AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK (PAH) DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA Oleh : Dina Augustine C64103031 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul: AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK (PAH) DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini. Bogor, 2008 Dina Augustine C64103031 RINGKASAN DINA AUGUSTINE. Akumulasi Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH) dalam kerang hijau (Perna viridis L.) di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Dibimbing oleh TRI PRARTONO dan HARPASIS SLAMET SANUSI Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis senyawa PAH yang terakumulasi dalam tubuh organisme kerang hijau di perairan Teluk Jakarta dan keterkaitannya dengan kualitas air laut di perairan tersebut. Hal ini didasarkan pada kenyataan akan informasi PAH yang masih terbatas di wilayah penelitian (Kamal Muara) sebagai salah satu wilayah dimana limbah industri mengalir dan tempat kegiatan pembesaran kerang hijau (Perna viridis). Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2007 dan terbagi menjadi 2 bagian yakni pengambilan contoh biota dan air laut serta analisis laboratorium. Pengambilan contoh biota dilakukan sebanyak 5 kali yang dibagi menjadi 4 selang ukuran (1,0-1,5; 2,5-3,0; 4,0-4,5 dan 5,5-6,0 cm) dalam selang waktu 2 minggu dan pengambilan contoh air laut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 4 minggu sekali di daerah budidaya kerang hijau tepatnya di Kamal Muara, Perairan Teluk Jakarta. Analisis contoh dilakukan selama bulan Juli sampai Agustus di Laboratorium Lingkungan dan Gas Chromatography (GC), Bidang Proses, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi ”Lemigas”, Jakarta Selatan. Dalam penelitian, beberapa parameter fisika dan kimia pendukung diukur seperti salinitas, pH dan Total padatan tersuspensi (TSS). Metode yang digunakan untuk preparasi contoh air laut dan kerang hijau adalah Environmental Protection Agency atau EPA nomor 3510c untuk air laut, nomor 3540 untuk kerang hijau dan nomor 8270d untuk analisis PAH dengan Kromatografi Gas Detektor Spektrofotometri Massa (GC-MS) dalam air laut dan kerang hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi total 7 senyawa PAH dalam air laut berkisar antara 0,0213 - 1,1551 ρg L-1 di Stasiun 1 dengan rerata 0,5964 ρg L-1 dan 0,0181 - 1,2456 ρg L-1 dengan rerata 0,6733 ρg L-1 di Stasiun 2 yang terdiri atas 7 senyawa yaitu napthalen, 1-metil naphthalen, asenaphthen, fluoren, fluoranthen, anthrasen dan pyren dengan komposisi senyawa terbesar adalah senyawa Naphtalen dan terkecil adalah Asenapthen. Kisaran nilai konsentrasi total 7 senyawa PAH dalam kerang hijau dengan 4 ukuran yang berbeda adalah antara 23,2507 - 283,7465 µg g-1 berat basah dengan ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm bernilai rerata 167,2533 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm bernilai rerata 74,4825 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm bernilai rerata 76,5068 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm bernilai rerata 72,9256 µg g-1 berat basah di Stasiun 1 dan 13,5232 - 134,4152 µg g-1 berat basah dengan panjang tubuh 1,0 -1,5 bernilai rerata 73,0002 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm berkisar bernilai rerata 56,8697 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 4,5 cm bernilai rerata 134,4152 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm bernilai rerata 76,0554 µg g-1 berat basah di Stasiun 2. Nilai PAH dalam kerang hijau menunjukkan kecenderungan meningkat dengan meningkatnya ukuran panjang tubuh kerang. AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK (PAH) DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Oleh : Dina Augustine C64103031 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Judul Skripsi Nama Mahasiswa Nomor Pokok : AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK (PAH) DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA : Dina Augustine : C64103031 Disetujui, Pembimbing I Pembimbing II Dr. Ir. Tri Prartono, M.Sc NIP. 131 578 849 Prof. Dr. Ir. Harpasis S. Sanusi, M.Sc NIP. 130 536 669 Mengetahui, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Dr. Ir. Indrajaya, M.Sc NIP. 131 578 799 Tanggal Lulus: 25 Juni 2008 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Akumulasi Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH) dalam Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana selama belajar di Program Studi Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Tri Prartono, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Harpasis S. Sanusi, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, masukan serta bimbingan spiritual selama proses penelitian dan penulisan. 2. Dr.Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc selaku dosen penguji tamu dan Dr.Ir. Jonson Lumban Gaol, M.Si selaku komisi pendidikan yang telah memberi banyak masukan dan saran kepada penulis untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. 3. Dra. Roza Adriany, M.Si dan Staf Laboratorium Kromatografi PPTMGB Lemigas selaku pembimbing lapang yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penelitian. 4. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materi yang tak ternilai harganya dan teman-teman seperjuangan ITK 40 yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis. Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan dan perbaikan di masa mendatang. Bogor, September 2008 Dina Augustine DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................ vii DAFTAR TABEL .................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1.1 Latar belakang .............................................................................. 1.2 Tujuan ........................................................................................... 1 1 2 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 2.1 Kerang hijau (Perna viridis L.) .................................................... 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi kerang hijau (Perna viridis L.) ... 2.1.2 Habitat dan distribusi kerang hijau (Perna viridis L.) ........ 2.1.3 Faktor lingkungan yang mempengaruhi ............................. 2.2 Pencemaran laut oleh senyawa PAH ........................................... 2.2.1 Sumber PAH ....................................................................... 2.2.2 Karakteristik PAH .............................................................. 2.2.3 Distribusi PAH ..................................................................... 2.2.4 Toksisitas senyawa PAH ...................................................... 3 3 3 4 6 6 6 7 10 12 3. BAHAN DAN METODE..................................................................... 3.1 Waktu dan tempat ........................................................................ 3.2 Kondisi lokasi penelitian .............................................................. 3.3 Bahan dan alat .............................................................................. 3.4 Pengumpulan data ........................................................................ 3.4.1 Penentuan lokasi pengambilan contoh ............................... 3.4.2 Teknik pengambilan contoh ............................................... 3.4.3 Analisis parameter pendukung ............................................ 3.4.4 Analisis PAH ....................................................................... 3.5 Analisis data ................................................................................... 3.5.1 Metode grafik ..................................................................... 3.5.2 Metode analisis PAH............................................................ 13 13 13 15 15 15 15 17 17 20 20 20 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 4.1 Hasil .............................................................................................. 4.1.1 Parameter fisika dan kimia................................................... 4.1.2 Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH)........................... 4.1.3 Faktor biokonsentrasi PAH.................................................. 4.2 Pembahasan.................................................................................... 21 21 21 24 40 42 5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 5.2 Saran............................................................................................... 49 49 50 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 51 LAMPIRAN.............................................................................................. 54 RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 101 DAFTAR TABEL Halaman 1. Konsentrasi PAH dalam air, biota dan sedimen..................................... 11 2. Parameter pendukung yang akan dianalisis ........................................... 17 3. Konsentrasi total senyawa PAH dalam ρg L-1 dalam air laut per stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ................................... 26 4. Konsentrasi total senyawa PAH dalam µg g-1 berat basah pada kerang hijau per stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ........ 31 5. Faktor biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ... 41 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Senyawa PAH dengan berat molekul rendah (Σcincin < 4 buah) dan tinggi (Σcincin ≥ 4 buah) .......................................................... 8 2. Peta lokasi penelitian dan letak stasiun pengambilan contoh di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ......................................... 14 3. Nilai rerata dan kisaran salinitas di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2......................................... 21 4. Nilai rerata dan kisaran pH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 ......................................... 23 5. Nilai rerata dan kisaran TSS di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2.......................................... 24 6. Diagram cakram komposisi PAH rerata di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 ......................................... 25 7. Diagram batang konsentrasi PAH (ρg L-1) dalam contoh air laut menurut waktu pengambilan di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b)...... 26 8. Diagram batang komposisi senyawa PAH rerata dalam kerang hijau di Stasiun 1 (a) dan 2 (b) perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ................................................................................... 29 9. Contoh kromatogram total ion 7 senyawa PAH dalam kerang hijau di Stasiun 1 (ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1) .................. 30 10. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang hijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 1...... 32 11. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh kerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 2.................................................................................... 33 12. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh kerang hijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 2.................................................................................... 34 13. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh kerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 2.................................................................................... 35 14. Grafik sebaran berat tubuh dengan panjang tubuh kerang hijau (Perna viridis) di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b) ........................ 38 15. Grafik sebaran konsentrasi PAH kerang hijau (Perna viridis) menurut 4 kisaran panjang tubuh di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b). .......................................................................... 39 16. Grafik sebaran kandungan PAH (µg) di tiap berat individu kerang hijau (Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 ............... 43 17. Grafik sebaran konsentrasi PAH dalam berat tubuh kerang hijau (Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 .................................... 45 18. Grafik hubungan salinitas perairan Kamal Muara dan konsentrasi PAH dalam air laut di Stasiun 1 (kiri) dan 2 (kanan) ................... 47 19. Grafik hubungan TSS perairan Kamal Muara dan konsentrasi PAH dalam air laut di Stasiun 1 (kiri) dan 2 (kanan) ................... 48 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Data parameter fisik dan kimia air laut di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.................................................................................. 54 2. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg L-1) dalam air ................. 54 3. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg g-1) dalam kerang hijau .. 56 4. Data berat tubuh dan konsentrasi total 7 senyawa PAH pada kerang hijau di Stasiun 1................................................................ 63 5. Data berat tubuh dan konsentrasi total 7 senyawa PAH pada kerang hijau di Stasiun 2................................................................ 66 6. Prosedur analisis PAH pada air dan biota...................................... 70 7. Prosedur analisis TSS ................................................................... 71 8. Kromatografi.................................................................................. 72 9. Kromatogram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh air laut ..... 76 10. Kromatogram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh kerang hijau.................................................................................. 79 11. Foto lokasi penelitian ................................................................... 99 12. Gambar alat laboratorium ............................................................ 100 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan suatu organisme pada suatu perairan dapat mengindikasikan kualitas perairan. Salah satu organisme yang umum digunakan sebagai indikator adalah organisme dasar seperti kerang hijau (Perna viridis). Kerang hijau ini banyak ditemukan di perairan Teluk Jakarta yang menjadi salah satu daerah budidaya kerang hijau yang berhasil, selain di daerah Teluk Banten (Djamali, 1982). Pemanfaatan kerang hijau sudah dilakukan sejak tahun 1985 khususnya Kamal Muara, Teluk Jakarta dengan jumlah produksi sebesar 5680 ton kerang hijau per hari. Pertumbuhan kerang hijau tersebut relatif cepat dan hal ini mengindikasikan wilayah perairan sangat cocok untuk kehidupan kerang hijau. Kerang hijau merupakan organisme yang hidupnya menetap (sesil) dan memiliki cara makan dengan sistem filter feeder yakni menyaring semua makanan yang masuk kedalam mulutnya. Hal ini memungkinkan kerang hijau dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat di daerah bertekanan ekologis yang tinggi karena tingginya masukan bahan pencemar dari laut dan darat seperti buangan limbah industri dan buangan kapal penangkapan ikan. Intensitas tekanan ekologis telah mengakibatkan perairan Teluk Jakarta menjadi kritis dari masalah pencemaran laut (Kantor Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1989). Salah satu senyawa pencemar yang terkandung dalam limbah tersebut adalah polihidrokarbon aromatis (PAH). PAH merupakan senyawa yang dapat dihasilkan dari pembakaran yang tak sempurna (pirogenik) ataupun dari kegiatan perminyakan (petrogenik) dan harus mendapat perhatian karena bersifat karsinogen. Senyawa PAH dapat terakumulasi dalam tubuh kerang hijau karena rendahnya kemampuan sistem metabolisme terhadap senyawa organik yang masuk ke dalam tubuhnya (Mortimer, 2005). Penelitian tentang senyawa organik PAH sudah banyak dilakukan terkait dengan sifat persistensinya di perairan. Namun demikian, informasi penelitian yang berkaitan dengan keberadaan PAH dalam organisme lain di Teluk Jakarta, khususnya kerang hijau masih terbatas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang pencemaran organik perairan Teluk Jakarta, terutama senyawa polihidrokarbon aromatis (PAH). 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menduga kandungan jenis-jenis senyawa PAH dalam air laut dan tubuh organisme kerang hijau di perairan Teluk Jakarta dan keterkaitannya dengan kualitas air laut di perairan tersebut. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerang hijau (Perna viridis L.) 