PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2008

advertisement
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 120/PMK.05/2008
TENTANG
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI
PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,
DAN REKENING PEMBANGUNAN DAERAH PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang
:
a. bahwa berdasarkan Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, piutang negara/daerah dapat
dihapuskan secara mutlak atau bersyarat dari pembukuan, kecuali
mengenai piutang negara/daerah yang cara penyelesaiannya diatur
tersendiri dalam undang-undang;
b. bahwa pedoman penghapusan piutang negara/daerah tersebut, telah
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah;
c. bahwa untuk mendukung pelayanan air minum dan kebutuhan air
bersih sebagai salah satu program Millenium Development Goals yang
dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa, perlu meningkatkan
kualitas pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum sebagai institusi
penyedia air bersih dan air minum;
d. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum, dan memperhatikan Rapat Koordinasi
Terbatas tanggal 18 April 2008 dan tanggal 29 Mei 2008 yang dipimpin
oleh Wakil Presiden, diperlukan peran serta Pemerintah untuk
mewujudkan Perusahaan Daerah Air Minum yang sehat, dengan
membantu melakukan penyelesaian atas piutang negara pada
Perusahaan Daerah Air Minum;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber Dari
Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, Dan
Rekening Pembangunan Daerah Pada Perusahaan Daerah Air Minum;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-22. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Antara Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Negara/Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 33);
6. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 347a/KMK.017/2000 tentang
Pengelolaan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) sebagaimana telah
diubah
dengan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
221/PMK.05/2007;
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 346/KMK.017/2000 tentang
Pengelolaan Rekening Dana Investasi;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.06/2005 tentang
Tambahan
Atas
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
346/KMK.017/2000 tentang Pengelolaan Rekening Dana Investasi;
10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 131/KMK.01/2006 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2007;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
:
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYELESAIAN
PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN
PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI, DAN
REKENING PEMBANGUNAN DAERAH PADA PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-3BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan:
1. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
2. Direktur Jenderal adalah
Departemen Keuangan.
Direktur
Jenderal
Perbendaharaan,
3. Kepala Daerah adalah Gubernur bagi Pemerintah Provinsi, Bupati bagi
Pemerintah Kabupaten, dan Walikota bagi Pemerintah Kota.
4. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah unit pengelola dan
pelayanan air minum kepada masyarakat milik Pemerintah Daerah.
5. Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada
Pemerintah Pusat dan/atau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai
dengan uang sebagai akibat perjanjian/akibat lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang
sah.
6. Pokok adalah jumlah pinjaman/penerusan pinjaman yang telah ditarik
dan/atau ditambah bunga atau biaya administrasi masa tenggang
yang dikapitalisasi.
7. Bunga atau Biaya Administrasi (khusus untuk perjanjian pinjaman RDI
dan RPD), yang selanjutnya disebut Bunga adalah beban yang timbul
sebagai akibat atas penarikan pokok pinjaman sebagaimana ditetapkan
dalam perjanjian pinjaman.
8. Denda adalah beban yang timbul akibat keterlambatan dan/atau
kekurangan pembayaran.
9. Tunggakan Pokok adalah piutang negara berupa pokok yang tidak
dibayar pada tanggal jatuh tempo.
10. Tunggakan Non-Pokok adalah piutang negara berupa bunga, biaya
komitmen, dan denda yang tidak dibayar pada tanggal jatuh tempo.
11. Kapasitas Fiskal adalah Gambaran kemampuan keuangan daerah,
yang dicerminkan melalui pendapatan daerah, tidak termasuk Dana
Alokasi Khusus, Dana Darurat, dan penerimaan lain yang
penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu,
dikurangi dengan belanja pegawai serta dikaitkan dengan jumlah
penduduk miskin.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-412. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
13. Cut-off Date adalah tanggal yang ditentukan sebagai dasar perhitungan
kewajiban utang dalam rangka penyelesaian piutang negara.
14. Penghapusan Secara Bersyarat adalah penghapusan kewajiban bunga
dan denda atas Piutang Negara pada PDAM yang tertunggak sampai
dengan Cut-Off Date.
15. Business Plan adalah dokumen yang disusun oleh PDAM berisi rencana
perbaikan kinerja PDAM yang terdiri dari aspek teknis, manajemen,
dan keuangan.
16. Tarif adalah tarif rata-rata sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah
Air Minum.
17. Biaya Dasar adalah biaya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan
Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air
Minum.
18. Komite adalah tim yang dibentuk oleh Menteri Keuangan yang terdiri
dari Komite Kebijakan dan Komite Teknis dan beranggotakan para
pejabat Departemen Keuangan, Departemen Pekerjaan Umum,
Departemen Dalam Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional
(Bappenas),
dan
Badan
Pengawasan
Keuangan
Pembangunan (BPKP).
Pasal 2
Penyelesaian Piutang Negara yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan ini meliputi Piutang Negara yang bersumber dari Penerusan
Pinjaman Luar Negeri (Subsidiary Loan Agreement/SLA), Pinjaman
Rekening Dana Investasi (RDI), dan Pinjaman Rekening Pembangunan
Daerah (RPD), yang disalurkan pada PDAM.
Pasal 3
Penyelesaian Piutang Negara pada PDAM bertujuan untuk:
a. mengurangi beban keuangan PDAM;
b. memperbaiki manajemen PDAM; dan
c. membantu PDAM untuk mendapatkan sumber pembiayaan untuk
keperluan investasi.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-5BAB II
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA
Pasal 4
(1) Penyelesaian Piutang Negara pada PDAM didasarkan atas kinerja
PDAM dan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Penghapusan atas seluruh Tunggakan Non-Pokok, atau kombinasi
antara penghapusan atas sebagian Tunggakan Non-Pokok dan
penghapusan melalui mekanisme Debt Swap to Investment; dan
b. Penjadualan kembali atas seluruh Tunggakan Pokok.
(2) Debt Swap to Investment sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
adalah penghapusan utang yang dilakukan dengan mekanisme
pertukaran sebagian Tunggakan Non-Pokok dengan kegiatan/proyek
investasi yang dibiayai dari dana PDAM dan/atau APBD.
Pasal 5
(1) Penghapusan Piutang Negara pada PDAM diberlakukan terhadap
seluruh Tunggakan Non-Pokok.
(2) Penghapusan Piutang Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap yaitu Penghapusan Secara Bersyarat
dan penghapusan secara mutlak.
Pasal 6
PDAM yang menunjukkan kinerja sakit atau kurang sehat berdasarkan
laporan hasil audit kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
huruf b memperoleh penghapusan terhadap seluruh Tunggakan NonPokok.
Pasal 7
(1) PDAM yang menunjukkan kinerja sehat berdasarkan laporan hasil
audit kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b
diberikan kombinasi antara penghapusan atas sebagian Tunggakan
Non-Pokok dan penghapusan melalui mekanisme Debt Swap to
Investment.
(2) Kombinasi antara penghapusan atas sebagian Tunggakan Non-Pokok
dan penghapusan melalui mekanisme Debt Swap to Investment
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-6a. PDAM dengan Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah Tinggi
diberikan penghapusan sebesar 40% (empat puluh per seratus) dan
Debt Swap to Investment sebesar 60% (enam puluh per seratus) dari
keseluruhan Tunggakan Non-Pokok;
b. PDAM dengan Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah Sedang
diberikan penghapusan sebesar 50% (lima puluh per seratus) dan
Debt Swap to Investment sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari
keseluruhan Tunggakan Non-Pokok;
c. PDAM dengan Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah Rendah
diberikan penghapusan sebesar 60% (enam puluh per seratus) dan
Debt Swap to Investment sebesar 40% (empat puluh per seratus) dari
keseluruhan Tunggakan Non-Pokok.
Pasal 8
Dalam rangka penyelesaian Piutang
memenuhi pra kondisi sebagai berikut:
Negara,
PDAM
diwajibkan
a. Ditetapkan tarif lebih besar dari biaya dasar;
b. Pengangkatan direksi dilakukan melalui fit and proper test oleh
Gubernur/Bupati/Walikota
berdasarkan
kriteria
sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini; dan
c. Business Plan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan
Menteri Keuangan ini, untuk periode selama 5 (lima) tahun (tahun
2008 sampai dengan tahun 2012) yang disusun oleh PDAM dan
disahkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
Pasal 9
Penjadualan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
b berlaku terhadap seluruh Tunggakan Pokok per Cut- off Date.
Pasal 10
Penentuan jangka waktu penjadualan kembali dan besaran angsuran
pengembalian Tunggakan Pokok yang dijadualkan, didasarkan atas
penilaian Komite terhadap laporan keuangan, kinerja, dan Business Plan
PDAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a, huruf b,
dan huruf d.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-7BAB III
TATA CARA PENGHAPUSAN TUNGGAKAN NON-POKOK
DAN PENJADUALAN TUNGGAKAN POKOK
Pasal 11
(1) PDAM menyampaikan permohonan penghapusan Tunggakan NonPokok dan penjadualan kembali Tunggakan Pokok kepada Menteri
melalui Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Daerah
dan DPRD.
