Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit Oleh : Tomi Riyadi 106082002688 FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 Hari ini Rabu Tanggal 06 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Tomi Riyadi NIM : 106082002688 dengan judul Skripsi ”ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTINOMIAL LOGIT”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 06 September 2010 Tim Penguji Skripsi Dr. Yahya Hamja, MM Pembimbing I Pembimbing II Drs. Abdul Hamid Chebba,MBA.,CPA Penguji Ahli I Yessi Fitri,SE.,Ak.,Msi Fitri Damayanti,SE.,Msi. Penguji Ahli II Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Dengan Menggunakanan Analisis Multinomial Logit Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Tomi Riyadi NIM : 106082002688 Dibawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 194 906021 978031 001 Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si NIP. 150 377 440 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H Hari ini Selasa Tanggal Lima Belas Juni Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan ujian komprehensif atas nama Tomi Riyadi NIM : 106082002688 dengan judul ” Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Dengan Menggunakanan Analisis Multinomial Logit”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 15 Juni 2010 Tim Penguji Ujian Komprehensif Rini, SE,Ak.,M.Si Ketua Reskino, SE., M.Si, Akt. Sekretaris Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si. Penguji Ahli KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL Telp : (62-21)7493318,7496006, Fax (62-21) 7496006, 74715705 Website : www.uinjkt.ac.id email : [email protected] Jl. Ir. H. Juanda no.95, Ciputat 15412, Indonesia SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Mahasiswa : TOMI RIYADI NIM : 106082002688 Jurusan : AKUNTANSI Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya. Jakarta, 06 Sepetember 2010 ( Tomi Riyadi) CURRICULUM VITAE Data Pribadi Nama : Jenis Kelamin Tempat / Tanggal Lahir : : Agama Kewarganegaraan Alamat : : : Islam Indonesia Jl. Puring Rt 006/07 No.47 Gandul, Limo, Depok 16512 No.Telepon No. Handphone : : 021-7533843 087887936225 / 91810857 TOMI RIYADI Laki – laki Jakarta, 02 Mei 1986 Pendidikan Formal 1. SD Negeri Gandul 02 Gandul, Depok 1992 – 1998 2. SLTP Negeri 1 Limo Krukut, Depok 1998 – 2001 3. SMK Negeri 41 Jakarta Cilandak, Jakarta Selatan 2001 – 2004 4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Fakultas Ekonomi dan Bisnis –jurusan Akuntansi) Ciputat, Jakarta Selatan 2006 – 2010 Pengalaman Kerja 1. Café 21 Cineplex Depok Crew 2005- 2008 2. Café XXI Cineplex, Puri Part Timer 2009 – Sekarang 2. PT PANASONIC GOBEL Accounting Division 2010 – Sekarang ABSTRACT This research is a purpose to provide empirical evident about profitability, liquidity and solvability that effect probability of auditor’s opinion. The financial ratios which researched those are Return on Asset, Return on Equity, Current Asset, Quick asset, Debt to Asset Ratio and Debt to Equity ratio as independent variables and Auditor’s opinion as dependent variable. The samples consist of 92 samples which by 32 companies have unqualified opinion, 24 companies have unqualified with explanation opinion, and 36 companies have qualified opinion. Moreover,it chooses by purposive sampling whereas it is based on some criterias. The statistic method used to test on the research hypothesis is multinomial logit regression. The result of this research shows that Return on Asset, Current Ratio and Qurrent Ratio are significant variables in prediction the probability the company will get unqualified opinion. This research also indicate that Current Ratio is significant variable in prediction the probability the company will get unqualified with explanation opinion. Keywords : Financial ratios,Return on Asset, Return on Equity, Current Asset, Quick asset, Debt to Asset Ratio,Debt to Equity ratio and Auditor’s opinion ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti mengenai pengaruh rasio profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas perusahaan terhadap opini auditor. Rasiorasio keuangan yang diteliti yaitu ROA, ROE, CR,QR, DAR dan DER sebagai variable independent dan opini audit sebagai variable independent. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 92 sampel yang terdiri dari 32 perusahaan yang diberikan opini wajar tanpa pengecualian, 24 perusahaan yang diberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas dan 36 perusahaan yang diberikan opini wajar dengan pengecualian. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling dimana pengambilan sample dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu. Metode statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi multinomial logit, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable rasio ROA, CR dan QR secara statistic berpengaruh signifikan untuk memprediksi probabilitas perusahaan diberikan opini wajar tanpa pengecualian. Sedangkan hanya variable rasio CR secara statistic berpengaruh sigifikan untuk memprediksi probabilitas perusahaan dibeirkan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Keywords : Rasio Keuangan, Return on Asset, Return on Equity, Current Asset, Quick asset, Debt to Asset Ratio,Debt to Equity ratio dan Opini Audit. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah SWT yang telah mengkaruniakan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ” ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTINOMIAL LOGIT”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat - syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini serta tak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada: 1. Ibunda Sri Maemunah (almh) yang senantiasa menjadi motivator utama saya dan tiada henti-hentinya berdoa untuk keberhasilan anaknya. Semoga Allah menerima amal ibadah Beliau. 2. Keluargaku, Ayahanda Arman Sugiman, saudara dan saudariku mas Anto dan Bang Junaedi, atas setiap helaan kasih sayangnya, semua perhatian dan dukungannya memberikan semangat kepada penulis. 3. Bpk.Prof. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memimpin Fakultas ini dengan kebijakan-kebijakannya guna pencapaian visi Universitas. 4. Bpk. Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada seluruh mahasiswa Fakultas ini guna menjadi mahasiswa yang penuh dengan integritas dan memiliki kemampuan di bidang akademik. 5. Bpk. Afif Sulfa,SE.,Ak.,MSi selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memimpin Jurusan Akuntansi, sehingga para mahasiswa dapat belajar dan menimba ilmu sesuai dengan kurikulum yang memiliki standar tinggi. 6. Yessi Fitri, SE, Ak, MSi selaku Sekretaris Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 7. Bpk Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I, dengan segala kesabarannya telah berkenan meluangkan waktu, memberikan arahan, bimbingan, kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, MSi selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan, nasehat dan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran bersedia meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini. 9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmunya, serta Karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuannya kepada penulis. 10. Sahabat–sahabatku seperjuangan selama kuliah Tofan Hari Wibowo, Ilham Reza Fahlevi, Fuad Firmansyah, Sudrajat, Zulfikri Arif, Anneu Dwi Muliani, Acit, Dini serta Dilas dan Sahabat-Sahabatku yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini selalu belajar bersama, saling memberi semangat, dan nasehat selama ini. 11. Untuk teman-teman Cafe 21 Cineplex Manajemen, terima kasih sudah pengertian kepada saya untuk memberikan saya kesempatan bekerja untuk membiayai kuliah saya. 12. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan dengan limpahan rahmatNya. Penulis sadar bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan penulis berharap untuk kesempurnaan tugas akhir ini dapat dijadikan pelajaran untuk perbaikan penelitian berikutnya dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya Jakarta, 30 Agustus 2010 Penulis DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. i Lembar Pengesahan Uji Skripsi ........................................................................ ii Lembar Pengesahaan Uji Komprehensif ......................................................... iii Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... iv Abstract ............................................................................................................... vi Abstrak ................................................................................................................ vii Kata Pengantar .................................................................................................. viii Daftar Isi .............................................................................................................. x Daftar Tabel......................................................................................................... xiii Daftar Gambar .................................................................................................... xiv Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 Bab II Landasan Teori ....................................................................................... 8 A. Tinjauan Umum Audit ................ ...................................................... 8 1. Pengertian ..................................................................................... 8 2. Jenis-jenis Audit ............................................................................ 9 B. Standar Profesional Akuntan Publik ................ ................................. 10 1. Standar Umum .............................................................................. 10 2. Standar Pekerjaan Lapangan ......................................................... 10 3. Standar Pelaporan.......................................................................... 11 C. Prosedur Analitis ................................................................................ 12 D. Laporan Keuangan ............................................................................. 16 1. Pengertian...................................................................................... 16 2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................................ 17 3. Bentuk Laporan Keuangan............................................................ 18 E. Analisis Keuangan ............................................................................. 21 1. Pengertian...................................................................................... 21 2. Laporan Keuangan (Dasar Analisis) ............................................. 22 F. Rasio Keuangan ................................................................................. 23 1. Pengertian...................................................................................... 23 2. Jenis-jenis Rasio Keuangan .......................................................... 25 G. Opini Auditor ..................................................................................... 28 H. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 32 I. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 35 J. Hipotesis ............................................................................................. 36 Bab III Metodologi Penelitian .......................................................................... 37 A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 37 B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 37 C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 38 D. Metode Analisa Data .......................................................................... 39 1. Analisis Regresi Multinomial Logit ............................................. 39 a. Menilai Model Fit ................................................................... 40 b. Nilai -2Likelihood Ratio ........................................................ 40 c. Koefisien Godnees of Fit ....................................................... 41 d. Koefisien Pseudo-Rsquare ..................................................... 41 e. Prediksi Klasifikasi ................................................................ 42 E. Pengukuran Variabel dan Pendefinisiannya........................................ 44 1. Variabel Bebas ................................................................................ 44 2. Variabel Terikat .............................................................................. 46 Bab IV Hasil dan Pembahasan ......................................................................... 47 A. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................. 47 B. Analisis Deskriptif ........................................................................... 56 C. Analisis Multinomial Logit ................................................................. 61 1. Menilai Model Fit ......................................................................... 63 2. Nilai -2Likelihood Ratio ............................................................... 63 3. Koefisien Godnees of Fit .............................................................. 63 4. Koefisien Pseudo-Rsquare ........................................................... 64 5. Prediksi Klasifikasi ...................................................................... 66 D. Interpretasi ......................................................................................... 68 Bab V Kesimpulan dan Implikasi .................................................................... 73 A. Kesimpulan ........................................................................................ 