FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRI Factors Associated With Smoking In Adolescent Behavior Ahmad Kusnaeni 1* 1 STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223 ABSTRAK Perilaku merokok itu biasa dilakukan siapa saja, bahkan wanita sekalipun. Maka kemudian mengarahkan para wanita pengkonsumsi rokok dengan menyebarkan opini “bahwa perilaku merokok wajar dilakukan oleh wanita”, karena hal tersebut bukanlah merupakan perilaku yang dapat dimonopoli para lelaki. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional dengan sampel sebanyak 90 responden. Instrumen untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Analisis menggunakan analisa multivariat untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja putri dengan menggunakan analisis Regressi Logistik. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengaruh orang tua, teman, kepribadian dengan perilaku merokok remaja putri. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengaruh iklan dengan perilaku merokok remaja putri. Pengaruh teman merupakan faktor yang paling dominan berhubungan terhadap perilaku merokok remaja putri. Siswi mempunyai penerimaan positif terhadap pengaruh teman mempunyai kemungkinan 4,339 kali untuk berperilaku merokok Kata kunci : Pengaruh orang tua, pengaruh teman, kepribadian, pengaruh iklan, perilaku merokok ABSTRACT Smoking behavior is usually done by anyone, even though women. So then directs the women who consume cigarettes by spreading the opinion "that the natural smoking behavior conducted by women", because it is not a behavior that can be monopolized by men. This research is descriptive correlation with cross sectional design with a sample of 90 respondents. The instrument for data collection was a questionnaire. Analyzes using multivariate analysis to determine the factors associated with smoking behavior in young women using Logistic regression analysis. There is a significant relationship between the partial influence of parents, friends and personality influences smoking behavior of young women. There was no significant correlation between the influence of advertising and smoking behavior of young women. The influence of friends is the most dominant factor related to smoking behavior of young women. Student has a positive reception to the influence of friends have the possibility to behave smoke 4.339 times Keyword : Parental influence, peer pressure, personality, the influence of advertising, smoking behavior Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1, Maret 2016 10 merokok wajar dilakukan oleh wanita”, PENDAHULUAN Meski semua orang tahu akan bahaya karena hal tersebut bukanlah merupakan yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku perilaku yang dapat dimonopoli para lelaki merokok tidak pernah surut dan tampaknya (Gender dan Perilaku Merokok, 2008). merupakan masih dapat Ada banyak alasan yang melatar Hal yang belakangi perilaku merokok pada remaja. memprihatinkan adalah usia mulai merokok Perilaku merokok selain disebabkan dari yang setiap tahun semakin muda. Bila dulu dalam diri sendiri, juga disebabkan faktor orang mulai berani merokok biasanya mulai lingkungan. Faktor dari dalam diri remaja SMP maka sekarang dapat dijumpai anak- dari kajian perkembangan remaja. Remaja anak SD kelas 5 sudah mulai banyak yang mulai merokok dikatakan oleh Gatchel merokok secara diam-diam (Mu’tadin, 2002). (1989) dalam Komalasari dan Helmi (2002) ditolerir perilaku oleh yang masyarakat. Meskipun perilaku merokok itu berkaitan dengan adanya aspek krisis yang dialami pada masa perbuatan yang tidak baik, namun bila yang psikososial melakukannya kaum lelaki, hal itu masih perkembangannya. dianggap wajar. Berbeda dengan wanita melakukan perilaku merokok sebagai cara perokok, kebanyakan orang akan langsung kompensatoris. Lingkungan dalam sekolah beranggapan buruk mengenai wanita yang yang permisif bagi siswa untuk merokok, merokok. Perilaku merokok membuat imej warung-warung yang ada di sekitar sekolah wanita tersebut terlihat tidak baik, karena juga menjadi tempat ideal untuk merokok. Di berkaitan dengan budaya yang ada di negeri samping itu, tempat-tempat hiburan menjadi kita yang menganggap bahwa wanita itu tempat mangkal siswa untuk merokok. harus bersikap anggun. Selain itu, merokok Lingkungan juga membawa berbagai dampak negatif sebaya, lemahnya pangawasan di lingkungan pada sekolah, tubuh wanita, seperti gangguan Beberapa keluarga, maupun remaja