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi kerang hijau (Perna viridis L.) Menurut Vakily (1989), kerang hijau (Perna viridis L.) diklasifikasikan sebagai berikut : Filum : Kelas Molusca : Bivalvia Sub Kelas : Ordo Lamellibranchiata : Anisomyria Famili : Mytilidae Sub Famili : Mytilinae Genus : Spesies Perna L. : Perna viridis L. Kerang hijau merupakan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) yang bertubuh lunak (mollusca), mempunyai dua cangkang (bivalvia) yang simetris satu sama lain dan berkaki kecil yang berbentuk kampak. Kerang hijau juga memiliki insang yang berlapis-lapis yang seluruhnya dihubungkan dengan silia (lamellibranchiata). Kerang hijau umumnya hidup di laut dengan cara menempel pada substrat yang keras menggunakan byssus. Secara morfologi, anggota famili Mytilidae mempunyai cangkang yang tipis, keduanya simetris dan umbonya melengkung ke depan. Persendiannya halus dengan beberapa gigi yang sangat kecil. Perna dicirikan dengan bentuk yang agak pipih, cangkang padat, dan mempunyai umbo pada tepi vertikal. Tipe alur cangkangnya konsentrik, bersinar, berwarna hijau, dan kadang-kadang tepinya berwarna kebiruan. Kedua cangkangnya berukuran sama meskipun salah satu cangkang agak sedikit lebih cembung daripada yang lainnya. Perna juga dicirikan hanya dengan satu atau dua gigi yang berkembang pada gigi hinge dan hilangnya otot aduktor interior. Pada jenis ini di cangkang bagian kiri terdapat dua gigi kecil dan tumbuh satu gigi besar di sebelah kanan. Bagian interior cangkang keperak-perakan dan berkilau, bekas tempat otot terlihat sangat jelas. Otot aduktor anteriornya menghilang, sedangkan otot aduktor posteriornya menipis dan memanjang terletak pada pertengahan bagian posterior. Pada Perna viridis, tepi mantel berwarna hijau kekuningan, tidak memiliki tentakel dan papillae. 2.1.2 Habitat dan distribusi kerang hijau (Perna viridis L.) Habitat alami dari biota ini adalah di daerah litoral dan sublitoral hingga kedalaman 15 m yang kaya akan plankton dan kandungan organik. Kerang hijau umumnya hidup menempel pada dasar (substrat) yang keras seperti kayu, bambu, batu, bangunan beton, dan lumpur keras dengan bantuan byssus (serabut penempel). Kerang hijau dapat hidup subur di muara-muara sungai dan hutanhutan bakau di Indonesia dengan kondisi dasar perairan lumpur berpasir, pergerakan air dan cahaya cukup serta kadar garam tidak terlalu tinggi (Kastoro, 1988). Untuk jenis P.viridis dapat ditemukan di daerah pesisir berbatu, di mulut estuari atau sungai dengan salinitas yang hampir sama dengan laut. Selain itu, kerang hijau juga hidup di daerah yang memiliki kandungan sedimen tersuspensinya rendah dengan pergerakan arus yang nyata (Bayne, 1976). Kelimpahan kerang ini besar sekali di daerah intertidal dan subtidal, menempel secara bergerombol pada batu-batu karang, tanggul-tanggul pelabuhan dan tonggak-tonggak penangkapan (Cheong dan Chein, 1980). Dalam penyebarannya, kerang hijau dapat ditemukan di hampir seluruh Benua Asia, karena hewan tersebut termasuk spesies spesifik Benua tersebut. Kerang hijau dapat ditemukan di sepanjang wilayah Indo Pasifik, kemudian ke bagian utara hingga Hongkong, Cina, Selatan Jepang, perairan India, Semenanjung Malaysia, Singapura, Laut Cina Selatan, Thailand, Philipina, Indonesia sampai New Guinea (Vakily, 1989). Kondisi perairan yang cocok untuk kehidupan kerang hijau adalah perairan dekat estuaria yang subur dan pantai dengan dasar berlumpur. Habitatnya memiliki kisaran suhu antara 23-34 °C, salinitas 27-34‰, pH 6-8, kecerahan 2,64,0 m dan kedalaman sampai 20 m. Pertumbuhan yang maksimal berada pada perairan dengan salinitas 27-35‰, suhu 26-32 °C, pH 6,2-8,2 dan kandungan oksigen (DO) 6 mg/l (Sivalingam, 1977). Menurut Menzel (1990) P.viridis mampu mentolerir salinitas hingga mencapai 16‰. Pada salinitas ini ditemukan bahwa P.viridis mengalami penurunan aktivitas pembentukan byssus. Kisaran salinitas bagi P.viridis 20,7‰ sampai 45,6‰. Salinitas optimum bagi aktivitas dan ekskresi benang byssus dari 20,7‰ sampai 35,4‰ (Walker, 1982 in Vakily, 1989). Menurut Sivalingam (1977) P.viridis lebih tahan lama terhadap perubahan kadar garam, suhu, dan pH dibandingkan dengan Mytilus edulis. Selain suhu dan salinitas yang menjadi pembatas kehidupan kerang hijau dalam suatu perairan, kedalaman dan arus juga memegang peranan penting. Kedalaman berhubungan langsung dengan penetrasi cahaya dan penetrasi cahaya berpengaruh terhadap ketersediaan makanan dan penempelan larva (Vakily, 1989). Dan menurut Bayne (1976) kecepatan arus adalah salah satu faktor yang harus diperhitungkan karena berhubungan dengan penyebaran makanan dan bentuk substrat. Kelas Bivalvia telah banyak digunakan oleh ahli ekologi dalam menganalisis pencemaran air. Hal ini disebabkan sifatnya yang menetap dan cara makannya yang pada umumnya bersifat filter feeder, sehingga memiliki kemampuan untuk mengakumulasi bahan-bahan polutan. Apabila keadaan di sekitarnya tidak cocok untuk hidupnya, kerang hijau akan melepaskan byssusnya, kemudian mengeluarkan gelembung dan terapung terbawa oleh arus. Jika ia mendapat tempat yang cocok, maka ia akan kembali menempel (Robert, 1976). 2.2 Pencemaran laut oleh senyawa PAH 2.2.1 Sumber PAH PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons) merupakan salah satu bahan polutan yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil yang tidak terbakar secara sempurna dan biasanya menghasilkan ikatan aromatik dari hidrokarbon (Killops dan Killops, 1993). Menurut Neff (1979) PAH merupakan salah satu bagian yang signifikan dari bahan kimia pencemar yang meningkat. PAH biasanya terdiri dari dua atau lebih cincin aromatik (benzen). PAH yang terdapat di lingkungan perairan dapat bersumber dari alam dan kegiatan manusia (antropogenik). Sumber PAH yang berasal dari alam biasanya disebabkan oleh adanya proses pyrolisis materi organik yang menghasilkan temperatur tinggi, adanya temperatur rendah ke moderat dari diagenesis sedimentasi materi organik dan biosintesis secara langsung yang dilakukan mikroba dan tumbuhan. Ketiga sumber tersebut menghasilkan PAH sehingga ikatan-ikatan kompleks yang ada dalam senyawa tersebut dipecahkan lagi menjadi ikatan sederhana. Dengan sumber PAH yang dihasilkan karena adanya kegiatan manusia yang terus bertambah, maka PAH menjadi mudah terbentuk dan ikatannya semakin sulit disederhanakan (Neff, 1979). Kegiatan manusia yang menghasilkan PAH biasanya bersifat industri dan bahan bakar. Sumber-sumbernya antara lain : persiapan asetilen dari gas alam; pyrolisis dari kerosin untuk membuat larutan benzen, toluen dan pelarut organik lainnya; pyrolisis kayu untuk membentuk karbon hitam, charcoal dan tar kayu; pabrik alumunium elektrolitik yang menggunakan elektroda grafit; produksi soda; produksi gas dari petrolum; gasifikasi batubara; produksi alkohol sintetik; dan operasi penyaringan minyak (Andelman dan Snodgrass, 1972 in Neff, 1979). Kegiatan antropogenik di atas dapat menjangkau lingkungan perairan melalui buangan industri dan domestik, masukan dari daratan, deposisi partikulat udara, dan tumpahan petrolum serta produknya ke badan air. PAH juga bisa berasal dari bahan bakar fosil yang akhir-akhir ini semakin banyak digunakan di kota-kota besar. Untuk PAH yang terdeteksi di dalam jaringan tubuh kerang, biasanya berasal dari pembakaran dan sumber kimia petrolum, terutama jika kerang tersebut berada pada habitat dimana terdapat proses penyaringan minyak atau area yang digunakan sebagai pelabuhan kapal (Mortimer, 2005). 2.2.2 Karakteristik PAH PAH dapat terbentuk selama temperatur lingkungannya tinggi minimal 700 °C. Pyrolisis dari bahan organik pada temperatur serendah 100-150 °C bisa menyebabkan produksi PAH (Blumer, 1976 in Neff, 1979). PAH bisa terdegradasi dalam lingkungan perairan melalui proses fotooksidasi, oksidasi kimia, dan transformasi biologis oleh bakteri, jamur dan hewan akuatik. PAH mampu bertahan secara tak menentu pada basin air yang miskin oksigen atau sedimen anoxic. PAH yang mengalami degradasi dengan proses fotooksidasi lebih sering didapati dengan adanya bantuan oksigen. PAH juga dapat terdegradasi secara anaerobik dengan bantuan reduksi dari sulfat dalam perairan. Karakter reaksi kimia yang terdapat pada hidrokarbon aromatik ada 3 tipe yakni substitusi elektrofilik, oksidasi dan reduksi. Karakter fisik dan kimia PAH bervariasi dalam mode reguler lebih atau kurang dengan berat molekulnya. Konsistensi tiap senyawa PAH dalam peristiwa oksidasi dan reduksi cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya berat molekul. Tekanan uap dan kelarutan dalam air berkurang secara logaritmik dengan bertambahnya berat molekul. Dalam Neff (1979) disebutkan bahwa Naftalen (C10H8) yang terdiri dari 2 cincin aromatik adalah pemilik berat molekul terendah. Selain Naftalen, ada beberapa jenis lainnya yang memiliki berat molekul yang rendah yakni fluorene, phenanthrene dan anthracene (Gambar 1) PAH yang berat molekulnya rendah bersifat toksik secara akut terhadap organisme perairan, dibandingkan dengan yang memiliki berat molekul lebih tinggi. Selain itu, PAH dengan berat molekul yang rendah dapat terdegradasi dengan cara evaporasi dan aktivitas mikroba. Sedangkan berat molekul yang tinggi umumnya terdegradasi oleh sedimentasi dan fotooksidasi. Penyebab relatif dari berbagai proses degradasi pada PAH adalah karakter dari masing-masing senyawa PAH. Naftalen Asenaften Fluoren Phenanthrilen Dibenzofuran Phenantren Anthrasen 1-metil Anthrasen Piren Fluoranthen Benzo(a)anthrasen Chrysen Benzo(k)fluoranthen Gambar 1. Senyawa PAH dengan berat molekul rendah (Σcincin < 4 buah) dan tinggi (Σcincin ≥ 4 buah) (Lundstedt, 2003) PAH dalam lingkungan air diperkirakan lebih sensitif terhadap fotooksidasi dibandingkan PAH di udara. Dengan demikian, PAH akan lebih persisten di dalam air dibandingkan di udara. PAH yang masuk ke dalam perairan dari berbagai sumber akan diserap menjadi bahan partikulat organik dan inorganik. PAH dalam bentuk partikulat lebih banyak terdeposit ke dalam sedimen dasar. Kemudian dengan mudahnya PAH diakumulasikan oleh biota akuatik ke level lebih tinggi dari medium yang sebelumnya. PAH yang terdegradasi dalam tubuh organisme akuatik disebut dengan biotransformasi. Karena PAH tidak dapat dimetabolisme oleh organisme akuatik, maka PAH hanya dapat diakumulasi dan dilepaskan secara pasif oleh jenis-jenis hewan tertentu seperti Kelas Bivalvia, khususnya kerang hijau. PAH mengalami removal dari lingkungan akuatik dengan rute sebagai berikut : fotooksidasi, oksidasi kimia, metabolisme mikrobial dan metabolisme metazoa yang lebih tinggi (Neff, 1979). 2.2.3 Distribusi PAH PAH menyebar ke bagian kolom, sedimen dan biota yang ada di sekitar di lingkungan perairan. PAH dalam kolom air terdistribusi dalam bentuk terlarut dan partikel. Dalam hal ini, temperatur sangat berpengaruh terhadap kelarutan PAH dalam air. PAH dapat dilarutkan dengan peleburan menjadi micelles. Micelles dibentuk dari agregat surfaktan, masing-masing memiliki rantai hidrokarbon hidrofobik dan sekelompok hidrofilik yang dapat terionisasi (Elsworthy et al., 1968 in Neff, 1979). PAH yang terdistribusi dalam bentuk partikel mengalami adsorpsi dan terkonsentrasi ke dalam beberapa jenis substrat seperti karbon aktif, material kapur, silika, partikel tanah, kaca dan partikel organik lain (Andelman dan Suess, 1970; Herbes, 1977; May et al.,1978a in Neff, 1979). Distribusi PAH di sedimen mengalami proses sedimentasi dan memiliki nilai konsentrasi yang cukup besar terutama dalam senyawa BaP (benzo-a-pyrene). Partikel organik yang terserap ke kolom air membawa PAH di dalamnya. Saat terdeposisi ke dalam sedimen, maka PAH akan sangat sulit untuk mengalami fotokimia atau oksidasi biologis, terutama pada kondisi sedimen anoxic (miskin oksigen) sehingga endapan PAH cenderung lebih persisten dan dapat diakumulasi menjadi nilai konsentrasi yang besar. Untuk distribusi PAH dalam organisme akuatik, biasanya PAH terkonsentrasi di bagian jaringan tubuh organisme tersebut. Senyawa PAH yang sering ditemukan di dalam jaringan tubuh hewan akuatik adalah BaP (benzo-a-pyrene). Dan organisme yang mudah mengakumulasi PAH dalam jumlah banyak pada umumnya dari Kelas Bivalvia, khususnya Mytilus edulis dan Ostrea. Jenis organisme tersebut bisa dijadikan bioindikator untuk memonitor polusi dalam lingkungan perairan (Neff, 1979). Menurut Neff (1979) jika diurutkan dari konsentrasi PAH tertinggi sampai terendah, maka urutannya adalah sedimen, organisme dan terakhir kolom perairan. Hal ini disebabkan karena PAH lebih banyak terdeposisi dari kolom air ke sedimen dasar perairan baik dalam bentuk partikel ataupun terlarut. Nilai konsentrasi yang didapat dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti PAH dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Konsentrasi PAH dalam air, biota dan sedimen Konsentrasi (ppb) No Lokasi Biota . Air Sedimen (Mussels) 1. Pelabuhan Boston 1100 2. Thermoikos Gulf, 2679,2 2619,1 Yunani 3. Teluk Summer, 57 Alaska 4. Catalonia, 22,4 Spanyol 5. Laut Baltik 0,447 6. Sungai 20 Seine,Prancis 7. Teluk Xiamen 525,5 Barat, China 8. Teluk Daya, 16776,5 China 9. Teluk Trinity, 10,50 34200 Texas 10. Teluk Biscay, 29,76 Atlantik 11. Carboneros, Chili 151,045 12. Puerto Claro, 259,28 Chili 13. Shetland, 253,035 140,077 Skotlandia 14. Orkney, 24,481 2,763 Skotlandia Sumber O’Connor (1998) Catsiki et al. (2003) Helton et al. (2004) Llobet et al. (2006) Azevedo et al. (2004) Armstrong et al. (1977) in Neff (1979) ICES Advice (2007) Fleming et al. (2004) Webster et al. (2002) 2.2.4 Toksisitas senyawa PAH PAH termasuk senyawa organik yang dapat melakukan aktivitas pencemaran di lingkungan laut, bahkan sampai menghasilkan toksisitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas PAH diantaranya adalah karakteristik senyawa PAH, kadar PAH, jenis biota laut, aktivitas mikroba dan lamanya pemaparan (Sanusi, 2006). Menurut karakteristik senyawa PAH, toksisitasnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Senyawa PAH jumlah karbon rendah (C8-C14) memberikan toksisitas akut terhadap biota laut. Hal ini dikarenakan kelarutan dari senyawa tersebut tinggi. 2. Senyawa PAH jumlah karbon tinggi (>C14) memberikan toksisitas kronis terhadap biota laut. Hal ini dikarenakan kelarutan dari senyawa tersebut rendah. Efek kronis yang dapat ditimbulkan diantaranya adalah : a. Meningkatkan permeabilitas sel tubuh, menimbulkan gangguan terhadap osmosis dalam pertukaran ion sel b. Akumulasi secara biologik c. Mengganggu perkembangan stadia embrio dan larva biota laut d. Menghambat kemampuan makan e. Mengganggu sistem reproduksi organisme air Efek toksik PAH pada biota laut tersebut bersifat lokal dan sementara dan tidak berdampak nyata dalam jangka panjang. Selain itu, efeknya juga dapat pulih kembali (reversible). Pada manusia, pencemaran organik jenis PAH juga belum terbukti memberikan pengaruh pada kesehatannya (Sanusi, 2006). 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2007 dan terbagi menjadi 2 bagian yakni pengambilan contoh biota dan air laut serta analisis laboratorium. Pada bulan Mei sampai Juni, pengambilan contoh biota dilakukan sebanyak 5 kali dalam selang waktu 2 minggu dan pengambilan contoh air laut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 4 minggu sekali. Lokasi pengambilan contoh biota dan air dilakukan di daerah budidaya kerang hijau tepatnya di Kamal Muara, Perairan Teluk Jakarta, Jakarta Utara (Gambar 2). Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Lingkungan dan Gas Chromatography (GC), Bidang Proses, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi ”Lemigas”, Jakarta Selatan selama bulan Juli sampai Agustus. 3.2 Kondisi lokasi penelitian Perairan Kamal Muara terletak di Teluk Jakarta, Jakarta Utara. Perairan ini merupakan daerah penghasil budidaya terbesar di Indonesia selain Teluk Banten (Akbar, 2002). Lokasi penelitian terletak tidak jauh dari area pelelangan dan penjualan ikan serta hasil laut yang lain. Area budidaya kerang hijau yang dikembangkan sejak tahun 1985 ini sudah mencapai jumlah lebih dari 100 tempat penanaman bibit yang berjarak 2-10 km dari pantai dan kedalaman perairan kurang lebih 10 m. Produksinya sendiri menghasilkan sekitar 5680 ton per hari dan diekspor sebanyak 20 ton dalam satu bulan ke negara-negara tetangga (Ningtyas, 2002). Luas area bagan yang dibuat memiliki ukuran yang bervariasi dari ukuran 25 m2 sampai 40 m2. Gambar 2. Peta lokasi penelitian dan letak stasiun pengambilan contoh di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta Secara visual perairan di bagian pantai sangat kotor karena dipenuhi oleh sampah hasil pelelangan ikan dan hasil laut lain ataupun dari masyarakat sekitar. Ke arah laut, sampah semakin berkurang dan menjadi lokasi bagan penanaman bibit kerang hijau. 3.3 Bahan dan alat Bahan-bahan yang digunakan selama penelitian adalah contoh kerang dengan kisaran ukuran 1,0-1,5 cm; 2,5-3,0 cm; 4,0-4,5 cm; 5,5-6,0 cm dan contoh air, es gel, diklorometan, n-hexan, silika gel dan larutan standar PAH. Peralatan yang digunakan adalah kotak pendingin, water sampler Van Dorn, SCTmeter, kertas lakmus, waterbath, oven, tempat contoh dari bahan gelas, kondensor, tabung soklet, rotavapor, desikator, kolom kromatografi, kromatografi gas (GC-MS). 3.4 Pengumpulan data 3.4.1 Penentuan lokasi pengambilan contoh Stasiun pengambilan contoh berjumlah sebanyak 2 stasiun. Stasiun 1 berada pada posisi 6º4’44,28’’ BT dan 106º44’36,6’’ LS dan Stasiun 2 berada pada posisi 6º4’23,34’’ BT dan 106º44’18,7’’ LS. Kedua stasiun ditentukan berdasarkan dengan keterwakilan lokasi yang dekat dan jauh dari area budidaya. 