa dan jumlah anak-anak 1.904 jiwa, jumlah kira-kira penduduk usia lanjut yaitu . . . . 10. Berapa hasil dari –17 + 8 – (–9) = . . . . KUNCI JAWABAN 1. 6 + (-5) = 1 2. 12 + (-24) = -12 3. Jumlah ayam jantan = 17 + 4 = 21 4. 13 - 24= -11 5. 11 – 6 = 5 6. 128 – 92 = 36 7. n – 6 + 9 = 23 n = 23 + 6 - 9 n = 29 – 9 n = 20 8. -10 – 7 + 4 = -17 + 4 = -13 9. 5236 + 1904 +n = 7568 n = 7568 - (5236 + 1904) n = 7568 - 7140 n = 428 10. –17 + 8 –(–9) = -17 + 8 = -9 + 9 = 0 7 HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA PADA SIKLUS 1 Tabel 1. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Bertanya Banyak Pertanyaan No Nama Peserta Didik 1 1. Irma Afinda 2. Dikky Dwi Yulian 3. Zaenun Jazuli 4. Anggit Murdaningsih 5. Dwi Prasetyo 6. Muhammad Sahal Mahfud 7. Budi Cahyono Putro 8. Eva Erviana 9. Hikmah Puji Astuti 2 3 4 5 Tabel 2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Menjawab Pertanyaan Banyak Jawaban Benar No Nama Peserta Didik 1 1. Irma Afinda 2. Dikky Dwi Yulian 3. Zaenun Jazuli 4. Anggit Murdaningsih 5. Dwi Prasetyo 6. Muhammad Sahal Mahfud 7. Budi Cahyono Putro 8. Eva Erviana 9. Hikmah Puji Astuti 8 2 3 4 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I Pertemuan Ke : II (3 x pertemuan) Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x35 menit) Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. I. Kompetensi Dasar Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. II. Indikator 1. Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. 2. Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat. 3. Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat III. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. 2. Siswa dapat melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat. 9 3. Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan bilangan bulat IV. Materi Ajar Bilangan Bulat V. Pendekatan Pembelajaran Model Creative Problem Solving VI. Metode Belajar a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya jawab VII.Sumber Belajar a. Buku Terampil Berhitung Matematika, Erlangga Halaman 2-41 b. Buku-buku lain yang relevan c. Alat peraga : Garis bilangan VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal a. Guru menanyakan kesiapan siswa b. Guru memberikan apersepsi 10 c. Guru mengulas kembali materi sebelumnya pada siklus I d. Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran e. Guru memberikan motivasi B. Kegiatan Inti Kelas dibagi kedalam 3 kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja atau latihan soal dari guru. Guru menunjuk tutor sebaya untuk ikut serta membimbing temanya dalam memecahkan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru berperan sebagai pengawas selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah dirasa waktunya cukup, guru memberi kesempatan perwakilan salah satu siswa dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil yang telah didiskusikaan di depan kelas, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Klarifikasi masalah : Siswa mempresentasikan bermacam-macam cara menyelesaikan masalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b) Pengungkapan pendapat : Siswa dibebaskan memilih strategi pemecahan masalah yang mereka kuasai. c) Evaluasi dan pemilihan : Siswa membuat kesepakatan strategistrategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. d) Implementasi : Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi. 11 C. Kegiatan Akhir (Penutup) a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai materi yang didiskusikan. b. Guru memberikan tugas rumah. IX. Penilaian a. Teknik penilaian : tes tertulis b. Bentuk instrumen : uraian Bergas, 18 November 2010 Mengetahui, Wali Kelas V Peneliti Endah Maslihatun, S.Pdi Diah Ariyani NIP. - NIM. 12508001 12 KISI-KISI SOAL II Standar Kompetensi Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SD / MI Kelas / Semester :V/I Pokok Bahasan : Bilangan Bulat : melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Materi Jumlah No. soal soal 3 1, 2, 3 3 4, 5, 6 4 7, 8, 9, Indikator 1. Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. Bilangan Bulat 2. Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat. 3. Melakukan operasi hitung penjumlahan 10 dan bilangan bulat 13 UJI KOMPETENSI II Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bilangan Bulat Kelas / semester :V/I Waktu : 1 x 35 menit Soal Tertulis : Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1) Pada suatu percobaan, seorang ilmuan menurunkan suhu ruangan sebesar 25 ºC, dari suhu semula. Jika suhu semula 20 ºC, suhu ruangan sekarang adalah.... 2) Suhu sepotong daging beku -5 ºC. Setelah dimasak, suhunya naik 82 ºC Berapakah suhu daging sekarang? 3) 11 satuan di sebelah kanan dari –7 yaitu . . . . 4) Suhu udara di dalam ruang pendingin -4 ºC. Suhu di luar ruang pendingin 24 ºC. Berapakah selisih suhu di dalam dan di luar ruangan pendingin? 5) 27 satuan disebelah kiri angka 13 adalah . . . . 6) Jumlah peserta lomba menggambar 79 anak. Jika 32 peserta lomba adalah anak perempuan. Berapa jumlah siswa laki-laki? 7) Segelas air suhunya 20 ºC . Setelah diberi es batu, suhunya turun 8 ºC Pada saat es batu sudah mencair, suhunya naik lagi 3 ºC. Suhu air sekarang adalah. . . . 8) Suhu udara di ruang pendingin mula-mula 12 ºC. Untuk mengubah air menjadi es, suhu pendingin harus diturunkan 20 ºC. Setelah air menjadi 14 es, suhu pendingin harus dinaikkan lagi 5 ºC. Suhu pendingin sekarang adalah. . . . 9) Sebotol minuman disimpan dalam kulkas yang suhunya -2 ºC Sebelum dihidangkan, minuman tersebut dihangatkan hingga suhunya naik 30 ºC. Saat dihidangkan suhunya turun 3 ºC. Berapakah suhu minuman saat dihidangkan? 10) Saat ini suhu di kutub utara mula-mula –9 ºC. Kemudian turun 6 ºC . Saat ini suhu naik 3 ºC. Berapa suhu di kutub utara sekarang? Kunci jawaban 1. – 25 + 20 = - 5 2. – 5 + 82 = 77 3. 11 + (- 7 ) = – 7 + 11 = 4 4. Selisih = besar – kecil = 24 – (- 4 ) = 24 + 4 =28 5. 13 – 27 = - 14 6. 79 – 32 = 47 7. 20 – 8 + 3 = 12 + 3 = 15 8. 12 – 20 + 5 = - 8 + 5 = - 3 9. – 2 + 30 – 3 = 28 – 3 = 25 10. – 9 – 6 + 3 = - 15 + 3 = - 12 15 HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA PADA SIKLUS 11 Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Bertanya Banyak Pertanyaan No Nama Peserta Didik 1 1. Irma Afinda 2. Dikky Dwi Yulian 3. Zaenun Jazuli 4. Anggit Murdaningsih 5. Dwi Prasetyo 6. Muhammad Sahal Mahfud 7. Budi Cahyono Putro 8. Eva Erviana 9. Hikmah Puji Astuti 2 3 4 5 Tabel 4. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Menjawab Pertanyaan Banyak Jawaban Benar No Nama Peserta Didik 1 1. Irma Afinda 2. Dikky Dwi Yulian 3. Zaenun Jazuli 4. Anggit Murdaningsih 5. Dwi Prasetyo 6. Muhammad Sahal Mahfud 7. Budi Cahyono Putro 8. Eva Erviana 9. Hikmah Puji Astuti 16 2 3 4 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I Pertemuan Ke : III (3 x pertemuan) Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 x35 menit) Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. I. Kompetensi Dasar Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. II. Indikator 1. Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. 2. Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat. 3. Melakukan operasi hitung penjumlahan dan bilangan bulat. III. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. b. Siswa dapat melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat. c. Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan bilangan bulat 17 IV. Materi Ajar Bilangan Bulat V. Pendekatan Pembelajaran Model Creative Problem Solving VI. Metode Belajar a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya jawab VII. Sumber Belajar a. Buku Matematika terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo b. Buku-buku lain yang relevan c. Alat peraga : Garis bilangan VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal a. Guru menanyakan kesiapan siswa b. Guru memberikan apersepsi c. Guru mengulas kembali materi sebelumnya pada siklus II d. Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran e. Guru memberikan motivasi 18 B. Kegiatan inti Siswa menyelesaikan lembar kerja atau latihan soal dari guru secara individu. Guru berperan sebagai pengawas selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah dirasa waktunya cukup, guru memberi penjelasan atau pembahasan jawaban dari soal yang dibuat, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan pembelajaran lanjutan pada tutor sebaya untuk mengoptimalkan pendampingan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus terakhir (siklus III) 2. Klarifikasi masalah : Guru menjelaskan poin-poin masalah dari tiap-tiap soal. 3. Pengungkapan pendapat : Siswa dibebaskan bertanya dan menjawab pertanyaan guru. 4. Evaluasi dan pemilihan : Guru mengadakan penilaian. 