PENERAPAN CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) BMT SUMBER USAHA KEMBANG SARI TAHUN 2011 TUGAS AKHIR Oleh: Ahmad Sahal NIM 20108008 JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012 PENERAPAN CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) BMT SUMBER USAHA KEMBANG SARI TAHUN 2011 TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syariah Oleh: Ahmad Sahal NIM 20108008 JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012 PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya : Nama NIM Jurusan : Ahmad Sahal : 20108008 : Syariah Program Studi : DIII Perbankan Syariah Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya, bahwa tugas akhir saya yang berjudul : “PENERAPAN CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) BMT SUMBER USAHA KEMBANG SARI” adalah murni hasil penelitian saya sendiri dan bukan plagiat hasil karya orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang disebutkan rujukannya. Salatiga, 26 Juli 2012 Yang menyatakan Ahmad sahal 20108 008 MOTTO Kita Harus Bersyukur Walaupun Rejeki Maju Mundur PERSEMBAHAN Tugas akhir, ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu terimakasih untuk kasih sayang, doa dan pengorbananmu selama ini. 2. Kakak-kakakku Siti Riayati,Mukholid terimakasih untuk bantuan dan pengarahanmu. 3. Bapak Seno jl.perumdis sekeluarga, TX banget atas bantuannya selama perkuliahan. 4. Almamaterku terindah. 5. Teman-teman yang telah membantu kesuksesan tugas akhir ini, Masjid Assyifa tempat tinggal tercinta. Zulfa saiban, Witina Dektrilian, Kristian Sutrisno, Didik Kurniawan, Sholeh Pratama dan teman-teman seangkatan seperjuangan 2008 DIII Perbankan Syari’ah. 6. Semua karyawan BMT “Sumber Usaha” Kembang Sari KATA PENGANTAR Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada Penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) BMT Sumber Usaha Kembang Sari Tahun 2011”. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah. Atas terselesainya penulisan Tugas Akhir ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Drs. Mubasirun, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Syari’ah. 3. Bapak Abdul Aziz NP, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Diploma III Perbankan Syari’ah. 4. Bapak Mifdlol, SE, MM selaku dosen pembimbing. 5. Ibu Rodliyatul Hani’ah, SE, dan seluruh karyawan BMT Sumber Usaha Kembang Sari, Kab. Semarang. 6. Keluarga, teman-teman dan pihak-pihak yang mendukung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca senantiasa Penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi Penulis tetapi juga bagi para pembaca. Salatiga, 06 Juli 2012 Ahmad Sahal ABSTRAK Penerapan CSR (Corperate Social Responsibility) BMT Sumber Usaha Kembang Sari Tahun 2011 CSR Corporate Social Responsibility adalah suatu tindakan atau konsep yang di lakukan oleh lembaga keuangan Syariah (sesuai kemampuan) sebagai tanggung jawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar dimana lembaga tersebut berada. Program CSR pada BMT Sumber Usaha dilakukan dengan cara melakukan aktifitas sosial seperti, Pemberian Sembako, Pemberian biasiswa, Pemberian hadiah bagi siswa berprestasi, Pemberian bantuan untuk Masjid. Program tersebut biasanya BMT Sumber Usaha mengadakan setiap satu tahun sekali yaitu pada hari ulang tahunnya BMT Sumber Usaha. Dengan adanya CSR, BMT Sumber Usaha dapat lebih akrab terhadap masyarakat, sehingga dapat dengan mudah untuk menjalin hubungan kerja. juga dapat di nilai oleh masyarakat setempat bahwa perusahaan tersebut tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, lembaga tersebut telah melakukan tanggung jawab nya terhadap masyarakat dengan program-program yang telah di lakukan. DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing .....................................................................ii Halaman Pengesahan ..........................................................................................iii Pernyataan Keaslian............................................................................................iv Motto dan Persembahan......................................................................................v Kata Pengantar ....................................................................................................vi Abstrak................................................................................................................vii Daftar Isi .............................................................................................................viii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ...............................................................................1 B. C. D. E. Rumusan Masalah ...........................................................................3 Tujuan dan Kegunaan ......................................................................4 Manfaat Laporan Tugas Akhir.........................................................4 Penelitian Terdahulu .......................................................................5 F. Metode Penelitian ...........................................................................7 G. Sistematika Penulisan ......................................................................8 BAB II Landasan Teori A. Telaah Pustaka .................................................................................10 B. Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility).............................17 C. Peran CSR (Corporate Social Responsibility).................................19 D. Etika Bisnis Islam ............................................................................21 BAB III Laporan Objek A. Gambaran Umum.............................................................................25 B. Kegiatan BMT..................................................................................33 C. Permodalan BMT.............................................................................36 BAB IV Analisis A. Format dan Konsep CSR (Corporate Social Responsibility) BMT.38 B. Dampak Program CSR Terhadap Peningkatan Asset BMT ............42 BAB V Penutup A. Kesimpulan ......................................................................................50 B. Saran.................................................................................................51 Daftar Pustaka Daftar Riwayat Hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dewasa ini, para pemimpin perusahaan menghadapi tugas yang menantang dalam menerapkan standar-standar etis terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab. Perusahaan berusaha meningkatkan kinerjanya untuk mendapatkan keuntungan yang optimal supaya dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Namun dalam usaha untuk mencapai keuntungan yang optimal ini perusahaan juga harus memperhatikan lingkungan sekitar perusahaan yaitu masyarakat setempat dan pemerintah. Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri. Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial. Dengan demikian keberlangsungan usaha tersebut dapat berlangsung dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang merugikan. CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar di mana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berkepentingan di sekitar perusahaan tersebut. Dalam menerapkan CSR, umumnya perusahaan akan melibatkan partisipasi masyarakat, baik sebagai objek maupun sebagai subjek program CSR. Hal ini dikarenakan masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan. Masyarakat adalah pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan produksi suatu perusahaan, baik itu dampak positif ataupun negatif. Dampak ini dapat terjadi dalam bidang sosial, ekonomi, politik maupun lingkungan. Seperti yang telah di kemukakan di atas, tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR secara hakiki merupakan tanggung jawab moral pengusaha kepada para pemegang saham, karyawan dan anggota keluarganya serta masyarakat yang terkena dampak bisnisnya (stakeholders). Penegasan ini senada dengan beberapa pakar, seperti Greenberg Baron (2008:73) yang mendefinisikan CSR sebagai praktikpraktik bisnis yang berhubungan erat dengan nilai-nilai etis yang selaras dengan tuntunan-tuntunan hukum dan lingkungan. Tentu saja yang di maksud baron di sini bahwa suatu perusahaan yang baik dan bermutu tidak hanya semata mencari keuntungan ekonomis, melainkan juga harus tuunduk kepada peraturan-peraturan yang berlaku. Berdasarkan uraian di atas maka penulis wajar melakukan penelitian dengan judul “Penerapan CSR (Corporate Social Responsibility) BMT Sumber Usaha Tahun 2011”. B. Rumusan Masalah Untuk membatasi masalah yang akan di bahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah format dan konsep penerapan CSR ( Corporate Cocial Responsibility ) BMT Sumber Usaha Tahun 2011 2. Bagaimanakah dampak program CSR terhadap peningkatan asset di BMT Sumber Usaha Kembang Sari? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ini di maksudkan untuk memperoleh data yang di jadikan bahan dalam pembuatan laporan Tugas Akhir oleh penulis sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang (munaqosah) Diploma III Program Study Perbankan Syariah fakultas Syariah STAIN SALATIGA Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui format dan konsep CSR yang telah diimplementasikan BMT Sumber Usaha Kembang sari. 2. Untuk mengetahui dampak program CSR terhadap peningkatan asset di BMT Sumber Usaha Kembang Sari. D. Manfaat Laporan Tugas Akhir 1. Bagi penulis sebagai tambahan wawasan untuk mengetahui apakah dampak Program CSR BMT Sumber Usaha terhadap kesejahteraan masyarakat. 2. Bagi Akademis Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut untuk meneliti topik yang sama. 3. Bagi Perusahaan Bagi para pengambil kebijakan pada manajemen BMT Sumber Usaha penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dalam menghasilkan perencanaan yang lebih baik dalam Penerapan CSR Perusahaan E. Penelitian Terdahulu Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corperate Social Responsibility (CSR) merupakan isu yang palingsanter di antara isu-isu yang di munculkan dewasa ini. Ide dasar di balik isu terletak dalam katakatanya. Lebih menarik lagi, ketika kata yang di pakai untuk isi tersebut sama-sama memiliki maknayang sangat berbobot dari segi moral maupun dari segi bisnis. Corporate atau korporasi langsung di pahami sebagai perusahaan pada hal secaraetimologos kata itu mengandung makna yang jauh lebih luas.kata Corporate berasal dari bahasa latin Corpus yang berarti badan atau tubuh. Sudah sejak abad ke -4sM kata corpus di pakai secara luassebagai gambaran organik suatu masyarakat. Plato (429347Sm) memakai istilah ini untuk membedakan manusia dalam conteks pendidikan. Menurut plato, manusia dapat di bedakan kedalam tiga jenis. Pertama, manusia perut atau manusia hasrat.manusia jenis ini di dominasi oleh keinginan-keinginan dan hasyrat. Banyak sekali keinginan serta hasratnya. Manusia jenis ini tidak akan pernah merasa puas dalam hidupnya. Setelah keinginan satu terpenuhi, muncul keinginan yang lain setelah keinginan yang lain terpenuhi akan ada lagi keinginan yang lainnya lagi tanpa akhir Di abad modern,filsuf yang memakai kata tubuh atau badan dalam konsepsinya filosofisnya adalah filsuf empirik-mekanistik inggris, thomas Hobbes (1588-1679). Kata tubuh di pakai Hobbes untuk menggambarkan negara secara organik. Menurut Hobbes, negara adalah manusiabuatan atau artificial man. Manusia buatan itu terdiri dari berbagai bagian dengan tugas dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Lembaga atau badan-badan dalam masyarakat merupakan bagian dari tubuh besar (Negara), ganjaran atau hukuman merupakan titik-titik syaraf manusia buatan, kerukunan merupakan kondisi sehat,sebaliknya kerusuhan merupakan koondisi sakit manusia buatan. Pada aras itu , perang saudara merupakan kematian bagi manusia buatan. Kontrak merupakan pemersatu manusia buatan.hal yang tak kalah menarik dari fisuf empirik-mekanistis ini adalah gagasan nya tentang manusia dalam state of nature yang identik dengan pasar bebasnya bapak ekonomi modern, Adam Smith. Dari filsuf empirik-mekanistis inilah ungkapanyang banyak di kutip dalam ilmu sosial seperti ilmu politik dan ekonomi, homo homini lupus itu berasal. F. Metode Penelitian 1. Penelitian Tipe penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini adalah deskriptif, yaitu penulisan yang menyajikan analisis mengenai suatu objek yang menggambarkan secara sisitematik dan akurat mengenai bidang tertentu. 2. Jenis pola yang dibutuhkan Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder : a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari dokumen, internet buku-buku dan arsip-arsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Langsung Observasi langsung ini dimaksudkan guna memberikan gambaran yang utuh tentang keadaan BMT Sumber Usaha Kembangsari. b. Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik diarahkan pada suatu masalah tertentu. G. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran dan mempermudah cara memahami laporan tugas akhir ini penulis menyusun dalam beberapa bab antara lain sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Di dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini merupakan kerangka awal yang akan menguraikan tentang semua hal yang berhubungan dengan BMT dan analisis tingkat kesehatan BMT Sumber Usaha Kembang Sari. BAB III Laporan Objek Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan tentang kegiatan, permodalan dan tingkat perkembangan BMT Sumber Usaha Kembang Sari. BAB IV Analisis Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang telah penulis kumpulkan. BAB V Penutup Pada bab ini penulis akan mengambil kesimpulan yang terdapat pada bab sebelumnya, khususnya pada bab yang menyangkut permasalahan dan penulis akan mencoba memberikan saran-saran. BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka 1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut Kotler dan Nancy (2005: 156) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan. Menurut CSR Forum (Wibisono, 2007: 40) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Dalam Saktiyanti dan Irvan (2006: 27) mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab moral organisasi kepada kelompok stakeholder mereka, yang baik secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kegiatan organisasi. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal. 2. Sejarah Singkat Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan bahwasannya kegiatan perusahaan membawa dampak bagi kondisi lingkungan dan sosial-ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu, pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham. Melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya, pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembagalembaga swadaya masyarakat, media massa dan pemerintah selaku regulator. Jenis dan prioritas stakeholders relatif berbeda antara satu perusahaan dengan lainnya, tergantung pada core bisnis perusahaan yang bersangkutan (Supomo, 2004: 89). 3. Alasan terkait bisnis (business case) untuk CSR Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda tergantung dari sifat perusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit untuk mengukur kinerja CSR, walaupun sesungguhnya cukup banyak literatur yang memuat tentang cara mengukurnya. Literatur tersebut misalnya metode "Empat belas poin balanced scorecard oleh Deming. Literatur lain misalnya Orlizty, Schmidt, dan Ryneas yang menemukan suatu korelasi positif walaupun lemah antara kinerja sosial dan lingkungan hidup dengan kinerja keuangan perusahaan. Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara kinerja CSR (corporate perusahaan social performance) (corporate dengan financial kinerja finansial performance) memang menunjukkan kecenderungan positif, namun kesepakatan mengenai bagaimana CSR diukur belum lah lagi tercapai. Mungkin, kesepakatan para pemangku kepentingan global yang mendefinisikan berbagai subjek inti (core subject) dalam ISO 26000 Guidance on Social Responsibility direncanakan terbit pada September 2010 akan lebih memudahkan perusahaan untuk menurunkan isu-isu di setiap subjek inti dalam standar tersebut menjadi alat ukur keberhasilan CSR. Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini : a) Sumberdaya manusia Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatankegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat. b) Manajemen resiko Manajemen resiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan yang semuanya merupakan komponen CSR pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut. c) Membedakan merek Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat. Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM) dan cause related marketing (CRM). Pada CSM, perusahaan memilih satu atau beberapa isu biasanya yang terkait dengan produknya yang bisa disokong penyebarluasannya di masyarakat, misalnya melalui media campaign. Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, maka lama kelamaan konsumen akan mengenali perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian pada isu itu. Segmen tertentu dari masyarakat kemudian akan melakukan pembelian produk perusahaan itu dengan pertimbangan kesamaan perhatian atas isu tersebut. CRM bersifat lebih langsung. Perusahaan menyatakan akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh. Biasanya berupa pernyataan rupiah per produk terjual atau proporsi tertentu dari penjualan atau keuntungan. Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang bagi pemecahan masalah sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk tersebut. Mereka merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih banyak dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang peduli pada isu tertentu B. Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility) Bagi Perusahaan Serta Masyarakat dan Lingkungan CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat, ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002: 76) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain. CSR yang dilakukan perusahaan sebagai suatu bentuk kearifan moral perusahaan memiliki pengaruh yang lebih luas dari perusahaan kepada masyarakat untuk keuntungan perusahaan dan masyarakat secara keseluruhan (Saktiyanti dan Irvan, 2006: 27). Tentu banyak manfaat yang dapat diperoleh masyarakat sekitar, diantaranya perluasan lapangan kerja, pelayanan public yang lebih baik, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan berbagai bidang lainnya tergantung pada bentuk CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Sementara itu, CSR juga akan memberikan manfaat dengan menciptakan dan melestarikan lingkungan dan sumber daya yang ada ke arah yang lebih baik. Namun CSR yang diterapkan tidak hanya memeri manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, melainkan juga bermanfaat bagi perusahaan. Telah disinggung sebelumnya, bahwa penerapan CSR akan berimbas dan mempengaruhi keberlanjutan usaha. Menurut Wibisono (2007: 84-87), manfaat CSR bagi perusahaan diantaranya, mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social license to operate, mereduksi resiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumber daya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, memberikan peluang untuk mendapatkan penghargaan, dan beberapa keuntungan lainnya. C. Peran CSR (Corporate Social Responsibility) Dalam Pmbentukan Citra Positif Perusahaan Dalam penerapan CSR, perusahaan dirasa perlu memiliki pandangan bahwa CSR adalah investasi masa depan. Artinya, CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya (cost centre), melainkan sentra laba (profit centre) di masa mendatang. Karena melalui hubungan timbal baliknya masyarakat juga akan ikut menjaga eksistensi perusahaan (Wibisono, 2007: 35). Menurut Elkington dalam Wibisono (2007: 70-72), CSR yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan dapat diimplementasikan ke dalam 4 kelompok korporasi berdasarkan kesamaan sifatnya dengan empat jenis serangga yang memiliki karakter berbeda, yaitu: 1) Ulat, menggambarkan perusahaan yang menjalankan bisnis sematamata untuk kepentingannya sendiri dan tidak peduli pada aspek lingkungan dan social sekelilingnya. 