ANALISIS DAERAH RESAPAN DI DAERAH RAWAN BANJIR KABUPATEN BANJAR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Putri Hapsari1, Nurlina2, Ibrahim Sota2 Abstract: Floods not only cause flooded rice field so it cannot be harvested and destroyed settlements, but also destroying social and economic services and public infrastructure, and even casualties. With so many problems that can lead to flooding and not knowing suitability flood catchment areas, the study sites were taken in Banjar. The parameters used for the analysis of catchment areas are flooded soil type, land cover, slope, spatial plans and topography, as well as the supporting data that maps hydrology and flood vulnerability maps. These parameters are considered as a major factor in determining the flood catchment areas. Results obtained from the analysis above that matching method is then mapped to a suitable area as a flood catchment areas located in five regions covering sub Aluh-Aluh, part of Gambut District, part of the District of Beruntung Baru, part of the District Mataraman and part of the district Tatah Makmur. Keywords: Mapping, GIS, Matching Method, Regional Infiltration Flood, Banjar District PENDAHULUAN Salah atau satu faktor penyebab dilaksanakan maupun dengan dengan manual komputer. Tujuan banjir dan menurunnya permukaan air utama dari penentuan daerah resapan tanah di kawasan perumahan adalah air adalah agar aliran dasar dalam adanya tanah dapat optimal. Tingkat resapan proses alih fungsi lahan. Daerah resapan banjir berguna untuk ini menanggulangi kemiringan lereng, tipe penggunaan yang permasalahan disebabkan sampah, curah oleh masalah yang pada jenis tanah, lahan dan vegetasi. tinggi, Wibowo, 2006, meneliti tentang luapan air yang berlebihan, pecahnya model penentuan kawasan resapan air bendungan sungai, serapan air yang untuk buruk, hingga pemukiman liar dan berwawasan pemukiman padat penduduk. metode pembobotan Dalam hujan banjir tergantung menentukan perencanaan tata lingkungan ruang dengan (scoring), dan daerah menyimpulkan semakin besar nilai total resapan air sebaiknya dibuat panduan setiap parameter maka semakin besar yang sederhana dengan kriteria yang potensinya untuk meresapkan air ke mudah dipahami serta dapat diolah dalam tanah dengan kata lain semakin 1Alumni 2Staff Mahasiswa Program Studi Fisika FMIPA UNLAM Pengajar Program Studi Fisika FMIPA UNLAM 154 155 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 2, Agustus 2013 (154–165) sesuai sebagai daerah resapan air. Warukin Rahmah et al., 2009, juga menentukan Miosen Akhir) dan formasi Dahor (Plio- daerah banjir Plistosen). Bagian paling atas berupa menggunakan teknologi penginderaan endapan kuarter aluvial sungai yang jauh dan sistem informasi geografis tersebar luas di bagian barat daerah dengan daerah studi kasus Kabupaten Banjar. resapan (retensi) (Miosen Tengah sampai Mojokerto yang tergolong dalam tanah andosol. Topografi Tanah andosol baik Wilayah Kabupaten diperuntukkan sebagai daerah retensi secara karena daya mengikat air sangat tinggi, merupakan daratan dan pegunungan sangat gembur, dengan ketinggian berkisar 0 s/d 1.878 derajat ketahanan tetapi mempunyai (Gambar 1) tinggi, meter dari permukaan laut. Ketinggian juga ini merupakan salah satu faktor yang memiliki jumlah makro pori banyak menentukan letak kegiatan