HUBUNGAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER *Dodi Wijaya, **Fitrio Devi Antony *Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember **Pendidikan Profesi Ners PSIK Universitas Jember ABSTRACT East Java Maternal Mortality rate in 2010 was around 104,5-250 per 100.000 life childbirths. In Jember District, maternal mortality rate was 110 per 100.000 life childbirths. The maternal mortality was caused by hemorragic at childbirth, it is the reason why antenatal care need to do. Antenatal care before labor is primarily aimed to monitoring the growth and development of the fetus in the womb. Pregnancy assessment should be done by pregnant woman during pregnancy, starting from the first trimester until labor periode. Pregnant woman should visit health workers as early as possible since she was pregnant to get antenatal care. The aim of this research was to identify the relationship between the health care with antenatal care visit. This was analytik corelational design with cross sectional approach. Sampling was 40 pregnant woman. Data was collected by questioners. Bivariat analysis used Chi Square with significant level on 0,05. The result of research showed that the health care has significant relationship with the antenatal care visit (p value = 0,02). The research suggestion is to give health education and the information about the importance antenatal care by health workers in public health center Tempurejo. Key Word: Health Care, Antenatal Care PENDAHULUAN Kehamilan merupakan awal kesatuan yang saling mempengaruhi. mulainya kehidupan berdua dimana ibu Kesehatan mempunyai meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, tugas penting untuk ibu yang dan dan proses 2009). Kehamilan yang sehat dan aman persalinan. Janin dan ibu merupakan satu dapat dilihat dari kondisi fisik yang prima menghadapi janin akan memelihara janinnya sampai cukup bulan sampai perkembangan optimal (Manuaba, serta keadaan mental ibu yang baik, pertama (K1) dan keempat (K4). Cakupan kondisi inilah yang diharapkan selama kunjungan pertama (K1) adalah cakupan perkembangan kehamilan (Bobak, 2005). kontak pertama ibu hamil dengan tenaga Upaya meningkatkan kondisi menjadi kesehatan untuk mendapatkan pelayanan optimal pada saat kehamilan dan keadaan antenatal care. Cakupan K4 adalah janin agar dapat terpantau dengan baik cakupan ibu hamil yang mendapatkan dibutuhkan perawatan sebelum bersalin pelayanan antenatal care sesuai standar yang dikenal dengan antenatal care. (Dinkes Jatim, 2009). Menurut Depkes RI (2009), antenatal Cakupan K1 di Kabupaten Jember care merupakan program yang terencana pada tahun 2010 sebanyak 100% yang berupa dan sudah melebihi dari target nasional yaitu penanganan medik pada ibu hamil. 90%, namun masalah terjadi ketika Tujuan antenatal care adalah untuk cakupan K4 masih sekitar 75% yang memantau masih dibawah standar nasional yaitu observasi, memastikan edukasi, kemajuan kesehatan, kehamilan, tumbuh 90% (Dinkes Jatim, 2010). Ibu hamil kembang bayi serta untuk meningkatkan yang berada di wilayah kerja Puskesmas dan mempertahankan kesehatan fisik, Tempurejo mental, dan sosial ibu dan bayi. Ibu dalam Kunjungan K4 ibu hamil di wilayah kerja proses Puskesmas kehamilan dan diharapkan aktif sebanyak 68 Tempurejo 37,55% sehingga akan meningkatkan kondisi Tempurejo, 2010). optimal ibu dan janinnya. Kunjungan Puskesmas Tempurejo antenatal care selama kehamilan idealnya Kecamatan yang memiliki kunjungan K4 dilakukan ibu hamil terendah di Kabupaten Jember bulan sekali pada Jember, primer sekitar melakukan kunjungan antenatal care, satu (Data masih orang. Puskesmas Wilayah 2011). kerja merupakan trisemester I dan II, serta setiap dua (Dinkes Kunjungan minggu sekali sampai ada tanda kelahiran antenatal care yang kurang optimal pada pada trisemester III (Manuaba, 1998). K4 disebabkan oleh beberapa faktor, Prioritas kegiatan antenatal care lebih diantaranya kurangnya pengetahuan ibu kepada promotif dan preventif, yang hamil tentang kehamilan, dan kurangnya dapat dilihat dari cakupan kunjungan pelayanan memuaskan petugas kesehatan Pelayanan antenatal care untuk mengetahui apakah mutu pelayanan meliputi 5 hal penting yang dikenal yang diberikan tenaga kesehatan (perawat dengan istilah 5T yaitu: timbang berat & bidan) di lapangan sesuai dengan badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi harapan ibu hamil. Hasil Assesment Safe fundus uteri, nilai status imunisasi TT, Motherhood selama tahun 1990-1991, dan menyebutkan faktor yang mempengaruhi memberikan tablet Fe. Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal terjadinya (SPM) dibidang kesehatan di kabupaten pemeriksaan antenatal care yang kurang atau kota memberikan 2 pelayanan optimal dari segi kualitas dan kuantitas. tambahan yaitu 7T, dimana 5T yang sebelumnya ditambah kematian Berdasarkan ibu antara uraian di lain atas pemberian menjadi dasar peneliti untuk mengetahui konseling dan tes laboratorium sederhana hubungan pelayanan kesehatan dengan (Hb & Protein urin) (Depkes RI, 2009). kunjungan antenatal care. Penelitian ini Pelayanan yang baik dalam antenatal bertujuan care meliputi mutu dimensi pelayanan, pelayanan kesehatan dengan kunjungan yaitu keandalan, ketanggapan, jaminan, antenatal kepedulian dan bukti langsung dari tenaga Puskesmas kesehatan. Dimensi ini sebagai dasar Jember. untuk care mengkaji di hubungan wilayah Tempurejo kerja Kabupaten METODE PENELITIAN Penelitian desain ini analitik menggunakan corelation dengan Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo pada bulan Mei pendekatan cross sectional. Variabel yang 2012. diteliti mengunakan teknik systematic random meliputi pelayanan kesehatan (keandalan, ketanggapan, kepedulian, bukti jaminan, langsung) dan kunjungan antenatal care (K1- K4). Teknik pengambilan sampel sampling. Sampel didapatkan 40 sampel ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas Tempurejo. Data hasil KIA/KMS ibu hamil yang didalamnya penyebaran kuesioner tentang persepsi terdapat catatan kunjungan antenatal ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan care. yang sebelumnya telah diuji validitas dan menggunakan uji chi square dengan nilai reliabilitas instrumen (r hitung = 0,968, r kemaknaan 0,05. tabel = diambil 0,44) serta dari menilai Analisis data dilakukan kartu HASIL PENELITIAN Tabel 1. Rerata Karakteristik Responden Menurut Umur Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Variabel Mean Median SD Min - Max 95% CI Umur 27,35 26,00 7,340 17 - 42 25,00 – 29,70 Sumber: Data Primer 2012 Hasil analisis umur didapatkan umur tertua 42 tahun. Hasil estimasi bahwa rata- rata umur ibu hamil yaitu interval dapat disimpulkan bahwa 95% 27,35 tahun (95% CI:25,00 – 29,70), diyakini dengan median 26,00 dan standar deviasi responden rata- rata berumur antara 25,00 7,340 tahun. Umur termuda 17 tahun dan sampai dengan 29,70 tahun. ibu hamil yang menjadi Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, dan Umur Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Variabel Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Total Jenis Pekerjaan Ibu rumah tangga Petani Lain- lain Total Umur Kehamilan Trisemester I Trisemester II Trisemsester III Total Jumlah (orang) Presentasi (%) 25 10 5 40 62,5 25,0 12,5 100 34 1 5 40 85,0 2,5 12,5 100 10 15 15 40 25 37,5 37,5 100 Sumber: Data Primer 2012 Hasil analisis pada tabel 2 rumah tangga. Umur kehamilan ibu hamil didapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu 15% berada pada hamil 25% berpendidikan SD. 34% Ibu trisemester II dan III. umur kehamilan hamil memiliki pekerjaan sebagai ibu Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Kunjungan Antenatal Care Jumlah (orang) Presentasi (%) Sesuai dengan umur kehamilan 21 52,5 Tidak sesuai dengan umur kehamilan 19 47,5 Total 40 100 Sumber: Data Primer 2012 Hasil analisis tabel 3 didapatkan bahwa ibu hamil yang melakukan 52,5% lebih banyak dibandingkan ibu hamil yang melakukan kunjungan kunjungan antenatal care sesuai dengan antenatal care tidak sesuai dengan umur umur kehamilan yaitu 21 orang atau kehamilan yaitu 19 orang atau 47,5%. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Pelayanan Kesehatan Memuaskan Tidak memuaskan Total Jumlah (orang) 21 19 40 Presentasi (%) 52,5 47,5 100 Sumber: Data Primer 2012 Hasil analisis tabel 4 didapatkan lebih banyak dibandingkan ibu hamil bahwa ibu hamil yang mempersepsikan yang pelayanan kesehatan kesehatan yang diberikan mempersepsikan yang pelayanan diberikan tenaga tenaga kesehatan (perawat dan bidan) kesehatan (perawat dan bidan) tidak memuaskan sebayak 21 orang atau 52,5% memuaskan yaitu 19 orang atau 47,5%. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pelayanan Kesehatan Dengan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40) Pelayanan Kesehatan Tidak memuaskan Memuaskan Total Kunjungan Antenatal Care Tidak sesuai Sesuai 12 5 (30,0%) (12,5%) 7 16 (17,5%) (40,0%) 19 21 (47,5%) (52,5%) Sumber: Data Primer 2012 Total X² p value OR (95% CI) 17 (42,5%) 23 (47,5%) 40 (100%) 4,812 0,02 5,486 (1,39421,591) Hasil tabel 5 menunjukkan bahwa kesehatan (perawat dan bidan) proporsi ibu hamil yang mempersepsikan memuaskan dengan kunjungan antenatak pelayanan care sesuai dengan umur kehamilannya kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan (perawat dan bidan) tidak memuaskan dengan yaitu sebanyak 16 orang (47,5%). kunjungan Hasil analisis uji statistik antenatak care tidak sesuai dengan umur diperoleh ada hubungan yang signifikan kehamilannya antara sebanyak 12 orang pelayanan kesehatan dengan (30,0%), sisanya 5 orang (12,5%) ibu kunjungan antenatal care di wilayah hamil yang mempersepsikan pelayanan kerja Puskesmas Tempurejo (p value = kesehatan tenaga 0,02 ). Hasil analisis pula didapatkan OR kesehatan (perawat dan bidan) tidak = 5,486 yang berarti ibu hamil yang memuaskan dengan kunjungan antenatak mempersepsikan care sesuai dengan umur kehamilannya. yang diberikan tenaga kesehatan (perawat Proporsi ibu hamil yang mempersepsikan dan bidan) memuaskan akan berpeluang pelayanan diberikan 5,486 kali untuk melakukan kunjungan tenaga kesehatan (perawat dan bidan) antenatal care yang sesuai dengan umur memuaskan dengan kunjungan antenatak kehamilan care hamil yang mempersepsikan pelayanan yang diberikan kesehatan tidak sesuai yang dengan umur pelayanan dibandingkan dengan kesehatan jauh lebih sedikit dibandingkan ibu hamil kesehatan (perawat dan bidan) tidak yang memuaskan (OR 95% CI: 1,394; 21,591). kesehatan yang diberikan pelayanan diberikan ibu kehamilannya sebanyak 7 orang (30,0%), mempersepsikan yang kesehatan tenaga tenaga PEMBAHASAN Mengidentifikasi Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo. Pelayanan kesehatan merupakan hamil merupakan bagian dari masyarakat sub sistem pelayanan kesehatan yang dan tujuan membutuhkan utamanya adalah pelayanan preventif dan promotif dengan sasaran masyarakat (Notoadmodjo, 2005). Ibu merupakan sehingga perlu perorangan pelayanan diberikan yang kesehatan perhatian lebih. Perhatian lebih diberikan Dimensi kualitas pelayanan kepada ibu hamil dikarenakan ibu hamil kesehatan telah terurai semuanya dalam memiliki