pergaulan tempat teman umum, serta kehamilan dan janin, gangguan hormon, terpengaruh iklan dan promosi rokok juga menopause dini, dan lain-lain. sebagian diduga pihak berpendapat bahwa perilaku merokok merokok pada remaja. dapat mempengaruhi perilaku itu biasa dilakukan siapa saja, bahkan wanita Penelitian ini secara umum ingin sekalipun. Maka kemudian mengarahkan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan pada dengan perilaku merokok pada remaja putri. going up , oleh para wanita pengkonsumsi rokok dengan goal-nya menyebarkan opini “bahwa perilaku Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. IX. No. 1, Maret 2016 12 merokok METODE dan 19 siswi (21,1%) yang Desain penelitian yang akan digunakan berperilaku merokok. Kemudian pengaruh oleh peneliti dalam penelitian ini adalah orang tua yang termasuk dalam kategori Deskriptif Korelasi. Rancangan penelitian permisif 13 siswi (14,4) berperilaku tidak yang digunakan adalah Cross Sectional, yaitu merokok, dan 26 siswi (28,9%) berperilaku sekumpulan suatu merokok. Pengaruh teman yang termasuk fenomena tertentu dalam satu kurun waktu dalam kategori penerimaan negatif sebanyak saja (Sugiono, 2005). 32 siswi (25,6%) pada yang berperilaku tidak data untuk meneliti Populasi pada penelitian ini adalah merokok dan 16 siswi (17,8%) yang siswi (remaja putri) yang merokok dan tidak berperilaku merokok. Kemudian pengaruh merokok di SMK YPE Cilacap. Teknik teman sampling menggunakan Purposive Sampling penerimaan terhadap 90 siswi kelas XI SMK YPE berperilaku tidak merokok, dan 29 siswi Cilacap. (32,2%) berperilaku merokok. Kepribadian Instrumen positif dalam 13 kategori siswi (14,4) siswi yang termasuk dalam kategori tidak adalah konformis sosial sebanyak 28 siswi (31,1%) yang pada yang berperilaku tidak merokok dan 17 digunakan adalah kuesioner yang berisikan siswi (18,9%) yang berperilaku merokok. tentang pengaruh orang tua, pengaruh teman, Kemudian kepribadian siswi yang termasuk kepribadian dan pengaruh iklan serta perilaku dalam kategori konformis sosial 17 siswi merokok. (18,9%) berperilaku tidak merokok, dan 28 kuesioner. data digunakan termasuk dalam pengumpulan yang yang penelitian Instrumen Pertanyaan penelitian dalam kuesioner bersifat tertutup. siswi Teknik analisis dalam penelitian ini untuk analisis statistik univariat deskriptif dengan menggunakan mean skor. (31,1%) berperilaku merokok. Pengaruh iklan pada siswi yang termasuk dalam kategori penerimaan negatif sebanyak 28 siswi (31,1%) pada yang berperilaku tidak Analisis bivariat menggunakan chi kuadrat merokok dengan koreksi kontinyuitas dan analisis berperilaku merokok. Kemudian pengaruh multivariat uji regresi logistik metode back iklan pada siswi yang termasuk dalam ward kategori penerimaan positif 17 siswi (18,9%) HASIL berperilaku tidak merokok, dan 28 siswi Pengaruh orang tua yang termasuk 17 siswi (18,9%) yang (31,1%) berperilaku merokok. dalam kategori tidak permisif sebanyak 32 siswi (25,6%) pada yang berperilaku tidak dan Hasil pengujian bivariat faktor pengaruh orang tua didapatkan 2 sebesar Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. IX. No. 1, Maret 2016 13 6,516 dengan p sebesar 0,011, OR sebesar adalah variabel pengaruh teman di mana nilai 3,368 dengan 95% Confidence Interval (CI) Wald sebesar 9,087 dengan ρ sebesar 0,003 < sebesar 1,404 – 8,080. Berdasarkan nilai p 0,05. Nilai Odds Rasio (OR) pengaruh teman 0,05, maka nilai 2 tersebut signifikan. sebesar 4,339, hal ini dapat diinterprestasikan Remaja putri yang mempunyai orang tua bahwa permisif berpeluang sebesar 3,368 kali untuk pengaruh teman dalam kategori penerimaan berperilaku merokok. Hasil pengujian faktor positif mempunyai kemungkinan 4,163 kali pengaruh teman didapatkan 2 sebesar untuk berperilaku merokok dibandingkan 10,045 dengan p sebesar 0,002, OR sebesar dengan yang mempunyai pengaruh teman 4,462 dengan 95% Confidence Interval (CI) dalam kategori penerimaan negatif. sebesar 1,836 – 10,840. Berdasarkan nilai p PEMBAHASAN 0,05, maka nilai 2 tersebut signifikan. Hasil Remaja putri yang mempunyai penerimaan positif terhadap pengaruh teman berpeluang 4,462 kali untuk berperilaku merokok. Hasil pengujian bivariat faktor kepribadian didapatkan 2 sebesar 4,444 dengan p sebesar 0,035, OR sebesar 2,713 dengan 95% remaja putri hasil menunjukkan yang mempunyai penelitian terdapat yang hubungan yang bermakna antara pengaruh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja putri dimungkinkan karena