H EALTH Dengan IVA Setahun Sekali 14 MINGGU, 27 MARET 2011 INFO SEHAT Redakan Tekanan Darah Deteksi lewat metode papsmear ataupun IVA secara rutin menghindarkan Anda dari kanker serviks. Sudahkah Anda memeriksakan diri tahun ini? TEKANAN darah tinggi sering disebut silent killer karena seringnya diderita orang tanpa gejala dan meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti stroke, gagal ginjal, dan jantung. Riset menunjukkan, konsumsi buah-buahan dan sayur sehari-hari dapat menurunkan tingkat tekanan darah dalam tubuh. Berikut beberapa jenis buah dan sayur yang diketahui dapat menurunkan tekanan darah: WENDY MEHARI D UA perempuan keluar dari balik pintu kayu yang bertuliskan ‘Ruang IVA’. Mereka menghampiri seorang perempuan dengan rambut dikuncir dan kebaya putih. Ia menyebut dirinya Ibu Jero. “Enggak ada apa-apa kan? Bagus. Nanti kasih tahu temanteman lain, ya!” tutur Jero sembari bersalaman dengan keduanya dengan senyum mengembang. Sepuluh menit berselang, seorang perempuan keluar lagi dari balik pintu yang sama, di Puskesmas Tabanan 3, Bali, itu. Jero menghampirinya, seraya tersenyum. “Jangan lupa kontrol lagi, lo,” tuturnya kepada si perempuan tadi. Mereka melanjutkan pembicaraan de ngan bahasa Bali sejenak, sampai si perempuan pamit pulang. Di balik pintu kayu itu, para perempuan menjalani tes IVA, inspeksi visual dengan asam asetat. Sebuah tes guna mendeteksi dini kanker serviks atau leher rahim, selain papsmear. Di Puskesmas Tabanan 3, pemeriksaan IVA dibuka setiap Sabtu antara pukul 8.00 dan 11.00 WIB. “Sudah tiga tahun ini berjalan,” kata Jero yang kader kesehatan. Satu per satu dari belasan perempuan yang tengah duduk menunggu giliran di depan pintu dipanggil ke dalam ruang IVA. Entah memang rutin atau karena Sabtu (19/3) pagi itu Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih memang dijadwalkan berkunjung ke puskesmas, suasana pemeriksaan kesehatan itu ramai dipadati warga. Menurut penuturan Kepala Puskesmas Tabanan 3, Bali, dr Ni Luh Gede Sukardiasih MFor, kepada Menteri Kesehatan, antrean warga yang hendak menjalani tes IVA berkisar 10-15 orang setiap minggunya. “Yang datang ke puskesmas buat tes IVA dikenai biaya Rp25.000. Ada pula kader puskesmas 1. Buah bit MI/RAMDANI KESADARAN: Pencegahan kanker serviks dilakukan dengan deteksi dini lewat pemeriksaan papsmear ataupun IVA secara rutin. Lewat IVA, inspeksi visual dengan asam asetat, kelainan prakanker pada mulut rahim atau serviks bisa langsung diketahui dan diterapi. yang mendatangi banjar untuk mengadakan tes IVA bagi warga, gratis,” jelas dia. Pagi itu, Ni Luh Putu Sri Mastini ikut mengantre untuk pemeriksaan IVA. Dia mengaku sudah dua kali menjalani tes IVA, dan hari itu merupakan kali pertamanya mendatangi puskesmas. “Tadinya didatangi di banjar,” kata dia. Warga Banjar Pejaten ini mengaku dulunya tak tahu apa-apa tentang kanker, apalagi serviks. “Sekarang tahu, kan dikasih tahu sama kader yang datang di banjar,” tuturnya lagi. Ni Wayan Suciwani juga mengaku rutin menjalani pemeriksaan IVA. Kali itu adalah tes ketiganya, serta kali pertamanya menjalani tes di puskesmas. “Dua kali sudah pernah, waktu didatangi di banjar. Yang terakhir itu malah ketahuan ada kelainan, langsung di-krio (krioterapi),” kata dia, seraya bangkit karena namanya dipanggil untuk masuk ke ruang pemeriksaan. Menurut Jero, awalnya memang sulit mengajak warga untuk menjalani pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. “Tapi, ya kita terus-menerus kasih tahu bahayanya, apalagi buat perempuan yang sudah menikah, kan? Supaya mereka sadar sendiri. Kalau sudah kanker kan lebih mahal lagi biaya berobatnya. Bisa dibilang, 20% yang diperiksa itu ya kena (ditemukan kelainan),” tutur dia. Asam cuka Selama ini papsmear mungkin lebih populer sebagai cara deteksi dini kanker serviks. Sel yang diambil dari mulut rahim dalam proses papsmear harus dibaca oleh patolog, yang jumlahnya hanya sekitar 400 di Indonesia. Hasilnya diketahui sekitar satu minggu kemudian. Menurut Prof Dr Andrijono