ASOSIASI SURANSI JIWA INDONESIA MATRIKS TANGGAPAN EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA Halaman/Bab/No Halaman: i Nomor: 1 Exposure Draft Penjelasan Klasifikasi Aset Keuangan (4.1 Klasifikasi Aset Keuangan) ED PSAK 71 memberikan pengaturan pendekatan klasifikasi aset keuangan melalui model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan. Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi kecuali diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain. Akan tetapi, entitas dapat menetapkan pilihan yang tidak dapat dibatalkan saat pengakuan awal atas investasi pada instrumen ekuitas tertentu yang umumnya diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sehingga perubahan nilai wajarnya disajikan dalam penghasilan komprehensif lain. Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi jika kedua kondisi berikut terpenuhi: a) aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual, dan b) persyaratan kontraktual dari aset keuangan yang pada tanggal tertentu meningkatkan arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga (solely payments of principal and interest) dari jumlah pokok terutang. Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lainnya jika kondisi berikut terpenuhi: a) Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan terpenuhi dengan mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan, dan b) persyaratan kontraktual dari aset keuangan tersebut memberikan hak Tanggapan Masukan 1: Pada saat mengadopsi FVOCI tanpa recycling, bagaimana pertimbangannya dari sisi pajak? Masukan 2: Pengaturan pendekatan klasifikasi aset keuangan melalui model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan lebih tepat dibandingkan dengan pengaturan di PSAK 55 karena lebih mencerminkan aktual transaksi sesuai model bisnis yang dijalankan oleh setiap entitas. Masukan 3: Industri Asuransi mengelola aset keuangan untuk membayar kewajiban masa mendatang dalam bentuk benefit asuransi. Waktu terjadinya klaim tidak bisa dipastikan (untuk benefit asuransi tertentu), sehingga klasifikasi aset keuangan yang dimiliki juga tidak menentu. Karena tidak menentu, banyak Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dalam AFS (dalam draft- Nilai Wajar Melalui Penghasilan Komprehensif Lain). Dalam draft syarat yang diperlukan salah satunya adalah: Masukan 4: "Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Halaman: ii Nomor: 2 Exposure Draft Penjelasan Tanggapan pada tanggal tertentu atas arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang. terpenuhi dengan mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan, dan" Apakah menurut Anda terdapat pendekatan lain yang lebih tepat untuk menentukan klasifikasi aset keuangan? Jika ya, metode pendekatan lain apakah yang Anda sarankan? Kata-kata "menjual aset keuangan" menjadi permasalahan karena industri asuransi tidak bertujuan memperdagangkan aset keuangan. Kami mengusulkan persyaratan lain yang memudahkan klasifikasi untuk Nilai Wajar Melalui Penghasilan Komprehensif Lain. Masukan 1: Setuju, didalam PSAK No. 55 paragraf 51 diatur “Entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.” Hal ini berarti tidak ada kemungkinan untuk entitas melakukan reklasifikasi dari dan ke instrument FVTPL. Reklasifikasi Aset Keuangan (Paragraf 4.4) Berbeda dengan PSAK 55, ED PSAK 71 memperkenankan reklasifikasi pengelolaan aset keuangan jika dan hanya jika, entitas mengubah model bisnis untuk pengelolaan aset keuangan. Perubahan tersebut diperkirakan sangat jarang terjadi. Perubahan tersebut ditentukan oleh manajemen entitas sebagai hasil dari perubahan eksternal atau internal dan harus signifikan pada kegiatan operasi entitas dan dapat dibuktikan pada pihak eksternal. Sejalan dengan hal tersebut, perubahan pada model bisnis entitas akan terjadi hanya jika entitas memulai atau berhenti untuk melaksanakan aktivitas yang signifikan terhadap kegiatan operasinya; sebagai contoh, ketika entitas telah memperoleh, melepaskan, atau mengakhiri lini bisnis. Apakah Anda setuju dengan persyaratan reklasifikasi aset keuangan hanya dapat dilakukan jika dan hanya jika, entitas mengubah model bisnis untuk pengelolaan