interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya

advertisement
PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JAS (JELAJAH
ALAM SEKITAR) MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP
DENGAN LINGKUNGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR
DAN KARAKTER ILMIAH SISWA
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
oleh
Sri Wahyuningsih
4001411028
JURUSAN IPA TERPADU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
i
ii
iii
ABSTRAK
Wahyuningsih, Sri. 2015. Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam
Sekitar) Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Terhadap Hasil
Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa. Skripsi. Jurusan IPA Terpadu Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing utama Parmin, M. Pd.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 1 Larangan
tentang pembelajaran IPA menunjukkan bahwa hasil belajar dan keaktifan siswa
rendah, dan ketuntasan belajar secara klasikal <60%. Pembelajaran belum
menumbuhkan karakter ilmiah siswa, dan lingkungan sekitar sekolah belum
termanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran
IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa di SMP Negeri 1 Larangan.
Desain penelitian ini adalah quasy experimental design yaitu nonequivalent
control group design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar dan karakter
ilmiah siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Ketuntasan belajar
klasikal kelas eksperimen sebesar 88,89% sedangkan kelas kontrol 79.41%. Uji
N-gain diperoleh nilai gain kelas eksperimen 0,56 dan kontrol 0,45 sehingga
keduanya termasuk peningkatan sedang. Analisis uji t signifikansi 5%
menghasilkan thitung 1,65 dan ttabel 2,00 artinya hasil belajar kognitif siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan. Persentase
karakter ilmiah kelas eksperimen 100% siswa berkarakter baik dan sangat baik,
sedangkan pada kelas kontrol 82,35% siswa berkarakter baik. Analisis uji t
signifikansi 5% diperoleh thitung 12,47 dan ttabel 2,00 artinya karakter ilmiah siswa
pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA
berpendekatan JAS kurang efektif terhadap hasil belajar dan efektif terhadap
karakter ilmiah siswa materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kata kunci: Pembelajaran IPA, Pendekatan JAS, Hasil belajar, Karakter ilmiah.
iv
ABSTRACT
Wahyuningsih, Sri. 2015. Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam
Sekitar) Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Terhadap Hasil
Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa. Skripsi. Jurusan IPA Terpadu Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing utama Parmin, M. Pd.
Based on observations and interviews in SMP Negeri 1 Larangan about science
learning shows that both of the student’s learning result and their activity are low
with mastery learning outcome <60%. The learning is not encourage to improve
the students’ scientific characters, as well as the environment around the school
has not been utilized as a source of learning. The aim of this research is to
describe the effectiveness of science teaching with JAS approach about creature
interaction with the environment on learning outcomes and student scientific
character. This research method is quasy experimental design, with a
nonequivalent control group design. The sampling technique was purposive
sampling. Data collection techniques obtained with written tests, questionnaires
and observation sheet. The results showed that the learning outcomes and
scientific character of the experimental class students better than the control
class. Mastery learning classical experimental class at 88.89% 79.41% while the
control class. Test N-gain values obtained experimental class gain control 0.56
and 0.45 so that both include a modest increase. T test analysis of significance of
5% yield tcount 1,65 and ttable 2,00 means the cognitive experimental class and
control class there is no significant difference. Percentage character class
scientific experiment 100% students of good character and very good, whereas
the control group 82.35% students of good character. T test analysis of
significance of 5% obtained t 1.29 and 1.67 ttable means scientific character of
students in the experimental class is better than the control class. Based on these
results, it can be concluded that the JAS approach less effective science teaching
on learning outcomes and effective on student scientific character material beings
interaction with the environment.
Keyword: Science Learning; JAS Approach; Learning Result and Scientific
Characters
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Segala sesuatu yang kita kerjakan kemarin, saat ini dan esok merupakan ladang
pahala, lakukan dengan senang dan ikhlas maka pekerjaan seberat apapun akan
terasa ringan.
Pekerjaan hebat dilakukan tidak dengan kekuatan, tetapi dilakukan dengan
ketekunan, kegigihan disertai dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih
dalam mengerjakannya.
Persembahan teruntuk keluarga tercinta:
1.
Untuk Bapak tercinta, Bapak Akhmad terima kasih untuk semangat dan
do’anya;
2.
Untuk Ibu tercinta, Ibu Suharti terima kasih untuk do’a, cinta dan kasih
sayang yang tulus diberikan kepada ananda;
3.
Untuk Kakakku tersayang, Mba Wiwi dan Mas Aziz terima kasih untuk
semangat, dukungan dan motivasinya;
4.
Serta untuk keponakanku Fathan dan Dheaz, terima kasih untuk senyuman
manis sebagai penyemangat yang luar biasa, serta
5.
Teman-teman Prodi Pendidikan IPA 2011 yang telah mengukir kenangan dan
perjuangan bersama.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW semoga kita menjadi umat yang mendapatkan syafa’atnya
kelak.
Pada kesempatan ini penulis dengan penuh syukur mempersembahkan
skripsi dengan judul “Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam
Sekitar Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya terhadap
Hasil Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa.” Skripsi ini tersusun dengan baik
berkat bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh banyak pihak, oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian kepada penulis.
2.
Prof. Dr. Sudarmin, M.Si selaku Ketua Jurusan IPA Terpadu Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian dan membantu kelancaran penulisan skripsi.
3.
Parmin, M.Pd selaku dosen pembimbing terima kasih atas bimbingan, arahan,
dan semangat yang diberikan kepada penulis.
4.
Sri Sukaesih, M.Pd sebagai penguji utama yang telah memberikan saran dan
masukan yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini.
5.
Novi Ratna Dewi, M.Pd sebagai penguji 1 yang telah memberikan saran dan
masukan yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini.
6.
Fuad Andriyanto, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Larangan yang
telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah.
7.
Ibu Nur Rohmah, S.Pd sebagai guru mata pelajaran IPA yang telah
memberikan
do’a,
semangat,
bimbingan,
dan
berkenan
membantu
pelaksanaan penelitian.
8.
Siswa kelas 7E, 7F, 7G, 7H , dan 8H SMP Negeri 1 Larangan yang telah
membantu proses penelitian.
vii
9.
Teman-temanku lumi, mba Elfa dan mba Annisa yang telah membantu
peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
10. Keluarga tercinta (bapak, ibu, mba Wiwi, mas Aziz, Fathan dan Dheaz) yang
telah memberikan semangat, dukungan dan mendo’akan selalu demi
kelancaran serta kesuksesan dalam pengerjaan skripsi ini.
11. Seluruh mahasiswa Pendidikan IPA 2011yang telah memberikan semangat,
inspirasi dan kenangan yang indah selama menempuh pendidikan bersama.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Semarang, Mei 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
PERNYATAAN
……………………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iii
ABSTRAK…………………………………………………………..……...… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. v
PRAKATA ………….……………………………………………………… vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL ..………………………………………………... ……..... xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………...…….... xii
DAFTAR LAMPIRAN ……..……………………………………..…….….. xiii
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 4
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 4
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 5
1.5. Penegasan Istilah …………………………………………………….. . 5
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teoritis ……………………………………………….......... 8
2.2
Penelitian yang Relevan ……………………………………………… 19
2.3
Kerangka Berpikir ………………………………………………...….. 20
2.4
Hipotesis ……………………………………………………………… 22
3. METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………… 23
3.2
Populasi dan Sampel …………………………………………………. 23
3.3
Variabel Penelitian…………………………………………………… 24
3.4
Desain Penelitian …………………………………………………….. 24
3.5
Prosedur Penelitian…………………………………………………… 25
3.6
Pengumpulan Data ………………………… ………….…………… 29
ix
3.7
Uji Instrumen Tes ..………………………………………………...… 29
3.8
Metode Analisis Data …………..……...…………………………...... 34
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ……………………………………………….…..….. 42
4.2
Pembahasan ………………………………………………………..… 48
5. PENUTUP
5.1
Simpulan ……………………………………………………….……. 58
5.2
Saran ……………………………………………………...….……… 58
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…. 59
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 62
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1. Indikator Penilaian Sikap (Karakter Ilmiah) ……………………………….. 17
3.1. Jumlah Populasi Penilaian………………………………………………….. 23
3.2. Rincian Kegiatan pada Kelas Eksperimen ………………………………… 28
3.3. Rincian Kegiatan pada Kelas Kontrol …………………………………….. 28
3.4. Rekapitulasi hasil analisis butir soal …..…………………………………… 33
3.5. Hasil analisis normalitas populasi …………………………………………. 35
3.6 Hasil analisis normalitas pre test dan post test ……………………………. . 36
3.7 Hasil analisis homogenitas pre test dan post test ………..…………………. 38
3.8 Kriteria Skor Karakter Ilmiah dengan Teknik Penilaian Diri …………..….. 39
3.9. Kriteria Nilai Karakter Ilmiah ……………………………………………. 39
3.10. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa dan Guru ……………….. 41
4.1. Hasil AnalisisNilai Akhir Siswa …………………………………………… 42
4.2 Perbandingan Nilai Pre Test-Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol …… 44
4.3 Hasil Analisis N-Gain ……………………………………………………… 44
4.4 Hasil Analisis Data Kriteria Karakter Ilmiah Siswa ……………………….. 45
4.5. Hasil Analisis Peningkatan Karakter Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen ...…. 46
4.6. Hasil Analisis Peningkatan Karakter Ilmiah Siswa Kelas Kontrol ………..46
4.7. Hasil Analisis Kategori Aspek Karakter Ilmiah Klasikal ………………… 47
4.8. Hasil Analisis Tanggapan Siswa …………………………………………. 48
xi
……………
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1. Kerangka Berpikir …………………………………………………………. 21
3.1. Desain Nonequivalent Control Group Design …………………………….. 25
4.1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ……………………………………………. 43
4.2. Perbedaan Rata-rata Nilai Klasikal Karakter Ilmiah ………………………. 46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Silabus kelas eksperimen……………………………………………..…… 62
2.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas eksperimen …………… 64
3.
Silabus kelas kontrol ……………………………………………………... 74
4.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas kontrol ………………... 76
5.
Rubrik dan lembar observasi karakter ilmiah …………………………….. 85
6.
Angket penilaian diri karakter ilmiah ……………...…………………….. 87
7.
Kisi-kisi dan angket tanggapan siswa …………………………………….. 88
8.
Kisi-kisi dan angket tanggapan guru …………………………………….. 90
9.
Analisis soal uji coba …………………………………………………….. 92
10. Kisi-kisi soal pre test dan post test ………………………………………. 95
11. Soal pre test ………………………………………………………………. 96
12. Analisis normalitas dan homogenitas populasi ………………………… 103
13. Analisis normalitas dan homogenitas nilai pre test …………………….. 109
14. Analsis normalitas dan homogenitas nilai post test ……………………... 112
15. Analisis nilai akhir dan ketuntasan belajar klasikal………………….. 115
16. Analisis uji t hasil belajar……………………………………………… 118
17. Analisis uji N-Gain …………………………………………………….120
18. Analisis penilaian karakter ilmiah …………………………………..... 122
19. Analisis uji t karakter ilmiah………………………………………….. 128
20. Hasil perbandingan karakter ilmiah ………………………………….. 130
21. Peningkatan karakter ilmiah ………………………………………….. 132
22. Kategori aspek karakter ilmiah masing-masing kelas ……………….. 133
23. Analisis tanggapan siswa dan guru …………………………………. 134
24. Contoh LKS dan LDS yang dikerjakan siswa ………………………… 136
25. Contoh angket penilaian diri yang diisi siswa………………………… 146
26. Contoh angket tanggapan siswa yang diisi siswa ……………………. 147
27. Angket tanggapan yang sudah diisi guru …………………………….. 148
28. Lembar observasi yang sudah diisi observer ………………………… 149
xiii
29. Dokumentasi kegiatan pembelajaran …………………………………….. 151
30. Surat ijin melaksanakan penelitian …………………………………...….. 153
31. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian …………………...……. 154
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam (IPA) tidak hanya berupa kumpulan pengetahuan
yang menyangkut fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga merupakan proses
penemuan. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu mengenai kejadian atau
peristiwa alam yang terjadi di lingkungan sekitar secara sistematis, sehingga
pemanfaatan lingkungan sekitar merupakan bagian penting dalam pembelajaran
IPA (BSNP, 2006). Guru IPA bertanggung jawab dalam mengembangkan dan
memanfaatkan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, karena
memanfaatkan sumber belajar dapat membantu dan memberikan kesempatan
belajar yang kongkrit bagi siswa.
Lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai sumber belajar yang relevan
dan lebih menarik bagi siswa. Menjelajah alam sekitar berarti mengajak siswa
untuk mempelajari masalah-masalah yang dekat dengan kehidupannya, dengan
demikian mereka akan memperoleh pengalaman nyata dan bukan abstrak (Sari et
al., 2012). Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan sekitar kehidupan siswa baik
lingkungan fisik, mental, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar
IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti, 2005 dalam
Yuniastuti, 2013). Pemilihan pendekatan pembelajaran harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa, materi pembelajaran dan potensi lingkungan sekolah.
Potensi lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran JAS
seperti sekolah memiliki kebun atau taman, dekat dengan hutan atau sawah.
Penggunaan objek lingkungan sekitar baik berupa objek langsung atau
simulasinya (gambar atau video), membuat siswa belajar lebih bermakna karena
dihadapkan pada objek belajar kongkrit (Marianti, 2005 dalam Fadlia, 2012).
Karakteristik anak pada tingkat SMP kelas VII (usia 11-13 tahun) menurut teori
Piaget (Achmad & Anni, 2011) menyatakan bahwa pada tahap ini anak mampu
1
2
mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit.
Karakteristik materi pembelajaran interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
merupakan materi yang sumber belajarnya lebih banyak di alam, sehingga untuk
mempelajari materi tersebut pembelajaran perlu dilibatkan dengan lingkungan
alam.
Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat diterapkan pada anak SMP karena sesuai
dengan karakteristik siswa dan sesuai untuk materi interaksi makhluk hidup
dengan lingkungannya. Beberapa manfaat penerapan pendekatan JAS menurut
Mulyani et al., (2008) antara lain; kegiatan belajar siswa lebih menarik,
komprehensif, tidak membosankan, meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan,
hakikat belajar menjadi lebih bermakna, sumber belajar beranekaragam, belajar
IPA melalui metode ilmiah mampu menumbuhkan karakter ilmiah. Pendekatan
JAS bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber
belajar melalui kerja dan metode ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang
berpusat pada siswa (Mulyani et al., 2008).
Menurut Sujarwanta (2012), pembelajaran dengan menggunakan metode
ilmiah yaitu menggali pengetahuan melalui kegiatan mengamati, mengklasifikasi,
memprediksi,
merancang,
melaksanakan
eksperimen,
mengkomunikasikan
pengetahuannya kepada orang lain dengan menggunakan keterampilan berpikir,
dan menggunakan sikap ilmiah seperti ingin tahu, hati-hati, objektif, dan jujur.
Pembelajaran IPA tidak dapat dipisahkan dari metode ilmiah, karena metode
ilmiah merujuk pada proses-proses pencarian IPA yang dilakukan oleh siswa
(Winarti, 2011). Kegiatan pembelajaran IPA dengan prinsip metode ilmiah
menuntut siswa untuk bersikap ilmiah.
Pembiasaan bersikap ilmiah dalam proses belajar IPA dapat menjadikan
suatu karakter ilmiah bagi siswa setelah mengikuti pembelajaran. Sejalan dengan
desain kurikulum IPA yang tidak hanya memberi penekanan kepada penguasaan
konsep, pengembangan keterampilan berpikir, dan pemahaman prinsip-prinsip
dasar, tetapi juga pemupukan sikap ilmiah (seperti rasa ingin tahu, jujur dan
percaya diri) dan nilai-nilai melalui pengalaman belajar yang relevan dengan
siswa. Guru dalam membelajarkan IPA juga harus berprinsip pada hakikat IPA
3
yaitu IPA sebagai sikap, proses, produk dan aplikasi. Keempat hal tersebut harus
ada di setiap pembelajaran IPA, sehingga sudah menjadi tugas guru IPA untuk
benar-benar menyiapkan segala komponen pembelajaran, memperhatikan aspek
perkembangan siswa, karakteristik materi dan memanfaatkan potensi wilayah
sebagai sumber belajar.
Potensi wilayah di SMP N 1 Larangan terdapat hutan dan persawahan di
samping sekolah, namun belum termanfaatkan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran IPA biasanya menggunakan text book sehingga kegiatan belajar
menjadi
monoton,
membosankan,
dan
aktivitas
belajar
siswa
rendah.
Pembelajaran juga belum mendorong pemupukan karakter ilmiah secara optimal,
karena pembelajaran tidak melalui proses ilmiah seperti siswa mencari tahu,
mengamati, dan menyimpulkan sendiri, tetapi lebih mengutamakan siswa untuk
menerima materi dari guru. Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1
Larangan pada bulan Oktober 2014 dan Januari 2015, mendapat fakta-fakta
mengenai pembelajaran IPA yang terjadi di kelas antara lain; rasa percaya diri
dalam berbicara di kelas kurang terlatih, dan siswa masih ada rasa takut untuk
bertanya kepada guru sehingga aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA
rendah. Keaktifan siswa yang rendah akan berdampak pada hasil belajar yang
rendah yaitu ketuntasan belajar klasikal <60%.
Kegiatan pembelajaran IPA kurang memberikan kesempatan siswa untuk
mengeksplor pengetahuan dan keterampilan berpikirnya, dan keingintahuan siswa
terhadap permasalahan atau fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar kurang.
Konsep-konsep IPA diberikan langsung kepada siswa, sehingga pembelajaran
menjadi tidak bermakna. Artinya siswa mengalami kesulitan mengkaitkan antara
konsep dengan kejadian alam yang terjadi di sekitar lingkungannya. Pembelajaran
IPA dapat menjadi bermakna, ketika pembelajaran dilakukan dengan mengajak
siswa melihat, mengamati dan mengenal objek belajar secara langsung.
Pengalaman langsung memungkinkan siswa menjadi lebih memahami masalah
yang dipelajari sehingga hasil belajar yang ingin dicapai dapat terwujud.
Penerapan pendekatan JAS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa menurut Sari et al., 2012 yang menyatakan bahwa pemanfaatan kebun
4
sebagai sumber belajar dengan menerapkan pendekatan jelajah alam sekitar dapat
mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan
Fadlia, 2012 menunjukkan bahwa pembuatan jurnal belajar dalam pendekatan
JAS berpengaruh baik terhadap hasil belajar baik ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perlu
dilaksanakan penelitian dengan judul “pembelajaran IPA berpendekatan JAS
(Jelajah Alam Sekitar) materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu;
(1) Apakah pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) efektif
terhadap hasil belajar siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya?
(2) Apakah pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) efektif
terhadap karakter ilmiah siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk;
(1) Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran IPA berpendekatan JAS terhadap
hasil belajar siswa pada materi interaksi
makhluk hidup dengan
lingkungannya.
(2) Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran IPA berpendekatan JAS terhadap
karakter ilmiah siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis maupun praktis.
1.4.1
Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
dalam pengembangan pendekatan pembelajaran
terhadap
hasil belajar dan
karakter ilmiah serta bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan
dengan dunia pendidikan.
1.4.2
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis, di
antaranya:
(1) Bagi siswa, diharapkan mendapat pengalaman belajar yang bermakna dengan
objek belajar berupa lingkungan, mampu meningkatkan motivasi dan
aktivitas siswa, serta meningkatkan hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
(2) Bagi Guru, diharapkan dapat mengetahui pendekatan, metode serta media
pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
Menambah pengetahuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar.
(3) Bagi
Sekolah,
diharapkan
dapat
meningkatkan
kualitas
dan
mutu
pembelajaran Sains (IPA).
(4) Bagi Peneliti, berguna untuk memperoleh pengetahuan baru tentang
pembelajaran IPA berpendekatan JAS dapat digunakan dalam pembelajaran
IPA SMP kelas VII serta mengetahui metode dan strategi pembelajaran yang
tepat.
1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran judul penelitian maka perlu
dijelaskan penegasan istilah. Adapun penegasan istilah tersebut adalah sebagai
berikut:
1.5.1
Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
6
pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip tetapi juga merupakan proses
penemuan. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung bagi siswa untuk mengembanngkan kompetensi agar menjelajah dan
memahami alam sekitar melalui kerja atau metode ilmiah (BSNP, 2006). Kriteria
pembelajaran IPA yang baik sesuai Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan
(KTSP) tidak cukup bersumber dari buku, tetapi juga penggunaan alat praktek dan
pemanfaatan lingkungan sekitar (Widiyatmoko, 2013). Pada penelitian ini
pembelajaran IPA mempelajari peristiwa atau fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitar secara sistematis, dan guru dalam membelajarkan IPA tidak
hanya memberikan teori, konsep atau prinsip tetapi juga merupakan proses
penemuan yang dilakukan oleh siswa melalui proses ilmiah.
1.5.2
Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar)
Pendekatan JAS merupakan salah satu pendekatan yang memanfaatkan
lingkungan sekitar baik lingkungan fisik, sosial, budaya, mental, teknologi dan
simulasinya sebagai objek belajar IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja
ilmiah (Mulyani et al., 2008). Pembelajaran menekankan pada kegiatan belajar
yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga mampu membuka wawasan
berpikir siswa, pengalaman belajar bermakna, dan hasil belajarnya lebih berdaya
guna (Husamah, 2013).
Pada penelitian ini pelaksanaan pembelajaran IPA berpendekatan JAS
yaitu pembelajaran dengan memanfaatkan alam sekitar secara langsung maupun
tidak langsung (menggunakan media seperti gambar atau video) sebagai sumber
belajar dengan prinsip pembelajaran bermakna, berpusat pada siswa yang
dipelajari melalui kerja ilmiah, dimana siswa diberi pengalaman secara langsung
baik menggunakan observasi atau eksperimen maupun cara yang lainnya.
1.5.3
Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi
yang terdapat pada kelas VII semester II. Kompetensi dasar yang akan dicapai
pada pembelajaran materi ini yaitu siswa mampu menentukan ekosistem dan
saling hubungan antara komponen ekosistem. Pada penelitian ini akan dibahas
mengenai
konsep
lingkungan,
satuan-satuan
dalam
ekosistem,
saling
7
ketergantungan dan pola interaksi yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP
SMP. Indikator pencapaian kompetensi materi ini adalah mengidentifikasi
komponen dan satuan-satuan organisasi ekosistem serta menyatakan matahari
sebagai sumber energi utama; menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem;
menjelaskan pengertian rantai, jaring-jaring dan piramida makanan; menyajikan
diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan; melakukan percobaan tentang
saling ketergantungan antar komponen ekosistem dan membedakan pola interaksi
makhluk hidup dalam ekosistem.
1.5.4
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar (Achmad & Anni, 2011). Pada penelitian ini
hasil belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar atau ranah kognitif
(pengetahuan). Ranah kognitif berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual yang terbagi menjadi enam tingkatan yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi atau mensintesis dan
mencipta.
1.5.5
Karakter Ilmiah
Karakter ilmiah merupakan suatu sikap atau perilaku ilmiah yang
ditunjukkan oleh siswa selama dan setelah melakukan kegiatan pembelajaran
(Winarti, 2011). Karakter ilmiah terbentuk karena pembiasaan ketika melakukan
kerja ilmiah dan metode ilmiah selalu menerapkan prinsip sikap ilmiah. Melalui
kebiasaan atau habits ini maka sikap ilmiah siswa selama pembelajaran dapat
menjadi sebuah karakter ilmiah (Machin, 2014). Karakter-karakter ilmiah dalam
penelitian ini ada lima yaitu rasa ingin tahu, jujur, percaya diri, disiplin dan
toleransi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pembelajaran IPA
Pembelajaran merupakan suatu proses yang bersifat individual, yang
merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar. Menurut Gagne (1985)
sebagaimana dikutip oleh Achmad & Anni (2011) menyatakan bahwa Hasil
belajar itu memberikan kemampuan siswa untuk melakukan berbagai penampilan.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen, yaitu
tujuan atau kompetensi, materi, metode dan evaluasi. Perkembangan kognitif
dalam Teori Piaget (Achmad & Anni, 2011) menyatakan bahwa perkembangan
anak pada usia SMP (11-13 tahun) sebagai berikut;
1) Anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam
bentuk benda kongkrit.
2) Guru dalam pembelajaran menciptakan suasana eksplorasi dan penemuan,
sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat
belajarnya sesuai dengan kemampuan intelektualnya.
3) Penerapan metode pembelajaran yang digunakan hendaknya lebih mengarah
pada konstruktivisme, artinya siswa lebih banyak dihadapkan pada problem
solving atau persoalan-persoalan aktual yang dekat dengan kehidupan mereka
serta dilakukan pembimbingan dalam menyusun hipotesis.
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang bidang kajiannya berupa
peristiwa atau kejadian dan fenomena yang terjadi di alam. Belajar IPA
diharapkan dapat menjadikan siswa untuk memahami dirinya sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di
kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006). Proses pembelajaran IPA menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
8
9
menjelajahi dan memahami lingkungan sekitar secara ilmiah. Guru dalam
membelajarkan IPA tidak hanya memberikan konsep, prinsip atau fakta tetapi
mengajak siswa untuk mencari tahu mengenai kejadian alam yang terjadi di
lingkungan secara sistematis.
Hakikat pembelajaran IPA (Hotimah, 2008) ada empat unsur yaitu IPA
sebagai;
(1) Sikap, artinya sikap rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
(2) Proses, artinya prosedur pemecahan masalah meliputi penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan
penarikan kesimpulan.
(3) Produk, artinya berupa fakta, prinsip, teori dan hukum.
(4) Aplikasi, artinya penerapan dari metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Tujuan pelajaran IPA di SMP/ MTs (BSNP, 2006) bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut;
(1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
(2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep
dan prinsip IPA yang bermanfaat serta dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
(3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
(4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
(5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga,
dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
(6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
10
(7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya berorientasi pada Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan akademik dan interaksi
sosial. Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan
oleh guru bertujuan agar tercipta iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam sehingga terjadi
interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
2.1.2 Pendekatan JAS
Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan sekitar kehidupan siswa baik
lingkungan fisik, mental, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar
IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti, 2005 dalam
Yuniastuti, 2013). Kegiatan belajar siswa melalui kerja atau metode ilmiah
(scientific methode) yang dirancang agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip. Observasi dan proses ilmiah dalam pembelajaran IPA mampu
membuat hasil belajar lebih bermakna dan kemampuan observasi memunculkan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang mampu meningkatkan kemampuan
berpikir logis siswa (Olivera, 2010 dalam Alimah et al., 2014). Tahapan-tahapan
metode ilmiah (Kemendikbud, 2013) yaitu;
(1) Mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah);
(2) Merumuskan masalah;
(3) Mengajukan atau merumuskan hipotesis;
(4) Mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data; dan
(5) Menarik kesimpulan serta mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang ditemukan.
Ciri-ciri pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Marianti, 2005 dalam
Mulyani, 2008) yaitu (1) pembelajaran selalu dikaitkan dengan lingkungan sekitar
secara langsung atau tidak langsung (menggunakan media); (2) selalu ada
kegiatan peramalan (hipotesis), pengamatan dan penjelasan; (3) ada laporan untuk
dikomunikasikan
baik
berupa
lisan,
tulisan,
foto,
atau
audiovisual;
11
(4) pembelajaran menyenangkan sehingga meningkatkan minat belajar siswa lebih
lanjut. Dasar yang terkandung di dalam pembelajaran dengan memanfaatkan alam
sekitar sebagai sumber belajar adalah agar siswa mendapat kecakapan dan
kesanggupan baru dalam menghadapi dunia nyata.
Situasi nyata yang dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran mampu
membuka wawasan berpikir, pengalaman belajar bermakna, dan hasil belajarnya
lebih berdaya guna (Husamah, 2013). Komponen-komponen pendekatan JAS
(Mulyani et al., 2008) adalah sebagai berikut:
(1) Eksplorasi
Ketika melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan
berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga menemukan
pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah.
Adanya masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari
pemecahan masalah. Lingkungan yang dimaksud di sini tidak hanya
lingkungan fisik saja, tetapi juga meliputi lingkungan sosial, budaya dan
teknologi.
(2) Konstruktivisme
Siswa
mengartikan
pelajaran
yang
disampaikan
guru
berdasarkan
pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya. Pengetahuan sebagai suatu
proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus, terus berubah dan
berkembang.
(3) Proses Sains
Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang mengamati
sesuatu yang menarik perhatian, kemudian akan memunculkan pertanyaan
atau permasalahan. Dari pertanyaan dan permasalahan tersebut maka siswa
akan berpikir sehingga menghasilkan suatu pengetahuan. Pengetahuan yang
diperoleh dengan metode ilmiah bersifat rasional dan teruji sehingga
merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
12
(4) Masyarakat Belajar (learning community)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh
dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar
teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu.
(5) Edutainment
IPA merupakan salah satu kajian ilmu strategis untuk dapat memahami
tentang fenomena alam. Edutainment dimana dalam pendekatannya
melibatkan unsur utama ilmu dan penemuan ilmu, keterampilan berkarya,
kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas
dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran JAS dilaksanakan dalam suasana
yang menyenangkan, tidak membosankan, sehingga siswa belajar dengan
bersemangat.
(6) Asesmen Autentik
Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Asesmen dilakukan selama proses
pembelajaran, terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya pada
akhir periode pembelajaran saja. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan
semata-mata dari hasil. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa.
Pemanfaatan
lingkungan
sekolah
sebagai
sumber
belajar
dalam
pembelajaran IPA berpendekatan JAS ini mempunyai beberapa keuntungan antara
lain sebagai berikut:
(1) Kegiatan siswa akan lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga
motivasi belajar akan lebih tinggi,
(2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada situasi dan
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami,
(3) Kegiatan siswa akan lebih komprehensif dan aktif sebab dilakukan dengan
metode atau kerja ilmiah yang sistematis seperti mengamati, menanya dan
mengkomunikasi,
(4) Sumber belajar siswa akan lebih kaya sebab lingkungan yang dipelajari dapat
beranekaragam, dan
13
(5) Belajar menyatu dengan alam disertai kerja ilmiah mampu menumbuhkan
karakter ilmiah dan cinta lingkungan.
Jadi pembelajaran JAS dilaksanakan dengan mengeksplorasi sumber daya
alam dan eksplorasi pengetahuan siswa yang dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan, tidak membosankan sehingga siswa belajar dengan bersemangat.
Aktivitas siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang menuntut siswa
aktif dan bersifat
menyenangkan (Dalyono, 2008).
Pembelajaran JAS
menekankan pada siswa yang aktif dan kritis, pembelajaran berpusat pada siswa,
dan dipandu oleh guru yang kreatif.
2.1.3 Hasil Belajar