MD dari Departemen Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, metode IVA menjadi pilihan cara skrining yang lebih mudah dan murah. “Bidan, dokter umum, atau ginekolog bisa Bidan, dokter umum, atau ginekolog bisa dilatih. Coba kita buat program nasional dengan IVA ini, mudah dan murah, mencegah 70% dari 200 kasus.” Prof Dr Andrijono MD dilatih. Coba kita buat program nasional dengan IVA ini, mudah dan murah, mencegah 70% dari 200 kasus,” kata dia di sela pertemuan interim Asia Oceania Research Organization in Genital Infection and Neoplasia (Aogin), di Bali, pekan lalu. Menurut World Health Organization, 500 ribu kasus baru kanker serviks terjadi setiap tahun di dunia, separuhnya berakhir dengan kematian. Di Indonesia, menurut data registrasi kanker berbasis populasi di DKI Jakarta tahun 2005-2007, insiden kanker serviks menem- pati urutan dua setelah kanker payudara, dengan angka 17,6 per 100.000 perempuan. Pemeriksaan IVA dilakukan menggunakan asam asetat 3,5% yang dioleskan pada mulut rahim. Asam asetat lebih dikenal dalam bentuk asam cuka yang biasa ditemui sebagai pelengkap hidangan. Hanya saja, asam cuka botolan ini mengandung 25% asam asetat, sedangkan IVA membutuhkan 3,5% saja. Jika terjadi perubahan warna menjadi putih pada mulut rahim, berarti ada kelainan yang diistilahkan lesi prakanker. IVA, dituturkan Andrijono, memiliki tingkat sensitivitas mirip papsmear, antara 77% dan 81,6% dengan akurasi 64%-94,3%. Selain mudah dan murah, hasil IVA bisa diketahui dengan sekali pemeriksaan, dan dapat langsung dilakukan krioterapi. Karena itu, IVA boleh jadi metode skrining kanker serviks terbaik untuk negaranegara berkembang. Sebagai informasi tambahan saja, IVA di Puskesmas Tabanan 3 Bali membutuhkan biaya Rp25.000 sekali pemeriksaan. Sementara papsmear di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta Selatan membutuhkan sampai Rp500.000. Kanker serviks yang disebabkan human papilloma virus ini memang seringnya menyerang tanpa gejala, dengan risiko tertinggi kalangan perempuan yang sudah berhubungan seksual. “Di Indonesia, ratarata 70% pasien kanker serviks baru ditangani ketika sudah memasuki stadium lanjut. Ini disebabkan rendahnya cakupan deteksi dini,” kata Andrijono. Penyakit akibat virus ini memang tidak ada obatnya dan bisa dicegah dengan vaksinasi, yang harganya baru dapat dijangkau segelintir kalangan di negeri ini. Deteksi dini lewat papsmear atau IVA rutin sekali setahun dapat mencegah infeksi virus berubah ganas menjadi kanker. (M-1) Suwiyoga SpOG(K), Kepala Bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali, di sela pertemuan interim Asia Oceania Research Organization in Genital Infection and Neoplasia (AOGIN) di Denpasar, Bali, pekan lalu. Program see & treat awalnya digagas Female Cancer Project, sebuah bentuk kerja sama antara University Leiden, Belanda, dan Universitas Udayana, Denpasar. Pada 2010, angka kejadian kanker serviks pada perempuan di Bali mencapai 43 per 100.000 jiwa. Penduduk Bali berjumlah 3,9 juta jiwa dengan 553.000 perempuan usia subur yang berisiko terkena kanker serviks. Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm) Direktur Utama: Rahni Lowhur-Schad Direktur Pemberitaan: Saur M. Hutabarat Direktur Pengembangan Bisnis: Alexander Stefanus Dewan Redaksi Media Group: Elman Saragih (Ketua), Ana Widjaya, Andy F.Noya, Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Djafar H. Assegaff, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Rahni Lowhur Schad, Saur M. Hutabarat, Sugeng Suparwoto, Suryopratomo, Toeti Adhitama Redaktur Senior: Elman Saragih, Laurens Tato, Saur M. Hutabarat Deputi Direktur Pemberitaan: Usman Kansong Kepala Divisi Pemberitaan: Kleden Suban Kepala Divisi Content Enrichment: Gaudensius Suhardi Deputi Kepala Divisi Pemberitaan: Abdul Kohar Sekretaris Redaksi: Teguh Nirwahyudi Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Ade Alawi, Fitriana Siregar, Haryo Prasetyo, Ono Sarwono, Rosmery C.Sihombing Asisten Kepala Divisi Foto: Hariyanto