penduduk, sehingga peresapan air (permeabilitas) sehingga ketinggian ini dipakai juga tinggi. sebagai penentu batas wilayah tanah sehingga struktur topografis Banjar, mudah diolah dan usaha yaitu 35% berada di ketinggian 0– Kondisi Geologi Kabupaten Banjar Daerah Banjar berada pada bagian Barat Daya busur pegunungan 7 mdpl, 55.54% pada ketinggian 50–300 mdpl dan sisanya 9.45% lebih dari 300 mdpl. Meratus dan disusun oleh batuan dasar komplek Ultrabasa dan Batuan Metamorf. Batuan ultrabasa (harsburgit, piroksenit dan serpentinit) dan batuan metamorf tersebar (sekis, di filit sepanjang dan kuarsit) pegunungan Bobaris dan pegunungan Meratus dan dibeberapa tempat diterobos oleh Gabro berumur Kapur. Di atas batuan Gambar 1. Peta Topografi dasar ini dijumpai berbagai formasi batuan, diantaranya formasi Manunggul (kapur), formasi Tanjung (Eosen), formasi Berai (Miosen Awal), formasi Letak Kabupaten Banjar lebih rendah dari permukaan laut, sehingga Hapsari, P., dkk., Analisis Daerah Resapan.............156 aliran air menjadi pada tanah untuk lahan pertanian/sawah, lancar. Akibatnya sedangkan selalu tergenang berbukit, kebanyakan ditumbuhi padang (29.93%) dan sebagian lagi (0.58%) alang-alang, belukar, hutan primer, dan tergenang secara periodik. sebagian juga diperuntukkan sebagai sebagian kurang permukaan wilayah bagian timur daerah lahan sawah. Tanah Pada kondisi alam, tanah dapat mengandung dua atau lebih campuran Hidrologi Pemanfaatan air tanah yang jenis-jenis tanah dan kadang-kadang berlebihan menimbulkan dampak negatif terdapat bahan seperti intrusi air laut, penurunan muka organik. Menurut peta tanah eksplorasi air tanah dan amblesan tanah (land tahun 1981 skala 1:1.000.000 dari subsidence) Lembaga Penelitian Bogor ditemukan genangan banjir di musim penghujan. beberapa tanah Sementara itu alih fungsi lahan pada organosol, gleihumus dengan bahan daerah resapan menurunkan resapan induk air hujan, sehingga ketersedian air pula kandungan jenis bahan tanah aluvial yaitu dan fisiografi dataran yang meliputi 28.57% dari luas yang menyebabkan bersih menjadi terganggu. wilayah. Tanah aluvial dengan bahan induk lahan aluvial dan fisiografi dataran meliputi 3.72%. Tanah komplek podsolik Daerah Resapan Banjir Santi, I.P., memetakan induk batuan baku dengan fisiografi Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dataran meliputi 14.29%. Tanah latosol dengan dengan bahan induk batuan beku dan dengan metode scoring dan diperoleh fisiografi intrusi meliputi 24.84%. Tanah parameter banjir menghasilkan peta komplek podsolik merah kuning, latosol zona rawan banjir di Kabupaten Banjar dengan terdiri dari 5 kelas yaitu tidak rawan, induk endapan dan metamorf meliputi 28.57%. Sistem rawan telah merah kuning dan laterit dengan bahan batu zona 2009, Informasi banjir di Geografis potensial, agak rawan, rawan, dan sangat rawan. Wilayah yang termasuk Tutupan Lahan kelas sangat rawan banjir berada di Bagian barat Kabupaten Banjar kawasan aliran sungai Riam Kanan dan merupakan wilayah datar dan pasang Riam Kiwa, meliputi kecamatan Sungai surut Pinang, yang sebagian diperuntukan Paramasan, Pengaron, 157 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 2, Agustus 2013 (154–165) Astambul, Mataraman, Karang Intan, penentuan Simpang Aranio, kesesuaian parameter minimum yang sedangkan wilayah masuk kelas rawan digunakan, sedangkan kelemahannya banjir adalah kawasan Beruntung Baru, adalah menganggab semua parameter Aluh-Aluh, Kertak Hanyar, Gambut, memiliki dampak yang sama dalam Barat, penentuan kesesuaian. Padahal kondisi Martapura Timur, dan Martapura Kota. di lapangan, beberapa parameter bisa Kelebihan ditolerir Empat, Sungai Tabuk, dan Martapura adanya daerah resapan kesesuaian dan tidak menghambat banjir adalah dapat menambah potensi pertumbuhan air tanah karena disamping menampung dimaksud. Daerah Kabupaten Banjar dan pula merupakan daerah rawan banjir jika kedalam musim penghujan datang, sehingga membantu sangat diperlukan identifikasi parameter mengalirkan, meresapkan tanah, dapat sebagian sehingga air dapat menjaga keseimbangan tata air dan dari karena komoditas yang daerah resapan banjir. menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang dan dapat membantu mengurangi genangan banjir dan METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan meluasnya penyusupan air laut ke arah perangkat lunak ArcGis 9.3, peta jenis daratan. tanah Kabupaten Banjar, peta rencana tata ruang wilayah, peta penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) lahan, peta kerawanan banjir, peta Sistem Informasi Geografi (SIG) kemiringan lereng dan peta hidrologi. adalah suatu sistem informasi yang Metode penelitian menggunakan teknik dirancang untuk bekerja dengan data analisis metode kesesuaian (matching) yang daerah bereferensi spasial atau resapan banjir. Pemetaan berkoordinat geografi. Dalam metode daerah resapan banjir dilakukan dengan matching, seluruh software ArcGis dengan memasukan parameter dibandingkan dengan tidak data-data yang sudah diolah terlebih menggunakan pembobotan. Contoh, jika dahulu. kesesuaian dari salah satu parameter menghasilkan kesesuaian matching Keuntungan N, akan maka kesesuaian menghasilkan menggunakan N. metode matching adalah lebih aman dalam 1. Indentifikasi parameter daerah resapan banjir a. Memilih jenis tanah yang menjadi parameter yaitu aluvial dan gambut. Hapsari, P., dkk., Analisis Daerah Resapan.............158 b. Memilih jenis tutupan lahan yang sesuai atau cocok untuk daerah resapan banjir yaitu hutan, dengan sungai/tubuh air. banjir kemiringan lereng yaitu presentasinya 0-2% dan 215%. parameter daerah resapan dengan data daerah kerawanan banjir. e. Mendapatkan hasil daerah resapan banjir d. Memilih jenis rencana tata ruang kerawanan d. Melakukan tumpang susun (overlay) data jenis daerah banjir. mangrove, rawa/semak belukar dan c. Memilih data dan Kecamatan luasannya meliputi Aluh-Aluh dengan wilayah yaitu hutan lindung, hutan luasan 50.021 km2, Gambut adalah produksi tetap, hutan bergambut, denganluasan 39 km2, Beruntung perkebunan, Baru dengan luasan 26.010 km2, pertanian lahan kering, sungai/ tubuh air. Mataraman dengan luasan 25.009 e. Memilih jenis topografi yaitu 5-25 m dan Mengidentifikasi data hidrologi. f. Memilih jenis kerawanan banjir sebagai penunjang yaitu kelas rawan km2, Tatah Makmur dengan luasan 11.003 km2 f. Mendapatkan hasil Peta Daerah Resapan Banjir Kabupaten Banjar dan kelas sangat rawan. HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Analisis kesesuaian daerah resapan banjir menggunakan Jenis Tanah metode Pada umumnya tanah di wilayah matching dengan Sistem Informasi Kabupaten Geografis (77.62%) a. Melakukan tumpang susun (overlay) Banjar yaitu berlempung, bertekstur meliputi berpasir halus tanah dan liat, berdebu data yang telah diidentifikasi meliputi sementara 14.93 % bertekstur sedang jenis yaitu tanah, kemiringan penggunaan lereng, rencana lahan, tata ruang wilayah dan topografi. b. Mendapatkan data parameter berdebu, liat berpasir, sisanya 5.39 % bertekstur berdebu. Jenis tanah di daerah Kabupaten Banjar ada 4 jenis seperti c. Melakukan metode matching yaitu kesesuaian lempung, kasar yaitu pasir berlempung, pasir daerah resapan banjir. metode jenis ditunjukkan oleh Tabel 1 dan Gambar 2. terhadap Berdasarkan Tabel 1, jenis tanah parameter daerah resapan banjir aluvial dan gambut dipilih sebagai jenis parameter karena jenis tanah aluvial 159 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 2, Agustus 2013 (154–165) dan gambut memiliki tekstur tanah pasir Makmur, Astambul dan Karang Intan, berlempung sehingga memiliki kriteria Martapura, Telaga Bauntung, tanah yang cepat hingga sangat cepat Mataraman, Aluh-Aluh, Beruntung untuk dapat menyerap air, sehingga Baru, Gambut, Sungai Tabuk, Tatah dapat dijadikan sebagai salah satu Makmur, Kertak Hanyar, Aranio, Sungai parameter daerah resapan banjir. Pinang dan Paramasan. Tabel 1. Jenis Tanah di Kabupaten Banjar No. Jenis Tanah 1. Aluvial 2. Gambut 3. Latosol 4. Podsolik Merah Sumber: BAPPEDA Kabupaten Banjar Banjar memiliki tutupan lahan yang sangat beragam seperti ditunjukkan oleh Tabel 2 dan Gambar 3. Sumber: BAPPEDA Kabupaten Banjar bersifat subur kikisan tanah Bagian barat Kabupaten Banjar humus. Parameter jenis tanah gambut merupakan wilayah datar dan pasang terbentuk di daerah rawa-rawa. Tanah surut yang sebagian diperuntukkan gambut sebagai lahan pertanian/sawah dan karena aluvial Kabupaten Tabel 2. Tutupan lahan di Kabupaten Banjar No. Tutupan Lahan 1. Hutan 2. Kebun Campur 3. Lahan Terbuka 4. Mangrove 5. Pemukiman 6. Rawa 7. Sawah 8. Semak Belukar 9. Sungai/Tubuh Air 10. Tambak 11. Tegalan/Ladang Gambar 2. Peta Jenis Tanah Tanah Tutupan Lahan berasal berasal dari dari pembusukkan tanaman rawa. Tanah ini bersifat asam, bagian berwarna gelap, serta bertekstur lunak kebanyakan ditumbuhi padang alang- dan basah. Tanah aluvial dan tanah alang, belukar dan hutan primer, dan gambut terdapat di daerah Kecamatan sebagian juga diperuntukkan sebagai Paramasan, Sungai Pinang, Aranio, lahan sawah (Pemerintah Kabupaten Simpang Empat, Pengaron, Sambung Banjar, 2008). timur daerah berbukit Hapsari, P., dkk., Analisis Daerah Resapan.............160 kecamatan di Kabupaten Banjar terdapat sungai. Kemiringan Lereng Berdasarkan hasil pengamatan analisa data, kemiringan lereng di Kabupaten Banjar dipresentasikan sebagai datar, bergelombang, berbukit Gambar 3. Peta Tutupan Lahan hingga bergunung curam, seperti ditunjukkan oleh Tabel 3 dan Gambar 4. Sebagai parameter daerah resapan banjir diambil beberapa jenis tutupan lahan yang disesuaikan atau yang cocok untuk daerah resapan banjir tersebut adalah hutan, mangrove, rawa/semak belukar dan sungai/tubuh air. Jenis parameter tersebut diambil Tabel 3. Kemiringan Lereng Kabupaten Banjar No. Kemiringan Lereng 1. 0 – 2% 2. 2 – 15% 3. 15 – 40% 4. > 40% Sumber: BAPPEDA Kabupaten Banjar karena hutan, mangrove, rawa/semak belukar dan sungai/tubuh air merupakan parameter yang dapat menyerap air, sehingga bisa menjadi daerah resapan banjir. Hutan di Kabupaten Banjar banyak terdapat didaerah Kecamatan Paramasan, Sungai Pinang, Aranio, Simpang Empat, Pengaron, Astambul dan Karang Intan. Jenis parameter mangrove terdapat di Kecamatan AluhAluh. Rawa/semak belukar terdapat di Kecamatan Baru, Mataraman, Gambut, Beruntung Sungai Tabuk, Martapura, Martapura Barat, Telaga Bauntung dan Astambul. Adapun jenis parameter sungai hampir seluruh Gambar 4. Peta Kemiringan Lereng Jenis parameter parameter daerah resapan sebagai banjir daerah Kabupaten Banjar mempunyai kemiringan lereng dengan presentasi 0 – 2% dan 2 – 15%. Jenis parameter tersebut diambil karena memiliki kriteria kemiringan lereng yang paling rendah 161 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 2, Agustus 2013 (154–165) dengan kriteria relief melandai hingga Rencana tata ruang wilayah di datar dan pada kemiringan tersebut air Kabupaten Banjar terbagi menjadi 23 mengalir ke daerah yang rendah dari bagian seperti ditunjukkan oleh Tabel 4 daerah sebelumnya sehingga cocok dan Gambar 5. sebagai daerah resapan banjir. Daerahdaerah tersebut terdapat di Kecamatan Aluh-Aluh, Beruntung Baru, Gambut, Sungai Tabuk, Tatah Makmur, Kertak Hanyar, Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur, Telaga Bauntung, Karang Intan, Mataraman, Astambul dan Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang dan Pengaron. Gambar 5. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Jenis parameter yang digunakan sebagai parameter daerah resapan banjir untuk rencana tata ruang wilayah adalah hutan lindung, hutan produksi tetap, hutan bergambut, perkebunan, pertanian lahan kering, sungai, tubuh air. Jenis parameter tersebut diambil karena merupakan parameter yang dapat menyerap air, sehingga bisa menjadi daerah resapan banjir. Hutan lindung terdapat di Kecamatan Paramasan, Sungai Pinang dan Aranio, Simpang Empat. Hutan produksi tetap terdapat di Kecamatan Paramasan, Sungai Pinang dan Aranio. Berdasarkan pengertian masing-masing hutan tersebut dapat disimpulkan bahwa hutan-hutan parameter diatas daerah cocok resapan sebagai banjir. Tabel 4. Rencana Tata Ruang Wilayah No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. Rencana Tata Ruang Wilayah Alur Pelayaran Lokal Alur Pelayaran Nasional DAS Barito Hutan Lindung Hutan Pendidikan Hutan Produksi Konversi Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap Industri dan Pergudangan Kawasan Bergambut Kawasan Konservasi Pesisir Kawasan Perikanan Air Tawar Kawasan Perikanan Pesisir Pelabuhan Perkebunan Perlindungan Pertanian Pangan Berkelanjutan Pemukiman Pedesaan Pemukiman Perkotaan Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Sungai Taman Hutan Raya Sultan Adam Tubuh Air Sumber: BAPPEDA Kabupaten Banjar Kawasan Kabupaten perkebunan Banjar terdapat di di Hapsari, P., dkk., Analisis Daerah Resapan.............162 Kecamatan Pengaron, Astambul, berkisar antara 0 s/d 1.878 meter. Karang Intan, Mataraman, Martapura Rendahnya letak Kabupaten Banjar Barat, Sambung dari permukaan laut menyebabkan Empat. aliran air pada permukaan tanah Telaga Makmur Bauntung, dan Simpang Pertanian lahan kering di Kabupaten menjadi Banjar sebagian wilayah selalu tergenang terdapat di Kecamatan kurang lancar. Pengaron, Astambul, Karang Intan, (29.93%) Mataraman dan Telaga Bauntung. tergenang