Menurut Achmad & Anni (2011) hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut
Sudjana (2008) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar tampak sebagai perubahan
tingkah laku pada siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah
(Achmad & Anni, 2012) yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik yang dikenal dengan Taksonomi Bloom. Pada penelitian ini, hasil
belajar yang akan diukur hanya pada prestasi belajar atau ranah kognitif
(pengetahuan).
Ranah kognitif merupakan ranah yang berisi perilaku yang menekankan
aspek intelektual seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif
mengurutkan kemampuan berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses
berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar
mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Taksonomi Bloom baru versi
Kreathwohl (2002) menjelaskan ranah kognitif terbagi menjadi enam tingkatan
atau level yang dikenal sebagai C1 sampai C6, yaitu remembering (mengingat),
understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis),
evaluating (mengevaluasi) dan creating (mencipta).
14
Dimensi proses kognitif menurut Kreathwol (2002), yaitu;
(1) Remembering (mengingat), berupa recognizing (mengenali) dan recalling
(mengingat). Kegiatan yang dilakukan antara lain; mengenali, membuat
daftar, menggambarkan, menyebutkan, mendefinisikan, mengingat kembali,
dan menunjukkan.
(2) Understanding (memahami) adalah menerangkan idea tau konsep. Kegiatan
yang dilakukan berupa; menafsirkan, mengelompokkan, memberi contoh,
meringkas, menarik inferensi, membedakan, mengubah, mempersiapkan,
menyajikan, mengatur, menentukan dan menjelaskan atau menerangkan.
(3) Applying (menerapkan) adalah menggunakan informasi dalam situasi lain.
Kegiatan
yang
dilakukan
antara
lain;
menjalankan,
menerapkan,
melaksanakan, menggunakan dan mengimplementasikan;
(4) Analyzing (menganalisis) adalah mengolah informasi untuk memahami
sesuatu
dan
mencari
hubungan.
Kegiatan
yang
dilakukan
berupa
membandingkan, menguraikan, mengorganisir, menata ulang, mengajukan
pertanyaan dan menemukan makna tersirat;
(5) Evaluating (evaluasi) adalah menilai suatu keputusan atau tindakan. Kegiatan
yang dilakukan berupa memeriksa, membuat hipotesis, bereksperimen dan
mengkritik dan memberi penilaian.
(6) Creating (mencipta) adalah menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara
memandang terhadap sesuatu. Kegiatan yang dilakukan berupa merumuskan,
mendesain, membuat, dan memproduksi.
Pada penelitian ini hasil belajar yang akan diukur adalah prestasi belajar
atau ranah intelektual kognitif dan pengamatan aktivitas yang dilakukan oleh
siswa selama mengikuti pembelajaran. Ranah intelektual kognitif atau prestasi
belajar berkaitan erat dengan aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Aktivitas
belajar adalah seluruh kegiatan siswa yang dilakukan selama proses belajar
mengajar berlangsung, baik kegiatan fisik maupun mental. Kegiatan pembelajaran
tidak bisa terlepas dari aktivitas yang terjadi pada siswa, sehingga dapat
ditegaskan bahwa keaktifan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.
15
2.1.4
Karakter Ilmiah
Karakter sering juga disamakan dengan moralitas, budi pekerti atau watak.
Karakter dapat didefinisikan sebagai tindakan kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu/ objek, sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki seseorang.
Menurut Afrizon (2012) yang dikutip oleh Machin
(2014) menyatakan bahwa karakter adalah disposisi seseorang yang relatif stabil,
yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika utama seperti menghargai atau
menghormati, bertanggung jawab, jujur, adil dan peduli. Menurut Winarti (2011)
kriteria karakter antara lain; stabilitas pola perilaku, kesinambungan dalam waktu
dan koherensi cara berpikir dalam bertindak.
Karakter menjadi sebuah hal penting dalam pendidikan (Mohammad,
2011) menyatakan bahwa sekolah merupakan institusi yang menjadi media
internalisasi nilai-nilai budaya ke dalam sikap dan perilaku siswa, sehingga semua
kegiatan pembelajaran diarahkan pada pembentukan karakter, penanaman nilai
budaya dan pengembangan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Setiap kegiatan pendidikan diarahkan pada pendidikan karakter, karena
karakter merupakan modal dasar bagi generasi muda untuk membentuk bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan Pancasila (Winarti, 2011).
Fungsi pendidikan karakter yaitu mengembangkan nilai-nilai karakter
bangsa (Pancasila), meliputi mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia
berhati baik, pikiran baik dan berperilaku baik; membangun bangsa yang
berkarakter Pancasila dan mengembangkan potensi siswa agar menjadi warga
negara yang percaya diri, bangga pada bangsa dan menghargai warga negara lain.
Pendidikan karakter pada satuan pendidikan terdapat 18 nilai-nilai karakter yang
bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional
(Kemendiknas, 2011) yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
16
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut harus
terintegrasi di setiap mata pelajaran, yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan
kebutuhannya.
Nilai-nilai karakter dalam pembelajaran IPA dikenal dengan karakter
ilmiah. Karakter ilmiah ini merupakan sikap yang ada pada diri seorang ilmuan
atau akademis ketika menghadapi masalah-masalah ilmiah melalui metode ilmiah.
Proses pemerolehan pengetahuan (produk) melalui metode ilmiah dan akan
membentuk sikap ilmiah yang sangat berperan dalam pembentukan kepribadian
atau
karakter
ilmiah
(Winarti,
2012).
Karakter
ilmiah
yang
akan
ditumbuhkembangkan merujuk pada 18 nilai pendidikan karakter dalam
Kemendiknas (2011) yaitu (1) rasa ingin tahu, (2) jujur, (3) percaya diri, (4)
disiplin dan (5) toleransi. Penilaian karakter dilakukan melalui pengamatan siswa
ketika melakukan kegiatan pembelajaran IPA.
Penilaian kompetensi karakter atau sikap dalam pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap siswa sebagai hasil
dari suatu program pembelajaran. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian
dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap
siswa secara individual. Acuan penilaian atau indikator merupakan acuan yang
digunakan
untuk
mengetahui
ketercapaian
suatu
kompetensi.
Indikator
kompetensi sikap atau karakter ilmiah tersedia pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
17
Tabel 2.1 Indikator Penilaian Sikap (Karakter Ilmiah)
Sikap atau Karakter Ilmiah
Indikator
Rasa ingin tahu
Adalah suatu dorongan atau
hasrat untuk lebih mengerti
suatu hal yang sebelumnya
kurang atau tidak ketahui.
a. Aktif bertanya
b. Memperhatikan
penjelasan
yang
disampaikan guru
c. Antusias mencari jawaban
d. Membaca banyak sumber belajar
e. Memperhatikan dengan seksama objek
yang diamati
Jujur
Adalah
perilaku
dapat
dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
a. Melaporkan data atau informasi sesuai
objek pengamatannya
b. Berkata benar
c. Tidak
melakukan
plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
d. Tidak mencontek dalam mengerjakan
tugas/ulangan/ujian
e. Mengakui kesalahan atau kekurangannya
Percaya diri
Adalah kondisi mental atau
psikologis seseorang yang
memberi keyakinan kuat
untuk
berbuat
atau
bertindak.
a. Berpendapat atau melakukan kegiatan
tanpa ragu-ragu
b. Berani presentasi di depan kelas
c. Berani bertanya
d. Berani menjawab pertanyaan
e. Mampu membuat keputusan dengan
cepat
Disiplin
Adalah
tindakan
yang
menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
a. Datang tepat waktu
b. Melakukan kegiatan sesuai dengan waktu
yang ditentukan
c. Mengumpulkan tugas tepat waktu
d. Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang
baik dan benar
Toleransi
a. Tidak mengganggu teman yang berbeda
Adalah sikap dan tindakan
pendapat
yang
menghargai b. Tidak memaksakan pendapat pada orang
keberagaman
latar
lain
belakang, pandangan, dan c. Mampu dan mau bekerja sama dengan
keyakinan.
siapa pun tanpa membeda-bedakan.
d. Bersedia terbuka dan menerima masukan
atau gagasan dari orang lain.
(Dimodifikasi dari Kemendikbud, 2013)
18
2.1.5 Karakteristik materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi
IPA pada kelas VII semester genap. Materi ini terdapat pada Standar Kompetensi
(SK) 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem, dan Kompetensi
Dasar (KD) 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen
ekosistem. Sub materi yang terkait yaitu konsep lingkungan, komponen penyusun
ekosistem, satuan-satuan organisasi dalam ekosistem, saling ketergantungan dan
pola interaksi antar komponen biotik. Karakteristik materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya merupakan salah satu materi IPA yang objek dan
sumber belajarnya berkaitan dengan lingkungan sekitar, sehingga untuk
mempelajari materi tersebut perlu melibatkan siswa dengan alam secara langsung.
Pembelajaran dengan menjelajah alam sekitar atau menggunakan
simulasinya yaitu dengan mengajak siswa mengenal objek, gejala, permasalahan
yang ada di lingkungan kemudian siswa menelaah dan menemukan simpulan atau
konsep mengenai materi yang dipelajari. Siswa dihadapkan pada permasalahan
aktual yang dekat dengan kehidupan mereka. Guru menciptakan kondisi
pembelajaran dengan nuansa eksplorasi dan penemuan, sehingga siswa
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat belajarnya sesuai dengan
kemampuan intelektualnya. Jadi, media atau sumber belajar tidak monoton yang
hanya menggunakan buku teks, tetapi memanfaatkan potensi lingkungan sekitar
sebagai objek dan sumber belajar yang kongkrit.
Metode pembelajaran dengan sumber belajar yang kongkrit menurut Teori
Piaget (Achmad & Anni, 2011) tepat digunakan dalam membelajarkan IPA di
SMP kelas VII, karena anak pada usia tersebut sudah mampu mengoperasionalkan
berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Lingkungan sekitar
dijadikan sebagai objek dan sumber belajar yang relevan, sehingga siswa akan
mendapat pengalaman belajar yang bermakna, termotivasi dalam kegiatan belajar
selanjutnya, mampu mengkaitkan permasalahan yang ada di lingkungan dengan
konsep atau teori, serta mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pencapaian kompetensi baik sikap, pengetahuan dan keterampilan akan didapat
siswa manakala dalam pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan
19
lingkungannya ini menggunakan sumber belajar yang kongkrit (lingkungan
sekitar siswa) dengan melalui kegiatan ilmiah.
Kegiatan ilmiah merupakan ciri khusus dalam mempelajari ilmu sains.
Kegiatan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Siswa
melakukan kegiatan atau aktivitas secara langsung dengan menggunakan metode
ilmiah, yaitu mengamati lingkungan, menemukan masalah, menyusun hipotesis,
melakukan
pengumpulan
data
dan
menguji
hipotesis,
kemudian
mengkomunikasikan hasil penemuannya. Kegiatan seperti itu didapat dengan
melakukan jelajah alam sekitar, apabila kegiatan pembelajaran dalam mempelajari
IPA khususnya materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya ini hanya
menggunakan pembelajaran di kelas dan buku teks, maka hakikat IPA sebagai
sikap, proses, produk dan aplikasi menjadi tidak terlaksana.
2.2 Penelitian yang relevan
Penelitian pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya ini merujuk pada berbagai penelitian yang
sebelumnya sudah dilakukan. Pembelajaran JAS dapat mengoptimalkan aktivitas
dan hasil belajar siswa sebagaimana yang dilaporkan oleh Sari et al., 2012 yang
memanfaatkan kebun sebagai sumber belajar dengan menerapkan pendekatan
JAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74%-100% aktivitas siswa tergolong
aktif dan sangat aktif, serta >75% siswa mencapai nilai KKM. Menurut Yuanita et
al., 2014 yang menerapkan model investigasi kelompok dalam pembelajaran IPA
dengan pendekatan JAS, menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran
tergolong aktif dan sangat aktif, serta >85% siswa mencapai KKM.
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS juga dapat meningkatkan hasil
belajar (ranah kognitif, afektif dan psikomotorik), dan meningkatkan keterampilan
proses sains sebagaimana dalam penelitian Fadlia, 2012 yang menggunakan jurnal
belajar dan pendekatan JAS dalam membelajarkan materi ekosistem. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembuatan jurnal belajar dalam pendekatan
JAS berpengaruh terhadap hasil belajar baik ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Penelitian yang dilakukan Yuniastuti, 2013 menunjukkan bahwa
20
penerapan pembelajaran dengan pendekatan jelajah alam sekitar dapat
meningkatkan keterampilan proses siswa dalam melakukan praktikum biologi,
khususnya mengenai dampak pencemaran lingkungan, serta meningkatkan hasil
belajar.
Menurut Abdul et.al., 2013 yang menerapkan model studi lapangan
dengan memanfaatkan lingkungan sekolah mampu mengarahkan siswa untuk
memaksimalkan kemampuan belajar dan memberikan pengalaman langsung
kepada siswa dalam belajar. Pembelajaran JAS juga efektif untuk pembentukan
karakter ilmiah siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar
dan aktivitas siswa sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Sari, Y. et al.,
2013 yang menerapkan metode quantum teaching pada pendekatan jelajah alam
sekitar (JAS) berbasis karakter dan konservasi.
2.3Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang mengkaji
atau mempelajari fenomena dan gejala alam yang terjadi di lingkungan dengan
proses ilmiah, sehingga lingkungan sekitar dapat dijadikan objek atau sumber
belajar yang relevan dan lebih menarik bagi siswa. Mempelajari alam sekitar
berarti mengajak siswa untuk mengenal lebih dekat segala permasalahan yang ada
di lingkungannya. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam
pengamatan akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat
memotivasi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya. Guru harus
mampu memilih pendekatan dan sumber belajar dengan mempertimbangkan
potensi wilayah, karakteristik siswa dan materi pelajaran.
Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi
yang sumber belajarnya lebih banyak di alam, sehingga dalam pembelajaran
materi ini maka perlu memanfaatkan alam sekitar dan simulasinya sebagai objek
dan sumber belajar. Objek yang kongkrit ini sesuai untuk mengembangkan
keterampilan kognitif siswa, karena karakteristik siswa pada usia SMP kelas VII
(11-13 tahun) sudah mampu menggunakan logika berpikir secara baik namun
masih menggunakan objek yang kongkrit. Sekolah SMP Negeri 1 Larangan
21
memiliki potensi wilayah yaitu sekolah dekat dengan hutan, lingkungan
persawahan, dan sungai.
Potensi
lingkungan
belum
termanfaatkan
secara
optimal
dalam
pembelajaran IPA ini, sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa pembelajaran biasanya menggunakan text book sehingga
kegiatan belajar menjadi monoton, membosankan, aktivitas belajar siswa rendah,
dan pemupukan karakter ilmiah kurang tercemin karena pembelajaran tidak
melalui proses ilmiah atau metode ilmiah. Keaktifan siswa yang rendah akan
berdampak pada hasil belajar yang rendah yaitu ketuntasan belajar klasikal <60%.
Hasil belajar yang rendah disebabkan oleh aktivitas siswa yang rendah di
dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pendekatan yang mampu
mengaktifkan siswa (student center), belajar bermakna, eduatainment, yang
dilakukan melalui proses ilmiah. Pendekatan dengan kelebihan tersebut dikenal
dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar). Penerapan pendekatan JAS ini
diharapkan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
Gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pembelajaran IPA mempelajari fenomena dan
gejala alam yang terjadi di lingkungan.
Objek dan sumber belajar materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya,
lebih banyak di alam.
a.
b.
c.
Guru memilih pendekatan dan sumber belajar
yang sesuai dengan karakteristik materi, siswa
dan potensi wilayah.
Hasil observasi;
Lingkungan alam belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar
Hasil belajar dan keaktifan siswa rendah (ketuntasan belajar klasikal <60%)
Pembelajaran belum mendorong pemupukan karakter ilmiah (melalui proses sains),
banyak siswa yang takut untuk bertanya, kurang percaya diri.
d.
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
Hasil yang diharapkan:
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS di SMP Negeri 1 Larangan
efektif terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Kelebihan JAS:
Pembelajaran
berpusat pada siswa,
belajar bermakna,
edutainment,
dilakukan melalui
kerja dan metode
ilmiah, mampu
menumbuhkan
karakter ilmiah.
22
2.4
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir maka hipotesis pada penelitian ini adalah
pembelajaran IPA berpendekatan JAS efektif terhadap hasil belajar dan karakter
ilmiah siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Larangan Kabupaten Brebes
yang beralamatkan di Jalan Raya Barat Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten
Brebes. Adapun waktu pelaksanaannya adalah pada semester genap tahun ajaran
2014/2015.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang diajar oleh
guru yang sama yaitu 7E, 7F, 7G, dan 7H di SMP Negeri 1 Larangan semester
genap tahun ajaran 2014/ 2015. Berikut ini merupakan data jumlah siswa pada
masing-masing kelas.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
Kelas
Jumlah Siswa
7E
35
7F
36
7G
34
7H
36
Populasi penelitian seperti yang termuat pada Tabel 3.1 mempunyai
kesamaan dalam hal berikut:
1) Siswa-siswi berada dalam tingkatan kelas yang sama, yaitu kelas VII
SMP Negeri 1 Larangan tahun ajaran 2014/2015.
2) Siswa-siswi berada dalam semester yang sama, yaitu semester genap
tahun ajaran 2014/2015.
3) Siswa-siswi diajar oleh guru yang sama, memiliki jumlah jam pelajaran yang
sama, media dan kurikulum yang seragam.
Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan
23
24
tertentu yaitu pertimbangan guru (Sugiyono, 2009). Pemilihan sampel dengan
pertimbangan guru untuk lebih meyakinkan keadaan populasi maka diuji dengan
uji normalitas dan homogenitas. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui apakah
populasi berdistribusi normal dan bersifat homogen. Berdasarkan uji tersebut dan
pertimbangan guru maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
kelas yaitu kelas VIIG dan VIIH. Kelas 7H sebagai kelompok eksperimen dan
kelas 7G sebagai kelompok kontrol.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1) Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA berpendekatan
JAS (Jelajah Alam Sekitar).
(2) Variabel terikat
Variabel terikat yaitu variabel sebagai akibat adanya variabel bebas, pada
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar dan karakter
ilmiah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Larangan pada materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya.
3.4 Desain Penelitian
Desain
ini
adalah
penelitian
eksperimen
dengan
bentuk
quasy
experimental design yaitu nonequivalent control group design. Pengambilan
subjek penelitian tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2009). Hal ini karena
secara alami siswa telah terbentuk dalam satu kelompok atau satu kelas sehingga
perlakuan dilakukan terhadap seluruh subjek yang berada dalam kelompok
tersebut. Kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah kelompok yang dianggap
seragam. Keseragaman kelompok tersebut diketahui dengan melakukan uji
homogenitas terhadap populasi. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol
didasarkan atas uji homogenitas dan pertimbangan yang diberikan oleh guru mata
pelajaran IPA SMP Negeri 1 Larangan. Gambar desain penelitian dengan
nonequivalent control group design menurut Sugiyono, 2007 sebagai berikut;
25
Kelas Eksperimen
O1
Kelas Kontrol
O3
Xe
O2
O4
Gambar 3.1. Desain Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
O1
: keadaan awal kelompok eksperimen, dan dilakukan pre test.
O3
: keadaan awal kelompok kontrol, dan dilakukan pre test.
Xe
: perlakuan atau treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen
yaitu pembelajaran IPA berpendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS).
O2
: kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan Xe dan dilakukan post test
O4
: kelompok kontrol setelah diberi perlakuan Xk dan dilakukan post test
Pendekatan
yang
diterapkan
pada
kelompok
eksperimen
adalah
pendekatan JAS, sedangkan pada kelompok kontrol dengan pembelajaran yang
biasanya dilakukan oleh guru yang disebut pendekatan ekspositori. Pendekatan
ekspositori adalah bentuk pendekatan yang berorientasi pada siswa, yang
menekankan pada pemberian materi secara maksimal kepada siswa. Siswa tidak
dituntut untuk melakukan proses penemuan, tetapi bahan-bahan terkait dengan
materi pelajaran sudah disiapkan oleh guru (Afifi, 2012).
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:
3.5.1
Persiapan
a. Tahap awal sebelum melakukan penelitian adalah melakukan observasi
awal dengan teknik pengamatan dan wawancara guru mata pelajaran IPA
untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar IPA di SMP Negeri 1
Larangan. Hasil observasi dan wawancara mengenai pembelajaran IPA
menunjukkan bahwa pembelajaran biasanya menggunakan text book,
kegiatan atau aktivitas belajar siswa rendah, siswa takut untuk bertanya
26
kepada guru, lingkungan sekitar sekolah belum termanfaatkan sebagai
objek dan sumber belajar serta ketuntasan klasikal <60%.
b. Merumuskan masalah penelitian dan mencari studi pustaka kemudian
menyusun proposal penelitian.
c. Menyusun instrumen penelitian, berupa perangkat pembelajaran seperti
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen dan
kelas kontrol, LKS (Lembar Kegiatan
Siswa) kelas eksperimen, LDS
(Lembar Diskusi Siswa) kelas kontrol, instrumen penilaian berupa
instrumen tes (soal evaluasi) dan non tes berupa lembar observasi karakter
ilmiah; angket penilaian diri karakter ilmiah dan tanggapan siswa.
d. Menyusun kisi-kisi dan kunci jawaban instrumen penilaian dan
mengkonsultasikan pada dosen pembimbing dan guru.
e. Mengujicobakan soal uji coba yang telah dikonsultasikan dengan dosen
dan guru. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah soal layak
digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Uji coba soal
dilakukan pada kelas VIII H di SMP Negeri 1 Larangan pada tanggal 16
Maret 2015.
f. Menganalisis hasil uji coba, pada instrumen tes yang berupa soal evaluasi
dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir
soal.
3.5.2
Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Maret sampai 2 April 2015.
a. Melakukan uji homogenitas dan normalitas awal pada populasi agar
mendapatkan populasi yang berdistribusi normal dan homogen yang
berguna untuk menentukan sampel penelitian yang akan digunakan dengan
menggunakan nilai UTS. Kemudian dilakukan juga Uji homogenitas dan
normalitas sampel ini didapatkan dari data pre test. Jadi sebelum
melaksanakan pembelajaran maka dilakukan tes pre test terlebih dahulu
untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok.
27
b. Melaksanakan pembelajaran sebanyak 5 kali pertemuan berdasarkan RPP
yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai
dengan kompetensi dasar dan indikatornya.
c. Memberikan treatment atau perlakuan adalah tahap memberikan perlakuan
dengan pelaksanaan pembelajaran IPA berpendekatan JAS kepada kelas
eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen dengan pendekatan JAS
yang lebih mengutamakan pengamatan objek atau sumber belajar secara
langsung (mengamati lingkungan sekitar langsung). Sedangkan pada kelas
kontrol diberi perlakuan yaitu dengan pembelajaran IPA berpendekatan
ekspositori yang lebih mengutamakan pemberian materi atau konsep
kepada siswa.
d. Melakukan pengamatan atau observasi untuk menilai karakter siswa
selama mengikuti pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup
dengan lingkungannya.
e. Memberikan tes akhir (post test) kepada kelompok eksperimen dan kontrol
lalu membandingkan hasilnya untuk mengetahui keefektifan pendekatan
JAS terhadap hasil belajar (ranah kognitif). Post test adalah tes yang
diberikan kepada sampel setelah mendapat materi pembelajaran yang
bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah
diberikan kepada siswa.
f. Memberikan angket karakter ilmiah kepada seluruh sampel untuk
mengetahui karakter ilmiah setelah diberi perlakuan.
g. Memberikan angket tanggapan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan
mengenai pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungannya.
Rincian kegiatan yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol terdapat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 sebagai berikut:
28
Tabel 3.2 Rincian Kegiatan pada Kelas Eksperimen
Pertemuan
1
2
3
4
5
Jam
Kegiatan Pembelajaran
Pelajaran
Kamis, 19 Maret 3 jam
a. Pre test
2015
b. Pembelajaran IPA dengan menjelah alam sekitar
yaitu hutan dan sungai di sekitar sekolah materi
komponen penyusun ekosistem.
c. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
Senin, 23 Maret 2 jam
a. Pembelajaran IPA dengan pengamatan terhadap
2015
gambar satuan penyusun ekosistem serta
menjelajah ke hutan untuk mengetahui kepadatan
populasi sub materi satuan-satuan penyusun
ekosistem
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
Kamis, 26 Maret 3 jam
a. Pembelajaran IPA dengan sub materi saling
2015
ketergantungan ekosistem dengan mengamati
gambar jaring-jaring dan piramida makanan dan
tugas pembuatan kecambah kacang
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
Senin, 30 Maret 2 jam
a. Pembelajaran IPA dengan sub materi pola interaksi
2015
yaitu dengan mengamati gambar pola interaksi
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
Kamis, 2 April 3 jam
a. Post test
2015
b. Pengumpulan tugas karya (piramida dan jaringjaring makanan)
c. Pengisian angket penilaian diri dan tanggapan
Hari, Tanggal
Tabel 3.3 Rincian Kegiatan pada Kelas Kontrol
Pertemuan
1
Hari,
Jam
Tanggal
pelajaran
Rabu,
18 3 jam
Maret 2015
2
Senin,
23 2 jam
Maret 2015
3
Rabu,
25 3 jam
Maret 2015
4
Senin,
30 2 jam
Maret 2015
Kegiatan Pembelajaran
a. Pre test
b. Pembelajaran IPA sub materi komponen penyusun
ekosistem
c. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
a. Pembelajaran IPA dengan pengamatan terhadap
gambar-gambar sub materi satuan- satuan penyusun
ekosistem
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
a. Pembelajaran IPA dengan sub materi saling
ketergantungan dalam ekosistem yaitu dengan
mengamati gambar
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
a. Pembelajaran IPA dengan sub materi pola interaksi
yaitu dengan mengamati gambar dan kartu gambar
29
Pertemuan
5
Hari,
Tanggal
Jam
pelajaran
Rabu,
1 3 jam
April 2015
3.5.3
Kegiatan Pembelajaran
b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa
a. Post test
b. Pengumpulan tugas karya (piramida makanan dan
jaring-jaring makanan)
c. Pengisian angket penilaian diri
Penyusunan Laporan
a. Analisis adalah tahap pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh
dari hasil penelitian. Hasil dari analisis data tersebut diharapkan dapat
menjawab hipotesis peneliti.
b. Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data yang telah
dilakukan, sehingga dapat diketahui pendekatan JAS efektif diterapkan
pada pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
3.6 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar dan
karakter ilmiah. Sebelumnya telah dilakukan dokumentasi terhadap daftar nama
siswa dan nilainya. Dokumentasi juga dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung (video) untuk mengetahui kegiatan yang terkait dengan komponen
pendekatan JAS.
Data diperoleh dari;
(1) Hasil belajar diambil dengan menggunakan tes tertulis berupa pre test, post
test, lembar kerja siswa (LKS), LDS dan tugas kelompok.
(2) Karakter ilmiah siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi, angket
dan penilaian diri.
(3) Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS.
3.7
Uji Instrumen Tes
Uji instrumen tes yang digunakan berkaitan dengan soal uji coba yang
diuji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Soal uji coba
berjumlah 50 soal pilihan ganda, diujikan pada siswa kelas 8 yaitu siswa yang
30
sudah pernah mendapatkan materi pembelajaran yang bersangkutan. Analisis
validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal uji coba dapat
dilihat pada Lampiran 9.
(1) Validitas Butir Soal
Menurut
Arikunto
(2012)
Validitas
adalah
suatu
ukuran
yang
menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah item
memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan
skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk
mengetahui validitas soal digunakan rumus korelasi. Pada penelitian ini bentuk
soal berupa pilihan ganda sehingga menghitung validitas soal pilihan ganda
dengan rumus korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi biserial, yaitu :
√
Keterangan :
= koefisien korelasi biserial
Mp
= rata-rata skor peserta didik yang menjawab benar
Mt
= rata-rata skor seluruh peserta didik
P
= proporsi peserta didik yang menjawab benar
q
=1–p
Menurut Arikunto (2012), item-item yang mempunyai koefisien korelasi
lebih besar dari rtabel termasuk item yang tidak valid perlu direvisi atau tidak
digunakan. Jika harga r
hitung
> r
tabel
maka item soal yang diujikan memiliki
kriteria valid.
(2) Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan
memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap (Arikunto, 2012). Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang
digunakan untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda secara keseluruhan
menggunakan rumus K-R.20;
31
(
)(
)
Keterangan :
= reliabilitas soal secara keseluruhan
St2
= varians skor total
M
= rata-rata skor total
n
= jumlah butir soal
Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai r11 dikonsultasikan dengan
harga r tabel, jika rhitung > rtabel maka item tes yang diuji cobakan bersifat reliabel
(Arikunto, 2012). Hasil analisis reliabilitas menunjukkan bahwa rhitung dengan
harga sebesar 0.81 dan rtabel 0.35 (dengan jumlah responden N= 32 dan taraf
signifikansi 5%). Harga rhitung dibandingkan dengan harga rtabel, hasilnya
menunjukkan bahwa rhitung > rtabel ini berarti soal bersifat reliabel.
(3) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah) (Arikunto, 2012). Rumus yang digunakan untuk
mengetahui daya pembeda adalah dengan menghitung perbedaan dua rata-rata
yaitu antara rata-rata kelompok atas dengan rata-rata kelompok bawah. Rumus
yang digunakan adalah:
D
B
J
A
A
 BB
J
B
Keterangan :
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2012).
32
Klasifikasi daya pembeda :
D = 0,00 - 0,20 maka daya pembeda jelek
D = 0,21 - 0,40 maka daya pembeda cukup
D = 0,41 - 0,70 maka daya pembeda baik
D = 0,71 - 1,00 maka daya pembeda baik sekali
Bila D negatif, semua tidak baik. Jadi butir soal yang mempunyai nilai D negatif
sebaiknya dibuang.
(4) Tingkat Kesukaran Butir
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usahanya, sedangkan soal yang terlalu sukar menyebabkan siswa menjadi putus
asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya (Arikunto, 2012). Rumus tingkat kesukaran butir yang digunakan
adalah sebagai berikut;
TK 
N
B
Keterangan :
TK
: tingkat kesukaran
B
: jumlah siswa yang menjawab benar butir soal
N
: jumlah siswa yang mengikuti tes
Kriteria tingkat kesukaran butir (Arikunto, 2012) sebagai berikut:
0,00 ≤ TK ≤ 0,30 kriteria soal sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 kriteria soal sedang
0,70 < TK ≤ 1,00 kriteria soal mudah.
33
Rekapitulasi hasil analisis butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Validitas
Skor
Kriteria
0,39
Valid
0,61
Valid
0,54
Valid
0,51
Valid
0,41
Valid
0,53
Valid
0,37
Valid
0,42
Valid
0,57
Valid
0,48
Valid
0,64
Valid
0,56
Valid
0,38
Valid
0,47
Valid
0,43
Valid
0,52
Valid
0,50
Valid
0,46
Valid
0,53
Valid
0,37
Valid
0,38
Valid
0,38
Valid
0,37
Valid
0,42
Valid
0,36
Valid
Daya pembeda
Skor Kriteria
0,25
Cukup
0,38
Cukup
0,44
Baik
0,25
Cukup
0,25
Cukup
0,38
Cukup
0,25
Cukup
0,25
Cukup
0,25
Cukup
0,44
Baik
0,25
Cukup
0,50
Baik
0,31
Cukup
0,31
Cukup
0,25
Cukup
0,44
Baik
0,31
Cukup
0,44
Baik
0,31
Cukup
0,31
Cukup
0,31
Cukup
0,44
Baik
0,44
Baik
0,31
Cukup
0,31
Cukup
Tingkat kesukaran
Skor
Kriteria
0,56
Sedang
0,44
Sedang
0,66
Sedang
0,25
Sukar
0,38
Sedang
0,44
Sedang
0,81
Mudah
0,31
Sedang
0,44
Sedang
0,47
Sedang
0,19
Sukar
0,75
Mudah
0,47
Sedang
0,53
Sedang
0,56
Sedang
0,59
Sedang
0,28
Sukar
0,66
Sedang
0,66
Sedang
0,53
Sedang
0,59
Sedang
0,28
Sukar
0,53
Sedang
0,53
Sedang
0,41
Sedang
Keterangan
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
*data selengkapnya dapat di lihat di Lampiran 9
Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan
tingkat kesukaran, maka soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal
yang dinyatakan valid, reliabel, sedangkan tingkat kesukaran butir soal dilihat
komposisinya antara sedang, mudah dan sukar serta daya pembeda soal antara
cukup, baik dan baik sekali. Hasil analisis digunakan untuk menentukan soal yang
pada penelitian ini dengan dasar seluruh indikator materi harus terwakili. Soal
yang digunakan pada penelitian ini adalah soal pilihan ganda berjumlah 25 butir
soal untuk tes pre test dan post test, dengan soal yang sama namun penomoran
pada soal diganti atau diacak.
34
3.8 Metode Analisis Data
3.8.1
Analisis Data Awal
Data awal yang akan dianalisis yaitu nilai UTS populasi pada kelas
eksperimen maupun kontrol yang akan diuji lebih lanjut dengan uji normalitas dan
homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk menyatakan apakah data berasal
dari distribusi normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas
ini adalah uji chi-kuadrat, yakni sebagai berikut;
k
Oi  Ei 2
i 1
Ei
χ 
2
dimana:
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi hasil yang diharapkan
k = jumlah kelas interval
Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika x2hitung < x2tabel dengan dk = k-1
untuk nilai x2 tabel pada taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005).
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai
varian yang sama atau berbeda. Jika data mempunyai varians yang sama maka
data tersebut dikatakan homogen. Uji yang digunakan untuk menghitung
homogenitas populasi adalah uji Bartlett dengan langkah-langkah pengujiannya
sebagai berikut:

(ni  1) S 2

i
1. Menentukan varian gabungan : s  

(
ni

1
)


2





2. Menentukan harga satuan B dengan rumus : B  (log S 2 ) (n  1)
i
2
3. Menentukan statistik chi-kuadrat ( x )
x 2  (ln 10)B  (ni  1) log S 2 ]
i
Keterangan:
x2
= besarnya homogenitas
ni
= jumlah responden masing-masing kelompok
B
= koefisien Bartlett
Si2
= varians gabungan dari semua sampel
35
Data dikatakan homogen jika x2hitung < x2tabel dengan dk = k-1 pada taraf
signifikansi 5% (Sudjana, 2005). Hasil perhitungan normalitas dan homogenitas
populasi kelas VII di SMP Negeri 1 Larangan adalah sebagai berikut;
Tabel 3.5 Hasil Analisis Normalitas Populasi
X2hitung
9.50
10.12
10.98
10.82
Kelas
7E
7F
7G
7H
X2tabel
11.07
Keterangan
X2hitung<X2tabel
X2hitung<X2tabel
X2hitung< X2tabel
X2hitung< X2tabel
Kriteria Data
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa populasi berdistribusi normal
kemudian diuji homogenitas untuk mengetahui anggota populasi bersifat
homogen dengan menggunakan uji Bartlett. Hasil analisis uji homogenitas dengan
X2hitung sebesar 7,09 yang dibandingkan dengan harga X2tabel 7,82 (dengan dk=k-1
dan taraf signifikansi 5%) sehingga X2hitung < X2tabel dan Ho diterima artinya
anggota populasi berdasarkan nilai UTS bersifat homogen. Berdasarkan hasil
analisis normalitas dan homogentis populasi, dapat diketahui bahwa populasi
berangkat dari keadaan homogen atau sama dan mempunyai distribusi normal.
Hasil analisis data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Hasil analisis
tersebut dan pertimbangan guru maka dipilih kelas 7G dan 7H sebagai sampel
dalam penelitian ini.
3.8.2
Analisis Uji Homogenitias dan Normalitas Pre Test dan Post Test
Nilai pre test dan post test dilakukan uji normalitas dan homogenitas
karena data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan uji t dan uji N-gain.
Uji normalitas digunakan untuk menyatakan apakah data berasal dari distribusi
normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji
chi-kuadrat, yakni sebagai berikut;
k
Oi  Ei 2
i 1
Ei
χ 
2
dimana:
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi hasil yang diharapkan
36
k = jumlah kelas interval
Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika x2hitung < x2tabel dengan dk = k-1
untuk nilai x2 tabel pada taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005).
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data nilai kedua kelas
mempunyai varian yang sama atau berbeda. Jika data mempunyai varians yang
sama maka data tersebut dikatakan homogen. Hipotesis statistika yang digunakan
adalah sebagai berikut;
Ho : σ12 = σ22
Ha : σ12 ≠ σ22
Uji yang digunakan untuk menghitung homogenitas sampel adalah uji
kesamaan dua rata-rata atau uji F sebagai berikut;
F=
Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika Fhitung≥F(α);(nb-1),(nk-1), dengan α =
5% dan dk=n-1 untuk masing-masing pembilang dan penyebut (Sudjana, 2005).
Hasil analisis normalitas dan homogenitas pre test dan post test adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.6 Hasil Analisis Normalitas Pre Test dan Post Test
Pre Test
Post Test
Kelas
7G
7H
7G
7H
X2hitung
10.11
9.10
9.66
11.05
X2tabel
11.07
11.07
11.07
11.07
Keterangan
X2hitung<X2tabel
X2hitung<X2tabel
X2hitung<X2tabel
X2hitung<X2tabel
Kriteria Data
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13
Tabel 3.7 Hasil Analisis Homogenitas Pre Test dan Post Test
Pre Test
Post Test
Fhitung
1.26
1.68
Ftabel
1.80
1.80
Keterangan
Fhitung≤Ftabel
Fhitung≤Ftabel
Kriteria Data
Homogen
Homogen
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14
Hasil analisis uji normalitas dan homogenitas data pre test maupun post
test menunjukkan bahwa menunjukkan hasil bahwa kedua data tersebut
berdistribusi normal dan homogen. Hasil tersebut dapat menjadi ketentuan data
pre test dan post test dapat diuji dengan statistik parametrik diantaranya uji beda
atau uji t dan uji N-gain.
37
3.8.3. Analisis Data Hasil Belajar
Data hasil belajar kognitif yaitu dengan menghitung nilai akhir pada kelas
eksperimen dan kontrol diperoleh dari:
1) Nilai pre test dan post test (25 soal pilihan ganda)
2) LKS untuk kelompok eksperimen dan LDS untuk kelompok kontrol sebagai
nilai harian (NH)
3) Tugas kelompok.
Data tersebut digunakan untuk menghitung nilai akhir yang didapat oleh
siswa sebagai berikut;
Nilai Akhir =
Mencari persentase ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
P=
Keterangan:
P = persentase ketuntasan klasikal belajar
F = jumlah siswa tuntas belajar secara individual (nilai
N = jumlah total siswa
(Sudijono, 2009).
Analisis data nilai akhir dan persentase ketuntasan belajar klasikal pada
kelas eksperimen maupun kontrol dapat dilihat pada Lampiran 15. Hasil belajar
kognitif pada kelompok kontrol dan eksperimen kemudian dianalisis dengan
menggunakan uji t, data yang digunakan diperoleh dari nilai post test untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar diantara kedua kelompok tersebut. Hipotesis
untuk haisl belajar dengan uji t adalah sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : µ1 = µ2, tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok
Ha : µ1 ≠ µ2, terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok
Menurut Sudjana (2005) data yang diperoleh dari data hasil belajar
kognitif dianalisis menggunakan rumus uji t sebagai berikut;
38
x1  x2
t
Dengan S 
1 1