orang tua adalah merupakan contoh dan panutan bagi anakanaknya, peranan orangtua atau pendidik Confidence Interval (CI) sebesar 1,157 – amatlah besar apabila orang tua mampu 6,361. Berdasarkan nilai p 0,05, maka nilai menanamkan nilai-nilai positif bagi anak- 2 tersebut signifikan. Remaja putri dengan kepribadian konformis sosial berpeluang 6,361 kali untuk berperilaku merokok. Hasil pengujian bivariat faktor pengaruh iklan didapatkan 2 sebesar 3,602 dengan p sebesar 0,058, OR sebesar 2,471 dengan 95% Confidence Interval (CI) sebesar 1,058 – 5,768. Berdasarkan nilai p > 0,05, maka nilai tersebut tidak signifikan. anaknya dan dicontohkan dari perilaku dan tindakan orang tua maka anak akan cenderung mempunyai perilaku positif pula dan tidak mudah terpengaruh olaeh hal-hal negatif yang berasal dari lingkungan di luar rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Al Bachri dkk (dalam Mu’tadin 2002), yang menyatakan bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah 2 Hasil analisis multivariat didapatkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja putri tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. IX. No. 1, Maret 2016 mudah untuk menjadi perokok 14 dibanding anak-anak muda yang berasal dari adanya interaksi sosial mereka dengan teman lingkungan rumah tangga yang bahagia. sebaya baik di sekolah maupun di luar Remaja keluarga sekolah, apabila ada perilaku merokok dari konservatif yang menekankan nilai-nilai teman dilingkungannya menurutnya sebuah sosial dan agama dengan baik dengan tujuan perilaku yang wajar maka remaja akan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat cenderung dengan rokok / tembakau / obat-obatan temanya tersebut. Hal ini sesuai dengan dibandingkan dengan keluarga yang permisif pendapat yang dikemukakan oleh Al Bachri dengan penekanan pada falsafah “kerjakan dkk urusanmu sendiri-sendiri", dan yang paling menyatakan bahwa semakin banyak remaja kuat pengaruhnya adalah bila orang tua merokok maka semakin besar kemungkinan sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai teman-temannya adalah perokok juga dan perokok, maka anak-anaknya akan mungkin demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada sekali dua kemungkinan yang terjadi, pertama yang berasal untuk dari mencontohnya. Perilaku mengikuti (dalam Mu’tadin teman- 2002), remaja yang tinggal dengan satu orang tua (single temannya atau bahkan teman-teman remaja parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut sebagai perokok bila ibu mereka merokok yang dari pada ayah yang merokok, hal ini lebih perokok. Diantara remaja perokok terdapat terlihat pada remaja putri. 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu hasil menunjukkan penelitian terdapat hubungan merokok pada remaja mereka oleh semua teman- menjadi yang atau lebih sahabat yang perokok begitu pula yang dengan remaja non perokok. bermakna antara pengaruh teman dengan perilaku akhirnya terpengaruh yang merokok lebih banyak di dapati pada mereka Hasil tadi perilaku putri Hasil hasil menunjukkan terdapat penelitian yang hubungan yang disebabkan dalam hal kesadaran diri, pada bermakna antara kepribadian dengan perilaku masa remaja mengalami merokok pada remaja putri dimungkinkan perubahan yang dramatis dalam kesadaran karena masa remaja adalah periode dimana diri mereka. Mereka sangat rentan terhadap seseorang mulai bertanya-tanya mengenai pendapat berbagai fenomena remaja para orang menganggap lain bahwa karena orang lain mereka sangat yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi mengagumi atau selalu mengkritik mereka pembentukan nilai diri mereka. seperti mereka mengagumi atau mengkritik mulai membuat penilaian tersendiri dalam diri menghadapi masalah-masalah populer yang mereka sendiri. Sehingga dengan Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. IX. No. 1, Maret 2016 Remaja 15 berkenaan dengan lingkungan mereka, Hasil penelitian yang menunjukkan misalnya merokok, minuman keras, dan tidak terdapat hubungan yang bermakna pemakain narkoba. Remaja tidak lagi antara pengaruh iklan dengan perilaku menerima yang kaku, merokok pada remaja putri dapat disebabkan sederhana, dan absolut yang diberikan pada iklan rokok yang ada di media elektronik mereka melakukan maupun cetak tidak membuat remaja putri pengamatan keluar dan membandingkannya terpicu untuk berperilaku merokok, hal ini dengan hal-hal yang selama ini diajarkan berbeda dengan pendapat Mu’tadin (2002) dan ditanamkan