aset keuangan? Jika tidak, apa alasan Anda? Halaman: ii Masukan 2: Dengan adanya persyaratan “reklasifikasi aset keuangan hanya dapat dilakukan jika dan hanya jika, entitas mengubah model bisnis untuk pengelolaan aset keuangan”, maka masih membuka peluang bagi entitas untuk melakukan reklasifikasi atas instrument keuangan agar lebih mencerminkan model bisnis yang dijalankan. Masukan 3: Definisi "Model Bisnis" diperlukan. Untuk perusahaan asuransi, apakah perubahan skema benefit atas 1 produk asuransi yang dicover oleh aset keuangan dapat menjadi alasan reklasifikasi? Sedangkan produk yang dimiliki perusahaan lebih dari 1, misalnya. Pada dasarnya kami setuju dengan konsep penyisihan kerugian kredit Pengakuan Kerugian Kredit Ekspektasian (Paragraf 5.5.1 – 5.5.5) 2 ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Nomor: 3 Halaman: iii Nomor: 3 Exposure Draft Penjelasan Tanggapan ED PSAK 71 memperkenalkan metode kerugian kredit ekspektasian dalam mengukur kerugian instrumen keuangan akibat penurunan nilai instrumen keuangan. Berbeda dengan PSAK 55 sebelumnya yang mengakui kerugian kredit pada saat peristiwa kerugian kredit terjadi, metode yang diperkenalkan ED PSAK 71 ini mensyaratkan pengakuan segera atas dampak perubahan kerugian kredit ekspektasian setelah pengakuan awal aset keuangan. ekspektasian, namun untuk melakukan analisa risiko kredit dan pengukuran jumlah penyisihan kerugian kredit ekspektasian tentu tidak mudah karena mungkin terjadi keterbatasan informasi dan pengetahuan perusahaan atas hal tersebut untuk dapat menentukan risiko kredit dan jumlah penyisihan kerugian kredit ekspektasian yng harus dicatat. Selama ini menurut PSAK 55 kerugian kredit diakui pada saat peristiwa Berdasarkan ED ini, entitas mengukur penyisihan kerugian instrumen keuangan kerugian kredit terjadi. sejumlah kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya, jika risiko kredit atas instrumen keuangan tersebut telah meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal. Jika pada tanggal pelaporan, risiko kredit atas instrumen keuangan tidak meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal, entitas mengukur penyisihan kerugian untuk instrumen keuangan tersebut sejumlah kerugian kredit ekspektasian 12 bulan. Kerugian dimaksud merepresentasikan kerugian kredit ekspektasian yang timbul dari peristiwa gagal bayar instrumen keuangan yang mungkin terjadi dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Pengakuan Kerugian Kredit Ekspektasian (Paragraf 5.5.1 – 5.5.5) ED PSAK 71 memperkenalkan metode kerugian kredit ekspektasian dalam mengukur kerugian instrumen keuangan akibat penurunan nilai instrumen keuangan. Berbeda dengan PSAK 55 sebelumnya yang mengakui kerugian kredit pada saat peristiwa kerugian kredit terjadi, metode yang diperkenalkan ED PSAK 71 ini mensyaratkan pengakuan segera atas dampak perubahan kerugian kredit ekspektasian setelah pengakuan awal aset keuangan. Berdasarkan ED ini, entitas mengukur penyisihan kerugian instrumen keuangan sejumlah kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya, jika risiko kredit atas instrumen keuangan tersebut telah meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal. Jika pada tanggal pelaporan, risiko kredit atas instrumen keuangan tidak 3 Masukan 1: Setuju, akan tetapi dasar apa yang digunakan untuk menentukan kerugian kredit ekspektasian? Masukan 2: Bagaimana dengan aset keuangan yang seluruh risiko kredit nya ditanggung oleh nasabah. Dalam industri asuransi, porsi investasi atas produk unit link seluruhnya ditanggung oleh nasabah. Apakah dengan adanya penyisihan kerugian ini, nilai liabilitas terhadap nasabah juga berkurang? ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Exposure Draft Penjelasan Tanggapan meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal, entitas mengukur penyisihan kerugian untuk instrumen keuangan tersebut sejumlah kerugian kredit ekspektasian 12 bulan. Kerugian dimaksud merepresentasikan kerugian kredit ekspektasian yang timbul dari peristiwa gagal bayar instrumen keuangan yang mungkin terjadi dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Halaman: iii Nomor: 4 Apakah Anda setuju dengan pengaturan penyisihan kerugian kredit ekspetasian sebagaimana diusulkan dalam ED PSAK 71 ini? Jika tidak, apa alasan Anda? Penentuan Peningkatan Risiko Kredit secara Signifikan (Paragraf 5.5.9 – 5.5.11) ED PSAK 71 mensyaratkan Entitas mempertimbangkan apakah terdapat kenaikan risiko kredit yang signifikan (penilaian berdasarkan perubahan pada kemungkinan gagal bayar yang terjadi) yaitu dengan membandingkan risiko kredit awal instrument keuangan dengan risiko kredit pada tanggal pelaporan. Jika entitas mengestimasi instrumen keuangan memiliki risiko kredit yang rendah pada tanggal pelaporan (contohnya, ‘investment grade’), maka entitas mengasumsikan risiko kredit atas instrumen keuangan tidak meningkat secara signifikan Masukan 1: Mengenai mekanisme penentuan terjadinya peningkatan risiko kredit secara signifikan ketika terjadi tunggakan pembayaran selama 30 hari dapat dijadikan salah satu mekanisme penentuan namun bukan satu-satunya karena untuk penentuan risiko managemen juga memerlukan informasi lain yang komprehensif dan analisa yang memadai. Masukan 2: Perlu adanya petunjuk yang jelas dalam penentuan tingkat resiko kredit untuk setiap investasi agar tidak menimbulkan perdebatan saat implementasi. Terdapat praduga (rebuttable presumption) bahwa risiko kredit yang signifikan telah terjadi ketika pembayaran tertunggak lebih dari 30 hari jika tidak ada lagi informasi spesifik lain tentang peminjam, tersedia tanpa biaya dan upaya berlebihan, untuk menentukan apakah terdapat kenaikan risiko kredit yang signifikan. Apakah Anda setuju dengan usulan mekanisme penentuan terjadinya peningkatan risiko kredit secara signifikan sebagaimana diusulkan dalam ED PSAK 71 ini? Jika tidak, apa alasan Anda? Halaman: iii Nomor: 5 Perhitungan Kerugian Kredit Ekspektasian untuk Komitmen Pinjaman dan Kontrak Jaminan Keuangan (Paragraf PP5.5.8, PP5.5.30- PP5.5.32) 4 Kami tidak dapat memberikan pendapat atas persyaratan perhitungan kerugian ekspektasian untuk kontrak jaminan keuangan dan komitmen ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Exposure Draft Penjelasan Tanggapan ED PSAK 71 mensyaratkan entitas mengakui penurunan nilai atas komitmen pinjaman tersebut dikarenakan kedua hal tersebut tidak terdapat pada pinjaman dan kontrak jaminan keuangan. Untuk kontrak jaminan keuangan, perusahaan kami (not available). entitas mempertimbangkan perubahan risiko bahwa debitur yang ditetapkan dalam kontrak akan mengalami gagal bayar. Untuk komitmen pinjaman, entitas mempertimbangkan perubahan risiko gagal bayar yang terjadi pada pinjaman yang terkait dengan komitmen pinjaman. Untuk komitmen pinjaman yang belum ditarik, kerugian kredit adalah nilai kini dari selisih antara: a) arus kas kontraktual yang terutang pada entitas jika pemilik komitmen pinjaman menarik pinjaman; dan b) arus kas yang diharapkan entitas untuk diterima jika pinjaman ditarik. Halaman: iv Nomor: 6 Pengukuran kerugian kredit ekspektasian untuk kontrak jaminan keuangan adalah pembayaran yang diekspektasi untuk mengganti pemegang jaminan atas kerugian kredit yang terjadi dikurangi jumlah yang diharapkan entitas untuk diterima dari pemegang jaminan, debitur, atau pihak lain. Aset Keuangan yang Berasal dari Aset Keuangan Memburuk (Paragraf 5.5.13 – 5.5.14) Masukan 1: Pada dasarnya kami setuju dengan pengakuan kerugian kredit ekspektasian untuk aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari aset keuangan memburuk tersebut, namun pada prakteknya tentu sulit dan diperlukan informasi yang komprehensif bagi perusahaan untuk dapat mengukur kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya sejak pengakuan awal. Namun demikian, dengan penerapan managemen risiko yang memadai, perusahaan kami tidak akan membeli aset keuangan memburuk, sehingga pengakuan kerugian terkait diharapkan tidak diperlukan dalam pelaporan perusahaan kami. Masukan 2: Tidak, karena menggunakan suku bunga efektif awal. Bagaimana jika terjadi perubahan signifikan atas suka bunga di pasar? ED PSAK 71 mensyaratkan entitas mengakui perubahan kumulatif atas kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya sejak pengakuan awal aset keuangan sebagai penyisihan kerugian atas aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari aset keuangan memburuk (purchased or originated credit-impaired financial assets) pada saat tanggal pelaporan. Apakah Anda setuju dengan ketentuan pengakuan kerugian kredit ekspektasian untuk aset keuangan yang dibeli atau berasal dari aset keuangan memburuk sebagaimana diusulkan dalam ED PSAK 71 ini? Jika tidak, apa alasan Anda? 5 ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Halaman: iv Nomor: 7 Exposure Draft Penjelasan Tanggapan Pengungkapan Masukan 1: Pada dasarnya kami setuju dengan persyaratan pengungkapan sebagaimana diatur agar pembca laporan keuangan dapat mempeloleh informasi yang lengkap. Namun, sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, penentuan risiko kredit dan jumlah penyisihan kerugian kredit ekspektasian tidak mudah karena memerlukan analisa mendalam dari managemen dengan berbasis informasi yang komprehensif. Masukan 2: Setuju, akan tetapi memiliki concern atas pengungkapan kualitatif. ED PSAK 71 mengusulkan entitas untuk mengungkapkan informasi yang mengidentifikasi dan menjelaskan: a) praktek manajemen risiko kredit, penjelasan meliputi: i. ii. iii. iv. v. bagaimana penentuan terjadinya peningkatan risiko kredit secara signifikan sejak pengakuan awal; definisi gagal bayar dan alasan pemilihan definisi; pengelompokan instrumen dalam rangka perhitungan kerugian kredit ekspektasian secara kolektif; bagaimana entitas menentukan aset keuangan mengalami penurunan nilai kreditkebijakan hapus buku dan kebijakan untuk aset keuangan hapus buku yang masih dapat ditagihkan; pengakuan kerugian kredit ekspektasian pada aset keuangan yang dimodifikasi penerapan Bagian 5.5 Penuruan Nilai, meliputi: - - input, asumsi dan teknik estimasi yang digunakan untuk menghitung kerugian kredit ekspektasian 12 bulan dan sepanjang umurnya, penentuan risiko kredit meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal, penentuan aset keuangan mengalami penurunan nilai kredit, penggunaan informasi forward-looking dalam perhitungan kerugian kredit ekspektasian, perubahan teknik estimasi dan asumsi yang signifikan selama periode laporan dan alasan perubahan. b) Informasi kualitatif dan kuantitatif terkait jumlah yang timbul dari 6 ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Exposure Draft Penjelasan Tanggapan kerugian kredit ekspektasian, penjelasan meliputi: i. ii. iii. iv. rekonsiliasi dari saldo awal hingga saldo penutup kerugian penyisihan untuk kredit ekspektasian 12 bulan dan sepanjang umurnya serta aset keuangan yang dibeli atau berasal dari aset keuangan memburuk; penjelasan seberapa signifikan perubahan pada jumlah tercatat bruto instrument keuangan selama periode laporan yang berkontribusi pada perubahan penyisihan kerugian; (iii)penjelasan dampak efek modifikasi pada arus kas kontraktual terhadap kerugian kredit ekspektasian; informasi agunan dan perbaikan risiko kredit lainnya yang mempengaruhi jumlah kerugian kredit ekspektasian; dan jumlah yang dihapusbukukan selama periode laporan yang masih akan ditagihkan. c) Eksposur risiko kredit, bertujuan untuk mempermudah pengguna laporan keuangan mengakses risiko kredit dan memahami konsentrasi risiko kredit yang signifikan. Untuk itu, entitas mengungkapkan per peringkat risiko kredit, jumlah tercatat bruto aset keuangan dan eksposur risiko kredit dari komitmen pinjaman dan kontrak jaminan keuangan. Pengungkapan masing-masing untuk instrumen keuangan dengan kerugian penyisihan untuk kredit ekspektasian 12 bulan dan sepanjang umurnya serta aset keuangan yang dibeli atau berasal dari aset keuangan memburuk. Pengecualian untuk beberapa persyaratan pengungkapan yang diberikan untuk piutang dagang dan piutang sewa yang dimana penyisihan kerugiannya diukur menggunakan pendekatan yang disederhanakan. Halaman: vi Apakah Anda setuju dengan persyaratkan pengungkapan sebagaimana diusulkan dalam ED PSAK 71 ini? Jika tidak, apa alasan Anda? Kriteria Kualifikasian untuk Akuntansi Lindung Nilai (Paragraf 6.4) Berdasarkan pengelolaan managemen risiko investasi, perusahaan kami 7 ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Exposure Draft