3.4.2 Teknik pengambilan contoh 3.4.2.1 Tahap pra pengambilan contoh Penanganan contoh dari lapangan ke laboratorium dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama adalah pembersihan alat-alat sebelum sampling dilakukan. Pada tahap pembersihan alat-alat, peralatan gelas seperti botol-botol kaca 2 L direndam dan dicuci dengan air sabun teepol lalu dibilas dengan akuades, setelah itu dikeringkan dalam oven bersuhu 100 °C. Untuk alat tempat menyimpan contoh biota kerang hijau, dapat digunakan kertas allumunium foil yang sudah dibersihkan dengan larutan metanol 50% agar kertas bebas dari kontaminan atau steril. 3.4.2.2 Tahap pengambilan contoh Contoh yang diambil di setiap stasiun adalah biota dengan empat ukuran panjang tubuh yang berbeda dan air laut. Ukuran contoh kerang hijau yang diambil pada kedalaman antara 6-7 m dimana terdapat variasi ukuran yang diperlukan dalam penelitian yaitu kisaran 1,0-1,5 cm; 2,5-3,0 cm; 4,0-4,5 cm dan 5,5-6,0 cm. Pengambilan contoh biota dilakukan sebanyak 5 kali secara acak sederhana pada setiap stasiun dengan interval waktu 2 minggu sekali. Seluruh contoh dibungkus dengan allumunium foil untuk mencegah kontaminasi dari luar dan diberikan label bertuliskan kisaran ukuran dan stasiun. Contoh air laut diambil sebanyak 3 kali dengan interval waktu 4 minggu menggunakan water sampler dari bahan gelas pada kedalaman kurang lebih 5 m. Kedalaman ini ditentukan dengan dasar bahwa bagian ini berada antara permukaan dan dasar perairan. Pengambilan contoh air laut diulang sebanyak 3 kali tiap pengambilan. Botol-botol tersebut dibilas terlebih dahulu dengan air laut agar terjadi penyesuaian kondisi antara botol contoh dengan air contoh. Jumlah contoh air yang diperlukan adalah sebanyak 6 liter per stasiun. Seluruh contoh air dan biota kerang hijau dimasukkan ke dalam kotak pendingin yang berisi es gel selama perjalanan menuju laboratorium. 3.4.2.3 Tahap pasca pengambilan contoh Pada tahap ini dilakukan penyimpanan contoh di laboratorium dimana air laut tanpa disaring dan kerang hijau disimpan/didinginkan dalam lemari pendingin bersuhu 4-10 °C. Contoh disimpan selama 2 bulan sampai saat digunakan untuk analisis. 3.4.3 Analisis parameter pendukung Penelitian ini juga mengukur beberapa parameter penunjang yang secara rinci ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Parameter pendukung yang dianalisis Parameter Satuan (unit) Alat Salinitas ‰ SCTmeter Kimia pH pH meter PAH dalam ρg/L (air) Kromatografi air dan biota µg/g (biota) gas (GC-MS) TSS mg/L Vakum (Filter) Fisika Metode Potensiometrik Kromatografi Gravimetri 3.4.4 Analisis PAH Analisis PAH dalam contoh air dan biota dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas jenis Spektrofotometri Massa (GC-MS) tipe Hewlett Packard 6890. Prosedur untuk analisis keduanya dapat dilihat pada Lampiran 8. 3.4.4.1 Analisis PAH dalam air laut Metode yang digunakan untuk melakukan analisis PAH dalam air laut mengacu pada Environmental Protecting Agency atau EPA nomor 3510c (untuk preparasi) dan EPA nomor 8270d (untuk injeksi GC). Metode preparasi dapat dilakukan untuk menganalisis contoh zat cair dengan alat corong pisah berukuran 500 ml (EPA, 1996a). Proses ekstraksinya diawali dengan menuang contoh 400 ml air laut ke dalam corong pisah 500 ml, setelah itu 25 ml pelarut diklorometan dituang juga ke dalam corong pisah. Selama 1-2 menit, corong pisah tersebut dikocok-kocok sampai contoh dan pelarut menyatu. Tunggu selama 10 menit hingga terjadi pemisahan antara kedua zat cair. Setelah memisah, hasil ekstrak yang berada di lapisan bawah corong dialirkan ke dalam tabung erlenmeyer. Perlakuan memasukkan 25 ml pelarut diklorometan ini diulangi sebanyak 2 kali. Setelah itu, hasil ekstrak dipindahkan ke dalam bola ukur dan diuapkan pada suhu di atas titik didih pelarut diklorometan (65 °C) dengan rotavapor hingga mencapai kurang lebih 1 ml. Contoh tersebut diuapkan lagi dengan menggunakan aliran gas Nitrogen hingga mencapai 0,5 ml. Setelah mencapai 0,5 ml, contoh dimasukkan ke dalam botol vial berukuran 2 ml untuk diinjeksikan ke alat Kromatografi Gas Spektrofotometri Massa. 3.4.4.2 Analisis PAH dalam kerang hijau Metode yang digunakan untuk melakukan analisis kandungan PAH dalam kerang hijau mengacu pada Environmental Protecting Agency atau EPA nomor 3540 (dalam preparasi) dan EPA nomor 8270d (dalam injeksi GC). Metode preparasi dapat digunakan untuk menganalisis contoh biota dengan menggunakan alat soklet (EPA, 1996b). Proses ekstraksinya diawali dengan menimbang contoh jaringan kerang hijau seberat 10 gram berat basah dan dihaluskan dengan blender sampai homogen. Contoh yang telah dihaluskan selanjutnya dibungkus dalam kertas saring yang sudah dibentuk kemudian dimasukkan ke dalam ruang soklet. Di atas dan bawah contoh dalam kertas saring diberikan kapas lalu ditutup rapat agar contoh tidak keluar dari kertas saring. Tabung soklet berisi contoh dipasang antara tabung pendingin di sebelah atas dan bola ukur yang berisi 200 ml diklorometan serta alat pemanas di sebelah bawah. Setelah semuanya terpasang dengan baik, proses ekstraksi dapat dilangsungkan selama 3 jam untuk mendapat hasil ekstraksi yang maksimal. Setelah itu, hasil ekstrak dalam bola ukur diuapkan pada suhu di atas titik didih diklorometan (65 °C) dengan rotavapor hingga mencapai kurang lebih dari 1 ml lalu dipindahkan ke dalam botol vial berukuran 2 ml untuk diinjeksikan ke alat Kromatografi Gas Spektrofotometri Massa. 3.4.4.3 Analisis PAH dengan Kromatografi Gas Detektor Spektrofotometri Massa (GC-MS) Metode injeksi GC nomor 8270d digunakan untuk menganalisis PAH dengan detektor Spektrofotometri Massa (GC-MS). Metode ini tidak hanya mendeteksi PAH, terdapat 244 komponen senyawa kimia lain yang dapat dideteksi dengan menggunakan metode ini. GC yang digunakan adalah GC Hewlett Packard 6890 (EPA, 1998). Metode ini digunakan untuk mendeteksi kandungan PAH dalam air laut dan biota kerang hijau. Kondisi GC saat contoh diinjeksi adalah suhu awal oven 50 °C, inlet depan mode splitless, kolom kapiler jenis HP-5 dari bahan 5 % fenil metil siloxane yang memiliki panjang 30 m, diameter 250 μm dan ketebalan lapisan film 0.5 μm. Gas yang digunakan adalah gas helium dengan kecepatan aliran 30 cm/detik. Jumlah contoh yang diambil saat proses injeksi sebanyak 2 μL dengan suhu oven terprogram dari 50 °C dengan laju perpindahan 8 °C per menit hingga mencapai 323 °C dan didiamkan selama 15 menit. 3.5 Analisis data 3.5.1 Metode grafik Analisis data dengan metode grafik meliputi: 1. Parameter pendukung 2. Konsentrasi total dan tiap senyawa PAH dalam air laut dan kerang hijau 3. Panjang dan berat tubuh kerang hijau 4. Kandungan PAH dalam berat per individu kerang hijau 5. Konsentrasi PAH per 1 gram berat tubuh kerang hijau 3.5.2 Metode analisis PAH Persamaan analisis PAH di bawah berikut telah diberlakukan oleh U.S Environmental Protecting Agency (U.S EPA) dalam menentukan komposisi hidrokarbon terutama PAH dalam air, sedimen dan organisme akuatik (EPA, 1996). Cc Dimana : Ac Ast W Kst Cc : konsentrasi PAH (ppm) Ac : luasan area larutan contoh Ast : luasan area larutan standar W : banyaknya contoh (gram untuk biota dan liter untuk air laut) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Parameter fisik dan kimia 4.1.1.1 Salinitas Salinitas di Stasiun 1 memiliki kisaran 30‰ sampai 33‰ dengan nilai rerata sebesar 31,6‰ (bulan Mei hingga Juni 2007). Di Stasiun 2 memiliki kisaran salinitas yang tidak jauh berbeda yaitu antara 30‰-33‰ dengan nilai rerata 31,7‰ (Gambar 3). salinitas (permil) 35 33 31,8 32 31 31 29 27 25 1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07 waktu pengamatan (a) salinitas (permil) 35 33 31,8 32 31 31,3 29 27 25 1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07 waktu pengamatan (b) Gambar 3. Nilai rerata dan kisaran salinitas di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 Data salinitas dalam setiap pengambilan di kedua stasiun disajikan dalam Lampiran 1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fadhlina (2007), salinitas perairan Teluk Jakarta berkisar antara 30‰ sampai 33‰. Dan menurut hasil penelitian Litasari (2002) diketahui bahwa kisaran salinitas perairan Teluk Jakarta antara 13,9 – 30,0‰. Menurut Walker (1982) in Vakily (1989), kisaran salinitas optimum untuk kerang hijau berkisar antara 20,7‰ – 35,4‰. Kerang hijau juga mampu mentolerir fluktuasi salinitas yang lebar. Dengan demikian, perairan Kamal Muara dapat dijadikan habitat kerang hijau. Salinitas yang diamati di perairan Kamal Muara tersebut memiliki kisaran yang sempit (30-33‰). Hal ini mengindikasikan bahwa di wilayah pengamatan, kondisi salinitas relatif sama karena adanya pengaruh kondisi oseanografis khususnya gerakan massa air di wilayah Teluk Jakarta yang mampu menyeragamkan sifat salinitas perairan. 4.1.1.2 pH pH di Stasiun 1 berkisar antara 7,5-7,9 dengan rerata 7,7. Begitu juga dengan pH di Stasiun 2 yang berkisar antara 7,5-7,9 dengan rerata 7,7. Data pH juga disajikan dalam Lampiran 1. Kedua stasiun memiliki nilai pH yang relatif sama satu sama lain. Hal ini terkait dengan kondisi kimiawi perairan khususnya sifat penyangga air laut yang mampu menahan perubahan-perubahan pH yang besar. Di samping itu, kondisi fisik seperti gerakan massa air juga berperan penting dalam penyeragaman sifat air. Pada hasil penelitian tahun 1988 oleh Meneg LH, pH di Teluk Jakarta berkisar antara 6,5-9,0. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kisaran pH di Teluk Jakarta tepatnya Kamal Muara masih berada dalam batas kenormalan air laut. Untuk pertumbuhan kerang hijau yang maksimal, pH air laut berkisar antara 6,2-8,2 (Vakily, 1989). Maka dapat disimpulkan bahwa perairan Kamal Muara dapat dijadikan area pertumbuhan kerang hijau (Gambar 4). 8 7.8 pH 7.7 7,67 7.6 7,73 7.4 7.2 7 1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07 waktu pengamatan (a) 8 7.8 7,77 7,67 7,67 pH 7.6 7.4 7.2 7 1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07 waktu pengamatan (b) Gambar 4. Nilai rerata dan kisaran pH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 4.1.1.3 Total padatan tersuspensi (TSS) TSS di Stasiun 1 berada pada kisaran 0,02-0,08 mg/L dengan rerata 0,05 mg/L, sedangkan untuk Stasiun 2, kisarannya antara 0,030-0,133 mg/L dengan rerata 0,082 mg/L (Lampiran 1). Nilai TSS di perairan Teluk Jakarta sudah diamati oleh beberapa peneliti diantaranya oleh Dinas PPK DKI (2004) kandungan TSS mencapai 76 mg/L (Muara Angke), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bapedal (2000), kandungan TSS berkisar antara 100-150 mg/L. Nilai hasil pengamatan ini menunjukkan nilai yang relatif rendah jika dibandingkan dengan data penelitian sebelumnya. Nilai relatif rendah ini menunjukkan kondisi yang masih baik bagi perairan (Gambar 5). 0.200 TSS (mg/L) 0.150 0.100 0.062 0.052 0.050 0.032 0.000 1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07 waktu pengamatan (a) 0.200 TSS (mg/L) 0.150 0.100 0.085 0.055 0.050 0.044 0.000 1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07 waktu pengamatan (b) Gambar 5. Nilai rerata dan kisaran TSS di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.(a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 4.1.2 Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) 4.1.2.1 PAH dalam air laut Hasil pengukuran contoh air laut (dalam bentuk terlarut) menunjukkan bahwa terdapat hanya 7 senyawa PAH yang terdeteksi yakni naphtalen, 1-metil naphthalen, asenaphthen, fluoren, fluoranthen, anthrasen dan pyren. Untuk contoh kromatogram PAH keluaran GC-MS dari air laut ditampilkan pada Lampiran 9. Di antara ketujuh senyawa tersebut, naphtalen adalah senyawa PAH yang memiliki rerata konsentrasi tertinggi (61 dan 65%), sebaliknya asenaphthen memiliki rerata konsentrasi terendah (1%) pada kedua stasiun pengamatan (Gambar 6). fluoranthen 21% pyren 4% anthrasen 3% fluoren 8% asenapthen 1% napthalen 61% 1-metilnapthalen 2% (a) fluoranthen 15% pyren 5% anthrasen 4% fluoren 7% asenapthen 1% 1-metilnapthalen 3% napthalen 65% (b) Gambar 6. Diagram cakram komposisi PAH rerata di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 Namun demikian, secara keseluruhan konsentrasi PAH berkisar antara 0,1687 0,8722 ρg L-1 dengan nilai rerata 0,5964 ρg L-1 di Stasiun 1 dan 0,2350 - 1,1723 ρg L-1 dengan rerata 0,6733 ρg L-1 di Stasiun 2 (Tabel 3). Tabel 3. Konsentrasi total 7 senyawa PAH (ρg L-1 ) dalam air laut per stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Konsentrasi total PAH 1 Mei 2007 29 Mei 2007 26 Juni 2007 Rerata Stasiun 1 0,7482 0,8722 0,1687 0,5964 Stasiun 2 1,1723 0,2350 0,6125 0,6733 Hasil pengukuran juga menunjukkan konsentrasi-konsentrasi dengan variabilitas tinggi selama pengamatan dari waktu ke waktu, walaupun naphtalen tetap sebagai komponen dominan (Gambar 7). Data konsentrasi tiap senyawa PAH dapat dilihat pada Lampiran 2. 1.2 konsentrasi (pg/L) 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07 tanggal napthalena anthrasena 1 metilnapthalena fluoranthena asenapthena pyrena fluorena (a) konsentrasi (pg/L) 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07 tanggal napthalena anthrasena 1 metilnapthalena fluoranthena asenapthena pyrena fluorena (b) Gambar 7. Diagram batang konsentrasi senyawa PAH (ρg L-1) dalam contoh air laut menurut waktu pengambilan di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b). Sebagai contoh pada Stasiun 1, konsentrasi PAH cenderung menurun, sebaliknya pada Stasiun 2 pengamatan ke-2 menunjukkan konsentrasi total senyawa PAH terendah. Jika dilihat dari Gambar tersebut, maka dapat dikatakan bahwa konsentrasi PAH dalam air laut tidak selalu menurun atau meningkat dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi oseanografi perairan khususnya arus. Nilai konsentrasi PAH baik di Stasiun 1 maupun Stasiun 2 sangat rendah dan karenanya PAH termasuk ke dalam komponen senyawa kelumit (trace compound). Informasi konsentrasi PAH di perairan Indonesia sampai saat ini masih sangat jarang diperoleh. Dengan demikian sebagai perbandingan, hasil pengamatan di beberapa perairan laut diantaranya di Laut Baltik memiliki konsentrasi PAH sebesar 0,3 – 0,594 ng/L, di Teluk Xiamen Barat, China sebesar 106 - 945 ng/L, dan di Teluk Daya, China sebesar 4228 – 29325 ng/L (Azevedo et al., 2004). Konsentrasi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pengamatan di perairan Teluk Jakarta. Nilai rendah di Teluk Jakarta diduga karena PAH yang ada dalam air laut mendapat input dari sumber alami (hasil pembakaran suhu tinggi pada bahan organik yang biasa disebut proses pirogenik) juga antropogenik (kontaminasi dari petroleum) dengan jumlah sangat rendah (Neff, 1979). PAH dapat juga berubah dikarenakan adanya kondisi oseanografis dari laut khususnya kondisi arus. PAH dalam air laut dapat berbentuk terlarut ataupun partikel yang ada di kolom perairan. Kondisi ini memungkinkan PAH untuk memiliki mobilisasi tinggi dan bisa terbawa ke tempat lain oleh arus, sehingga hasil pengamatan di lokasi terhitung rendah. Selain itu juga dapat dikarenakan rendahnya tingkat kelarutan PAH sehingga keberadaannya dalam air laut tidak bertahan lama dan akan terdeposit dengan cepat ke sedimen dasar serta tertahan di dalamnya (Webster et al., 2002). Kondisi ini diduga menjadi penyebab tingkat konsentrasi PAH sangat rendah pada hasil pengamatan. Naphtalen menjadi senyawa PAH dengan konsentrasi tertinggi dalam air laut. Hal ini dapat dikarenakan adanya masukan petrogenik (antropogenik) yakni kontaminasi dari petroleum. Fluoranthen juga muncul sebagai salah satu senyawa PAH yang memiliki konsentrasi tinggi. Senyawa ini memiliki jumlah cincin aromatik 4 buah dan biasanya senyawa PAH dengan jumlah 4 buah cincin tersebut berasal dari sumber pirogenik atau alami. Dengan demikian, PAH dalam air laut juga diduga berasal dari sumber yang alami. 