AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK

advertisement
AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK
(PAH) DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI
PERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA
Oleh :
Dina Augustine
C64103031
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK (PAH)
DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL
MUARA, TELUK JAKARTA
adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir Skripsi ini.
Bogor, 2008
Dina Augustine
C64103031
RINGKASAN
DINA AUGUSTINE. Akumulasi Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH)
dalam kerang hijau (Perna viridis L.) di perairan Kamal Muara, Teluk
Jakarta. Dibimbing oleh TRI PRARTONO dan HARPASIS SLAMET
SANUSI
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis senyawa PAH yang
terakumulasi dalam tubuh organisme kerang hijau di perairan Teluk Jakarta dan
keterkaitannya dengan kualitas air laut di perairan tersebut. Hal ini didasarkan
pada kenyataan akan informasi PAH yang masih terbatas di wilayah penelitian
(Kamal Muara) sebagai salah satu wilayah dimana limbah industri mengalir dan
tempat kegiatan pembesaran kerang hijau (Perna viridis).
Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2007 dan terbagi
menjadi 2 bagian yakni pengambilan contoh biota dan air laut serta analisis
laboratorium. Pengambilan contoh biota dilakukan sebanyak 5 kali yang dibagi
menjadi 4 selang ukuran (1,0-1,5; 2,5-3,0; 4,0-4,5 dan 5,5-6,0 cm) dalam selang
waktu 2 minggu dan pengambilan contoh air laut dilakukan sebanyak 3 kali setiap
4 minggu sekali di daerah budidaya kerang hijau tepatnya di Kamal Muara,
Perairan Teluk Jakarta. Analisis contoh dilakukan selama bulan Juli sampai
Agustus di Laboratorium Lingkungan dan Gas Chromatography (GC), Bidang
Proses, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
”Lemigas”, Jakarta Selatan. Dalam penelitian, beberapa parameter fisika dan
kimia pendukung diukur seperti salinitas, pH dan Total padatan tersuspensi (TSS).
Metode yang digunakan untuk preparasi contoh air laut dan kerang hijau adalah
Environmental Protection Agency atau EPA nomor 3510c untuk air laut, nomor
3540 untuk kerang hijau dan nomor 8270d untuk analisis PAH dengan
Kromatografi Gas Detektor Spektrofotometri Massa (GC-MS) dalam air laut dan
kerang hijau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi total 7 senyawa PAH dalam
air laut berkisar antara 0,0213 - 1,1551 ρg L-1 di Stasiun 1 dengan rerata 0,5964
ρg L-1 dan 0,0181 - 1,2456 ρg L-1 dengan rerata 0,6733 ρg L-1 di Stasiun 2 yang
terdiri atas 7 senyawa yaitu napthalen, 1-metil naphthalen, asenaphthen, fluoren,
fluoranthen, anthrasen dan pyren dengan komposisi senyawa terbesar adalah
senyawa Naphtalen dan terkecil adalah Asenapthen. Kisaran nilai konsentrasi total
7 senyawa PAH dalam kerang hijau dengan 4 ukuran yang berbeda adalah antara
23,2507 - 283,7465 µg g-1 berat basah dengan ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm
bernilai rerata 167,2533 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm bernilai
rerata 74,4825 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm bernilai rerata
76,5068 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm bernilai rerata 72,9256
µg g-1 berat basah di Stasiun 1 dan 13,5232 - 134,4152 µg g-1 berat basah dengan
panjang tubuh 1,0 -1,5 bernilai rerata 73,0002 µg g-1 berat basah, panjang tubuh
2,5 -3,0 cm berkisar bernilai rerata 56,8697 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 4,5 cm bernilai rerata 134,4152 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm
bernilai rerata 76,0554 µg g-1 berat basah di Stasiun 2. Nilai PAH dalam kerang
hijau menunjukkan kecenderungan meningkat dengan meningkatnya ukuran
panjang tubuh kerang.
AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK
(PAH) DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI
PERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA
SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
Oleh :
Dina Augustine
C64103031
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
: AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK
POLISIKLIK (PAH) DALAM KERANG HIJAU
(Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMAL
MUARA, TELUK JAKARTA
: Dina Augustine
: C64103031
Disetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Tri Prartono, M.Sc
NIP. 131 578 849
Prof. Dr. Ir. Harpasis S. Sanusi, M.Sc
NIP. 130 536 669
Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof. Dr. Ir. Indrajaya, M.Sc
NIP. 131 578 799
Tanggal Lulus: 25 Juni 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat, rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Akumulasi Hidrokarbon Aromatik
Polisiklik (PAH) dalam Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal
Muara, Teluk Jakarta.”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
selama belajar di Program Studi Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Dalam penyusunan skripsi
ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Tri Prartono, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Harpasis S. Sanusi, M.Sc selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan saran, masukan serta bimbingan
spiritual selama proses penelitian dan penulisan.
2. Dr.Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc selaku dosen penguji tamu dan Dr.Ir. Jonson
Lumban Gaol, M.Si selaku komisi pendidikan yang telah memberi banyak
masukan dan saran kepada penulis untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.
3. Dra. Roza Adriany, M.Si dan Staf Laboratorium Kromatografi PPTMGB
Lemigas selaku pembimbing lapang yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama proses penelitian.
4. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materi yang
tak ternilai harganya dan teman-teman seperjuangan ITK 40 yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis.
Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak untuk kesempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
Bogor, September 2008
Dina Augustine
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xii
1. PENDAHULUAN ................................................................................
1.1 Latar belakang ..............................................................................
1.2 Tujuan ...........................................................................................
1
1
2
2. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
2.1 Kerang hijau (Perna viridis L.) ....................................................
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi kerang hijau (Perna viridis L.) ...
2.1.2 Habitat dan distribusi kerang hijau (Perna viridis L.) ........
2.1.3 Faktor lingkungan yang mempengaruhi .............................
2.2 Pencemaran laut oleh senyawa PAH ...........................................
2.2.1 Sumber PAH .......................................................................
2.2.2 Karakteristik PAH ..............................................................
2.2.3 Distribusi PAH .....................................................................
2.2.4 Toksisitas senyawa PAH ......................................................
3
3
3
4
6
6
6
7
10
12
3. BAHAN DAN METODE.....................................................................
3.1 Waktu dan tempat ........................................................................
3.2 Kondisi lokasi penelitian ..............................................................
3.3 Bahan dan alat ..............................................................................
3.4 Pengumpulan data ........................................................................
3.4.1 Penentuan lokasi pengambilan contoh ...............................
3.4.2 Teknik pengambilan contoh ...............................................
3.4.3 Analisis parameter pendukung ............................................
3.4.4 Analisis PAH .......................................................................
3.5 Analisis data ...................................................................................
3.5.1 Metode grafik .....................................................................
3.5.2 Metode analisis PAH............................................................
13
13
13
15
15
15
15
17
17
20
20
20
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
4.1 Hasil ..............................................................................................
4.1.1 Parameter fisika dan kimia...................................................
4.1.2 Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH)...........................
4.1.3 Faktor biokonsentrasi PAH..................................................
4.2 Pembahasan....................................................................................
21
21
21
24
40
42
5. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
5.1 Kesimpulan ....................................................................................
5.2 Saran...............................................................................................
49
49
50
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
51
LAMPIRAN..............................................................................................
54
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 101
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Konsentrasi PAH dalam air, biota dan sedimen.....................................
11
2. Parameter pendukung yang akan dianalisis ...........................................
17
3. Konsentrasi total senyawa PAH dalam ρg L-1 dalam air laut per
stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ...................................
26
4. Konsentrasi total senyawa PAH dalam µg g-1 berat basah pada
kerang hijau per stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ........
31
5. Faktor biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ...
41
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Senyawa PAH dengan berat molekul rendah (Σcincin < 4 buah)
dan tinggi (Σcincin ≥ 4 buah) ..........................................................
8
2. Peta lokasi penelitian dan letak stasiun pengambilan contoh
di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta .........................................
14
3. Nilai rerata dan kisaran salinitas di perairan Kamal Muara,
Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2.........................................
21
4. Nilai rerata dan kisaran pH di perairan Kamal Muara,
Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 .........................................
23
5. Nilai rerata dan kisaran TSS di perairan Kamal Muara,
Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2..........................................
24
6. Diagram cakram komposisi PAH rerata di perairan Kamal Muara,
Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 .........................................
25
7. Diagram batang konsentrasi PAH (ρg L-1) dalam contoh air laut
menurut waktu pengambilan di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b)......
26
8. Diagram batang komposisi senyawa PAH rerata dalam
kerang hijau di Stasiun 1 (a) dan 2 (b) perairan Kamal Muara,
Teluk Jakarta ...................................................................................
29
9. Contoh kromatogram total ion 7 senyawa PAH dalam kerang
hijau di Stasiun 1 (ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1) ..................
30
10. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang
hijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 1......
32
11. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh
kerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan
di Stasiun 2....................................................................................
33
12. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh
kerang hijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan
di Stasiun 2....................................................................................
34
13. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh
kerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan
di Stasiun 2....................................................................................
35
14. Grafik sebaran berat tubuh dengan panjang tubuh kerang hijau
(Perna viridis) di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b) ........................
38
15. Grafik sebaran konsentrasi PAH kerang hijau
(Perna viridis) menurut 4 kisaran panjang tubuh di Stasiun 1 (a)
dan Stasiun 2 (b). ..........................................................................
39
16. Grafik sebaran kandungan PAH (µg) di tiap berat individu
kerang hijau (Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 ...............
43
17. Grafik sebaran konsentrasi PAH dalam berat tubuh kerang hijau
(Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 ....................................
45
18. Grafik hubungan salinitas perairan Kamal Muara dan konsentrasi
PAH dalam air laut di Stasiun 1 (kiri) dan 2 (kanan) ...................
47
19. Grafik hubungan TSS perairan Kamal Muara dan konsentrasi
PAH dalam air laut di Stasiun 1 (kiri) dan 2 (kanan) ...................
48
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Data parameter fisik dan kimia air laut di perairan Kamal Muara,
Teluk Jakarta..................................................................................
54
2. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg L-1) dalam air .................
54
3. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg g-1) dalam kerang hijau ..
56
4. Data berat tubuh dan konsentrasi total 7 senyawa PAH pada
kerang hijau di Stasiun 1................................................................
63
5. Data berat tubuh dan konsentrasi total 7 senyawa PAH pada
kerang hijau di Stasiun 2................................................................
66
6. Prosedur analisis PAH pada air dan biota......................................
70
7. Prosedur analisis TSS ...................................................................
71
8. Kromatografi..................................................................................
72
9. Kromatogram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh air laut .....
76
10. Kromatogram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh
kerang hijau..................................................................................
79
11. Foto lokasi penelitian ...................................................................
99
12. Gambar alat laboratorium ............................................................
100
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keberadaan suatu organisme pada suatu perairan dapat mengindikasikan
kualitas perairan. Salah satu organisme yang umum digunakan sebagai indikator
adalah organisme dasar seperti kerang hijau (Perna viridis). Kerang hijau ini
banyak ditemukan di perairan Teluk Jakarta yang menjadi salah satu daerah
budidaya kerang hijau yang berhasil, selain di daerah Teluk Banten (Djamali,
1982). Pemanfaatan kerang hijau sudah dilakukan sejak tahun 1985 khususnya
Kamal Muara, Teluk Jakarta dengan jumlah produksi sebesar 5680 ton kerang
hijau per hari. Pertumbuhan kerang hijau tersebut relatif cepat dan hal ini
mengindikasikan wilayah perairan sangat cocok untuk kehidupan kerang hijau.
Kerang hijau merupakan organisme yang hidupnya menetap (sesil) dan
memiliki cara makan dengan sistem filter feeder yakni menyaring semua makanan
yang masuk kedalam mulutnya. Hal ini memungkinkan kerang hijau dapat
tumbuh dan berkembang dengan cepat di daerah bertekanan ekologis yang tinggi
karena tingginya masukan bahan pencemar dari laut dan darat seperti buangan
limbah industri dan buangan kapal penangkapan ikan. Intensitas tekanan ekologis
telah mengakibatkan perairan Teluk Jakarta menjadi kritis dari masalah
pencemaran laut (Kantor Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1989). Salah
satu senyawa pencemar yang terkandung dalam limbah tersebut adalah
polihidrokarbon aromatis (PAH).
PAH merupakan senyawa yang dapat dihasilkan dari pembakaran yang tak
sempurna (pirogenik) ataupun dari kegiatan perminyakan (petrogenik) dan harus
mendapat perhatian karena bersifat karsinogen. Senyawa PAH dapat
terakumulasi dalam tubuh kerang hijau karena rendahnya kemampuan sistem
metabolisme terhadap senyawa organik yang masuk ke dalam tubuhnya
(Mortimer, 2005).
Penelitian tentang senyawa organik PAH sudah banyak dilakukan terkait
dengan sifat persistensinya di perairan. Namun demikian, informasi penelitian
yang berkaitan dengan keberadaan PAH dalam organisme lain di Teluk Jakarta,
khususnya kerang hijau masih terbatas. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi tambahan tentang pencemaran organik perairan Teluk
Jakarta, terutama senyawa polihidrokarbon aromatis (PAH).
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menduga kandungan jenis-jenis senyawa PAH
dalam air laut dan tubuh organisme kerang hijau di perairan Teluk Jakarta dan
keterkaitannya dengan kualitas air laut di perairan tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerang hijau (Perna viridis L.)
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi kerang hijau (Perna viridis L.)
Menurut Vakily (1989), kerang hijau (Perna viridis L.) diklasifikasikan
sebagai berikut :
Filum :
Kelas
Molusca
:
Bivalvia
Sub Kelas :
Ordo
Lamellibranchiata
:
Anisomyria
Famili : Mytilidae
Sub Famili : Mytilinae
Genus
:
Spesies
Perna L.
: Perna viridis L.
Kerang hijau merupakan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) yang
bertubuh lunak (mollusca), mempunyai dua cangkang (bivalvia) yang simetris
satu sama lain dan berkaki kecil yang berbentuk kampak. Kerang hijau juga
memiliki insang yang berlapis-lapis yang seluruhnya dihubungkan dengan silia
(lamellibranchiata). Kerang hijau umumnya hidup di laut dengan cara menempel
pada substrat yang keras menggunakan byssus.
Secara morfologi, anggota famili Mytilidae mempunyai cangkang yang tipis,
keduanya simetris dan umbonya melengkung ke depan. Persendiannya halus
dengan beberapa gigi yang sangat kecil. Perna dicirikan dengan bentuk yang
agak pipih, cangkang padat, dan mempunyai umbo pada tepi vertikal. Tipe alur
cangkangnya konsentrik, bersinar, berwarna hijau, dan kadang-kadang tepinya
berwarna kebiruan. Kedua cangkangnya berukuran sama meskipun salah satu
cangkang agak sedikit lebih cembung daripada yang lainnya.
Perna juga dicirikan hanya dengan satu atau dua gigi yang berkembang pada
gigi hinge dan hilangnya otot aduktor interior. Pada jenis ini di cangkang bagian
kiri terdapat dua gigi kecil dan tumbuh satu gigi besar di sebelah kanan. Bagian
interior cangkang keperak-perakan dan berkilau, bekas tempat otot terlihat sangat
jelas. Otot aduktor anteriornya menghilang, sedangkan otot aduktor posteriornya
menipis dan memanjang terletak pada pertengahan bagian posterior. Pada Perna
viridis, tepi mantel berwarna hijau kekuningan, tidak memiliki tentakel dan
papillae.
2.1.2 Habitat dan distribusi kerang hijau (Perna viridis L.)
Habitat alami dari biota ini adalah di daerah litoral dan sublitoral hingga
kedalaman 15 m yang kaya akan plankton dan kandungan organik. Kerang hijau
umumnya hidup menempel pada dasar (substrat) yang keras seperti kayu, bambu,
batu, bangunan beton, dan lumpur keras dengan bantuan byssus (serabut
penempel). Kerang hijau dapat hidup subur di muara-muara sungai dan hutanhutan bakau di Indonesia dengan kondisi dasar perairan lumpur berpasir,
pergerakan air dan cahaya cukup serta kadar garam tidak terlalu tinggi (Kastoro,
1988). Untuk jenis P.viridis dapat ditemukan di daerah pesisir berbatu, di mulut
estuari atau sungai dengan salinitas yang hampir sama dengan laut. Selain itu,
kerang hijau juga hidup di daerah yang memiliki kandungan sedimen
tersuspensinya rendah dengan pergerakan arus yang nyata (Bayne, 1976).
Kelimpahan kerang ini besar sekali di daerah intertidal dan subtidal, menempel
secara bergerombol pada batu-batu karang, tanggul-tanggul pelabuhan dan
tonggak-tonggak penangkapan (Cheong dan Chein, 1980).
Dalam penyebarannya, kerang hijau dapat ditemukan di hampir seluruh Benua
Asia, karena hewan tersebut termasuk spesies spesifik Benua tersebut. Kerang
hijau dapat ditemukan di sepanjang wilayah Indo Pasifik, kemudian ke bagian
utara hingga Hongkong, Cina, Selatan Jepang, perairan India, Semenanjung
Malaysia, Singapura, Laut Cina Selatan, Thailand, Philipina, Indonesia sampai
New Guinea (Vakily, 1989).
Kondisi perairan yang cocok untuk kehidupan kerang hijau adalah perairan
dekat estuaria yang subur dan pantai dengan dasar berlumpur. Habitatnya
memiliki kisaran suhu antara 23-34 °C, salinitas 27-34‰, pH 6-8, kecerahan 2,64,0 m dan kedalaman sampai 20 m. Pertumbuhan yang maksimal berada pada
perairan dengan salinitas 27-35‰, suhu 26-32 °C, pH 6,2-8,2 dan kandungan
oksigen (DO) 6 mg/l (Sivalingam, 1977). Menurut Menzel (1990) P.viridis
mampu mentolerir salinitas hingga mencapai 16‰. Pada salinitas ini ditemukan
bahwa P.viridis mengalami penurunan aktivitas pembentukan byssus. Kisaran
salinitas bagi P.viridis 20,7‰ sampai 45,6‰. Salinitas optimum bagi aktivitas
dan ekskresi benang byssus dari 20,7‰ sampai 35,4‰ (Walker, 1982 in Vakily,
1989). Menurut Sivalingam (1977) P.viridis lebih tahan lama terhadap perubahan
kadar garam, suhu, dan pH dibandingkan dengan Mytilus edulis.
Selain suhu dan salinitas yang menjadi pembatas kehidupan kerang hijau
dalam suatu perairan, kedalaman dan arus juga memegang peranan penting.
Kedalaman berhubungan langsung dengan penetrasi cahaya dan penetrasi cahaya
berpengaruh terhadap ketersediaan makanan dan penempelan larva (Vakily,
1989). Dan menurut Bayne (1976) kecepatan arus adalah salah satu faktor yang
harus diperhitungkan karena berhubungan dengan penyebaran makanan dan
bentuk substrat.
Kelas Bivalvia telah banyak digunakan oleh ahli ekologi dalam menganalisis
pencemaran air. Hal ini disebabkan sifatnya yang menetap dan cara makannya
yang pada umumnya bersifat filter feeder, sehingga memiliki kemampuan untuk
mengakumulasi bahan-bahan polutan. Apabila keadaan di sekitarnya tidak cocok
untuk hidupnya, kerang hijau akan melepaskan byssusnya, kemudian
mengeluarkan gelembung dan terapung terbawa oleh arus. Jika ia mendapat
tempat yang cocok, maka ia akan kembali menempel (Robert, 1976).
2.2 Pencemaran laut oleh senyawa PAH
2.2.1 Sumber PAH
PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons) merupakan salah satu bahan
polutan yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil yang tidak terbakar secara
sempurna dan biasanya menghasilkan ikatan aromatik dari hidrokarbon (Killops
dan Killops, 1993). Menurut Neff (1979) PAH merupakan salah satu bagian yang
signifikan dari bahan kimia pencemar yang meningkat. PAH biasanya terdiri dari
dua atau lebih cincin aromatik (benzen).
PAH yang terdapat di lingkungan perairan dapat bersumber dari alam dan
kegiatan manusia (antropogenik). Sumber PAH yang berasal dari alam biasanya
disebabkan oleh adanya proses pyrolisis materi organik yang menghasilkan
temperatur tinggi, adanya temperatur rendah ke moderat dari diagenesis
sedimentasi materi organik dan biosintesis secara langsung yang dilakukan
mikroba dan tumbuhan. Ketiga sumber tersebut menghasilkan PAH sehingga
ikatan-ikatan kompleks yang ada dalam senyawa tersebut dipecahkan lagi menjadi
ikatan sederhana. Dengan sumber PAH yang dihasilkan karena adanya kegiatan
manusia yang terus bertambah, maka PAH menjadi mudah terbentuk dan
ikatannya semakin sulit disederhanakan (Neff, 1979).
