PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JAS (JELAJAH ALAM SEKITAR) MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KARAKTER ILMIAH SISWA Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam oleh Sri Wahyuningsih 4001411028 JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i ii iii ABSTRAK Wahyuningsih, Sri. 2015. Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Terhadap Hasil Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa. Skripsi. Jurusan IPA Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing utama Parmin, M. Pd. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 1 Larangan tentang pembelajaran IPA menunjukkan bahwa hasil belajar dan keaktifan siswa rendah, dan ketuntasan belajar secara klasikal <60%. Pembelajaran belum menumbuhkan karakter ilmiah siswa, dan lingkungan sekitar sekolah belum termanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa di SMP Negeri 1 Larangan. Desain penelitian ini adalah quasy experimental design yaitu nonequivalent control group design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar dan karakter ilmiah siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen sebesar 88,89% sedangkan kelas kontrol 79.41%. Uji N-gain diperoleh nilai gain kelas eksperimen 0,56 dan kontrol 0,45 sehingga keduanya termasuk peningkatan sedang. Analisis uji t signifikansi 5% menghasilkan thitung 1,65 dan ttabel 2,00 artinya hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan. Persentase karakter ilmiah kelas eksperimen 100% siswa berkarakter baik dan sangat baik, sedangkan pada kelas kontrol 82,35% siswa berkarakter baik. Analisis uji t signifikansi 5% diperoleh thitung 12,47 dan ttabel 2,00 artinya karakter ilmiah siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA berpendekatan JAS kurang efektif terhadap hasil belajar dan efektif terhadap karakter ilmiah siswa materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Kata kunci: Pembelajaran IPA, Pendekatan JAS, Hasil belajar, Karakter ilmiah. iv ABSTRACT Wahyuningsih, Sri. 2015. Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Terhadap Hasil Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa. Skripsi. Jurusan IPA Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing utama Parmin, M. Pd. Based on observations and interviews in SMP Negeri 1 Larangan about science learning shows that both of the student’s learning result and their activity are low with mastery learning outcome <60%. The learning is not encourage to improve the students’ scientific characters, as well as the environment around the school has not been utilized as a source of learning. The aim of this research is to describe the effectiveness of science teaching with JAS approach about creature interaction with the environment on learning outcomes and student scientific character. This research method is quasy experimental design, with a nonequivalent control group design. The sampling technique was purposive sampling. Data collection techniques obtained with written tests, questionnaires and observation sheet. The results showed that the learning outcomes and scientific character of the experimental class students better than the control class. Mastery learning classical experimental class at 88.89% 79.41% while the control class. Test N-gain values obtained experimental class gain control 0.56 and 0.45 so that both include a modest increase. T test analysis of significance of 5% yield tcount 1,65 and ttable 2,00 means the cognitive experimental class and control class there is no significant difference. Percentage character class scientific experiment 100% students of good character and very good, whereas the control group 82.35% students of good character. T test analysis of significance of 5% obtained t 1.29 and 1.67 ttable means scientific character of students in the experimental class is better than the control class. Based on these results, it can be concluded that the JAS approach less effective science teaching on learning outcomes and effective on student scientific character material beings interaction with the environment. Keyword: Science Learning; JAS Approach; Learning Result and Scientific Characters v MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: Segala sesuatu yang kita kerjakan kemarin, saat ini dan esok merupakan ladang pahala, lakukan dengan senang dan ikhlas maka pekerjaan seberat apapun akan terasa ringan. Pekerjaan hebat dilakukan tidak dengan kekuatan, tetapi dilakukan dengan ketekunan, kegigihan disertai dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih dalam mengerjakannya. Persembahan teruntuk keluarga tercinta: 1. Untuk Bapak tercinta, Bapak Akhmad terima kasih untuk semangat dan do’anya; 2. Untuk Ibu tercinta, Ibu Suharti terima kasih untuk do’a, cinta dan kasih sayang yang tulus diberikan kepada ananda; 3. Untuk Kakakku tersayang, Mba Wiwi dan Mas Aziz terima kasih untuk semangat, dukungan dan motivasinya; 4. Serta untuk keponakanku Fathan dan Dheaz, terima kasih untuk senyuman manis sebagai penyemangat yang luar biasa, serta 5. Teman-teman Prodi Pendidikan IPA 2011 yang telah mengukir kenangan dan perjuangan bersama. vi PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW semoga kita menjadi umat yang mendapatkan syafa’atnya kelak. Pada kesempatan ini penulis dengan penuh syukur mempersembahkan skripsi dengan judul “Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya terhadap Hasil Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa.” Skripsi ini tersusun dengan baik berkat bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh banyak pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian kepada penulis. 2. Prof. Dr. Sudarmin, M.Si selaku Ketua Jurusan IPA Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu kelancaran penulisan skripsi. 3. Parmin, M.Pd selaku dosen pembimbing terima kasih atas bimbingan, arahan, dan semangat yang diberikan kepada penulis. 4. Sri Sukaesih, M.Pd sebagai penguji utama yang telah memberikan saran dan masukan yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini. 5. Novi Ratna Dewi, M.Pd sebagai penguji 1 yang telah memberikan saran dan masukan yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini. 6. Fuad Andriyanto, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Larangan yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah. 7. Ibu Nur Rohmah, S.Pd sebagai guru mata pelajaran IPA yang telah memberikan do’a, semangat, bimbingan, dan berkenan membantu pelaksanaan penelitian. 8. Siswa kelas 7E, 7F, 7G, 7H , dan 8H SMP Negeri 1 Larangan yang telah membantu proses penelitian. vii 9. Teman-temanku lumi, mba Elfa dan mba Annisa yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. 10. Keluarga tercinta (bapak, ibu, mba Wiwi, mas Aziz, Fathan dan Dheaz) yang telah memberikan semangat, dukungan dan mendo’akan selalu demi kelancaran serta kesuksesan dalam pengerjaan skripsi ini. 11. Seluruh mahasiswa Pendidikan IPA 2011yang telah memberikan semangat, inspirasi dan kenangan yang indah selama menempuh pendidikan bersama. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Semarang, Mei 2015 Penulis viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i PERNYATAAN ……………………………………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iii ABSTRAK…………………………………………………………..……...… iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. v PRAKATA ………….……………………………………………………… vii DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ix DAFTAR TABEL ..………………………………………………... ……..... xi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………...…….... xii DAFTAR LAMPIRAN ……..……………………………………..…….….. xiii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………………………………………………………. 1 1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………. 4 1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 4 1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 5 1.5. Penegasan Istilah …………………………………………………….. . 5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis ……………………………………………….......... 8 2.2 Penelitian yang Relevan ……………………………………………… 19 2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………...….. 20 2.4 Hipotesis ……………………………………………………………… 22 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………… 23 3.2 Populasi dan Sampel …………………………………………………. 23 3.3 Variabel Penelitian…………………………………………………… 24 3.4 Desain Penelitian …………………………………………………….. 24 3.5 Prosedur Penelitian…………………………………………………… 25 3.6 Pengumpulan Data ………………………… ………….…………… 29 ix 3.7 Uji Instrumen Tes ..………………………………………………...… 29 3.8 Metode Analisis Data …………..……...…………………………...... 34 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………….…..….. 42 4.2 Pembahasan ………………………………………………………..… 48 5. PENUTUP 5.1 Simpulan ……………………………………………………….……. 58 5.2 Saran ……………………………………………………...….……… 58 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…. 59 LAMPIRAN…………………………………………………………………. 62 x DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1. Indikator Penilaian Sikap (Karakter Ilmiah) ……………………………….. 17 3.1. Jumlah Populasi Penilaian………………………………………………….. 23 3.2. Rincian Kegiatan pada Kelas Eksperimen ………………………………… 28 3.3. Rincian Kegiatan pada Kelas Kontrol …………………………………….. 28 3.4. Rekapitulasi hasil analisis butir soal …..…………………………………… 33 3.5. Hasil analisis normalitas populasi …………………………………………. 35 3.6 Hasil analisis normalitas pre test dan post test ……………………………. . 36 3.7 Hasil analisis homogenitas pre test dan post test ………..…………………. 38 3.8 Kriteria Skor Karakter Ilmiah dengan Teknik Penilaian Diri …………..….. 39 3.9. Kriteria Nilai Karakter Ilmiah ……………………………………………. 39 3.10. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa dan Guru ……………….. 41 4.1. Hasil AnalisisNilai Akhir Siswa …………………………………………… 42 4.2 Perbandingan Nilai Pre Test-Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol …… 44 4.3 Hasil Analisis N-Gain ……………………………………………………… 44 4.4 Hasil Analisis Data Kriteria Karakter Ilmiah Siswa ……………………….. 45 4.5. Hasil Analisis Peningkatan Karakter Ilmiah Siswa Kelas Eksperimen ...…. 46 4.6. Hasil Analisis Peningkatan Karakter Ilmiah Siswa Kelas Kontrol ………..46 4.7. Hasil Analisis Kategori Aspek Karakter Ilmiah Klasikal ………………… 47 4.8. Hasil Analisis Tanggapan Siswa …………………………………………. 48 xi …………… DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1. Kerangka Berpikir …………………………………………………………. 21 3.1. Desain Nonequivalent Control Group Design …………………………….. 25 4.1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ……………………………………………. 43 4.2. Perbedaan Rata-rata Nilai Klasikal Karakter Ilmiah ………………………. 46 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Silabus kelas eksperimen……………………………………………..…… 62 2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas eksperimen …………… 64 3. Silabus kelas kontrol ……………………………………………………... 74 4. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas kontrol ………………... 76 5. Rubrik dan lembar observasi karakter ilmiah …………………………….. 85 6. Angket penilaian diri karakter ilmiah ……………...…………………….. 87 7. Kisi-kisi dan angket tanggapan siswa …………………………………….. 88 8. Kisi-kisi dan angket tanggapan guru …………………………………….. 90 9. Analisis soal uji coba …………………………………………………….. 92 10. Kisi-kisi soal pre test dan post test ………………………………………. 95 11. Soal pre test ………………………………………………………………. 96 12. Analisis normalitas dan homogenitas populasi ………………………… 103 13. Analisis normalitas dan homogenitas nilai pre test …………………….. 109 14. Analsis normalitas dan homogenitas nilai post test ……………………... 112 15. Analisis nilai akhir dan ketuntasan belajar klasikal………………….. 115 16. Analisis uji t hasil belajar……………………………………………… 118 17. Analisis uji N-Gain …………………………………………………….120 18. Analisis penilaian karakter ilmiah …………………………………..... 122 19. Analisis uji t karakter ilmiah………………………………………….. 128 20. Hasil perbandingan karakter ilmiah ………………………………….. 130 21. Peningkatan karakter ilmiah ………………………………………….. 132 22. Kategori aspek karakter ilmiah masing-masing kelas ……………….. 133 23. Analisis tanggapan siswa dan guru …………………………………. 134 24. Contoh LKS dan LDS yang dikerjakan siswa ………………………… 136 25. Contoh angket penilaian diri yang diisi siswa………………………… 146 26. Contoh angket tanggapan siswa yang diisi siswa ……………………. 147 27. Angket tanggapan yang sudah diisi guru …………………………….. 148 28. Lembar observasi yang sudah diisi observer ………………………… 149 xiii 29. Dokumentasi kegiatan pembelajaran …………………………………….. 151 30. Surat ijin melaksanakan penelitian …………………………………...….. 153 31. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian …………………...……. 154 xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam (IPA) tidak hanya berupa kumpulan pengetahuan yang menyangkut fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga merupakan proses penemuan. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu mengenai kejadian atau peristiwa alam yang terjadi di lingkungan sekitar secara sistematis, sehingga pemanfaatan lingkungan sekitar merupakan bagian penting dalam pembelajaran IPA (BSNP, 2006). Guru IPA bertanggung jawab dalam mengembangkan dan memanfaatkan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, karena memanfaatkan sumber belajar dapat membantu dan memberikan kesempatan belajar yang kongkrit bagi siswa. Lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai sumber belajar yang relevan dan lebih menarik bagi siswa. Menjelajah alam sekitar berarti mengajak siswa untuk mempelajari masalah-masalah yang dekat dengan kehidupannya, dengan demikian mereka akan memperoleh pengalaman nyata dan bukan abstrak (Sari et al., 2012). Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan sekitar kehidupan siswa baik lingkungan fisik, mental, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti, 2005 dalam Yuniastuti, 2013). Pemilihan pendekatan pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, materi pembelajaran dan potensi lingkungan sekolah. Potensi lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran JAS seperti sekolah memiliki kebun atau taman, dekat dengan hutan atau sawah. Penggunaan objek lingkungan sekitar baik berupa objek langsung atau simulasinya (gambar atau video), membuat siswa belajar lebih bermakna karena dihadapkan pada objek belajar kongkrit (Marianti, 2005 dalam Fadlia, 2012). Karakteristik anak pada tingkat SMP kelas VII (usia 11-13 tahun) menurut teori Piaget (Achmad & Anni, 2011) menyatakan bahwa pada tahap ini anak mampu 1 2 mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Karakteristik materi pembelajaran interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi yang sumber belajarnya lebih banyak di alam, sehingga untuk mempelajari materi tersebut pembelajaran perlu dilibatkan dengan lingkungan alam. Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat diterapkan pada anak SMP karena sesuai dengan karakteristik siswa dan sesuai untuk materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Beberapa manfaat penerapan pendekatan JAS menurut Mulyani et al., (2008) antara lain; kegiatan belajar siswa lebih menarik, komprehensif, tidak membosankan, meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan, hakikat belajar menjadi lebih bermakna, sumber belajar beranekaragam, belajar IPA melalui metode ilmiah mampu menumbuhkan karakter ilmiah. Pendekatan JAS bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja dan metode ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada siswa (Mulyani et al., 2008). Menurut Sujarwanta (2012), pembelajaran dengan menggunakan metode ilmiah yaitu menggali pengetahuan melalui kegiatan mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, melaksanakan eksperimen, mengkomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain dengan menggunakan keterampilan berpikir, dan menggunakan sikap ilmiah seperti ingin tahu, hati-hati, objektif, dan jujur. Pembelajaran IPA tidak dapat dipisahkan dari metode ilmiah, karena metode ilmiah merujuk pada proses-proses pencarian IPA yang dilakukan oleh siswa (Winarti, 2011). Kegiatan pembelajaran IPA dengan prinsip metode ilmiah menuntut siswa untuk bersikap ilmiah. Pembiasaan bersikap ilmiah dalam proses belajar IPA dapat menjadikan suatu karakter ilmiah bagi siswa setelah mengikuti pembelajaran. Sejalan dengan desain kurikulum IPA yang tidak hanya memberi penekanan kepada penguasaan konsep, pengembangan keterampilan berpikir, dan pemahaman prinsip-prinsip dasar, tetapi juga pemupukan sikap ilmiah (seperti rasa ingin tahu, jujur dan percaya diri) dan nilai-nilai melalui pengalaman belajar yang relevan dengan siswa. Guru dalam membelajarkan IPA juga harus berprinsip pada hakikat IPA 3 yaitu IPA sebagai sikap, proses, produk dan aplikasi. Keempat hal tersebut harus ada di setiap pembelajaran IPA, sehingga sudah menjadi tugas guru IPA untuk benar-benar menyiapkan segala komponen pembelajaran, memperhatikan aspek perkembangan siswa, karakteristik materi dan memanfaatkan potensi wilayah sebagai sumber belajar. Potensi wilayah di SMP N 1 Larangan terdapat hutan dan persawahan di samping sekolah, namun belum termanfaatkan sebagai sumber belajar. Pembelajaran IPA biasanya menggunakan text book sehingga kegiatan belajar menjadi monoton, membosankan, dan aktivitas belajar siswa rendah. Pembelajaran juga belum mendorong pemupukan karakter ilmiah secara optimal, karena pembelajaran tidak melalui proses ilmiah seperti siswa mencari tahu, mengamati, dan menyimpulkan sendiri, tetapi lebih mengutamakan siswa untuk menerima materi dari guru. Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Larangan pada bulan Oktober 2014 dan Januari 2015, mendapat fakta-fakta mengenai pembelajaran IPA yang terjadi di kelas antara lain; rasa percaya diri dalam berbicara di kelas kurang terlatih, dan siswa masih ada rasa takut untuk bertanya kepada guru sehingga aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA rendah. Keaktifan siswa yang rendah akan berdampak pada hasil belajar yang rendah yaitu ketuntasan belajar klasikal <60%. Kegiatan pembelajaran IPA kurang memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplor pengetahuan dan keterampilan berpikirnya, dan keingintahuan siswa terhadap permasalahan atau fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar kurang. Konsep-konsep IPA diberikan langsung kepada siswa, sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna. Artinya siswa mengalami kesulitan mengkaitkan antara konsep dengan kejadian alam yang terjadi di sekitar lingkungannya. Pembelajaran IPA dapat menjadi bermakna, ketika pembelajaran dilakukan dengan mengajak siswa melihat, mengamati dan mengenal objek belajar secara langsung. Pengalaman langsung memungkinkan siswa menjadi lebih memahami masalah yang dipelajari sehingga hasil belajar yang ingin dicapai dapat terwujud. Penerapan pendekatan JAS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menurut Sari et al., 2012 yang menyatakan bahwa pemanfaatan kebun 4 sebagai sumber belajar dengan menerapkan pendekatan jelajah alam sekitar dapat mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Fadlia, 2012 menunjukkan bahwa pembuatan jurnal belajar dalam pendekatan JAS berpengaruh baik terhadap hasil belajar baik ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perlu dilaksanakan penelitian dengan judul “pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu; (1) Apakah pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) efektif terhadap hasil belajar siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya? (2) Apakah pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) efektif terhadap karakter ilmiah siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk; (1) Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran IPA berpendekatan JAS terhadap hasil belajar siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. (2) Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran IPA berpendekatan JAS terhadap karakter ilmiah siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. 5 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan pendekatan pembelajaran terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah serta bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis, di antaranya: (1) Bagi siswa, diharapkan mendapat pengalaman belajar yang bermakna dengan objek belajar berupa lingkungan, mampu meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa, serta meningkatkan hasil belajar dan karakter ilmiah siswa. (2) Bagi Guru, diharapkan dapat mengetahui pendekatan, metode serta media pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan. Menambah pengetahuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. (3) Bagi Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran Sains (IPA). (4) Bagi Peneliti, berguna untuk memperoleh pengetahuan baru tentang pembelajaran IPA berpendekatan JAS dapat digunakan dalam pembelajaran IPA SMP kelas VII serta mengetahui metode dan strategi pembelajaran yang tepat. 1.5 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan penafsiran judul penelitian maka perlu dijelaskan penegasan istilah. Adapun penegasan istilah tersebut adalah sebagai berikut: 1.5.1 Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan 6 pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip tetapi juga merupakan proses penemuan. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung bagi siswa untuk mengembanngkan kompetensi agar menjelajah dan memahami alam sekitar melalui kerja atau metode ilmiah (BSNP, 2006). Kriteria pembelajaran IPA yang baik sesuai Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) tidak cukup bersumber dari buku, tetapi juga penggunaan alat praktek dan pemanfaatan lingkungan sekitar (Widiyatmoko, 2013). Pada penelitian ini pembelajaran IPA mempelajari peristiwa atau fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar secara sistematis, dan guru dalam membelajarkan IPA tidak hanya memberikan teori, konsep atau prinsip tetapi juga merupakan proses penemuan yang dilakukan oleh siswa melalui proses ilmiah. 1.5.2 Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) Pendekatan JAS merupakan salah satu pendekatan yang memanfaatkan lingkungan sekitar baik lingkungan fisik, sosial, budaya, mental, teknologi dan simulasinya sebagai objek belajar IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Mulyani et al., 2008). Pembelajaran menekankan pada kegiatan belajar yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga mampu membuka wawasan berpikir siswa, pengalaman belajar bermakna, dan hasil belajarnya lebih berdaya guna (Husamah, 2013). Pada penelitian ini pelaksanaan pembelajaran IPA berpendekatan JAS yaitu pembelajaran dengan memanfaatkan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung (menggunakan media seperti gambar atau video) sebagai sumber belajar dengan prinsip pembelajaran bermakna, berpusat pada siswa yang dipelajari melalui kerja ilmiah, dimana siswa diberi pengalaman secara langsung baik menggunakan observasi atau eksperimen maupun cara yang lainnya. 1.5.3 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi yang terdapat pada kelas VII semester II. Kompetensi dasar yang akan dicapai pada pembelajaran materi ini yaitu siswa mampu menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai konsep lingkungan, satuan-satuan dalam ekosistem, saling 7 ketergantungan dan pola interaksi yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP SMP. Indikator pencapaian kompetensi materi ini adalah mengidentifikasi komponen dan satuan-satuan organisasi ekosistem serta menyatakan matahari sebagai sumber energi utama; menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem; menjelaskan pengertian rantai, jaring-jaring dan piramida makanan; menyajikan diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan; melakukan percobaan tentang saling ketergantungan antar komponen ekosistem dan membedakan pola interaksi makhluk hidup dalam ekosistem. 1.5.4 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Achmad & Anni, 2011). Pada penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar atau ranah kognitif (pengetahuan). Ranah kognitif berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual yang terbagi menjadi enam tingkatan yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi atau mensintesis dan mencipta. 1.5.5 Karakter Ilmiah Karakter ilmiah merupakan suatu sikap atau perilaku ilmiah yang ditunjukkan oleh siswa selama dan setelah melakukan kegiatan pembelajaran (Winarti, 2011). Karakter ilmiah terbentuk karena pembiasaan ketika melakukan kerja ilmiah dan metode ilmiah selalu menerapkan prinsip sikap ilmiah. Melalui kebiasaan atau habits ini maka sikap ilmiah siswa selama pembelajaran dapat menjadi sebuah karakter ilmiah (Machin, 2014). Karakter-karakter ilmiah dalam penelitian ini ada lima yaitu rasa ingin tahu, jujur, percaya diri, disiplin dan toleransi. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pembelajaran IPA Pembelajaran merupakan suatu proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar. Menurut Gagne (1985) sebagaimana dikutip oleh Achmad & Anni (2011) menyatakan bahwa Hasil belajar itu memberikan kemampuan siswa untuk melakukan berbagai penampilan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen, yaitu tujuan atau kompetensi, materi, metode dan evaluasi. Perkembangan kognitif dalam Teori Piaget (Achmad & Anni, 2011) menyatakan bahwa perkembangan anak pada usia SMP (11-13 tahun) sebagai berikut; 1) Anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. 2) Guru dalam pembelajaran menciptakan suasana eksplorasi dan penemuan, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat belajarnya sesuai dengan kemampuan intelektualnya. 3) Penerapan metode pembelajaran yang digunakan hendaknya lebih mengarah pada konstruktivisme, artinya siswa lebih banyak dihadapkan pada problem solving atau persoalan-persoalan aktual yang dekat dengan kehidupan mereka serta dilakukan pembimbingan dalam menyusun hipotesis. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang bidang kajiannya berupa peristiwa atau kejadian dan fenomena yang terjadi di alam. Belajar IPA diharapkan dapat menjadikan siswa untuk memahami dirinya sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006). Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar 8 9 menjelajahi dan memahami lingkungan sekitar secara ilmiah. Guru dalam membelajarkan IPA tidak hanya memberikan konsep, prinsip atau fakta tetapi mengajak siswa untuk mencari tahu mengenai kejadian alam yang terjadi di lingkungan secara sistematis. Hakikat pembelajaran IPA (Hotimah, 2008) ada empat unsur yaitu IPA sebagai; (1) Sikap, artinya sikap rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. (2) Proses, artinya prosedur pemecahan masalah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. (3) Produk, artinya berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. (4) Aplikasi, artinya penerapan dari metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pelajaran IPA di SMP/ MTs (BSNP, 2006) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut; (1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. (4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam. (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 10 (7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya berorientasi pada Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan akademik dan interaksi sosial. Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru bertujuan agar tercipta iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam sehingga terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. 2.1.2 Pendekatan JAS Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan sekitar kehidupan siswa baik lingkungan fisik, mental, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti, 2005 dalam Yuniastuti, 2013). Kegiatan belajar siswa melalui kerja atau metode ilmiah (scientific methode) yang dirancang agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip. Observasi dan proses ilmiah dalam pembelajaran IPA mampu membuat hasil belajar lebih bermakna dan kemampuan observasi memunculkan permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa (Olivera, 2010 dalam Alimah et al., 2014). Tahapan-tahapan metode ilmiah (Kemendikbud, 2013) yaitu; (1) Mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah); (2) Merumuskan masalah; (3) Mengajukan atau merumuskan hipotesis; (4) Mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data; dan (5) Menarik kesimpulan serta mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Ciri-ciri pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Marianti, 2005 dalam Mulyani, 2008) yaitu (1) pembelajaran selalu dikaitkan dengan lingkungan sekitar secara langsung atau tidak langsung (menggunakan media); (2) selalu ada kegiatan peramalan (hipotesis), pengamatan dan penjelasan; (3) ada laporan untuk dikomunikasikan baik berupa lisan, tulisan, foto, atau audiovisual; 11 (4) pembelajaran menyenangkan sehingga meningkatkan minat belajar siswa lebih lanjut. Dasar yang terkandung di dalam pembelajaran dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar adalah agar siswa mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia nyata. Situasi nyata yang dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran mampu membuka wawasan berpikir, pengalaman belajar bermakna, dan hasil belajarnya lebih berdaya guna (Husamah, 2013). Komponen-komponen pendekatan JAS (Mulyani et al., 2008) adalah sebagai berikut: (1) Eksplorasi Ketika melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Adanya masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari pemecahan masalah. Lingkungan yang dimaksud di sini tidak hanya lingkungan fisik saja, tetapi juga meliputi lingkungan sosial, budaya dan teknologi. (2) Konstruktivisme Siswa mengartikan pelajaran yang disampaikan guru berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya. Pengetahuan sebagai suatu proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus, terus berubah dan berkembang. (3) Proses Sains Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang mengamati sesuatu yang menarik perhatian, kemudian akan memunculkan pertanyaan atau permasalahan. Dari pertanyaan dan permasalahan tersebut maka siswa akan berpikir sehingga menghasilkan suatu pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah bersifat rasional dan teruji sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. 12 (4) Masyarakat Belajar (learning community) Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu. (5) Edutainment IPA merupakan salah satu kajian ilmu strategis untuk dapat memahami tentang fenomena alam. Edutainment dimana dalam pendekatannya melibatkan unsur utama ilmu dan penemuan ilmu, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran JAS dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, tidak membosankan, sehingga siswa belajar dengan bersemangat. (6) Asesmen Autentik Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Asesmen dilakukan selama proses pembelajaran, terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya pada akhir periode pembelajaran saja. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan semata-mata dari hasil. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA berpendekatan JAS ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain sebagai berikut: (1) Kegiatan siswa akan lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga motivasi belajar akan lebih tinggi, (2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami, (3) Kegiatan siswa akan lebih komprehensif dan aktif sebab dilakukan dengan metode atau kerja ilmiah yang sistematis seperti mengamati, menanya dan mengkomunikasi, (4) Sumber belajar siswa akan lebih kaya sebab lingkungan yang dipelajari dapat beranekaragam, dan 13 (5) Belajar menyatu dengan alam disertai kerja ilmiah mampu menumbuhkan karakter ilmiah dan cinta lingkungan. Jadi pembelajaran JAS dilaksanakan dengan mengeksplorasi sumber daya alam dan eksplorasi pengetahuan siswa yang dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, tidak membosankan sehingga siswa belajar dengan bersemangat. Aktivitas siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang menuntut siswa aktif dan bersifat menyenangkan (Dalyono, 2008). Pembelajaran JAS menekankan pada siswa yang aktif dan kritis, pembelajaran berpusat pada siswa, dan dipandu oleh guru yang kreatif. 2.1.3 Hasil Belajar Menurut Achmad & Anni (2011) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut Sudjana (2008) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar tampak sebagai perubahan tingkah laku pada siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah (Achmad & Anni, 2012) yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik yang dikenal dengan Taksonomi Bloom. Pada penelitian ini, hasil belajar yang akan diukur hanya pada prestasi belajar atau ranah kognitif (pengetahuan). Ranah kognitif merupakan ranah yang berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif mengurutkan kemampuan berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl (2002) menjelaskan ranah kognitif terbagi menjadi enam tingkatan atau level yang dikenal sebagai C1 sampai C6, yaitu remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis), evaluating (mengevaluasi) dan creating (mencipta). 14 Dimensi proses kognitif menurut Kreathwol (2002), yaitu; (1) Remembering (mengingat), berupa recognizing (mengenali) dan recalling (mengingat). Kegiatan yang dilakukan antara lain; mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan, mendefinisikan, mengingat kembali, dan menunjukkan. (2) Understanding (memahami) adalah menerangkan idea tau konsep. Kegiatan yang dilakukan berupa; menafsirkan, mengelompokkan, memberi contoh, meringkas, menarik inferensi, membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menentukan dan menjelaskan atau menerangkan. (3) Applying (menerapkan) adalah menggunakan informasi dalam situasi lain. Kegiatan yang dilakukan antara lain; menjalankan, menerapkan, melaksanakan, menggunakan dan mengimplementasikan; (4) Analyzing (menganalisis) adalah mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan. Kegiatan yang dilakukan berupa membandingkan, menguraikan, mengorganisir, menata ulang, mengajukan pertanyaan dan menemukan makna tersirat; (5) Evaluating (evaluasi) adalah menilai suatu keputusan atau tindakan. Kegiatan yang dilakukan berupa memeriksa, membuat hipotesis, bereksperimen dan mengkritik dan memberi penilaian. (6) Creating (mencipta) adalah menghasilkan ide-ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu. Kegiatan yang dilakukan berupa merumuskan, mendesain, membuat, dan memproduksi. Pada penelitian ini hasil belajar yang akan diukur adalah prestasi belajar atau ranah intelektual kognitif dan pengamatan aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Ranah intelektual kognitif atau prestasi belajar berkaitan erat dengan aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa yang dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung, baik kegiatan fisik maupun mental. Kegiatan pembelajaran tidak bisa terlepas dari aktivitas yang terjadi pada siswa, sehingga dapat ditegaskan bahwa keaktifan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. 15 2.1.4 Karakter Ilmiah Karakter sering juga disamakan dengan moralitas, budi pekerti atau watak. Karakter dapat didefinisikan sebagai tindakan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/ objek, sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang. Menurut Afrizon (2012) yang dikutip oleh Machin (2014) menyatakan bahwa karakter adalah disposisi seseorang yang relatif stabil, yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika utama seperti menghargai atau menghormati, bertanggung jawab, jujur, adil dan peduli. Menurut Winarti (2011) kriteria karakter antara lain; stabilitas pola perilaku, kesinambungan dalam waktu dan koherensi cara berpikir dalam bertindak. Karakter menjadi sebuah hal penting dalam pendidikan (Mohammad, 2011) menyatakan bahwa sekolah merupakan institusi yang menjadi media internalisasi nilai-nilai budaya ke dalam sikap dan perilaku siswa, sehingga semua kegiatan pembelajaran diarahkan pada pembentukan karakter, penanaman nilai budaya dan pengembangan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Setiap kegiatan pendidikan diarahkan pada pendidikan karakter, karena karakter merupakan modal dasar bagi generasi muda untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila (Winarti, 2011). Fungsi pendidikan karakter yaitu mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa (Pancasila), meliputi mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia berhati baik, pikiran baik dan berperilaku baik; membangun bangsa yang berkarakter Pancasila dan mengembangkan potensi siswa agar menjadi warga negara yang percaya diri, bangga pada bangsa dan menghargai warga negara lain. Pendidikan karakter pada satuan pendidikan terdapat 18 nilai-nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional (Kemendiknas, 2011) yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, 16 mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut harus terintegrasi di setiap mata pelajaran, yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kebutuhannya. Nilai-nilai karakter dalam pembelajaran IPA dikenal dengan karakter ilmiah. Karakter ilmiah ini merupakan sikap yang ada pada diri seorang ilmuan atau akademis ketika menghadapi masalah-masalah ilmiah melalui metode ilmiah. Proses pemerolehan pengetahuan (produk) melalui metode ilmiah dan akan membentuk sikap ilmiah yang sangat berperan dalam pembentukan kepribadian atau karakter ilmiah (Winarti, 2012). Karakter ilmiah yang akan ditumbuhkembangkan merujuk pada 18 nilai pendidikan karakter dalam Kemendiknas (2011) yaitu (1) rasa ingin tahu, (2) jujur, (3) percaya diri, (4) disiplin dan (5) toleransi. Penilaian karakter dilakukan melalui pengamatan siswa ketika melakukan kegiatan pembelajaran IPA. Penilaian kompetensi karakter atau sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap siswa sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap siswa secara individual. Acuan penilaian atau indikator merupakan acuan yang digunakan untuk mengetahui ketercapaian suatu kompetensi. Indikator kompetensi sikap atau karakter ilmiah tersedia pada Tabel 2.1 sebagai berikut: 17 Tabel 2.1 Indikator Penilaian Sikap (Karakter Ilmiah) Sikap atau Karakter Ilmiah Indikator Rasa ingin tahu Adalah suatu dorongan atau hasrat untuk lebih mengerti suatu hal yang sebelumnya kurang atau tidak ketahui. a. Aktif bertanya b. Memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru c. Antusias mencari jawaban d. Membaca banyak sumber belajar e. Memperhatikan dengan seksama objek yang diamati Jujur Adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. a. Melaporkan data atau informasi sesuai objek pengamatannya b. Berkata benar c. Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas d. Tidak mencontek dalam mengerjakan tugas/ulangan/ujian e. Mengakui kesalahan atau kekurangannya Percaya diri Adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak. a. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu b. Berani presentasi di depan kelas c. Berani bertanya d. Berani menjawab pertanyaan e. Mampu membuat keputusan dengan cepat Disiplin Adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. a. Datang tepat waktu b. Melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan c. Mengumpulkan tugas tepat waktu d. Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar Toleransi a. Tidak mengganggu teman yang berbeda Adalah sikap dan tindakan pendapat yang menghargai b. Tidak memaksakan pendapat pada orang keberagaman latar lain belakang, pandangan, dan c. Mampu dan mau bekerja sama dengan keyakinan. siapa pun tanpa membeda-bedakan. d. Bersedia terbuka dan menerima masukan atau gagasan dari orang lain. (Dimodifikasi dari Kemendikbud, 2013) 18 2.1.5 Karakteristik materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi IPA pada kelas VII semester genap. Materi ini terdapat pada Standar Kompetensi (SK) 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem, dan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Sub materi yang terkait yaitu konsep lingkungan, komponen penyusun ekosistem, satuan-satuan organisasi dalam ekosistem, saling ketergantungan dan pola interaksi antar komponen biotik. Karakteristik materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan salah satu materi IPA yang objek dan sumber belajarnya berkaitan dengan lingkungan sekitar, sehingga untuk mempelajari materi tersebut perlu melibatkan siswa dengan alam secara langsung. Pembelajaran dengan menjelajah alam sekitar atau menggunakan simulasinya yaitu dengan mengajak siswa mengenal objek, gejala, permasalahan yang ada di lingkungan kemudian siswa menelaah dan menemukan simpulan atau konsep mengenai materi yang dipelajari. Siswa dihadapkan pada permasalahan aktual yang dekat dengan kehidupan mereka. Guru menciptakan kondisi pembelajaran dengan nuansa eksplorasi dan penemuan, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat belajarnya sesuai dengan kemampuan intelektualnya. Jadi, media atau sumber belajar tidak monoton yang hanya menggunakan buku teks, tetapi memanfaatkan potensi lingkungan sekitar sebagai objek dan sumber belajar yang kongkrit. Metode pembelajaran dengan sumber belajar yang kongkrit menurut Teori Piaget (Achmad & Anni, 2011) tepat digunakan dalam membelajarkan IPA di SMP kelas VII, karena anak pada usia tersebut sudah mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Lingkungan sekitar dijadikan sebagai objek dan sumber belajar yang relevan, sehingga siswa akan mendapat pengalaman belajar yang bermakna, termotivasi dalam kegiatan belajar selanjutnya, mampu mengkaitkan permasalahan yang ada di lingkungan dengan konsep atau teori, serta mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pencapaian kompetensi baik sikap, pengetahuan dan keterampilan akan didapat siswa manakala dalam pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan 19 lingkungannya ini menggunakan sumber belajar yang kongkrit (lingkungan sekitar siswa) dengan melalui kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah merupakan ciri khusus dalam mempelajari ilmu sains. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Siswa melakukan kegiatan atau aktivitas secara langsung dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu mengamati lingkungan, menemukan masalah, menyusun hipotesis, melakukan pengumpulan data dan menguji hipotesis, kemudian mengkomunikasikan hasil penemuannya. Kegiatan seperti itu didapat dengan melakukan jelajah alam sekitar, apabila kegiatan pembelajaran dalam mempelajari IPA khususnya materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya ini hanya menggunakan pembelajaran di kelas dan buku teks, maka hakikat IPA sebagai sikap, proses, produk dan aplikasi menjadi tidak terlaksana. 2.2 Penelitian yang relevan Penelitian pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya ini merujuk pada berbagai penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan. Pembelajaran JAS dapat mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa sebagaimana yang dilaporkan oleh Sari et al., 2012 yang memanfaatkan kebun sebagai sumber belajar dengan menerapkan pendekatan JAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74%-100% aktivitas siswa tergolong aktif dan sangat aktif, serta >75% siswa mencapai nilai KKM. Menurut Yuanita et al., 2014 yang menerapkan model investigasi kelompok dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan JAS, menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong aktif dan sangat aktif, serta >85% siswa mencapai KKM. Pembelajaran IPA berpendekatan JAS juga dapat meningkatkan hasil belajar (ranah kognitif, afektif dan psikomotorik), dan meningkatkan keterampilan proses sains sebagaimana dalam penelitian Fadlia, 2012 yang menggunakan jurnal belajar dan pendekatan JAS dalam membelajarkan materi ekosistem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembuatan jurnal belajar dalam pendekatan JAS berpengaruh terhadap hasil belajar baik ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penelitian yang dilakukan Yuniastuti, 2013 menunjukkan bahwa 20 penerapan pembelajaran dengan pendekatan jelajah alam sekitar dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dalam melakukan praktikum biologi, khususnya mengenai dampak pencemaran lingkungan, serta meningkatkan hasil belajar. Menurut Abdul et.al., 2013 yang menerapkan model studi lapangan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah mampu mengarahkan siswa untuk memaksimalkan kemampuan belajar dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar. Pembelajaran JAS juga efektif untuk pembentukan karakter ilmiah siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Sari, Y. et al., 2013 yang menerapkan metode quantum teaching pada pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) berbasis karakter dan konservasi. 2.3Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang mengkaji atau mempelajari fenomena dan gejala alam yang terjadi di lingkungan dengan proses ilmiah, sehingga lingkungan sekitar dapat dijadikan objek atau sumber belajar yang relevan dan lebih menarik bagi siswa. Mempelajari alam sekitar berarti mengajak siswa untuk mengenal lebih dekat segala permasalahan yang ada di lingkungannya. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pengamatan akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya. Guru harus mampu memilih pendekatan dan sumber belajar dengan mempertimbangkan potensi wilayah, karakteristik siswa dan materi pelajaran. Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi yang sumber belajarnya lebih banyak di alam, sehingga dalam pembelajaran materi ini maka perlu memanfaatkan alam sekitar dan simulasinya sebagai objek dan sumber belajar. Objek yang kongkrit ini sesuai untuk mengembangkan keterampilan kognitif siswa, karena karakteristik siswa pada usia SMP kelas VII (11-13 tahun) sudah mampu menggunakan logika berpikir secara baik namun masih menggunakan objek yang kongkrit. Sekolah SMP Negeri 1 Larangan 21 memiliki potensi wilayah yaitu sekolah dekat dengan hutan, lingkungan persawahan, dan sungai. Potensi lingkungan belum termanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran IPA ini, sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran biasanya menggunakan text book sehingga kegiatan belajar menjadi monoton, membosankan, aktivitas belajar siswa rendah, dan pemupukan karakter ilmiah kurang tercemin karena pembelajaran tidak melalui proses ilmiah atau metode ilmiah. Keaktifan siswa yang rendah akan berdampak pada hasil belajar yang rendah yaitu ketuntasan belajar klasikal <60%. Hasil belajar yang rendah disebabkan oleh aktivitas siswa yang rendah di dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pendekatan yang mampu mengaktifkan siswa (student center), belajar bermakna, eduatainment, yang dilakukan melalui proses ilmiah. Pendekatan dengan kelebihan tersebut dikenal dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar). Penerapan pendekatan JAS ini diharapkan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa. Gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Pembelajaran IPA mempelajari fenomena dan gejala alam yang terjadi di lingkungan. Objek dan sumber belajar materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya, lebih banyak di alam. a. b. c. Guru memilih pendekatan dan sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik materi, siswa dan potensi wilayah. Hasil observasi; Lingkungan alam belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar Hasil belajar dan keaktifan siswa rendah (ketuntasan belajar klasikal <60%) Pembelajaran belum mendorong pemupukan karakter ilmiah (melalui proses sains), banyak siswa yang takut untuk bertanya, kurang percaya diri. d. Pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa. Hasil yang diharapkan: Pembelajaran IPA berpendekatan JAS di SMP Negeri 1 Larangan efektif terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Kelebihan JAS: Pembelajaran berpusat pada siswa, belajar bermakna, edutainment, dilakukan melalui kerja dan metode ilmiah, mampu menumbuhkan karakter ilmiah. 22 2.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir maka hipotesis pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA berpendekatan JAS efektif terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Larangan Kabupaten Brebes yang beralamatkan di Jalan Raya Barat Larangan Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes. Adapun waktu pelaksanaannya adalah pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang diajar oleh guru yang sama yaitu 7E, 7F, 7G, dan 7H di SMP Negeri 1 Larangan semester genap tahun ajaran 2014/ 2015. Berikut ini merupakan data jumlah siswa pada masing-masing kelas. Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian Kelas Jumlah Siswa 7E 35 7F 36 7G 34 7H 36 Populasi penelitian seperti yang termuat pada Tabel 3.1 mempunyai kesamaan dalam hal berikut: 1) Siswa-siswi berada dalam tingkatan kelas yang sama, yaitu kelas VII SMP Negeri 1 Larangan tahun ajaran 2014/2015. 2) Siswa-siswi berada dalam semester yang sama, yaitu semester genap tahun ajaran 2014/2015. 3) Siswa-siswi diajar oleh guru yang sama, memiliki jumlah jam pelajaran yang sama, media dan kurikulum yang seragam. Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan 23 24 tertentu yaitu pertimbangan guru (Sugiyono, 2009). Pemilihan sampel dengan pertimbangan guru untuk lebih meyakinkan keadaan populasi maka diuji dengan uji normalitas dan homogenitas. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal dan bersifat homogen. Berdasarkan uji tersebut dan pertimbangan guru maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua kelas yaitu kelas VIIG dan VIIH. Kelas 7H sebagai kelompok eksperimen dan kelas 7G sebagai kelompok kontrol. 3.3 Variabel Penelitian Variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar). (2) Variabel terikat Variabel terikat yaitu variabel sebagai akibat adanya variabel bebas, pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar dan karakter ilmiah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Larangan pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. 3.4 Desain Penelitian Desain ini adalah penelitian eksperimen dengan bentuk quasy experimental design yaitu nonequivalent control group design. Pengambilan subjek penelitian tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2009). Hal ini karena secara alami siswa telah terbentuk dalam satu kelompok atau satu kelas sehingga perlakuan dilakukan terhadap seluruh subjek yang berada dalam kelompok tersebut. Kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah kelompok yang dianggap seragam. Keseragaman kelompok tersebut diketahui dengan melakukan uji homogenitas terhadap populasi. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol didasarkan atas uji homogenitas dan pertimbangan yang diberikan oleh guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 1 Larangan. Gambar desain penelitian dengan nonequivalent control group design menurut Sugiyono, 2007 sebagai berikut; 25 Kelas Eksperimen O1 Kelas Kontrol O3 Xe O2 O4 Gambar 3.1. Desain Nonequivalent Control Group Design Keterangan: O1 : keadaan awal kelompok eksperimen, dan dilakukan pre test. O3 : keadaan awal kelompok kontrol, dan dilakukan pre test. Xe : perlakuan atau treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran IPA berpendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). O2 : kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan Xe dan dilakukan post test O4 : kelompok kontrol setelah diberi perlakuan Xk dan dilakukan post test Pendekatan yang diterapkan pada kelompok eksperimen adalah pendekatan JAS, sedangkan pada kelompok kontrol dengan pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh guru yang disebut pendekatan ekspositori. Pendekatan ekspositori adalah bentuk pendekatan yang berorientasi pada siswa, yang menekankan pada pemberian materi secara maksimal kepada siswa. Siswa tidak dituntut untuk melakukan proses penemuan, tetapi bahan-bahan terkait dengan materi pelajaran sudah disiapkan oleh guru (Afifi, 2012). 3.5 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu: 3.5.1 Persiapan a. Tahap awal sebelum melakukan penelitian adalah melakukan observasi awal dengan teknik pengamatan dan wawancara guru mata pelajaran IPA untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar IPA di SMP Negeri 1 Larangan. Hasil observasi dan wawancara mengenai pembelajaran IPA menunjukkan bahwa pembelajaran biasanya menggunakan text book, kegiatan atau aktivitas belajar siswa rendah, siswa takut untuk bertanya 26 kepada guru, lingkungan sekitar sekolah belum termanfaatkan sebagai objek dan sumber belajar serta ketuntasan klasikal <60%. b. Merumuskan masalah penelitian dan mencari studi pustaka kemudian menyusun proposal penelitian. c. Menyusun instrumen penelitian, berupa perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen dan kelas kontrol, LKS (Lembar Kegiatan Siswa) kelas eksperimen, LDS (Lembar Diskusi Siswa) kelas kontrol, instrumen penilaian berupa instrumen tes (soal evaluasi) dan non tes berupa lembar observasi karakter ilmiah; angket penilaian diri karakter ilmiah dan tanggapan siswa. d. Menyusun kisi-kisi dan kunci jawaban instrumen penilaian dan mengkonsultasikan pada dosen pembimbing dan guru. e. Mengujicobakan soal uji coba yang telah dikonsultasikan dengan dosen dan guru. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah soal layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Uji coba soal dilakukan pada kelas VIII H di SMP Negeri 1 Larangan pada tanggal 16 Maret 2015. f. Menganalisis hasil uji coba, pada instrumen tes yang berupa soal evaluasi dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal. 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Maret sampai 2 April 2015. a. Melakukan uji homogenitas dan normalitas awal pada populasi agar mendapatkan populasi yang berdistribusi normal dan homogen yang berguna untuk menentukan sampel penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan nilai UTS. Kemudian dilakukan juga Uji homogenitas dan normalitas sampel ini didapatkan dari data pre test. Jadi sebelum melaksanakan pembelajaran maka dilakukan tes pre test terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok. 27 b. Melaksanakan pembelajaran sebanyak 5 kali pertemuan berdasarkan RPP yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikatornya. c. Memberikan treatment atau perlakuan adalah tahap memberikan perlakuan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA berpendekatan JAS kepada kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen dengan pendekatan JAS yang lebih mengutamakan pengamatan objek atau sumber belajar secara langsung (mengamati lingkungan sekitar langsung). Sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan yaitu dengan pembelajaran IPA berpendekatan ekspositori yang lebih mengutamakan pemberian materi atau konsep kepada siswa. d. Melakukan pengamatan atau observasi untuk menilai karakter siswa selama mengikuti pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. e. Memberikan tes akhir (post test) kepada kelompok eksperimen dan kontrol lalu membandingkan hasilnya untuk mengetahui keefektifan pendekatan JAS terhadap hasil belajar (ranah kognitif). Post test adalah tes yang diberikan kepada sampel setelah mendapat materi pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah diberikan kepada siswa. f. Memberikan angket karakter ilmiah kepada seluruh sampel untuk mengetahui karakter ilmiah setelah diberi perlakuan. g. Memberikan angket tanggapan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan mengenai pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Rincian kegiatan yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 sebagai berikut: 28 Tabel 3.2 Rincian Kegiatan pada Kelas Eksperimen Pertemuan 1 2 3 4 5 Jam Kegiatan Pembelajaran Pelajaran Kamis, 19 Maret 3 jam a. Pre test 2015 b. Pembelajaran IPA dengan menjelah alam sekitar yaitu hutan dan sungai di sekitar sekolah materi komponen penyusun ekosistem. c. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa Senin, 23 Maret 2 jam a. Pembelajaran IPA dengan pengamatan terhadap 2015 gambar satuan penyusun ekosistem serta menjelajah ke hutan untuk mengetahui kepadatan populasi sub materi satuan-satuan penyusun ekosistem b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa Kamis, 26 Maret 3 jam a. Pembelajaran IPA dengan sub materi saling 2015 ketergantungan ekosistem dengan mengamati gambar jaring-jaring dan piramida makanan dan tugas pembuatan kecambah kacang b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa Senin, 30 Maret 2 jam a. Pembelajaran IPA dengan sub materi pola interaksi 2015 yaitu dengan mengamati gambar pola interaksi b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa Kamis, 2 April 3 jam a. Post test 2015 b. Pengumpulan tugas karya (piramida dan jaringjaring makanan) c. Pengisian angket penilaian diri dan tanggapan Hari, Tanggal Tabel 3.3 Rincian Kegiatan pada Kelas Kontrol Pertemuan 1 Hari, Jam Tanggal pelajaran Rabu, 18 3 jam Maret 2015 2 Senin, 23 2 jam Maret 2015 3 Rabu, 25 3 jam Maret 2015 4 Senin, 30 2 jam Maret 2015 Kegiatan Pembelajaran a. Pre test b. Pembelajaran IPA sub materi komponen penyusun ekosistem c. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa a. Pembelajaran IPA dengan pengamatan terhadap gambar-gambar sub materi satuan- satuan penyusun ekosistem b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa a. Pembelajaran IPA dengan sub materi saling ketergantungan dalam ekosistem yaitu dengan mengamati gambar b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa a. Pembelajaran IPA dengan sub materi pola interaksi yaitu dengan mengamati gambar dan kartu gambar 29 Pertemuan 5 Hari, Tanggal Jam pelajaran Rabu, 1 3 jam April 2015 3.5.3 Kegiatan Pembelajaran b. Pengamatan terhadap karakter ilmiah siswa a. Post test b. Pengumpulan tugas karya (piramida makanan dan jaring-jaring makanan) c. Pengisian angket penilaian diri Penyusunan Laporan a. Analisis adalah tahap pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil dari analisis data tersebut diharapkan dapat menjawab hipotesis peneliti. b. Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui pendekatan JAS efektif diterapkan pada pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa. 3.6 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar dan karakter ilmiah. Sebelumnya telah dilakukan dokumentasi terhadap daftar nama siswa dan nilainya. Dokumentasi juga dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung (video) untuk mengetahui kegiatan yang terkait dengan komponen pendekatan JAS. Data diperoleh dari; (1) Hasil belajar diambil dengan menggunakan tes tertulis berupa pre test, post test, lembar kerja siswa (LKS), LDS dan tugas kelompok. (2) Karakter ilmiah siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi, angket dan penilaian diri. (3) Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS. 3.7 Uji Instrumen Tes Uji instrumen tes yang digunakan berkaitan dengan soal uji coba yang diuji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Soal uji coba berjumlah 50 soal pilihan ganda, diujikan pada siswa kelas 8 yaitu siswa yang 30 sudah pernah mendapatkan materi pembelajaran yang bersangkutan. Analisis validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 9. (1) Validitas Butir Soal Menurut Arikunto (2012) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas soal digunakan rumus korelasi. Pada penelitian ini bentuk soal berupa pilihan ganda sehingga menghitung validitas soal pilihan ganda dengan rumus korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi biserial, yaitu : √ Keterangan : = koefisien korelasi biserial Mp = rata-rata skor peserta didik yang menjawab benar Mt = rata-rata skor seluruh peserta didik P = proporsi peserta didik yang menjawab benar q =1–p Menurut Arikunto (2012), item-item yang mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari rtabel termasuk item yang tidak valid perlu direvisi atau tidak digunakan. Jika harga r hitung > r tabel maka item soal yang diujikan memiliki kriteria valid. (2) Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2012). Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda secara keseluruhan menggunakan rumus K-R.20; 31 ( )( ) Keterangan : = reliabilitas soal secara keseluruhan St2 = varians skor total M = rata-rata skor total n = jumlah butir soal Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai r11 dikonsultasikan dengan harga r tabel, jika rhitung > rtabel maka item tes yang diuji cobakan bersifat reliabel (Arikunto, 2012). Hasil analisis reliabilitas menunjukkan bahwa rhitung dengan harga sebesar 0.81 dan rtabel 0.35 (dengan jumlah responden N= 32 dan taraf signifikansi 5%). Harga rhitung dibandingkan dengan harga rtabel, hasilnya menunjukkan bahwa rhitung > rtabel ini berarti soal bersifat reliabel. (3) Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2012). Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda adalah dengan menghitung perbedaan dua rata-rata yaitu antara rata-rata kelompok atas dengan rata-rata kelompok bawah. Rumus yang digunakan adalah: D B J A A BB J B Keterangan : JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2012). 32 Klasifikasi daya pembeda : D = 0,00 - 0,20 maka daya pembeda jelek D = 0,21 - 0,40 maka daya pembeda cukup D = 0,41 - 0,70 maka daya pembeda baik D = 0,71 - 1,00 maka daya pembeda baik sekali Bila D negatif, semua tidak baik. Jadi butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang. (4) Tingkat Kesukaran Butir Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usahanya, sedangkan soal yang terlalu sukar menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Arikunto, 2012). Rumus tingkat kesukaran butir yang digunakan adalah sebagai berikut; TK N B Keterangan : TK : tingkat kesukaran B : jumlah siswa yang menjawab benar butir soal N : jumlah siswa yang mengikuti tes Kriteria tingkat kesukaran butir (Arikunto, 2012) sebagai berikut: 0,00 ≤ TK ≤ 0,30 kriteria soal sukar 0,30 < TK ≤ 0,70 kriteria soal sedang 0,70 < TK ≤ 1,00 kriteria soal mudah. 33 Rekapitulasi hasil analisis butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Validitas Skor Kriteria 0,39 Valid 0,61 Valid 0,54 Valid 0,51 Valid 0,41 Valid 0,53 Valid 0,37 Valid 0,42 Valid 0,57 Valid 0,48 Valid 0,64 Valid 0,56 Valid 0,38 Valid 0,47 Valid 0,43 Valid 0,52 Valid 0,50 Valid 0,46 Valid 0,53 Valid 0,37 Valid 0,38 Valid 0,38 Valid 0,37 Valid 0,42 Valid 0,36 Valid Daya pembeda Skor Kriteria 0,25 Cukup 0,38 Cukup 0,44 Baik 0,25 Cukup 0,25 Cukup 0,38 Cukup 0,25 Cukup 0,25 Cukup 0,25 Cukup 0,44 Baik 0,25 Cukup 0,50 Baik 0,31 Cukup 0,31 Cukup 0,25 Cukup 0,44 Baik 0,31 Cukup 0,44 Baik 0,31 Cukup 0,31 Cukup 0,31 Cukup 0,44 Baik 0,44 Baik 0,31 Cukup 0,31 Cukup Tingkat kesukaran Skor Kriteria 0,56 Sedang 0,44 Sedang 0,66 Sedang 0,25 Sukar 0,38 Sedang 0,44 Sedang 0,81 Mudah 0,31 Sedang 0,44 Sedang 0,47 Sedang 0,19 Sukar 0,75 Mudah 0,47 Sedang 0,53 Sedang 0,56 Sedang 0,59 Sedang 0,28 Sukar 0,66 Sedang 0,66 Sedang 0,53 Sedang 0,59 Sedang 0,28 Sukar 0,53 Sedang 0,53 Sedang 0,41 Sedang Keterangan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai *data selengkapnya dapat di lihat di Lampiran 9 Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan tingkat kesukaran, maka soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, sedangkan tingkat kesukaran butir soal dilihat komposisinya antara sedang, mudah dan sukar serta daya pembeda soal antara cukup, baik dan baik sekali. Hasil analisis digunakan untuk menentukan soal yang pada penelitian ini dengan dasar seluruh indikator materi harus terwakili. Soal yang digunakan pada penelitian ini adalah soal pilihan ganda berjumlah 25 butir soal untuk tes pre test dan post test, dengan soal yang sama namun penomoran pada soal diganti atau diacak. 34 3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Analisis Data Awal Data awal yang akan dianalisis yaitu nilai UTS populasi pada kelas eksperimen maupun kontrol yang akan diuji lebih lanjut dengan uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk menyatakan apakah data berasal dari distribusi normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji chi-kuadrat, yakni sebagai berikut; k Oi Ei 2 i 1 Ei χ 2 dimana: Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi hasil yang diharapkan k = jumlah kelas interval Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika x2hitung < x2tabel dengan dk = k-1 untuk nilai x2 tabel pada taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005). Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai varian yang sama atau berbeda. Jika data mempunyai varians yang sama maka data tersebut dikatakan homogen. Uji yang digunakan untuk menghitung homogenitas populasi adalah uji Bartlett dengan langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: (ni 1) S 2 i 1. Menentukan varian gabungan : s ( ni 1 ) 2 2. Menentukan harga satuan B dengan rumus : B (log S 2 ) (n 1) i 2 3. Menentukan statistik chi-kuadrat ( x ) x 2 (ln 10)B (ni 1) log S 2 ] i Keterangan: x2 = besarnya homogenitas ni = jumlah responden masing-masing kelompok B = koefisien Bartlett Si2 = varians gabungan dari semua sampel 35 Data dikatakan homogen jika x2hitung < x2tabel dengan dk = k-1 pada taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005). Hasil perhitungan normalitas dan homogenitas populasi kelas VII di SMP Negeri 1 Larangan adalah sebagai berikut; Tabel 3.5 Hasil Analisis Normalitas Populasi X2hitung 9.50 10.12 10.98 10.82 Kelas 7E 7F 7G 7H X2tabel 11.07 Keterangan X2hitung<X2tabel X2hitung<X2tabel X2hitung< X2tabel X2hitung< X2tabel Kriteria Data Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa populasi berdistribusi normal kemudian diuji homogenitas untuk mengetahui anggota populasi bersifat homogen dengan menggunakan uji Bartlett. Hasil analisis uji homogenitas dengan X2hitung sebesar 7,09 yang dibandingkan dengan harga X2tabel 7,82 (dengan dk=k-1 dan taraf signifikansi 5%) sehingga X2hitung < X2tabel dan Ho diterima artinya anggota populasi berdasarkan nilai UTS bersifat homogen. Berdasarkan hasil analisis normalitas dan homogentis populasi, dapat diketahui bahwa populasi berangkat dari keadaan homogen atau sama dan mempunyai distribusi normal. Hasil analisis data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Hasil analisis tersebut dan pertimbangan guru maka dipilih kelas 7G dan 7H sebagai sampel dalam penelitian ini. 3.8.2 Analisis Uji Homogenitias dan Normalitas Pre Test dan Post Test Nilai pre test dan post test dilakukan uji normalitas dan homogenitas karena data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan uji t dan uji N-gain. Uji normalitas digunakan untuk menyatakan apakah data berasal dari distribusi normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji chi-kuadrat, yakni sebagai berikut; k Oi Ei 2 i 1 Ei χ 2 dimana: Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi hasil yang diharapkan 36 k = jumlah kelas interval Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika x2hitung < x2tabel dengan dk = k-1 untuk nilai x2 tabel pada taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005). Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data nilai kedua kelas mempunyai varian yang sama atau berbeda. Jika data mempunyai varians yang sama maka data tersebut dikatakan homogen. Hipotesis statistika yang digunakan adalah sebagai berikut; Ho : σ12 = σ22 Ha : σ12 ≠ σ22 Uji yang digunakan untuk menghitung homogenitas sampel adalah uji kesamaan dua rata-rata atau uji F sebagai berikut; F= Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika Fhitung≥F(α);(nb-1),(nk-1), dengan α = 5% dan dk=n-1 untuk masing-masing pembilang dan penyebut (Sudjana, 2005). Hasil analisis normalitas dan homogenitas pre test dan post test adalah sebagai berikut. Tabel 3.6 Hasil Analisis Normalitas Pre Test dan Post Test Pre Test Post Test Kelas 7G 7H 7G 7H X2hitung 10.11 9.10 9.66 11.05 X2tabel 11.07 11.07 11.07 11.07 Keterangan X2hitung<X2tabel X2hitung<X2tabel X2hitung<X2tabel X2hitung<X2tabel Kriteria Data Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13 Tabel 3.7 Hasil Analisis Homogenitas Pre Test dan Post Test Pre Test Post Test Fhitung 1.26 1.68 Ftabel 1.80 1.80 Keterangan Fhitung≤Ftabel Fhitung≤Ftabel Kriteria Data Homogen Homogen *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 Hasil analisis uji normalitas dan homogenitas data pre test maupun post test menunjukkan bahwa menunjukkan hasil bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal dan homogen. Hasil tersebut dapat menjadi ketentuan data pre test dan post test dapat diuji dengan statistik parametrik diantaranya uji beda atau uji t dan uji N-gain. 37 3.8.3. Analisis Data Hasil Belajar Data hasil belajar kognitif yaitu dengan menghitung nilai akhir pada kelas eksperimen dan kontrol diperoleh dari: 1) Nilai pre test dan post test (25 soal pilihan ganda) 2) LKS untuk kelompok eksperimen dan LDS untuk kelompok kontrol sebagai nilai harian (NH) 3) Tugas kelompok. Data tersebut digunakan untuk menghitung nilai akhir yang didapat oleh siswa sebagai berikut; Nilai Akhir = Mencari persentase ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: P= Keterangan: P = persentase ketuntasan klasikal belajar F = jumlah siswa tuntas belajar secara individual (nilai N = jumlah total siswa (Sudijono, 2009). Analisis data nilai akhir dan persentase ketuntasan belajar klasikal pada kelas eksperimen maupun kontrol dapat dilihat pada Lampiran 15. Hasil belajar kognitif pada kelompok kontrol dan eksperimen kemudian dianalisis dengan menggunakan uji t, data yang digunakan diperoleh dari nilai post test untuk mengetahui perbedaan hasil belajar diantara kedua kelompok tersebut. Hipotesis untuk haisl belajar dengan uji t adalah sebagai berikut: Hipotesis: Ho : µ1 = µ2, tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok Ha : µ1 ≠ µ2, terdapat perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok Menurut Sudjana (2005) data yang diperoleh dari data hasil belajar kognitif dianalisis menggunakan rumus uji t sebagai berikut; 38 x1 x2 t Dengan S 1 1 n1 n2 S (n1 1) S12 (n 2 1) 2 S 22 n1 n 2 2 Keterangan : x1 = rata-rata kelompok eksperimen x2 = rata-rata kelompok kontrol n1 = jumlah subyek kelompok eksperimen n2 = jumlah subyek kelompok kontrol S12 = varians kelompok eksperimen S 22 = varians kelompok kontrol S2 = varian gabungan (Sudjana, 2005) Ho diterima jika -t(1-1/2α)(n1+n2-2)<thitung<t(1-1/2α)(n1+n2-2) dengan taraf signifikansi 5% dan dk=(n1+n2)-2 dan tolak Ho apabila sebaliknya. Peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diuji dengan uji N-gain yang diperoleh dari data pre test dan post test. Analisis N-gain dapat dilihat pada Lampiran 16. Rumus yang digunakan untuk uji N-gain adalah sebagai berikut: N gain = Hasil N-gain ini kemudian diklasifikasikan sesuai kriteria sebagai berikut: Kriteria tinggi apabila : N-gain ≥ 0,7 Kriteria sedang apabila : 0,7 < N-gain ≤ 0,3 Kriteria rendah apabila : N-gain < 0,3 (Sugiyono, 2012) 3.8.4. Analisis Data Karakter Ilmiah Analisis data karakter ilmiah didapat dari lembar observasi dan angket penilaian diri menggunakan pola skala Likert sedangkan jurnal berupa catatan guru. Ketentuan skor dan kriteria skor dapat dilihat pada Tabel 3.8 sebagai berikut; 39 Tabel 3.8 Kriteria Skor Karakter Ilmiah dengan Teknik Penilaian Diri Skor 4 3 Kriteria Skor Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan 2 Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan (Kemendikbud, 2013). Rumus untuk mencari nilai adalah Tabel 3.9 Kriteria Nilai Karakter Ilmiah Nilai 81,25 < x ≤ 100 62,50 < x ≤ 81,25 43,75 < x ≤ 62,50 25,00 ≤ x ≤ 43, 75 (Arikunto, 2012) Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Tiap aspek karakter ilmiah juga dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu : Rata-rata skor tiap aspek = Dari tiap aspek dalam penilaian karakter ilmiah dapat dikategorikan sebagai berikut: Kategori sangat tinggi dengan rata-rata nilai 3,4 < x ≤ 4,0; tinggi dengan rata-rata nilai 2,8 < x ≤ 3,4; sedang dengan rata-rata nilai : 2,2 < x ≤ 2,8; rendah dengan rata-rata nilai : 1,6 < x ≤ 2,2 dan sangat rendah dengan rata-rata nilai: 1,0 ≤ x ≤ 1,6 (Kemendikbud, 2013). Perbedaan karakter ilmiah pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah melakukan pembelajaran dianalisis dengan uji t dengan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis: Ho : µ1 = µ2, tidak terdapat perbedaan karakter ilmiah antara kedua kelompok Ha : µ1 ≠ µ2, terdapat perbedaan karakter ilmiah antara kedua kelompok 40 Rumus untuk menghitung uji t adalah sebagai berikut: x1 x2 t S Dengan S 1 1 n1 n2 (n1 1) S12 (n2 1) 2 S 22 n1 n2 2 Keterangan : x1 = rata-rata kelompok eksperimen x2 = rata-rata kelompok kontrol n1 = jumlah subyek kelompok eksperimen n2 = jumlah subyek kelompok kontrol S12 = varians kelompok eksperimen S 22 = varians kelompok kontrol S2 = varians gabungan Tolak Ho jika thitung>t(1-1/2α)(n1+n2-2) dengan taraf signifikansi sebesar 5% dan dk=(n1+n2)-2. Analisis uji t data karakter ilmiah siswa terdapat pada Lampiran 19. 3.8.5. Analisis Data Tanggapan Siswa dan Guru Data tanggapan siswa dan guru mengenai pembelajaran IPA berpendekatan JAS dengan instrumen berupa angket yang diukur menggunakan skor dengan dua alternatif jawaban yaitu jawaban “Ya” skor 1 dan jawaban “Tidak” skor 0. Jumlah skor yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus; P= Keterangan: P = persentase skor yang diperoleh F = skor yang diperoleh N = skor maksimal (Sudijono, 2009) 41 Hasil persentase angket tanggapan siswa dan guru kemudian dikualitatifkan ke dalam kriteria penilaian yang tersedia pada Tabel 3.6 sebagai berikut: Tabel 3.10 Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa dan Guru Persentase Skor 80% < x ≤ 100% 60% < x ≤ 80% 40% < x ≤ 60% 20% < x ≤ 40% 0% ≤ x ≤ 20% (Arikunto & Cepi, 2009) Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Sangat kurang baik Analisis data tanggapan siswa dan guru digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS selama siswa melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran JAS dapat digunakan sebagai alternatif oleh guru ketika membelajarkan IPA. Analisis data tanggapan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23. 58 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi inetraksi makhluk hidup dengan lingkungannya yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Larangan kurang efektif terhadap hasil belajar namun dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memenuhi kriteria tuntas belajar secara klasikal. 2. Pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) materi inetraksi makhluk hidup dengan lingkungannya yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Larangan efektif terhadap karakter ilmiah siswa dengan persentase 100% karakter siswa tergolong baik dan sangat baik. 5.2 Saran Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan bagi para pembaca yang akan melakukan penelitian selanjutnya agar hasil penelitian yang didapat lebih baik; 1. Diharapkan untuk peneliti yang lain untuk mengembangkan penelitian ini dengan memperbaiki kekurangan yang ada yaitu pengkondisian siswa ketika melaksanakan kegiatan menjelajah agar tidak ada siswa yang bermain atau sibuk sendiri tanpa memperhatikan kegiatan jelajah alam sekitar. 59 2. Persiapan pembelajaran perlu direncanakan dengan baik, seperti lingkungan yang akan digunakan apa, media dan waktu. Selain itu guru juga harus mengecek lingkungan yang akan digunakan sebelum pembelajaran dilakukan. 59 DAFTAR PUSTAKA Abdul, M., Parmin & E. Purwantoyo. 2013. Penerapan Model Studi Lapangan pada Materi Keanekaragaman Hayati dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah. Unnes Journal Of Biology Education, 2(2): 337-341. Afifi, J. 2012. Inovasi-Inovasi Kreatif Manajemen Kelas dan Pengajaran Efektif. Jogjakarta: Diva Press. Alimah, S., Supriyanto & N. R. Utami. 2014. Model Meksint Korefsi dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada Pembelajaran Struktur Tubuh Hewan. Jurnal Biosaintifika, 6(1): 47-51. Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. & Cepi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Astuti, R., W. Sunarno & S. Sudarisman. 2012. Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri, 1(1): 51-59. BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/ MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Cholidah, N., Parmin, & B. Priyono. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berpendekatan Jelajah Alam Sekitar Materi Ekosistem. Unnes Science Education Journal, 3(1): 137-146. Dalyono, M. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dettmer, P. 2006. New Blooms in Established Fields: Four Domains of Learning and Doing. ProQuest Education Journals, 28(2): 70-78. 60 Hening, W., Sudarmin, & D. Mustikaningtyas. 2013. Pengembangan Modul Hubungan Antar Komponen Ekosistem Berbantuan Flashcard untuk Menumbuhkan Karakter Cinta Lingkungan pada Siswa SMP. Unnes Science Education Journal, 2(2): 254-261. Hotimah, H. 2008. Penerapan Model Pembelajaran IPA Terpadu Bervisi SETS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Skripsi. Semarang: Unnes. Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Isnaningsih & D. S. Bimo. 2013. Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Discovery Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(2): 136-141. Kemendikbud. 2013. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Khafidzin, Syamsul. 2012. Efektivitas Penerapan Metode PBI (Problem Based Instruction) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk hidup dengan Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) pada Siswa kelas VIII. Skripsi. Semarang. FMIPA UNNES. Krathwohl, D. 2002. A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. Theory Into Practice, 41(4): 212-264. Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(1): 29-35. Mulyani, E.S., M. Aditya, & N. Edi. 2008. Jelajah Alam Sekitar (JAS) Pendekatan Pembelajaran Biologi. Online. http://buku_JAS_Srimulyani_ unnes.pdf-Foxitreader[buku_JAS_Srimulyani_unnes.pdf] [diakses 11-122014]. Mustari, M. 2011. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Laksbang Pressindo. Nur’aeni, I. 2012. Penerapan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada Pembelajaran Materi Paku (Pteridophyta) di MAN Pemalang. Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES. RC, Rifa’I A. & C.T Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. 61 Sari, I.P., M. Rahayuningsih, & N. Edi. 2012. Pemanfaatan Kebun sebagai Sumber Belajar dengan Menerapkan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Unnes Journal of Biology Education, 1(2): 2-6. Sari, Y., S. Mulyani & S. Ridlo. 2013. Efektivitas Penerapan Metode Quantum Teaching pada Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Berbasis Karakter dan Konservasi. Unnes Journal Of Biology Education, 2(2): 166-172. Sudijono, A. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan, 16(1): 75-83. Tang, X., A. Elby, & D. Levin. 2009. The scientific method and scientific inquiry: Tensions in teaching and learning. USA: Wiley InterScience. Online. Tersedia di http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/sce.20366/pdf [diakses 20-01-2015]. Taufiq, M., N.R. Dewi, & A. Widiyatmoko. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2): 140-145. Uno, H. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Utami, R. 2013. Efektivitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Terpadu Tema Pencemaran Lingkungan Terhadap Penanaman Nilai Karakter dan Pemahaman Konsep. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Wahono. 2013a. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wahono. 2013b. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wasis & Sugeng. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP & MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Widiyatmoko, A. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Menggunakan Pendekatan Humanistik Berbantu Alat Peraga Murah. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1): 76-82. Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2): 102-108. 62 Winarti, 2011. Pembangunan Karakter dalam Pembelajaran Sains Melalui Metode Ilmiah. Makalah dipresentasikan pada seminar nasional pendidikan biologi, UNS Solo, 16 Juli 2011. Yuanita, R., N. Edi., & Sumadi. 2014. Penerapan Model Investigasi Kelompok pada Pembelajaran Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Di Smp Negeri 2 Brangsong Kendal. Unnes Journal of Biology Education, 3(2): 77-86. Yuniastuti, E. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Biologi dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar pada Siswa Kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan. Jurnal Socioscientia, 5(1): 31-38. Zakaria E & Zanaton. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics. Journal of Science and Technology Education, 3 (1): 35-59. On line at http://www.ejmste.com/v3n1/EJMSTEv3n1_Zakaria&Iksan.pdf [diakses 20-04-2015]. 62 Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem Materi Pokok : SMP Negeri 1 Larangan : Ilmu Pengetahuan Alam : VII / 2 : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekositem Kegiatan pembelajaran Interaksi a. Mengeksplor pengetahuan makhluk awal siswa hidup b. Melakukan kegiatan jelajah dengan alam sekitar dan lingkungan pengamatan terhadap nya atau lingkungan sekitar sebagai Ekosistem satuan ekosistem, komponen ekosistem dan kepadatan populasi (proses sains). c. Menggali informasi narasumber tentang komponen suatu satuan ekosistem (proses sains). d. Mencari berbagai sumber belajar seperti buku, internet, melihat lingkungan sekitar atau tayangan video tentang komponen suatu satuan ekosistem yang spesifik (proses sains). Indikator Pencapaian Kompetensi a. Mengidentifikasi komponenkomponen penyusun ekosistem b. Mengindentifikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari merupakan sumber energi utama. c. Menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem d. Menjelaskan Penilaian Teknik Hasil belajar: tes tertulis, Observasi, dan eksperimen Karakter ilmiah: observasi dan penilaian diri Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Pilihan 1. Perhatikan ganda, bagan rantai Lembar makanan observasi pada berupa LKS ekosistem dan tugas sawah proyek berikut ini! Paditikus ular Tikus mendapat kan makanan dengan memakan padi, sehingga berdasarkan Angket jenis penilaian makanannya diri dan tikus berperan lembar sebagai observasi organisme... . karakter Alokasi Waktu Sumber Belajar Karakter ilmiah yang diharapkan 9 x 40’ Buku Guru IPA dan buku siswa (Wahono, 2013), BSE IPA (Wasis, 2008), lingkungan sekitar, dan gambar. Rasa ingin tahu, Jujur, percaya diri, disiplin dan toleransi. 63 e. Membuat beberapa model diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan (proses sains dan edutainment) f. Menyampaikan data yang telah didapat dalam forum diskusi di kelas (learning community) pengertian rantai, jaringjaring dan piramida makanan e. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan berdasar hasil pengamatan suatu ekosistem f. Mengamati tentang hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem. g. Mengamati gambar dan mengidentifikasi pola interaksi (proses sains) g. Membedakan pola interaksi dalam ekosistem ilmiah A. Tingkat trofik I B. Tingkat trofik II C. Konsumen 2 D. Konsumen tersier 2. 2. Gambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan berdasarkan hasil pengamatan suatu ekosistem yang kamu amati! Lakukan dalam bentuk kerja kelompok! Presentasi-kan di depan kelas pada saat yang ditetapkan! Semarang, Maret 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPA, Nur Rohmah, S. Pd NIP 19691021 1995122 001 Mahasiswa, Kepala SMP Negeri 1 Larangan, Sri Wahyuningsih, NIM 4001411028 64 Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN MATERI : INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA (EKOSISTEM) SMP NEGERI 1 LARANGAN KELAS VII/ SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 64 65 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Sekolah : SMP Negeri 1 Larangan Kelas/Semester : VII/2 Mata Pelajaran : IPA Materi : Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Alokasi waktu : 9 X 40’ ( 4X pertemuan ) A. Standar Kompetensi 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem. B. Kompetensi Dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. C. Indikator 1. Mengidentifikasi komponen-komponen penyusun ekosistem. 2. Mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari sebagai sumber energi utama. 3. Menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem. 4. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan. 5. Menyajikan diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan. 6. Mengamati tentang hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem. 7. Membedakan pola interaksi dalam ekosistem. D. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka: 1. Siswa dengan rasa percaya diri dan jujur dapat menjelaskan pengertian ekosistem melalui kegiatan pengamatan langsung. 66 2. Siswa dengan rasa ingin tahu dapat menemukan komponen-komponen penyusun ekosistem di lingkungan sekitar sekolah melalui kegiatan pengamatan langsung. 3. Siswa dengan rasa jujur dan disiplin mencatat data tentang komponen penyusun ekosistem melalui kegiatan pengamatan langsung. 4. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat mengkomunikasikan peranan komponen-komponen ekosistem dalam bentuk laporan pengamatan. Pertemuan 2 Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka: 1. Siswa dengan rasa percaya diri dapat menjelaskan matahari sebagai sumber energi utama dalam ekosistem melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan melalui kegiatan pengamatan langsung. 2. Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin mengidentifikasi satuan-satuan organisasi ekosistem melalui kegiatan pengamatan gambar. 3. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat membedakan pengertian individu, populasi, komunitas, dan ekosistem melalui kegiatan diskusi. 4. Siswa dengan rasa ingin tahu, jujur, dan disiplin dapat menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem melalui kegiatan pengamatan langsung. 5. Siswa dengan rasa jujur dan percaya diri mengkomunikasikan analisis data kepadatan populasi melalui kegiatan diskusi. Pertemuan 3 Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka: 1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin dapat memahami saling ketergantungan antara komponen dalam ekosistem melalui kegiatan pengamatan gambar. 2. Siswa dengan rasa jujur dan rasa ingin tahu dapat mengidentifikasi gambar suatu jaring-jaring makanan melalui kegiatan pengamatan. 3. Siswa dengan rasa percaya diri dapat menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan melalui kegiatan 67 pengamatan dan diskusi. 4. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat menyajikan diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui tugas kelompok. 5. Siswa dengan rasa ingin tahu dapat menentukan pola piramida makanan yang benar melalui kegiatan diskusi. Pertemuan 4 Setelah melakukan pembelajaran jelajah alam sekitar (JAS), maka: 1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan jujur dapat menentukan pola interaksi melalui kegiatan pengamatan gambar. 2. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi dapat menjelaskan pengertian interaksi dalam ekosistem (netralisme, simbiosis, kompetisi dan predasi) melalui kegiatan pengamatan dan diskusi. 3. Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin dapat membedakan simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme dan simbiosis komensalisme melalui kegiatan pengamatan. Karakter ilmiah yang diharapkan yaitu rasa ingin tahu, jujur, percaya diri, disiplin dan toleransi. E. Materi Pembelajaran 1. Komponen Penyusun Ekosistem (Pertemuan 1) Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup beserta benda-benda tak hidup. Semua makhluk hidup yang menyusun suatu ekosistem disebut komponen biotik, contohnya manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponen abiotik antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, kelembapan, dan keasaman (pH). Berdasarkan fungsi atau tingkatan trofiknya, komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). 68 Produsen merupakan satu-satunya organisme yang dapat membuat dan menyediakan makanan bagi diri sendiri dan makhluk hidup lain (organisme aututrof). Tumbuhan menggunakan energi matahari dalam proses fotosintesis, sehingga matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh produsen (organisme heterotrof). 2. Satuan-Satuan Organisasi dalam Ekosistem (Pertemuan 2) Ekosistem merupakan kesatuan struktural dan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Organisasi terkecil dalam ekosistem disebut individu. Individu-individu sejenis berkumpul dan berinteraksi membentuk organisasi yang lebih besar yang disebut populasi. Beberapa populasi makhluk hidup dalam suatu lingkungan berinteraksi membentuk komunitas. Komunitas dan lingkungannya selalu berhubungan timbal balik membentuk ekosistem. Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan ekosistem yang ada di bumi merupakan biosfer. 3. Saling Ketergantungan dalam Ekosistem (Pertemuan 3) Ekosistem terjadi hubungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik, keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Contoh hubungan saling ketergantungan antara sesama komponen biotik yaitu saling ketergantungan antarspesies terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini akan membentuk jarfing-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan. 1.a 1.b 1.c (BSE Wasis, 2008) Gambar 1. 1.a Rantai makanan, 1.b Jaring-jaring makanan, 1.c Piramida makanan 69 4. Jenis-jenis interaksi antar organisme (Pertemuan 4) Jenis-jenis interaksi antar organisme antara lain sebagai berikut; a. Hubungan netral yaitu hubungan yang tidak saling memengaruhi. b. Hubungan simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme. Ada tiga jenis hubungan simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme dan parasitisme. c. Hubungan kompetisi terjadi jika dalam suatu ekosistem terdapat ketidakseimbangan, misalnya kekurangan air, makanan, pasangan kawin, dan ruang. d. Hubungan predasi yaitu hubungan antara organisme yang memangsa dan organisme yang dimangsa, contohnya adalah hubungan antara rusa dengan singa. F. Strategi Pembelajaran Pendekatan : Jelajah Alam Sekitar (JAS) Model : Cooperative learning Metode : Observasi, eksperimen, diskusi kelompok dan ceramah G. Media, Alat, dan Sumber Belajar Pertemuan 1 1. Media : LKS 2. Alat : papan tulis, spidol, kamera 3. Sumber belajar : Lingkungan sekitar sekolah (hutan, dan sungai) Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan. Pertemuan 2 1. Media : LKS, gambar. 2. Alat : papan tulis, spidol, kamera, rafia. 3. Sumber belajar : 70 Lingkungan sekitar sekolah (hutan) Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan. Pertemuan 3 1. Media : LKS, gambar, tanaman kecambah yang sudah ditanam siswa. 2. Alat : papan tulis, spidol, kamera, penggaris. 3. Sumber belajar : Lingkungan sekitar sekolah Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan. Pertemuan 4 4. Media : LKS, kartu gambar 5. Alat : papan tulis, spidol 6. Sumber belajar : Lingkungan sekitar sekolah Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan. 71 H. Langkah Kegiatan PERTEMUAN PERTAMA Sub materi: Konsep lingkungan dan komponen penyusun eksosistem (2 JP) Kegiatan Tahapan Kegiatan pembelajaran Komponen JAS a. Pembukaan 1. Guru mengucapkan salam, menanyakan kabar dan melakukan presensi. 2. Guru bertanya kepada siswa “apa yang kalian temui di lingkunganmu?” b. Motivasi dan 3. Guru memotivasi pengetahuan awal siswa apersepsi “Tumbuhan mampu menyediakan sumber makanan untuk makhluk hidup lain, jadi Pendahuluan tumbuhan berfungsi sebagai apa dalam ekosistem?” Inti c. Prasyarat 4. Siswa mengetahui pengertian konsep lingkungan pengetahuan 5. Guru menyuruh siswa menyiapkan peralatan alat d. Pra observasi tulis a. Eksplorasi 1. Guru membimbing siswa dalam pembentukan 1. Eksplorasi kelompok (4orang/kelompok) 2. Guru membagikan LKS JAS dan membimbing siswa melakukan kegiatan jelajah alam hutan dan lapangan sekolah. b. Elaborasi 3. Guru membimbing siswa pergi ke sungai di 2. Proses depan sekolah, kemudian siswa dengan rasa sains. ingin tahu mengamati dan mencatat data hasil pengamatan dengan jujur, segala benda atau makhluk hidup yang ditemui di lapangan. 4. Siswa mencatat hasil pengamatan pada LKS dengan jujur pada tabel pengamatan. 5. Guru membimbing siswa pergi ke hutan di samping sekolah untuk melakukan kegiatan pengamatan yang sama tentang komponen biotik dan abiotik. 6. Siswa dengan rasa ingin tahu melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan pada LKS dengan jujur dan dilakukan dengan 3. Learning communit disiplin. Waktu 10 menit 10 menit 15 menit 15 menit 72 Kegiatan Tahapan c. Konfirmasi Penutup Kegiatan pembelajaran Komponen JAS y 7. Siswa mendiskusikan pengertian lingkungan dan ekosistem serta komponen penyusun ekosistem dengan penuh toleransi dalam etika berdiskusi. 8. Guru dan siswa berdiskusi tentang pengertian produsen, konsumen dan dekomposer. 9. Guru dan siswa berdiskusi tentang macammacam konsumen berdasarkan jenis makanan 4. Edutainyang dimakan. ment 10. Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman. 11. Siswa dengan rasa percaya diri mempresentasikan hasil pengamatan. 12. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri bertanya jawab menanggapi presentasi yang 5. Assesmen disampaikan oleh kelompok lain. autentik 13. Guru melakukan penilaian pada siswa selama mengikuti proses pembelajaran. 14. Guru menjelaskan prinsip proses fotosintesis 6. Konstruktivisme 15. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, meluruskan kesalah pemahaman, memberi penguatan. 16. Guru bersama dengan siswa membuat rangkuman hasil belajar 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik. 2. Guru memberikan tugas rumah berupa tugas kelompok, yaitu membuat kecambah dari kacang hijau yang akan dibahas pada pertemuan ketiga. 3. Guru menjelaskan prosedur cara pelaksanaannya. 4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya. LKS JAS yang digunakan pada pertemuan pertama adalah LKS 1 tentang pengamatan terhadap komponen biotik dan abiotik. Waktu 20 menit 10 menit 73 I. Penilaian 1.) Hasil Belajar a. Teknik Penilaian: Tugas kelompok, observasi dan eksperimen b. Bentuk Instrumen: 1. Lembar observasi (LKS) terlampir 2. Tugas proyek a) Lakukan percobaan perkecambahan pada kacang hijau, kemudian tempatkan di tempat yang terang dan gelap. Bandingkan hasil percobaan perkecambahan yang ditempat gelap dan terang. Komunikasikan hasil percobaanmu pada pertemuan berikutnya. b) Buatlah model diagram jaring-jaring makanan, dan piramida makanan berdasarkan hasil pengamatan suatu ekosistem yang kamu amati. Lakukan dalam bentuk kelompok. 2.) Karakter Siswa a. Teknik penilaian: observasi dan penilaian diri b. Bentuk instrumen: angket penilaian diri dan lembar observasi (terlampir) Semarang, Maret 2015 Mengetahui, Guru mata pelajaran IPA, Mahasiswa, Nur Rohmah, S. Pd Sri Wahyuningsih, NIP 19691021 1995122 001 NIM 4001411028 74 Lampiran 3 SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL Sekolah : SMP Negeri 1 Larangan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : VII / 2 Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekositem Materi Kompetensi Pokok Kegiatan pembelajaran Dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem Interaksi a. Mengeksplor pengetahuan makhluk awal siswa hidup b. Guru menyampaikan materi dengan secara detail. lingkungann c. Melakukan kegiatan ya atau pengamatan gambar tentang Ekosistem komponen ekosistem dan kepadatan populasi d. Menggali informasi narasumber tentang komponen suatu satuan ekosistem. e. Mencari berbagai sumber belajar seperti buku, internet, melihat lingkungan sekitar atau tayangan video tentang komponen suatu satuan ekosistem yang spesifik. f. Membuat beberapa model diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan. g. Menyampaikan data yang Indikator Pencapaian Kompetensi a. Mengidentifikasi komponenkomponen penyusun ekosistem b. Mengindentifikasikan satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari merupakan sumber energi utama. c. Menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem d. Menjelaskan pengertian rantai, jaring- Penilaian Teknik Hasil belajar: tes tertulis, dan Observasi. Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Pilihan ganda, Lembar diskusi berupa LDS dan tugas proyek 1. Perhatikan bagan rantai makanan pada ekosistem sawah berikut ini! Paditikus ular Karakter ilmiah: observasi dan penilaian diri Tikus mendapatkan makanan dengan memakan padi, sehingga berdasarkan jenis makanannya Angket penilaian diri tikus berperan sebagai dan lembar organisme... . observasi karakter A. Tingkat trofik ilmiah I B. Tingkat trofik Alokasi Sumber Waktu Belajar 9 x 40’ Buku Guru IPA dan buku siswa (Wahono, 2013), BSE IPA (Wasis, 2008), dan gambar. Karakter ilmiah yang diharapkan Rasa ingin tahu, Jujur, percaya diri, disiplin dan toleransi. 75 telah didapat dalam forum diskusi di kelas. h. Mengamati gambar dan mengidentifikasi pola interaksi (proses sains) jaring dan piramida makanan e. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaringjaring kehidupan berdasar hasil pengamatan suatu ekosistem f. Mengamati tentang hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem II C. Konsumen 2 D. Konsumen tersier 2. 2. Gambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan berdasarkan hasil pengamatan suatu ekosistem yang kamu amati! Lakukan dalam bentuk kerja kelompok! Presentasi-kan di depan kelas pada saat yang ditetapkan! g. Membedakan pola interaksi dalam ekosistem Semarang, Maret 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran IPA, Mahasiswa, Nur Rohmah, S. Pd NIP 19691021 1995122 001 Sri Wahyuningsih, NIM 4001411028 76 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL MATERI : INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA (EKOSISTEM) SMP NEGERI 1 LARANGAN KELAS VII/ SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 77 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Sekolah : SMP Negeri 1 Larangan Kelas/Semester : VII/2 Mata Pelajaran : IPA Materi : Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Alokasi waktu : 9 X 40’ ( 4X pertemuan ) A. Standar Kompetensi 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem. B. Kompetensi Dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. C. Indikator 1. Mengidentifikasi komponen-komponen penyusun ekosistem. 2. Mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem dan menyatakan matahari sebagai sumber energi utama. 3. Menghitung kepadatan populasi suatu ekosistem. 4. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan. 5. Menyajikan diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan. 6. Mengamati tentang hubungan saling ketergantungan dalam ekosistem. 7. Membedakan pola interaksi dalam ekosistem. D. Tujuan Pertemuan 1 1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri mengidentifikasi komponenkomponen penyusun ekosistem melalui kegiatan pengamatan gambar. 78 2. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi menjelaskan serta mengkomunikasikan peranan komponen-komponen penyusun ekosistem melalui kegiatan diskusi. Pertemuan 2 1. Siswa dengan rasa toleransi dan percaya diri mengidentifikasi satuan-satuan organisasi ekosistem melalui kegiatan diskusi. 2. Siswa dengan rasa jujur dan disiplin menghitung kepadatan populasi melalui kegiatan diskusi 3. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri menyebutkan contoh-contoh ekosistem melalui kegiatan diskusi Pertemuan 3 1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri dapat menjelaskan hubungan saling ketergantungan jaring-jaring makanan melalui kegiatan pengamatan gambar. 2. Siswa dengan rasa jujur dan disiplin mengkomunikasikan hasil pengamatannya melalui kegiatan diskusi. 3. Siswa dengan percaya diri dan toleransi menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan melalui kegiatan diskusi. Pertemuan 4 1. Siswa dengan rasa ingin tahu dan jujur dapat menentukan pola interaksi melalui kegiatan pengamatan gambar. 2. Siswa dengan rasa percaya diri dan toleransi menjelaskan pengertian interaksi dalam ekosistem melalui kegiatan diskusi. 3. Siswa dengan rasa ingin tahu dan disiplin dapat membedakan simbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme melalui kegiatan diskusi. Karakter ilmiah yang diharapkan yaitu rasa ingin tahu, jujur, percaya diri, disiplin dan toleransi. 79 E. Materi Pembelajaran 1. Komponen Penyusun Ekosistem (Pertemuan 1) Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup beserta benda-benda tak hidup. Semua makhluk hidup yang menyusun suatu ekosistem disebut komponen biotik, contohnya manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponen abiotik antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, kelembapan, dan keasaman (pH). Berdasarkan fungsi atau tingkatan trofiknya, komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Produsen merupakan satu-satunya organisme yang dapat membuat dan menyediakan makanan bagi diri sendiri dan makhluk hidup lain (organisme aututrof). Tumbuhan menggunakan energi matahari dalam proses fotosintesis, sehingga matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh produsen (organisme heterotrof). 2. Satuan-Satuan Organisasi dalam Ekosistem (Pertemuan 2) Ekosistem merupakan kesatuan struktural dan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Organisasi terkecil dalam ekosistem disebut individu. Individu-individu sejenis berkumpul dan berinteraksi membentuk organisasi yang lebih besar yang disebut populasi. Beberapa populasi makhluk hidup dalam suatu lingkungan berinteraksi membentuk komunitas. Komunitas dan lingkungannya selalu berhubungan timbal balik membentuk ekosistem. Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan ekosistem yang ada di bumi merupakan biosfer. 3. Saling Ketergantungan dalam Ekosistem (Pertemuan 3) Ekosistem terjadi hubungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik, keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Contoh hubungan saling 80 ketergantungan antara sesama komponen biotik yaitu saling ketergantungan antarspesies terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini akan membentuk jarfing-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan. 1.b 1.a 1.c (BSE Wasis, 2008) Gambar 1. 1.a Rantai makanan, 1.b Jaring-jaring makanan, 1.c Piramida makanan 4. Jenis-jenis interaksi antar organisme (Pertemuan 4) Jenis-jenis interaksi antar organisme antara lain sebagai berikut; e. Hubungan netral yaitu hubungan yang tidak saling memengaruhi. f. Hubungan 1.a simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme. Ada tiga jenis hubungan simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme dan parasitisme. g. Hubungan kompetisi terjadi jika dalam suatu ekosistem terdapat ketidakseimbangan, misalnya kekurangan air, makanan, pasangan kawin, dan ruang. h. predasi yaitu hubungan antara organisme yang memangsa dan organisme yang dimangsa, contohnya adalah hubungan antara rusa dengan singa. F. Strategi Pembelajaran Pendekatan : Ekspositori Model : Cooperative learning Metode : Ceramah, diskusi dan pengamatan gambar. 81 G. Media, Alat, dan Sumber Belajar Pertemuan 1 1. Media : LDS, gambar ekosistem 2. Alat : papan tulis, spidol 3. belajar : Gambar ekosistem sawah Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan. Pertemuan 2 1. Media : LDS 2. Alat : papan tulis, spidol 3. Sumber belajar : Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan. Pertemuan 3 1. Media : LDS, gambar jaring-jaring makanan 2. Alat : papan tulis, spidol 3. Sumber belajar : Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan. Pertemuan 4 1. Media : LDS, gambar pola interaksi 2. Alat : papan tulis, spidol 3. Sumber belajar : Wahono. 2013. Buku Guru IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wahono. 2013. Buku Siswa IPA SMP kelas VII. Jakarta: Kemendikbud. Wasis. 2008. BSECTL IPA SMP/MTs kelas VII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan. 82 H. Langkah Kegiatan PERTEMUAN PERTAMA Sub materi: Konsep lingkungan dan komponen penyusun eksosistem (2 JP) Kegiatan Pendahuluan Komponen ekspositori a. Pembukaan 1. Guru mengucapkan salam, menanyakan 1. Preparakabar dan melakukan presensi. tion 2. Guru bertanya kepada siswa “apa yang kalian temui di lingkunganmu?” b.Motivasi dan 3. Guru memotivasi pengetahuan awal siswa apersepsi “Tumbuhan mampu menyediakan sumber makanan untuk makhluk hidup lain, jadi tumbuhan berfungsi sebagai apa dalam ekosistem?” Tahapan c. Prasyarat pengetahuan a. Eksplorasi Inti b.Elaborasi Kegiatan pembelajaran 4. Siswa mengetahui pengertian konsep lingkungan 5. Guru menyuruh siswa menyiapkan peralatan alat tulis 1. Guru menjelaskan pengertian ekosistem dan 2. Penyajian pengertian organisme produsen, konsumen, dan dekomposer. 