(2) Permohonan penghapusan Tunggakan Non-Pokok dan penjadualan
kembali Tunggakan Pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara tertulis dengan melampirkan dokumen
pendukung sebagai berikut:
a. Laporan keuangan perusahaan 1 (satu) tahun terakhir yang telah
diaudit oleh auditor, tidak diperkenankan yang menunjukkan opini
tidak wajar (adverse) atau tidak memberikan pendapat (disclaimer),
kecuali opini disclaimer yang disebabkan oleh ketidakpastian
kelangsungan operasional (going concern);
b. Laporan hasil audit kinerja PDAM yang dilakukan oleh auditor
dalam hal ini BPKP dan/atau BPK;
c. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)/Rencana
Anggaran Biaya (RAB) PDAM 1 (satu) tahun terakhir;
d. Business Plan sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 huruf c; dan
e. Surat Pernyataan Kesanggupan Gubernur/Bupati/Walikota yang
berisi kesediaan Pemda selaku pemilik untuk memberikan
tambahan bantuan dana kepada PDAM sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah
yang dapat mendorong PDAM untuk memenuhi kewajibannya
sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III
Peraturan Menteri Keuangan ini.
Pasal 12
(1) Atas dasar permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
Komite melakukan analisis dan evaluasi.
(2) Dalam hal berdasarkan hasil analisis dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dinyatakan bahwa permohonan penghapusan
Tunggakan Non-Pokok dan penjadualan kembali Tunggakan Pokok
dapat disetujui, Menteri menetapkan persetujuan penyelesaian Piutang
Negara pada PDAM.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
(3) Dalam hal berdasarkan hasil analisis dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dinyatakan bahwa permohonan penghapusan
Tunggakan Non-Pokok dan penjadualan kembali Tunggakan Pokok
tidak dapat disetujui, maka Direktur Jenderal atas nama Menteri
memberitahukan penolakan penghapusan Tunggakan Non-Pokok dan
penjadualan kembali Tunggakan Pokok disertai dengan alasan
penolakannya.
Pasal 13
Berdasarkan penetapan persetujuan penyelesaian Piutang Negara pada
PDAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), ditetapkan
persetujuan Penghapusan Secara Bersyarat sesuai dengan kewenangan
penetapan penghapusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.
Pasal 14
Dalam hal persetujuan Penghapusan Secara Bersyarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 telah ditetapkan, dilakukan perubahan
perjanjian pinjaman dan/atau perubahan perjanjian penerusan pinjaman
antara Direktur/Direktur Utama PDAM dengan Direktur Jenderal.
Pasal 15
Penghapusan secara mutlak atas Tunggakan Non-Pokok ditetapkan
paling cepat 2 (dua) tahun sejak tanggal ditetapkannya Penghapusan
Secara Bersyarat, setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap
realisasi Business Plan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf (c).
BAB IV
KEWENANGAN PENETAPAN PENGHAPUSAN
Pasal 16
Penghapusan Secara Bersyarat dan penghapusan secara mutlak atas
Piutang Negara pada PDAM dilakukan oleh:
a. Menteri untuk jumlah sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah);
b. Presiden untuk jumlah lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);
dan
c. Presiden dengan persetujuan DPR untuk jumlah lebih dari
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
Pasal 17
Dalam hal Piutang Negara dalam satuan mata uang asing, nilai piutang
yang dihapuskan secara bersyarat dan secara mutlak adalah nilai yang
setara dengan nilai kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada Cut-off
Date.
BAB V
PELAPORAN
Pasal 18
(1) Selama periode penyelesaian piutang, PDAM wajib menyampaikan
dokumen sebagai berikut:
a. Laporan Pelaksanaan Business Plan;
b. Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja yang telah diaudit; dan
c. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)/Rencana
Anggaran
Biaya
(RAB)
PDAM yang
telah
disahkan
Gubernur/Bupati/ Walikota/Badan Pengawas.
(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b
disampaikan kepada Menteri c.q Direktur Jenderal paling lambat pada
tanggal 31 Juli untuk dokumen tahun sebelumnya.