tanggung jawab yang besar instrumen kuesioner tentang pelayanan untuk menjaga janin yang dikandung kesehatan yang diterima ibu hamil selama dalam keadaan sehat. melakukan kunjungan antenatal care. Menurut Pohan (2007) Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil mengatakan terdapat beberapa dimensi yaitu sebanyak 21 ibu hamil (52,5%) yang mempersepsikan mempengaruhi pelayanan kepada kesehatan pasien. pelayanan kualitas sebuah yang diberikan Dimensi kualitas kesehatan kesehatan memuaskan lebih banyak dibandingkan ibu hamil yang mempersepsikan (1) pelayanan kesehatan tidak memuaskan keadalan petugas dalam memberikan yaitu 19 ibu hamil (47,5%). Pohan (2007) pelayanan menyebutkan dengan meliputi: pelayanan segera, akurat, bahwa pasien melihat memuaskan, jujur, aman, tepat waktu dan layanan kesehatan yang bermutu sebagai adanya ketersediaan. (2) Ketanggapan suatu layanan kesehatan yang dapat tenaga memenuhi kebutuhan yang dirasakannya kesehatan pelayanan untuk dengan memberikan sesuai dan diselenggarakan dengan cara yang kebutuhan pasien. (3) Kepedulian tenaga sopan, santun, tepat waktu, tanggap dan kesehatan dalam melakukan hubungan, mampu mengatasi keluhan pasien dalam menjalin melayani hal ini mengenai kondisi ibu hamil. Hasil dengan ramah. (4) Bukti langsung atau persepsi ibu hamil terhadap pelayanan berwujud dalam memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan dikarenakan kesehatan dapat berupa fasilitas fisik, tempat tinggal ibu hamil tidak jauh dari penampilan pelayanan komunikasi, tenaga tanggap dan kesehatan, dan kesehatan, sedangkan ibu peralatan serta alat komunikasi. Dimensi hamil yang mempersepsikan pelayanan kualitas kesehatan pelayanan kesehatan dapat tidak memuaskan lebih mempengaruhi pada harapan ibu hamil dikarenakan letak fasilitas pelayanan terhadap apa yang ibu hamil terima dan kesehatan yang jauh dari tempat tinggal rasakan terkait pelayanan antenatal care ibu hamil. Pohan (2007) mengatakan (Notoadmodjo, 2005). kembali bahwa salah satu dimensi yang menghambat dimensi layanan kesehatan puskesmas dengan menempatkan bidan adalah dimesi keterjangkauan atau akses atau perawat di pos pelayanan kesehatan terhadap layanan kesehatan yang meliputi tersebut. Harapan keterjangkauan askes aspek geografis, sosial, dan ekonomi. pelayanan kesehatan oleh ibu hamil Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian diharapkan ibu hamil dapat melakukan dari pemerintah untuk membangun pos- kunjungan antenatal care dengan baik pos pelayanan kesehatan yang jauh dari sesuai dengan standar. Menganalisis Kunjungan Antenatal Care ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo. Antenatal care merupakan Berdasarkan tabel 3 didapatkan kegiatan pengawasan sebelum persalinan ibu hamil yang melakukan kunjungan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan antenatal care sesuai dengan umur perkembangan rahim. kehamilan ada sebanyak 21 ibu hamil Pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan (52,5%), lebih banyak dibandingkan ibu oleh ibu hamil selama kehamilan, mulai hamil dari trisemester pertama sampai saat antenatal care tidak sesuai dengan umur berlangsungnya persalinan. Ibu hamil kehamilan yaitu sebanyak 19 ibu hamil diharapkan melakukan kunjungan kepada (47,4%). Hasil tersebut dapat disimpulkan tenaga bahwa janin kesehatan dalam sedini mungkin yang ada melakukan 50% ibu kunjungan hamil telah semenjak dirinya dinyatakan hamil untuk melakukan kunjungan antenatal care mendapatkan pelayanan antenatal care sesuai dengan umur kehamilan dan (Siswosuharjo, 2010). Menurut Manuaba kunjungan (1998), jadwal melakukan pemeriksaan kehamilan. Kunjungan antenatal care antenatal care sebanyak 12 sampai 13 yang sesuai dengan