2) Belalang, menggambarkan perusahaan yang mulai mempraktikkan CSR, namun hanya memandangnya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi keuntungannya. 3) Kupu-kupu, menggambarkan perusahaan yang menganggap praktik CSR akan memberi dampak positif terhadap usahanya, karena mereka menilai CSR sebagai investasi, bukan biaya. 4) Lebah madu, menggambarkan perusahaan yang tulus memparktikkan CSR, dimana CSR tidak sekedar dianggap sebagai suatu keharusan, namun merupakan suatu kebutuhan, bukan sebagai liabilitas tapi ekuitas (modal social). Mereka percaya, ada nilai tukar (trade off) atas aspek lingkungan dan aspek social terhadap aspek ekonomi. Karenanya, mereka meyakini bahwa usahanya hanya dapat sustain apabila disamping memiliki modal financial mereka juga mesti memiliki modal capital dan modal social. Buahnya, perusahaan ini tidak saja mendapat citra positif, tapi juga kepercyaan dan dukungan penuh dari masyarakat. Mereka dengan sukarela akan membela keberlanjutan usaha perusahaan ini. 5) Pengelompokkan tersebut didukung oleh Wibisono (2007: 73), dengan turut serta mengklasifikasikan perilaku perusahaan dalam mengimplementasikan CSR ke dalam empat peringkat, yaitu hitam yang setara dengan kelompok ulat; merah yang setara dengan kelompok belalang; biru yang setara dengan kelompok kupu-kupu; dan hijau yang setara dengan kelompok lebah madu, dimana perusahaan mendapatkan citra positif dari implementasi CSR. Mereka beranggapan bahwa masyarakat dan lingkungan juga merupakan aspek penting bagi keberlanjutan usahanya. Jadi semata-mata tulus karena berbuat baik saja. Bahwa kemudian efeknya positif ke arah pembentukan citra, melampaui standar regulasi yang berlaku, mendongkrak saham, atau memenangi kompetisi dan memperoleh penghargaan, itu sudah seharusnya (Wibisono, 2007: 74). D. Etika Bisnis Islami Etika memiliki dua pengertian : Pertama, etika sebagaimana moralitas, berisikan nilai dan norma-norma konkret yang menjadi pedoman dan pegangan hidup manusia dalam seluruh kehidupan. Kedua, etika sebagai refleksi kritis dan rasional. Etika membantu manusia bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggung-jawabkan. Sedangkan bisnis mengutip Straub, Alimin (2004: 56), sebagai suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit. Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan normanorma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik profesi bisnis, merevisi sistem dan hukum ekonomi, meningkatkan keterampilan memenuhi tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk mencari aman dan sebaginya. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan. Kontrak sosial merupakan janji yang harus ditepati. Bisnis Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam caramemperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram (lihat. QS. 2:1884:29). Etika bisnis Islam sebenarnya telah diajarkan Nabi Saw. saat menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi Saw., sebagai pedagang adalah selain dedikasi dan keuletannya juga memiliki sifat shidiq, fathanah, amanah dan tabligh. Ciri-ciri itu masih ditambah Istiqamah. Shidiq berarti mempunyai kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan dan amal perbuatan atas dasar nilai-nilai yang diajarkan Islam. Istiqamah atau konsisten dalam iman dan nilai-nilai kebaikan, meski menghadapi godaan dan tantangan. Istiqamah dalam kebaikan ditampilkan dalam keteguhan, kesabaran serta keuletan sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal. Fathanah berarti mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam segala yang menjaditugas dan kewajibannya. Sifat ini akan menimbulkan kreatifitas dan kemampuan melakukakn berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Amanah, tanggung jawab dalam melaksanakan setiaptugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yangoptimal, dan ihsan (kebajikan) dalam segala hal. Tablig, mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (berbagai sumber). Berdasarkan sifat-sifat tersebut, dalam konteks corporate social responsibility (CSR), para pelaku usaha atau pihak perusahaan dituntut besikap tidak kontradiksi secara disengaja antara ucapandan perbuatan dalam bisnisnya. Mereka dituntut tepat janji, tepat waktu, mengakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi), selalu memperbaiki kualitas barang atau jasa secara berkesinambungan serta tidak boleh menipu dan berbohong. Pelaku usaha/pihak perusahaan harus memiliki amanah dengan menampilkan sikap keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala hal, apalagi berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Dengan sifat amanah, pelaku usaha memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan kewajiban-kewajibannya. Sifat tablig dapat disampaikan pelaku usaha dengan bijak (hikmah), sabar, argumentatif, dan persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang solid dan kuat. Para pelaku usaha dituntut mempunyai kesadaran mengenai etika dan moral, karena keduanya merupakan kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku usaha atau perusahaan yang ceroboh dan tidak menjaga etika, tidak akan berbisnis secara baik sehingga dapat mengancam hubungan sosial dan merugikan konsumen, bahkan dirinya sendiri. Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan. CSR bukan sebagai sentra biaya, melainkan sebagai sentra laba (profit centre) dimasa yang akan datang. Dalam pandangan Islam, CSR merupakan kewajiban pengusaha yang dikeluarkan dari pendapatan yang jatuh pada kewajiban zakat, infaq ataupun sedekah. BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum 1. Sejarah BMT Sumber Usaha Pendirian BMT Sumber Usaha di latar belakangi karena banyaknya pengusaha dan pedagang mikro disekitar Desa Karang Duren yang mengalami kesulitan mendapat akses permodalan. Meskipun sebenarnya mereka mempunyai potensi untuk berkembang. Golongan tersebut didominasi oleh kelompok ekonomi lemah dan dengan pendidikan yang terbatas. Langkah pintas biasanya diambil oleh beberapa diantara mereka dengan meminjam modal pada rentenir dengan bunga yang terkadang melampaui pendapatan dari mereka. Di antara akses yang dapat mereka peroleh adalah lembaga perbankan, namun biasanya mereka justru terkendala oleh sistem dan prosedur bank yang baku dan dengan proses yang lama. Dan juga perbankan yang lebih mengutamakan pengusaha tingkat menengah ke atas. Faktor inilah yang disiasati oleh pendiri BMT, dengan diilhami dari ayat Al Quran surat Al. Hasyr ayat 7 : “Supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya diantara kamu”. Diharapkan dengan adanya BMT Sumber Usaha masyarakat sekitar desa Karang Duren antara yang surplus dana dengan yang membutuhkan dana akan terhubung. Sehingga secara tidak langsung kedua pihak tersebut dengan perantara BMT Sumber Usaha dapat tercipta suatu hubungan yang positif. Pembangunan ekonomi berjalan dengan memberdayakan masyarakat, khususnya golongan ekonomi mikro. Disamping itu tujuan BMT terlaksana yaitu memperoleh keuntungan dunia yang bersifat materi dan persaudaraan juga keuntungan yang akan dipetik di akhirat dengan terhindarkan dari harta riba. BMT Sumber Usaha untuk pertama kali didirikan pada tanggal 18 Mei 2001. Diantara yang berperan dalam pendirian BMT Sumber Usaha adalah tokoh-tokoh masyarakat dan ulama desa Karang Duren. Diantara tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya BMT adalah Bp. Dhofari S.Pd., Bp. Drs. H. Sholiminudin, Bp. H.A. Djuremi dan para ulama yang ada di desa Karang Duren, Kec. Tengaran seperti KH. Fatcul Mu’in. Lembaga keuangan ini mendapat perizinan menjadi salah satu Unit Otonomi Simpan Pinjam dari Koperasi dan Pembinaan Menengah dengan Badan Hukum Koperasi nomor 236/BH/KDK.II.I/188.4/VII/2001 pada tanggal 4 Juli 2001. Lokasi pertama lembaga ini beroperasi adalah Pasar Lama Kembangsari yang saat ini telah menjadi markas TNI. Kemudian di tahun 2005 telah menempati gedung baru di Kompleks Kios Pasar Kembangsari Baru dengan ruangan yang representatif dan lokasi yang strategis. 2. Visi dan Misi Visi BMT Sumber Usaha sebagai suatu badan usaha atau lembaga yang memiliki kegiatan yang berlandaskan syariah Islam dalam upaya meningkatkan dan atau mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi umat secara umum dan masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha. Visi ini mewujud ke misi yang tertuang sebagai berikut : a. Ikut serta dalam meningkatkan atau memajukan kualitas kehidupan sosial ekonomi umat. b. Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak – pihak yang memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada BMT Sumber Usaha c. Mengusahakan pertumbuhan BMT Sumber Usaha seoptimal mungkin 3. d. Memberikan kontribusi positif bagi umat Islam e. Memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja. Perkembangan Usaha Dari waktu ke waktu BMT Sumber Usaha menujukkan perkembangan yang pesat. Modal awal Rp 29.000.000,00 ( Dua Puluh Sembilan Juta Rupiah ) dan hingga Desember th 2006 sudah mencapai modal Rp.181.807.000,00 (Seratus Delapan Puluh Satu Juta Delapan Ratus Tujuh Ribu Rupiah), dengan asset Rp 4,8 Milyard. Sedangkan sumber daya insani dari 3 orang menjadi 8 orang. Kepercayaan masyarakat meningkat dengan dapat dihimpunnya dana dari anggota sebesar Rp 3,1 Milyard dengan jumlah anggota 2800 orang dan jangkauan operasional di sekitar pasar Kembangsari, desa Karangduren, wilayah kecamatan Tengaran dan Salatiga. Ini menunjukkan bahwa BMT Sumber Usaha semakin dipercaya masyarakat di sekitar BMT SUMBER USAHA. 4. Struktur Organisasi Adapun Struktur Organisasi di BMT Sumber Usaha Kembangsari periode 2009-2011 adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. STRUKTUR ORGANISASI BMT “SUMBER USAHA” KEMBANGSARI PERIODE 2009 – 2011 DEWAN PENASEHAT BADAN PENGAWAS PENGURUS MANAGER ACCOUNTING BAGIAN PEMBIAYAAN TELLER PEMASARAN a. Pengurus : 1) Ketua : Wignyo Gutomo,SH 2) Sekretaris : Waluya, S.Pd 3) Bendahara : Dhofari, S.Pd.,MM b. Pengelola : 1) Manager : Rodliyatul Hani’ah, SE 2) Accounting : Luthfi Al Jauhari. S.Ag. 3) Teller : Yulianingsih,SE 4) Bag. Pemby. : Totok Pramono, SE 5) Bag. Pemby. : Nur Kholiq 6) Pemasaran : Alip Wiyono, SE 7) Pemasaran : Anida Fitri Nur Susanti 8) Office Boy : Saliq, S.Ag. c. Badan Pemeriksa : 1) Ketua : Agus Joko Susilo, SE 2) Anggota : Rinif Budi Prasetyo, SH Joko Purwadi, S.Pd. d. Dewan Penasehat : 1) Drs.H. Soliminudin,MM 2) H. M. Zuhri Tugas-tugas pengelola di BMT Sumber Usaha Kembangsari 1. Manajer a. Mengoptimalkan sumber daya yang ada di BMT Sumber Usaha tengaran guna mencapai BMT yang profesional (sehat dan efisien). b. Menyusun anggaran c. Menyusun strategi dan rencana kerja untuk mencapai anggaran d. Mengkoordinasikan aktifitas penghimpuna dana dan penyaluran pembiayaan dengan aman dan lancar e. Memastikan laporan keuangan tepat waktu dan benar f. Sistem dan prosedur operasianal dilaksanakan sesuai ketentuan g. Meningkatkan, memelihara dan mengamankan harta BMT h. Menindaklanjuti hasil evaluasi / pemeriksaan Dewan Syari’ah 2. Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus. a. Mereview aplikasi pembiayaan sebelum menyetujui dan merekomendasikan b. Melakukan penilaian secara menyeluruh untuk mengatur kelayakan usaha calon direktur c. Merekomendasikan / mengusulkan penyelesaian pinjaman bermasalah d. Meningkatkan ketrampilan dan profesionalisme SDM 3. Tanggung jawab manager: Terkoordinasinya semua aktifitas BMT baik dibidang operasi, investasi, pembiayaan, pemasaran, dan SDM dengan sebaik-baiknya. a. Tercapainya citra yang baik dan hubungan yang harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar BMT Sumber Usaha Kembangsari b. Pencapaian target sesuai anggaran yang telah ditetapkan 4. Accounting a. Mengelola administrasi pembukuan dan laporan kegiatan. b. Melaksanakan pembukuan atas transaksi yang dilaksanakan setiap hari. c. Membuat laporan neraca dan rugi/laba harian dan bulanan. d. Memproses, mengelola pembukuan transaksi bank. e. Melaksanakan buku yang menjadi tanggung jawab pembukuan. f. Membuat laporan bulanan setiap periode. 5. Bagian pembiayaan a. Melayani pembukuan sampai dengan pencairan deposito serta pembebanan bagi hasilnya. b. Melayani pembukuan sampai dengan penutupan rekening tabungan. c. Memberikan informasi kepada nasabah mengenai bagi hasil tabungan dan deposito yang berlaku. d. Memeriksa kelengkapan akad pembiayaan. e. Memonitor proses penandatanganan akad pembiayaan. f. Merencanakan pengembangan SDM. g. Mensupervisi peraturan kekaryawanan. h. Mengontrol penggunaan blangko deposito (nomor deposito). i. Melaksanakan proses pembukuan dan pencairan deposito. j. Membuat register mutasi deposito / tabungan. k. Membuat cadangan bagi hasil deposito. l. Mencetak posisi tabungan ke buku tabungan nasabah. m. Pembukuan dan pencairan deposito. n. Bertanggung jawab terhadap kerahasiaan data nasabah. 6. Teller a. Melayani transaksi harian secara tunai di counter. b. Mengelola kas dan uang tunai. c. Memberi informasi dan penjelasan. d. Memeriksa ulang transaksi nasabah. e. Mengakses mutasi harian ke komputer sesuai pass pengolahan datanya. f. Mencocokan transaksi harian dengan nominal uangnya. 7. Pemasaran a. Melaksanakan wawancara dengan calon debitur. b. Mengadakan pemeriksaan ke lokasi usaha. c. Mengadakan pemeriksaan dan penilaian jaminan pembiayaan. d. Membuat laporan analisa pembiayaan. 