Kegiatan manusia yang menghasilkan PAH biasanya bersifat industri dan
bahan bakar. Sumber-sumbernya antara lain : persiapan asetilen dari gas alam;
pyrolisis dari kerosin untuk membuat larutan benzen, toluen dan pelarut organik
lainnya; pyrolisis kayu untuk membentuk karbon hitam, charcoal dan tar kayu;
pabrik alumunium elektrolitik yang menggunakan elektroda grafit; produksi soda;
produksi gas dari petrolum; gasifikasi batubara; produksi alkohol sintetik; dan
operasi penyaringan minyak (Andelman dan Snodgrass, 1972 in Neff, 1979).
Kegiatan antropogenik di atas dapat menjangkau lingkungan perairan melalui
buangan industri dan domestik, masukan dari daratan, deposisi partikulat udara,
dan tumpahan petrolum serta produknya ke badan air.
PAH juga bisa berasal dari bahan bakar fosil yang akhir-akhir ini semakin
banyak digunakan di kota-kota besar. Untuk PAH yang terdeteksi di dalam
jaringan tubuh kerang, biasanya berasal dari pembakaran dan sumber kimia
petrolum, terutama jika kerang tersebut berada pada habitat dimana terdapat
proses penyaringan minyak atau area yang digunakan sebagai pelabuhan kapal
(Mortimer, 2005).
2.2.2 Karakteristik PAH
PAH dapat terbentuk selama temperatur lingkungannya tinggi minimal 700
°C. Pyrolisis dari bahan organik pada temperatur serendah 100-150 °C bisa
menyebabkan produksi PAH (Blumer, 1976 in Neff, 1979). PAH bisa
terdegradasi dalam lingkungan perairan melalui proses fotooksidasi, oksidasi
kimia, dan transformasi biologis oleh bakteri, jamur dan hewan akuatik. PAH
mampu bertahan secara tak menentu pada basin air yang miskin oksigen atau
sedimen anoxic. PAH yang mengalami degradasi dengan proses fotooksidasi
lebih sering didapati dengan adanya bantuan oksigen. PAH juga dapat
terdegradasi secara anaerobik dengan bantuan reduksi dari sulfat dalam perairan.
Karakter reaksi kimia yang terdapat pada hidrokarbon aromatik ada 3 tipe yakni
substitusi elektrofilik, oksidasi dan reduksi.
Karakter fisik dan kimia PAH bervariasi dalam mode reguler lebih atau
kurang dengan berat molekulnya. Konsistensi tiap senyawa PAH dalam peristiwa
oksidasi dan reduksi cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya berat
molekul. Tekanan uap dan kelarutan dalam air berkurang secara logaritmik
dengan bertambahnya berat molekul. Dalam Neff (1979) disebutkan bahwa
Naftalen (C10H8) yang terdiri dari 2 cincin aromatik adalah pemilik berat molekul
terendah. Selain Naftalen, ada beberapa jenis lainnya yang memiliki berat
molekul yang rendah yakni fluorene, phenanthrene dan anthracene (Gambar 1)
PAH yang berat molekulnya rendah bersifat toksik secara akut terhadap
organisme perairan, dibandingkan dengan yang memiliki berat molekul lebih
tinggi. Selain itu, PAH dengan berat molekul yang rendah dapat terdegradasi
dengan cara evaporasi dan aktivitas mikroba. Sedangkan berat molekul yang
tinggi umumnya terdegradasi oleh sedimentasi dan fotooksidasi. Penyebab relatif
dari berbagai proses degradasi pada PAH adalah karakter dari masing-masing
senyawa PAH.
Naftalen
Asenaften
Fluoren
Phenanthrilen
Dibenzofuran
Phenantren
Anthrasen
1-metil Anthrasen
Piren
Fluoranthen Benzo(a)anthrasen
Chrysen
Benzo(k)fluoranthen
Gambar 1. Senyawa PAH dengan berat molekul rendah (Σcincin < 4 buah) dan
tinggi (Σcincin ≥ 4 buah) (Lundstedt, 2003)
PAH dalam lingkungan air diperkirakan lebih sensitif terhadap fotooksidasi
dibandingkan PAH di udara. Dengan demikian, PAH akan lebih persisten di
dalam air dibandingkan di udara. PAH yang masuk ke dalam perairan dari
berbagai sumber akan diserap menjadi bahan partikulat organik dan inorganik.
PAH dalam bentuk partikulat lebih banyak terdeposit ke dalam sedimen dasar.
Kemudian dengan mudahnya PAH diakumulasikan oleh biota akuatik ke level
lebih tinggi dari medium yang sebelumnya. PAH yang terdegradasi dalam tubuh
organisme akuatik disebut dengan biotransformasi. Karena PAH tidak dapat
dimetabolisme oleh organisme akuatik, maka PAH hanya dapat diakumulasi dan
dilepaskan secara pasif oleh jenis-jenis hewan tertentu seperti Kelas Bivalvia,
khususnya kerang hijau. PAH mengalami removal dari lingkungan akuatik
dengan rute sebagai berikut : fotooksidasi, oksidasi kimia, metabolisme mikrobial
dan metabolisme metazoa yang lebih tinggi (Neff, 1979).
2.2.3 Distribusi PAH
PAH menyebar ke bagian kolom, sedimen dan biota yang ada di sekitar di
lingkungan perairan. PAH dalam kolom air terdistribusi dalam bentuk terlarut
dan partikel. Dalam hal ini, temperatur sangat berpengaruh terhadap kelarutan
PAH dalam air. PAH dapat dilarutkan dengan peleburan menjadi micelles.
Micelles dibentuk dari agregat surfaktan, masing-masing memiliki rantai
hidrokarbon hidrofobik dan sekelompok hidrofilik yang dapat terionisasi
(Elsworthy et al., 1968 in Neff, 1979). PAH yang terdistribusi dalam bentuk
partikel mengalami adsorpsi dan terkonsentrasi ke dalam beberapa jenis substrat
seperti karbon aktif, material kapur, silika, partikel tanah, kaca dan partikel
organik lain (Andelman dan Suess, 1970; Herbes, 1977; May et al.,1978a in Neff,
1979).
Distribusi PAH di sedimen mengalami proses sedimentasi dan memiliki nilai
konsentrasi yang cukup besar terutama dalam senyawa BaP (benzo-a-pyrene).
Partikel organik yang terserap ke kolom air membawa PAH di dalamnya. Saat
terdeposisi ke dalam sedimen, maka PAH akan sangat sulit untuk mengalami
fotokimia atau oksidasi biologis, terutama pada kondisi sedimen anoxic (miskin
oksigen) sehingga endapan PAH cenderung lebih persisten dan dapat diakumulasi
menjadi nilai konsentrasi yang besar.
Untuk distribusi PAH dalam organisme akuatik, biasanya PAH terkonsentrasi
di bagian jaringan tubuh organisme tersebut. Senyawa PAH yang sering
ditemukan di dalam jaringan tubuh hewan akuatik adalah BaP (benzo-a-pyrene).
Dan organisme yang mudah mengakumulasi PAH dalam jumlah banyak pada
umumnya dari Kelas Bivalvia, khususnya Mytilus edulis dan Ostrea. Jenis
organisme tersebut bisa dijadikan bioindikator untuk memonitor polusi dalam
lingkungan perairan (Neff, 1979).
Menurut Neff (1979) jika diurutkan dari konsentrasi PAH tertinggi sampai
terendah, maka urutannya adalah sedimen, organisme dan terakhir kolom
perairan. Hal ini disebabkan karena PAH lebih banyak terdeposisi dari kolom air
ke sedimen dasar perairan baik dalam bentuk partikel ataupun terlarut. Nilai
konsentrasi yang didapat dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
para peneliti PAH dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Konsentrasi PAH dalam air, biota dan sedimen
Konsentrasi (ppb)
No
Lokasi
Biota
.
Air
Sedimen
(Mussels)
1. Pelabuhan Boston 1100
2. Thermoikos Gulf, 2679,2
2619,1
Yunani
3. Teluk Summer,
57
Alaska
4. Catalonia,
22,4
Spanyol
5. Laut Baltik
0,447
6. Sungai
20
Seine,Prancis
7. Teluk Xiamen
525,5
Barat, China
8. Teluk Daya,
16776,5 China
9. Teluk Trinity,
10,50
34200
Texas
10. Teluk Biscay,
29,76
Atlantik
11. Carboneros, Chili 151,045 12. Puerto Claro,
259,28
Chili
13. Shetland,
253,035 140,077
Skotlandia
14. Orkney,
24,481
2,763
Skotlandia
Sumber
O’Connor (1998)
Catsiki et al. (2003)
Helton et al. (2004)
Llobet et al. (2006)
Azevedo et al. (2004)
Armstrong et al.
(1977) in Neff (1979)
ICES Advice (2007)
Fleming et al. (2004)
Webster et al. (2002)
2.2.4 Toksisitas senyawa PAH
PAH termasuk senyawa organik yang dapat melakukan aktivitas pencemaran
di lingkungan laut, bahkan sampai menghasilkan toksisitas. Faktor-faktor yang
mempengaruhi toksisitas PAH diantaranya adalah karakteristik senyawa PAH,
kadar PAH, jenis biota laut, aktivitas mikroba dan lamanya pemaparan (Sanusi,
2006). Menurut karakteristik senyawa PAH, toksisitasnya dapat dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Senyawa PAH jumlah karbon rendah (C8-C14) memberikan toksisitas akut
terhadap biota laut. Hal ini dikarenakan kelarutan dari senyawa tersebut
tinggi.
2. Senyawa PAH jumlah karbon tinggi (>C14) memberikan toksisitas kronis
terhadap biota laut. Hal ini dikarenakan kelarutan dari senyawa tersebut
rendah.
Efek kronis yang dapat ditimbulkan diantaranya adalah :
a. Meningkatkan permeabilitas sel tubuh, menimbulkan gangguan terhadap
osmosis dalam pertukaran ion sel
b. Akumulasi secara biologik
c. Mengganggu perkembangan stadia embrio dan larva biota laut
d. Menghambat kemampuan makan
e. Mengganggu sistem reproduksi organisme air
Efek toksik PAH pada biota laut tersebut bersifat lokal dan sementara dan
tidak berdampak nyata dalam jangka panjang. Selain itu, efeknya juga dapat pulih
kembali (reversible). Pada manusia, pencemaran organik jenis PAH juga belum
terbukti memberikan pengaruh pada kesehatannya (Sanusi, 2006).
3. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2007 dan terbagi
menjadi 2 bagian yakni pengambilan contoh biota dan air laut serta analisis
laboratorium. Pada bulan Mei sampai Juni, pengambilan contoh biota dilakukan
sebanyak 5 kali dalam selang waktu 2 minggu dan pengambilan contoh air laut
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 4 minggu sekali. Lokasi pengambilan contoh
biota dan air dilakukan di daerah budidaya kerang hijau tepatnya di Kamal Muara,
Perairan Teluk Jakarta, Jakarta Utara (Gambar 2). Analisis contoh dilakukan di
Laboratorium Lingkungan dan Gas Chromatography (GC), Bidang Proses, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi ”Lemigas”,
Jakarta Selatan selama bulan Juli sampai Agustus.
3.2 Kondisi lokasi penelitian
Perairan Kamal Muara terletak di Teluk Jakarta, Jakarta Utara. Perairan ini
merupakan daerah penghasil budidaya terbesar di Indonesia selain Teluk Banten
(Akbar, 2002). Lokasi penelitian terletak tidak jauh dari area pelelangan dan
penjualan ikan serta hasil laut yang lain. Area budidaya kerang hijau yang
dikembangkan sejak tahun 1985 ini sudah mencapai jumlah lebih dari 100 tempat
penanaman bibit yang berjarak 2-10 km dari pantai dan kedalaman perairan
kurang lebih 10 m. Produksinya sendiri menghasilkan sekitar 5680 ton per hari
dan diekspor sebanyak 20 ton dalam satu bulan ke negara-negara tetangga
(Ningtyas, 2002). Luas area bagan yang dibuat memiliki ukuran yang bervariasi
dari ukuran 25 m2 sampai 40 m2.
Gambar 2. Peta lokasi penelitian dan letak stasiun pengambilan contoh di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta
Secara visual perairan di bagian pantai sangat kotor karena dipenuhi oleh sampah
hasil pelelangan ikan dan hasil laut lain ataupun dari masyarakat sekitar. Ke arah
laut, sampah semakin berkurang dan menjadi lokasi bagan penanaman bibit
kerang hijau.
3.3 Bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan selama penelitian adalah contoh kerang dengan
kisaran ukuran 1,0-1,5 cm; 2,5-3,0 cm; 4,0-4,5 cm; 5,5-6,0 cm dan contoh air, es
gel, diklorometan, n-hexan, silika gel dan larutan standar PAH. Peralatan yang
digunakan adalah kotak pendingin, water sampler Van Dorn, SCTmeter, kertas
lakmus, waterbath, oven, tempat contoh dari bahan gelas, kondensor, tabung
soklet, rotavapor, desikator, kolom kromatografi, kromatografi gas (GC-MS).
3.4 Pengumpulan data
3.4.1 Penentuan lokasi pengambilan contoh
Stasiun pengambilan contoh berjumlah sebanyak 2 stasiun. Stasiun 1 berada
pada posisi 6º4’44,28’’ BT dan 106º44’36,6’’ LS dan Stasiun 2 berada pada posisi
6º4’23,34’’ BT dan 106º44’18,7’’ LS. Kedua stasiun ditentukan berdasarkan
dengan keterwakilan lokasi yang dekat dan jauh dari area budidaya.
3.4.2 Teknik pengambilan contoh
3.4.2.1 Tahap pra pengambilan contoh
Penanganan contoh dari lapangan ke laboratorium dilakukan dalam 3 tahap.
Tahap pertama adalah pembersihan alat-alat sebelum sampling dilakukan. Pada
tahap pembersihan alat-alat, peralatan gelas seperti botol-botol kaca 2 L direndam
dan dicuci dengan air sabun teepol lalu dibilas dengan akuades, setelah itu
dikeringkan dalam oven bersuhu 100 °C. Untuk alat tempat menyimpan contoh
biota kerang hijau, dapat digunakan kertas allumunium foil yang sudah
dibersihkan dengan larutan metanol 50% agar kertas bebas dari kontaminan atau
steril.
3.4.2.2 Tahap pengambilan contoh
Contoh yang diambil di setiap stasiun adalah biota dengan empat ukuran
panjang tubuh yang berbeda dan air laut. Ukuran contoh kerang hijau yang
diambil pada kedalaman antara 6-7 m dimana terdapat variasi ukuran yang
diperlukan dalam penelitian yaitu kisaran 1,0-1,5 cm; 2,5-3,0 cm; 4,0-4,5 cm dan
5,5-6,0 cm. Pengambilan contoh biota dilakukan sebanyak 5 kali secara acak
sederhana pada setiap stasiun dengan interval waktu 2 minggu sekali. Seluruh
contoh dibungkus dengan allumunium foil untuk mencegah kontaminasi dari luar
dan diberikan label bertuliskan kisaran ukuran dan stasiun.
Contoh air laut diambil sebanyak 3 kali dengan interval waktu 4 minggu
menggunakan water sampler dari bahan gelas pada kedalaman kurang lebih 5 m.
Kedalaman ini ditentukan dengan dasar bahwa bagian ini berada antara
permukaan dan dasar perairan. Pengambilan contoh air laut diulang sebanyak 3
kali tiap pengambilan. Botol-botol tersebut dibilas terlebih dahulu dengan air laut
agar terjadi penyesuaian kondisi antara botol contoh dengan air contoh. Jumlah
contoh air yang diperlukan adalah sebanyak 6 liter per stasiun. Seluruh contoh air
dan biota kerang hijau dimasukkan ke dalam kotak pendingin yang berisi es gel
selama perjalanan menuju laboratorium.
3.4.2.3 Tahap pasca pengambilan contoh
Pada tahap ini dilakukan penyimpanan contoh di laboratorium dimana air laut
tanpa disaring dan kerang hijau disimpan/didinginkan dalam lemari pendingin
bersuhu 4-10 °C. Contoh disimpan selama 2 bulan sampai saat digunakan untuk
analisis.
3.4.3 Analisis parameter pendukung
Penelitian ini juga mengukur beberapa parameter penunjang yang secara rinci
ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Parameter pendukung yang dianalisis
Parameter
Satuan (unit)
Alat
Salinitas
‰
SCTmeter
Kimia
pH
pH meter
PAH dalam
ρg/L (air)
Kromatografi
air dan biota
µg/g (biota)
gas (GC-MS)
TSS
mg/L
Vakum (Filter)
Fisika
Metode
Potensiometrik
Kromatografi
Gravimetri
3.4.4 Analisis PAH
Analisis PAH dalam contoh air dan biota dilakukan dengan menggunakan
kromatografi gas jenis Spektrofotometri Massa (GC-MS) tipe Hewlett Packard
6890. Prosedur untuk analisis keduanya dapat dilihat pada Lampiran 8.
3.4.4.1 Analisis PAH dalam air laut
Metode yang digunakan untuk melakukan analisis PAH dalam air laut
mengacu pada Environmental Protecting Agency atau EPA nomor 3510c (untuk
preparasi) dan EPA nomor 8270d (untuk injeksi GC). Metode preparasi dapat
dilakukan untuk menganalisis contoh zat cair dengan alat corong pisah berukuran
500 ml (EPA, 1996a).
Proses ekstraksinya diawali dengan menuang contoh 400 ml air laut ke dalam
corong pisah 500 ml, setelah itu 25 ml pelarut diklorometan dituang juga ke dalam
corong pisah. Selama 1-2 menit, corong pisah tersebut dikocok-kocok sampai
contoh dan pelarut menyatu. Tunggu selama 10 menit hingga terjadi pemisahan
antara kedua zat cair. Setelah memisah, hasil ekstrak yang berada di lapisan
bawah corong dialirkan ke dalam tabung erlenmeyer. Perlakuan memasukkan 25
ml pelarut diklorometan ini diulangi sebanyak 2 kali. Setelah itu, hasil ekstrak
dipindahkan ke dalam bola ukur dan diuapkan pada suhu di atas titik didih pelarut
diklorometan (65 °C) dengan rotavapor hingga mencapai kurang lebih 1 ml.
Contoh tersebut diuapkan lagi dengan menggunakan aliran gas Nitrogen hingga
mencapai 0,5 ml. Setelah mencapai 0,5 ml, contoh dimasukkan ke dalam botol
vial berukuran 2 ml untuk diinjeksikan ke alat Kromatografi Gas Spektrofotometri
Massa.
3.4.4.2 Analisis PAH dalam kerang hijau
Metode yang digunakan untuk melakukan analisis kandungan PAH dalam
kerang hijau mengacu pada Environmental Protecting Agency atau EPA nomor
3540 (dalam preparasi) dan EPA nomor 8270d (dalam injeksi GC). Metode
preparasi dapat digunakan untuk menganalisis contoh biota dengan menggunakan
alat soklet (EPA, 1996b).
Proses ekstraksinya diawali dengan menimbang contoh jaringan kerang hijau
seberat 10 gram berat basah dan dihaluskan dengan blender sampai homogen.
Contoh yang telah dihaluskan selanjutnya dibungkus dalam kertas saring yang
sudah dibentuk kemudian dimasukkan ke dalam ruang soklet. Di atas dan bawah
contoh dalam kertas saring diberikan kapas lalu ditutup rapat agar contoh tidak
keluar dari kertas saring. Tabung soklet berisi contoh dipasang antara tabung
pendingin di sebelah atas dan bola ukur yang berisi 200 ml diklorometan serta alat
pemanas di sebelah bawah. Setelah semuanya terpasang dengan baik, proses
ekstraksi dapat dilangsungkan selama 3 jam untuk mendapat hasil ekstraksi yang
maksimal. Setelah itu, hasil ekstrak dalam bola ukur diuapkan pada suhu di atas
titik didih diklorometan (65 °C) dengan rotavapor hingga mencapai kurang lebih
dari 1 ml lalu dipindahkan ke dalam botol vial berukuran 2 ml untuk diinjeksikan
ke alat Kromatografi Gas Spektrofotometri Massa.
3.4.4.3 Analisis PAH dengan Kromatografi Gas Detektor Spektrofotometri
Massa (GC-MS)
Metode injeksi GC nomor 8270d digunakan untuk menganalisis PAH dengan
detektor Spektrofotometri Massa (GC-MS). Metode ini tidak hanya mendeteksi
PAH, terdapat 244 komponen senyawa kimia lain yang dapat dideteksi dengan
menggunakan metode ini. GC yang digunakan adalah GC Hewlett Packard 6890
(EPA, 1998). Metode ini digunakan untuk mendeteksi kandungan PAH dalam air
laut dan biota kerang hijau.
Kondisi GC saat contoh diinjeksi adalah suhu awal oven 50 °C, inlet depan
mode splitless, kolom kapiler jenis HP-5 dari bahan 5 % fenil metil siloxane yang
memiliki panjang 30 m, diameter 250 μm dan ketebalan lapisan film 0.5 μm. Gas
yang digunakan adalah gas helium dengan kecepatan aliran 30 cm/detik. Jumlah
contoh yang diambil saat proses injeksi sebanyak 2 μL dengan suhu oven
terprogram dari 50 °C dengan laju perpindahan 8 °C per menit hingga mencapai
323 °C dan didiamkan selama 15 menit.
3.5 Analisis data
3.5.1 Metode grafik
Analisis data dengan metode grafik meliputi:
1. Parameter pendukung
2. Konsentrasi total dan tiap senyawa PAH dalam air laut dan kerang hijau
3. Panjang dan berat tubuh kerang hijau
4. Kandungan PAH dalam berat per individu kerang hijau
5. Konsentrasi PAH per 1 gram berat tubuh kerang hijau
3.5.2 Metode analisis PAH
Persamaan analisis PAH di bawah berikut telah diberlakukan oleh U.S
Environmental Protecting Agency (U.S EPA) dalam menentukan komposisi
hidrokarbon terutama PAH dalam air, sedimen dan organisme akuatik (EPA,
1996).
Cc 
Dimana :
Ac  Ast
W
Kst
Cc : konsentrasi PAH (ppm)
Ac : luasan area larutan contoh
Ast : luasan area larutan standar
W : banyaknya contoh (gram untuk biota dan liter untuk air laut)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Parameter fisik dan kimia
4.1.1.1 Salinitas
Salinitas di Stasiun 1 memiliki kisaran 30‰ sampai 33‰ dengan nilai rerata
sebesar 31,6‰ (bulan Mei hingga Juni 2007). Di Stasiun 2 memiliki kisaran
salinitas yang tidak jauh berbeda yaitu antara 30‰-33‰ dengan nilai rerata
31,7‰ (Gambar 3).
salinitas (permil)
35
33
31,8
32
31
31
29
27
25
1 Mei 07
29 Mei 07
26 Juni 07
waktu pengamatan
(a)
salinitas (permil)
35
33
31,8
32
31
31,3
29
27
25
1 Mei 07
29 Mei 07
26 Juni 07
waktu pengamatan
(b)
Gambar 3. Nilai rerata dan kisaran salinitas di perairan Kamal Muara, Teluk
Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2
Data salinitas dalam setiap pengambilan di kedua stasiun disajikan dalam
Lampiran 1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fadhlina (2007), salinitas
perairan Teluk Jakarta berkisar antara 30‰ sampai 33‰. Dan menurut hasil
penelitian Litasari (2002) diketahui bahwa kisaran salinitas perairan Teluk Jakarta
antara 13,9 – 30,0‰. Menurut Walker (1982) in Vakily (1989), kisaran salinitas
optimum untuk kerang hijau berkisar antara 20,7‰ – 35,4‰. Kerang hijau juga
mampu mentolerir fluktuasi salinitas yang lebar. Dengan demikian, perairan
Kamal Muara dapat dijadikan habitat kerang hijau.
Salinitas yang diamati di perairan Kamal Muara tersebut memiliki kisaran
yang sempit (30-33‰). Hal ini mengindikasikan bahwa di wilayah pengamatan,
kondisi salinitas relatif sama karena adanya pengaruh kondisi oseanografis
khususnya gerakan massa air di wilayah Teluk Jakarta yang mampu
menyeragamkan sifat salinitas perairan.
4.1.1.2 pH
pH di Stasiun 1 berkisar antara 7,5-7,9 dengan rerata 7,7. Begitu juga dengan
pH di Stasiun 2 yang berkisar antara 7,5-7,9 dengan rerata 7,7. Data pH juga
disajikan dalam Lampiran 1. Kedua stasiun memiliki nilai pH yang relatif sama
satu sama lain. Hal ini terkait dengan kondisi kimiawi perairan khususnya sifat
penyangga air laut yang mampu menahan perubahan-perubahan pH yang besar.
Di samping itu, kondisi fisik seperti gerakan massa air juga berperan penting
dalam penyeragaman sifat air. Pada hasil penelitian tahun 1988 oleh Meneg LH,
pH di Teluk Jakarta berkisar antara 6,5-9,0. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kisaran pH di Teluk Jakarta tepatnya Kamal Muara masih berada dalam
batas kenormalan air laut. Untuk pertumbuhan kerang hijau yang maksimal, pH
air laut berkisar antara 6,2-8,2 (Vakily, 1989). Maka dapat disimpulkan bahwa
perairan Kamal Muara dapat dijadikan area pertumbuhan kerang hijau (Gambar
4).
8
7.8
pH
7.7
7,67
7.6
7,73
7.4
7.2
7
1 Mei 07
29 Mei 07
26 Juni 07
waktu pengamatan
(a)
8
7.8
7,77
7,67
7,67
pH
7.6
7.4
7.2
7
1 Mei 07
29 Mei 07
26 Juni 07
waktu pengamatan
(b)
Gambar 4. Nilai rerata dan kisaran pH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta
(a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2
4.1.1.3 Total padatan tersuspensi (TSS)
TSS di Stasiun 1 berada pada kisaran 0,02-0,08 mg/L dengan rerata 0,05
mg/L, sedangkan untuk Stasiun 2, kisarannya antara 0,030-0,133 mg/L dengan
rerata 0,082 mg/L (Lampiran 1). Nilai TSS di perairan Teluk Jakarta sudah
diamati oleh beberapa peneliti diantaranya oleh Dinas PPK DKI (2004)
kandungan TSS mencapai 76 mg/L (Muara Angke), sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Bapedal (2000), kandungan TSS berkisar antara 100-150 mg/L.
Nilai hasil pengamatan ini menunjukkan nilai yang relatif rendah jika
dibandingkan dengan data penelitian sebelumnya. Nilai relatif rendah ini
menunjukkan kondisi yang masih baik bagi perairan (Gambar 5).
0.200
TSS (mg/L)
0.150
0.100
0.062
0.052
0.050
0.032
0.000
1 Mei 07
29 Mei 07
26 Juni 07
waktu pengamatan
(a)
0.200
TSS (mg/L)
0.150
0.100
0.085
0.055
0.050
0.044
0.000
1 Mei 07
29 Mei 07
26 Juni 07
waktu pengamatan
(b)
Gambar 5. Nilai rerata dan kisaran TSS di perairan Kamal Muara, Teluk
Jakarta.(a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2
4.1.2 Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH)
4.1.2.1 PAH dalam air laut
Hasil pengukuran contoh air laut (dalam bentuk terlarut) menunjukkan bahwa
terdapat hanya 7 senyawa PAH yang terdeteksi yakni naphtalen, 1-metil
naphthalen, asenaphthen, fluoren, fluoranthen, anthrasen dan pyren. Untuk
contoh kromatogram PAH keluaran GC-MS dari air laut ditampilkan pada
Lampiran 9. Di antara ketujuh senyawa tersebut, naphtalen adalah senyawa PAH
yang memiliki rerata konsentrasi tertinggi (61 dan 65%), sebaliknya asenaphthen
memiliki rerata konsentrasi terendah (1%) pada kedua stasiun pengamatan
(Gambar 6).
fluoranthen
21%
pyren
4%
anthrasen
3%
fluoren
8%
asenapthen
1%
napthalen
61%
1-metilnapthalen
2%
(a)
fluoranthen
15%
pyren
5%
anthrasen
4%
fluoren
7%
asenapthen
1%
1-metilnapthalen
3%
napthalen
65%
(b)
Gambar 6. Diagram cakram komposisi PAH rerata di perairan Kamal Muara,
Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2
Namun demikian, secara keseluruhan konsentrasi PAH berkisar antara 0,1687 0,8722 ρg L-1 dengan nilai rerata 0,5964 ρg L-1 di Stasiun 1 dan 0,2350 - 1,1723
ρg L-1 dengan rerata 0,6733 ρg L-1 di Stasiun 2 (Tabel 3).
Tabel 3. Konsentrasi total 7 senyawa PAH (ρg L-1 ) dalam air laut per stasiun di
perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Konsentrasi total PAH
1 Mei 2007
29 Mei 2007
26 Juni 2007
Rerata
Stasiun 1
0,7482
0,8722
0,1687
0,5964
Stasiun 2
1,1723
0,2350
0,6125
0,6733
Hasil pengukuran juga menunjukkan konsentrasi-konsentrasi dengan
variabilitas tinggi selama pengamatan dari waktu ke waktu, walaupun naphtalen
tetap sebagai komponen dominan (Gambar 7). Data konsentrasi tiap senyawa
PAH dapat dilihat pada Lampiran 2.
1.2
konsentrasi
(pg/L)
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 Mei 07
29 Mei 07
26 Juni 07
tanggal
napthalena
anthrasena
1 metilnapthalena
fluoranthena
asenapthena
pyrena
fluorena
(a)
konsentrasi (pg/L)
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 Mei 07
29 Mei 07
26 Juni 07
tanggal
napthalena
anthrasena
1 metilnapthalena
fluoranthena
asenapthena
pyrena
fluorena
(b)
Gambar 7. Diagram batang konsentrasi senyawa PAH (ρg L-1) dalam contoh air
laut menurut waktu pengambilan di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b).
Sebagai contoh pada Stasiun 1, konsentrasi PAH cenderung menurun, sebaliknya
pada Stasiun 2 pengamatan ke-2 menunjukkan konsentrasi total senyawa PAH
terendah. Jika dilihat dari Gambar tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
konsentrasi PAH dalam air laut tidak selalu menurun atau meningkat dan
sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi oseanografi perairan
khususnya arus.
Nilai konsentrasi PAH baik di Stasiun 1 maupun Stasiun 2 sangat rendah dan
karenanya PAH termasuk ke dalam komponen senyawa kelumit (trace
compound). Informasi konsentrasi PAH di perairan Indonesia sampai saat ini
masih sangat jarang diperoleh. Dengan demikian sebagai perbandingan, hasil
pengamatan di beberapa perairan laut diantaranya di Laut Baltik memiliki
konsentrasi PAH sebesar 0,3 – 0,594 ng/L, di Teluk Xiamen Barat, China sebesar
106 - 945 ng/L, dan di Teluk Daya, China sebesar 4228 – 29325 ng/L (Azevedo et
al., 2004). Konsentrasi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
pengamatan di perairan Teluk Jakarta.
Nilai rendah di Teluk Jakarta diduga karena PAH yang ada dalam air laut
mendapat input dari sumber alami (hasil pembakaran suhu tinggi pada bahan
organik yang biasa disebut proses pirogenik) juga antropogenik (kontaminasi dari
petroleum) dengan jumlah sangat rendah (Neff, 1979). PAH dapat juga berubah
dikarenakan adanya kondisi oseanografis dari laut khususnya kondisi arus. PAH
dalam air laut dapat berbentuk terlarut ataupun partikel yang ada di kolom
perairan. Kondisi ini memungkinkan PAH untuk memiliki mobilisasi tinggi dan
bisa terbawa ke tempat lain oleh arus, sehingga hasil pengamatan di lokasi
terhitung rendah. Selain itu juga dapat dikarenakan rendahnya tingkat kelarutan
PAH sehingga keberadaannya dalam air laut tidak bertahan lama dan akan
terdeposit dengan cepat ke sedimen dasar serta tertahan di dalamnya (Webster et
al., 2002). Kondisi ini diduga menjadi penyebab tingkat konsentrasi PAH sangat
rendah pada hasil pengamatan.
Naphtalen menjadi senyawa PAH dengan konsentrasi tertinggi dalam air laut.
Hal ini dapat dikarenakan adanya masukan petrogenik (antropogenik) yakni
kontaminasi dari petroleum. Fluoranthen juga muncul sebagai salah satu senyawa
PAH yang memiliki konsentrasi tinggi. Senyawa ini memiliki jumlah cincin
aromatik 4 buah dan biasanya senyawa PAH dengan jumlah 4 buah cincin
tersebut berasal dari sumber pirogenik atau alami. Dengan demikian, PAH dalam
air laut juga diduga berasal dari sumber yang alami.
4.1.2.2 PAH dalam kerang hijau (Perna viridis L.)
Hasil pengukuran contoh menunjukkan bahwa terdeteksi 7 senyawa PAH
yang terdapat dalam kerang hijau. Pada Stasiun 1 dan 2, dapat diketahui bahwa
naphtalen menjadi senyawa yang memiliki konsentrasi tertinggi di setiap ukuran
panjang tubuh kerang hijau selama 5 kali pengambilan (Lampiran 3). Setelah
naphtalen, senyawa yang juga memiliki konsentrasi tinggi adalah fluoranthen.
Untuk senyawa yang memiliki konsentrasi terendah adalah 1 metilnaphthalen
(Gambar 8). Dari tabel dapat diketahui bahwa di Stasiun 1 dari awal sampai akhir
pengambilan contoh, ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm memiliki kisaran
konsentrasi PAH total antara 50,7600-283,7465 µg g-1 berat basah, panjang tubuh
2,5 -3,0 cm berkisar antara 23,2507-125,7143 µg g-1 berat basah, panjang tubuh
4,0 - 4,5 cm berkisar antara 41,7883-111,2253 µg g-1 berat basah dan panjang
tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 34,7362111,1149 µg g-1 berat basah.
Rata-rata Stasiun 1
konsentrasi (µg/g)
120
100
80
60
40
20
0
1-1,5
2,5-3
4-4,5
panjang (cm)
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
anthrasen
fluoranthen
pyren
5,5-6
fluoren
(a)
Rata-rata Stasiun 2
konsentrasi (µg/g)
120
100
80
60
40
20
0
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
panjang (cm)
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
anthrasen
fluoranthen
pyren
5,5-6,0
fluoren
(b)
Gambar 8. Diagram batang komposisi senyawa PAH rerata dalam kerang hijau di
Stasiun 1 (a) dan 2 (b) perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Untuk Stasiun 2, juga bisa diketahui bahwa ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm
memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 24,6307-121,3696 µg g-1 berat
basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm berkisar antara 13,5232-100,2161 µg g-1 berat
basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 36,4154-134,4152 µg g-1 berat
basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran antara 14,8467-76,0554 µg
g-1 berat basah (Tabel 4). Untuk kromatogram PAH keluaran GC-MS dari kerang
hijau ditampilkan pada Lampiran 10.
Gambar 9. Contoh kromatogram total ion 7 senyawa PAH dalam kerang hijau di Stasiun 1 (ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1)
Tabel 4. Konsentrasi total 7 senyawa PAH (µg g-1 berat basah) dalam kerang
hijau per stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Waktu pengambilan
1 Mei 2007
15 Mei 2007
29 Mei 2007
12 Juni 2007
26 Juni 2007
ukuran panjang tubuh (cm)
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
total PAH di stasiun 1
50,7600
125,7143
111,2253
55,7763
58,2781
23,2507
41,7883
111,1149
53,7919
42,5160
45,1003
34,7362
283,7465
114,0512
68,5058
35,8997
68,8143
38,5203
52,8252
58,4807
total PAH di Stasiun 2
121,3696
42,1027
52,7324
43,4054
61,1507
67,1654
39,3873
49,4394
24,6307
13,5232
36,4154
14,8467
91,3369
100,2161
94,5715
76,0554
44,7943
55,4332
134,4152
65,5957
Hasil konsentrasi yang didapat dalam kerang hijau memiliki kisaran nilai yang
cukup tinggi. Pada penelitian yang sudah dilakukan, konsentrasi PAH dalam
biota kerang di area budidaya perairan Loch Seven, Skotlandia sebesar >4000
ng/g berat basah yakni mencapai 8256 ng/g berat basah (McIntosh et al., 2004)
dan di perairan Skotlandia yang lain (Shetland dan Orkney) sebesar 14,7 – 7177
ng/g berat basah (Webster et al., 2002). Nilai pengukuran yang didapat di Teluk
Jakarta tergolong tinggi dibandingkan dengan kedua penelitian tersebut. Namun
jika dibandingkan dengan penelitian McDowell et al. (1999) di perairan New
Bedford, Massachusetts yang memiliki nilai sebesar 1940 mg/g berat basah,
konsentrasi PAH dalam kerang hijau di Teluk Jakarta termasuk rendah. Hal ini
dapat dikarenakan perairan New Bedford merupakan daerah pelabuhan kapalkapal besar sehingga diduga PAH yang ada dalam tubuh kerang berasal dari
buangan kapal. Di perairan Teluk Jakarta, konsentrasi PAH dalam
kerang hijau diduga berasal dari hasil pembakaran tidak sempurna bahan bakar
fosil, kayu, emisi pembakaran batubara dan kendaraan motor serta aktivitas
antropogenik seperti peristiwa tumpahan minyak yang menghasilkan minyak
mentah (crude oil) (McIntosh et al., 2004).
Hasil pengukuran juga menunjukkan konsentrasi tiap senyawa PAH dalam
kerang hijau memiliki nilai yang bervariasi di setiap kali pengambilannya.
Namun yang cenderung terjadi khususnya di Stasiun 1 adalah penurunan
konsentrasi tiap senyawa PAH dari ukuran terkecil ke ukuran terbesar, seperti
yang terjadi pada pengambilan contoh ke-1, 3 dan 4 (Gambar 10 dan 11).
Senyawa Naphthalen, dengan kisaran nilai pada ukuran tubuh 1,0 - 1,5 cm, 2,5 –
3,0 cm, 4,0 - 4,5 cm dan 5,5 – 6,0 cm berada antara 23,4692 - 199,8053; 15,5774 51,3920; 22,6816 - 40,8023 dan 16,0421 - 26,8799 µg g -1 berat basah,
konsentrasi (µg/g)
1 Mei 2007
300
250
200
150
100
50
0
1,0-1,5
napthalen
anthrasen
2,5-3,0
4,0-4,5
panjang (cm)
1 metilnapthalen
fluoranthen
asenapthen
pyren
5,5-6,0
fluoren
15 Mei 2007
konsentrasi (µg/g)
300
250
200
150
100
50
0
1,0-1,5
2,5-3,0
panjang (cm)
4,0-4,5
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
anthrasen
fluoranthen
pyren
5,5-6,0
fluoren
Gambar 10. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang hijau
(Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 1
29 Mei 2007
300
konsentrasi (µg/g)
250
200
150
100
50
0
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
panjang (cm)
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
anthrasen
fluoranthen
pyren
5,5-6,0
fluoren
12 Juni 2007
konsentrasi (µg/g)
300
250
200
150
100
50
0
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
panjang (cm)
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
anthrasen
fluoranthen
pyren
5,5-6,0
fluoren
26 Juni 2007
konsentrasi (µg/g)
300
250
200
150
100
50
0
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
panjang (cm)
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
anthrasen
fluoranthen
pyren
5,5-6,0
fluoren
Gambar 11. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang hijau
(Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 1
menjadi senyawa PAH yang memiliki konsentrasi tertinggi di semua ukuran,
sedangkan asenapthen sebagai senyawa PAH berkonsentrasi terendah dengan
kisaran nilai untuk ukuran panjang 1,0 - 1,5 cm berada pada 0,5605-1,0947 µg g -1
berat basah, ukuran panjang 2,5 – 3,0 cm berada pada 0,7279-0,9036 µg g -1 berat
basah, ukuran panjang 4,0 - 4,5 cm berada pada 0,4091-1,4465 µg g -1 berat basah
dan ukuran panjang 5,5 – 6,0 cm berada pada 0,7828-1,0797 µg g -1 berat basah.
Di Stasiun 2, pola yang terbentuk cenderung menurun ke arah ukuran kerang
hijau yang semakin besar, namun pada ukuran sebelumnya (4,0-4,5 cm),
konsentrasi tiap senyawa PAH cenderung meningkat hingga maksimal seperti
yang terjadi pada pengambilan ke-1,3 dan 5 (Gambar 12 dan 13). Hal ini berbeda
dengan konsentrasi tiap senyawa PAH dalam kerang hijau di Stasiun 1.
konsentrasi (µg/g)
1 Mei 2007
140
120
100
80
60
40
20
0
1-1,5
2,5-3
4-4,5
panjang (cm)
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
anthrasen
fluoranthen
pyren
5,5-6
fluoren
15 Mei 2007
konsentrasi (µg/g)
140
120
100
80
60
40
20
0
1-1,5
napthalen
anthrasen
2,5-3
4-4,5
panjang (cm)
1 metilnapthalen
fluoranthen
asenapthen
pyren
5,5-6
fluoren
Gambar 12. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh
kerang hijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 2
konsentrasi (µg/g)
29 Mei 2007
140
120
100
80
60
40
20
0
1-1,5
2,5-3
4-4,5
panjang (cm)
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
anthrasen
fluoranthen
pyren
5,5-6
fluoren
konsentrasi (µg/g)
12 Juni 2007
140
120
100
80
60
40
20
0
1-1,5
napthalen
anthrasen
2,5-3
4-4,5
panjang (cm)
1 metilnapthalen
fluoranthen
asenapthen
pyren
5,5-6
fluoren
konsentrasi (µg/g)
26 Juni 2007
140
120
100
80
60
40
20
0
1-1,5
napthalen
anthrasen
2,5-3
4-4,5
panjang (cm)
1 metilnapthalen
fluoranthen
asenapthen
pyren
5,5-6
fluoren
Gambar 13. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuh
kerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 2
Pada Stasiun 2, senyawa PAH yang paling sering muncul sebagai nilai
konsentrasi tertinggi pada setiap ukuran panjang tubuh adalah napthalen. Hal ini
terdapat di setiap pengambilan contoh kerang hijau kecuali pada saat pengambilan
ke-4. Konsentrasi tertinggi pada setiap ukuran tubuh di pengambilan ke-4 adalah
fluoranthen dengan ukuran tubuh 1,0 - 1,5 cm sebesar 30,8751 µg g -1 berat basah
, 2,5 – 3,0 cm sebesar 36,5159 µg g -1 berat basah , 4,0 - 4,5 cm sebesar 46,5790
µg g -1 berat basah dan 5,5 – 6,0 cm sebesar 46,5301 µg g -1 berat basah. Hal ini
memberikan perbedaan dengan Stasiun 1 dimana dalam setiap ukuran tubuh
kerang hijau terdapat senyawa naphtalen dengan nilai konsentrasi tertinggi.
Senyawa PAH yang paling sering muncul dengan nilai konsentrasi terendah pada
setiap ukuran panjang tubuh kerang hijau di Stasiun 2 adalah 1metil naphtalen.
PAH yang masuk ke dalam tubuh kerang hijau bisa didapatkan dari
kandungan PAH dalam perairan yang diakumulasi oleh kerang hijau saat
menyerap makanan yang ada di kolom perairan. Kerang hijau merupakan
organisme yang memiliki cara makan yang cukup berbeda yakni menyaring
semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Kolom perairan dimana kerang
hijau berkembang sangat mudah dimasuki oleh berbagai polutan baik yang berasal
dari rumah tangga ataupun industri. Sumber ini disebut sumber petrogenik
(Webster et al., 2002). Selain itu, penyerapan PAH ke dalam tubuh kerang
tergantung dari bioavailability senyawa PAH tersebut yang selanjutnya tergantung
dari tingkat kelarutannya dalam air. Semakin tinggi berat molekul senyawa PAH,
maka semakin rendah tingkat kelarutannya dalam air. Kerang hijau juga memiliki
kandungan lemak dalam tubuhnya dan pada bagian ini diduga bahwa PAH dapat
mengalami reaksi ikatan sehingga terakumulasi oleh kerang hijau. Karena sistem
metabolisme tubuh yang rendah, maka PAH sangat sulit untuk dilepaskan kembali
ke lingkungannya (Fleming et al., 2004).
Di Stasiun 1, naphthalen merupakan senyawa PAH yang paling tinggi nilai
konsentrasinya. Dalam hal ini, naphthalen dapat muncul karena adanya proses
pembentukan senyawa PAH dengan berat molekul lebih rendah dari petrolum
dalam bentuk buangan serta tumpahan minyak ke laut. Dari awal hingga akhir
pengambilan contoh kerang hijau, dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi PAH
mengalami fluktuasi yang berbeda-beda.
Jika dibandingkan dengan Stasiun 1, kandungan PAH di Stasiun 2 tidak jauh
memiliki perbedaan. Perbedaan yang mencolok di Stasiun 2 adalah nilai
konsentrasi senyawa fluoranthen yang mendominasi di pengambilan contoh ke-4
dan naphthalen di pengambilan contoh ke-1. Hal ini membedakan sumber
masuknya PAH ke dalam tubuh kerang hijau. Fluoranthen adalah senyawa PAH
yang memiliki cincin berjumlah lebih dari 3 buah, dan mengindikasikan bahwa
senyawa ini termasuk anggota senyawa PAH dengan berat molekul tinggi,
sedangkan naphthalen adalah senyawa PAH dengan berat molekul lebih rendah
dengan jumlah cincin 2 buah. Dengan demikian sumber masukan kedua senyawa
tersebut berbeda. Untuk fluoranthen, senyawa ini dapat muncul di semua ukuran
panjang tubuh di pengambilan ke-4 diduga disebabkan oleh proses pirogenik
yakni hasil pembakaran bahan organik yang kurang sempurna di perairan
(Fleming et al., 2004).
Konsentrasi PAH dalam kerang hijau dapat dihubungkan dengan kondisi
ukuran tubuh dari kerang hijau itu sendiri, dimana dalam kasus ini adalah panjang
tubuhnya. Berdasarkan hasil yang telah didapat, konsentrasi PAH dalam tubuh
organisme kerang hijau mengalami kecenderungan peningkatan seiring
bertambahnya ukuran panjang tubuhnya (Gambar 15). Hal ini juga didukung
dengan menghubungkan antara ukuran panjang dan berat tubuh kerang hijau
(Gambar 14). Pada Gambar tersebut dapat diketahui bahwa hubungan keduanya
juga berbanding lurus yakni peningkatan ukuran berat seiring dengan
pertambahan panjang tubuh baik di Stasiun 1 maupun 2.
2.5
B erat (gr)
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
1
2
3
4
Panjang (cm)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm
kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm
rata-rata
5
6
kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm
Expon. (rata-rata)
(a)
2.5
2
Berat (gr)
1.5
1
0.5
0
1
2
3
4
5
6
Panjang (cm)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm
kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm
kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm
rata-rata
Expon. (rata-rata)
(b)
Gambar 14. Grafik sebaran berat tubuh dengan panjang tubuh kerang hijau (Perna
viridis) di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b)
.
Dilihat dari penjelasan dan gambar 14 dan 15, konsentrasi PAH di setiap
ukuran panjang tubuh memiliki pola yang semakin meningkat ke arah panjang
tubuh yang semakin besar dan menunjukkan bahwa kerang hijau dengan empat
ukuran panjang ini mengakumulasi PAH dalam tubuhnya dari perairan secara
teratur. Hal ini juga menunjukkan optimasi kemampuan tubuh kerang hijau yang
berbeda-beda dalam melakukan penyerapan senyawa PAH.
25
k o n se n trasi (u g/g)
20
15
10
5
0
1
2
3
4
5
panjang tubuh (cm)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm
kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm
kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm
rata-rata
Expon. (rata-rata)
6
(a)
konsentrasi (ug/g)
25
20
15
10
5
0
1
2
3
4
5
6
panjang tubuh (cm)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm
kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm
rata-rata
kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm
Expon. (rata-rata)
(b)
Gambar 15. Grafik sebaran konsentrasi PAH kerang hijau (Perna viridis) menurut
4 kisaran panjang tubuh di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b).
Hal ini diungkapkan oleh penelitian Bruner et al. (1994) yang menyatakan bahwa
kerang yang berukuran lebih kecil diduga mempunyai kemampuan untuk
menyerap PAH lebih banyak dibandingkan dengan kerang yang berukuran lebih
besar. Dari hasil yang didapat, dapat dibuktikan dalam kerang hijau dengan
panjang tubuh 1,0-1,5 cm, yang sedang dalam proses pertumbuhan, mampu
menyerap komponen senyawa PAH dalam jumlah besar melalui proses
penyaringan makanan dibanding kerang hijau dengan panjang tubuh 5,5-6,0 cm
yang berumur lebih tua dan semakin sedikit menampung makanan dari sekitar
perairan. Hal lain yang bisa diungkap juga adalah kerang yang sedang dalam
masa pra pemijahan biasanya mampu menyerap PAH lebih banyak dibandingkan
kerang yang sudah melewati masa pemijahan. Kerang berukuran 1,0 -1,5 cm
merupakan kerang hijau yang sedang dalam masa tersebut sehingga diduga
mampu menyerap PAH lebih banyak (Bruner et al., 1994).
Kondisi di Stasiun 2 tidak jauh berbeda dengan Stasiun 1. Namun pada
ukuran panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm, kandungan PAH dalam tubuh kerang hijau
memiliki nilai konsentrasi tertinggi dibandingkan dengan 3 ukuran panjang tubuh
yang lain. Hal ini diduga karena kerang hijau ukuran ini mengandung lemak yang
lebih banyak dibandingkan kerang ukuran yang lain, dimana semakin tinggi
kandungan lemak dalam tubuhnya, maka akan semakin mudah untuk berikatan
dengan senyawa yang bersifat lipofilik atau hidrofobik tinggi seperti PAH (Bruner
et al., 1994). Selain itu, hal ini juga bisa dikarenakan ukuran panjang ini lebih
lama terpaparkan di perairan dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil.
4.1.3 Faktor biokonsentrasi PAH
Faktor biokonsentrasi adalah rasio konsentrasi zat dalam biota (berat zat/berat
biota) dan dalam air (berat zat/berat air) pada kondisi setimbang, dimana
spesifikasi zat dalam hal ini adalah PAH. Nilai konsentrasi ini menunjukkan cara
akumulasi senyawa tersebut dari fase cair (dalam air laut) menjadi fase organik,
seperti jaringan tubuh organisme. PAH termasuk salah satu senyawa organik
yang bersifat lipofilik sehingga mudah terakumulasi dalam tubuh organisme.
Organisme yang digunakan dalam kasus ini adalah kerang hijau. Faktor
biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara memiliki angka yang tinggi (Tabel
5).
Tabel 5. Faktor biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Ukuran
1 Mei 2007
panjang
tubuh (cm) Stasiun 1
Stasiun 2
1,0-1,5
67842,65 103527,06
2,5-3,0
168021,79 35913,19
4,0-4,5
148656,63 44980,26
5,5-6,0
74547,07 37024,38
29 Mei 2007
26 Juni 2007
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 1
Stasiun 2
61670,59 104801,34 407920,03 73134,52
48743,17 57539,92 228341,74 90504,42
51705,96 154944,23 313139,33 219456,52
39823,86 63171,47 346663,81 107096,53
Nilai dalam tabel menunjukkan bahwa PAH dalam perairan tersebut memiliki
kapasitas polutan yang tinggi baik untuk air laut maupun organisme kerang hijau
yang hidup di dalamnya. Nilai faktor biokonsentrasi pada keempat ukuran kerang
hijau bervariasi. Namun jika dilihat secara keseluruhan, nilainya cenderung
menurun ke arah ukuran kerang hijau 5,5-6,0 cm di Stasiun 1 dan 2. Jika dilihat
dari waktu ke waktu pengambilan contoh, nilai faktor biokonsentrasi PAH
cenderung meningkat di Stasiun 1 pada keempat ukuran kerang hijau. Namun
terjadi perbedaan yakni adanya penurunan nilai pada ukuran 1,0 -1,5 cm di
Stasiun 2. Faktor biokonsentrasi dapat dikatakan dalam kondisi stabil jika
nilainya tidak berubah secara signifikan selama jangka waktu tertentu dalam
tubuh organisme tersebut.
Faktor biokonsentrasi juga memiliki peran penting untuk menunjukkan adanya
distribusi senyawa PAH di perairan. Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa faktor
biokonsentrasi PAH di Stasiun 1 memiliki nilai yang paling tinggi pada waktu
pengambilan contoh terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa PAH mengalami
distribusi paling tinggi pada waktu pengambilan contoh terakhir di semua ukuran
kerang hijau. Untuk PAH dengan tingkat distribusi paling rendah terdapat pada
waktu pengambilan contoh kedua di Stasiun 1. Hal ini dilihat dari faktor
biokonsentrasinya yang paling kecil di antara ketiga waktu pengambilan contoh.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil yang telah diuraikan sebelumnya maka diperoleh
kenyataan bahwa telah terdeteksi keberadaan dari senyawa PAH dalam air laut
maupun kerang hijau di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Kandungan
maupun konsentrasi PAH dalam kerang hijau secara total memiliki nilai yang
lebih tinggi dibandingkan dengan PAH dalam air laut. Hal ini mengungkapkan
bahwa kerang hijau memang mengakumulasi PAH dalam tubuhnya. Akumulasi
sendiri merupakan suatu proses penimbunan atau penumpukan suatu senyawa dari
lingkungan dan biasanya terjadi karena mekanisme yang tidak seimbang antara
proses absorpsi yang diikuti penyimpanan dengan proses eliminasi melalui
metabolisme yang terjadi dalam tubuh kerang hijau. Proses akumulasi ini dapat
ditunjukkan melalui hasil pengamatan dari berbagai tingkat umur kerang yang
dilihat dari ukuran tubuh kerang hijau (Gambar 16).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kandungan PAH dalam tubuh kerang
hijau cenderung bergerak meningkat ke arah ukuran panjang tubuh yang besar,
walaupun terlihat pada ukuran tubuh 4,0-4,5 cm dan 5,5-6,0 cm, terbentuk nilai
kandungan PAH yang cukup bervariasi jika dibandingkan dengan ukuran panjang
tubuh kerang hijau yang lebih kecil.
kandungan (ug)
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
berat tubuh (gr)
kisa ran panjang tubuh 1,0-1,5 cm
kisa ran panjang tubuh 4,0-4,5 cm
rata -rata
kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm
Linear (rata-rata)
k a n d u n ga n (u g)
(a)
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0
0.5
1
1.5
2
2.5
berat tubuh (gr)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm
kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm
rata-rata
kisaran panjangtubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjangtubuh 5,5-6,0 cm
Linear (rata -rata)
(b)
Gambar 16. Grafik sebaran kandungan PAH (µg) di tiap berat individu kerang
hijau (Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2.
Kandungan PAH yang mengalami peningkatan pada ukuran panjang tubuh besar
dapat terjadi karena kerang hijau tersebut memiliki waktu yang lebih lama untuk
terpapar di perairan dibandingkan dengan ukuran kerang yang kecil. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2002), dapat diperkirakan bahwa
umur kerang hijau berukuran 4,0-4.5 cm dan 5,5-6,0 cm sebesar 16 dan 22
minggu.
Secara biologis, proses akumulasi ini bergantung kepada sifat dari senyawa
dan sistem metabolisme dari organisme. PAH merupakan senyawa yang memiliki
sifat mudah terikat atau bereaksi dengan senyawa-senyawa lemak atau biasa
disebut dengan senyawa lipofilik (Neff, 1979). Bagi organisme kerang hijau,
ukuran yang semakin besar mengindikasikan bahwa kerang hijau bertambah
dewasa sehingga kandungan lipid atau lemak dalam tubuhnya juga semakin tinggi
(Gunawan, 2003). Dengan demikian, maka terdapat dugaan bahwa kandungan
PAH yang semakin meningkat pada ukuran kerang hijau yang semakin besar
disebabkan oleh adanya senyawa lemak yang ada dan semakin banyak dalam
tubuhnya.
Sistem regulasi metabolisme dari organisme juga dapat dijadikan faktor lain
yang berkaitan dengan adanya proses akumulasi dalam tubuh kerang hijau.
Sistem ini dapat memperkuat proses pengeluaran senyawa-senyawa yang telah
diakumulasi oleh organisme tersebut. Sistem ini biasanya akan berfungsi semakin
baik jika organisme tersebut sudah berumur dewasa, dimana dalam hal ini adalah
kerang hijau ukuran besar. Oleh karena itu, seharusnya terdapat kemungkinan
bahwa kerang hijau dewasa dapat melakukan proses eliminasi lebih baik
dibandingkan dengan kerang hijau yang berukuran kecil. Namun pada hasil
penelitian ini, proses tersebut belum terlihat dengan sangat jelas. Hal ini dapat
dtunjukkan dari nilai konsentrasi PAH terhadap ukuran berat tubuh kerang hijau
(Gambar 17).
Konsentrasi merupakan rasio antara kandungan PAH dalam kerang hijau
dengan ukuran berat tubuhnya.
konsentrasi (ug/g)
25
20
15
10
5
0
0
0.5
1
1.5
berat tubuh (gr)
kisaran panjang tubuh 1-1,5 cm
kisaran panjang tubuh 4-4,5 cm
rata -rata
2
2.5
kisaran panjang tubuh 2,5-3 cm
kisaran panjang tubuh 5,5 -6 cm
Linear (ra ta -rata)
(a)
konsentrasi (ug/g)
25
20
15
10
5
0
0
0.5
1
1.5
berat tubuh (gr)
kisa ran panjang tubuh 1-1,5 cm
kisa ran panjang tubuh 4-4,5 cm
rata -ra ta
2
2.5
kisa ran pa njang tubuh 2,5-3 cm
kisa ran pa njang tubuh 5,5-6 cm
Linear (ra ta -rata )
(b)
Gambar 17. Grafik sebaran konsentrasi PAH dalam berat tubuh kerang hijau
(Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2.
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa konsentrasi PAH cenderung semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya berat tubuh kerang hijau. Hasil
penelitian dari Akbar (2002) tentang kajian akumulasi logam berat menunjukkan
dengan bertambahnya ukuran panjang tubuh kerang hijau, maka kandungan logam
berat dalam tubuhnya akan bertambah juga, namun akan terjadi penurunan dalam
hal konsentrasinya. Hal ini mengungkapkan bahwa laju pertambahan berat
tubuhnya lebih cepat dibandingkan dengan laju penumpukan logam berat dalam
tubuh kerang hijau. Dengan melakukan perbandingan terhadap pernyataan di
atas, maka dalam kasus ini, proses akumulasinya agak sedikit berbeda. Hal ini
mungkin disebabkan oleh karena perbedaan respon dari kerang hijau terhadap
senyawa-senyawa yang diakumulasi oleh tubuhnya, terutama dalam hal sifat
lipofilik senyawa PAH. Namun, indikator dari nilai kandungan dan konsentrasi
suatu senyawa untuk digunakan dalam mempelajari preferensi akumulasi masih
memerlukan kajian yang lebih lanjut.
PAH dalam air laut dapat berasal dari berbagai sumber dan diantaranya
berasal dari masukan langsung di daratan yang ditransport ke dalam laut melalui
udara ataupun aliran air sungai ke laut. Pada penelitian ini dicobakan melihat
adanya keterkaitan antara konsentrasi PAH dalam air laut dengan parameter lain
untuk menduga sumber awal PAH yang masuk ke perairan. PAH yang masuk ke
laut melalui aliran air sungai diindikasikan dengan parameter salinitas dan TSS.
Hal ini dilihat dari adanya sungai-sungai yang berada di sekitar Teluk Jakarta
yang umumnya memiliki nilai salinitas rendah dan TSS yang tinggi. Oleh karena
itu, jika kandungan PAH dalam air laut meningkat dan memang berasal dari darat,
maka seharusnya nilai salinitas perairan rendah dan TSS menjadi tinggi.
Pada Gambar 18 dan 19 ditunjukkan kondisi salinitas dan TSS dengan
konsentrasi PAH dalam air laut. Terlihat pada Gambar, tidak terlihat korelasi
antara kondisi salinitas dan TSS dengan konsentrasi PAH dalam air laut. Dengan
demikian, PAH yang terdapat di dalam air laut belum dapat diduga memiliki
sumber masukan yang berasal dari daratan.
0,8
0,7
PAH (u g /L )
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
31,8
31,0
32,0
salinitas (permil)
(a)
1,4
PAH (ug /L)
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
31,8
31,3
32,0
salinitas (permil)
(b)
Gambar 18. Grafik hubungan salinitas perairan Kamal Muara dan konsentrasi
PAH dalam air laut di Stasiun 1 (a) dan 2 (b)
0,80
0,70
PAH (u g /L)
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
0,055
0,040
0,055
TSS (mg/L)
(a)
1,40
PAH (u g /L)
1,20
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
0,030
0,043
0,133
TSS (mg/L)
(b)
Gambar 19. Grafik hubungan TSS perairan Kamal Muara dan konsentrasi PAH
dalam air laut di Stasiun 2 (kiri) dan 2 (kanan)
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Terdapat 7 senyawa PAH (bentuk terlarut) dalam perairan Kamal Muara juga
dalam tubuh kerang hijau yakni naphthalen, 1-metil naphthalen, asenaphthen,
fluoren, fluoranthen, anthrasen dan pyren. Konsentrasi total 7 senyawa PAH
dalam air laut adalah berkisar antara 0,0213 - 1,1551 ρg L-1 dengan rerata 0,5964
ρg L-1 di Stasiun 1 dan 0,0181 - 1,2456 ρg L-1 dengan rerata 0,6733 ρg L-1 di
Stasiun 2. Konsentrasi tertinggi di air laut contoh adalah senyawa naphthalen dan
terendah adalah senyawa asenapthen.