4.1.2.2 PAH dalam kerang hijau (Perna viridis L.) Hasil pengukuran contoh menunjukkan bahwa terdeteksi 7 senyawa PAH yang terdapat dalam kerang hijau. Pada Stasiun 1 dan 2, dapat diketahui bahwa naphtalen menjadi senyawa yang memiliki konsentrasi tertinggi di setiap ukuran panjang tubuh kerang hijau selama 5 kali pengambilan (Lampiran 3). Setelah naphtalen, senyawa yang juga memiliki konsentrasi tinggi adalah fluoranthen. Untuk senyawa yang memiliki konsentrasi terendah adalah 1 metilnaphthalen (Gambar 8). Dari tabel dapat diketahui bahwa di Stasiun 1 dari awal sampai akhir pengambilan contoh, ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 50,7600-283,7465 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm berkisar antara 23,2507-125,7143 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 41,7883-111,2253 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 34,7362111,1149 µg g-1 berat basah. Rata-rata Stasiun 1 konsentrasi (µg/g) 120 100 80 60 40 20 0 1-1,5 2,5-3 4-4,5 panjang (cm) napthalen 1 metilnapthalen asenapthen anthrasen fluoranthen pyren 5,5-6 fluoren (a) Rata-rata Stasiun 2 konsentrasi (µg/g) 120 100 80 60 40 20 0 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 panjang (cm) napthalen 1 metilnapthalen asenapthen anthrasen fluoranthen pyren 5,5-6,0 fluoren (b) Gambar 8. Diagram batang komposisi senyawa PAH rerata dalam kerang hijau di Stasiun 1 (a) dan 2 (b) perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Untuk Stasiun 2, juga bisa diketahui bahwa ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 24,6307-121,3696 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm berkisar antara 13,5232-100,2161 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 36,4154-134,4152 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran antara 14,8467-76,0554 µg g-1 berat basah (Tabel 4). Untuk kromatogram PAH keluaran GC-MS dari kerang hijau ditampilkan pada Lampiran 10. Gambar 9. Contoh kromatogram total ion 7 senyawa PAH dalam kerang hijau di Stasiun 1 (ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1) Tabel 4. Konsentrasi total 7 senyawa PAH (µg g-1 berat basah) dalam kerang hijau per stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Waktu pengambilan 1 Mei 2007 15 Mei 2007 29 Mei 2007 12 Juni 2007 26 Juni 2007 ukuran panjang tubuh (cm) 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 total PAH di stasiun 1 50,7600 125,7143 111,2253 55,7763 58,2781 23,2507 41,7883 111,1149 53,7919 42,5160 45,1003 34,7362 283,7465 114,0512 68,5058 35,8997 68,8143 38,5203 52,8252 58,4807 total PAH di Stasiun 2 121,3696 42,1027 52,7324 43,4054 61,1507 67,1654 39,3873 49,4394 24,6307 13,5232 36,4154 14,8467 91,3369 100,2161 94,5715 76,0554 44,7943 55,4332 134,4152 65,5957 Hasil konsentrasi yang didapat dalam kerang hijau memiliki kisaran nilai yang cukup tinggi. Pada penelitian yang sudah dilakukan, konsentrasi PAH dalam biota kerang di area budidaya perairan Loch Seven, Skotlandia sebesar >4000 ng/g berat basah yakni mencapai 8256 ng/g berat basah (McIntosh et al., 2004) dan di perairan Skotlandia yang lain (Shetland dan Orkney) sebesar 14,7 – 7177 ng/g berat basah (Webster et al., 2002). Nilai pengukuran yang didapat di Teluk Jakarta tergolong tinggi dibandingkan dengan kedua penelitian tersebut. Namun jika dibandingkan dengan penelitian McDowell et al. (1999) di perairan New Bedford, Massachusetts yang memiliki nilai sebesar 1940 mg/g berat basah, konsentrasi PAH dalam kerang hijau di Teluk Jakarta termasuk rendah. Hal ini dapat dikarenakan perairan New Bedford merupakan daerah pelabuhan kapalkapal besar sehingga diduga PAH yang ada dalam tubuh kerang berasal dari buangan kapal. Di perairan Teluk Jakarta, konsentrasi PAH dalam kerang hijau diduga berasal dari hasil pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, kayu, emisi pembakaran batubara dan kendaraan motor serta aktivitas antropogenik seperti peristiwa tumpahan minyak yang menghasilkan minyak mentah (crude oil) (McIntosh et al., 2004). Hasil pengukuran juga menunjukkan konsentrasi tiap senyawa PAH dalam kerang hijau memiliki nilai yang bervariasi di setiap kali pengambilannya. Namun yang cenderung terjadi khususnya di Stasiun 1 adalah penurunan konsentrasi tiap senyawa PAH dari ukuran terkecil ke ukuran terbesar, seperti yang terjadi pada pengambilan contoh ke-1, 3 dan 4 (Gambar 10 dan 11). Senyawa Naphthalen, dengan kisaran nilai pada ukuran tubuh 1,0 - 1,5 cm, 2,5 – 3,0 cm, 4,0 - 4,5 cm dan 5,5 – 6,0 cm berada antara 23,4692 - 199,8053; 15,5774 51,3920; 22,6816 - 40,8023 dan 16,0421 - 26,8799 µg g -1 berat basah, konsentrasi (µg/g) 1 Mei 2007 300 250 200 150 100 50 0 1,0-1,5 napthalen anthrasen 2,5-3,0 4,0-4,5 panjang (cm) 1 metilnapthalen fluoranthen asenapthen pyren 5,5-6,0 fluoren 15 Mei 2007 konsentrasi (µg/g) 300 250 200 150 100 50 0 1,0-1,5 2,5-3,0 panjang (cm) 4,0-4,5 napthalen 1 metilnapthalen asenapthen anthrasen fluoranthen pyren 5,5-6,0 fluoren Gambar 10. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang hijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 1 29 Mei 2007 300 konsentrasi (µg/g) 250 200 150 100 50 0 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 panjang (cm) napthalen 1 metilnapthalen asenapthen anthrasen fluoranthen pyren 5,5-6,0 fluoren 12 Juni 2007 konsentrasi (µg/g) 300 250 200 150 100 50 0 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 panjang (cm) napthalen 1 metilnapthalen asenapthen anthrasen fluoranthen pyren 5,5-6,0 fluoren 26 Juni 2007 konsentrasi (µg/g) 300 250 200 150 100 50 0 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 panjang (cm) napthalen 1 metilnapthalen asenapthen anthrasen fluoranthen pyren 5,5-6,0 fluoren Gambar 11. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 1 menjadi senyawa PAH yang memiliki konsentrasi tertinggi di semua ukuran, sedangkan asenapthen sebagai senyawa PAH berkonsentrasi terendah dengan kisaran nilai untuk ukuran panjang 1,0 - 1,5 cm berada pada 0,5605-1,0947 µg g -1 berat basah, ukuran panjang 2,5 – 3,0 cm berada pada 0,7279-0,9036 µg g -1 berat basah, ukuran panjang 4,0 - 4,5 cm berada pada 0,4091-1,4465 µg g -1 berat basah dan ukuran panjang 5,5 – 6,0 cm berada pada 0,7828-1,0797 µg g -1 berat basah. Di Stasiun 2, pola yang terbentuk cenderung menurun ke arah ukuran kerang hijau yang semakin besar, namun pada ukuran sebelumnya (4,0-4,5 cm), konsentrasi tiap senyawa PAH cenderung meningkat hingga maksimal seperti yang terjadi pada pengambilan ke-1,3 dan 5 (Gambar 12 dan 13). Hal ini berbeda dengan konsentrasi tiap senyawa PAH dalam kerang hijau di Stasiun 1. konsentrasi (µg/g) 1 Mei 2007 140 120 100 80 60 40 20 0 1-1,5 2,5-3 4-4,5 panjang (cm) napthalen 1 metilnapthalen asenapthen anthrasen fluoranthen pyren 5,5-6 fluoren 15 Mei 2007 konsentrasi (µg/g) 140 120 100 80 60 40 20 0 1-1,5 napthalen anthrasen 2,5-3 4-4,5 panjang (cm) 1 metilnapthalen fluoranthen asenapthen pyren 5,5-6 fluoren Gambar 12. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh kerang hijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 2 konsentrasi (µg/g) 29 Mei 2007 140 120 100 80 60 40 20 0 1-1,5 2,5-3 4-4,5 panjang (cm) napthalen 1 metilnapthalen asenapthen anthrasen fluoranthen pyren 5,5-6 fluoren konsentrasi (µg/g) 12 Juni 2007 140 120 100 80 60 40 20 0 1-1,5 napthalen anthrasen 2,5-3 4-4,5 panjang (cm) 1 metilnapthalen fluoranthen asenapthen pyren 5,5-6 fluoren konsentrasi (µg/g) 26 Juni 2007 140 120 100 80 60 40 20 0 1-1,5 napthalen anthrasen 2,5-3 4-4,5 panjang (cm) 1 metilnapthalen fluoranthen asenapthen pyren 5,5-6 fluoren Gambar 13. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh kerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 2 Pada Stasiun 2, senyawa PAH yang paling sering muncul sebagai nilai konsentrasi tertinggi pada setiap ukuran panjang tubuh adalah napthalen. Hal ini terdapat di setiap pengambilan contoh kerang hijau kecuali pada saat pengambilan ke-4. Konsentrasi tertinggi pada setiap ukuran tubuh di pengambilan ke-4 adalah fluoranthen dengan ukuran tubuh 1,0 - 1,5 cm sebesar 30,8751 µg g -1 berat basah , 2,5 – 3,0 cm sebesar 36,5159 µg g -1 berat basah , 4,0 - 4,5 cm sebesar 46,5790 µg g -1 berat basah dan 5,5 – 6,0 cm sebesar 46,5301 µg g -1 berat basah. Hal ini memberikan perbedaan dengan Stasiun 1 dimana dalam setiap ukuran tubuh kerang hijau terdapat senyawa naphtalen dengan nilai konsentrasi tertinggi. Senyawa PAH yang paling sering muncul dengan nilai konsentrasi terendah pada setiap ukuran panjang tubuh kerang hijau di Stasiun 2 adalah 1metil naphtalen. PAH yang masuk ke dalam tubuh kerang hijau bisa didapatkan dari kandungan PAH dalam perairan yang diakumulasi oleh kerang hijau saat menyerap makanan yang ada di kolom perairan. Kerang hijau merupakan organisme yang memiliki cara makan yang cukup berbeda yakni menyaring semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Kolom perairan dimana kerang hijau berkembang sangat mudah dimasuki oleh berbagai polutan baik yang berasal dari rumah tangga ataupun industri. Sumber ini disebut sumber petrogenik (Webster et al., 2002). Selain itu, penyerapan PAH ke dalam tubuh kerang tergantung dari bioavailability senyawa PAH tersebut yang selanjutnya tergantung dari tingkat kelarutannya dalam air. Semakin tinggi berat molekul senyawa PAH, maka semakin rendah tingkat kelarutannya dalam air. Kerang hijau juga memiliki kandungan lemak dalam tubuhnya dan pada bagian ini diduga bahwa PAH dapat mengalami reaksi ikatan sehingga terakumulasi oleh kerang hijau. Karena sistem metabolisme tubuh yang rendah, maka PAH sangat sulit untuk dilepaskan kembali ke lingkungannya (Fleming et al., 2004). Di Stasiun 1, naphthalen merupakan senyawa PAH yang paling tinggi nilai konsentrasinya. Dalam hal ini, naphthalen dapat muncul karena adanya proses pembentukan senyawa PAH dengan berat molekul lebih rendah dari petrolum dalam bentuk buangan serta tumpahan minyak ke laut. Dari awal hingga akhir pengambilan contoh kerang hijau, dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi PAH mengalami fluktuasi yang berbeda-beda. Jika dibandingkan dengan Stasiun 1, kandungan PAH di Stasiun 2 tidak jauh memiliki perbedaan. Perbedaan yang mencolok di Stasiun 2 adalah nilai konsentrasi senyawa fluoranthen yang mendominasi di pengambilan contoh ke-4 dan naphthalen di pengambilan contoh ke-1. Hal ini membedakan sumber masuknya PAH ke dalam tubuh kerang hijau. Fluoranthen adalah senyawa PAH yang memiliki cincin berjumlah lebih dari 3 buah, dan mengindikasikan bahwa senyawa ini termasuk anggota senyawa PAH dengan berat molekul tinggi, sedangkan naphthalen adalah senyawa PAH dengan berat molekul lebih rendah dengan jumlah cincin 2 buah. Dengan demikian sumber masukan kedua senyawa tersebut berbeda. Untuk fluoranthen, senyawa ini dapat muncul di semua ukuran panjang tubuh di pengambilan ke-4 diduga disebabkan oleh proses pirogenik yakni hasil pembakaran bahan organik yang kurang sempurna di perairan (Fleming et al., 2004). Konsentrasi PAH dalam kerang hijau dapat dihubungkan dengan kondisi ukuran tubuh dari kerang hijau itu sendiri, dimana dalam kasus ini adalah panjang tubuhnya. Berdasarkan hasil yang telah didapat, konsentrasi PAH dalam tubuh organisme kerang hijau mengalami kecenderungan peningkatan seiring bertambahnya ukuran panjang tubuhnya (Gambar 15). Hal ini juga didukung dengan menghubungkan antara ukuran panjang dan berat tubuh kerang hijau (Gambar 14). Pada Gambar tersebut dapat diketahui bahwa hubungan keduanya juga berbanding lurus yakni peningkatan ukuran berat seiring dengan pertambahan panjang tubuh baik di Stasiun 1 maupun 2. 2.5 B erat (gr) 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 1 2 3 4 Panjang (cm) kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm rata-rata 5 6 kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm Expon. (rata-rata) (a) 2.5 2 Berat (gr) 1.5 1 0.5 0 1 2 3 4 5 6 Panjang (cm) kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm rata-rata Expon. (rata-rata) (b) Gambar 14. Grafik sebaran berat tubuh dengan panjang tubuh kerang hijau (Perna viridis) di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b) . Dilihat dari penjelasan dan gambar 14 dan 15, konsentrasi PAH di setiap ukuran panjang tubuh memiliki pola yang semakin meningkat ke arah panjang tubuh yang semakin besar dan menunjukkan bahwa kerang hijau dengan empat ukuran panjang ini mengakumulasi PAH dalam tubuhnya dari perairan secara teratur. Hal ini juga menunjukkan optimasi kemampuan tubuh kerang hijau yang berbeda-beda dalam melakukan penyerapan senyawa PAH. 25 k o n se n trasi (u g/g) 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 panjang tubuh (cm) kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm rata-rata Expon. (rata-rata) 6 (a) konsentrasi (ug/g) 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 panjang tubuh (cm) kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm rata-rata kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm Expon. (rata-rata) (b) Gambar 15. Grafik sebaran konsentrasi PAH kerang hijau (Perna viridis) menurut 4 kisaran panjang tubuh di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b). Hal ini diungkapkan oleh penelitian Bruner et al. (1994) yang menyatakan bahwa kerang yang berukuran lebih kecil diduga mempunyai kemampuan untuk menyerap PAH lebih banyak dibandingkan dengan kerang yang berukuran lebih besar. Dari hasil yang didapat, dapat dibuktikan dalam kerang hijau dengan panjang tubuh 1,0-1,5 cm, yang sedang dalam proses pertumbuhan, mampu menyerap komponen senyawa PAH dalam jumlah besar melalui proses penyaringan makanan dibanding kerang hijau dengan panjang tubuh 5,5-6,0 cm yang berumur lebih tua dan semakin sedikit menampung makanan dari sekitar perairan. Hal lain yang bisa diungkap juga adalah kerang yang sedang dalam masa pra pemijahan biasanya mampu menyerap PAH lebih banyak dibandingkan kerang yang sudah melewati masa pemijahan. Kerang berukuran 1,0 -1,5 cm merupakan kerang hijau yang sedang dalam masa tersebut sehingga diduga mampu menyerap PAH lebih banyak (Bruner et al., 1994). Kondisi di Stasiun 2 tidak jauh berbeda dengan Stasiun 1. Namun pada ukuran panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm, kandungan PAH dalam tubuh kerang hijau memiliki nilai konsentrasi tertinggi dibandingkan dengan 3 ukuran panjang tubuh yang lain. Hal ini diduga karena kerang hijau ukuran ini mengandung lemak yang lebih banyak dibandingkan kerang ukuran yang lain, dimana semakin tinggi kandungan lemak dalam tubuhnya, maka akan semakin mudah untuk berikatan dengan senyawa yang bersifat lipofilik atau hidrofobik tinggi seperti PAH (Bruner et al., 1994). Selain itu, hal ini juga bisa dikarenakan ukuran panjang ini lebih lama terpaparkan di perairan dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil. 4.1.3 Faktor biokonsentrasi PAH Faktor biokonsentrasi adalah rasio konsentrasi zat dalam biota (berat zat/berat biota) dan dalam air (berat zat/berat air) pada kondisi setimbang, dimana spesifikasi zat dalam hal ini adalah PAH. Nilai konsentrasi ini menunjukkan cara akumulasi senyawa tersebut dari fase cair (dalam air laut) menjadi fase organik, seperti jaringan tubuh organisme. PAH termasuk salah satu senyawa organik yang bersifat lipofilik sehingga mudah terakumulasi dalam tubuh organisme. Organisme yang digunakan dalam kasus ini adalah kerang hijau. Faktor biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara memiliki angka yang tinggi (Tabel 5). Tabel 5. Faktor biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Ukuran 1 Mei 2007 panjang tubuh (cm) Stasiun 1 Stasiun 2 1,0-1,5 67842,65 103527,06 2,5-3,0 168021,79 35913,19 4,0-4,5 148656,63 44980,26 5,5-6,0 74547,07 37024,38 29 Mei 2007 26 Juni 2007 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 61670,59 104801,34 407920,03 73134,52 48743,17 57539,92 228341,74 90504,42 51705,96 154944,23 313139,33 219456,52 39823,86 63171,47 346663,81 107096,53 Nilai dalam tabel menunjukkan bahwa PAH dalam perairan tersebut memiliki kapasitas polutan yang tinggi baik untuk air laut maupun organisme kerang hijau yang hidup di dalamnya. Nilai faktor biokonsentrasi pada keempat ukuran kerang hijau bervariasi. Namun jika dilihat secara keseluruhan, nilainya cenderung menurun ke arah ukuran kerang hijau 5,5-6,0 cm di Stasiun 1 dan 2. Jika dilihat dari waktu ke waktu pengambilan contoh, nilai faktor biokonsentrasi PAH cenderung meningkat di Stasiun 1 pada keempat ukuran kerang hijau. Namun terjadi perbedaan yakni adanya penurunan nilai pada ukuran 1,0 -1,5 cm di Stasiun 2. Faktor biokonsentrasi dapat dikatakan dalam kondisi stabil jika nilainya tidak berubah secara signifikan selama jangka waktu tertentu dalam tubuh organisme tersebut. Faktor biokonsentrasi juga memiliki peran penting untuk menunjukkan adanya distribusi senyawa PAH di perairan. Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa faktor biokonsentrasi PAH di Stasiun 1 memiliki nilai yang paling tinggi pada waktu pengambilan contoh terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa PAH mengalami distribusi paling tinggi pada waktu pengambilan contoh terakhir di semua ukuran kerang hijau. Untuk PAH dengan tingkat distribusi paling rendah terdapat pada waktu pengambilan contoh kedua di Stasiun 1. Hal ini dilihat dari faktor biokonsentrasinya yang paling kecil di antara ketiga waktu pengambilan contoh. 4.2 Pembahasan Berdasarkan dari hasil yang telah diuraikan sebelumnya maka diperoleh kenyataan bahwa telah terdeteksi keberadaan dari senyawa PAH dalam air laut maupun kerang hijau di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Kandungan maupun konsentrasi PAH dalam kerang hijau secara total memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan PAH dalam air laut. Hal ini mengungkapkan bahwa kerang hijau memang mengakumulasi PAH dalam tubuhnya. Akumulasi sendiri merupakan suatu proses penimbunan atau penumpukan suatu senyawa dari lingkungan dan biasanya terjadi karena mekanisme yang tidak seimbang antara proses absorpsi yang diikuti penyimpanan dengan proses eliminasi melalui metabolisme yang terjadi dalam tubuh kerang hijau. Proses akumulasi ini dapat ditunjukkan melalui hasil pengamatan dari berbagai tingkat umur kerang yang dilihat dari ukuran tubuh kerang hijau (Gambar 16). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kandungan PAH dalam tubuh kerang hijau cenderung bergerak meningkat ke arah ukuran panjang tubuh yang besar, walaupun terlihat pada ukuran tubuh 4,0-4,5 cm dan 5,5-6,0 cm, terbentuk nilai kandungan PAH yang cukup bervariasi jika dibandingkan dengan ukuran panjang tubuh kerang hijau yang lebih kecil. kandungan (ug) 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 berat tubuh (gr) kisa ran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisa ran panjang tubuh 4,0-4,5 cm rata -rata kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm Linear (rata-rata) k a n d u n ga n (u g) (a) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 berat tubuh (gr) kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm rata-rata kisaran panjangtubuh 2,5-3,0 cm kisaran panjangtubuh 5,5-6,0 cm Linear (rata -rata) (b) Gambar 16. Grafik sebaran kandungan PAH (µg) di tiap berat individu kerang hijau (Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2. Kandungan PAH yang mengalami peningkatan pada ukuran panjang tubuh besar dapat terjadi karena kerang hijau tersebut memiliki waktu yang lebih lama untuk terpapar di perairan dibandingkan dengan ukuran kerang yang kecil. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2002), dapat diperkirakan bahwa umur kerang hijau berukuran 4,0-4.5 cm dan 5,5-6,0 cm sebesar 16 dan 22 minggu. Secara biologis, proses akumulasi ini bergantung kepada sifat dari senyawa dan sistem metabolisme dari organisme. PAH merupakan senyawa yang memiliki sifat mudah terikat atau bereaksi dengan senyawa-senyawa lemak atau biasa disebut dengan senyawa lipofilik (Neff, 1979). Bagi organisme kerang hijau, ukuran yang semakin besar mengindikasikan bahwa kerang hijau bertambah dewasa sehingga kandungan lipid atau lemak dalam tubuhnya juga semakin tinggi (Gunawan, 2003). Dengan demikian, maka terdapat dugaan bahwa kandungan PAH yang semakin meningkat pada ukuran kerang hijau yang semakin besar disebabkan oleh adanya senyawa lemak yang ada dan semakin banyak dalam tubuhnya. Sistem regulasi metabolisme dari organisme juga dapat dijadikan faktor lain yang berkaitan dengan adanya proses akumulasi dalam tubuh kerang hijau. Sistem ini dapat memperkuat proses pengeluaran senyawa-senyawa yang telah diakumulasi oleh organisme tersebut. Sistem ini biasanya akan berfungsi semakin baik jika organisme tersebut sudah berumur dewasa, dimana dalam hal ini adalah kerang hijau ukuran besar. Oleh karena itu, seharusnya terdapat kemungkinan bahwa kerang hijau dewasa dapat melakukan proses eliminasi lebih baik dibandingkan dengan kerang hijau yang berukuran kecil. Namun pada hasil penelitian ini, proses tersebut belum terlihat dengan sangat jelas. Hal ini dapat dtunjukkan dari nilai konsentrasi PAH terhadap ukuran berat tubuh kerang hijau (Gambar 17). Konsentrasi merupakan rasio antara kandungan PAH dalam kerang hijau dengan ukuran berat tubuhnya. konsentrasi (ug/g) 25 20 15 10 5 0 0 0.5 1 1.5 berat tubuh (gr) kisaran panjang tubuh 1-1,5 cm kisaran panjang tubuh 4-4,5 cm rata -rata 2 2.5 kisaran panjang tubuh 2,5-3 cm kisaran panjang tubuh 5,5 -6 cm Linear (ra ta -rata) (a) konsentrasi (ug/g) 25 20 15 10 5 0 0 0.5 1 1.5 berat tubuh (gr) kisa ran panjang tubuh 1-1,5 cm kisa ran panjang tubuh 4-4,5 cm rata -ra ta 2 2.5 kisa ran pa njang tubuh 2,5-3 cm kisa ran pa njang tubuh 5,5-6 cm Linear (ra ta -rata ) (b) Gambar 17. Grafik sebaran konsentrasi PAH dalam berat tubuh kerang hijau (Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa konsentrasi PAH cenderung semakin meningkat seiring dengan meningkatnya berat tubuh kerang hijau. Hasil penelitian dari Akbar (2002) tentang kajian akumulasi logam berat menunjukkan dengan bertambahnya ukuran panjang tubuh kerang hijau, maka kandungan logam berat dalam tubuhnya akan bertambah juga, namun akan terjadi penurunan dalam hal konsentrasinya. Hal ini mengungkapkan bahwa laju pertambahan berat tubuhnya lebih cepat dibandingkan dengan laju penumpukan logam berat dalam tubuh kerang hijau. Dengan melakukan perbandingan terhadap pernyataan di atas, maka dalam kasus ini, proses akumulasinya agak sedikit berbeda. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena perbedaan respon dari kerang hijau terhadap senyawa-senyawa yang diakumulasi oleh tubuhnya, terutama dalam hal sifat lipofilik senyawa PAH. Namun, indikator dari nilai kandungan dan konsentrasi suatu senyawa untuk digunakan dalam mempelajari preferensi akumulasi masih memerlukan kajian yang lebih lanjut. PAH dalam air laut dapat berasal dari berbagai sumber dan diantaranya berasal dari masukan langsung di daratan yang ditransport ke dalam laut melalui udara ataupun aliran air sungai ke laut. Pada penelitian ini dicobakan melihat adanya keterkaitan antara konsentrasi PAH dalam air laut dengan parameter lain untuk menduga sumber awal PAH yang masuk ke perairan. PAH yang masuk ke laut melalui aliran air sungai diindikasikan dengan parameter salinitas dan TSS. Hal ini dilihat dari adanya sungai-sungai yang berada di sekitar Teluk Jakarta yang umumnya memiliki nilai salinitas rendah dan TSS yang tinggi. Oleh karena itu, jika kandungan PAH dalam air laut meningkat dan memang berasal dari darat, maka seharusnya nilai salinitas perairan rendah dan TSS menjadi tinggi. Pada Gambar 18 dan 19 ditunjukkan kondisi salinitas dan TSS dengan konsentrasi PAH dalam air laut. Terlihat pada Gambar, tidak terlihat korelasi antara kondisi salinitas dan TSS dengan konsentrasi PAH dalam air laut. Dengan demikian, PAH yang terdapat di dalam air laut belum dapat diduga memiliki sumber masukan yang berasal dari daratan. 0,8 0,7 PAH (u g /L ) 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 31,8 31,0 32,0 salinitas (permil) (a) 1,4 PAH (ug /L) 1,2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 31,8 31,3 32,0 salinitas (permil) (b) Gambar 18. Grafik hubungan salinitas perairan Kamal Muara dan konsentrasi PAH dalam air laut di Stasiun 1 (a) dan 2 (b) 0,80 0,70 PAH (u g /L) 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 0,055 0,040 0,055 TSS (mg/L) (a) 1,40 PAH (u g /L) 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,00 0,030 0,043 0,133 TSS (mg/L) (b) Gambar 19. Grafik hubungan TSS perairan Kamal Muara dan konsentrasi PAH dalam air laut di Stasiun 2 (kiri) dan 2 (kanan) 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Terdapat 7 senyawa PAH (bentuk terlarut) dalam perairan Kamal Muara juga dalam tubuh kerang hijau yakni naphthalen, 1-metil naphthalen, asenaphthen, fluoren, fluoranthen, anthrasen dan pyren. Konsentrasi total 7 senyawa PAH dalam air laut adalah berkisar antara 0,0213 - 1,1551 ρg L-1 dengan rerata 0,5964 ρg L-1 di Stasiun 1 dan 0,0181 - 1,2456 ρg L-1 dengan rerata 0,6733 ρg L-1 di Stasiun 2. Konsentrasi tertinggi di air laut contoh adalah senyawa naphthalen dan terendah adalah senyawa asenapthen. Konsentrasi total 7 senyawa PAH dalam kerang hijau menurut ukuran panjang tubuh pada bulan Mei hingga Juni 2007 adalah ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm antara 50,7600-283,7465 µg g-1 berat basah dengan rerata 167,2533 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm antara 23,2507-125,7143 µg g-1 berat basah dengan rerata 74,4825 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm antara 41,7883-111,2253 µg g-1 berat basah dengan rerata 76,5068 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm antara 34,7362-111,1149 µg g-1 berat basah dengan rerata 72,9256 µg g-1 berat basah di Stasiun 1. Di stasiun 2, ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 24,6307-121,3696 µg g-1 berat basah dengan rerata 73,0002 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm berkisar antara 13,5232-100,2161 µg g-1 berat basah dengan rerata 56,8697 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 36,4154-134,4152 µg g1 berat basah dengan rerata 134,4152 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran antara 14,8467-76,0554 µg g-1 berat basah dengan rerata 76,0554 µg g-1 berat basah. Senyawa yang memiliki nilai konsentrasi total tertinggi pada Stasiun 1 dan 2 dalam kerang hijau adalah senyawa Napthalen, sedangkan senyawa yang memiliki nilai total terendah adalah 1-metilnapthalen. Nilai PAH dalam kerang hijau menunjukkan kecenderungan meningkat dengan meningkatnya ukuran panjang dan berat tubuh kerang. Parameter pendukung (salinitas dan TSS) dalam penelitian ini tidak memiliki hubungan yang linear atau sebanding dengan konsentrasi PAH dalam air laut. Nilai salinitas dan TSS yang diamati mengindikasikan bahwa PAH yang masuk ke dalam air laut belum dapat diestimasi memiliki sumber dari darat ataupun aliran sungai. 5.2 Saran Mengingat masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dalam penelitian ini, maka disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut yang akan mengungkap tentang lamanya waktu retensi tiap senyawa PAH dalam tubuh organisme seperti kerang hijau serta pengaruh parameter fisik dan kimia yang lainnya terhadap kandungan PAH dalam air laut. DAFTAR PUSTAKA Akbar, H.S. 2002. Pendugaan tingkat akumulasi logam berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni pada kerang hijau (Perna viridis L.) ukuran <5 cm di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Azevedo, D.de A, E.Gerchon dan E.O dos Reis. 2004. Monitoring of pesticides and polycyclic aromatic hydrocarbons in water from Paraiba do Sul River, Brazil. J.Braz.Chem.Soc. 15(2): 292-299. Bapedal. 2000. Indonesian environment monitor. World Bank Indonesia Office. Jakarta. Bayne, L.M. 1976. Marine mussels: their ecology and physiology. Cambridge University Press. London, England. Bruner, K.A, S.W Fisher dan P.F Landrum. 1994.The role of the zebra mussel, dreissena polymorpha, in contaminant cycling: I. the effect of body size and lipid content on the bioconcentration of PCBs and PAHs. J. Great Lakes Res. 20(4): 725–734. Cheong, L dan F.Y Chen. 1980. Preliminary studies on raft method of green mussels Perna viridis (L) in Singapore. S.J.Pr.Ind. 8(2): 119-133. Catsiki, V.A, I. Hatzianestis dan F. Rigas. 2003. Distribution of metal and organic contaminants in mussel from Thermoikos gulf. Global Nest: The Int.J. 5(3): 119-126. Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan DKI. 2004. Kualitas perairan Teluk Jakarta. Jakarta Djamali, A. 1982. Kerang hijau. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Environmental Protection Agency. 1996a. Separatory funnel liqud-liquid extraction revision 3. U.S.E.P.A.3510:1-8 Environmental Protection Agency. 1996b. Soxhlet extraction revision 3. U.S.E.P.A.3540:1-8 Environmental Protection Agency. 1998. Semivolatile organic compounds by gas chromatography/mass spectrometry (GC/MS) revision 4. U.S.E.P.A.8270:1-62 Fadhlina, D. 2007. Geokimia logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn di perairan Teluk Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Fleming, H.P, A.J Asencio P dan E. Guiterrez. 2004. Polycyclic aromatic hydrocarbons in sediments and mussels of Corral Bay, South Central Chile. J.Environ.Monit. 6: 229-233. Gritter, R.J. 1991. Pengantar kromatografi edisi kedua. ITB Press. Bandung. Hal 1-81. Gunawan, I. 2003. Kandungan pestisida organoklorin dalam sedimen dan kerang tahu (Meretrix meretrix) di muara Sungai Citarum, Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Helton, D. A. Moles, J. Short dan J. Rice. 2004. Result of the M/V Kuroshima oil spill shellfish tissue report 1999, 2000 and 2004. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).United States of America. ICES. 2007. Background concentrations of contaminants in biota and sediments. ICES Advice Book 1. 108-113 Jennings, W. 1987. Analytical gas chromatography. Academic Press Inc. Orlando, FL.viii + 259 h. Kantor Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 1989. Studi manajemen Teluk Jakarta. Laporan Akhir Kerjasama Pusat Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dan Proyek Penelitian Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pencemaran Laut, Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Bogor. Kastoro, W. 1988. Beberapa aspek ekologi kerang hijau (Mytilus viridis) dari perairan Binaria Ancol. Fakultas Biologi. Universitas Nasional. Jakarta. Killops, S.D dan V.S Killops. 1993. An introduction to organic geochemistry. John Wiley and Sons, Inc. New York. Litasari, L. 2002. Kajian kesesuaian lahan dan kebijakan pemanfaatan areal budidaya kerang hijau (Perna viridis): kasus di kelurahan Kamal Muara, Jakarta Utara. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Llobet, J.M, G. Falco, A. Rocio dan J.L Domingo. 2006. Exposure to polycyclic aromatic hydrocarbons through consumption of edible marine species in Catalonia, Spain. Journal of Food Protection. 69(10):2493-2499. Lundstedt, S. 2003. Analysis of PAHs and their transformation products in contaminated soil and remedial processes. Department of Chemistry. Environmental Chemistry. Umeå University. Sweden. McDowell, J.E, B.A Lancaster, D.F Leavitt, P. Rantamaki dan B.Ripley. 1999. The effects of lipophilic organic contaminants on reproductive physiology and disease processes in marine bivalve molluscs. Limnol. Oceanogr. 44(3, part 2): 903-909. McIntosh, A.D, C.F Moffat, G. Packer dan L. Webster. 2004. Polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) concentration and composition determined in farmed blue mussels (Mytilus edulis) in a sea loch pre- and post-closure of an aluminium smelter. J. Environ. Monit.6: 209-218. Menzel, W. 1990. Estuarine an marine bivalve mollusca culture. CRC Press Inc. Boston. Mortimer, D. 2005. Polycyclic aromatic hydrocarbons in shellfish. Food Standard Agency London. 83(5): 1-12. Neff, J.M . 1979. Polycyclic aromatic hydrocarbons in the aquatic environment. Applied Science Publishers LTD. London, England. v + 262 h. Ningtyas, P. 2002. Tingkat akumulasi logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn pada kerang hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. O’Connor, T. 1998. Chemical contaminants in oysters and mussels. NOAA's State of the Coast Report. NOAA. United States of America. Sanusi, H.S. 2006. Kimia laut : proses fisik kimia dan interaksinya terhadap lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB Press. Bogor. xi + 188 hal. Sivalingam. 1977. Aquaculture of green mussels, Mytilus viridis (L) in Malaysia aquaculture, 11 : 297-312. Roberts, D. 1976. Mussel and pollution. In B.L Bayne (ed), Marine mussels: Their ecology and physiology. Cambridge University Press. London, England. Vakily, J.M. 1989. The biology and culture of genus Perna. ICLARM. Studies and Reviews. Oventsche Gesselschaff for Technische Zusammeurnabeit (GTZ) GMBH Eschborn. Federal Republic of Germany. Webster, L, A.D McIntosh, E.J Dulgarno, C. Meggison, N.J Shepherd dan C.F Moffat. 2002. The polycyclic aromatic hydrocarbons composition of mussels (Mytilus edulis) from the Scottish coastal waters. J. Environ. Monit. 9: 150-159. LAMPIRAN Lampiran 1. Data parameter fisik dan kimia air laut di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta Paramater fisik dan kimia pengambilan ulangan ke1 1 2 3 2 1 2 3 3 1 2 3 Salinitas (‰) pH TSS (mg/L) Stasiun Stasiun Stasiun 1 32 31,5 32 32 31 30 33 31 32 2 31,5 32 32 33 31 30 32 31 33 1 7,6 7,7 7,8 7,8 7,5 7,7 7,6 7,9 7,7 2 7,8 7,7 7,8 7,9 7,6 7,5 7,8 7,7 7,5 1 0,020 0,055 0,080 0,040 0,034 0,023 0,073 0,058 0,055 2 0,090 0,030 0,045 0,043 0,043 0,047 0,060 0,061 0,133 Lampiran 2. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg L-1) dalam air Stasiun tanggal pengambilan 1 1 Mei 2007 napthalen 433140 4933655 nanogram contoh (ng) 0,8779 1 metilnapthalen asenapthen 247132 59676629 0,0414 2000000 2,0706E-08 10640 11841995 0,0090 2000000 4,4925E-09 senyawa PAH area contoh area standar volume contoh (L) 2000000 4,3896E-07 fluoren 22614 3432101 0,0659 2000000 3,2945E-08 anthrasen 95961 15008758 0,0639 2000000 3,1968E-08 fluoranthen 191078 6022532 0,3173 2000000 1,5864E-07 202592 16745779 0,1210 2000000 6,0490E-08 napthalen 556224 4933655 1,1274 2000000 5,6370E-07 1 metilnapthalen asenapthen 335190 59676629 0,0562 2000000 2,8084E-08 35976 11841995 0,0304 2000000 1,5190E-08 fluoren 64914 3432101 0,1891 2000000 9,4569E-08 pyren total 29 Mei 2007 7,4820E-07 anthrasen 77346 15008758 0,0515 2000000 2,5767E-08 fluoranthen 139855 6022532 0,2322 2000000 1,1611E-07 pyren 96529 16745779 0,0576 2000000 2,8822E-08 napthalen 150416 4933655 0,3049 2000000 3,0282E-09 1 metilnapthalen asenapthen 36143 59676629 0,0061 2000000 1,6108E-09 3815 11841995 0,0032 2000000 0 fluoren 0 3432101 0 2000000 1,1618E-08 anthrasen 34874 15008758 0,0232 2000000 0 fluoranthen 0 6022532 0 2000000 0 pyren 0 16745779 0 2000000 total 26 Juni 2007 µg L-1 total 8,7225E-07 0 1,6257E-08 Lampiran 2 (lanjutan) tanggal pengambilan napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 1 Mei 2007 4.3896E-07 2.0706E-08 4.4925E-09 3.2945E-08 3.1968E-08 1.5864E-07 6.0490E-08 29 Mei 2007 5.6370E-07 2.8084E-08 1.5190E-08 9.4569E-08 2.5767E-08 1.1611E-07 2.8822E-08 26 Juni 2007 1.5244E-07 3.0282E-09 1.6108E-09 0 1.1618E-08 0 0 rata-rata 3.8504E-07 1.7273E-08 7.0978E-09 4.2505E-08 2.3118E-08 9.1582E-08 2.9771E-08 Stasiun tanggal pengambilan 2 1 Mei 2007 napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 29 Mei 2007 napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 26 Juni 2007 napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren area contoh area standar 872377 299174 26752 35698 61726 163351 146326 total 94584 39572 16297 27299 54484 60979 68401 total 262097 134945 0 49968 42981 288183 30798 total 4933655 59676629 11841995 3432101 15008758 6022532 16745779 nanogram contoh (ng) 1,7682 0,0501 0,0226 0,1040 0,0411 0,2712 0,0874 4933655 59676629 11841995 3432101 15008758 6022532 16745779 0,1917 0,0066 0,0138 0,0795 0,0363 0,1013 0,0408 2000000 2000000 2000000 2000000 2000000 2000000 2000000 4933655 59676629 11841995 3432101 15008758 6022532 16745779 0,5312 0,0226 0 0,1456 0,0286 0,4785 0,0184 2000000 2000000 2000000 2000000 2000000 2000000 2000000 senyawa PAH volume contoh (L) µg L-1 2000000 2000000 2000000 2000000 2000000 2000000 2000000 8,8411E-07 2,5066E-08 1,1295E-08 5,2006E-08 2,0563E-08 1,3562E-07 4,3690E-08 1,1723E-06 9,5856E-08 3,3155E-09 6,8810E-09 3,9770E-08 1,8151E-08 5,0626E-08 2,0423E-08 2,3502E-07 2,6562E-07 1,1306E-08 0 7,2795E-08 1,4319E-08 2,3925E-07 9,1958E-09 6,1249E-07 tanggal pengambilan napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 1 Mei 2007 8.8411E-07 2.5066E-08 1.1295E-08 5.2006E-08 2.0563E-08 1.3562E-07 4.3690E-08 29 Mei 2007 9.5856E-08 3.3155E-09 6.8810E-09 3.9770E-08 1.8151E-08 5.0626E-08 2.0423E-08 26 Juni 2007 2.6562E-07 1.1306E-08 0 7.2795E-08 1.4319E-08 2.3925E-07 9.1958E-09 rata-rata 4.1520E-07 1.3229E-08 6.0588E-09 5.4857E-08 1.7678E-08 1.4183E-07 2.4437E-08 Rumus menghitung konsentrasi PAH: Cc Dimana : Ac Ast Litre Kst Cc : konsentrasi PAH (ppm) Ac : luasan area larutan contoh Ast : luasan area larutan standar Litre : total contoh air laut (liter) Lampiran 3. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg g-1) dalam kerang hijau stasiun waktu pengambilan 1 1 Mei 2007 ukuran panjang tubuh (cm) 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 15 Mei 2007 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 Senyawa PAH area contoh Napthalen 234187 1 metilnapthalen 100958 asenapthen 11819 fluoren 37855 anthrasen 89493 fluoranthen 107064 pyren 34324 total Napthalen 337822 1 metilnapthalen 148233 asenapthen 10700 fluoren 47022 anthrasen 147305 fluoranthen 540588 pyren 134959 Total Napthalen 407144 1 metilnapthalen 315990 asenapthen 17129 fluoren 43237 anthrasen 79058 fluoranthen 354850 pyren 128193 Total Napthalen 167584 1 metilnapthalen 106389 asenapthen 11420 fluoren 18222 anthrasen 45964 fluoranthen 232646 pyren 54466 Total Napthalen 256299 1 metilnapthalen 121064 asenapthen 6637 fluoren 32429 anthrasen 87755 fluoranthen 148085 pyren 45594 Total Napthalen 155439 1 metilnapthalen asenapthen 26448 fluoren 20676 anthrasen 60782 fluoranthen 0 pyren Total Napthalen 226328 1 metilnapthalen 71739 asenapthen 4845 fluoren 22532 anthrasen 80346 fluoranthen 104042 area standar nanogram contoh (ng) berat contoh basah(mg) 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2347 0,0169 0,0100 0,0255 0,0596 0,1094 0,0516 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,3386 0,0248 0,0090 0,0316 0,0981 0,5522 0,2028 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,4080 0,0530 0,0145 0,0291 0,0527 0,3625 0,1926 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,1679 0,0178 0,0096 0,0123 0,0306 0,2376 0,0818 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2569 0,0203 0,0056 0,0218 0,0585 0,1513 0,0685 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,1558 0,0000 0,0223 0,0139 0,0405 0,0000 0,0000 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 0,2268 0,0120 0,0041 0,0151 0,0535 0,1063 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 µg g-1 23,4692 1,6918 0,9981 2,5451 5,9627 10,9359 5,1573 50,7600 33,8551 2,4839 0,9036 3,1614 9,8146 55,2177 20,2780 125,7143 40,8023 5,2950 1,4465 2,9069 5,2675 36,2457 19,2614 111,2253 16,7946 1,7828 0,9644 1,2251 3,0625 23,7634 8,1837 55,7763 25,6852 2,0287 0,5605 2,1803 5,8469 15,1260 6,8506 58,2781 15,5774 0 2,2334 1,3901 4,0498 0 0 23,2507 22,6816 1,2021 0,4091 1,5149 5,3533 10,6273 Lampiran 3 (lanjutan) pyren 6655435 0,0000 0,01 area standar nanogram contoh (ng) berat contoh basah(mg) 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,3508 0,0214 0,0978 0,0399 0,0573 0,3557 0,1883 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,1941 0,0182 0,1768 0,0227 0,0000 0,1263 0,0000 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2677 0,0146 0,0280 0,0000 0,0247 0,0901 0,0000 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2268 0,0120 0,0064 0,0151 0,0535 0,1063 0,0309 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,1604 0,0000 0,0286 0,0097 0,0217 0,1269 0,0000 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 1,9981 0,0247 0,0109 0,0788 0,0973 0,6075 0,0202 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,5139 0,0238 0,0476 0,0608 0,0908 0,4036 0,0000 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 Total Stasiun 1 15 Mei 2007 ukuran panjang tubuh (cm) 5,5-6,0 29 Mei 2007 1,0-1,5 waktu pengambilan 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 12 Juni 2007 1,0-1,5 2,5-3,0 Senyawa PAH area contoh Napthalen 349995 1 metilnapthalen 127977 asenapthen 115767 fluoren 59350 anthrasen 86053 fluoranthen 348221 pyren 125302 Total Napthalen 193683 1 metilnapthalen 108319 asenapthen 209312 fluoren 33695 anthrasen 0 fluoranthen 123609 pyren total Napthalen 267099 1 metilnapthalen 87227 asenapthen 33196 fluoren anthrasen 37134 fluoranthen 88203 pyren total Napthalen 226328 1 metilnapthalen 71739 asenapthen 7531 fluoren 22532 anthrasen 80346 fluoranthen 104042 pyren 20533 total Napthalen 160076 1 metilnapthalen asenapthen 33859 fluoren 14370 anthrasen 32628 fluoranthen 124283 pyren total Napthalen 1993750 1 metilnapthalen 147341 asenapthen 12964 fluoren 117238 anthrasen 145972 fluoranthen 594788 pyren 13415 total Napthalen 512813 1 metilnapthalen 142278 asenapthen 56344 fluoren 90443 anthrasen 136252 fluoranthen 395112 pyren 0 41,7883 µg g-1 35,0750 2,1445 9,7760 3,9902 5,7335 35,5686 18,8270 111,1149 19,4101 1,8151 17,6754 2,2654 0 12,6259 0 53,7919 26,7675 1,4617 2,8032 0 2,4742 9,0094 0 42,5160 22,6816 1,2021 0,6360 1,5149 5,3533 10,6273 3,0851 45,1003 16,0421 0 2,8592 0,9661 2,1739 12,6947 0 34,7362 199,8053 2,4690 1,0947 7,8821 9,7258 60,7539 2,0156 283,7465 51,3920 2,3841 4,7580 6,0807 9,0782 40,3583 0 Lampiran 3 (lanjutan) 4,0-4,5 Stasiun 1 waktu pengambilan 12 Juni 2007 26 Juni 2007 rata-rata 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 napthalen 58.92721 30.3246 26.13768 23.7851 ukuran panjang tubuh 4,0-4,5 total Napthalen 197971 1 metilnapthalen 52749 Senyawa PAH asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren area contoh 9978466 59676629 area standar 22024 11841995 57403 14873893 98100 15008758 270292 9790114 52698 6655435 total 5,5-6,0 Napthalen 240819 9978466 1 metilnapthalen 122646 59676629 asenapthen 12786 11841995 fluoren 22237 14873893 anthrasen 78168 15008758 fluoranthen 0 9790114 pyren 12830 6655435 total 1,0-1,5 Napthalen 262097 9978466 1 metilnapthalen 134945 59676629 asenapthen 11841995 fluoren 49968 14873893 anthrasen 42981 15008758 fluoranthen 288183 9790114 pyren 30798 6655435 total 2,5-3,0 Napthalen 239792 9978466 1 metilnapthalen 74395 59676629 asenapthen 8620 11841995 fluoren 29556 14873893 anthrasen 28660 15008758 fluoranthen 47203 9790114 pyren 25268 6655435 total 4,0-4,5 Napthalen 246299 9978466 1 metilnapthalen 144403 59676629 asenapthen 11471 11841995 fluoren 32917 14873893 anthrasen 47148 15008758 fluoranthen 173008 9790114 pyren 11498 6655435 total 5,5-6,0 Napthalen 268220 9978466 1 metilnapthalen 154376 59676629 asenapthen 9270 11841995 fluoren 25985 14873893 anthrasen 28026 15008758 fluoranthen 241001 9790114 pyren 6655435 total 1 metilnapthalen asenapthen fluoren 2.053156 4.065734 3.646456 1.515277 2.285223 2.523845 2.200593 1.06401 2.401806 1.713864 3.092418 1.884698 0,1984 0,0088 nanogram contoh (ng) 0,0186 0,0386 0,0654 0,2761 0,0792 0,2413 0,0206 0,0108 0,0150 0,0521 0,0000 0,0193 0,2627 0,0226 0,0000 0,0336 0,0286 0,2944 0,0463 0,2403 0,0125 0,0073 0,0199 0,0191 0,0482 0,0380 0,2468 0,0242 0,0097 0,0221 0,0314 0,1767 0,0173 0,2688 0,0259 0,0078 0,0175 0,0187 0,2462 0,0000 anthrasen 4.879831 5.465249 5.130311 3.609079 0,01 0,01 berat contoh basah(mg) 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 114,0512 19,8398 0,8839 µg g-1 1,8598 3,8593 6,5362 27,6087 7,9180 68,5058 0,01 24,1339 0,01 2,0552 0,01 1,0797 0,01 1,4950 0,01 5,2082 0,01 0 0,01 1,9277 35,8997 0,01 26,2663 0,01 2,2613 0,01 0 0,01 3,3594 0,01 2,8637 0,01 29,4361 0,01 4,6275 68,8143 0,01 24,0309 0,01 1,2466 0,01 0,7279 0,01 1,9871 0,01 1,9096 0,01 4,8215 0,01 3,7966 38,5203 0,01 24,6831 0,01 2,4198 0,01 0,9687 0,01 2,2131 0,01 3,1414 0,01 17,6717 0,01 1,7276 52,8252 0,01 26,8799 0,01 2,5869 0,01 0,7828 0,01 1,7470 0,01 1,8673 0,01 24,6168 0,01 0 58,4807 fluoranthen pyren 25.77557 3.730214 21.88138 4.814922 20.55612 6.39844 19.3287 5.787691 Lampiran 3 (lanjutan) stasiun waktu pengambilan 1 Mei 2007 ukuran panjang tubuh (cm) 1,0-1,5 2 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 15 Mei 2007 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 senyawa PAH area contoh Napthalen 356904 1 metilnapthalen 163691 asenapthen 39518 fluoren 112017 anthrasen 126561 fluoranthen 494830 pyren 86618 total Napthalen 207537 1 metilnapthalen 50062 asenapthen 7969 fluoren 20733 anthrasen 41489 fluoranthen 153060 pyren total Napthalen 248057 1 metilnapthalen 66644 asenapthen 19393 fluoren 25470 anthrasen 45911 fluoranthen 199204 pyren Total Napthalen 232847 1 metilnapthalen 114967 asenapthen fluoren anthrasen 40625 fluoranthen 130485 pyren 14036 Total napthalena 272915 1 metilnapthalena 55638 asenapthena 116552 fluorena 31927 anthrasena 65817 fluoranthena 161478 pyrena Total Napthalen 359999 1 metilnapthalen 138585 asenapthen 46628 fluoren 41429 anthrasen 65685 fluoranthen 172954 pyren Total Napthalen 197679 1 metilnapthalen 61192 asenapthen 31290 fluoren 17900 anthrasen 48250 fluoranthen 112496 area standar nanogram contoh (ng) berat contoh basah(mg) 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,3577 0,0274 0,0334 0,0753 0,0843 0,5054 0,1301 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2080 0,0084 0,0067 0,0139 0,0276 0,1563 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2486 0,0112 0,0164 0,0171 0,0306 0,2035 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2333 0,0193 0 0 0,0271 0,1333 0,0211 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2735 0,0093 0,0984 0,0215 0,0439 0,1649 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,3608 0,0232 0,0394 0,0279 0,0438 0,1767 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 0,1981 0,0103 0,0264 0,0120 0,0321 0,1149 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 ppm 35,7674 2,7430 3,3371 7,5311 8,4325 50,5438 13,0146 121,3696 20,7985 0,8389 0,6729 1,3939 2,7643 15,6341 0 42,1027 24,8592 1,1168 1,6376 1,7124 3,0589 20,3475 0 52,7324 23,3349 1,9265 0 0 2,7068 13,3282 2,1090 43,4054 27,3504 0,9323 9,8423 2,1465 4,3852 16,4940 0 61,1507 36,0776 2,3223 3,9375 2,7854 4,3764 17,6662 0 67,1654 19,8106 1,0254 2,6423 1,2035 3,2148 11,4908 Lampiran 3 (lanjutan) pyren 6655435 0 0,01 area standar nanogram contoh (ng) berat contoh basah(mg) 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2481 0,0114 0,0780 0,0140 0,0283 0,1146 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,1720 0 0 0,0097 0,0222 0,0425 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,0929 0,0037 0 0 0,0118 0 0,0268 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2331 0,0145 0 0,0183 0,0284 0,0698 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,1244 0,0048 0 0 0,0192 0 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2815 0,0157 0,0247 0,0772 0,0487 0,3088 0,1568 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 0,2874 0,0306 0,0771 0,0418 0,0307 0,3652 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 total waktu pengambilan 15 Mei 2007 ukuran panjang tubuh (cm) 5,5-6,0 29 Mei 2007 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 12 Juni 2007 1,0-1,5 2,5-3,0 senyawa PAH area contoh Napthalen 247589 1 metilnapthalen 68156 asenapthen 92369 fluoren 20754 anthrasen 42501 fluoranthen 112173 pyren total Napthalen 171589 1 metilnapthalen asenapthen fluoren 14375 anthrasen 33341 fluoranthen 41577 pyren total Napthalen 92702 1 metilnapthalen 22333 asenapthen 0 fluoren 0 anthrasen 17679 fluoranthen 0 pyren 17842 total Napthalen 232639 1 metilnapthalen 86247 asenapthen 0 fluoren 27234 anthrasen 42665 fluoranthen 68358 pyren 0 total Napthalen 124141 1 metilnapthalen 28717 asenapthen 0 fluoren 0 anthrasen 28886 fluoranthen 0 pyren 0 total Napthalen 280940 1 metilnapthalen 93420 asenapthen 29288 fluoren 114841 anthrasen 73128 fluoranthen 302271 pyren 104325 Total Napthalen 286795 1 metilnapthalen 182658 asenapthen 91307 fluoren 62219 anthrasen 46106 fluoranthen 357495 0 39,3873 ppm 24,8123 1,1421 7,8001 1,3953 2,8317 11,4578 0 49,4394 17,1959 0 0 0,9665 2,2214 4,2468 0 24,6307 9,2902 0,3742 0 0 1,1779 0 2,6808 13,5232 23,3141 1,4452 0 1,8310 2,8427 6,9823 0 36,4154 12,4409 0,4812 0 0 1,9246 0 0 14,8467 28,1546 1,5654 2,4732 7,7210 4,8724 30,8751 15,6752 91,3369 28,7414 3,0608 7,7104 4,1831 3,0719 36,5159 Lampiran 3 (lanjutan) pyren 112693 6655435 0,1693 0,01 Napthalen 1 metilnapthalen 312102 142526 9978466 59676629 0,3128 0,0239 0,01 0,01 senyawa PAH area contoh area standar nanogram contoh (ng) berat contoh basah(mg) asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren 65680 65160 65760 456190 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,0555 0,0438 0,0438 0,4660 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2121 0,0316 0 0,0331 0,0185 0,4653 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2202 0,0298 0,0131 0,0043 0,0217 0,1589 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2561 0,0182 0,0356 0,0094 0,0332 0,1170 0,0848 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,7151 0,0546 0,0176 0,0452 0,0370 0,4746 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9978466 59676629 11841995 14873893 15008758 9790114 6655435 0,2029 0,0262 0,0417 0,0194 0,0299 0,3360 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 total 4,0-4,5 waktu pengambilan 12 Juni 2007 ukuran panjang tubuh (cm) 4,0-4,5 5,5-6,0 26 Juni 2007 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0 Rata-rata 1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 napthalen 26.09714 24.10377 34.15441 total Napthalen 211631 1 metilnapthalen 188331 asenapthen fluoren 49277 anthrasen 27731 fluoranthen 455535 pyren total Napthalen 219699 1 metilnapthalen 177699 asenapthen 15513 fluoren 6409 anthrasen 32529 fluoranthen 155575 pyren total Napthalen 255560 1 metilnapthalen 108337 asenapthen 42180 fluoren 14046 anthrasen 49846 fluoranthen 114521 pyren 56449 total Napthalen 713566 1 metilnapthalen 325942 asenapthen 20854 fluoren 67282 anthrasen 55493 fluoranthen 464648 pyren total Napthalen 202416 1 metilnapthalen 156280 asenapthen 49355 fluoren 28784 anthrasen 44877 fluoranthen 328934 pyren total 1 metilnapthalen 1.643685 1.682317 2.287499 asenapthen 3.39252 3.176559 2.317464 fluoren 3.759191 1.861342 2.730233 anthrasen 4.415768 2.942349 3.439045 fluoranthen 23.61016 16.30277 26.57571 16,9325 100,2161 31,2776 2,3883 ppm 5,5464 4,3808 4,3814 46,5970 0 94,5715 21,2088 3,1559 0 3,3130 1,8477 46,5301 0 76,0554 22,0173 2,9777 1,3100 0,4309 2,1673 15,8910 0 44,7943 25,6112 1,8154 3,5619 0,9443 3,3211 11,6976 8,4816 55,4332 71,5106 5,4618 1,7610 4,5235 3,6974 47,4609 0 134,4152 20,2853 2,6188 4,1678 1,9352 2,9901 33,5986 0 65,5957 pyren 5.737957 5.618987 0 Lampiran 3 (lanjutan) 5,5-6,0 20.41644 1.864888 2.393583 Rumus menghitung konsentrasi PAH: Cc Dimana : Ac Ast W Kst Cc : konsentrasi PAH (ppm) Ac : luasan area larutan contoh Ast : luasan area larutan standar W : berat basah contoh (gram) 1.328704 2.460164 20.98294 0.421791 Lampiran 4. Data berat tubuh dan konsentrasi total PAH pada kerang hijau di stasiun 1 pengambilan ke 1 berat Konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1,01 0,1735 0,8980 1,01 0,1738 0,8995 1,01 0,1741 0,9011 1,03 0,1744 0,9026 1,04 0,1844 0,9544 1,04 0,1750 0,9057 1,04 0,1752 0,9068 1,06 0,1755 0,9083 1,06 0,1757 0,9094 1,06 0,1760 0,9109 1,09 0,1763 0,9124 1,1 0,1766 0,9138 1,1 0,1769 0,9153 1,13 0,1771 0,9168 1,14 0,1774 0,9183 1,17 0,1777 0,9198 1,17 0,1782 0,9225 1,18 0,1785 0,9240 1,2 0,1788 0,9256 1,2 0,1791 0,9271 1,2 0,1794 0,9287 1,2 0,1797 0,9302 1,22 0,1800 0,9318 1,22 0,1803 0,9333 1,25 0,1806 0,9349 1,25 0,1808 0,9360 1,25 0,1811 0,9375 1,28 0,1814 0,9391 1,29 0,1817 0,9406 pengambilan ke 2 berat Konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1,01 0,1733 1,0047 1,01 0,1739 1,0082 1,01 0,1736 1,0065 1,04 0,1747 1,0129 1,05 0,1741 1,0094 1,05 0,1747 1,0131 1,08 0,1751 1,0151 1,08 0,1754 1,0170 1,1 0,1746 1,0123 1,1 0,1753 1,0163 1,1 0,1741 1,0094 1,12 0,1756 1,0181 1,14 0,1764 1,0227 1,16 0,1760 1,0207 1,17 0,1763 1,0219 1,17 0,1759 1,0198 1,19 0,1802 1,0447 1,2 0,1818 1,0540 1,2 0,1815 1,0523 1,21 0,1821 1,0558 1,23 0,1826 1,0587 1,23 0,1827 1,0592 1,23 0,1843 1,0685 1,24 0,1834 1,0633 1,26 0,1823 1,0569 1,27 0,1830 1,0610 1,28 0,1831 1,0616 1,28 0,1835 1,0639 1,3 0,1833 1,0627 kisaran panjang tubuh 1-1,5 cm pengambilan ke 3 berat Konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1 0,1741 0,9770 1 0,1747 0,9806 1 0,1751 0,9825 1,02 0,1754 0,9844 1,03 0,1746 0,9798 1,03 0,1753 0,9837 1,05 0,1741 0,9770 1,05 0,1756 0,9854 1,06 0,1764 0,9899 1,07 0,1765 0,9907 1,08 0,1773 0,9947 1,09 0,1799 1,0095 1,12 0,1802 1,0112 1,12 0,1818 1,0202 1,12 0,1815 1,0185 1,15 