umur kehamilan kali selama masa kehamilan. Pemeriksaan penting sekali bagi ibu hamil karena antenatal care dilakukan sebanyak empat bertujuan kali negara perkembangan dan komplikasi selama Indonesia kehamilan serta mempersiapkan kelahiran sudah berkembang cukup untuk seperti di (Rochjati, 2003). melalui minimal untuk memberikan sesuai umur mendeteksi pendidikan kesehatan yang (Nadusel, 2010). Ibu hamil memiliki catatan akhir sekolah dasar (SD). Ibu hamil kunjungan mengatakan tidak memahami pentingnya antenatal care tidak sesuai dengan umur pemeriksaan kesehatan selama kehamilan. kehamilan Menurut Depkes RI (2009) menyebutkan menurut dikarenakan peneliti kurangnya lebih dukungan bahwa kebijakan pelayanan antenatal keluarga baik suami maupun orang tua care merupakan kebijakan umum melalui atau orang terdekat ibu hamil. Kondisi ini pendekatan Tim. Pelayanan antenatal dibuktikan dengan ada beberapa ibu care diberikan sesuai dengan standar pada hamil yang suaminyi bekerja diluar kota jenjang sehingga meningkatkan peran serta masyarakat dukungan dan perhatian terhadap ibu hamil kurang optimal. Penyebab ibu hamil pelayanan yaitu dengan (suami, keluarga, dan kader kesehatan) yang dalam menunjang penyelenggaraan melakukan kunjungan antenatal care pelayanan antenatal care dan pencegahan tidak sesuai dengan umur kehamilan juga resiko tinggi melalui kegiatan bimbingan disebabkan dan penyuluhan kesehatan. Peran serta pengetahuan dikarenakan ibu hamil kurangnya tentang tenaga kesehatan perlu untuk memotivasi pemeriksaan kehamilan oleh petugas keluarga dilakukan untuk kesehatan hal ini dibuktikan dengan memberikan dukungan kepada ibu hamil 62,5% ibu hamil memiliki pendidikan selama kehamilan. Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember. Hasil analisis 5 kunjungan antenatal care yang tidak menunjukkan ibu hamil yang menyatakan sesuai dengan usia kehamilannya yaitu bahwa pelayanan kesehatan memuaskan sebanyak 30,0%. Hasil analisis statistik dan memiliki kunjungan yang sesuai memperoleh nilai p value sebesar 0,02 dengan usia kehamilannya sebanyak 40% pada alpha 5%. Hasil ini menunjukkan hal ini lebih banyak dari ibu hamil yang bahwa ada hubungan yang signifikan menyatakan bahwa pelayanan kesehatan antara tidak kunjungan antenatal care. memuaskan pada dan tabel memiliki pelayanan kesehatan dengan Berdasarkan analisis diatas maka hal yang menyebabkan sebanyak 30% dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dari responden menyatakan pelayanan antara dengan tidak memuaskan adalah karena adanya care. dimensi-dimensi seperti yang dijelaskan Variasi pernyataan ibu hamil diatas sesuai Pohan (2007) yang tidak terpenuhi, yaitu dengan pendapat Pohan (2007) yang dimensi keterjangkauan adalah dimensi meyatakan bahwa pasien yang berbeda dimana klien menuntut akses menuju memiliki kebutuhan dan keinginan yang pelayanan berbeda pula, sehingga kualitas atau mutu dengan mudah, dimensi informasi adalah bagi seseorang adalah sama dengan dimensi dimana pemberian informasi kepuasan maksimum yang dirasakannya. terkait Pasien yang pernah menggunakan suatu diinginkan oleh rsponden dan dimensi layanan dan merasa pelayanan itu baik, kenyamanan adalah dimensi dimana pada maka untuk selanjutnya pasien lebih saat tindakan klien merasa bahwa tidak condong untuk menggunakan pelayanan akan terjadi suatu apapun pada saat itu lagi. Pohan (2007) menyebutkan dilakukan tindakan. Ketiga dimensi ini bahwa kepuasaan yang didapat dari klien menjadi harus mencakup beberapa dimensi yaitu responden dimensi pelayanan frekuensi kesehatan kunjungan kompetensi antenatal kesehatan tindakan hal bisa yang yang dijangkau jelas mendasari menyatakan yang 30% pelayanan teknis, dimensi kesehatan tidak