Konsentrasi total 7 senyawa PAH dalam kerang hijau menurut ukuran panjang
tubuh pada bulan Mei hingga Juni 2007 adalah ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm
antara 50,7600-283,7465 µg g-1 berat basah dengan rerata 167,2533 µg g-1 berat
basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm antara 23,2507-125,7143 µg g-1 berat basah
dengan rerata 74,4825 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm antara
41,7883-111,2253 µg g-1 berat basah dengan rerata 76,5068 µg g-1 berat basah dan
panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm antara 34,7362-111,1149 µg g-1 berat basah dengan
rerata 72,9256 µg g-1 berat basah di Stasiun 1. Di stasiun 2, ukuran panjang tubuh
1,0 -1,5 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 24,6307-121,3696 µg
g-1 berat basah dengan rerata 73,0002 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0
cm berkisar antara 13,5232-100,2161 µg g-1 berat basah dengan rerata 56,8697 µg
g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 36,4154-134,4152 µg g1
berat basah dengan rerata 134,4152 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 -
6,0 cm memiliki kisaran antara 14,8467-76,0554 µg g-1 berat basah dengan rerata
76,0554 µg g-1 berat basah. Senyawa yang memiliki nilai konsentrasi total
tertinggi pada Stasiun 1 dan 2 dalam kerang hijau adalah senyawa Napthalen,
sedangkan senyawa yang memiliki nilai total terendah adalah 1-metilnapthalen.
Nilai PAH dalam kerang hijau menunjukkan kecenderungan meningkat dengan
meningkatnya ukuran panjang dan berat tubuh kerang.
Parameter pendukung (salinitas dan TSS) dalam penelitian ini tidak memiliki
hubungan yang linear atau sebanding dengan konsentrasi PAH dalam air laut.
Nilai salinitas dan TSS yang diamati mengindikasikan bahwa PAH yang masuk ke
dalam air laut belum dapat diestimasi memiliki sumber dari darat ataupun aliran
sungai.
5.2 Saran
Mengingat masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dalam penelitian ini,
maka disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut yang akan mengungkap
tentang lamanya waktu retensi tiap senyawa PAH dalam tubuh organisme seperti
kerang hijau serta pengaruh parameter fisik dan kimia yang lainnya terhadap
kandungan PAH dalam air laut.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H.S. 2002. Pendugaan tingkat akumulasi logam berat Pb, Cd, Cu, Zn dan
Ni pada kerang hijau (Perna viridis L.) ukuran <5 cm di perairan Kamal
Muara, Teluk Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Azevedo, D.de A, E.Gerchon dan E.O dos Reis. 2004. Monitoring of pesticides
and polycyclic aromatic hydrocarbons in water from Paraiba do Sul River,
Brazil. J.Braz.Chem.Soc. 15(2): 292-299.
Bapedal. 2000. Indonesian environment monitor. World Bank Indonesia Office.
Jakarta.
Bayne, L.M. 1976. Marine mussels: their ecology and physiology. Cambridge
University Press. London, England.
Bruner, K.A, S.W Fisher dan P.F Landrum. 1994.The role of the zebra mussel,
dreissena polymorpha, in contaminant cycling: I. the effect of body
size and lipid content on the bioconcentration of PCBs and PAHs. J.
Great Lakes Res. 20(4): 725–734.
Cheong, L dan F.Y Chen. 1980. Preliminary studies on raft method of green
mussels Perna viridis (L) in Singapore. S.J.Pr.Ind. 8(2): 119-133.
Catsiki, V.A, I. Hatzianestis dan F. Rigas. 2003. Distribution of metal and organic
contaminants in mussel from Thermoikos gulf. Global Nest: The Int.J.
5(3): 119-126.
Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan DKI. 2004. Kualitas perairan Teluk
Jakarta. Jakarta
Djamali, A. 1982. Kerang hijau. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Environmental Protection Agency. 1996a. Separatory funnel liqud-liquid
extraction revision 3. U.S.E.P.A.3510:1-8
Environmental Protection Agency. 1996b. Soxhlet extraction revision 3.
U.S.E.P.A.3540:1-8
Environmental Protection Agency. 1998. Semivolatile organic compounds
by gas chromatography/mass spectrometry (GC/MS) revision 4.
U.S.E.P.A.8270:1-62
Fadhlina, D. 2007. Geokimia logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn di perairan Teluk
Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Fleming, H.P, A.J Asencio P dan E. Guiterrez. 2004. Polycyclic aromatic
hydrocarbons in sediments and mussels of Corral Bay, South Central
Chile. J.Environ.Monit. 6: 229-233.
Gritter, R.J. 1991. Pengantar kromatografi edisi kedua. ITB Press. Bandung.
Hal 1-81.
Gunawan, I. 2003. Kandungan pestisida organoklorin dalam sedimen dan kerang
tahu (Meretrix meretrix) di muara Sungai Citarum, Jawa Barat. Skripsi.
Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor.
Helton, D. A. Moles, J. Short dan J. Rice. 2004. Result of the M/V Kuroshima oil
spill shellfish tissue report 1999, 2000 and 2004. National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA).United States of America.
ICES. 2007. Background concentrations of contaminants in biota and sediments.
ICES Advice Book 1. 108-113
Jennings, W. 1987. Analytical gas chromatography. Academic Press Inc. Orlando,
FL.viii + 259 h.
Kantor Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 1989. Studi manajemen Teluk
Jakarta. Laporan Akhir Kerjasama Pusat Studi Ilmu Kelautan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dan Proyek Penelitian Pengembangan
Sumberdaya Laut dan Pencemaran Laut, Kantor Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Bogor.
Kastoro, W. 1988. Beberapa aspek ekologi kerang hijau (Mytilus viridis) dari
perairan Binaria Ancol. Fakultas Biologi. Universitas Nasional. Jakarta.
Killops, S.D dan V.S Killops. 1993. An introduction to organic geochemistry.
John Wiley and Sons, Inc. New York.
Litasari, L. 2002. Kajian kesesuaian lahan dan kebijakan pemanfaatan areal
budidaya kerang hijau (Perna viridis): kasus di kelurahan Kamal Muara,
Jakarta Utara. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Llobet, J.M, G. Falco, A. Rocio dan J.L Domingo. 2006. Exposure to polycyclic
aromatic hydrocarbons through consumption of edible marine species in
Catalonia, Spain. Journal of Food Protection. 69(10):2493-2499.
Lundstedt, S. 2003. Analysis of PAHs and their transformation products in
contaminated soil and remedial processes. Department of Chemistry.
Environmental Chemistry. Umeå University. Sweden.
McDowell, J.E, B.A Lancaster, D.F Leavitt, P. Rantamaki dan B.Ripley. 1999.
The effects of lipophilic organic contaminants on reproductive physiology
and disease processes in marine bivalve molluscs. Limnol. Oceanogr.
44(3, part 2): 903-909.
McIntosh, A.D, C.F Moffat, G. Packer dan L. Webster. 2004. Polycyclic aromatic
hydrocarbon (PAH) concentration and composition determined in farmed
blue mussels (Mytilus edulis) in a sea loch pre- and post-closure of an
aluminium smelter. J. Environ. Monit.6: 209-218.
Menzel, W. 1990. Estuarine an marine bivalve mollusca culture. CRC Press Inc.
Boston.
Mortimer, D. 2005. Polycyclic aromatic hydrocarbons in shellfish. Food
Standard Agency London. 83(5): 1-12.
Neff, J.M . 1979. Polycyclic aromatic hydrocarbons in the aquatic environment.
Applied Science Publishers LTD. London, England. v + 262 h.
Ningtyas, P. 2002. Tingkat akumulasi logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn pada kerang
hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi.
Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor.
O’Connor, T. 1998. Chemical contaminants in oysters and mussels. NOAA's
State of the Coast Report. NOAA. United States of America.
Sanusi, H.S. 2006. Kimia laut : proses fisik kimia dan interaksinya terhadap
lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. IPB Press. Bogor. xi + 188 hal.
Sivalingam. 1977. Aquaculture of green mussels, Mytilus viridis (L) in Malaysia
aquaculture, 11 : 297-312.
Roberts, D. 1976. Mussel and pollution. In B.L Bayne (ed), Marine mussels: Their
ecology and physiology. Cambridge University Press. London, England.
Vakily, J.M. 1989. The biology and culture of genus Perna. ICLARM. Studies
and Reviews. Oventsche Gesselschaff for Technische Zusammeurnabeit
(GTZ) GMBH Eschborn. Federal Republic of Germany.
Webster, L, A.D McIntosh, E.J Dulgarno, C. Meggison, N.J Shepherd dan C.F
Moffat. 2002. The polycyclic aromatic hydrocarbons composition of
mussels (Mytilus edulis) from the Scottish coastal waters. J. Environ.
Monit. 9: 150-159.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data parameter fisik dan kimia air laut di perairan Kamal Muara,
Teluk Jakarta
Paramater fisik dan
kimia
pengambilan
ulangan
ke1
1
2
3
2
1
2
3
3
1
2
3
Salinitas (‰)
pH
TSS (mg/L)
Stasiun
Stasiun
Stasiun
1
32
31,5
32
32
31
30
33
31
32
2
31,5
32
32
33
31
30
32
31
33
1
7,6
7,7
7,8
7,8
7,5
7,7
7,6
7,9
7,7
2
7,8
7,7
7,8
7,9
7,6
7,5
7,8
7,7
7,5
1
0,020
0,055
0,080
0,040
0,034
0,023
0,073
0,058
0,055
2
0,090
0,030
0,045
0,043
0,043
0,047
0,060
0,061
0,133
Lampiran 2. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg L-1) dalam air
Stasiun
tanggal
pengambilan
1
1 Mei 2007
napthalen
433140
4933655
nanogram
contoh
(ng)
0,8779
1 metilnapthalen
asenapthen
247132
59676629
0,0414
2000000
2,0706E-08
10640
11841995
0,0090
2000000
4,4925E-09
senyawa PAH
area
contoh
area
standar
volume
contoh
(L)
2000000
4,3896E-07
fluoren
22614
3432101
0,0659
2000000
3,2945E-08
anthrasen
95961
15008758
0,0639
2000000
3,1968E-08
fluoranthen
191078
6022532
0,3173
2000000
1,5864E-07
202592
16745779
0,1210
2000000
6,0490E-08
napthalen
556224
4933655
1,1274
2000000
5,6370E-07
1 metilnapthalen
asenapthen
335190
59676629
0,0562
2000000
2,8084E-08
35976
11841995
0,0304
2000000
1,5190E-08
fluoren
64914
3432101
0,1891
2000000
9,4569E-08
pyren
total
29 Mei 2007
7,4820E-07
anthrasen
77346
15008758
0,0515
2000000
2,5767E-08
fluoranthen
139855
6022532
0,2322
2000000
1,1611E-07
pyren
96529
16745779
0,0576
2000000
2,8822E-08
napthalen
150416
4933655
0,3049
2000000
3,0282E-09
1 metilnapthalen
asenapthen
36143
59676629
0,0061
2000000
1,6108E-09
3815
11841995
0,0032
2000000
0
fluoren
0
3432101
0
2000000
1,1618E-08
anthrasen
34874
15008758
0,0232
2000000
0
fluoranthen
0
6022532
0
2000000
0
pyren
0
16745779
0
2000000
total
26 Juni 2007
µg L-1
total
8,7225E-07
0
1,6257E-08
Lampiran 2 (lanjutan)
tanggal
pengambilan
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
fluoren
anthrasen
fluoranthen
pyren
1 Mei 2007
4.3896E-07
2.0706E-08
4.4925E-09
3.2945E-08
3.1968E-08
1.5864E-07
6.0490E-08
29 Mei 2007
5.6370E-07
2.8084E-08
1.5190E-08
9.4569E-08
2.5767E-08
1.1611E-07
2.8822E-08
26 Juni 2007
1.5244E-07
3.0282E-09
1.6108E-09
0
1.1618E-08
0
0
rata-rata
3.8504E-07
1.7273E-08
7.0978E-09
4.2505E-08
2.3118E-08
9.1582E-08
2.9771E-08
Stasiun
tanggal
pengambilan
2
1 Mei 2007
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
fluoren
anthrasen
fluoranthen
pyren
29 Mei 2007
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
fluoren
anthrasen
fluoranthen
pyren
26 Juni 2007
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
fluoren
anthrasen
fluoranthen
pyren
area
contoh
area
standar
872377
299174
26752
35698
61726
163351
146326
total
94584
39572
16297
27299
54484
60979
68401
total
262097
134945
0
49968
42981
288183
30798
total
4933655
59676629
11841995
3432101
15008758
6022532
16745779
nanogram
contoh
(ng)
1,7682
0,0501
0,0226
0,1040
0,0411
0,2712
0,0874
4933655
59676629
11841995
3432101
15008758
6022532
16745779
0,1917
0,0066
0,0138
0,0795
0,0363
0,1013
0,0408
2000000
2000000
2000000
2000000
2000000
2000000
2000000
4933655
59676629
11841995
3432101
15008758
6022532
16745779
0,5312
0,0226
0
0,1456
0,0286
0,4785
0,0184
2000000
2000000
2000000
2000000
2000000
2000000
2000000
senyawa PAH
volume
contoh (L)
µg L-1
2000000
2000000
2000000
2000000
2000000
2000000
2000000
8,8411E-07
2,5066E-08
1,1295E-08
5,2006E-08
2,0563E-08
1,3562E-07
4,3690E-08
1,1723E-06
9,5856E-08
3,3155E-09
6,8810E-09
3,9770E-08
1,8151E-08
5,0626E-08
2,0423E-08
2,3502E-07
2,6562E-07
1,1306E-08
0
7,2795E-08
1,4319E-08
2,3925E-07
9,1958E-09
6,1249E-07
tanggal
pengambilan
napthalen
1 metilnapthalen
asenapthen
fluoren
anthrasen
fluoranthen
pyren
1 Mei 2007
8.8411E-07
2.5066E-08
1.1295E-08
5.2006E-08
2.0563E-08
1.3562E-07
4.3690E-08
29 Mei 2007
9.5856E-08
3.3155E-09
6.8810E-09
3.9770E-08
1.8151E-08
5.0626E-08
2.0423E-08
26 Juni 2007
2.6562E-07
1.1306E-08
0
7.2795E-08
1.4319E-08
2.3925E-07
9.1958E-09
rata-rata
4.1520E-07
1.3229E-08
6.0588E-09
5.4857E-08
1.7678E-08
1.4183E-07
2.4437E-08
Rumus menghitung konsentrasi PAH:
Cc 
Dimana :
Ac  Ast
 Litre
Kst
Cc : konsentrasi PAH (ppm)
Ac : luasan area larutan contoh
Ast : luasan area larutan standar
Litre : total contoh air laut (liter)
Lampiran 3. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg g-1) dalam kerang hijau
stasiun
waktu
pengambilan
1
1 Mei 2007
ukuran
panjang
tubuh
(cm)
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
15 Mei 2007
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
Senyawa
PAH
area
contoh
Napthalen
234187
1 metilnapthalen
100958
asenapthen
11819
fluoren
37855
anthrasen
89493
fluoranthen
107064
pyren
34324
total
Napthalen
337822
1 metilnapthalen
148233
asenapthen
10700
fluoren
47022
anthrasen
147305
fluoranthen
540588
pyren
134959
Total
Napthalen
407144
1 metilnapthalen
315990
asenapthen
17129
fluoren
43237
anthrasen
79058
fluoranthen
354850
pyren
128193
Total
Napthalen
167584
1 metilnapthalen
106389
asenapthen
11420
fluoren
18222
anthrasen
45964
fluoranthen
232646
pyren
54466
Total
Napthalen
256299
1 metilnapthalen
121064
asenapthen
6637
fluoren
32429
anthrasen
87755
fluoranthen
148085
pyren
45594
Total
Napthalen
155439
1 metilnapthalen
asenapthen
26448
fluoren
20676
anthrasen
60782
fluoranthen
0
pyren
Total
Napthalen
226328
1 metilnapthalen
71739
asenapthen
4845
fluoren
22532
anthrasen
80346
fluoranthen
104042
area
standar
nanogram
contoh
(ng)
berat
contoh
basah(mg)
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2347
0,0169
0,0100
0,0255
0,0596
0,1094
0,0516
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,3386
0,0248
0,0090
0,0316
0,0981
0,5522
0,2028
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,4080
0,0530
0,0145
0,0291
0,0527
0,3625
0,1926
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,1679
0,0178
0,0096
0,0123
0,0306
0,2376
0,0818
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2569
0,0203
0,0056
0,0218
0,0585
0,1513
0,0685
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,1558
0,0000
0,0223
0,0139
0,0405
0,0000
0,0000
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
0,2268
0,0120
0,0041
0,0151
0,0535
0,1063
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
µg g-1
23,4692
1,6918
0,9981
2,5451
5,9627
10,9359
5,1573
50,7600
33,8551
2,4839
0,9036
3,1614
9,8146
55,2177
20,2780
125,7143
40,8023
5,2950
1,4465
2,9069
5,2675
36,2457
19,2614
111,2253
16,7946
1,7828
0,9644
1,2251
3,0625
23,7634
8,1837
55,7763
25,6852
2,0287
0,5605
2,1803
5,8469
15,1260
6,8506
58,2781
15,5774
0
2,2334
1,3901
4,0498
0
0
23,2507
22,6816
1,2021
0,4091
1,5149
5,3533
10,6273
Lampiran 3 (lanjutan)
pyren
6655435
0,0000
0,01
area
standar
nanogram
contoh
(ng)
berat
contoh
basah(mg)
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,3508
0,0214
0,0978
0,0399
0,0573
0,3557
0,1883
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,1941
0,0182
0,1768
0,0227
0,0000
0,1263
0,0000
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2677
0,0146
0,0280
0,0000
0,0247
0,0901
0,0000
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2268
0,0120
0,0064
0,0151
0,0535
0,1063
0,0309
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,1604
0,0000
0,0286
0,0097
0,0217
0,1269
0,0000
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
1,9981
0,0247
0,0109
0,0788
0,0973
0,6075
0,0202
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,5139
0,0238
0,0476
0,0608
0,0908
0,4036
0,0000
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
Total
Stasiun
1
15 Mei 2007
ukuran
panjang
tubuh
(cm)
5,5-6,0
29 Mei 2007
1,0-1,5
waktu
pengambilan
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
12 Juni 2007
1,0-1,5
2,5-3,0
Senyawa
PAH
area
contoh
Napthalen
349995
1 metilnapthalen
127977
asenapthen
115767
fluoren
59350
anthrasen
86053
fluoranthen
348221
pyren
125302
Total
Napthalen
193683
1 metilnapthalen
108319
asenapthen
209312
fluoren
33695
anthrasen
0
fluoranthen
123609
pyren
total
Napthalen