n1 n2
S
(n1  1) S12  (n 2  1) 2 S 22
n1  n 2  2
Keterangan :
x1
= rata-rata kelompok eksperimen
x2
= rata-rata kelompok kontrol
n1
= jumlah subyek kelompok eksperimen
n2
= jumlah subyek kelompok kontrol
S12
= varians kelompok eksperimen
S 22
= varians kelompok kontrol
S2
= varian gabungan
(Sudjana, 2005)
Ho
diterima
jika
-t(1-1/2α)(n1+n2-2)<thitung<t(1-1/2α)(n1+n2-2)
dengan
taraf
signifikansi 5% dan dk=(n1+n2)-2 dan tolak Ho apabila sebaliknya. Peningkatan
hasil belajar pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diuji dengan uji N-gain
yang diperoleh dari data pre test dan post test. Analisis N-gain dapat dilihat pada
Lampiran 16.
Rumus yang digunakan untuk uji N-gain adalah sebagai berikut:
N gain =
Hasil N-gain ini kemudian diklasifikasikan sesuai kriteria sebagai berikut:
Kriteria tinggi apabila
: N-gain ≥ 0,7
Kriteria sedang apabila
: 0,7 < N-gain ≤ 0,3
Kriteria rendah apabila
: N-gain < 0,3
(Sugiyono, 2012)
3.8.4. Analisis Data Karakter Ilmiah
Analisis data karakter ilmiah didapat dari lembar observasi dan angket
penilaian diri menggunakan pola skala Likert sedangkan jurnal berupa catatan
guru. Ketentuan skor dan kriteria skor dapat dilihat pada Tabel 3.8 sebagai
berikut;
39
Tabel 3.8 Kriteria Skor Karakter Ilmiah dengan Teknik Penilaian Diri
Skor
4
3
Kriteria Skor
Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2
Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
1
Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
(Kemendikbud, 2013).
Rumus untuk mencari nilai adalah
Tabel 3.9 Kriteria Nilai Karakter Ilmiah
Nilai
81,25 < x ≤ 100
62,50 < x ≤ 81,25
43,75 < x ≤ 62,50
25,00 ≤ x ≤ 43, 75
(Arikunto, 2012)
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Tiap aspek karakter ilmiah juga dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap
aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu :
Rata-rata skor tiap aspek =
Dari tiap aspek dalam penilaian karakter ilmiah dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Kategori sangat tinggi dengan rata-rata nilai 3,4 < x ≤ 4,0; tinggi dengan rata-rata
nilai 2,8 < x ≤ 3,4; sedang dengan rata-rata nilai : 2,2 < x ≤ 2,8; rendah dengan
rata-rata nilai : 1,6 < x ≤ 2,2 dan sangat rendah dengan rata-rata nilai: 1,0 ≤ x ≤
1,6 (Kemendikbud, 2013).
Perbedaan karakter ilmiah pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah
melakukan pembelajaran dianalisis dengan uji t dengan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : µ1 = µ2, tidak terdapat perbedaan karakter ilmiah antara kedua kelompok
Ha : µ1 ≠ µ2, terdapat perbedaan karakter ilmiah antara kedua kelompok
40
Rumus untuk menghitung uji t adalah sebagai berikut:
x1  x2
t
S
Dengan S 
1 1