Penjelasan Tanggapan Nomor: 8, 9, 10, Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika memenuhi tidak dapat memiliki item dan instrumen lindung nilai, sehingga ED PSAK persyaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda dengan PSAK 55, ED PSAK 71 71 yang terkait dengan lindung nilai tidak berlaku untuk perusahaan 11 & 13 menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan memperkenalkan kami. persyaratan yang lebih umum (principle-based) menggunakan pertimbangan manajemen, yaitu: i. terdapat hubungan ekonomik antara item lindung nilai dengan instrumen lindung nilai; ii. pengaruh risiko kredit tidak mendominasi perubahan nilai yang dihasilkan dari hubungan ekonomik tersebut; dan iii. rasio lindung nilai dari hubungan lindung nilai adalah rasio yang sama dari hasil kuantitas item lindung nilai yang secara aktual dilindung nilai dan kuantitas instrumen lindung nilai yang secara aktual digunakan entitas untuk melindung nilai sejumlah kuantitas item lindung nilai tersebut. Rebalancing Hubungan Lindung Nilai (Paragraf 6.5.5) ED PSAK 71 mensyaratkan jika hubungan lindung nilai tidak lagi memenuhi persyaratan efektivitas lindung nilai terkait dengan rasio lindung nilai (lihat paragraph 6.4.1(c)(iii)), namun tujuan manajemen risiko hubungan lindung nilai tersebut ditetapkan sama, entitas menyesuaikan rasio lindung nilai atas hubungan lindung nilai sehingga memenuhi kriteria kualifikasian lagi (dalam Pernyatan ini hal ini disebut sebagai rebalancing). Akuntansi untuk Nilai Waktu dari Opsi untuk Arus Kas dan Lindung Nilai atas Nilai Wajar (Paragraf 6.5.15) ED PSAK 71 mensyaratkan entitas untuk membedakan nilai waktu dari opsi berdasarkan jenis dari item lindung nilai yang dilindung nilai oleh opsi: transaksi yang berkaitan dengan item lindung nilai dan periode waktu yang berkaitan dengan item lindung nilai. Ketika suatu entitas memisahkan nilai intrinsik dan nilai waktu dari suatu kontrak opsi dan menetapkan hanya perubahan nilai intrinsik dari opsi sebagai instrumen lindung nilai (lihat paragraf 6.2.4(2)), 8 ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Exposure Draft Penjelasan Tanggapan entitas mencatat nilai waktu dari opsi sebagai berikut (lihat paragraf PP6.5.29 – PP6.5.33). Lindung Nilai atas Sekelompok Item (Paragraf 6.6) ED PSAK 71 mensyaratkan sekelompok item (termasuk suatu kelompok item yang merupakan suatu posisi neto; lihat paragraf PP6.6.1-PP6.6.8) merupakan item lindung nilai yang memenuhi syarat jika: 1. Terdiri dari item (termasuk kelompok item) yang secara tersendiri merupakan item lindung nilai yang memenuhi syarat; 2. Item dalam kelompok tersebut dikelola secara berkelompok untuk tujuan manajemen risiko; dan 3. Untuk lindung nilai atas arus kas untuk kelompok item yang variabilitas arus kasnya diperkirakan tidak proporsional terhadap variabilitas keseluruhan dalam arus kas kelompok sehingga posisi risiko yang saling hapus timbul. Halaman: vi Nomor: 13 Halaman: viii Nomor: 12 Ketentuan Transisi (Paragraf 7.2) Entitas menerapkan Pernyataan ini secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk item yang telah dihentikan pengakuannya pada tanggal penerapan awal. Tanggal Efektif (Paragraf 7.1) ED PSAK 71 ini mensyaratkan entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2019. Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas memilih untuk menerapkan dini Pernyataan ini, entitas harus mengungkapkan fakta tersebut dan menerapkan semua persyaratan dalam Pernyataan ini pada waktu yang sama (tetapi lihat juga paragraf 7.1.2, 7.2.21 dan 7.3.2). 