(3) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c disampaikan
kepada Menteri c.q Direktur Jenderal paling lambat pada tanggal
1 Maret tahun berjalan.
BAB VI
EVALUASI DAN PEMANTAUAN
Pasal 19
(1) Komite melakukan evaluasi dan pemantauan pelaksanaan Business
Plan secara periodik selama 5 (lima) tahun, yaitu paling sedikit 2 (dua)
kali dalam tahun pertama dan kedua serta 1 (satu) kali dalam tahun
ketiga dan tahun selanjutnya.
(2) Dalam hal hasil evaluasi dari pemantauan mengindikasikan
penyimpangan pelaksanaan Business Plan, Komite menyampaikan
rekomendasi kepada Menteri untuk memberikan peringatan tertulis
kepada PDAM dan/atau Gubernur/Bupati/Walikota.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-10BAB VII
REVISI BUSINESS PLAN
Pasal 20
Revisi Business Plan dapat dilakukan oleh PDAM dengan persetujuan
Direktur Jenderal dalam hal asumsi-asumsi dalam Business Plan tidak
dapat terlaksana karena di luar kontrol direksi termasuk hal-hal yang
dianggap sebagai keadaan kahar (force majeure).
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 21
Tanggal ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku sebagai
Cut-off Date perhitungan Piutang Negara.
Pasal 22
(1) Terhadap kewajiban pembayaran Tunggakan Pokok yang dijadualkan
serta utang pokok yang belum jatuh tempo sampai dengan
ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan ini, berlaku tingkat Bunga
sebagaimana
ditetapkan
dalam
masing-masing
perjanjian
pinjaman/penerusan pinjaman.
(2) PDAM yang melakukan percepatan pelunasan seluruh pinjaman
terhitung sejak terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor
107/PMK.06/2005 tentang Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara
Yang Bersumber Dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening
Dana Investasi, Dan Rekening Pembangunan Daerah sampai dengan
tanggal ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan ini, diberikan
insentif yang pengaturannya akan ditetapkan tersendiri.
(3) PDAM kategori kondisi pinjaman lancar yaitu yang melakukan
pembayaran tepat jumlah dan tepat waktu, terhitung mulai tanggal
diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.06/2005
tentang Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber
Dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, Dan
Rekening Pembangunan Daerah sampai dengan tanggal ditetapkannya
Peraturan Menteri Keuangan ini, diberikan insentif sebagai berikut:
a. Penurunan sebanyak 2% (dua per seratus) dari tingkat Bunga yang
ditetapkan dalam perjanjian pinjaman/perjanjian penerusan
pinjaman; dan/atau
b. Bantuan program dan bantuan teknis,
yang pengaturannya akan ditetapkan tersendiri.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-11-
(4) Penurunan tingkat bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
berlaku sejak tanggal ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan ini
sampai dengan masa pinjaman berakhir.
Pasal 23
(1) PDAM yang melakukan kerjasama dengan pihak swasta asing
maupun swasta dalam negeri tidak diperkenankan mengikuti
penyelesaian Piutang Negara sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan ini.
(2) Ketentuan mengenai penyelesaian Piutang Negara pada PDAM yang
melakukan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan
diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal setelah berkoordinasi dengan
Direktur Jenderal Cipta Karya.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 24
Terhadap usulan penyelesaian Piutang Negara yang sedang dalam proses
penilaian sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan ini
pemrosesannya mengikuti ketentuan sebagaimana yang diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan ini.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan ini, maka Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.06/2005 tentang Optimalisasi
Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan Pinjaman
Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, Dan Rekening Pembangunan
Daerah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-12-
Pasal 26
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Agustus 2008
MENTERI KEUANGAN,
TTD
SRI MULYANI INDRAWATI
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
NOMOR 1202/PMK.05/2008 TANGGAL 19
AGUSTUS 2008 TENTANG PENYELESAIAN
PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER
DARI
PENERUSAN PINJAMAN LUAR
NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,
DAN
REKENING
PEMBANGUNAN
DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM
KRITERIA PENGANGKATAN DIREKSI PDAM
1. Proses Pelaksanaan Fit & Proper Test di dan oleh Daerah:
1.1. Dilakukan oleh tim independen dapat berupa:
1.1.1. Tim yang dibentuk oleh Pimpinan Daerah
1.1.2. Pihak ketiga yang ditugasi oleh Pimpinan Daerah
1.1.3. Gabungan ke dua Tim di atas.
1.2. Tim independen yang dibentuk oleh Pimpinan Daerah paling tidak terdiri dari
unsur-unsur: Pemda dan Dewan Pengawas PDAM.
1.3. Pihak ketiga yang ditugasi oleh Pimpinan Daerah dipilih berdasarkan proses
yang transparan dan kompetitif.