MI/WENDI MEHARI PUSKESMAS: Warga tengah menunggu giliran menjalani tes deteksi dini kanker serviks dengan IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) di Puskesmas Tabanan 3, Bali, pekan lalu. Redaktur: Agus Mulyawan, Anton Kustedja, Cri Qanon Ria Dewi, Eko Rahmawanto, Eko Suprihatno, Hapsoro Poetro, Henri Salomo Siagian, Ida Farida, Jaka Budisantosa, Mathias S. Brahmana, Mochamad Anwar Surahman, Sadyo Kristiarto, Santhy M. Sibarani, Soelistijono Staf Redaksi: Adam Dwi Putra, Agung Wibowo, Ahmad Maulana, Ahmad Punto, Akhmad Mustain, Amalia Susanti, Andreas Timothy, Aries Wijaksena, Asep Toha, Basuki Eka Purnama, Bintang Krisanti, Clara Rondonuwu, Cornelius Eko, David Tobing, Denny Parsaulian Sinaga, Deri Dahuri, Dian Palupi, Dinny Mutiah, Dwi Tupani Gunarwati, Edwin Tirani, Edy Asrina Putra, Emir Chairullah, Eni Kartinah, Eri Anugerah, Fardiansah Noor, Gino F. Hadi, Heru Prihmantoro, Heryadi, Ignatius Santirta, Iis Zatnika, Intan Juita, Irana Shalindra, Irvan Sihombing, Iwan Kurniawan, Jajang Sumantri, Jerome Eugene W, Jonggi Pangihutan M., K. Wisnubroto, Kennorton Hutasoit, M. Soleh, Maya Puspitasari, Mirza Andreas, Mohamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nurulia Juwita, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Ratna Nuraini, Rommy Pujianto, Selamat Saragih, Sica Harum, Sidik Pramono, Siswantini Suryandari, Sitriah Hamid, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman Basri, Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Thalatie Yani, Tutus Subronto, Usman Iskandar, Wendy Mehari, Windy Dyah Indriantari, Zubaedah Hanum Biro Redaksi: Dede Susianti (Bogor) Eriez M. Rizal (Bandung); Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Yusuf Sejak 2008, 116,7 ribu perempuan Bali sudah menerima penyuluhan kanker serviks dan lebih dari 45.000 sudah melakukan deteksi dini dengan IVA. Program see & treat, dituturkan Ketut, terbukti efektif dalam diagnosis dan terapi dengan biaya rendah. Ia memberi perbandingan. Biaya terapi kanker serviks di RSUP Sanglah Bali mencapai Rp94 juta, termasuk biaya operasi, kemoterapi, radioterapi, serta terapi komplikasi. “Untuk mencegahnya hanya dibutuhkan Rp25 ribu untuk tes IVA di puskesmas,” ucapnya. Untuk 114 puskesmas di Bali, saat ini baru tersedia 38 alat krioterapi. “Tanpa alat ini, tentu saja program skrining bisa terhambat,” imbuh Ketut. Riaman (NTB); Baharman (Palembang); Parulian Manulang (Padang); Haryanto (Semarang); Widjajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya) MICOM Asisten Kepala Divisi: Tjahyo Utomo, Victor J.P. Nababan Redaktur: Agus Triwibowo, Asnawi Khaddaf, Patna Budi Utami, Widhoroso Staf Redaksi: Heni Rahayu, Hillarius U. Gani, Nurtjahyadi, Prita Daneswari, Retno Hemawati, Rina Garmina, Rita Ayuningtyas, Yulia Permata Sari, Wisnu Arto Subari Staf: Abadi Surono, Abdul Salam, Budi Haryanto, Charles Silaban, M. Syaifullah, Panji Arimurti, Rani Nuraini, Ricky Julian, Vicky Gustiawan, Widjokongko DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING) Asisten Kepala Divisi: Gantyo Koespradono, Jessica Huwae Redaktur: Agus Wahyu Kristianto, Lintang Rowe Staf Redaksi: Adeste Adipriyanti, Arya Wardhana, Handi Andrian, Nia Novelia, Rahma Wulandari, Regina Panontongan CONTENT ENRICHMENT Asisten Kepala Divisi: Yohanes S. Widada Periset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S Bahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Aam Firdaus, Adang Is- 2. Bayam Folat, vitamin B yang dapat larut dalam air, yang ditemukan pada kandungan bayam dan brokoli, juga bermanfaat menurunkan tekanan darah. Riset di Modena, Italia, melibatkan partisipan yang mengonsumsi 15 miligram folat selama tiga minggu. Hasilnya, tekanan darah menurun bila dibandingkan dengan partisipan yang tidak mengonsumsinya. 