9 Pada prinsipnya perusahan kami setuju dengan penerapan secara retrospektif agar dapat disajikan informasi yang komprehensif bagi pembaca laporan keuangan. Apakah penerapan IFRS 9 (atau PSAK 71) untuk perusahaan asuransi akan ditunda? Bagaimana dengan perusahaan asuransi yang memiliki anak perusahaan yang bergerak dalam bidang non-asuransi? Diperlukan petunjuk yang jelas ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Halaman: viii Nomor: 13 Exposure Draft Penjelasan Tanggapan Apakah Anda setuju dengan tanggal efektif sebagaimana diusulkan dalam ED PSAK 71 ini? Jika tidak, apa alasan Anda? Ketentuan Transisi (Paragraf 7.2) Entitas menerapkan Pernyataan ini secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk item yang telah dihentikan pengakuannya pada tanggal penerapan awal. Masukan 1: Ketentuan transisi secara Retrospektif ini, bagaimana pertimbangannya dari sisi pajak? Bagaimana perlakuannya terhadap pajak yang sudah dibayarkan? Halaman: viii Nomor: 15 Halaman: 71.2 Bab: 2 Nomor: 2.1 (e) Masukan 2: Apakah Anda setuju dengan ketentuan transisi secara Retrospektif Apakah ada opsi untuk mendefer sampai dengan penerapan IFRS sebagaimana diusulkan dalam ED PSAK 71 ini? Jika tidak, apa alasan Anda? 4 phase 2 Tanggapan Lain Apakah penerapan IFRS 9 (atau PSAK 71) untuk perusahaan asuransi akan Apakah Anda memiliki tanggapan atas isu lain yang terkait dengan ED ditunda? Bagaimana dengan perusahaan asuransi yang memiliki anak PSAK 71? perusahaan yang bergerak dalam bidang non-asuransi? Apakah anak perusahaan bisa menyamakan dengan induk? Atau anak harus memaintain dua pencatatan yang berbeda untuk keperluan konsolidasi dengan induk. hak dan kewajiban yang timbul dalam (i) kontrak asuransi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi, selain hak dan kewajiban penerbit yang timbul dalam kontrak asuransi yang memenuhi definisi kontrak jaminan keuangan, atau (ii) kontrak dalam ruang lingkup PSAK 62 karena kontrak tersebut berisi fitur partisipasi tidak mengikat. Akan tetapi, Pernyataan ini diterapkan untuk derivatif yang melekat pada kontrak dalam ruang lingkup PSAK 62 jika derivatif tersebut tidak dengan sendirinya merupakan kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62. Selain itu, jika penerbit kontrak jaminan keuangan telah menegaskan secara eksplisit sebelumnya bahwa kontrak tersebut dianggap sebagai kontrak asuransi dan telah menggunakan akuntansi yang dapat diterapkan untuk kontrak asuransi, maka penerbit dapat memilih untuk menerapkan Pernyataan ini atau PSAK 62 pada kontrak jaminan keuangan tersebut (lihat paragraf PP2.5PP2.6). Penerbit dapat memutuskan pilihan tersebut berdasarkan kontrak demi kontrak, tetapi 10 Apakah dengan discope outnya hak dan kewajiban yang timbul dalam kontrak asuransi, maka ED PSAK ini/klausul instrumen keuangan tidak berlaku bagi industri asuransi. Mohon diperjelas di bagian mana yang di scope out? Apakah terkait dana nasabah saja? Bagaimana dana Perusahaan? Atau dana yang masih dalam pengembangan untuk membayar future claim? Bagaimana apabila dana itu semua tercampur? ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Exposure Draft Penjelasan Tanggapan pemilihan untuk setiap kontrak tersebut tidak dapat dibatalkan. Halaman: 71.79 PP4.1.3A Nomor: PP4.1.3A Model bisnis mungkin untuk memiliki aset untuk memperoleh arus kas dan PP4.1.3B kontraktual bahkan jika entitas menjual aset keuangan ketika ada peningkatan risiko kredit aset. Untuk menentukan apakah telah terjadi peningkatan risiko kredit aset, entitas mempertimbangkan informasi yang wajar dan terdukung, termasuk informasi forward looking Terlepas dari frekuensi dan nilai tersebut, penjualan yang dikarenakan peningkatan risiko kredit aset tidak konsisten dengan model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan untuk memperoleh arus kas kontraktual karena kualitas kredit aset keuangan berhubungan dengan kemampuan entitas untuk memperoleh arus kas kontraktual. Aktivitas manajemen risiko kredit yang ditujukan untuk meminimalkan kerugian kredit potensial dikarenakan penurunan kualitas pinjaman merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari model bisnis tersebut. Menjual aset keuangan karena tidak lagi memenuhi kriteria kredit yang diatur dalam kebijakan investasi yang didokumentasikan entitas adalah contoh dari penjualan yang telah terjadi dikarenakan peningkatan risiko kredit. Akan tetapi, dengan tidak adanya kebijakan tersebut, entitas dapat menunjukkan dengan cara lain bahwa penjualan terjadi karena peningkatan risiko kredit. PP4.1.3B Penjualan yang terjadi karena alasan lain, seperti penjualan yang dilakukan untuk mengelola risiko konsentrasi kredit (tanpa peningkatan risiko kredit aset), mungkin juga konsisten dengan model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan untuk memperoleh arus kas kontraktual. Secara khusus, penjualan tersebut dapat konsisten dengan model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan untuk memperoleh arus kas kontraktual jika penjualan tersebut tidak berulang (meskipun signifikan dalam nilai) atau tidak signifikan dalam nilai baik secara individu maupun secara gabungan (bahkan jika berulang). Jika lebih dari jumlah yang tidak berulang dari penjualan tersebut terbuat dari portofolio dan penjualan tersebut lebih dari tidak signifikan dalam nilai (baik secara individu atau gabungan), entitas perlu menilai apakah dan bagaimana penjualan tersebut konsisten dengan tujuan memperoleh arus kas kontraktual. Apakah pihak ketiga mensyaratkan suatu kewajiban untuk menjual 11 Masukan 1: Setuju dengan perlakuan akuntansi ini, terutama dengan adanya pilihan untuk menjual aset keuangan ketika ada peningkatan risiko kredit aset. Masukan 2: Hal tersebut dapat meminimalisasi kerugian dengan menjual aset keuangan sekalipun belum jatuh tempo (dikarenakan naiknya risiko kredit aset). Masukan 3: Dalam hal perusahaan melakukan penjualan aset keuangan, apakah perusahaan diharuskan untuk melakukan dokumentasi/mengumpulkan bukti yang cukup sehubungan dengan peningkatan risiko kredit atau assessment berkala sesuai ED PSAK71? (e.g. Identifikasi perubahan risiko gagal bayar, membandingkan risiko kredit pada pengakuan awal, tunggakan pembayaran – DPD, dll) Masukan 4: Apakah ada panduan standar yang diatur dan berlaku umum serta dapat diterima terutama oleh pihak eksternal (misal: auditor)? ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Exposure Draft Penjelasan Tanggapan aset keuangan, atau aktivitas yang pada kebijaksanaan entitas, tidak relevan dengan penilaian ini. Peningkatan frekuensi atau nilai penjualan dalam periode tertentu tidak selalu konsisten dengan tujuan untuk memiliki aset keuangan untuk memperoleh arus kas kontraktual, jika entitas dapat menjelaskan alasan bagi penjualan tersebut dan menunjukkan mengapa penjualan tersebut tidak mencerminkan perubahan dalam model bisnis entitas. Sebagai tambahan, penjualan mungkin konsisten dengan tujuan memiliki aset keuangan untuk memperoleh arus kas kontraktual jika penjualan dilakukan dekat dengan jatuh Halaman: 71.14 4.1.1 Bab: Bab 4 Kecuali paragraf 4.1.5 diterapkan, entitas mengklasifikasikan aset keuangan Kalsifikasi sehingga setelah pengakuan awal aset keuangan diukur pada biaya perolehan Nomor: 4.1.1, diamortisasi, nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain atau nilai wajar 4.1.2., c, 4.1.4, melalui laba rugi, dengan menggunakan dua dasar, yaitu: 4.1.5. a) model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan b) karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan. 4.1.2. Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi jika kedua kondisi berikut terpenuhi: a) aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual dan b) persyaratan kontraktual dari aset keuangan yang pada tanggal tertentu meningkatkan arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga (solely payments of principal and interest) dari jumlah pokok terutang. Paragraf PP4.1.1–PP4.1.26 memberikan panduan cara penerapan kondisi ini. 4.1.2A. Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif 12 Masukan 1: Pendekatan yang digunakan untuk mengkasifikasikan aset keuangan yaitu dengan berdasarkan model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan karakteristik arus kas dalam mengelola aset keuangan sudah tepat. Dampaknya bagi perusahaan: Pada prinsipnya kemungkinan besar tidak akan terjadi perubahan pada klasifikasi aset keuangan dari yang telah dilakukan selama ini. Namun demikian, analisa atas aset keuangan diperlukan untuk menentukan klasifikasi aset keuangan berdasarkan model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan karakteristik arus kas dalam mengelola aset keuangan. Masukan 2: Selama ini berdasarkan PSAK 55 perusahaan telah melakukan klasifikasi aset keuangan sebagai berikut: 1) Aset keuangan yang nilai wajarnya diakui melalui laba rugi, misalnya untuk saham dan reksa dana 2) Pinjaman yang diberikan dan piutang, misalnya kas dan setara kas, deposito, piutang premi, piutang hasil investasi, piutang lain-lain, piutang reasuransi, aset reasuransi dari klaim yang masih dalam proses, dan aset lain-lain. 3) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo. ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Exposure Draft Penjelasan Tanggapan lain jika kedua kondisi berikut terpenuhi: a) Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan terpenuhi dengan mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan dan b) persyaratan kontraktual dari aset keuangan tersebut memberikan hak pada tanggal tertentu atas arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang. Paragraf PP4.1.1–PP4.1.26 memberikan panduan cara penerapan kondisi ini. 4.1.4. Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi kecuali diukur pada biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan paragraf 4.1.2 atau nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain sesuai paragraf 4.1.2A. Akan tetapi, entitas dapat menetapkan pilihan yang tidak dapat dibatalkan saat pengakuan awal atas investasi pada instrumen ekuitas tertentu yang umumnya diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sehingga perubahan nilai wajarnya disajikan dalam penghasilan komprehensif lain (lihat paragraf 5.7.5–5.7.6). Opsi untuk Menetapkan Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi 4.1.5. Terlepas dari paragraf 4.1.1–4.1.4, saat pengakuan awal entitas dapat membuat penetapan yang tidak dapat dibatalkan untuk mengukur liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi, jika penetapan tersebut mengeliminasi atau secara signifikan mengurangi inkonsistensi pengukuran atau pengakuan (kadang disebut sebagai “accounting mismatch”) yang dapat 13 ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Halaman: 71.105 Nomor: PP4.4.1 Exposure Draft Penjelasan Tanggapan timbul dari pengukuran aset atau liabilitas atau pengakuan keuntungan dan kerugian atas aset atau liabilitas dengan dasar yang berbeda-beda (lihat paragraf PP4.1.29–PP4.1.32). Paragraf 4.4.1 mensyaratkan entitas untuk mereklasifikasi aset keuangan jika entitas mengubah model bisnis untuk mengelola aset keuangan tersebut. Perubahan tersebut diperkirakan sangat jarang terjadi. Perubahan tersebut ditentukan oleh manajemen senior entitas sebagai hasil dari perubahan eksternal atau internal dan harus signifikan pada kegiatan operasi entitas dan dapat dibuktikan pada pihak eksternal. Sejalan dengan hal tersebut, perubahan pada model bisnis entitas akan terjadi hanya jika entitas memulai atau berhenti untuk melaksanakan aktivitas yang signifikan terhadap kegiatan operasinya; sebagai contoh, ketika entitas telah memperoleh, melepaskan, atau mengakhiri lini bisnis. Contoh perubahan dalam model bisnis termasuk berikut ini: entitas memiliki portfolio pinjaman komersial yang dimiliki untuk dijual dalam waktu dekat. Entitas memperoleh perusahaan yang mengelola pinjaman komersial dan memiliki model bisnis yang memiliki pinjaman untuk memperoleh arus kas kontraktual. Portfolio pinjaman komersial tidak lagi untuk dijual, dan portfolio tersebut sekarang dikelola bersama dengan pinjaman komersial yang diperoleh dan seluruhnya dimiliki untuk memperoleh arus kas kontraktual. Setuju mengenai konsep penentuan entitas bisnis dimana entitas mungkin memiliki lebih dari satu model bisnis untuk memisahkan portofolio aset keuangan ke subportofolio. Hal tersebut secara prinsip sudah berjalan di perusahan kami. Perusahaan jasa keuangan memutuskan untuk menutup bisnis hipotek ritel. Bisnis tersebut tidak lagi menerima bisnis baru dan perusahaan jasa keuangan secara aktif memasarkan portfolio pinjaman hipotek tersebut untuk dijual. Di dalam PSAK No. 55 paragraf 8 (Definisi) disebutkan mengenai Tainting Rule peraturan “Tainting Rule”, sebagai berikut: “Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga 14 ASOSIASI ASURANSI JIWA INDONESIA – 01 November 2016 Halaman/Bab/No Exposure Draft Penjelasan Tanggapan jatuh tempo).” Apakah “Tainting Rule” ini sudah tidak berlaku lagi dalam PSAK 71? Halaman: 12 Memerlukan observasi eksternal Kriteria pihak eksternal yang bisa melakukan observasi 15