1.4. Pimpinan Daerah menetapkan kriteria penilaian sesuai Kriteria Penilaian
Umum yang ditetapkan berdasarkan PMK ini serta kriteria lain berdasarkan
kondisi masing-masing daerah dan permasalahan dan tantangan spesifik yang
dihadapi PDAM bersangkutan.
1.5. Kesempatan untuk mengikuti fit & proper test diumumkan secara terbuka,
paling tidak diumumkan di surat kabar daerah, lengkap dengan kriteria umum
yang dibutuhkan dan tahapan yang harus dilakukan oleh peserta fit & proper
test.
1.6. Pengumuman untuk mengikuti fit & proper test dilakukan dalam waktu 1 (satu)
bulan untuk para peminat melakukan proses pendaftaran, termasuk
melengkapi dokumen sesuai persyaraan umum yang diumumkan.
1.7. Hasil penilaian Tim Independen diumumkan secara terbuka kepada publik,
setelah mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
1.8. Tanggapan keberatan atas pengumuman tersebut dapat diajukan Selama 2 (dua)
minggu setelah diumumkan sebelum ditetapkan oleh Pimpinan Daerah.
1.9. Keseluruhan proses fit & proper test sampai dengan penetapan oleh Kepala
Daerah dilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
2. Kualifikasi Calon Direksi
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
Usia maksimum pada saat pendaftaran adalah 50 tahun.
Berpengalaman dalam bidang manajemen perusahaan selama minimal 5 tahun.
Latar belakang pendidikan minimum S1
Mampu menjelaskan Visi & Misi yang tepat dalam mengembangkan pelayanan
air minum pada PDAM yang bersangkutan
2.5. Mampu menjabarkan strategi pelaksanaan Business Plan PDAM yang
bersangkutan secara efektif dan efisien.
2.6. Mampu bekerjasama dengan jajaran direksi lain dalam mencapai tujuan
pelayanan PDAM sesuai Visi, Misi, dan menyatakan mampu melakukan
Business Plan Perusahaan.
2.7. Diutamakan yang memiliki pengalaman terkait manajemen air minum.
3. Tata Kerja
3.1. Bersedia menandatangani kontrak untuk melaksanakan Business Plan yang
sudah disahkan oleh Gubernur/Walikota/Bupati.
3.2. Bersedia menandatangani kontrak berbasis kinerja dengan Pemda yang
bersangkutan dalam memimpin operasi pelayanan air minum dengan rincian
penghargaan (insentif) dan konsekuensi (penalti) yang jelas, lengkap, dan
disetujui antara Pemda dengan Direksi yang terpilih.
______________________________________________________________________________
MENTERI KEUANGAN,
SRI MULYANI INDRAWATI
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
NOMOR 120/PMK.05/2008 TANGGAL 19
AGUSTUS
2008
TENTANG
PENYELESAIAN
PIUTANG
NEGARA
YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN
PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING
DANA INVESTASI, DAN REKENING
PEMBANGUNAN
DAERAH
PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
BUSINESS PLAN
PDAM PROPINSI/KABUPATEN/KOTA
……………
PERIODE 2008 - 2012
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Daftar Isi
I.
Kondisi Saat Ini ......................................................................................
1.1 Data Umum .......................................................................................
1.2 Aspek Teknis ......................................................................................
1.3 Aspek Manajemen ............................................................................
1.4 Aspek Keuangan ...............................................................................
II. Permasalahan, Penyebab Masalah, dan Rencana Tindak
Perbaikan
1.1 Aspek Teknis
1.2 Aspek Manajemen
1.3 Aspek Keuangan
1.4 Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan
III. Usulan Penjadwalan Kembali Tunggakan Pokok …………………
IV. Rencana Pencapaian Target Per Tahun................................................
Hal .........
Hal .........
Hal .........
Hal .........
Hal .........
Hal .........
Hal .........
Hal .........
Hal .........
Hal .........
Hal .........
Hal .........
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
I.
KONDISI SAAT INI
Gambaran kondisi PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota ………. per 31
Desember 2007 adalah sebagai berikut :
1.1. Data Umum
a. Berdasarkan data kependudukan pada tahun 2007 untuk
Propinsi/Kabupaten/Kota …….. dengan proyeksi rata-rata
pertumbuhan…% (rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun per
kabupaten/kota), dari ……jiwa pada tahun 2006 menjadi …..jiwa
pada tahun 2007. Cakupan pelayanan PDAM mengalami
peningkatan/penurunan dari ………% pada tahun 2006 menjadi
…….% pada tahun 2007.
b. Jumlah sistem yang digunakan PDAM saat ini sebanyak ….. unit
dengan rincian seperti terlihat pada tabel berikut ini.
