PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEPIAN PADA LANSIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: SARI HAYATI 051301068 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GANJIL, 2009/2010 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kesepian Pada Lansia adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademis yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Medan, Desember 2009 Sari Hayati Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia Sari Hayati dan Liza Marini ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan seperti kenyamanan dan perhatian, yang diberikan oleh orangorang disekitar individu yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai. Kesepian adalah suatu perasaan tidak menyenangkan disebabkan adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang diharapkan dengan kenyataan kehidupan interpersonalnya akibat terhambat atau berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang. Jumlah sampel penelitian ini adalah 60 orang lansia, yang terdiri dari 36 orang (60%) lansia pria dan 24 orang (40%) lansia wanita. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Simple Random Sampling. Data dikumpulkan melalui dua buah skala yaitu skala dukungan sosial yang disusun peneliti berdasarkan dimensi dari Orford (1992) dan skala kesepian yang disusun peneliti berdasarkan dimensi dari Wrightsman (1993). Skala dukungan sosial memiliki nilai reliabilitas koefisien alpha (α)=0.874 dan skala kesepian memiliki nilai reliabilitas koefisien alpha (α)=0.906. Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan analisa regresi. Hasil penelitian ini ada pengaruh signifikan dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dukungan sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 13.7%. Kata kunci: Dukungan Sosial, Kesepian, Lansia. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. The Impact of the Social Support Toward Loneliness in Old Adult Sari Hayati and Liza Marini Faculty of Psychology University of North Sumatera ABSTRACT The aim of this research is to know the influence of social support toward loneliness in older adult. Loneliness is an unpleasant feeling caused by an unmatched relation between social relationship wanted by someone and reality in interpersonal life that are caused by the decreased of social relationship that someone has. The total of sample is 60, which consist of 36 (60%) men and 24 (40%) women. The sampling technique used is sample random sampling. The data was collected through two scales that consist of social support based on Orford dimension (1992), and loneliness based on Wrightsman dimension (1993). Social support scale has reliability (α)=0.874 and loneliness scale has reliability (α)=0.906. Data obtained in this research is processed with regression linearity. The result of this research indicate that there is a significant influence of social support toward loneliness in old adult. Social support contribute effectively for 13.7%. Keyword : Social Support, Loneliness, Old Adult Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. KATA PENGANTAR Syukur yang tak pernah henti, peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas semua karunia dan keindahan yang telah diberikan-Nya, umur yang panjang, kesehatan, waktu dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S-1) di Fakultas Psikologi Sumatera Utara dengan judul : Pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. S (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp.A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi. 3. Kak Liza Marini, M.Psi yang telah banyak membantu dan membimbing, juga dalam memberi saran-saran serta kesabaran kepada saya dalam merampungkan penelitian ini hingga selesai. Maaf kak kalau selama ini banyak merepotkan kakak. 4. Ibu Rika Eliana, Msi selaku dosen pembimbing akademik yang bersedia meluangkan waktunya selama masa perkuliahan untuk membimbing saya. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 5. Bapak Ferry Novliadi M.Si selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya buat membimbing saya. 6. Ibu Ika Sari Dewi, S.psi, psi selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya buat membimbing saya. 7. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi USU atas segala ilmu dan bantuannya selama perkuliahan dan seluruh staf pegawai Fakultas Psikologi USU yang telah membantu penulis baik selama masa perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi. 8. Mama dan ayah tercinta yang telah memberikan do’a dan kasih sayangnya yang tak pernah henti demi keberhasilan anaknya. InsyaAllah ananda akan terus berjuang membuat Mama dan ayah bangga. 9. Keluarga besar Binjai dan Banda Aceh, juga Anggi dan bang Fajar yang telah memberikan dukungan, doa, bantuan dan semangat dalam mengerjakan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan skripsi, Dewi, Eca, Ayu, Yefri, Acid dll. Masamasa stres skripsi tidak akan lebih indah tanpa kebersamaan kita. 11. My Best Friends Ever ; Tiwi dan Elvina yang selalu penuh tawa dan tidak pernah berhenti menyusahkan. Kita akan terus bersama sampai akhir. 12. Buat teman-teman kampus, Noni, Diah, Ema, Qorin khususnya angkatan 05, kalian semua terlalu berharga dalam hidup walau lebay-nya buat ga tahan. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 13. Buat teman-teman yang jauh, Leni, Jimah, Susan, Putri, Dina, Uud, Bg Ari, semangat dan perhatian kalian walaupun dari jauh sangat berarti. 14. Pak Is, Pak Aswan, Bg Hendra, Bg sono, Kak Dian, Kak Ari, Kak Devi. Makasih ya pak, bang, dan kakak atas bantuan yang memudahkan selesainya skripsi ini. 15. Bg Fajar tersayang, terimakasih untuk cinta, kasih, semangat, dan penantiannya selama ini. 16. Dan banyak lagi pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini tapi tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih banyak. Seluruh skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Akhirnya kepada Allah jua penulis berserah diri. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin. Medan, 2009 Sari Hayati Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ............................................................................................. Daftar Isi i ................................................................................................... iv Daftar Tabel ................................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 8 C. Tujuan Penelitian .................................................................. 9 D. Manfaat Penelitian ................................................................ 9 E. Sistematika Penulisan ............................................................ 10 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 12 A. Dukungan Sosial .................................................................... 12 1. Pengertian Dukungan Sosial .............................................. 12 2. Dimensi Dukungan Sosial .................................................. 14 3. Model kerja Dukungan Sosial ............................................ 16 4. Sumber-sumber Dukungan Sosial ...................................... 17 B. Kesepian ................................................................................ 18 1. Pengertian Kesepian .......................................................... 18 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 2. Bentuk-bentuk Kesepian .................................................... 19 3. Penyebab Kesepian ............................................................ 21 4. Perasaan Individu Ketika Kesepian .................................... 25 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesepian...................... 27 C. Lansia .................................................................................... 30 1. Pengertian Lansia .............................................................. 30 2. Tugas Perkembangan Lansia .............................................. 31 3. Ciri-ciri lansia .................................................................... 32 4. Perubahan-perubahan Pada lansia ...................................... 35 D. Perkembangan Psikososial Lansia .......................................... 37 E. Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap pada Lansia .................. 38 F. Hipotesa Penelitian ................................................................. 41 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 42 A. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................. 42 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................... 42 1. Dukungan Sosial ................................................................ 42 2. Kesepian ............................................................................ 43 C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel ............. 44 1. Populasi dan Sampel ......................................................... 44 2. Metode Pengambilan Sampel ............................................ 45 D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 45 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 1. Skala Kesepian .................................................................. 46 2. Skala Dukungan Sosial .................................................... 47 E. Validitas dan reliabilitas ........................................................ 48 1. Validitas Alat Ukur ........................................................... 48 2. Reliabilitas Alat Ukur ....................................................... 49 F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ....................................................... 48 1. Skala Dukungan Sosial ..................................................... 50 2. Skala Kesepian ................................................................. 52 G. Prosedur Penelitian ................................................................ 54 1. Tahap Persiapan Penelitian ............................................... 54 2. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 55 3. Tahap Pengolahan Data ..................................................... 55 H. Metode Analisa Data .............................................................. 56 1. Uji Normalitas .................................................................. 56 2. Uji Linieritas ..................................................................... 56 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............................... 57 A. Analisa Data ......................................................................... 57 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................. 57 a. Gambaran Umum Subjek penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin.................................................................... 57 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. b. Gambaran Umum subjek penelitian berdasarkan usia.................................................................................... 58 2. Hasil Penelitian ................................................................. 58 a. Hasil Uji Asumsi............................................................ 58 1) Uji Normalitas.............................................................. 59 2) Uji Linearitas Hubungan.............................................. 59 b. Hasil Analisa Data ......................................................... 60 c. Deskripsi Data Penelitian ............................................... 63 1) Variabel Kesepian........................................................ 64 2) Variabel Dukungan Sosial........................................... 65 3. Hasil Analisa Tambahan ................................................... 67 a. Gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin...... 67 b. Pengaruh Dimensi Dukungan Sosial terhadap kesepian.. 68 B. Pembahasan .......................................................................... 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 73 A. Kesimpulan ........................................................................... 73 B. Saran ..................................................................................... 74 1. Saran Metodologis ............................................................ 74 2. Saran Praktis ..................................................................... 75 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 77 LAMPIRAN..................................................................................................... 82 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Penjelasan Kesepian berdasarkan Atribusi Penyebab .................... 24 Tabel 2. Distribusi aitem skala kesepian sebelum uji coba ........................... 46 Tabel 3. Distribusi aitem skala dukungan sosial sebelum uji coba................. 47 Tabel 4. Distribusi aitem skala dukungan sosial setelah uji coba................... 50 Tabel 5. Distribusi aitem skala dukungan sosial pada saat penelitian............ 52 Tabel 6. Distribusi aitem skala kesepian setelah uji coba………………….. 52 Tabel 7. Distribusi aitem skala kesepan pada saat penelitian......................... 53 Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 57 Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia .............................. 58 Tabel 10. Uji sebaran normal variabel tes kolmogorov-smirnov .................. 59 Tabel 11. Hasil Uji Linieritas ....................................................................... 60 Tabel 12. Hasil analisa regresi ...................................................................... 61 Tabel 13. Parameter-parameter persamaan garis regresi................................ 62 Tabel 14. Skor empirik dan skor hipotetik variabel kesepian ........................ 64 Tabel 15. Kategorisasi data kesepian ............................................................ 65 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Tabel 16. Skor empirik dan skor hipotetik variabel dukungan sosial ............. 66 Tabel 17. Kategorisasi data dukungan sosial ................................................. 66 Tabel 18. Gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin .................... 67 Tabel 19. Uji t kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin ............................. 67 Tabel 20. Parameter-peremeter persamaan garis regresi................................ 68 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1: Gambaran linearitas dukungan sosial dengan kesepian........................... 60 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran A 1. Skala Tryout..................................................................................................... 82 2. Skala Penelitian................................................................................................ 96 3. Reliabilitas Skala kesepian............................................................................... 104 4. Reliabilitas Skala Dukungan Sosial................................................................. 115 Lampiran C 1. Uji Normalitas Sebaran................................................................................. 118 2. Uji Lineritas Hubungan................................................................................. 119 3. Uji Hipotesa................................................................................................... 121 4. Gambaran Kesepian Berdasarkan Jenis Kelamin.......................................... 123 5. Hasil Anareg Metode Backward................................................................... 124 Lampiran B Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 1. Data Mentah Hasil Penelitian Skala Dukungan Sosial.................................. 128 2. Data Mentah Hasil Penelitian Skala Kesepian.............................................. 131 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti pola perkembangan dengan pasti dan dapat diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap selanjutnya. Salah satu tahap yang akan dilalui oleh individu tersebut adalah masa lanjut usia atau lansia (Hurlock, 1999). Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia. Dikatakan sebagai perkembangan terakhir, karena ada sebagian anggapan bahwa perkembangan manusia berakhir setelah manusia menjadi dewasa (Prawitasari, 1994). Pada saat manusia berkembang, terjadi beberapa perubahan yang ditandai dengan kondisi-kondisi khas yang menyertainya. Munandar, (2001) menyebutkan Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. beberapa kondisi khas yang menyebabkan perubahan pada lansia, diantaranya adalah tumbuhnya uban, kulit yang mulai keriput, penurunan berat badan, tanggalnya gigi geligi sehingga mengalami kesulitan makan. Selain itu juga muncul perubahan yang menyangkut kehidupan psikologis lansia, seperti perasaan tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru, misalnya penyakit yang tidak kunjung sembuh atau kematian pada pasangan. Hal ini didukung oleh pernyataan Hurlock (1980) yang juga menjelaskan dua perubahan lain yang harus dihadapi lansia, yaitu perubahan sosial dan perubahan ekonomi. Perubahan sosial meliputi perubahan peran dan meninggalnya pasangan atau teman-teman. Perubahan ekonomi menyangkut ketergantungan secara finansial pada uang pensiun dan penggunaan waktu luang sebagai seorang pensiunan (dalam Puspita Sari, 2002). Lansia yang mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya cenderung menimbulkan anggapan bahwa lansia sudah tidak produktif lagi, sehingga perannya dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan semakin berkurang dan secara emosional menjadi kurang terlibat. Bahkan masih ada anggota masyarakat yang beranggapan bahwa lansia adalah orang yang tidak berguna bahkan kadang dirasakan sebagai suatu beban (Martini, Adiyanti, & Indiati, 1993). Hal ini juga terjadi pada lansia dilingkungan keluarga sebagai komponen masyarakat terkecil. Pada umumnya lansia menikmati hari tuanya di lingkungan keluarga. Hal ini sesuai dengan nilai budaya yang ada, dimana orang tua yang telah berusia lanjut harus dihormati, dihargai dan dibahagiakan. Bahkan dalam tuntutan Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. agama, orang yang lebih muda dianjurkan untuk menghormati dan bertanggung jawab atas kesejahteraan orang yang lebih tua, khususnya orang tua sendiri (Departemen Sosial Republik Indonesia, 1997). Rumah tangga orang timur tetap memberikan tempat terhormat kepada orang-orang tua dan secara pribadi mengurus segala keperluan mereka, bahkan sampai kebutuhan terakhir yaitu perlengkapan untuk pemakaman (Bradbury & Wilbun, 1987). Akan tetapi terdapat pula lansia yang tidak tinggal dengan keluarga, khususnya dengan anak-anak mereka. Hal ini dikarenakan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan mandiri serta meninggalkan rumah dan hidup terpisah dengan orang tua (Gunarsa, 2004). Keterpisahan tersebut dapat menimbulkan masalah psikologis tersendiri pada orang tua. Leangle dan Probst (2002), menjelaskan bahwa masalah psikologis akibat keterpisahan orang tua dengan anggota keluarga yang dicintai, misalnya anak, merupakan masalah yang relatif sering terjadi,dan kompleksitas masalahnya akan semakin rumit jika orang tua tersebut adalah lansia. Hal ini didukung dengan penelitian Rawlins dan Spencer (2002), yang menemukan bahwa anak perempuan selain pasangan merupakan faktor penting bagi kesejahteraan kalangan lansia. Apabila anak perempuan tersebut meninggalkan orang tua dan hidup terpisah dari keluarga, orang tua kemungkinan besar harus kehilangan orang yang merawat diri mereka (dalam Gunarsa, 2004). Hurlock (1999), juga menambahkan bahwa wanita lansia lebih dapat menyesuaikan diri dengan keterpisahan ini dibandingkan dengan Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. pria lansia. Hal ini dikarenakan telah terbentuknya suatu hubungan yang terjalin antara anak dengan orang tua sejak anak lahir. Masalah keterpisahan tersebut memicu perasaan kesepian pada lansia, dimana kesepian akan semakin meningkat ketika pasangan dari lansia meninggal dunia. Van Baarsen (2002), menyatakan bahwa kesepian pada lansia lebih mengacu pada kesepian dalam konteks “sindrom sarang kosong”, dimana kesepian yang muncul diakibatkan kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat dari kepergian pasangan hidup untuk kembali pada Sang Pencipta. Keterpisahan dengan anggota keluarga, atau lebih spesifik dengan anak-anak, terlebih lagi ketika keluarga tidak mampu untuk mengurus, mengharuskan mereka pada akhirnya tinggal dipanti werdha atau dipanti jompo. Seecara bertahap keadaan ini dapat menimbulkan