BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lingkungan Penelitian Pada penelitian ini, lokasi hutan mangrove Leuweung Sancang dibagi ke dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan daerah mangrove yang berbatasan langsung dengan hutan atau daerah yang dibatasi dengan garis pantai. Zona 1 disebut juga zona hutan. Zona hutan dibagi menjadi 9 plot berdasarkan metode purposive. Ukuran plot adalah 20 m X 20 m. Zona 2 disebut juga zona laut. Zona laut merupakan daerah hutan mangrove Leuweung Sancang yang langsung berhadapan dengan laut. Plot yang ditempatkan pada zona laut berjumlah 8 plot, proporsional dengan luas zona laut. Di karenakan luas zona laut lebih kecil bila dibandingkan dengan zona-zona lainnya. Zona 3 berbatasan langsung dengan sungai Cipalawah, disebut juga zona sungai. Plot yang ditempatkan pada zona laut berdasarkan metode purposive sampling yang berjumlah 9 plot. Gambaran suatu komunitas tumbuhan diperlukan minimal tiga macam parameter kuantitatif antara lain: kerapatan, frekuensi, dan dominansi (Indriyanto, 2005). Dari ke tiga parameter tersebut diatas dapat diketahui nilai penting. Pada penelitian ini tercatat 5 jenis yang terdapat pada zona darat, antara lain; Aegiceras 38 39 corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Soneratia alba, Xylocarpus granatum dan Rhizopora apiculata. Indeks nilai penting tertinggi adalah Xylocarpus granatum, sedangkan indeks nilai penting terkecil adalah Rhizopora apiculata. Nilai indeks nilai penting masing-masing adalah secara berurtan; 78,87 % dan 40,69 %. Hasil perhitungan INP pada zona darat dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Indeks Nilai Penting Tumbuhan Mangrove pada Zona Darat Jenis Xylocarpus granatum Bruguiera gymnorrhiza Aegiceras corniculatum Soneratia alba Rhizopora apiculata Σ Keterangan: KR = Kerapatan Relatif FR = Frekuensi Relatif KR 18.39 27.97 33.33 6.13 14.18 100 FR DR INP 20.59 39.89 78.87 23.53 15.13 66.62 17.65 7.37 58.34 17.65 31.69 55.46 20.59 5.92 40.68 100 100 300 DR = Dominasi Relatif INP = Indeks Nilai Penting Pada zona laut tercatat 4 jenis mangrove yang terdapat pada zona ini. Semua jenis ini dapat dijumpai pada zona darat. Ke-empat jenis itu antara lain; Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Soneratia alba dan Rhizopora apiculata. Indeks nilai penting yang tetinggi adalah Soneratia alba sedangkan nilai indeks nilai penting terkecil adalah Bruguiera gymnorrhiza, nilai indeks nilai penting masing-masing jenis secara berurutan adalah; 149,79 % dan 23,78 %. Indeks nilai penting jenis-jenis yang terdapat pada zona laut dapat dilihat pada Tabel 4.2. 40 Tabel 4.2. Indeks Nilai Penting Tumbuhan Mangrove pada Zona Laut Jenis Soneratia alba KR FR DR INP 33.17 34.78 81.84 149.79 Rhizopora apiculata 41.09 30.43 14.78 86.30 Aegiceras corniculatum 20.79 17.39 1.94 40.13 Bruguiera gymnorrhiza 17.39 1.44 23.78 100 100 300 4.95 100 Σ Keterangan: KR = Kerapatan Relatif FR = Frekuensi Relatif Zona sungai memiliki jenis DR = Dominasi Relatif INP = Indeks Nilai Penting tumbuhan mangrove lebih banyak dibandingkan dengan zona darat dan zona laut. Tercatat 6 jenis mangrove yang terdapat pada zona sungai, yang sebagian jenisnya dapat dijumpai pada zona darat dan zona laut. Indeks nilai penting tertinggi adalah Rhizopora apiculata sebesar 122.99 % sedangkan indeks nilai penting terendah adalah Avicenia alba sebesar 8.71 %. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Indeks Nilai Penting Tumbuhan Mangrove pada Zona Sungai Jenis Rhizopora apiculata KR FR DR INP 44.21 23.08 55.71 122.99 Soneratia Alba 12.80 20.51 28.96 62.27 Aegiceras corniculatum 23.78 23.08 2.36 49.22 Bruguiera gymnorrhiza 7.80 43.55 15.24 20.51 Xylocarpus granatum 1.52 7.69 4.03 13.24 Avicenia alba 2.44 5.13 1.14 8.70 Σ Keterangan: KR = Kerapatan Relatif FR = Frekuensi Relatif 100 100 100 300 DR = Dominasi Relatif INP = Indeks Nilai Penting 41 2. Stok Karbon a. Zona Darat 1) Stok Karbon Pohon pada Zona Darat Pohon merupakan komponen terbesar dari stok karbon di atas permukaan tanah. Pada zona darat stok karbon pohon yang dikonversi dari biomassa tercatat sebesar 145,76 ton/ha. Kontribusi setiap jenis berbeda-beda dalam penyimpanan karbon. Dari 9 buah plot pencuplikan, jenis yang berkontribusi terbesar pada zona darat adalah Soneratia alba yang memiliki biomassa pohon terbesar bila dibandingkan dengan jenis lainnya. Nilai stok karbon pohon dalam satu hektar luas zona darat dari yang terbesar; Soneratia alba 67,80 ton/ha, Xylocarpus granatum 50,63 ton/ha, Bruguiera gymnorrhiza 12,07 ton/ha, Rhizopora apiculata 9,19 ton/ha dan Aegiceras corniculatum 6,08 ton/ha. Nilai biomassa dan stok karbon dari jenis-jenis pada zona darat dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Nilai Stok Karbon Pohon pada Setiap Jenis Mangrove di Zona Darat Jenis Biomassa Stok Karbon (ton/ha) (ton/ha) Aegiceras corniculatum 13.21 6.08 Bruguiera gymnorrhiza 26.23 12.07 Rhizopora apiculata 19.97 9.19 Soneratia alba 147.40 67.80 Xylocarpus granatum 110.07 50.63 316.88 145.76 Σ Ket: Stok Karbon= biomassa dikali 46% karbon 42 2) Stok Karbon Akar pada Zona Darat Dalam penelitian ini tercatat pada zona darat stok karbon akar terbesar adalah jenis Xylocarpus granatum 22,27 ton/ha sedangkan yang terkecil dihasilkan oleh Aegiceras corniculatum 2,81 ton/ha. Biomassa akar jenis mangrove lainnya Bruguiera gymnorrhiza 9,75 ton/ha, Rhizopora apiculata 3,72 ton/ha dan Soneratia alba 20,89 ton/ha. Jadi didapatkan nilai biomassa akar per satuan luas zona darat adalah 59,46 ton/ha. Hasil biomassa dan stok karbon komponen akar pada zona darat dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Nilai Stok Karbon Akar pada Setiap Jenis Mangrove di Zona Darat Jenis Biomassa Stok Karbon (ton/ha) (ton/ha) Aegiceras corniculatum 6.11 2.81 Bruguiera gymnorrhiza 21.20 9.75 Rhizopora apiculata 8.10 3.72 Soneratia alba 45.42 20.89 Xylocarpus granatum 48.42 22.27 129.25 59.46 Σ Ket: Stok Karbon= Biomassa dikali 46% Karbon 3) Stok Karbon Serasah pada Zona Darat Serasah adalah bagian tumbuhan yang telah mati seperti: daun, buah, bunga dan ranting di permukaan tanah (Hairiah et al., 2007). Nilai stok karbon yang terdapat pada zona darat adalah 0,47 ton/ha. Nilai biomassa dan stok karbon komponen serasah pada zona darat dapat dilihat pada Tabel 4.6. 43 4) Stok Karbon Nekromasa pada Zona Darat Pohon mati yang masih berdiri atau roboh dan tunggul termasuk komponen nekromassa berkayu (Hairiah et al., 2007). Nilai stok karbon yang tercatat pada zona darat adalah sebesar 3,46 ton karbon/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. 