No.
Lokasi
1
Lokasi 1
2
Lokasi 2
3
Lokasi 3
4
dan
seterusnya
Jenis Sumber
Kapasitas (lt/detik)
Terpasang Produksi
Mata
Air/Air
Pemukaan/
Sumur
Dalam/Lain-lain
Mata
Air/Air
Pemukaan/
Sumur
Dalam/Lain-lain
Mata
Air/Air
Pemukaan/
Sumur
Dalam/Lain-lain
Jumlah
Jenis sistem yang digunakan adalah ……….., sedangkan sumber
yang dimanfaatkan adalah …………... Sistem pengaliran yang
dilakukan selama untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat adalah
dengan ………….
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-4c. Water meter induk yang digunakan PDAM saat ini sebanyak
…….unit yang terdiri dari ……di unit produksi, dan …… di unit
distribusi. Dari water meter yang digunakan, kondisi water meter
yang masih akurat sebanyak …..unit di unit produksi dan ……unit di
unit distribusi sedangkan sisanya mengalami kerusakan/tidak
akurat yang disebabkan …………….
1.2. Aspek Teknik
a. Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang
adalah …….l/detik, sedangkan jumlah kapasitas yang dioperasikan
adalah sebesar …….l/detik. Besarnya selisih antara kapasitas
terpasang dengan kapasitas yang dioperasikan (idle capacity)
karena…………
b. Pada saat ini jam operasi produksi air minum berjalan selama
……jam dan operasi distribusi dilakukan selama ……jam per hari.
c. Produksi
air
per
31
Desember
2007
mengalami
peningkatan/penurunan sebesar ….% dibanding tahun 2006, dimana
jumlah produksi pada tahun 2006 air sebesar ……… m3 menjadi
…….m3 pada tahun 2007.
d. Sedangkan
jumlah
air
yang
didistribusikan
mengalami
peningkatan/penurunan yaitu dari …..m3 pada tahun 2006 menjadi
……..m3 pada tahun 2007 sebesar ……….m3, karena……..
e. Selengkapnya data produksi dan distribusi dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tahun Tahun
No.
Uraian
2006
2007
1
Kapasitas Terpasang (l/detik)
2
Kapasitas Dioperasikan (l/detik)
3
Kapasitas Menganggur / idle capacity (l/detik)
4
Operasi Produksi (Jam)
5
Operasi Distribusi (Jam)
6
Jumlah Produksi Air
- Produksi Instalasi PDAM (000 m3/tahun)
7
- Pembelian Air dari Pihak Lain (000
m3/tahun)
Jumlah air didistribusikan (000 m3/tahun)
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-51.3. Aspek Manajemen
a. Selama 2 tahun terakhir jumlah kehilangan air (selisih produksi
dengan air terjual) mengalami penurunan/peningkatan, yaitu
…….m3 pada tahun 2006 atau setara dengan ….% kemudian
……..m3 atau …….% pada tahun 2007, karena …….
b. Tarif dasar air minum saat ini adalah Rp. …………/m3 yang
ditetapkan
melalui
surat
keputusan
Gubernur/Bupati/Walikota……..No…. tanggal……. dan berlaku
efektif sejak tanggal…..bulan…..tahun……….Sedangkan tarif
sebelumnya adalah Rp. ……./m3 yang ditetapkan melalui surat
keputusan Gubernur/Bupati/Walikota……..No….tanggal……. Tarif
tersebut …..% dibanding dengan biaya produksi.
c. Jangka waktu penagihan piutang PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota
……
selama
2
tahun
terakhir
mengalami
perubahan
(peningkatan/penurunan)/ tidak mengalami perubahan yaitu dari
…..hari pada tahun 2006 menjadi …..hari pada tahun 2007.
d. Rasio karyawan PDAM per 1000 pelanggan selama 2 tahun terakhir
mengalami perubahan (peningkatan/penurunan) dari tahun
2006…….orang menjadi …….orang, pada tahun ke 2007……orang,
karena…..
e. Jumlah pelanggan selama 2 tahun terakhir mengalami
peningkatan/penurunan yaitu dari ……SL pada tahun 2006 menjadi
…….SL pada tahun 2007, karena ………
f. Jumlah pelanggan yang water meternya tidak berfungsi sebanyak
………. SL, karena ……………
g. Jumlah penjualan air selama 2 tahun terakhir mengalami
peningkatan/ penurunan yaitu dari ………m3 pada tahun 2006
kemudian menjadi …….m3 pada tahun 2007. Penjualan air kepada
pelanggan
terbanyak
adalah
jenis
pelanggan
Rumah
Tangga/Niaga/Industri, yaitu sebesar …..% dari jumlah air terjual.
h. Cakupan pelayanan pada tahun 2007 adalah sebesar ....% dari jumlah
penduduk Kabupaten/Kota .......... Rendahnya/tingginya cakupan
pelayanan tersebut karena ………….