0,1821 1,0219 1,16 0,1826 1,0247 1,17 0,1827 1,0252 1,17 0,1843 1,0342 1,2 0,1864 1,0460 1,2 0,1854 1,0404 1,22 0,1830 1,0269 1,23 0,1831 1,0275 1,24 0,1835 1,0297 1,24 0,1833 1,0286 1,24 0,1849 1,0376 1,26 0,1852 1,0393 1,27 0,1856 1,0415 1,29 0,1900 1,0662 pengambilan ke 4 berat Konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1 0,1764 5,2160 1 0,1765 5,2204 1,01 0,1773 5,2412 1,03 0,1799 5,3195 1,03 0,1802 5,3283 1,04 0,1818 5,3756 1,07 0,1815 5,3668 1,09 0,1821 5,3845 1,1 0,1826 5,3993 1,1 0,1827 5,4022 1,11 0,1843 5,4496 1,11 0,1884 5,5708 1,12 0,1858 5,4946 1,14 0,1865 5,5149 1,16 0,1872 5,5352 1,16 0,1879 5,5555 1,16 0,1896 5,6054 1,16 0,1849 5,4673 1,17 0,1852 5,4762 1,18 0,1856 5,4880 1,21 0,1900 5,6181 1,21 0,1874 5,5400 1,22 0,1899 5,6151 1,22 0,1895 5,6033 1,25 0,1873 5,5385 1,26 0,1900 5,6181 1,27 0,1885 5,5749 1,27 0,1887 5,5811 1,3 0,1881 5,5619 pengambilan ke 5 berat Konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1 0,1750 1,6933 1 0,1752 1,6953 1,01 0,1755 1,6982 1,02 0,1757 1,7001 1,02 0,1760 1,7029 1,03 0,1763 1,7057 1,04 0,1766 1,7085 1,05 0,1769 1,7112 1,05 0,1771 1,7140 1,06 0,1774 1,7168 1,06 0,1777 1,7195 1,06 0,1782 1,7246 1,09 0,1785 1,7275 1,1 0,1788 1,7304 1,11 0,1791 1,7333 1,11 0,1794 1,7362 1,14 0,1797 1,7391 1,14 0,1800 1,7420 1,15 0,1803 1,7449 1,15 0,1806 1,7478 1,15 0,1809 1,7507 1,18 0,1812 1,7536 1,19 0,1815 1,7565 1,21 0,1818 1,7594 1,21 0,1820 1,7613 1,22 0,1823 1,7642 1,22 0,1826 1,7670 1,22 0,1829 1,7699 1,25 0,1832 1,7727 1,31 1,31 1,31 1,33 1,34 1,34 1,36 1,39 1,39 1,39 1,39 1,4 1,4 1,42 1,43 1,44 1,44 1,44 1,47 1,47 1,5 1,51 1,5 1,5 1,5 0,1820 0,1823 0,1826 0,1829 0,1832 0,1835 0,1838 0,1841 0,1843 0,1846 0,1849 0,1852 0,1855 0,1858 0,1861 0,1864 0,1867 0,1870 0,1873 0,1876 0,1879 0,1979 0,1884 0,1888 0,1891 9,8075 0,9421 0,9436 0,9452 0,9467 0,9482 0,9497 0,9513 0,9526 0,9541 0,9556 0,9572 0,9587 0,9602 0,9617 0,9632 0,9647 0,9662 0,9678 0,9693 0,9708 0,9723 1,0241 0,9753 0,9770 0,9785 50,7602 1,3 1,32 1,33 1,34 1,34 1,36 1,37 1,37 1,39 1,4 1,41 1,41 1,41 1,44 1,45 1,46 1,46 1,48 1,48 1,49 1,49 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 0,1833 0,1852 0,1846 0,1863 0,1874 0,1846 0,1895 0,1873 0,1863 0,1885 0,1875 0,1874 0,1892 0,1868 0,1879 0,1872 0,1895 0,1855 0,1867 0,1876 0,1886 0,1986 0,1887 0,1889 0,1882 0,1878 10,0520 1,0627 1,0737 1,0702 1,0801 1,0862 1,0702 1,0987 1,0859 1,0801 1,0931 1,0870 1,0868 1,0969 1,0830 1,0894 1,0853 1,0987 1,0755 1,0824 1,0876 1,0934 1,1514 1,0940 1,0952 1,0911 1,0888 58,2780 0,4002 0,4003 0,4005 0,4007 0,401 4,7988 4,8000 4,8024 4,8048 4,8084 2,5 2,5300 2,54 2,57 2,57 0,4001 0,4003 0,4004 0,4008 0,4008 0,8880 0,8885 0,8887 0,8896 0,8896 total 2,5 2,51 2,52 2,53 2,53 1,29 1,3 1,32 1,32 1,32 1,35 1,36 1,37 1,38 1,38 1,4 1,4 1,42 1,43 1,45 1,45 1,46 1,46 1,47 1,48 1,5 1,51 1,5 0,1874 0,1899 0,1895 0,1873 0,1900 0,1885 0,1887 0,1881 0,1892 0,1868 0,1879 0,1872 0,1895 0,1889 0,1877 0,1868 0,1900 0,1897 0,1895 0,1896 0,1895 0,1995 0,1900 9,5859 1,0514 1,0656 1,0634 1,0511 1,0662 1,0580 1,0592 1,0555 1,0617 1,0483 1,0544 1,0504 1,0634 1,0600 1,0533 1,0482 1,0662 1,0645 1,0634 1,0637 1,0635 1,1196 1,0664 53,7918 kisaran panjang tubuh 2,5-3 cm 2,5 0,3933 1,6204 2,52 0,3935 1,6212 2,53 0,3944 1,6249 2,56 0,3939 1,6228 2,58 0,3950 1,6274 1,3 1,3 1,32 1,33 1,34 1,34 1,34 1,37 1,39 1,4 1,41 1,41 1,42 1,45 1,45 1,46 1,47 1,47 1,48 1,49 1,5 1,5 0,1892 0,1868 0,1979 0,1872 0,1895 0,1889 0,1877 0,1868 0,1900 0,1897 0,1895 0,1897 0,1899 0,1995 0,1938 0,1959 0,1970 0,1980 0,1967 0,1989 0,1879 0,1999 9,5961 10 5,5944 5,5236 5,8517 5,5350 5,6033 5,5856 5,5501 5,5231 5,6181 5,6092 5,6020 5,6088 5,6156 5,8993 5,7299 5,7931 5,8238 5,8545 5,8149 5,8813 5,5560 5,9108 283,7462 1,25 1,27 1,28 1,29 1,29 1,31 1,31 1,32 1,33 1,33 1,34 1,37 1,38 1,39 1,4 1,4 1,41 1,42 1,45 1,45 1,45 1,46 1,47 1,49 1,5 0,1835 0,1838 0,1841 0,1843 0,1846 0,1861 0,1961 0,1875 0,1878 0,1881 0,1864 0,1867 0,1870 0,1873 0,1876 0,1879 0,1979 0,1884 0,1888 0,1891 0,1885 0,1873 0,1896 0,1864 0,1899 9,8875 1,7756 1,7784 1,7809 1,7838 1,7866 1,8007 1,8975 1,8145 1,8175 1,8205 1,8036 1,8063 1,8093 1,8121 1,8150 1,8178 1,9146 1,8235 1,8266 1,8294 1,8239 1,8123 1,8346 1,8036 1,8375 95,6723 2,5 2,51 2,52 2,54 2,57 0,3992 0,3990 0,3985 0,3978 0,3973 4,4024 4,4007 4,3945 4,3868 4,3818 2,5 2,51 2,51 2,51 2,55 0,3758 0,3764 0,3790 0,3794 0,3899 2,2452 2,2488 2,2643 2,2667 2,3295 2,59 2,6 2,6 2,6 2,64 2,65 2,65 2,69 2,7 2,7 2,71 2,71 2,75 2,76 2,77 2,8 2,81 2,9 2,95 2,96 2,99 0,4014 0,4015 0,4019 0,402 0,4025 0,4027 0,4028 0,403 0,4033 0,4035 0,4041 0,4042 0,4045 0,4046 0,4048 0,4051 0,4054 0,4056 0,4059 0,406 0,4065 10,484 4,8132 4,8144 4,8192 4,8204 4,8264 4,8288 4,8300 4,8324 4,8360 4,8384 4,8456 4,8468 4,8504 4,8516 4,8540 4,8576 4,8612 4,8636 4,8672 4,8684 4,8744 125,7143 2,58 2,59 2,6 2,63 2,64 2,64 2,65 2,69 2,69 2,7 2,71 2,74 2,74 2,74 2,77 2,8 2,82 2,83 2,84 2,9 2,92 2,93 2,94 2,96 2,97 0,4011 0,4012 0,4014 0,4018 0,4019 0,4021 0,4023 0,4025 0,4021 0,4020 0,4021 0,4024 0,4030 0,4031 0,4035 0,4041 0,4042 0,4039 0,4044 0,4042 0,4043 0,4049 0,4050 0,4030 0,4040 10,4754 0,8902 0,8906 0,8910 0,8918 0,8920 0,8925 0,8929 0,8934 0,8925 0,8923 0,8925 0,8931 0,8945 0,8947 0,8956 0,8969 0,8971 0,8965 0,8976 0,8971 0,8973 0,8988 0,8990 0,8945 0,8967 23,2506 1,1407 1,1504 1,1515 1,1612 1,1614 1,162 12,1805 12,2841 12,2958 12,3994 12,4016 12,4080 4,03 4,05 4,08 4,14 4,17 4,23 1,12 1,1204 1,1203 1,1334 1,1335 1,134 4,6020 4,6036 4,6032 4,6570 4,6574 4,6595 total 4,01 4,04 4,14 4,24 4,28 4,33 2,6 2,6 2,61 2,62 2,65 2,66 2,67 2,72 2,75 2,76 2,77 2,78 2,8 2,83 2,85 2,89 2,9 2,91 2,92 2,95 3 0,3943 0,3943 0,3942 0,3941 0,3965 0,3968 0,3947 0,3987 0,3991 0,3990 0,3988 0,3986 0,3995 0,3993 0,3992 0,3990 0,3984 0,3978 0,3973 0,3999 0,4000 10,3196 1,6245 1,6243 1,6241 1,6238 1,6337 1,6349 1,6262 1,6428 1,6443 1,6437 1,6430 1,6424 1,6458 1,6452 1,6445 1,6439 1,6412 1,6387 1,6368 1,6476 1,6480 42,5160 kisaran panjang tubuh 4-4,5 cm 4,02 1,1205 4,9786 4,05 1,1208 4,9799 4,07 1,1211 4,9812 4,13 1,1215 4,9830 4,16 1,123 4,9897 4,21 1,1216 4,9834 2,58 2,61 2,63 2,64 2,66 2,68 2,69 2,72 2,73 2,74 2,77 2,82 2,83 2,86 2,87 2,9 2,91 2,92 2,95 2,96 3 0,3999 0,3985 0,3977 0,3973 0,3944 0,3939 0,3950 0,3945 0,3938 0,3951 0,3968 0,3947 0,3991 0,3990 0,3988 0,3986 0,3995 0,3991 0,4012 0,4011 0,4015 10,3411 4,4105 4,3945 4,3857 4,3818 4,3498 4,3443 4,3564 4,3509 4,3432 4,3575 4,3766 4,3534 4,4018 4,4001 4,3983 4,3966 4,4057 4,4018 4,4248 4,4237 4,4281 114,0515 2,56 2,57 2,59 2,6 2,61 2,61 2,64 2,65 2,67 2,69 2,7 2,72 2,77 2,8 2,83 2,86 2,87 2,88 2,9 2,91 2,99 3 0,3897 0,3890 0,3900 0,3900 0,3902 0,3905 0,3909 0,3912 0,3915 0,3920 0,3922 0,3924 0,3925 0,3930 0,3932 0,3931 0,3950 0,3945 0,3938 0,3951 0,3968 0,3983 10,5603 2,3283 2,3241 2,3301 2,3301 2,3310 2,3330 2,3351 2,3372 2,3390 2,3420 2,3432 2,3444 2,3450 2,3480 2,3492 2,3486 2,3599 2,3569 2,3528 2,3605 2,3709 2,3795 63,0926 4,03 4,05 4,1 4,15 4,2 4,21 1,12 1,1202 1,122 1,1235 1,1233 1,1304 7,3710 7,3723 7,3841 7,3940 7,3927 7,4394 4 4,05 4,12 4,16 4,25 4,3 1,1199 1,1204 1,1205 1,1225 1,1226 1,1228 8,6578 8,6616 8,6624 8,6779 8,6786 8,6802 4,43 4,45 4,5 total 1,1614 1,1628 1,1648 10,4162 12,4016 12,4165 12,4379 111,2253 4,26 4,37 4 1,1345 1,1339 1,1402 10,1702 4,6615 4,6591 4,6850 41,7883 5,51 5,65 5,65 5,85 5,98 total 2,0023 2,0012 2,0002 2,001 2,1015 10,1062 11,0507 11,0447 11,0391 11,0436 11,5982 55,7763 5,51 5,62 5,74 5,85 5,95 2,0014 2,0015 2,0017 2,0018 2,0019 10,0083 22,2201 22,2212 22,2234 22,2246 22,2257 111,115 4,27 4,32 4,39 1,1315 1,1455 1,145 10,1505 5,0274 5,0896 5,0874 45,1003 kisaran panjang tubuh 5,5-6 cm 5,5 2,0011 6,9454 5,63 2,0012 6,9457 5,73 2,0015 6,9468 5,81 2,0017 6,9474 5,94 2,0027 6,9509 10,0082 34,7362 4,3 4,4 4 1,13 1,14 1,3999 10,4093 7,4368 7,5026 9,2130 68,5058 4,33 4,39 4,45 1,123 1,1231 1,123 10,0978 8,6817 8,6825 8,6817 78,0644 5,5 5,6 5,71 5,84 5,99 2,001 2,0014 2,002 2,0024 2,0025 10,0093 7,1769 7,1783 7,1804 7,1819 7,1822 35,8997 5,52 5,61 5,77 5,92 6 2,001 2,0014 2,0018 2,0024 2,0023 10,0089 17,1865 17,1900 17,1934 17,1986 17,1977 85,9662 Lampiran 5. Data berat tubuh dan konsentrasi total PAH pada kerang hijau di stasiun 2 pengambilan ke 1 berat konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1,01 0,1849 2,2430 1,01 0,1852 2,2466 1,03 0,1855 2,2501 1,04 0,1858 2,2537 1,06 0,1861 2,2572 1,06 0,1864 2,2608 1,06 0,1867 2,2642 1,07 0,1870 2,2679 1,1 0,1873 2,2714 1,1 0,1876 2,2750 1,11 0,1879 2,2785 1,11 0,1882 2,2821 1,13 0,1884 2,2857 1,14 0,1888 2,2897 pengambilan ke 2 berat konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1 0,1815 1,1166 1 0,1821 1,1203 1,01 0,1826 1,1234 1,02 0,1827 1,1240 1,02 0,1843 1,1338 1,03 0,1834 1,1283 1,04 0,1823 1,1215 1,05 0,183 1,1258 1,05 0,1831 1,1265 1,06 0,1835 1,1289 1,07 0,1833 1,1277 1,08 0,1833 1,1277 1,08 0,1852 1,1394 1,1 0,1846 1,1357 kisaran panjang tubuh 1-1,5 cm pengambilan ke 3 berat Konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1 0,1835 0,4678 1,01 0,1833 0,4672 1,01 0,1849 0,4713 1,01 0,1852 0,4721 1,03 0,1856 0,4731 1,03 0,1900 0,4843 1,04 0,1874 0,4776 1,05 0,1899 0,4841 1,07 0,1895 0,4830 1,07 0,1873 0,4775 1,08 0,1900 0,4843 1,08 0,1885 0,4806 1,1 0,1887 0,4811 1,12 0,1881 0,4795 pengambilan ke 4 berat Konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1 0,1764 1,6230 1 0,1765 1,6244 1,01 0,1773 1,6309 1,02 0,1799 1,6552 1,03 0,1802 1,6580 1,03 0,1818 1,6727 1,04 0,1815 1,6699 1,05 0,1821 1,6754 1,05 0,1826 1,6800 1,07 0,1827 1,6810 1,08 0,1843 1,6957 1,1 0,1884 1,7334 1,1 0,1858 1,7097 1,11 0,1865 1,7160 pengambilan ke 5 berat konsentrasi panjang (gr) (ug/g) 1 0,1815 1,2478 1,01 0,1818 1,2498 1,01 0,1820 1,2512 1,01 0,1823 1,2532 1,02 0,1826 1,2553 1,02 0,1829 1,2573 1,03 0,1832 1,2593 1,06 0,1835 1,2613 1,06 0,1838 1,2634 1,07 0,1841 1,2652 1,08 0,1843 1,2672 1,09 0,1846 1,2692 1,11 0,1861 1,2792 1,12 0,1961 1,3480 1,14 1,15 1,15 1,18 1,19 1,21 1,21 1,21 1,23 1,23 1,24 1,26 1,26 1,29 1,29 1,29 1,31 1,32 1,33 1,33 1,36 1,36 1,37 1,37 1,4 1,4 1,41 1,43 1,43 1,43 1,46 1,46 1,47 1,47 0,1891 0,1894 0,1897 0,1900 0,1903 0,1906 0,1908 0,1911 0,1914 0,1917 0,1920 0,1923 0,1926 0,1929 0,1932 0,1935 0,1937 0,1940 0,1943 0,1946 0,1949 0,1952 0,1955 0,1958 0,1961 0,1964 0,1967 0,1970 0,1973 0,1976 0,1979 0,1982 0,1985 0,1988 2,2933 2,2969 2,3005 2,3041 2,3076 2,3111 2,3147 2,3183 2,3219 2,3254 2,3286 2,3321 2,3357 2,3392 2,3428 2,3464 2,3499 2,3535 2,3572 2,3607 2,3643 2,3678 2,3714 2,3750 2,3785 2,3821 2,3857 2,3893 2,3928 2,3964 2,4000 2,4035 2,4071 2,4107 1,12 1,13 1,13 1,14 1,15 1,15 1,17 1,17 1,18 1,18 1,2 1,21 1,23 1,24 1,24 1,25 1,26 1,26 1,28 1,29 1,29 1,31 1,33 1,34 1,36 1,36 1,37 1,37 1,38 1,4 1,41 1,41 1,42 1,43 0,1863 0,187358 0,1846 0,1895 0,187307 0,1863 0,188538 0,187492 0,187447 0,1892 0,186803 0,1879 0,187189 0,1895 0,1855 0,1867 0,1876 0,1886 0,1986 0,1887 0,1889 0,19 0,1901 0,1903 0,1902 0,19 0,1903 0,1905 0,1901 0,1904 0,1905 0,1903 0,1904 0,1901 1,1461 1,1526 1,1357 1,1658 1,1523 1,1461 1,1599 1,1535 1,1532 1,1640 1,1492 1,1560 1,1516 1,1658 1,1412 1,1486 1,1541 1,1603 1,2218 1,1609 1,1621 1,1689 1,1695 1,1707 1,1701 1,1689 1,1707 1,1720 1,1695 1,1714 1,1720 1,1707 1,1714 1,1695 1,12 1,13 1,14 1,15 1,15 1,16 1,2 1,2 1,21 1,22 1,22 1,23 1,25 1,26 1,26 1,29 1,29 1,3 1,31 1,32 1,32 1,35 1,36 1,36 1,37 1,39 1,39 1,4 1,4 1,41 1,42 1,44 1,45 1,46 0,1892 0,1868 0,1879 0,1872 0,1895 0,1889 0,1877 0,1868 0,1900 0,1897 0,1895 0,1896 0,1895 0,1995 0,1900 0,1901 0,1900 0,1902 0,1904 0,1905 0,1903 0,1906 0,1907 0,1904 0,1906 0,1908 0,1909 0,1910 0,1911 0,1915 0,1909 0,1910 0,1914 0,1917 0,4823 0,4762 0,4790 0,4772 0,4830 0,4815 0,4785 0,4761 0,4843 0,4836 0,4830 0,4832 0,4831 0,5086 0,4844 0,4846 0,4843 0,4848 0,4853 0,4856 0,4851 0,4859 0,4861 0,4853 0,4859 0,4864 0,4866 0,4869 0,4871 0,4881 0,4866 0,4869 0,4879 0,4887 1,12 1,12 1,13 1,13 1,14 1,17 1,17 1,18 1,19 1,2 1,2 1,21 1,21 1,22 1,23 1,25 1,25 1,26 1,26 1,27 1,3 1,31 1,32 1,32 1,32 1,33 1,34 1,34 1,37 1,37 1,38 1,38 1,39 1,4 0,1872 0,1879 0,1896 0,1849 0,1852 0,1856 0,1900 0,1874 0,1899 0,1895 0,1873 0,1887 0,1889 0,1891 0,1900 0,1874 0,1899 0,1895 0,1873 0,1887 0,1900 0,1897 0,1895 0,1896 0,1895 0,1900 0,1902 0,1904 0,1905 0,1903 0,1902 0,1904 0,1905 0,1903 1,7223 1,7286 1,7442 1,7012 1,7040 1,7076 1,7481 1,7238 1,7472 1,7435 1,7234 1,7364 1,7381 1,7398 1,7481 1,7238 1,7472 1,7435 1,7234 1,7364 1,7481 1,7454 1,7435 1,7441 1,7436 1,7481 1,7500 1,7518 1,7527 1,7509 1,7500 1,7518 1,7527 1,7509 1,12 1,13 1,14 1,16 1,16 1,17 1,17 1,18 1,19 1,19 1,2 1,25 1,26 1,27 1,27 1,28 1,28 1,3 1,31 1,31 1,32 1,33 1,33 1,36 1,36 1,37 1,38 1,39 1,39 1,39 1,4 1,4 1,41 1,42 0,1875 0,1878 0,1881 0,1864 0,1867 0,1870 0,1873 0,1876 0,1879 0,1979 0,1884 0,1888 0,1891 0,1885 0,1873 0,1887 0,1889 0,1900 0,1901 0,1903 0,1902 0,1905 0,1901 0,1904 0,1905 0,1903 0,1908 0,1906 0,1907 0,1909 0,1911 0,1914 0,1914 0,1916 1,2890 1,2912 1,2933 1,2813 1,2832 1,2853 1,2873 1,2893 1,2913 1,3601 1,2954 1,2976 1,2996 1,2957 1,2875 1,2971 1,2985 1,3060 1,3067 1,3081 1,3074 1,3095 1,3067 1,3088 1,3095 1,3081 1,3115 1,3101 1,3108 1,3122 1,3136 1,3156 1,3158 1,3169 1,49 1,49 1,5 1,5 0,1991 0,1993 0,1996 0,1999 10,00675 2,4143 2,4178 2,4214 2,4250 121,369 1,46 1,47 1,48 1,49 1,5 0,1902 0,1903 0,1902 0,1905 0,1905 9,9398 1,1701 1,1707 1,1701 1,1720 1,171976 61,15092 0,4028 0,403 0,4033 0,4035 0,4041 0,4042 0,4045 0,4046 0,4048 0,4051 0,4054 0,4056 0,4059 0,406 0,4065 0,406654 0,406908 0,40715 0,407402 0,407654 0,407906 0,408158 0,408411 0,408663 0,408915 10,14712 1,671312 1,672142 1,673386 1,674216 1,676706 1,677121 1,678365 1,67878 1,67961 1,680855 1,6821 1,68293 1,684174 1,684589 1,686664 1,687305 1,688357 1,689361 1,690407 1,691453 1,692499 1,693545 1,694591 1,695637 1,696683 42,10279 2,5 2,51 2,52 2,52 2,53 2,54 2,55 2,55 2,56 2,6 2,61 2,61 2,62 2,63 2,64 2,64 2,68 2,69 2,7 2,71 2,72 2,79 2,8 2,81 2,82 2,83 0,38775 0,3873 0,3899 0,399467 0,399113 0,398956 0,398799 0,398641 0,39947 0,399317 0,399164 0,398799 0,398641 0,39947 0,399317 0,399164 0,399113 0,398956 0,399011 0,39775 0,3973 0,3999 0,4 0,4001 0,4003 0,4004 2,517217 2,514296 2,531175 2,59328 2,590987 2,589965 2,588944 2,587922 2,593302 2,592309 2,591317 2,588944 2,587922 2,593302 2,592309 2,591317 2,590987 2,589965 2,590325 2,582136 2,579215 2,596094 2,596743 2,597392 2,59869 2,599339 total 2,5 2,52 2,53 2,53 2,54 2,6 2,6 2,61 2,61 2,64 2,69 2,7 2,7 2,72 2,72 2,74 2,75 2,75 2,8 2,81 2,84 2,87 2,92 2,95 2,99 1,47 1,48 1,5 0,1912 0,1916 0,1920 9,6626 0,4874 0,4884 0,4894 24,6308 kisaran panjang tubuh 2,5-3 cm 2,5 0,3933 0,515845 2,51 0,3935 0,516108 2,52 0,3944 0,517288 2,52 0,3939 0,516632 2,56 0,395 0,518075 2,57 0,3943 0,517157 2,57 0,394267 0,517113 2,59 0,394195 0,517019 2,6 0,394124 0,516926 2,61 0,396542 0,520097 2,61 0,39683 0,520475 2,64 0,394723 0,517712 2,65 0,398749 0,522992 2,66 0,399113 0,52347 2,66 0,398956 0,523264 2,71 0,398799 0,523057 2,71 0,398641 0,522851 2,72 0,39947 0,523938 2,73 0,399317 0,523737 2,79 0,399011 0,523336 2,8 0,39775 0,521682 2,85 0,3973 0,521092 2,86 0,3999 0,524502 2,87 0,3899 0,511386 2,93 0,399467 0,523933 2,94 0,399113 0,52347 1,4 1,43 1,44 1,45 1,5 0,1909 0,1910 0,1912 0,1914 0,1916 9,9272 1,7564 1,7573 1,7592 1,7611 1,763033 91,33671 1,46 1,47 1,5 1,5 0,1917 0,1919 0,1920 0,1925 9,7919 1,3179 1,3189 1,3200 1,3232 67,30735 2,5 2,52 2,52 2,53 2,55 2,56 2,59 2,61 2,62 2,63 2,63 2,65 2,66 2,67 2,71 2,73 2,74 2,74 2,77 2,78 2,79 2,8 2,83 2,83 2,85 0,3899 0,399467 0,399113 0,3938 0,39845 0,39765 0,3973 0,3944 0,399164 0,399011 0,39845 0,39775 0,3973 0,3951 0,39683 0,394723 0,398641 0,399113 0,398956 0,398641 0,39947 0,399317 0,398799 0,4012 0,4011 9,943646 3,929545 4,025961 4,0224 3,968851 4,015715 4,007652 4,004125 3,974898 4,022914 4,021373 4,015715 4,00866 4,004125 3,981953 3,999387 3,978154 4,017643 4,0224 4,020815 4,017643 4,025994 4,024454 4,019229 4,04343 4,042423 100,2155 2,5 2,51 2,55 2,56 2,57 2,58 2,61 2,62 2,65 2,66 2,69 2,7 2,73 2,74 2,75 2,77 2,78 2,8 2,82 2,83 2,84 2,87 2,88 2,91 2,92 2,94 0,3758 0,3764 0,379 0,3794 0,3798 0,3799 0,3794 0,3789 0,38 0,393 0,3899 0,3879 0,3875 0,3888 0,3889 0,3945 0,3938 0,3931 0,3899 0,3897 0,389 0,39 0,3914 0,3924 0,379 0,3794 2,942677 2,947375 2,967734 2,970866 2,973998 2,974781 2,970866 2,966951 2,975564 3,07736 3,053086 3,037425 3,034293 3,044472 3,045255 3,089106 3,083624 3,078143 3,053086 3,05152 3,046038 3,053869 3,064831 3,072662 2,967734 2,970866 10,3461 67,1654 10,31057 13,52316 2,99 0,39683 10,42363 3,10735 81,62153 total 4,01 4,07 4,09 4,18 4,2 4,24 4,32 4,36 4,46 4,5 total 1,011416 1,017597 1,023786 1,029964 1,036141 1,042299 1,048486 1,054703 1,060868 1,067046 10,39231 5,132105 5,163469 5,194875 5,226222 5,257568 5,288812 5,320207 5,351755 5,383034 5,414385 52,73243 4,03 4,05 4,08 4,14 4,17 4,23 4,26 4,37 4,45 1,11 1,1125 1,1254 1,1246 1,1347 1,145 1,1458 1,1543 1,491 10,5433 4,1467 4,156039 4,204231 4,201242 4,238974 4,277452 4,280441 4,312195 5,570027 39,3873 kisaran panjang tubuh 4-4,5 cm 4,02 1,111 3,98883 4,09 1,1142 4,000319 4,13 1,1156 4,005346 4,17 1,1323 4,065304 4,2 1,1258 4,041967 4,28 1,1346 4,073562 4,38 1,1344 4,072843 4,42 1,1346 4,073562 4,47 1,1402 4,093667 10,1427 36,4154 5,51 5,65 5,65 5,85 5,89 total 