perasaan hampa pada diri lansia dan semakin menambah perasaan kesepian yang mereka alami (dalam Gunarsa, 2004). Hal ini didukung oleh penelitian dari Mishra, Bagga, Nalini, Chadha & Kanwar (dalam Mishra, 2004), yang menemukan bahwa lansia yang tinggal disuatu institusi menderita kesepian dan merasa tidak puas karena terpisah dari keluarga dan komunitas yang lebih luas. Mereka juga menemukan bahwa lansia yang tinggal dalam suatu institusi merasa lebih kesepian daripada yang tidak tinggal dalam suatu institusi yang diakibatkan juga karena kurangnya dukungan sosial yang mereka terima. Akan tetapi tidak hanya itu, ternyata para lansia yang masih tinggal dengan anak-anak atau dengan keluarganya juga sering mengalami kesepian. Jadi dapat Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. dikatakan bahwa kesepian pada lansia tidak hanya dikarenakan hidup terpisah dengan anak dan tinggal dipanti werdha. Hal ini dijelaskan oleh Afida dkk (2000), bahwa kesepian juga bisa terjadi pada lansia dikarenakan pola keluarga yang semakin mengarah pada pola keluarga inti (nuclear family), dimana anak-anak begitu sibuk dengan masalahnya sendiri dan mengakibatkan anak-anak secara tidak langsung kurang memperdulikan keberadaannya serta jalinan komunikasi antara orang tua dengan anak juga semakin berkurang. Kemudian inilah yang membuat lansia merasa tersisih, tidak lagi dibutuhkan peranannya sebagai anggota keluarga, dan kemudian memicu hadirnya perasaan kesepian walaupun masih berada di lingkungan keluarga. Fenomena yang terlihat dilapangan semakin memperjelas bahwa lansia yang tidak tinggal dipanti jompo juga merasakan kesepian. Dari pengamatan dan wawancara awal, dapat terlihat para lansia merasa kesepian karena kurang diperhatikan oleh keluarga. Perasaan kesepian tersebut semakin bertambah ketika fisik mereka menurun, karena lansia tersebut tidak bisa terlalu beraktifitas untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan kesepian yang dialami. Ini terbukti dari hasil wawancara dengan seorang lansia, Ibu SH berusia 68 tahun yang tinggal dengan anaknya : “Kadang saya merasa ada yang mengganjal ya…Saya tahu anak saya tinggal sama saya karena belum punya rumah. Tapi ya Cuma karena itu…Dia lebih mengurus suaminya dari pada saya. Ga pernah dengan kata saya lagi, tapi ya namanya anak juga anak kita…Terimalah ” (Komunikasi personal, 3 juni 2009) Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Kesepian sendiri adalah suatu keadaan mental dan emosional yang terutama dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan kurangnya hubungan yang bermakna dengan orang lain (Bruno, 2000). Wrightsman (1993) juga menambahkan bahwa kesepian merupakan pengalaman subjektif dan tergantung pada intepretasi individu terhadap suatu kejadian. Kesepian tersebut pada dasarnya mengacu pada ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa kriteria penting dari hubungan sosial terhambat atau tidak terpenuhi. Kekurangan tersebut dapat bersifat kuantitatif (tidak memiliki teman seperti yang diinginkan) dan bersifat kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang dibinanya bersifat seadanya atau kurang memuaskan (Peplau & Perlman dalam Taylor, Peplau & Sears, 2000). Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa dissatisfied (tidak puas), deprivied (kehilangan), dan distressed (menderita). Hal ini tidak berarti bahwa kesepian tersebut sama di setiap waktu. Individu yang berbeda bisa saja memiliki perasaan kesepian yang berbeda pada situasi yang berbeda pula (Lopata dalam Brehm et al, 2002). Banyak penelitian yang menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan sampai pada kematian pada lansia (Ebersole, Hess, & Touhy, 2005). Oleh karena itu, kesepian merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh lansia. Beyene, Becker, & Mayen (2002) menjelaskan bahwa ketakutan akan kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu secara khas hal tersebut Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial. Hal tersebut tentu saja diperkuat berdasarkan dari berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000) menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan pentingnya dukungan sosial dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian tersebut (dalam Gunarsa, 2004). Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan. Dukungan sosial ini lebih mengarah pada variabel tingkat individual, merupakan sesuatu yang dimiliki tiap orang dan dapat di ukur dengan pertanyaan tertentu. Tingkat dukungan sosial ini tergantung pada kebiasaan seseorang atau kemampuan sosial seseorang. Konstruk ini dapat diukur dengan mengetahui aspek dukungan sosial yang diterima dari orang lain, sehingga akhirnya muncul beberapa asumsi. Asumsi pertama menyatakan bahwa dukungan sosial mengukur aspek eksternal dari komunitas seseorang. Asumsi kedua menganggap dukungan sosial sebagai karakteristik dari jaringan komunitas dan tidak bersifat individual (Orford, 1992). Sarafino (2006), juga menambahkan bahwa dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Untuk memperoleh dukungan sosial tersebut para lansia perlu berinteraksi dengan orang lain seperti membuat kontak sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian Haditono dkk (1983), yang menunjukkan bahwa lansia akan lebih merasa senang dan bahagia dengan adanya aktivitas rutin serta mempunyai hubungan sosial dengan kelompok seusianya, karena hal tersebut dapat mengisi waktu luang mereka (dalam Prawitasari, 1994). Tidak hanya itu, hasil penelitian Dykstra (1990), juga menunjukkan adanya tingkat kesepian yang rendah serta tingkat kesejahteraan yang tinggi pada lansia karena memiliki hubungan yang lebih luas dan erat dengan orang lain serta mendapat dukungan sosial dari begitu banyak sumber, seperti dari pasangan, orang-orang yang sudah dianggap keluarga, individu yang lebih muda dan tua, baik pria dan juga wanita. Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah kesepian adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004). Penjelasan tersebut juga sesuai dengan keadaan di lapangan, yaitu dari pengamatan langsung terhadap sejumlah lansia disekitar lingkungan tempat tinggal peneliti. Beberapa lansia lebih merasa bahagia dan tidak terlalu merasa kesepian jika mendapat dukungan sosial dari semua pihak. Lansia tersebut pada dasarnya membutuhkan bantuan secara finansial, nasehat yang membangun, pemberian semangat serta kasih sayang melimpah dari tetangga serta masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal mereka terlebih lagi jika dukungan tersebut kurang mereka Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. dapatkan dari anggota keluarga seperti anak-anak mereka karena berbagai kondisi dan kesibukan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa dukungan sosial ternyata mempengaruhi kesepian yang terjadi pada lansia. Bergerak dari teori dan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. B. RUMUSAN MASALAH Untuk memudahkan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah apa yang menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini peneliti mencoba merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut yaitu “Seberapa besar pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat besarnya pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. D. MANFAAT PENELITIAN Dalam penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini pengembangan diharapkan ilmu dapat psikologi, memberi khususnya manfaat bidang dalam Psikologi Perkembangan mengenai sejauhmana pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberi manfaat pada : a. Lansia mendapatkan pengetahuan dan lebih dapat memahami tentang seberapa besar pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia b. Masyarakat mendapatkan wawasan kesepian yang terjadi pada lansia, dukungan sosial yang penting bagi lansia, serta pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. c. Keluarga mendapatkan informasi mengenai seberapa besar pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia, sehingga dapat terus mendukung dan membantu lansia tersebut. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Bab ini berisi uraian teori yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang kesepian, kebutuhan berafiliasi, dan lansia. Dalam Bab ini juga akan dikemukakan hubungan antara kesepian dengan kebutuhan berafiliasi pada lansia serta hipotesa penelitian. BAB III : Metodologi Penelitian Bab ini berisi uraian yang menjelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisis data yang digunakan untuk mengolah hasil data penelitian. Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang disertai dengan interpretasi dan pembahasan. Bab V : Kesimpulan dan Saran Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Bab ini memuat tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan saran penelitian yang meliputi saran praktis dan saran untuk penelitian selanjutnya. BAB II LANDASAN TEORI A. DUKUNGAN SOSIAL 1. Pengertian Dukungan Sosial Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Orford (1992) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan. Dukungan sosial ini lebih mengarah pada variabel tingkat individual, merupakan sesuatu yang dimiliki tiap orang dan dapat di ukur dengan pertanyaan tertentu. Tingkat dukungan sosial ini tergantung pada kebiasaan seseorang atau kemampuan sosial seseorang. Konstruk ini dapat diukur dengan mengetahui aspek dukungan sosial yang diterima dari orang lain, sehingga akhirnya muncul beberapa asumsi. Asumsi pertama menyatakan bahwa dukungan sosial mengukur aspek eksternal dari komunitas seseorang. Asumsi kedua menganggap dukungan sosial sebagai karakteristik dari jaringan komunitas dan tidak bersifat individual. Sementara dukungan sosial didefinisikan oleh Gottlieb (dalam Kuntjoro,2002) sebagai informasi verbal atau nonverbal, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini, orang yang merasa memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Dukungan sosial juga merupakan persepsi seseorang terhadap dukungan yang diberikan orang lain dalam jaringan sosialnya (orang tua, teman dekat, dan sebagainya) yang membantu meningkatkan kemampuan untuk bertahan dari pengaruh-pengaruh yang merugikan (Malecki dan Demaray, 2003). Baron dan Byrne Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. (2002) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman-teman dan keluarga individu tersebut. Sarafino (2006), menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu. Taylor (2003), juga menambahkan dukungan sosial sebagai informasi yang diterima dari orang lain bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai dan merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan saling dibutuhkan yang didapat dari orang tua, suami, atau orang yang dicintai, sanak keluarga, teman, hubungan sosial dan komunitas. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian, penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu (pasangan, teman dekat, tetangga, saudara, anak, keluarga, dan masyarakat sekitar) kepada individu yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai. 2. Dimensi Dukungan Sosial Orford (1992) mengemukakan lima dimensi dari dukungan sosial, yaitu : a. Dukungan Instrumental Dukungan instrumental adalah dukungan berupa bantuan dalam bentuk nyata atau dukungan material. Dukungan ini mengacu pada penyediaan bendaSari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. benda dan layanan untuk memecahkan masalah praktis (Jacobson, dalam Orford, 1992). Begitu juga dengan Will (dalam Orford, 1992) yang menyatakan bahwa dukungan ini meliputi aktivitas-aktivitas seperti penyediaan benda-benda, misalnya alat-alat kerja, buku-buku, meminjamkan atau memberikan uang dan membantu menyelesaikan tugas-tugas praktis. b. Dukungan informasional Dukungan informasional adalah dukungan berupa pemberian informasi yang dibutuhkan oleh individu. Douse (dalam Orford, 1992) membagi dukungan ini ke dalam dua bentuk. Pertama, pemberian informasi atau pengajaran suatu keahlian yang dapat member solusi pada suatu masalah. Kedua adalah appraisal support, yaitu pemberian informasi yang dapat membantu informasi dalam mengevaluasi performance pribadinya. Wills (dalam Orford, 1992) menambahkan dukungan ini dapat berupa pemberian informasi, nasehat dan bimbingan. c. Dukungan Penghargaan Dukungan penghargaan adalah dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Orford (1992) berpendapat bahwa dukungan jenis ini dapat ditunjukkan dengan cara menghargai, mendorong dan menyetujui terhadap suatu ide, gagasan atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Cohent dan Wills (dalam Orford, 1992), juga menyatakan bahwa dukungan ini dapat berupa pemberian informasi kepada seseorang Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. bahwa dia dihargai dan diterima. Dimana harga diri seseorang dapat ditingkatkan dengan mengkomunikasikan kepadanya bahwa ia bernilai dan diterima meskipun tidak luput dari kesalahan. d. Dukungan Emosi Dukungan emosi adalah dukungan yang berhubungan dengan hal yang bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi atau ekspresi. Tolsdorf dan Wills (dalam Orford, 1992), menjelaskan bahwa tipe dukungan ini lebih mengacu kepada pemberian semangat, kehangatan, cinta, kasih dan emosi. Leavy (dalam Orford, 1992) menyatakan dukungan sosial sebagai perilaku yang memberi perasaan nyaman dan membawa individu percaya bahwa dia dikagumi, dihargai, dicintai dan bahwa orang lain memberi perhatian dan rasa nyaman. e. Dukungan Integrasi Sosial Dukungan integrasi sosial adalah perasaan individu sebagai bagian dari kelompok. Cohen & Wills (dalam Orford, 1992), menyatakan dukungan ini dapat berupa menghabiskan waktu bersama-sama dalam aktivitas, juga melakukan rekreasi di waktu senggang. Dukungan ini dapat mengurangi stress dengan memenuhi kebutuhan afiliasi dan kontak dengan orang lain membantu mengalihkan perhatian seseorang dari masalah yang mengganggu serta memfasilitasi suatu suasana hati yang positif. Barren dan Ainlaiy (dalam Orford, 1992), juga menambahkan bahwa dukungan ini dapat meliputi Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. membuat lelucon, membicarakan minat, melakukan kegiatan yang mendatangkan kesenangan. 3. Model Kerja Dukungan Sosial Dukungan sosial akan mempengaruhi individu tergantung pada ada atau tidaknya tekanan dalam kehidupan individu. Tekanan tersebut dapat berasal dari individu itu sendiri atau dari luar dirinya untuk menghindari gangguan baik secara fisik dan psikologis. Individu membutuhkan orang lain disekitarnya untuk memberi dukungan guna memperoleh kenyamanannya. Menurut Sarafino (2006) ada dua model teori untuk mengetahui bagaimana dukungan ini bekerja dalam diri individu., yaitu : a. The buffering hypothesis Menurut teori ini, dukungan sosial melindungi individu dengan melawan efek-efek negatif dari tingkat stres yang tinggi, yaitu dengan dua cara berikut : 1) Ketika individu menghadapi stressor yang kuat, seperti krisis keuangan, maka individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi menjadi kurang melihat situasi tersebut sebagai situasi yang penuh stres, bila dibandingkan dengan individu dengan tingkat dukungan sosial yang rendah. Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi dapat berharap bahwa seseorang yang dikenal individu akan Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. menolong individu tersebut, misalnya dengan meminjamkan uang atau memberikan nasehat bagaimana mendapatkan uang tersebut. 2) Dukungan sosial dapat merubah respon seseorang terhadap stressor yang telah diterima sebelumnya. Contohnya, individu dengan dukungan sosial yang tinggi mungkin memiliki seseorang yang memberikan solusi terhadap masalah individu, atau menjadi melihat masalah tersebut sebagai suatu yang tidak terlalu penting, atau membuat individu dapat melihat titik terang dari masalah tersebut. b. The direct effect hyputhesis Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebut dicintai dan dihargai. Individu dengan dukungan sosial tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan individu tersebut, sehingga hal ini dapat mengarahkan individu kepada gaya hidup yang sehat. 4. Sumber-sumber Dukungan Sosial Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial dapat berasal dari berbagai sumber seperti pasangan hidup, keluarga, pacar, teman, rekan kerja, dan organisasi komunitas. Wortman, Loftus & Weaver (1999), sumber dukungan sosial adalah teman, pasangan hidup (suami atau istri), pacar, anak-anak, anggota keagamaan, kelompok dimana individu tersebut berada. Dukungan sosial juga dapat diperoleh Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. dari pasangan hidup, orang tua, saudara, tetangga, dan termasuk teman sejawat (Prawitasari, 1994). B. KESEPIAN 1. Pengertian Kesepian Kesepian diartikan oleh de Jong Gierveld (1987) sebagai suatu situasi dimana jumlah atau kuantitas dari hubungan yang ada lebih kurang daripada hubungan yang diinginkan, ataupun suatu situasi dimana keintiman yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada (dalam Gierveld & Havens, 2004). Menurut pendapat Robert Weiss (dalam Santrock, 2003), kesepian merupakan reaksi dari ketiadaan jenis-jenis tertentu dari suatu hubungan. Wrightsman (1993) mengemukakan bahwa kesepian merupakan pengalaman subjektif dan tergantung pada intepretasi individu terhadap suatu kejadian. Kaasa (1998) mendefinisikan kesepian sebagai perasaan subyektif dan negatif yang berhubungan dengan pengalaman seseorang akibat dari berkurangnya hubungan sosial yang dimilikinya. Sementara Archibald, Bartholomew, dan Marx (dalam Baron & Byrne, 2000) menyatakan bahwa kesepian adalah reaksi emosi dan kognisi karena memiliki hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan dari yang diharapkannya. Peplau dan Perlman menyimpulkan tiga elemen dari definisi kesepian yaitu : a. Merupakan pengalaman subyektif, yang mana tidak bisa diukur dengan observasi sederhana. b. Kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. c. Secara umum merupakan hasil dari kurangnya atau terhambatnya hubungan sosial (dalam Wrightsman, 1993). Bruno (2000) menyebutkan kesepian sebagai suatu keadaan mental dan emosional yang terutama dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan berkurangnya hubungan yang bermakna dengan orang lain. Selanjutnya, kesepian akan disertai oleh berbagai macam emosi negatif seperti depresi, kecemasan, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan, serta menyalahkan diri sendiri ( Anderson, 1994). Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kesepian merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan karena memiliki hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan serta adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang diharapkan dengan hubungan sosial pada kenyataan akibat terhambat atau berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang. 2. Bentuk-bentuk Kesepian Weiss (dalam Santrock, 2003) menyebutkan adanya dua bentuk kesepian yang berkaitan dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda, yaitu : a. Isolasi emosional (emotional isolation) adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan yang intim; orang dewasa yang lajang, bercerai, dan ditinggal mati oleh pasangannya sering mengalami kesepian jenis ini. b. Isolasi sosial (social isolation) adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika seseorang tidak memiliki keterlibatan yang terintegrasi dalam dirinya; Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok atau komunitas yang melibatkan adanya kebersamaan, minat yang sama, aktivitas yang terorganisir, peranperan yang berarti; suatu bentuk kesepian yang dapat membuat seseorang merasa diasingkan, bosan dan cemas. Sementara menurut Young (dalam Weiten & Lloyd, 2006) kesepian dapat dibagi menjadi dua bentuk berdasarkan durasi kesepian yang dialaminya, yaitu : a. Transcient loneliness, yaitu perasaan kesepian yang singkat dan muncul sesekali, banyak dialami individu ketika kehidupan sosialnya sudah cukup layak. Misalnya ketika mendengar sebuah lagu atau ekspresi yang mengingatkan pada seseorang yang dicintai yang telah pergi jauh. b. Transitional loneliness, yaitu ketika individu yang sebelumnya sudah merasa puas dengan kehidupan sosialnya menjadi kesepian setelah mengalami gangguan dalam jaringan sosialnya (misal, meninggalnya orang yang dicintai, bercerai atau pindah ketempat baru) c. Chronic loneliness adalah kondisi ketika individu merasa tidak dapat memiliki kepuasan dalam jaringan sosial yang dimilikinya setelah jangka waktu tertentu. Chronic loneliness menghabiskan waktu yang panjang dan tidak dapat dihubungkan dengan stressor yang spesifik. Orang yang mengalami chronic loneliness bisa saja berada dalam kontak sosial namun tidak memperoleh tingkat intimasi dengan orang lain dalam interaksi tersebut (Berg & Peplau, 1982). Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 3. Penyebab Kesepian Menurut Brehm et al (2002) terdapat empat hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kesepian, yaitu : a. Ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki seseorang Menurut Brehm et al (2002), hubungan seseorang yang tidak adekuat akan menyebabkan seseorang tidak puas akan hubungan yang dimilikinya. Ada banyak alasan seseorang merasa tidak puas dengan hubungan yang dimilikinya tersebut. Rubenstein dan Shaver (1982) menyimpulkan beberapa alasan yang banyak dikemukakan oleh orang kesepian, yaitu sebagai berikut : 1) Being unattached : tidak memiliki pasangan, tidak memiliki partner seksual, berpisah dengan pasangan atau kekasihnya. 2) Alienation : merasa berbeda, merasa tidak dimengerti, tidak dibutuhkan dan tidak memiliki teman dekat. 3) Being alone : pulang ke rumah tanpa ada yang menyambut, atau bisa dikatakan selalu sendiri. 4) Forced isolation : dikurung di dalam rumah, dirawat inap di rumah sakit, tidak bisa kemana-kemana. 5) Dislocation : jauh dari rumah (merantau), memulai pekerjaan atau sekolah baru, sering pindah rumah, sering melakukan perjalanan. Kelima kategori ini dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya. Being unattached, alienation dan being alone disebabkan oleh karakteristik individu yang Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. kesepian, sedangkan forced isolation dan dislocation disebabkan oleh karakteristik orang-orang yang berada disekitar lingkungan individu yang merasa kesepian. b. Terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan. Kesepian juga dapat muncul karena terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang dari suatu hubungan. Pada saat hubungan sosial yang dimiliki seseorang cukup memuaskan, orang tersebut tidak mengalami kesepian. Akan tetapi ada saat dimana hubungan tersebut tidak lagi memuaskan, karena orang itu telah merubah apa yang diinginkannya dari hubungan tersebut. Menurut Peplau (dalam Brehm et al, 2002), perubahan itu dapat muncul dari beberapa sumber yaitu : 1) Perubahan mood seseorang. Jenis hubungan yang diinginkan seseorang ketika sedang senang berbeda dengan jenis hubungan ketika sedang sedih. Bagi beberapa orang akan cenderung membutuhkan orang tuanya ketika sedang senang, dan akan cenderung membutuhkan teman-temannya ketika sedang sedih. 2) Usia. Seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan seseorang membawa berbagai perubahan yang akan mempengaruhi harapan atau keinginan orang itu terhadap suatu hubungan. 3) Perubahan situasi. Banyak orang tidak mau menjalin hubungan emosional yang dekat dengan orang lain ketika sedang membina karir. Ketika karir Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. sudah mapan orang tersebut akan dihadapkan pada kebutuhan yang besar akan sesuatu hubungan yang memiliki komitmen secara emosional. c. Self-esteem Kesepian berhubungan dengan self-esteem yang rendah. Orang yang memiliki self-esteem yang rendah cenderung merasa tidak nyaman pada situasi yang beresiko secara sosial. Dalam keadaan seperti ini orang tersebut akan menghindari kontakkontak sosial tertentu secara terus menerus yang akan berakibat pada kesepian. d. Perilaku interpersonal Perilaku interpersonal akan menentukan keberhasilan individu dalam membangun hubungan yang diharapkan. Dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami kesepian, orang yang mengalami kesepian akan menilai orang lain secara negatif, tidak begitu menyukai orang lain, tidak mempercayai orang lain, mengintepretasi tindakan orang lain secara negatif, dan cenderung berpegang pada sikap-sikap yang bermusuhan. Orang yang mengalami kesepian juga cenderung terhambat dalam keterampilan sosial, cenderung pasif bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami kesepian, ragu-ragu dalam mengekspresikan pendapat di depan umum, cenderung tidak responsif, tidak sensitif secara sosial, dan lambat membangun keintiman dalam hubungan yang dimilikinya dengan orang lain. Perilaku ini akan membatasi kesempatan seseorang tersebut untuk bersama dengan orang lain dan memiliki kontribusi terhadap pola interaksi yang tidak memuaskan (Perlman, Saks & Krupart, dalam Brehm et al, 2002). Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. e. Atribusi penyebab Menurut pandangan Peplau dan Perlman (dalam Brehm et al, 2002), perasaan kesepian muncul sebagai kombinasi dari adanya kesenjangan hubungan sosial pada individu ditambah dengan atribusi penyebab. Atribusi penyebab dibagi atas komponen internal-eksternal dan stabil-tidak stabil. Penjelasan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1 Penjelasan Kesepian Berdasarkan Atribusi Penyebab Penyebab Kestabilan Internal Eksternal Stabil Saya kesepian karena saya Orang-orang disini tidak dicintai. Saya tidak tidak menarik. Tidak satupun dari mereka akan pernah dicintai. yang mau berbagi. Saya rasa saya akan pindah. Tidak Stabil Saya kesepian saat ini, tapi Semester pertama tidak akan lama. Saya akan memang selalu buruk, menghentikannya dengan saya yakin segalanya pergi dan bertemu orang akan menjadi baik di baru. waktu yang akan datang. Sumber : Shaver & Rubeinstein (dalam Brehm et al, 2002) Tabel diatas menunjukkan bahwa individu yang memandang kesepian secara internal dan stabil menganggap dirinya adalah penyebab kesepian sehingga individu lebih sulit untuk keluar dari perasaan kesepian tersebut. Individu yang memandang kesepian secara internal dan tidak stabil menganggap kesepian yang dialaminya hanya bersifat sementara dan berkeinginan menemukan orang lain untuk mengatasi kesepian yang dialaminya. Individu yang memandang kesepian secara eksternal dan Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. stabil menganggap hanya karena keadaan lingkunganlah yang menyebabkannya merasa kesepian. Sedangkan individu yang memandang kesepian secara eksternal dan tidak stabil berharap sesuatu dapat merubah keadaan menjadi lebih baik sehingga memungkinkan untuk keluar dari perasaan kesepian tersebut. 4. Perasaan Individu Ketika Kesepian Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa ketidakpuasan, kehilangan dan distress, namun hal ini tidak berarti bahwa perasaan ini sama disetiap waktu. Faktanya menunjukkan bahwa orang-orang yang berbeda bisa saja memiliki perasaan kesepian yang berada dalam situasi yang berbeda pula (Lopata dalam Brehm et al, 2002). Wrightsman (1993) mendeskripsikan perasaan-perasaan kesepian, yaitu : a. Desperation (pasrah) Desperation merupakan perasaan keputusasaan, kehilangan harapan, serta perasaan yang sangat menyedihkan sehingga mampu melakukan tindakan yang berani dan tanpa berpikir panjang. Beberapa perasaan yang spesifik dari desperation adalah : (1) Putus asa, yaitu memiliki harapan sedikit dan siap melakukan sesuatu tanpa memperdulikan bahaya pada diri sendiri maupun orang lain, (2) Tidak berdaya, yaitu membutuhkan bantuan orang lain tanpa kekuatan mengontrol sesuatu atau tidak dapat melakukan sesuatu, (3) Takut, Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. yaitu ditakutkan atau dikejutkan oleh seseorang atau sesuatu (sesuatu yang buruk akan terjadi), (4) Tidak punya harapan, yaitu tidak mempunyai pengalaman, tidak menunjukkan harapan, (5) Merasa ditinggalkan, yaitu ditinggalkan atau dibuang seseorang, serta (6) Mudah mendapat kecaman atau kritik, yaitu mudah dilukai baik secara fisik maupun emosional. b. Impatient Boredom (tidak sabar dan bosan) Impatient boredom adalah rasa bosan yang tidak tertahankan, jenuh, tidak suka menunggu lama, dan tidak sabar. Beberapa indikator impatient boredom seperti (1) Tidak sabar, yaitu menunjukkan perasaan kurang sabar, sangat menginginkan sesuatu, (2) Bosan, yaitu merasa jemu, (3) Ingin berada ditempat lain, yaitu seseorang yang merasa dirinya ditempat yang berbeda dari tempat individu tersebut berada saat ini, (4) Kesulitan, yaitu khawatir atau cemas dalam menghadapi suatu keadaan, (5) Sering marah, yaitu filled with anger, serta (6) Tidak dapat berkonsentrasi, yaitu tidak mempunyai keahlian, kekuatan, atau pengetahuan dalam memberikan perhatian penuh terhadap sesuatu. c. Self-Deprecation (mengutuk diri sendiri) Self-deprecation yaitu suatu perasaan ketika seseorang tidak mampu menyelesaikan masalahnya, mulai menyalahkan serta mengutuk diri sendiri. Indikator self-deprecation diantaranya (1) Tidak atraktif, yaitu suatu perasaan ketika seseorang tidak senang atau tidak tertarik terhadap suatu hal, (2) Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Terpuruk, yaitu sedih yang mendalam, lebih rendah dari sebelumnya, (3) Bodoh, yaitu menunjukkan kurangnya inteligensi yang dimiliki, (4) Malu, yaitu menunjukkan perasaan malu atau keadaan yang sangat memalukan terhadap sesuatu yang telah dilakukan, serta (5) Merasa tidak aman, yaitu kurangnya kenyamanan, tidak aman. d. Depression (depresi) Depression merupakan tahapan emosi yang ditandai dengan kesedihan yang mendalam, perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, serta kurang tidur. Indikator depression seperti (1) Sedih, yaitu tidak bahagia atau menyebabkan penderitaan, (2) Depresi, yaitu murung, muram, sedih, (3) Hampa, yaitu tidak mengandung apa-apa atau tidak memiliki nilai atau arti, (4) Terisolasi, yaitu jauh dari orang lain, (5) Menyesali diri, yaitu perasaan kasihan atau simpati pada diri sendiri, (6) Melankolis, yaitu perasaan sedih yang mendalam dan dalam waktu yang lama, (7) Mengasingkan diri, yaitu menjauhkan diri sehingga menyebabkan seseorang tidak bersahabat, serta (8) Berharap memiliki seseorang yang spesial, yaitu individu mengharapkan memiliki seseorang yang dekat dengannya dan lebih intim. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesepian Tidak ada orang yang kebal terhadap kesepian, tetapi beberapa orang memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami kesepian (Taylor, Peplau, & Sears, 2000). Menurut Brehm (2002) beberapa orang rentan terhadap kesepian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. dan beberapa orang yang lain tidak. Perbedaan ini berkaitan dengan usia, status perkawinan, dan juga gender. Adapun penjelasannya sebagai berikut : a. Usia Usia tua dan kesepian merupakan gambaran stereotipe yang umum pada lansia. Banyak orang yang menganggap bahwa semakin tua seseorang, maka akan semakin merasa kesepian. Akan tetapi penting untuk tidak mempersepsikan bahwa lansia itu kesepian dan tidak bahagia. Walaupun konsekuensi dari kesepian pada lansia tersebut perlu untuk diperhatikan (Kaasa, 1998). b. Status Perkawinan Secara umum, orang yang tidak menikah lebih merasa kesepian bila dibandingkan dengan orang menikah (Freedman; Perlman & Peplau; dalam Brehm et al, 2002). Berdasarkan penelitian Perlman dan Peplau; Rubeinstein dan Shaver (dalam Brehm et al, 2002), dapat disimpulkan bahwa kesepian lebih merupakan reaksi terhadap kehilangan hubungan perkawinan (marital relationship) dan ketidakhadiran dari pasangan suami atau istri pada diri seseorang. c. Gender Studi mengenai kesepian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian antara laki-laki dan perempuan. Walaupun begitu, menurut Borys dan Perlman (dalam Brehm et al, 2002) laki-laki lebih sulit menyatakan kesepian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. secara tegas bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan oleh stereotipe peran gender yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan stereotipe peran gender, pengekspresian emosi kurang sesuai bagi laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan. d. Status sosial ekonomi Weiss (dalam Brehm et al, 2002) melaporkan fakta bahwa individu dengan tingkat penghasilan rendah cenderung mengalami kesepian lebih tinggi dibandingkan individu dengan penghasilan tinggi. e. Dukungan sosial Ada berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000) menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian (Gunarsa, 2004). f. Karakteristik latar belakang yang lain Rubeinstein dan Shaver (dalam Brehm et al, 2002) menemukan satu karakteristik latar belakang seseorang yang kuat sebagai prediktor kesepian. Individu dengan orang tua yang bercerai akan lebih kesepian bila dibandingkan dengan individu yang orang tuanya tidak bercerai. Kemudian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. meninggalnya orang tua, individu yang ketika berusia muda meninggal orang tuanya akan memiliki tingkat kesepian yang tinggi. Tapi hal ini tidak berlaku pada individu yang orang tuanya meninggal ketika masih kanak-kanak. C. LANSIA 1. Pengertian Lansia Masa lansia adalah periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menata kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial (Santrock, 2006). Usia tua merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “ beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat (Hurlock, 1999). Papalia (2004) membagi masa lansia kedalam tiga kategori yaitu : a. Orang tua muda (young old) : usia 65 tahun sampai 74 tahun b. Orang tua tua (old-old) : usia 75 tahun sampai 84 tahun c. Orang tua yang sangat tua (oldest old) : usia 85 tahun keatas Barbara Newman dan Philip Newman membagi masa lansia kedalam 2 periode, yaitu masa dewasa akhir (later adulthood) (usia 60 sampai 75 tahun) dan Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. usia yang sangat tua (very old age) (usia 75 tahun sampai meninggal dunia) (Newman & Newman, 2006). Sementara batasan usia lansia manurut WHO meliputi : lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun ; lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun ; usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun (dalam Ismayadi, 2004). Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Sosial memberikan pengertian bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, yang kemudian membaginya kedalam 2 kategori yaitu usia lanjut potensial dan usia lanjut non potensial. Usia lanjut potensial adalah usia lanjut yang memiliki potensi dan dapat membantu dirinya sendiri bahkan membantu sesamanya. Sedangkan usia lanjut non potensial adalah usia lanjut yang tidak memperoleh penghasilan dan tidak dapat mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhannya sendiri (Departemen Sosial RI & Direktorat Jendral Bina Keluarga Sosial, 1997). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masa lansia merupakan periode terakhir dalam rentang kehidupan manusia, yang dimulai pada usia 60 tahun dan berakhir dengan kematian, yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan dan kesehatan serta masa pensiun. 2. Tugas Perkembangan Lansia Hurlock (1999) mengatakan bahwa sebagian besar tugas perkembangan lansia lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain. Adapun tugas perkembangan lansia adalah : Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan. b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga. c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup. d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia. e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan. f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes. 3. Ciri-ciri Lansia Menurut Hurlock (1999), periode lansia sama dengan seperti periode lainnya dalam rentang kehidupan seseorang, ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan, apakah pria atau wanita lansia akan melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk. Adapun ciri-ciri lansia adalah : a. Lansia merupakan periode kemunduran. Kemunduran yang terjadi pada lansia berupa kemunduran fisik dan juga mental. Kemuduran tersebut sebagian datang dari faktor fisik dan sebagian lagi dari faktor psikologis. Penyebab kemunduran fisik merupakan suatu perubahan pada selsel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Penyebab kemunduran psikologis karena sikap tidak senang terhadap diri sendiri, ornag lain, pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya. b. Perbedaan individual pada efek menua. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Individu menjadi tua secara berbeda karena mereka mempunyai sifat bawaan yang berbeda, sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan yang berbeda, serta pola hidup yang berbeda. Perbedaan terlihat diantara individu-individu yang mempunyai jenis kelamin yang sama, dan semakin nyata bila pria dibandingkan dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada masing-masing jenis kelamin. Bila perbedaan-perbedaan itu bertambah sesuai usia, perbedaanperbedaan tersebut akan membuat individu bereaksi secara berbeda terhadap situasi yang sama. c. Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda. Arti usia tua itu sendiri kabur dan tidak jelas serta tidak dapat dibatasi pada anak muda, maka individu cenderung menilai tua itu dalam hal penampilan dan kegiatan fisik. Banyak individu lansia melakukan segala apa yang dapat disembunyikan atau disamarkan menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan memakai pakaian yang biasa dipakai orang muda dan berpura-pura mempunyai tenaga muda. Inilah cara lansia untuk menutupi dari dan membuat ilusi bahwa lansia belum berusia lanjut. d. Berbagai stereotipe lansia. Banyak stereotipe lansia dan banyak pula kepercayaan tradisional tentang kemampuan fisik dan mental. Stereotipe dan kepercayaan tradisional ini timbul dari berbagai sumber, ada yang menggambarkan bahwa usia pada lansia sebagai usia yang Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. tidak menyenangkan, diberi tanda sebagai orang yang tidak menyenangkan oleh berbagai media massa. Pendapat klise masyarakat tentang lansia adalah pria dan wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, sering pikun, jalan membungkuk, dan sulit hidup bersama orang lain e. Sikap sosial terhadap lansia. Pendapat klise tentang lansia mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap sosial terhadap lansia. Kebanyakan pendapat klise tersebut tidak menyenangkan, sehingga sikap sosial tampaknya cenderung menjadi tidak menyenangkan. f. Lansia mempunyai status kelompok-minoritas. Status lansia dalam kelompok-minoritas adalah suatu yang dalam berapa hal mengecualikan lansia untuk tidak berinteraksi dengan kelompok lainnya, dan memberi sedikit kekuasaan atau bahkan tidak memperoleh kekuasaan apapun. Status kelompok minoritas ini terutama terjadi sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap individu lansia dan pendapat klise yang tidak menyenangkan tentang mereka. g. Menua membutuhkan perubahan peran. Pengaruh kebudayan dewasa ini, dimana efisiensi kekuatan, kecepatan dan kemenarikan bentuk fisik sangat dihargai, mengakibatkan lansia sering dianggap tidak ada gunanya lagi. Lansia tidak dapat bersaing dengan orang-orang yang lebih Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. muda dalam berbagai bidang tertentu, dan sikap sosial terhadap lansia tidak menyenangkan. h. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia. Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi individu lansia, tampak dalam cara orang memperlakukan lansia, maka tidak heran lagi kalau banyak individu lansia mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan. Hal ini cenderung diwujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk. Lansia yang pada masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat ketimbang mereka yang dalam menyesuaikan diri pada masa lalunya mudah dan menyenangkan. i. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat pada lansia. Status kelompok-minoritas yang dikenakan pada individu lansia secara alami telah membangkit keinginan untuk tetap muda selama mungkin dan ingin dipermuda apabila tanda-tanda menua tampak. Berbagai cara-cara kuno, obat yang manjur untuk segala penyakit, zat kimia, tukang sihir dan ilmu gaib digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian timbul orang-orang yang bisa membuat orang tetap awet muda, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis untuk mengubah lansia menjadi muda lagi. 4. Perubahan-perubahan Pada Lansia Menurut Hutapea (2005), perubahan-perubahan yang dialami oleh lansia adalah : a. Perubahan fisik Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 1) Perubahan pada sistem kekebalan atau immunologi, dimana tubuh menjadi rentan terhadap penyakit dan alergi. 2) Konsumsi energik turun secara nyata diikuti dengan menurunnya jumlah energi yang dikeluarkan tubuh. 3) Air dalam tubuh turun secara signifikan karena bertambahnya selsel mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan konektif. 4) Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal, kemampuan mencerna makanan serta penyerapannya menjadi lamban dan kurang efisien, gerakan peristaltik usus menurun sehingga sering konstipasi (susah ke belakang). 5) Perubahan pada sistem metabolik, yang menyebabkan gangguan metabolisme glukosa karena sekresi insulin yang menurun. Sekresi insulin juga menurun karena timbulnya lemak. 6) Sistem saraf menurun yang menyebabkan munculnya rabun dekat, kepekaan bau dan rasa berkurang, kepekaan sentuhan berkurang, pendengaran berkurang, reaksi menjadi lambat, fungsi mental menurun dan ingatan visual berkurang. 7) Perubahan pada sistem pernafasan ditandai dengan menurunnya elastisitas paru-paru yang mempersulit pernafasan sehingga dapat mengakibatkan munculnya rasa sesak dan tekanan darah meningkat. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 8) Kehilangan elastisitas dan fleksibilitas persendian, tulang mulai keropos. b. Perubahan psikososial Perubahan psikososial menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam, sering bingung, panik dan depresif. Hal itu disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan sosioekonomi. Ketergantungan sosial finansial pada waktu pensiun membawa serta kehilangan rasa bangga, hubungan sosial, kewibawaan, dan sebagainya. Rasa kesepian bisa muncul karena semua anak telah meninggalkan rumah dan makin sedikitnya teman akrab yang sebaya. Kecemasan dan mudah marah, merupakan gejala umum yang dapat menyebabkan keluhan susah tidur atau tidur tidak tenang. c. Perubahan emosi dan kepribadian Setiap ada kesempatan, lansia selalu mengadakan introspeksi diri. Terjadi proses kematangan dan bahkan tidak jarang terjadi pemeranan gender yang terbalik. Para wanita lansia bisa menjadi lebih tegar dibandingkan lansia pria, apalagi dalam memperjuangkan hak mereka. Sebaliknya, pada saat lansia, banyak pria tidak segansegan memerankan peran yang sering distereotipekan sebagai pekerjaan wanita, seperti mengasuh cucu, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah dan sebagainya. Persepsi tentang kondisi kesehatan berpengaruh pada kehidupan psikososial, dalam hal memilih bidang kegiatan yang sesuai dan cara menghadapi persoalan hidup. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. D. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL LANSIA Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia. Disebut perkembangan disini bukan berarti perkembangan fisik seperti yang dialami oleh remaja, akan tetapi adalah perkembangan psikologis dan sosial. Seperti yang diuraikan oleh Erikson, bahwa tugas perkembangan di lanjut usia adalah tercapainya integritas dalam diri. Artinya, lansia berhasil memenuhi komitmen dalam hubungan dirinya dengan orang lain, menerima kelanjutan usianya, menerima keterbatasan fisiknya. Akan tetapi ketika seseorang tidak bisa mencapai integritas diri, maka lansia tersebut akan mengalami keputusasaan, merasa tidak berguna dalam hidup, banyak mengeluh, dan banyak menuntut yang akan menyebalkan keluarganya. Menurut Syme (1984), salah satu faktor psikososial adalah perubahan-perubahan hidup yang menekan seperti kehilangan orang yang dicintai (dalam Prawitasari, 1994). Kehilangan orang-orang yang dicintai dapat memicu hadirnya perasaan kesepian pada lansia. Kesepian pada lansia sendiri lebih mengacu pada kesepian dalam konteks ”sindrom sarang kosong”, dimana kesepian yang muncul diakibatkan kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat dari kepergian pasangan hidup untuk kembali kepada Sang Pencipta. Jadi kesepian tidak semata-mata muncul akibat kesendirian fisik atau ketidakberadaan orang lain di sekeliling hidup seseorang, tetapi juga akibat dari perasaan ditinggalkan khususnya Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. oleh mereka yang tadinya memiliki hubungan emosional yang amat dekat (Gunarsa, 2004). E. PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KESEPIAN PADA LANSIA Perlmutter dan Hall (1985) menyatakan bahwa lansia umumnya mengalami perubahan-perubahan dalam perkembangannya seperti penurunan struktur dan fungsi, sehingga menjadi tua diasumsikan sebagai orang yang tidak lagi berkembang. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan, bahkan di Indonesia sebagian anggota masyarakat masih beranggapan bahwa lansia adalah orang yang sudah tidak berguna bahkan kadang-kadang dirasakan sebagai suatu beban (dalam Martini dkk, 1993). Akan tetapi, lansia di indonesia biasanya juga dikaitkan dengan kearifan. Makin tua seseorang, dia akan dianggap arif dan bijaksana. Anak cucu akan datang dan minta restu padanya. Meskipun ia sudah pikun, anak, cucu, ataupun keluarga lainnya akan merawatnya dengan penuh hormat. Banyak pula lansia mempunyai rumah tangga sendiri. Biasanya mereka hidup berdekatan dengan anggota keluarga lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan keanekaragaman kehidupan lansia di Indonesia. Ada yang hidup bahagia di panti werdha, ada yang labih suka mandiri dan tinggal dirumah sendiri, dan banyak pula yang masih menghendaki tinggal dirumah anak. Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa lansia tersebut merasa Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. cukup bahagia dengan keadaan tersebut, tapi ada pula yang merasa kesepian (Prawitasari, 1994). Kesepian merupakan kondisi yang sering mengancam kehidupan para orang tua, khususnya lansia, dimana kesepian ini tidak semata-mata muncul akibat kesendirian fisik atau ketidakberadaan orang lain di sekeliling hidup seseorang, tetapi juga akibat perasaan ditinggalkan, khususnya oleh mereka yang tadinya memiliki hubungan emosional yang amat dekat. Kesepian pada lansia lebih mengacu pada kesepian dalam konteks ”sindrom sarang kosong”, dimana kesepian yang muncul diakibatkan kepergian anak-anak untuk hidup terpisah dengan mereka dan juga akibat dari kepergian pasangan hidup untuk kembali kepada Sang Pencipta (Gunarsa, 2004). Peplau dan Perlman menyimpulkan tiga elemen dari definisi kesepian yaitu : merupakan pengalaman subyektif, yang mana tidak bisa diukur dengan observasi sederhana, kesepian merupakan perasaan yang tidak menyenangkan, secara umum merupakan hasil dari kurangnya atau terhambatnya hubungan sosial (dalam Deaux, Dane dan Wrightsman, 1993). Pada saat mengalami kesepian, individu akan merasa dissatisfied (tidak puas), deprivied (kehilangan), dan distressed (menderita). Banyak pula penelitian yang menemukan bahwa kesepian dapat menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit, depresi, bunuh diri, bahkan sampai menyebabkan kematian pada lansia (Ebersole, Hess, & Touhy, 2005). Untuk itu, kesepian merupakan suatu hal yang sangat ditakuti oleh lansia. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Beyene, Becker, & Mayen (2002) menjelaskan bahwa ketakutan akan kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu secara khas hal tersebut dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial. Ketika lansia mengalami kesepian akibat keterpisahan dengan anak-anak mereka, ataupun akibat ditinggal mati oleh pasangan hidupnya, lansia tersebut pada dasarnya kehilangan dukungan sosial dari orang yang paling dekat (dalam Gunarsa, 2004). Ada berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000) menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan pentingnya interaksi sosial dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian tersebut (dalam Gunarsa, 2004). Menurut Baron dan Byrne (2002), dukungan sosial adalah kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman-teman dan keluarga individu tersebut. Dukungan sosial sendiri pada dasarnya dapat berasal dari berbagai sumber seperti pasangan hidup, keluarga, pacar, teman, rekan kerja, dan organisasi komunitas (Sarafino, 2006). Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Untuk memperoleh dukungan sosial tersebut para lansia perlu berinteraksi dengan orang lain seperti membuat kontak sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian Haditono dkk (1983), yang menunjukkan bahwa lansia akan lebih merasa senang dan bahagia dengan adanya aktivitas rutin serta mempunyai hubungan sosial dengan kelompok seusianya, karena hal tersebut dapat mengisi waktu luang mereka (dalam Prawitasari, 1994). Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah kesepian adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004). F. HIPOTESA PENELITIAN Hipotesa penelitian ini adalah ada pengaruh negatif dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk melihat pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya. A. VARIABEL PENELITIAN Variabel bebas : Dukungan Sosial Variabel tergantung : Kesepian B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dukungan Sosial Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian, penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu (pasangan, teman Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. dekat, tetangga, saudara, anak, keluarga, dan masyarakat sekitar) kepada individu yang sedang mengalami kesulitan, agar individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan bernilai. Dukungan sosial dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan empat bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992) yaitu : dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosi, dan dukungan integral sosial. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan sosial yang diberikan, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang didapatkannya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala dukungan sosial yang diberikan, artinya semakin rendah dukungan sosial yang didapatkannya. 2. Kesepian Kesepian merupakan suatu perasaan tidak menyenangkan karena memiliki hubungan yang sedikit dan tidak memuaskan serta adanya ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang diharapkan dengan hubungan sosial pada kenyataan akibat terhambat atau berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki seseorang. Kesepian dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan perasaan-perasaan ketika kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993), yaitu desperation, impatient-boredom, selfdeprecation, dan depression. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. skala kesepian yang diberikan, artinya semakin tinggi perasaan kesepian yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh seseorang dalam skala kesepian yang diberikan, artinya semakin rendah perasaan kesepian yang dimilikinya. C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan sampel Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Sugiarto, Siagian, Sunaryanto, & Oetomo, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang terdaftar sebagai anggota dari Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya Binjai. Karakteristik populasi dalam penelitian adalah : a. Para lansia yang berusia 60 tahun keatas, hal ini disesuaikan dengan dimulainya seseorang memasuki usia lanjut. Selain itu Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Sosial memberikan batasan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. b. Masih memiliki pasangan Kimmel (1974) menyatakan bahwa lansia yang sudah meninggal pasangannya cenderung kesepian, serta tingkat kesepian tertinggi ditemukan pada lansia Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. yang tidak lagi memiliki pasangan yang menjadi seorang janda atau duda (Peters, 1997) c. Tinggal bersama anggota keluarga. Mishra (2004) menyatakan bahwa lansia yang tidak tinggal dengan anggota keluarga dan tinggal di suatu Institusi lebih merasa kesepian dibandingkan dengan lansia yang tinggal dengan anggota keluarga. Jumlah lansia yang dilibatkan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang. Menurut Gay (1976), 30 subjek sudah merupakan ukuran minimum yang dapat diterima untuk tipe penelitian korelasional (dalam Sevilla et al, 1993). Azwar (2006) juga menambahkan bahwa jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. 2. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel atau sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga digunakan sebagai wakil yang sahih atau dapat mewakili bagi populasi tersebut (Sugiarto, Siagian, Sunaryanto & Oetomo, 2003). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode pengambilan sampel acal sederhana adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel (Sugiarto, Siagian, Sunaryanto & Oetomo, 2003). D. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan metode skala. Metode skala digunakan mengingat data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2004). Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua buah skala, yaitu : Skala Dukungan Sosial dan Skala Kesepian. 1. Skala Kesepian Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesepian adalah skala kesepian. Adapun aitem-aitem dalam skala disusun berdasarkan indikator-indikator perasaan kesepian yang diungkapkan oleh Wrightsman (1993). Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. sampai 1 untuk aitem yang mendukung (favorable), sedangkan untuk aitem tidak mendukung (unfavorable) bergerak dari 1 sampai 4. Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan pada empat jenis perasaan kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993) dengan blue print pada Tabel 2 berikut : Tabel 2 Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian Sebelum Uji Coba No. Dimensi 1 Desperation 2 Impatient Boredom 3 Self Deprecation 4 Depression TOTAL Komponen Kesepian Favorable Unfavorable 1, 2, 5, 6, 26, 3, 4, 30, 31, 51, 27, 28, 29, 53, 52 54, 55, 56 9, 10, 32, 33, 7, 8, 11, 12, 34, 36, 37, 57, 58, 35, 60 59, 61, 62 13, 14, 17, 40, 15, 16, 38, 39, 41, 63, 64, 65, 42 66, 67 18, 21, 22, 25, 19, 20, 23, 24, 44, 45, 48, 49, 43, 46, 47, 50, 68, 69, 70, 71, 74, 72, 73, 75 48 27 Total 18 Bobot (%) 24 % 18 24 % 15 20 % 24 32 % 75 100 % 2. Skala Dukungan Sosial Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial adalah skala dukungan sosial. Adapun aitem-aitem dalam skala dukungan sosial disusun sendiri Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. oleh peneliti berdasarkan empat bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992). Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari dua kategori aitem yaitu aitem yang mendukung dan aitem yang tidak mendukung serta menyediakan empat alternatif jawaban yang terdiri dari sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4 sampai 1 untuk aitem yang mendukung (favorable), sedangkan untuk aitem tidak mendukung (unfavorable) bergerak dari 1 sampai 4. Penyusunan skala kesepian dalam penelitian ini didasarkan empat bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992) dengan blue print pada Tabel 3 berikut : Tabel. 3 Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba No. Bentuk Komponen Dukungan Sosial Total Bobot (%) Favorable Unfavorable 1 Dukungan 1, 6, 12, 27, 38 16, 21, 28, 33, 10 20 % Instrumental 43 2 Dukungan 2, 13, 22, 34, 44 7, 17, 29, 39, 50 10 20 % Informasional 3 Dukungan 18, 22, 30, 35, 3, 8, 14, 24, 45 10 20 % Penghargaan 40 4 Dukungan Emosi 9, 15, 31, 41, 46 4, 19, 25, 36, 47 10 20 % 5 Dukungan 5, 10, 26, 37, 48 11, 20, 32, 42, 10 20 % Intergral Sosial 49 TOTAL 25 25 50 100 % E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Sebelum diberikan pada subjek penelitian, alat ukur terlebih dahulu diseleksi dengan melihat validitas, uji daya beda aitem, serta reliabilitas. 1. Validitas alar ukur Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004). Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content validity). Suryabrata (2008) menyatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir pertanyaan/pernyataan, berdasarkan pendapat profesional (professional judgement). Sementara menurut Danim (2007) menyatakan kalaupun rumusan instrumen dibuat sesuai dengan isi yang dikehendaki, namun validitas isi ini tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka hasil uji. Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji daya beda item. Uji daya daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, dasarnya adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh skala sebagai keseluruhan (Azwar, 1999). Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total (rix) yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Bagi skalaskala yang setiap aitemnya diberi skor pada level interval dapat digunakan formula koefisien korelasi Pearson Product Moment. Menurut Ebel (1979) menyarankan kriteria evaluasi indeks diskriminasi aitem yaitu nilai 0,3 sudah dianggap bagus walaupun masih mungkin untuk ditingkatkan (Azwar, 1999). Penghitungan daya diskriminasi aitem dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 14.0 For Windows. 2. Reliabilitas alat ukur Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable) (Azwar, 2004). Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2004). Teknik yang digunakan adalah teknik internal Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. consistency koefisien reabilitas Alpha dari Cronbach. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas. F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR 1. Skala Dukungan Sosial Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 50 aitem yang terdapat pada skala Dukungan Sosial, ternyata sebanyak 21 aitem yang dinyatakan gugur yaitu aitem 5, 6, 11, 16, 19, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 42, 43, 46, 47, 50. Hasil ujicoba skala dukungan sosial menunjukkan nilai riX aitem skala bergerak dari 0,303 – 0,578. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada Tabel 4. No. 1 2 3 4 5 Tabel 4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba Bentuk Komponen Dukungan Sosial Total Bobot (%) Favorable Unfavorable Dukungan 1, 12, 27 21 4 13,8 % Instrumental Dukungan 2, 13, 22, 44 7, 17, 6 20,69 % Informasional Dukungan 18, 23, 30, 35, 3, 8, 14, 45 9 31,03 % Penghargaan 40, Dukungan Emosi 9, 15, 41 4, 36, 5 17,24 % Dukungan 10, 26, 48, 20, 49 5 17,24 % Intergral Sosial TOTAL 18 11 29 100 % Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Seperti yang terlihat pada Tabel. 4, diketahui bahwa dari 50 aitem setelah uji coba diperoleh 29 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi ≥rix0.3 atau yang dianggap memenuhi kriteria korelasi minimal aitem dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar 0.874. Menurut Triton (2006), nilai koefisien alpha (α) di 0.8 sudah dapat dikatakan reliabel. Sementara Azwar (2006) menyatakan bahwa kriteria berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan ≥rix0.3. Aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.3 daya bedanya dianggap memuaskan. Peneliti menggunakan 29 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel. 5 berikut: No. 1 2 3 4 5 Tabel 5. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial pada Saat Penelitian Bentuk Komponen Dukungan Sosial Total Bobot (%) Favorable Unfavorable Dukungan 1, 11, 20, 27 4 13.8 % Instrumental Dukungan 2, 7, 21, 25 12, 16 6 20.69 % Informasional Dukungan 3, 13, 17, 22, 4, 6, 8, 28 9 31.03 % Penghargaan 26, Dukungan Emosi 9, 14, 29 18, 23 5 17.24 % Dukungan Intergral Sosial TOTAL 2. Skala Kesepian 5, 10, 15 18 19, 24, 11 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 5 17.24 % 29 100 % Setelah diujicobakan pada subjek penelitian, dari 75 aitem yang terdapat pada skala kesepian, ternyata sebanyak 36 aitem yang dinyatakan gugur yaitu aitem 4, 5, 7, 8, 10, 11, 14, 16, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 37, 38, 40, 50, 54, 56, 59, 60, 62, 63, 64, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 74. Hasil ujicoba skala dukungan sosial menunjukkan nilai riX aitem skala bergerak dari 0.303 – 0.641. Distribusi aitem hasil uji coba skala akan dijelaskan pada Tabel 6. No. 1 2 3 4 Tabel 6. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian Setelah Uji Coba Dimensi Komponen Kesepian Total Favorable Unfavorable Desperation 1, 2, 6, 26, 29, 31, 51, 52 10 53, 55 Impatient 9, 36, 57, 58, 61 12, 35 7 Boredom Self Deprecation 13, 17, 41, 65 15, 39, 42 7 Depression 18, 22, 44, 45, 19, 23, 43, 46, 14 48, 49, 68, 73, 47 75 TOTAL 25 14 38 Bobot (%) 26.31 % 18.42 % 18.42 % 36.85 % 100 % Seperti yang terlihat pada Tabel. 6, diketahui bahwa dari 75 aitem setelah uji coba diperoleh 38 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0.3 dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar 0.906. Peneliti menggunakan 38 aitem yang lolos seleksi untuk skala dalam penelitian. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala kesepian yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel. 7 berikut : No. Tabel 7. Distribusi Aitem-Aitem Skala Kesepian pada Saat Penelitian Dimensi Komponen Kesepian Total Bobot Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Favorable 2, 6, 14, 17, 24, 30, 34 1, 5, 11, 20, 32 Unfavorable 10, 22, 36 10 (%) % 15, 27 7 % 3, 9, 13, 21, 25 8, 16, 19, 23, 26, 28, 31,35, 37, 39 TOTAL 26 G. PROSEDUR PENELITIAN 18, 38 4, 7, 12, 29, 33 7 14 % % 13 38 100 % 1 Desperation 2 Impatient Boredom Self Deprecation Depression 3 4 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat alat ukur dan melakukan uji coba alat ukur. Penelitian ini menggunakan 2 skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Pembuatan skala dibantu oleh professional judgement yaitu dosen pembimbing sebagai professional judgement untuk skala kesepian dan skala dukungan sosial. Skala pertama adalah skala dukungan sosial, berdasarkan lima bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Orford (1992). Skala kedua adalah skala kesepian yang memuat empat jenis perasaan ketika kesepian yang dikemukakan oleh Wrightsman (1993). Penyusunan skala ini diawali dengan membuat blue print yang kemudian dilanjutkan dengan operasionalisasi dalam bentuk aitem-aitem peryataan yang jumlah aitemnya masing-masing 50 aitem untuk skala dukungan sosial dan 75 aitem untuk skala kesepian. Sebelum menjadi alat ukur penelitian yang sebenarnya, skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba skala dilakukan dengan memberikan skala kepada 60 orang subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Uji coba dilakukan Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. pada tanggal 6 November sampai tanggal 14 November 2009. Pemberian skala ini dilakukan dengan mendatangi subjek yang telah didata sebelumnya satu persatu, dimana ada sebahagian lansia yang membaca dan mengisi sendiri skala kesepian dan dukungan sosial yang diberikan dan sebahagian besar dari lansia tersebut meminta agar skala-skala tersebut dibacakan dan isikan oleh peneliti. Dari hasil uji coba tersebut ditentukan aitem-aitem mana saja yang layak dijadikan alat ukur melalui perhitungan uji daya beda aitem dan reliabilitas. Aitem-aitem yang memenuhi kriteria disusun kembali dalam bentuk skala yang digunakan untuk penelitian. 2. Pelaksanaan Penelitian Setelah alat ukur diujicobakan, maka Pelaksanaan penelitian diawali dengan meminta izin pada Lurah Tanah Tinggi Kota Madya Binjai. Setelah diberikan izin, penelitian dimulai dengan menyebar skala pada individu lansia yang telah dipilih secara random atau acak dari daftar nama lansia yang diperoleh dari ketua Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya Binjai dan disesuaikan dengan karakteristik populasi. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 19 November 2009 sampai tanggal 29 November 2009 dengan melibatkan 60 orang subjek yang mengisi skala. 3. Tahap pengolahan data Setelah diperoleh data dari skala Kesepian dan skala Dukungan Sosial, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data pada penelitian ini seluruhnya menggunakan bantuan program SPSS Version 15.0 for Windows. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. H. Metode Analisa Data Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi Analisa Regresi. Uji asumsi yang dilakukan pada penelitian ini adalah : 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dianalisa dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Persyaratan data disebut normal jka probabilitas atau nilai p> 0.05 (Triton, 2006). 2. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel kesepian berkorelasi secara linear dengan data variabel dukungan sosial. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji F (ANOVA) dengan nilai signifikansi (Linearity) kurang dari 0.05 atau p < 0.05 (Priyatno, 2008). BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian, dari analisa data sampai pembahasan hasil sesuai dengan data yang diperoleh. A . Analisa Data 1. Gambaran umum subjek penelitian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Populasi penelitian ini adalah lansia yang terdaftar sebagai anggota dari Perkumpulan Lansia Habibi dan Habibah Di Kelurahan Tanah Tinggi Kota Madya Binjai yang dipilih secara random dengan jumlah 60 orang. Melalui 60 orang yang dipilih, maka diperoleh gambaran umum subjek penelitian sebagai berikut: a. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 8. Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%) Pria 36 60 Wanita 24 40 Total 60 100 Berdasarkan data pada Tabel 7, jumlah subjek yang berjenis kelamin pria sebanyak 36 orang (60%) dan subjek yang berjenis kelamin wanita sebanyak 24 orang (40 %). b. Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada Tabel 9 Tabel 9.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) 60-64 tahun 21 35 65-74 tahun 31 51.7 75-84 tahun 7 11.7 84 tahun > 1 1.7 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Total 60 100 Berdasarkan data pada tabel 8, jumlah subjek yang berusia 60 sampai 64 tahun sebanyak 21 orang (35%), subjek yang berusia 65 sampai 74 tahun sebanyak 31 orang (51.7%), subjek yang berusia 75 sampai 84 tahun sebanyak 7 orang (11.7%), sedangkan subjek yang berusia di atas 84 tahun ada 1 orang (1.7%). 2. Hasil penelitian Berikut ini akan dipaparkan hasil uji normalitas, linieritas dan hasil pengolahan data pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. a. Hasil uji asumsi 1) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel menyebar secara normal. Pada penelitian ini, uji normalitas sebaran dilakukan dengan teknik statistik one sample kolmogorov-smirnov. Persyaratan data disebut normal jka probabilitas atau nilai p> 0.05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (Triton, 2006). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut: No 1 2 Tabel 10.Uji sebaran normal variabel tes kolmogorov-smirnov Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Signifikansi Keterangan Kesepian Terdistribusi 0.724 0.671 normal Dukungan Sosial Terdistribusi 0.725 0.669 normal Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Dari uji normalitas pada variabel kesepian diperoleh nilai Z = 0.724 dengan p = 0.671, sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel kesepian terdistribusi normal. Pada variabel dukungan sosial diperoleh nilai Z = 0.725 dengan p = 0.669, sehingga dapat dikatakan data penelitian pada variabel kesepian terdistribusi normal. 2) Uji Linearitas Hubungan Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linearitas hubungan antara data variabel bebas dan data variabel tergantung. Uji linearitas hubungan yang digunakan adalah uji F, dimana jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05) maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah linier. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini : Tabel 11. Hasil Uji Linearitas Variabel Df F Sig. Dukungan sosial terhadap 1 7.578 0.009 kesepian Keterangan Linear Dari hasil uji linearitas diperolah nilai F = 7.578 dan p = 0.009. Hasil tersebut menunjukkan variabel dukungan sosial memiliki hubungan yang linear dengan kesepian. Hubungan linear diatas dapat pula dilihat pada penyebaran skor dengan menggunakan teknik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar (scatter plot) sebagai berikut : Gambar 1. Gambaran Linearitas Dukungan Sosial dengan kesepian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 10 0 90 Kesepian 80 Linear Regression = 115.12 + -0.38 * Duksos Kesepian R-Square = 0.14 75 80 85 90 95 Duksos b. Hasil analisa data Analisa data pada penelitian ini menggunakan metode analisa regresi linear sederhana yang akan menjelaskan pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian, dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for Window. Metode yang digunakan adalah metode enter dengan memasukkan variabel dukungan sosial sebagai variabel bebas (independen) terhadap kesepian sebagai variabel tergantung (dependen). Dengan metode ini variabel bebas dimasukkan sebagai variabel prediktor dengan tidak memandang apakah pengaruh variabel tersebut besar atau kecil terhadap variabel tergantung (dependen). Artinya bahwa variabel bebas akan masuk dalam persamaaan jika taraf kesalahannya kurang dari Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 0.05 (5 %) dan dikeluarkan jika taraf kesalahannya lebih dari 0.1 (10%) (Pratisto, 2009). Hasil analisa regresi antara variabel dukungan sosial dengan kesepian dapat dilihat pada tabel 12 berikut : Tabel 12. Hasil analisa regresi dukungan sosial dengan kesepian R R-Square Sig (1-tailed) F Sig 0.371 0.137 0.002 9.241 0.004 Nilai R pada tabel 12 menunjukkan besarnya hubungan antara variabel dukungan sosial dengan kesepian yaitu sebesar 0.371 dengan tingkat signifikansi koefisien korelasi (1-tailed) sebesar 0.002 (p = 0.004). Jika nilai p < 0.05 maka hubungan antar variabel signifikan (Pratisto, 2009). Dari hasil analisa data tersebut dapat dilihat bahwa hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian sangat signifikan. Dari hasil korelasi Pearson, diketahui arah hubungannya adalah negatif yang artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh oleh seseorang, maka tingkat kesepiannya semakin rendah, dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diperoleh maka tingkat kesepiannya akan semakin tinggi. Nilai R-square (koefisien determinasi) digunakan untuk mengukur seberapa jauh model regresi linier sesuai dengan data. Dari hasil analisa data diperoleh nilai Rsquare sebesar 0.137, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dukungan sosial terhadap kesepian adalah sebesar 13.7%. Artinya, dukungan sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 13.7% terhadap kesepian, sedangkan selebihnya sebesar 86.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Untuk melihat apakah model regresi sudah tepat digunakan dalam memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung, maka digunakan nilai F dari tabel ANOVA (Pratisto, 2009) dari hasil analisa data diperoleh nilai F sebesar 9.241 dengan tingkat signifikansi 0.004. Nilai probabilitas ini menyatakan bahwa model regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk memprediksi kesepian (p < 0.05). Parameter-parameter dalam persamaan garis regresi yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel. 13 berikut ini: Tabel 13. Parameter-parameter Persamaan Garis Regresi Model B t Sig. Konstan 115.120 10.510 0.000 Dukungan -0.382 -3.040 0.004 Sosial Persamaan garis yang dihasilkan pada analisa regresi linier sederhana ini adalah: Y =115.120-0.382*X Keterangan : Y = Kesepian X = Dukungan Sosial Persamaan garis regresi tersebut memiliki arti jika tidak didapati adanya dukungan sosial pada lansia, maka kesepian seseorang akan sebesar 115.120 satuan. Koefisien regresi sebesar -0.382 menyatakan bahwa setiap penambahan sebanyak 1 satuan untuk dukungan sosial, maka akan ada penurunan sebesar 0.382 untuk kesepian pada lansia. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Selanjutnya untuk melihat signifikansi koefisien regresi tersebut, maka digunakan uji t. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi parameter-parameter regresi linier sederhana. Koefisien regresi dapat dinyatakan signifikan jika nilai p < 0.05 (Pratisto, 2009). Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai p = 0.004 (p<0.05) sehingga dapat dinyatakan bahwa koefisien regresi tersebut signifikan atau dukungan sosial berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap kesepian. c. Deskripsi data penelitian Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar (2006) menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Menurut azwar (2006), pengkategorisasian 3 jenjang ini merupakan pengkategorisasian minimal digunakan oleh peneliti. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut: Rentang nilai X < (Mean - 1.SD) (Mean - 1.SD) ≤ x < (Mean + 1.SD) (Mean+ 1.SD) ≤ x Kategori Rendah Sedang Tinggi Dalam penelitian ini peneliti mengkategorikan data penelitian berdasarkan mean hipotetik dan mean empirik untuk variabel dukungan sosial dan variabel kesepian. 1) Variabel Kesepian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan variabel kesepian adalah sebanyak 38 aitem yang diformat dalam bentuk Likert dalam 4 alternatif pilihan. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 14 berikut ini : Tabel 14. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Variabel Kesepian Variabel Empirik Hipotetik Min Maks Mean SD Min Maks Mean Kesepian 72 99 81.90 6.139 38 152 95 SD 19 Berdasarkan tabel.14 diperoleh mean empirik untuk skala kesepian sebesar 81,90 dengan SD empirik sebesar 6.139, sedangkan untuk mean hipotetik sebesar 95 dengan SD hipotetik sebesar 19. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik < mean hipotetik. Hal ini berarti kesepian yang dialami subjek berada dibawah rata-rata kesepian pada umumnya. Mean empirik yaitu sebesar 81.90 menggambarkan bahwa subjek termasuk ke dalam kelompok yang memiliki kesepian sedang. Pengelompokkan ini didasarkan pada pengkategorisasian subjek berdasarkan kategorisasi empirik sebagaimana yang ditujukkan pada tabel 15 dibawah ini : Tabel 15. Kategorisasi data Kesepian Empirik Rentang nilai Jumlah X < 75 7 % 11,67 75 ≤ x < 88 88 ≤ x 68.33 20 41 12 Kategori Rendah Sedang Tinggi Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Berdasarkan Tabel. 15 diketahui bahwa berdasarkan mean empirik, subjek penelitian yang memiliki kesepian dengan kategori rendah sebanyak 7 orang (11.67%), sedangkan sebanyak 41 orang (68.33%) subjek penelitian tingkat kesepiannya tergolong sedang dan sebanyak 12 orang (20%) subjek penelitian memiliki kesepian yang tergolong tinggi. 2) Variabel Dukungan Sosial Berdasarkan Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel dukungan sosial adalah sebanyak 29 aitem dengan format skala likert dalam 4 alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam Tabel 16 sebagai berikut: Tabel 16 Skor Empirik dan Skor Hipotetik Dukungan Sosial Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Min Maks Mean SD Min Maks Mean Dukungan 74 98 86.98 5.959 29 116 72.5 sosial SD 43.5 Berdasarkan Tabel. 16 diperoleh mean empirik dukungan sosial subjek penelitian adalah = 87.65 dengan SD = 6.25943 dan mean hipotetiknya adalah = 75 dengan SD=15. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan bahwa skor dukungan sosial subjek penelitian di atas rata-rata yaitu mean empirik > mean hipotetik. Hal ini berarti dukungan sosial subjek penelitian lebih tinggi daripada dukungan sosial populasi pada umumnya. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Pada Tabel. 17 dapat dilihat bahwa rata-rata dukungan sosial yang diterima subjek berada pada kategori netral dalam pengkategorian skor berdasarkan mean empirik. Tabel 17. Kategorisasi data Dukungan Sosial Empirik Rentang nilai Jumlah X < 81 9 81 ≤ x < 93 93 ≤ x 37 14 % 15 61.67 23.33 Kategori Rendah Sedang Tinggi Berdasarkan Tabel. 17 diketahui bahwa berdasarkan mean empirik, subjek penelitian yang mendapatkan dukungan sosial dengan kategori rendah sebanyak 9 orang (15%), sedangkan sebanyak 37 orang (61.67%) subjek penelitian mendapatkan dukungan sosial yang tergolong sedang dan sebanyak 14 orang (23.33%) subjek penelitian mendapatkan dukungan sosial yang tergolong tinggi. 3. Hasil analisa tambahan a. Gambaran Kesepian Lansia berdasarkan Jenis Kelamin Pada penelitian ini juga dapat diperoleh gambaran kesepian berdasarkan jenis kelamin dengan menggunakan teknik statistik independent sample t-test. Hasil uji statistik berdasarkan jenis kelamin selengkapnya dapat dilihat dari Tabel 18 berikut ini Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Tabel 18. Gambaran Kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita N 36 24 Mean 82.33 81.25 SD 5.677 6.848 Dari Tabel 18 tentang gambaran kesepian lansia berdasarkan jenis kelamin diperoleh bahwa mean kelompok subjek pria lebih tinggi daripada mean kelompok subjek wanita. Hasil uji t dapat melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara kesepian lansia pada pria dan wanita. Uji t dilakukan dalam dua tahapan, tahapan pertama adalah menguji apakah varians dari dua populasi bisa dianggap sama dan tahapan kedua dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi (Santoso, 2007). Hasil uji-t penelitian ini dapat dilihat pada Tabel. 19 dibawah ini: Tabel 19. Hasil perhitungan Uji-t kesepian Lansia berdasarkan jenis kelamin Tes Levene t-Test F Sig. t Sig Equal variances not 1.124 0.293 0.642 0.542 assumed Nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa kedua varians benar-benar berbeda (Santoso, 2007). Dari Tabel. 19 diperoleh nilai F = 1.124 dengan nilai p = 0.293 sehingga dapat dikatakan bahwa kedua varians adalah sama. Nilai t dengan Equal variances not assumed adalah 0.642 dengan p = 0.542 Jika nilai p < 0.05 maka rata-rata populasi adalah berbeda (Santoso, 2007). Dari hasil Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. analisa didapat nilai p > 0.05 (p = 0.542), sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan kesepian antara lansia pria dan wanita. b. Pengaruh Dimensi-dimensi Dukungan Sosial terhadap Kesepian Hasil analisa regresi menunjukkan sumbangan efektif dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia sebesar (r2)=0.137, yaitu sebesar 13.7%. Selanjutnya dari kelima dimensi dukungan sosial ternyata bentuk dimensi integral sosial yang berpengaruh paling besar terhadap kesepian pada lansia. Peneliti menggunakan regresi berganda metode backward yaitu menganalisis variabel dari belakang, artinya semua variabel dianalisis kemudian dilanjutkan menganalisis pengaruh variabel-variabel bebasnya lalu variabel yang tidak berpengaruh dibuang (Pratisto, 2009). Tabel 20. Parameter-Parameter Persamaan Regresi Dimensi B t Sig Konstanta 101.509 Integral Sosial 0.006 Berdasarkan tabel 20 dapat dilihat bahwa dimensi dukungan integral sosial yang berpengaruh terhadap kesepian pada lansia. Bila dilihat dari p= 0.006 (p<0.05), B. Pembahasan Hasil utama penelitian dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana (R = -0.371, p = 0.004) menunjukkan ada pengaruh yang sangat signifikan antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia, dimana terdapat hubungan yang negatif antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Dari hasil analisis Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. penelitian tersebut maka hipotesa yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif antara dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia dapat diterima. Hal ini sesuai dengan Beyene, Becker, & Mayen (2002) yang menjelaskan bahwa ketakutan akan kesepian merupakan gejala yang amat dominan terjadi pada lansia. Kondisi ketakutan tersebut memiliki kadar yang berbeda, meskipun begitu secara khas hal tersebut dipengaruhi oleh derajat dan kualitas dari dukungan sosial. Hal tersebut tentu saja diperkuat berdasarkan dari berbagai pendapat yang mengemukakan bahwa kesepian terkait langsung dengan keterbatasan dukungan sosial. Fessman dan Lester (2000) menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor bagi munculnya kesepian. Maksudnya disini adalah individu yang memperoleh dukungan sosial terbatas lebih berpeluang mengalami kesepian, sementara individu yang memperoleh dukungan sosial yang lebih baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga menunjukkan akan pentingnya dukungan sosial dikalangan lansia untuk mengantisipasi masalah kesepian tersebut (dalam Gunarsa, 2004). Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino, 2006). Penelitian Dykstra (1990), juga menunjukkan adanya tingkat kesepian yang rendah karena mendapat dukungan sosial dari begitu banyak sumber, seperti dari pasangan, orang-orang yang sudah dianggap keluarga, individu yang lebih muda dan tua, baik pria dan juga wanita. Dukungan sosial mungkin saja datang dari berbagai Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. pihak, tetapi dukungan sosial yang amat bermakna dalam kaitannya dengan masalah kesepian adalah dukungan sosial yang bersumber dari mereka yang memiliki kedekatan emosional, seperti anggota keluarga dan kerabat dekat (Gunarsa, 2004). Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pada dasarnya kesepian lebih mengacu pada ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa kriteria penting dari hubungan sosial terhambat atau tidak terpenuhi. Pada dasarnya kekurangan tersebut dapat bersifat kuantitatif (tidak memiliki teman seperti yang diinginkan) dan bersifat kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang dibinanya bersifat seadanya atau kurang memuaskan (Peplau & Perlman dalam Taylor, Peplau & Sears, 2000). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia yaitu sebesar 13.7%. hasil ini menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain sebesar 86.3% yang mempengaruhi kesepian pada lansia. Faktor-faktor lain, selain dukungan sosial yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi kesepian yaitu dari status sosial ekonomi, karakteristik latar belakang lain (perceraian orang tua). Hawkey dan Cacciopo (2003) juga menambahkan bahwa stres dan rasa ketidakberdayaan diri dapat menjadikan seseorang menjadi kesepian (Gunarsa, 2004). Berdasarkan mean empirik, dukungan sosial subjek penelitian berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak subjek 37 subjek (61.67%). Dimana hasil ini dapat diartikan bahwa dukungan sosial yang diperoleh atau diterima oleh subjek penelitian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. tidak tinggi dan juga tidak rendah. Sementara untuk kesepian, berdasarkan mean empiriknya kesepian subjek penelitian tergolong sedang, yaitu sebanyak 41 subjek penelitian (68.33 %). Artinya, kesepian yang dirasakan subjek penelitian tidak tinggi dan juga tidak rendah. Santrock (2003) mengungkapkan bahwa individu-individu yang secara konsisten merespon bahwa mereka jarang merasa bisa berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya dan jarang mendapatkan dukungan dari orang lain ketika membutuhkannya adalah individu-individu yang termasuk dalam kategori sedang. Hasil tambahan penelitian untuk melihat perbedaan kesepian pada lansia pria dan lansia wanita menggunakan uji t menunjukkan bahwa rata-rata skor kesepian lebih tinggi pada kelompok lansia pria. Namun nilai probabilitas (p=0.542) menunjukkan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan (p > 0.05), sehingga tidak ada perbedaan sikap terhadap kematian antara lansia pria dan wanita jika ditinjau dari jenis kelamin. Hasil ini sejalan dengan hasil studi sebelumnya mengenai kesepian, yang juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian antara laki-laki dan perempuan. Walaupun begitu, menurut Borys dan Perlman (dalam Brehm et al, 2002) laki-laki lebih sulit menyatakan kesepian secara tegas bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan oleh stereotipe peran gender yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan stereotipe peran gender, pengekspresian emosi kurang sesuai bagi laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat terlihat dari hasil mean laki-laki > mean perempuan (82.33>81.25). Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Berdasarkan hasil penelitian tambahan, diperoleh bahwa dari dimensi-dimensi dukungan sosial ternyata yang paling berpengaruh pada kesepian lansia adalah dukungan integral sosial. Dukungan integral sosial memiliki signifikansi 0.006 (p<0.05). Menurut Orford (1992), dukungan integrasi sosial adalah perasaan individu sebagai bagian dari kelompok. Cohen & Wills (dalam Orford, 1992), menyatakan dukungan ini dapat berupa menghabiskan waktu bersama-sama dalam aktivitas, yang juga dapat mengurangi stress serta pengalihan perhatian seseorang dari masalah dengan membuat kontak sosial dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dykstra (1990), yang menunjukkan adanya tingkat kesepian yang rendah pada lansia karena memiliki hubungan yang lebih luas dan erat dengan orang lain. Shaver dan Rubeinstein (dalam Brehm et al, 2000), juga menambahkan bahwa salah satu cara untuk menghadapi kesepian yang dialami oleh seseorang adalah dengan membuat kontak sosial seperti berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama akan berisi rangkuman hasil penelitan yang dibuat berdasarkan analisa, interpretasi dan pembahasan. Pada bagian akhir akan dikemukakan saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan tema yang sama. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian, bahwa: 1. Terdapat pengaruh negatif dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia. Artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh lansia, maka kesepiannya akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diperoleh maka semakin tinggi kesepiannya. 2. Sumbangan efektif yang diberikan variabel dukungan sosial terhadap kesepian pada lansia adalah sebesar 13.7% (R² = 0.137), yang berarti bahwa pada penelitian ini dukungan sosial mempengaruhi kesepian sebesar 13.7 % dan Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. sisanya yaitu sebesar 86.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Berdasarkan data empirik, skor total variabel dukungan sosial dibagi atas tiga kategori yaitu : tinggi, sedang, rendah. Secara umum, dukungan sosial yang diterima oleh subjek penelitian tergolong sedang. 4. Berdasarkan data empirik, skor total variabel kesepian dibagi atas tiga kategori yaitu : tinggi, sedang, rendah. Secara umum, kesepian yang dialami oleh subjek penelitian tergolong sedang. 5. Berdasarkan hasil analisa tambahan dengan menggunakan uji t menunjukkan tidak ada perbedaan kesepian bila ditinjau dari jenis kelamin. Namun dengan membandingkan mean data dari subjek penelitian ini menunjukkan bahwa mean kesepian subjek laki-laki lebih tinggi daripada subjek perempuan. 6. Berdasarkan hasil analisa tambahan dengan menggunakan regresi berganda metode backward, menunjukkan bahwa dari bentuk-bentuk dukungan sosial yang paling berpengaruh terhadap kesepian lansia adalah integral sosial. B. Saran Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, maka peneliti mengemukakan beberapa saran. Saran-saran ini diharapkan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan sosial maupun kesepian pada lansia. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 1. Saran metodologis a. Mengacu pada nilai koefisien determinasi, menunjukkan kesepian dipengaruhi oleh dukungan sosial sebesar 13.7%, selebihnya kesepian lansia dipengaruhi oleh variabel lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti. Sehubungan dengan hal itu, maka disarankan pada peneliti berikutnya yang berminat untuk meneliti kesepian pada lansia dapat mengkaji faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi kesepian seperti status sosial ekonomi, karakteristik latar belakang lain (perceraian orang tua), stres dan juga rasa ketidakberdayaan. b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar agar hasil penelitian lebih representatif. c. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan sampel lansia, diharapkan dalam pengadministrasian skala, mayoritas skala diberikan dan dibacakan secara langsung oleh peneliti, sehingga peneliti dapat langsung menjelaskan atau menjawab pertanyaan atau hal-hal yang tidak dimengerti subjek dari pernyataanpernyataan skala yang diberikan. 2. Saran Praktis a. Mengingat dukungan sosial memberi pengaruh terhadap kesepian pada lansia, diharapkan agar para lansia tetap beraktifitas dan melakukan kontak atau hubungan sosial dengan orang lain, sehingga lansia dapat memperoleh dukungan sosial dari orang lain. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. b. Diharapkan agar keluarga lansia lebih memperhatikan serta membantu lansia terlebih lagi karena lansia tersebut masih tinggal dengan anggota keluarga, karena hal tersebut merupakan suatu bentuk dukungan sosial bagi lansia yang ternyata mempengaruhi kesepian yang dialami oleh lansia. c. Diharapkan kepada masyarakat agar tetap bersosialisasi dengan lansia dan tidak mengucilkan atau memberikan stereotipe yang negatif terhadap lansia yang dapat membuat lansia merasa tidak memperoleh dukungan sosial, sehingga dapat mempengaruhi kesepian lansia tersebut. d. Bagi pihak perkumpulan lansia diharapkan dapat meningkatkan bantuan, keperdulian serta pelayanan kepada lansia seperti pemeriksaan kesehatan gratis, sert acara jalan-jalan yang juga dapat meningkatkan keakraban diantara lansia itu sendiri dan juga mengurangi kesepian yang dirasakan oleh lansia tersebut. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Daftar Pustaka Afida, Wahyuningsih, & Sukamto. (2000). Hubungan Antara Pemenuhan Kebutuhan Berafiliasi Dengan Tingkat Depresi Pada Wanita Lanjut Usia di Panti Werdha. Indonesian Psychological Journal No 2, Vol 15, 180-195. Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya. http://209.85.173.132/search?q=cache:hYkoS1UHZcJ:journal.lib.unair.ac.id/i ndex.php/ANM/article/view/2672/265+aspek+kebutuhan+berafiliasi&cd=2& hl=id&ct-cink&gl=id Azwar, S. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bradbury., Wilbun., Para Editor Pustaka Life-Time. (1987). Masa Dewasa. Jakarta : Tira Pustaka. Brehm, S. et al (2002). Intimate Relationship. New York. Mc. Graw Hill. Bruno, F. J. (2002). Conguer Loneliness, Menaklukkan Kesepian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Deaux, Dane & Wrightsman, S. (1993). Social Psychology in the 90’s (2nd Edition). California : Wadsworth Publishing Company Inc. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Departemen Sosial RI & Direktorat Jendral Bina Keluarga Sosial. (1997). Petunjuk teknis Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Dalam Panti. Jakarta. Departemen Sosial Republik Indonesia. (2007). Penduduk Lanjut Usia Di Indonesia Dan Masalah Kesejahteraannya. Jakarta. Online. http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=522 Tanggal Akses : 3 Maret 2009 Ebersole, P., Hess, P., & Touhy, T. (2005). Gerontological Nursing & Healthy Aging. 2nd edition. Elsevier Health Sciences. http://books.google.co.id/books?id=YUlB72lFtIIC&pg=PA125&dq=lonelines s,+need+affiliation+aging&lr= Tanggal Akses : 24 April 2009 Gierveld, J. & Havens, B. (2004). Cross-national Comparisons of Social Isolation and Loneliness: Introduction and Overview. Canadian Journal On Aging. http://www.nidi.knaw.nl/en/output/2004/cja-23-02-dejonggierveld.pdf/cja-2302-dejonggierveld.pdf. Tanggal Akses : 23 Februari 2009. Gierveld, J. & Tilburg, T. V. (1999). Manual of The Loneliness Scale. Vrije Universiteit Amsterdam. Gunarsa, S. D. (2004). Dari anak sampai usia lanjut : bunga rampai psikologi anak. BPK Gunung Mulia. http://books.google.co.id/books?id=GUAGhG74nH4C&pg=PA417&dq=kese pian+lansia#PPA409,M1 Tanggal Akses : 3 Maret 2009 Hadi, S. (2000). Metodology Research. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. Hutapea, Ronald. (2005). Sehat dan Ceria di Usia Senja. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Ismayadi, (2004). Proses Menua (Aging Process). Online. http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/perkembangan-lansia.pdf Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Tanggal Akses : 23 Februari 2009 Kaasa, Karen. (1998). Loneliness in Old Age: Psychosocial and Health Predictors, Norwegian Journal of Epidemiology; 8 (2): 195-201. http://www.ub.ntnu.no/journals/norepid/1998-2/1998(2)Kaasa.pdf Tanggal Akses : 8 Mei 2008 Kimmel, D. C. (1974). Adulthood and Aging. USA : John Wiley & Sons. Kuntjoro, Z. S. (2002, 16 Agustus). Dukungan Sosial Pada Lansia. E- Psikologi [online]. http://www.e-psikologi.com/usia/160802.htm. Malecki, C., & Demaray, K. M., (2003). Social Support As A Buffer : Running Hedd, Nortern Illinois University. Martini, W., Adiyanti, M. G., Indiati, A. (1993). Ciri Kepribadian Lanjut Usia. Jurnal Psikologi, 1, 1-6. Mishra, A. J. (2004), Jnuari-Juli. A Study of Loneliness in an Old Age Home in India : A case of Kanpur. Indian Journal of Gerontology, Vol 17, no 1 & 2. Tanggal akses : 10 september 2009. www.geocitise.com/husociology/oldage4.htm. Newman, B., & Newman, P. (2006). Development Through Life : A Psychosocial Approach. Belmont : Thomson Wadsworth Learning. Orford, J. (1992). Community Psychology : Theory & Practice. London : John Wiley and Sons. Papalia, D. E., Olds, SE., & Feldman, RE. (2004). Human Development : Ninth Edition. New York : McGraw Hill. Pratisto, A. (2009). Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Jakarta : Elex Media Komputindo Prawitasari, J. E. (1994). Aspek Sosio-Psikologis Lansia Di Indonesia. Buletin Psikologi, No 1, 27-34 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Medikom Puspita Sari, Endah. (2002). Penerimaan Diri Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi No 2, 73-88. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Saleh, H. (2007). UMP Sumut Rp. 822.205 Tertinggi Kedua di Indonesia. [On-line]. http://www.medanbisnisonline.com/rubrik.php?p=105816&more=1 Santrock, J. W. (2003). Adolescence, Perkembangan Remaja (Alih Bahasa : Shinto B. Adelar & Sherly Saragih). Jakarta : Penerbit Erlangga. Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid II. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga. Santrock, J. W. (2006). Perkembangan Masa Hidup : Edisi Kelima ( Terjemahan Juda Damanik & Achmad Chusairi). Jakarta : UI Press. Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology Biopsychosocial Interaction. 5 United States of America : John Wiley & Sons. th edition. Sevilla, et al. (1993). Pengantar Metode Penelitian. (Terjemahan Alimuddin Tuwu). Jakarta : UI-Press Sugiarto, Siagian, D., Sunaryanto, L.T., Oetomo, D.S. (2003). Teknik Sampling. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Suryabrata, S. (2006). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Taylor, S.E. (2003). Health Psychology. New York : McGraw-Hill Companies, Inc. Triton, P.B. (2006). SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : Andi Offset. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Weiten, W. & Lloyd, M. (2006). Psychology Applied to Modern Life : Adjustment in the 21 st Century. Eighth Edition. Canada : Thomson Wadsworth. RAHASIA No : Identitas Diri Nama / Inisial : Usia : Jenis Kelamin : L / P ( lingkari yang sesuai ) Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008/2009 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan penelitian di bidang psikologi perkembangan. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam mengisi kuesioner ini. Dalam pengisian kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Yang saya harap dan saya butuhkan adalah jawaban yang paling mendekati keadaan anda yang sesungguhnya. Karena itu, saya harapkan anda bersedia memberikan jawaban anda sendiri, sejujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Bantuan anda dalam menjawab kuesioner ini merupakan bantuan yang amat besar dan berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas kerja sama anda saya mengucapkan banyak terima kasih. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. November 2009 Hormat saya, Peneliti Sari Hayati PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini akan disajikan dua buah kuesioner yang terdiri dari 125 pernyataan mengenai PANDANGAN ANDA terhadap DIRI ANDA. Anda diharapkan menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda yang sebenarnya, dengan cara memilih : SS : Bila anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut. S : Bila anda merasa Sesuai dengan pernyataan tersebut. TS : Bila anda merasa Tidak STS : Bila anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut. Sesuai dengan pernyataan tersebut. Contoh Pengisian : No Pernyataan STS TS S SS 1 Saya kesulitan dalam berkonsentrasi STS TS S SS Jika Anda ingin mengubah jawaban Anda, berilah tanda garis pada jawaban yang ingin Anda ubah, kemudian silanglah jawaban yang Anda anggap sesuai. Contoh : No Pernyataan STS Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. TS S SS 1 Saya kesulitan dalam berkonsentrasi STS TS S SS Bila sudah selesai, tolong periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada nomor yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan. SKALA I No. 1 PERNYATAAN Saya merasa tidak ingin hidup lagi saat menghadapi persoalan berat. 2 Saya tidak tahu harus melakukan apa dalam menyelesaikan masalah saya. 3 Tidak masalah buat saya menghadapi segala sesuatu sendirian. 4 STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Saya yakin kehidupan ini akan lebih menyenangkan untuk dijalani jika bersamasama dengan pasangan saya. 5 Keluarga saya terlalu sibuk untuk mengajak saya jalan-jalan. 6 Saya merasa sakit hati mendengar kritikan dari teman-teman. 7 Untuk mendapatkan sesuatu yang saya Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. inginkan, saya harus berusaha terlebih dahulu. 8 Saya menikmati hari-hari yang saya lalui dengan anak-anak dan pasangan saya. 9 Saya merasa asing berada dilingkungan saya sekarang. 10 Saya akan serius dan mengerjakan suatu pekerjaan sampai selesai. 13 S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Saya akan diam saja kalau ada yang tidak sesuai dengan keinginan saya. 12 TS Saya merasa khawatir bila keluarga meninggalkan saya. 11 STS Saya tidak berminat mengikuti kegiatan yang mengharuskan saya berkomunikasi dengan No. PERNYATAAN 14 Saya selalu teringat akan kesalahan yang telah saya lakukan dimasa lalu dan hal tersebut membuat saya menjadi begitu sedih. 15 Saya mampu menyelesaikan tugas yang dianggap sulit oleh orang lain. 16 Tidak masalah buat saya untuk bersikap seperti biasa, walaupun saya telah melakukan suatu hal yang memalukan. 17 Saya merasa ada orang lain yang ingin mencelakai saya. 18 Saya ingin menangis karena keluarga tidak Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. punya waktu untuk mengurus saya. 19 Saya bersemangat untuk terus menjalani kehidupan saya. 20 Saya merupakan orang yang terpenting bagi keluarga saya. 21 STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Saya merasa tidak dekat dengan keluarga, dikarenakan seharian sibuk mengerjakan aktivitas diluar rumah. 22 Menyedihkan rasanya menjadi orang seperti saya. 23 Tidak sulit bagi saya untuk melupakan semua kesedihan saya. 24 Saya lebih senang berkumpul dengan temanteman seusia daripada sendirian dirumah. 25 Saya ingin teman-teman saya menjadi lebih dekat dengan saya. 26 Saya tidak tahu lagi apa yang dapat saya lakukan agar disayangi oleh keluarga. 27 Saya sangat membutuhkan orang-orang terdekat untuk menghibur saya pada saat sedih. 28 Saya khawatir bila teman-teman dilingkungan baru menolak berteman dengan saya. 29 Hubungan yang saya miliki dengan teman tidak seperti yang saya harapkan. 30 Bila teman-teman akan berpergian, mereka Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. akan mengajak saya. 31 Saya senang mendapat teguran, karena saya akan merasa menjadi seseorang yang STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS mendapat pelajaran berharga. 32 Tidak ada yang dapat menahan saya untuk segera mendapatkan apa yang saya inginkan. 33 Jenuh rasanya berhubungan dengan temanteman saya 34 Saya senang berkumpul bersama keluarga dirumah. 35 Meskipun sedang berada dilingkungan baru, saya tetap merasa tenang dan nyaman. 36 Pada saat saya merasa kesal, saya ingin melampiaskannya dengan melemparkan dan merusak barang-barang. 37 Saya sulit fokus terhadap suatu topik pembicaraan yang didiskusikan oleh temanteman karena saya tidak mengerti tentang topik tersebut. No. PERNYATAAN 38 Saya suka mengerjakan suatu pekerjaan, baik untuk jenis pekerjaan yang saya sukai maupun yang tidak. 39 Bagi saya, masalah yang sudah lalu tidak perlu diingat-ingat lagi. 40 Keluarga selalu memberikan tugas yang mudah untuk saya kerjakan karena hanya Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. tugas tersebut yang dapat saya lakukan 41 Saya merasa kehilangan muka ketika salah STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS dan STS TS S SS 47 Saya senang menjadi diri saya yang sekarang. STS TS S SS 48 Penyakit STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS mengerjakan suatu pekerjaan. 42 Tidak masalah bagi saya bepergian ke suatu lingkungan yang baru. 43 Saya bahagia dengan kehidupan yang saya jalani saat ini. 44 Saya menjadi murung karena terus menerus memikirkan setiap permasalahan saya. 45 Semua yang saya lakukan selama ini tidak ada artinya dimata keluarga saya. 46 Setiap hari, selalu saja ada orang yang mengajak saya untuk berpergian beraktivitas bersama. yang telah lama saya derita membuat saya selalu merasa sangat sedih. 49 Lebih baik saya menyendiri disuatu tempat daripada harus berbicara dengan orang lain 50 Saya kehilangan keintiman dengan pasangan saya. No. 51 PERNYATAAN Bagi saya, berteman dengan banyak orang bukan suatu hal yang menyulitkan. 52 53 Saya tidak akan lemah walaupun ditimpa masalah berat. Saya merasa tidak enak kalau sendirian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. ditempat keramaian. 54 Menurut saya, saya tidak pernah menjadi tempat bagi seseorang untuk berdiskusi. 55 Tidak ada yang mau mengajak saya untuk pergi ke pengajian. 56 Saya sudah terbiasa jika orang lain membentak saya. 57 STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Saya tidak suka jika harus mengantri untuk mendapatkan sesuatu karena hal tersebut hanya membuang-buang waktu. 58 Saya merasa jenuh dengan aktivitas saya sehari-hari. 59 Saya tidak betah berkumpul dengan orangorang di sekitar saya saat ini. 60 Saya akan merasa nyaman kalau ada pasangan didekat saya. 61 Emosi saya mudah terpancing, meskipun persoalan yang dihadapi adalah persoalan kecil. 