n1 n2
(n1  1) S12  (n2  1) 2 S 22
n1  n2  2
Keterangan :
x1
= rata-rata kelompok eksperimen
x2
= rata-rata kelompok kontrol
n1
= jumlah subyek kelompok eksperimen
n2
= jumlah subyek kelompok kontrol
S12
= varians kelompok eksperimen
S 22
= varians kelompok kontrol
S2
= varians gabungan
Tolak Ho jika thitung>t(1-1/2α)(n1+n2-2) dengan taraf signifikansi sebesar 5%
dan dk=(n1+n2)-2. Analisis uji t data karakter ilmiah siswa terdapat pada
Lampiran 19.
3.8.5.
Analisis Data Tanggapan Siswa dan Guru
Data
tanggapan
siswa
dan
guru
mengenai
pembelajaran
IPA
berpendekatan JAS dengan instrumen berupa angket yang diukur menggunakan
skor dengan dua alternatif jawaban yaitu jawaban “Ya” skor 1 dan jawaban
“Tidak” skor 0.
Jumlah skor yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus;
P=
Keterangan:
P = persentase skor yang diperoleh
F = skor yang diperoleh
N = skor maksimal
(Sudijono, 2009)
41
Hasil
persentase
angket
tanggapan
siswa
dan
guru
kemudian
dikualitatifkan ke dalam kriteria penilaian yang tersedia pada Tabel 3.6 sebagai
berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa dan Guru
Persentase Skor
80% < x ≤ 100%
60% < x ≤ 80%
40% < x ≤ 60%
20% < x ≤ 40%
0% ≤ x ≤ 20%
(Arikunto & Cepi, 2009)
Kriteria
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang baik
Sangat kurang baik
Analisis data tanggapan siswa dan guru digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS selama siswa
melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran JAS dapat digunakan sebagai
alternatif oleh guru ketika membelajarkan IPA. Analisis data tanggapan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
58
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi inetraksi
makhluk hidup dengan lingkungannya yang dilaksanakan di SMP Negeri 1
Larangan kurang efektif terhadap hasil belajar namun dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan memenuhi kriteria tuntas belajar secara klasikal.
2.
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi inetraksi
makhluk hidup dengan lingkungannya yang dilaksanakan di SMP Negeri 1
Larangan efektif terhadap karakter ilmiah siswa dengan persentase 100%
karakter siswa tergolong baik dan sangat baik.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan bagi para pembaca yang akan
melakukan penelitian selanjutnya agar hasil penelitian yang didapat lebih baik;
1. Diharapkan untuk peneliti yang lain untuk mengembangkan penelitian ini
dengan memperbaiki kekurangan yang ada yaitu pengkondisian siswa ketika
melaksanakan kegiatan menjelajah agar tidak ada siswa yang bermain atau
sibuk sendiri tanpa memperhatikan kegiatan jelajah alam sekitar.
59
2. Persiapan pembelajaran perlu direncanakan dengan baik, seperti lingkungan
yang akan digunakan apa, media dan waktu. Selain itu guru juga harus
mengecek lingkungan yang akan digunakan sebelum pembelajaran dilakukan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, M., Parmin & E. Purwantoyo. 2013. Penerapan Model Studi Lapangan
pada Materi Keanekaragaman Hayati dengan Memanfaatkan Lingkungan
Sekolah. Unnes Journal Of Biology Education, 2(2): 337-341.
Afifi, J. 2012. Inovasi-Inovasi Kreatif Manajemen Kelas dan Pengajaran Efektif.
Jogjakarta: Diva Press.
Alimah, S., Supriyanto & N. R. Utami. 2014. Model Meksint Korefsi dengan
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada Pembelajaran Struktur Tubuh
Hewan. Jurnal Biosaintifika, 6(1): 47-51.
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. & Cepi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Astuti, R., W. Sunarno & S. Sudarisman. 2012. Pembelajaran IPA dengan
Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen
Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap
Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri, 1(1): 51-59.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/ MTs. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Cholidah, N., Parmin, & B. Priyono. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Berpendekatan Jelajah Alam Sekitar Materi Ekosistem. Unnes Science
Education Journal, 3(1): 137-146.
Dalyono, M. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dettmer, P. 2006. New Blooms in Established Fields: Four Domains of Learning
and Doing. ProQuest Education Journals, 28(2): 70-78.
60
Hening, W., Sudarmin, & D. Mustikaningtyas. 2013. Pengembangan Modul
Hubungan Antar Komponen Ekosistem Berbantuan Flashcard untuk
Menumbuhkan Karakter Cinta Lingkungan pada Siswa SMP. Unnes Science
Education Journal, 2(2): 254-261.
Hotimah, H. 2008. Penerapan Model Pembelajaran IPA Terpadu Bervisi SETS
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Skripsi. Semarang: Unnes.
Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Isnaningsih & D. S. Bimo. 2013. Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Discovery Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(2): 136-141.
Kemendikbud. 2013. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
Khafidzin, Syamsul. 2012. Efektivitas Penerapan Metode PBI (Problem Based
Instruction) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk hidup
dengan Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) pada Siswa kelas VIII.
Skripsi. Semarang. FMIPA UNNES.
Krathwohl, D. 2002. A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. Theory
Into Practice, 41(4): 212-264.
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan
Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 3(1): 29-35.
Mulyani, E.S., M. Aditya, & N. Edi. 2008. Jelajah Alam Sekitar (JAS)
Pendekatan Pembelajaran Biologi. Online. http://buku_JAS_Srimulyani_
unnes.pdf-Foxitreader[buku_JAS_Srimulyani_unnes.pdf] [diakses 11-122014].
Mustari, M. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Laksbang Pressindo.
Nur’aeni, I. 2012. Penerapan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada
Pembelajaran Materi Paku (Pteridophyta) di MAN Pemalang. Skripsi.
Semarang: FMIPA UNNES.
RC, Rifa’I A. & C.T Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
61
Sari, I.P., M. Rahayuningsih, & N. Edi. 2012. Pemanfaatan Kebun sebagai
Sumber Belajar dengan Menerapkan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS). Unnes Journal of Biology Education, 1(2): 2-6.
Sari, Y., S. Mulyani & S. Ridlo. 2013. Efektivitas Penerapan Metode Quantum
Teaching pada Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Berbasis Karakter
dan Konservasi. Unnes Journal Of Biology Education, 2(2): 166-172.
Sudijono, A. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan, 16(1): 75-83.
Tang, X., A. Elby, & D. Levin. 2009. The scientific method and scientific inquiry:
Tensions in teaching and learning. USA: Wiley InterScience. Online.
Tersedia
di
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20366/pdf
[diakses 20-01-2015].
Taufiq, M., N.R. Dewi, & A. Widiyatmoko. 2014. Pengembangan Media
Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema
“Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 3(2): 140-145.
Uno, H. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Utami, R. 2013. Efektivitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Terpadu Tema
Pencemaran Lingkungan Terhadap Penanaman Nilai Karakter dan
Pemahaman Konsep. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Wahono. 2013a. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013b. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis & Sugeng. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP & MTs Kelas VII. Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas.
Widiyatmoko, A. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu
Berkarakter Menggunakan Pendekatan Humanistik Berbantu Alat Peraga
Murah. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1): 76-82.
Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek dengan
Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2): 102-108.
62
Winarti, 2011. Pembangunan Karakter dalam Pembelajaran Sains Melalui
Metode Ilmiah. Makalah dipresentasikan pada seminar nasional pendidikan
biologi, UNS Solo, 16 Juli 2011.
Yuanita, R., N. Edi., & Sumadi. 2014. Penerapan Model Investigasi Kelompok
pada Pembelajaran Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup dengan
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Di Smp Negeri 2 Brangsong Kendal.
Unnes Journal of Biology Education, 3(2): 77-86.
Yuniastuti, E. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar
Biologi dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar pada Siswa
Kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan. Jurnal Socioscientia, 5(1): 31-38.
Zakaria E & Zanaton. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and
Mathematics. Journal of Science and Technology Education, 3 (1): 35-59.
On line at http://www.ejmste.com/v3n1/EJMSTEv3n1_Zakaria&Iksan.pdf
[diakses 20-04-2015].
62
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
7.1 Menentukan
ekosistem dan
saling
hubungan
antara
komponen
ekosistem
Materi
Pokok
: SMP Negeri 1 Larangan
: Ilmu Pengetahuan Alam
: VII / 2
: 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekositem
Kegiatan pembelajaran
Interaksi a. Mengeksplor pengetahuan
makhluk
awal siswa
hidup
b. Melakukan kegiatan jelajah
dengan
alam sekitar dan
lingkungan
pengamatan terhadap
nya atau
lingkungan sekitar sebagai
Ekosistem
satuan ekosistem,
komponen ekosistem dan
kepadatan populasi (proses
sains).
c. Menggali informasi
narasumber tentang
komponen suatu satuan
ekosistem (proses sains).
d. Mencari berbagai sumber
belajar seperti buku,
internet, melihat lingkungan
sekitar atau tayangan video
tentang komponen suatu
satuan ekosistem yang
spesifik (proses sains).
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
a. Mengidentifikasi
komponenkomponen
penyusun
ekosistem
b. Mengindentifikasikan
satuan-satuan
dalam
ekosistem dan
menyatakan
matahari
merupakan
sumber energi
utama.
c. Menghitung
kepadatan
populasi suatu
ekosistem
d. Menjelaskan
Penilaian
Teknik
Hasil belajar:
tes tertulis,
Observasi,
dan
eksperimen
Karakter
ilmiah:
observasi
dan penilaian
diri
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Pilihan
1. Perhatikan
ganda,
bagan rantai
Lembar
makanan
observasi
pada
berupa LKS
ekosistem
dan tugas
sawah
proyek
berikut ini!
Paditikus 
ular
Tikus mendapat
kan makanan
dengan
memakan padi,
sehingga
berdasarkan
Angket
jenis
penilaian
makanannya
diri dan
tikus berperan
lembar
sebagai
observasi
organisme... .
karakter
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Karakter
ilmiah yang
diharapkan
9 x 40’
Buku Guru
IPA dan
buku siswa
(Wahono,
2013),
BSE IPA
(Wasis,
2008),
lingkungan
sekitar, dan
gambar.
Rasa ingin
tahu,
Jujur,
percaya diri,
disiplin dan
toleransi.
63
e. Membuat beberapa model
diagram rantai makanan
dan jaring-jaring makanan
(proses sains dan
edutainment)
f. Menyampaikan data yang
telah didapat dalam forum
diskusi di kelas (learning
community)
pengertian
rantai, jaringjaring dan
piramida
makanan
e. Menggambarkan dalam
bentuk
diagram rantai
makanan dan
jaring-jaring
kehidupan
berdasar hasil
pengamatan
suatu
ekosistem
f. Mengamati
tentang
hubungan
saling
ketergantungan dalam
ekosistem.
g. Mengamati gambar dan
mengidentifikasi pola
interaksi (proses sains)
g. Membedakan
pola interaksi
dalam
ekosistem
ilmiah
A. Tingkat
trofik I
B. Tingkat
trofik II
C. Konsumen 2
D. Konsumen
tersier
2. 2. Gambarkan
dalam bentuk
diagram rantai
makanan dan
jaring-jaring
kehidupan
berdasarkan
hasil
pengamatan
suatu ekosistem
yang kamu
amati! Lakukan
dalam bentuk
kerja
kelompok!
Presentasi-kan
di depan kelas
pada saat yang
ditetapkan!
Semarang, Maret 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran IPA,
Nur Rohmah, S. Pd
NIP 19691021 1995122 001
Mahasiswa,
Kepala SMP Negeri 1 Larangan,
Sri Wahyuningsih,
NIM 4001411028
64
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS
EKSPERIMEN
MATERI : INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
(EKOSISTEM)
SMP NEGERI 1 LARANGAN
KELAS VII/ SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2014/2015
64
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMP Negeri 1 Larangan
Kelas/Semester
: VII/2
Mata Pelajaran
: IPA
Materi
: Interaksi Makhluk Hidup
dengan Lingkungannya
Alokasi waktu
: 9 X 40’ ( 4X pertemuan )
A. Standar Kompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi komponen-komponen penyusun ekosistem.
2. Mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari
sebagai sumber energi utama.
3. Menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem.
4. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida
makanan.
5. Menyajikan diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
6. Mengamati tentang hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem.
7. Membedakan pola interaksi dalam ekosistem.
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka:
1.
Siswa dengan rasa percaya diri dan jujur dapat menjelaskan pengertian
ekosistem melalui kegiatan pengamatan langsung.
66
2.
Siswa dengan rasa ingin tahu dapat menemukan komponen-komponen
penyusun ekosistem di lingkungan sekitar sekolah melalui kegiatan
pengamatan langsung.
3.
Siswa dengan rasa jujur dan disiplin mencatat data tentang komponen
penyusun ekosistem melalui kegiatan pengamatan langsung.
4.
Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat mengkomunikasikan
peranan komponen-komponen ekosistem dalam bentuk laporan pengamatan.
Pertemuan 2
Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka:
1.
Siswa dengan rasa percaya diri dapat menjelaskan matahari sebagai sumber
energi utama dalam ekosistem melalui proses fotosintesis yang dilakukan
oleh tumbuhan melalui kegiatan pengamatan langsung.
2.
Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin mengidentifikasi satuan-satuan
organisasi ekosistem melalui kegiatan pengamatan gambar.
3.
Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat membedakan pengertian
individu, populasi, komunitas, dan ekosistem melalui kegiatan diskusi.
4.
Siswa dengan rasa ingin tahu, jujur, dan disiplin dapat menghitung
kepadatan populasi suatu ekosistem melalui kegiatan pengamatan langsung.
5.
Siswa dengan rasa jujur dan percaya diri mengkomunikasikan analisis data
kepadatan populasi melalui kegiatan diskusi.
Pertemuan 3
Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka:
1.
Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin dapat memahami saling
ketergantungan antara komponen dalam ekosistem melalui kegiatan
pengamatan gambar.
2.
Siswa dengan rasa jujur dan rasa ingin tahu dapat mengidentifikasi gambar
suatu jaring-jaring makanan melalui kegiatan pengamatan.
3.
Siswa dengan rasa percaya diri dapat menjelaskan pengertian rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan melalui kegiatan
67
pengamatan dan diskusi.
4.
Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat menyajikan diagram
rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui tugas kelompok.
5.
Siswa dengan rasa ingin tahu dapat menentukan pola piramida makanan
yang benar melalui kegiatan diskusi.
Pertemuan 4
Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka:
1.
Siswa dengan rasa ingin tahu dan jujur dapat menentukan pola interaksi
melalui kegiatan pengamatan gambar.
2.
Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat menjelaskan pengertian
interaksi dalam ekosistem (netralisme, simbiosis, kompetisi dan predasi)
melalui kegiatan pengamatan dan diskusi.
3.
Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin dapat membedakan simbiosis
mutualisme, simbiosis parasitisme dan
simbiosis komensalisme melalui
kegiatan pengamatan.
Karakter ilmiah yang diharapkan yaitu rasa ingin tahu, jujur, percaya diri,
disiplin dan toleransi.
E. Materi Pembelajaran
1.
Komponen Penyusun Ekosistem (Pertemuan 1)
Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup
beserta benda-benda tak hidup. Semua makhluk hidup yang menyusun suatu
ekosistem disebut komponen biotik, contohnya manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponen
abiotik antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, kelembapan, dan
keasaman (pH). Berdasarkan fungsi atau tingkatan trofiknya, komponen biotik
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer
(pengurai).
68
Produsen merupakan satu-satunya organisme yang dapat membuat dan
menyediakan makanan bagi diri sendiri dan makhluk hidup lain (organisme
aututrof). Tumbuhan menggunakan energi matahari dalam proses fotosintesis,
sehingga matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi.
Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh produsen
(organisme heterotrof).
2.
Satuan-Satuan Organisasi dalam Ekosistem (Pertemuan 2)
Ekosistem merupakan kesatuan struktural dan fungsional antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Organisasi terkecil dalam ekosistem disebut
individu. Individu-individu sejenis berkumpul dan berinteraksi membentuk
organisasi yang lebih besar yang disebut populasi. Beberapa populasi makhluk
hidup dalam suatu lingkungan berinteraksi membentuk komunitas. Komunitas
dan lingkungannya selalu berhubungan timbal balik membentuk ekosistem.
Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan ekosistem yang ada di
bumi merupakan biosfer.
3.
Saling Ketergantungan dalam Ekosistem (Pertemuan 3)
Ekosistem terjadi hubungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik,
keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Contoh hubungan saling
ketergantungan antara sesama komponen biotik yaitu saling ketergantungan
antarspesies terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan
dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini akan membentuk
jarfing-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan
piramida makanan.
1.a
1.b
1.c
(BSE Wasis, 2008)
Gambar 1. 1.a Rantai makanan, 1.b Jaring-jaring makanan, 1.c Piramida
makanan
69
4.
Jenis-jenis interaksi antar organisme (Pertemuan 4)
Jenis-jenis interaksi antar organisme antara lain sebagai berikut;
a. Hubungan netral yaitu hubungan yang tidak saling memengaruhi.
b. Hubungan simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme.
Ada tiga jenis hubungan simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme dan
parasitisme.
c. Hubungan
kompetisi
terjadi
jika
dalam
suatu
ekosistem
terdapat
ketidakseimbangan, misalnya kekurangan air, makanan, pasangan kawin, dan
ruang.
d. Hubungan predasi yaitu hubungan antara organisme yang memangsa dan
organisme yang dimangsa, contohnya adalah hubungan antara rusa dengan singa.
F. Strategi Pembelajaran
Pendekatan
: Jelajah Alam Sekitar (JAS)
Model
: Cooperative learning
Metode
: Observasi, eksperimen, diskusi kelompok dan ceramah
G. Media, Alat, dan Sumber Belajar
Pertemuan 1
1. Media
: LKS
2. Alat
: papan tulis, spidol, kamera
3. Sumber belajar
:
Lingkungan sekitar sekolah (hutan, dan sungai)
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 2
1. Media
: LKS, gambar.
2. Alat
: papan tulis, spidol, kamera, rafia.
3. Sumber belajar
:
70
Lingkungan sekitar sekolah (hutan)
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 3
1. Media
: LKS, gambar, tanaman kecambah yang sudah ditanam
siswa.
2. Alat
: papan tulis, spidol, kamera, penggaris.
3. Sumber belajar
:
Lingkungan sekitar sekolah
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 4
4. Media
: LKS, kartu gambar
5. Alat
: papan tulis, spidol
6. Sumber belajar
:
Lingkungan sekitar sekolah
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
71
H. Langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
Sub materi: Konsep lingkungan dan komponen penyusun eksosistem (2 JP)
Kegiatan
Tahapan
Kegiatan pembelajaran
Komponen
JAS
a. Pembukaan
1. Guru mengucapkan salam, menanyakan kabar
dan melakukan presensi.
2. Guru bertanya kepada siswa “apa yang kalian
temui di lingkunganmu?”
b. Motivasi dan 3. Guru memotivasi pengetahuan awal siswa
apersepsi
“Tumbuhan mampu menyediakan sumber
makanan untuk makhluk hidup lain, jadi
Pendahuluan
tumbuhan berfungsi sebagai apa dalam
ekosistem?”
Inti
c. Prasyarat
4. Siswa mengetahui pengertian konsep lingkungan
pengetahuan 5. Guru menyuruh siswa menyiapkan peralatan alat
d. Pra observasi
tulis
a. Eksplorasi
1. Guru membimbing siswa dalam pembentukan 1. Eksplorasi
kelompok (4orang/kelompok)
2. Guru membagikan LKS JAS dan membimbing
siswa melakukan kegiatan jelajah alam hutan
dan lapangan sekolah.
b. Elaborasi
3. Guru membimbing siswa pergi ke sungai di 2. Proses
depan sekolah, kemudian siswa dengan rasa
sains.
ingin tahu mengamati dan mencatat data hasil
pengamatan dengan jujur, segala benda atau
makhluk hidup yang ditemui di lapangan.
4. Siswa mencatat hasil pengamatan pada LKS
dengan jujur pada tabel pengamatan.
5. Guru membimbing siswa pergi ke hutan di
samping sekolah untuk melakukan kegiatan
pengamatan yang sama tentang komponen biotik
dan abiotik.
6. Siswa dengan rasa ingin tahu melakukan
pengamatan dan mencatat hasil pengamatan
pada LKS dengan jujur dan dilakukan dengan 3. Learning
communit
disiplin.
Waktu
10
menit
10
menit
15
menit
15
menit
72
Kegiatan
Tahapan
c. Konfirmasi
Penutup
Kegiatan pembelajaran
Komponen
JAS
y
7. Siswa mendiskusikan pengertian lingkungan dan
ekosistem serta komponen penyusun ekosistem
dengan penuh toleransi dalam etika berdiskusi.
8. Guru dan siswa berdiskusi tentang pengertian
produsen, konsumen dan dekomposer.
9. Guru dan siswa berdiskusi tentang macammacam konsumen berdasarkan jenis makanan 4. Edutainyang dimakan.
ment
10. Guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan nyaman.
11. Siswa
dengan
rasa
percaya
diri
mempresentasikan hasil pengamatan.
12. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya
diri bertanya jawab menanggapi presentasi yang 5. Assesmen
disampaikan oleh kelompok lain.
autentik
13. Guru melakukan penilaian pada siswa selama
mengikuti proses pembelajaran.
14. Guru menjelaskan prinsip proses fotosintesis 6. Konstruktivisme
15. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa, meluruskan kesalah
pemahaman, memberi penguatan.
16. Guru bersama dengan siswa membuat
rangkuman hasil belajar
1. Guru
memberikan
penghargaan
kepada
kelompok dengan kinerja baik.
2. Guru memberikan tugas rumah berupa tugas
kelompok, yaitu membuat kecambah dari
kacang hijau yang akan dibahas pada pertemuan
ketiga.
3. Guru
menjelaskan
prosedur
cara
pelaksanaannya.
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
berikutnya.
LKS JAS yang digunakan pada pertemuan pertama adalah LKS 1 tentang pengamatan
terhadap komponen biotik dan abiotik.
Waktu
20
menit
10
menit
73
I. Penilaian
1.) Hasil Belajar
a.
Teknik Penilaian: Tugas kelompok, observasi dan eksperimen
b.
Bentuk Instrumen:
1. Lembar observasi (LKS) terlampir
2. Tugas proyek
a) Lakukan percobaan perkecambahan pada kacang hijau, kemudian
tempatkan di tempat yang terang dan gelap. Bandingkan hasil percobaan
perkecambahan yang ditempat gelap dan terang. Komunikasikan hasil
percobaanmu pada pertemuan berikutnya.
b) Buatlah model diagram jaring-jaring makanan, dan piramida makanan
berdasarkan hasil pengamatan suatu ekosistem yang kamu amati. Lakukan
dalam bentuk kelompok.
2.) Karakter Siswa
a. Teknik penilaian: observasi dan penilaian diri
b. Bentuk instrumen: angket penilaian diri dan lembar observasi (terlampir)
Semarang,
Maret 2015
Mengetahui,
Guru mata pelajaran IPA,
Mahasiswa,
Nur Rohmah, S. Pd
Sri Wahyuningsih,
NIP 19691021 1995122 001
NIM 4001411028
74
Lampiran 3
SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Sekolah
: SMP Negeri 1 Larangan
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VII / 2
Standar Kompetensi
: 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekositem
Materi
Kompetensi
Pokok
Kegiatan pembelajaran
Dasar
7.1 Menentukan
ekosistem dan
saling
hubungan
antara
komponen
ekosistem
Interaksi
a. Mengeksplor pengetahuan
makhluk
awal siswa
hidup
b. Guru menyampaikan materi
dengan
secara detail.
lingkungann c. Melakukan kegiatan
ya atau
pengamatan gambar tentang
Ekosistem
komponen ekosistem dan
kepadatan populasi
d. Menggali informasi
narasumber tentang komponen
suatu satuan ekosistem.
e. Mencari berbagai sumber
belajar seperti buku, internet,
melihat lingkungan sekitar
atau tayangan video tentang
komponen suatu satuan
ekosistem yang spesifik.
f. Membuat beberapa model
diagram rantai makanan dan
jaring-jaring makanan.
g. Menyampaikan data yang
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
a. Mengidentifikasi komponenkomponen
penyusun
ekosistem
b. Mengindentifikasikan
satuan-satuan
dalam
ekosistem dan
menyatakan
matahari
merupakan
sumber energi
utama.
c. Menghitung
kepadatan
populasi suatu
ekosistem
d. Menjelaskan
pengertian
rantai, jaring-
Penilaian
Teknik
Hasil belajar:
tes tertulis,
dan Observasi.
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Pilihan
ganda,
Lembar
diskusi
berupa LDS
dan tugas
proyek
1. Perhatikan
bagan rantai
makanan
pada
ekosistem
sawah berikut
ini!
Paditikus 
ular
Karakter
ilmiah:
observasi dan
penilaian diri
Tikus mendapatkan makanan
dengan memakan
padi, sehingga
berdasarkan jenis
makanannya
Angket
penilaian diri tikus berperan
sebagai
dan lembar
organisme... .
observasi
karakter
A. Tingkat trofik
ilmiah
I
B. Tingkat trofik
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
9 x 40’
Buku Guru
IPA dan
buku siswa
(Wahono,
2013), BSE
IPA (Wasis,
2008), dan
gambar.
Karakter
ilmiah yang
diharapkan
Rasa ingin
tahu,
Jujur,
percaya diri,
disiplin dan
toleransi.
75
telah didapat dalam forum
diskusi di kelas.
h. Mengamati gambar dan
mengidentifikasi pola interaksi
(proses sains)
jaring dan
piramida
makanan
e. Menggambarkan dalam
bentuk diagram
rantai makanan
dan jaringjaring
kehidupan
berdasar hasil
pengamatan
suatu ekosistem
f. Mengamati
tentang
hubungan
saling ketergantungan dalam
ekosistem
II
C. Konsumen 2
D. Konsumen
tersier
2. 2. Gambarkan
dalam bentuk
diagram rantai
makanan dan
jaring-jaring
kehidupan
berdasarkan hasil
pengamatan
suatu ekosistem
yang kamu
amati! Lakukan
dalam bentuk
kerja kelompok!
Presentasi-kan di
depan kelas pada
saat yang
ditetapkan!
g. Membedakan
pola interaksi
dalam
ekosistem
Semarang,
Maret 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran IPA,
Mahasiswa,
Nur Rohmah, S. Pd
NIP 19691021 1995122 001
Sri Wahyuningsih,
NIM 4001411028
76
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
MATERI : INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN
LINGKUNGANNYA (EKOSISTEM)
SMP NEGERI 1 LARANGAN
KELAS VII/ SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2014/2015
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Sekolah
: SMP Negeri 1 Larangan
Kelas/Semester
: VII/2
Mata Pelajaran
: IPA
Materi
: Interaksi Makhluk Hidup
dengan Lingkungannya
Alokasi waktu
: 9 X 40’ ( 4X pertemuan )
A. Standar Kompetensi
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi komponen-komponen penyusun ekosistem.
2. Mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari
sebagai sumber energi utama.
3. Menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem.
4. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida
makanan.
5. Menyajikan diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
6. Mengamati tentang hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem.
7. Membedakan pola interaksi dalam ekosistem.
D. Tujuan
Pertemuan 1
1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri mengidentifikasi komponenkomponen penyusun ekosistem melalui kegiatan pengamatan gambar.
78
2. Siswa dengan
rasa
percaya
diri
dan
toleransi
menjelaskan serta
mengkomunikasikan peranan komponen-komponen penyusun ekosistem
melalui kegiatan diskusi.
Pertemuan 2
1. Siswa dengan rasa toleransi dan percaya diri mengidentifikasi satuan-satuan
organisasi ekosistem melalui kegiatan diskusi.
2. Siswa dengan rasa jujur dan disiplin menghitung kepadatan populasi melalui
kegiatan diskusi
3. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri menyebutkan contoh-contoh
ekosistem melalui kegiatan diskusi
Pertemuan 3
1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri dapat menjelaskan hubungan
saling ketergantungan jaring-jaring makanan melalui kegiatan pengamatan
gambar.
2. Siswa
dengan
rasa
jujur
dan
disiplin
mengkomunikasikan
hasil
pengamatannya melalui kegiatan diskusi.
3. Siswa dengan percaya diri dan toleransi menjelaskan pengertian rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan melalui kegiatan
diskusi.
Pertemuan 4
1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan jujur dapat menentukan pola interaksi
melalui kegiatan pengamatan gambar.
2. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi menjelaskan pengertian
interaksi dalam ekosistem melalui kegiatan diskusi.
3. Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin dapat membedakan simbiosis
mutualisme, parasitisme, dan komensalisme melalui kegiatan diskusi.
Karakter ilmiah yang diharapkan yaitu rasa ingin tahu, jujur, percaya diri,
disiplin dan toleransi.
79
E. Materi Pembelajaran
1.
Komponen Penyusun Ekosistem (Pertemuan 1)
Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup
beserta benda-benda tak hidup. Semua makhluk hidup yang menyusun suatu
ekosistem disebut komponen biotik, contohnya manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponen
abiotik antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, kelembapan, dan
keasaman (pH). Berdasarkan fungsi atau tingkatan trofiknya, komponen biotik
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer
(pengurai).
Produsen merupakan satu-satunya organisme yang dapat membuat dan
menyediakan makanan bagi diri sendiri dan makhluk hidup lain (organisme
aututrof). Tumbuhan menggunakan energi matahari dalam proses fotosintesis,
sehingga matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi.
Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh produsen
(organisme heterotrof).
2.
Satuan-Satuan Organisasi dalam Ekosistem (Pertemuan 2)
Ekosistem merupakan kesatuan struktural dan fungsional antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Organisasi terkecil dalam ekosistem disebut
individu. Individu-individu sejenis berkumpul dan berinteraksi membentuk
organisasi yang lebih besar yang disebut populasi. Beberapa populasi makhluk
hidup dalam suatu lingkungan berinteraksi membentuk komunitas. Komunitas
dan lingkungannya selalu berhubungan timbal balik membentuk ekosistem.
Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan ekosistem yang ada di
bumi merupakan biosfer.
3.
Saling Ketergantungan dalam Ekosistem (Pertemuan 3)
Ekosistem terjadi hubungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik,
keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Contoh hubungan saling
80
ketergantungan antara sesama komponen biotik yaitu saling ketergantungan
antarspesies terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan
dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini akan
membentuk jarfing-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan piramida makanan.
1.b
1.a
1.c
(BSE Wasis, 2008)
Gambar 1. 1.a Rantai makanan, 1.b Jaring-jaring makanan, 1.c Piramida makanan
4.
Jenis-jenis interaksi antar organisme (Pertemuan 4)
Jenis-jenis interaksi antar organisme antara lain sebagai berikut;
e. Hubungan netral yaitu hubungan yang tidak saling memengaruhi.
f. Hubungan 1.a
simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme.
Ada tiga jenis hubungan simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme dan
parasitisme.
g. Hubungan
kompetisi
terjadi
jika
dalam
suatu
ekosistem
terdapat
ketidakseimbangan, misalnya kekurangan air, makanan, pasangan kawin, dan
ruang.
h. predasi yaitu hubungan antara organisme yang memangsa dan organisme yang
dimangsa, contohnya adalah hubungan antara rusa dengan singa.
F. Strategi Pembelajaran
Pendekatan
: Ekspositori
Model
: Cooperative learning
Metode
: Ceramah, diskusi dan pengamatan gambar.
81
G. Media, Alat, dan Sumber Belajar
Pertemuan 1
1. Media
: LDS, gambar ekosistem
2. Alat
: papan tulis, spidol
3. belajar
:
Gambar ekosistem sawah
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 2
1. Media
: LDS
2. Alat
: papan tulis, spidol
3. Sumber belajar
:
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 3
1. Media
: LDS, gambar jaring-jaring makanan
2. Alat
: papan tulis, spidol
3. Sumber belajar :
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Pertemuan 4
1. Media
: LDS, gambar pola interaksi
2. Alat
: papan tulis, spidol
3. Sumber belajar
:
Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.
Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
82
H. Langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
Sub materi: Konsep lingkungan dan komponen penyusun eksosistem (2 JP)
Kegiatan
Pendahuluan
Komponen
ekspositori
a. Pembukaan 1. Guru mengucapkan salam, menanyakan 1. Preparakabar dan melakukan presensi.
tion
2. Guru bertanya kepada siswa “apa yang
kalian temui di lingkunganmu?”
b.Motivasi dan 3. Guru memotivasi pengetahuan awal siswa
apersepsi
“Tumbuhan mampu menyediakan sumber
makanan untuk makhluk hidup lain, jadi
tumbuhan berfungsi sebagai apa dalam
ekosistem?”
Tahapan
c. Prasyarat
pengetahuan
a. Eksplorasi
Inti
b.Elaborasi
Kegiatan pembelajaran
4. Siswa mengetahui pengertian konsep
lingkungan
5. Guru menyuruh siswa menyiapkan peralatan
alat tulis
1. Guru menjelaskan pengertian ekosistem dan 2. Penyajian
pengertian organisme produsen, konsumen,
dan dekomposer.
2. Guru menjelaskan pengertian organisme
menurut makanan yang dimakan (karnivora,
herbivora dan omnivora).
3.
Siswa memperhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh guru dengan rasa ingin
tahu.
4. Siswa mencatat materi yang disampaikan