73 B. Implikasi ............................................................................................. 74 C. Saran.................................................................................................... 75 Daftar Pustaka .................................................................................................. .76 Lampiran – Lampiran DAFTAR TABEL No. Keterangan Halaman 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 33 4.1 Daftar Perusahaan ..................................................................................... 56 4.2 Hasil Pengujian Descriptive Statistics ...................................................... 57 4.3 Hasil Pengujian Case Processing Summary ............................................. 61 4.4 Hasil Pengujian Model Fitting Information ............................................. 62 4.5 Hasil Pengujian Godness of Fit ................................................................. 62 4.6 Hasil Pengujian Pseudo-Rsquare .............................................................. 63 4.7 Hasil Pengujian Likelihood RatioTest ...................................................... 63 4.8 Hasil Pengujian Parameter Estimates ....................................................... 64 4.9 Hasil Pengujian Classification .................................................................. 66 DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 35 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang dapat bertahan dalam kondisi ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya dan melaksanakan operasinya dengan stabil serta dapat menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan perusahaan, dapat diperoleh informasi tentang kinerja (performance) perusahaan, aliran kas perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi keuangan. Seperangkat laporan keuangan utama dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas belum dapat memberi manfaat maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan termasuk analisis terhadap rasio-rasio keuangan (Penman,1992:564). Rasio keuangan berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan. Dengan rasio keuangan memungkinkan investor menilai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan saat ini dan masa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan investasinya. Laporan keuangan perusahaan merupakan pencerminan manajemen, yang memegang tanggung jawab utama atas kewajaran penyajian dan pengungkapan informasi. Karena pentingnya laporan keuangan, terdapat permintaan untuk verifikasi independensi atas laporan keuangan tersebut agar tidak terjadinya laporan keuangan yang menyesatkan (misleading financial statement). Oleh karena itu, lembaga yang dapat menyatakan kewajaran penyajian dan pengungkapan informasi atas laporan keuangan perusahaan yaitu Kantor Akuntan Publik. Dalam suatu penugasan audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik, auditor hanya mengumpulkan dan mengevalusi sebagian bukti yang dipandang representatif guna menyatakan kewajaran mengenai seluruh saldo akun dan kelompok transaksi. Oleh karena itu, ada kemungkinan bukti yang tidak dipilih sebagai sampel justru mengandung salah saji material. Prosedur analitis bisa membantu auditor untuk memberi petunjuk tentang kemungkinan suatu rekening atau transaksi berisi salah saji material. Penelitian yang dilakukan oleh Kreutzfield dan Wallace (1986) membuktikan bahwa 40% dari semua kesalahan yang berhasil dideteksi oleh auditor berasal dari prosedur analitis. Prosedur analitis dilakukan untuk mengevaluasi informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen dengan cara mempelajari hubungan logis antar dua (antara data keuangan satu dengan data keuangan atau antara data keuangan dan data nonkeuangan) guna mengidentifikasi rekening-rekening yang berisi salah saji material. Penerapan prosedur ini berdasarkan asumsi bahwa hubungan antar data adalah logis dan diperkirakan berlanjut, atau apabila kondisi-kondisi yang mendasarinya berubah, maka perubahan masih bisa diprediksi. Prosedur analitis bisa digunakan pada tiga tahapan: (Boynton and Kell,1996) 1. Pada tahap perencanaan 2. Pada tahap pengujian substantif 3. Pada tahap review akhir Statement on Auditing Standard (SAS) Nomor 56, “Analytical Procedures” mengharuskan pelaksanaan prosedur analitis selama tahap perencanaan dan tahap review akhir serta memberi rekomendasi kepada auditor untuk menggunakan prosedur ini sebagai pengujian substantif (Colbert,1991), Wright dan Ashton (1989) mengatakan bahwa dalam beberapa hal prosedur analitis lebih efektif dan efisien digunakan dari pada pengujian rinci untuk mencapai tujuan pengujian substantif. Hasil penelitian yang mereka lakukan terbukti bahwa 65% dari semua penyesuaian audit (audit adjustment) yang diperoleh dari petunjuk prosedur analitis dideteksi selama tahap pekerjaan lapangan. Setelah prosedur analitis ini dilakukan oleh auditor dalam memperoleh informasi keuangan perusahaan yang merupakan salah satu dari rangkaian proses audit, maka dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengharuskan diberikannya auditor’s opinion setiap kali Kantor Akuntan Publik selesai melakukan proses audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Apabila pendapat sercara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang bersangkutan (Standar Pelaporan No.4). Laporan audit adalah langkah terakhir dari keseluruhan proses audit (Arens 2005). Bagian terpenting yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit (pendapat akuntan). Menurut SPAP 2001 (PSA No.29), ada 5 jenis pendapat akuntan, yaitu : 1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) 2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraph Penjelas (Modified Unqualifed Opinion) 3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) 4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion) 5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion) Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap opini audit yang dikeluarkan oleh auditor independen dengan menggunakan metodologi penelitian yang berbentuk analisis Regresi Multinomial Logit. Karena pada penelitian ini, penulis melakukan analisis signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang berbentuk kategorik pada variabel terikatnya (dependend). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Loh Wenny Setyawati (2005), dia menggunakan analisis multivariate yang berbentuk Regresi Logistik Biner (Binary Logistic Regression) yakni penelitian yang memiliki variable dependen yang bersifat dua kategorik. Variabel dependennya yaitu Opini Wajar Tanpa Pengecualian dan Opini Going Concern Penelitian yang dilakukan oleh Kholil (2009) seorang mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah juga melakukan penelitian yang sama yaitu menggunakan analisis Regresi Logistik Biner yang menggunakan variabel dependen opini audit dua kategorik yaitu Opini Wajar Tanpa Pengecualian dan Opini Wajar. B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut: 1. Apakah rasio profitabilitas (profitability ratio) memiliki pengaruh terhadap opini audit 2. Apakah rasio likuiditas (liquidity ratio) memiliki pengaruh terhadap opini audit 3. Apakah rasio solvabilitas (solvability ratio) memiliki pengaruh terhadap opini audit. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas (profitability ratio) terhadap opini audit 2. untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas (liquidity ratio) terhadap opini audit 3. untuk mengetahui pengaruh rasio solvabilitas (solvability ratio) terhadap opini audit. D. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi: 1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris mengenai perbedaan rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan serta pengaruh rasio keuangan yang tergambarkan dalam laporan keuangan terhadap pemberian opini audit oleh auditor independen. 2. Bagi auditor, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan pertimbangan awal atau dasar untuk melakukan prosedur analitis sebagai awal untuk melakukan audit laporan keuangan historis. 3. Bagi pengguna laporan keuangan (users), diharapkan penelitian ini dapat menjadikan dasar bagi para pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja manajemen searah dengan perspektif auditor. 4. Bagi manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan motivasi untuk meningkatkan kinerja manajemen, sehingga dapat tercermin dalam laporan keuangan yang mereka susun. 5. Bagi para pengambil keputusan (eksekutif), diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar penilaian dan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. 6. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan proses auditing BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan umum Audit 1. Pengertian Audit merupakan salah satu jasa atestasi yang diberikan oleh kantor akuntan publik. Atestasi adalah jasa dimana akuntan publik akan menerbitkan laporan tertulis yang isinya antara lain berupa suatu kesimpulan tentang kepercayaan suatu asersi ( pernyataan yang menyebutkan sesuatu itu benar ) yang dibuat oleh pihak lain. Atestasi merupakan bagian dari jasa assurance yang disediakan oleh kantor akuntan publik yang terdiri atas tiga kategori, yaitu : audit atas laporan keuangan historis, tinjauan (review) atas laporan keuangan historis, dan jasa-jasa atestasi lainnya. Audit menurut Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association dalam Louwers (2005 :3). ’’Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertion about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between assertions and established criteria and communicating the result of interested users.’’ Audit menurut Arens (2008 :5) dalam bukunya : Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki kompetensi. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa audit adalah suatu pekerjaan menyatakan pendapat mengenai kewajaran entitas bisnis yang dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki pelatihan teknis dan kecakapan yang memadai dalam memperoleh bukti dan mengevaluasinya atas informasi yang disediakan oleh manajemen. 2. Jenisājenis Audit Terdapat tiga jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam definisi auditing yang telah dipaparkan. Jenis-jenis audit tersebut adalah audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. (Boynton and Kell,2005 : 6). Audit laporan keuangan (financial statement auditing) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan –laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), audit kepatuhan (compliance Auditing) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. Audit Operasional (Operational Auditing) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. B. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Standar Audit (PSA) yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP,2001) menyatakan bahwa terdapat tiga standar dalam proses audit, yaitu ; standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Ketiga standar tersebut akan diuraikan sebagai berikut menurut SPAP 2001: 1. Standar Umum a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai seseorang auditor b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan perikatan, auditor harus senantiasa menjaga sikap mental independen c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama 2. Standar Pekerjaan Lapangan a. Pekerjaan harus direncanakan dengan matang dan apabila digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, observasi, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasr yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 3. Standar Pelaporan a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. b. Laporan auditor harus menunjukkan keadaan di mana prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan prinsip akuntanasi yang diterapkan pada periode sebelumnya. pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecualli dinyatakan lain dalam laporan auditor. c. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara menyeluruh, atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat yang menyeluruh tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dianyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor yang dilaksanakan, dan jika ada, tingkat tanggung jawab yang dipikulnya. C. Prosedur Analitis (Analytical Procedures) AU 329.02, Analytical Procedures (SAS 56) dalam buku Boynton dkk, mendefinisikan prosedur analitis (analtytical procedures), sebagai ’’evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non keuangan.’’ Oleh karena itu prosedur meliputi pembandingan antara jumlah-jumlah yang dicatat atau rasio-rasio yang dikembangkan dari jumlah-jumlah yang dicatat, dengan ekspektasi-ekspektasi yang dikembangkan oleh Auditor. Prosedur tersebut berkisar dari perbandingan sederhana hingga penggunaan matematika kompleks dan model statistik yang melibatkan banyak hubungan dan elemen data. Prosedur analitis digunakan dalam audit untuk tujuan berikut (boynton, dkk) dalam bukunya: 1 Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lainnya 2 Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti mengenai asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau transaksi 3 Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap kelayakan keseluruhan laporan keuangan yang diaudit Langkah-langkah yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitis: 1. Mengidentifikasi penghitungan dan perbandingan dalam prosedur analitis Jenis penghitungan dan perbandingan yang digunakan secara umum termasuk hal-hal berikut : a. Perbandingan data absolut (absolute data comparison). Prosedur ini melibatkan perbandingan sederhana suatu jumlah saat ini, serperti saldo akun, dengan suatu junmlah yang diharapkan atau diprediksi b. Analisis Rasio Keuangan (Ratio Analysis). Sejumlah rasio yang sering kali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut. Jumlah hasil penghitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas atau leverage, efisiensi, aktivitas, profitabilitas,dsb. c. Analisis Tren (Trend Analysis). Analisis ini melibatkan perbandingan beberapa data (absolut,rasio) bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu. 2. Mengembangkan ekspektasi a. Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingkan (Comparible pertimbangan bagi Prior perubahan Periode) yang memberikan diketahui. Menurut pendekatan ini, dengan tidak adanya kondisi yang diketahui, secara sederhana diasumsikan bahwa suatu saldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio, atau hubungan antara data keuangan dan data non keuangan harus memperkirakan jumlah periode masa lalu. b. Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini termasuk penggunaan anggaran yang disiapkan klien, dan permalan untuk periode berjalan baik peramalan yang disiapkan oleh auditor. c.Data Industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan. 3. Melaksanakan Penghitungan / Perbandingan Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasionya, dan lain sebagainya. Karena perencanaan dilakukan beberapa bulan sebelum saldo akun akhir tahun berjalan tersedia, maka lanngkah ini melibatkan penggunaan data satu tahun hingga tanggal saat ini aktual dan atau proyeksi data akhir tahun. Langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan. Perangkat lunak komputer telah secara umum digunakan dalam membuat penghitungan dan perbandingan, serta dapat juga digunakan dalam memperoleh informasi dari database industri dan organisasi. 4. Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan Analisis atas penghitungan dan perbandingan harus membuat auditor lebih memahami bisnis klien. Sebagai contoh, analisis mengenai data rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisiensi dan profitabilitas relatif terhadap tahun lalu dan terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas. 5. Menyelidiki Perbedaan Signifikan Yang Tidak Diharapkan Perbedaan yang signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen., kadang-kadang informasi baru akan mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya akan menghilangkan perbedaan siginifikan. 6. Menentukan Dampak atas Perencanaan Audit Perbedaan yang signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan dan perbandingan. Dalam kasus ini, biasanya auditor akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih mendetail terhadap akun-akun terebut. Prosedur analitis menyediakan auditor petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang saji. D. Laporan keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan akuntansi yang dilakukan perusahaan. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaan terhadap pemilik dan memberikan informasi mengenai posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan. Laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang merupakan bentuk pandangan secara wajar mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi, serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumbersumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI,2002). Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam SAK tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 7 mengemukakan sebagai berikut: a. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses laporan keuangan b. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud laporan keuangan adalah suatu media untuk menyampaikan informasi yang telah dikumpulkan dan diolah dengan akuntansi keuangan yang kemudian disusun dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan serta laporan laba yang tidak dibagikan (laba ditahan) dimana nantinya akan dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. 2. Tujuan Laporan Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK Paragraf 12 mengemukakan tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut : menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. (IAI,2002) 3. Bentuk Laporan Keuangan Ada tiga bentuk laporan keuangan dasar yang bisa digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas (Keown dkk,2001 :107) dalam Siti Rakhmaniar Sumiati (2009,31) Neraca perusahaan menggambarkan untuk tanggal aktiva, hutang tertentu,sedangkan dan ekuitas laporan pemilik laba rugi menggambarkan pendapatan bersih dari kegiatan operasi perusahaan serta periode tertentu. Laporan arus kas menggabungkan informasi dari neraca dan laporan laba rugi untuk menggambarkan sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu selama sejarah hidup perusahaan. John J. Wild dkk 2005 :23 dalam bukunya menjelaskan pengertian dari Laporan keuangan perusahaan sebagai berikut: a. Neraca (Balance Sheet) Neraca atau disebut juga persamaan akuntansi merupakan dasar sistem akuntansi :Aktiva = Kewajiban + ekuitas. Sisi kiri persamaan ini terkait dengan sumber daya yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, atau aktiva. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan untuk menghasilkan laba di masa depan melalui aktivitas operasi. Untuk menjalankan aktivitas operasi, perusahaan membutuhkan pendanaan untuk membiayainya. Sisi kanan persamaan ini mengidentifikasi sumber pendanaan. Kewajiban (Liability) merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas atau ekuitas pemegang saham (Shareholder’s equity) merupakan total dari pendanaan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh pemilik (modal kontribusi) dan akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan) sejak berdirinya perusahaan. Apabila laba perusahaan besar, tetapi uang kas tidak mencukupi untuk mendanai kegiatan operasi, perusahaan belum dapat dikatakan dalam kondisi sehat. Begitu pula jika uang kas tidak mencukupi untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pe3ndek yang sudah dan akan jatuh tempo, perusahaan belum dapat dilakukan sehat. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan belumlah menggambarkan dengan memadai kesehatan suatu perusahaan, kinerja para pengelola beserta seluruh jajaran karyawannya, masalah-masalah yang sudah dan sedang dihadapi dan yang mungkin terjadi pada masa mendatang. b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini mencverminkan aktivitas operasi perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Di bagian bawah, laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan prifitabilitas perusahaan. Laporan laba rugi memuat beberapa indikator profitabilitas lainnya. Laba kotor (gross profit) yang disebut juga margin kotor (gross margins) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Laba kotor mengindikasikan seberapa jauh perusahaan mampu menutupi biaya produknya. Laba operasi (earning from operations) merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi biasanya tidak mencakup biaya modal (bunga) dan pajak. Laba sebelum pajak (earnings before taxes), sebagaimana namanya, merupakan laba dari operasi sebelum cadangan untuk pajak penghasilan. Laba dari operasi berjalan (earnings from continuing operations) merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak. Laba ini disebut juga laba sebelum pos-pos luar biasa dan operasi dalam penghentian. c. Laporan Ekuitas Pemegang Saham (Shareholder’s Equity statement) Laporan ini menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasi alasan peruvbahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. d. Laporan Arus Kas (Cashflow Statement) Laba biasanya tidak sama dengan arus kas bersih, kecuali sepanjang hidup perusahaan. Karena akuntansi akrual menghasilkan angka yang berbeda dari akuntansi arus kas, dan kita mengetahui bahwa arus kas penting dalam pengambilan keputusan, diperlukan pelaporan atas kas masuk dan kas keluar. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas kelluar bagi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan secara terpisah dalam suatu periode tertentu. E. Analisis Keuangan 1. Pengertian Analisis keuangan adalah segala sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan bisnis dan investasi. Analisis keuangan dirancang bagi pengusaha, investor dan kreditor dimana mereka harus memahami bagaimana membaca mengartikan serta menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun selama beberapa periode yang lalu. Analisis keuangan terdiri atas tiga bagian besar : (1) Analisis profitabilitas, (2) Analisis risiko, (3) Analisis sumber dan penggunaan dana (John J. Wild,2005 :16). Analisis profitabilitas (profitability anlysis) merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian investasi perusahaan. Analisis ini juga mencakup evaluasi atas dua sumber utama profitabilitasnya, dan melibatkan identifikasi dan pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas : margin (bagian dari penjualan yang tidak tertutup oleh biaya) dan perputaran (penggunaan modal). Analisis profitabilitas juga berfokus pada penyebab perubahan profitabilitas dan daya tahan laba. Analisis Risiko (Risk Analysis) merupakan evaluasi atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya. Analisis risiko melibatkan penilaian atas solvabilitas dan likuiditas perusahaan sejalan dengan variasi laba. Karena risiko menjadi perhatian utama kreditor, analisis risiko sering dibahas dalam konteks analisis kredit. Analisis sumber dan penggunaan dana (analysis of sources and users of funds) merupakan evaluasi bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan dananya. Analisis ini memberiekan pandangan tentang implikasi pendanaan perusahaan di masa depan. Sebagai contoh perusahaan yang mendanai proyek baru dengan kas (laba) yang dihasilkan dari dalam perusahaan lebih berpeluang mencapai kinerja keuangan yang lebih baik di masa depan dibandingkan perusahaan yang banyajk meminjam untuk mendanai proyeknya, atau lebih parah lagi untuk menutupi kerugian saat ini. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis keuangan adalah segala hal yang menyangkut informasi keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dianalisa dan menjadi dasar dalam menentukan suatu keputusan bisnis di masa mendatang serta menjadi tolak ukur untuk menilai kinerja masa kini. 2. Laporan Keuangan sebagai Dasar Analisis Sebuah perusahaan menjalankan berbagai aktivitas untuk menyediakan produk atau jasa yang dapat dijual dan menghasilkan pengembalian investasi yang memuaskan. Laporan keuangan perusahaan berikut pengungkapannya menginformasikan empat aktivitas utama perusahaan : perencanaan, pendanaan, investasi, dan operasi. Masing-masing aktivitas bisnis utama ini penting untuk dipahami sebelum kita dapat menganalis laporan keuangan perusahaan secara efektif. Pada rencana bisnis dalam tahap perencanaan membantu manajer untuk memusatkan usaha meeereka dan mengidentifikasi kesempatan dan rintangan yang diharapkan. Pandangan ke dalam rencana bisnis sangat membantu analisis atas prospek perusahaan kini dan nanti, dan rencana bisnis merupakan bagian dari analisis lingkungan bisnis dan strategi. Kita dapat menemukan berbagai informasi mengenai tujuan perusahaan dan taktiknya, permintaan pasasr, analisis kompetitif, strategi penjualan (penetapan harga, promosi, distribusi), kinerja manajemen, dan proyeksi keuangan. Jenis inforrmasi ini, dalam berbagai bentuk, sering ditemui dalam laporan keuangan. F. Rasio Keuangan 1. Pengertian David F. Scott, Jr, John D. Martin, J. William Petty dan Arthur J. Keown (1999) menyatakan bahwa : “Financial ratios help us identify some of the financial strengths and weaknesses of a company. The ratios give us two ways of making meaningful comparison of a firm financial data : (1) we can examine the ratios accross time to identify any trends; (2) we can compare the firm ratios with those of other firms.” Rasio keuangan dapat membantu kita mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Rasio keuangan memberikan dua cara untuk membuat perbandingan dari data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti : (1) kita dapat meneliti rasio antar waktu untuk meneliti arah pergerakannya; dan (2) kita dapat membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain. Rasio keuangan merupakan perangkat analisis laporan keuangan yang paling populer dan paling sering digunakan. Suatu rasio menunjukkan hubungan matematis antara suatu data keuangan dengan data keuangan lainnya. Rasio keuangan seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah future oriented, oleh karena itu penganalisis harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode waktu ini dengan faktorfaktor di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Rasio-rasio keuangan digunakan untuk membandingkan resiko dan keuntungan dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dalam membuat keputusan investasi dan kredit terbaik. Pengambilan keputusan tersebut membutuhkan evaluasi dari perubahan kinerja yang terjadi setiap waktu dan kemudian membandingkannya dengan seluruh perusahaan yang memiliki jalur bisnis yang sama. Oleh karena itu, peranan rasio keuangan yang utama adalah bahwa rasio dapat digunakan untuk membandingkan hubungan resiko dan return perusahaan dalam berbagai ukuran. Rasio juga dapat memberikan gambaran keadaan perusahaan berupa karakteristik ekonomi, kegiatan operasi, investasi dan keuangan perusahaan serta strategi kompetitif perusahaan. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah alat utama untuk menganalisis keuangan yang bertujuan untuk menilai dan mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan di masa mendatang (future oriented). Rasio keuangan dapat menstandarisasi keuangan yang dapat dipakai sebagai alat pembanding antar perusahaan dengan ukuran yang berbeda (Keown dkk,2001:108). Rasio keuangan merupakan alat penting untuk mengukur perkembangan suatu usaha dengan para pembandingnya (Gill dan Chatton,2003;28) 2. Jenis-jenis Rasio Keuangan Rasio Profitabilitas (Profitabillity Ratio) Profitabilitas (Profitability) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun di masa mendatang. Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan modal tertentu. 1) Rasio pengembalian atas aktiva (Return on Asset Ratio) Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. 2) Rasio pengembalian atas modal (return on equity) Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio Likuiditas (Liqudity Ratio) Aktiva Likuid adalah aktiva yang dapat diperdagangkan pada pasar yang aktif dan dapat dengan seggera dikonversikan menjadi kas. Posisi likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi hutangnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Rasio ini membandingkan jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Dua rasio likuiditas yang umum digunakan yaitu Rasio Lancar (Current Ratio) dan Rasio Cepat (Quick Ratio). 1) Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Rasio lancar ini memberikan indikator terbaik atas besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. 2) Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membagi hasilnya dengan kewajiban lancar. Persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak likuid dan bila terjadi likuidasi maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) Solvabilitas (Solvability) adalah kemampuan untuk membayar utang jangka panjang, baik utang pokoknya maupun bunganya. Kemampuan untuk membayar utang jangka panjang bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena cicilan utang pokok maupun bunganya menurut kelaziman dibayar dengan dana kas, dan besarnya dana kas sangat ditentukan oleh besarnya laba yang masuk ke dalam perusahaan dalam bentuk uang kas. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur tingkat sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang disebut juga rasio hutang atau debt ratio. 1) Rasio kewajiban jangka panjang atas harta (debt to asset ratio) Rasio ini merupakan gambaran tentang berapa banyak dana perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dibandingkan dengan harta perusahaan. Angka rasio yang rendah mengidentifikasikan adanya perlindungan yang lebih banyak kepada kreditor jangka panjang. 2) Rasio kewajiban jangka panjang atas modal (debt to equity ratio) Rasio ini bertujuan untuk melihat berapa besarnya utang jangka panjang operasi dibandingkan dengan modal perusahaan. Semakin kecil angka rasio, semakin baik solvabilitas perusahaan. Rasio utang yang tinggi terhadap pemegang saham atau harta menunjukkan keadaan yang serius untuk segera dibenahi. G. Opini Auditor Independen Opini audit adalah pendapat yang dikeluarkan oleh auditor atas laporan keuangan yang telah diaudit yang memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha dan arus kas susuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia. Adapun jenis-jenis pendapat yang dikeluarkan oleh auditor independen adalah Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas (Modified Unqualifed Opinion), Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion). (Ikatan Akuntan Indonesia,2001). Berikut adalah penjelasan mengenai opini-opini auditor tersebut. 1. Pendapat Auditor Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) Pendapat auditor wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material , posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Pendapat Auditor wajar tanpa pengecualian dilakukan atau diberikan jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang diterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang diterima umum serta pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. 2. Pendapat Auditor Wajar tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan (Modified Unqualified Opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan diberikan auditor jika dalam keadaan tertentu memungkinkan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan auditnya. Keadaan tersebut meliputi : pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain, kondisi yang semula menyebabkan seorang auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelanngsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencaana tersebut dapat berjalan efektif, diantara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi dalam metode penerapannya. 3. Pendapat Auditor Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semuahal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tertentu seusuai dengan prinsip akuntansi kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Pendapat auditor wajar dengan pengecualian diberikan auditor jika dalam pemeriksaan laporan keuangan klien, adanya ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum tersebut serta adanya ketidakpastian yang luar biasa sifatnya yang mempunyai dampak terhadap laporan keuangan yang tidak dapat diperkirakan dengan baik pada tanggal pembuatan laporan keuangan. 4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tertentu sesuai prinsip akuntansi diterima umum. Pendapat tidak wajar yang diberikan oleh auditor jika laporan keuangan tersebut tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan hasil usaha, perubahan laba yang ditahan, dan perubahan posisi keuangan klien. Jika laporan keuangan diberikan pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. 5. Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion) Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion) bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut. Ketidakpastian auditor terhadap wajar tidaknya laporan keuangan yang diperiksa disebabkan jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkup pemeriksaannya terjadi pembatasan yang luar biasa sifatnya. Auditor yakin atas dasar auditnya bahwa terdapat penyimpangan material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum, Auditor merasa tidak independen antara hubungannya dengan klien. H. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Mills and Yamammura (1999) menjelaskan pentingnya Rasio Arus Kas (cash flow ratios) dalam memperediksi kelangsungan usaha dimana beberapa rasio arus kas tersebut dipercaya dapat membantu memberikan informasi yang lebih akurat bagi para auditor dalam memprediksi kelangsungan usaha entitasnya. Penelitian yang dilakukan oleh Rusmin (2001) mengenai penggunaan analisis rasio keuangan dalam prosedur analitis. Penelitian beliau menggambarkan bagaimana seorang auditor menggunakan pertimbangan rasio-rasio keuangan dalam melakukan proses auditing yang terdapat dalam prosedur analitis yang memberikan kesimpulan bahwa prosedur analitis memberikan petunjuk kepada auditor tentang adanya kemungjkinan terdapat salah saji material di dalam laporan keuangan. Hal ini berarti auditor harus melakukan prosedur audit tambahan guna memberikan indikasi tersebut. Penelitan lain pula dilakukan oleh Loh Wenny Setiawati dan Soekrisno Agus (2005) mengenai pengaruh rasio keuangan dan predijksi kebangjkrutan terhadap opini audit yang dikeluarkan oleh auditor. Penelitan mereka menggunakan rasio profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, rasio arus kas, dan prediksi kebangkrutan. Metode analisis yang digunakan dengan melakukan pengujian univariate dan multivariate dimana hasil dari kedua pengujian tersebut dibandingkan terhadap hipotesis yang mereka bangun. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian 1 Rusmin pada tahun 2001 Judul Penelitian Penggunaan Analisis Rasio Keuangan dalam Prosedur Analitis VariabelāVariabel yang Digunakan Analisis Rasio Keuangan yang digunakan dalam Prosedur Analitis menurut penelitian ini adalah Fundraising Efficiency Hasil Penelitian Merupakan Statistik Deskriptif yang menjelaskan penggunaan rasio keuangan pada ratio, Fundraising Expense ratio, Management Expenser ratio, Program Service Expense ratio, Program Services expense to Total Assets ratio 2 Rosif Rochman Analisis Normalitas Rasio Keuangan :studi kasus Perusahaanā Perusahaan Indonesia yang Tercatat Di BEJ Analisis Rasio Keuangan dalam Penelitian ini berjumlah Lima Jenis Rasio : Market Value ratio, Leverage ratio, Profitability ratio, Activity ratio, dan Liquidity ratio perusahaan Klien yang dianalisa oleh seorang auditor dalam melakukan prosedur analitis , prosedur analitis merupakan kepada petunjuk auditor tentang kemungkinan salah saji material di dalam laporan keuangan Merupakan analisis Statistik kuantitatif Deskriptif yang bertujuan untuk rasio mengetahui rataārata keuangan inkdustri serta analisis pola distribusi dari rasioārasio keuangan tersebut. Dengan menggunakan Uji Signifikansi Shapiroā Wilk Rasio keuangan DAR dan ROI berdistribusi secara normal menunjukkan nilai >0,05 sedangkan Rasio Keuangan EPS, PER, DER, OPM,NPM,ROE, ATO, CR tidak berdistribusi Normal karena Hasil Uji Signifikansi ShapiroāWilk <0,05 Lanjutan Tabel 2.1 3 Loh Wenny Setiawati pada Pengaruh Rasio Keuangan dan Prediksi Kebangkrutan Rasio Keuangan yang berupa Rasio Profitabilitas, Solvabilitas,Likuiditas dan Rasio Keuangan Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas dan Prediksi tahun 2005 Terhadap Opini Audit Yang Dikeluarkan Auditor 4 Rahman Muslim pada tahun 2008 Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go Public dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit 5 Abdul Kholil pada tahun 2009 arus kas serta Prediksi kebangkrutan yang berupa Altman’s ZāScore Model Variabel independen :Opini yang Dikeluarkan Oleh Auditor yang berbentuk kategorik dua pilihan yaitu : Wajar Tanpa Pengecualian dan Opini Going Concern Penelitian ini menggunakan Analisis Rasio Keuangan yang dibagi menjadi tiga Model yaitu Rasio Keuangan dari Neraca dan Lap. Laba Rugi, Rasio Keuangan dari Lap. Arus Kas, dan Rasio Keuangan dari Neraca, Lap. Laba Rugi dan Lap. Arus Kas Kebangkrutan berpengaruh dalam pemberian Opini Audit oleh seorang Auditor, tetapi Rasio Keuangan Arus Kas tidak berpengaruh dalam pemberian Opini Audit oleh seorang Auditor Merupakan Statistik Deskriptif Model yaitu terhadap ketepatan prediksi model yang dibagi dalam tiga kelompok jenis perusahaan sehat, perusahaan FD dengan laba negatif dan Perusahaan FD dengan Interest Coverage Ratio <1,50. Model 1 menghasilkan prediksi ketepatan sebesar 75,4 %, Model 2 menghasilkan ketepatan Prediksi sebesar 69,7% dan Model 3 menghasilkan ketepatan Prediksi sebesar 83,8 % Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Rasio keuangan Rasio Keuangan Profitabilitas, Likuditias berpengaruh terhadap Terhadap Opini dan Rasio Solvabilitas Opini Audit Audit I. Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan oleh penulis, mulai dari latar belakang, perumusan masalah serta landasan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh rasio keuangan profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas sebagai variabel bebas (Independend) terhadap opini audit sebagai variabel terikat (Dependend), sehingga dapat digambarkan penelitian ini dalam kerangka pemikiran sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen Rasio Profitabilitas Opini Wajar Tanpa Pengecualian Rasio Likuiditas Opini Wajar dengan Penjelasan Rasio Solvabilitas Opini Wajar Gambar 2.1 Kerangka pemikiran J. Hipotesis Berdasarakan kerangka pemikiran yang telah digambarkan oleh penulis, maka penulis membangun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : H0 : Rasio keuangan profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap opini audit yang diberikan oleh auditor Ha : Rasio keuangan profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap opini audit yang diberikan oleh auditor Pengujian semua hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan Program SPSS (Statistical Package for Social Sciences). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit yang dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik. Dalam penelitian ini membahas mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan yang dipakai sebagai dasar dalam pelaksanaan prosedur analitis terhadap opini audit yang dikeluarkan oleh auditor. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian ini terdiri atas rasio keuangan (independen), sedangkan opini audit (dependen). B. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur atau pabrikasi yang tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Purposive Sampling, yakni tipe pemilihan secara tidak acak yang informasinya dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Indriartono dan Supomo,2002:131). Adapun kriteria-kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia minimal sejak tahun 2007-2008 2. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyelesaikan laporan keuangan per tanggal 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor independen 3. Laporan keuangan perusahaan dan laporan auditor independen telah dipublikasikan dan tersedia dari tahun 2007-2008 4. Opini audit yang dikeluarkan oleh Auditor adalah Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas (Modified Unqualifed Opinion), Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) 5. Perusahaan-perusahaan tersebut telah diaudit oleh KAP Big Four maupun Non Big Four C. Metode Pengumpulan Data Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa catatan atau laporan historis yang telah dipublikasikan, yaitu berupa laporan auditor independen dan laporan keuangan tahun perusahaan untuk periode tahun 2007-2008. Dimana data-data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Pusat Referensi Pasar Modal. Sedangkan menurut jenis datanya, maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data dokumenter, yaitu laporan keuangan auditee perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di BEI sejak tahun 2007-2008. Data dokumenter dalam penelitian ini dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen. Sehingga dapat diketahui juga, bahwa horison waktu yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah studi time series. Dimana studi ini lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Pengumpulan bahan-bahan berupa teori atau konsep yang diambil dari internet, perpustakaan berupa literatur, koran, dan artikel atau jurnal ilmiah yang dapat mendukung sebagai bahan kajian penelitian dan sebagai landasan untuk menganalisa permasalahan. 