62 Saya tidak dapat bertahan lama dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan. 63 Saya merasa senang jika harus seharian dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun. No. PERNYATAAN 64 Saya tidak dapat melupakan begitu saja kejadian-kejadian buruk dimasa lalu. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 65 Saya tidak pernah dimintai pendapat untuk masalah rumit yang memang tidak bisa saya STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS pecahkan. 66 Saya merasa tidak sanggup berhadapan dengan orang yang pernah saya fitnah. 67 Menurut saya, akan sangat bahaya bila saya bersama dengan orang-orang yang belum saya kenal. 68 Saya merasa kecewa karena tidak dapat terlalu banyak beraktivitas karena kondisi fisik saya yang menurun. 69 Saya mudah tertekan jika tidak dapat menyelesaikan masalah saya. 70 Apapun yang telah saya kerjakan, hasilnya tidak bernilai sedikitpun bila dibandingkan dengan usaha yang telah saya keluarkan. 71 Saya selalu sendirian, tidak ada yang menemani saya. 72 Semua yang terjadi pada saya karena saya sendiri adalah orang yang tidak berguna. 73 Kesedihan mendalam yang saya alami karena anak-anak tidak punya cukup waktu untuk menemani saya. 74 Akan lebih menyenangkan jika bercanda bersama dengan orang lain daripada harus berdiam diri menonton televisi. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 75 Saya ingin mencurahkan setiap isi hati pada pasangan saya. STS TS S SS SKALA II No. PERNYATAAN 1 Pada saat saya sakit, anak saya membawa saya berobat 2 Saya disarankan oleh cucu untuk banyak tertawa agar awet muda. 3 STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Keluarga tidak pernah mendengarkan pendapat saya mengenai setiap permasalahan, baik masalah pendidikan maupun pekerjaan. 4 Setiap saya sedih, tidak ada teman yang menemani. 5 Teman-teman mengajak saya jika ada perkumpulan lansia. 6 Pada saat ada kemalangan di rumah saya, tetangga bersedia untuk ikut membantu. 7 Keluarga membebaskan saya untuk makan apa saja meski itu merupakan makanan yang dilarang oleh dokter. 8 Pasangan saya tidak bersedia meminta maaf terlebih dahulu meskipun dia yang bersalah. 9 Jika saya sakit, keluarga merawat saya dengan senang hati. 10 Anak-anak selalu menyediakan waktu untuk Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. berkumpul dengan saya. No. PERNYATAAN 11 Tetangga tidak pernah mengajak saya untuk ikut kegiatan pengajian dengan mereka. 12 Anak saya membantu menyediakan kebutuhan hidup sehari-hari di rumah. 13 Anak -anak mengingatkan saya untuk minum obat ketika saya sakit. 14 STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Saudara-saudara tidak memberi kesempatan pada saya untuk memperbaiki diri pada saat saya melakukan kesalahan. 15 Anak-anak tidak pernah mengucapkan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan saya. 16 Saya tidak pernah dibantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga oleh anak-anak dan pasangan saya. 17 Keluarga hanya diam saja kalau ada yang salah dengan pekerjaan rumah tangga yang sedang saya kerjakan. 18 Nasehat-nasehat saya selalu dituruti oleh anak dan cucu. 19 Tidak ada yang dapat menyenangkan hati saya ketika saya merasa kesal. 20 Pasangan saya menghindar ketika saya membicarakan hobi. 21 Keluarga tidak mempunyai cukup waktu untuk Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. merawat saya ketika sakit. 22 Tetangga menyarankan saya untuk tidak berdiam diri dirumah. 23 Anak-anak selalu membutuhkan saya pada saat mereka kesusahan atau sedang berada dalam No. PERNYATAAN 24 Anak-anak tidak pernah mendengarkan pada saat saya memberi masukan pada mereka. 25 Anak-anak tidak mengetahui kalau saya sedang sedih atau mengalami masalah. 26 Keluarga mengajak saya berekreasi pada saat hari libur. 27 Pada saat saya terlihat letih, cucu saya bersedia untuk memijat kaki dan tangan saya. 28 Keluarga tidak menyadari kalau saya sedang kesulitan dalam hal keuangan. 29 Tidak ada dari anggota keluarga yang menyarankan saya untuk berolah raga. 30 Keluarga memberi dukungan dan semangat pada saat saya mengalami kegagalan. 31 STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Pada saat saya mendapat berita duka dari keluarga, ada teman yang bisa menguatkan saya untuk tetap tabah. 32 Saya tidak memiliki teman yang bisa diajak untuk menjalankan ibadah bersama. 33 Tetangga merasa keberatan meminjamkan uang ketika saya membutuhkannya. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 34 Masyarakat disekitar lingkungan rumah bersedia memberitahu bila ada kegiatan lansia. 35 STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Bila sedang terlibat dalam suatu diskusi, saya selalu mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-ide saya. 36 Tidak ada yang menanyakan tentang keadaan dan kesehatan saya. 37 Saya selalu mengisi waktu senggang dengan mengikut i wirit atau arisan. 38 Pada saat mendekati hari lebaran, anak-anak yang akan mengurus semua persiapan seperti makanan dan minuman. 39 Keluarga tidak pernah mempermasalahkan ketika saya tidur terlalu malam. 40 Keluarga akan memaafkan setiap perkataan saya yang mungkin menyinggung perasaan mereka. 41 Keluarga selalu bersedia untuk mendengarkan setiap keluh kesah saya. 42 Masing-masing teman lebih memilih waktu untuk beristirahat daripada berkumpul bersama. 43 Saya tidak pernah mendapat bantuan dari tetangga untuk membereskan rumah setelah selesai acara wirit ataupun pesta. 44 Pada saat sakit, keluarga memberikan saran mengenai hal-hal yang harus saya lakukan agar saya cepat sembuh. 45 Saya tidak pernah dilibatkan dalam setiap Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. pembicaraan penting yang menyangkut masalah keluarga. 46 Pada saat salah satu dari saya atau teman sedang menghadapi masalah, maka yang lain merasa STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS berkewajiban membantu. 47 Disaat sedang membutuhkan perhatian dan dukungan, teman dekat saya memilih untuk memutuskan hubungan dengan saya. 48 Keluarga sangat mendukung saya untuk lebih banyak meluangkan waktu berkumpul bersama dengan teman sebaya No. PERNYATAAN 49 Anak-anak saya tidak pernah membuat lelucon untuk menyenangkan saya. 50 Tidak ada dari anggota keluarga yang menyarankan saya untuk banyak beristirahat setelah lelah beraktivitas. PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA JANGAN SAMPAI ADA SATU NOMOR PUN YANG TERLEWATKAN Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. RAHASIA No : Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Identitas Diri Nama / Inisial : Usia : Jenis Kelamin : L / P ( lingkari yang sesuai ) FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009/2010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, saya bermaksud mengadakan Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. penelitian di bidang psikologi perkembangan. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam mengisi kuesioner ini. Dalam pengisian kuesioner ini, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Yang saya harap dan saya butuhkan adalah jawaban yang paling mendekati keadaan anda yang sesungguhnya. Karena itu, saya harapkan anda bersedia memberikan jawaban anda sendiri, sejujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Bantuan anda dalam menjawab kuesioner ini merupakan bantuan yang amat besar dan berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas kerja sama anda saya mengucapkan banyak terima kasih. November 2009 Hormat saya, Sari Hayati PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini akan disajikan dua buah kuesioner yang terdiri dari 125 pernyataan mengenai PANDANGAN ANDA terhadap DIRI ANDA. Anda diharapkan menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda yang sebenarnya, dengan cara memilih : SS : Bila anda merasa Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. S : Bila anda merasa Sesuai dengan pernyataan tersebut. TS : Bila anda merasa Tidak STS : Bila anda merasa Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut. Sesuai dengan pernyataan tersebut. Contoh Pengisian : No Pernyataan STS TS S SS 1 Saya kesulitan dalam berkonsentrasi STS TS S SS Jika Anda ingin mengubah jawaban Anda, berilah tanda garis pada jawaban yang ingin Anda ubah, kemudian silanglah jawaban yang Anda anggap sesuai. Contoh : No Pernyataan STS TS S SS 1 Saya kesulitan dalam berkonsentrasi STS TS S SS Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda-beda dan tidak ada jawaban yang salah. Isilah pernyataan yang ada sesuai dengan diri Anda dan usahakan agar tidak ada satu pernyataan pun yang terlewatkan. Kerahasiaan jawaban Anda akan terjamin sepenuhnya. Selamat Mengerjakan. SKALA I No 1 2 3 4 5 PERNYATAAN Saya merasa asing berada dilingkungan saya sekarang. Saya merasa sakit hati mendengar kritikan dari teman-teman. Saya mampu menyelesaikan tugas yang dianggap sulit oleh orang lain. Tidak sulit bagi saya untuk melupakan semua kesedihan saya. Pada saat saya merasa kesal, saya ingin melampiaskannya dengan melemparkan dan merusak barang-barang. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS 6 7 8 9 10 11 12 Saya merasa tidak ingin hidup lagi saat menghadapi persoalan berat. Setiap hari, selalu saja ada orang yang mengajak saya untuk berpergian dan beraktivitas bersama. Saya menjadi murung karena terus menerus memikirkan setiap permasalahan saya. Saya merasa ada orang lain yang ingin mencelakai saya. Saya senang mendapat teguran, karena saya akan merasa menjadi seseorang yang mendapat pelajaran berharga. Saya tidak suka jika harus mengantri untuk mendapatkan sesuatu karena hal tersebut hanya membuang-buang waktu. Saya senang menjadi diri saya yang sekarang. 13 Saya tidak pernah dimintai pendapat untuk masalah rumit yang memang tidak bisa saya pecahkan. 14 Saya tidak tahu harus melakukan apa dalam menyelesaikan masalah saya. 15 Saya akan serius dan mengerjakan suatu pekerjaan sampai selesai. 16 Semua yang saya lakukan selama ini tidak ada artinya dimata keluarga saya. No PERNYATAAN 17 18 19 20 21 22 23 Saya tidak tahu lagi apa yang dapat saya lakukan agar disayangi oleh keluarga. Bagi saya, masalah yang sudah lalu tidak perlu diingat-ingat lagi. Kesedihan mendalam yang saya alami karena anak-anak tidak punya cukup waktu untuk menemani saya. Saya merasa jenuh dengan aktivitas saya seharihari. Saya merasa kehilangan muka ketika salah mengerjakan suatu pekerjaan. Bagi saya, berteman dengan banyak orang bukan suatu hal yang menyulitkan. Penyakit yang telah lama saya derita membuat saya selalu merasa sangat sedih. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS 24 Hubungan yang saya miliki dengan teman tidak seperti yang saya harapkan. 25 Saya tidak berminat mengikuti kegiatan yang mengharuskan saya berkomunikasi dengan orang banyak. 26 Saya ingin menangis karena keluarga tidak punya waktu untuk mengurus saya. 27 Meskipun sedang berada dilingkungan baru, saya tetap merasa tenang dan nyaman. 28 Saya ingin mencurahkan setiap isi hati pada pasangan saya. 29 Saya bahagia dengan kehidupan yang saya jalani saat ini. 30 Saya merasa tidak enak kalau sendirian ditempat keramaian. 31 Menyedihkan rasanya menjadi orang seperti saya. 32 Emosi saya mudah terpancing, meskipun persoalan yang dihadapi adalah persoalan kecil. 33 Saya bersemangat untuk terus menjalani kehidupan saya. 34 Tidak ada yang mau mengajak saya untuk pergi ke pengajian. No PERNYATAAN 35 36 37 38 Lebih baik saya menyendiri disuatu tempat daripada harus berbicara dengan orang lain. Saya tidak akan lemah walaupun ditimpa masalah berat. Saya merasa kecewa karena tidak dapat terlalu banyak beraktivitas karena kondisi fisik saya yang menurun. Tidak masalah bagi saya bepergian ke suatu lingkungan yang baru. STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS SKALA II No. PERNYATAAN STS TS S SS 1 Anak-anak mengingatkan saya untuk minum STS TS S SS Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 obat ketika saya sakit. Anak saya membantu menyediakan kebutuhan hidup sehari-hari di rumah. Nasehat-nasehat saya selalu dituruti oleh anak dan cucu. Pasangan saya tidak bersedia meminta maaf terlebih dahulu meskipun dia yang bersalah. Anak-anak selalu menyediakan waktu untuk berkumpul dengan saya. Saudara-saudara tidak memberi kesempatan pada saya untuk memperbaiki diri pada saat saya melakukan kesalahan. Saya disarankan oleh cucu untuk banyak tertawa agar awet muda. Keluarga tidak pernah mendengarkan pendapat saya mengenai setiap permasalahan, baik masalah pendidikan maupun pekerjaan. Anak-anak tidak pernah mengucapkan katakata yang dapat menyinggung perasaan saya. Keluarga sangat mendukung saya untuk lebih banyak meluangkan waktu berkumpul bersama dengan teman sebaya. Pada saat saya sakit, anak saya membawa saya berobat. Keluarga membebaskan saya untuk makan apa saja meski itu merupakan makanan yang dilarang oleh dokter. Keluarga memberi dukungan dan semangat pada saat saya mengalami kegagalan. Keluarga selalu bersedia untuk mendengarkan setiap keluh kesah saya. Keluarga mengajak saya berekreasi pada saat hari libur. Keluarga hanya diam saja kalau ada yang salah dengan pekerjaan rumah tangga yang sedang saya kerjakan. Anak-anak selalu membutuhkan saya pada saat mereka kesusahan atau sedang berada dalam masalah. Setiap saya sedih, tidak ada teman yang menemani. STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 19 20 21 22 23 24 25 26 No 27 28 29 Pasangan saya menghindar ketika saya membicarakan hobi. Pada saat saya terlihat letih, cucu saya bersedia untuk memijat kaki dan tangan saya. Tetangga menyarankan saya untuk tidak berdiam diri dirumah. Bila sedang terlibat dalam suatu diskusi, saya selalu mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-ide saya. Tidak ada yang menanyakan tentang keadaan dan kesehatan saya. Anak-anak saya tidak pernah membuat lelucon untuk menyenangkan saya. Pada saat sakit, keluarga memberikan saran mengenai hal-hal yang harus saya lakukan agar saya cepat sembuh. Keluarga akan memaafkan setiap perkataan saya yang mungkin menyinggung perasaan mereka. PERNYATAAN Keluarga tidak mempunyai cukup waktu untuk merawat saya ketika sakit. Saya tidak pernah dilibatkan dalam setiap pembicaraan penting yang menyangkut masalah keluarga. Jika saya sakit, keluarga merawat saya dengan senang hati. STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA JANGAN SAMPAI ADA SATU NOMOR PUN YANG TERLEWATKAN 1. RELIABILITAS SKALA KESEPIAN Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases Valid 60 % 100.0 0 .0 Excluded( a) Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .868 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .868 N of Items 75 Item Statistics VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 Mean 1.4167 2.0833 2.6333 Std. Deviation .76561 .74314 .86292 N 1.6667 2.4167 .62887 .78744 60 60 2.2500 .98506 60 1.9500 1.8667 1.9000 .53441 .59565 .62977 60 60 60 2.6500 2.6667 .89868 .87656 60 60 2.0167 2.3167 .62414 .89237 60 60 2.9667 2.7167 .88234 .71525 60 60 2.8833 .82527 60 60 60 60 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. VAR00017 VAR00018 VAR00019 2.3000 2.4333 .80885 .88999 60 60 1.8500 .60576 60 VAR00020 1.9333 2.0667 2.0833 .63424 .73338 .74314 60 60 60 2.4333 2.2833 3.2833 .83090 .76117 .49030 60 60 60 2.0833 .67124 60 2.9000 2.4000 2.2667 2.2000 1.9833 2.7833 .87721 .74105 1.00620 .57637 .62414 .86537 60 60 60 60 60 60 1.9333 1.8167 2.3167 1.8000 2.5167 2.1833 2.3500 2.7167 .66042 .65073 .70089 .75465 .77002 .67627 .70890 .76117 60 60 60 60 60 60 60 60 2.2833 2.1167 .84556 .64022 60 60 1.9833 2.7000 .56723 .88872 60 60 2.4000 1.4667 1.9667 2.4500 2.2833 .92425 .76947 .63691 .79030 .82527 60 60 60 60 60 2.7333 2.2167 .86095 .78312 60 60 2.2833 2.6333 2.1333 .69115 .86292 .62346 60 60 60 1.9333 2.0833 2.4000 2.2000 .68561 .74314 .80675 .81926 60 60 60 60 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. VAR00059 VAR00060 VAR00061 2.0167 1.9000 .59636 .60226 60 60 2.3000 .76579 60 VAR00062 2.3833 2.1167 2.8333 .71525 .80447 .82681 60 60 60 2.4667 2.6333 2.7667 .72408 .68807 .81025 60 60 60 3.0000 .66384 60 2.5333 2.5333 1.9833 1.7833 2.2500 2.3667 .76947 .70028 .62414 .49030 .54072 .99092 60 60 60 60 60 60 2.0333 .71228 60 VAR00063 VAR00064 VAR00065 VAR00066 VAR00067 VAR00068 VAR00069 VAR00070 VAR00071 VAR00072 VAR00073 VAR00074 VAR00075 Summary Item Statistics Item Means Item Variances Mean 2.286 Minimum 1.417 Maximum 3.283 Range 1.867 Maximum / Minimum 2.318 Variance .132 N of Items 75 .563 .240 1.012 .772 4.212 .031 75 Item-Total Statistics VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 Scale Mean if Item Deleted 170.0667 169.4000 Scale Variance if Item Deleted 283.012 284.956 Corrected Item-Total Correlation .394 .328 Cronbach's Alpha if Item Deleted .865 .866 168.8500 169.8167 283.418 293.406 .330 -.003 .865 .869 169.0667 169.2333 169.5333 169.6167 169.5833 287.114 273.267 290.626 291.664 282.247 .225 .599 .156 .085 .525 .867 .861 .868 .868 .864 168.8333 285.463 .246 .867 168.8167 298.051 -.168 .873 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. VAR00012 VAR00013 VAR00014 169.4667 169.1667 285.880 283.362 .354 .319 .865 .866 168.5167 285.915 .236 .867 VAR00015 168.7667 168.6000 169.1833 285.640 294.549 279.813 .314 -.052 .491 .866 .871 .863 169.0500 169.6333 169.5500 280.489 285.016 290.896 .418 .409 .113 .864 .865 .868 169.4167 290.552 .106 .868 169.4000 169.0500 169.2000 168.2000 169.4000 168.5833 283.024 281.642 289.146 294.705 283.634 299.976 .407 .409 .155 -.071 .427 -.230 .865 .864 .868 .869 .864 .874 169.0833 169.2167 169.2833 169.5000 168.7000 169.5500 169.6667 169.1667 287.366 273.495 289.698 284.254 287.807 289.709 291.006 284.514 .232 .578 .189 .432 .177 .160 .104 .370 .867 .861 .867 .865 .868 .868 .868 .865 169.6833 168.9667 283.034 295.423 .399 -.086 .865 .871 169.3000 169.1333 287.231 281.779 .264 .482 .866 .864 168.7667 169.2000 169.3667 169.5000 168.7833 291.911 280.197 283.490 286.492 281.732 .048 .453 .457 .361 .376 .869 .864 .864 .866 .865 169.0833 170.0167 279.976 283.949 .418 .355 .864 .865 169.5167 169.0333 169.2000 285.339 283.524 276.976 .372 .361 .586 .865 .865 .862 168.7500 169.2667 169.2000 168.8500 294.970 279.046 284.908 283.045 -.066 .538 .358 .343 .871 .863 .865 .865 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. VAR00054 VAR00055 VAR00056 169.3500 169.5500 292.808 281.133 .026 .528 .869 .863 169.4000 295.024 -.072 .871 VAR00057 169.0833 169.2833 169.4667 282.315 279.901 290.456 .398 .481 .144 .865 .863 .868 169.5833 169.1833 169.1000 290.518 285.339 286.939 .140 .302 .260 .868 .866 .866 169.3667 286.101 .257 .866 168.6500 169.0167 168.8500 168.7167 168.4833 168.9500 289.655 286.152 289.858 288.105 286.423 288.489 .121 .289 .146 .181 .306 .178 .868 .866 .868 .868 .866 .867 168.9500 169.5000 169.7000 169.2333 169.1167 169.4500 289.811 291.000 290.349 283.572 290.206 283.133 .144 .111 .189 .543 .076 .422 .868 .868 .867 .864 .870 .864 VAR00058 VAR00059 VAR00060 VAR00061 VAR00062 VAR00063 VAR00064 VAR00065 VAR00066 VAR00067 VAR00068 VAR00069 VAR00070 VAR00071 VAR00072 VAR00073 VAR00074 VAR00075 Scale Statistics Mean 171.4833 Variance 293.745 Std. Deviation 17.13900 N of Items 75 Reliability Warnings The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values. Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. N Cases Valid Excluded( a) Total 60 % 100.0 0 .0 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .906 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .907 N of Items 39 Item Statistics VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00006 VAR00009 VAR00012 VAR00013 VAR00015 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00022 VAR00023 VAR00026 VAR00029 VAR00031 VAR00035 VAR00036 VAR00039 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 Mean 1.4167 Std. Deviation .76561 N 2.0833 2.6333 .74314 .86292 60 60 2.2500 1.9000 2.0167 2.3167 2.7167 2.3000 2.4333 1.8500 .98506 .62977 .62414 .89237 .71525 .80885 .88999 .60576 60 60 60 60 60 60 60 60 2.0833 .74314 60 2.4333 2.0833 2.2667 .83090 .67124 1.00620 60 60 60 1.9833 .62414 60 2.3167 1.8000 2.3500 .70089 .75465 .70890 60 60 60 2.2833 2.1167 1.9833 2.7000 .84556 .64022 .56723 .88872 60 60 60 60 2.4000 .92425 60 60 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. VAR00046 VAR00047 VAR00048 1.4667 1.9667 .76947 .63691 60 60 2.4500 .79030 60 VAR00049 2.2833 2.2167 2.2833 .82527 .78312 .69115 60 60 60 2.6333 1.9333 2.4000 .86292 .68561 .80675 60 60 60 2.2000 .81926 60 2.3000 2.4667 3.0000 2.2500 2.0333 .76579 .72408 .66384 .54072 .71228 60 60 60 60 60 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00055 VAR00057 VAR00058 VAR00061 VAR00065 VAR00068 VAR00073 VAR00075 Summary Item Statistics Item Means Item Variances Mean 2.221 Minimum 1.417 Maximum 3.000 Range 1.583 Maximum / Minimum 2.118 Variance .100 N of Items 39 .584 .292 1.012 .720 3.463 .029 39 Item-Total Statistics VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00006 VAR00009 VAR00012 VAR00013 VAR00015 VAR00017 VAR00018 VAR00019 Scale Mean if Item Deleted 85.1833 Scale Variance if Item Deleted 185.135 Corrected Item-Total Correlation .432 Cronbach's Alpha if Item Deleted .904 84.5167 83.9667 187.745 187.219 .315 .286 .905 .906 84.3500 84.7000 84.5833 176.943 185.434 188.484 .641 .518 .341 .900 .903 .905 84.2833 186.715 .296 .906 83.8833 84.3000 84.1667 187.630 183.400 182.243 .336 .487 .486 .905 .903 .903 84.7500 188.021 .381 .905 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. VAR00022 VAR00023 VAR00026 84.5167 84.1667 185.101 184.548 .448 .420 .904 .904 84.5167 185.474 .481 .903 VAR00029 84.3333 84.6167 84.2833 177.311 187.868 188.376 .612 .378 .304 .901 .905 .905 84.8000 84.2500 84.3167 187.112 183.513 184.051 .341 .557 .434 .905 .902 .904 84.4833 185.406 .511 .903 84.6167 83.9000 84.2000 85.1333 84.6333 84.1500 188.749 184.261 181.790 185.812 188.033 185.486 .362 .401 .484 .396 .360 .400 .905 .904 .903 .904 .905 .904 84.3167 84.3833 84.3167 83.9667 84.6667 84.2000 84.4000 84.3000 183.068 182.647 186.695 184.643 184.463 186.027 182.820 187.468 .491 .541 .400 .398 .525 .365 .507 .318 .903 .902 .904 .904 .903 .905 .903 .905 84.1333 83.6000 187.948 188.481 .315 .318 .905 .905 84.3500 84.5667 186.096 185.165 .565 .467 .903 .903 VAR00031 VAR00035 VAR00036 VAR00039 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00055 VAR00057 VAR00058 VAR00061 VAR00065 VAR00068 VAR00073 VAR00075 Scale Statistics Mean 86.6000 Variance 194.719 Std. Deviation 13.95416 N of Items 39 Reliability Warnings Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values. Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases Valid % 60 100.0 0 .0 Excluded( a) Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .906 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .907 N of Items 38 Item Statistics VAR00001 VAR00002 VAR00006 VAR00009 VAR00012 VAR00013 VAR00015 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00022 VAR00023 VAR00026 Mean 1.4167 2.0833 2.2500 1.9000 Std. Deviation .76561 .74314 .98506 .62977 N 2.0167 2.3167 .62414 .89237 60 60 2.7167 2.3000 .71525 .80885 60 60 2.4333 1.8500 2.0833 .88999 .60576 .74314 60 60 60 2.4333 .83090 60 2.0833 .67124 60 60 60 60 60 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. VAR00029 VAR00031 VAR00035 2.2667 1.9833 1.00620 .62414 60 60 2.3167 .70089 60 VAR00036 1.8000 2.3500 2.2833 .75465 .70890 .84556 60 60 60 2.1167 1.9833 2.7000 .64022 .56723 .88872 60 60 60 2.4000 .92425 60 1.4667 1.9667 2.4500 2.2833 2.2167 2.2833 .76947 .63691 .79030 .82527 .78312 .69115 60 60 60 60 60 60 2.6333 1.9333 2.4000 2.2000 2.3000 2.4667 3.0000 2.2500 .86292 .68561 .80675 .81926 .76579 .72408 .66384 .54072 60 60 60 60 60 60 60 60 2.0333 .71228 60 VAR00039 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00055 VAR00057 VAR00058 VAR00061 VAR00065 VAR00068 VAR00073 VAR00075 Summary Item Statistics Item Means Item Variances Mean 2.210 Minimum 1.417 Maximum 3.000 Range 1.583 Maximum / Minimum 2.118 Variance .098 N of Items 38 .580 .292 1.012 .720 3.463 .029 38 Item-Total Statistics VAR00001 VAR00002 VAR00006 Scale Mean if Item Deleted 82.5500 Scale Variance if Item Deleted 177.743 Corrected Item-Total Correlation .435 Cronbach's Alpha if Item Deleted .904 81.8833 81.7167 180.240 169.800 .322 .641 .905 .900 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. VAR00009 VAR00012 VAR00013 82.0667 81.9500 178.165 181.167 .515 .337 .903 .905 81.6500 179.181 .303 .906 VAR00015 81.2500 81.6667 81.5333 180.733 176.328 174.931 .311 .477 .488 .905 .903 .903 82.1167 81.8833 81.5333 180.579 177.698 177.473 .385 .453 .409 .904 .903 .904 81.8833 178.071 .486 .903 81.7000 81.9833 81.6500 82.1667 81.6167 81.6833 170.247 180.695 181.011 179.836 176.173 177.034 .608 .366 .303 .337 .560 .421 .901 .905 .905 .905 .902 .904 81.8500 81.9833 81.2667 81.5667 82.5000 82.0000 81.5167 81.6833 178.096 181.406 176.673 174.555 178.390 180.542 177.983 175.915 .510 .359 .413 .484 .401 .366 .408 .485 .903 .905 .904 .903 .904 .905 .904 .903 81.7500 81.6833 175.106 179.373 .555 .398 .902 .904 81.3333 82.0333 177.040 177.219 .411 .522 .904 .903 81.5667 81.7667 81.6667 81.5000 80.9667 178.758 175.606 180.362 180.356 180.846 .362 .504 .305 .326 .332 .905 .903 .905 .905 .905 81.7167 81.9333 178.884 177.724 .556 .473 .903 .903 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00022 VAR00023 VAR00026 VAR00029 VAR00031 VAR00035 VAR00036 VAR00039 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00055 VAR00057 VAR00058 VAR00061 VAR00065 VAR00068 VAR00073 VAR00075 Scale Statistics Mean 83.9667 Variance 187.219 Std. Deviation 13.68281 N of Items 38 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 2. RELIABILITAS DUKUNGAN SOSIAL Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases Valid Excluded( a) Total 60 % 100.0 0 .0 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .874 Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .879 N of Items 29 Item Statistics VAR00001 VAR00002 Mean 2.9833 3.1667 Std. Deviation .72467 .69298 N 60 60 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. VAR00003 VAR00004 VAR00007 2.8500 2.4500 .81978 .98161 60 60 2.9000 .72952 60 VAR00008 2.4833 3.1000 2.9833 .74769 .57342 .81286 60 60 60 2.6833 3.2000 2.9000 .94764 .54617 .68147 60 60 60 2.4000 .86749 60 2.7500 3.0000 2.7667 2.7167 3.0333 3.3167 .67961 .66384 .59280 .73857 .51967 .65073 60 60 60 60 60 60 2.8500 2.8500 3.0833 2.9333 2.9500 3.0333 2.8500 3.3333 .63313 .60576 .61868 .54824 .67460 .63691 .79883 .50979 60 60 60 60 60 60 60 60 2.6500 2.9333 .79883 .57833 60 60 2.8500 .60576 60 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00017 VAR00018 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00026 VAR00027 VAR00030 VAR00035 VAR00036 VAR00040 VAR00041 VAR00044 VAR00045 VAR00048 VAR00049 Summary Item Statistics Item Means Item Variances Mean 2.897 .489 Minimum 2.400 .260 Maximum 3.333 .964 Range .933 .704 Maximum / Minimum 1.389 3.708 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Variance .053 .032 N of Items 29 29 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00017 VAR00018 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00026 VAR00027 VAR00030 VAR00035 VAR00036 VAR00040 VAR00041 VAR00044 VAR00045 VAR00048 VAR00049 81.0167 84.390 .433 .869 80.8333 81.1500 85.463 82.231 .370 .523 .871 .867 81.5500 81.1000 83.065 85.786 .372 .323 .872 .872 81.5167 84.220 .430 .869 80.9000 81.0167 84.363 84.118 .568 .396 .867 .870 81.3167 80.8000 81.1000 81.6000 81.2500 82.661 85.722 85.244 84.312 83.208 .413 .461 .395 .352 .565 .870 .869 .870 .872 .866 81.0000 81.2333 84.237 86.656 .492 .333 .868 .872 81.2833 80.9667 80.6833 81.1500 84.613 86.643 86.254 84.672 .406 .389 .331 .481 .870 .871 .872 .868 81.1500 80.9167 81.0667 81.0500 86.469 84.620 86.538 86.421 .341 .499 .376 .303 .871 .868 .871 .872 80.9667 81.1500 80.6667 84.812 82.706 87.040 .465 .505 .355 .869 .867 .871 81.3500 81.0667 81.1500 85.418 86.707 83.892 .313 .338 .578 .873 .871 .866 Scale Statistics Mean 84.0000 Variance 90.678 Std. Deviation 9.52250 N of Items 29 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 1. Uji Normalitas Sebaran Variabel Kesepian dan Dukungan Sosial NPar Tests Descriptive Statistics N Kesepian Duksos Mean 60 60 Std. Deviation 81.90 86.98 Minimum 6.139 5.959 Maximum 72 74 99 98 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Kesepian 60 81.90 Duksos 60 86.98 6.139 .094 .094 5.959 .094 .075 -.057 .724 -.094 .725 .671 .669 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 2. Uji Linearitas Hubungan Variabel Kesepian dan Dukungan Sosial Means Case Processing Summary Cases Included N Kesepian * Duksos 60 Excluded Percent 100.0% N 0 Total Percent .0% N 60 Percent 100.0% ANOVA Table Sum of Squares Kesepian * Duksos Betwen Groups df Mean Square (Combined) 771.817 23 33.557 305.568 1 305.568 466.249 22 21.193 1451.583 36 40.322 Linearity Deviation from Linearity Within Groups Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. S i g F . . 6 .832 7 4 . 0 7.578 0 9 . 9 .526 4 3 Total 2223.400 59 Measures of Association R -.371 Kesepian * Duksos R Squared .137 Eta .589 Eta Squared .347 Interactive Graph 10 0 90 Kesepian 80 Linear Regression = 115.12 + -0.38 * Duksos Kesepian R-Square = 0.14 75 80 85 90 95 Duksos Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 3. Uji Hipotesa : Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kesepian Regression Descriptive Statistics Kesepian Duksos Mean 81.90 Std. Deviation 6.139 86.98 5.959 N 60 60 Correlations Pearson Correlation Kesepian Duksos Sig. (1-tailed) Kesepian N Duksos Kesepian Duksos Kesepian 1.000 Duksos -.371 -.371 1.000 . .002 60 .002 . 60 60 60 Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Variables Removed Method Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 1 Duksos(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kesepian . Enter Model Summary(b) Mode l 1 Adjusted R R Square R Square .371(a) .137 .123 a Predictors: (Constant), Duksos b Dependent Variable: Kesepian Std. Error of the Estimate 5.750 Change Statistics R Square Change .137 F Change 9.241 df1 df2 1 58 Sig. F Change .004 ANOVA(b) Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 305.568 1917.832 2223.400 df 1 58 59 Mean Square 305.568 33.066 F 9.241 Sig. .004(a) a Predictors: (Constant), Duksos b Dependent Variable: Kesepian Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients B (Constant) 115.120 Duksos -.382 a Dependent Variable: Kesepian 1 Std. Error 10.953 .126 Standardized Coefficients t Sig. Beta Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. -.371 10.510 -3.040 .000 .004 4. Gambaran Kesepian pada Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin T-Test Independent Samples Test Group Statistics Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t-test for Equality of Means t Sig. (2tailed) df Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Kesep ian Equal variances assumed Equal variances not assumed 1.124 .293 Upper .667 58 .508 1.083 1.625 -2.170 4.337 .642 42.977 .524 1.083 1.688 -2.321 4.487 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Kesepian JK Laki-laki N Perempuan Mean 82.33 5.677 .946 24 81.25 6.848 1.398 Variables Entered/Removed(b) Variables Entered Variables Removed Sosial, Informasion al, Emosi, Penghargaa n, Instrumental (a) Method . Enter 2 . Emosi Std. Error Mean 36 5. Hasil Anareg Metode Backward Model 1 Std. Deviation Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100). Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 3 . Penghargaa n Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100). Instrumental Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100). Informasion al Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100). 4 . 5 . a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kesepian Model Summary Model 1 2 3 4 R .397(a) .396(b) .395(c) R Square .157 .157 .156 Adjusted R Square .079 .096 .111 Std. Error of the Estimate 5.849 5.797 5.749 .384(d) .148 .118 5.726 .350(e) .122 .107 5.760 Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Emosi, Penghargaan, Instrumental Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Penghargaan, Instrumental Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Instrumental Predictors: (Constant), Sosial, Informasional Predictors: (Constant), Sosial 5 a b c d e Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. ANOVA(f) Model 1 2 Sum of Squares Regression Residual Total Regression Residual F Sig. 344.832 1847.352 2192.183 344.190 df 5 54 59 4 Mean Square 68.966 34.210 2.016 .091(a) 86.048 2.561 .049(b) 1847.993 55 33.600 3.443 .023(c) 4.934 .011(d) 8.081 .006(e) Total 2192.183 59 3 Regression 341.409 3 113.803 Residual 1850.774 56 33.050 Total 2192.183 59 4 Regression 323.515 2 161.758 Residual 1868.668 57 32.784 Total 2192.183 59 5 Regression 268.089 1 268.089 Residual 1924.094 58 33.174 Total 2192.183 59 a Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Emosi, Penghargaan, Instrumental b Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Penghargaan, Instrumental c Predictors: (Constant), Sosial, Informasional, Instrumental d Predictors: (Constant), Sosial, Informasional e Predictors: (Constant), Sosial f Dependent Variable: Kesepian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Excluded Variables e Model 2 3 4 5 Emosi Emosi Penghargaan Emosi Penghargaan Ins trumental Emosi Penghargaan Ins trumental Informasional Beta In -.018 a -.015 b -.038 b -.025 c -.040 c -.099 c -.039 d -.058 d -.131 d -.165 d t -.137 -.116 -.288 -.195 -.303 -.736 -.296 -.439 -.987 -1.300 Sig. .892 .908 .775 .846 .763 .465 .768 .662 .328 .199 Partial Correlation -.019 -.016 -.039 -.026 -.040 -.098 -.039 -.058 -.130 -.170 Collinearity Statistics Tolerance .880 .885 .856 .896 .857 .827 .902 .867 .865 .929 a. Predictors in the Model: (Constant), Sosial, Informas ional, Penghargaan, Instrumental b. Predictors in the Model: (Constant), Sosial, Informas ional, Instrumental c. Predictors in the Model: (Constant), Sosial, Informas ional d. Predictors in the Model: (Constant), Sosial e. Dependent Variable: Kes epian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. Coefficients a Model 1 2 3 4 5 (Constant) Ins trumental Informasional Penghargaan Emosi Sosial (Constant) Ins trumental Informasional Penghargaan Sosial (Constant) Ins trumental Informasional Sosial (Constant) Informasional Sosial (Constant) Sosial Unstandardized Coefficients B Std. Error 112.177 11.756 -.337 .483 -.432 .412 -.104 .353 -.063 .459 -.980 .567 111.592 10.854 -.344 .476 -.436 .408 -.100 .349 -.999 .544 109.812 8.846 -.347 .472 -.448 .402 -1.048 .513 108.442 8.613 -.510 .392 -1.167 .484 101.509 6.804 -1.335 .470 Standardized Coefficients Beta -.096 -.140 -.040 -.018 -.257 -.099 -.141 -.038 -.262 -.099 -.145 -.275 -.165 -.306 -.350 a. Dependent Variable: Kes epian Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. t 9.542 -.698 -1.048 -.295 -.137 -1.728 10.281 -.724 -1.069 -.288 -1.838 12.414 -.736 -1.113 -2.045 12.591 -1.300 -2.409 14.920 -2.843 Sig. .000 .488 .299 .769 .892 .090 .000 .472 .290 .775 .071 .000 .465 .270 .046 .000 .199 .019 .000 .006 1. DATA MENTAH HASIL PENELITIAN SKALA DUKUNGAN SOSIAL No Subjek/Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 1 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 1 2 3 2 4 4 3 1 2 3 1 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 1 4 4 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 2 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 2 1 3 3 3 1 3 2 4 4 2 3 3 5 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 6 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 7 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 8 3 2 3 4 3 2 2 2 1 2 3 3 4 3 3 3 3 1 3 4 4 3 1 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 1 3 2 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 1 4 4 2 1 3 1 4 1 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 3 1 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 2 1 2 1 2 1 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 1 4 2 3 4 3 4 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 4 3 2 3 3 3 4 2 3 1 2 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 1 4 3 2 3 3 2 3 1 2 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 1 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 1 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 1 2 2 1 4 2 1 2 1 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 3 3 1 1 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 1 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 4 2 2 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 1 4 3 3 1 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 1 4 2 2 3 3 3 3 1 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 1 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 1 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 1 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 1 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 1 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1. DATA MENTAH HASIL PENELITIAN SKALA KESEPIAN No subjek/Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 1 2 3 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 4 3 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 3 1 4 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 4 2 2 2 1 3 2 2 2 3 1 3 4 3 3 2 3 3 2 2 4 2 4 1 4 2 2 4 1 3 2 2 2 3 2 2 3 1 2 4 3 4 3 2 3 3 2 1 2 2 2 5 3 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 6 1 1 2 1 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 7 3 2 2 1 3 1 2 4 2 3 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 8 3 1 2 4 2 4 2 4 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 4 2 1 1 2 2 4 4 3 1 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2 1 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 4 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 3 1 1 2 2 4 1 2 3 2 3 2 2 3 1 1 2 2 4 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 4 3 2 3 3 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 4 2 1 1 1 4 1 1 4 1 1 2 2 1 2 1 3 2 3 2 1 3 2 4 3 2 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 1 3 2 2 2 2 3 3 1 1 3 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 2 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1 2 1 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 4 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 4 2 1 3 3 3 4 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3 4 3 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 4 2 2 1 2 4 2 2 3 1 2 1 2 4 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 2 3 1 2 4 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 4 2 2 2 3 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 2 2 1 1 1 4 2 2 1 2 3 2 3 2 2 1 1 2 1 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 4 2 2 1 3 2 2 2 1 2 3 4 4 2 2 1 2 3 3 1 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 3 1 2 1 1 2 3 4 1 3 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 3 3 1 1 1 2 3 1 2 2 4 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 1 1 2 1 3 1 2 2 3 1 2 1 1 2 2 4 1 2 2 2 4 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 1 4 3 3 1 2 3 1 3 2 4 2 2 1 4 1 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 4 3 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 4 3 2 4 4 3 2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 1 3 4 2 2 3 2 2 3 1 2 1 2 1 3 2 1 1 3 1 1 2 1 3 2 2 2 2 3 2 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 2 2 2 3 2 1 2 4 3 3 3 4 2 3 3 1 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 1 2 2 3 2 3 4 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2 1 2 1 1 4 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 2 4 2 4 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 4 2 3 2 2 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3 1 3 2 1 3 4 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 4 4 1 2 4 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 4 2 2 4 1 1 2 2 1 2 4 2 4 3 3 2 2 3 2 2 1 3 2 1 No Subjek/Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 29 2 2 2 2 2 1 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 30 2 3 3 3 3 2 1 4 4 2 4 3 1 3 2 4 2 1 2 2 4 3 2 2 2 31 1 2 4 1 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 1 2 3 4 3 3 2 2 3 2 2 32 2 1 3 2 2 1 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 2 2 33 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 1 1 34 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 1 1 3 35 3 2 2 2 2 2 2 4 2 1 2 2 1 3 3 2 4 1 2 2 3 3 2 2 2 36 1 4 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 37 4 2 3 2 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 4 2 1 3 3 2 3 2 2 3 38 2 1 2 1 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 4 1 2 3 2 2 2 Jumlah 82 80 87 74 73 80 84 78 92 88 81 87 80 84 76 86 90 75 93 81 88 85 82 74 81 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 3 1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 3 4 1 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 1 3 3 2 1 1 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 4 4 3 2 3 1 2 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 1 4 1 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 3 1 2 1 2 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 Sari Hayati : Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia, 2010. 2 4 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 3 3 2 2 3 3 1 2 1 3 4 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 75 81 92 80 78 86 82 82 78 80 76 99 89 90 88 73 89 89 86 75 74 83 77 87 82 86 76 83 79 75 75 74 94 84 85