BAB II LANDASAN TEORI A. Pasar Modal Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta.42 Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangn efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan pasar modal dalam arti sempit adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Baik itu diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.43 Fungsi pasar modal : 1. Sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan 42 Suad Husnan dan Enny Pudjiatuti. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2004. 43 Ibid. hlm.3 45 untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. 2. Pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Salah satu produk yang dijual di pasar modal adalah saham, sebab pasar modal ini merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaanperusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan sebuah perusahaan ketika memutuskan untuk mendapat pendanaan perusahaan. Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim terhadap pendapatan perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau disebut RUPS.44 B. Pasar Modal Syariah Tim Studi tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia tahun 2004 menjelaskan bahwa bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Praktik kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang 44 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 35 46 mengadung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampak sekali masih menjadi hambatan psikologis umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksankan sesuai dengan ketentuan syari’at Islam.45 Fungsi keberadaan pasar modal syariah adalah.46 1. Memungkinkan pemilik investasi berpartisipasi secara penuh dalam perusahaan dengan sistem bagi hasil dan resiko 2. Memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas dengan menjual saham yang mereke miliki sesuai dengan sistem di pasar modal 3. Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan produksi mereka 4. Menghindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan harga saham jangka pendek yang merupakan karakteristik utama dari pasar modal non – Islam. 5. Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga saham perusahaan tersebut. 45 Adrain Sutedi, Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prisnsip Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 29 46 Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 535 – 536. 47 C. Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas pemilik.47 Laporan keuangan mempunyai tujuan sebagai alat informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam menilai suatu perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan yang merupakan informasi akuntansi ini dianggap penting dilakukan untuk memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Analisis laporan keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk melakukan perencanaan dan evaluasi terhadap prestasi 47 Veitzhal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N. Idroes, Bank and Financial Institution Manajement, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 616 48 atau kinerja perusahaan yang telah dicapai.bagi kreditur, analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi, yang berkaitan dengan jaminan kontinuitas pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi investor untuk mengevaluasi nilai saham perusahaan dan sebagai jaminan atas keamanan dana investasi yang telah ditanamkannya pada perusahaan. Selain itu, investor atau penanam modal mempunyai kepentingan di dalam mengetahui potensi modal yang ditanamkannya untuk memberikan pendapatan. Investor menginginkan tingkat pengembalian atas investasi yang ditanamkannya, yaitu return saham D. Jenis Laporan Keuangan Jenis laporan keuangan menurut PSAK no.1 (Revisi 1998) dapat dibedakan atas 5 (lima) jenis yaitu: 1. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, utang,, serta modal dari pengelola pada suatu saat tertentu. Tujuan dari pembuatan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. 2. Laporan Rugi Laba Laporan Rugi Laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi atau laba yang diperoleh organisasi selama periode tertentu. Tujuan pokok dari laporan Rugi Laba adalah 49 melaporkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memperoleh untung. 3. Laporan Arus Kas Laporan ini menyajikan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar perusahaan selama jangka waktu tertentu. 4. Laporan Perubahan Modal Laporan ini digunakan untuk mengetahui apakah modal perusahaan bertambah atau berkurang dalam satu peride tertentu 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan ini digunakan untuk menjelaskan secara rinci atau detail mengenai keadaan perusahaan. E. Saham dan Saham Syariah 1. Pengertian Saham secara umum Bagian dari efek yang paling banyak diperdagangkan pada pasar modal adalah saham. saham merupakan bentuk kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Saham (stock) adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.48 48 Darmadji Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin, Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2006, Hlm. 5 50 Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak tagih) atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). (www.idx.co.id) Jenis-jenis saham. Saham dibedakan menjadi 2 yaitu.49 a) Saham biasa (common stocks) Pemegang saham biasa mendapatkan dividen yang dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam setiap rapat dan kebijakan yang akan ditentukan perusahaan. Mereka memiliki pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan bangkrut dan dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. Pemegang Saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proposi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. b) Saham preferan (Preferred Stock) Pemegang saham preferen memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen, namun mereka tidak memiliki hak suara. Pemegang saham preferen memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila 49 Dewi Astute, Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, Hlm. 49 51 perusahaan dilikuidasi. Saham preferen memiliki kelebihan dibandingkan saham biasa dan sekuritas lain. Kelebihan saham preferen antara lain lebih aman daripada saham biasa, karena meniliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu. 2. Saham Syariah Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus yang berupa control yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha. Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN), saham syariah adalah suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.50 Prinsip-prinsip dasar saham syariah meliputi: a) Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas. b) Bersifat mudharabah jika ditawarkan kepada publik. c) Tidak boleh ada pembeda jenis saham, karena risiko harus ditanggung oleh semua pihak. d) Prinsip bagi hasil laba-rugi. e) Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi. Kriteria saham bisa dikategorikan tidak melanggar ketentuan syariah adalah berdasarkan 2 (dua) syarat, yaitu : 1) Perusahaan yang keberadaannya tidak bertentangan dengan syariat islam. Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak bertentangan 50 Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 71. 52 dengan syariat islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat islam, serta memliliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan konvensional tidak memenuhi kategori ini. 2) Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan 2 (dua) macam saham, yaitu saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariat islam tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai dengan syariat islam adalah saham yang setiap pemiliknya mempunyai hak yang proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya F. Harga Saham 1. Pengertian Harga Saham Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya atau jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga 53 2. Jenis – Jenis Harga Saham Harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu: a) Harga Nominal Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b) Harga Perdana Harga ini merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana. c) Harga Pasar Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatk di bursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar–benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan 54 penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. G. Keuntungan dan Risiko Kepemilikan Saham Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham.51 1. Dividend Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividend), artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividend) yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa membeli sahampada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. 51 Darmadji Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin, Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat, Jakarta, 2006 55 Sebagai Instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain (www.idx.com): a) Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. b) Risiko Likuiditas Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proposional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuiditas tersebut. Kondisi ini merupakan risiko terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. H. Analisis Saham Perkiraan harga saham perusahaan dimasa yang akan datang dalam pennetuan keputusan investasi terdapat 2 (dua) macam analisis yaitu 52 52 David S dan Kurniawan I, Manajemen Investasi pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010, hlm. 3 56 1. Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada harga (pembukaan, penutupan, tertinggi dan terendah) dari suatu instrumen investasi pada timeframe tertentu (price oriented). Anlisis ini mempelajari tentang perilaku pasar yang diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang. Harga yang tercermin di dalam grafik merupakan harga kesepakatan transaksi antara supply dan demand. 2. Analisis Fundamental Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrument investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan dating. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. I. Tinjauan Umum Tentang Rasio 1. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu.53 Rasio ini juga memberikan ukuran tingkan efektifitas manajemen suatu perusahaan. 53 http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-189-1361812911-bab%20ii.pdf.Diakses tanggal 10 Juni 2013. 57 Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.54 Sedangkan menurut Hanafi rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan,55 menurut Kasmir rasio profitabilitas juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan56 Dari beberapa buku mengenai pengertian rasio profitabilitas maka dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio dimana suatu perusahaan mampu memperoleh laba atau keuntungan bagi perusahaannya. a) NPM (Net Profit Margin) Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.57 Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan 54 Agus, Sartono. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. 2001. Hlm. 122 55 Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.2007.Hlm. 83 56 Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2011. 57 Bastian dan Suhardjono. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat. 2006. hlm. 299 58 laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak.58 Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha59. Semakin tinggi NPM semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalu penjualan dan juga sebalinya semakin kecil NPM semakin kecil juga kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.60 Dengan demikian NPM memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap harga saham karena dengan meningkatnya laba perusahaan maka para investor 58 Ina Rinati. Jurnal Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum dalam Indeks LQ4, 2009 59 J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland. Manajemen Keuangan. Edisi 8, Jakarta: Bina Rupa Aksara. 1999. 60 Rescyana Putri Utami. Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal Nominal. Vol. 1, No. 1. 2012. 59 akan menginveskan danaya dengan seperti itu harga saham juga akan naik. Rumusnya:61 NPM = πΏπππ π΅πππ π β πππππ’ππππ b) EPS (Earning Per Share) Earning Per Share atau Pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.62 Rasio Earning Per Share digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. EPS biasanya menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memberikan imbalan (return) pada setiap lembar saham biasa dan pembeli saham biasa umumnya lebih memperhatikan EPS dari pada deviden yang diperoleh dan juga dapat mempengaruhi harga saham di Bursa Efek.63 Semakin tinggi nilai EPS maka semakin tinggi juga laba yang akan diperoleh pemegang saham.64 61 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 200. Irham Fahmi. Pengantar Pasar Modal Panduan Bagi Para Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia. Bandung: Alfabeta. 