5) Stok Karbon Total Zona Darat Hasil pengukuran nilai stok karbon keseleruhan pada zona darat adalah 208,89 Ton Karbon/ha. Penyumbang stok karbon terbesar adalah adalah komponen pohon sebesar 145,76 ton/ha, sedangkan komponen serasah adalah penyumbang stok karbon terkecil. Komponen akar dan nekroassa berada ditengah-tengah, dengan nilai stok karbon secara berurutan, 59,46 ton/ha dan 3,46 ton/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Nilai Stok Karbon Total dari Beberapa Komponen pada Zona Darat Stok Karbon (ton/ha) 145.76 ± 74.13 Pohon 59.47 ± 29.37 Akar 0.25 ± 0.15 Serasah 3.46 ± 2.93 Nekromasa 208.93 ± 101 Jumlah Komponen b. Zona Laut 1) Stok Karbon Pohon pada Zona Laut Nilai stok karbon dari setiap jenis berbeda-beda. Dalam satu hektar dari luas zona laut tercatat; Aegiceras corniculatum 1,17 Ton karbon/ha, 44 Bruguiera gymnorrhiza 0,99 ton/ha, Rhizopora apiculata 19,25 ton/ha dan Soneratia alba, 145,35 ton/ha biomassa yang dihasilkan. Berdasarkan data diatas didapatkan nilai stok karbon per hektar luas zona laut adalah sebesar 166,76 ton /ha. Hasil biomassa dan stok karbon dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Nilai Stok Karbon Pohon pada Setiap Jenis Mangrove di Zona Laut Pohon Stok Karbon (ton/ha) (ton/ha) Aegiceras corniculatum 2.54 1.17 Bruguiera gymnorrhiza 2.16 0.99 Rhizopora apiculata 41.85 19.24 Soneratia alba 315.97 145.35 362.53 166.67 Σ Ket: Stok Karbon= Biomassa dikali 46% Karbon Jenis 2) Stok Karbon Akar pada Zona Laut Pada zona laut dari hasil pengukuran tercatat nilai stok karbon akar terbesar per satu hektar luas zona laut adalah Soneratia alba sedangkan yang terendah adalah Aegiceras corniculatum berturut-turut 54,71 ton karbon/ha dan 0,72 ton karbon/ha. Biomassa akar Rhizopora apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza per hektar luas zona laut adalah berurutan 9,46 ton karbon/ha dan 0,94 ton karbon/ha. Nilai stok karbon akar keseluruhan pada zona laut adalah 65,83 ton karbon/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8. 45 Tabel 4.8. Nilai Stok Karbon Akar Pada Setiap Jenis Mangrove Di Zona Laut Biomassa Akar Stok Karbon (ton/ha) (ton/ha) Aegiceras corniculatum 1.56 0.72 Bruguiera gymnorrhiza 2.05 0.94 Rhizopora apiculata 20.56 9.46 Soneratia alba 100.91 46.42 125.08 57.54 Σ *Stok Karbon= Biomassa dikali 46% Karbon Jenis 3) Stok Karbon Serasah pada Zona Laut Berdasarkan hasil pengukuran nilai stok karbon komponen serasah pada zona laut adalah 0,12 ton karbon/ha. Nilai stok karbon serasah pada zona laut lebih rendah dibandingkan dengan hutan mangrove Pulau Dua, yaitu sebesar 0,14 ton karbon/ha. Hasil lengkapnya pada Tabel 4.9. 4) Stok Karbon Nekromasa pada Zona Laut Berdasarkan hasil pengukuran nilai stok karbon komponen nekromasa pada zona laut adalah 1,78 ton karbon/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. 5) Stok Karbon Total Zona Laut Hasil pengukuran nilai stok karbon keseluruhan pada zona laut adalah 234,49 ton/ha. Penyumbang stok karbon terbesar adalah adalah komponen pohon sebesar 166,76 ton/ha, sedangkan komponen serasah adalah penyumbang stok karbon terkecil 0,12 ton/ha. Komponen akar dan 46 nekromassa berada ditengah-tengah, dengan nilai stok karbon secara berurutan, 65,83 ton/ha dan 1,78 ton/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Nilai Stok Karbon Total dari Beberapa Komponen pada Zona Laut Stok Karbon Komponen (ton/ha) 166.66 ± 105.67 Pohon 57.54 ± 33.69 Akar 0.12 ± 0.07 Serasah 1.78 ± 1.61 Nekromasa 226.1 ± 138.7 Jumlah c. Zona Sungai 1) Stok Karbon Pohon pada Zona Sungai Berdasarkan hasil pengukuran Soneratia alba memiliki kontribusi terbesar dalam stok karbon pohon di zona sungai dan Avicenia alba sebagai penyumbang stok karbon pohon terkecil. Nilai stok karbon pohon dalam satu hektar luas zona darat dari yang terbesar; Soneratia alba 75,36 ton/ha, Rhizopora apiculata 31,01 ton/ha, Bruguiera gymnorrhiza 9,21 ton/ha, Xylocarpus granatum 6,95 ton/ha, Aegiceras corniculatum 2,33 ton/ha dan Avicenia alba 2,20 ton/ha. Berdasarkan data diatas didapatkan nilai stok karbon per satu hektar luas zona darat adalah sebesar 127,05 ton/ha. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.10. 47 Tabel 4.10. Nilai Stok Karbon Pohon pada Setiap Jenis Mangrove di Zona Sungai Biomassa Pohon Stok Karbon (ton/ha) (ton/ha) Aegiceras corniculatum 5.07 2.33 Avicenia alba 4.78 2.20 Bruguiera gymnorrhiza 20.01 9.21 Rhizopora apiculata 67.42 31.01 Soneratia alba 163.82 75.36 Xylocarpus granatum 15.10 6.95 276.20 127.05 Σ Jenis Ket: Stok Karbon= Biomassa dikali 46% Karbon 2) Stok Karbon Akar pada Zona Sungai Zona sungai, kontribusi nilai stok karbon terbesar diberikan oleh Soneratia alba sedangkan yang terendah adalah Avicenia alba, berurutan 25,42 ton/ha dan 0,89 ton/ha. Nilai stok karbon akar Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizopora apiculata dan Xylocarpus granatum per satu hektar luas zona sungai adalah, berturut-turut; 1,20 ton/ha, 7,40 ton/ha, 13,74 ton/ha dan 3,19 ton/ha. Jadi didapatkan nilai stok karbon akar per satuan luas zona darat adalah 51,84 ton/ha. Hasil biomassa dan stok karbon komponen pohon pada zona sungai dapat dilihat pada Tabel 4.11. 48 Tabel 4.11. Nilai Stok Karbon Akar pada Setiap Jenis Mangrove di Zona Sungai Biomassa Stok Karbon (ton/ha) (ton/ha) Aegiceras corniculatum 2.61 1.20 Avicenia alba 1.94 0.89 Bruguiera gymnorrhiza 16.08 7.40 Rhizopora apiculata 29.88 13.74 Soneratia alba 55.25 25.42 Xylocarpus granatum 6.93 3.19 112.70 51.84 Σ *Stok Karbon= Total (Σ) X 46% Karbon Jenis 3) Stok Karbon Serasah pada Zona Sungai Serasah adalah bagian tumbuhan yang telah mati seperti: daun, buah, bunga dan ranting di permukaan tanah (Hairiah et al., 2007). Nilai stok karbon yang terdapat pada zona sungai adalah 0.19 ton/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12. 4) Stok Karbon Nekromasa pada Zona Sungai Pohon mati yang masih berdiri atau roboh dan tunggul termasuk komponen nekromassa berkayu (Hairiah et al., 2007). Berdasarkan hasil pengukuran nilai stok karbon komponen nekromassa pada zona laut adalah 7.13 ton /ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12. 5) Stok Karbon Total Zona Sungai Hasil pengukuran nilai stok karbon keseleruhan pada zona sungai adalah 186.21 ton/ha. Penyumbang stok karbon terbesar adalah adalah 49 komponen pohon sebesar 127,05 ton/ha, sedangkan komponen serasah adalah penyumbang stok karbon terkecil. Komponen akar dan nekromassa nekro berada ditengah-tengah, tengah, dengan nilai stok karbon secara berurutan, 51,84 ton/ha dan 7,13 ton/ha. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.122. Tabel 4.12. Nilai Stok Karbon Total dari Beberapa Komponen pada Zona Sungai Stok Karbon Komponen (ton/ha) 127.05 ± 45.06 Pohon 51.84 ± 14.85 Akar 0.1 ± 0.05 Serasah 7.13 ± 6.28 Nekromasa 186.13 ± 63.47 Jumlah d. Stok Karbon bon Keseluruhan di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Penelitian enelitian ini didapatkan stok karbon keseluruhan pada hutan Mangrove Leuweung Sancang adalah 222,68 ton/ha, terdiri dari 146,49 146 ton/ha stok karbon pohon, 56.28 ton/ha stok karbon akar,, 15.79 ton/ha stok karbon serasah dan 4,12 4 ton/ha /ha stok karbon nekromasa. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel T 4.13. Tabel 4.13.. Nilai Stok Karbon Keseluruhan pada Hutan Mangrove Leuweng Sancang Zona Komponen Jumlah Darat Laut Sungai 145.76 166.66 127.05 439.48 146.49 Pohon 59.46 57.54 51.84 168.83 56.28 Akar 24.97 12.04 10.35 47.36 15.79 Serasah 3.46 1.78 7.13 12.37 4.12 Nekromasa Total 222.68 Ket: Satuan dalam ton/ha 50 3. Perbandingan Nilai Stok Karbon Pohon pada Zona Darat, Zona Laut dan Zona Sungai Analisis nalisis statistik yang membandingkan bandingkan stok karbon pohon yang terkandung pada ketiga zona mangrove; zona darat, zona laut, dan zona sungai. Berdasar data pada Tabel 4.20 dilakukan uji statitika dengan menggunakan software SPSS.. Hasil uji Homogeneity-of-Variance box menunjukkan nilai sig. (p-value)) sebesar 0,016 0,016, ini mengindikasikan bahwa kita gagal menolak H0, berarti tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa mean dari 3 kelompok zona tidak sama.. Hasil uji one way ANOVA, nilai F hitung sebesar 0,319 yang lebih kecil daripada F (2,23) sebesar 3,42 (F hitung < F tabel). Dikarenakan F hitung < F tabel, maka Ho diterima pada taraf kepercayaan α = 0,05 atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kandungan karbon yang terdapat pada zona darat, zona laut dan zona sungai. sun Tabel 4.14.. Stok Karbon Pohon yang Terkandung Pada Zona Darat, Laut dan Sungai Zona Darat Laut Sungai 1 2 45.22 71.14 264.21 87.01 Stok Karbon Pohon pada Plot 3 4 5 6 7 269.50 97.43 190.98 110.96 178.53 321.62 117.36 156.14 186.62 Ket: Satuan dalam ton/ha Σ 8 9 173.82 1311.87 145.76 1333.32 166.66 114.93 1143.45 127.05 187.59 83.59 192.59 261.78 37.76 64.25 94.19 155.58 177.68 51.57 96.56 51 B. Pembahasan 1. Indeks Nilai Penting a. INP Zona Darat Kondisi salinitas sangat mempengaruhi komposisi mangrove. Berbagai jenis mangrove mengatasi kadar salinitas dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya secara selektif mampu menghindari penyerapan garam dari media tumbuhnya, sementara beberapa jenis yang lainnya mampu mengeluarkan garam dari kelenjar khusus pada daunnya (Rusila, et al.,1999). Zona darat merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan garis pantai, sehingga kadar salinitas berbeda dengan zona lainnya. Pada penelitian ini tercatat 5 jenis yang terdapat pada zona darat, antara lain; Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Soneratia alba, Xylocarpus granatum dan Rhizopora apiculata. Zona darat merupakan daerah yang hanya tergenang pada saat pasang tinggi. Indeks nilai penting tertinggi pada zona darat adalah Xylocarpus granatum sebesar 78,87 % terbesar kedua Bruguiera gymnorrhiza sebesar 66.63%. Ini berarti Xylocarpus granatum dan Bruguiera gymnorrhiza mendominasi pada zona ini. Hal ini sama dengan yang disampaikan dalam Rusila, Khazali dan Suryadiputra (1999) mengatakan areal yang digenangi hanya pada saat pasang tinggi, areal ini lebih menuju daratan, umumnya didominasi oleh jenis-jenis Bruguiera dan Xylocarpus granatum. 52 Secara umum zona darat memiliki substrat berlumpur dan berkarang. Sebagian besar jenis-jenis mangrove tumbuh dengan baik pada tanah berlumpur, terutama di daerah yang endapan lumpur terakumulasi (Chapman, 1977). b. INP Zona Laut Zona laut adalah daerah mangrove yang langsung berhadapan dengan laut, substrat pada zona ini umumnya berpasir, dan zona ini paling sering terendam air laut. Pada zona laut tercatat 4 jenis mangrove yang terdapat pada zona ini. Keempat jenis itu antara lain; Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Soneratia alba dan Rhizopora apiculata. Indeks nilai penting yang tetinggi adalah Soneratia alba 149,79 %. Hal ini berkaitan erat dengan pasang surut, dikatakan mangrove yang berada pada bagian yang berhadapan dengan laut didominasi oleh Sonneratia alba yang tumbuh pada areal yang betul-betul dipengaruhi oleh air laut (Rusila, et al., 1999). sedangkan nilai indeks nilai penting terkecil adalah Bruguiera gymnorrhiza, nilai indeks nilai penting masing-masing jenis secara berurutan adalah; dan 23,78 %, yang berarti Bruguiera gymnorrhiza tidak banyak ditemukan pada zona ini. Hal ini dikarenakan Bruguiera gymnorrhiza lebih suka hidup pada daerah yang tergenang pada saat pasang tinggi (Rusila, et al., 1999). Sonneratia alba juga banyak ditemukan pada daerah dengan substrat pasir seperti pada zona laut. Kint (1934) dalam Rusila, et al,. (1999) melaporkan bahwa di Indonesia, R. stylosa dan Sonneratia alba tumbuh pada pantai yang berpasir, atau bahkan pada pantai berbatu. 53 c. INP Zona Sungai Zona sungai memiliki substrat berlumpur dan berkarang, daerah ini juga dipengaruhi oleh aliran sungai. Zona sungai memiliki jenis tumbuhan mangrove lebih banyak dibandingkan dengan zona darat dan zona laut. Tercatat 6 jenis mangrove yang terdapat pada zona sungai, yang sebagian jenisnya dapat dijumpai pada zona darat dan zona laut. Indeks nilai penting tertinggi adalah Rhizopora apiculata sebesar 122.99 %. Areal yang digenangi oleh pasang sedang didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora (Rusila, et al., 1999) sedangkan indeks nilai penting terendah adalah Avicenia alba sebesar 8.71 %. 2. Perbandingan Stok Karbon Pohon, Akar, Serasah dan Nekromasa Pada Zona Darat, Laut dan Sungai Karbon organik pada pohon terbentuk dan tersimpan melalui proses fotosintesis CO2 atmosferik sebagai bahan baku fotosintesis akan dikonversi menjadi biomassa dan disimpan pada komponen tumbuhan baik diatas maupun di bawah permukaan tanah. Data pengukuran biomassa pohon kemudian dikonversi menjadi stok karbon. Pada zona darat dilakukan analisis one way ANOVA, untuk melihat perbandingan stok karbon yang terdapat pada 4 komponen karbon; pohon, akar, nekromassa dan serasah. 54 180,00 160,00 166,76 145,76 140,00 127,05 Ton/ha 120,00 100,00 Darat (Mg/ha) 80,00 Laut (Mg/ha) 65,83 59,46 51,84 60,00 Sungai(Mg/ha) 40,00 20,00 3,46 1,78 7,13 0,21 0,12 0,19 0,00 Pohon Akar Nekromassa Serasah Komponen Hutan Gambar 4.1. Stok Karbon di Berbagai Komponen omponen. Pada Gambar ambar 4.1 diatas bisa dilihat, komponen pohon memberikan kontribusi terbesar dalam penyimpanan karbon. Dari hasil ANOVA dengan menggunakan software Statistical Product and Service Solution 16.0 (SPSS ( 16.0),, kita bisa melihat bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000 0,00 (Lampiran). Nilai signifikansi atau p-value juga mengizinkan kita untuk menolak hipotesis nol pada tingkat signifikansi 5%. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara ke-44 komponen tersebut, minimal ada satu di antara keempat komponen hutan itu yang memberikan stok karbon yang berbeda dari yang lainya. 55 Pada zona laut, komponen-komponen hutan seperti serasah dan nekromassa juga berperan dalam menyimpan karbon, walaupun tidak sebesar stok karbon dalam biomassa pohon. Pada grafik (Gambar 4.1) dapat dilihat bahwa pemasok stok karbon terbesar dari beberapa komponen-komponen hutan adalah stok karbon pohon sedangkan yang terkecil adalah stok karbon serasah. Serasah yang jatuh biasanya tersapu oleh air laut sehingga pada lantai hutan hanya sedikit dari serasah yang bisa ditemukan, itulah kenapa serasah menjadi pemasok terkecil dalam keseluruhan stok karbon. Pada zona laut pemasok stok karbon terbesar adalah komponen biomassa pohon dan pemasok stok karbon terkecil adalah serasah. Zona laut pemasok stok karbon terbesar adalah biomassa pohon, ditempat kedua adalah biomassa akar. Dalam Hairiah et al. (2007) disebutkan mengestimasi penyimpanan C pada akar pohon di hutan tropika basah dengan menggunakan nilai terpasang (default value) nisbah tajuk: akar, yaitu 4:1 untuk pohon di lahan kering, 10:1 untuk pohon di lahan basah dan 1:1 untuk pohon di tanah-tanah miskin. Dari uji ANOVA, kita bisa melihat bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000. Nilai signifikansi atau p-value ajuga mengizinkan kita untuk menolak hipotesis nol pada tingkat signifikansi 5%. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara ke-4 komponen tersebut, minimal ada satu di antara keempat komponen hutan itu yang memberikan stok karbon yang berbeda dari yang lainya. 56 Pada zona sungai juga dilakukan analisis statistik perbandingan stok karbon yang dihasilkan oleh komponen-komponen hutan. Analisis ini juga menggunakan software SPSS. Dari uji ANOVA dengan menggunakan SPSS, kita bisa melihat bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,000. Nilai signifikansi atau pvalue juga mengizinkan kita untuk menolak hipotesis nol pada tingkat signifikansi 5%. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan, minimal ada satu di antara keempat komponen hutan itu yang memberikan stok karbon yang berbeda dari yang lainya. 3. Perbandingan Nilai Stok Karbon Pohon pada Zona Darat, Zona Laut dan Zona Sungai Chave et al. (2005) menyatakan bahwa perkiraan jumlah biomassa diatas tanah, terutama pohon terkait diameter pohon, berat jenis dan tinggi pohon, serta tipe hutan menurut iklim (kering, lembab dan basah). Hasil penghitungan statistik, stok karbon pohon pada zona darat, zona laut dan zona sungai tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini diduga terkait dengan kerapatan, vegetasi yang menyusun zona dan ukuran diameter pohon. Pada zona darat, zona laut dan zona sungai memiliki kerapatan yang tidak jauh berbeda dan vegetasi mangove yang menyusun zona darat, zona laut dan zona sungai hampir sama banyak dengan jenis yang sama serta diameter pohon yang pada umumnya berukuran kecil dan sedang. Berarti dapat diartikan pula bahwa vegetasi pada 57 zona darat, zona laut dan zona sungai sama-sama penting dalam menyumbang penyimpanan karbon. Hasil pengukuran stok karbon pada penelitian ini menunjukan bahwa stok karbon yang terbesar adalah pada zona sebesar 234,57 ton/ha, disusul oleh zona darat sebesar 209,16 ton/ha dan zona sungai sebesar186,36 ton/ha. Jumlah stok karbon pada zona-zona tersebut lebih besar dari stok karbon di hutan mangrove yang terdapat di kawasan pesisir Pulau Dua yang tercatat sebesar 51,31 ton/ha (Wulansari, 2008). Hal ini tidak menjadi masalah karena jumlah stok karbon tersimpan antar lahan berbeda-beda, tergantung pada keragaman dan kerapatan tumbuhan yang ada, jenis tanahnya serta cara pengelolaannya. Penyimpanan stok karbon suatu lahan menjadi lebih besar bila kondisi kesuburan tanahnya baik, atau dengan kata lain jumlah karbon tersimpan di atas tanah (biomasa tanaman) ditentukan oleh besarnya jumlah karbon tersimpan di dalam tanah (Hairiah et al., 2007). Tercacat juga hutan mangrove sekunder di BKPH Ciasem, KPH Purwakarta menyimpan stok karbon 54,1 – 182,5 ton/ha (Masripatin, N. et al., 2010).