5. Implementasi : Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi. C. Kegiatan Akhir (Penutup) a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan mengenai materi yang didiskusikan. b. Guru memberikan tugas rumah IX. Penilaian a. Teknik penilaian : tes tertulis b. Bentuk instrumen : uraian 19 Bergas, 2 Desember 2010 Mengetahui, Wali Kelas V Peneliti Endah Maslihatun, S.Pdi Diah Ariyani NIP. - NIM. 12508001 20 KISI-KISI SOAL III Standar Kompetensi Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SD / MI Kelas / Semester :V/I Pokok Bahasan : Bilangan Bulat : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Jumlah Materi Indikator No. soal soal 1. Melakukan operasi hitung 3 1, 2, 3 hitung 3 4, 5, 6 hitung 4 7, 8, 9, penjumlahan bilangan bulat Bilangan Bulat 2. Melakukan operasi pengurangan bilangan bulat 3. Melakukan operasi penjumlahan dan bilangan bulat 21 10 UJI KOMPETENSI III Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bilangan Bulat Kelas / semester :V/I Waktu : 1 x 35 menit Soal Tertulis : Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Pada lemari es suhu diturunkan sebesar 17 ºC dari suhu semula. Jika suhu semula 14 ºC, suhu ruangan sekarang adalah.... 2. Suhu sebungkus sosis beku -4 ºC. Setelah dimasak, suhunya naik 72 ºC. Berapakah suhu sosis sekarang? 3. 16 satuan di sebelah kanan dari –27 yaitu . . . . 4. Suhu udara di Kutub Utara mencapai -19 ºC. Pada saat yang sama suhu udara di Kota Salatiga adalah 24 ºC. Berapakah selisih suhu di Kutub Utara dan di Kota Salatiga? 5. 29 satuan disebelah kiri angka 17 adalah . . . . 6. Jumlah kelereng Andi ada 179 butir terdiri dari warna merah dan hijau.. Jika 92 kelereng berwarna hijau, berapa jumlah kelereng berwarna merah? 7. Segelas air minum suhunya 19 ºC. Setelah diberi es batu, suhunya turun 14 ºC. Pada saat es batu sudah mencair, suhunya naik lagi 6 ºC. Suhu air minum sekarang adalah. . . . 8. Seekor burung terbang ke atas setinggi 14 M dari permukaan air laut. Burung kemudian mendarat pada sebuah pohon yang tingginya 7 M. Setelah itu ia 22 terbang lagi setinggi 5M dari atas pohon. Kedudukan burung sekarang setinggi. . . .M diatas permukaan laut. 9. Sebotol minuman disimpan dalam kulkas yang suhunya -4 ºC. Sebelum dihidangkan, minuman tersebut dihangatkan hingga suhunya naik 31 ºC . Saat dihidangkan suhunya turun 8 ºC. Berapakah suhu minuman saat dihidangkan? 10. Saat ini suhu di kutub utara mula-mula –12 ºC. Kemudian turun 7 ºC. Beberapa saat kemudian suhunya naik 9 ºC. Berapa suhu di kutub utara sekarang? Kunci jawaban 1) - 17 + 14 = - 3 2) – 4 + 72 = 68 3) 16 + (- 27 ) = – 27 + 16 = - 11 4) Selisih = besar – kecil = 24 – (- 19) = 24 + 19 = 43 5) 17– 29 = - 12 6) 179 – 92 = 87 7) 19 – 14 + 6 = 5 + 6 = 11 8) 14 – 7 + 5 = 7 + 5 = 12 9) – 4 + 31 – 8 = 27 – 8 = 19 10) – 12 – 7 + 9 = - 19 + 9 = - 10 23 HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA PADA SIKLUS 111 Tabel 5. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Bertanya Banyak Pertanyaan No Nama Peserta Didik 1 1. Irma Afinda 2. Dikky Dwi Yulian 3. Zaenun Jazuli 4. Anggit Murdaningsih 5. Dwi Prasetyo 6. Muhammad Sahal Mahfud 7. Budi Cahyono Putro 8. Eva Erviana 9. Hikmah Puji Astuti 2 3 4 5 Tabel 6. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Menjawab Pertanyaan Banyak Jawaban Benar No Nama Peserta Didik 1 1. Irma Afinda 2. Dikky Dwi Yulian 3. Zaenun Jazuli 4. Anggit Murdaningsih 5. Dwi Prasetyo 6. Muhammad Sahal Mahfud 7. Budi Cahyono Putro 8. Eva Erviana 9. Hikmah Puji Astuti 24 2 3 4 5 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Diah Ariyani Tempat Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 08 Januari 1986 Alamat Asal : Ngobo RT. 01 RW. 04 Wringinputih Kec. Bergas Kab.Semarang Pendidikan : 1. SDN Wringinputih 02 lulus tahun 1999 2. SMPN 1 Bergas lulus tahun 2002 3. SMAN 1 Bergas Lulus tahun 2005 4. D2 PGMI STAIN Salatiga lulus tahun 2007 Riwayat pekerjaan : Pengajar MI. Miftahul Ulum Wringinputih sejak tahun 2006 s/d sekarang Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya. Salatiga, 23 Pebruari 2011 Diah Ariyani 25