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-6i. Selengkapnya data jumlah pelanggan dan penjualan air menurut
golongan pelanggan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No.
Uraian
1
Jumlah Kehilangan Air (sesuai hasil
audit) (000 m3/tahun)
Tarif Air Minum
a. Tarif Dasar (Rp./m3)
b. Nomor & Tanggal Surat Keputusan
c. Berlaku Efektif per tanggal
Jangka Waktu Penagihan Piutang
(hari)
Jumlah Karyawan per 1000 pelanggan
(orang)
a. Jumlah Pelanggan (unit)
- Sosial dan Hidran Umum
- Rumah Tangga
- Instansi Pemerintah
- Niaga
- Industri
- Khusus
- Lain-lain
b. Jumlah Pelanggan Water Meter
Tidak Berfungsi (unit)
Jumlah Air Terjual (000 m3/tahun)
- Sosial (000 m3/tahun)
- Rumah Tangga (000 m3/tahun)
- Instansi Pemerintah (000 m3/tahun)
- Niaga (000 m3/tahun)
- Industri (000 m3/tahun)
- Khusus (000 m3/tahun)
- Lain - lain (000 m3/tahun)
2
3
4
5
6
Tahun
2006
Tahun
2007
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-71.4. Aspek Keuangan
Kondisi keuangan PDAM selama 2 tahun terakhir adalah sebagai
berikut :
a. Pendapatan
penjualan
air
&
pendapatan
lain-lain
meningkat/menurun ……% dari sebesar Rp. ………… pada tahun
2006 menjadi Rp. ……..pada tahun 2007, peningkatan/penurunan
tersebut terjadi karena…..
b. Biaya operasional mengalami peningkatan/penurunan ……% dari
sebesar Rp. ………… pada tahun ke-(n-3) menjadi Rp. ……..pada
tahun (n-2), peningkatan/penurunan ……% dari sebesar Rp. ……
pada tahun ke-(n-2) menjadi Rp. ………..pada tahun ke-(n-1), yang
diakibatkan dari …………
c. Saldo Kas PDAM selama 2 tahun terakhir mengalami
peningkatan/penurunan ……% dari sebesar Rp. ………… pada
tahun 2006 menjadi Rp. ……..pada tahun 2007, yang diakibatkan
oleh…………
d. Posisi pinjaman pinjaman PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota ………..
sampai dengan cut-off date berdasarkan hasil Rekonsiliasi pada
tanggal ………….. tahun ………. adalah sebagai berikut :
No.
Uraian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pokok
Bunga
Jasa Bank
Biaya Komitmen
Denda bunga
Denda pokok
Jumlah
Kewajiban Pembayaran
YMH
Dibayar
Belum
Hak Tagih
Jatuh
Pemerintah
Tempo
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-8e. Kondisi keuangan PDAM selama 2 tahun terakhir selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Uraian
Tahun
2006
Tahun
2007
A. LABA/RUGI
…. -- sesuaikan dengan laporan audit
keuangan-B. ARUS KAS
….. -- sesuaikan dengan laporan audit
keuangan-C. NERACA
….. -- sesuaikan dengan laporan audit
keuangan--
II.
PERMASALAHAN, PENYEBAB MASALAH DAN RENCANA TINDAK
PERBAIKAN PDAM
Permasalahan utama, penyabab masalah yang dihadapi PDAM dan
rencana tindak perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah sebagai berikut :
2.1 Aspek Teknis
a. Masalah :………………………………..
- Penyebab permasalahan :
.................................................................................................. ………
- Rencana Tindak Perbaikan :
…………………………………………………………………………
b. Masalah :………………………………..
- Penyebab permasalahan :
.................................................................................................. ………
- Rencana Tindak Perbaikan :
…………………………………………………………………………
c. Dan seterusnya………..
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
2.2 Aspek Manajemen
a. Masalah :………………………………..
- Penyebab permasalahan :
.................................................................................................. ………
- Rencana Tindak Perbaikan :
…………………………………………………………………………
b. Masalah :………………………………..