2012. Hal. 96. 63 Budi Rahardjo, Laporan Keuangan Perusahaan: Membaca, Memahami dan Menganalisis, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009), hlm. 149. 64 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta: Salrmba Empat, 2012, hlm. 154. 62 60 Faktor penyebab kenaikan EPS antara lain.65 1) Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap 2) Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun 3) Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun 4) Persentase kenaikan laba bersih lebih besar dari pada persentse kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar 5) Persentase penurunan jumlah lembar saham yang beredar lebih besar dari pada persentase penurunan laba bersih Sedangkan penurunan EPS dapat disebabkan karena : 1) Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik 2) Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap 3) Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik 4) Persentasi penurunan laba bersih lebih besar dari pada persentase penurunan jumlah saham biasa yang beredar 5) Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar dari pada persentase kenaikan laba bersih 65 Jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/earnings-per-share-eps-definisi-dan.html 61 Jadi suatu badan usaha nilai EPS akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar dari pada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Dengan demikian Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang sahamnya, semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya dan semakin besar harga sahamnya. Rasio diatas menunjukkan bahwa Rp.1,- dari laba bersih yang dilaporkan menghasilkan pendapatan bagi para pemegang saham biasa beredar sebesar Rp.xxx,- per lembar saham66. Rumusnya:67 EPS = 2. πΏπππ π΅πππ π β π½π’πππ β ππβππ π΅ππππππ Kebijakan Dividen PSAK No.23 paragraf 04 menyatakan bahwa dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah pembagian laba perusahaan yang besarnya telah ditetapkan dalam RUPS kepada para pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham tersebut. 66 Sofyan Syafri Harahap. Analisis Kritis atas Lapoan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. 2007. 67 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta: Salrmba Empat, 2012, hlm. 154. 62 Kebijakan dividen merupakan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menentukan bagian laba bersih setelah pajak atau EAT (Earning After Tax) yang diperoleh untuk dibagikan sebagai dividen atau laba ditahan. Kebijakan dividen merupakan sebagian dari keputusan investasi. Oleh karena itu, perusahaan dalam hal ini dituntut untuk membagikan dividen sebagai ekspektasi yang didambakan oleh investor dalam investasinya terhadap saham perusahaan tersebut. Kebijakan dividen memiliki hubungan dengan pembagian pendapatan, antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan oleh perusahaan. kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan untuk menetapkan berapa bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan berapa besar bagian dari laba bersih itu akan diperlakukan sebagai laba ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali.68 a) DPS (Dividen Per Share) DPS adalah jumlah keuntungan dari hasil operasi perusahaan yang diberikan kepada pemegang saham berdasarkan seberapa banyak jumlah lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham.69 Informasi mengenai dividen per share sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar keuntungan setiap lembar saham yang akan 68 Bhagas Adhitya Ardia Pratama. Skripsi Pengaruh Economic Value Added (EVA), Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2011-2013), 2014 69 Harmono, ”Manajemen Keuangan (Berbasis Balance Scorecard Pendekatan Teory, Kasus, dan Riset Bisnis)”, jakarta:PT. bumi aksara,2011. Hal. 12 63 diterima oleh para pemegang saham. Jika dividen per share yang diterima naik maka akan memengaruhi harga saham di pasar modal. Karena dengan naiknya dividen per share kemungkinan besar akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya saham yang dibeli maka harga saham suatu perusahaan akan naik dipasar modal.70 Dengan demikian Dividen Per Share (DPS) terhadap harga saham mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif. Jika Dividen Per Share yang diterima naik maka akan mempengaruhi harga saham di pasar modal. Rumusnya perhitungan DPS :71 DPS= π·ππ£ππππ ππ’πππ ππ’πππ β ππβππ π΅ππππππ b) DPR (Dividen Payout Ratio) Dividen Payout Ratio merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas kepada pemegang saham.72 DPR menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Dividen Payout Ratio (DPR) merupakan rasio yang mengukur perbandingan dividen terhadap laba perusahaan. DPR menunjukan besarnya laba yang akan diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Kebijakan deviden juga bisa dikaitkan dengan nilai 70 iIbid. Hal.13 https://hadiborneo.wordpress.com/2013/09/28/cara-menghitung-dividen-per-share-dps 72 Sri Zuliarni. Jurnal Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI), 2012 71 64 perusahaan. Dengan DPR yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai perusahaan, pembayaran deviden sering diikuti dengan harga saham. Dividen tunai dapat meningkatkan nilai perusahaan karena melalui pengumuman deviden, manajer dapat memberikan kabar yang baik terhadap investor bahwa perusahaan memiliki ketersediaan dana untuk membiayai aktivitasnya. Sehingga reaksi yang terjadi adalah harga saham meningkat.73 Banyak perusahaan berusaha untuk mempertahankan dividen payout ratio, pendapatan yang diinginkan untuk suatu periode yang panjang, artinya terdapat target dividen payout ratio untuk jangka panjang atau mempertahankan pendapatan. Hasilnya dividen biasanya dipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikkan hanya jika manajer yakin bahwa relatife mudah untuk mempertahankan kenaikan pembayaran tersebut dimasa depan.74 Rumus yang digunakan:75 π·ππ£ππππ πππ ππβππ DPR= πΈππππππ πππ πβπππ 73 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta: Salrmba Empat, 2012, hlm. 154. 74 http://achtighk.blogspot.com/2012/06/manajemen-keuangan-deviden.html?m=1 75 Nur Hadi, Pasar Modal : Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan Pasar Modal, Graha Ilmu, Yogyakarta, , 2013, hlm. 81 65