267099
1 metilnapthalen
87227
asenapthen
33196
fluoren
anthrasen
37134
fluoranthen
88203
pyren
total
Napthalen
226328
1 metilnapthalen
71739
asenapthen
7531
fluoren
22532
anthrasen
80346
fluoranthen
104042
pyren
20533
total
Napthalen
160076
1 metilnapthalen
asenapthen
33859
fluoren
14370
anthrasen
32628
fluoranthen
124283
pyren
total
Napthalen
1993750
1 metilnapthalen
147341
asenapthen
12964
fluoren
117238
anthrasen
145972
fluoranthen
594788
pyren
13415
total
Napthalen
512813
1 metilnapthalen
142278
asenapthen
56344
fluoren
90443
anthrasen
136252
fluoranthen
395112
pyren
0
41,7883
µg g-1
35,0750
2,1445
9,7760
3,9902
5,7335
35,5686
18,8270
111,1149
19,4101
1,8151
17,6754
2,2654
0
12,6259
0
53,7919
26,7675
1,4617
2,8032
0
2,4742
9,0094
0
42,5160
22,6816
1,2021
0,6360
1,5149
5,3533
10,6273
3,0851
45,1003
16,0421
0
2,8592
0,9661
2,1739
12,6947
0
34,7362
199,8053
2,4690
1,0947
7,8821
9,7258
60,7539
2,0156
283,7465
51,3920
2,3841
4,7580
6,0807
9,0782
40,3583
0
Lampiran 3 (lanjutan)
4,0-4,5
Stasiun
1
waktu
pengambilan
12 Juni 2007
26 Juni 2007
rata-rata
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
napthalen
58.92721
30.3246
26.13768
23.7851
ukuran
panjang
tubuh
4,0-4,5
total
Napthalen
197971
1 metilnapthalen
52749
Senyawa
PAH
asenapthen
fluoren
anthrasen
fluoranthen
pyren
area
contoh
9978466
59676629
area
standar
22024
11841995
57403
14873893
98100
15008758
270292
9790114
52698
6655435
total
5,5-6,0
Napthalen
240819
9978466
1 metilnapthalen
122646 59676629
asenapthen
12786
11841995
fluoren
22237
14873893
anthrasen
78168
15008758
fluoranthen
0
9790114
pyren
12830
6655435
total
1,0-1,5
Napthalen
262097
9978466
1 metilnapthalen
134945 59676629
asenapthen
11841995
fluoren
49968
14873893
anthrasen
42981
15008758
fluoranthen
288183
9790114
pyren
30798
6655435
total
2,5-3,0
Napthalen
239792
9978466
1 metilnapthalen
74395
59676629
asenapthen
8620
11841995
fluoren
29556
14873893
anthrasen
28660
15008758
fluoranthen
47203
9790114
pyren
25268
6655435
total
4,0-4,5
Napthalen
246299
9978466
1 metilnapthalen
144403 59676629
asenapthen
11471
11841995
fluoren
32917
14873893
anthrasen
47148
15008758
fluoranthen
173008
9790114
pyren
11498
6655435
total
5,5-6,0
Napthalen
268220
9978466
1 metilnapthalen
154376 59676629
asenapthen
9270
11841995
fluoren
25985
14873893
anthrasen
28026
15008758
fluoranthen
241001
9790114
pyren
6655435
total
1 metilnapthalen
asenapthen
fluoren
2.053156
4.065734
3.646456
1.515277
2.285223
2.523845
2.200593
1.06401
2.401806
1.713864
3.092418
1.884698
0,1984
0,0088
nanogram
contoh
(ng)
0,0186
0,0386
0,0654
0,2761
0,0792
0,2413
0,0206
0,0108
0,0150
0,0521
0,0000
0,0193
0,2627
0,0226
0,0000
0,0336
0,0286
0,2944
0,0463
0,2403
0,0125
0,0073
0,0199
0,0191
0,0482
0,0380
0,2468
0,0242
0,0097
0,0221
0,0314
0,1767
0,0173
0,2688
0,0259
0,0078
0,0175
0,0187
0,2462
0,0000
anthrasen
4.879831
5.465249
5.130311
3.609079
0,01
0,01
berat
contoh
basah(mg)
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
114,0512
19,8398
0,8839
µg g-1
1,8598
3,8593
6,5362
27,6087
7,9180
68,5058
0,01
24,1339
0,01
2,0552
0,01
1,0797
0,01
1,4950
0,01
5,2082
0,01
0
0,01
1,9277
35,8997
0,01
26,2663
0,01
2,2613
0,01
0
0,01
3,3594
0,01
2,8637
0,01
29,4361
0,01
4,6275
68,8143
0,01
24,0309
0,01
1,2466
0,01
0,7279
0,01
1,9871
0,01
1,9096
0,01
4,8215
0,01
3,7966
38,5203
0,01
24,6831
0,01
2,4198
0,01
0,9687
0,01
2,2131
0,01
3,1414
0,01
17,6717
0,01
1,7276
52,8252
0,01
26,8799
0,01
2,5869
0,01
0,7828
0,01
1,7470
0,01
1,8673
0,01
24,6168
0,01
0
58,4807
fluoranthen
pyren
25.77557
3.730214
21.88138
4.814922
20.55612
6.39844
19.3287
5.787691
Lampiran 3 (lanjutan)
stasiun
waktu
pengambilan
1 Mei 2007
ukuran
panjang
tubuh
(cm)
1,0-1,5
2
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
15 Mei 2007
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
senyawa
PAH
area
contoh
Napthalen
356904
1 metilnapthalen
163691
asenapthen
39518
fluoren
112017
anthrasen
126561
fluoranthen
494830
pyren
86618
total
Napthalen
207537
1 metilnapthalen
50062
asenapthen
7969
fluoren
20733
anthrasen
41489
fluoranthen
153060
pyren
total
Napthalen
248057
1 metilnapthalen
66644
asenapthen
19393
fluoren
25470
anthrasen
45911
fluoranthen
199204
pyren
Total
Napthalen
232847
1 metilnapthalen
114967
asenapthen
fluoren
anthrasen
40625
fluoranthen
130485
pyren
14036
Total
napthalena
272915
1 metilnapthalena
55638
asenapthena
116552
fluorena
31927
anthrasena
65817
fluoranthena
161478
pyrena
Total
Napthalen
359999
1 metilnapthalen
138585
asenapthen
46628
fluoren
41429
anthrasen
65685
fluoranthen
172954
pyren
Total
Napthalen
197679
1 metilnapthalen
61192
asenapthen
31290
fluoren
17900
anthrasen
48250
fluoranthen
112496
area
standar
nanogram
contoh
(ng)
berat
contoh
basah(mg)
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,3577
0,0274
0,0334
0,0753
0,0843
0,5054
0,1301
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2080
0,0084
0,0067
0,0139
0,0276
0,1563
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2486
0,0112
0,0164
0,0171
0,0306
0,2035
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2333
0,0193
0
0
0,0271
0,1333
0,0211
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2735
0,0093
0,0984
0,0215
0,0439
0,1649
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,3608
0,0232
0,0394
0,0279
0,0438
0,1767
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
0,1981
0,0103
0,0264
0,0120
0,0321
0,1149
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
ppm
35,7674
2,7430
3,3371
7,5311
8,4325
50,5438
13,0146
121,3696
20,7985
0,8389
0,6729
1,3939
2,7643
15,6341
0
42,1027
24,8592
1,1168
1,6376
1,7124
3,0589
20,3475
0
52,7324
23,3349
1,9265
0
0
2,7068
13,3282
2,1090
43,4054
27,3504
0,9323
9,8423
2,1465
4,3852
16,4940
0
61,1507
36,0776
2,3223
3,9375
2,7854
4,3764
17,6662
0
67,1654
19,8106
1,0254
2,6423
1,2035
3,2148
11,4908
Lampiran 3 (lanjutan)
pyren
6655435
0
0,01
area
standar
nanogram
contoh
(ng)
berat
contoh
basah(mg)
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2481
0,0114
0,0780
0,0140
0,0283
0,1146
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,1720
0
0
0,0097
0,0222
0,0425
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,0929
0,0037
0
0
0,0118
0
0,0268
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2331
0,0145
0
0,0183
0,0284
0,0698
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,1244
0,0048
0
0
0,0192
0
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2815
0,0157
0,0247
0,0772
0,0487
0,3088
0,1568
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
0,2874
0,0306
0,0771
0,0418
0,0307
0,3652
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
total
waktu
pengambilan
15 Mei 2007
ukuran
panjang
tubuh
(cm)
5,5-6,0
29 Mei 2007
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
12 Juni 2007
1,0-1,5
2,5-3,0
senyawa
PAH
area
contoh
Napthalen
247589
1 metilnapthalen
68156
asenapthen
92369
fluoren
20754
anthrasen
42501
fluoranthen
112173
pyren
total
Napthalen
171589
1 metilnapthalen
asenapthen
fluoren
14375
anthrasen
33341
fluoranthen
41577
pyren
total
Napthalen
92702
1 metilnapthalen
22333
asenapthen
0
fluoren
0
anthrasen
17679
fluoranthen
0
pyren
17842
total
Napthalen
232639
1 metilnapthalen
86247
asenapthen
0
fluoren
27234
anthrasen
42665
fluoranthen
68358
pyren
0
total
Napthalen
124141
1 metilnapthalen
28717
asenapthen
0
fluoren
0
anthrasen
28886
fluoranthen
0
pyren
0
total
Napthalen
280940
1 metilnapthalen
93420
asenapthen
29288
fluoren
114841
anthrasen
73128
fluoranthen
302271
pyren
104325
Total
Napthalen
286795
1 metilnapthalen
182658
asenapthen
91307
fluoren
62219
anthrasen
46106
fluoranthen
357495
0
39,3873
ppm
24,8123
1,1421
7,8001
1,3953
2,8317
11,4578
0
49,4394
17,1959
0
0
0,9665
2,2214
4,2468
0
24,6307
9,2902
0,3742
0
0
1,1779
0
2,6808
13,5232
23,3141
1,4452
0
1,8310
2,8427
6,9823
0
36,4154
12,4409
0,4812
0
0
1,9246
0
0
14,8467
28,1546
1,5654
2,4732
7,7210
4,8724
30,8751
15,6752
91,3369
28,7414
3,0608
7,7104
4,1831
3,0719
36,5159
Lampiran 3 (lanjutan)
pyren
112693
6655435
0,1693
0,01
Napthalen
1 metilnapthalen
312102
142526
9978466
59676629
0,3128
0,0239
0,01
0,01
senyawa
PAH
area
contoh
area
standar
nanogram
contoh
(ng)
berat
contoh
basah(mg)
asenapthen
fluoren
anthrasen
fluoranthen
pyren
65680
65160
65760
456190
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,0555
0,0438
0,0438
0,4660
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2121
0,0316
0
0,0331
0,0185
0,4653
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2202
0,0298
0,0131
0,0043
0,0217
0,1589
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2561
0,0182
0,0356
0,0094
0,0332
0,1170
0,0848
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,7151
0,0546
0,0176
0,0452
0,0370
0,4746
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
9978466
59676629
11841995
14873893
15008758
9790114
6655435
0,2029
0,0262
0,0417
0,0194
0,0299
0,3360
0
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
total
4,0-4,5
waktu
pengambilan
12 Juni 2007
ukuran
panjang
tubuh
(cm)
4,0-4,5
5,5-6,0
26 Juni 2007
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
5,5-6,0
Rata-rata
1,0-1,5
2,5-3,0
4,0-4,5
napthalen
26.09714
24.10377
34.15441
total
Napthalen
211631
1 metilnapthalen
188331
asenapthen
fluoren
49277
anthrasen
27731
fluoranthen
455535
pyren
total
Napthalen
219699
1 metilnapthalen
177699
asenapthen
15513
fluoren
6409
anthrasen
32529
fluoranthen
155575
pyren
total
Napthalen
255560
1 metilnapthalen
108337
asenapthen
42180
fluoren
14046
anthrasen
49846
fluoranthen
114521
pyren
56449
total
Napthalen
713566
1 metilnapthalen
325942
asenapthen
20854
fluoren
67282
anthrasen
55493
fluoranthen
464648
pyren
total
Napthalen
202416
1 metilnapthalen
156280
asenapthen
49355
fluoren
28784
anthrasen
44877
fluoranthen
328934
pyren
total
1
metilnapthalen
1.643685
1.682317
2.287499
asenapthen
3.39252
3.176559
2.317464
fluoren
3.759191
1.861342
2.730233
anthrasen
4.415768
2.942349
3.439045
fluoranthen
23.61016
16.30277
26.57571
16,9325
100,2161
31,2776
2,3883
ppm
5,5464
4,3808
4,3814
46,5970
0
94,5715
21,2088
3,1559
0
3,3130
1,8477
46,5301
0
76,0554
22,0173
2,9777
1,3100
0,4309
2,1673
15,8910
0
44,7943
25,6112
1,8154
3,5619
0,9443
3,3211
11,6976
8,4816
55,4332
71,5106
5,4618
1,7610
4,5235
3,6974
47,4609
0
134,4152
20,2853
2,6188
4,1678
1,9352
2,9901
33,5986
0
65,5957
pyren
5.737957
5.618987
0
Lampiran 3 (lanjutan)
5,5-6,0
20.41644
1.864888
2.393583
Rumus menghitung konsentrasi PAH:
Cc 
Dimana :
Ac  Ast
W
Kst
Cc : konsentrasi PAH (ppm)
Ac : luasan area larutan contoh
Ast : luasan area larutan standar
W : berat basah contoh (gram)
1.328704
2.460164
20.98294
0.421791
Lampiran 4. Data berat tubuh dan konsentrasi total PAH pada kerang hijau di stasiun 1
pengambilan ke 1
berat
Konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1,01
0,1735
0,8980
1,01
0,1738
0,8995
1,01
0,1741
0,9011
1,03
0,1744
0,9026
1,04
0,1844
0,9544
1,04
0,1750
0,9057
1,04
0,1752
0,9068
1,06
0,1755
0,9083
1,06
0,1757
0,9094
1,06
0,1760
0,9109
1,09
0,1763
0,9124
1,1
0,1766
0,9138
1,1
0,1769
0,9153
1,13
0,1771
0,9168
1,14
0,1774
0,9183
1,17
0,1777
0,9198
1,17
0,1782
0,9225
1,18
0,1785
0,9240
1,2
0,1788
0,9256
1,2
0,1791
0,9271
1,2
0,1794
0,9287
1,2
0,1797
0,9302
1,22
0,1800
0,9318
1,22
0,1803
0,9333
1,25
0,1806
0,9349
1,25
0,1808
0,9360
1,25
0,1811
0,9375
1,28
0,1814
0,9391
1,29
0,1817
0,9406
pengambilan ke 2
berat
Konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1,01
0,1733
1,0047
1,01
0,1739
1,0082
1,01
0,1736
1,0065
1,04
0,1747
1,0129
1,05
0,1741
1,0094
1,05
0,1747
1,0131
1,08
0,1751
1,0151
1,08
0,1754
1,0170
1,1
0,1746
1,0123
1,1
0,1753
1,0163
1,1
0,1741
1,0094
1,12
0,1756
1,0181
1,14
0,1764
1,0227
1,16
0,1760
1,0207
1,17
0,1763
1,0219
1,17
0,1759
1,0198
1,19
0,1802
1,0447
1,2
0,1818
1,0540
1,2
0,1815
1,0523
1,21
0,1821
1,0558
1,23
0,1826
1,0587
1,23
0,1827
1,0592
1,23
0,1843
1,0685
1,24
0,1834
1,0633
1,26
0,1823
1,0569
1,27
0,1830
1,0610
1,28
0,1831
1,0616
1,28
0,1835
1,0639
1,3
0,1833
1,0627
kisaran panjang tubuh 1-1,5 cm
pengambilan ke 3
berat
Konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1
0,1741
0,9770
1
0,1747
0,9806
1
0,1751
0,9825
1,02
0,1754
0,9844
1,03
0,1746
0,9798
1,03
0,1753
0,9837
1,05
0,1741
0,9770
1,05
0,1756
0,9854
1,06
0,1764
0,9899
1,07
0,1765
0,9907
1,08
0,1773
0,9947
1,09
0,1799
1,0095
1,12
0,1802
1,0112
1,12
0,1818
1,0202
1,12
0,1815
1,0185
1,15
0,1821
1,0219
1,16
0,1826
1,0247
1,17
0,1827
1,0252
1,17
0,1843
1,0342
1,2
0,1864
1,0460
1,2
0,1854
1,0404
1,22
0,1830
1,0269
1,23
0,1831
1,0275
1,24
0,1835
1,0297
1,24
0,1833
1,0286
1,24
0,1849
1,0376
1,26
0,1852
1,0393
1,27
0,1856
1,0415
1,29
0,1900
1,0662
pengambilan ke 4
berat
Konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1
0,1764
5,2160
1
0,1765
5,2204
1,01
0,1773
5,2412
1,03
0,1799
5,3195
1,03
0,1802
5,3283
1,04
0,1818
5,3756
1,07
0,1815
5,3668
1,09
0,1821
5,3845
1,1
0,1826
5,3993
1,1
0,1827
5,4022
1,11
0,1843
5,4496
1,11
0,1884
5,5708
1,12
0,1858
5,4946
1,14
0,1865
5,5149
1,16
0,1872
5,5352
1,16
0,1879
5,5555
1,16
0,1896
5,6054
1,16
0,1849
5,4673
1,17
0,1852
5,4762
1,18
0,1856
5,4880
1,21
0,1900
5,6181
1,21
0,1874
5,5400
1,22
0,1899
5,6151
1,22
0,1895
5,6033
1,25
0,1873
5,5385
1,26
0,1900
5,6181
1,27
0,1885
5,5749
1,27
0,1887
5,5811
1,3
0,1881
5,5619
pengambilan ke 5
berat
Konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1
0,1750
1,6933
1
0,1752
1,6953
1,01
0,1755
1,6982
1,02
0,1757
1,7001
1,02
0,1760
1,7029
1,03
0,1763
1,7057
1,04
0,1766
1,7085
1,05
0,1769
1,7112
1,05
0,1771
1,7140
1,06
0,1774
1,7168
1,06
0,1777
1,7195
1,06
0,1782
1,7246
1,09
0,1785
1,7275
1,1
0,1788
1,7304
1,11
0,1791
1,7333
1,11
0,1794
1,7362
1,14
0,1797
1,7391
1,14
0,1800
1,7420
1,15
0,1803
1,7449
1,15
0,1806
1,7478
1,15
0,1809
1,7507
1,18
0,1812
1,7536
1,19
0,1815
1,7565
1,21
0,1818
1,7594
1,21
0,1820
1,7613
1,22
0,1823
1,7642
1,22
0,1826
1,7670
1,22
0,1829
1,7699
1,25
0,1832
1,7727
1,31
1,31
1,31
1,33
1,34
1,34
1,36
1,39
1,39
1,39
1,39
1,4
1,4
1,42
1,43
1,44
1,44
1,44
1,47
1,47
1,5
1,51
1,5
1,5
1,5
0,1820
0,1823
0,1826
0,1829
0,1832
0,1835
0,1838
0,1841
0,1843
0,1846
0,1849
0,1852
0,1855
0,1858
0,1861
0,1864
0,1867
0,1870
0,1873
0,1876
0,1879
0,1979
0,1884
0,1888
0,1891
9,8075
0,9421
0,9436
0,9452
0,9467
0,9482
0,9497
0,9513
0,9526
0,9541
0,9556
0,9572
0,9587
0,9602
0,9617
0,9632
0,9647
0,9662
0,9678
0,9693
0,9708
0,9723
1,0241
0,9753
0,9770
0,9785
50,7602
1,3
1,32
1,33
1,34
1,34
1,36
1,37
1,37
1,39
1,4
1,41
1,41
1,41
1,44
1,45
1,46
1,46
1,48
1,48
1,49
1,49
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
0,1833
0,1852
0,1846
0,1863
0,1874
0,1846
0,1895
0,1873
0,1863
0,1885
0,1875
0,1874
0,1892
0,1868
0,1879
0,1872
0,1895
0,1855
0,1867
0,1876
0,1886
0,1986
0,1887
0,1889
0,1882
0,1878
10,0520
1,0627
1,0737
1,0702
1,0801
1,0862
1,0702
1,0987
1,0859
1,0801
1,0931
1,0870
1,0868
1,0969
1,0830
1,0894
1,0853
1,0987
1,0755
1,0824
1,0876
1,0934
1,1514
1,0940
1,0952
1,0911
1,0888
58,2780
0,4002
0,4003
0,4005
0,4007
0,401
4,7988
4,8000
4,8024
4,8048
4,8084
2,5
2,5300
2,54
2,57
2,57
0,4001
0,4003
0,4004
0,4008
0,4008
0,8880
0,8885
0,8887
0,8896
0,8896
total
2,5
2,51
2,52
2,53
2,53
1,29
1,3
1,32
1,32
1,32
1,35
1,36
1,37
1,38
1,38
1,4
1,4
1,42
1,43
1,45
1,45
1,46
1,46
1,47
1,48
1,5
1,51
1,5
0,1874
0,1899
0,1895
0,1873
0,1900
0,1885
0,1887
0,1881
0,1892
0,1868
0,1879
0,1872
0,1895
0,1889
0,1877
0,1868
0,1900
0,1897
0,1895
0,1896
0,1895
0,1995
0,1900
9,5859
1,0514
1,0656
1,0634
1,0511
1,0662
1,0580
1,0592
1,0555
1,0617
1,0483
1,0544
1,0504
1,0634
1,0600
1,0533
1,0482
1,0662
1,0645
1,0634
1,0637
1,0635
1,1196
1,0664
53,7918
kisaran panjang tubuh 2,5-3 cm
2,5
0,3933
1,6204
2,52
0,3935
1,6212
2,53
0,3944
1,6249
2,56
0,3939
1,6228
2,58
0,3950
1,6274
1,3
1,3
1,32
1,33
1,34
1,34
1,34
1,37
1,39
1,4
1,41
1,41
1,42
1,45
1,45
1,46
1,47
1,47
1,48
1,49
1,5
1,5
0,1892
0,1868
0,1979
0,1872
0,1895
0,1889
0,1877
0,1868
0,1900
0,1897
0,1895
0,1897
0,1899
0,1995
0,1938
0,1959
0,1970
0,1980
0,1967
0,1989
0,1879
0,1999
9,5961
10
5,5944
5,5236
5,8517
5,5350
5,6033
5,5856
5,5501
5,5231
5,6181
5,6092
5,6020
5,6088
5,6156
5,8993
5,7299
5,7931
5,8238
5,8545
5,8149
5,8813
5,5560
5,9108
283,7462
1,25
1,27
1,28
1,29
1,29
1,31
1,31
1,32
1,33
1,33
1,34
1,37
1,38
1,39
1,4
1,4
1,41
1,42
1,45
1,45
1,45
1,46
1,47
1,49
1,5
0,1835
0,1838
0,1841
0,1843
0,1846
0,1861
0,1961
0,1875
0,1878
0,1881
0,1864
0,1867
0,1870