guru dengan lengkap.
5. Guru membimbing siswa dalam pembentukan
kelompok (4-5 orang/ kelompok), dan
kemudian memberi masing-masing siswa
LDS.
6.
Guru menampilkan gambar mengenai 3. Menghuekosistem sawah atau kebun dan siswa bungkan
melakukan pengamatan pada gambar.
7. Siswa mencatat data pada lembar diskusi
yang diberikan guru dengan jujur dan
disiplin.
8. Siswa mendiskusikan pengertian lingkungan
dan ekosistem serta komponen penyusun
ekosistem dengan penuh toleransi dalam
etika berdiskusi.
9.
Siswa dengan rasa percaya diri
mempresentasikan hasil pengamatan.
Waktu
10 menit
15 menit
25 menit
83
Kegiatan
Tahapan
Kegiatan pembelajaran
Komponen
ekspositori
Waktu
10. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya
diri bertanya jawab menanggapi presentasi
yang disampaikan temannya
11. Guru melakukan penilaian pada siswa
selama mengikuti proses pembelajaran.
b.Konfirmasi
Penutup
12. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa, meluruskan kesalah 5. Menyimp
pemahaman, memberi penguatan.
ulkan.
13. Guru bersama dengan siswa membuat
rangkuman hasil belajar.
6. Penerapa
14. Guru memberikan pertanyaan pada siswa
n
untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi.
1. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok dengan kinerja baik.
2. Guru memberikan tugas rumah berupa
membaca
materi
pada
pembelajaran
berikutnya.
3. berikutnya.
10 menit
10 menit
10 menit
84
I. Penilaian
1.) Hasil Belajar
a.
Teknik Penilaian: Tugas dan observasi.
b.
Bentuk Instrumen:
1. Lembar diskusi (LDS) terlampir
2. Tugas proyek
c) Buatlah model diagram jaring-jaring makanan, dan piramida makanan berdasarkan
hasil pengamatan suatu ekosistem yang kamu amati. Lakukan dalam bentuk
kelompok.
2.) Karakter Siswa
a. Teknik penilaian: observasi dan penilaian diri
b. Bentuk instrumen: angket penilaian diri dan lembar observasi (terlampir)
Semarang, Maret 2015
Mengetahui,
Guru mata pelajaran IPA,
Mahasiswa,
Nur Rohmah, S. Pd
Sri Wahyuningsih,
NIP 19691021 1995122 001
NIM 4001411028
Kepala SMP Negeri 1 Larangan,
85
Lampiran 5
RUBRIK LEMBAR OBSERVASI KARAKTER ILMIAH
No
1.
Karakter Ilmiah
RASA INGIN
TAHU
JUJUR
2.
3.
PERCAYA DIRI
4.
DISIPLIN
5.
TOLERANSI
Indikator
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru
Aktif bertanya
Memperhatikan dengan seksama objek yang diamati
Antusias mencari jawaban dan membaca banyak sumber
Melaporkan data atau informasi sesuai objek pengamatannya
Tidak melakukan plagiat dalam mengerjakan tugas
Berkata benar
Tidak mencontek dalam mengerjakan tugas/ ulangan/ ujian
Berani berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
Berani presentasi di depan kelas
Berani bertanya
Berani menjawab pertanyaan
Datang tepat waktu
Melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan
Mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar ketika membuat
laporan kegiatan
Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
Tidak memaksakan pendapat pada orang lain
Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun tanpa membedabedakan
Bersedia terbuka dan menerima masukan atau gagasan dari orang lain
Kriteria
Skor
4 indikator terpenuhi
3 indikator terpenuhi
2 indikator terpenuhi
1 indikator terpenuhi
4 indikator terpenuhi
3 indikator terpenuhi
2 indikator terpenuhi
1 indikator terpenuhi
4 indikator terpenuhi
3 indikator terpenuhi
2 indikator terpenuhi
1 indikator terpenuhi
4 indikator terpenuhi
3 indikator terpenuhi
2 indikator terpenuhi
1 indikator terpenuhi
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
4 indikator terpenuhi
3 indikator terpenuhi
2 indikator terpenuhi
1 indikator terpenuhi
4
3
2
1
1
86
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI KARAKTER ILMIAH SISWA
Kelas
:
Hari, Tanggal
:
Materi Pokok/ Tema :
Petunjuk Pengisian:
Isikan skor siswa tiap aspeknya pada kolom nomor siswa dengan skor 1, 2, 3, atau 4 sesuai kriteria pada pedoman
penskoran.
No
Nomor Siswa
Aspek yang Diamati
1
1
RASA INGIN TAHU
2
JUJUR
3
PERCAYA DIRI
4
DISIPLIN
5
TOLERANSI
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
JUMLAH
Semarang, Maret 2015
Observer 1
Observer 3
Observer 2
Elfa Dewi Haruna, S. Pd
Nur Rohmah, S. Pd
Annisa Nur Fitriyah
19691021 1995122 001
31
32
33
34
35 36
87
Lampiran 6
ANGKET PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH
Nama
:
No Absen
:
Kelas
:
Tanggal
:
Materi pokok
:
Petunjuk:
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
Keterangan :
SL
: Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR
: Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
KD
: Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
TP
: Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Pernyataan
Saya tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru
Saya aktif bertanya
Saya memperhatikan dengan seksama objek yang diamati
Saya antusias mencari jawaban dan membaca banyak sumber
Saya tidak melaporkan data atau informasi sesuai objek pengamatannya
Saya tidak menyebutkan sumber apabila mengutip atau menyalin dalam
mengerjakan tugas
Saya berkata benar (tidak berbohong) ketika memberi penjelasan
Saya mencontek dalam mengerjakan tugas/ ulangan
Saya berani berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu
Saya tidak berani presentasi di depan kelas
Saya tidak berani bertanya
Saya berani menjawab pertanyaan
Saya datang tepat waktu
Saya melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan
Saya mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
Saya menulis laporan dengan benar dan rapi
Saya tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
Saya memaksakan pendapat pada orang lain
Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun tanpa membedabedakan
Saya bersedia terbuka dan menerima masukan atau gagasan dari orang
lain
JUMLAH
SL
SR
KD
TP
88
Lampiran 7
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JAS
No
1.
2.
3.
Aspek
Pembelajaran dan pemahaman materi
Indikator
a. Selama pembelajaran Siswa
merasa
senang
dengan
pembelajaran menjelajah alam
(JAS)
b. Siswa
memahami
satuan
organisasi, saling ketergantungan
dan
pola
interaksi
dalam
ekosistem
menggunakan
pembelajaran jelajah alam sekitar
c. Siswa menerapkan sikap dan
metode ilmiah dalam setiap
kegiatan pembelajaran
d. Siswa termotivasi untuk belajar
IPA
Media/ LKS (Lembar Kerja Siswa), kartu a. Membantu siswa dalam belajar
bergambar
dan memahami materi interaksi
makhluk
hidup
dengan
lingkungannya
b. LKS disusun menarik dan mudah
dipahami isinya.
c. Kartu
bergambar
menarik
sehingga membuat siswa belajar
dengan senang dan bersemangat.
Evaluasi
a. Siswa mampu mengerjakan soal
LKS dengan diskusi kelompok
b. Mampu
mengerjakan
soal
ulangan dengan kemampuan
sendiri
Terdapat 10 butir item pada angket tanggapan siswa. Masing-masing butir memiliki skor
1 (dengan jawaban “Ya”) dan skor 0 (dengan jawaban “Tidak”).
Jumlah skor maksimal = 10.
89
Lampiran 7
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN IPA
BERPENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) MATERI INTERAKSI
MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
Nama
:
Kelas
:
No. Absen
:
Petunjuk pengisian:
Bacalah setiap penyataan yang tersedia pada kolom di bawah ini, kemudian isilah tanda
checklist () pada kolom yang tersedia.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Keterangan: “Ya”, apabila anda setuju dengan pernyataan
“Tidak”, apabila anda tidak setuju dengan pernyataan
Pernyataan
Saya merasa senang mengikuti pembelajaran IPA dengan menjelajah
alam sekitar
Saya dapat memamahi materi ekosistem dengan menjelajah alam dan
melakukan pengamatan secara langsung
Media yang digunakan (LKS JAS dan kartu gambar) sesuai dengan
materi ekosistem
Media yang digunakan (LKS JAS dan kartu gambar) membantu saya
memahami dan menemukan konsep-konsep ekosistem
Media yang digunakan (LKS JAS dan kartu gambar) membantu saya
belajar mandiri
Saya melakukan kegiatan menjelajah lingkungan sekitar dengan
metode dan sikap ilmiah
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran JAS, saya merasa bahwa jujur
itu penting dalam belajar IPA
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran JAS ini, saya merasa rasa
ingin tahu saya terhadap IPA meningkat
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran JAS saya merasa percaya diri
meningkat
Saya termotivasi untuk menerapkan sikap ilmiah (rasa ingin tahu, jujur
dan percaya diri) dalam setiap pembelajaran IPA dan kehidupan seharihari
Jumlah Skor
Ya
Tidak
90
Lampiran 8
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA
BERPENDEKATAN JAS
No
1.
2.
2.
3.
Aspek
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS
Indikator
a. Pembelajaran IPA menjadi menarik
b. Sumber belajar beraneka ragam
c. Jenis kegiatan belajar bervariasi
Pemahaman materi siswa
a. Siswa lebih mudah memahami materi
pembelajaran dengan objek langsung
b. Siswa antusias dalam melakukan
kegiatan menjelajah alam
Media / LKS JAS dan kartu bergambar a. Penampilan LKS JAS dan kartu
yang digunakan
bergambar menarik dan mudah dipahami
b. Isi LKS JAS dan kartu bergambar sesuai
dengan materi pembelajaran
c. LKS JAS dan kartu bergambar dapat
membantu siswa belajar mandiri
Kebermanfaatan
pembelajaran
IPA a. Membantu guru dalam mengamati dan
berpendekatan JAS
meningkatkan keaktifan siswa
b. Membantu guru dalam mengajarkan
karakter ilmiah bagi siswa
Terdapat 10 butir item pada angket tanggapan guru terhadap pembelajaran IPA
berpendekatan JAS. Masing-masing butir memiliki skor 1 (untuk jawaban “Ya”) dan
skor 0 (untuk jawaban “Tidak”). Jumlah skor maksimal adalah 10.
91
Lampiran 8
ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA
BERPENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) MATERI
INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
Nama
NIP
Instansi
:
:
:
Petunjuk pengisian:
Bacalah setiap penyataan yang tersedia pada kolom di bawah ini, kemudian isilah tanda
checklist () pada kolom yang tersedia.
Keterangan: “Ya”, apabila anda setuju dengan pernyataan
“Tidak”, apabila anda tidak setuju dengan pernyataan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pernyataan
Pembelajaran IPA menjadi lebih menarik dan menyenangkan
Dapat memperkaya wawasan siswa, karena sumber belajar dan objek
belajar yang beraneka ragam
Jenis kegiatan menjadi bervariasi, menjelajah lingkungan sekitar.
Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran
Menjelajah lingkungan sekitar mampu meningkatkan antusias siswa
Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar
memiliki tampilan yang menarik serta mudah dipahami
Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar
membantu siswa belajar mandiri
Isi LKS JAS dan kartu bergambar sesuai dengan materi pembelajaran
Membantu guru mengamati dan meningkatkan keaktifan siswa
Membantu guru dalam mengajarkan karakter ilmiah bagi siswa
Jumlah Skor
Ya
Tidak
Saran :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Semarang,
Maret 2015
Nur Rohmah, S. Pd
19691021 1995122 001
92
Lampiran 9
ANALISIS HASIL UJI COBA SOAL
No Butir Soal
No Butir Soal
No
Kode
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
XIII 1
XIII 2
XIII 3
XIII 4
XIII 5
XIII 6
XIII 7
XIII 8
XIII 9
XIII 10
XIII 11
XIII 12
XIII 13
XIII 14
XIII 15
XIII 16
XIII 17
XIII 18
XIII 19
XIII 20
XIII 21
XIII 22
XIII 23
XIII 24
XIII 25
XIII 26
XIII 27
XIII 28
XIII 29
XIII 30
XIII 31
XIII 32
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
Jumlah
17
21
18
3
8
18
14
7
10
21
8
20
12
17
18
19
27
23
12
23
Varians
0.26
0.23
0.25
0.09
0.19
0.25
0.25
0.18
0.22
0.23
0.19
0.24
0.24
0.26
0.25
0.25
0.14
0.21
0.24
0.21
Jumlah Varians
soal
10.95
p
0.53
0.66
0.56
0.09
0.25
0.56
0.44
0.22
0.31
0.66
0.25
0.63
0.38
0.53
0.56
0.59
0.84
0.72
0.38
0.72
0.28
0.23
0.20
Jumlah pq
10.61
valid
valid
0.19
0.06
0.31
0.25
0.31
dipakai cukup
dipakai cukup
0.00
valid
0.44
dipakai cukup
0.25
tidak
0.25
jelek
0.25
tidak
0.44
tidak
-0.1
jelek
-0.2
tidak
0.38
tidak
jelek
tidak
0.25
jelek
jelek
tidak
0.00
tidak
dipakai cukup
kriteria soal
-0.1
valid
0.13
dipakai baik
0.19
valid
0.31
kriteria daya
pembeda
dipakai cukup
tidak
0.81
tidak
tidak
reliabilitas
kriteria
realibilitas
daya pembeda
validitas
tidak cukup
0.43
valid
0.51
dipakai cukup
0.38
valid
-0.1
dipakai baik
0.22
tidak
0.0
jelek
0.37
tidak
0.41
tidak
0.21
jelek
0.51
tidak
0.54
valid
-0.1
dipakai cukup
0.0
valid
0.61
dipakai cukup
0.39
tidak
0.19
jelek
-0.1
tidak
0.09
tidak
0.18
0.35
jelek
0.42
tidak
rxy
rtabel
valid
Tingkat
Kesukaran
mudah
0.63
0.20
sedang
0.28
0.13
mudah
0.16
0.24
mudah
0.41
0.25
sedang
0.44
0.25
sedang
0.47
0.23
sedang
0.63
0.23
sedang
0.38
0.19
sedang
0.75
0.23
sukar
0.34
0.21
sedang
0.69
0.17
sedang
0.78
0.25
sukar
0.56
0.25
sedang
0.44
0.19
sedang
0.75
0.08
sukar
0.91
0.25
sukar
0.44
0.23
sedang
0.34
0.25
sedang
0.47
sedang
q
pq
tinggi
93
Lampiran 9
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
14
0.25
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
15
0.26
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
14
0.25
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0.16
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
24
0.19
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
15
0.26
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
26
0.16
10.95
0.16
0.84
0.13
10.61
0.44
0.56
0.25
0.50
0.50
0.25
0.41
0.59
0.24
0.81
0.19
0.15
0.16
0.84
0.13
0.31
0.69
0.21
0.31
0.69
0.21
0.44
0.56
0.25
0.47
0.53
0.25
0.44
0.56
0.25
0.19
0.81
0.15
0.75
0.25
0.19
0.47
0.53
0.25
0.81
0.19
0.15
0.42
0.57
0.48
0.25
0.64
0.56
0.38
0.14
0.25
0.25
0.44
dipakai cukup
dipakai cukup
tidak
tidak
0.13
jelek
dipakai cukup
0.19
tidak
jelek
tidak
0.25
jelek
0.06
tidak
tidak
0.00
tidak
0.12
valid
0.27
valid
0.37
valid
0.19
valid
0.15
valid
0.53
valid
0.04
0.35
valid
mudah
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
10
0.22
sedang
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
10
0.22
mudah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
5
0.14
sukar
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
26
0.16
sedang
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
13
0.25
sedang
35
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
16
0.26
sedang
34
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
14
0.25
sedang
33
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
5
0.14
sedang
32
sukar
31
mudah
30
sedang
29
sedang
28
0.81
0.00
baik
dipakai
dipakai cukup
tidak
jelek
0.31
dipakai cukup
dipakai cukup
0.50
cukup
kriteria soal
0.25
tidak
kriteria daya
pembeda
0.25
baik
0.38
dipakai
0.06
jelek
tinggi
tidak
kriteria
realibilitas
daya
pembeda
27
tidak
reliabilitas
26
tidak
validitas
25
jelek
rxy
rtabel
24
tidak
Tingkat
Kesukaran
23
sedang
XIII 1
XIII 2
XIII 3
XIII 4
XIII 5
XIII 6
XIII 7
XIII 8
XIII 9
XIII 10
XIII 11
XIII 12
XIII 13
XIII 14
XIII 15
XIII 16
XIII 17
XIII 18
XIII 19
XIII 20
XIII 21
XIII 22
XIII 23
XIII 24
XIII 25
XIII 26
XIII 27
XIII 28
XIII 29
XIII 30
XIII 31
XIII 32
Jumlah
Varians
Jumlah
Varians soal
p
q
pq
Jumlah pq
No Butir Soal
22
valid
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
No Butir Soal
21
sukar
Kode
Siswa
tidak
No
94
Lampiran 9
No Butir Soal
No Butir Soal
No
Kode
Siswa
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Skor
total
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
XIII 1
XIII 2
XIII 3
XIII 4
XIII 5
XIII 6
XIII 7
XIII 8
XIII 9
XIII 10
XIII 11
XIII 12
XIII 13
XIII 14
XIII 15
XIII 16
XIII 17
XIII 18
XIII 19
XIII 20
XIII 21
XIII 22
XIII 23
XIII 24
XIII 25
XIII 26
XIII 27
XIII 28
XIII 29
XIII 30
XIII 31
XIII 32
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
14
26
18
36
15
27
17
37
28
22
23
26
19
26
24
22
21
21
14
36
42
32
22
18
22
27
13
13
26
27
26
27
28
52
36
72
30
54
34
74
56
44
46
52
38
52
48
44
42
42
28
72
84
64
44
36
44
54
26
26
52
54
52
54
19
767
0.19
0.25
52.29
Jumlah Varians
soal
10.95
p
0.47
0.53
0.56
0.41
0.28
0.47
0.59
0.28
0.66
0.53
0.66
0.91
0.25
0.25
0.59
q
0.53
0.47
0.44
0.59
0.72
0.53
0.41
0.72
0.34
0.47
0.34
0.09
0.75
0.75
0.41
pq
0.25
0.25
0.25
0.24
0.20
0.25
0.24
0.20
0.23
0.25
0.23
0.08
0.19
0.19
0.24
Jumlah pq
10.61
valid
valid
valid
tidak
tidak
tidak
0.19
0.31
0.25
0.31
0.44
0.06
0.44
0.31
0.44
0.31
0.31
0.06
0.25
0.13
0.31
kriteria daya
pembeda
dipakai cukup
dipakai cukup
jelek
tidak
tidak cukup
jelek
kriteria soal
dipakai baik
tidak
dipakai cukup
validitas
reliabilitas
kriteria realibilitas
0.81
tinggi
daya pembeda
valid
valid
0.35
dipakai cukup
0.38
valid
0.14
dipakai baik
0.07
tidak
0.03
jelek
0.53
tidak
0.37
valid
0.46
dipakai baik
0.50
valid
0.52
dipakai cukup
0.13
valid
0.38
dipakai cukup
0.36
valid
0.43
dipakai cukup
0.47
tidak
0.08
jelek
rxy
rtabel
tidak
Tingkat Kesukaran
sedang
8
0.19
sukar
8
0.09
sukar
29
0.23
mudah
21
0.26
sedang
17
0.23
sedang
21
0.21
sedang
9
0.25
sukar
19
0.26
sedang
15
0.21
sedang
9
0.25
sukar
13
0.25
sedang
18
0.26
sedang
17
0.26
sedang
15
Varians
sedang
Jumlah
95
Lampiran 10
KISI SOAL PRE TEST DAN POST TEST
Sub Materi
Indikator
Nomor Awal
Tipe soal
Nomor Soal Pre
Test
Nomor Soal
Post Test
23,2,8,22,18,1,7
Kunci
Komponen
penyusun
ekosistem
a. Mengidentifikasi
komponen- 1,10,14,37,42,
45
komponen ekosistem
b. Menjelaskan komponen-komponen
penyusun ekosistem
C4,C4,C4,C3,C4
C4
24,3,4,23,14,16,
20
Satuan-satuan
dalam
ekosistem
a. Mengidentifikasi
satuan-satuan 29,30,32,33,
dalam ekosistem dan menyatakan 34,44,50
matahari sebagai sumber energi
utama dalam eksositem
b. Kepadatan populasi
C4,C4,C5,C4,
9,10,11,12,13,15, 3,4,14,15,16,19,
18,21
17,24
B,C,A,A,C,C,C,B
Saling
8. Menganalisis ketidakseimbangan
25,28,38,39,
ketergantungan
ekosistem
40,46
9. Menjelaskan pengertian rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan.
10.
Menyajikan
diagram rantai makanan dan jaringjaring makanan.
C5,C4,C4,C3,
7,8,25,22,19
11,12,25,21,20
A,C,C,D,C
1,2,5,6,16,17
2,6,8,10,1,13
A,B,A,D,C,C
Pola interaksi
a. Membedakan pola interaksi dalam 6,7,11,13,22,
43
ekosistem
C4,C4,C3
C,B,A,D,C,B,D
C4,C4
C4,C4,C4,C5,C2
C4
96
Lampiran 11
SOAL PRE TEST
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Materi
: Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Kelas/ Semester
: VII/ Genap
Waktu
: 40 menit
Bacaan nomor 1
Tumbuhan hijau mampu membuat makanan untuk dirinya sendiri dan menyediakan sumber
makanan bagi organisme lain. Hal ini dikarenakan tumbuhan mempunyai zat hijau daun atau
yang disebut klorofil. Energi sinar matahari membantu mengubah klorofil dan bahan utama lain
menjadi suatu bahan makanan yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain. Contohnya
singkong dimanfaatkan umbinya oleh manusia, pohon mangga menghasilkan mangga yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
1. Tumbuhan disebut organisme …, karena mampu menghasilkan makanan sendiri dan
menyediakan bahan makanan bagi organisme lain.
A. Autotrof
C. Fotoautotrof
B. Heterotrof
D. Kemoautotrof
2. Manusia, hewan dan mikroorganisme disebut organisme …, karena tidak dapat menyediakan
makanan sendiri dan hanya dapat memanfaatkan organisme lain sebagai makanannya.
A. Autotrof
C. Fotoautotrof
B. Heterotrof
D. Kemoautotrof
Suatu ekosistem laut terdapat:
(1) Ikan kecil
(2) Bakteri Pseudomonas sp.
(3) Ikan besar
(4) Zooplankton
(5) Fitoplankton
3. Pada ekosistem laut di atas ikan besar mendapatkan energi dengan memakan ikan-ikan kecil,
sehingga ikan besar merupakan konsumen yang hanya memakan daging. Ikan besar dalam
ekosistem laut tersebut berperan sebagai organisme … .
A. Omnivora
C. Herbivora
B. Karnivora
D. Organisme tingkat trofik
97
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 4-5!
Sumber: peneliti
Sumber: peneliti
Gb. 1. Tumbuhan Tali putri
Gb. 2. Tanaman Padi
Sumber: peneliti
Gb. 3. Tumbuhan Anggrek
Tumbuhan merupakan organisme yang berperan sebagai produsen, kemampuan ini karena
tumbuhan memiliki klorofil dan dapat melakukan fotosintesis. Namun untuk beberapa tumbuhan
kandungan klorofilnya sangat rendah, sehingga kemampuan dalam berfotosintesis juga rendah.
4. Berdasarkan gambar di atas, tumbuhan bersifat parasit bagi organisme lain adalah … .
A. Tali putri
C. Tali putri dan anggrek
B. Padi
D. Anggrek
5. Pola interaksi yang terjadi antara anggrek dengan tanaman lain (inangnya) adalah … .
A. Simbiosis komensalisme
C. Simbiosis mutualisme
B. Simbiosis parasitisme
D. Netralisme
Bacaan nomor 6
Aziz mempunyai seekor kucing jantan, kemudian dia membeli seekor kucing betina dan kedua
kucingnya itu dikawinkan. Setelah beberapa bulan kucing betina melahirkan 5 ekor anak kucing
yang lucu. Kucing-kucingnya suka memakan tikus yang berkeliaran di rumahnya. Bahkan ayam
goreng dan ikan asin yang dimasak ibunya pun pernah dimakan oleh kucingnya itu.
6. Tipe pola interaksi yang terjadi antara kucing dengan tikus adalah interaksi … .
A. Netralisme
C. Kompetisi
B. Simbiosis
D. Predasi
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 7!
7. Apabila dalam ekosistem tersebut ular diburu untuk
kemudian dijadikan tas dan olahan makanan, maka
akan berpengaruh keseimbangan dalam eksosistem.
Berikut ini merupakan pengaruh dampak yang akan
dialami petani dari kegiatan perburuan ular adalah … .
Gb. 4. Jaring-jaring makanan
98
A. Hasil panen padi menurun karena populasi tikus meningkat
B. Hasil panen padi meningkat karena populasi tikus menurun
C. Hasil panen padi tetap
D. Hasil panen padi menurun karena populasi ayam meningkat.
8. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai piramida jumlah adalah … .
A. Jumlah konsumen primer paling banyak dalam piramida makanan
B. Jumlah konsumen tersier paling banyak dibanding jumlah konsumen lain
C. Jumlah produsen paling banyak dalam piramida makanan
D. Semakin menjauhi produsen jumlah konsumen semakin banyak
Bacaan nomor 9-10
Pak Rahmat mempunyai kebun seluas 100 m2 terdapat pohon pisang 200 pohon, pohon rambutan
50 pohon dan pohon mangga 10 pohon. Di kebunnya juga terdapat seekor katak dan seekor tikus.
9. Tingkat kepadatan pohon rambutan sebesar … .
A. 2 pohon/ meter
C. 10 pohon/ meter
B. 5 pohon/ 10 meter
D. 5 pohon/ meter
10. Berdasarkan bacaan di atas, yang termasuk populasi adalah … .
A. Pohon pisang, katak dan tikus
B. Pohon rambutan, mangga dan katak
C. Pohon rambutan dan pisang
D. Katak dan tikus
Bacaan nomor 11-13
Karbondioksida merupakan suatu gas yang dikeluarkan oleh makhluk hidup ketika bernapas. Gas
ini merupakan salah satu bahan utama bagi tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
Selain itu juga dibutuhkan energi dari sinar matahari untuk membantu proses tersebut. Hasil
fotosintesis adalah oksigen dan zat makanan yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pada proses
tersebut terjasi siklus oksigen dan karbondi oksida saling berkaitan.
11. Reaksi proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau yang benar adalah … .
A. 6CO2 + 6H2O
B. CO2 + HO2
C. 6O2 + 6H2O
D. O2 + H2O
Sinar matahari
klorofil
Sinar matahari
klorofil
Sinar matahari
klorofil
Sinar matahari
klorofil
C6H12O6 + 6O2
C6H12O6 + O2
C6H12O6 + 6CO2
C6H12O6 + CO2
99
12. Berikut ini penulisan nama senyawa dan rumus kimianya yang benar adalah … .
Nama
A. Karbondi oksida
B. Karbondi oksida
C. Oksigen
D. Air
13. Adanya proses fotosintesis
Rumus kimia
CO2
H2O
CO2
O2
yang dilakukan
oleh
tumbuhan
hijau,
maka
dapat
menyeimbangkan siklus energi yang terjadi di alam. Hal ini dapat terjadi karena … .
A. Persediaan oksigen meningkat
B. Persediaan karbondi oksida meningkat
C. Persediaan oksigen dan karbondi oksida seimbang
D. Persediaan air menjadi berkurang.
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 14-15!
14. Bakteri dan jamur mendapatkan energinya dari makhluk
hidup yang sudah mati yaitu dengan merombak
senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Peran
bakteri dan jamur dalam suatu komunitas adalah sebagai
….
A. Produsen
C. Dekomposer
B. Konsumen
D. Kompetitor
Sumber:http//1.bp.blogspot.com
Gb. 5. Bakteri dan jamur
15. Apabila jamur dan bakteri serta mikroorganisme di bumi dimatikan, maka kemungkinan
yang akan terjadi adalah … .
A. Tumbuhan menjadi subur
B. Konsumen akan semakin banyak
C. Sampah-sampah bertimbunan
D. Produsen akan semakin banyak
Perhatikan data berikut ini untuk menjawab soal nomor 16!
Pengamatan ekosistem sungai yang dilakukan oleh Irfa, mendapatkan data-data sebagai berikut:
(1) Udang
(6) Air
(2) Ikan kecil
(7) Lumpur
(3) Katak
(8) Plastik
(4) Ular
(9) Rumput
(5) Batu
(10) Kayu
16. Komponen abiotik dalam ekosistem sungai tersebut adalah … .
A. 1, 2, 3, 4
C. 3, 4, 5, 6
B. 5, 6, 7, 8
D. 6, 7, 8, 9
100
17. Gambar yang menunjukkan pola interaksi jenis simbiosis komensalisme adalah … .
A.
C.
Sumber:http//bp.blogspot.com
B.
Sumber:http//bp.blogspot.com
D.
Sumber: peneliti
Sumber:http//bp.blogspot.com
18. Perhatikan penyataan-pernyataan di bawah ini untuk menjawab soal nomor 15!
(i)
Suatu bioma dengan curah hujan sangat rendah
(ii)
Perbedaan suhu ekstrim pada siang hari sangat panas dan malam sangat dingin
(iii) Evaporasi (penguapan) sangat tinggi
(iv)
Tanah berpasir, tandus karena tidak dapat menampung air
(v)
Dominasi flora seperti tumbuhan xerofit (tahan terhadap lingkungan kering)
(vi)
Fauna aktif di pagi dan malam hari, dan ketika siang bersembunyi di lubang-lubang.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, termasuk bioma apa dengan ciri-ciri tersebut …
A. Bioma Taiga
B. Bioma padang rumput
C. Bioma gurun pasir
D. Bioma tundra
19. Perhatikan gambar berikut ini!
Pestisida kimia merupakan obat atau zat
kimia yang digunakan untuk memberantas
hama. Apabila pada ekosistem sawah di
samping petani menggunakan pestisida
kimia yang berlebihan dan terus-menerus
maka
akan
berpengaruh
terhadap
keseimbangan ekosistem sawah. Berikut ini
merupakan dampak yang ditumbulkan
apabila penggunaan pestisida kimia adalah
Sumber:peneliti
….
A. Hama akan semakin berkurang, dan membuat hasil panen menjadi meningkat
B. Pestisida kimia dapat menimbulkan penyakit pernafasan dan keracunan bagi manusia
C. Terjadi pencemaran air, tanah dan udara
D. Tanah menjadi semakin subur
101
Bacaan nomor 20
Rizka melakukan percobaan yaitu dengan membuat kecambah kacang hijau dua pot. Tanah
yang digunakan adalah tanah yang sama, kemudian kacang hijau yang dipakai memiliki
besar dan kualitas yang sama. Pot 1 di taruh ditempat yang gelap, dan pot 2 ditaruh di tempat
yang terang. Hasil dari perlakuan yang dilakukan Rizka selama 10 hari dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
20. Faktor abiotik apa yang mempengaruhi pertumbuhan
kecambah kacang hijau dari percobaan yang dilakukan oleh
Rizka … .
A. Air
C. pH
B. Udara
D. Sinar matahari
Gb. 6. Kecambah kacang
hijau
21. Ekosistem
ada yang terbentuk secara alami disebut ekosistem alami, sedangkan ekosistem
yang dibuat sengaja oleh manusia untuk kepentingan dan kegunaan disebut ekosistem buatan.
Berikut ini merupakan contoh ekosistem buatan adalah … .
A. Rawa dan danau
C. Laut dan sawah
B. Waduk dan Sungai
D. Sawah dan Rawa
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 22!
22. Katak dan ayam pada piramida makanan yang ditunjuk nomor
2 berperan sebagai organisme … .
A. Tingkat trofik I
C. Tingkat trofik IV
B. Tingkat trofik II
D. Tingkat trofik III
Sumber:http//nainanggraini.wordpress.com
Gb. 7. Piramida makanan
Perhatikan gambar jaring-jaring makanan berikut ini untuk menjawab soal nomor 23!
Tikus
Belalang
Ular
Kodok
Tumbuhan padi
Ulat
Sumber http://bs.wordpress.com
Ayam
Gb. 8. Rantai makanan.
102
23. Organisme yang termasuk ke dalam karnivora dalam jaring-jaring makanan di atas adalah …
A. Ulat, belalang dan tikus
B. Ayam, kodok dan tikus
C. Ular, tikus dan ayam
D. Ayam, kodok dan ular
Rani mendapat data komponen abiotik dan biotik di halaman sekolahnya sebagai berikut:
(1) Tanah
(6) Bekicot
(2) Kayu
(7) Batu
(3) Belalang
(8) Semut
(4) Rumput
(9) Alang-alang
(5) Bunga sepatu
(10) Kupu-kupu
24. Komponen biotik yang dijumpai pada ekosistem halaman sekolah adalah … .
A. (1), (2) dan (7)
C. (3), (5), dan (6)
B. (2), (4) dan (7)
D. (1), (3) dan (7)
Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 25!
25. Cita melakukan percobaan seperti gambar di samping. Dia
menyediakan dua botol aqua, botol 1 yang satu diisi tanah
yang ditumbuhi rumput. Botol 2 diisi tanah yang tidak
ditumbuhi rumput. Kemudian dialirkan air pada kedua botol.
Hasilnya botol pertama menghasilkan air yang jernih dan
botol kedua menghasilkan air yang keruh disertai endapan
tanah. Berdasarkan hasil percobaan Cita, kaitan antara
ketidakseimbangan ekosistem dengan percobaannya adalah
Sumber:http//3.bp.blogspot.com
….
Botol 1
Botol 2
A. Tanah yang banyak pepohonan menyediakan banyak air bersih
B. Tanah yang tidak ada pepohonan menyediakan air kotor
C. Tanah yang tanpa pepohonan dapat menyebabkan bencana longsor
D. Tanah yang tanpa pepohonan menyebabkan suhunya panas
103
Lampiran 12
7E
No Kode
Siswa
E1
1
E2
2
E3
3
E4
4
E5
5
E6
6
E7
7
E8
8
E9
9
E10
10
E11
11
E12
12
E13
13
E14
14
E15
15
E16
16
E17
17
E18
18
E19
19
E20
20
E21
21
E22
22
E23
23
E24
24
E25
25
E26
26
E27
27
E28
28
E29
29
E30
30
E31
31
E32
32
E33
33
E34
34
E35
35
Nilai
44
49
64
60
75
58
65
66
50
60
65
61
51
63
54
62
63
64
68
78
61
60
70
67
67
62
55
50
66
62
65
70
77
64
68
DAFTAR NILAI UTS POPULASI
7F
7G
No Kode Nilai
No Kode Nilai
Siswa
Siswa
F1
74
G1
74
1
1
F2
57
G2
64
2
2
F3
73
G3
56
3
3
F4
61
G4
81
4
4
F5
85
G5
67
5
5
F6
82
G6
67
6
6
F7
61
G7
74
7
7
F8
76
G8
80
8
8
F9
60
G9
70
9
9
F10
57
G10
66
10
10
F11
69
G11
67
11
11
F12
54
G12
49
12
12
F13
63
G13
73
13
13
F14
69
G14
41
14
14
F15
64
G15
69
15
15
F16
75
G16
67
16
16
F17
54
G17
67
17
17
F18
72
G18
53
18
18
F19
62
G19
40
19
19
F20
67
G20
60
20
20
F21
76
G21
59
21
21
F22
53
G22
67
22
22
F23
54
G23
58
23
23
F24
67
G24
72
24
24
F25
57
G25
60
25
25
F26
70
G26
50
26
26
F27
60
G27
78
27
27
F28
72
G28
60
28
28
F29
46
G29
70
29
29
F30
55
G30
67
30
30
F31
72
G31
63
31
31
F32
48
G32
70
32
32
F33
63
G33
60
33
33
F34
58
G34
61
34
34
F35
78
35
F36
59
36
No
7H
Kode
Siswa
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
H9
H10
H11
H12
H13
H14
H15
H16
H17
H18
H19
H20
H21
H22
H23
H24
H25
H26
H27
H28
H29
H30
H31
H32
H33
H34
H35
H36
53
59
78
60
68
69
74
75
46
60
74
81
60
66
88
72
67
55
66
53
77
35
70
57
68
68
59
51
69
72
50
36
74
83
78
52
104
Lampiran 12
NORMALITAS AWAL POPULASI KELAS 7
Hipotesis:
Ho : populasi berdasarkan nilai UTS berdistribusi normal
Ha : populasi berdasarkan nilai UTS tidak berdistribusi normal
Ho diterima apabila x2hitung < x2tabel, dan Ho ditolak apabila x2hitung ≥ x2tabel.
x2tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = k-1 = 5 adalah 11.07
NORMALITAS KELAS 7E
1
2
Kode
Siswa
E1
E2
3
4
5
6
7
8
E3
E4
E5
E6
E7
E8
64
60
75
58
65
66
9
10
11
12
E9
E 10
E 11
E 12
50
60
65
61
13
14
E 13
E 14
51
63
15
E 15
54
16
17
18
19
20
E 16
E 17
E 18
E 19
E 20
62
63
64
68
78
21
22
23
24
25
26
E 21
E 22
E 23
E 24
E 25
E 26
61
60
70
67
67
62
27
28
29
30
31
32
E 27
E 28
E 29
E 30
E 31
E 32
55
50
66
62
65
70
33
34
35
E 33
E 34
E 35
77
64
68
No
Nilai
44
49
Max
Min
Rentang (R)
Banyaknya Kelas (BK)
Panjang kelas (i)
Interval
(k)
44-49
50-55
56-61
62-67
68-73
74-79
Jumlah
Batas
Kelas
43.5
49.5
55.5
61.5
67.5
73.5
78
44
34
6
6
fo
fh
(fo-fh)
(fo-fh)2
(fo-fh)2/fh
2
5
6
15
4
3
35
0.95
4.67
11.89
11.89
4.67
0.95
35
-1.06
-0.33
5.89
-3.11
0.67
-2.06
0
1.11
0.11
34.64
9.70
0.45
4.22
50.24
1.18
0.02
2.91
0.82
0.10
4.47
9.50
Berdasarkan analisis data normalitas kelas 7E, didapat hasil x2hitung sebesar
9,50 kemudian hasil penghitungan ini dibandingkan dengan x2tabel pada taraf
signifikansi 5% dan dk = k-1 =5 yaitu sebesar 11.07.
Kesimpulan:
x2hitung < x2tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, sehingga
data kelas 7E berdasarkan nilai UTS berdistribusi normal.
105
NORMALITAS KELAS 7F
No
Kode Siswa
Nilai
Interval
1
2
3
4
5
F1
F2
F3
F4
F5
74
57
73
61
85
46-52
53-59
60-66
67-73
74-80
6
7
8
9
10
11
F6
F7
F8
F9
F 10
F 11
82
61
76
60
57
69
81-86
jumlah
12
F 12
54
13
F 13
63
14
15
16
17
18
19
F 14
F 15
F 16
F 17
F 18
F 19
69
64
75
54
72
62
20
21
22
23
24
25
F 20
F 21
F 22
F 23
F 24
F 25
67
76
53
54
67
57
26
27
28
29
30
31
F 26
F 27
F 28
F 29
F 30
F 31
70
60
72
46
55
72
32
33
34
35
36
F 32
F 33
F 34
F 35
F 36
48
63
58
78
59
Normalitas awal
Max populasi kelas857
Kelas 7G Min
46
Rentang (R)
Banyaknya Kelas
(BK)
Panjang kelas (i)
39
6
7
Batas
Kelas
45.5
52.5
59.5
66.5
73.5
80.5
fo
fh
(fo-fh)
(fo-fh)2
(fo-fh)2/fh
2
10
8
9
5
0.97
4.80
12.23
12.23
4.80
-1.03
-5.20
4.23
3.23
-0.20
1.06
27.02
17.86
10.40
0.04
1.09
5.63
1.46
0.85
0.01
2
36
0.97
36
-1.03
0
1.06
57.43
1.09
10.12
Berdasarkan hasil penghitungan x2hitung diperoleh nilainya sebesar 10.12
yang dibandingkan dengan x2tabel sebesar 11.07
Kesimpulan:
x2hitung< x2tabel, sehingga dapat Ho diterima maka dapat disimpulkan
bahwa data nilai UTS pada kelas 7F juga berdistribusi normal
106
Kelas 7G
NORMALITAS KELAS 7G
Berdasarkan hasil penghitungan x2hitung diperoleh nilainya sebesar 10.98
yang dibandingkan dengan x2tabel sebesar 11.07
Kesimpulan:
x2hitung< x2tabel, sehingga dapat Ho diterima maka dapat disimpulkan
bahwa data nilai UTS pada kelas 7G juga berdistribusi normal.
NORMALITAS KELAS 7H
107
Kelas 7H
NORMALITAS KELAS 7H
Berdasarkan hasil penghitungan x2hitung diperoleh nilainya sebesar 10.82
yang dibandingkan dengan x2tabel sebesar 11.07
Kesimpulan:
x2hitung < x2tabel, sehingga dapat Ho diterima maka dapat disimpulkan
bahwa data nilai UTS pada kelas 7H juga berdistribusi normal.
Lampiran 14
HOMOGENITAS POPULASI PENELITIAN
1. Hipotesis
108
Lampiran 12
UJI HOMOGENITAS POPULASI
1.
Hipotesis
Ho : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat homogen
Ha : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat tidak homogen
2.
Pengujian hipotesis:
x 2  (ln 10)B  (ni  1) log S12
 ( ni  1) S12 
2
s



Dengan harga satuan Barttlet B  (log S ) (n1  1) dan harga varians populasi
( ni  1) 

Kriteria yang digunakan:
2
Ho diterima apabila x2hitung < x2tabel dan Ho ditolak apabila x2hitung ≥ x2tabel.
Harga x2tabel pada taraf sigifikansi 5% dan dk = k-1 adalah sebesar 11.07.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
n
ƩX
log n
Max
Min
rentang
Rata-rata
Varian (si2)
7E
44
49
64
60
75
58
65
66
50
60
65
61
51
63
54
62
63
64
68
78
61
60
70
67
67
62
55
50
66
62
65
70
77
64
68
35
2184
1.54
78
44
34
62.40
59.19
Kelas
7F
7G
74
74
57
64
73
56
61
81
85
67
82
67
61
74
76
80
60
70
57
66
69
67
54
49
63
73
69
41
64
69
75
67
54
67
72
53
62
40
67
60
76
59
53
67
54
58
67
72
57
60
70
50
60
78
72
60
46
70
55
67
72
63
48
70
63
60
58
61
78
59
36
34
2323 2180
1.56
1.53
85
81
46
40
39
41
64.53 64.12
92.69 94.89
7H
53
59
78
60
68
69
74
75
46
60
74
81
60
66
88
72
67
55
66
53
77
35
70
57
68
68
59
51
69
72
50
36
74
83
78
52
36
2323
1.56
88
35
53
64.53
154.22
Kelas
ni
ni - 1
Si2
(ni-1)Si2
log Si2
ni-1
log Si2
7E
35
34
59.19
2012.40
1.77
60.26
7F
36
35
90.94
3182.97
1.96
68.56
7G
34
33
94.89
3131.53
1.98
65.25
7H
36
35
154.43
5404.97
2.19
76.61
jumlah
137
399.45
13731.87
7.90
270.67
s2
log
S2
B
100.23
2.00
274.14
(X2)
7.09
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis data homogenitas populasi diperoleh hasil x2hitung
sebesar 7,09 yang kemudian dibandingkan dengan nilai x2tabel dengan taraf
signifikansi 5% dan dk= k-1 sebesar 7,82.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa x2hitung < x2tabel dan Ho diterima, maka dapat
simpulkan bahwa populasi bersifat homogen.
109
Lampiran 13
NORMALITAS NILAI PRE TEST
Hipotesis :
Ho : data nilai pre test berdistribusi normal
Ha : data nilai pre test berdistribusi tidak normal
Ho diterima apabila x2hitung < x2tabel. Harga x2tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk =k-1=5
adalah sebesar 11.07.
KELAS 7G
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Kode Siswa
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
G12
G13
G14
G15
G16
G17
G18
G19
G20
G21
G22
G23
G24
G25
G26
G27
G28
G29
G30
G31
G32
G33
G34
Max
Min
Rentang (R)
Banyaknya Kelas
(BK)
Panjang kelas (i)
Batas
Kelas
15.5
24.5
33.5
42.5
fo
fh
(fo-fh)
(fo-fh)2
(fo-fh)2/fh
1
8
6
11
0.92
4.54
11.55
11.54
0.08
3.46
-5.55
-0.54
0.01
12.00
30.76
0.29
0.01
2.65
2.66
0.03
52-60
51.5
61-69
60.5
Jumlah
5
3
34
4.54
0.92
34
0.46
2.08
0
0.22
4.33
47.61
0.05
4.72
10.11
Interval
Nilai
48
44
32
44
44
64
40
60
48
56
68
16
44
36
52
52
52
28
48
28
32
44
32
44
40
40
28
64
40
44
36
32
32
64
68
16
52
6
9
16-24
25-33
34-42
43-51
Berdasarkan penghitungan analisis normalitas kelas 7G dari nilai pre test
diperoleh nilai x2hitung sebesar 10.11 yang kemudian dibandingkan dengan
nilai x2tabel sebesar 11.07.
Kesimpulan:
x2hitung < x2tabel maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
pre test dari kelas 7G berdistribusi normal. Analisis lebih lanjut yang akan
digunakan menggunakan analisis statistik parametrik.
110
KELAS 7H
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kode Siswa
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
H9
H10
H11
H12
H13
H14
Nilai
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
H15
H16
H17
H18
H19
H20
H21
H22
H23
H24
H25
H26
H27
H28
H29
H30
H31
H32
H33
H34
H35
H36
36
64
20
36
44
28
40
32
32
28
32
44
40
16
32
32
24
36
36
36
28
36
Max
Min
Rentang (R)
Banyaknya Kelas
(BK)
Panjang kelas (i)
28
44
28
28
40
60
52
60
44
40
48
48
40
28
64
16
48
6
8
Batas
Kelas
16-23
15.5
24-31
23.5
32-39
31.5
40-47
39.5
48-55
47.5
56-64
55.5
jumlah
Interval
fo
fh
(fo-fh)
(fo-fh)2
(fo-fh)2/fh
2
8
11
9
3
3
36
0.97
4.80
12.23
12.23
4.80
0.97
36
1.03
3.20
-1.23
-3.23
-1.80
2.03
0
1.06
10.22
1.50
10.40
3.25
4.11
30.55
1.09
2.13
0.12
0.85
0.68
4.23
9.10
Hasil analisis data nilai pre test pada kelas 7H diperoleh hasil x2hitung
dengan nilai sebesar 9.10 yang kemudian dibandingkan dengan nilai
x2tabel sebesar 11.07.
Kesimpulan :
x2hitung< x2tabel, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
data nilai pre test pada kelas 7 H berdistribusi normla. Analisis lebih
lanjut yang digunakan berupa analisis statistik parametrik.
111
Lampiran 13
UJI HOMOGENITAS PRE TEST
Hipotesis:
Ho : σ12 = σ22
Ha : σ12 ≠ σ22
Uji Hipotesis
Untuk mengeuji hipotesis digunakan rumus
F=
Kriteria : Ho diterima apabila F ≤ F(α);(nb-1),(nk-1)
Berdasarkan data diperoleh:
Sumber Varian
Kelompok Kontrol
Jumlah
n
rata - rata
varian (S2)
standar deviasi (S)
1476
34
43,41
147,52
12,15
Kelompok
Eksperimen
1340
36
37,22
116,86
10,81
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F=
= 1,26
Di mana α = 5%, dengan dk pembilang = n-1= 34-1= 33
dk penyebut = n-1= 36-1= 35
F(0,05)(33,35)= 1,80
Karena Fhitung ≤ F(α);(nb-1),(nk-1), maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berdasarkan
nilai pre test mempunyai varians yang tidak berbeda atau homogen.
112
Lampiran 14
NORMALITAS NILAI POST TEST
Hipotesis:
Ho: data post test berdistribusi normal
Ha : data post test tidak berdistribusi normal
Kriteria: Ho diterima apabila x2hitung < x2tabel, dan Ho ditolak apabila sebaliknya.
Nilai x2tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = k-1= 5 adalah 11.07.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
KELAS 7G
Kode Siswa
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
G12
G13
G14
G15
G16
G17
G18
G19
G20
G21
G22
G23
G24
G25
G26
G27
G28
G29
G30
G31
G32
G 33
G 34
Max
Min
Rentang (R)
Banyaknya Kelas (BK)
Panjang kelas (i)
Nilai
72
72
64
64
68
84
72
80
80
76
84
56
60
56
76
80
60
60
72
60
44
72
72
72
68
68
72
84
64
68
56
76
44
80
84
44
40
6
7
Batas
Kelas
44-50
43.5
51-57
50.5
58-64
57.5
65-71
64.5
72-78
71.5
79-85
78.5
jumlah
Interval
fo
fh
(fo-fh)
(fo-fh)2
(fo-fh)2/fh
2
3
7
12
7
3
34
0.92
4.54
11.55
11.55
4.54
0.92
34
1.08
-1.54
-4.55
0.45
2.46
2.08
0
1.17
2.36
20.67
0.21
6.07
4.33
34.81
1.28
0.52
1.79
0.02
1.34
4.72
9.66
Hasil analisis data nilai post test pada kelas 7G menunjukkan hasil
x2hitung sebesar 9.66 yang kemudian dibandingkan dengan nilai x2tabel
11.07.
Kesimpulan:
x2hitung< x2tabel, dan Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa data
nilai post test pada kelas 7G (kontrol) berdistribusi normal.
113
NORMALITAS POST TEST KELAS 7H (KELAS EKSPERIMEN)
No
Nama
Nilai
1
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
H9
H10
H11
H12
H13
H14
H15
H16
H17
H18
H19
H20
H21
H22
H23
H24
H25
H26
H27
H28
H29
H30
H31
H32
H33
H34
H35
H36
72
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
72
84
72
84
72
72
48-54
Batas
Kelas
47.5
55-61
54.5
2
4.80
-2.80
7.85
1.64
62-68
61.5
8
12.23
-4.23
17.86
1.46
69-75
68.5
13
12.23
0.77
0.60
0.05
76-82
75.5
9
4.80
4.20
17.62
3.67
83-89
82.5
3
0.97
2.03
4.11
4.23
36
36
0
48.04
11.05
Interval
jumlah
fo
fh
(fo-fh)
(fo-fh)2
(fo-fh)2/fh
1
0.97
0.03
0.00
0.00
88
80
76
Hasil analisis data nilai post test pada kelas eksperimen (7H) diperoleh
80
hasil x2hitung sebesar 11.05 dan kemudian dibandingkan dengan nilai
80
x2tabel 11.07.
72
60
Kesimpulan :
68
80
56
72
80
72
76
68
64
68
80
72
64
48
72
80
68
72
68
72
68
72
Max
88
Min
48
Rentang (R)
40
Banyaknya Kelas (BK)
6
Panjang kelas (i)
7
x2hitung< x2tabel dan Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data
nilai post test pada kelas 7H berdistribusi normal.
114
Lampiran 14
UJI HOMOGENITAS NILAI POST TEST
Hipotesis:
Hipotesis:
Ho : σ12 = σ22
Ha : σ12 ≠ σ22
Uji Hipotesis
Untuk mengeuji hipotesis digunakan rumus
F=
Kriteria : Ho diterima apabila F ≤ F(α);(nb-1),(nk-1)
Berdasarkan data diperoleh:
Sumber Varian
Kelompok Kontrol
Jumlah
n
rata - rata
varian (S2)
standar deviasi (S)
2336
34
68,71
107,12
10,34
Kelompok
Eksperimen
2640
36
71,33
72,33
8,50
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F=
= 1,68
Di mana α = 5%, dengan dk pembilang = n-1= 34-1= 33
dk penyebut = n-1= 36-1= 35
F(0,05)(33,35)= 1,80
Karena Fhitung ≤ F(α);(nb-1),(nk-1), maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berdasarkan
nilai post test mempunyai varians yang tidak berbeda atau homogen.
115
Lampiran 15
ANALISIS NILAI AKHIR KELAS EKSPERIMEN (7H)
No
Kode
NH1
NH2
NH3
NH4
POST TEST
Tugas
Kelompok
Nilai Akhir
(NA)
Kriteria
1
H1
83
75
88
48
72
81.5
74.21
tidak tuntas
2
3
4
5
6
7
H2
H3
H4
H5
H6
H7
91
91
91
83
93
93
75
74
75
75
64
86
86
79
86
88
90
88
77
91
82
63
66
88
72
84
72
84
72
72
80.5
76.5
80.5
81.5
77
87
79.07
82.79
79.79
79.79
76.29
83.71
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
8
9
10
11
12
13
H8
H9
H 10
H 11
H 12
H 13
83
93
91
91
93
91
75
82
75
91
96
74
88
88
84
88
92
79
90
54
92
83
88
86
88
80
76
80
80
72
81.5
85
79.5
89.5
95.5
76.5
84.79
80.29
81.93
86.07
89.00
78.64
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
14
15
16
17
18
19
H 14
H 15
H 16
H 17
H 18
H 19
93
93
93
83
91
91
88
88
84
82
66
75
88
88
88
83
88
86
92
58
80
63
74
78
60
68
80
56
72
80
88
88
86
82.5
77
80.5
81.29
78.71
84.43
72.21
77.14
81.50
tuntas
tuntas
tuntas
tidak tuntas
tuntas
tuntas
20
21
22
23
24
25
H 20
H 21
H 22
H 23
H 24
H 25
93
91
93
91
93
93
88
75
79
74
89
75
88
88
89
89
88
88
83
91
58
94
83
63
72
76
68
64
68
80
88
81.5
84
81.5
88.5
81.5
83.43
82.64
77.00
79.64
82.50
80.07
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
26
27
28
29
30
31
H 26
H 27
H 28
H 29
H 30
H 31
91
93
88
93
93
88
74
91
82
79
89
91
79
83
83
92
88
79
93
86
73
94
81
71
72
64
48
72
80
68
76.5
87
82.5
85.5
88.5
85
79.64
81.14
72.07
83.93
85.64
78.57
tuntas
tuntas
tidak tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
32
33
34
35
36
H 32
H 33
H 34
H 35
H 36
83
93
93
91
93
75
79
79
75
82
83
89
89
86
88
54
73
96
78
58
72
68
72
68
72
79
84
84
80.5
85
tidak tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
Jumlah
74.00
79.14
83.57
78.07
78.57
2891.93
Rerata
80.33
116
Lampiran 15
ANALISIS NILAI AKHIR KELAS KONTROL (7G)
72
Tugas
Kelompok
87.5
Nilai Akhir
(NA)
77.64
84
59
90
90
78
90
72
64
64
68
84
72
85
75.5
77
80
85
77
80.86
72.50
78.71
80.57
83.71
81.00
tuntas
tidak tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
80
83
83
88
85
83
77
90
72
83
89
82
80
80
76
84
56
60
87.5
82
82.5
80
80.5
82
80.79
81.86
77.07
84.14
77.36
74.14
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tidak tuntas
88
72
74
82
74
84
90
83
87
82
87
79
82
77
81
90
76
55
56
76
80
60
60
72
82
83.5
75.5
77
75.5
79
77.14
79.07
80.50
77.57
73.79
74.43
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tidak tuntas
tidak tuntas
86
84
86
84
80
80
89
68
89
89
81
81
85
87
87
85
80
80
88
93
98
78
98
98
60
44
72
72
72
68
80.5
75.5
79
80.5
87.5
87.5
78.36
70.79
83.29
80.07
81.50
80.36
tuntas
tidak tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
G 26
G 27
G 28
G 29
G 30
G 31
84
90
81
86
86
90
88
80
90
88
89
80
90
88
79
90
85
88
80
75
98
88
75
66
68
72
84
64
68
56
82
80
85
82
80.5
80
80.00
79.57
85.86
80.29
78.79
73.71
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tuntas
tidak tuntas
G 32
32
G 33
33
G 34
34
Jumlah
Rerata
90
92
86
80
82
88
88
82
90
73
90
84
76
44
80
80
77
82
80.43
73.00
84.29
tuntas
tidak tuntas
tuntas
No
Kode
NH1
NH2
NH3
NH4
POST TEST
1
2
3
4
5
6
7
G1
80
81
80
71
G2
G3
G4
G5
G6
G7
84
84
92
90
86
92
90
74
82
80
90
82
79
87
82
88
79
82
8
9
10
11
12
13
G8
G9
G 10
G 11
G 12
G 13
80
86
84
90
86
80
81
72
66
80
89
72
14
15
16
17
18
19
G 14
G 15
G 16
G 17
G 18
G 19
86
86
86
92
84
80
20
21
22
23
24
25
G 20
G 21
G 22
G 23
G 24
G 25
26
27
28
29
30
31
2683.14
78.92
Kriteria
tuntas
117
Lampiran 15
PENENTUAN PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR SECARA KLASIKAL
Menghitung persentase ketuntasan klasikal dengan langkah sebagai berikut:
1. Menghitung nilai akhir (NA) setiap siswa yang diperoleh dari gabungan empat nilai
harian, nilai tugas kelompok dan nilai post test.
Nilai Akhir (NA)
=
2. Setelah menghitung nilai akhir (NA), langkah selanjutnya adalah mengkategorikan
siswa tuntas belajar atau tidak. Ketentuan siswa tuntas belajar adalah apabila NA
yang diperoleh siswa ≥75, sedangkan untuk siswa yang <75 dinyatakan tidak tuntas.
3. Menghitung jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dalam suatu kelas.
4. Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada masing-masing kelas
dengan menggunakan rumus:
P=
P = persentase ketuntasan belajar secara klasikal
F = jumlah siswa tuntas belajar secara individual (NA ≥75)
N = jumlah siswa
7G
Jumlah siswa dengan nilai akhir ≥ 75 = 27 siswa
Jumlah siswa dengan nilai akhir < 75 = 7 siswa
Jumlah keseluruhan siswa
= 34 siswa
Jadi persentase ketuntasan belajar secara klasikal kelas 7G adalah 79.41%.
7H
Jumlah siswa dengan nilai akhir ≥ 75 = 32 siswa
Jumlah siswa dengan nilai akhir < 75 = 4 siswa
Jumlah keseluruhan siswa
= 36 siswa
Jadi persentase ketuntasan belajar secara klasikal kelas 7H adalah 88.89%
118
Lampiran 16
ANALISIS UJI T ATAU UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL BELAJAR
SISWA
Hipotesis:
Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Diuji menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut:
t
x1  x2
1 1
S

n1 n2
Mencari varians gabungan (S) dengan rumus sebagai berikut:
S
(n1  1) S12  (n2  1)2 S22
n1  n2  2
Menyimpulkan hipotesis, Ho diterima apabila hasil -t(1-1/2α)(n1+n2-2)< thitung < t(1-1/2α)(n1+n2-2),
dan Ho ditolak sebaliknya.
Mencari Varian Gabungan (S)
n1-1
n2-1
(n1-1)S12
(n2-1)S22
((n1-1)S12) + (n2-1)S22)
(n1+n2)-2
S2
S
35
33
2220
3535.06
5755.06
68
84.63
9.20
Menghitung nilai thitung
X1-X2
3.63
1/n1
0.03
1/n2
0.03
1/n1 +1/n2
0.06
√1/n1+1/n2
0.24
S(√1/n1+1/n2)
2.20
thitung
1.65
119
Nilai
No
1
Kelas 7G
Kode
siswa
G1
72
1
2
G2
72
2
H2
72
3
G3
64
3
H3
84
4
G4
64
4
H4
72
5
G5
68
5
H5
84
6
G6
84
6
H6
72
7
G7
72
7
H7
72
8
G8
80
8
H8
88
9
G9
80
9
H9
80
10
G 10
76
10
H 10
76
11
G 11
84
11
H 11
80
12
G 12
56
12
H 12
80
13
G 13
60
13
H 13
72
14
G 14
56
14
H 14
60
15
G 15
76
15
H 15
68
16
G 16
80
16
H 16
80
17
G 17
60
17
H 17
56
18
G 18
60
18
H 18
72
19
G 19
72
19
H 19
80
20
G 20
60
20
H 20
72
21
G 21
44
21
H 21
76
22
G 22
72
22
H 22
68
23
G 23
72
23
H 23
64
24
G 24
72
24
H 24
68
25
G 25
68
25
H 25
80
26
G 26
68
26
H 26
72
27
G 27
72
27
H 27
64
28
G 28
84
28
H 28
48
29
G 29
64
29
H 29
72
30
G 30
68
30
H 30
80
31
G 31
56
31
H 31
68
32
G 32
76
32
H 32
72
33
G 33
44
33
H 33
68
34
G 34
80
34
H 34
72
35
H 35
68
36
H 36
72
No
jmlh
Kelas 7H
Kode
siswa
H1
Nilai
72
2336
jmlh
2604
mean
68.71
mean
72.33
s22
107.12
s12
63.43
s2
10.35
s1
7.96
n2
34
n1
36
Hasil analisis uji t dengan thitung diperoleh nilai sebesar
1.65 yang akan dibandingkan dengan nilai t(1-1/2α)(n1+n2-2)
pada taraf signifikansi 5%.
thitung = 1.65
ttabel = 2.00
Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan
daerah penerimaan dan penolakan Ho terhadap hasil
thitung yang telah dilakukan.
thitung = 1.65 berada di antara -2,00 dan 2,00
sehingga terletak di daerah penerimaan Ho.
Kesimpulan:
-t(1-1/2α)(n1+n2-2)<thitung<t(1-1/2α)(n1+n2-2),menunjukkan
bahwa Ho diterima maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar di kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
120
Lampiran 17
ANALISIS PENGHITUNGAN N-GAIN
Kelas
Eksperimen
Nilai NNo Pre test Post test Post-pre SM-pre Gain
1
72
44
72
28
0.61
2
72
28
56
44
0.50
3
84
56
72
28
0.78
4
72
44
72
28
0.61
5
84
44
60
40
0.73
6
72
12
40
60
0.30
7
72
20
48
52
0.42
8
88
28
40
60
0.70
9
80
36
56
44
0.64
10
76
36
60
40
0.60
11
80
32
52
48
0.62
12
80
32
52
48
0.62
13
72
32
60
40
0.53
14
60
32
72
28
0.44
15
68
32
64
36
0.50
16
80
16
36
64
0.44
17
56
36
80
20
0.45
18
72
36
64
36
0.56
19
80
36
56
44
0.64
20
72
44
72
28
0.61
21
76
36
60
40
0.60
22
68
36
68
32
0.53
23
64
32
68
32
0.47
24
68
40
72
28
0.56
25
80
48
68
32
0.71
26
72
28
56
44
0.50
27
64
24
60
40
0.40
28
48
32
84
16
0.38
29
72
40
68
32
0.59
30
80
48
68
32
0.71
31
68
44
76
24
0.58
32
72
36
64
36
0.56
33
68
32
64
36
0.50
34
72
36
64
36
0.56
35
68
40
72
28
0.56
36
72
36
64
36
0.56
SKOR MAKSIMAL (SM)= 100
persentase N-gain berkriteria tinggi = 0.14
persentase N-gain berkriteria sedang = 0.86
skor N-gain secara klasikal = 0.56 yaitu berkriteria sedang
Kriteria
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
121
Kelas Kontrol
Post
No Pre test test
1
72
48
2
72
44
3
64
32
4
64
44
5
68
44
6
84
64
7
72
40
8
80
60
9
80
48
10
76
56
11
84
68
12
56
16
13
60
44
14
56
36
15
76
52
16
80
52
17
60
52
18
60
28
19
72
48
20
60
28
21
44
32
22
72
44
23
72
32
24
72
44
25
68
40
26
68
40
27
72
28
28
84
64
29
64
40
30
68
44
31
56
36
32
76
32
33
44
32
34
80
64
Post-Pre
24
28
32
20
24
20
32
20
32
20
16
40
16
20
24
28
8
32
24
32
12
28
40
28
28
28
44
20
24
24
20
44
12
16
SM-pre
52
56
68
56
56
36
60
40
52
44
32
84
56
64
48
48
48
72
52
72
68
56
68
56
60
60
72
36
60
56
64
68
68
36
SKOR MAKSIMAL (SM)= 100
persentase N-gain berkriteria sedang =
persentase N-gain berkriteria rendah =
Skor N-gain secara klasikal
=
Nilai Ngain
0.46
0.50
0.47
0.36
0.43
0.56
0.53
0.50
0.62
0.45
0.50
0.48
0.29
0.31
0.50
0.58
0.17
0.44
0.46
0.44
0.18
0.50
0.59
0.50
0.47
0.47
0.61
0.56
0.40
0.43
0.31
0.65
0.18
0.44
Kriteria
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
rendah
sedang
sedang
sedang
rendah
sedang
sedang
sedang
rendah
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
rendah
sedang
0.88
0.12
0.45 yaitu berkriteria sedang
122
Lampiran 18
PENILAIAN HASIL OBSERVASI KARAKTER ILMIAH KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 1
Nomor Siswa
No
Aspek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Jujur
Percaya
Diri
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
Disiplin
Toleran
si
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
3
2
2
Jumlah Skor
14
13
14
13
15
13
12
12
13
11
12
13
12
11
10
13
12
12
13
13
12
13
12
13
13
12
12
12
13
13
11
13
12
13
13
12
1
2
3
4
5
Ingin
tahu
PERTEMUAN 2
Nomor Siswa
No
Aspek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
2
4
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
4
3
3
2
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
Jujur
Percaya
Diri
3
4
3
2
3
2
2
2
3
2
4
2
2
2
2
3
3
2
2
4
3
4
3
4
2
3
2
2
3
2
2
4
2
2
3
3
4
4
2
4
4
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
3
4
3
2
3
2
3
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
Disiplin
Toleran
si
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
3
Jumlah Skor
17
16
15
15
16
15
15
13
15
13
14
14
14
14
12
15
14
14
14
15
13
14
14
15
15
14
14
14
15
15
13
15
14
15
15
14
1
2
3
4
5
Ingin
tahu
123
PERTEMUAN 3
Nomor Siswa
No
Aspek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1
Rasa ingin tahu
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
2
3
4
3
4
3
2
Jujur
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
Percaya Diri
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
Disiplin
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
5
Toleransi
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
16
16
17
16
17
17
17
16
16
16
16
16
16
16
17
16
16
16
16
16
16
17
17
16
16
17
16
17
17
16
15
16
17
17
17
16
Jumlah Skor
PERTEMUAN 4
Nomor Siswa
No
Aspek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Rasa ingin tahu
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
Jujur
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
Percaya Diri
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
Disiplin
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
Toleransi
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
18
18
18
18
19
18
18
18
17
17
18
17
18
18
17
18
18
18
17
18
18
17
17
17
17
17
18
19
18
18
18
18
18
18
18
17
56
62
60
60
60
62
59
61
60
61
61
60
60
62
63
62
57
62
61
63
63
59
1
5
Jumlah Skor
Nilai dan kriteria
karakter siswa (B = Baik, SB = Sangat Baik)
65 63 64 62 67 63 62 59 61 57 60 60 60 59
Skor Total
Nomor Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Nilai
81.3
78.8
80.0
77.5
83.8
78.8
77.5
73.8
76.3
71.3
75.0
75.0
75.0
73.8
70.0
77.5
75.0
75.0
75.0
77.5
73.8
76.3
75.0
76.3
76.3
Kriteria
B
B
B
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
26
75.0
27
75.0
28
77.5
B
B
B
Nilai
Kriteria
Nomor Siswa
29
30
31
78.8 77.5 71.3
B
B
B
32
77.5
33
76.3
34
78.8
35
78.8
36
73.8
B
B
B
B
B
124
Lampiran 18
HASIL PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH KELAS EKSPERIMEN
No
aspek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Skor
total
Nomor siswa
19 20 21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
2
4
3
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
2
2
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
2
2
3
4
3
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
2
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
2
2
3
3
2
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
2
2
3
2
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
2
3
3
2
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
4
2
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
2
2
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
3
3
2
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
4
3
2
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
2
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
2
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
2
4
3
3
2
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
2
3
2
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
2
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
2
3
4
3
2
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
2
4
3
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
2
4
3
2
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
2
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
2
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
4
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
2
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
2
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
2
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
67
63
65
63
65
67
62
62
62
60
64
62
63
61
64
62
62
62
64
65
63
65
65
65
67
67
63
64
65
64
63
63
64
64
66
65
Nilai dan karakter siswa (B = Baik, SB = Sangat Baik)
Nilai
Kriteria
Nilai
Kriteria
Nomor Siswa
11
12
13
80.0 77.5 78.8
1
83.8
2
78.8
3
81.3
4
78.8
5
81.3
6
83.8
7
77.5
8
77.5
9
77.5
10
75.0
SB
B
B
B
B
SB
B
B
B
B
B
32
78.8
33
80.0
34
80.0
35
82.5
36
81.3
B
B
B
SB
B
26
83.8
27
78.8
28
80.0
SB
B
B
Nomor Siswa
29
30
31
81.3 80.0 78.8
B
B
B
B
B
14
76.3
15
80.0
16
77.5
17
77.5
18
77.5
19
80.0
20
81.3
21
78.8
22
81.3
23
81.3
24
81.3
25
83.8
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
SB
125
Lampiran 18
PENILAIAN HASIL OBSERVASI KARAKTER ILMIAH KELAS KONTROL
126
Lampiran 18
PERTEMUAN 4
No
Aspek
Nomor Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
Jujur
Percaya
Diri
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
2
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
Disiplin
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
5
Toleransi
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
16
54
16
53
17
55
15
50
16
53
16
56
16
54
16
55
17
59
17
55
16
53
17
56
15
50
16
55
17
56
16
56
15
50
15
49
13
44
17
55
17
55
16
53
17
54
17
57
16
52
17
55
16
52
16
54
17
52
15
48
17
56
16
52
16
53
16
52
1
2
Ingin
tahu
Jumlah Skor
Skor total
Nilai dan karakter siswa (SB = Sangat Baik, B = Baik,, dan C = Cukup)
127
Lampiran 18
HASIL PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH KELAS KONTROL
128
Lampiran 19
ANALISIS UJI T ATAU UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA KARAKTER ILMIAH
Hipotesis:
Ho = Tidak terdapat perbedaan karakter ilmiah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
karakter ilmiah pada kelas eksperimen lebih baik.
Ha = Terdapat perbedaan karakter ilmiah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Diuji menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut:
t
x1  x2
1 1
S

n1 n2
Mencari varians gabungan (S) dengan rumus sebagai berikut:
S
(n1  1) S12  (n2  1)2 S22
n1  n2  2
Menyimpulkan hipotesis, Ho diterima apabila hasil -t(1-1/2α)(n1+n2-2)<thitung < t(1-1/2α)(n1+n2-2), dan
Ho ditolak apabila sebaliknya.
n1-1
35
n2-1
33
(n1-1)S1
266.15
2
Mencari Varian Gabungan (S)
(n2-1)S22
((n1-1)S12) + (n2-1)S22))
438.54
704.69
(n1+n2)-2
68
Menghitung nilai thitung
X1-X2
9.60
1/n1
0.03
1/n2
0.03
1/n1 +1/n2
0.06
√1/n1+1/n2
0.24
S(√1/n1+1/n2) thitung
0.77
12.47
S2
S
10.36 3.22
129
Hasil analisis uji t dengan thitung diperoleh nilai
sebesar 12.47 yang akan dibandingkan dengan
nilai t(1-1/2α)(n1+n2-2) (pada taraf siginfikansi 5%).
thitung = 12.47
ttabel = 1.67
Berikut
ini
menunjukkan
merupakan
daerah
grafik
penerimaan
yang
dan
penolakan Ho terhadap hasil thitung yang telah
dilakukan.
thitung = 12,47 terletak di daerah penolakan Ho.
Kesimpulan :
thitung >t(1-1/2α)(n1+n2-2), menunjukkan bahwa Ho
ditolak artinya terdapat perbedaan karakter
ilmiah pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Karakter ilmiah pada kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol.
130
Lampiran 20
NILAI KARAKTER IMLIAH BERDASARKAN HASIL OBSERVASI DAN PENILAIAN DIRI SISWA
A
KELAS EKSPERIMEN
Nomor
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Angket Penilaian
Diri
Nilai
Kriteria
83.8
SB
78.8
B
81.3
B
78.8
B
81.3
B
83.8
SB
77.5
B
77.5
B
77.5
B
75.0
B
80.0
B
77.5
B
78.8
B
76.3
B
80.0
B
77.5
B
77.5
B
77.5
B
80.0
B
81.3
B
78.8
B
81.3
B
Lembar
Observasi
Nilai
Kriteria
81.3
B
78.8
B
80.0
B
77.5
B
83.8
SB
78.8
B
77.5
B
73.8
B
76.3
B
71.3
B
75.0
B
75.0
B
75.0
B
73.8
B
70.0
B
77.5
B
75.0
B
75.0
B
75.0
B
77.5
B
73.8
B
76.3
B
B
Nomor
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
KELAS KONTROL
Angket Penilaian
Diri
Nilai
Kriteria
71.25
B
67.5
B
72.5
B
65.0
B
66.25
B
70.0
B
66.25
B
66.25
B
72.5
B
72.5
B
68.75
B
70.0
B
62.5
Cukup
72.5
B
68.75
B
67.5
B
60.0
Cukup
63.75
B
58.75
Cukup
67.5
B
65.0
B
66.25
B
Lembar Observasi
Nilai
67.5
66.3
68.8
62.5
66.3
70.0
67.5
68.8
73.8
68.8
66.3
70.0
62.5
68.8
70.0
70.0
62.5
61.3
55.0
68.8
68.8
66.3
Kriteria
B
B
B
Cukup
B
B
B
B
B
B
B
B
Cukup
B
B
B
Cukup
Cukup
Cukup
B
B
B
131
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
81.3
81.3
83.8
83.8
78.8
80.0
81.3
80.0
78.8
78.8
80.0
80.0
82.5
81.3
B
B
SB
SB
B
B
B
B
B
B
B
B
SB
B
75.0
76.3
76.3
75.0
75.0
77.5
78.8
77.5
71.3
77.5
76.3
78.8
78.8
73.8
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
65.0
70.0
66.25
70.0
62.5
72.5
65.0
60.0
71.25
65.0
65.0
68.75
B
B
B
B
Cukup
B
B
Cukup
B
B
B
B
67.5
71.3
65.0
68.8
65.0
67.5
65.0
60.0
70.0
65.0
66.3
65.0
B
B
B
B
B
B
B
Cukup
B
B
B
B
Kelas eksperimen dengan karakter ilmiah tergolong sangat baik dan baik 100%, sedangkan kelas kontrol dengan karakter
ilmiah tergolong baik 82.35% dan cukup 17.65%.
132
Lampiran 21
NILAI KARAKTER ILMIAH PADA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL SETIAP
PERTEMUAN
Kelas eksperimen
No
Pertemuan 1
Rasa ingin
tahu
Jujur
Percaya diri
Disiplin
Toleransi
Nilai
Pertemuan 2 Pertemuan 3
Pertemuan 4
Ratarata
70.83
77.08
78.47
100.00
81.60
57.64
64.58
64.58
54.86
66.67
79.86
75.69
61.11
80.56
88.89
82.64
77.78
83.33
91.67
87.50
81.25
72.05
81.25
77.60
68.75
Kelas kontrol
No
Pertemuan 1
Rasa ingin
tahu
Jujur
Percaya diri
Disiplin
Toleransi
Nilai
Pertemuan 2 Pertemuan 3
Pertemuan 4
49.26
63.24
70.59
80.88
47.79
52.21
47.79
47.06
66.18
66.91
62.50
63.24
72.06
75.74
74.26
71.32
79.41
87.50
77.94
77.21
100
100
80
80
60
pert 1
pert 2
40
Ratarata
65.99
66.36
70.59
65.63
64.71
60
pert 1
pert 2
40
pert 3
pert 3
20
pert 4
0
rasa ingin
tahu
jujur
percaya
diri
disiplin
toleransi
Gambar 1 Perkembangan Karakter Ilmiah pada Kelas Eksperimen
20
pert 4
0
rasa ingin
tahu
jujur
percaya
diri
disiplin
toleransi
Gambar 1 Perkembangan Karakter Ilmiah pada Kelas Kontrol
133
Lampiran 22
KATEGORI TIAP ASPEK KARAKTER ILMIAH KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Aspek Karakter
Ilmiah
Ingin tahu
Jujur
Percaya diri
Disiplin
Toleransi
Rata-Rata Skor
Aspek Kelas
Eksperimen
3.26
2.88
3.25
3.10
2.75
Kategori
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rata-Rata Skor
Aspek Kelas
Kontrol
2.64
2.65
2.82
2.63
2.59
3.4
3.2
3
2.8
2.6
2.4
2.2
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Kategori
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Eksperimen
kontrol
rasa ingin
tahu
jujur
percaya diri
disiplin
Grafik 3 Aspek karakter ilmiah pada tiap kelas
toleransi
134
Lampiran 23
HASIL TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN IPA
BERPENDEKATAN JAS (JELAJAH ALAM SEKITAR)
No
Nama
Skor
Nilai
Persentase
Kriteria
1 K_1
10
100
100%
sangat baik
2 K_2
10
100
100%
sangat baik
3 K_3
10
100
100%
sangat baik
4 K_4
10
100
100%
sangat baik
5 K_5
10
100
100%
sangat baik
K_6
6
10
100
100%
sangat baik
7 K_7
10
100
100%
sangat baik
8 K_8
10
100
100%
sangat baik
9 K_9
8
80
80%
baik
10 K_10
10
100
100%
sangat baik
11 K_11
10
100
100%
sangat baik
12 K_12
10
100
100%
sangat baik
13 K_13
10
100
100%
sangat baik
14 K_14
10
100
100%
sangat baik
15 K_15
10
100
100%
sangat baik
16 K_16
10
100
100%
sangat baik
K_17
17
10
100
100%
sangat baik
18 K_18
10
100
100%
sangat baik
19 K_19
10
100
100%
sangat baik
20 K_20
9
90
90%
sangat baik
21 K_21
10
100
100%
sangat baik
22 K_22
10
100
100%
sangat baik
23 K_23
10
100
100%
sangat baik
24 K_24
10
100
100%
sangat baik
25 K_25
9
90
90%
sangat baik
26 K_26
10
100
100%
sangat baik
27 K_27
10
100
100%
sangat baik
28 K_28
10
100
100%
sangat baik
29 K_29
8
80
80%
baik
30 K_30
9
90
90%
sangat baik
31 K_31
10
100
100%
sangat baik
32 K_32
10
100
100%
sangat baik
33 K_33
10
100
100%
sangat baik
34 K_34
10
100
100%
sangat baik
35 K_35
10
100
100%
sangat baik
36 K_36
7
70
70%
baik
Kesimpulan: Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi
interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya tergolong sangat baik dan baik.
135
Lampiran 23
HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN
JAS (JELAJAH ALAM SEKITAR)
No
Pernyataan
Ya
1.
2.
Pembelajaran IPA menjadi lebih menarik dan menyenangkan
Dapat memperkaya wawasan siswa, karena sumber belajar dan
objek belajar yang beraneka ragam
Jenis kegiatan menjadi bervariasi dengan menjelajah lingkungan
sekitar.
Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran
Menjelajah lingkungan sekitar mampu meningkatkan antusias
siswa
Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar
memiliki tampilan yang menarik serta mudah dipahami
Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar
membantu siswa belajar mandiri
Isi LKS JAS dan kartu bergambar sesuai dengan materi
pembelajaran
Membantu guru mengamati dan meningkatkan keaktifan siswa
Membantu guru dalam mengajarkan karakter ilmiah bagi siswa
Jumlah Skor

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Persentase % =
=
Tidak








8
2
X 100%
x 100% = 80%
Kesimpulan: persentase tanggapan guru terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS
(Jelajah Alam Sekitar ini) sebesar 80%. Kriteria persentase 80% termasuk dalam kriteria
baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan JAS (Jelajah Alam Sekitar) baik
untuk digunakan pada pembelajaran IPA.
136
Lampiran 24
CONTOH LKS YANG DIKERJAKAN SISWA
137
138
139
140
Lampiran 24
CONTOH LKS YANG DIKERJAKAN SISWA
141
142
143
144
Lampiran 24
CONTOH LDS YANG DIKERJAKAN SISWA
145
146
Lampiran 25
CONTOH ANGKET PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH YANG DIISI
SISWA
147
Lampiran 26
CONTOH ANGKET TANGGAPAN SISWA YANG DIISI SISWA
148
Lampiran 27
CONTOH ANGKET TANGGAPAN YANG DIISI GURU IPA
149
Lampiran 28
LEMBAR OBSERVASI KARAKTER ILMIAH YANG DIISI OBSERVER
150
151
Lampiran 29
DOKUMENTASI
Siswa mengerjakan soal pre test
Siswa mengerjakan soal post test
Siswa melakukan kegiatan menghitung
kepadatan populasi di hutan sekolah
Siswa menjelajah alam di sungai sekitar sekolah
152
Siswa mengamati komponen ekosistem hutan sekolah
Siswa mengerjakan Lembar Kegiatan siswa
Siswa maju untuk menuliskan pendapatnya
Siswa menjelajah alam di hutan sekolah
Tugas kelompok membuat perkecambahan
Siswa melakukan kegiatan diskusi
153
Lampiran 30
SURAT IJIN MELAKSANAKAN PENELITIAN
154
Lampiran 31
SURAT IJIN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
87
Download