kepadanya. Apabila remaja yang menyatakan bahwa iklan di media mempunyai kepribadian yang cenderung massa dan elektronik yang menampilkan konformis sosial cenderung mempunyai konformis terhadap hasil akan perilaku pemikiran lebih banyak maka merokok, mereka akan gambaran bahwa perokok adalah lambang pemikiran yang kejantanan atau glamour, membuat remaja masalah-masalah seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku mereka beranggapan seperti yang ada dalam iklan tersebut. bahwa perilaku merokok adalah hal yang KESIMPULAN wajar walaupun dilakukan oleh remaja putri 1. Terdapat hubungan yang bermakna karena perilaku merokok adalah sebuah antara pengaruh orang tua terhadap perilaku yang jamak yang biasa dilakukan perilaku merokok remaja putri di SMK oleh para remaja. Sehingga remaja yang YPE Cilacap tahun 20092. mempunyai kepribadian konformis sosial akan lebih merokok mudah dan menerima cenderung 2. Terdapat hubungan yang bermakna perilaku antara pengaruh teman terhadap perilaku berperilaku merokok remaja putri di SMK YPE merokok. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Al Bachri dkk Cilacap tahun 2009 3. Terdapat hubungan yang bermakna (dalam Mu’tadin 2002), yang menyatakan antara kepribadian terhadap perilaku bahwa merokok remaja putri di SMK YPE prediktif sifat kepribadian pada pengguna yang bersifat obat-obatan Cilacap tahun 2009 (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. 4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna Orang yang memiliki skor tinggi pada antara pengaruh iklan terhadap perilaku berbagai tes konformitas sosial lebih mudah merokok remaja putri di SMK YPE menjadi pengguna dibandingkan dengan Cilacap tahun 2009 mereka yang memiliki skor yang rendah. 5. Pengaruh teman merupakan faktor yang paling dominan berhubungan terhadap Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. IX. No. 1, Maret 2016 16 perilaku merokok remaja putri di SMK YPE Cilacap tahun 2009. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak SMK YPE Cilacap yang telah memberikan izin penelitian ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap dan Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) yang telah bersedia memuat hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Asril Bahar 2002, ‘Bahaya Merokok’, Harian Umum Republika, Selasa 26 Maret h. 19 Azwar, S 2002, Reliabilitas dan Validitas, edisi ketiga, cetakan kedua, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. ________ 2003, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta. Christanto 205, Merokok : Suatu Kajian Praktis Filsafat Ilmu, dilihat tanggal 21 Januari 2009, <http://www.mailarchive.com> Ghozali 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hadi, S 2000, Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan BASICA. Andi Offset, Yogyakarta. Komalasari dan Helmi 2002, Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja, Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada, Vol. 2, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta. Murti, B 1997, Prinsip dan Metode Penelitian Epidemiologi. Cetakan pertama, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Mu’tadin 2002, Remaja dan Rokok, dilihat tanggal 9 Desember 2008 <http://www.e-psikologi.com>. Nasution 2007, Perilaku Merokok Pada Remaja, dilihat tanggal 21 Januari 2009 <http://www.library.usu.ac.id> Notoatmodjo 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, cetakan ketiga, Rineka Cipta, Jakarta. ___________ 2003, Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Rineka Cipta, Jakarta. okezone.com 2008, Remaja Merokok, Salah Lingkungan?, dilihat tanggal 13 Desember 2008 <http://www.okezone.com/lifestyle>. Sarwono, S.W 2000, Psikologi Remaja, Rajagravindo Persada, Jakarta. Sekaran, U 2003, Research Methods For Business: A Skill Building Approach, 4th Edition, John Wiley & Sons, NewYork. Siegel, S 1998, Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sugiyono 2006, Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Widianti 2007, Makalah, Remaja dan Permasalahannya : Bahaya Merokok, Penyimpangan Seks Pada Remaja, dan Bahaya Penyalahgunaan Minuman Keras/Narkoba, Disampaikan dalam penyuluhan sosial mengenai remaja dan permasalahannya Di Tsanawiyah Banuraja dan tsanawiyah Al Ihsan Batujajar Kabupaten Bandung. wordpres.com 2008, Gender dan Perilaku Merokok, dilihat tanggal 10 Desember 2008 <http://www.wordpres.com>. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA) Vol. IX. No. 1, Maret 2016 17