- Penyebab permasalahan :
.................................................................................................. ………
- Rencana Tindak Perbaikan :
…………………………………………………………………………
c. Dan seterusnya………..
2.3 Aspek Keuangan
a. Masalah :………………………………..
- Penyebab permasalahan :
.................................................................................................. ………
- Rencana Tindak Perbaikan :
…………………………………………………………………………
b. Masalah :………………………………..
- Penyebab permasalahan :
- Rencana Tindak Perbaikan :
…………………………………………………………………………
c. Dan seterusnya………..
2.4 Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan
Dari rencana tindak perusahaan sebagaimana disebutkan di atas,
dibutuhkan dana investasi sebesar Rp. ……………………. dengan sumber
pendanaan :
1. PDAM
Rp. ……………………………….
2. APBD
Rp. ……………………………….
3. APBN
Rp. ……………………………….
4. Bank
Rp. ……………………………….
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-10III. USULAN PENJADWALAN KEMBALI TUNGGAKAN POKOK
Selain rencana tindak di atas, kami mengusulkan penjadwalan kembali
tunggakan hutang pokok untuk memperingan beban pengeluaran kas
PDAM. Adapun penjadwalan kembali tunggakan hutang pokok yang kami
usulkan adalah sebagai berikut :
No.
1.
2.
3.
Dst..
Tanggal Angsuran
Angsuran
IV. RENCANA PENCAPAIAN TARGET PER TAHUN
Adapun hasil yang akan dicapai dari rencana tindak perbaikan kinerja
PDAM tiap tahun adalah sebagai berikut :
No
Uraian
.
1. Proyeksi Kenaikan Tarif
Full Cost Recovery (%)
2. Tingkat kehilangan air (%)
3.
Cakupan pelayanan (%)
4.
6.
Jumlah pegawai per 1000
pelanggan (orang)
Jangka waktu penagihan
piutang (hari)
Rugi / Laba (Rp.)
7.
Investasi (Rp.)
8.
Saldo Kas (Rp.)
5.
Kondisi
Th.2007
Pencapaian Pada Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-11-
Lembar Persetujuan
Business Plan
Periode 2008 - 2012
Gubernur/Bupati/Walikota
Direktur PDAM
Provinsi/Kabupaten/Kota
.................................................
(...............................................)
(.....................................................)
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-12-
LAMPIRAN BUSINESS PLAN
Rincian permasalahan, penyebab, dan rencana tindak perbaikan
A. ASPEK TEKNIS
No. Permasalahan
1.
2.
3.
dst
B. ASPEK MANAJEMEN
No. Permasalahan
1.
2.
3.
dst
Penyebab Masalah
Rencana Tindak Perbaikan
Penyebab Masalah
Rencana Tindak Perbaikan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-13-
C. ASPEK KEUANGAN
No. Permasalahan
1.
2.
3.
dst
Penyebab Masalah
Rencana Tindak Perbaikan
MENTERI KEUANGAN,
SRI MULYANI INDRAWATI
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR
120432/PMK.05/2008
TANGGAL
19
AGUSTUS
2008
TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG
NEGARA YANG BERSUMBER DARI
PENERUSAN
PINJAMAN
LUAR
NEGERI,
REKENING
DANA
INVESTASI,
DAN
REKENING
PEMBANGUNAN DAERAH PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KOP SURAT
GUBERNUR / BUPATI /WALIKOTA .........................
CONTOH SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA
Nomor:
Dalam rangka pelaksanaan penyelesaian piutang negara pada PDAM
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:..... tanggal............, dengan ini
kami menyatakan bahwa dalam hal PDAM.........................tidak dapat melakukan
pembayaran utang yang telah jatuh tempo secara tepat waktu dan tepat jumlah
sebanyak 2 (dua) kali pada saat jatuh tempo kewajiban pembayaran angsuran
pinjaman, maka Pemerintah Daerah....... selaku pemilik bersedia untuk
memberikan tambahan bantuan dana kepada PDAM sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah yang dapat
mendorong PDAM untuk memenuhi kewajibannya.
Demikian surat
sebagaimana mestinya.
pernyataan
ini
dibuat
untuk
dapat
digunakan
MENGETAHUI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KETUA
GUBERNUR / BUPATI /
WALIKOTA
(NAMA LENGKAP)
..........................................................
(NAMA LENGKAP)
..........................................................
________________________________________________________________________
MENTERI KEUANGAN
SRI MULYANI INDRAWATI
Download