8. Dewan Pengawas a. Mengawasi seluruh kegiatan BMT dalam aspek syari’ah b. Memberikan persetujuan pemberian pembiayaan besar 9. Dewan Penasehat Memberikan nasehat kepada manager untuk menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan syariat Islam. B. Kegiatan BMT Sumber Usaha Tidak berbeda dengan lembaga keuangan lain, BMT Sumber Usaha mempunyai suatu kegiatan usaha yaitu mengelola perputaran uang khususnya untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat dan pada umumnya ikut serta membangun tatanan ekonomi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jenis pelayanan yang diselenggarakan berbentuk usaha simpan pinjam. Adapun produk-produk yang dikelola antara lain: a. Simpanan (Funding) a. Si – Rela Adalah simpanan suka rela lancar yang setoran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kerja. Bagi hasil keuntungan dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian dan diberikan setiap akhir bulan langsung menambah saldo SI – Rela. Syarat – syarat : - Pembukaan rekening atas nama perorangan / lembaga - Setoran pertama Rp. 10.000,- - Setoran selanjutnya minimal sebesar Rp. 2.000,- - Penarikan dapat dilakukan setiap jam kerja Keuntungan : - Bagi hasil keuntungan dihitung atas saldo rata-rata harian dengan kadar keutungan sebesar 30 : 70 Rumus yang digunakan dalam menghitung bagi hasil Total Rata2 Tabungan A X Pendapatan Kotor PYD X 30% Total Rata2 Aset Ket. : 30 adalah nisbah untuk nasabah 70 % adalah nisbah untuk BMT PYD : Pembiayaan Yang Diberikan b. Si suka Adalah simpanan Suka Rela Berjangka atas dasar akad wadiah yadlomanah yang dikelola dengan sistem syariah Islam. Jangka waktu jatuh tempo 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Syarat – syarat : - Pembukaan rekening atas nama perorang / lembaga - Pembukaan Rekening dengan setoran minimal Rp. 1.000.000,- b. Pembiayaan (Lending) a. Mudharabah (MDA) Adalah pembiayaan yang dilakukan untuk membiayai seluruh modal yang diperlukan nasabah. Dan atas keuntungan yang diperoleh nasabah disepakati pembagiannya atara nasabah dengan BMT. Modal yang dimanfaatkan ini dikembalikan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. b. Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan nasabah dan nasabah akan membayar harga barang tersebut secara mengangsur ditambah jumlah keuntungan (mark up) yang diberikan kepada BMT. c. Qardhul Hasan Pinjaman kebijakan untuk usaha yang produktif bagi yang berhak. Dalam akad ini peminjam hanya berkewajiban mengembalikan pinjaman sebesar pokok pinjaman tanpa tambahan apapun. C. Permodalan Modal BMT Sumber Usaha Kembangsari berasal dari sisa hasil usaha, simpanan anggota, pinjaman pemerintah dan simpanan dari masyarakat selain anggota. a. Sisa Hasil Usaha (SHU) Sisa hasil usaha merupakan keuntungan yang diperoleh selama melakukan operasional. Perhitungannya dilakukan setiap satu tahun sekali. Setelah SHU dibagikan kepada anggota sesuai dengan porsi pembagian berdasarkan aturan yang ada, maka kelebihannya dijadikan modal olej BMT. b. Simpanan Pokok Dalam BMT Sumber Usaha simpanan pokok ini dihitung dalam lembaran usaha. Setiap saham senilai Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) c. Simpanan Wajib Simpanan wajib dikenakan bagi setiap anggota, besarnya yaitu Rp 10.000,- per bulan. Namun dalam prakteknya simpanan wajib ini dibayarkan sekali dalam setahun. d. Pinjaman Pemerintah Pada tahun 2003 BMT Sumber Usaha Kembangsari mendapatkan pinjaman sebesar Rp 250.000.000,- dari pemerintah. Pinjaman ini diberikan dengan periode pengembalian selama 3 tahun. e. Modal Penyertaan Dana ini diperoleh dari masyarakat diluar anggota. Mereka menitipkan sejumlah uang untuk dikelola guna mendapatkan pembagian dari SHU yang ada di BMT Sumber Usaha. BAB IV ANALISIS A. Format dan Konsep CSR (Corperate Social Responsibility) BMT Sumber Usaha Kembang Sari Dalam menjalankan sebuah usaha tidaklah terlepas dari kegiatan sosial, perusahaan mewajibkan dirinya untuk bisa menjalin hubungan antara masyarakat setempat dengan baik. Hal tersebut juga telah di lakukan oleh BMT Sumber Usaha yang mana sebuah perusahaan telah melakukan aktifitas sosialnya. Hal tersebut dapat dilihat dengan seperti berikut. a. Beasiswa Anak SMP Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak SMP 2 Tengaran Bp. Dhofari, S.Ag. sebagai kepala sekolah, mengatakan bahwa Beasiswa diberikan setiap satu tahun sekali dengan jumlah Rp 300.000,- per anak. Beasiswa tersebut diberikan hanya kepada siswa yang benar-benar tidak mampu. Setiap tahunnya BMT Sumber Usaha memberikan beasiswa kepada 6 siswa yaitu 2 siswa kelas 1, 2 siswa kelas 2, dan 2 siswa kelas 3. Jadi tiap tahunnya jumlah beasiswa yang diberikan sebesar Rp 1.800.000,- b. Pemberian Hadiah Bagi Siswa Berprestasi Jumlah hadiah yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha kepada SMP2 Tengaran sebesar Rp 1.000.000,-. Hadiah tersebut diberikan tidak berupa uang melainkan berupa barang seperti, baju, dan perlengkapan sekolah lainnya. Hadiah tersebut diberikan setiap tahunnya pada acara perpisahan kelulusan siswa. c. Pemberian Bantuan Sembako Kegiatan ini bertujuan sebagai bentuk tanggung jawab social BMT Sumber Usaha bagi warga sekitar yang tergolong dalam kategori kurang mampu. Bantuan yang diberikan berupa bahan makanan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan lain-lain. Kegiatan pembagian sembako ini mengeluarkan biaya sebesar Rp 17.280.000,-. Sembako ini diberikan setiap setahun sekali pada acara ulang tahun BMT Sumber Usaha. mekanisme pemberian bantuan ini adalah BMT mendata warga sekitar yang kurang mampu kemudian pihak BMT, dalam hal ini karyawan di bantu warga setempat memberikan secara langsung bantuan sembako di rumah masing-masing. Hal tersebut di lakukan untuk mengantisipasi terjadinya kekisruhan dalam pembagian tersebut. Tabel 4.1. Jumlah Pengeluaran Sembako Pada BMT Sumber Usaha No Jumlah Rp Keterangan 1 Beras 5kg x 200 sak ( Rp 37,500 x 200 ) 7.500.000 2 200kg gula pasir ( Rp 11,250 x 200 ) 2.250.000 3 400 box teh sari wangi ( Rp 3,750 x 400 ) 1.500.000 4 200 L minyak Hemart ( Rp 12,000 x 200 ) 2.400.000 5 2000 bks mie Sedap ( Rp 1,225 x 2000 ) 2.450.000 6 6 lakban ( Rp 6000 x 6 ) 7 200 kardus ( 4.500 x 200 ) 900.000 8 Santunan Umi Fasilah Kembang Sari 200.000 9 Transport angkutan sembako 30.000 50.000 17.280.000 Jumlah Sumber: BMT Sumber usaha Kembang Sari d. Pemberian Bantuan Untuk Kegiatan TPA Sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan khususnya di bidang agama, BMT sumber usaha memberikan tambahan bantuan berupa insentif kepada tenaga pengajar TPA, yang diharapkan dapat meningkatkan semangat para pengajar untuk mendidik para santri. Mekanisme pemberian bantuan tersebut adalah dengan memberikan uang kepada pengurus masjid untuk di