secara periodi. Jenis parameter hutan sebagian Akibatnya lagi (0.58%) lindung Topografi datar yang terdapat terdapat di Kecamatan Paramasan, di Kabupaten Banjar adalah keadaan Sungai Pinang dan Aranio, Simpang permukaan Empat dan jenis parameter tubuh air ketinggian 5 m – 25 m yang terdapat terdapat di Kecamatan Aranio. di tanah Kecamatan yang memiliki yang meilputi Mataraman, Telaga Martapura, Martapura wilayah Martapura Barat, Kabupaten Banjar merupakan daratan Beruntung dan pegunungan yang ketinggiannya Hanyar, Sungai Tabuk dan Tatah dari Makmur. Topografi Secara topografis permukaan laut bervariasi Baru, Bauntung, Timur, Aluh-aluh, Gambut, Kertak Tabel 5. Parameter-parameter yang dipakai sebagai daerah resapan banjir dengan metode matching No. Parameter Jenis Parameter 1. Kemiringan Lereng 0 - 2% 2% - 15% 2. Rencana Tata Ruang Hutan Lindung Wilayah Hutan Produksi Tetap Hutan Bergambut Perkebunan Pertanian Lahan Kering Sungai, Tubuh Air 3. Jenis Tanah Aluvial Gambut 4. Tutupan Lahan Hutan Mangrove Rawa/Semak Belukar Sungai/Tubuh Air 5. Topografi 5m – 25m Sumber: Hasil Analisis 163 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 2, Agustus 2013 (154–165) Daerah Resapan Banjir Hasil analisa Gambut sebesar 33.15%, Kecamatan beberapa jenis Beruntung Baru sebesar 15.97%, parameter untuk daerah resapan banjir, Kecamatan Mataraman sebesar 37.1% menunjukkan dan Kecamatan Tatah Makmur sebesar bahwa parameter- parameter dan jenis serta nilainya yang 39% (Tabel 7). dipakai sebagai persyaratan seperti disajikan pada Tabel 5 dalam metode matching. Kelima parameter pada Tabel 5 kemudian dianalisis dengan ArcGIS versi 9.3 sehingga parameter-parameter tersebut memenuhi syarat untuk daerah resapan banjir. Tabel 6. Kelas Kerawanan Banjir Kabupaten Banjar. Luas Kelas Kerawanan Daerah Banjir (km2) Tidak Rawan 776 Kurang rawan 886,7 Agak Rawan 694 Rawan 868 Sangat Rawan 436 Sumber: Balitbangda Prov. Kalimantan Selatan Daerah Banjar Rawan Dari kelima Banjir kelas Kabupaten kerawanan banjir diambil kelas rawan dan sangat rawan meliputi Kecamatan Mataraman, Astambul, Telaga Bauntung, Martapura Barat, Kertak Hanyar, Sungai Tabuk, Tatah Makmur, Gambut, Aluh-Aluh dan Beruntung Baru. Daerah rawan banjir Tabel 7. Daerah Resapan Banjir dan Luasannya Daerah Luas Daerah Resapan Resapan (km2) Aluh-aluh 50.021 Gambut 39 Beruntung Baru 26.010 Mataraman 25.009 Tatah makmur 11.003 Sumber: Hasil Analisis dan sangat rawan banjir memiliki luas Berdasarkan hasil yang 868 km2 yang hanya sekian persen dari diperoleh, luas yang dimiliki Kabupaten Banjar. diambil pada kelas rawan dan kelas Tabel kelas-kelas sangat rawan dengan luas 868 km2 dan kerawanan banjir dan luas daerahnya untuk daerah resapan banjir memiliki untuk Kabupaten Banjar. luas 6 menyajikan daerah 151.043 kerawanan banjir km2. Dengan luas Hasil analisis metode matching sedemikian dapat dinyatakan, hanya diperoleh bahwa kawasan yang cocok 13.1% dari luasan daerah yang menjadi sebagai daerah rawan banjir. Hasil-hasil yang daerah resapan banjir di Kabupaten Banjar meliputi Kecamatan diperoleh Aluh-Aluh sebesar 41.25% dari luas acuan untuk mengurangi debit air yang kecamatan tersebut, Kecamatan dapat digunakan sebagai Hapsari, P., dkk., Analisis Daerah Resapan.............164 ada saat banjir terjadi sebagai upaya hutan penanggulangan banjir di daerah hulu. pertanian lahan kering dan hutan Disamping bergambut itu, tutupan lahan dan lindung, perkebunan, adalah Kecamatan rencana tata ruang wilayah diharuskan Gambut, rencana tata ruang wilayah tetap pada kondisi semula seperti meliputi sungai/tubuh kawasan hutan-hutan, kawasan produksi tetap, pertanian maupun kawasan pertanian lahan kering dan hutan air, hutan perkebunan, perkebunan, sehingga dapat mencegah bergambut dan mengurangi debit air pada saat Beruntung Baru dan Tatah Makmur banjir di Kabupaten Banjar. dan rencana tata ruang wilayah KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari Parameter jenis tanah produksi tetap, lahan air, hutan perkebunan kering dan adalah seluruh 4. Parameter untuk kemiringan lereng bagian kecamatan adalah berjenis 0-2% meliputi seluruh Kecamatan gambut (meliputi Kecamatan Aluh- yang menjadi daerah resapan banjir. Aluh, Gambut, Beruntung Baru dan Parameter untuk topografi adalah 5- Tatah Makmur) dan jenis tanah 10m dpl meliputi Kecamatan Aluh- alluvial Aluh, Beruntung Baru dan Tatah (sebanyak Parameter 60% dari adalah Kecamatan Gambut dan sungai, mangrove dan rawa adalah topografi adalah 10-25m dpl adalah Kecamatan Aluh-Aluh dan tutupan Kecamatan Mataraman. untuk mangrove Kecamatan Baru, tutupan Makmur, topografi adalah 5-25m dpl untuk lahan lahan sungai, dan rawa Gambut, Mataraman hutan, Parameter rencana 5. Daerah resapan banjir terdapat di meliputi lima daerah meliputi Kecamatan Beruntung Aluh-Aluh sebesar 41,25% dari luas dan Tatah Makmur. 3. sungai/tubuh Kecamatan Kecamatan Mataraman. kecamatan Mataraman). 2. meliputi pertanian penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. adalah tata ruang kecamatan tersebut, Kecamatan Gambut sebesar 33,15%, Kecamatan Beruntung Baru sebesar wilayah meliputi sungai/tubuh air dan 15,97%, hutan bergambut adalah Kecamatan sebesar Aluh-Aluh, Tatah Makmur sebesar 39%. rencana tata ruang wilayah meliputi sungai/tubuh air, Kecamatan 37,1% dan Mataraman Kecamatan 165 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 2, Agustus 2013 (154–165) DAFTAR PUSTAKA Arafat, Y. 2008. Reduksi Beban Aliran Drainase Permukaan Menggunakan Sumur Resapan. Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako. Palu. Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 3, 144 – 153 H ardiyatmo, H.C. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi Edisi Ke-1. UGM. Yogyakarta. Londongsalu, D.T. 2008. Analisis Pendugaan Erosi, Sedimentasi, Dan Aliran Permukaan Menggunakan Model Agnps Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Sub Das Jeneberang Propinsi Sulawesi Selatan. Skripsi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Pemerintah Kabupaten Banjar. 2008. Kondisi Wilayah. http://id.banjarkab.go.id/ Rahmah., B.M. Sukojo & Kustiyo. 2009. Penentuan Daerah Retensi Banjir Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Kabupaten Mojokerto ). Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS - Sukolilo, Surabaya. Journal of ITS Undergraduate Santi, I.P. 2009. Pemetaan Zona Rawan Banjir di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Skripsi. FMIPA UNLAM. Banjarbaru Wibowo, M. 2006. Model Penentuan Kawasan Resapan Air Untuk Perencanaan Tata Ruang Berwawasan Lingkungan. Peneliti Geologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta. Jurnal Hidrosfir Vol. 1 No.1, 1 – 7