memuaskan. Implikasi akses, dimensi hasil penelitian yang mengungkapkan efektifitas, dimensi efisiensi, dimensi bahwa pelayanan kesehatan berhubungan kesinambungan, dimensi kenyamanan, dengan kunjungan antenatal care adalah dimensi keamanan, dimensi informasi, sebagai tenaga kesehatan harus mampu dimensi ketepatan waktu, dan dimensi meningkatkan hubungan antarmanusia. Seiring dengan dengan memperbaiki pelayanan antenatal penjelasan dimensi menurut Pohan (2007) care itu sendiri yaitu dengan melakukan peneliti tindakan antenatal care sesuai standar keterjangkauan dalam atau observasinya juga menemukan bahwa kendala utama atau pelayanan operasional yang ada. kesehatan KESIMPULAN Ada hubungan yang signifikan antara pelayanan dengan antenatal care, selain itu dukungan kunjungan antenatal care di wilayah keluarga (suami, orang tua, dan orang kerja Puskesmas Tempurejo (p value = terdekat) ibu hamil perlu ditingkatkan 0,02 ). Hasil analisis pula didapatkan OR guna memberikan dukungan kepada ibu = 5,486 yang berarti ibu hamil yang hamil. mempersepsikan kesehatan khususnya ibu hamil perlu ditingkatkan yang diberikan tenaga kesehatan (perawat dan meningkatkan pengetahuan kepada dan bidan) memuaskan akan berpeluang masyarakat khususnya ibu hamil tentang 5,486 kali untuk melakukan kunjungan pentingnya antenatal care yang sesuai dengan umur kehamilan. Hasil penelitian ini pula dapat kehamilan ibu dijadikan rekomendasi untuk melakukan hamil yang mempersepsikan pelayanan penelitian tentang persepsi ibu hamil kesehatan tenaga tentang kehamilan dan mengetahui respon kesehatan (perawat dan bidan) tidak ibu hamil dan suami dengan adanya memuaskan (OR 95% CI: 1,394; 21,591). tindakan antenatal care. Hasil kesehatan hamil dalam meningkatkan kunjungan pelayanan dibandingkan yang dengan diberikan penelitian ini Akses pelayanan pemeriksaan kesehatan selama dapat memberikan masukan kepada tenaga kesehatan untuk lebih memotivasi ibu DAFTAR PUSTAKA Bobak, Lowdermilk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :EGC Chopra, Deppak. 2006. Panduan Holistik Kehamilan dan Kelahiran. Bandung : Kaifa Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Chamberlain, G & Morgan, M. 2002. ABC Of Antenatal Care. Fourth Edition. London: BMJ Books Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2008. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. _______________________. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2010. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Jember 2010. Jember: Badan Penerbit Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Effi, M. 2002. Hubungan Peran Suami, Orang Tua dengan Praktik Ibu hamil dalam Pelayanan Antenatal dan Persalinan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang. Tidak Dipublikasikan. Thesis. Universitas Diponegoro. Gupte, Suraj. 2004. Panduan Perawatan Anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Henderson dan Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC. Komalasari, R. (Ed). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas .Edisi 4. Jakarta: EGC. Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Manuaba, I.A.C. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.edisi 2. Jakarta :EGC Nadesul, H. 2010. Cara Sehat Selama Hamil. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. __________. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. __________. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta :EGC Rochjati, P. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press. Saminem. 2009. Kehamilan Normal Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. Siswosuharjo, S & Chakrawati, F. 2010. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Semarang: Penebar Plus