1,9968 1,9979 1,999 2,0001 2,0012 9,995 8,671526 8,676303 8,68108 8,685857 8,690634 43,4054 5,51 5,6 5,69 5,76 5,83 1,9969 1,9954 1,9967 1,9978 1,9988 9,9856 9,886791 9,879364 9,885801 9,891247 9,896198 49,4394 kisaran panjang tubuh 5,5-6 cm 5,52 1,9024 2,941661 5,64 1,9146 2,960526 5,7 1,9123 2,95697 5,76 1,9456 3,008461 5,84 1,9266 2,979082 9,6015 14,8467 4 4,05 4,11 4,18 4,22 4,23 4,29 4,35 4,44 4,49 1,0215 1,0341 1,0356 1,0368 1,0299 1,036 1,0337 1,0456 1,0586 1,0684 10,4002 9,288743 9,403318 9,416958 9,42787 9,365126 9,420595 9,399681 9,50789 9,626102 9,715216 94,5715 4,01 4,07 4,14 4,18 4,21 4,3 4,33 4,42 4,47 4,5 1,022 1,0229 1,0334 1,0364 1,0348 1,0359 1,0387 1,0399 1,0397 1,04 10,3437 20,50551 20,52356 20,73424 20,79443 20,76233 20,7844 20,84058 20,86465 20,86064 20,86666 207,537 5,5 5,59 5,68 5,79 5,91 1,9064 1,9234 1,9264 1,9464 1,9576 9,6602 15,00921 15,14306 15,16668 15,32414 15,41232 76,0554 5,52 5,62 5,74 5,86 5,93 1,9054 1,9046 1,9112 1,9246 1,9364 9,5822 17,16813 17,16092 17,22039 17,34112 17,44744 86,338 Lampiran 6. Prosedur analisis PAH pada air dan biota (EPA,1996) Contoh air laut ekstraksi dengan EPA 3510 (sampel berjumlah 2 liter air dalam 1 ulangan ) Contoh biota ekstraksi dengan EPA 3540 Contoh sebanyak 400 ml dituang ke dalam corong pisah 500 ml Berat basah contoh ditimbang seberat 10 gram Pelarut diklorometan sebanyak 10 ml dituang ke dalam corong pisah Contoh dimasukkan ke dalam soklet dengan pelarut diklorometan Corong pisah dikocok-kocok lalu tunggu selama 10 menit Proses ekstraksi selama 3 jam sampai contoh benar-benar bersih Lapisan larutan bawah dikeluarkan ke dalam Erlenmeyer Penguapan dengan rotavapor hingga 0.5 ml setelah semua contoh tergabung Ulangi sampai 3 kali dari awal pemberian pelarut Penguapan dengan rotavapor hingga 6 ml setelah semua contoh tergabung Penguapan dengan gas Nitrogen hingga 0.5 ml setelah semua contoh tergabung Pemasukkan contoh 0.5 ml ke dalam vial untuk diinjeksi ke GC MS Pemasukkan contoh 0.5 ml ke dalam vial untuk diinjeksi ke GC MS Lampiran 7. Prosedur analisis total padatan tersuspensi (TSS) Timbang berat setiap kertas saring sebelum digunakan (mg) Saring air laut sejumlah 2L dengan kertas saring yang diletakkan antara gelas vacuum pump bagian atas dan bawah Nyalakan vacuum pump lalu tunggu sampai semua air laut di gelas bagian atas turun ke gelas bagian bawah Ambil kertas saring dari antara kedua gelas lalu keringkan dengan oven dengan suhu ±50°C Keluarkan kertas saring dari dalam oven lalu timbang berat keringnya (mg) Rumus TSS = (berat akhir kertas saring-berat awal kertas saring) Lampiran 8. Kromatografi Kromatografi dikenal sebagai istilah umum yang digunakan untuk proses pemisahan pada sebuah substansi yang akan dipisahkan menjadi partisi diferensial antara dua fase; untuk sebagian besar kasus, salah satu fasenya adalah fase diam dan fase lainnya adalah fase yang bergerak (Jennings, 1987). Metode yang dilakukan dengan kromatografi dapat memisahkan warna dengan sangat kuat dengan mengacu pada tiga sifat fisika umum pada molekul yakni kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan), kecenderungan untuk melekat pada permukaan serbuk halus (absorpsi), dan kecenderungan untuk menguap (keatsirian). Ketiga sifat inilah yang menjadi dasar pemisahan pada kromatografi walaupun sangat jarang terdapat molekul yang mempunyai perilaku yang persis sama paling tidak pada dua sifat diatas. Dan setelah dibagi lagi, maka tercetuslah bahwa dalam kromatografi terdapat dua fase, yaitu fase diam dan fase bergerak. Untuk fase diam, dapat digunakan lapisan tipis cairan atau permukaan zat padat yang melekat pada penyangga, sedangkan untuk fase yang bergerak dapat digunakan zat cair atau gas sehingga dinamakan dua jenis kromatografi yakni kromatografi gas dan kromatografi cair (Gritter et al., 1991). Kromatografi Gas (Gas Chromatography/GC) Kromatografi yang paling sering digunakan adalah kromatografi dengan fase diam zat cair dan fase bergerak gas yang disebut kromatografi gas. Proses yang terjadi adalah pertama-tama terjadi pengembangan dimana fase gerak bergerak melalui fase cair untuk dipisahkan, lalu hasilnya dideteksi dan divisualisasi. Jika senyawa-senyawa yang dipisahkan benar-benar dkeluarkan oleh sistem, maka senyawa tersebut telah dielusi. Hasil keseluruhan dari senyawa yang ditampakkan adalah kromatogram. Dalam kromatografi gas, terdapat fase gerak yaitu gas yang biasa disebut dengan gas pembawa (carrier gas) untuk digerakkan melalui fase diam yaitu zat cair sebagai penyangga. Gas yang dapat digunakan adalah gas helium, argon, nitrogen dan hidrogen. Fase diam berada dalam bentuk lapisan tipis yang diserap dalam suatu kolom yang terbuat dari logam, kaca atau plastik. Kolom ini terdiri dari dua jenis yaitu kolom kapiler (open tubular column) berbentuk film tipis (0,12 μm) dengan diameter 0,2-1 mm dan panjang 10-100 m serta kolom kemas (packed column) dengan diameter 2-8 mm dan panjang 1-10 m. Kolom tersebut harus diletakkan pada kondisi suhu yang sesuai dengan kelarutan senyawa (Gritter et al., 1991). Jenis kolom, ukuran kolom dan ukuran cuplikan (Gritter et al., 1991). Jenis Diameter % fase Cuplikan ukuran kolom dalam diam normal 6 mm 1-100 μl Dikemas 1-10% 3 mm 0.5-2.0 μl 1 mm 0.01-0.1 μl 0.25 mm 0.25 μm ≤ 0.05 μl Kapiler ~ 0.35 mm 0.10 μm ≤ 0.1 μl 0.25 μm ≤ 0.1 μl 1.0 μm ≤ 0.5 μl Selain gas pembawa dan kolom yang digunakan, terdapat spesifikasi yang lain yang diperlukan dalam kromatografi gas yakni suhu kolom dan jenis detektor. Dalam kromatografi gas, suhu kolom dalam proses pemisahan terbagi menjadi dua jenis, yaitu suhu tetap dan suhu terprogram. Suhu tetap atau biasa disebut isotermal paling bagus digunakan dalam analisis rutin namun masalah yang akan dialami adalah saat suhu terlalu tinggi maka komponen campuran akan terelusi tanpa terpisah, dan kebalikannya saat suhu terlalu rendah maka senyawa dengan titik didih tinggi akan sangat lama berada dalam kolom sehingga merusak pemisahan berikutnya. Makin lama suatu cuplikan atau kelompok senyawa dalam kolom, maka makin lebar alasnya. Pada suhu terprogram, suhu dinaikkan mulai dari suhu tertentu sampai tertentu yang lain dengan laju yang terkendali sehingga untuk senyawa bertitik didih tinggi dapat didorong dari kolom lebih cepat dengan akibat pelebaran puncak berkurang pada kromatogram (Gritter et al., 1991). Jenis detektor pada kromatografi gas bermacam-macam, diantaranya detektor hantar bahang (TCD), detektor ionisasi nyala (FID), detektor tangkap elektron (ECD), detektor ionisasi cahaya (PID) dan masih banyak lagi. Detektor hantar bahang (TCD) berprinsip pada benda panas memiliki bahang yang dapat dipindahkan dengan laju yang bergantung pada susunan gas yang terdapat pada benda tersebut. Keuntungannya adalah detektor ini tidak akan merusak cuplikan komponen selama pendeteksian, namun detektor harus dilindungi dari udara ketika kawat itu panas. Detektor tangkap elektron (ECD) terdiri dari sumber radioaktif (Ni) yang ditempatkan pada dua elektrode yang bermuatan. Kekurangannya adalah detektor ini hanya mampu mendeteksi senyawa tertentu dalam larutan encer seperti organoklorin. Detektor pada Kromatografi Gas dan tingkat kepekaannya (Gritter et al.,1991) Detektor Kepekaan dalam gram Hantar bahang 1. Hantar bahang baku 10-6-10-7 2. Hantar bahang mikro 10-8-10-9 Ionisasi nyala 10-10 Tangkap elektron 10-12-10-13 Ionisasi cahaya 10-12 -11 Fotometri nyala (senyawa S,P) 10 -10-12 Termoionik (senyawa P,S,N) 10-12-10-13 Elektrolitik hall (N, Halida) 10-10 Kromatografi Gas Spektrofotometer Massa (GC-MS) Dalam analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini, kromatografi gas yang digunakan adalah kromatografi gas dengan detektor Spektrometer Massa. Jenis ini dapat menganalisa semua senyawa bahkan dalam jumlah konsentrasi yang sangat kecil dan dapat menghasilkan data dengan kelengakapan diantaranya struktur dan identitas senyawa organik. Prinsip kerja yang digunakan adalah pemisahan dengan pengukuran spectrum massa secara otomtis dan puncaknya dikeluarkan pada selang waktu tertentu atau pada maksimum atau di tengah puncak. Sehingga didapat kromatogram beserta hasil integrasi dan juga spektrum massanya berdasarkan perpustakaan yang dimiliki oleh software kromatografi gas tersebut. Spektrum tersebut dapat digunakan untuk identifikasi senyawa yang belum ataupun sudah diketahui (Gritter et al., 1991). Kromatografi gas tipe ini sangat mahal harganya dan memerlukan operator ahli dalam penggunaannya. Lampiran 9. Kromatgram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh air laut 1. Stasiun 1 pengambilan 1 Mei 2007 Fluoranthen Napthalen 1- metil Napthalen Anthrasen Pyren 9H-Fluoren Asenapthen 2. Stasiun 2 pengambilan 1 Mei 2007 Napthalen 1- metil Napthalen Pyren Anthrasen Fluoranthen 9H-Fluoren Asenapthen Lampiran 9 (lanjutan) 3. Stasiun 1 pengambilan 15 Mei 2007 Napthalen 1- metil Napthalen Pyren Fluoranthen Anthrasen 9H-Fluoren Asenapthen 4. Stasiun 2 pengambilan 15 Mei 2007 Pyren Anthrasen Napthalen Fluoranthen 1- metil Napthalen 9H-Fluoren Asenapthen Lampiran 9 (lanjutan) 5. Stasiun 1 pengambilan 29 Mei 2007 Napthalen 1- metil Napthalen Anthrasen Asenapthen 6. Stasiun 2 pengambilan 29 Mei 2007 Napthalen 1- metil Napthalen Fluoranthen Pyren Anthrasen Asenapthen Lampiran 10. Kromatogram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh kerang hijau 1. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1 Mei 2007 Napthalen Pyren Anthracen 9H-Fluoren Fluoranthen Asenapthen 1- metil Napthalen 2. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 1 Mei 2007 Fluoranthen Napthalen Anthrasen 1- metil Napthalen 9H-Fluorene Asenapthen Pyren Lampiran 10 (lanjutan) 3. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 1 Mei 2007 Napthalen Fluoranthen 1- metil Napthalen Anthrasen Asenapthen 9H-Fluoren 18.657 4. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 1 Mei 2007 Napthalen Fluoranthen 1- metil Napthalen Anthrasen 9H-Fluoren Asenapthen Pyren 27.392 Lampiran 10 (lanjutan) 5. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1 Mei 2007 Napthalen Fluoranthen 9H-Fluoren Anthrasen Pyren 1- metil Napthalen Asenapthen 6. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 1 Mei 2007 Napthalen 9H-Fluoren 1- metil Napthalen Anthrasen Asenapthen Fluoranthen 26.709 Lampiran 10 (lanjutan) 7. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 1 Mei 2007 Napthalen Fluoranthen 26.711 1- metil Napthalen 9H-Fluoren 20.188 Anthrasen Asenapthen 18.66 8. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 1 Mei 2007 Napthalen 1- metil Napthalen Anthrasen Fluoranthen Lampiran 10 (lanjutan) 9. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 15 Mei 2007 Fluoranthen 26.73 Napthalen 1- metil Napthalen Anthrasen Pyren 9H-Fluoren Asenapthen 20.201 10. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 15 Mei 2007 Anthrasen Napthalen Asenapthen 18.66 9H-Fluoren Lampiran 10 (lanjutan) 11. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 15 Mei 2007 Fluoranthen Napthalen Anthrasen 26.724 1- metil Napthalen 9H-Fluoren Asenapthen 12. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 15 Mei 2007 Fluoranthen 26.71 Napthalen Anthrasen 1- metil Napthalen 15.39 Asenapthen 9H-Fluoren Pyren Lampiran 10 (lanjutan) 13. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 15 Mei 2007 Pyren Anthrasen Napthalen 26.71 3 9H-Fluoren 1- metil Napthalen 15.39 0 Fluoranthen Asenapthen 14. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 15 Mei 2007 Fluoranthen Asenapthen Napthalen 26.75 18.65 9H-Fluoren 1- metil Napthalen 20.19 Anthrasen Lampiran 10 (lanjutan) 15. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 15 Mei 2007 Fluoranthen 26.70 Napthalen Anthrasen 1- metil Napthalen 15.38 9H-Fluoren Asenapthen 16. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 15 Mei 2007 Fluoranthen 26.704 Napthalen Asenapthen 1- metil Napthalen Anthrasen 9H-Fluoren Lampiran 10 (lanjutan) 17. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 29 Mei 2007 Asenapthen Napthalen 1- metil Napthalen Fluoranthen 9H-Fluoren 18. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 29 Mei 2007 Napthalen 1- metil Napthalen Fluoranthen Anthrasen 15.378 Asenapthen Lampiran 10 (lanjutan) 19. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 29 Mei 2007 Napthalen Fluoranthen Anthrasen 1- metil Napthalen Asenapthen 9H-Fluoren 20. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 29 Mei 2007 Anthracen Napthalen Fluoranthen 26.69 9H-Fluoren Acenapthen Lampiran 10 (lanjutan) 21. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 29 Mei 2007 Anthrasen Napthalen Fluoranthen 9H-Fluoren 22. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 29 Mei 2007 Napthalen Pyren Anthrasen 1- metil Napthalen Lampiran 10 (lanjutan) 23. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 29 Mei 2007 Napthalen Fluoranthen 26.68 Anthrasen 1- metil Napthalen 9H-Fluoren 20.18 24. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 29 Mei 2007 Fluoranthen 26.69 Napthalen 1- metil Napthalen Anthrasen Lampiran 10 (lanjutan) 25. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 12 Juni 2007 Fluoranthen 26.68 Napthalen Anthrasen 23.08 9H-Fluoren 1- metil Napthalen Asenapthen Pyren 18.67 26. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 12 Juni 2007 Napthalen Fluoranthen 26.69 9H-Fluoren 1- metil Napthalen Asenapthen 18.67 Anthrasen Lampiran 10 (lanjutan) 27. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 12 Juni 2007 Fluoranthen Napthalen Pyren Anthrasen 9H-Fluoren 1- metil Napthalen Asenapthen 28. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 12 Juni 2007 Napthalen Pyren 1- metil Napthalen Anthrasen 9H-Fluoren Asenapthen Lampiran 10 (lanjutan) 29. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 12 Juni 2007 Fluoranthen 26.692 Pyren Napthalen 1- metil Napthalen Asenapthen 18.658 9H-Fluoren Anthrasen 30. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 12 Juni 2007 Pyren Fluoranthen 26.68 Napthalen Anthrasen 9H-Fluoren 1- metil Napthalen Asenapthen Lampiran 10 (lanjutan) 31. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 12 Juni 2007 Pyren 1- metil Napthalen Napthalen 15.373 Anthrasen Asenapthen 18.674 9H-Fluoren 32. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 12 Juni 2007 Fluoranthen 26.676 Napthalen 1- metil Napthalen 9H-Fluoren Anthrasen Lampiran 10 (lanjutan) 33. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 26 Juni 2007 Fluoranthen 26.678 Napthalen 1- metil Napthalen Anthrasen Pyren 9H-Fluoren 34. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 26 Juni 2007 Napthalen Fluoranthen 26.69 6 Pyren 1- metil Napthalen Anthrasen 9H-Fluoren Asenapthen Lampiran 10 (lanjutan) 35. Stasiun 1 ukuran 4,0-,4,5 cm pengambilan 26 Juni 2007 Napthalen Fluoranthen 1- metil Napthalen Anthrasen Pyren Asenapthen 36. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 26 Juni 2007 Napthalen Fluoranthen 1- metil Napthalen 9H-Fluoren Acenapthen Anthracen Lampiran 10 (lanjutan) 37. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 26 Juni 2007 Napthalen Fluoranthen 1- metil Napthalen Anthrasen 9H-Fluoren Asenapthen 38. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 26 Juni 2007 Napthalen Fluoranthen 1- metil Napthalen Anthrasen Asenapthen 9H-Fluoren Lampiran 10 (lanjutan) 39. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 26 Juni 2007 Napthalen Fluoranthen 1- metil Napthalen Asenapthen Anthrasen 40. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 26 Juni 2007 Pyren Fluoranthen Napthalen 1- metil Napthalen 9H-Fluoren Asenapthen Anthrasen Lampiran 11. Foto Lokasi Penelitian Stasiun 1 (area budidaya kerang hijau Kamal Muara) Stasiun 2 (area budidaya kerang hijau Kamal Muara) Lampiran 12. Gambar Alat Laboratorium Neraca Ohauss Conductivity Meter Kertas saring Millepore Tabung Soklet Vacuum pump Corong Pemisah Alat-alat Gelas Contoh biota kerang hijau Rotavapor danWaterbath GC-MS HP 6890 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, 30 Agustus 1985 dari Ayah M. Togatorop dan Ibu T. Rosmaida Yulise Siregar, A.Md. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara. Tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 63 Jakarta, DKI Jakarta dan diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di organisasi kampus yaitu UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) khususnya Komisi Kesenian (2005-2006) dan himpunan profesi yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA) khususnya departemen Penelitian dan Kebijakan (2005-2006). Penulis juga aktif di Paduan Suara FPIK Endeavour (2004-2007) dan klub buletin OCEANIC (2006-2007). Penulis juga pernah mengikuti seminar di bidang perikanan dan kelautan diantaranya Seminar Nasional Gebyar Kelautan Nasional tahun 2005 dan 2006. Penulis juga pernah berperan menjadi salah satu panitia pelaksana dalam beberapa acara seperti Festival Seni UKM PMK IPB 2005 dan 2006, Temu Warga ITK 2006 dan 2007, dan juga acara Natal Civa IPB 2005 dan 2006. Untuk mendapatkan gelar sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul “Akumulasi Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH) dalam kerang hijau (Perna viridis L.) di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta”