pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian

advertisement
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEPIAN
PADA LANSIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Psikologi
Oleh:
SARI HAYATI
051301068
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GANJIL, 2009/2010
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kesepian Pada
Lansia adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini,
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademis yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, Desember 2009
Sari Hayati
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia
Sari Hayati dan Liza Marini
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh
dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dukungan sosial adalah suatu
dorongan atau bantuan seperti kenyamanan dan perhatian, yang diberikan oleh orangorang disekitar individu yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut
merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai. Kesepian adalah suatu perasaan
tidak menyenangkan disebabkan adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang
diharapkan dengan kenyataan kehidupan interpersonalnya akibat terhambat atau
berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.
Jumlah sampel penelitian ini adalah 60 orang lansia, yang terdiri dari 36 orang
(60%) lansia pria dan 24 orang (40%) lansia wanita. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan Simple Random Sampling. Data dikumpulkan melalui dua buah
skala yaitu skala dukungan sosial yang disusun peneliti berdasarkan dimensi dari
Orford (1992) dan skala kesepian yang disusun peneliti berdasarkan dimensi dari
Wrightsman (1993). Skala dukungan sosial memiliki nilai reliabilitas koefisien alpha
(α)=0.874 dan skala kesepian memiliki nilai reliabilitas koefisien alpha (α)=0.906.
Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan analisa
regresi. Hasil penelitian ini ada pengaruh signifikan dukungan sosial terhadap
kesepian pada lansia. Dukungan sosial memberikan sumbangan efektif sebesar
13.7%.
Kata kunci: Dukungan Sosial, Kesepian, Lansia.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
The Impact of the Social Support
Toward Loneliness in Old Adult
Sari Hayati and Liza Marini
Faculty of Psychology University of North Sumatera
ABSTRACT
The aim of this research is to know the influence of social support toward
loneliness in older adult. Loneliness is an unpleasant feeling caused by an unmatched
relation between social relationship wanted by someone and reality in interpersonal
life that are caused by the decreased of social relationship that someone has.
The total of sample is 60, which consist of 36 (60%) men and 24 (40%)
women. The sampling technique used is sample random sampling.
The data was collected through two scales that consist of social support based
on Orford dimension (1992), and loneliness based on Wrightsman dimension (1993).
Social support scale has reliability (α)=0.874 and loneliness scale has reliability
(α)=0.906.
Data obtained in this research is processed with regression linearity. The
result of this research indicate that there is a significant influence of social support
toward loneliness in old adult. Social support contribute effectively for 13.7%.
Keyword : Social Support, Loneliness, Old Adult
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
KATA PENGANTAR
Syukur yang tak pernah henti, peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas semua
karunia dan keindahan yang telah diberikan-Nya, umur yang panjang, kesehatan,
waktu dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi untuk
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S-1) di
Fakultas Psikologi Sumatera Utara dengan judul : Pengaruh dukungan sosial terhadap
kesepian pada lansia.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. S (K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi.
3. Kak Liza Marini, M.Psi yang telah banyak membantu dan membimbing, juga
dalam
memberi
saran-saran
serta
kesabaran
kepada
saya
dalam
merampungkan penelitian ini hingga selesai. Maaf kak kalau selama ini
banyak merepotkan kakak.
4. Ibu Rika Eliana, Msi selaku dosen pembimbing akademik yang bersedia
meluangkan waktunya selama masa perkuliahan untuk membimbing saya.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
5. Bapak Ferry Novliadi M.Si selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya buat membimbing saya.
6. Ibu Ika Sari Dewi, S.psi, psi selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya buat membimbing saya.
7. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi USU atas segala ilmu dan
bantuannya selama perkuliahan dan seluruh staf pegawai Fakultas Psikologi
USU yang telah membantu penulis baik selama masa perkuliahan maupun
dalam penyelesaian skripsi.
8. Mama dan ayah tercinta yang telah memberikan do’a dan kasih sayangnya
yang tak pernah henti demi keberhasilan anaknya. InsyaAllah ananda akan
terus berjuang membuat Mama dan ayah bangga.
9. Keluarga besar Binjai dan Banda Aceh, juga Anggi dan bang Fajar yang telah
memberikan dukungan, doa, bantuan dan semangat dalam mengerjakan
skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan skripsi, Dewi, Eca, Ayu, Yefri, Acid dll. Masamasa stres skripsi tidak akan lebih indah tanpa kebersamaan kita.
11. My Best Friends Ever ; Tiwi dan Elvina yang selalu penuh tawa dan tidak
pernah berhenti menyusahkan. Kita akan terus bersama sampai akhir.
12. Buat teman-teman kampus, Noni, Diah, Ema, Qorin khususnya angkatan 05,
kalian semua terlalu berharga dalam hidup walau lebay-nya buat ga tahan.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
13. Buat teman-teman yang jauh, Leni, Jimah, Susan, Putri, Dina, Uud, Bg Ari,
semangat dan perhatian kalian walaupun dari jauh sangat berarti.
14. Pak Is, Pak Aswan, Bg Hendra, Bg sono, Kak Dian, Kak Ari, Kak Devi.
Makasih ya pak, bang, dan kakak atas bantuan yang memudahkan selesainya
skripsi ini.
15. Bg Fajar tersayang, terimakasih untuk cinta, kasih, semangat, dan
penantiannya selama ini.
16. Dan banyak lagi pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi
ini tapi tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih
banyak.
Seluruh skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh
karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar menjadi
lebih baik lagi. Akhirnya kepada Allah jua penulis berserah diri. Semoga penelitian
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Medan, 2009
Sari Hayati
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .............................................................................................
Daftar Isi
i
................................................................................................... iv
Daftar Tabel ................................................................................................. viii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
9
D. Manfaat Penelitian ................................................................
9
E. Sistematika Penulisan ............................................................ 10
BAB II
LANDASAN TEORI ............................................................... 12
A. Dukungan Sosial .................................................................... 12
1. Pengertian Dukungan Sosial .............................................. 12
2. Dimensi Dukungan Sosial .................................................. 14
3. Model kerja Dukungan Sosial ............................................ 16
4. Sumber-sumber Dukungan Sosial ...................................... 17
B. Kesepian ................................................................................ 18
1. Pengertian Kesepian .......................................................... 18
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
2. Bentuk-bentuk Kesepian .................................................... 19
3. Penyebab Kesepian ............................................................ 21
4. Perasaan Individu Ketika Kesepian .................................... 25
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesepian...................... 27
C. Lansia .................................................................................... 30
1. Pengertian Lansia .............................................................. 30
2. Tugas Perkembangan Lansia .............................................. 31
3. Ciri-ciri lansia .................................................................... 32
4. Perubahan-perubahan Pada lansia ...................................... 35
D. Perkembangan Psikososial Lansia .......................................... 37
E. Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap pada Lansia .................. 38
F. Hipotesa Penelitian ................................................................. 41
BAB III
METODE PENELITIAN ........................................................ 42
A. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................. 42
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................... 42
1. Dukungan Sosial ................................................................ 42
2. Kesepian ............................................................................ 43
C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel ............. 44
1. Populasi dan Sampel ......................................................... 44
2. Metode Pengambilan Sampel ............................................ 45
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 45
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1. Skala Kesepian .................................................................. 46
2. Skala Dukungan Sosial .................................................... 47
E. Validitas dan reliabilitas ........................................................ 48
1. Validitas Alat Ukur ........................................................... 48
2. Reliabilitas Alat Ukur ....................................................... 49
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ....................................................... 48
1. Skala Dukungan Sosial ..................................................... 50
2. Skala Kesepian ................................................................. 52
G. Prosedur Penelitian ................................................................ 54
1. Tahap Persiapan Penelitian ............................................... 54
2. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 55
3. Tahap Pengolahan Data ..................................................... 55
H. Metode Analisa Data .............................................................. 56
1. Uji Normalitas .................................................................. 56
2. Uji Linieritas ..................................................................... 56
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............................... 57
A. Analisa Data ......................................................................... 57
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................. 57
a. Gambaran Umum Subjek penelitian Berdasarkan
Jenis Kelamin.................................................................... 57
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
b. Gambaran Umum subjek penelitian berdasarkan
usia.................................................................................... 58
2. Hasil Penelitian ................................................................. 58
a. Hasil Uji Asumsi............................................................ 58
1) Uji Normalitas.............................................................. 59
2) Uji Linearitas Hubungan.............................................. 59
b. Hasil Analisa Data ......................................................... 60
c. Deskripsi Data Penelitian ............................................... 63
1) Variabel Kesepian........................................................ 64
2) Variabel Dukungan Sosial........................................... 65
3. Hasil Analisa Tambahan ................................................... 67
a. Gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin...... 67
b. Pengaruh Dimensi Dukungan Sosial terhadap kesepian.. 68
B. Pembahasan .......................................................................... 69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 73
A. Kesimpulan ........................................................................... 73
B. Saran ..................................................................................... 74
1. Saran Metodologis ............................................................ 74
2. Saran Praktis ..................................................................... 75
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 77
LAMPIRAN.....................................................................................................
82
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penjelasan Kesepian berdasarkan Atribusi Penyebab .................... 24
Tabel 2. Distribusi aitem skala kesepian sebelum uji coba ........................... 46
Tabel 3. Distribusi aitem skala dukungan sosial sebelum uji coba................. 47
Tabel 4. Distribusi aitem skala dukungan sosial setelah uji coba................... 50
Tabel 5. Distribusi aitem skala dukungan sosial pada saat penelitian............ 52
Tabel 6. Distribusi aitem skala kesepian setelah uji coba…………………..
52
Tabel 7. Distribusi aitem skala kesepan pada saat penelitian......................... 53
Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 57
Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia .............................. 58
Tabel 10. Uji sebaran normal variabel tes kolmogorov-smirnov .................. 59
Tabel 11. Hasil Uji Linieritas ....................................................................... 60
Tabel 12. Hasil analisa regresi ...................................................................... 61
Tabel 13. Parameter-parameter persamaan garis regresi................................ 62
Tabel 14. Skor empirik dan skor hipotetik variabel kesepian ........................ 64
Tabel 15. Kategorisasi data kesepian ............................................................ 65
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Tabel 16. Skor empirik dan skor hipotetik variabel dukungan sosial ............. 66
Tabel 17. Kategorisasi data dukungan sosial ................................................. 66
Tabel 18. Gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin .................... 67
Tabel 19. Uji t kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin ............................. 67
Tabel 20. Parameter-peremeter persamaan garis regresi................................ 68
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1: Gambaran linearitas dukungan sosial dengan kesepian........................... 60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A
1. Skala Tryout.....................................................................................................
82
2. Skala Penelitian................................................................................................
96
3. Reliabilitas Skala kesepian............................................................................... 104
4. Reliabilitas Skala Dukungan Sosial................................................................. 115
Lampiran C
1. Uji Normalitas Sebaran.................................................................................
118
2. Uji Lineritas Hubungan.................................................................................
119
3. Uji Hipotesa...................................................................................................
121
4. Gambaran Kesepian Berdasarkan Jenis Kelamin..........................................
123
5. Hasil Anareg Metode Backward...................................................................
124
Lampiran B
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1. Data Mentah Hasil Penelitian Skala Dukungan Sosial..................................
128
2. Data Mentah Hasil Penelitian Skala Kesepian..............................................
131
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian
periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu
mengikuti pola perkembangan dengan pasti dan dapat diramalkan. Setiap masa yang
dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali.
Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan memberikan
pengaruh terhadap tahap-tahap selanjutnya. Salah satu tahap yang akan dilalui oleh
individu tersebut adalah masa lanjut usia atau lansia (Hurlock, 1999).
Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia.
Dikatakan sebagai perkembangan terakhir, karena ada sebagian anggapan bahwa
perkembangan manusia berakhir setelah manusia menjadi dewasa (Prawitasari,
1994). Pada saat manusia berkembang, terjadi beberapa perubahan yang ditandai
dengan kondisi-kondisi khas yang menyertainya. Munandar, (2001) menyebutkan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
beberapa kondisi khas yang menyebabkan perubahan pada lansia, diantaranya adalah
tumbuhnya uban, kulit yang mulai keriput, penurunan berat badan, tanggalnya gigi
geligi sehingga mengalami kesulitan makan. Selain itu juga muncul perubahan yang
menyangkut kehidupan psikologis lansia, seperti perasaan tersisih, tidak dibutuhkan
lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru, misalnya penyakit yang tidak
kunjung sembuh atau kematian pada pasangan. Hal ini didukung oleh pernyataan
Hurlock (1980) yang juga menjelaskan dua perubahan lain yang harus dihadapi
lansia, yaitu perubahan sosial dan perubahan ekonomi. Perubahan sosial meliputi
perubahan peran dan meninggalnya pasangan atau teman-teman. Perubahan ekonomi
menyangkut ketergantungan secara finansial pada uang pensiun dan penggunaan
waktu luang sebagai seorang pensiunan (dalam Puspita Sari, 2002).
Lansia yang mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya cenderung
menimbulkan anggapan bahwa lansia sudah tidak produktif lagi, sehingga perannya
dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan semakin berkurang dan secara emosional
menjadi kurang terlibat. Bahkan masih ada anggota masyarakat yang beranggapan
bahwa lansia adalah orang yang tidak berguna bahkan kadang dirasakan sebagai suatu
beban (Martini, Adiyanti, & Indiati, 1993).
Hal ini juga terjadi pada lansia dilingkungan keluarga sebagai komponen
masyarakat terkecil. Pada umumnya lansia menikmati hari tuanya di lingkungan
keluarga. Hal ini sesuai dengan nilai budaya yang ada, dimana orang tua yang telah
berusia lanjut harus dihormati, dihargai dan dibahagiakan. Bahkan dalam tuntutan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
agama, orang yang lebih muda dianjurkan untuk menghormati dan bertanggung
jawab atas kesejahteraan orang yang lebih tua, khususnya orang tua sendiri
(Departemen Sosial Republik Indonesia, 1997). Rumah tangga orang timur tetap
memberikan tempat terhormat kepada orang-orang tua dan secara pribadi mengurus
segala keperluan mereka, bahkan sampai kebutuhan terakhir yaitu perlengkapan
untuk pemakaman (Bradbury & Wilbun, 1987). Akan tetapi terdapat pula lansia yang
tidak tinggal dengan keluarga, khususnya dengan anak-anak mereka. Hal ini
dikarenakan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan mandiri serta meninggalkan
rumah dan hidup terpisah dengan orang tua (Gunarsa, 2004).
Keterpisahan tersebut dapat menimbulkan masalah psikologis tersendiri pada
orang tua. Leangle dan Probst (2002), menjelaskan bahwa masalah psikologis akibat
keterpisahan orang tua dengan anggota keluarga yang dicintai, misalnya anak,
merupakan masalah yang relatif sering terjadi,dan kompleksitas masalahnya akan
semakin rumit jika orang tua tersebut adalah lansia. Hal ini didukung dengan
penelitian Rawlins dan Spencer (2002), yang menemukan bahwa anak perempuan
selain pasangan merupakan faktor penting bagi kesejahteraan kalangan lansia.
Apabila anak perempuan tersebut meninggalkan orang tua dan hidup terpisah dari
keluarga, orang tua kemungkinan besar harus kehilangan orang yang merawat diri
mereka (dalam Gunarsa, 2004). Hurlock (1999), juga menambahkan bahwa wanita
lansia lebih dapat menyesuaikan diri dengan keterpisahan ini dibandingkan dengan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
pria lansia. Hal ini dikarenakan telah terbentuknya suatu hubungan yang terjalin
antara anak dengan orang tua sejak anak lahir.
Masalah keterpisahan tersebut memicu perasaan kesepian pada lansia, dimana
kesepian akan semakin meningkat ketika pasangan dari lansia meninggal dunia. Van
Baarsen (2002), menyatakan bahwa kesepian pada lansia lebih mengacu pada
kesepian dalam konteks “sindrom sarang kosong”, dimana kesepian yang muncul
diakibatkan kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat
dari kepergian pasangan hidup untuk kembali pada Sang Pencipta. Keterpisahan
dengan anggota keluarga, atau lebih spesifik dengan anak-anak, terlebih lagi ketika
keluarga tidak mampu untuk mengurus, mengharuskan mereka pada akhirnya tinggal
dipanti werdha atau dipanti jompo. Seecara bertahap keadaan ini dapat menimbulkan
perasaan hampa pada diri lansia dan semakin menambah perasaan kesepian yang
mereka alami (dalam Gunarsa, 2004). Hal ini didukung oleh penelitian dari Mishra,
Bagga, Nalini, Chadha & Kanwar (dalam Mishra, 2004), yang menemukan bahwa
lansia yang tinggal disuatu institusi menderita kesepian dan merasa tidak puas karena
terpisah dari keluarga dan komunitas yang lebih luas. Mereka juga menemukan
bahwa lansia yang tinggal dalam suatu institusi merasa lebih kesepian daripada yang
tidak tinggal dalam suatu institusi yang diakibatkan juga karena kurangnya dukungan
sosial yang mereka terima.
Akan tetapi tidak hanya itu, ternyata para lansia yang masih tinggal dengan
anak-anak atau dengan keluarganya juga sering mengalami kesepian. Jadi dapat
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dikatakan bahwa kesepian pada lansia tidak hanya dikarenakan hidup terpisah dengan
anak dan tinggal dipanti werdha. Hal ini dijelaskan oleh Afida dkk (2000), bahwa
kesepian juga bisa terjadi pada lansia dikarenakan pola keluarga yang semakin
mengarah pada pola keluarga inti (nuclear family), dimana anak-anak begitu sibuk
dengan masalahnya sendiri dan mengakibatkan anak-anak secara tidak langsung
kurang memperdulikan keberadaannya serta jalinan komunikasi antara orang tua
dengan anak juga semakin berkurang. Kemudian inilah yang membuat lansia merasa
tersisih, tidak lagi dibutuhkan peranannya sebagai anggota keluarga, dan kemudian
memicu hadirnya perasaan kesepian walaupun masih berada di lingkungan keluarga.
Fenomena yang terlihat dilapangan semakin memperjelas bahwa lansia yang
tidak tinggal dipanti jompo juga merasakan kesepian. Dari pengamatan dan
wawancara awal, dapat terlihat para lansia merasa kesepian karena kurang
diperhatikan oleh keluarga. Perasaan kesepian tersebut semakin bertambah ketika
fisik mereka menurun, karena lansia tersebut tidak bisa terlalu beraktifitas untuk
mengurangi atau menghilangkan perasaan kesepian yang dialami.
Ini terbukti dari hasil wawancara dengan seorang lansia, Ibu SH berusia 68
tahun yang tinggal dengan anaknya :
“Kadang saya merasa ada yang mengganjal ya…Saya tahu anak saya tinggal
sama saya karena belum punya rumah. Tapi ya Cuma karena itu…Dia lebih
mengurus suaminya dari pada saya. Ga pernah dengan kata saya lagi, tapi ya
namanya anak juga anak kita…Terimalah ” (Komunikasi personal, 3 juni
2009)
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Kesepian sendiri adalah suatu keadaan mental dan emosional yang terutama
dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan kurangnya hubungan yang bermakna
dengan orang lain (Bruno, 2000). Wrightsman (1993) juga menambahkan bahwa
kesepian merupakan pengalaman subjektif dan tergantung pada intepretasi individu
terhadap suatu kejadian. Kesepian tersebut pada dasarnya mengacu pada
ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa kriteria penting
dari hubungan sosial terhambat atau tidak terpenuhi. Kekurangan tersebut dapat
bersifat kuantitatif (tidak memiliki teman seperti yang diinginkan) dan bersifat
kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang dibinanya bersifat seadanya
atau kurang memuaskan (Peplau & Perlman dalam Taylor, Peplau & Sears, 2000).
Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa dissatisfied (tidak puas),
deprivied (kehilangan), dan distressed (menderita). Hal ini tidak berarti bahwa
kesepian tersebut sama di setiap waktu. Individu yang berbeda bisa saja memiliki
perasaan kesepian yang berbeda pada situasi yang berbeda pula (Lopata dalam Brehm
et al, 2002). Banyak penelitian yang menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan
seseorang mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan sampai pada
kematian pada lansia (Ebersole, Hess, & Touhy, 2005). Oleh karena itu, kesepian
merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh lansia.
Beyene, Becker, & Mayen (2002) menjelaskan bahwa ketakutan akan
kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan
tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu secara khas hal tersebut
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial. Hal tersebut tentu saja
diperkuat berdasarkan dari berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian
terkait langsung dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000)
menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian.
Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih
berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan
sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan
pentingnya dukungan sosial dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian
tersebut (dalam Gunarsa, 2004).
Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang
diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan. Dukungan sosial ini lebih
mengarah pada variabel tingkat individual, merupakan sesuatu yang dimiliki tiap
orang dan dapat di ukur dengan pertanyaan tertentu. Tingkat dukungan sosial ini
tergantung pada kebiasaan seseorang atau kemampuan sosial seseorang. Konstruk ini
dapat diukur dengan mengetahui aspek dukungan sosial yang diterima dari orang lain,
sehingga akhirnya muncul beberapa asumsi. Asumsi pertama menyatakan bahwa
dukungan sosial mengukur aspek eksternal dari komunitas seseorang. Asumsi kedua
menganggap dukungan sosial sebagai karakteristik dari jaringan komunitas dan tidak
bersifat individual (Orford, 1992). Sarafino (2006), juga menambahkan bahwa
dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan
yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Untuk memperoleh dukungan sosial tersebut para lansia perlu berinteraksi
dengan orang lain seperti membuat kontak sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian
Haditono dkk (1983), yang menunjukkan bahwa lansia akan lebih merasa senang dan
bahagia dengan adanya aktivitas rutin serta mempunyai hubungan sosial dengan
kelompok seusianya, karena hal tersebut dapat mengisi waktu luang mereka (dalam
Prawitasari, 1994). Tidak hanya itu, hasil penelitian Dykstra (1990), juga
menunjukkan adanya tingkat kesepian yang rendah serta tingkat kesejahteraan yang
tinggi pada lansia karena memiliki hubungan yang lebih luas dan erat dengan orang
lain serta mendapat dukungan sosial dari begitu banyak sumber, seperti dari
pasangan, orang-orang yang sudah dianggap keluarga, individu yang lebih muda dan
tua, baik pria dan juga wanita. Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai
pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah
kesepian adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki
kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004).
Penjelasan tersebut juga sesuai dengan keadaan di lapangan, yaitu dari
pengamatan langsung terhadap sejumlah lansia disekitar lingkungan tempat tinggal
peneliti. Beberapa lansia lebih merasa bahagia dan tidak terlalu merasa kesepian jika
mendapat dukungan sosial dari semua pihak. Lansia tersebut pada dasarnya
membutuhkan bantuan secara finansial, nasehat yang membangun, pemberian
semangat serta kasih sayang melimpah dari tetangga serta masyarakat sekitar
lingkungan tempat tinggal mereka terlebih lagi jika dukungan tersebut kurang mereka
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dapatkan dari anggota keluarga seperti anak-anak mereka karena berbagai kondisi
dan kesibukan.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa dukungan sosial ternyata
mempengaruhi kesepian yang terjadi pada lansia. Bergerak dari teori dan fenomena
diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh dukungan sosial
terhadap kesepian pada lansia.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah apa yang
menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini peneliti mencoba merumuskan masalah
penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut yaitu “Seberapa besar
pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat besarnya pengaruh dukungan
sosial terhadap kesepian pada lansia.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian
ini
pengembangan
diharapkan
ilmu
dapat
psikologi,
memberi
khususnya
manfaat
bidang
dalam
Psikologi
Perkembangan mengenai sejauhmana pengaruh dukungan sosial
terhadap kesepian pada lansia.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberi manfaat pada :
a.
Lansia mendapatkan pengetahuan dan lebih dapat memahami tentang
seberapa besar pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada
lansia
b.
Masyarakat mendapatkan wawasan kesepian yang terjadi pada lansia,
dukungan sosial yang penting bagi lansia, serta pengaruh dukungan
sosial terhadap kesepian pada lansia.
c. Keluarga mendapatkan informasi mengenai seberapa besar pengaruh
dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia, sehingga dapat terus
mendukung dan membantu lansia tersebut.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: Landasan Teori
Bab ini berisi uraian teori yang menjadi acuan dalam pembahasan
masalah. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori tentang kesepian, kebutuhan berafiliasi, dan lansia. Dalam Bab
ini juga akan dikemukakan hubungan antara kesepian dengan
kebutuhan berafiliasi pada lansia serta hipotesa penelitian.
BAB III
: Metodologi Penelitian
Bab ini berisi uraian yang menjelaskan mengenai identifikasi
variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel dan
metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas
dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisis data yang digunakan
untuk mengolah hasil data penelitian.
Bab IV
: Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disertai dengan
interpretasi dan pembahasan.
Bab V
: Kesimpulan dan Saran
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Bab ini memuat tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian
yang
diperoleh dan saran penelitian yang meliputi saran praktis
dan saran untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DUKUNGAN SOSIAL
1. Pengertian Dukungan Sosial
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Orford (1992) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan,
perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan.
Dukungan sosial ini lebih mengarah pada variabel tingkat individual, merupakan
sesuatu yang dimiliki tiap orang dan dapat di ukur dengan pertanyaan tertentu.
Tingkat dukungan sosial ini tergantung pada kebiasaan seseorang atau kemampuan
sosial seseorang. Konstruk ini dapat diukur dengan mengetahui aspek dukungan
sosial yang diterima dari orang lain, sehingga akhirnya muncul beberapa asumsi.
Asumsi pertama menyatakan bahwa dukungan sosial mengukur aspek eksternal dari
komunitas seseorang. Asumsi kedua menganggap dukungan sosial sebagai
karakteristik dari jaringan komunitas dan tidak bersifat individual.
Sementara dukungan sosial didefinisikan oleh Gottlieb (dalam Kuntjoro,2002)
sebagai informasi verbal atau nonverbal, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya
atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan
emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini, orang
yang merasa memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega karena
diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.
Dukungan sosial juga merupakan persepsi seseorang terhadap dukungan yang
diberikan orang lain dalam jaringan sosialnya (orang tua, teman dekat, dan
sebagainya) yang membantu meningkatkan kemampuan untuk bertahan dari
pengaruh-pengaruh yang merugikan (Malecki dan Demaray, 2003). Baron dan Byrne
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
(2002) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis
yang diberikan oleh teman-teman dan keluarga individu tersebut.
Sarafino (2006), menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada
kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau
kelompok kepada individu. Taylor (2003), juga menambahkan dukungan sosial
sebagai informasi yang diterima dari orang lain bahwa individu tersebut dicintai,
diperhatikan, dihargai dan bernilai dan merupakan bagian dari jaringan komunikasi
dan saling dibutuhkan yang didapat dari orang tua, suami, atau orang yang dicintai,
sanak keluarga, teman, hubungan sosial dan komunitas.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan
sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian,
penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan yang diberikan oleh
orang-orang disekitar individu (pasangan, teman dekat, tetangga, saudara, anak,
keluarga, dan masyarakat sekitar) kepada individu yang sedang mengalami kesulitan,
agar individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai.
2. Dimensi Dukungan Sosial
Orford (1992) mengemukakan lima dimensi dari dukungan sosial, yaitu :
a. Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah dukungan berupa bantuan dalam bentuk nyata
atau dukungan material. Dukungan ini mengacu pada penyediaan bendaSari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
benda dan layanan untuk memecahkan masalah praktis (Jacobson, dalam
Orford, 1992). Begitu juga dengan Will (dalam Orford, 1992) yang
menyatakan bahwa dukungan ini meliputi aktivitas-aktivitas seperti
penyediaan benda-benda, misalnya alat-alat kerja, buku-buku, meminjamkan
atau memberikan uang dan membantu menyelesaikan tugas-tugas praktis.
b. Dukungan informasional
Dukungan informasional adalah dukungan berupa pemberian informasi yang
dibutuhkan oleh individu. Douse (dalam Orford, 1992) membagi dukungan ini
ke dalam dua bentuk. Pertama, pemberian informasi atau pengajaran suatu
keahlian yang dapat member solusi pada suatu masalah. Kedua adalah
appraisal support, yaitu pemberian informasi yang dapat membantu informasi
dalam mengevaluasi performance pribadinya. Wills (dalam Orford, 1992)
menambahkan dukungan ini dapat berupa pemberian informasi, nasehat dan
bimbingan.
c. Dukungan Penghargaan
Dukungan penghargaan adalah dukungan yang terjadi bila ada ekspresi
penilaian yang positif terhadap individu. Orford (1992) berpendapat bahwa
dukungan jenis ini dapat ditunjukkan dengan cara menghargai, mendorong
dan menyetujui terhadap suatu ide, gagasan atau kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang. Cohent dan Wills (dalam Orford, 1992), juga menyatakan
bahwa dukungan ini dapat berupa pemberian informasi kepada seseorang
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
bahwa dia dihargai dan diterima. Dimana harga diri seseorang dapat
ditingkatkan dengan mengkomunikasikan kepadanya bahwa ia bernilai dan
diterima meskipun tidak luput dari kesalahan.
d. Dukungan Emosi
Dukungan emosi adalah dukungan yang berhubungan dengan hal yang
bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi atau ekspresi. Tolsdorf
dan Wills (dalam Orford, 1992), menjelaskan bahwa tipe dukungan ini lebih
mengacu kepada pemberian semangat, kehangatan, cinta, kasih dan emosi.
Leavy (dalam Orford, 1992) menyatakan dukungan sosial sebagai perilaku
yang memberi perasaan nyaman dan membawa individu percaya bahwa dia
dikagumi, dihargai, dicintai dan bahwa orang lain memberi perhatian dan rasa
nyaman.
e. Dukungan Integrasi Sosial
Dukungan integrasi sosial adalah perasaan individu sebagai bagian dari
kelompok. Cohen & Wills (dalam Orford, 1992), menyatakan dukungan ini
dapat berupa menghabiskan waktu bersama-sama dalam aktivitas, juga
melakukan rekreasi di waktu senggang. Dukungan ini dapat mengurangi stress
dengan memenuhi kebutuhan afiliasi dan kontak dengan orang lain membantu
mengalihkan perhatian seseorang dari masalah yang mengganggu serta
memfasilitasi suatu suasana hati yang positif. Barren dan Ainlaiy (dalam
Orford, 1992), juga menambahkan bahwa dukungan ini dapat meliputi
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
membuat
lelucon,
membicarakan
minat,
melakukan
kegiatan
yang
mendatangkan kesenangan.
3. Model Kerja Dukungan Sosial
Dukungan sosial akan mempengaruhi individu tergantung pada ada atau
tidaknya tekanan dalam kehidupan individu. Tekanan tersebut dapat berasal dari
individu itu sendiri atau dari luar dirinya untuk menghindari gangguan baik secara
fisik dan psikologis. Individu membutuhkan orang lain disekitarnya untuk memberi
dukungan guna memperoleh kenyamanannya. Menurut Sarafino (2006) ada dua
model teori untuk mengetahui bagaimana dukungan ini bekerja dalam diri individu.,
yaitu :
a. The buffering hypothesis
Menurut teori ini, dukungan sosial melindungi individu dengan melawan
efek-efek negatif dari tingkat stres yang tinggi, yaitu dengan dua cara
berikut :
1) Ketika individu menghadapi stressor yang kuat, seperti krisis
keuangan, maka individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi
menjadi kurang melihat situasi tersebut sebagai situasi yang penuh
stres, bila dibandingkan dengan individu dengan tingkat dukungan
sosial yang rendah. Individu dengan tingkat dukungan sosial yang
tinggi dapat berharap bahwa seseorang yang dikenal individu akan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
menolong individu tersebut, misalnya dengan meminjamkan uang
atau memberikan nasehat bagaimana mendapatkan uang tersebut.
2) Dukungan sosial dapat merubah respon seseorang terhadap stressor
yang telah diterima sebelumnya. Contohnya, individu dengan
dukungan sosial yang tinggi mungkin memiliki seseorang yang
memberikan solusi terhadap masalah individu, atau menjadi melihat
masalah tersebut sebagai suatu yang tidak terlalu penting, atau
membuat individu dapat melihat titik terang dari masalah tersebut.
b. The direct effect hyputhesis
Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi memiliki perasaan
yang kuat bahwa individu tersebut dicintai dan dihargai. Individu dengan
dukungan sosial tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan
individu tersebut, sehingga hal ini dapat mengarahkan individu kepada
gaya hidup yang sehat.
4. Sumber-sumber Dukungan Sosial
Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial dapat berasal dari berbagai sumber
seperti pasangan hidup, keluarga, pacar, teman, rekan kerja, dan organisasi
komunitas. Wortman, Loftus & Weaver (1999), sumber dukungan sosial adalah
teman, pasangan hidup (suami atau istri), pacar, anak-anak, anggota keagamaan,
kelompok dimana individu tersebut berada. Dukungan sosial juga dapat diperoleh
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dari pasangan hidup, orang tua, saudara, tetangga, dan termasuk teman sejawat
(Prawitasari, 1994).
B. KESEPIAN
1. Pengertian Kesepian
Kesepian diartikan oleh de Jong Gierveld (1987) sebagai suatu situasi dimana
jumlah atau kuantitas dari hubungan yang ada lebih kurang daripada hubungan yang
diinginkan, ataupun suatu situasi dimana keintiman yang diharapkan tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada (dalam Gierveld & Havens, 2004).
Menurut pendapat Robert Weiss (dalam Santrock, 2003), kesepian merupakan
reaksi dari ketiadaan jenis-jenis tertentu dari suatu hubungan. Wrightsman (1993)
mengemukakan bahwa kesepian merupakan pengalaman subjektif dan tergantung
pada intepretasi individu terhadap suatu kejadian. Kaasa (1998) mendefinisikan
kesepian sebagai perasaan subyektif dan negatif yang berhubungan dengan
pengalaman seseorang akibat dari berkurangnya hubungan sosial yang dimilikinya.
Sementara Archibald, Bartholomew, dan Marx (dalam Baron & Byrne, 2000)
menyatakan bahwa kesepian adalah reaksi emosi dan kognisi karena memiliki
hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan dari yang diharapkannya.
Peplau dan Perlman menyimpulkan tiga elemen dari definisi kesepian yaitu :
a. Merupakan pengalaman subyektif, yang mana tidak bisa diukur dengan
observasi sederhana.
b. Kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
c. Secara umum merupakan hasil dari kurangnya atau terhambatnya hubungan
sosial (dalam Wrightsman, 1993).
Bruno (2000) menyebutkan kesepian sebagai suatu keadaan mental dan
emosional yang terutama dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan berkurangnya
hubungan yang bermakna dengan orang lain. Selanjutnya, kesepian akan disertai oleh
berbagai macam emosi negatif seperti depresi, kecemasan, ketidakbahagiaan,
ketidakpuasan, serta menyalahkan diri sendiri ( Anderson, 1994).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kesepian
merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan karena memiliki hubungan yang
sedikit dan tidak memuaskan serta adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial
yang diharapkan dengan hubungan sosial pada kenyataan akibat terhambat atau
berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.
2. Bentuk-bentuk Kesepian
Weiss (dalam Santrock, 2003) menyebutkan adanya dua bentuk kesepian yang
berkaitan dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda, yaitu :
a. Isolasi emosional (emotional isolation) adalah suatu bentuk kesepian yang
muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan yang intim; orang
dewasa yang lajang, bercerai, dan ditinggal mati oleh pasangannya sering
mengalami kesepian jenis ini.
b. Isolasi sosial (social isolation) adalah suatu bentuk kesepian yang muncul
ketika seseorang tidak memiliki keterlibatan yang terintegrasi dalam dirinya;
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok atau komunitas yang melibatkan
adanya kebersamaan, minat yang sama, aktivitas yang terorganisir, peranperan yang berarti; suatu bentuk kesepian yang dapat membuat seseorang
merasa diasingkan, bosan dan cemas.
Sementara menurut Young (dalam Weiten & Lloyd, 2006) kesepian dapat
dibagi menjadi dua bentuk berdasarkan durasi kesepian yang dialaminya, yaitu :
a. Transcient loneliness, yaitu perasaan kesepian yang singkat dan muncul
sesekali, banyak dialami individu ketika kehidupan sosialnya sudah cukup
layak. Misalnya ketika mendengar sebuah lagu atau ekspresi yang
mengingatkan pada seseorang yang dicintai yang telah pergi jauh.
b. Transitional loneliness, yaitu ketika individu yang sebelumnya sudah merasa
puas dengan kehidupan sosialnya menjadi kesepian setelah mengalami
gangguan dalam jaringan sosialnya (misal, meninggalnya orang yang dicintai,
bercerai atau pindah ketempat baru)
c. Chronic loneliness adalah kondisi ketika individu merasa tidak dapat
memiliki kepuasan dalam jaringan sosial yang dimilikinya setelah jangka
waktu tertentu. Chronic loneliness menghabiskan waktu yang panjang dan
tidak dapat dihubungkan dengan stressor yang spesifik. Orang yang
mengalami chronic loneliness bisa saja berada dalam kontak sosial namun
tidak memperoleh tingkat intimasi dengan orang lain dalam interaksi tersebut
(Berg & Peplau, 1982).
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
3. Penyebab Kesepian
Menurut Brehm et al (2002) terdapat empat hal yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami kesepian, yaitu :
a. Ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki seseorang
Menurut Brehm et al (2002), hubungan seseorang yang tidak adekuat akan
menyebabkan seseorang tidak puas akan hubungan yang dimilikinya. Ada banyak
alasan seseorang merasa tidak puas dengan hubungan yang dimilikinya tersebut.
Rubenstein dan Shaver (1982) menyimpulkan beberapa alasan yang banyak
dikemukakan oleh orang kesepian, yaitu sebagai berikut :
1) Being unattached : tidak memiliki pasangan, tidak memiliki partner
seksual, berpisah dengan pasangan atau kekasihnya.
2) Alienation : merasa berbeda, merasa tidak dimengerti, tidak dibutuhkan
dan tidak memiliki teman dekat.
3) Being alone : pulang ke rumah tanpa ada yang menyambut, atau bisa
dikatakan selalu sendiri.
4) Forced isolation : dikurung di dalam rumah, dirawat inap di rumah sakit,
tidak bisa kemana-kemana.
5) Dislocation : jauh dari rumah (merantau), memulai pekerjaan atau sekolah
baru, sering pindah rumah, sering melakukan perjalanan.
Kelima kategori ini dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya. Being
unattached, alienation dan being alone disebabkan oleh karakteristik individu yang
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
kesepian, sedangkan forced isolation dan dislocation disebabkan oleh karakteristik
orang-orang yang berada disekitar lingkungan individu yang merasa kesepian.
b. Terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu
hubungan.
Kesepian juga dapat muncul karena terjadi perubahan terhadap apa yang
diinginkan seseorang dari suatu hubungan. Pada saat hubungan sosial yang dimiliki
seseorang cukup memuaskan, orang tersebut tidak mengalami kesepian. Akan tetapi
ada saat dimana hubungan tersebut tidak lagi memuaskan, karena orang itu telah
merubah apa yang diinginkannya dari hubungan tersebut. Menurut Peplau (dalam
Brehm et al, 2002), perubahan itu dapat muncul dari beberapa sumber yaitu :
1) Perubahan mood seseorang. Jenis hubungan yang diinginkan seseorang
ketika sedang senang berbeda dengan jenis hubungan ketika sedang sedih.
Bagi beberapa orang akan cenderung membutuhkan orang tuanya ketika
sedang senang, dan akan cenderung membutuhkan teman-temannya ketika
sedang sedih.
2) Usia. Seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan seseorang
membawa berbagai perubahan yang akan mempengaruhi harapan atau
keinginan orang itu terhadap suatu hubungan.
3) Perubahan situasi. Banyak orang tidak mau menjalin hubungan emosional
yang dekat dengan orang lain ketika sedang membina karir. Ketika karir
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
sudah mapan orang tersebut akan dihadapkan pada kebutuhan yang besar
akan sesuatu hubungan yang memiliki komitmen secara emosional.
c. Self-esteem
Kesepian berhubungan dengan self-esteem yang rendah. Orang yang memiliki
self-esteem yang rendah cenderung merasa tidak nyaman pada situasi yang beresiko
secara sosial. Dalam keadaan seperti ini orang tersebut akan menghindari kontakkontak sosial tertentu secara terus menerus yang akan berakibat pada kesepian.
d. Perilaku interpersonal
Perilaku interpersonal akan menentukan keberhasilan individu dalam
membangun hubungan yang diharapkan. Dibandingkan dengan orang yang tidak
mengalami kesepian, orang yang mengalami kesepian akan menilai orang lain secara
negatif, tidak begitu menyukai orang lain, tidak mempercayai orang lain,
mengintepretasi tindakan orang lain secara negatif, dan cenderung berpegang pada
sikap-sikap yang bermusuhan. Orang yang mengalami kesepian juga cenderung
terhambat dalam keterampilan sosial, cenderung pasif bila dibandingkan dengan
orang yang tidak mengalami kesepian, ragu-ragu dalam mengekspresikan pendapat di
depan umum, cenderung tidak responsif, tidak sensitif secara sosial, dan lambat
membangun keintiman dalam hubungan yang dimilikinya dengan orang lain. Perilaku
ini akan membatasi kesempatan seseorang tersebut untuk bersama dengan orang lain
dan memiliki kontribusi terhadap pola interaksi yang tidak memuaskan (Perlman,
Saks & Krupart, dalam Brehm et al, 2002).
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
e. Atribusi penyebab
Menurut pandangan Peplau dan Perlman (dalam Brehm et al, 2002), perasaan
kesepian muncul sebagai kombinasi dari adanya kesenjangan hubungan sosial pada
individu ditambah dengan atribusi penyebab. Atribusi penyebab dibagi atas
komponen internal-eksternal dan stabil-tidak stabil. Penjelasan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 1
Penjelasan Kesepian Berdasarkan Atribusi Penyebab
Penyebab
Kestabilan
Internal
Eksternal
Stabil
Saya kesepian karena saya Orang-orang
disini
tidak dicintai. Saya tidak tidak menarik. Tidak
satupun dari mereka
akan pernah dicintai.
yang mau berbagi.
Saya rasa saya akan
pindah.
Tidak Stabil
Saya kesepian saat ini, tapi Semester
pertama
tidak akan lama. Saya akan memang selalu buruk,
menghentikannya dengan saya yakin segalanya
pergi dan bertemu orang akan menjadi baik di
baru.
waktu yang akan
datang.
Sumber : Shaver & Rubeinstein (dalam Brehm et al, 2002)
Tabel diatas menunjukkan bahwa individu yang memandang kesepian secara
internal dan stabil menganggap dirinya adalah penyebab kesepian sehingga individu
lebih sulit untuk keluar dari perasaan kesepian tersebut. Individu yang memandang
kesepian secara internal dan tidak stabil menganggap kesepian yang dialaminya
hanya bersifat sementara dan berkeinginan menemukan orang lain untuk mengatasi
kesepian yang dialaminya. Individu yang memandang kesepian secara eksternal dan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
stabil menganggap hanya karena keadaan lingkunganlah yang menyebabkannya
merasa kesepian. Sedangkan individu yang memandang kesepian secara eksternal dan
tidak stabil berharap sesuatu dapat merubah keadaan menjadi lebih baik sehingga
memungkinkan untuk keluar dari perasaan kesepian tersebut.
4. Perasaan Individu Ketika Kesepian
Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa ketidakpuasan,
kehilangan dan distress, namun hal ini tidak berarti bahwa perasaan ini sama disetiap
waktu. Faktanya menunjukkan bahwa orang-orang yang berbeda bisa saja memiliki
perasaan kesepian yang berada dalam situasi yang berbeda pula (Lopata dalam Brehm
et al, 2002).
Wrightsman (1993) mendeskripsikan perasaan-perasaan kesepian, yaitu :
a. Desperation (pasrah)
Desperation merupakan perasaan keputusasaan, kehilangan harapan, serta
perasaan yang sangat menyedihkan sehingga mampu melakukan tindakan
yang berani dan tanpa berpikir panjang. Beberapa perasaan yang spesifik dari
desperation adalah : (1) Putus asa, yaitu memiliki harapan sedikit dan siap
melakukan sesuatu tanpa memperdulikan bahaya pada diri sendiri maupun
orang lain, (2) Tidak berdaya, yaitu membutuhkan bantuan orang lain tanpa
kekuatan mengontrol sesuatu atau tidak dapat melakukan sesuatu, (3) Takut,
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
yaitu ditakutkan atau dikejutkan oleh seseorang atau sesuatu (sesuatu yang
buruk akan terjadi), (4) Tidak punya harapan, yaitu tidak mempunyai
pengalaman, tidak menunjukkan harapan, (5) Merasa ditinggalkan, yaitu
ditinggalkan atau dibuang seseorang, serta (6) Mudah mendapat kecaman atau
kritik, yaitu mudah dilukai baik secara fisik maupun emosional.
b. Impatient Boredom (tidak sabar dan bosan)
Impatient boredom adalah rasa bosan yang tidak tertahankan, jenuh, tidak
suka menunggu lama, dan tidak sabar. Beberapa indikator impatient boredom
seperti (1) Tidak sabar, yaitu menunjukkan perasaan kurang sabar, sangat
menginginkan sesuatu, (2) Bosan, yaitu merasa jemu, (3) Ingin berada
ditempat lain, yaitu seseorang yang merasa dirinya ditempat yang berbeda dari
tempat individu tersebut berada saat ini, (4) Kesulitan, yaitu khawatir atau
cemas dalam menghadapi suatu keadaan, (5) Sering marah, yaitu filled with
anger, serta (6) Tidak dapat berkonsentrasi, yaitu tidak mempunyai keahlian,
kekuatan, atau pengetahuan dalam memberikan perhatian penuh terhadap
sesuatu.
c. Self-Deprecation (mengutuk diri sendiri)
Self-deprecation yaitu suatu perasaan ketika seseorang tidak mampu
menyelesaikan masalahnya, mulai menyalahkan serta mengutuk diri sendiri.
Indikator self-deprecation diantaranya (1) Tidak atraktif, yaitu suatu perasaan
ketika seseorang tidak senang atau tidak tertarik terhadap suatu hal, (2)
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Terpuruk, yaitu sedih yang mendalam, lebih rendah dari sebelumnya, (3)
Bodoh, yaitu menunjukkan kurangnya inteligensi yang dimiliki, (4) Malu,
yaitu menunjukkan perasaan malu atau keadaan yang sangat memalukan
terhadap sesuatu yang telah dilakukan, serta (5) Merasa tidak aman, yaitu
kurangnya kenyamanan, tidak aman.
d. Depression (depresi)
Depression merupakan tahapan emosi yang ditandai dengan kesedihan yang
mendalam, perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, serta kurang tidur.
Indikator depression seperti (1) Sedih, yaitu tidak bahagia atau menyebabkan
penderitaan, (2) Depresi, yaitu murung, muram, sedih, (3) Hampa, yaitu tidak
mengandung apa-apa atau tidak memiliki nilai atau arti, (4) Terisolasi, yaitu
jauh dari orang lain, (5) Menyesali diri, yaitu perasaan kasihan atau simpati
pada diri sendiri, (6) Melankolis, yaitu perasaan sedih yang mendalam dan
dalam waktu yang lama, (7) Mengasingkan diri, yaitu menjauhkan diri
sehingga menyebabkan seseorang tidak bersahabat, serta (8) Berharap
memiliki seseorang yang spesial, yaitu individu mengharapkan memiliki
seseorang yang dekat dengannya dan lebih intim.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesepian
Tidak ada orang yang kebal terhadap kesepian, tetapi beberapa orang
memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami kesepian (Taylor, Peplau, &
Sears, 2000). Menurut Brehm (2002) beberapa orang rentan terhadap kesepian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dan beberapa orang yang lain tidak. Perbedaan ini berkaitan dengan usia,
status perkawinan, dan juga gender. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Usia
Usia tua dan kesepian merupakan gambaran stereotipe yang umum pada
lansia. Banyak orang yang menganggap bahwa semakin tua seseorang, maka
akan
semakin
merasa kesepian.
Akan tetapi penting
untuk
tidak
mempersepsikan bahwa lansia itu kesepian dan tidak bahagia. Walaupun
konsekuensi dari kesepian pada lansia tersebut perlu untuk diperhatikan
(Kaasa, 1998).
b. Status Perkawinan
Secara umum, orang yang tidak menikah lebih merasa kesepian bila
dibandingkan dengan orang menikah (Freedman; Perlman & Peplau; dalam
Brehm et al, 2002). Berdasarkan penelitian Perlman dan Peplau; Rubeinstein
dan Shaver (dalam Brehm et al, 2002), dapat disimpulkan bahwa kesepian
lebih merupakan reaksi terhadap kehilangan hubungan perkawinan (marital
relationship) dan ketidakhadiran dari pasangan suami atau istri pada diri
seseorang.
c. Gender
Studi mengenai kesepian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian
antara laki-laki dan perempuan. Walaupun begitu, menurut Borys dan
Perlman (dalam Brehm et al, 2002) laki-laki lebih sulit menyatakan kesepian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
secara tegas bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan oleh
stereotipe peran gender yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan
stereotipe peran gender, pengekspresian emosi kurang sesuai bagi laki-laki
bila dibandingkan dengan perempuan.
d. Status sosial ekonomi
Weiss (dalam Brehm et al, 2002) melaporkan fakta bahwa individu dengan
tingkat penghasilan rendah cenderung mengalami kesepian lebih tinggi
dibandingkan individu dengan penghasilan tinggi.
e. Dukungan sosial
Ada berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung
dengan keterbatasan dukungan
sosial.
Fessman dan
Lester
(2000)
menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya
kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan
sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang
memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian
(Gunarsa, 2004).
f. Karakteristik latar belakang yang lain
Rubeinstein dan Shaver (dalam Brehm et al, 2002) menemukan satu
karakteristik latar belakang seseorang yang kuat sebagai prediktor kesepian.
Individu dengan orang tua yang bercerai akan lebih kesepian bila
dibandingkan dengan individu yang orang tuanya tidak bercerai. Kemudian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
meninggalnya orang tua, individu yang ketika berusia muda meninggal orang
tuanya akan memiliki tingkat kesepian yang tinggi. Tapi hal ini tidak berlaku
pada individu yang orang tuanya meninggal ketika masih kanak-kanak.
C. LANSIA
1. Pengertian Lansia
Masa lansia adalah periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun
yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa penyesuaian diri atas
berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menata kembali kehidupan, masa pensiun dan
penyesuaian diri dengan peran-peran sosial (Santrock, 2006). Usia tua merupakan
periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana
seseorang telah “ beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,
atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat (Hurlock, 1999). Papalia (2004)
membagi masa lansia kedalam tiga kategori yaitu :
a. Orang tua muda (young old)
: usia 65 tahun sampai 74 tahun
b. Orang tua tua (old-old)
: usia 75 tahun sampai 84 tahun
c. Orang tua yang sangat tua (oldest old)
: usia 85 tahun keatas
Barbara Newman dan Philip Newman membagi masa lansia kedalam 2
periode, yaitu masa dewasa akhir (later adulthood) (usia 60 sampai 75 tahun) dan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
usia yang sangat tua (very old age) (usia 75 tahun sampai meninggal dunia) (Newman
& Newman, 2006).
Sementara batasan usia lansia manurut WHO meliputi : lanjut usia (elderly),
antara 60 sampai 74 tahun ; lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun ; usia
sangat tua (very old), diatas 90 tahun (dalam Ismayadi, 2004). Pemerintah Indonesia
dalam hal ini Departemen Sosial memberikan pengertian bahwa lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, yang kemudian membaginya
kedalam 2 kategori yaitu usia lanjut potensial dan usia lanjut non potensial. Usia
lanjut potensial adalah usia lanjut yang memiliki potensi dan dapat membantu dirinya
sendiri bahkan membantu sesamanya. Sedangkan usia lanjut non potensial adalah
usia lanjut yang tidak memperoleh penghasilan dan tidak dapat mencari nafkah untuk
mencukupi kebutuhannya sendiri (Departemen Sosial RI & Direktorat Jendral Bina
Keluarga Sosial, 1997).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masa lansia merupakan
periode terakhir dalam rentang kehidupan manusia, yang dimulai pada usia 60 tahun
dan berakhir dengan kematian, yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan dan
kesehatan serta masa pensiun.
2. Tugas Perkembangan Lansia
Hurlock (1999) mengatakan bahwa sebagian besar tugas perkembangan lansia
lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan
orang lain. Adapun tugas perkembangan lansia adalah :
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income
(penghasilan) keluarga.
c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.
e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
3. Ciri-ciri Lansia
Menurut Hurlock (1999), periode lansia sama dengan seperti periode lainnya
dalam rentang kehidupan seseorang, ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis
tertentu. Efek-efek tersebut menentukan, apakah pria atau wanita lansia akan
melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk. Adapun ciri-ciri lansia adalah :
a. Lansia merupakan periode kemunduran.
Kemunduran yang terjadi pada lansia berupa kemunduran fisik dan juga
mental. Kemuduran tersebut sebagian datang dari faktor fisik dan sebagian lagi dari
faktor psikologis. Penyebab kemunduran fisik merupakan suatu perubahan pada selsel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Penyebab
kemunduran psikologis karena sikap tidak senang terhadap diri sendiri, ornag lain,
pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya.
b. Perbedaan individual pada efek menua.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Individu menjadi tua secara berbeda karena mereka mempunyai sifat
bawaan yang berbeda, sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan yang berbeda,
serta pola hidup yang berbeda. Perbedaan terlihat diantara individu-individu yang
mempunyai jenis kelamin yang sama, dan semakin nyata bila pria dibandingkan
dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada masing-masing
jenis kelamin. Bila perbedaan-perbedaan itu bertambah sesuai usia, perbedaanperbedaan tersebut akan membuat individu bereaksi secara berbeda terhadap situasi
yang sama.
c. Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.
Arti usia tua itu sendiri kabur dan tidak jelas serta tidak dapat dibatasi pada
anak muda, maka individu cenderung menilai tua itu dalam hal penampilan dan
kegiatan fisik. Banyak individu lansia melakukan segala apa yang dapat
disembunyikan atau disamarkan menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan
memakai pakaian yang biasa dipakai orang muda dan berpura-pura mempunyai
tenaga muda. Inilah cara lansia untuk menutupi dari dan membuat ilusi bahwa lansia
belum berusia lanjut.
d. Berbagai stereotipe lansia.
Banyak stereotipe lansia dan banyak pula kepercayaan tradisional tentang
kemampuan fisik dan mental. Stereotipe dan kepercayaan tradisional ini timbul dari
berbagai sumber, ada yang menggambarkan bahwa usia pada lansia sebagai usia yang
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
tidak menyenangkan, diberi tanda sebagai orang yang tidak menyenangkan oleh
berbagai media massa. Pendapat klise masyarakat tentang lansia adalah pria dan
wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, sering pikun, jalan membungkuk, dan
sulit hidup bersama orang lain
e. Sikap sosial terhadap lansia.
Pendapat klise tentang lansia mempunyai pengaruh yang besar terhadap
sikap
sosial
terhadap
lansia.
Kebanyakan
pendapat
klise
tersebut
tidak
menyenangkan, sehingga sikap sosial tampaknya cenderung menjadi tidak
menyenangkan.
f. Lansia mempunyai status kelompok-minoritas.
Status lansia dalam kelompok-minoritas adalah suatu yang dalam berapa
hal mengecualikan lansia untuk tidak berinteraksi dengan kelompok lainnya, dan
memberi sedikit kekuasaan atau bahkan tidak memperoleh kekuasaan apapun. Status
kelompok minoritas ini terutama terjadi sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap individu lansia dan pendapat klise yang tidak menyenangkan
tentang mereka.
g. Menua membutuhkan perubahan peran.
Pengaruh kebudayan dewasa ini, dimana efisiensi kekuatan, kecepatan dan
kemenarikan bentuk fisik sangat dihargai, mengakibatkan lansia sering dianggap
tidak ada gunanya lagi. Lansia tidak dapat bersaing dengan orang-orang yang lebih
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
muda dalam berbagai bidang tertentu, dan sikap sosial terhadap lansia tidak
menyenangkan.
h. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia.
Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi individu lansia, tampak
dalam cara orang memperlakukan lansia, maka tidak heran lagi kalau banyak individu
lansia mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan. Hal ini cenderung
diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk. Lansia yang pada masa lalunya sulit
dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat ketimbang mereka yang
dalam menyesuaikan diri pada masa lalunya mudah dan menyenangkan.
i. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada lansia.
Status kelompok-minoritas yang dikenakan pada individu lansia secara
alami telah membangkit keinginan untuk tetap muda selama mungkin dan ingin
dipermuda apabila tanda-tanda menua tampak. Berbagai cara-cara kuno, obat yang
manjur untuk segala penyakit, zat kimia, tukang sihir dan ilmu gaib digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Kemudian timbul orang-orang yang bisa membuat orang
tetap awet muda, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mengubah lansia
menjadi muda lagi.
4. Perubahan-perubahan Pada Lansia
Menurut Hutapea (2005), perubahan-perubahan yang dialami oleh lansia
adalah :
a. Perubahan fisik
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1) Perubahan pada sistem kekebalan atau immunologi, dimana tubuh
menjadi rentan terhadap penyakit dan alergi.
2) Konsumsi energik turun secara nyata diikuti dengan menurunnya
jumlah energi yang dikeluarkan tubuh.
3) Air dalam tubuh turun secara signifikan karena bertambahnya selsel mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan konektif.
4) Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal,
kemampuan mencerna makanan serta penyerapannya menjadi
lamban dan kurang efisien, gerakan peristaltik usus menurun
sehingga sering konstipasi (susah ke belakang).
5) Perubahan pada sistem metabolik, yang menyebabkan gangguan
metabolisme glukosa karena sekresi insulin yang menurun. Sekresi
insulin juga menurun karena timbulnya lemak.
6) Sistem saraf menurun yang menyebabkan munculnya rabun dekat,
kepekaan bau dan rasa berkurang, kepekaan sentuhan berkurang,
pendengaran berkurang, reaksi menjadi lambat, fungsi mental
menurun dan ingatan visual berkurang.
7) Perubahan pada sistem pernafasan ditandai dengan menurunnya
elastisitas paru-paru yang mempersulit pernafasan sehingga dapat
mengakibatkan munculnya rasa sesak dan tekanan darah
meningkat.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
8) Kehilangan elastisitas dan fleksibilitas persendian, tulang mulai
keropos.
b. Perubahan psikososial
Perubahan psikososial menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa
penyakit selalu mengancam, sering bingung, panik dan depresif. Hal itu disebabkan
antara lain karena ketergantungan fisik dan sosioekonomi. Ketergantungan sosial
finansial pada waktu pensiun membawa serta kehilangan rasa bangga, hubungan
sosial, kewibawaan, dan sebagainya.
Rasa kesepian bisa muncul karena semua anak telah meninggalkan rumah
dan makin sedikitnya teman akrab yang sebaya. Kecemasan dan mudah marah,
merupakan gejala umum yang dapat menyebabkan keluhan susah tidur atau tidur
tidak tenang.
c. Perubahan emosi dan kepribadian
Setiap ada kesempatan, lansia selalu mengadakan introspeksi diri. Terjadi
proses kematangan dan bahkan tidak jarang terjadi pemeranan gender yang terbalik.
Para wanita lansia bisa menjadi lebih tegar dibandingkan lansia pria, apalagi dalam
memperjuangkan hak mereka. Sebaliknya, pada saat lansia, banyak pria tidak segansegan memerankan peran yang sering distereotipekan sebagai pekerjaan wanita,
seperti mengasuh cucu, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah dan sebagainya.
Persepsi tentang kondisi kesehatan berpengaruh pada kehidupan psikososial, dalam
hal memilih bidang kegiatan yang sesuai dan cara menghadapi persoalan hidup.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
D. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANSIA
Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia.
Disebut perkembangan disini bukan berarti perkembangan fisik seperti yang dialami
oleh remaja, akan tetapi adalah perkembangan psikologis dan sosial. Seperti yang
diuraikan oleh Erikson, bahwa tugas perkembangan di lanjut usia adalah tercapainya
integritas dalam diri. Artinya, lansia berhasil memenuhi komitmen dalam hubungan
dirinya dengan orang lain, menerima kelanjutan usianya, menerima keterbatasan
fisiknya. Akan tetapi ketika seseorang tidak bisa mencapai integritas diri, maka lansia
tersebut akan mengalami keputusasaan, merasa tidak berguna dalam hidup, banyak
mengeluh, dan banyak menuntut yang akan menyebalkan keluarganya. Menurut
Syme (1984), salah satu faktor psikososial adalah perubahan-perubahan hidup yang
menekan seperti kehilangan orang yang dicintai (dalam Prawitasari, 1994).
Kehilangan orang-orang yang dicintai dapat memicu hadirnya perasaan
kesepian pada lansia. Kesepian pada lansia sendiri lebih mengacu pada kesepian
dalam konteks ”sindrom sarang kosong”, dimana kesepian yang muncul diakibatkan
kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat dari
kepergian pasangan hidup untuk kembali kepada Sang Pencipta. Jadi kesepian tidak
semata-mata muncul akibat kesendirian fisik atau ketidakberadaan orang lain di
sekeliling hidup seseorang, tetapi juga akibat dari perasaan ditinggalkan khususnya
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
oleh mereka yang tadinya memiliki hubungan emosional yang amat dekat (Gunarsa,
2004).
E. PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEPIAN PADA
LANSIA
Perlmutter dan Hall (1985) menyatakan bahwa lansia umumnya mengalami
perubahan-perubahan dalam perkembangannya seperti penurunan struktur dan fungsi,
sehingga menjadi tua diasumsikan sebagai orang yang tidak lagi berkembang. Hal itu
merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan, bahkan di Indonesia sebagian anggota
masyarakat masih beranggapan bahwa lansia adalah orang yang sudah tidak berguna
bahkan kadang-kadang dirasakan sebagai suatu beban (dalam Martini dkk, 1993).
Akan tetapi, lansia di indonesia biasanya juga dikaitkan dengan kearifan.
Makin tua seseorang, dia akan dianggap arif dan bijaksana. Anak cucu akan datang
dan minta restu padanya. Meskipun ia sudah pikun, anak, cucu, ataupun keluarga
lainnya akan merawatnya dengan penuh hormat. Banyak pula lansia mempunyai
rumah tangga sendiri. Biasanya mereka hidup berdekatan dengan anggota keluarga
lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan keanekaragaman kehidupan lansia di
Indonesia. Ada yang hidup bahagia di panti werdha, ada yang labih suka mandiri dan
tinggal dirumah sendiri, dan banyak pula yang masih menghendaki tinggal dirumah
anak. Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa lansia tersebut merasa
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
cukup bahagia dengan keadaan tersebut, tapi ada pula yang merasa kesepian
(Prawitasari, 1994).
Kesepian merupakan kondisi yang sering mengancam kehidupan para orang
tua, khususnya lansia, dimana kesepian ini tidak semata-mata muncul akibat
kesendirian fisik atau ketidakberadaan orang lain di sekeliling hidup seseorang, tetapi
juga akibat perasaan ditinggalkan, khususnya oleh mereka yang tadinya memiliki
hubungan emosional yang amat dekat. Kesepian pada lansia lebih mengacu pada
kesepian dalam konteks ”sindrom sarang kosong”, dimana kesepian yang muncul
diakibatkan kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat
dari kepergian pasangan hidup untuk kembali kepada Sang Pencipta (Gunarsa, 2004).
Peplau dan Perlman menyimpulkan tiga elemen dari definisi kesepian yaitu :
merupakan pengalaman subyektif, yang mana tidak bisa diukur dengan observasi
sederhana, kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan, secara umum
merupakan hasil dari kurangnya atau terhambatnya hubungan sosial (dalam Deaux,
Dane dan Wrightsman, 1993). Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa
dissatisfied (tidak puas), deprivied (kehilangan), dan distressed (menderita). Banyak
pula penelitian yang menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan seseorang
mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan sampai menyebabkan
kematian pada lansia (Ebersole, Hess, & Touhy, 2005). Untuk itu, kesepian
merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh lansia.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Beyene, Becker, & Mayen (2002) menjelaskan bahwa ketakutan akan
kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan
tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu secara khas hal tersebut
dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial. Ketika lansia mengalami
kesepian akibat keterpisahan dengan anak-anak mereka, ataupun akibat ditinggal mati
oleh pasangan hidupnya, lansia tersebut pada dasarnya kehilangan dukungan sosial
dari orang yang paling dekat (dalam Gunarsa, 2004).
Ada berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung
dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000) menjelaskan bahwa
dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini
adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang
mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang
lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan pentingnya
interaksi sosial dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian tersebut
(dalam Gunarsa, 2004).
Menurut Baron dan Byrne (2002), dukungan sosial adalah kenyamanan fisik dan
psikologis yang diberikan oleh teman-teman dan keluarga individu tersebut.
Dukungan sosial sendiri pada dasarnya dapat berasal dari berbagai sumber seperti
pasangan hidup, keluarga, pacar, teman, rekan kerja, dan organisasi komunitas
(Sarafino, 2006).
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Untuk memperoleh dukungan sosial tersebut para lansia perlu berinteraksi
dengan orang lain seperti membuat kontak sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian
Haditono dkk (1983), yang menunjukkan bahwa lansia akan lebih merasa senang dan
bahagia dengan adanya aktivitas rutin serta mempunyai hubungan sosial dengan
kelompok seusianya, karena hal tersebut dapat mengisi waktu luang mereka (dalam
Prawitasari, 1994). Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai pihak, tetapi
dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah kesepian
adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki kedekatan
emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004).
F. HIPOTESA PENELITIAN
Hipotesa penelitian ini adalah ada pengaruh negatif dukungan sosial terhadap
kesepian pada lansia.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional,
yaitu suatu metode yang bertujuan untuk melihat pengaruh satu variabel terhadap
variabel lainnya.
A. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas
: Dukungan Sosial
Variabel tergantung
: Kesepian
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti
kenyamanan, perhatian, penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan
keuntungan yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu (pasangan, teman
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
dekat, tetangga, saudara, anak, keluarga, dan masyarakat sekitar) kepada individu
yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut merasa dicintai,
diperhatikan, dihargai dan bernilai.
Dukungan sosial dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan
alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan empat bentuk dukungan sosial yang
dikemukakan oleh Orford (1992) yaitu : dukungan instrumental, dukungan
informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosi, dan dukungan integral
sosial. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan sosial
yang diberikan, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang didapatkannya.
Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan
sosial yang diberikan, artinya semakin rendah dukungan sosial yang didapatkannya.
2. Kesepian
Kesepian merupakan suatu perasaan tidak menyenangkan karena memiliki
hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan serta adanya ketidaksesuaian antara
hubungan sosial yang diharapkan dengan hubungan sosial pada kenyataan akibat
terhambat atau berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang.
Kesepian dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur
berupa skala yang disusun berdasarkan perasaan-perasaan ketika kesepian yang
dikemukakan oleh Wrightsman (1993), yaitu desperation, impatient-boredom, selfdeprecation, dan depression. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
skala kesepian yang diberikan, artinya semakin tinggi perasaan kesepian yang
dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala
kesepian yang diberikan, artinya semakin rendah perasaan kesepian yang dimilikinya.
C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang
ingin diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih
dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili
populasinya (Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, & Oetomo, 2001). Populasi dalam
penelitian ini adalah lansia yang terdaftar sebagai anggota dari Perkumpulan Lansia
Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya Binjai. Karakteristik
populasi dalam penelitian adalah :
a.
Para lansia yang berusia 60 tahun keatas, hal ini disesuaikan dengan
dimulainya seseorang memasuki usia lanjut. Selain itu Pemerintah Indonesia
dalam hal ini Departemen Sosial memberikan batasan bahwa lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
b.
Masih memiliki pasangan
Kimmel (1974) menyatakan bahwa lansia yang sudah meninggal pasangannya
cenderung kesepian, serta tingkat kesepian tertinggi ditemukan pada lansia
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
yang tidak lagi memiliki pasangan yang menjadi seorang janda atau duda
(Peters, 1997)
c.
Tinggal bersama anggota keluarga.
Mishra (2004) menyatakan bahwa lansia yang tidak tinggal dengan anggota
keluarga dan tinggal di suatu Institusi lebih merasa kesepian dibandingkan
dengan lansia yang tinggal dengan anggota keluarga.
Jumlah lansia yang dilibatkan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak
60 orang. Menurut Gay (1976), 30 subjek sudah merupakan ukuran minimum yang
dapat diterima untuk tipe penelitian korelasional (dalam Sevilla et al, 1993). Azwar
(2006) juga menambahkan bahwa jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup
banyak.
2. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel atau sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga digunakan
sebagai wakil yang sahih atau dapat mewakili bagi populasi tersebut (Sugiarto,
Siagian, Sunaryanto & Oetomo, 2003).
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode
pengambilan sampel acal sederhana adalah metode yang digunakan untuk memilih
sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel (Sugiarto,
Siagian, Sunaryanto & Oetomo, 2003).
D. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan metode skala. Metode skala digunakan mengingat
data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang dapat diungkap
secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam
bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2004). Skala yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua buah skala, yaitu : Skala Dukungan Sosial dan Skala
Kesepian.
1. Skala Kesepian
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesepian adalah skala kesepian.
Adapun aitem-aitem dalam skala disusun berdasarkan indikator-indikator perasaan
kesepian yang diungkapkan oleh Wrightsman (1993).
Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem
yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan
empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai
(TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
sampai 1 untuk aitem yang mendukung (favorable), sedangkan untuk aitem tidak
mendukung (unfavorable) bergerak dari 1 sampai 4.
Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan pada empat jenis
perasaan kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993) dengan blue print
pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2 Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian Sebelum Uji Coba
No.
Dimensi
1
Desperation
2
Impatient
Boredom
3
Self Deprecation
4
Depression
TOTAL
Komponen Kesepian
Favorable
Unfavorable
1, 2, 5, 6, 26,
3, 4, 30, 31, 51,
27, 28, 29, 53,
52
54, 55, 56
9, 10, 32, 33,
7, 8, 11, 12, 34,
36, 37, 57, 58,
35, 60
59, 61, 62
13, 14, 17, 40,
15, 16, 38, 39,
41, 63, 64, 65,
42
66, 67
18, 21, 22, 25, 19, 20, 23, 24,
44, 45, 48, 49,
43, 46, 47, 50,
68, 69, 70, 71,
74,
72, 73, 75
48
27
Total
18
Bobot
(%)
24 %
18
24 %
15
20 %
24
32 %
75
100 %
2. Skala Dukungan Sosial
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial adalah skala
dukungan sosial. Adapun aitem-aitem dalam skala dukungan sosial disusun sendiri
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
oleh peneliti berdasarkan empat bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh
Orford (1992).
Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem
yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan
empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai
(TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4
sampai 1 untuk aitem yang mendukung (favorable), sedangkan untuk aitem tidak
mendukung (unfavorable) bergerak dari 1 sampai 4.
Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan empat bentuk
dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992) dengan blue print pada Tabel
3 berikut :
Tabel. 3 Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba
No.
Bentuk
Komponen Dukungan Sosial
Total
Bobot
(%)
Favorable
Unfavorable
1
Dukungan
1, 6, 12, 27, 38 16, 21, 28, 33,
10
20 %
Instrumental
43
2
Dukungan
2, 13, 22, 34, 44 7, 17, 29, 39, 50
10
20 %
Informasional
3
Dukungan
18, 22, 30, 35,
3, 8, 14, 24, 45
10
20 %
Penghargaan
40
4
Dukungan Emosi 9, 15, 31, 41, 46 4, 19, 25, 36, 47
10
20 %
5
Dukungan
5, 10, 26, 37, 48 11, 20, 32, 42,
10
20 %
Intergral Sosial
49
TOTAL
25
25
50
100 %
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Sebelum diberikan pada subjek penelitian, alat ukur terlebih dahulu diseleksi
dengan melihat validitas, uji daya beda aitem, serta reliabilitas.
1. Validitas alar ukur
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004).
Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat
ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content
validity). Suryabrata (2008) menyatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah
telaah dan revisi butir pertanyaan/pernyataan, berdasarkan pendapat profesional
(professional judgement). Sementara menurut Danim (2007) menyatakan kalaupun
rumusan instrumen dibuat sesuai dengan isi yang dikehendaki, namun validitas isi ini
tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka hasil uji.
Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji
daya beda item. Uji daya daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut
dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Prinsip kerja yang dijadikan
dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain,
dasarnya adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur
oleh skala sebagai keseluruhan (Azwar, 1999).
Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu
distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item
total (rix) yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Bagi skalaskala yang setiap aitemnya diberi skor pada level interval dapat digunakan formula
koefisien korelasi Pearson Product Moment. Menurut Ebel (1979) menyarankan
kriteria evaluasi indeks diskriminasi aitem yaitu nilai 0,3 sudah dianggap bagus
walaupun masih mungkin untuk ditingkatkan (Azwar, 1999). Penghitungan daya
diskriminasi aitem dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
version 14.0 For Windows.
2. Reliabilitas alat ukur
Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi
disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable) (Azwar, 2004).
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu
suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada sekelompok
individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis, praktis dan
berefisiensi tinggi (Azwar, 2004). Teknik yang digunakan adalah teknik internal
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
consistency koefisien reabilitas Alpha dari Cronbach.
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada
dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien
yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas.
F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR
1. Skala Dukungan Sosial
Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 50 aitem yang terdapat pada
skala Dukungan Sosial, ternyata sebanyak 21 aitem yang dinyatakan gugur yaitu
aitem 5, 6, 11, 16, 19, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 42, 43, 46, 47, 50.
Hasil ujicoba skala dukungan sosial menunjukkan nilai riX aitem skala bergerak dari
0,303 – 0,578. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada Tabel 4.
No.
1
2
3
4
5
Tabel 4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba
Bentuk
Komponen Dukungan Sosial
Total
Bobot
(%)
Favorable
Unfavorable
Dukungan
1, 12, 27
21
4
13,8 %
Instrumental
Dukungan
2, 13, 22, 44
7, 17,
6
20,69 %
Informasional
Dukungan
18, 23, 30, 35,
3, 8, 14, 45
9
31,03 %
Penghargaan
40,
Dukungan Emosi 9, 15, 41
4, 36,
5
17,24 %
Dukungan
10, 26, 48,
20, 49
5
17,24 %
Intergral Sosial
TOTAL
18
11
29
100 %
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Seperti yang terlihat pada Tabel. 4, diketahui bahwa dari 50 aitem setelah uji
coba diperoleh 29 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi ≥rix0.3
atau yang
dianggap memenuhi kriteria korelasi minimal aitem dengan nilai koefisien alpha (α)
sebesar 0.874. Menurut Triton (2006), nilai koefisien alpha (α) di 0.8 sudah dapat
dikatakan reliabel. Sementara Azwar (2006) menyatakan bahwa kriteria berdasarkan
korelasi aitem total biasanya digunakan batasan ≥rix0.3. Aitem yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0.3 daya bedanya dianggap memuaskan.
Peneliti menggunakan 29 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam
penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru
bagi aitem-aitem yang
diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala dukungan
sosial yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel. 5 berikut:
No.
1
2
3
4
5
Tabel 5. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial pada Saat Penelitian
Bentuk
Komponen Dukungan Sosial
Total
Bobot
(%)
Favorable
Unfavorable
Dukungan
1, 11, 20,
27
4
13.8 %
Instrumental
Dukungan
2, 7, 21, 25
12, 16
6
20.69 %
Informasional
Dukungan
3, 13, 17, 22,
4, 6, 8, 28
9
31.03 %
Penghargaan
26,
Dukungan Emosi 9, 14, 29
18, 23
5
17.24 %
Dukungan
Intergral Sosial
TOTAL
2. Skala Kesepian
5, 10, 15
18
19, 24,
11
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
5
17.24 %
29
100 %
Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 75 aitem yang terdapat pada
skala kesepian, ternyata sebanyak 36 aitem yang dinyatakan gugur yaitu aitem 4, 5, 7,
8, 10, 11, 14, 16, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 37, 38, 40, 50, 54, 56, 59, 60,
62, 63, 64, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 74. Hasil ujicoba skala dukungan sosial
menunjukkan nilai riX aitem skala bergerak dari 0.303 – 0.641. Distribusi aitem hasil
uji coba skala akan dijelaskan pada Tabel 6.
No.
1
2
3
4
Tabel 6. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian Setelah Uji Coba
Dimensi
Komponen Kesepian
Total
Favorable
Unfavorable
Desperation
1, 2, 6, 26, 29,
31, 51, 52
10
53, 55
Impatient
9, 36, 57, 58, 61 12, 35
7
Boredom
Self Deprecation
13, 17, 41, 65
15, 39, 42
7
Depression
18, 22, 44, 45,
19, 23, 43, 46,
14
48, 49, 68, 73,
47
75
TOTAL
25
14
38
Bobot
(%)
26.31 %
18.42 %
18.42 %
36.85 %
100 %
Seperti yang terlihat pada Tabel. 6, diketahui bahwa dari 75 aitem setelah uji
coba diperoleh 38 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix
≥
0.3 dengan nilai
koefisien alpha (α) sebesar 0.906.
Peneliti menggunakan 38 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam
penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru
bagi aitem-aitem yang
diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala kesepian
yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel. 7 berikut :
No.
Tabel 7. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian pada Saat Penelitian
Dimensi
Komponen Kesepian
Total
Bobot
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Favorable
2, 6, 14, 17, 24,
30, 34
1, 5, 11, 20, 32
Unfavorable
10, 22, 36
10
(%)
%
15, 27
7
%
3, 9, 13, 21, 25
8, 16, 19, 23,
26, 28, 31,35,
37, 39
TOTAL
26
G. PROSEDUR PENELITIAN
18, 38
4, 7, 12, 29, 33
7
14
%
%
13
38
100 %
1
Desperation
2
Impatient
Boredom
Self Deprecation
Depression
3
4
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahapan ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat alat ukur dan
melakukan uji coba alat ukur. Penelitian ini menggunakan 2 skala yang disusun
sendiri oleh peneliti. Pembuatan skala dibantu oleh professional judgement yaitu
dosen pembimbing sebagai professional judgement untuk skala kesepian dan skala
dukungan sosial. Skala pertama adalah skala dukungan sosial, berdasarkan lima
bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992). Skala kedua adalah
skala kesepian yang memuat empat jenis perasaan ketika kesepian yang dikemukakan
oleh Wrightsman (1993). Penyusunan skala ini diawali dengan membuat blue print
yang kemudian dilanjutkan dengan operasionalisasi dalam bentuk aitem-aitem
peryataan yang jumlah aitemnya masing-masing 50 aitem untuk skala dukungan
sosial dan 75 aitem untuk skala kesepian. Sebelum menjadi alat ukur penelitian yang
sebenarnya, skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu.
Uji coba skala dilakukan dengan memberikan skala kepada 60 orang subjek
yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji coba dilakukan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
pada tanggal 6 November sampai tanggal 14 November 2009. Pemberian skala ini
dilakukan dengan mendatangi subjek yang telah didata sebelumnya satu persatu,
dimana ada sebahagian lansia yang membaca dan mengisi sendiri skala kesepian dan
dukungan sosial yang diberikan dan sebahagian besar dari lansia tersebut meminta
agar skala-skala tersebut dibacakan dan isikan oleh peneliti. Dari hasil uji coba
tersebut ditentukan aitem-aitem mana saja yang layak dijadikan alat ukur melalui
perhitungan uji daya beda aitem dan reliabilitas. Aitem-aitem yang memenuhi kriteria
disusun kembali dalam bentuk skala yang digunakan untuk penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah alat ukur diujicobakan, maka Pelaksanaan penelitian diawali dengan
meminta izin pada Lurah Tanah Tinggi Kota Madya Binjai. Setelah diberikan izin,
penelitian dimulai dengan menyebar skala pada individu lansia yang telah dipilih
secara random atau acak dari daftar nama lansia yang diperoleh dari ketua
Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya
Binjai dan disesuaikan dengan karakteristik populasi. Pelaksanaan penelitian dimulai
pada tanggal 19 November 2009 sampai tanggal 29 November 2009 dengan
melibatkan 60 orang subjek yang mengisi skala.
3. Tahap pengolahan data
Setelah diperoleh data dari skala Kesepian dan skala Dukungan Sosial, maka
dilakukan pengolahan data. Pengolahan data pada penelitian ini seluruhnya
menggunakan bantuan program SPSS Version 15.0 for Windows.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
H. Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi
Analisa Regresi. Uji asumsi yang dilakukan pada penelitian ini adalah :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian
telah menyebar secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dianalisa dengan
menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Persyaratan data disebut
normal jka probabilitas atau nilai p> 0.05 (Triton, 2006).
2. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel
kesepian berkorelasi secara linear dengan data variabel dukungan sosial. Uji linearitas
dalam penelitian ini menggunakan uji F (ANOVA) dengan nilai signifikansi
(Linearity) kurang dari 0.05 atau p < 0.05 (Priyatno, 2008).
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian, dari analisa
data sampai pembahasan hasil sesuai dengan data yang diperoleh.
A . Analisa Data
1. Gambaran umum subjek penelitian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Populasi penelitian ini adalah lansia yang terdaftar sebagai anggota dari
Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya
Binjai yang dipilih secara random dengan jumlah 60 orang.
Melalui 60 orang yang dipilih, maka diperoleh gambaran umum subjek
penelitian sebagai berikut:
a. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran
penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 8.
Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah (N)
Persentase (%)
Pria
36
60
Wanita
24
40
Total
60
100
Berdasarkan data pada Tabel 7, jumlah subjek yang berjenis kelamin pria
sebanyak 36 orang (60%) dan subjek yang berjenis kelamin wanita sebanyak 24
orang (40 %).
b. Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia
Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek
penelitian seperti yang tertera pada Tabel 9
Tabel 9.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan usia
Usia
Jumlah (N)
Persentase (%)
60-64 tahun
21
35
65-74 tahun
31
51.7
75-84 tahun
7
11.7
84 tahun >
1
1.7
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Total
60
100
Berdasarkan data pada tabel 8, jumlah subjek yang berusia 60 sampai 64 tahun
sebanyak 21 orang (35%), subjek yang berusia 65 sampai 74 tahun sebanyak 31
orang (51.7%), subjek yang berusia 75 sampai 84 tahun sebanyak 7 orang (11.7%),
sedangkan subjek yang berusia di atas 84 tahun ada 1 orang (1.7%).
2. Hasil penelitian
Berikut ini akan dipaparkan hasil uji normalitas, linieritas dan hasil
pengolahan data pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia.
a. Hasil uji asumsi
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian
masing-masing variabel menyebar secara normal. Pada penelitian ini, uji normalitas
sebaran dilakukan dengan teknik statistik one sample kolmogorov-smirnov.
Persyaratan data disebut normal jka probabilitas atau nilai p> 0.05 pada uji normalitas
dengan Kolmogorov-Smirnov (Triton, 2006). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada
Tabel 10 sebagai berikut:
No
1
2
Tabel 10.Uji sebaran normal variabel tes kolmogorov-smirnov
Variabel
Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi Keterangan
Kesepian
Terdistribusi
0.724
0.671
normal
Dukungan Sosial
Terdistribusi
0.725
0.669
normal
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Dari uji normalitas pada variabel kesepian diperoleh nilai Z = 0.724 dengan p
= 0.671, sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel kesepian terdistribusi
normal. Pada variabel dukungan sosial diperoleh nilai Z = 0.725 dengan p = 0.669,
sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel kesepian terdistribusi normal.
2) Uji Linearitas Hubungan
Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas hubungan
antara data variabel bebas dan data variabel tergantung. Uji linearitas hubungan yang
digunakan adalah uji F, dimana jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05)
maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah linier. Hasil uji
linearitas dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini :
Tabel 11. Hasil Uji Linearitas
Variabel
Df
F
Sig.
Dukungan sosial terhadap
1
7.578
0.009
kesepian
Keterangan
Linear
Dari hasil uji linearitas diperolah nilai F = 7.578 dan p = 0.009. Hasil tersebut
menunjukkan variabel dukungan sosial memiliki hubungan yang linear dengan
kesepian. Hubungan linear diatas dapat pula dilihat pada penyebaran skor dengan
menggunakan teknik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar (scatter
plot) sebagai berikut :
Gambar 1. Gambaran Linearitas Dukungan Sosial dengan kesepian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
10 0




90
Kesepian





80












Linear Regression















  






 = 115.12 + -0.38 *
 Duksos

Kesepian




R-Square = 0.14




75
80

85

90


95
Duksos
b. Hasil analisa data
Analisa data pada penelitian ini menggunakan metode analisa regresi linear
sederhana yang akan menjelaskan pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian,
dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for Window.
Metode yang digunakan adalah metode enter dengan memasukkan variabel
dukungan sosial sebagai variabel bebas (independen) terhadap kesepian sebagai
variabel tergantung (dependen). Dengan metode ini variabel bebas dimasukkan
sebagai variabel prediktor dengan tidak memandang apakah pengaruh variabel
tersebut besar atau kecil terhadap variabel tergantung (dependen). Artinya bahwa
variabel bebas akan masuk dalam persamaaan jika taraf kesalahannya kurang dari
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
0.05 (5 %) dan dikeluarkan jika taraf kesalahannya lebih dari 0.1 (10%) (Pratisto,
2009).
Hasil analisa regresi antara variabel dukungan sosial dengan kesepian dapat
dilihat pada tabel 12 berikut :
Tabel 12. Hasil analisa regresi dukungan sosial dengan kesepian
R
R-Square
Sig (1-tailed)
F
Sig
0.371
0.137
0.002
9.241
0.004
Nilai R pada tabel 12 menunjukkan besarnya hubungan antara variabel
dukungan sosial dengan kesepian yaitu sebesar 0.371 dengan tingkat signifikansi
koefisien korelasi (1-tailed) sebesar 0.002 (p = 0.004). Jika nilai p < 0.05 maka
hubungan antar variabel signifikan (Pratisto, 2009). Dari hasil analisa data tersebut
dapat dilihat bahwa hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian sangat
signifikan. Dari hasil korelasi Pearson, diketahui arah hubungannya adalah negatif
yang artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh oleh seseorang, maka
tingkat kesepiannya semakin rendah, dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah
dukungan sosial yang diperoleh maka tingkat kesepiannya akan semakin tinggi.
Nilai R-square (koefisien determinasi) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh model regresi linier sesuai dengan data. Dari hasil analisa data diperoleh nilai Rsquare sebesar 0.137, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dukungan sosial terhadap
kesepian adalah sebesar 13.7%. Artinya, dukungan sosial memberikan sumbangan
efektif sebesar 13.7% terhadap kesepian, sedangkan selebihnya sebesar 86.3%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Untuk melihat apakah model regresi sudah tepat digunakan dalam
memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung, maka digunakan
nilai F dari tabel ANOVA (Pratisto, 2009) dari hasil analisa data diperoleh nilai F
sebesar 9.241 dengan tingkat signifikansi 0.004. Nilai probabilitas ini menyatakan
bahwa model regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk memprediksi kesepian (p <
0.05).
Parameter-parameter dalam persamaan garis regresi yang terbentuk dapat
dilihat pada Tabel. 13 berikut ini:
Tabel 13. Parameter-parameter Persamaan Garis Regresi
Model
B
t
Sig.
Konstan
115.120
10.510
0.000
Dukungan
-0.382
-3.040
0.004
Sosial
Persamaan garis yang dihasilkan pada analisa regresi linier sederhana ini adalah:
Y =115.120-0.382*X
Keterangan :
Y = Kesepian
X = Dukungan Sosial
Persamaan garis regresi tersebut memiliki arti jika tidak didapati adanya
dukungan sosial pada lansia, maka kesepian seseorang akan sebesar 115.120 satuan.
Koefisien regresi sebesar -0.382 menyatakan bahwa setiap penambahan sebanyak 1
satuan untuk dukungan sosial, maka akan ada penurunan sebesar 0.382 untuk
kesepian pada lansia.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Selanjutnya untuk melihat signifikansi koefisien regresi tersebut, maka
digunakan uji t. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi parameter-parameter
regresi linier sederhana. Koefisien regresi dapat dinyatakan signifikan jika nilai p <
0.05 (Pratisto, 2009). Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai p = 0.004 (p<0.05)
sehingga dapat dinyatakan bahwa koefisien regresi tersebut signifikan atau dukungan
sosial berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap kesepian.
c. Deskripsi data penelitian
Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang
mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar (2006) menyatakan bahwa kategorisasi ini
didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal.
Kriterianya terbagi atas 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Menurut azwar
(2006), pengkategorisasian 3 jenjang ini merupakan pengkategorisasian minimal
digunakan oleh peneliti. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut:
Rentang nilai
X < (Mean - 1.SD)
(Mean - 1.SD) ≤ x < (Mean
+ 1.SD)
(Mean+ 1.SD) ≤ x
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Dalam penelitian ini peneliti mengkategorikan data penelitian berdasarkan mean
hipotetik dan mean empirik untuk variabel dukungan sosial dan variabel kesepian.
1) Variabel Kesepian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan variabel kesepian adalah
sebanyak 38 aitem yang diformat dalam bentuk Likert dalam 4 alternatif pilihan.
Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 14 berikut
ini :
Tabel 14. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Variabel Kesepian
Variabel
Empirik
Hipotetik
Min
Maks Mean
SD
Min
Maks Mean
Kesepian
72
99
81.90 6.139
38
152
95
SD
19
Berdasarkan tabel.14 diperoleh mean empirik untuk skala kesepian sebesar
81,90 dengan SD empirik sebesar 6.139, sedangkan untuk mean hipotetik sebesar 95
dengan SD hipotetik sebesar 19. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean
hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik < mean hipotetik. Hal ini berarti
kesepian yang dialami subjek berada dibawah rata-rata kesepian pada umumnya.
Mean empirik yaitu sebesar 81.90 menggambarkan bahwa subjek termasuk ke dalam
kelompok yang memiliki kesepian sedang.
Pengelompokkan ini didasarkan pada pengkategorisasian subjek berdasarkan
kategorisasi empirik sebagaimana yang ditujukkan pada tabel 15 dibawah ini :
Tabel 15. Kategorisasi data Kesepian
Empirik
Rentang nilai
Jumlah
X < 75
7
%
11,67
75 ≤ x < 88
88 ≤ x
68.33
20
41
12
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Berdasarkan Tabel. 15 diketahui bahwa berdasarkan mean empirik, subjek
penelitian yang memiliki kesepian dengan kategori rendah sebanyak 7 orang
(11.67%), sedangkan sebanyak 41 orang (68.33%) subjek penelitian tingkat
kesepiannya tergolong sedang dan sebanyak 12 orang (20%) subjek penelitian
memiliki kesepian yang tergolong tinggi.
2) Variabel Dukungan Sosial
Berdasarkan Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel
dukungan sosial adalah sebanyak 29 aitem dengan format skala likert dalam 4
alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik
disajikan dalam Tabel 16 sebagai berikut:
Tabel 16 Skor Empirik dan Skor Hipotetik Dukungan Sosial
Variabel
Skor Empirik
Skor Hipotetik
Min
Maks
Mean
SD
Min
Maks Mean
Dukungan
74
98
86.98 5.959
29
116
72.5
sosial
SD
43.5
Berdasarkan Tabel. 16 diperoleh mean empirik dukungan sosial subjek
penelitian adalah = 87.65 dengan SD = 6.25943 dan mean hipotetiknya adalah = 75
dengan SD=15. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik
menunjukkan bahwa skor dukungan sosial subjek penelitian di atas rata-rata yaitu
mean empirik > mean hipotetik. Hal ini berarti dukungan sosial subjek penelitian
lebih tinggi daripada dukungan sosial populasi pada umumnya.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Pada Tabel. 17 dapat dilihat bahwa rata-rata dukungan sosial yang diterima
subjek berada pada kategori netral dalam pengkategorian skor berdasarkan mean
empirik.
Tabel 17. Kategorisasi data Dukungan Sosial
Empirik
Rentang nilai
Jumlah
X < 81
9
81 ≤ x < 93
93 ≤ x
37
14
%
15
61.67
23.33
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Berdasarkan Tabel. 17 diketahui bahwa berdasarkan mean empirik, subjek
penelitian yang mendapatkan dukungan sosial dengan kategori rendah sebanyak 9
orang (15%), sedangkan sebanyak 37 orang (61.67%) subjek penelitian mendapatkan
dukungan sosial yang tergolong sedang dan sebanyak 14 orang (23.33%) subjek
penelitian mendapatkan dukungan sosial yang tergolong tinggi.
3.
Hasil analisa tambahan
a. Gambaran Kesepian Lansia berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini juga dapat diperoleh gambaran kesepian berdasarkan jenis
kelamin dengan menggunakan teknik statistik independent sample t-test. Hasil uji
statistik berdasarkan jenis kelamin selengkapnya dapat dilihat dari Tabel 18 berikut
ini
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Tabel 18. Gambaran Kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
N
36
24
Mean
82.33
81.25
SD
5.677
6.848
Dari Tabel 18 tentang gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin
diperoleh bahwa mean kelompok subjek pria lebih tinggi daripada mean kelompok
subjek wanita.
Hasil uji t dapat melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara
kesepian lansia pada pria dan wanita. Uji t dilakukan dalam dua tahapan, tahapan
pertama adalah menguji apakah varians dari dua populasi bisa dianggap sama dan
tahapan kedua dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata
populasi (Santoso, 2007). Hasil uji-t penelitian ini dapat dilihat pada Tabel. 19
dibawah ini:
Tabel 19. Hasil perhitungan Uji-t kesepian Lansia berdasarkan jenis kelamin
Tes Levene
t-Test
F
Sig.
t
Sig
Equal variances not
1.124
0.293
0.642 0.542
assumed
Nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa kedua varians benar-benar berbeda
(Santoso, 2007). Dari Tabel. 19 diperoleh nilai F = 1.124 dengan nilai p = 0.293
sehingga dapat dikatakan bahwa kedua varians adalah sama.
Nilai t dengan Equal variances not assumed adalah 0.642 dengan p = 0.542
Jika nilai p < 0.05 maka rata-rata populasi adalah berbeda (Santoso, 2007). Dari hasil
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
analisa didapat nilai p > 0.05 (p = 0.542), sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada
perbedaan kesepian antara lansia pria dan wanita.
b. Pengaruh Dimensi-dimensi Dukungan Sosial terhadap Kesepian
Hasil analisa regresi menunjukkan sumbangan efektif dukungan sosial
terhadap kesepian pada lansia sebesar (r2)=0.137, yaitu sebesar 13.7%.
Selanjutnya
dari kelima dimensi dukungan sosial ternyata bentuk dimensi integral sosial yang
berpengaruh paling besar terhadap kesepian pada lansia.
Peneliti menggunakan regresi berganda metode backward yaitu menganalisis
variabel dari belakang, artinya semua variabel dianalisis kemudian dilanjutkan
menganalisis pengaruh variabel-variabel bebasnya lalu variabel yang tidak
berpengaruh dibuang (Pratisto, 2009).
Tabel 20. Parameter-Parameter Persamaan Regresi
Dimensi
B
t
Sig
Konstanta
101.509
Integral Sosial
0.006
Berdasarkan tabel 20 dapat dilihat bahwa dimensi dukungan integral sosial yang
berpengaruh terhadap kesepian pada lansia. Bila dilihat dari p= 0.006 (p<0.05),
B. Pembahasan
Hasil utama penelitian dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana
(R = -0.371, p = 0.004) menunjukkan ada pengaruh yang sangat signifikan antara
dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia, dimana terdapat hubungan yang
negatif antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dari hasil analisis
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
penelitian tersebut maka hipotesa yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif
antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia dapat diterima.
Hal ini sesuai dengan Beyene, Becker, & Mayen (2002) yang menjelaskan
bahwa ketakutan akan kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada
lansia. Kondisi ketakutan tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu
secara khas hal tersebut dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial.
Hal tersebut tentu saja diperkuat berdasarkan dari berbagai pendapat yang
mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung dengan keterbatasan dukungan
sosial. Fessman dan Lester (2000) menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan
prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang
memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian,
sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu
merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan pentingnya dukungan sosial
dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian tersebut (dalam Gunarsa,
2004).
Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau
bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino, 2006).
Penelitian Dykstra (1990), juga menunjukkan adanya tingkat kesepian yang
rendah karena mendapat dukungan sosial dari begitu banyak sumber, seperti dari
pasangan, orang-orang yang sudah dianggap keluarga, individu yang lebih muda dan
tua, baik pria dan juga wanita. Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah
kesepian adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki
kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004).
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pada dasarnya kesepian lebih
mengacu pada ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa
kriteria penting dari hubungan sosial terhambat atau tidak terpenuhi. Pada dasarnya
kekurangan tersebut dapat bersifat kuantitatif (tidak memiliki teman seperti yang
diinginkan) dan bersifat kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang
dibinanya bersifat seadanya atau kurang memuaskan (Peplau & Perlman dalam
Taylor, Peplau & Sears, 2000).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia yaitu sebesar 13.7%. hasil ini
menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain sebesar 86.3% yang mempengaruhi
kesepian pada lansia. Faktor-faktor lain, selain dukungan sosial yang dapat
mempengaruhi seseorang menjadi kesepian yaitu dari status sosial ekonomi,
karakteristik latar belakang lain (perceraian orang tua). Hawkey dan Cacciopo (2003)
juga menambahkan bahwa stres dan rasa ketidakberdayaan diri dapat menjadikan
seseorang menjadi kesepian (Gunarsa, 2004).
Berdasarkan mean empirik, dukungan sosial subjek penelitian berada pada
kategori sedang, yaitu sebanyak subjek 37 subjek (61.67%). Dimana hasil ini dapat
diartikan bahwa dukungan sosial yang diperoleh atau diterima oleh subjek penelitian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
tidak tinggi dan juga tidak rendah. Sementara untuk kesepian, berdasarkan mean
empiriknya kesepian subjek penelitian tergolong sedang, yaitu sebanyak 41 subjek
penelitian (68.33 %). Artinya, kesepian yang dirasakan subjek penelitian tidak tinggi
dan juga tidak rendah. Santrock (2003) mengungkapkan bahwa individu-individu
yang secara konsisten merespon bahwa mereka jarang merasa bisa berkomunikasi
dengan orang-orang sekitarnya dan jarang mendapatkan dukungan dari orang lain
ketika membutuhkannya adalah individu-individu yang termasuk dalam kategori
sedang.
Hasil tambahan penelitian untuk melihat perbedaan kesepian pada lansia pria
dan lansia wanita menggunakan uji t menunjukkan bahwa rata-rata skor kesepian
lebih tinggi pada kelompok lansia pria. Namun nilai probabilitas (p=0.542)
menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan (p > 0.05), sehingga tidak
ada perbedaan sikap terhadap kematian antara lansia pria dan wanita jika ditinjau dari
jenis kelamin. Hasil ini sejalan dengan hasil studi sebelumnya mengenai kesepian,
yang juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian antara laki-laki dan
perempuan. Walaupun begitu, menurut Borys dan Perlman (dalam Brehm et al, 2002)
laki-laki lebih sulit menyatakan kesepian secara tegas bila dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini disebabkan oleh stereotipe peran gender yang berlaku dalam
masyarakat. Berdasarkan stereotipe peran gender, pengekspresian emosi kurang
sesuai bagi laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat terlihat dari
hasil mean laki-laki > mean perempuan (82.33>81.25).
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Berdasarkan hasil penelitian tambahan, diperoleh bahwa dari dimensi-dimensi
dukungan sosial ternyata yang paling berpengaruh pada kesepian lansia adalah
dukungan integral sosial. Dukungan integral sosial memiliki signifikansi 0.006
(p<0.05).
Menurut Orford (1992), dukungan integrasi sosial adalah perasaan individu
sebagai bagian dari kelompok. Cohen & Wills (dalam Orford, 1992), menyatakan
dukungan ini dapat berupa menghabiskan waktu bersama-sama dalam aktivitas, yang
juga dapat mengurangi stress serta pengalihan perhatian seseorang dari masalah
dengan membuat kontak sosial dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Dykstra (1990), yang menunjukkan adanya tingkat kesepian yang rendah
pada lansia karena memiliki hubungan yang lebih luas dan erat dengan orang lain.
Shaver dan Rubeinstein (dalam Brehm et al, 2000), juga menambahkan bahwa salah
satu cara untuk menghadapi kesepian yang dialami oleh seseorang adalah dengan
membuat kontak sosial seperti berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil
yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama akan berisi rangkuman hasil
penelitan yang dibuat berdasarkan analisa, interpretasi dan pembahasan. Pada bagian
akhir akan dikemukakan saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi penelitian
yang akan datang dengan tema yang sama.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan mengenai
hasil penelitian, bahwa:
1. Terdapat pengaruh negatif dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia.
Artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh lansia, maka kesepiannya
akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang
diperoleh maka semakin tinggi kesepiannya.
2. Sumbangan efektif yang diberikan variabel dukungan sosial terhadap kesepian
pada lansia adalah sebesar 13.7% (R² = 0.137), yang berarti bahwa pada
penelitian ini dukungan sosial mempengaruhi kesepian sebesar 13.7 % dan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
sisanya yaitu sebesar 86.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
3. Berdasarkan data empirik, skor total variabel dukungan sosial dibagi atas tiga
kategori yaitu : tinggi, sedang, rendah. Secara umum, dukungan sosial yang
diterima oleh subjek penelitian tergolong sedang.
4. Berdasarkan data empirik, skor total variabel kesepian dibagi atas tiga kategori
yaitu : tinggi, sedang, rendah. Secara umum, kesepian yang dialami oleh subjek
penelitian tergolong sedang.
5. Berdasarkan hasil analisa tambahan dengan menggunakan uji t menunjukkan
tidak ada perbedaan kesepian bila ditinjau dari jenis kelamin. Namun dengan
membandingkan mean data dari subjek penelitian ini menunjukkan bahwa mean
kesepian subjek laki-laki lebih tinggi daripada subjek perempuan.
6. Berdasarkan hasil analisa tambahan dengan menggunakan regresi berganda
metode backward, menunjukkan bahwa dari bentuk-bentuk dukungan sosial yang
paling berpengaruh terhadap kesepian lansia adalah integral sosial.
B. Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, maka peneliti mengemukakan beberapa saran. Saran-saran ini diharapkan
dapat berguna untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan
sosial maupun kesepian pada lansia.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1. Saran metodologis
a. Mengacu pada nilai koefisien determinasi, menunjukkan kesepian dipengaruhi
oleh dukungan sosial sebesar 13.7%, selebihnya kesepian lansia dipengaruhi oleh
variabel lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti. Sehubungan dengan hal itu,
maka disarankan pada peneliti berikutnya yang berminat untuk meneliti kesepian
pada lansia dapat mengkaji faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi kesepian
seperti status sosial ekonomi, karakteristik latar belakang lain (perceraian orang
tua), stres dan juga rasa ketidakberdayaan.
b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar agar
hasil penelitian lebih representatif.
c. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan sampel lansia, diharapkan
dalam pengadministrasian skala, mayoritas skala diberikan dan dibacakan secara
langsung oleh peneliti, sehingga peneliti dapat langsung menjelaskan atau
menjawab pertanyaan atau hal-hal yang tidak dimengerti subjek dari pernyataanpernyataan skala yang diberikan.
2. Saran Praktis
a. Mengingat dukungan sosial memberi pengaruh terhadap kesepian pada lansia,
diharapkan agar para lansia tetap beraktifitas dan melakukan kontak atau
hubungan sosial dengan orang lain, sehingga lansia dapat memperoleh dukungan
sosial dari orang lain.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
b. Diharapkan agar keluarga lansia lebih memperhatikan serta membantu lansia
terlebih lagi karena lansia tersebut masih tinggal dengan anggota keluarga, karena
hal tersebut merupakan suatu bentuk dukungan sosial bagi lansia yang ternyata
mempengaruhi kesepian yang dialami oleh lansia.
c. Diharapkan kepada masyarakat agar tetap bersosialisasi dengan lansia dan tidak
mengucilkan atau memberikan stereotipe yang negatif terhadap lansia yang dapat
membuat lansia merasa tidak memperoleh dukungan sosial, sehingga dapat
mempengaruhi kesepian lansia tersebut.
d. Bagi pihak perkumpulan lansia diharapkan dapat meningkatkan bantuan,
keperdulian serta pelayanan kepada lansia seperti pemeriksaan kesehatan gratis,
sert acara jalan-jalan yang juga dapat meningkatkan keakraban diantara lansia itu
sendiri dan juga mengurangi kesepian yang dirasakan oleh lansia tersebut.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Daftar Pustaka