2. Guru menjelaskan pengertian organisme menurut makanan yang dimakan (karnivora, herbivora dan omnivora). 3. Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru dengan rasa ingin tahu. 4. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru dengan lengkap. 5. Guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok (4-5 orang/ kelompok), dan kemudian memberi masing-masing siswa LDS. 6. Guru menampilkan gambar mengenai 3. Menghuekosistem sawah atau kebun dan siswa bungkan melakukan pengamatan pada gambar. 7. Siswa mencatat data pada lembar diskusi yang diberikan guru dengan jujur dan disiplin. 8. Siswa mendiskusikan pengertian lingkungan dan ekosistem serta komponen penyusun ekosistem dengan penuh toleransi dalam etika berdiskusi. 9. Siswa dengan rasa percaya diri mempresentasikan hasil pengamatan. Waktu 10 menit 15 menit 25 menit 83 Kegiatan Tahapan Kegiatan pembelajaran Komponen ekspositori Waktu 10. Siswa dengan rasa ingin tahu dan percaya diri bertanya jawab menanggapi presentasi yang disampaikan temannya 11. Guru melakukan penilaian pada siswa selama mengikuti proses pembelajaran. b.Konfirmasi Penutup 12. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, meluruskan kesalah 5. Menyimp pemahaman, memberi penguatan. ulkan. 13. Guru bersama dengan siswa membuat rangkuman hasil belajar. 6. Penerapa 14. Guru memberikan pertanyaan pada siswa n untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi. 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik. 2. Guru memberikan tugas rumah berupa membaca materi pada pembelajaran berikutnya. 3. berikutnya. 10 menit 10 menit 10 menit 84 I. Penilaian 1.) Hasil Belajar a. Teknik Penilaian: Tugas dan observasi. b. Bentuk Instrumen: 1. Lembar diskusi (LDS) terlampir 2. Tugas proyek c) Buatlah model diagram jaring-jaring makanan, dan piramida makanan berdasarkan hasil pengamatan suatu ekosistem yang kamu amati. Lakukan dalam bentuk kelompok. 2.) Karakter Siswa a. Teknik penilaian: observasi dan penilaian diri b. Bentuk instrumen: angket penilaian diri dan lembar observasi (terlampir) Semarang, Maret 2015 Mengetahui, Guru mata pelajaran IPA, Mahasiswa, Nur Rohmah, S. Pd Sri Wahyuningsih, NIP 19691021 1995122 001 NIM 4001411028 Kepala SMP Negeri 1 Larangan, 85 Lampiran 5 RUBRIK LEMBAR OBSERVASI KARAKTER ILMIAH No 1. Karakter Ilmiah RASA INGIN TAHU JUJUR 2. 3. PERCAYA DIRI 4. DISIPLIN 5. TOLERANSI Indikator 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. Memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru Aktif bertanya Memperhatikan dengan seksama objek yang diamati Antusias mencari jawaban dan membaca banyak sumber Melaporkan data atau informasi sesuai objek pengamatannya Tidak melakukan plagiat dalam mengerjakan tugas Berkata benar Tidak mencontek dalam mengerjakan tugas/ ulangan/ ujian Berani berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu Berani presentasi di depan kelas Berani bertanya Berani menjawab pertanyaan Datang tepat waktu Melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan Mengumpulkan tugas dengan tepat waktu Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar ketika membuat laporan kegiatan Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat Tidak memaksakan pendapat pada orang lain Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun tanpa membedabedakan Bersedia terbuka dan menerima masukan atau gagasan dari orang lain Kriteria Skor 4 indikator terpenuhi 3 indikator terpenuhi 2 indikator terpenuhi 1 indikator terpenuhi 4 indikator terpenuhi 3 indikator terpenuhi 2 indikator terpenuhi 1 indikator terpenuhi 4 indikator terpenuhi 3 indikator terpenuhi 2 indikator terpenuhi 1 indikator terpenuhi 4 indikator terpenuhi 3 indikator terpenuhi 2 indikator terpenuhi 1 indikator terpenuhi 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 4 indikator terpenuhi 3 indikator terpenuhi 2 indikator terpenuhi 1 indikator terpenuhi 4 3 2 1 1 86 Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI KARAKTER ILMIAH SISWA Kelas : Hari, Tanggal : Materi Pokok/ Tema : Petunjuk Pengisian: Isikan skor siswa tiap aspeknya pada kolom nomor siswa dengan skor 1, 2, 3, atau 4 sesuai kriteria pada pedoman penskoran. No Nomor Siswa Aspek yang Diamati 1 1 RASA INGIN TAHU 2 JUJUR 3 PERCAYA DIRI 4 DISIPLIN 5 TOLERANSI 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JUMLAH Semarang, Maret 2015 Observer 1 Observer 3 Observer 2 Elfa Dewi Haruna, S. Pd Nur Rohmah, S. Pd Annisa Nur Fitriyah 19691021 1995122 001 31 32 33 34 35 36 87 Lampiran 6 ANGKET PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH Nama : No Absen : Kelas : Tanggal : Materi pokok : Petunjuk: 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari Keterangan : SL : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan SR : Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan KD : Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan TP : Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Pernyataan Saya tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru Saya aktif bertanya Saya memperhatikan dengan seksama objek yang diamati Saya antusias mencari jawaban dan membaca banyak sumber Saya tidak melaporkan data atau informasi sesuai objek pengamatannya Saya tidak menyebutkan sumber apabila mengutip atau menyalin dalam mengerjakan tugas Saya berkata benar (tidak berbohong) ketika memberi penjelasan Saya mencontek dalam mengerjakan tugas/ ulangan Saya berani berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu Saya tidak berani presentasi di depan kelas Saya tidak berani bertanya Saya berani menjawab pertanyaan Saya datang tepat waktu Saya melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan Saya mengumpulkan tugas dengan tepat waktu Saya menulis laporan dengan benar dan rapi Saya tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat Saya memaksakan pendapat pada orang lain Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun tanpa membedabedakan Saya bersedia terbuka dan menerima masukan atau gagasan dari orang lain JUMLAH SL SR KD TP 88 Lampiran 7 KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JAS No 1. 2. 3. Aspek Pembelajaran dan pemahaman materi Indikator a. Selama pembelajaran Siswa merasa senang dengan pembelajaran menjelajah alam (JAS) b. Siswa memahami satuan organisasi, saling ketergantungan dan pola interaksi dalam ekosistem menggunakan pembelajaran jelajah alam sekitar c. Siswa menerapkan sikap dan metode ilmiah dalam setiap kegiatan pembelajaran d. Siswa termotivasi untuk belajar IPA Media/ LKS (Lembar Kerja Siswa), kartu a. Membantu siswa dalam belajar bergambar dan memahami materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya b. LKS disusun menarik dan mudah dipahami isinya. c. Kartu bergambar menarik sehingga membuat siswa belajar dengan senang dan bersemangat. Evaluasi a. Siswa mampu mengerjakan soal LKS dengan diskusi kelompok b. Mampu mengerjakan soal ulangan dengan kemampuan sendiri Terdapat 10 butir item pada angket tanggapan siswa. Masing-masing butir memiliki skor 1 (dengan jawaban “Ya”) dan skor 0 (dengan jawaban “Tidak”). Jumlah skor maksimal = 10. 89 Lampiran 7 ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA Nama : Kelas : No. Absen : Petunjuk pengisian: Bacalah setiap penyataan yang tersedia pada kolom di bawah ini, kemudian isilah tanda checklist () pada kolom yang tersedia. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Keterangan: “Ya”, apabila anda setuju dengan pernyataan “Tidak”, apabila anda tidak setuju dengan pernyataan Pernyataan Saya merasa senang mengikuti pembelajaran IPA dengan menjelajah alam sekitar Saya dapat memamahi materi ekosistem dengan menjelajah alam dan melakukan pengamatan secara langsung Media yang digunakan (LKS JAS dan kartu gambar) sesuai dengan materi ekosistem Media yang digunakan (LKS JAS dan kartu gambar) membantu saya memahami dan menemukan konsep-konsep ekosistem Media yang digunakan (LKS JAS dan kartu gambar) membantu saya belajar mandiri Saya melakukan kegiatan menjelajah lingkungan sekitar dengan metode dan sikap ilmiah Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran JAS, saya merasa bahwa jujur itu penting dalam belajar IPA Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran JAS ini, saya merasa rasa ingin tahu saya terhadap IPA meningkat Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran JAS saya merasa percaya diri meningkat Saya termotivasi untuk menerapkan sikap ilmiah (rasa ingin tahu, jujur dan percaya diri) dalam setiap pembelajaran IPA dan kehidupan seharihari Jumlah Skor Ya Tidak 90 Lampiran 8 KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JAS No 1. 2. 2. 3. Aspek Pembelajaran IPA berpendekatan JAS Indikator a. Pembelajaran IPA menjadi menarik b. Sumber belajar beraneka ragam c. Jenis kegiatan belajar bervariasi Pemahaman materi siswa a. Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan objek langsung b. Siswa antusias dalam melakukan kegiatan menjelajah alam Media / LKS JAS dan kartu bergambar a. Penampilan LKS JAS dan kartu yang digunakan bergambar menarik dan mudah dipahami b. Isi LKS JAS dan kartu bergambar sesuai dengan materi pembelajaran c. LKS JAS dan kartu bergambar dapat membantu siswa belajar mandiri Kebermanfaatan pembelajaran IPA a. Membantu guru dalam mengamati dan berpendekatan JAS meningkatkan keaktifan siswa b. Membantu guru dalam mengajarkan karakter ilmiah bagi siswa Terdapat 10 butir item pada angket tanggapan guru terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS. Masing-masing butir memiliki skor 1 (untuk jawaban “Ya”) dan skor 0 (untuk jawaban “Tidak”). Jumlah skor maksimal adalah 10. 91 Lampiran 8 ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA Nama NIP Instansi : : : Petunjuk pengisian: Bacalah setiap penyataan yang tersedia pada kolom di bawah ini, kemudian isilah tanda checklist () pada kolom yang tersedia. Keterangan: “Ya”, apabila anda setuju dengan pernyataan “Tidak”, apabila anda tidak setuju dengan pernyataan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pernyataan Pembelajaran IPA menjadi lebih menarik dan menyenangkan Dapat memperkaya wawasan siswa, karena sumber belajar dan objek belajar yang beraneka ragam Jenis kegiatan menjadi bervariasi, menjelajah lingkungan sekitar. Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran Menjelajah lingkungan sekitar mampu meningkatkan antusias siswa Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar memiliki tampilan yang menarik serta mudah dipahami Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar membantu siswa belajar mandiri Isi LKS JAS dan kartu bergambar sesuai dengan materi pembelajaran Membantu guru mengamati dan meningkatkan keaktifan siswa Membantu guru dalam mengajarkan karakter ilmiah bagi siswa Jumlah Skor Ya Tidak Saran : ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… Semarang, Maret 2015 Nur Rohmah, S. Pd 19691021 1995122 001 92 Lampiran 9 ANALISIS HASIL UJI COBA SOAL No Butir Soal No Butir Soal No Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 XIII 1 XIII 2 XIII 3 XIII 4 XIII 5 XIII 6 XIII 7 XIII 8 XIII 9 XIII 10 XIII 11 XIII 12 XIII 13 XIII 14 XIII 15 XIII 16 XIII 17 XIII 18 XIII 19 XIII 20 XIII 21 XIII 22 XIII 23 XIII 24 XIII 25 XIII 26 XIII 27 XIII 28 XIII 29 XIII 30 XIII 31 XIII 32 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 Jumlah 17 21 18 3 8 18 14 7 10 21 8 20 12 17 18 19 27 23 12 23 Varians 0.26 0.23 0.25 0.09 0.19 0.25 0.25 0.18 0.22 0.23 0.19 0.24 0.24 0.26 0.25 0.25 0.14 0.21 0.24 0.21 Jumlah Varians soal 10.95 p 0.53 0.66 0.56 0.09 0.25 0.56 0.44 0.22 0.31 0.66 0.25 0.63 0.38 0.53 0.56 0.59 0.84 0.72 0.38 0.72 0.28 0.23 0.20 Jumlah pq 10.61 valid valid 0.19 0.06 0.31 0.25 0.31 dipakai cukup dipakai cukup 0.00 valid 0.44 dipakai cukup 0.25 tidak 0.25 jelek 0.25 tidak 0.44 tidak -0.1 jelek -0.2 tidak 0.38 tidak jelek tidak 0.25 jelek jelek tidak 0.00 tidak dipakai cukup kriteria soal -0.1 valid 0.13 dipakai baik 0.19 valid 0.31 kriteria daya pembeda dipakai cukup tidak 0.81 tidak tidak reliabilitas kriteria realibilitas daya pembeda validitas tidak cukup 0.43 valid 0.51 dipakai cukup 0.38 valid -0.1 dipakai baik 0.22 tidak 0.0 jelek 0.37 tidak 0.41 tidak 0.21 jelek 0.51 tidak 0.54 valid -0.1 dipakai cukup 0.0 valid 0.61 dipakai cukup 0.39 tidak 0.19 jelek -0.1 tidak 0.09 tidak 0.18 0.35 jelek 0.42 tidak rxy rtabel valid Tingkat Kesukaran mudah 0.63 0.20 sedang 0.28 0.13 mudah 0.16 0.24 mudah 0.41 0.25 sedang 0.44 0.25 sedang 0.47 0.23 sedang 0.63 0.23 sedang 0.38 0.19 sedang 0.75 0.23 sukar 0.34 0.21 sedang 0.69 0.17 sedang 0.78 0.25 sukar 0.56 0.25 sedang 0.44 0.19 sedang 0.75 0.08 sukar 0.91 0.25 sukar 0.44 0.23 sedang 0.34 0.25 sedang 0.47 sedang q pq tinggi 93 Lampiran 9 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 14 0.25 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 15 0.26 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 14 0.25 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0.16 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 24 0.19 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 15 0.26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 26 0.16 10.95 0.16 0.84 0.13 10.61 0.44 0.56 0.25 0.50 0.50 0.25 0.41 0.59 0.24 0.81 0.19 0.15 0.16 0.84 0.13 0.31 0.69 0.21 0.31 0.69 0.21 0.44 0.56 0.25 0.47 0.53 0.25 0.44 0.56 0.25 0.19 0.81 0.15 0.75 0.25 0.19 0.47 0.53 0.25 0.81 0.19 0.15 0.42 0.57 0.48 0.25 0.64 0.56 0.38 0.14 0.25 0.25 0.44 dipakai cukup dipakai cukup tidak tidak 0.13 jelek dipakai cukup 0.19 tidak jelek tidak 0.25 jelek 0.06 tidak tidak 0.00 tidak 0.12 valid 0.27 valid 0.37 valid 0.19 valid 0.15 valid 0.53 valid 0.04 0.35 valid mudah 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 10 0.22 sedang 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 0.22 mudah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 5 0.14 sukar 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 26 0.16 sedang 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 13 0.25 sedang 35 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 16 0.26 sedang 34 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 14 0.25 sedang 33 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 5 0.14 sedang 32 sukar 31 mudah 30 sedang 29 sedang 28 0.81 0.00 baik dipakai dipakai cukup tidak jelek 0.31 dipakai cukup dipakai cukup 0.50 cukup kriteria soal 0.25 tidak kriteria daya pembeda 0.25 baik 0.38 dipakai 0.06 jelek tinggi tidak kriteria realibilitas daya pembeda 27 tidak reliabilitas 26 tidak validitas 25 jelek rxy rtabel 24 tidak Tingkat Kesukaran 23 sedang XIII 1 XIII 2 XIII 3 XIII 4 XIII 5 XIII 6 XIII 7 XIII 8 XIII 9 XIII 10 XIII 11 XIII 12 XIII 13 XIII 14 XIII 15 XIII 16 XIII 17 XIII 18 XIII 19 XIII 20 XIII 21 XIII 22 XIII 23 XIII 24 XIII 25 XIII 26 XIII 27 XIII 28 XIII 29 XIII 30 XIII 31 XIII 32 Jumlah Varians Jumlah Varians soal p q pq Jumlah pq No Butir Soal 22 valid 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 No Butir Soal 21 sukar Kode Siswa tidak No 94 Lampiran 9 No Butir Soal No Butir Soal No Kode Siswa 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Skor total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 XIII 1 XIII 2 XIII 3 XIII 4 XIII 5 XIII 6 XIII 7 XIII 8 XIII 9 XIII 10 XIII 11 XIII 12 XIII 13 XIII 14 XIII 15 XIII 16 XIII 17 XIII 18 XIII 19 XIII 20 XIII 21 XIII 22 XIII 23 XIII 24 XIII 25 XIII 26 XIII 27 XIII 28 XIII 29 XIII 30 XIII 31 XIII 32 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 14 26 18 36 15 27 17 37 28 22 23 26 19 26 24 22 21 21 14 36 42 32 22 18 22 27 13 13 26 27 26 27 28 52 36 72 30 54 34 74 56 44 46 52 38 52 48 44 42 42 28 72 84 64 44 36 44 54 26 26 52 54 52 54 19 767 0.19 0.25 52.29 Jumlah Varians soal 10.95 p 0.47 0.53 0.56 0.41 0.28 0.47 0.59 0.28 0.66 0.53 0.66 0.91 0.25 0.25 0.59 q 0.53 0.47 0.44 0.59 0.72 0.53 0.41 0.72 0.34 0.47 0.34 0.09 0.75 0.75 0.41 pq 0.25 0.25 0.25 0.24 0.20 0.25 0.24 0.20 0.23 0.25 0.23 0.08 0.19 0.19 0.24 Jumlah pq 10.61 valid valid valid tidak tidak tidak 0.19 0.31 0.25 0.31 0.44 0.06 0.44 0.31 0.44 0.31 0.31 0.06 0.25 0.13 0.31 kriteria daya pembeda dipakai cukup dipakai cukup jelek tidak tidak cukup jelek kriteria soal dipakai baik tidak dipakai cukup validitas reliabilitas kriteria realibilitas 0.81 tinggi daya pembeda valid valid 0.35 dipakai cukup 0.38 valid 0.14 dipakai baik 0.07 tidak 0.03 jelek 0.53 tidak 0.37 valid 0.46 dipakai baik 0.50 valid 0.52 dipakai cukup 0.13 valid 0.38 dipakai cukup 0.36 valid 0.43 dipakai cukup 0.47 tidak 0.08 jelek rxy rtabel tidak Tingkat Kesukaran sedang 8 0.19 sukar 8 0.09 sukar 29 0.23 mudah 21 0.26 sedang 17 0.23 sedang 21 0.21 sedang 9 0.25 sukar 19 0.26 sedang 15 0.21 sedang 9 0.25 sukar 13 0.25 sedang 18 0.26 sedang 17 0.26 sedang 15 Varians sedang Jumlah 95 Lampiran 10 KISI SOAL PRE TEST DAN POST TEST Sub Materi Indikator Nomor Awal Tipe soal Nomor Soal Pre Test Nomor Soal Post Test 23,2,8,22,18,1,7 Kunci Komponen penyusun ekosistem a. Mengidentifikasi komponen- 1,10,14,37,42, 45 komponen ekosistem b. Menjelaskan komponen-komponen penyusun ekosistem C4,C4,C4,C3,C4 C4 24,3,4,23,14,16, 20 Satuan-satuan dalam ekosistem a. Mengidentifikasi satuan-satuan 29,30,32,33, dalam ekosistem dan menyatakan 34,44,50 matahari sebagai sumber energi utama dalam eksositem b. Kepadatan populasi C4,C4,C5,C4, 9,10,11,12,13,15, 3,4,14,15,16,19, 18,21 17,24 B,C,A,A,C,C,C,B Saling 8. Menganalisis ketidakseimbangan 25,28,38,39, ketergantungan ekosistem 40,46 9. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan. 10. Menyajikan diagram rantai makanan dan jaringjaring makanan. C5,C4,C4,C3, 7,8,25,22,19 11,12,25,21,20 A,C,C,D,C 1,2,5,6,16,17 2,6,8,10,1,13 A,B,A,D,C,C Pola interaksi a. Membedakan pola interaksi dalam 6,7,11,13,22, 43 ekosistem C4,C4,C3 C,B,A,D,C,B,D C4,C4 C4,C4,C4,C5,C2 C4 96 Lampiran 11 SOAL PRE TEST Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Materi : Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Kelas/ Semester : VII/ Genap Waktu : 40 menit Bacaan nomor 1 Tumbuhan hijau mampu membuat makanan untuk dirinya sendiri dan menyediakan sumber makanan bagi organisme lain. Hal ini dikarenakan tumbuhan mempunyai zat hijau daun atau yang disebut klorofil. Energi sinar matahari membantu mengubah klorofil dan bahan utama lain menjadi suatu bahan makanan yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain. Contohnya singkong dimanfaatkan umbinya oleh manusia, pohon mangga menghasilkan mangga yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. 1. Tumbuhan disebut organisme …, karena mampu menghasilkan makanan sendiri dan menyediakan bahan makanan bagi organisme lain. A. Autotrof C. Fotoautotrof B. Heterotrof D. Kemoautotrof 2. Manusia, hewan dan mikroorganisme disebut organisme …, karena tidak dapat menyediakan makanan sendiri dan hanya dapat memanfaatkan organisme lain sebagai makanannya. A. Autotrof C. Fotoautotrof B. Heterotrof D. Kemoautotrof Suatu ekosistem laut terdapat: (1) Ikan kecil (2) Bakteri Pseudomonas sp. (3) Ikan besar (4) Zooplankton (5) Fitoplankton 3. Pada ekosistem laut di atas ikan besar mendapatkan energi dengan memakan ikan-ikan kecil, sehingga ikan besar merupakan konsumen yang hanya memakan daging. Ikan besar dalam ekosistem laut tersebut berperan sebagai organisme … . A. Omnivora C. Herbivora B. Karnivora D. Organisme tingkat trofik 97 Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 4-5! Sumber: peneliti Sumber: peneliti Gb. 1. Tumbuhan Tali putri Gb. 2. Tanaman Padi Sumber: peneliti Gb. 3. Tumbuhan Anggrek Tumbuhan merupakan organisme yang berperan sebagai produsen, kemampuan ini karena tumbuhan memiliki klorofil dan dapat melakukan fotosintesis. Namun untuk beberapa tumbuhan kandungan klorofilnya sangat rendah, sehingga kemampuan dalam berfotosintesis juga rendah. 4. Berdasarkan gambar di atas, tumbuhan bersifat parasit bagi organisme lain adalah … . A. Tali putri C. Tali putri dan anggrek B. Padi D. Anggrek 5. Pola interaksi yang terjadi antara anggrek dengan tanaman lain (inangnya) adalah … . A. Simbiosis komensalisme C. Simbiosis mutualisme B. Simbiosis parasitisme D. Netralisme Bacaan nomor 6 Aziz mempunyai seekor kucing jantan, kemudian dia membeli seekor kucing betina dan kedua kucingnya itu dikawinkan. Setelah beberapa bulan kucing betina melahirkan 5 ekor anak kucing yang lucu. Kucing-kucingnya suka memakan tikus yang berkeliaran di rumahnya. Bahkan ayam goreng dan ikan asin yang dimasak ibunya pun pernah dimakan oleh kucingnya itu. 6. Tipe pola interaksi yang terjadi antara kucing dengan tikus adalah interaksi … . A. Netralisme C. Kompetisi B. Simbiosis D. Predasi Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 7! 7. Apabila dalam ekosistem tersebut ular diburu untuk kemudian dijadikan tas dan olahan makanan, maka akan berpengaruh keseimbangan dalam eksosistem. Berikut ini merupakan pengaruh dampak yang akan dialami petani dari kegiatan perburuan ular adalah … . Gb. 4. Jaring-jaring makanan 98 A. Hasil panen padi menurun karena populasi tikus meningkat B. Hasil panen padi meningkat karena populasi tikus menurun C. Hasil panen padi tetap D. Hasil panen padi menurun karena populasi ayam meningkat. 8. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai piramida jumlah adalah … . A. Jumlah konsumen primer paling banyak dalam piramida makanan B. Jumlah konsumen tersier paling banyak dibanding jumlah konsumen lain C. Jumlah produsen paling banyak dalam piramida makanan D. Semakin menjauhi produsen jumlah konsumen semakin banyak Bacaan nomor 9-10 Pak Rahmat mempunyai kebun seluas 100 m2 terdapat pohon pisang 200 pohon, pohon rambutan 50 pohon dan pohon mangga 10 pohon. Di kebunnya juga terdapat seekor katak dan seekor tikus. 9. Tingkat kepadatan pohon rambutan sebesar … . A. 2 pohon/ meter C. 10 pohon/ meter B. 5 pohon/ 10 meter D. 5 pohon/ meter 10. Berdasarkan bacaan di atas, yang termasuk populasi adalah … . A. Pohon pisang, katak dan tikus B. Pohon rambutan, mangga dan katak C. Pohon rambutan dan pisang D. Katak dan tikus Bacaan nomor 11-13 Karbondioksida merupakan suatu gas yang dikeluarkan oleh makhluk hidup ketika bernapas. Gas ini merupakan salah satu bahan utama bagi tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Selain itu juga dibutuhkan energi dari sinar matahari untuk membantu proses tersebut. Hasil fotosintesis adalah oksigen dan zat makanan yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pada proses tersebut terjasi siklus oksigen dan karbondi oksida saling berkaitan. 11. Reaksi proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau yang benar adalah … . A. 6CO2 + 6H2O B. CO2 + HO2 C. 6O2 + 6H2O D. O2 + H2O Sinar matahari klorofil Sinar matahari klorofil Sinar matahari klorofil Sinar matahari klorofil C6H12O6 + 6O2 C6H12O6 + O2 C6H12O6 + 6CO2 C6H12O6 + CO2 99 12. Berikut ini penulisan nama senyawa dan rumus kimianya yang benar adalah … . Nama A. Karbondi oksida B. Karbondi oksida C. Oksigen D. Air 13. Adanya proses fotosintesis Rumus kimia CO2 H2O CO2 O2 yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, maka dapat menyeimbangkan siklus energi yang terjadi di alam. Hal ini dapat terjadi karena … . A. Persediaan oksigen meningkat B. Persediaan karbondi oksida meningkat C. Persediaan oksigen dan karbondi oksida seimbang D. Persediaan air menjadi berkurang. Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 14-15! 14. Bakteri dan jamur mendapatkan energinya dari makhluk hidup yang sudah mati yaitu dengan merombak senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Peran bakteri dan jamur dalam suatu komunitas adalah sebagai …. A. Produsen C. Dekomposer B. Konsumen D. Kompetitor Sumber:http//1.bp.blogspot.com Gb. 5. Bakteri dan jamur 15. Apabila jamur dan bakteri serta mikroorganisme di bumi dimatikan, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah … . A. Tumbuhan menjadi subur B. Konsumen akan semakin banyak C. Sampah-sampah bertimbunan D. Produsen akan semakin banyak Perhatikan data berikut ini untuk menjawab soal nomor 16! Pengamatan ekosistem sungai yang dilakukan oleh Irfa, mendapatkan data-data sebagai berikut: (1) Udang (6) Air (2) Ikan kecil (7) Lumpur (3) Katak (8) Plastik (4) Ular (9) Rumput (5) Batu (10) Kayu 16. Komponen abiotik dalam ekosistem sungai tersebut adalah … . A. 1, 2, 3, 4 C. 3, 4, 5, 6 B. 5, 6, 7, 8 D. 6, 7, 8, 9 100 17. Gambar yang menunjukkan pola interaksi jenis simbiosis komensalisme adalah … . A. C. Sumber:http//bp.blogspot.com B. Sumber:http//bp.blogspot.com D. Sumber: peneliti Sumber:http//bp.blogspot.com 18. Perhatikan penyataan-pernyataan di bawah ini untuk menjawab soal nomor 15! (i) Suatu bioma dengan curah hujan sangat rendah (ii) Perbedaan suhu ekstrim pada siang hari sangat panas dan malam sangat dingin (iii) Evaporasi (penguapan) sangat tinggi (iv) Tanah berpasir, tandus karena tidak dapat menampung air (v) Dominasi flora seperti tumbuhan xerofit (tahan terhadap lingkungan kering) (vi) Fauna aktif di pagi dan malam hari, dan ketika siang bersembunyi di lubang-lubang. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, termasuk bioma apa dengan ciri-ciri tersebut … A. Bioma Taiga B. Bioma padang rumput C. Bioma gurun pasir D. Bioma tundra 19. Perhatikan gambar berikut ini! Pestisida kimia merupakan obat atau zat kimia yang digunakan untuk memberantas hama. Apabila pada ekosistem sawah di samping petani menggunakan pestisida kimia yang berlebihan dan terus-menerus maka akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem sawah. Berikut ini merupakan dampak yang ditumbulkan apabila penggunaan pestisida kimia adalah Sumber:peneliti …. A. Hama akan semakin berkurang, dan membuat hasil panen menjadi meningkat B. Pestisida kimia dapat menimbulkan penyakit pernafasan dan keracunan bagi manusia C. Terjadi pencemaran air, tanah dan udara D. Tanah menjadi semakin subur 101 Bacaan nomor 20 Rizka melakukan percobaan yaitu dengan membuat kecambah kacang hijau dua pot. Tanah yang digunakan adalah tanah yang sama, kemudian kacang hijau yang dipakai memiliki besar dan kualitas yang sama. Pot 1 di taruh ditempat yang gelap, dan pot 2 ditaruh di tempat yang terang. Hasil dari perlakuan yang dilakukan Rizka selama 10 hari dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 20. Faktor abiotik apa yang mempengaruhi pertumbuhan kecambah kacang hijau dari percobaan yang dilakukan oleh Rizka … . A. Air C. pH B. Udara D. Sinar matahari Gb. 6. Kecambah kacang hijau 21. Ekosistem ada yang terbentuk secara alami disebut ekosistem alami, sedangkan ekosistem yang dibuat sengaja oleh manusia untuk kepentingan dan kegunaan disebut ekosistem buatan. Berikut ini merupakan contoh ekosistem buatan adalah … . A. Rawa dan danau C. Laut dan sawah B. Waduk dan Sungai D. Sawah dan Rawa Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 22! 22. Katak dan ayam pada piramida makanan yang ditunjuk nomor 2 berperan sebagai organisme … . A. Tingkat trofik I C. Tingkat trofik IV B. Tingkat trofik II D. Tingkat trofik III Sumber:http//nainanggraini.wordpress.com Gb. 7. Piramida makanan Perhatikan gambar jaring-jaring makanan berikut ini untuk menjawab soal nomor 23! Tikus Belalang Ular Kodok Tumbuhan padi Ulat Sumber http://bs.wordpress.com Ayam Gb. 8. Rantai makanan. 102 23. Organisme yang termasuk ke dalam karnivora dalam jaring-jaring makanan di atas adalah … A. Ulat, belalang dan tikus B. Ayam, kodok dan tikus C. Ular, tikus dan ayam D. Ayam, kodok dan ular Rani mendapat data komponen abiotik dan biotik di halaman sekolahnya sebagai berikut: (1) Tanah (6) Bekicot (2) Kayu (7) Batu (3) Belalang (8) Semut (4) Rumput (9) Alang-alang (5) Bunga sepatu (10) Kupu-kupu 24. Komponen biotik yang dijumpai pada ekosistem halaman sekolah adalah … . A. (1), (2) dan (7) C. (3), (5), dan (6) B. (2), (4) dan (7) D. (1), (3) dan (7) Perhatikan gambar berikut ini untuk menjawab soal nomor 25! 25. Cita melakukan percobaan seperti gambar di samping. Dia menyediakan dua botol aqua, botol 1 yang satu diisi tanah yang ditumbuhi rumput. Botol 2 diisi tanah yang tidak ditumbuhi rumput. Kemudian dialirkan air pada kedua botol. Hasilnya botol pertama menghasilkan air yang jernih dan botol kedua menghasilkan air yang keruh disertai endapan tanah. Berdasarkan hasil percobaan Cita, kaitan antara ketidakseimbangan ekosistem dengan percobaannya adalah Sumber:http//3.bp.blogspot.com …. Botol 1 Botol 2 A. Tanah yang banyak pepohonan menyediakan banyak air bersih B. Tanah yang tidak ada pepohonan menyediakan air kotor C. Tanah yang tanpa pepohonan dapat menyebabkan bencana longsor D. Tanah yang tanpa pepohonan menyebabkan suhunya panas 103 Lampiran 12 7E No Kode Siswa E1 1 E2 2 E3 3 E4 4 E5 5 E6 6 E7 7 E8 8 E9 9 E10 10 E11 11 E12 12 E13 13 E14 14 E15 15 E16 16 E17 17 E18 18 E19 19 E20 20 E21 21 E22 22 E23 23 E24 24 E25 25 E26 26 E27 27 E28 28 E29 29 E30 30 E31 31 E32 32 E33 33 E34 34 E35 35 Nilai 44 49 64 60 75 58 65 66 50 60 65 61 51 63 54 62 63 64 68 78 61 60 70 67 67 62 55 50 66 62 65 70 77 64 68 DAFTAR NILAI UTS POPULASI 7F 7G No Kode Nilai No Kode Nilai Siswa Siswa F1 74 G1 74 1 1 F2 57 G2 64 2 2 F3 73 G3 56 3 3 F4 61 G4 81 4 4 F5 85 G5 67 5 5 F6 82 G6 67 6 6 F7 61 G7 74 7 7 F8 76 G8 80 8 8 F9 60 G9 70 9 9 F10 57 G10 66 10 10 F11 69 G11 67 11 11 F12 54 G12 49 12 12 F13 63 G13 73 13 13 F14 69 G14 41 14 14 F15 64 G15 69 15 15 F16 75 G16 67 16 16 F17 54 G17 67 17 17 F18 72 G18 53 18 18 F19 62 G19 40 19 19 F20 67 G20 60 20 20 F21 76 G21 59 21 21 F22 53 G22 67 22 22 F23 54 G23 58 23 23 F24 67 G24 72 24 24 F25 57 G25 60 25 25 F26 70 G26 50 26 26 F27 60 G27 78 27 27 F28 72 G28 60 28 28 F29 46 G29 70 29 29 F30 55 G30 67 30 30 F31 72 G31 63 31 31 F32 48 G32 70 32 32 F33 63 G33 60 33 33 F34 58 G34 61 34 34 F35 78 35 F36 59 36 No 7H Kode Siswa Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14 H15 H16 H17 H18 H19 H20 H21 H22 H23 H24 H25 H26 H27 H28 H29 H30 H31 H32 H33 H34 H35 H36 53 59 78 60 68 69 74 75 46 60 74 81 60 66 88 72 67 55 66 53 77 35 70 57 68 68 59 51 69 72 50 36 74 83 78 52 104 Lampiran 12 NORMALITAS AWAL POPULASI KELAS 7 Hipotesis: Ho : populasi berdasarkan nilai UTS berdistribusi normal Ha : populasi berdasarkan nilai UTS tidak berdistribusi normal Ho diterima apabila x2hitung < x2tabel, dan Ho ditolak apabila x2hitung ≥ x2tabel. x2tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = k-1 = 5 adalah 11.07 NORMALITAS KELAS 7E 1 2 Kode Siswa E1 E2 3 4 5 6 7 8 E3 E4 E5 E6 E7 E8 64 60 75 58 65 66 9 10 11 12 E9 E 10 E 11 E 12 50 60 65 61 13 14 E 13 E 14 51 63 15 E 15 54 16 17 18 19 20 E 16 E 17 E 18 E 19 E 20 62 63 64 68 78 21 22 23 24 25 26 E 21 E 22 E 23 E 24 E 25 E 26 61 60 70 67 67 62 27 28 29 30 31 32 E 27 E 28 E 29 E 30 E 31 E 32 55 50 66 62 65 70 33 34 35 E 33 E 34 E 35 77 64 68 No Nilai 44 49 Max Min Rentang (R) Banyaknya Kelas (BK) Panjang kelas (i) Interval (k) 44-49 50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 Jumlah Batas Kelas 43.5 49.5 55.5 61.5 67.5 73.5 78 44 34 6 6 fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2/fh 2 5 6 15 4 3 35 0.95 4.67 11.89 11.89 4.67 0.95 35 -1.06 -0.33 5.89 -3.11 0.67 -2.06 0 1.11 0.11 34.64 9.70 0.45 4.22 50.24 1.18 0.02 2.91 0.82 0.10 4.47 9.50 Berdasarkan analisis data normalitas kelas 7E, didapat hasil x2hitung sebesar 9,50 kemudian hasil penghitungan ini dibandingkan dengan x2tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = k-1 =5 yaitu sebesar 11.07. Kesimpulan: x2hitung < x2tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, sehingga data kelas 7E berdasarkan nilai UTS berdistribusi normal. 105 NORMALITAS KELAS 7F No Kode Siswa Nilai Interval 1 2 3 4 5 F1 F2 F3 F4 F5 74 57 73 61 85 46-52 53-59 60-66 67-73 74-80 6 7 8 9 10 11 F6 F7 F8 F9 F 10 F 11 82 61 76 60 57 69 81-86 jumlah 12 F 12 54 13 F 13 63 14 15 16 17 18 19 F 14 F 15 F 16 F 17 F 18 F 19 69 64 75 54 72 62 20 21 22 23 24 25 F 20 F 21 F 22 F 23 F 24 F 25 67 76 53 54 67 57 26 27 28 29 30 31 F 26 F 27 F 28 F 29 F 30 F 31 70 60 72 46 55 72 32 33 34 35 36 F 32 F 33 F 34 F 35 F 36 48 63 58 78 59 Normalitas awal Max populasi kelas857 Kelas 7G Min 46 Rentang (R) Banyaknya Kelas (BK) Panjang kelas (i) 39 6 7 Batas Kelas 45.5 52.5 59.5 66.5 73.5 80.5 fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2/fh 2 10 8 9 5 0.97 4.80 12.23 12.23 4.80 -1.03 -5.20 4.23 3.23 -0.20 1.06 27.02 17.86 10.40 0.04 1.09 5.63 1.46 0.85 0.01 2 36 0.97 36 -1.03 0 1.06 57.43 1.09 10.12 Berdasarkan hasil penghitungan x2hitung diperoleh nilainya sebesar 10.12 yang dibandingkan dengan x2tabel sebesar 11.07 Kesimpulan: x2hitung< x2tabel, sehingga dapat Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa data nilai UTS pada kelas 7F juga berdistribusi normal 106 Kelas 7G NORMALITAS KELAS 7G Berdasarkan hasil penghitungan x2hitung diperoleh nilainya sebesar 10.98 yang dibandingkan dengan x2tabel sebesar 11.07 Kesimpulan: x2hitung< x2tabel, sehingga dapat Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa data nilai UTS pada kelas 7G juga berdistribusi normal. NORMALITAS KELAS 7H 107 Kelas 7H NORMALITAS KELAS 7H Berdasarkan hasil penghitungan x2hitung diperoleh nilainya sebesar 10.82 yang dibandingkan dengan x2tabel sebesar 11.07 Kesimpulan: x2hitung < x2tabel, sehingga dapat Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa data nilai UTS pada kelas 7H juga berdistribusi normal. Lampiran 14 HOMOGENITAS POPULASI PENELITIAN 1. Hipotesis 108 Lampiran 12 UJI HOMOGENITAS POPULASI 1. Hipotesis Ho : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat homogen Ha : Anggota populasi berdasarkan nilai ulangan bersifat tidak homogen 2. Pengujian hipotesis: x 2 (ln 10)B (ni 1) log S12 ( ni 1) S12 2 s Dengan harga satuan Barttlet B (log S ) (n1 1) dan harga varians populasi ( ni 1) Kriteria yang digunakan: 2 Ho diterima apabila x2hitung < x2tabel dan Ho ditolak apabila x2hitung ≥ x2tabel. Harga x2tabel pada taraf sigifikansi 5% dan dk = k-1 adalah sebesar 11.07. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 n ƩX log n Max Min rentang Rata-rata Varian (si2) 7E 44 49 64 60 75 58 65 66 50 60 65 61 51 63 54 62 63 64 68 78 61 60 70 67 67 62 55 50 66 62 65 70 77 64 68 35 2184 1.54 78 44 34 62.40 59.19 Kelas 7F 7G 74 74 57 64 73 56 61 81 85 67 82 67 61 74 76 80 60 70 57 66 69 67 54 49 63 73 69 41 64 69 75 67 54 67 72 53 62 40 67 60 76 59 53 67 54 58 67 72 57 60 70 50 60 78 72 60 46 70 55 67 72 63 48 70 63 60 58 61 78 59 36 34 2323 2180 1.56 1.53 85 81 46 40 39 41 64.53 64.12 92.69 94.89 7H 53 59 78 60 68 69 74 75 46 60 74 81 60 66 88 72 67 55 66 53 77 35 70 57 68 68 59 51 69 72 50 36 74 83 78 52 36 2323 1.56 88 35 53 64.53 154.22 Kelas ni ni - 1 Si2 (ni-1)Si2 log Si2 ni-1 log Si2 7E 35 34 59.19 2012.40 1.77 60.26 7F 36 35 90.94 3182.97 1.96 68.56 7G 34 33 94.89 3131.53 1.98 65.25 7H 36 35 154.43 5404.97 2.19 76.61 jumlah 137 399.45 13731.87 7.90 270.67 s2 log S2 B 100.23 2.00 274.14 (X2) 7.09 Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis data homogenitas populasi diperoleh hasil x2hitung sebesar 7,09 yang kemudian dibandingkan dengan nilai x2tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk= k-1 sebesar 7,82. Hasil tersebut menunjukkan bahwa x2hitung < x2tabel dan Ho diterima, maka dapat simpulkan bahwa populasi bersifat homogen. 109 Lampiran 13 NORMALITAS NILAI PRE TEST Hipotesis : Ho : data nilai pre test berdistribusi normal Ha : data nilai pre test berdistribusi tidak normal Ho diterima apabila x2hitung < x2tabel. Harga x2tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk =k-1=5 adalah sebesar 11.07. KELAS 7G No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Kode Siswa G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G33 G34 Max Min Rentang (R) Banyaknya Kelas (BK) Panjang kelas (i) Batas Kelas 15.5 24.5 33.5 42.5 fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2/fh 1 8 6 11 0.92 4.54 11.55 11.54 0.08 3.46 -5.55 -0.54 0.01 12.00 30.76 0.29 0.01 2.65 2.66 0.03 52-60 51.5 61-69 60.5 Jumlah 5 3 34 4.54 0.92 34 0.46 2.08 0 0.22 4.33 47.61 0.05 4.72 10.11 Interval Nilai 48 44 32 44 44 64 40 60 48 56 68 16 44 36 52 52 52 28 48 28 32 44 32 44 40 40 28 64 40 44 36 32 32 64 68 16 52 6 9 16-24 25-33 34-42 43-51 Berdasarkan penghitungan analisis normalitas kelas 7G dari nilai pre test diperoleh nilai x2hitung sebesar 10.11 yang kemudian dibandingkan dengan nilai x2tabel sebesar 11.07. Kesimpulan: x2hitung < x2tabel maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre test dari kelas 7G berdistribusi normal. Analisis lebih lanjut yang akan digunakan menggunakan analisis statistik parametrik. 110 KELAS 7H No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kode Siswa H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14 Nilai 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 H15 H16 H17 H18 H19 H20 H21 H22 H23 H24 H25 H26 H27 H28 H29 H30 H31 H32 H33 H34 H35 H36 36 64 20 36 44 28 40 32 32 28 32 44 40 16 32 32 24 36 36 36 28 36 Max Min Rentang (R) Banyaknya Kelas (BK) Panjang kelas (i) 28 44 28 28 40 60 52 60 44 40 48 48 40 28 64 16 48 6 8 Batas Kelas 16-23 15.5 24-31 23.5 32-39 31.5 40-47 39.5 48-55 47.5 56-64 55.5 jumlah Interval fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2/fh 2 8 11 9 3 3 36 0.97 4.80 12.23 12.23 4.80 0.97 36 1.03 3.20 -1.23 -3.23 -1.80 2.03 0 1.06 10.22 1.50 10.40 3.25 4.11 30.55 1.09 2.13 0.12 0.85 0.68 4.23 9.10 Hasil analisis data nilai pre test pada kelas 7H diperoleh hasil x2hitung dengan nilai sebesar 9.10 yang kemudian dibandingkan dengan nilai x2tabel sebesar 11.07. Kesimpulan : x2hitung< x2tabel, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai pre test pada kelas 7 H berdistribusi normla. Analisis lebih lanjut yang digunakan berupa analisis statistik parametrik. 111 Lampiran 13 UJI HOMOGENITAS PRE TEST Hipotesis: Ho : σ12 = σ22 Ha : σ12 ≠ σ22 Uji Hipotesis Untuk mengeuji hipotesis digunakan rumus F= Kriteria : Ho diterima apabila F ≤ F(α);(nb-1),(nk-1) Berdasarkan data diperoleh: Sumber Varian Kelompok Kontrol Jumlah n rata - rata varian (S2) standar deviasi (S) 1476 34 43,41 147,52 12,15 Kelompok Eksperimen 1340 36 37,22 116,86 10,81 Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F= = 1,26 Di mana α = 5%, dengan dk pembilang = n-1= 34-1= 33 dk penyebut = n-1= 36-1= 35 F(0,05)(33,35)= 1,80 Karena Fhitung ≤ F(α);(nb-1),(nk-1), maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berdasarkan nilai pre test mempunyai varians yang tidak berbeda atau homogen. 112 Lampiran 14 NORMALITAS NILAI POST TEST Hipotesis: Ho: data post test berdistribusi normal Ha : data post test tidak berdistribusi normal Kriteria: Ho diterima apabila x2hitung < x2tabel, dan Ho ditolak apabila sebaliknya. Nilai x2tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = k-1= 5 adalah 11.07. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 KELAS 7G Kode Siswa G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 G24 G25 G26 G27 G28 G29 G30 G31 G32 G 33 G 34 Max Min Rentang (R) Banyaknya Kelas (BK) Panjang kelas (i) Nilai 72 72 64 64 68 84 72 80 80 76 84 56 60 56 76 80 60 60 72 60 44 72 72 72 68 68 72 84 64 68 56 76 44 80 84 44 40 6 7 Batas Kelas 44-50 43.5 51-57 50.5 58-64 57.5 65-71 64.5 72-78 71.5 79-85 78.5 jumlah Interval fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2/fh 2 3 7 12 7 3 34 0.92 4.54 11.55 11.55 4.54 0.92 34 1.08 -1.54 -4.55 0.45 2.46 2.08 0 1.17 2.36 20.67 0.21 6.07 4.33 34.81 1.28 0.52 1.79 0.02 1.34 4.72 9.66 Hasil analisis data nilai post test pada kelas 7G menunjukkan hasil x2hitung sebesar 9.66 yang kemudian dibandingkan dengan nilai x2tabel 11.07. Kesimpulan: x2hitung< x2tabel, dan Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa data nilai post test pada kelas 7G (kontrol) berdistribusi normal. 113 NORMALITAS POST TEST KELAS 7H (KELAS EKSPERIMEN) No Nama Nilai 1 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14 H15 H16 H17 H18 H19 H20 H21 H22 H23 H24 H25 H26 H27 H28 H29 H30 H31 H32 H33 H34 H35 H36 72 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 72 84 72 84 72 72 48-54 Batas Kelas 47.5 55-61 54.5 2 4.80 -2.80 7.85 1.64 62-68 61.5 8 12.23 -4.23 17.86 1.46 69-75 68.5 13 12.23 0.77 0.60 0.05 76-82 75.5 9 4.80 4.20 17.62 3.67 83-89 82.5 3 0.97 2.03 4.11 4.23 36 36 0 48.04 11.05 Interval jumlah fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2/fh 1 0.97 0.03 0.00 0.00 88 80 76 Hasil analisis data nilai post test pada kelas eksperimen (7H) diperoleh 80 hasil x2hitung sebesar 11.05 dan kemudian dibandingkan dengan nilai 80 x2tabel 11.07. 72 60 Kesimpulan : 68 80 56 72 80 72 76 68 64 68 80 72 64 48 72 80 68 72 68 72 68 72 Max 88 Min 48 Rentang (R) 40 Banyaknya Kelas (BK) 6 Panjang kelas (i) 7 x2hitung< x2tabel dan Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai post test pada kelas 7H berdistribusi normal. 114 Lampiran 14 UJI HOMOGENITAS NILAI POST TEST Hipotesis: Hipotesis: Ho : σ12 = σ22 Ha : σ12 ≠ σ22 Uji Hipotesis Untuk mengeuji hipotesis digunakan rumus F= Kriteria : Ho diterima apabila F ≤ F(α);(nb-1),(nk-1) Berdasarkan data diperoleh: Sumber Varian Kelompok Kontrol Jumlah n rata - rata varian (S2) standar deviasi (S) 2336 34 68,71 107,12 10,34 Kelompok Eksperimen 2640 36 71,33 72,33 8,50 Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F= = 1,68 Di mana α = 5%, dengan dk pembilang = n-1= 34-1= 33 dk penyebut = n-1= 36-1= 35 F(0,05)(33,35)= 1,80 Karena Fhitung ≤ F(α);(nb-1),(nk-1), maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berdasarkan nilai post test mempunyai varians yang tidak berbeda atau homogen. 115 Lampiran 15 ANALISIS NILAI AKHIR KELAS EKSPERIMEN (7H) No Kode NH1 NH2 NH3 NH4 POST TEST Tugas Kelompok Nilai Akhir (NA) Kriteria 1 H1 83 75 88 48 72 81.5 74.21 tidak tuntas 2 3 4 5 6 7 H2 H3 H4 H5 H6 H7 91 91 91 83 93 93 75 74 75 75 64 86 86 79 86 88 90 88 77 91 82 63 66 88 72 84 72 84 72 72 80.5 76.5 80.5 81.5 77 87 79.07 82.79 79.79 79.79 76.29 83.71 tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas 8 9 10 11 12 13 H8 H9 H 10 H 11 H 12 H 13 83 93 91 91 93 91 75 82 75 91 96 74 88 88 84 88 92 79 90 54 92 83 88 86 88 80 76 80 80 72 81.5 85 79.5 89.5 95.5 76.5 84.79 80.29 81.93 86.07 89.00 78.64 tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas 14 15 16 17 18 19 H 14 H 15 H 16 H 17 H 18 H 19 93 93 93 83 91 91 88 88 84 82 66 75 88 88 88 83 88 86 92 58 80 63 74 78 60 68 80 56 72 80 88 88 86 82.5 77 80.5 81.29 78.71 84.43 72.21 77.14 81.50 tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas 20 21 22 23 24 25 H 20 H 21 H 22 H 23 H 24 H 25 93 91 93 91 93 93 88 75 79 74 89 75 88 88 89 89 88 88 83 91 58 94 83 63 72 76 68 64 68 80 88 81.5 84 81.5 88.5 81.5 83.43 82.64 77.00 79.64 82.50 80.07 tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas 26 27 28 29 30 31 H 26 H 27 H 28 H 29 H 30 H 31 91 93 88 93 93 88 74 91 82 79 89 91 79 83 83 92 88 79 93 86 73 94 81 71 72 64 48 72 80 68 76.5 87 82.5 85.5 88.5 85 79.64 81.14 72.07 83.93 85.64 78.57 tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas 32 33 34 35 36 H 32 H 33 H 34 H 35 H 36 83 93 93 91 93 75 79 79 75 82 83 89 89 86 88 54 73 96 78 58 72 68 72 68 72 79 84 84 80.5 85 tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas Jumlah 74.00 79.14 83.57 78.07 78.57 2891.93 Rerata 80.33 116 Lampiran 15 ANALISIS NILAI AKHIR KELAS KONTROL (7G) 72 Tugas Kelompok 87.5 Nilai Akhir (NA) 77.64 84 59 90 90 78 90 72 64 64 68 84 72 85 75.5 77 80 85 77 80.86 72.50 78.71 80.57 83.71 81.00 tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas 80 83 83 88 85 83 77 90 72 83 89 82 80 80 76 84 56 60 87.5 82 82.5 80 80.5 82 80.79 81.86 77.07 84.14 77.36 74.14 tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas 88 72 74 82 74 84 90 83 87 82 87 79 82 77 81 90 76 55 56 76 80 60 60 72 82 83.5 75.5 77 75.5 79 77.14 79.07 80.50 77.57 73.79 74.43 tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas 86 84 86 84 80 80 89 68 89 89 81 81 85 87 87 85 80 80 88 93 98 78 98 98 60 44 72 72 72 68 80.5 75.5 79 80.5 87.5 87.5 78.36 70.79 83.29 80.07 81.50 80.36 tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas G 26 G 27 G 28 G 29 G 30 G 31 84 90 81 86 86 90 88 80 90 88 89 80 90 88 79 90 85 88 80 75 98 88 75 66 68 72 84 64 68 56 82 80 85 82 80.5 80 80.00 79.57 85.86 80.29 78.79 73.71 tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas G 32 32 G 33 33 G 34 34 Jumlah Rerata 90 92 86 80 82 88 88 82 90 73 90 84 76 44 80 80 77 82 80.43 73.00 84.29 tuntas tidak tuntas tuntas No Kode NH1 NH2 NH3 NH4 POST TEST 1 2 3 4 5 6 7 G1 80 81 80 71 G2 G3 G4 G5 G6 G7 84 84 92 90 86 92 90 74 82 80 90 82 79 87 82 88 79 82 8 9 10 11 12 13 G8 G9 G 10 G 11 G 12 G 13 80 86 84 90 86 80 81 72 66 80 89 72 14 15 16 17 18 19 G 14 G 15 G 16 G 17 G 18 G 19 86 86 86 92 84 80 20 21 22 23 24 25 G 20 G 21 G 22 G 23 G 24 G 25 26 27 28 29 30 31 2683.14 78.92 Kriteria tuntas 117 Lampiran 15 PENENTUAN PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR SECARA KLASIKAL Menghitung persentase ketuntasan klasikal dengan langkah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai akhir (NA) setiap siswa yang diperoleh dari gabungan empat nilai harian, nilai tugas kelompok dan nilai post test. Nilai Akhir (NA) = 2. Setelah menghitung nilai akhir (NA), langkah selanjutnya adalah mengkategorikan siswa tuntas belajar atau tidak. Ketentuan siswa tuntas belajar adalah apabila NA yang diperoleh siswa ≥75, sedangkan untuk siswa yang <75 dinyatakan tidak tuntas. 3. Menghitung jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dalam suatu kelas. 4. Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada masing-masing kelas dengan menggunakan rumus: P= P = persentase ketuntasan belajar secara klasikal F = jumlah siswa tuntas belajar secara individual (NA ≥75) N = jumlah siswa 7G Jumlah siswa dengan nilai akhir ≥ 75 = 27 siswa Jumlah siswa dengan nilai akhir < 75 = 7 siswa Jumlah keseluruhan siswa = 34 siswa Jadi persentase ketuntasan belajar secara klasikal kelas 7G adalah 79.41%. 7H Jumlah siswa dengan nilai akhir ≥ 75 = 32 siswa Jumlah siswa dengan nilai akhir < 75 = 4 siswa Jumlah keseluruhan siswa = 36 siswa Jadi persentase ketuntasan belajar secara klasikal kelas 7H adalah 88.89% 118 Lampiran 16 ANALISIS UJI T ATAU UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL BELAJAR SISWA Hipotesis: Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Diuji menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut: t x1 x2 1 1 S n1 n2 Mencari varians gabungan (S) dengan rumus sebagai berikut: S (n1 1) S12 (n2 1)2 S22 n1 n2 2 Menyimpulkan hipotesis, Ho diterima apabila hasil -t(1-1/2α)(n1+n2-2)< thitung < t(1-1/2α)(n1+n2-2), dan Ho ditolak sebaliknya. Mencari Varian Gabungan (S) n1-1 n2-1 (n1-1)S12 (n2-1)S22 ((n1-1)S12) + (n2-1)S22) (n1+n2)-2 S2 S 35 33 2220 3535.06 5755.06 68 84.63 9.20 Menghitung nilai thitung X1-X2 3.63 1/n1 0.03 1/n2 0.03 1/n1 +1/n2 0.06 √1/n1+1/n2 0.24 S(√1/n1+1/n2) 2.20 thitung 1.65 119 Nilai No 1 Kelas 7G Kode siswa G1 72 1 2 G2 72 2 H2 72 3 G3 64 3 H3 84 4 G4 64 4 H4 72 5 G5 68 5 H5 84 6 G6 84 6 H6 72 7 G7 72 7 H7 72 8 G8 80 8 H8 88 9 G9 80 9 H9 80 10 G 10 76 10 H 10 76 11 G 11 84 11 H 11 80 12 G 12 56 12 H 12 80 13 G 13 60 13 H 13 72 14 G 14 56 14 H 14 60 15 G 15 76 15 H 15 68 16 G 16 80 16 H 16 80 17 G 17 60 17 H 17 56 18 G 18 60 18 H 18 72 19 G 19 72 19 H 19 80 20 G 20 60 20 H 20 72 21 G 21 44 21 H 21 76 22 G 22 72 22 H 22 68 23 G 23 72 23 H 23 64 24 G 24 72 24 H 24 68 25 G 25 68 25 H 25 80 26 G 26 68 26 H 26 72 27 G 27 72 27 H 27 64 28 G 28 84 28 H 28 48 29 G 29 64 29 H 29 72 30 G 30 68 30 H 30 80 31 G 31 56 31 H 31 68 32 G 32 76 32 H 32 72 33 G 33 44 33 H 33 68 34 G 34 80 34 H 34 72 35 H 35 68 36 H 36 72 No jmlh Kelas 7H Kode siswa H1 Nilai 72 2336 jmlh 2604 mean 68.71 mean 72.33 s22 107.12 s12 63.43 s2 10.35 s1 7.96 n2 34 n1 36 Hasil analisis uji t dengan thitung diperoleh nilai sebesar 1.65 yang akan dibandingkan dengan nilai t(1-1/2α)(n1+n2-2) pada taraf signifikansi 5%. thitung = 1.65 ttabel = 2.00 Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan daerah penerimaan dan penolakan Ho terhadap hasil thitung yang telah dilakukan. thitung = 1.65 berada di antara -2,00 dan 2,00 sehingga terletak di daerah penerimaan Ho. Kesimpulan: -t(1-1/2α)(n1+n2-2)<thitung<t(1-1/2α)(n1+n2-2),menunjukkan bahwa Ho diterima maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol. 120 Lampiran 17 ANALISIS PENGHITUNGAN N-GAIN Kelas Eksperimen Nilai NNo Pre test Post test Post-pre SM-pre Gain 1 72 44 72 28 0.61 2 72 28 56 44 0.50 3 84 56 72 28 0.78 4 72 44 72 28 0.61 5 84 44 60 40 0.73 6 72 12 40 60 0.30 7 72 20 48 52 0.42 8 88 28 40 60 0.70 9 80 36 56 44 0.64 10 76 36 60 40 0.60 11 80 32 52 48 0.62 12 80 32 52 48 0.62 13 72 32 60 40 0.53 14 60 32 72 28 0.44 15 68 32 64 36 0.50 16 80 16 36 64 0.44 17 56 36 80 20 0.45 18 72 36 64 36 0.56 19 80 36 56 44 0.64 20 72 44 72 28 0.61 21 76 36 60 40 0.60 22 68 36 68 32 0.53 23 64 32 68 32 0.47 24 68 40 72 28 0.56 25 80 48 68 32 0.71 26 72 28 56 44 0.50 27 64 24 60 40 0.40 28 48 32 84 16 0.38 29 72 40 68 32 0.59 30 80 48 68 32 0.71 31 68 44 76 24 0.58 32 72 36 64 36 0.56 33 68 32 64 36 0.50 34 72 36 64 36 0.56 35 68 40 72 28 0.56 36 72 36 64 36 0.56 SKOR MAKSIMAL (SM)= 100 persentase N-gain berkriteria tinggi = 0.14 persentase N-gain berkriteria sedang = 0.86 skor N-gain secara klasikal = 0.56 yaitu berkriteria sedang Kriteria Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang 121 Kelas Kontrol Post No Pre test test 1 72 48 2 72 44 3 64 32 4 64 44 5 68 44 6 84 64 7 72 40 8 80 60 9 80 48 10 76 56 11 84 68 12 56 16 13 60 44 14 56 36 15 76 52 16 80 52 17 60 52 18 60 28 19 72 48 20 60 28 21 44 32 22 72 44 23 72 32 24 72 44 25 68 40 26 68 40 27 72 28 28 84 64 29 64 40 30 68 44 31 56 36 32 76 32 33 44 32 34 80 64 Post-Pre 24 28 32 20 24 20 32 20 32 20 16 40 16 20 24 28 8 32 24 32 12 28 40 28 28 28 44 20 24 24 20 44 12 16 SM-pre 52 56 68 56 56 36 60 40 52 44 32 84 56 64 48 48 48 72 52 72 68 56 68 56 60 60 72 36 60 56 64 68 68 36 SKOR MAKSIMAL (SM)= 100 persentase N-gain berkriteria sedang = persentase N-gain berkriteria rendah = Skor N-gain secara klasikal = Nilai Ngain 0.46 0.50 0.47 0.36 0.43 0.56 0.53 0.50 0.62 0.45 0.50 0.48 0.29 0.31 0.50 0.58 0.17 0.44 0.46 0.44 0.18 0.50 0.59 0.50 0.47 0.47 0.61 0.56 0.40 0.43 0.31 0.65 0.18 0.44 Kriteria sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang rendah sedang sedang sedang rendah sedang sedang sedang rendah sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang rendah sedang 0.88 0.12 0.45 yaitu berkriteria sedang 122 Lampiran 18 PENILAIAN HASIL OBSERVASI KARAKTER ILMIAH KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN 1 Nomor Siswa No Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Jujur Percaya Diri 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 Disiplin Toleran si 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 Jumlah Skor 14 13 14 13 15 13 12 12 13 11 12 13 12 11 10 13 12 12 13 13 12 13 12 13 13 12 12 12 13 13 11 13 12 13 13 12 1 2 3 4 5 Ingin tahu PERTEMUAN 2 Nomor Siswa No Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 Jujur Percaya Diri 3 4 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2 4 3 4 3 4 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 Disiplin Toleran si 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 Jumlah Skor 17 16 15 15 16 15 15 13 15 13 14 14 14 14 12 15 14 14 14 15 13 14 14 15 15 14 14 14 15 15 13 15 14 15 15 14 1 2 3 4 5 Ingin tahu 123 PERTEMUAN 3 Nomor Siswa No Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 1 Rasa ingin tahu 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 3 2 Jujur 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 Percaya Diri 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 Disiplin 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 5 Toleransi 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 16 16 17 16 17 17 17 16 16 16 16 16 16 16 17 16 16 16 16 16 16 17 17 16 16 17 16 17 17 16 15 16 17 17 17 16 Jumlah Skor PERTEMUAN 4 Nomor Siswa No Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Rasa ingin tahu 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 Jujur 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 Percaya Diri 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 Disiplin 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 Toleransi 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 18 18 18 18 19 18 18 18 17 17 18 17 18 18 17 18 18 18 17 18 18 17 17 17 17 17 18 19 18 18 18 18 18 18 18 17 56 62 60 60 60 62 59 61 60 61 61 60 60 62 63 62 57 62 61 63 63 59 1 5 Jumlah Skor Nilai dan kriteria karakter siswa (B = Baik, SB = Sangat Baik) 65 63 64 62 67 63 62 59 61 57 60 60 60 59 Skor Total Nomor Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Nilai 81.3 78.8 80.0 77.5 83.8 78.8 77.5 73.8 76.3 71.3 75.0 75.0 75.0 73.8 70.0 77.5 75.0 75.0 75.0 77.5 73.8 76.3 75.0 76.3 76.3 Kriteria B B B B SB B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B 26 75.0 27 75.0 28 77.5 B B B Nilai Kriteria Nomor Siswa 29 30 31 78.8 77.5 71.3 B B B 32 77.5 33 76.3 34 78.8 35 78.8 36 73.8 B B B B B 124 Lampiran 18 HASIL PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH KELAS EKSPERIMEN No aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor total Nomor siswa 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 67 63 65 63 65 67 62 62 62 60 64 62 63 61 64 62 62 62 64 65 63 65 65 65 67 67 63 64 65 64 63 63 64 64 66 65 Nilai dan karakter siswa (B = Baik, SB = Sangat Baik) Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nomor Siswa 11 12 13 80.0 77.5 78.8 1 83.8 2 78.8 3 81.3 4 78.8 5 81.3 6 83.8 7 77.5 8 77.5 9 77.5 10 75.0 SB B B B B SB B B B B B 32 78.8 33 80.0 34 80.0 35 82.5 36 81.3 B B B SB B 26 83.8 27 78.8 28 80.0 SB B B Nomor Siswa 29 30 31 81.3 80.0 78.8 B B B B B 14 76.3 15 80.0 16 77.5 17 77.5 18 77.5 19 80.0 20 81.3 21 78.8 22 81.3 23 81.3 24 81.3 25 83.8 B B B B B B B B B B B SB 125 Lampiran 18 PENILAIAN HASIL OBSERVASI KARAKTER ILMIAH KELAS KONTROL 126 Lampiran 18 PERTEMUAN 4 No Aspek Nomor Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 Jujur Percaya Diri 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 Disiplin 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 5 Toleransi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 16 54 16 53 17 55 15 50 16 53 16 56 16 54 16 55 17 59 17 55 16 53 17 56 15 50 16 55 17 56 16 56 15 50 15 49 13 44 17 55 17 55 16 53 17 54 17 57 16 52 17 55 16 52 16 54 17 52 15 48 17 56 16 52 16 53 16 52 1 2 Ingin tahu Jumlah Skor Skor total Nilai dan karakter siswa (SB = Sangat Baik, B = Baik,, dan C = Cukup) 127 Lampiran 18 HASIL PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH KELAS KONTROL 128 Lampiran 19 ANALISIS UJI T ATAU UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA KARAKTER ILMIAH Hipotesis: Ho = Tidak terdapat perbedaan karakter ilmiah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, karakter ilmiah pada kelas eksperimen lebih baik. Ha = Terdapat perbedaan karakter ilmiah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Diuji menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut: t x1 x2 1 1 S n1 n2 Mencari varians gabungan (S) dengan rumus sebagai berikut: S (n1 1) S12 (n2 1)2 S22 n1 n2 2 Menyimpulkan hipotesis, Ho diterima apabila hasil -t(1-1/2α)(n1+n2-2)<thitung < t(1-1/2α)(n1+n2-2), dan Ho ditolak apabila sebaliknya. n1-1 35 n2-1 33 (n1-1)S1 266.15 2 Mencari Varian Gabungan (S) (n2-1)S22 ((n1-1)S12) + (n2-1)S22)) 438.54 704.69 (n1+n2)-2 68 Menghitung nilai thitung X1-X2 9.60 1/n1 0.03 1/n2 0.03 1/n1 +1/n2 0.06 √1/n1+1/n2 0.24 S(√1/n1+1/n2) thitung 0.77 12.47 S2 S 10.36 3.22 129 Hasil analisis uji t dengan thitung diperoleh nilai sebesar 12.47 yang akan dibandingkan dengan nilai t(1-1/2α)(n1+n2-2) (pada taraf siginfikansi 5%). thitung = 12.47 ttabel = 1.67 Berikut ini menunjukkan merupakan daerah grafik penerimaan yang dan penolakan Ho terhadap hasil thitung yang telah dilakukan. thitung = 12,47 terletak di daerah penolakan Ho. Kesimpulan : thitung >t(1-1/2α)(n1+n2-2), menunjukkan bahwa Ho ditolak artinya terdapat perbedaan karakter ilmiah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Karakter ilmiah pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. 130 Lampiran 20 NILAI KARAKTER IMLIAH BERDASARKAN HASIL OBSERVASI DAN PENILAIAN DIRI SISWA A KELAS EKSPERIMEN Nomor Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Angket Penilaian Diri Nilai Kriteria 83.8 SB 78.8 B 81.3 B 78.8 B 81.3 B 83.8 SB 77.5 B 77.5 B 77.5 B 75.0 B 80.0 B 77.5 B 78.8 B 76.3 B 80.0 B 77.5 B 77.5 B 77.5 B 80.0 B 81.3 B 78.8 B 81.3 B Lembar Observasi Nilai Kriteria 81.3 B 78.8 B 80.0 B 77.5 B 83.8 SB 78.8 B 77.5 B 73.8 B 76.3 B 71.3 B 75.0 B 75.0 B 75.0 B 73.8 B 70.0 B 77.5 B 75.0 B 75.0 B 75.0 B 77.5 B 73.8 B 76.3 B B Nomor Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 KELAS KONTROL Angket Penilaian Diri Nilai Kriteria 71.25 B 67.5 B 72.5 B 65.0 B 66.25 B 70.0 B 66.25 B 66.25 B 72.5 B 72.5 B 68.75 B 70.0 B 62.5 Cukup 72.5 B 68.75 B 67.5 B 60.0 Cukup 63.75 B 58.75 Cukup 67.5 B 65.0 B 66.25 B Lembar Observasi Nilai 67.5 66.3 68.8 62.5 66.3 70.0 67.5 68.8 73.8 68.8 66.3 70.0 62.5 68.8 70.0 70.0 62.5 61.3 55.0 68.8 68.8 66.3 Kriteria B B B Cukup B B B B B B B B Cukup B B B Cukup Cukup Cukup B B B 131 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 81.3 81.3 83.8 83.8 78.8 80.0 81.3 80.0 78.8 78.8 80.0 80.0 82.5 81.3 B B SB SB B B B B B B B B SB B 75.0 76.3 76.3 75.0 75.0 77.5 78.8 77.5 71.3 77.5 76.3 78.8 78.8 73.8 B B B B B B B B B B B B B B 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 65.0 70.0 66.25 70.0 62.5 72.5 65.0 60.0 71.25 65.0 65.0 68.75 B B B B Cukup B B Cukup B B B B 67.5 71.3 65.0 68.8 65.0 67.5 65.0 60.0 70.0 65.0 66.3 65.0 B B B B B B B Cukup B B B B Kelas eksperimen dengan karakter ilmiah tergolong sangat baik dan baik 100%, sedangkan kelas kontrol dengan karakter ilmiah tergolong baik 82.35% dan cukup 17.65%. 132 Lampiran 21 NILAI KARAKTER ILMIAH PADA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL SETIAP PERTEMUAN Kelas eksperimen No Pertemuan 1 Rasa ingin tahu Jujur Percaya diri Disiplin Toleransi Nilai Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Ratarata 70.83 77.08 78.47 100.00 81.60 57.64 64.58 64.58 54.86 66.67 79.86 75.69 61.11 80.56 88.89 82.64 77.78 83.33 91.67 87.50 81.25 72.05 81.25 77.60 68.75 Kelas kontrol No Pertemuan 1 Rasa ingin tahu Jujur Percaya diri Disiplin Toleransi Nilai Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 49.26 63.24 70.59 80.88 47.79 52.21 47.79 47.06 66.18 66.91 62.50 63.24 72.06 75.74 74.26 71.32 79.41 87.50 77.94 77.21 100 100 80 80 60 pert 1 pert 2 40 Ratarata 65.99 66.36 70.59 65.63 64.71 60 pert 1 pert 2 40 pert 3 pert 3 20 pert 4 0 rasa ingin tahu jujur percaya diri disiplin toleransi Gambar 1 Perkembangan Karakter Ilmiah pada Kelas Eksperimen 20 pert 4 0 rasa ingin tahu jujur percaya diri disiplin toleransi Gambar 1 Perkembangan Karakter Ilmiah pada Kelas Kontrol 133 Lampiran 22 KATEGORI TIAP ASPEK KARAKTER ILMIAH KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Aspek Karakter Ilmiah Ingin tahu Jujur Percaya diri Disiplin Toleransi Rata-Rata Skor Aspek Kelas Eksperimen 3.26 2.88 3.25 3.10 2.75 Kategori Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rata-Rata Skor Aspek Kelas Kontrol 2.64 2.65 2.82 2.63 2.59 3.4 3.2 3 2.8 2.6 2.4 2.2 2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Kategori Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Eksperimen kontrol rasa ingin tahu jujur percaya diri disiplin Grafik 3 Aspek karakter ilmiah pada tiap kelas toleransi 134 Lampiran 23 HASIL TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JAS (JELAJAH ALAM SEKITAR) No Nama Skor Nilai Persentase Kriteria 1 K_1 10 100 100% sangat baik 2 K_2 10 100 100% sangat baik 3 K_3 10 100 100% sangat baik 4 K_4 10 100 100% sangat baik 5 K_5 10 100 100% sangat baik K_6 6 10 100 100% sangat baik 7 K_7 10 100 100% sangat baik 8 K_8 10 100 100% sangat baik 9 K_9 8 80 80% baik 10 K_10 10 100 100% sangat baik 11 K_11 10 100 100% sangat baik 12 K_12 10 100 100% sangat baik 13 K_13 10 100 100% sangat baik 14 K_14 10 100 100% sangat baik 15 K_15 10 100 100% sangat baik 16 K_16 10 100 100% sangat baik K_17 17 10 100 100% sangat baik 18 K_18 10 100 100% sangat baik 19 K_19 10 100 100% sangat baik 20 K_20 9 90 90% sangat baik 21 K_21 10 100 100% sangat baik 22 K_22 10 100 100% sangat baik 23 K_23 10 100 100% sangat baik 24 K_24 10 100 100% sangat baik 25 K_25 9 90 90% sangat baik 26 K_26 10 100 100% sangat baik 27 K_27 10 100 100% sangat baik 28 K_28 10 100 100% sangat baik 29 K_29 8 80 80% baik 30 K_30 9 90 90% sangat baik 31 K_31 10 100 100% sangat baik 32 K_32 10 100 100% sangat baik 33 K_33 10 100 100% sangat baik 34 K_34 10 100 100% sangat baik 35 K_35 10 100 100% sangat baik 36 K_36 7 70 70% baik Kesimpulan: Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya tergolong sangat baik dan baik. 135 Lampiran 23 HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA BERPENDEKATAN JAS (JELAJAH ALAM SEKITAR) No Pernyataan Ya 1. 2. Pembelajaran IPA menjadi lebih menarik dan menyenangkan Dapat memperkaya wawasan siswa, karena sumber belajar dan objek belajar yang beraneka ragam Jenis kegiatan menjadi bervariasi dengan menjelajah lingkungan sekitar. Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran Menjelajah lingkungan sekitar mampu meningkatkan antusias siswa Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar memiliki tampilan yang menarik serta mudah dipahami Alat evaluasi berupa LKS JAS dan penggunaan kartu bergambar membantu siswa belajar mandiri Isi LKS JAS dan kartu bergambar sesuai dengan materi pembelajaran Membantu guru mengamati dan meningkatkan keaktifan siswa Membantu guru dalam mengajarkan karakter ilmiah bagi siswa Jumlah Skor 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Persentase % = = Tidak 8 2 X 100% x 100% = 80% Kesimpulan: persentase tanggapan guru terhadap pembelajaran IPA berpendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar ini) sebesar 80%. Kriteria persentase 80% termasuk dalam kriteria baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan JAS (Jelajah Alam Sekitar) baik untuk digunakan pada pembelajaran IPA. 136 Lampiran 24 CONTOH LKS YANG DIKERJAKAN SISWA 137 138 139 140 Lampiran 24 CONTOH LKS YANG DIKERJAKAN SISWA 141 142 143 144 Lampiran 24 CONTOH LDS YANG DIKERJAKAN SISWA 145 146 Lampiran 25 CONTOH ANGKET PENILAIAN DIRI KARAKTER ILMIAH YANG DIISI SISWA 147 Lampiran 26 CONTOH ANGKET TANGGAPAN SISWA YANG DIISI SISWA 148 Lampiran 27 CONTOH ANGKET TANGGAPAN YANG DIISI GURU IPA 149 Lampiran 28 LEMBAR OBSERVASI KARAKTER ILMIAH YANG DIISI OBSERVER 150 151 Lampiran 29 DOKUMENTASI Siswa mengerjakan soal pre test Siswa mengerjakan soal post test Siswa melakukan kegiatan menghitung kepadatan populasi di hutan sekolah Siswa menjelajah alam di sungai sekitar sekolah 152 Siswa mengamati komponen ekosistem hutan sekolah Siswa mengerjakan Lembar Kegiatan siswa Siswa maju untuk menuliskan pendapatnya Siswa menjelajah alam di hutan sekolah Tugas kelompok membuat perkecambahan Siswa melakukan kegiatan diskusi 153 Lampiran 30 SURAT IJIN MELAKSANAKAN PENELITIAN 154 Lampiran 31 SURAT IJIN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN 87