berikan kepada pengajar TPA sebagai tambahan setiap bulannya, jumlah tambahan yang di berikan BMT kepada TPA adalah 1.000.000 di berikan setiap tahun satu kali e. Pemberian Bantuan Untuk Masjid Masjid merupakan salah satu sarana tempat beribadah, yang harus di jaga baik dalam kebersihan maupun kenyamanan untuk beribadah, kebutuhan masjid setiap hari seperti air listrik, dan properti lain juga harus di penuhi, oleh karena itu BMT Sumber Usaha memberikan bantuan secara cuma-cuma, mengingat pemasukan yang di dapat oleh masjid tersebut masih sangat sedikit. Jumlah bantuan yang di berikan BMT terhadap masjid dalam satu tahunnya mencapai kurang lebihnya 1.500.000 Dalam pemberian bantuan tersebut tidak di berikan secara tunai, namun dalam kebutuhan masjid tersebut BMT sering sekali memberikan bantuan dengan rincian sebagai berikut. Tabel 4.2. No Keterangan Jumlah 1 Listrik 12 Bulan ( 30.000 x 12 ) 360.000 2 Air 12 Bulan ( 40.000 x 12 ) 480.000 3 Kebutuhan lain-lain 660.000 Jumlah Sumber: BMT Sumber usaha Kembang Sari 1.500.000 Tabel 4.3. Rincian Dana CSR ( Corperate Social Responsibility ) BMT SUMBER USAHA TAHUN 2011 No Bidang 1 Bidang pendidikan 2 Bidang sosial 3 Bidang keagamaan Nama kegiatan Jumlah % 1.800.000 1.000.000 7,9 4,4 17.280.000 76,5 untuk 1.500.000 6,7 untuk 1.000.000 4,4 22.580.000 100 a. Beasiswa anak smp b. Pemberian hadiah bagi siswa yang berprestasi Pemberian bantuan sembako a. Pemberian bantuan kegiatan TPA b. Pemberian bantuan mushola Jumlah Sumber: BMT Sumber usaha Kembang Sari B. Dampak Program CSR Terhadap Peningkatan Asset BMT Sumber Usaha Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa program CSR sangat berpengaruh terhadap asset perusahaan BMT Sumber Usaha, hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya praktek CSR mempengaruhi peningkatan perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan teori, bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, maka akan timbul kepuasan bagi masyarakat sendiri sehingga dengan sendirinya untuk memilih. teori tersebut sering sekali di lakukan oleh perusahaan perusahaan lainnya dan hasilnyapun juga tidak akan sia-sia. Dengan adanya CSR (Corperate Cocial Responsibility) dalam perusahaan memang sangat penting sekali, tanpa adanya CSR perusahaan tersebut di anggap perusahaan yang pelit, hal tersebut juga bisa menjadi sorotan masyarakat bahwa nilai-nilai sosial perusahaan tersebut sangat kurang, sehingga menimbulkan kerenggangan terhadap hubungan masyarakat setempat. Namun untuk menerapkan CSR (Corperate Cocial Responsibility) juga harus membutuhkan dana yang tidak sedikit, sedangkan melihat keadaan perusahaan tersebut asset nya masih sedikit. Jadi tidak mungkin perusahaan bisa menggunakan program CSR (Corperate Cocial Responsibility). Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan sebelum dan sesudah adanya CSR pada BMT Sumber Usaha Kembang Sari. a. Keadaan BMT Sebelum Adanya CSR Berikut data BMT Sumber Usaha pada Th 2001-2004, yang mana perusahaan tersebut belum melakukan program CSR (Corperate Social Responsibility) Tabel 4.4. Laju Perkembangan Koperasi BMT Sumber Usaha Tahun 2001-2004 Keterangan No 2001 2002 2003 2004 1 Asset 236.970.984 564.852.185 1.188.819.540 2.263.416.652 2 Kas 19.776.150 31.426.450 35.539.350 116.238.450 3 Penempatan pada bank 66.002.825 68.573.635 265.610.135 397.261.835 4 Penempatan pada koperasi - 50.000 50.000 34.500.000 5 Pembiayaan di berikan 152 240 372 476 148.581.550 440.244.200 827.065.900 1.629.623.817 Jumlah anggota Pembiayaan 6 Harta ttp, invs & persediaan 1.139.750 7.941.500 8.788.155 13.741.850 7 Biaya di bayar di muka 1.470.709 16.616.400 21.766.000 76.077.700 8 Dana pihak KE III 151.605.503 276.705.370 784.561.137 1.632.157.626 Dana pinjaman 40.000.000 160.000.000 199.166.584 320.833.300 9 Modal dasar 32.000.000 80.600.000 116.800.000 143.355.000 10 Cadangan 279.650 4.000 5.539.896 26.519.008 11 Pendapatan 28.721.416 131.466.471 246.893.659 442.430.091 12 Beban biaya 20.335.585 84.009.487 165.152.155 306.428.373 13 Laba rugi tahun lalu - 8.085.831 47.456.984 - 14 Laba rugi tahun berjalan 8.085.831 47.456.984 81.741.504 136.001.718 Sumber: BMT Sumber usaha Kembang Sari Tahun 2001-2004 Dari data di atas menunjukkan bahwa asset yang di miliki oleh BMT masih sedikit, jadi pada dasarnya BMT SUMBER USAHA memang belum mampu untuk mengadakan program CSR (Corperate Cocial Responsibility) pada tahun dimana kekayaan perusahaan masih begitu minim. Jadi CSR (Corperate Cocial Responsibility) belum bisa di terapkan oleh BMT Sumber Usaha. b. Keadaan BMT Setelah Adanya Program CSR Tabel 4.5. Laju Perkembangan Koperasi BMT Sumber Usaha Tahun 2005-2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Keterangan Asset Kas Penempatan pada bank Penempatan pada koperasi Pembiayaan yang di berikan Jumlah anggota Pembiayaan Harta ttp, inv & persediaan Biaya di bayar di muka Dana pihak KE III Dana pinjaman Modal dasar Cadangan Pendapatan Beban biaya Laba rugi tahun lalu Laba rugi tahun berjalan 2005 2006 2007 2008 3.104.722.681 4.821.106.774 7.586.232.311 10.413.458.003 351.915.875 221.424.500 466.082.425 396.558.425 469.840.039 500.000 1.176.254.732 1.638.512.986 3.880.885.376 500.000 587 807 980 2.129.196.467 3.390.536.000 5.345.647 1.012 6.105.487.100 181.375.300 323.320.950 118.389.500 93.824.600 1.895.000 12.180.000 17.600.000 1.885.787.775 806.545.764 143.355.000 82.241.352 679.627.409 492.834.619 186.792.790 3.106.385.794 1.259.604.050 181.807.000 105.837.910 874.483.795 707.011.775 5.763.776.613 8.935.400.006 1.132.000.000 610.277.778 199.127.000 502.114..500 183.838.091 131.338.091 1.334.901.698 1.608.641.150 1.152.122.813 1.374.313.522 167.472.020 182.778.885 234.327.628 2009 2010 2011 11.893.558.815 427.789.800 15.003.414.959 539.720.700 18.803.231.069 747.314.200 3.105.255.098 3.752.317.511 5.234.085.548 Jumlah anggota 1.170 Pembiayaan 8.378.018.656 Harta ttp,inv & 6 89.518.111 persediaan 7 Biaya di bayar di muka 8 Dana pihak KE III 10.126.863.664 Dana pinjaman 437.500.000 9 Modal dasar 583.887.500 10 Cadangan 178.203.617 11 Pendapatan 2.364.805.323 12 Beban biaya 1.914.648.290 13 Laba rugi tahun lalu 14 Laba rugi tahun berjalan 450.157.033 Sumber: BMT Sumber usaha Kembang Sari 1.406 11.112.138.475 1.586 12.943.086.475 61.983.973 58.584.346 12.995.518.485 470.000.000 120.667.000 1.261.521.000 3.054.676.726 2.808.966.254 171.240.000 15.826.488.075 447.500.000 124.387.000 1.897.977.173 3.211.210.338 2.704.331.519 245.710.472 506.878.819 No 1 2 3 4 5 Keterangan Asset Kas Penempatan pada bank Penempatan pada koperasi Pembiayaan yang di berikan Dapat dilihat dari data di atas bahwa pertumbuhan asset BMT Sumber Usaha sebelum dan sesudah adanya CSR (Corporate Social Responsibility) dapat di