2. Studi Lapangan (Field Research) Data primer berupa pengamatan dan pengambilan data langsung di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) atau melakukan Direct Obserrvation di Bursa Efek Indonesia (BEI) D. Metode Analisis 1. Analisis Regresi Multinomial Logit Regresi logistik pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu jika terdapat dua variabel dependen yang bersifat kategorik, maka disebut Regresi Logistik Biner dan jika variabel dependen bersifat kategorik lebih dari dua maka disebut Regresi Logistik Multinomial. Regresi Multinomial Logit disebut juga Model Logit Politom, pada variable respon atau dependen penelitian ini memiliki tiga kategori, yaitu : opini auditor Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas (Modified Unqualifed Opinion), Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion). a. Menilai model Fit Langkah pertama adalah menilai Overall Fit Model terhadap data. Beberapa test statistic diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah Ho : Model yang dihipotesakan fit dengan data Ha : Model yang dihipotesikan tidak fit dengan data b. Nilai -2Likelihood Ratio Statistic -2Loglikelihood ratio dapat digunakan untuk menentukan jika variable bebas ditambahkan ke dalam model apakah secara siginifikan memperbaiki model fit. Penilaian keseluruhan model regresi menggunakan nilai -2Likelihood dimana jika terjadi penurunan dalam nilai -2Likelihood pada blok kedua jika dibandingkan dengan blok pertama, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi menjadi lebih baik. (Ghazali,2005) c. Koefisien Godness of Fit Tes Goodness of fit menunjukkan apakah model cocok dengan data. Ada dua tes goodness of fit, yaitu Pearson dan Dviance. Nilai signifikan kedua tes ini lebih besar dari α 0,05, hal ini menunjukkan model cocok dengan data (Cornelius trihendardi,207). Tes ini digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data, sehingga model data dikatakan fit), jika koefisien goodness of fit sama atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya, sehingga goodness of fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Chi Square Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya. (Ghazali,2005) d. Koefisien Pseudo-Rsquare Nilai statistik R Square pada analisis multinomial logistik didekati dengan nilai Pseudo Rsquare : Cox and Snell, Nagelkerke dan McFadden. Nilai pada rentang 0-1. Semakin mendekati 1, maka semakin banyak variasi yang dapat dijelaskan oleh model (Cornelius Trihendardi,2007). Koefisien Cox and Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran Koefisien R Square pada Regresi Linear Berganda yang didasarkan pada teknik estimasi Likelihood dengan nilai maksimum <1, sehinggga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke R Square mnerupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0-1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai koefisien Cox and Snell R Square dengan nilai maksimumnya. Nilai koefisien Nageljkerke R square diinterpretasikan seperti koefisien R square pada Regresi Linear Berganda. e. Ketepatan prediksi Klasifikasi Tabel klasifikasi digunakan untuk menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan yang tidak benar (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai dari variabel dependen yaitu opini audit Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas (Modified Unqualifed Opinion), Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi sesungguhnya yang sesuai dengan data actual pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat permalan 100% (Ghazali,2005). Model matematis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : P (Yi= unqualified) Ln---------------------------- = P (Yi=Qualified) a+b1ROA+b2ROE+b3CR+b4QR+ b5DAR+b6DER+e1……………….(1) P (Yi= unqualified) Ln---------------------------- = a+b1ROA+b2ROE+b3CR+b4QR+ P (Yi=Qualified) b5DAR+b6DER+e1……………….(2) Model Regresi sebagai berikut: Zj = bjX1+bj2X2+…+bjnXn J : Kelompok perusahaan yang mendapatkan 3 kelompok opini audit Status : Kelompok opini wajar tanpa pengecualian (0), kelompok wajar tanpa pengecualian dengan penjelas (1), kelompok wajar dengan pengecualian (2) X1…Xn : Rasio-rasio Keuangan E. Pengukuran Variabel dan Pendefinisiannya Penelitian ini mengungkapkan dua variabel, yaitu variabel rasio keuangan yang diduga berpengaruh terhadap opini audit yang dikeluarkan oleh auditor independen. Variabel rasio keuangan ditempatkan sebagai variabel bebas (independen) dan Opini Auditor sebagai variabel terikat (dependen). Untuk menjelaskan lingkup penelitian dan mencapai obyektivitas penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengukuran variabel, maka perlu ditentukan definisi operasional dari variabel yang diteliti terlebih dahulu. Definisi operasional merupakan salah satu cara dari pendefinisian suatu gagasan. 1. Variabel Bebas (Independen) Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini definisi operasional dari variabel-variabel Bebas adalah sebagai berikut : a. Rasio Profitabilitas (Profitabillity Ratio) Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh menggunakan modal tertentu. ROA, Rumusnya : Laba Bersih Total Aktiva ROE, Rumusnya : Laba Bersih laba dengan Modal b. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. CR, Rumusnya : Aktiva Lancar Kewajiban Lancar QR, Rumusnya : Aktiva Lancar - Persediaan Kewajiban Lancar c. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur tingkat sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang disebut juga rasio hutang atau debt ratio DAR, Rumusnya : Kewajiban jk. Panjang Harta DER, Rumusnya : Kewajiban jk. Panjang Modal 2. Variabel Terikat (Dependen) Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variable dependen, yaitu: 6. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) dengan nilai proksi 0 7. Pendapat wajar tanpa pengeculaian dengan paragraph penjelas (Modified Unqualifed Opinion) dalam kelompok nilai 1 8. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) dalam kelompok nilai 2 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Pasar Modal Indonesia Sejarah lahirnya perusahaan publik di Indonesia terlepas dari sejarah berlangsungnya kegiatan pasar modal Indonesia. Pasar modal Indonesia dimulai ketika pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek di Jakarta (Batavia) pada 14 Desember 1912. Para investor pada masa itu adalah orang-orang Hindia Belanda dan Eropa lainnya. Perkembangan pasar modal di Jakarta pada waktu itu cukup menggembirakan, sehingga pemerintah kolonial Belanda tertarik untuk membuka pasar modal di daerah lain, yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang tanggal 1 Agustus 1925. Pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama adalah periode jaman Belanda dimulai tahun 1912 yang merupakan tahun didirikannya pasar modal yang pertama. Periode kedua adalah periode orde lama yang dimulai pada tahun 1952. Periode ketiga adalah periode orde baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977. Periode keempat adalah periode bangunnya pasar modal dari tidur yang panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal dimulai pada tahun 1995. Periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1997. Periode pertama dimulai pada tanggal 14 Desember 1912 yang dikenal dengan nama Periode Jaman Belanda, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta. Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai “Vereniging Voor Effectenhandel” yang merupakan cikal bakal pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang dunia I, pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari 1925 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kaena masih dalam jaman penjajahan Belanda dan pasar-pasar modal ini juga didirikan oleh Belanda, mayoritas saham- saham diperdagangkan di sana juga merupakan saham-saham perusahaan Belanda dan afiliasinya yang tergabung dalam Deutch East Indies Trading Agencies. Periode kedua yang berlangsung selama 8 tahun semenjak 1952-1960. Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 september 1951 dikeluarkan Undang-Undang Darurat No.12 yang kemudian dijadikan Undang-Undang No.15/1952 tentang pasar modal. Juga melalui keputusan Menteri Keuangan No.289737/UU tanggal 1 Nopember 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ) akhirnya dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk mencegah saham-saham perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan di pasar modal di Jakarta lari ke luar negeri. Kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bank dengan Bank Indonesia sebagai anggota kehormatan. Periode ketiga berlangsung dari tahun 1977-1988, Bursa Efek Jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977 dalam periode orde baru sebagai hasil Keputusan Presiden No.52 tahun 1976. Keputusan ini menetapkan pendirian pasar modal, pembentukan Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT. Danareksa. Presiden Suharto meresmikan kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 10 Agustus 1977. PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang tercatat di BEJ. Nilai kapitalisasi pasar yang dihimpun dengan teracatatnya saham PT. Semen Cibinong Tbk adalah sebesar Rp. 2,37 miliar. Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang, karena sampai dengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan saja. Kurang menariknya pasar modal pada periode ini dari segi investor mungkin disebabkan oleh tidak dikenakannya pajak atas bunga deposito, sedangkan penerimaan dividen dikenakan pajak penghasilan sebesar 15%. Periode Keempat berlangsung dari tahun 1988-1995. Dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1990 jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai dengan 127 perusahaan. Sampai dengan tahun 1996 jumlah perusahaan yang terdaftar menjadi 238 perusahaan. Pada periode ini, Initial Public Offering (IPO) menjadi peristiwa nasional. Peningkatan di pasar modal antara lain disebabkan oleh deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah di sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Deregulasi yang dianggap sangat mempengaruhi perkembangan pasar modal di Indonesia antara lain adalah Pakto 27, 1988 dan Pakdes 20, 1988. Selanjutnya, dalam pakto 27, 1988 yang berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal antara lain adalah dikenakannya pajak atas bunga deposito/tabungan secara final sebesar 15%. Sementara Pakdes 20, 1988 memberikan kemudahan dan kesempatan kepada swasta nasional untuk menyelenggarakan Bursa Efek Swasta dan diperkenankannya company listing yang memungkinkan perusahaan-perusahaan dapat mencatatkan seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di Bursa. Periode kelima dimulai dari tahun 1995 dan sudah memulai sistem otomatisasi. Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi kapasitas manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan kegiatan transaksi di bursa. Sistem otomatisasi yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) diberi nama Jakarta Automated Trading System (JATS) dan mulai dioperasikan pada hari Senin tanggal 22 Mei 1995. Selain itu, untuk mengantisipasi jumlah anggota bursa dan transaksi yang meningkat, maka pada tanggal 19 September 1996 (diumumkan secara terbuka pada tanggal 10 Maret 1997) BES menerapkan sistem otomatisasi yang disebut Surabaya Market Information & Automated Trading System (S-MART). Periode keenam yang berlangsung mulai bulan Agustus 1997, dimana pada saat itu terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara di Asia termasuk Indonesia. Krisis moneter yang terjadi ini terjadi mulai dari penurunan nilai-nilai mata uang negar-negara Asia tersebut relative terhadap dolar Amerika Serikat. Untuk mencegah permintaan dolar Amerika yang berlebihan yang mengakibatkan nilainya meningkat dan menurunnya nilai rupiah, Bank Indonesia menaikkan suku sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tingginya suku bunga deposito berakibat negatif terhadap modal. Investor tidak lagi tertarik untuk menanamkan dananya di pasar modal, karena total return yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan dari bunga deposito. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, begitupun halnya dengan harga saham-saham di pasar modal. Untuk mengurangi lesunya permintaan sekuritas di pasar modal Indonesia, pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas perdagannya lewat transaksi investor asing. Pada tanggal 3 September 1997 pemerintah tidak lagi memberlakukan pembatasan 49% kepemilika asing. Ini berarti investor asing boleh memiliki saham-saham yang jumlahnya tidak terbatas. Selain itu, untuk memperbaiki perbaikan yang bergejolakini, pemerintah pada tanggal 1 Nopember 1997 mengumumkan likuidasi 16 bank swasta nasional. Pengumuman yang mengejutkan ini tidak banyak membantu memperbaiki lesunya pasar saham. Bahkan IHSG untuk bulan Nopember 1997 ini juga merosot dengan tajam. Pasar modal merupakan sebagai bagian dari sektor keungan bukanlah merupakan barang baru di Indonesia. Sejarah pasar modal Indonesia sebenarnya telah mulai sejak pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel. Dengan mendasarkan pada pengalaman di negeri Belanda, pendirian Bursa Efek (Stock Exchange) di Batavia dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang diperjual belikan merupakan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda serta efek-efek Belanda lainnya. Dengan perkembangan Bursa Efek di Jakarta, pada tanggal 11 Januari 1925 dibuka Bursa Efek Surabaya kemudian disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925, namun kegiatan bursa saham berhenti ketika terjadi pendudukan tentara Jepang di Batavia. Pada tahun 1952, bursa saham dibuka kembali di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaaperusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham berhenti lagi ketika pemerintahan meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956. Di tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi modal di pasar saham mulai meningkat dan mencapai puncaknya di tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar financial dan sektor swasta. Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa baru di swastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (PT.BEJ). Swastanisasi bursa saham ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Pada tanggal 22 Mei 1995, Bursa Efek Jakarta memulai babak baru dengan meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah system perdagangan otomatis yang menggantikan system perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham tanpa harus melalui lantai bursa, dimana transaksi dapat dilakukan oleh WPPE di kantornya. Untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, pada 30 Juni 2000 BEJ mengeluarkan kebijakan pembagian papan pencatatan menjadi dua papan yaitu papan utama dan papan pengembangan, yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan kecil dam menengah untuk mendapatkan dana bagi pengembangan usahanya melalui pasar modal. Di akhir tahun 2003, tercatat 39 emiten papan utama dan 294 emiten papan pengembangan. 2. Lembaga-Lembaga Penunjang Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Melibatkan banyak lembaga, masing-masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang kepentingan pihak lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan Bursa Efek Indonesia adalah : a. Perusahaan yang Go Public (Emiten) Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi rencana investasi. b. Perusahaan Efek Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara perdagangan, manajer investasi, atau penasehat investasi. c. Lembaga Kliring Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di Bursa Efek, penyimpanan efek serta penitipan harta untuk pihak lain. d. Perusahaan Reksa Dana Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi kembali (reinvestasi). e. Pemodal Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan. f. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan efisien dengan maksud untuk melindungi kepentingan para para pemodal dan masyrakat. 2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, klirng, dan lembagalembaga penyimpanan reksadana, perusahaan sekuritas dan para pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para professional. 3) Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada menteri keuangan. 3. Industri Manufaktur Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya dipublikasikan di BEI. Laporan keuangan yang digunakan sebagai objek penelitian berasal dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Industri manufaktur terdiri dari bagian yaitu, industry kimia dasar, aneka industry dan industry barang dan konsumsi dan masing-masing memiliki sub bagian sebagai berikut : a. Industri Kimia Dasar : 1) Semen 2) Keramik, porselen dan kaca 3) Metal dan sejenisnya 4) Kimia 5) Plastik dan kemasan 6) Pakan ternak 7) Kayu 8) Kertas dan alat tulis b. Aneka Industri : 1) Otomotif dan komponennya 2) Garmen dan tektil 3) Alas kaki 4) Kabel 5) Elektronik dan lain-lain c. Industri Barang dan Konsumsi 1) Makanan dan minuman 2) Pabrik rokok 3) Farmasi 4) Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga 5) Peralatan rumah tangga B. Analisis Deskriptif Sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang tergabung dalam kelompok perusahaan pabrikasi (Manufactured) . Namun tidak semua kelompok perusahaan pabrikasi (manufactured) dijadikan sampel, tetapi yang memenuhi kriteria kelengkapan data, yaitu perusahaan-perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keuangannya dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik tahun 2007 dan tahun 2008. Selain itu penelitian ini juga hanya meneliti perushaan-perusahaan yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualfied Opinion), opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas (Modified Unqualified opinion) dan opini wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion). Dari prosedur pemilihan sampel diatas, diperoleh daftar perusahaan atau emiten yang telah memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Perusahaan NO 1 2 NAMA PERUSAHAAN PT ALLBOND MAKMUR USAHA Tbk PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk NO NAMA PERUSAHAAN 24 PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk 25 PT ITAMARAYA GOLD INDUSTRY Tbk 3 PT ANEKA TAMBANG Tbk 26 PT JAKARTA KYOEI STEEL Tbk 4 PT ARWANA CITRAMULIA Tbk 27 PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 5 PT ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk 28 PT KERAMIKA INDONESIA Tbk 6 PT BARITO PACIFIC Tbk 29 PT MEDCO ENERGI INTERNATIONAL Tbk 7 PT BAT INDONESIA Tbk 30 PT MULIA INDUSTRINDO 8 PT BENTOEL INTERNASIONAL Tbk 31 PT MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk 9 PT BERLIAN LAJU TANKER 32 PT MUSTIKA RATU Tbk 10 PT BETON JAYA MANUNGGAL Tbk 33 PT PAN BROTHERS Tbk 11 PT BINTANG MITRA SEMESTA RAYA Tbk 34 PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk 12 PT CENTURY TEXTILE INDONESIA Tbk 35 PT POLYCHEM INDONESIA Tbk 13 PT DARYA VARIA LABORATORIA Tbk 36 PT POLYSINDO EKA PERKASA Tbk 14 PT DAYA SAKTI UNGGUL Tbk 37 PT RODA VIVATEX Tbk 15 PT DYNAPLAST Tbk 38 PT SEKAR BUMI Tbk 16 PT EKADHARMA INTERNATIONAL Tbk 39 PT SEMEN GRESIK Tbk 17 PT ERATEX DJAJA Tbk 40 PT SEPATU BATA Tbk 18 PT FAJAR SURYA WISESA Tbk 41 PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk 19 PT GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk 42 PT SUNSON TEXTILE Tbk 20 PT HANSON INTERNATIONAL Tbk 43 PT SUPARMA Tbk 21 PT HOLCIM INDONESIA Tbk 44 PT SURABAYA AGUNG INDUSTRY Tbk 22 PT INDAL ALUMUNIUM Tbk 45 PT TEMBAGA MULIA SEMANAN Tbk 23 PT INDOFARMA Tbk 46 PT TEXMACO JAYA Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai minimum dan maksimum, mean, dan standar deviasi. Berikut ini adalah hasil dari uji deskriptif data: Tabel 4.2 Hasil Pengujian Descriptive Statistics Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 92 -112.489 2.877 -2.47217 16.497732 ROE 92 -69.926 32.695 -.49555 11.496551 CR 92 .012 10.264 1.81539 2.065605 QR 92 .011 10.264 1.41364 1.892777 DAR 92 .000 3.786 .35674 .633404 DER 92 -15.936 135.511 3.26989 20.083249 Valid N (listwise) 92 Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai N menunjukkan banyaknya data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 92 data, yang merupakan jumlah sampel selama periode penelitian 2007 sampai dengan 2008. Variabel rasio keuangan profitabilitas yang diproksikan oleh ROA menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar -2,47217 dengan standar deviasi sebesar 16,497732. Nilai minimum ROA sebesar -112,489 dan maksimum sebesar 2,877. Hal ini berarti pada salah satu sampel penelitian memilki tingkat pengembalian atas asset (ROA) yang terkecil sebesar - 112.489 dan paling tinggi mampu mencapai 2,877. Adapun nilai rata–rata yang menunjukkan nilai -2,47217, artinya bahwa sampel perusahaan memiliki nilai rata-rata laba dari asset perusashaan. ROA membandingkann laba bersih setelah pajak dengan asset yang dimiliki oleh perusahaan dalam suatu periode. ROA yang tinggi mencerminkan penerimaan perusahaan atas pemberdayaan asset yang efektif. Variabel rasio keuangan profitabilitas yang diproksikan oleh ROE menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar -0.49555 dengan standar deviasi sebesar 11,496551. Nilai minimum ROE sebesar -69,926 dan maksimum sebesar 32,695. Hal ini berarti pada salah satu sampel penelitian memilki tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) yang terkecil sebesar 69,926 dan paling tinggi mampu mencapai 32,695. Adapun nilai rata–rata yang menunjukkan nilai -0,495555, artinya bahwa sampel perusahaan memiliki nilai rata-rata laba -0,49555 dari ekuitas pemegang saham. ROE membandingkann laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham di perusahaan. ROE yang tinggi mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang efektif. Variabel rasio keuangan likuiditas yang diproksikan oleh CR menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 1,81539 standar deviasi sebesar 2,065605, minimum CR sebesar 0,012 dan nilai maksimum sebesar 10,264. Hal ini berarti pada salah satu sampel penelitian memilki CR yang terendah sebesar 0,012 dan paling tinggi mampu mencapai 10,264. Adapun nilai rata–rata yang menunjukkan nilai 1,81539, artinya bahwa sampel perusahaan memiliki nilai rata-rata aktiva lancar 1,81539 dari total kewajiban lancar perusahaan. CR menunjukkan perbandingan antara harta lancar perusahaan dengan jumlah kewajiban lancar yang diberikan oleh kreditur. Variabel rasio keuangan likuiditas yang diproksikan oleh QR menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 1,41364 dan standar deviasi sebesar 1,892777, minimum QR sebesar 0,011 dan nilai maksimum sebesar 10,264. Hal ini berarti pada salah satu sampel penelitian memilki QR yang terendah sebesar 0,011 dan paling tinggi mampu mencapai 10,264. Adapun nilai rata–rata yang menunjukkan nilai 1,892777, artinya bahwa sampel perusahaan memiliki nilai rata-rata aktiva lancar setelah dikurangi jumlah persediaan 1,892777 dari total kewajiban lancar perusahaan. QR menunjukkan perbandingan antara harta lancar setelah dikurangi jumlah persediaan perusahaan dengan jumlah kewajiban lancar yang diberikan oleh kreditur. Variabel rasio keuangan solvabilitas yang diproksikan oleh DAR menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 0,35674 dengan standar deviasi sebesar 0,633404. Nilai minimum DAR sebesar 0,000 dan nilai maksimum sebesar 3,786. Hal ini berarti pada salah satu sampel penelitian memilki DER yang terendah sebesar 0,000 dan paling tinggi mampu mencapai 3,786. Adapun nilai rata–rata yang menunjukkan nilai 0,35674, artinya bahwa sampel perusahaan memiliki nilai rata-rata hutang jangka panjang 0,35674 dari total asset perusahaan. DAR menunjukkan perbandingan antara hutang yang diberikan kreditur dengan total aset perusahaan. Variabel rasio keuangan solvabilitas oleh DER menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 3,26989 dengan standar deviasi sebesar 20,083249. Nilai minimum DER sebesar -15,936 dan nilai maksimum sebesar 135,511. Hal ini berarti pada salah satu sampel penelitian memilki DER yang terendah sebesar -15,936 dan paling tinggi mampu mencapai 135,511. Adapun nilai rata–rata yang menunjukkan nilai 3,26989 artinya bahwa sampel perusahaan memiliki nilai rata-rata hutang 3,26989 dari ekuitas pemegang saham. DER menunjukkan perbandingan antara hutang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. C. Analisis Multinomial Logit Analisis Multinomial Logit digunakan jika dalam variable penelitian, variabel respon (dependen) memiliki tiga atau lebih kategori. Dalam penelitian ini, variabel dependen (Y) memiliki tiga kategori pilihan yaitu: perusahaan yang diberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), perusahaan yang diberikan Opini Wajar Tanpa Pengecalian dengan Paragraf Penjelas (Unqualified with Explanation Opinion) dan perusahaan yang diberikan Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion). Dalam penelitian ini jumlah data yang diproses sebanyak 92 atau N= 92. Untuk melihat kelengkapan data yang diproses dalam penelitian ini dan tidak adanya missing case (data yang hilang), makan akan ditunjukkan oleh tabel case processing summary berikut ini: Tabel 4.3 Case Processing Summary OPINI N Marginal Percentage 0 32 34.8% 1 24 26.1% 2 36 92 0 92 86a 39.1% 100.0% Valid Missing Total Subpopulation a. The dependent variable has only one value observed in 85 (98,8%) subpopulations. Dari hasil output pada tabel Case Processing Summary diatas dapat dilihat bahwa tidak ada data yang hilang, terdapat 32 perusahaan yang diberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian oleh Auditor termasuk kategori 0, terdapat 24 perusahaan yang diberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Penjelasan oleh Auditor termasuk kategori 1, dan terdapat 36 perusahaan yang diberikan Opini Wajar dengan Pengecualian oleh Auditor termasuk kategori 2. 1. Menilai Model Fit Tabel 4.4 Model Fitting Information Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig. Intercept Only Final 198.256 152.916 12 .000 45.340 Model fitting Information pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa angka -2 Log Likelihood pada model awal (intercept only) sebesar 198.256 dan angka -2 Log Likelihood pada Model final sebesar 152.916. karena hasil ini menunjukkan adanya penurunan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model ini menunjukkan model multinomial logit yang lebih baik dan dapat diputuskan bahwa dapat menggunakan model lengkap untuk melakukan analisis. 2. Goodness of Fit Test Tabel 4.5 Goodness-of-Fit Chi-Square Pearson Deviance 178.327 151.530 df Sig. 158 158 .128 .630 Hasil Output Chi Square sebesar 178.327 untuk koefisien Pearson dan 151.530 untuk koefisien Deviance signifikan pada 0.630, oleh karena nilai ini berada diatas α = 0,05 maka model dapat dikatakan fit dan model dapat diterima. 3. Pseudo R-Square Test Tabel 4.6 Pseudo R-Square Cox and Snell Nagelkerke McFadden .389 .439 .227 Nilai Statistik R-Square (R2) pada analisis multinomial logistik didekati dengan nilai Pseudor R-Square : Cox and Snell, Nagelkerke danMcfadden. Nilai pada rentang 0-1, semakin mendekati 1 maka semkin banyak variasi yang dapat dijelaskan oleh model. Nilai Koefisien Cox and Snell sebesar 0.389, nilai Koefisien Nagelkerke pada tabel sebesar 0.439 yang berarti bahwa variabilitas variabel dependen yang dpat dijelaskan oleh variabilitas variabel indpenden sebesar 43.9 %. 