0,1873
0,1876
0,1879
0,1979
0,1884
0,1888
0,1891
0,1885
0,1873
0,1896
0,1864
0,1899
9,8875
1,7756
1,7784
1,7809
1,7838
1,7866
1,8007
1,8975
1,8145
1,8175
1,8205
1,8036
1,8063
1,8093
1,8121
1,8150
1,8178
1,9146
1,8235
1,8266
1,8294
1,8239
1,8123
1,8346
1,8036
1,8375
95,6723
2,5
2,51
2,52
2,54
2,57
0,3992
0,3990
0,3985
0,3978
0,3973
4,4024
4,4007
4,3945
4,3868
4,3818
2,5
2,51
2,51
2,51
2,55
0,3758
0,3764
0,3790
0,3794
0,3899
2,2452
2,2488
2,2643
2,2667
2,3295
2,59
2,6
2,6
2,6
2,64
2,65
2,65
2,69
2,7
2,7
2,71
2,71
2,75
2,76
2,77
2,8
2,81
2,9
2,95
2,96
2,99
0,4014
0,4015
0,4019
0,402
0,4025
0,4027
0,4028
0,403
0,4033
0,4035
0,4041
0,4042
0,4045
0,4046
0,4048
0,4051
0,4054
0,4056
0,4059
0,406
0,4065
10,484
4,8132
4,8144
4,8192
4,8204
4,8264
4,8288
4,8300
4,8324
4,8360
4,8384
4,8456
4,8468
4,8504
4,8516
4,8540
4,8576
4,8612
4,8636
4,8672
4,8684
4,8744
125,7143
2,58
2,59
2,6
2,63
2,64
2,64
2,65
2,69
2,69
2,7
2,71
2,74
2,74
2,74
2,77
2,8
2,82
2,83
2,84
2,9
2,92
2,93
2,94
2,96
2,97
0,4011
0,4012
0,4014
0,4018
0,4019
0,4021
0,4023
0,4025
0,4021
0,4020
0,4021
0,4024
0,4030
0,4031
0,4035
0,4041
0,4042
0,4039
0,4044
0,4042
0,4043
0,4049
0,4050
0,4030
0,4040
10,4754
0,8902
0,8906
0,8910
0,8918
0,8920
0,8925
0,8929
0,8934
0,8925
0,8923
0,8925
0,8931
0,8945
0,8947
0,8956
0,8969
0,8971
0,8965
0,8976
0,8971
0,8973
0,8988
0,8990
0,8945
0,8967
23,2506
1,1407
1,1504
1,1515
1,1612
1,1614
1,162
12,1805
12,2841
12,2958
12,3994
12,4016
12,4080
4,03
4,05
4,08
4,14
4,17
4,23
1,12
1,1204
1,1203
1,1334
1,1335
1,134
4,6020
4,6036
4,6032
4,6570
4,6574
4,6595
total
4,01
4,04
4,14
4,24
4,28
4,33
2,6
2,6
2,61
2,62
2,65
2,66
2,67
2,72
2,75
2,76
2,77
2,78
2,8
2,83
2,85
2,89
2,9
2,91
2,92
2,95
3
0,3943
0,3943
0,3942
0,3941
0,3965
0,3968
0,3947
0,3987
0,3991
0,3990
0,3988
0,3986
0,3995
0,3993
0,3992
0,3990
0,3984
0,3978
0,3973
0,3999
0,4000
10,3196
1,6245
1,6243
1,6241
1,6238
1,6337
1,6349
1,6262
1,6428
1,6443
1,6437
1,6430
1,6424
1,6458
1,6452
1,6445
1,6439
1,6412
1,6387
1,6368
1,6476
1,6480
42,5160
kisaran panjang tubuh 4-4,5 cm
4,02
1,1205
4,9786
4,05
1,1208
4,9799
4,07
1,1211
4,9812
4,13
1,1215
4,9830
4,16
1,123
4,9897
4,21
1,1216
4,9834
2,58
2,61
2,63
2,64
2,66
2,68
2,69
2,72
2,73
2,74
2,77
2,82
2,83
2,86
2,87
2,9
2,91
2,92
2,95
2,96
3
0,3999
0,3985
0,3977
0,3973
0,3944
0,3939
0,3950
0,3945
0,3938
0,3951
0,3968
0,3947
0,3991
0,3990
0,3988
0,3986
0,3995
0,3991
0,4012
0,4011
0,4015
10,3411
4,4105
4,3945
4,3857
4,3818
4,3498
4,3443
4,3564
4,3509
4,3432
4,3575
4,3766
4,3534
4,4018
4,4001
4,3983
4,3966
4,4057
4,4018
4,4248
4,4237
4,4281
114,0515
2,56
2,57
2,59
2,6
2,61
2,61
2,64
2,65
2,67
2,69
2,7
2,72
2,77
2,8
2,83
2,86
2,87
2,88
2,9
2,91
2,99
3
0,3897
0,3890
0,3900
0,3900
0,3902
0,3905
0,3909
0,3912
0,3915
0,3920
0,3922
0,3924
0,3925
0,3930
0,3932
0,3931
0,3950
0,3945
0,3938
0,3951
0,3968
0,3983
10,5603
2,3283
2,3241
2,3301
2,3301
2,3310
2,3330
2,3351
2,3372
2,3390
2,3420
2,3432
2,3444
2,3450
2,3480
2,3492
2,3486
2,3599
2,3569
2,3528
2,3605
2,3709
2,3795
63,0926
4,03
4,05
4,1
4,15
4,2
4,21
1,12
1,1202
1,122
1,1235
1,1233
1,1304
7,3710
7,3723
7,3841
7,3940
7,3927
7,4394
4
4,05
4,12
4,16
4,25
4,3
1,1199
1,1204
1,1205
1,1225
1,1226
1,1228
8,6578
8,6616
8,6624
8,6779
8,6786
8,6802
4,43
4,45
4,5
total
1,1614
1,1628
1,1648
10,4162
12,4016
12,4165
12,4379
111,2253
4,26
4,37
4
1,1345
1,1339
1,1402
10,1702
4,6615
4,6591
4,6850
41,7883
5,51
5,65
5,65
5,85
5,98
total
2,0023
2,0012
2,0002
2,001
2,1015
10,1062
11,0507
11,0447
11,0391
11,0436
11,5982
55,7763
5,51
5,62
5,74
5,85
5,95
2,0014
2,0015
2,0017
2,0018
2,0019
10,0083
22,2201
22,2212
22,2234
22,2246
22,2257
111,115
4,27
4,32
4,39
1,1315
1,1455
1,145
10,1505
5,0274
5,0896
5,0874
45,1003
kisaran panjang tubuh 5,5-6 cm
5,5
2,0011
6,9454
5,63
2,0012
6,9457
5,73
2,0015
6,9468
5,81
2,0017
6,9474
5,94
2,0027
6,9509
10,0082
34,7362
4,3
4,4
4
1,13
1,14
1,3999
10,4093
7,4368
7,5026
9,2130
68,5058
4,33
4,39
4,45
1,123
1,1231
1,123
10,0978
8,6817
8,6825
8,6817
78,0644
5,5
5,6
5,71
5,84
5,99
2,001
2,0014
2,002
2,0024
2,0025
10,0093
7,1769
7,1783
7,1804
7,1819
7,1822
35,8997
5,52
5,61
5,77
5,92
6
2,001
2,0014
2,0018
2,0024
2,0023
10,0089
17,1865
17,1900
17,1934
17,1986
17,1977
85,9662
Lampiran 5. Data berat tubuh dan konsentrasi total PAH pada kerang hijau di stasiun 2
pengambilan ke 1
berat
konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1,01
0,1849
2,2430
1,01
0,1852
2,2466
1,03
0,1855
2,2501
1,04
0,1858
2,2537
1,06
0,1861
2,2572
1,06
0,1864
2,2608
1,06
0,1867
2,2642
1,07
0,1870
2,2679
1,1
0,1873
2,2714
1,1
0,1876
2,2750
1,11
0,1879
2,2785
1,11
0,1882
2,2821
1,13
0,1884
2,2857
1,14
0,1888
2,2897
pengambilan ke 2
berat
konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1
0,1815
1,1166
1
0,1821
1,1203
1,01
0,1826
1,1234
1,02
0,1827
1,1240
1,02
0,1843
1,1338
1,03
0,1834
1,1283
1,04
0,1823
1,1215
1,05
0,183
1,1258
1,05
0,1831
1,1265
1,06
0,1835
1,1289
1,07
0,1833
1,1277
1,08
0,1833
1,1277
1,08
0,1852
1,1394
1,1
0,1846
1,1357
kisaran panjang tubuh 1-1,5 cm
pengambilan ke 3
berat
Konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1
0,1835
0,4678
1,01
0,1833
0,4672
1,01
0,1849
0,4713
1,01
0,1852
0,4721
1,03
0,1856
0,4731
1,03
0,1900
0,4843
1,04
0,1874
0,4776
1,05
0,1899
0,4841
1,07
0,1895
0,4830
1,07
0,1873
0,4775
1,08
0,1900
0,4843
1,08
0,1885
0,4806
1,1
0,1887
0,4811
1,12
0,1881
0,4795
pengambilan ke 4
berat
Konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1
0,1764
1,6230
1
0,1765
1,6244
1,01
0,1773
1,6309
1,02
0,1799
1,6552
1,03
0,1802
1,6580
1,03
0,1818
1,6727
1,04
0,1815
1,6699
1,05
0,1821
1,6754
1,05
0,1826
1,6800
1,07
0,1827
1,6810
1,08
0,1843
1,6957
1,1
0,1884
1,7334
1,1
0,1858
1,7097
1,11
0,1865
1,7160
pengambilan ke 5
berat
konsentrasi
panjang
(gr)
(ug/g)
1
0,1815
1,2478
1,01
0,1818
1,2498
1,01
0,1820
1,2512
1,01
0,1823
1,2532
1,02
0,1826
1,2553
1,02
0,1829
1,2573
1,03
0,1832
1,2593
1,06
0,1835
1,2613
1,06
0,1838
1,2634
1,07
0,1841
1,2652
1,08
0,1843
1,2672
1,09
0,1846
1,2692
1,11
0,1861
1,2792
1,12
0,1961
1,3480
1,14
1,15
1,15
1,18
1,19
1,21
1,21
1,21
1,23
1,23
1,24
1,26
1,26
1,29
1,29
1,29
1,31
1,32
1,33
1,33
1,36
1,36
1,37
1,37
1,4
1,4
1,41
1,43
1,43
1,43
1,46
1,46
1,47
1,47
0,1891
0,1894
0,1897
0,1900
0,1903
0,1906
0,1908
0,1911
0,1914
0,1917
0,1920
0,1923
0,1926
0,1929
0,1932
0,1935
0,1937
0,1940
0,1943
0,1946
0,1949
0,1952
0,1955
0,1958
0,1961
0,1964
0,1967
0,1970
0,1973
0,1976
0,1979
0,1982
0,1985
0,1988
2,2933
2,2969
2,3005
2,3041
2,3076
2,3111
2,3147
2,3183
2,3219
2,3254
2,3286
2,3321
2,3357
2,3392
2,3428
2,3464
2,3499
2,3535
2,3572
2,3607
2,3643
2,3678
2,3714
2,3750
2,3785
2,3821
2,3857
2,3893
2,3928
2,3964
2,4000
2,4035
2,4071
2,4107
1,12
1,13
1,13
1,14
1,15
1,15
1,17
1,17
1,18
1,18
1,2
1,21
1,23
1,24
1,24
1,25
1,26
1,26
1,28
1,29
1,29
1,31
1,33
1,34
1,36
1,36
1,37
1,37
1,38
1,4
1,41
1,41
1,42
1,43
0,1863
0,187358
0,1846
0,1895
0,187307
0,1863
0,188538
0,187492
0,187447
0,1892
0,186803
0,1879
0,187189
0,1895
0,1855
0,1867
0,1876
0,1886
0,1986
0,1887
0,1889
0,19
0,1901
0,1903
0,1902
0,19
0,1903
0,1905
0,1901
0,1904
0,1905
0,1903
0,1904
0,1901
1,1461
1,1526
1,1357
1,1658
1,1523
1,1461
1,1599
1,1535
1,1532
1,1640
1,1492
1,1560
1,1516
1,1658
1,1412
1,1486
1,1541
1,1603
1,2218
1,1609
1,1621
1,1689
1,1695
1,1707
1,1701
1,1689
1,1707
1,1720
1,1695
1,1714
1,1720
1,1707
1,1714
1,1695
1,12
1,13
1,14
1,15
1,15
1,16
1,2
1,2
1,21
1,22
1,22
1,23
1,25
1,26
1,26
1,29
1,29
1,3
1,31
1,32
1,32
1,35
1,36
1,36
1,37
1,39
1,39
1,4
1,4
1,41
1,42
1,44
1,45
1,46
0,1892
0,1868
0,1879
0,1872
0,1895
0,1889
0,1877
0,1868
0,1900
0,1897
0,1895
0,1896
0,1895
0,1995
0,1900
0,1901
0,1900
0,1902
0,1904
0,1905
0,1903
0,1906
0,1907
0,1904
0,1906
0,1908
0,1909
0,1910
0,1911
0,1915
0,1909
0,1910
0,1914
0,1917
0,4823
0,4762
0,4790
0,4772
0,4830
0,4815
0,4785
0,4761
0,4843
0,4836
0,4830
0,4832
0,4831
0,5086
0,4844
0,4846
0,4843
0,4848
0,4853
0,4856
0,4851
0,4859
0,4861
0,4853
0,4859
0,4864
0,4866
0,4869
0,4871
0,4881
0,4866
0,4869
0,4879
0,4887
1,12
1,12
1,13
1,13
1,14
1,17
1,17
1,18
1,19
1,2
1,2
1,21
1,21
1,22
1,23
1,25
1,25
1,26
1,26
1,27
1,3
1,31
1,32
1,32
1,32
1,33
1,34
1,34
1,37
1,37
1,38
1,38
1,39
1,4
0,1872
0,1879
0,1896
0,1849
0,1852
0,1856
0,1900
0,1874
0,1899
0,1895
0,1873
0,1887
0,1889
0,1891
0,1900
0,1874
0,1899
0,1895
0,1873
0,1887
0,1900
0,1897
0,1895
0,1896
0,1895
0,1900
0,1902
0,1904
0,1905
0,1903
0,1902
0,1904
0,1905
0,1903
1,7223
1,7286
1,7442
1,7012
1,7040
1,7076
1,7481
1,7238
1,7472
1,7435
1,7234
1,7364
1,7381
1,7398
1,7481
1,7238
1,7472
1,7435
1,7234
1,7364
1,7481
1,7454
1,7435
1,7441
1,7436
1,7481
1,7500
1,7518
1,7527
1,7509
1,7500
1,7518
1,7527
1,7509
1,12
1,13
1,14
1,16
1,16
1,17
1,17
1,18
1,19
1,19
1,2
1,25
1,26
1,27
1,27
1,28
1,28
1,3
1,31
1,31
1,32
1,33
1,33
1,36
1,36
1,37
1,38
1,39
1,39
1,39
1,4
1,4
1,41
1,42
0,1875
0,1878
0,1881
0,1864
0,1867
0,1870
0,1873
0,1876
0,1879
0,1979
0,1884
0,1888
0,1891
0,1885
0,1873
0,1887
0,1889
0,1900
0,1901
0,1903
0,1902
0,1905
0,1901
0,1904
0,1905
0,1903
0,1908
0,1906
0,1907
0,1909
0,1911
0,1914
0,1914
0,1916
1,2890
1,2912
1,2933
1,2813
1,2832
1,2853
1,2873
1,2893
1,2913
1,3601
1,2954
1,2976
1,2996
1,2957
1,2875
1,2971
1,2985
1,3060
1,3067
1,3081
1,3074
1,3095
1,3067
1,3088
1,3095
1,3081
1,3115
1,3101
1,3108
1,3122
1,3136
1,3156
1,3158
1,3169
1,49
1,49
1,5
1,5
0,1991
0,1993
0,1996
0,1999
10,00675
2,4143
2,4178
2,4214
2,4250
121,369
1,46
1,47
1,48
1,49
1,5
0,1902
0,1903
0,1902
0,1905
0,1905
9,9398
1,1701
1,1707
1,1701
1,1720
1,171976
61,15092
0,4028
0,403
0,4033
0,4035
0,4041
0,4042
0,4045
0,4046
0,4048
0,4051
0,4054
0,4056
0,4059
0,406
0,4065
0,406654
0,406908
0,40715
0,407402
0,407654
0,407906
0,408158
0,408411
0,408663
0,408915
10,14712
1,671312
1,672142
1,673386
1,674216
1,676706
1,677121
1,678365
1,67878
1,67961
1,680855
1,6821
1,68293
1,684174
1,684589
1,686664
1,687305
1,688357
1,689361
1,690407
1,691453
1,692499
1,693545
1,694591
1,695637
1,696683
42,10279
2,5
2,51
2,52
2,52
2,53
2,54
2,55
2,55
2,56
2,6
2,61
2,61
2,62
2,63
2,64
2,64
2,68
2,69
2,7
2,71
2,72
2,79
2,8
2,81
2,82
2,83
0,38775
0,3873
0,3899
0,399467
0,399113
0,398956
0,398799
0,398641
0,39947
0,399317
0,399164
0,398799
0,398641
0,39947
0,399317
0,399164
0,399113
0,398956
0,399011
0,39775
0,3973
0,3999
0,4
0,4001
0,4003
0,4004
2,517217
2,514296
2,531175
2,59328
2,590987
2,589965
2,588944
2,587922
2,593302
2,592309
2,591317
2,588944
2,587922
2,593302
2,592309
2,591317
2,590987
2,589965
2,590325
2,582136
2,579215
2,596094
2,596743
2,597392
2,59869
2,599339
total
2,5
2,52
2,53
2,53
2,54
2,6
2,6
2,61
2,61
2,64
2,69
2,7
2,7
2,72
2,72
2,74
2,75
2,75
2,8
2,81
2,84
2,87
2,92
2,95
2,99
1,47
1,48
1,5
0,1912
0,1916
0,1920
9,6626
0,4874
0,4884
0,4894
24,6308
kisaran panjang tubuh 2,5-3 cm
2,5
0,3933
0,515845
2,51
0,3935
0,516108
2,52
0,3944
0,517288
2,52
0,3939
0,516632
2,56
0,395
0,518075
2,57
0,3943
0,517157
2,57 0,394267
0,517113
2,59 0,394195
0,517019
2,6 0,394124
0,516926
2,61 0,396542
0,520097
2,61
0,39683
0,520475
2,64 0,394723
0,517712
2,65 0,398749
0,522992
2,66 0,399113
0,52347
2,66 0,398956
0,523264
2,71 0,398799
0,523057
2,71 0,398641
0,522851
2,72
0,39947
0,523938
2,73 0,399317
0,523737
2,79 0,399011
0,523336
2,8
0,39775
0,521682
2,85
0,3973
0,521092
2,86
0,3999
0,524502
2,87
0,3899
0,511386
2,93 0,399467
0,523933
2,94 0,399113
0,52347
1,4
1,43
1,44
1,45
1,5
0,1909
0,1910
0,1912
0,1914
0,1916
9,9272
1,7564
1,7573
1,7592
1,7611
1,763033
91,33671
1,46
1,47
1,5
1,5
0,1917
0,1919
0,1920
0,1925
9,7919
1,3179
1,3189
1,3200
1,3232
67,30735
2,5
2,52
2,52
2,53
2,55
2,56
2,59
2,61
2,62
2,63
2,63
2,65
2,66
2,67
2,71
2,73
2,74
2,74
2,77
2,78
2,79
2,8
2,83
2,83
2,85
0,3899
0,399467
0,399113
0,3938
0,39845
0,39765
0,3973
0,3944
0,399164
0,399011
0,39845
0,39775
0,3973
0,3951
0,39683
0,394723
0,398641
0,399113
0,398956
0,398641
0,39947
0,399317
0,398799
0,4012
0,4011
9,943646
3,929545
4,025961
4,0224
3,968851
4,015715
4,007652
4,004125
3,974898
4,022914
4,021373
4,015715
4,00866
4,004125
3,981953
3,999387
3,978154
4,017643
4,0224
4,020815
4,017643
4,025994
4,024454
4,019229
4,04343
4,042423
100,2155
2,5
2,51
2,55
2,56
2,57
2,58
2,61
2,62
2,65
2,66
2,69
2,7
2,73
2,74
2,75
2,77
2,78
2,8
2,82
2,83
2,84
2,87
2,88
2,91
2,92
2,94
0,3758
0,3764
0,379
0,3794
0,3798
0,3799
0,3794
0,3789
0,38
0,393
0,3899
0,3879
0,3875
0,3888
0,3889
0,3945
0,3938
0,3931
0,3899
0,3897
0,389
0,39
0,3914
0,3924
0,379
0,3794
2,942677
2,947375
2,967734
2,970866
2,973998
2,974781
2,970866
2,966951
2,975564
3,07736
3,053086
3,037425
3,034293
3,044472
3,045255
3,089106
3,083624
3,078143
3,053086
3,05152
3,046038
3,053869
3,064831
3,072662
2,967734
2,970866
10,3461
67,1654
10,31057
13,52316
2,99
0,39683
10,42363
3,10735
81,62153
total
4,01
4,07
4,09
4,18
4,2
4,24
4,32
4,36
4,46
4,5
total
1,011416
1,017597
1,023786
1,029964
1,036141
1,042299
1,048486
1,054703
1,060868
1,067046
10,39231
5,132105
5,163469
5,194875
5,226222
5,257568
5,288812
5,320207
5,351755
5,383034
5,414385
52,73243
4,03
4,05
4,08
4,14
4,17
4,23
4,26
4,37
4,45
1,11
1,1125
1,1254
1,1246
1,1347
1,145
1,1458
1,1543
1,491
10,5433
4,1467
4,156039
4,204231
4,201242
4,238974
4,277452
4,280441
4,312195
5,570027
39,3873
kisaran panjang tubuh 4-4,5 cm
4,02
1,111
3,98883
4,09
1,1142
4,000319
4,13
1,1156
4,005346
4,17
1,1323
4,065304
4,2
1,1258
4,041967
4,28
1,1346
4,073562
4,38
1,1344
4,072843
4,42
1,1346
4,073562
4,47
1,1402
4,093667
10,1427
36,4154
5,51
5,65
5,65
5,85
5,89
total
1,9968
1,9979
1,999
2,0001
2,0012
9,995
8,671526
8,676303
8,68108
8,685857
8,690634
43,4054
5,51
5,6
5,69
5,76
5,83
1,9969
1,9954
1,9967
1,9978
1,9988
9,9856
9,886791
9,879364
9,885801
9,891247
9,896198
49,4394
kisaran panjang tubuh 5,5-6 cm
5,52
1,9024
2,941661
5,64
1,9146
2,960526
5,7
1,9123
2,95697
5,76
1,9456
3,008461
5,84
1,9266
2,979082
9,6015
14,8467
4
4,05
4,11
4,18
4,22
4,23
4,29
4,35
4,44
4,49
1,0215
1,0341
1,0356
1,0368
1,0299
1,036
1,0337
1,0456
1,0586
1,0684
10,4002
9,288743
9,403318
9,416958
9,42787
9,365126
9,420595
9,399681
9,50789
9,626102
9,715216
94,5715
4,01
4,07
4,14
4,18
4,21
4,3
4,33
4,42
4,47
4,5
1,022
1,0229
1,0334
1,0364
1,0348
1,0359
1,0387
1,0399
1,0397
1,04
10,3437
20,50551
20,52356
20,73424
20,79443
20,76233
20,7844
20,84058
20,86465
20,86064
20,86666
207,537
5,5
5,59
5,68
5,79
5,91
1,9064
1,9234
1,9264
1,9464
1,9576
9,6602
15,00921
15,14306
15,16668
15,32414
15,41232
76,0554
5,52
5,62
5,74
5,86
5,93
1,9054
1,9046
1,9112
1,9246
1,9364
9,5822
17,16813
17,16092
17,22039
17,34112
17,44744
86,338
Lampiran 6. Prosedur analisis PAH pada air dan biota (EPA,1996)
Contoh air laut ekstraksi dengan EPA
3510 (sampel berjumlah 2 liter air
dalam 1 ulangan )
Contoh biota ekstraksi
dengan EPA 3540
Contoh sebanyak 400 ml dituang ke
dalam corong pisah 500 ml
Berat basah contoh ditimbang
seberat 10 gram
Pelarut diklorometan
sebanyak 10 ml dituang ke
dalam corong pisah
Contoh dimasukkan ke dalam
soklet dengan pelarut
diklorometan
Corong pisah dikocok-kocok
lalu tunggu selama 10 menit
Proses ekstraksi selama 3 jam sampai
contoh benar-benar bersih
Lapisan larutan bawah dikeluarkan
ke dalam Erlenmeyer
Penguapan dengan rotavapor
hingga 0.5 ml setelah semua
contoh tergabung
Ulangi sampai 3 kali dari
awal pemberian pelarut
Penguapan dengan rotavapor
hingga 6 ml setelah semua
contoh tergabung
Penguapan dengan gas
Nitrogen hingga 0.5 ml
setelah semua contoh
tergabung
Pemasukkan contoh 0.5 ml ke
dalam vial untuk diinjeksi ke
GC MS
Pemasukkan contoh 0.5 ml ke
dalam vial untuk diinjeksi ke
GC MS
Lampiran 7. Prosedur analisis total padatan tersuspensi (TSS)
Timbang berat setiap
kertas saring sebelum
digunakan (mg)
Saring air laut sejumlah
2L dengan kertas saring
yang diletakkan antara
gelas vacuum pump
bagian atas dan bawah
Nyalakan vacuum pump
lalu tunggu sampai
semua air laut di gelas
bagian atas turun ke
gelas bagian bawah
Ambil kertas saring dari
antara kedua gelas lalu
keringkan dengan oven
dengan suhu ±50°C
Keluarkan kertas saring
dari dalam oven lalu
timbang berat keringnya
(mg)
Rumus
TSS = (berat akhir
kertas saring-berat awal
kertas saring)
Lampiran 8. Kromatografi
Kromatografi dikenal sebagai istilah umum yang digunakan untuk proses
pemisahan pada sebuah substansi yang akan dipisahkan menjadi partisi diferensial
antara dua fase; untuk sebagian besar kasus, salah satu fasenya adalah fase diam
dan fase lainnya adalah fase yang bergerak (Jennings, 1987).