Afida, Wahyuningsih, & Sukamto. (2000). Hubungan Antara Pemenuhan Kebutuhan
Berafiliasi Dengan Tingkat Depresi Pada Wanita Lanjut Usia di Panti
Werdha. Indonesian Psychological Journal No 2, Vol 15, 180-195. Fakultas
Psikologi,
Universitas
Surabaya.
http://209.85.173.132/search?q=cache:hYkoS1UHZcJ:journal.lib.unair.ac.id/i
ndex.php/ANM/article/view/2672/265+aspek+kebutuhan+berafiliasi&cd=2&
hl=id&ct-cink&gl=id
Azwar, S. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bradbury., Wilbun., Para Editor Pustaka Life-Time. (1987). Masa Dewasa. Jakarta :
Tira Pustaka.
Brehm, S. et al (2002). Intimate Relationship. New York. Mc. Graw Hill.
Bruno, F. J. (2002). Conguer Loneliness, Menaklukkan Kesepian. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Deaux, Dane & Wrightsman, S. (1993). Social Psychology in the 90’s (2nd Edition).
California : Wadsworth Publishing Company Inc.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Departemen Sosial RI & Direktorat Jendral Bina Keluarga Sosial. (1997). Petunjuk
teknis Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Dalam
Panti. Jakarta.
Departemen Sosial Republik Indonesia. (2007). Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia
Dan
Masalah
Kesejahteraannya.
Jakarta.
Online.
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=522
Tanggal Akses : 3 Maret 2009
Ebersole, P., Hess, P., & Touhy, T. (2005). Gerontological Nursing & Healthy Aging.
2nd edition. Elsevier Health Sciences.
http://books.google.co.id/books?id=YUlB72lFtIIC&pg=PA125&dq=lonelines
s,+need+affiliation+aging&lr= Tanggal Akses : 24 April 2009
Gierveld, J. & Havens, B. (2004). Cross-national Comparisons of Social Isolation
and Loneliness: Introduction and Overview. Canadian Journal On Aging.
http://www.nidi.knaw.nl/en/output/2004/cja-23-02-dejonggierveld.pdf/cja-2302-dejonggierveld.pdf. Tanggal Akses : 23 Februari 2009.
Gierveld, J. & Tilburg, T. V. (1999). Manual of The Loneliness Scale. Vrije
Universiteit Amsterdam.
Gunarsa, S. D. (2004). Dari anak sampai usia lanjut : bunga rampai psikologi anak.
BPK Gunung Mulia.
http://books.google.co.id/books?id=GUAGhG74nH4C&pg=PA417&dq=kese
pian+lansia#PPA409,M1 Tanggal Akses : 3 Maret 2009
Hadi, S. (2000). Metodology Research. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Hutapea, Ronald. (2005). Sehat dan Ceria di Usia Senja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ismayadi,
(2004).
Proses
Menua
(Aging
Process).
Online.
http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perkembangan-lansia.pdf
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Tanggal Akses : 23 Februari 2009
Kaasa, Karen. (1998). Loneliness in Old Age: Psychosocial and Health Predictors,
Norwegian
Journal
of
Epidemiology;
8
(2):
195-201.
http://www.ub.ntnu.no/journals/norepid/1998-2/1998(2)Kaasa.pdf
Tanggal
Akses : 8 Mei 2008
Kimmel, D. C. (1974). Adulthood and Aging. USA : John Wiley & Sons.
Kuntjoro, Z. S. (2002, 16 Agustus). Dukungan Sosial Pada Lansia. E- Psikologi [online]. http://www.e-psikologi.com/usia/160802.htm.
Malecki, C., & Demaray, K. M., (2003). Social Support As A Buffer : Running Hedd,
Nortern Illinois University.
Martini, W., Adiyanti, M. G., Indiati, A. (1993). Ciri Kepribadian Lanjut Usia.
Jurnal Psikologi, 1, 1-6.
Mishra, A. J. (2004), Jnuari-Juli. A Study of Loneliness in an Old Age Home in India :
A case of Kanpur. Indian Journal of Gerontology, Vol 17, no 1 & 2. Tanggal
akses : 10 september 2009. www.geocitise.com/husociology/oldage4.htm.
Newman, B., & Newman, P. (2006). Development Through Life : A Psychosocial
Approach. Belmont : Thomson Wadsworth Learning.
Orford, J. (1992). Community Psychology : Theory & Practice. London : John Wiley
and Sons.
Papalia, D. E., Olds, SE., & Feldman, RE. (2004). Human Development : Ninth
Edition. New York : McGraw Hill.
Pratisto, A. (2009). Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Jakarta : Elex Media
Komputindo
Prawitasari, J. E. (1994). Aspek Sosio-Psikologis Lansia Di Indonesia. Buletin
Psikologi, No 1, 27-34
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Medikom
Puspita Sari, Endah. (2002). Penerimaan Diri Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari
Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi No 2, 73-88. Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada.
Saleh, H. (2007). UMP Sumut Rp. 822.205 Tertinggi Kedua di Indonesia. [On-line].
http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=105816&more=1
Santrock, J. W. (2003). Adolescence, Perkembangan Remaja (Alih Bahasa : Shinto
B. Adelar & Sherly Saragih). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid II.
Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.
Santrock, J. W. (2006). Perkembangan Masa Hidup : Edisi Kelima ( Terjemahan
Juda Damanik & Achmad Chusairi). Jakarta : UI Press.
Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology Biopsychosocial Interaction. 5
United States of America : John Wiley & Sons.
th
edition.
Sevilla, et al. (1993). Pengantar Metode Penelitian. (Terjemahan Alimuddin Tuwu).
Jakarta : UI-Press
Sugiarto, Siagian, D., Sunaryanto, L.T., Oetomo, D.S. (2003). Teknik Sampling.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Suryabrata, S. (2006). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Press.
Taylor, S.E. (2003). Health Psychology. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.
Triton, P.B. (2006). SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta :
Andi Offset.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Weiten, W. & Lloyd, M. (2006). Psychology Applied to Modern Life : Adjustment in
the 21 st Century. Eighth Edition. Canada : Thomson Wadsworth.
RAHASIA
No :
Identitas Diri
Nama / Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
: L / P ( lingkari yang sesuai )
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008/2009
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana
di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan
penelitian di bidang psikologi perkembangan. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah
data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam
mengisi kuesioner ini.
Dalam pengisian kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah.
Yang saya harap dan saya butuhkan adalah jawaban yang paling mendekati keadaan
anda yang sesungguhnya. Karena itu, saya harapkan anda bersedia memberikan
jawaban anda sendiri, sejujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua
jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian ini saja.
Bantuan anda dalam menjawab kuesioner ini merupakan bantuan yang amat
besar dan berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas kerja sama anda saya
mengucapkan banyak terima kasih.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
November 2009
Hormat saya,
Peneliti
Sari Hayati
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini akan disajikan dua buah kuesioner yang terdiri dari 125 pernyataan
mengenai PANDANGAN ANDA terhadap DIRI ANDA. Anda diharapkan
menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda yang
sebenarnya, dengan cara memilih :
SS
: Bila anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut.
S
: Bila anda merasa Sesuai dengan pernyataan tersebut.
TS
: Bila anda merasa Tidak
STS
: Bila anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.
Sesuai dengan pernyataan tersebut.
Contoh Pengisian :
No
Pernyataan
STS
TS
S
SS
1
Saya kesulitan dalam berkonsentrasi
STS
TS
S
SS
Jika Anda ingin mengubah jawaban Anda, berilah tanda garis pada jawaban yang
ingin Anda ubah, kemudian silanglah jawaban yang Anda anggap sesuai.
Contoh :
No
Pernyataan
STS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
TS
S
SS
1
Saya kesulitan dalam berkonsentrasi
STS
TS
S
SS
Bila sudah selesai, tolong periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada nomor
yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan.
SKALA I
No.
1
PERNYATAAN
Saya merasa tidak ingin hidup lagi saat
menghadapi persoalan berat.
2
Saya tidak tahu harus melakukan apa dalam
menyelesaikan masalah saya.
3
Tidak masalah buat saya menghadapi segala
sesuatu sendirian.
4
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Saya yakin kehidupan ini akan lebih
menyenangkan untuk dijalani jika bersamasama dengan pasangan saya.
5
Keluarga saya terlalu sibuk untuk mengajak
saya jalan-jalan.
6
Saya merasa sakit hati mendengar kritikan
dari teman-teman.
7
Untuk mendapatkan sesuatu yang saya
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
inginkan, saya harus berusaha terlebih dahulu.
8
Saya menikmati hari-hari yang saya lalui
dengan anak-anak dan pasangan saya.
9
Saya merasa asing berada dilingkungan saya
sekarang.
10
Saya akan serius dan mengerjakan suatu
pekerjaan sampai selesai.
13
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Saya akan diam saja kalau ada yang tidak
sesuai dengan keinginan saya.
12
TS
Saya merasa khawatir bila keluarga
meninggalkan saya.
11
STS
Saya tidak berminat mengikuti kegiatan yang
mengharuskan saya berkomunikasi dengan
No.
PERNYATAAN
14
Saya selalu teringat akan kesalahan yang telah
saya lakukan dimasa lalu dan hal tersebut
membuat saya menjadi begitu sedih.
15
Saya mampu menyelesaikan tugas yang
dianggap sulit oleh orang lain.
16
Tidak masalah buat saya untuk bersikap
seperti biasa, walaupun saya telah melakukan
suatu hal yang memalukan.
17
Saya merasa ada orang lain yang ingin
mencelakai saya.
18
Saya ingin menangis karena keluarga tidak
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
punya waktu untuk mengurus saya.
19
Saya bersemangat untuk terus menjalani
kehidupan saya.
20
Saya merupakan orang yang terpenting bagi
keluarga saya.
21
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Saya merasa tidak dekat dengan keluarga,
dikarenakan
seharian
sibuk
mengerjakan
aktivitas diluar rumah.
22
Menyedihkan rasanya menjadi orang seperti
saya.
23
Tidak sulit bagi saya untuk melupakan semua
kesedihan saya.
24
Saya lebih senang berkumpul dengan temanteman seusia daripada sendirian dirumah.
25
Saya ingin teman-teman saya menjadi lebih
dekat dengan saya.
26
Saya tidak tahu lagi apa yang dapat saya
lakukan agar disayangi oleh keluarga.
27
Saya sangat membutuhkan orang-orang
terdekat untuk menghibur saya pada saat
sedih.
28
Saya khawatir bila teman-teman dilingkungan
baru menolak berteman dengan saya.
29
Hubungan yang saya miliki dengan teman
tidak seperti yang saya harapkan.
30
Bila teman-teman akan berpergian, mereka
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
akan mengajak saya.
31
Saya senang mendapat teguran, karena saya
akan
merasa
menjadi
seseorang
yang
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
mendapat pelajaran berharga.
32
Tidak ada yang dapat menahan saya untuk
segera mendapatkan apa yang saya inginkan.
33
Jenuh rasanya berhubungan dengan temanteman saya
34
Saya senang berkumpul bersama keluarga
dirumah.
35
Meskipun sedang berada dilingkungan baru,
saya tetap merasa tenang dan nyaman.
36
Pada saat saya merasa kesal, saya ingin
melampiaskannya dengan melemparkan dan
merusak barang-barang.
37
Saya sulit fokus terhadap suatu topik
pembicaraan yang didiskusikan oleh temanteman karena saya tidak mengerti tentang
topik tersebut.
No.
PERNYATAAN
38
Saya suka mengerjakan suatu pekerjaan, baik
untuk jenis pekerjaan yang saya sukai
maupun yang tidak.
39
Bagi saya, masalah yang sudah lalu tidak
perlu diingat-ingat lagi.
40
Keluarga selalu memberikan tugas yang
mudah untuk saya kerjakan karena hanya
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
tugas tersebut yang dapat saya lakukan
41
Saya merasa kehilangan muka ketika salah
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
dan
STS
TS
S
SS
47
Saya senang menjadi diri saya yang sekarang.
STS
TS
S
SS
48
Penyakit
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
mengerjakan suatu pekerjaan.
42
Tidak masalah bagi saya bepergian ke suatu
lingkungan yang baru.
43
Saya bahagia dengan kehidupan yang saya
jalani saat ini.
44
Saya menjadi murung karena terus menerus
memikirkan setiap permasalahan saya.
45
Semua yang saya lakukan selama ini tidak ada
artinya dimata keluarga saya.
46
Setiap hari, selalu saja ada orang yang
mengajak
saya
untuk
berpergian
beraktivitas bersama.
yang
telah
lama
saya
derita
membuat saya selalu merasa sangat sedih.
49
Lebih baik saya menyendiri disuatu tempat
daripada harus berbicara dengan orang lain
50
Saya kehilangan keintiman dengan pasangan
saya.
No.
51
PERNYATAAN
Bagi saya, berteman dengan banyak orang
bukan suatu hal yang menyulitkan.
52
53
Saya tidak akan lemah walaupun ditimpa
masalah berat.
Saya merasa tidak enak kalau sendirian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
ditempat keramaian.
54
Menurut saya, saya tidak pernah menjadi
tempat bagi seseorang untuk berdiskusi.
55
Tidak ada yang mau mengajak saya untuk
pergi ke pengajian.
56
Saya sudah terbiasa jika orang lain
membentak saya.
57
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Saya tidak suka jika harus mengantri untuk
mendapatkan sesuatu karena hal tersebut
hanya membuang-buang waktu.
58
Saya merasa jenuh dengan aktivitas saya
sehari-hari.
59
Saya tidak betah berkumpul dengan orangorang di sekitar saya saat ini.
60
Saya
akan
merasa
nyaman
kalau
ada
pasangan didekat saya.
61
Emosi saya mudah terpancing, meskipun
persoalan yang dihadapi adalah persoalan
kecil.
62
Saya tidak dapat bertahan lama dalam
mengerjakan sesuatu pekerjaan.
63
Saya merasa senang jika harus seharian
dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun.
No.
PERNYATAAN
64
Saya tidak dapat melupakan begitu saja
kejadian-kejadian buruk dimasa lalu.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
65
Saya tidak pernah dimintai pendapat untuk
masalah rumit yang memang tidak bisa saya
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
pecahkan.
66
Saya merasa tidak sanggup berhadapan
dengan orang yang pernah saya fitnah.
67
Menurut saya, akan sangat bahaya bila saya
bersama dengan orang-orang yang belum saya
kenal.
68
Saya merasa kecewa karena tidak dapat
terlalu banyak beraktivitas karena kondisi
fisik saya yang menurun.
69
Saya
mudah tertekan
jika tidak
dapat
menyelesaikan masalah saya.
70
Apapun yang telah saya kerjakan, hasilnya
tidak bernilai sedikitpun bila dibandingkan
dengan usaha yang telah saya keluarkan.
71
Saya
selalu
sendirian,
tidak
ada
yang
menemani saya.
72
Semua yang terjadi pada saya karena saya
sendiri adalah orang yang tidak berguna.
73
Kesedihan mendalam yang saya alami karena
anak-anak tidak punya cukup waktu untuk
menemani saya.
74
Akan lebih menyenangkan jika bercanda
bersama dengan orang lain daripada harus
berdiam diri menonton televisi.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
75
Saya ingin mencurahkan setiap isi hati pada
pasangan saya.
STS
TS
S
SS
SKALA II
No.
PERNYATAAN
1
Pada saat saya sakit, anak saya membawa saya
berobat
2
Saya disarankan oleh cucu untuk banyak tertawa
agar awet muda.
3
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Keluarga tidak pernah mendengarkan pendapat
saya mengenai setiap permasalahan, baik
masalah pendidikan maupun pekerjaan.
4
Setiap saya sedih, tidak ada teman yang
menemani.
5
Teman-teman mengajak saya jika ada
perkumpulan lansia.
6
Pada saat ada kemalangan di rumah saya,
tetangga bersedia untuk ikut membantu.
7
Keluarga membebaskan saya untuk makan apa
saja meski itu merupakan makanan yang
dilarang oleh dokter.
8
Pasangan saya tidak bersedia meminta maaf
terlebih dahulu meskipun dia yang bersalah.
9
Jika saya sakit, keluarga merawat saya dengan
senang hati.
10
Anak-anak selalu menyediakan waktu untuk
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
berkumpul dengan saya.
No.
PERNYATAAN
11
Tetangga tidak pernah mengajak saya untuk ikut
kegiatan pengajian dengan mereka.
12
Anak saya membantu menyediakan kebutuhan
hidup sehari-hari di rumah.
13
Anak -anak mengingatkan saya untuk minum
obat ketika saya sakit.
14
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Saudara-saudara tidak memberi kesempatan
pada saya untuk memperbaiki diri pada saat
saya melakukan kesalahan.
15
Anak-anak tidak pernah mengucapkan kata-kata
yang dapat menyinggung perasaan saya.
16
Saya tidak pernah dibantu dalam mengerjakan
pekerjaan rumah tangga oleh anak-anak dan
pasangan saya.
17
Keluarga hanya diam saja kalau ada yang salah
dengan pekerjaan rumah tangga yang sedang
saya kerjakan.
18
Nasehat-nasehat saya selalu dituruti oleh anak
dan cucu.
19
Tidak ada yang dapat menyenangkan hati saya
ketika saya merasa kesal.
20
Pasangan saya menghindar ketika saya
membicarakan hobi.
21
Keluarga tidak mempunyai cukup waktu untuk
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
merawat saya ketika sakit.
22
Tetangga
menyarankan
saya
untuk
tidak
berdiam diri dirumah.
23
Anak-anak selalu membutuhkan saya pada saat
mereka kesusahan atau sedang berada dalam
No.
PERNYATAAN
24
Anak-anak tidak pernah mendengarkan pada
saat saya memberi masukan pada mereka.
25
Anak-anak tidak mengetahui kalau saya sedang
sedih atau mengalami masalah.
26
Keluarga mengajak saya berekreasi pada saat
hari libur.
27
Pada saat saya terlihat letih, cucu saya bersedia
untuk memijat kaki dan tangan saya.
28
Keluarga tidak menyadari kalau saya sedang
kesulitan dalam hal keuangan.
29
Tidak ada dari anggota keluarga yang
menyarankan saya untuk berolah raga.
30
Keluarga memberi dukungan dan semangat pada
saat saya mengalami kegagalan.
31
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Pada saat saya mendapat berita duka dari
keluarga, ada teman yang bisa menguatkan saya
untuk tetap tabah.
32
Saya tidak memiliki teman yang bisa diajak
untuk menjalankan ibadah bersama.
33
Tetangga merasa keberatan meminjamkan uang
ketika saya membutuhkannya.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
34
Masyarakat disekitar lingkungan rumah bersedia
memberitahu bila ada kegiatan lansia.
35
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Bila sedang terlibat dalam suatu diskusi, saya
selalu mendapat kesempatan untuk
mengemukakan ide-ide saya.
36
Tidak ada yang menanyakan tentang keadaan
dan kesehatan saya.
37
Saya selalu mengisi waktu senggang dengan
mengikut i wirit atau arisan.
38
Pada saat mendekati hari lebaran, anak-anak
yang akan mengurus semua persiapan seperti
makanan dan minuman.
39
Keluarga
tidak
pernah
mempermasalahkan
ketika saya tidur terlalu malam.
40
Keluarga akan memaafkan setiap perkataan saya
yang mungkin menyinggung perasaan mereka.
41
Keluarga selalu bersedia untuk mendengarkan
setiap keluh kesah saya.
42
Masing-masing teman lebih memilih waktu
untuk beristirahat daripada berkumpul bersama.
43
Saya tidak pernah mendapat bantuan dari
tetangga untuk membereskan rumah setelah
selesai acara wirit ataupun pesta.
44
Pada saat sakit, keluarga memberikan saran
mengenai hal-hal yang harus saya lakukan agar
saya cepat sembuh.
45
Saya tidak pernah dilibatkan dalam setiap
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
pembicaraan penting yang menyangkut masalah
keluarga.
46
Pada saat salah satu dari saya atau teman sedang
menghadapi masalah, maka yang lain merasa
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
berkewajiban membantu.
47
Disaat sedang membutuhkan perhatian dan
dukungan, teman dekat saya memilih untuk
memutuskan hubungan dengan saya.
48
Keluarga sangat mendukung saya untuk lebih
banyak meluangkan waktu berkumpul bersama
dengan teman sebaya
No.
PERNYATAAN
49
Anak-anak saya tidak pernah membuat lelucon
untuk menyenangkan saya.
50
Tidak
ada
dari
anggota
keluarga
yang
menyarankan saya untuk banyak beristirahat
setelah lelah beraktivitas.
PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA JANGAN SAMPAI
ADA SATU NOMOR PUN YANG TERLEWATKAN
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
RAHASIA
No :
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Identitas Diri
Nama / Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
: L / P ( lingkari yang sesuai )
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009/2010
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana
di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
penelitian di bidang psikologi perkembangan. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah
data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam
mengisi kuesioner ini.
Dalam pengisian kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah.
Yang saya harap dan saya butuhkan adalah jawaban yang paling mendekati keadaan
anda yang sesungguhnya. Karena itu, saya harapkan anda bersedia memberikan
jawaban anda sendiri, sejujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua
jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian ini saja.
Bantuan anda dalam menjawab kuesioner ini merupakan bantuan yang amat
besar dan berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas kerja sama anda saya
mengucapkan banyak terima kasih.
November 2009
Hormat saya,
Sari Hayati
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini akan disajikan dua buah kuesioner yang terdiri dari 125 pernyataan
mengenai PANDANGAN ANDA terhadap DIRI ANDA. Anda diharapkan
menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda yang
sebenarnya, dengan cara memilih :
SS
: Bila anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
S
: Bila anda merasa Sesuai dengan pernyataan tersebut.
TS
: Bila anda merasa Tidak
STS
: Bila anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.
Sesuai dengan pernyataan tersebut.
Contoh Pengisian :
No
Pernyataan
STS
TS
S
SS
1
Saya kesulitan dalam berkonsentrasi
STS
TS
S
SS
Jika Anda ingin mengubah jawaban Anda, berilah tanda garis pada jawaban yang
ingin Anda ubah, kemudian silanglah jawaban yang Anda anggap sesuai.
Contoh :
No
Pernyataan
STS
TS
S
SS
1
Saya kesulitan dalam berkonsentrasi
STS
TS
S
SS
Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda-beda dan tidak ada jawaban yang
salah. Isilah pernyataan yang ada sesuai dengan diri Anda dan usahakan agar tidak
ada satu pernyataan pun yang terlewatkan. Kerahasiaan jawaban Anda akan terjamin
sepenuhnya. Selamat Mengerjakan.
SKALA I
No
1
2
3
4
5
PERNYATAAN
Saya merasa asing berada dilingkungan saya
sekarang.
Saya merasa sakit hati mendengar kritikan dari
teman-teman.
Saya mampu menyelesaikan tugas yang
dianggap sulit oleh orang lain.
Tidak sulit bagi saya untuk melupakan semua
kesedihan saya.
Pada saat saya merasa kesal, saya ingin
melampiaskannya dengan melemparkan dan
merusak barang-barang.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
6
7
8
9
10
11
12
Saya merasa tidak ingin hidup lagi saat
menghadapi persoalan berat.
Setiap hari, selalu saja ada orang yang mengajak
saya untuk berpergian dan beraktivitas bersama.
Saya menjadi murung karena terus menerus
memikirkan setiap permasalahan saya.
Saya merasa ada orang lain yang ingin
mencelakai saya.
Saya senang mendapat teguran, karena saya
akan merasa menjadi seseorang yang mendapat
pelajaran berharga.
Saya tidak suka jika harus mengantri untuk
mendapatkan sesuatu karena hal tersebut hanya
membuang-buang waktu.
Saya senang menjadi diri saya yang sekarang.
13
Saya tidak pernah dimintai pendapat untuk
masalah rumit yang memang tidak bisa saya
pecahkan.
14 Saya tidak tahu harus melakukan apa dalam
menyelesaikan masalah saya.
15 Saya akan serius dan mengerjakan suatu
pekerjaan sampai selesai.
16 Semua yang saya lakukan selama ini tidak ada
artinya dimata keluarga saya.
No
PERNYATAAN
17
18
19
20
21
22
23
Saya tidak tahu lagi apa yang dapat saya
lakukan agar disayangi oleh keluarga.
Bagi saya, masalah yang sudah lalu tidak perlu
diingat-ingat lagi.
Kesedihan mendalam yang saya alami karena
anak-anak tidak punya cukup waktu untuk
menemani saya.
Saya merasa jenuh dengan aktivitas saya seharihari.
Saya merasa kehilangan muka ketika salah
mengerjakan suatu pekerjaan.
Bagi saya, berteman dengan banyak orang
bukan suatu hal yang menyulitkan.
Penyakit yang telah lama saya derita membuat
saya selalu merasa sangat sedih.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
24
Hubungan yang saya miliki dengan teman tidak
seperti yang saya harapkan.
25 Saya tidak berminat mengikuti kegiatan yang
mengharuskan saya berkomunikasi dengan
orang banyak.
26 Saya ingin menangis karena keluarga tidak
punya waktu untuk mengurus saya.
27 Meskipun sedang berada dilingkungan baru,
saya tetap merasa tenang dan nyaman.
28 Saya ingin mencurahkan setiap isi hati pada
pasangan saya.
29 Saya bahagia dengan kehidupan yang saya
jalani saat ini.
30 Saya merasa tidak enak kalau sendirian
ditempat keramaian.
31 Menyedihkan rasanya menjadi orang seperti
saya.
32 Emosi saya mudah terpancing, meskipun
persoalan yang dihadapi adalah persoalan kecil.
33 Saya bersemangat untuk terus menjalani
kehidupan saya.
34 Tidak ada yang mau mengajak saya untuk pergi
ke pengajian.
No
PERNYATAAN
35
36
37
38
Lebih baik saya menyendiri disuatu tempat
daripada harus berbicara dengan orang lain.
Saya tidak akan lemah walaupun ditimpa
masalah berat.
Saya merasa kecewa karena tidak dapat terlalu
banyak beraktivitas karena kondisi fisik saya
yang menurun.
Tidak masalah bagi saya bepergian ke suatu
lingkungan yang baru.
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
SKALA II
No.
PERNYATAAN
STS
TS
S
SS
1
Anak-anak mengingatkan saya untuk minum
STS
TS
S
SS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
obat ketika saya sakit.
Anak saya membantu menyediakan kebutuhan
hidup sehari-hari di rumah.
Nasehat-nasehat saya selalu dituruti oleh anak
dan cucu.
Pasangan saya tidak bersedia meminta maaf
terlebih dahulu meskipun dia yang bersalah.
Anak-anak selalu menyediakan waktu untuk
berkumpul dengan saya.
Saudara-saudara tidak memberi kesempatan
pada saya untuk memperbaiki diri pada saat
saya melakukan kesalahan.
Saya disarankan oleh cucu untuk banyak
tertawa agar awet muda.
Keluarga tidak pernah mendengarkan pendapat
saya mengenai setiap permasalahan, baik
masalah pendidikan maupun pekerjaan.
Anak-anak tidak pernah mengucapkan katakata yang dapat menyinggung perasaan saya.
Keluarga sangat mendukung saya untuk lebih
banyak meluangkan waktu berkumpul bersama
dengan teman sebaya.
Pada saat saya sakit, anak saya membawa saya
berobat.
Keluarga membebaskan saya untuk makan apa
saja meski itu merupakan makanan yang
dilarang oleh dokter.
Keluarga memberi dukungan dan semangat
pada saat saya mengalami kegagalan.
Keluarga selalu bersedia untuk mendengarkan
setiap keluh kesah saya.
Keluarga mengajak saya berekreasi pada saat
hari libur.
Keluarga hanya diam saja kalau ada yang salah
dengan pekerjaan rumah tangga yang sedang
saya kerjakan.
Anak-anak selalu membutuhkan saya pada saat
mereka kesusahan atau sedang berada dalam
masalah.
Setiap saya sedih, tidak ada teman yang
menemani.
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
19
20
21
22
23
24
25
26
No
27
28
29
Pasangan saya menghindar ketika saya
membicarakan hobi.
Pada saat saya terlihat letih, cucu saya bersedia
untuk memijat kaki dan tangan saya.
Tetangga menyarankan saya untuk tidak
berdiam diri dirumah.
Bila sedang terlibat dalam suatu diskusi, saya
selalu mendapat kesempatan untuk
mengemukakan ide-ide saya.
Tidak ada yang menanyakan tentang keadaan
dan kesehatan saya.
Anak-anak saya tidak pernah membuat lelucon
untuk menyenangkan saya.
Pada saat sakit, keluarga memberikan saran
mengenai hal-hal yang harus saya lakukan
agar saya cepat sembuh.
Keluarga akan memaafkan setiap perkataan
saya yang mungkin menyinggung perasaan
mereka.
PERNYATAAN
Keluarga tidak mempunyai cukup waktu untuk
merawat saya ketika sakit.
Saya tidak pernah dilibatkan dalam setiap
pembicaraan penting yang menyangkut
masalah keluarga.
Jika saya sakit, keluarga merawat saya dengan
senang hati.
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA JANGAN SAMPAI ADA SATU
NOMOR PUN YANG TERLEWATKAN
1. RELIABILITAS SKALA KESEPIAN
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
60
%
100.0
0
.0
Excluded(
a)
Total
60
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.868
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.868
N of Items
75
Item Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00016
Mean
1.4167
2.0833
2.6333
Std. Deviation
.76561
.74314
.86292
N
1.6667
2.4167
.62887
.78744
60
60
2.2500
.98506
60
1.9500
1.8667
1.9000
.53441
.59565
.62977
60
60
60
2.6500
2.6667
.89868
.87656
60
60
2.0167
2.3167
.62414
.89237
60
60
2.9667
2.7167
.88234
.71525
60
60
2.8833
.82527
60
60
60
60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00017
VAR00018
VAR00019
2.3000
2.4333
.80885
.88999
60
60
1.8500
.60576
60
VAR00020
1.9333
2.0667
2.0833
.63424
.73338
.74314
60
60
60
2.4333
2.2833
3.2833
.83090
.76117
.49030
60
60
60
2.0833
.67124
60
2.9000
2.4000
2.2667
2.2000
1.9833
2.7833
.87721
.74105
1.00620
.57637
.62414
.86537
60
60
60
60
60
60
1.9333
1.8167
2.3167
1.8000
2.5167
2.1833
2.3500
2.7167
.66042
.65073
.70089
.75465
.77002
.67627
.70890
.76117
60
60
60
60
60
60
60
60
2.2833
2.1167
.84556
.64022
60
60
1.9833
2.7000
.56723
.88872
60
60
2.4000
1.4667
1.9667
2.4500
2.2833
.92425
.76947
.63691
.79030
.82527
60
60
60
60
60
2.7333
2.2167
.86095
.78312
60
60
2.2833
2.6333
2.1333
.69115
.86292
.62346
60
60
60
1.9333
2.0833
2.4000
2.2000
.68561
.74314
.80675
.81926
60
60
60
60
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00039
VAR00040
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00050
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00054
VAR00055
VAR00056
VAR00057
VAR00058
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00059
VAR00060
VAR00061
2.0167
1.9000
.59636
.60226
60
60
2.3000
.76579
60
VAR00062
2.3833
2.1167
2.8333
.71525
.80447
.82681
60
60
60
2.4667
2.6333
2.7667
.72408
.68807
.81025
60
60
60
3.0000
.66384
60
2.5333
2.5333
1.9833
1.7833
2.2500
2.3667
.76947
.70028
.62414
.49030
.54072
.99092
60
60
60
60
60
60
2.0333
.71228
60
VAR00063
VAR00064
VAR00065
VAR00066
VAR00067
VAR00068
VAR00069
VAR00070
VAR00071
VAR00072
VAR00073
VAR00074
VAR00075
Summary Item Statistics
Item Means
Item Variances
Mean
2.286
Minimum
1.417
Maximum
3.283
Range
1.867
Maximum /
Minimum
2.318
Variance
.132
N of Items
75
.563
.240
1.012
.772
4.212
.031
75
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
Scale Mean if
Item Deleted
170.0667
169.4000
Scale
Variance if
Item Deleted
283.012
284.956
Corrected
Item-Total
Correlation
.394
.328
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.865
.866
168.8500
169.8167
283.418
293.406
.330
-.003
.865
.869
169.0667
169.2333
169.5333
169.6167
169.5833
287.114
273.267
290.626
291.664
282.247
.225
.599
.156
.085
.525
.867
.861
.868
.868
.864
168.8333
285.463
.246
.867
168.8167
298.051
-.168
.873
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00012
VAR00013
VAR00014
169.4667
169.1667
285.880
283.362
.354
.319
.865
.866
168.5167
285.915
.236
.867
VAR00015
168.7667
168.6000
169.1833
285.640
294.549
279.813
.314
-.052
.491
.866
.871
.863
169.0500
169.6333
169.5500
280.489
285.016
290.896
.418
.409
.113
.864
.865
.868
169.4167
290.552
.106
.868
169.4000
169.0500
169.2000
168.2000
169.4000
168.5833
283.024
281.642
289.146
294.705
283.634
299.976
.407
.409
.155
-.071
.427
-.230
.865
.864
.868
.869
.864
.874
169.0833
169.2167
169.2833
169.5000
168.7000
169.5500
169.6667
169.1667
287.366
273.495
289.698
284.254
287.807
289.709
291.006
284.514
.232
.578
.189
.432
.177
.160
.104
.370
.867
.861
.867
.865
.868
.868
.868
.865
169.6833
168.9667
283.034
295.423
.399
-.086
.865
.871
169.3000
169.1333
287.231
281.779
.264
.482
.866
.864
168.7667
169.2000
169.3667
169.5000
168.7833
291.911
280.197
283.490
286.492
281.732
.048
.453
.457
.361
.376
.869
.864
.864
.866
.865
169.0833
170.0167
279.976
283.949
.418
.355
.864
.865
169.5167
169.0333
169.2000
285.339
283.524
276.976
.372
.361
.586
.865
.865
.862
168.7500
169.2667
169.2000
168.8500
294.970
279.046
284.908
283.045
-.066
.538
.358
.343
.871
.863
.865
.865
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00039
VAR00040
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00050
VAR00051
VAR00052
VAR00053
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00054
VAR00055
VAR00056
169.3500
169.5500
292.808
281.133
.026
.528
.869
.863
169.4000
295.024
-.072
.871
VAR00057
169.0833
169.2833
169.4667
282.315
279.901
290.456
.398
.481
.144
.865
.863
.868
169.5833
169.1833
169.1000
290.518
285.339
286.939
.140
.302
.260
.868
.866
.866
169.3667
286.101
.257
.866
168.6500
169.0167
168.8500
168.7167
168.4833
168.9500
289.655
286.152
289.858
288.105
286.423
288.489
.121
.289
.146
.181
.306
.178
.868
.866
.868
.868
.866
.867
168.9500
169.5000
169.7000
169.2333
169.1167
169.4500
289.811
291.000
290.349
283.572
290.206
283.133
.144
.111
.189
.543
.076
.422
.868
.868
.867
.864
.870
.864
VAR00058
VAR00059
VAR00060
VAR00061
VAR00062
VAR00063
VAR00064
VAR00065
VAR00066
VAR00067
VAR00068
VAR00069
VAR00070
VAR00071
VAR00072
VAR00073
VAR00074
VAR00075
Scale Statistics
Mean
171.4833
Variance
293.745
Std. Deviation
17.13900
N of Items
75
Reliability
Warnings
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based
on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing
values.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
N
Cases
Valid
Excluded(
a)
Total
60
%
100.0
0
.0
60
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.906
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.907
N of Items
39
Item Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00006
VAR00009
VAR00012
VAR00013
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00022
VAR00023
VAR00026
VAR00029
VAR00031
VAR00035
VAR00036
VAR00039
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
Mean
1.4167
Std. Deviation
.76561
N
2.0833
2.6333
.74314
.86292
60
60
2.2500
1.9000
2.0167
2.3167
2.7167
2.3000
2.4333
1.8500
.98506
.62977
.62414
.89237
.71525
.80885
.88999
.60576
60
60
60
60
60
60
60
60
2.0833
.74314
60
2.4333
2.0833
2.2667
.83090
.67124
1.00620
60
60
60
1.9833
.62414
60
2.3167
1.8000
2.3500
.70089
.75465
.70890
60
60
60
2.2833
2.1167
1.9833
2.7000
.84556
.64022
.56723
.88872
60
60
60
60
2.4000
.92425
60
60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00046
VAR00047
VAR00048
1.4667
1.9667
.76947
.63691
60
60
2.4500
.79030
60
VAR00049
2.2833
2.2167
2.2833
.82527
.78312
.69115
60
60
60
2.6333
1.9333
2.4000
.86292
.68561
.80675
60
60
60
2.2000
.81926
60
2.3000
2.4667
3.0000
2.2500
2.0333
.76579
.72408
.66384
.54072
.71228
60
60
60
60
60
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00055
VAR00057
VAR00058
VAR00061
VAR00065
VAR00068
VAR00073
VAR00075
Summary Item Statistics
Item Means
Item Variances
Mean
2.221
Minimum
1.417
Maximum
3.000
Range
1.583
Maximum /
Minimum
2.118
Variance
.100
N of Items
39
.584
.292
1.012
.720
3.463
.029
39
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00006
VAR00009
VAR00012
VAR00013
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00019
Scale Mean if
Item Deleted
85.1833
Scale
Variance if
Item Deleted
185.135
Corrected
Item-Total
Correlation
.432
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.904
84.5167
83.9667
187.745
187.219
.315
.286
.905
.906
84.3500
84.7000
84.5833
176.943
185.434
188.484
.641
.518
.341
.900
.903
.905
84.2833
186.715
.296
.906
83.8833
84.3000
84.1667
187.630
183.400
182.243
.336
.487
.486
.905
.903
.903
84.7500
188.021
.381
.905
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00022
VAR00023
VAR00026
84.5167
84.1667
185.101
184.548
.448
.420
.904
.904
84.5167
185.474
.481
.903
VAR00029
84.3333
84.6167
84.2833
177.311
187.868
188.376
.612
.378
.304
.901
.905
.905
84.8000
84.2500
84.3167
187.112
183.513
184.051
.341
.557
.434
.905
.902
.904
84.4833
185.406
.511
.903
84.6167
83.9000
84.2000
85.1333
84.6333
84.1500
188.749
184.261
181.790
185.812
188.033
185.486
.362
.401
.484
.396
.360
.400
.905
.904
.903
.904
.905
.904
84.3167
84.3833
84.3167
83.9667
84.6667
84.2000
84.4000
84.3000
183.068
182.647
186.695
184.643
184.463
186.027
182.820
187.468
.491
.541
.400
.398
.525
.365
.507
.318
.903
.902
.904
.904
.903
.905
.903
.905
84.1333
83.6000
187.948
188.481
.315
.318
.905
.905
84.3500
84.5667
186.096
185.165
.565
.467
.903
.903
VAR00031
VAR00035
VAR00036
VAR00039
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00055
VAR00057
VAR00058
VAR00061
VAR00065
VAR00068
VAR00073
VAR00075
Scale Statistics
Mean
86.6000
Variance
194.719
Std. Deviation
13.95416
N of Items
39
Reliability
Warnings
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based
on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing
values.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
60
100.0
0
.0
Excluded(
a)
Total
60
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.906
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.907
N of Items
38
Item Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00006
VAR00009
VAR00012
VAR00013
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00022
VAR00023
VAR00026
Mean
1.4167
2.0833
2.2500
1.9000
Std. Deviation
.76561
.74314
.98506
.62977
N
2.0167
2.3167
.62414
.89237
60
60
2.7167
2.3000
.71525
.80885
60
60
2.4333
1.8500
2.0833
.88999
.60576
.74314
60
60
60
2.4333
.83090
60
2.0833
.67124
60
60
60
60
60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00029
VAR00031
VAR00035
2.2667
1.9833
1.00620
.62414
60
60
2.3167
.70089
60
VAR00036
1.8000
2.3500
2.2833
.75465
.70890
.84556
60
60
60
2.1167
1.9833
2.7000
.64022
.56723
.88872
60
60
60
2.4000
.92425
60
1.4667
1.9667
2.4500
2.2833
2.2167
2.2833
.76947
.63691
.79030
.82527
.78312
.69115
60
60
60
60
60
60
2.6333
1.9333
2.4000
2.2000
2.3000
2.4667
3.0000
2.2500
.86292
.68561
.80675
.81926
.76579
.72408
.66384
.54072
60
60
60
60
60
60
60
60
2.0333
.71228
60
VAR00039
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00055
VAR00057
VAR00058
VAR00061
VAR00065
VAR00068
VAR00073
VAR00075
Summary Item Statistics
Item Means
Item Variances
Mean
2.210
Minimum
1.417
Maximum
3.000
Range
1.583
Maximum /
Minimum
2.118
Variance
.098
N of Items
38
.580
.292
1.012
.720
3.463
.029
38
Item-Total Statistics
VAR00001
VAR00002
VAR00006
Scale Mean if
Item Deleted
82.5500
Scale
Variance if
Item Deleted
177.743
Corrected
Item-Total
Correlation
.435
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.904
81.8833
81.7167
180.240
169.800
.322
.641
.905
.900
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00009
VAR00012
VAR00013
82.0667
81.9500
178.165
181.167
.515
.337
.903
.905
81.6500
179.181
.303
.906
VAR00015
81.2500
81.6667
81.5333
180.733
176.328
174.931
.311
.477
.488
.905
.903
.903
82.1167
81.8833
81.5333
180.579
177.698
177.473
.385
.453
.409
.904
.903
.904
81.8833
178.071
.486
.903
81.7000
81.9833
81.6500
82.1667
81.6167
81.6833
170.247
180.695
181.011
179.836
176.173
177.034
.608
.366
.303
.337
.560
.421
.901
.905
.905
.905
.902
.904
81.8500
81.9833
81.2667
81.5667
82.5000
82.0000
81.5167
81.6833
178.096
181.406
176.673
174.555
178.390
180.542
177.983
175.915
.510
.359
.413
.484
.401
.366
.408
.485
.903
.905
.904
.903
.904
.905
.904
.903
81.7500
81.6833
175.106
179.373
.555
.398
.902
.904
81.3333
82.0333
177.040
177.219
.411
.522
.904
.903
81.5667
81.7667
81.6667
81.5000
80.9667
178.758
175.606
180.362
180.356
180.846
.362
.504
.305
.326
.332
.905
.903
.905
.905
.905
81.7167
81.9333
178.884
177.724
.556
.473
.903
.903
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00022
VAR00023
VAR00026
VAR00029
VAR00031
VAR00035
VAR00036
VAR00039
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00051
VAR00052
VAR00053
VAR00055
VAR00057
VAR00058
VAR00061
VAR00065
VAR00068
VAR00073
VAR00075
Scale Statistics
Mean
83.9667
Variance
187.219
Std. Deviation
13.68281
N of Items
38
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
2. RELIABILITAS DUKUNGAN SOSIAL
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded(
a)
Total
60
%
100.0
0
.0
60
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.874
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.879
N of Items
29
Item Statistics
VAR00001
VAR00002
Mean
2.9833
3.1667
Std. Deviation
.72467
.69298
N
60
60
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
VAR00003
VAR00004
VAR00007
2.8500
2.4500
.81978
.98161
60
60
2.9000
.72952
60
VAR00008
2.4833
3.1000
2.9833
.74769
.57342
.81286
60
60
60
2.6833
3.2000
2.9000
.94764
.54617
.68147
60
60
60
2.4000
.86749
60
2.7500
3.0000
2.7667
2.7167
3.0333
3.3167
.67961
.66384
.59280
.73857
.51967
.65073
60
60
60
60
60
60
2.8500
2.8500
3.0833
2.9333
2.9500
3.0333
2.8500
3.3333
.63313
.60576
.61868
.54824
.67460
.63691
.79883
.50979
60
60
60
60
60
60
60
60
2.6500
2.9333
.79883
.57833
60
60
2.8500
.60576
60
VAR00009
VAR00010
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00026
VAR00027
VAR00030
VAR00035
VAR00036
VAR00040
VAR00041
VAR00044
VAR00045
VAR00048
VAR00049
Summary Item Statistics
Item Means
Item Variances
Mean
2.897
.489
Minimum
2.400
.260
Maximum
3.333
.964
Range
.933
.704
Maximum /
Minimum
1.389
3.708
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Variance
.053
.032
N of Items
29
29
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015
VAR00017
VAR00018
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00026
VAR00027
VAR00030
VAR00035
VAR00036
VAR00040
VAR00041
VAR00044
VAR00045
VAR00048
VAR00049
81.0167
84.390
.433
.869
80.8333
81.1500
85.463
82.231
.370
.523
.871
.867
81.5500
81.1000
83.065
85.786
.372
.323
.872
.872
81.5167
84.220
.430
.869
80.9000
81.0167
84.363
84.118
.568
.396
.867
.870
81.3167
80.8000
81.1000
81.6000
81.2500
82.661
85.722
85.244
84.312
83.208
.413
.461
.395
.352
.565
.870
.869
.870
.872
.866
81.0000
81.2333
84.237
86.656
.492
.333
.868
.872
81.2833
80.9667
80.6833
81.1500
84.613
86.643
86.254
84.672
.406
.389
.331
.481
.870
.871
.872
.868
81.1500
80.9167
81.0667
81.0500
86.469
84.620
86.538
86.421
.341
.499
.376
.303
.871
.868
.871
.872
80.9667
81.1500
80.6667
84.812
82.706
87.040
.465
.505
.355
.869
.867
.871
81.3500
81.0667
81.1500
85.418
86.707
83.892
.313
.338
.578
.873
.871
.866
Scale Statistics
Mean
84.0000
Variance
90.678
Std. Deviation
9.52250
N of Items
29
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1. Uji Normalitas Sebaran Variabel Kesepian dan Dukungan Sosial
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
Kesepian
Duksos
Mean
60
60
Std. Deviation
81.90
86.98
Minimum
6.139
5.959
Maximum
72
74
99
98
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters(a,b)
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Kesepian
60
81.90
Duksos
60
86.98
6.139
.094
.094
5.959
.094
.075
-.057
.724
-.094
.725
.671
.669
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
2. Uji Linearitas Hubungan Variabel Kesepian dan Dukungan Sosial
Means
Case Processing Summary
Cases
Included
N
Kesepian * Duksos
60
Excluded
Percent
100.0%
N
0
Total
Percent
.0%
N
60
Percent
100.0%
ANOVA Table
Sum of Squares
Kesepian *
Duksos
Betwen
Groups
df
Mean Square
(Combined)
771.817
23
33.557
305.568
1
305.568
466.249
22
21.193
1451.583
36
40.322
Linearity
Deviation from
Linearity
Within Groups
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
S
i
g
F
.
.
6
.832
7
4
.
0
7.578
0
9
.
9
.526
4
3
Total
2223.400
59
Measures of Association
R
-.371
Kesepian * Duksos
R Squared
.137
Eta
.589
Eta Squared
.347
Interactive Graph
10 0




90
Kesepian






80











Linear Regression















  






 = 115.12 + -0.38 *
 Duksos

Kesepian




R-Square = 0.14




75
80

85

90


95
Duksos
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
3. Uji Hipotesa : Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kesepian
Regression
Descriptive Statistics
Kesepian
Duksos
Mean
81.90
Std. Deviation
6.139
86.98
5.959
N
60
60
Correlations
Pearson Correlation
Kesepian
Duksos
Sig. (1-tailed)
Kesepian
N
Duksos
Kesepian
Duksos
Kesepian
1.000
Duksos
-.371
-.371
1.000
.
.002
60
.002
.
60
60
60
Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables
Entered
Variables
Removed
Method
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1
Duksos(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Kesepian
. Enter
Model Summary(b)
Mode
l
1
Adjusted
R
R Square R Square
.371(a)
.137
.123
a Predictors: (Constant), Duksos
b Dependent Variable: Kesepian
Std. Error of
the
Estimate
5.750
Change Statistics
R Square
Change
.137
F
Change
9.241
df1
df2
1
58
Sig. F
Change
.004
ANOVA(b)
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of Squares
305.568
1917.832
2223.400
df
1
58
59
Mean Square
305.568
33.066
F
9.241
Sig.
.004(a)
a Predictors: (Constant), Duksos
b Dependent Variable: Kesepian
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
B
(Constant)
115.120
Duksos
-.382
a Dependent Variable: Kesepian
1
Std. Error
10.953
.126
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Beta
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
-.371
10.510
-3.040
.000
.004
4. Gambaran Kesepian pada Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin
T-Test
Independent Samples Test
Group Statistics
Levene's Test for
Equality of Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
t
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Kesep
ian
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
1.124
.293
Upper
.667
58
.508
1.083
1.625
-2.170
4.337
.642
42.977
.524
1.083
1.688
-2.321
4.487
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Kesepian
JK
Laki-laki
N
Perempuan
Mean
82.33
5.677
.946
24
81.25
6.848
1.398
Variables Entered/Removed(b)
Variables
Entered
Variables
Removed
Sosial,
Informasion
al, Emosi,
Penghargaa
n,
Instrumental
(a)
Method
. Enter
2
.
Emosi
Std. Error
Mean
36
5. Hasil Anareg Metode Backward
Model
1
Std. Deviation
Backward
(criterion:
Probability
of F-toremove >=
.100).
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
3
.
Penghargaa
n
Backward
(criterion:
Probability
of F-toremove >=
.100).
Instrumental
Backward
(criterion:
Probability
of F-toremove >=
.100).
Informasion
al
Backward
(criterion:
Probability
of F-toremove >=
.100).
4
.
5
.
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Kesepian
Model Summary
Model
1
2
3
4
R
.397(a)
.396(b)
.395(c)
R Square
.157
.157
.156
Adjusted R
Square
.079
.096
.111
Std. Error of
the Estimate
5.849
5.797
5.749
.384(d)
.148
.118
5.726
.350(e)
.122
.107
5.760
Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Emosi, Penghargaan, Instrumental
Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Penghargaan, Instrumental
Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Instrumental
Predictors: (Constant), Sosial, Informasional
Predictors: (Constant), Sosial
5
a
b
c
d
e
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
ANOVA(f)
Model
1
2
Sum of
Squares
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
F
Sig.
344.832
1847.352
2192.183
344.190
df
5
54
59
4
Mean Square
68.966
34.210
2.016
.091(a)
86.048
2.561
.049(b)
1847.993
55
33.600
3.443
.023(c)
4.934
.011(d)
8.081
.006(e)
Total
2192.183
59
3
Regression
341.409
3
113.803
Residual
1850.774
56
33.050
Total
2192.183
59
4
Regression
323.515
2
161.758
Residual
1868.668
57
32.784
Total
2192.183
59
5
Regression
268.089
1
268.089
Residual
1924.094
58
33.174
Total
2192.183
59
a Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Emosi, Penghargaan, Instrumental
b Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Penghargaan, Instrumental
c Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Instrumental
d Predictors: (Constant), Sosial, Informasional
e Predictors: (Constant), Sosial
f Dependent Variable: Kesepian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Excluded Variables e
Model
2
3
4
5
Emosi
Emosi
Penghargaan
Emosi
Penghargaan
Ins trumental
Emosi
Penghargaan
Ins trumental
Informasional
Beta In
-.018 a
-.015 b
-.038 b
-.025 c
-.040 c
-.099 c
-.039 d
-.058 d
-.131 d
-.165 d
t
-.137
-.116
-.288
-.195
-.303
-.736
-.296
-.439
-.987
-1.300
Sig.
.892
.908
.775
.846
.763
.465
.768
.662
.328
.199
Partial
Correlation
-.019
-.016
-.039
-.026
-.040
-.098
-.039
-.058
-.130
-.170
Collinearity
Statistics
Tolerance
.880
.885
.856
.896
.857
.827
.902
.867
.865
.929
a. Predictors in the Model: (Constant), Sosial, Informas ional, Penghargaan, Instrumental
b. Predictors in the Model: (Constant), Sosial, Informas ional, Instrumental
c. Predictors in the Model: (Constant), Sosial, Informas ional
d. Predictors in the Model: (Constant), Sosial
e. Dependent Variable: Kes epian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
Coefficients a
Model
1
2
3
4
5
(Constant)
Ins trumental
Informasional
Penghargaan
Emosi
Sosial
(Constant)
Ins trumental
Informasional
Penghargaan
Sosial
(Constant)
Ins trumental
Informasional
Sosial
(Constant)
Informasional
Sosial
(Constant)
Sosial
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
112.177
11.756
-.337
.483
-.432
.412
-.104
.353
-.063
.459
-.980
.567
111.592
10.854
-.344
.476
-.436
.408
-.100
.349
-.999
.544
109.812
8.846
-.347
.472
-.448
.402
-1.048
.513
108.442
8.613
-.510
.392
-1.167
.484
101.509
6.804
-1.335
.470
Standardized
Coefficients
Beta
-.096
-.140
-.040
-.018
-.257
-.099
-.141
-.038
-.262
-.099
-.145
-.275
-.165
-.306
-.350
a. Dependent Variable: Kes epian
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
t
9.542
-.698
-1.048
-.295
-.137
-1.728
10.281
-.724
-1.069
-.288
-1.838
12.414
-.736
-1.113
-2.045
12.591
-1.300
-2.409
14.920
-2.843
Sig.
.000
.488
.299
.769
.892
.090
.000
.472
.290
.775
.071
.000
.465
.270
.046
.000
.199
.019
.000
.006
1. DATA MENTAH HASIL PENELITIAN SKALA DUKUNGAN SOSIAL
No
Subjek/Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
3
2
4
3
3
2
4
1
2
3
2
4
4
3
1
2
3
1
4
3
4
2
3
4
4
3
4
3
3
2
3
3
4
3
3
1
4
4
4
2
3
3
3
3
2
4
3
3
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
2
2
4
4
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
1
3
3
2
2
3
3
1
3
3
3
3
1
3
3
2
1
3
3
3
1
3
2
4
4
2
3
3
5
3
4
3
4
4
4
3
2
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
3
2
3
4
3
2
3
3
6
4
4
4
3
3
2
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
7
3
3
3
3
3
3
2
4
3
2
4
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
8
3
2
3
4
3
2
2
2
1
2
3
3
4
3
3
3
3
1
3
4
4
3
1
3
3
3
3
2
4
3
3
2
3
3
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3
1 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3
3 4 4 3 4 3 3 1 3 2 2 3 4 2 2
3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4
3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3
2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3
3 1 4 4 2 1 3 1 4 1 3 2 3 3 2
2 4 3 2 3 3 1 3 4 3 4 2 3 3 4
4 3 3 4 2 1 2 1 2 1 2 3 3 2 3
3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3
3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3
1 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2
3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3
2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4
1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3
3 2 3 2 1 4 2 3 4 3 4 3 2 1 2
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 1 4 3 2 3 3 3 4 2 3 1 2
4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 2 4 2 1 4 3 2 3 3 2 3 1 2 2
4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 1
3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4
2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3
1 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3
3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3
2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4
2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3
1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
4
4
3
2
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
1
2
2
1
4
2
1
2
1
3
3
3
4
2
4
4
3
3
3
2
3
3
1
1
4
4
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
4
2
1
3
4
3
2
3
3
3
4
2
4
3
3
4
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
2
3
3
4
2
3
3
2
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
4
3
2
3
3
3
1
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
1
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
4
4
3
3
2
3
2
2
4
4
3
3
4
2
2
4
3
4
2
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
1
4
3
3
1
3
2
2
2
1
2
3
3
2
3
3
3
4
4
3
1
4
2
2
3
3
3
3
1
4
2
3
2
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
4
4
3
2
4
2
2
2
3
3
3
4
4
3
3
1
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
2
3
4
3
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
2
1
4
2
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
4
4
2
4
3
4
2
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
1
3
3
2
2
2
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
1
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
2
2
2
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
2
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
1
2
2
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
4
3
3
3
4
3
2
2
3
3
4
2
3
2
3
2
3
3
3
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
4
2
3
3
4
2
3
3
4
3
3
3
2
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
2
2
3
4
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
1
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
1. DATA MENTAH HASIL PENELITIAN SKALA KESEPIAN
No
subjek/Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
1
2
3
1
1
2
1
2
2
2
2
2
2
1
1
3
1
2
2
3
2
1
1
2
2
2
3
2
1
2
3
2
2
1
2
4
3
2
2
4
2
2
2
2
3
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
3
1
4
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
1
3
3
4
2
2
2
1
3
2
2
2
3
1
3
4
3
3
2
3
3
2
2
4
2
4
1
4
2
2
4
1
3
2
2
2
3
2
2
3
1
2
4
3
4
3
2
3
3
2
1
2
2
2
5
3
1
1
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
6
1
1
2
1
2
2
1
2
2
3
1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
2
2
1
7
3
2
2
1
3
1
2
4
2
3
1
3
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
8
3
1
2
4
2
4
2
4
2
2
1
2
2
3
2
2
2
2
3
2
4
2
1
1
2
2
4
4
3
1
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2
1 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2
4 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 3
1 1 2 2 4 1 2 3 2 3 2 2 3
1 1 2 2 4 2 1 2 2 2 1 3 2
1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 3 3 2 2 1 4 3 2 3
3 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 4
2 1 1 1 4 1 1 4 1 1 2 2 1
2 1 3 2 3 2 1 3 2 4 3 2 3
4 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 1 3
2 2 2 2 3 3 1 1 3 2 4 2 3
2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4
2 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2
1 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 1 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2
1 2 4 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3
2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2
2 2 1 2 1 2 4 3 3 2 2 3 2
3 2 3 2 2 3 4 2 1 3 3 3 4
2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3
4 3 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3
2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3
2 2 4 2 2 1 2 4 2 2 3 1 2
1 2 4 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1
2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2
2 1 3 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2
3 2 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 3
3 2 3 2 3 1 2 2 3 1 2 4 2
2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2
2 2 3 2 2 1 1 2 4 2 2 2 3
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
2
2
1
1
1
4
2
2
1
2
3
2
3
2
2
1
1
2
1
4
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
1
2
2
3
3
2
2
1
4
2
2
1
3
2
2
2
1
2
3
4
4
2
2
1
2
3
3
1
4
3
3
3
2
3
3
2
2
2
1
2
2
2
2
2
4
3
2
2
2
3
1
2
1
1
2
3
4
1
3
2
3
2
1
2
3
2
2
2
3
1
2
2
3
3
2
2
3
3
1
1
1
2
3
1
2
2
4
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1
3
1
1
1
2
1
3
1
2
2
3
1
2
1
1
2
2
4
1
2
2
2
4
1
1
1
2
1
2
2
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
2
1
3
2
3
3
2
3
3
3
2
2
2
1
4
3
3
1
2
3
1
3
2
4
2
2
1
4
1
1
3
2
2
2
3
1
2
2
2
2
1
2
4
3
2
2
1
2
3
1
2
2
2
2
2
1
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
3
3
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
3
3
2
4
3
2
4
4
3
2
2
2
2
2
4
2
2
3
3
3
2
2
2
1
2
2
2
3
1
3
4
2
2
3
2
2
3
1
2
1
2
1
3
2
1
1
3
1
1
2
1
3
2
2
2
2
3
2
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
2
2
2
3
2
1
2
4
3
3
3
4
2
3
3
1
3
2
4
3
3
3
3
2
2
3
2
4
3
3
3
1
2
2
3
2
3
4
2
2
1
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
1
2
3
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
1
3
2
2
1
2
2
2
3
1
2
3
2
1
2
1
2
1
1
4
2
1
2
2
2
1
1
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
3
2
1
2
2
1
2
1
2
2
3
2
1
2
3
2
3
2
2
4
2
4
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
1
1
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
4
4
4
2
3
2
2
3
2
3
1
1
3
3
3
2
3
1
3
2
1
3
4
2
2
2
2
3
3
1
2
2
2
2
4
2
2
2
2
3
2
4
4
1
2
4
2
2
2
3
1
2
2
3
2
2
2
3
2
1
3
2
1
2
2
1
2
2
2
4
2
2
4
1
1
2
2
1
2
4
2
4
3
3
2
2
3
2
2
1
3
2
1
No
Subjek/Aitem
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
29
2
2
2
2
2
1
2
3
4
3
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
2
1
2
2
1
30
2
3
3
3
3
2
1
4
4
2
4
3
1
3
2
4
2
1
2
2
4
3
2
2
2
31
1
2
4
1
1
2
2
1
1
3
2
2
2
1
1
2
3
4
3
3
2
2
3
2
2
32
2
1
3
2
2
1
2
2
4
3
2
2
3
2
2
2
2
2
1
2
1
3
3
2
2
33
1
2
2
2
1
1
2
1
2
2
2
1
3
2
2
2
1
2
1
3
2
2
2
1
1
34
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
3
2
2
2
2
2
1
1
3
35
3
2
2
2
2
2
2
4
2
1
2
2
1
3
3
2
4
1
2
2
3
3
2
2
2
36
1
4
3
2
2
2
2
1
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
37
4
2
3
2
2
3
3
4
4
2
3
3
3
3
2
4
2
1
3
3
2
3
2
2
3
38
2
1
2
1
2
1
3
2
3
3
2
2
2
2
1
2
2
2
4
1
2
3
2
2
2
Jumlah
82
80
87
74
73
80
84
78
92
88
81
87
80
84
76
86
90
75
93
81
88
85
82
74
81
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
1
2
1
2
2
1
2
2
2
3
2
4
2
3
1
2
2
2
2
1
3
1
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
1
2
2
2
2
3
4
1
2
3
2
4
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
1
2
1
3
3
2
1
1
2
3
2
2
2
1
3
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
3
2
2
1
3
2
2
4
4
3
2
3
1
2
3
1
2
3
3
2
3
2
2
2
1
2
2
3
2
2
2
3
2
2
4
1
4
1
2
2
2
2
3
3
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
3
1
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
3
1
2
1
2
3
4
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
3
2
1
2
2
2
3
2
1
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
4
2
3
Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010.
2
4
2
2
3
2
3
3
2
1
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
1
2
3
3
2
2
3
3
1
2
1
3
4
2
3
1
3
2
2
2
2
2
2
2
1
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
75
81
92
80
78
86
82
82
78
80
76
99
89
90
88
73
89
89
86
75
74
83
77
87
82
86
76
83
79
75
75
74
94
84
85
Download