4. Likelihood Ratio Test Tabel 4.7 Likelihood Ratio Tests Model Fitting Criteria -2 Log Likelihood of Reduced Model Effect Intercept ROA ROE CR QR DAR DER Likelihood Likelihood Ratio Tests Chi-Square 162.174 168.563 155.265 172.383 159.160 153.989 153.963 Ratio Test df 9.258 15.647 2.349 19.467 6.244 1.073 1.047 merupakan uji Sig. 2 2 2 2 2 2 2 signifikansi model .010 .000 .309 .000 .044 .585 .593 yang memperlihatkan kontribusi pengaruh setiap variabel indpenden atau variabel faktor terhadap model. Hasil output multinomial logit pada kolom Sig terlihat bahwa untuk variabel faktor ROA memiliki kontribusi yang siginifikan terhadap model yaitu sebesar 0.00, untuk variabel CR juga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap model yaitu sebesar 0.00, dan untuk variabel QR memiliki kontribusi yang signifikan terhadap model yaitu sebesar 0.044. ketiga Variabel tersebut dikatakan signifikan karena variabel tersebut memiliki nilai Sig lebih kecil dari α = 0.05. sedangkan variabel lain seperti ROE, DAR dan DER tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap model karena ketiga variabel-variabel tersebut memiliki nilai sig lebih besar dari α = 0.05. hal ini mengindikasikan bawa hanya variabel ROA, CR, dan QR yang dapat digunakan sebagai variabel bebas (Independent) dalam model Multinomial Logit yang dibuat. 5. Ketepatan Prediksi Klasifikasi Tabel 4.8 Parameter Estimates 95% Confidence Interval for Exp(B) OPINIa B 0Intercept -1.226 .439 7.794 1 .005 ROA .301 .093 10.540 1 .001 1.351 1.127 1.620 ROE -.039 .055 .490 1 .484 .962 .863 1.072 CR 1.893 .686 7.609 1 .006 6.640 1.730 25.490 QR -1.466 .729 4.043 1 .044 .231 .055 .964 Std. Error Wald df Sig. Exp(B) Lower Bound Upper Bound DAR .054 .142 .143 1 .705 1.055 .799 1.393 DER -.022 .039 .301 1 .583 .979 .906 1.057 -.975 .413 5.565 1 .018 ROA .105 .078 1.844 1 .175 1.111 .954 1.294 ROE -.045 .036 1.619 1 .203 .956 .891 1.025 CR 1.794 .678 7.005 1 .008 6.014 1.593 22.708 QR -1.398 .720 3.770 1 .052 .247 .060 1.013 -.106 .169 .394 1 .530 .899 .645 1.253 -.002 .006 .157 1 .692 .998 .986 1.009 1Intercept DAR DER a. The reference category is: 2. Hasil pengujian regresi multinomial logit pada tabel diatas, menunjukkan bahwa : a. Variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas opini auditor yang akan diberikan kepada perusahaan yaitu antara kelompok 1, dengan kelompok 3 dan kelompok 3 adalah variabel ROA, CR dan QR dimana ketiga variabel tersebut memiliki nilai statistik signifikan pada tingkat 5 %. b. Sedangkan variabel yang dapat digunakan untuk memperediksi probabilitas opini auditor yang akan diberikan yaitu antara kelompok 2 dengan kelompok 3 hanya variabel CR yang memiliki nilai Statistik Signifikan pada tingkat 5%. 6. Tabel Klasifikasi Tabel 4.9 Classification Predicted Observed 0 0 1 2 Overall Percentage 25 7 4 39.1% 1 2 1 5 1 7.6% Percent Correct 6 12 31 53.3% 78.1% 20.8% 86.1% 66.3% Analisis lebih lanjut berkaitan dengan daya klasifikasi untuk kelompok 2, kelompok 2 dan kelompok 3, model multinomial logit pada tabel klasifikasi (classification) terlihat secara keseluruhan memiliki daya klasifikasi sebesar 66.3%, sedangkan sisanya sebesar 23.7% menunjukkan bahwa opini audit dijelaskan oleh variabel lain selain yang diteliti dalam penelitian ini misalnya masalah kebijakan manajemen, ekonomi, politik dan lain-lain. Daya klasifikasi perusahaan kelompok 1 sebesar 39.1%, daya klasifikasi perusahaan kelompok 2 sebesar 7.6% dan kelompok tiga sebesar 53.3%. D. Interpretasi Hasil pengujian multinomial logit menunjukkan daya klasifikasi sebesar 66,3 %, hasil ini ditunjukkan dengan classification table pada model. Nilai koefisien Nagelkerke R Square menjelaskan bahwa dalam model regresi ini kemampuan variabel ROA, ROE, CR, QR, DAR dan DER sebesar 43,9% dan sisanya 56,1% dijelaskan oleh variabel lain. Likelihood ratio test yaitu uji secara parsial menunjukan bahwa hanyavariabel ROA, CR dan QR yang memiliki pengaruh siginifikan pada tingkat 5%. Sehingga variabel yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok I dengan kelompok 2 dan kelompok 3 adalah variabel return on asset ratio, current ratio, dan quick ratio. Berdasarkan nilai koefisien B pada tebel parameter estimates , maka diperoleh persamaan untuk menginterpretasikan analisis mulinomil logit yaitu : Ln (P1/P0) = -1.226 + 0.301ROA + 1.893CR – 1.466QR Pada persamaan tersebut jika variabel-variabel independen dianggap nol, maka akan diperoleh persaamaan sebagai berikut : Ln (P1/P0) = -1.226 (P1/P0) = Exp (-1.226) P1/P0 = 0.293 Hal ini berarti bahwa probabilitas variabel ROAC, CR dan QR untuk memperediksi perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari seorang auditor adalah 0.293 kali probabilitas untk memprediksi perusahaan yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Dengan kata lain bahwa variabel ROA, CR dan QR memiliki peluang atau kemampuan yang lebih bsar untuk memprediksi perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian dibandingkan untuk memprediksi perusahaan yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian. Koefisien ROA sebesar 0.301 yang berarti bahwa variabel rasio keuangan ROA memiliki hubungan positif dan secara statistik signifikan dengan probabilitas perusahaan pada kelompok 2 dan kelompok 3, artinya semakin tingga Return on Asset Ratio yang dimiliki perusahaan, maka semakin tinggi pula peluang untuk mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Temuan ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Loh. Wenny Setyawati dan Sukrisno Agus 2005 yang mengatakan bahwa Rasio keuangan profitabilitas yang diproksikan Return on Asset berpengaruh secara statistik signifikan pada tingkat 5 % yang memiliki nilai koefisien 0.027. Nilai Exp (B) sebesar 1.351 menunjukkan bahwa setiap kenaikan rasio ROA akan meningkatkan probabilitas untuk perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Koefisien CR sebesar 1.893 yang berarti bahwa variabel current ratio mempunyai hubungan positif dan secara statistik dengan probabilitas perusahaan pada kelompok 2 dan kelompok 3, artinya semakin tinggi tingkat rasio lancar perusahaan semakin tinggi pula probabilitas perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari seorang auditor independen. Hasil penelitian ini konsisten dan mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wenny dan Sukrisno Agoes yang mengatakan bahwa rasio likuditas yang diproksikan CR berpengaruh signifikan secara statistik dan memiliki nilai koefisien 0.782. Nilai Exp (B) sebesar 6.640 menunjukkan bahwa setiap kenaikan rasio CR akan meningkatkan probabilitas perusahaan untuk mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari auditor. Koefisien QR sebesar -1.466 yang berarti bahwa variabel QR memiliki hubungan negatif dan secara statistik siginifikan dengan probabilitas pada perusahaan kelompok 2 dan kelompok 3. hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat rasio QR yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin kecil probabilitas perusahaan tersebut mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian. Nilai Exp (B) sebesar 0.231 menunjukkan bahwa setiap kenaikan rasio QR akan menurunkan probabilitas perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian sebesar 0.231 dimana variabel lain dianggap konstan. Hasil penelitian ini konsisten dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wenny yang mengatakan bahwa rasio likuditas yang diproksikan QR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini auditor yang memiliki nilai koefisien sebesar -0.850. Sementara variabel yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok 2 dan kelompok 3 adalah hanya variabel CR yang secara statistik signifikan pada tingkat 0.05 atau 5 %. berdasarkan nilai koefisien (B) pada tabel parameter estimates maka diperoleh persamaan untuk menginterpretasikan analisis multinomial logit yaitu :Ln (P2/P0) = -0.975 + 1.794CR Pada persamaan tersebut jika variabel-variabel independen dianggap nol, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut : Ln (P2/P0) = -0.975 (P2/P0) = Exp (-0.975) (P2/P0) = 0.377 P2 = 0.377 P0 Angka tersebut berarti bahwa probabilitas variabel CR untuk memprediksi perusahaan akan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas 0.377 kali probabilitas untuk memprediksi perusahaan yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian. Dengan kata lain bahwa Current Ratio atau rasio lancar perusahaan memiliki peluang atau kemampuan yang lebih besar untuk memprediksi perusahaan mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas dibandingkan untuk memprediksi perusahaan yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian. Nilai koefisien CR sebesar 1.794 yang berarti bahwa variabel CR memiliki hubungan positif dan secara statistik signifikan dengan probabilitas perusahaan pada kelompok 3, artinya semakin tinggi tingkat rasio lancar perusahaan maka semakin tinggi pula probabilitas perusahaan untuk mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas dari auditor independen. Nilai Exp (B) sebesar 6.014 menunjukkan bahwa setiap kenaikan variasbel CR akan menaikkan peluang perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualain dengan bahasa penjelas sebesar 6.014 dimana variabel lain dianggap konstan. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan pada penlitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian secara parsial (Likelihood Ratio Test) menunjukkan bahwa variable ROA, CR dan QR yang dapat digunakan untuk memprediksi opini audit yang akan didapatkan oleh perusahaan yang secara statistic signifikan pada tingkat 5 % 2. Pada pengujian multinomial logit menunjukkan bahwa variable ROA, CR dan QR dapat digunakanuntuk memprediksi opini audit yang akan didapatkan oleh perusahaan antara kelompok 1 dengan kelompok 2 dan kelompok 3. sementara variable yang dapat digunakan untuk memprediksi opini audit yang akan didapatkan oleh perusahaan antara kelompok 2 dengan kelompok 3 hanya variable CR yang signifikanpada tingkat 5%. 3. Rasio Profitabilitas memiliki pengaruh dalam pemberian opini audit yang diproksikan oleh variable ROA. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang menghasilkan laba lebih tinggi maka akan mempengaruhi auditor dalam memberikan opininya. 4. Rasio likuiditas memiliki pengaruh dalam pemberin opini audit yang diproksikan oleh variable CR dan QR. Likuiditas yang rendah merupakan tanda awal bahwa perusahaan tersebut mengalami kesulitan likuiditas, dimana kemampuan perusahaan membayar hutangnya akan diragukan,yang berakibat pada proses bisnisnya. B. Implikasi Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas, maka dapat dipastikan bahwa variabel rasio keuangan yang diproksikan dengan variable ROA, QR dan CR terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap opini audit yang akan diberikan oleh auditor. Hasil analisis lebih lanjut berkaitan dengan daya klasifikasi untuk kelompok 2, kelompok 2 dan kelompok 3, model multinomial logit pada tabel klasifikasi (classification) terlihat secara keseluruhan memiliki daya klasifikasi sebesar 66.3%, sedangkan sisanya sebesar 23.7% menunjukkan bahwa opini audit dijelaskan oleh variabel lain selain yang diteliti dalam penelitian ini misalnya masalah kebijakan manajemen, ekonomi, politik dan lain-lain. Daya klasifikasi perusahaan kelompok 1 sebesar 39.1%, daya klasifikasi perusahaan kelompok 2 sebesar 7.6% dan kelompok tiga sebesar 53.3%. Semoga hasil penelitian ini akan memberikan input bagi para pemakai laporan keuangan dan juga menambah literatur mengenai aspek fundamental yang berkaitan dengan kegunaan laporan keuangan. Serta dapat dijadikan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai penelitian berikutnya. C. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan melakukan perbaikan seperlunya. Untuk itu saran–saran yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut: a. Beberapa variabel yang tidak terbukti pada penelitian ini sebaiknya pada penelitian yang akan datang digunakan proksi yang lain dari variabel tersebut, sehingga diharapkan dapat mencerminkan variabel yang digunakan. b. Perbaikan jumlah rasio keuangan yang digunakan juga dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang lebih baik, karena jumlah rasio keuangan yang digunakan sangat sedikit. Penelitian tambahandibutuhkan untuk memberikan sound theoretical rationale terhadap pemilihan rasio dengan menggunakan multivariate logit berikutnya. c. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun pengamatan dan juga memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian yang akan datang. d. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen yang masih berbasis pada data laporan keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini dan tetap berlandaskan pada penelitian–penelitian sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Arrens,A.A and Loebbecke,J.K., “Auditing Pendekatan Terpadu”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta,2000 Astuti, Dewi,”Manajemen Keuangan Perusahaan”, Penerbit Ghalia Indonesia,2004 Bungin, Burhan, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”, Prenada Media Group, 2005 Boynton, Johnson, and Kell, ’’Modern Auditing’’ jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2000 _________________________, ’’Modern Auditing’’ jilid 2, Salemba Empat, Jakarta, 2000 Ghazali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005 Ikatan Akuntan Indonesia, “Standar Akuntansi Keuangan”, Penerbit Salemba Empat,2009 ____________________, Kompartemen Akuntan Publik, “Standar Profesional Akuntan Publik”,2001 Messier, Glover, and Prawitt,”Auditing and Assurance Services, a systematic approach”, Penerbit Salemba Empat,2005 Muslim, Rahman, “Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go Public dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit”,Skripsi, FEIS jurusan Manajamen, UIN Jakarta, 2008 Palepu and Healy, “Business Analysis and Valuation”, Penerbit Thomson South Western Rochman, Rosif, “Analisis Normalitas Rasio Keuangan : Studi Kasus PerusahaanPerusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Indonesia Akuntansi, Percikan, 2003 Rusmin,”Penggunaan Analisis Rasio Keuangan dalam Prosedur Analitis”, Wahana Vol.4 No.1 Februari 2001 Singleton, Hall, “Information Technology Auditing and Assurance”, Penerbit Salemba Empat, 2007 Sugiyanto, “Anisis Statistik Sosial”, Penerbit Bayumedia Publishing,2004 Sumiati, Rakhmaniar, Siti, “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kemungkinan Terjadinya Default”, Skripsi, FEIS jurusan Manajemen, UIN Jakarta, 2009 Sunyoto, Danang, “Analisis Regresi dan Uji Hipotesis”, Penerbit MedPress,2009 Umar, Husein, “Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan”, Penerbit Rajawali Pers,2008 Wenny Setiawati dan Sukrisno Agoes, “Pengaruh Rasio Keuangan dan Prediksi Kebangkrutan Terhadap Opini Audit yang telah Dikeluarkan Auditor”, Jurnal Akuntansi/Th.IX/01/Jan/2005 Wild, Subramanyam, Halsey, “Financial Statement Analysis”, Penerbit Salemba Empat,2005 DAFTAR OPINI AUDITOR TAHUN 2007 NO NAMES OF COMPANY AUDITOR'S OPINION 1 PT ALLBOND MAKMUR USAHA Tbk Qualified Going con 2 PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk Unqualified 3 PT ANEKA TAMBANG Tbk Unqualified Expl 4 PT ARWANA CITRAMULIA Tbk Unqualified 5 PT ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk Unqualified Expl 6 PT BARITO PACIFIC Tbk Qualified Going con 7 PT BAT INDONESIA Tbk Unqualified Expl 8 PT BENTOEL INTERNASIONAL Tbk Unqualified 9 PT BERLIAN LAJU TANKER Unqualified Expl 10 PT BETON JAYA MANUNGGAL Tbk Unqualified 11 PT BINTANG MITRA SEMESTA RAYA Tbk Unqualified 12 PT CENTURY TEXTILE INDONESIA Tbk Unqualified Expl 13 PT DARYA VARIA LABORATORIA Tbk Unqualified 14 PT DAYA SAKTI UNGGUL Tbk Qualified Going con 15 PT DYNAPLAST Tbk Unqualified 16 PT EKADHARMA INTERNATIONAL Tbk Unqualified 17 PT ERATEX DJAJA Tbk Qualified Going con 18 PT FAJAR SURYA WISESA Tbk Unqualified 19 PT GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk Unqualified Expl 20 PT HANSON INTERNATIONAL Tbk Qualified Going con 21 PT HOLCIM INDONESIA Tbk Unqualified 22 PT INDAL ALUMUNIUM Tbk Unqualified Expl 23 PT INDOFARMA Tbk Qualified Going con 24 PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk (USD) Unqualified 25 PT ITAMARAYA GOLD INDUSTRY Tbk Qualified Going con 26 PT JAKARTA KYOEI STEEL Tbk Qualified Going con 27 PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk Qualified Going con 28 PT KERAMIKA INDONESIA Tbk Unqualified Expl 29 PT MEDCO ENERGI INTERNATIONAL Tbk ($) Unqualified Expl 30 PT MULIA INDUSTRINDO Qualified Going con 31 PT MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk Qualified Going con 32 PT MUSTIKA RATU Tbk Unqualified 33 PT PAN BROTHERS Tbk Unqualified 34 PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk Qualified Going con 35 PT POLYCHEM INDONESIA Tbk Qualified Going con 36 PT POLYSINDO EKA PERKASA Tbk Qualified Going con 37 PT RODA VIVATEX Tbk Unqualified Expl 38 PT SEKAR BUMI Tbk Qualified Going con Lanjutan Tabel Opini Auditor tahun 2007 39 PT SEMEN GRESIK Tbk Unqualified Expl 40 PT SEPATU BATA Tbk Unqualified 41 PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk Unqualified 42 PT SUNSON TEXTILE Tbk Qualified Going con 43 PT SUPARMA Tbk Unqualified 44 PT SURABAYA AGUNG INDUSTRY Tbk Unqualified Expl 45 PT TEMBAGA MULIA SEMANAN Tbk Qualified Going con 46 PT TEXMACO JAYA Unqualified Expl Sumber Data Diolah DAFTAR OPINI AUDITOR TAHUN 2008 NO NAMES OF COMPANY AUDITOR'S OPINION 1 PT ALLBOND MAKMUR USAHA Tbk Qualified Going con 2 PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk Unqualifed 3 PT ANEKA TAMBANG Tbk Unqualified Espl 4 PT ARWANA CITRAMULIA Tbk Unqualifed 5 PT ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk Unqualified Espl 6 PT BARITO PACIFIC Tbk Qualified Going con 7 PT BAT INDONESIA Tbk 8 PT BENTOEL INTERNASIONAL Tbk Unqualified Espl Unqualifed 9 PT BERLIAN LAJU TANKER 10 PT BETON JAYA MANUNGGAL Tbk Unqualified Espl 11 PT BINTANG MITRA SEMESTA RAYA Tbk Unqualifed 12 PT CENTURY TEXTILE INDONESIA Tbk Unqualified Espl 13 PT DARYA VARIA LABORATORIA Tbk Unqualifed 14 PT DAYA SAKTI UNGGUL Tbk 15 PT DYNAPLAST Tbk Qualified Going con Unqualifed 16 PT EKADHARMA INTERNATIONAL Tbk 17 PT ERATEX DJAJA Tbk Qualified Going con 18 PT FAJAR SURYA WISESA Tbk Unqualifed 19 PT GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk Unqualified Espl 20 PT HANSON INTERNATIONAL Tbk 21 PT HOLCIM INDONESIA Tbk Qualified Going con n Unqualifed 22 PT INDAL ALUMUNIUM Tbk 23 PT INDOFARMA Tbk Qualified Going con 24 PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk (USD) 25 PT ITAMARAYA GOLD INDUSTRY Tbk Unqualified Qualified Going con 26 PT JAKARTA KYOEI STEEL Tbk 27 PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk 28 PT KERAMIKA INDONESIA Tbk 29 PT MEDCO ENERGI INTERNATIONAL Tbk ($) Unqualifed Unqualifed Unqualifed Qualified Going con Qualified Going con Qualified Going con Qualified Going con Qualified Going con 30 PT MULIA INDUSTRINDO 31 PT MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk Qualified Going con 32 PT MUSTIKA RATU Tbk Unqualifed 33 PT PAN BROTHERS Tbk Unqualified Espl 34 PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk Qualified Going con 35 PT POLYCHEM INDONESIA Tbk Unqualified Espl 36 PT POLYSINDO EKA PERKASA Tbk Qualified Going con 37 PT RODA VIVATEX Tbk Unqualified Espl Lanjutan Tabel Opini Auditor tahun 2008 38 PT SEKAR BUMI Tbk Qualified Going con 39 PT SEMEN GRESIK Tbk Unqualifed 40 PT SEPATU BATA Tbk 41 PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk Unqualified Espl Qualified Going con 42 PT SUNSON TEXTILE Tbk 43 PT SUPARMA Tbk Unqualified 44 PT SURABAYA AGUNG INDUSTRY Tbk Qualified Going con 45 PT TEMBAGA MULIA SEMANAN Tbk Unqualified Espl 46 PT TEXMACO JAYA Qualified Going con Qualified Going con Sumber Data Diolah RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN TAHUN 2007 NO RASIO KEUANGAN TAHUN 2008 NAMA PERUSAHAAN ROA ROE CR QR DAR DER 1 ALLBOND MAKMUR USAHA -0.46 -0.77 0.84 0.76 0.35 0.58 2 ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY 0.00 0.01 0.74 0.28 0.03 0.12 3 ANEKA TAMBANG 0.13 0.17 8.02 6.10 0.14 0.17 4 ARWANA CITRAMULIA 0.07 0.19 0.76 0.61 0.25 0.65 5 ASIAPLAST INDUSTRIES -0.02 -0.04 0.67 0.50 0.11 0.25 6 BARITO PACIFIC -0.20 -0.50 2.21 1.46 0.35 0.88s 7 BAT INDONESIA -0.16 -0.35 1.46 1.33 0.05 0.10 8 BENTOEL INTERNASIONAL 0.07 0.14 2.48 0.33 0.43 0.86 9 BERLIAN LAJU TANKER 0.01 0.26 0.71 0.69 0.06 2.39 10 BETON JAYA MANUNGGAL 2.88 3.67 4.32 3.38 0.02 0.02 11 BINTANG MITRA SEMESTA RAYA -0.05 4.14 4.07 0.04 0.04 12 CENTURY TEXTILE INDONESIA -0.22 -0.05 69.93 0.79 0.34 0.42 135.51 13 DARYA VARIA LABORATORIA 0.11 0.14 4.13 3.59 0.03 0.04 14 DAYA SAKTI UNGGUL -0.33 0.57 0.24 0.22 0.31 -0.53 15 DYNAPLAST 0.00 0.00 0.82 0.51 0.15 0.48 16 EKADHARMA INTERNATIONAL 0.03 0.08 2.60 2.19 0.10 0.23 17 ERATEX DJAJA -0.20 -0.50 2.21 2.01 0.35 0.88 18 FAJAR SURYA WISESA 0.01 0.03 2.08 1.16 0.51 1.44 19 GLOBAL LAND DEVELOPMENT -0.06 10.26 10.26 0.15 0.18 20 PT HANSON INTERNATIONAL Tbk -0.05 112.49 1.57 0.01 0.01 0.00 0.00 21 HOLCIM INDONESIA 0.04 0.11 1.68 1.35 0.52 1.57 22 INDAL ALUMUNIUM 0.00 0.01 1.20 0.64 0.32 2.58 23 INDOFARMA 0.01 0.02 1.33 1.21 0.04 0.12 24 INDORAMA SYNTHETICS 0.01 0.03 1.05 0.69 0.26 0.65 25 ITAMARAYA GOLD INDUSTRY -0.09 -0.36 0.15 0.14 0.44 1.69 26 JAKARTA KYOEI STEEL -0.10 0.07 2.24 2.04 2.17 -1.56 27 KEDAUNG INDAH CAN -0.40 0.74 0.30 0.27 0.02 -0.03 28 KERAMIKA INDONESIA -0.78 -0.20 0.13 0.12 3.79 0.96 29 MEDCO ENERGI INTERNATIONAL 0.14 0.38 2.22 2.14 0.43 1.16 30 MULIA INDUSTRINDO -0.20 0.15 0.20 0.18 0.06 -0.04 31 MULTI PRIMA SEJAHTERA 0.03 0.06 1.30 0.56 0.01 0.03 32 MUSTIKA RATU 0.06 0.07 6.31 5.23 0.02 0.03 33 PAN BROTHERS -0.04 -0.42 1.02 0.50 0.16 1.56 34 PANASIA FILAMENT INTI -0.25 6.08 0.88 0.80 0.66 -15.94 35 POLYCHEM INDONESIA -0.09 -0.21 1.87 1.70 0.21 0.47 36 POLYSINDO EKA PERKASA -0.46 0.25 0.11 0.10 0.18 -0.10 37 RODA VIVATEX 0.10 0.13 0.75 0.61 0.07 0.10 Lanjutan Tabel Rasio Keuangan tahun 2007 38 SEKAR BUMI -0.15 0.55 0.47 0.43 0.08 -0.29 39 SEMEN GRESIK 0.24 0.31 3.39 2.63 0.03 0.04 40 SEPATU BATA 0.68 32.69 1.54 0.47 0.27 13.22 41 SUMALINDO LESTARI JAYA -0.12 -0.81 0.52 0.16 0.41 2.76 42 SUNSON TEXTILE -0.73 3.03 0.15 0.13 0.36 -1.49 43 SUPARMA -0.01 -0.02 2.98 1.13 0.45 1.07 44 SURABAYA AGUNG INDUSTRY -0.17 0.38 0.96 0.87 1.36 -3.00 45 TEMBAGA MULIA SEMANAN -0.12 -0.52 1.02 0.93 0.13 0.54 46 TEXMACO JAYA -0.44 0.04 0.24 0.22 0.12 -0.01 Sumber Data Diolah RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN TAHUN 2008 NO NAMES OF COMPANY 1 2 PT ALLBOND MAKMUR USAHA Tbk PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk 3 PT ANEKA TAMBANG Tbk 4 PT ARWANA CITRAMULIA Tbk 5 ROA ROE CR QR DAR DER -0.46 -0.77 0.84 0.76 0.35 0.58 0.00 0.01 0.74 0.28 0.03 0.12 0.13 0.17 8.02 6.10 0.14 0.17 0.07 0.19 0.76 0.61 0.25 0.65 PT ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk -0.02 -0.04 0.67 0.50 0.11 0.25 6 PT BARITO PACIFIC Tbk -0.20 -0.50 2.21 1.46 0.35 0.88 7 PT BAT INDONESIA Tbk -0.16 -0.35 1.46 1.33 0.05 0.10 8 PT BENTOEL INTERNASIONAL Tbk 0.07 0.14 2.48 0.33 0.43 0.86 9 PT BERLIAN LAJU TANKER 0.01 0.26 0.71 0.69 0.06 2.39 10 PT BETON JAYA MANUNGGAL Tbk 2.88 3.67 4.32 3.38 0.02 0.02 11 PT BINTANG MITRA SEMESTA RAYA Tbk -0.05 -0.05 4.14 4.07 0.04 0.04 12 PT CENTURY TEXTILE INDONESIA Tbk -0.22 -69.93 0.79 0.34 0.42 135.51 13 PT DARYA VARIA LABORATORIA Tbk 0.11 0.14 4.13 3.59 0.03 0.04 14 PT DAYA SAKTI UNGGUL Tbk -0.33 0.57 0.24 0.22 0.31 -0.53 15 PT DYNAPLAST Tbk 0.00 0.00 0.82 0.51 0.15 0.48 16 PT EKADHARMA INTERNATIONAL Tbk 0.03 0.08 2.60 2.19 0.10 0.23 17 PT ERATEX DJAJA Tbk -0.20 -0.50 2.21 2.01 0.35 0.88 18 PT FAJAR SURYA WISESA Tbk 0.01 0.03 2.08 1.16 0.51 1.44 19 PT GLOBAL LAND DEVELOPMENT Tbk 20 PT HANSON INTERNATIONAL Tbk 21 -0.05 -0.06 10.26 10.26 0.15 0.18 -112.49 1.57 0.01 0.01 0.00 0.00 PT HOLCIM INDONESIA Tbk 0.04 0.11 1.68 1.35 0.52 1.57 22 PT INDAL ALUMUNIUM Tbk 0.00 0.01 1.20 0.64 0.32 2.58 23 PT INDOFARMA Tbk 0.01 0.02 1.33 1.21 0.04 0.12 24 PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk (USD) 0.01 0.03 1.05 0.69 0.26 0.65 25 PT ITAMARAYA GOLD INDUSTRY Tbk -0.09 -0.36 0.15 0.14 0.44 1.69 26 PT JAKARTA KYOEI STEEL Tbk -0.10 0.07 2.24 2.04 2.17 -1.56 27 PT KEDAUNG INDAH CAN Tbk -0.40 0.74 0.30 0.27 0.02 -0.03 28 PT KERAMIKA INDONESIA Tbk PT MEDCO ENERGI INTERNATIONAL Tbk ($) -0.78 -0.20 0.13 0.12 3.79 0.96 0.14 0.38 2.22 2.14 0.43 1.16 29 30 PT MULIA INDUSTRINDO -0.20 0.15 0.20 0.18 0.06 -0.04 31 PT MULTI PRIMA SEJAHTERA Tbk 0.03 0.06 1.30 0.56 0.01 0.03 32 PT MUSTIKA RATU Tbk 0.06 0.07 6.31 5.23 0.02 0.03 33 PT PAN BROTHERS Tbk -0.04 -0.42 1.02 0.50 0.16 1.56 34 PT PANASIA FILAMENT INTI Tbk -0.25 6.08 0.88 0.80 0.66 -15.94 35 PT POLYCHEM INDONESIA Tbk -0.09 -0.21 1.87 1.70 0.21 0.47 36 PT POLYSINDO EKA PERKASA Tbk -0.46 0.25 0.11 0.10 0.18 -0.10 37 PT RODA VIVATEX Tbk 0.10 0.13 0.75 0.61 0.07 0.10 Lanjutan Tabel Rasio Keuangan tahun 2008 38 PT SEKAR BUMI Tbk -0.15 0.55 0.47 0.43 0.08 -0.29 39 PT SEMEN GRESIK Tbk 0.24 0.31 3.39 2.63 0.03 0.04 40 PT SEPATU BATA Tbk 0.68 32.69 1.54 0.47 0.27 13.22 41 PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk -0.12 -0.81 0.52 0.16 0.41 2.76 42 PT SUNSON TEXTILE Tbk -0.73 3.03 0.15 0.13 0.36 -1.49 43 PT SUPARMA Tbk -0.01 -0.02 2.98 1.13 0.45 1.07 44 PT SURABAYA AGUNG INDUSTRY Tbk -0.17 0.38 0.96 0.87 1.36 -3.00 45 PT TEMBAGA MULIA SEMANAN Tbk -0.12 -0.52 1.02 0.93 0.13 0.54 46 PT TEXMACO JAYA -0.44 0.04 0.24 0.22 0.12 -0.01 Sumber data diolah Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 92 -112.489 2.877 -2.47217 16.497732 ROE 92 -69.926 32.695 -.49555 11.496551 CR 92 .012 10.264 1.81539 2.065605 QR 92 .011 10.264 1.41364 1.892777 DAR 92 .000 3.786 .35674 .633404 DER 92 -15.936 135.511 3.26989 20.083249 Valid N (listwise) 92 Case Processing Summary OPINI N Marginal Percentage 0 32 34.8% 1 24 26.1% 2 36 39.1% Valid 92 100.0% Missing 0 Total 92 Subpopulation 86a a. The dependent variable has only one value observed in 85 (98,8%) subpopulations. Model Fitting Information Model Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests Intercept Only Final -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig. 198.256 152.916 12 .000 45.340 Goodness-of-Fit Chi-Square Pearson Deviance df 178.327 151.530 Sig. 158 158 .128 .630 Likelihood Ratio Tests Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests -2 Log Likelihood of Reduced Model Effect Intercept ROA ROE CR QR DAR DER Chi-Square 162.174 168.563 155.265 172.383 159.160 153.989 153.963 df 9.258 15.647 2.349 19.467 6.244 1.073 1.047 Sig. 2 2 2 2 2 2 2 .010 .000 .309 .000 .044 .585 .593 Classification Predicted Observed 0 1 2 Overall Percentage 0 25 7 4 39.1% 1 2 1 5 1 7.6% 6 12 31 53.3% Percent Correct 78.1% 20.8% 86.1% 66.3% Parameter Estimates 95% Confidence Interval for Exp(B) OPINIa B 0Intercept -1.226 .439 7.794 1 .005 ROA .301 .093 10.540 1 .001 1.351 1.127 1.620 ROE -.039 .055 .490 1 .484 .962 .863 1.072 CR 1.893 .686 7.609 1 .006 6.640 1.730 25.490 QR -1.466 .729 4.043 1 .044 .231 .055 .964 DAR .054 .142 .143 1 .705 1.055 .799 1.393 DER -.022 .039 .301 1 .583 .979 .906 1.057 -.975 .413 5.565 1 .018 ROA .105 .078 1.844 1 .175 1.111 .954 1.294 ROE -.045 .036 1.619 1 .203 .956 .891 1.025 CR 1.794 .678 7.005 1 .008 6.014 1.593 22.708 QR -1.398 .720 3.770 1 .052 .247 .060 1.013 -.106 .169 .394 1 .530 .899 .645 1.253 -.002 .006 .157 1 .692 .998 .986 1.009 1Intercept DAR Std. Error Wald df Sig. Exp(B) Lower Bound Upper Bound DER a. The reference category is: 2.