lihat dari hasil persentase pada tabel berikut. Tabel 4.6. Pertumbuhan asset sebelum adanya CSR (Corporate Social Responsibility) Th 2001-2005 No Tahun Persentase 1 2 3 2001-2002 2002-2003 2003-2004 138 % 110 % 90 % Jumlah rata-rata 112 % Tabel 4.7. Pertumbuhan asset setelah adanya CSR (Corporate Social Responsibility) Th 2005-2011 No Tahun Persentase 1 2 3 4 5 6 2005-2006 2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 55 % 57 % 37 % 14 % 26 % 25 % Jumlah rata-rata 36 % Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan asset di BMT Sumber Usaha setelah adanya CSR (Corporate Social Responsibility) tidak begitu signifikan pertumbuhannya, di bandingkan sebelum adanya CSR (Corporate Social Responsibility) pada tahun 2001-2004 yang rata-rata pertumbuhan assetnya 112 % sedangkan setelah adanya CSR jangka waktu dalam 6 tahun rata-rata pertumbuhannya hanya 36 %. Jadi penulis menyimpulkan bahwa setelah adanya CSR (Corporate Social Responsibility) pada tahun 2005-2011, sebenarnya masih belum begitu membawa dampak terhadap peningkatan asset BMT Sumber Usaha secara signifikan. Menurut penulis, hal tersebut di sebabkan karena : - Sosialisasi CSR belum menyebar terhadap masyarakat - Biaya alokasi CSR masih terlalu sedikit - Kurangnya komunikasi terhadap masyarakat setempat sehingga penerapan CSR belum tepat sasaran BAB V PENUTUP Setelah membahas teori dan menganalisis hasil penelitian pada BMT Sumber Usaha Kembang Sari, maka pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan dan saran yang semoga dapat bermanfaat bagi BMT Sumber Usaha untuk masa yang akan mendatang. A. KESIMPULAN CSR merupakan kewajiban mutlak perusahaan sebagai suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan berupa kepedulian dan perhatian pada komunitas sekitarnya. Pandangan perusahaan terhadap kewajiban tersebut berbeda-beda. Mulai dari anggapan sekedar basa-basi atau suatu keterpaksaan, hanya untuk pemenuhan kewajiban, hingga pelaksanaan berdasarkan asas kesukarelaan. Bentuk-bentuk CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan dapat diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan yang penerapannya harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat penerima CSR. CSR memberikan manfaat yang sangat besar dalam menyejarterakan masyarakat dan melestarikan lingkungan sekitarnya, serta bentuk investasi bagi perusahaan pelakunya. Investasi bagi perusahaan dapat berupa jaminan keberlanjutan operasi perusahaan dan pembentukan citra positif perusahaan. Manfaat ini dapat diperoleh apabila perusahaan menerapkan CSR atas dasar kesukarelaan, sehingga akan timbul hubungan timbal balik antara pihak perusahaan dengan masyarakat sekitar. Masyarakat akan secara sukarela membela keberlanjutan perusahaan tersebut dan memberikan persepsi yang baik pada perusahaan. Dengan begitu citra positif perusahaan akan terbentuk dengan sendirinya. CSR yang di terapkan oleh BMT Sumber Usaha Kembang Sari memang belum dapat meningkatkan asset yang tinggi terhadap perusahan, hal tersebut sudah menjadi kewajaran perusahaan, karena asset yang di miliki masih begitu sedikit. B. SARAN Berdasarkan fakta dan berbagai teori mengenai CSR (Corperate Social Responsibility), saran yang dapat diajukan dari tulisan ilmiah ini, diantaranya: 1. Sebaiknya perusahaan memandang dan melaksanakan CSR (Corperate Social Responsibility) secara sukarela sebagai bentuk kearifan moral perusahaan. 2. Dalam pelaksanaan dan penerapan CSR (Corperate Social Responsibility), sebaiknya tujuan dan fokus utamanya adalah kesejahteraan masyarakat dan upaya pelestarian lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. 3. Perusahaan sebaiknya menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan komunitas sekitar, agar penerapan CSR tepat pada sasaran yang diharapkan. 4. Memperluas program CSR terhadap masyarakat sekitarnya agar dapat menjalin hubungan silaturrahim yang baik. BAB V PENUTUP C. KESIMPULAN 1. Format dan konsep CSR (Corporate Social Responsibility)BMT Sumber Usaha Kembang Sari. Dalam melakukan aktifitas sosialnya BMT Sumber Usaha memberikan program-program tehadap lingkungan, seperti pemberian Biasiswa terhadap anak SMP Negeri 2 tengaran, Pemberian hadiah bagi seiswa berprestasi, pemberian bantuan sembako kepada masyarakat setempat yang kurang mampu.memberikan bantuan kepada TPA dan bantuan untuk masjid 2. Dampak program CSR terhadap peningkatan asset BMT Sumber Usaha Dengan adanya program CSR pada BMT Sumber Usaha, pertumbuhan asset dari tahun 2005 sampai tahun 2011 tidak begitu signifikan di bandingkan sebelum adanya CSR pada tahun 2001 sampai 2004, yang mana rata-rata pertumbuhan asset nya 112%, sedangkan setelah adanya CSR pada tahun 2005 sampai 2011 dalam jangka waktu enam tahun rata-rata pertumbuhannya hanya mencapai 36%. D. SARAN Berdasarkan fakta dan berbagai teori mengenai CSR(Corperate Social Responsibility), saran yang dapat diajukan dari tulisan ilmiah ini, diantaranya: 5. Sebaiknya Lembaga Keuangan Syariah memandang dan melaksanakan CSR (Corperate Social Responsibility)secara sukarela sebagai bentuk kearifan moral perusahaan. 6. Dalam pelaksanaan dan penerapan CSR(Corperate Social Responsibility), sebaiknya tujuan dan fokus utamanya adalah kesejahteraan masyarakat dan upaya pelestarian lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. 7. Lembaga Keuangan Syariah sebaiknya menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan komunitas sekitar, agar penerapan CSR tepat pada sasaran yang diharapkan. 8. Memperluas program CSR terhadap masyarakat sekitarnya agar dapat menjalin hubungan silaturrahim yang baik. DAFTAR PUSTAKA Greenberg, Jerald & Baron, Robert A. Behavior in Organizations ed.9. New Jersey : Pearson; 2008. Kotler, Philip & Nancy, Lee. Corporate Social Responsibility. New Jersey : Hoboken; 2005. Wibisono, Yusuf. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Fascho Publishing; 2007. Saktiyanti, Rusfadia & Irvan, Jahja M. Menilai Tanggung Jawab Televisi. Jakarta : Piramedia; 2006. Supomo, Bambang. Akutansi Manajemen. Yogyakarta : FE UGM; 2004. Howard, Dick & Fox, James J. Pembangunan yang Berimbang. Jakarta : Gramedia; 2002. Hobbes Thomas, 1997, leviathan, Oxford’s Classics, Oxford University Press, Oxford DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ahmad Sahal Tempat/Tanggal Lahir : Boyolali, 06 Juli 1988 Jenis Kelamin : Laki-laki Warga Negara : Indonesia Agama : Islam Alamat : Desa Gunung Wijil, Bakulan, Cepogo, KAB.Boyolali Jenjang Pendidikan: - TK Gunung Wijil, Cepogo - SDN 02 Pusaka Jaya, Palembang, Muara Enim - MTs Negeri Cepogo - MA Ma’arif Cepogo - DIII Perbankan Syari’ah STAIN Salatiga Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 12 Agustus 2012 Penulis Ahmad Sahal NIM. 201 08 002