Metode yang dilakukan dengan kromatografi dapat memisahkan warna
dengan sangat kuat dengan mengacu pada tiga sifat fisika umum pada molekul
yakni kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan),
kecenderungan untuk melekat pada permukaan serbuk halus (absorpsi), dan
kecenderungan untuk menguap (keatsirian). Ketiga sifat inilah yang menjadi
dasar pemisahan pada kromatografi walaupun sangat jarang terdapat molekul
yang mempunyai perilaku yang persis sama paling tidak pada dua sifat diatas.
Dan setelah dibagi lagi, maka tercetuslah bahwa dalam kromatografi terdapat dua
fase, yaitu fase diam dan fase bergerak. Untuk fase diam, dapat digunakan lapisan
tipis cairan atau permukaan zat padat yang melekat pada penyangga, sedangkan
untuk fase yang bergerak dapat digunakan zat cair atau gas sehingga dinamakan
dua jenis kromatografi yakni kromatografi gas dan kromatografi cair (Gritter et
al., 1991).

Kromatografi Gas (Gas Chromatography/GC)
Kromatografi yang paling sering digunakan adalah kromatografi dengan fase
diam zat cair dan fase bergerak gas yang disebut kromatografi gas. Proses yang
terjadi adalah pertama-tama terjadi pengembangan dimana fase gerak bergerak
melalui fase cair untuk dipisahkan, lalu hasilnya dideteksi dan divisualisasi. Jika
senyawa-senyawa yang dipisahkan benar-benar dkeluarkan oleh sistem, maka
senyawa tersebut telah dielusi. Hasil keseluruhan dari senyawa yang ditampakkan
adalah kromatogram.
Dalam kromatografi gas, terdapat fase gerak yaitu gas yang biasa disebut
dengan gas pembawa (carrier gas) untuk digerakkan melalui fase diam yaitu zat
cair sebagai penyangga. Gas yang dapat digunakan adalah gas helium, argon,
nitrogen dan hidrogen. Fase diam berada dalam bentuk lapisan tipis yang diserap
dalam suatu kolom yang terbuat dari logam, kaca atau plastik. Kolom ini terdiri
dari dua jenis yaitu kolom kapiler (open tubular column) berbentuk film tipis (0,12 μm) dengan diameter 0,2-1 mm dan panjang 10-100 m serta kolom kemas
(packed column) dengan diameter 2-8 mm dan panjang 1-10 m. Kolom tersebut
harus diletakkan pada kondisi suhu yang sesuai dengan kelarutan senyawa (Gritter
et al., 1991).
Jenis kolom, ukuran kolom dan ukuran cuplikan (Gritter et al., 1991).
Jenis
Diameter
% fase
Cuplikan ukuran
kolom
dalam
diam
normal
6 mm
1-100 μl
Dikemas
1-10%
3 mm
0.5-2.0 μl
1 mm
0.01-0.1 μl
0.25 mm
0.25 μm
≤ 0.05 μl
Kapiler
~ 0.35 mm
0.10 μm
≤ 0.1 μl
0.25 μm
≤ 0.1 μl
1.0 μm
≤ 0.5 μl
Selain gas pembawa dan kolom yang digunakan, terdapat spesifikasi yang
lain yang diperlukan dalam kromatografi gas yakni suhu kolom dan jenis detektor.
Dalam kromatografi gas, suhu kolom dalam proses pemisahan terbagi menjadi
dua jenis, yaitu suhu tetap dan suhu terprogram. Suhu tetap atau biasa disebut
isotermal paling bagus digunakan dalam analisis rutin namun masalah yang akan
dialami adalah saat suhu terlalu tinggi maka komponen campuran akan terelusi
tanpa terpisah, dan kebalikannya saat suhu terlalu rendah maka senyawa dengan
titik didih tinggi akan sangat lama berada dalam kolom sehingga merusak
pemisahan berikutnya. Makin lama suatu cuplikan atau kelompok senyawa dalam
kolom, maka makin lebar alasnya. Pada suhu terprogram, suhu dinaikkan mulai
dari suhu tertentu sampai tertentu yang lain dengan laju yang terkendali sehingga
untuk senyawa bertitik didih tinggi dapat didorong dari kolom lebih cepat dengan
akibat pelebaran puncak berkurang pada kromatogram (Gritter et al., 1991).
Jenis detektor pada kromatografi gas bermacam-macam, diantaranya detektor
hantar bahang (TCD), detektor ionisasi nyala (FID), detektor tangkap elektron
(ECD), detektor ionisasi cahaya (PID) dan masih banyak lagi. Detektor hantar
bahang (TCD) berprinsip pada benda panas memiliki bahang yang dapat
dipindahkan dengan laju yang bergantung pada susunan gas yang terdapat pada
benda tersebut. Keuntungannya adalah detektor ini tidak akan merusak cuplikan
komponen selama pendeteksian, namun detektor harus dilindungi dari udara
ketika kawat itu panas. Detektor tangkap elektron (ECD) terdiri dari sumber
radioaktif (Ni) yang ditempatkan pada dua elektrode yang bermuatan.
Kekurangannya adalah detektor ini hanya mampu mendeteksi senyawa tertentu
dalam larutan encer seperti organoklorin.
Detektor pada Kromatografi Gas dan tingkat kepekaannya (Gritter et al.,1991)
Detektor
Kepekaan dalam gram
Hantar bahang
1. Hantar bahang baku
10-6-10-7
2. Hantar bahang mikro
10-8-10-9
Ionisasi nyala
10-10
Tangkap elektron
10-12-10-13
Ionisasi cahaya
10-12
-11
Fotometri nyala (senyawa S,P)
10 -10-12
Termoionik (senyawa P,S,N)
10-12-10-13
Elektrolitik hall (N, Halida)
10-10

Kromatografi Gas Spektrofotometer Massa (GC-MS)
Dalam analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini, kromatografi gas
yang digunakan adalah kromatografi gas dengan detektor Spektrometer Massa.
Jenis ini dapat menganalisa semua senyawa bahkan dalam jumlah konsentrasi
yang sangat kecil dan dapat menghasilkan data dengan kelengakapan diantaranya
struktur dan identitas senyawa organik. Prinsip kerja yang digunakan adalah
pemisahan dengan pengukuran spectrum massa secara otomtis dan puncaknya
dikeluarkan pada selang waktu tertentu atau pada maksimum atau di tengah
puncak. Sehingga didapat kromatogram beserta hasil integrasi dan juga spektrum
massanya berdasarkan perpustakaan yang dimiliki oleh software kromatografi gas
tersebut. Spektrum tersebut dapat digunakan untuk identifikasi senyawa yang
belum ataupun sudah diketahui (Gritter et al., 1991). Kromatografi gas tipe ini
sangat mahal harganya dan memerlukan operator ahli dalam penggunaannya.
Lampiran 9. Kromatgram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh air laut
1. Stasiun 1 pengambilan 1 Mei 2007
Fluoranthen
Napthalen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Pyren
9H-Fluoren
Asenapthen
2. Stasiun 2 pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Pyren
Anthrasen
Fluoranthen
9H-Fluoren
Asenapthen
Lampiran 9 (lanjutan)
3. Stasiun 1 pengambilan 15 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Pyren
Fluoranthen
Anthrasen
9H-Fluoren
Asenapthen
4. Stasiun 2 pengambilan 15 Mei 2007
Pyren
Anthrasen
Napthalen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
9H-Fluoren
Asenapthen
Lampiran 9 (lanjutan)
5. Stasiun 1 pengambilan 29 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Asenapthen
6. Stasiun 2 pengambilan 29 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Fluoranthen
Pyren
Anthrasen
Asenapthen
Lampiran 10. Kromatogram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh kerang hijau
1. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
Pyren
Anthracen
9H-Fluoren
Fluoranthen
Asenapthen
1- metil Napthalen
2. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 1 Mei 2007
Fluoranthen
Napthalen
Anthrasen
1- metil Napthalen
9H-Fluorene
Asenapthen
Pyren
Lampiran 10 (lanjutan)
3. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Asenapthen
9H-Fluoren
18.657
4. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
9H-Fluoren
Asenapthen
Pyren
27.392
Lampiran 10 (lanjutan)
5. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
Fluoranthen
9H-Fluoren
Anthrasen
Pyren
1- metil Napthalen
Asenapthen
6. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
Anthrasen
Asenapthen
Fluoranthen
26.709
Lampiran 10 (lanjutan)
7. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
Fluoranthen
26.711
1- metil Napthalen
9H-Fluoren
20.188
Anthrasen
Asenapthen
18.66
8. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Fluoranthen
Lampiran 10 (lanjutan)
9. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 15 Mei 2007
Fluoranthen
26.73
Napthalen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Pyren
9H-Fluoren
Asenapthen
20.201
10. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 15 Mei 2007
Anthrasen
Napthalen
Asenapthen
18.66
9H-Fluoren
Lampiran 10 (lanjutan)
11. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 15 Mei 2007
Fluoranthen
Napthalen
Anthrasen
26.724
1- metil Napthalen
9H-Fluoren
Asenapthen
12. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 15 Mei 2007
Fluoranthen
26.71
Napthalen
Anthrasen
1- metil Napthalen
15.39
Asenapthen
9H-Fluoren
Pyren
Lampiran 10 (lanjutan)
13. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 15 Mei 2007
Pyren
Anthrasen
Napthalen
26.71
3
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
15.39
0
Fluoranthen
Asenapthen
14. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 15 Mei 2007
Fluoranthen
Asenapthen
Napthalen
26.75
18.65
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
20.19
Anthrasen
Lampiran 10 (lanjutan)
15. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 15 Mei 2007
Fluoranthen
26.70
Napthalen
Anthrasen
1- metil Napthalen
15.38
9H-Fluoren
Asenapthen
16. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 15 Mei 2007
Fluoranthen
26.704
Napthalen
Asenapthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
9H-Fluoren
Lampiran 10 (lanjutan)
17. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 29 Mei 2007
Asenapthen
Napthalen
1- metil Napthalen
Fluoranthen
9H-Fluoren
18. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 29 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Fluoranthen
Anthrasen
15.378
Asenapthen
Lampiran 10 (lanjutan)
19. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 29 Mei 2007
Napthalen
Fluoranthen
Anthrasen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
20. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 29 Mei 2007
Anthracen
Napthalen
Fluoranthen
26.69
9H-Fluoren
Acenapthen
Lampiran 10 (lanjutan)
21. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 29 Mei 2007
Anthrasen
Napthalen
Fluoranthen
9H-Fluoren
22. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 29 Mei 2007
Napthalen
Pyren
Anthrasen
1- metil Napthalen
Lampiran 10 (lanjutan)
23. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 29 Mei 2007
Napthalen
Fluoranthen
26.68
Anthrasen
1- metil Napthalen
9H-Fluoren
20.18
24. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 29 Mei 2007
Fluoranthen
26.69
Napthalen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Lampiran 10 (lanjutan)
25. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 12 Juni 2007
Fluoranthen
26.68
Napthalen
Anthrasen
23.08
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
Asenapthen
Pyren
18.67
26. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 12 Juni 2007
Napthalen
Fluoranthen
26.69
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
Asenapthen
18.67
Anthrasen
Lampiran 10 (lanjutan)
27. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 12 Juni 2007
Fluoranthen
Napthalen
Pyren
Anthrasen
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
Asenapthen
28. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 12 Juni 2007
Napthalen
Pyren
1- metil Napthalen
Anthrasen
9H-Fluoren
Asenapthen
Lampiran 10 (lanjutan)
29. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 12 Juni 2007
Fluoranthen
26.692
Pyren
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
18.658
9H-Fluoren
Anthrasen
30. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 12 Juni 2007
Pyren
Fluoranthen
26.68
Napthalen
Anthrasen
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
Asenapthen
Lampiran 10 (lanjutan)
31. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 12 Juni 2007
Pyren
1- metil Napthalen
Napthalen
15.373
Anthrasen
Asenapthen
18.674
9H-Fluoren
32. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 12 Juni 2007
Fluoranthen
26.676
Napthalen
1- metil Napthalen
9H-Fluoren
Anthrasen
Lampiran 10 (lanjutan)
33. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 26 Juni 2007
Fluoranthen
26.678
Napthalen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Pyren
9H-Fluoren
34. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 26 Juni 2007
Napthalen
Fluoranthen
26.69
6
Pyren
1- metil Napthalen
Anthrasen
9H-Fluoren
Asenapthen
Lampiran 10 (lanjutan)
35. Stasiun 1 ukuran 4,0-,4,5 cm pengambilan 26 Juni 2007
Napthalen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Pyren
Asenapthen
36. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 26 Juni 2007
Napthalen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
9H-Fluoren
Acenapthen
Anthracen
Lampiran 10 (lanjutan)
37. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 26 Juni 2007
Napthalen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
9H-Fluoren
Asenapthen
38. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 26 Juni 2007
Napthalen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Asenapthen
9H-Fluoren
Lampiran 10 (lanjutan)
39. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 26 Juni 2007
Napthalen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Asenapthen
Anthrasen
40. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 26 Juni 2007
Pyren
Fluoranthen
Napthalen
1- metil Napthalen
9H-Fluoren
Asenapthen
Anthrasen
Lampiran 11. Foto Lokasi Penelitian
Stasiun 1
(area budidaya kerang hijau Kamal Muara)
Stasiun 2
(area budidaya kerang hijau Kamal Muara)
Lampiran 12. Gambar Alat Laboratorium
Neraca Ohauss
Conductivity Meter
Kertas saring
Millepore
Tabung Soklet
Vacuum pump
Corong Pemisah
Alat-alat Gelas
Contoh biota kerang hijau
Rotavapor
danWaterbath
GC-MS HP 6890
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, 30 Agustus 1985 dari Ayah
M. Togatorop dan Ibu T. Rosmaida Yulise Siregar, A.Md.
Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara.
Tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) 63 Jakarta, DKI Jakarta dan diterima sebagai
mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI).
Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di organisasi kampus
yaitu UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) khususnya Komisi Kesenian
(2005-2006) dan himpunan profesi yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu dan
Teknologi Kelautan (HIMITEKA) khususnya departemen Penelitian dan
Kebijakan (2005-2006). Penulis juga aktif di Paduan Suara FPIK Endeavour
(2004-2007) dan klub buletin OCEANIC (2006-2007). Penulis juga pernah
mengikuti seminar di bidang perikanan dan kelautan diantaranya Seminar
Nasional Gebyar Kelautan Nasional tahun 2005 dan 2006. Penulis juga pernah
berperan menjadi salah satu panitia pelaksana dalam beberapa acara seperti
Festival Seni UKM PMK IPB 2005 dan 2006, Temu Warga ITK 2006 dan 2007,
dan juga acara Natal Civa IPB 2005 dan 2006.
Untuk mendapatkan gelar sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul
“Akumulasi Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH) dalam kerang hijau (Perna
viridis L.) di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta”
Download