3. Buah sitrus miweekend@ mediaindonesia.com Ramai-Ramai Deteksi Dini PUSKESMAS Tabanan 3, Bali, adalah satu dari 114 puskesmas di Pulau Dewata yang telah menerapkan program see & treat. See mencakup deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) guna menemukan kelainan prakanker pada mulut rahim atau serviks. Sementara treat meliputi terapi jika ditemukan kelainan prakanker pada mulut rahim dengan krioterapi, yakni merusak sel prakanker dengan cara didinginkan sampai minus 60 derajat celcius. “Sejak 2004, program ini menghasilkan sumber daya manusia yang terlatih, dari dokter kandungan, dokter umum, bidan, dan perawat penyuluh,” kata Prof Dr dr Ketut Menurut riset yang dilakukan London Medical School dan Queen Mary University of London, Inggris, mengonsumsi jus buah bit sehari-hari bisa menjaga tekanan darah normal. Pasalnya, buah bit mengandung nitrat yang berperan menurunkan tekanan darah. Nitrat akan diubah menjadi gas saat dimakan. Gas inilah yang bisa membuat pembuluh darah rileks sehingga tekanan darah pun menurun. Pencegahan kanker serviks, menurut Dr dr Laila Nuranna SpOG(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, terbagi dalam pencegahan primer yakni pencegahan faktor penyebab, dengan edukasi, promosi, dan vaksinasi. Pencegahan sekunder lewat deteksi dini dengan IVA ataupun papsmear. Serta pencegahan tersier pada tahap kanker guna mengurangi beban kesakitan. Saat ini, Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih, saat berkunjung ke Puskesmas Tabanan 3 Bali, Sabtu (19/3), menuturkan, cakupan wilayah program nasional deteksi dini kanker serviks dan payudara baru meliputi 68 kabupaten dan kota di 14 provinsi. (Wey/M-1) kandar, Mahmudi, Ni Nyoman Dwi Astarini, Riko Alfonso, Suprianto ARTISTIK Redaktur: Diana Kusnati, Gatot Purnomo, Marjuki, Prayogi, Ruddy Pata Areadi Staf Redaksi: Ali Firdaus, Ananto Prabowo, Andi Nursandi, Annette Natalia, Aria Mada, Bayu Wicaksono, Budi Setyo Widodo, Dharma Soleh, Donatus Ola Pereda, Endang Mawardi, Fredy Wijaya, Gugun Permana, Hari Syahriar, Haris Imron Armani, Haryadi, Lisa Saputra, Marionsandez G, M. Rusli, Muhamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Novi Hernando, Nurkania Ismono, Permana, Putra Adji, Tutik Sunarsih, Warta Santosi PENGEMBANGAN BISNIS Kepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful Bachri Kepala Divisi Marketing Support & Publishing: Andreas Sujiyono Asisten Kepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard R Asisten Kepala Divisi Sirkulasi-Distribusi: Tweki Triardianto Perwakilan Bandung: Arief Ibnu (022) 4210500; Medan: Joseph (061) 4514945; Surabaya: Tri Febrianto (031) 5667359; Bogor: Sohirin (0251) 8349985, Semarang: Desijhon (024) 7461524; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274) 523167; Palembang: Andi Hendriansyah, Ferry Mussanto (0711) 317526, Pekanbaru: Bambang Irianto 081351738384. Riset di London, Inggris, membuktikan efek kandungan potasium sitrat pada pisang dan buah sitrus efektif dalam menurunkan tekanan darah untuk pasien hipertensi tingkat satu. 4. Pisang FOTO-FOTO: SXC. HU Sebuah riset pada 2009 membuktikan bahwa partisipan riset dengan tekanan sistolik yang lebih tinggi daripada 140 dan tekanan diastolik antara 90 dan 99, yang mengonsumsi 300 miligram magnesium selama 12 minggu, dapat menurunkan tekanan darah. Magnesium umumnya dikandung pisang, apel, jeruk, dan buah pir. (Medicmagic.net/Wey/M-1) Telepon/Fax Layanan Pembaca: (021) 5821303, Telepon/ Fax Iklan: (021) 5812107, 5812113, Telepon Sirkulasi: (021) 5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Percetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp67.000 per bulan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Rekening Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab. Taman Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Sudirman: 035-306-5014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa Purnama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812102, 5812105 (Redaksi) e-mail: [email protected], Percetakan: Media Indonesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www.mediaindonesia.com, DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WARTAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN