GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM TAHUN 2013 DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I D FRADILA WULANDARI NAIDA E J 1311261 ST PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2014 A T AR AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penulis mengucapkan rasa terimakasih atas bimbingan, arahan dan bantuan kepada berbagai pihak yaitu: 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 3. Dian Puspitasari, M.Keb selaku Plh. Ketua Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 4. Sujiyatini, M.Keb selaku Penguji yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 5. Melisa Putri Rahmadhena, SST selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak dukungan dan bimbingan dalam penulisan usulan penelitian. 6. Dewi Zolekhah, SST selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 7. Selaku direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah memberikan izin penelitian. 8. Kedua orang tua dan saudara yang telah membantu terselesainnya Karya Tulis Ilmiah. 9. Teman-teman yang telah membantu dalam penulisan usulan penelitian. 10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua. Penulis A T AR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………. HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. PERNYATAAN ……………………………………………………………….. HALAMAN MOTTO ………………………………………………………….. HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………… KATA PENGANTAR………………………………………………………….. DAFTAR ISI…………………………………………………………………… DAFTAR TABEL………………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… INTISARI………………………………………………………………………. ABSTRACT ……………………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………. B. Rumusan Masalah…………………………………………………… C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. D. Manfaat penelitian…………………………………………………… E. Keaslian penelitian…………………………………………………... BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asfiksia Neonatorum………………………………………………… B. Kerangka Teori……………………………………………………… C. Kerangka Konsep…………………………………………………… D. Pertanyaan Penelitian……………………………………………….. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian………………………………………………... B. Lokasi dan Waktu……………………………………………………. C. Populasi……………………………………………………………… D. Metode Sampling dan Sampel Penelitian……………………………. E. Definisi Operasional…………………………………………………. F. Alat dan Metode Pengumpulan Data………………………………... G. Analisa Hasil………………………………………………………… H. Etika Penelitian……………………………………………………… I. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………… BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……………………………………………………… B. Pembahasan…………………………………………………………. C. Keterbatasan Penelitian……………………………………………… KA TA US P AL A R E ER P IK T S ES D N JE AN .Y I AN Y A RT3 A K A Y G O i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xii xiii 1 3 3 4 6 15 16 16 17 17 17 17 18 18 19 19 19 21 24 31 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………….. B. Saran………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN AN P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR A YAK K A OG T ANI Y S U .Y 32 32 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Hal Definisi Operasional Variabel Penelitian ..……………………….... 17 Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Ibu …………………………………………..… 21 Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Tali Pusat ...…………………...……………….. 21 Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Bayi……….. …………………………………... 22 AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR Daftar Gambar Hal Kerangka Teori ……………………………………..….……... 14 Kerangka Konsep ……………………………………………… 15 Gambar 1 Gambar 2 AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Surat Ijin Studi Pendahuluan dari STIKES Jenderal Achmad Yani Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Iji Penelitian Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penelitian Lampiran 6 Lembar Kegiatan Bimbingan KTI AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM TAHUN 2013 DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA INTISARI Aida Fradila Wulandari1, Dewi Zolekhah2 Latar Belakang: Angka kematian neonatus di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sebesar 19 kematian per 1.000 kelahiran, 27% penyebab kematian neonatus tersebut yaitu asfiksia neonatorum. Asfiksia dapat menyebabkan suplai oksigen ke tubuh menjadi terlambat, jika berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak dan keterlambatan tumbuh kembang. Penyebab tertinggi kematian neonatus di DIY adalah asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum yaitu faktor ibu, faktor tali pusat dan faktor bayi. Asfiksia neonatorum merupakan penyebab utama kematian bayi di Kabupaten Bantul. Studi Pendahuluan yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan data angka kejadian asfiksia neonatorum sebesar 339 bayi (10,88%). AN A YAK K A OG Tujuan: Mengetahui gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. T ANI Y S U .Y P AL A R E ER Metode: Metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dengan metode total sampling. Besar sampel dalam penelitian 339 bayi. Analisis data menggunakan analisis univariate. P D Hasil: Bayi yang mengalami asfiksia neonatorum disebabkan faktor ibu dengan preeklamsia, eklamsia sebesar 31 (59,6%), faktor tali pusat 0 (0%), dan disebabkan faktor bayi dengan persalinan tindakan sebesar 233 (81,2%). N JE S E K Kesimpulan: Kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor ibu mayoritas TI S dikarenakan preeklamsia eklamsia, faktor tali pusat tidak ditemukan dan penyebab asfiksia disebabkan faktor bayi didominasi persalinan tindakan. Kata Kunci: faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum 1 2 Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah A T AR THE DESCRIPTION OF FACTORS CAUSE OF 2013 INCIDENCE IN NEONATAL ASPHYXIA PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL HOSPITAL YOGYAKARTA ABSTRACT Aida Fradila Wulandari1, Dewi Zolekhah2 Background: Neonatal mortality rate in Indonesia is still high at 19/1,000 births, 27% of the cause of neonatal deaths are neonatal asphyxia. Asphyxia can cause oxygen supply to the body becomes too late, if it lasts too long can cause brain bleeding, brain damage and developmental delays. Leading cause of neonatal death was asphyxia neonatorum in DIY. Neonatal asphyxia is a condition where the baby can not breathe spontaneously and regularly soon after birth. The factors that cause the incidence of neonatal asphyxia maternal factors, factors umbilical cord and infant factors. Neonatal asphyxia is a major cause of infant mortality in Bantul. Preliminary studies conducted in Panembahan Senopati Bantul hospital obtained incidence of neonatal asphyxia of 339 infants (10.88%). AN Purpose: To determine the incidence overview of the causes of neonatal asphyxia 2013 in Panembahan Senopati Bantul Hospital. A YAK K A OG Method: Descriptive research method. Sampling with total sampling method. A large sample of 339 infants in the study. Analysis of the data using univariate analysis. T ANI Y S U .Y Result: Infants with neonatal asphyxia due to maternal factors with preeclampsia, eclampsia many as 31 (59.6%), umbilical cord factor 0 (0%), and infant factors caused by labor action many as 233 (81.2%). P AL A R E ER P Conclusion: Incidence of neonatal asphyxia due to maternal factors because the majority of preeclampsia-eclampsia, cord factor was not found and the cause of asphyxia due to factors dominated labor action baby. D N JE S E K TI DIII Midwifery STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Student S Supervisor of scientific papers Keywords: factors cause the incidence of neonatal asphyxia. 1 2 A T AR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengatakan masalah kesehatan setiap tahunnya sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal, 98 % dari kematian bayi terjadi di Negaranegara yang sedang berkembang. Asfiksia merupakan penyebab kematian paling tinggi, kurang lebih 23% dari sekitar 4 juta kematian neonatus diseluruh dunia setiap tahunnya (Lancet, dalam American Academy of Pediatrics dan American Heart Association, 2011). AN Angka kematian neonatus di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sebesar 19 A YAK K A OG tersebut meliputi asfiksia (27%), bayi berat lahir rendah (BBLR) (29%), trauma T ANI Y S U .Y lahir, tetanus neonatorum, kelainan kongenital dan infeksi. Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan megatasi penyebab utama kematian bayi P AL A R E ER baru lahir adalah pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan persalinan P normal/dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional, untuk D N JE menurunkan kematian bayi baru lahir karena asfiksia persalinan harus dilakukan S E K I asfiksia ST pada bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008). oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan ketrampilan manajemen Asfiksia merupakan faktor yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus. Penilaian statistik dan pengalaman klinis atau patalogi anatomis menunjukkan bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir, hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes yang mendapatkan bahwa skor apgar yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan memperlihatkan angka kematian yang tinggi. A T AR kematian per 1.000 kelahiran (SDKI, 2012). Penyebab dari kematian neonatus Asfiksia termasuk dalam bayi baru lahir dengan resiko tinggi karena memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kematian bayi atau sakit berat dalam masa neonatal. Asfiksia dapat menyebabkan suplai oksigen ke tubuh menjadi terlambat, jika terlalu lama membuat bayi menjadi koma, walaupun sadar dari koma bayi akan mengalami cacat otak. Kejadian asfiksia jika berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang. Asfiksia memerlukan intervensi dan tindakan yang tepat untuk meminimalkan terjadinya kematian bayi yaitu dengan cara pelayanan manajemen asfiksia pada bayi baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi, kegiatan difokuskan pada persiapan resusitasi, keputusan resusitasi bayi baru lahir, tindakan resusitasi, asuhan pasca resusitasi dan pencegahan infeksi (Depkes RI, 2008). AN A YAK K A OG kematian asfiksia neonatorum (34,87%), BBLR (19,21%), infeksi (10,67%) dan T ANI Y S U .Y lain-lain (3,20%). Terlihat dari data tersebut bahwa angka kematian tertinggi di DIY disebabkan oleh asfiksia neonatorum (Profil Kesehatan DIY, 2013). Angka P AL A R E ER kematian bayi per kabupaten akibat asfiksia neonatorum di DIY pada tahun 2012 P yaitu Bantul (29,59%), Gunung Kidul (23,46%), Yogyakarta (18,36%), Sleman ND E bayi akibat asfiksia S J neonatorum di DIY terdapat di kabupaten Bantul. Profil E Kesehatan IK Kabupaten Bantul (2013) menyatakan kematian bayi akibat kelainan T S bawaan dan afiksia pada tahun 2012 merupakan penyebab kematian bayi paling (16,32%), Kulon Progo (12,24%). Dari data tersebut angka tertinggi kematian tinggi di kabupaten Bantul. Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul, pada tahun 2013 didapatkan data dari 3113 bayi yang dilahirkan di RSUD Panembahan Senopati Bantul terdapat kejadian asfiksia neonatorum sebesar 10,88%. Dilihat dari masalah yang terjadi diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum pada Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul”. A T AR Kematian bayi di DIY pada tahun 2012 berjumlah 281, dengan penyebab B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran kejadian asfiksia neonatorum pada tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. 2. Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran kejadian asfiksia neonatorum yang disebabkan oleh faktor ibu pada tahun 2013 di RSUD Panebahan Senopati Bantul. AN 2. Diketahuinya gambaran kejadian asfiksia neonatorum yang disebabkan A RT oleh faktor tali pusat pada tahun 2013 di RSUD Panebahan Senopati A AK Bantul. Y OGyang disebabkan 3. Diketahuinya gambaran kejadian asfiksia neonatorum Y NI Senopati Bantul. A oleh faktor bayi pada tahun 2013 di RSUD Panebahan .Y A L A ER D. Manfaat D 1. Manfaat TeoritisEN J Spengetahuan Menambah bagi peneliti dalam melaksanakan penulisan karya E K I T ilmiah ini serta dapat mempraktekkan ilmu kebidanan yang telah Stulis A K A T S U P R E P didapatkan dibangku kuliah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Bidan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Penelitian ini dapat memberikan masukan penting tentang faktor penyebab dari kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul sehingga dapat dilakukan upaya preventif dalam rangka menurunkan angka kejadian asfiksia neonatorum. b. Bagi Perpustakaan STIKES A. Yani Yogyakarta Penelitian ini diharapkan penulisan ini dapat dijadikan bahan tambahan bacaan dan sebagai dasar penelitian untuk melanjutkan penelitian berikutnya. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai masukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian 1. Evi Desfauza (2008) dengan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum pada Bayi Baru Lahir yang di Rawat di RSU dr Pirngadi Medan Tahun 2007” penelitian ini menggunakan AN metode penelitian analitik observasional dengan desain case control, data A YAK K A OG retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang T ANI Y S U .Y signifikan antara 6 faktor yang menentukan kejadian asfiksia neonatorum di RSU dr Pirngadi Medan pada tingkat kepercayaan (CI) 95% diperoleh p. P AL A R E ER value faktor paritas 0.01, hipertensi p. value 0.019, anemia p. value 0.00, P penyakit preeklamsia, eklamsia p. value 0.032, perdarahan ante partum p. ND E logistic mendapatkan 3 faktor memiliki pengaruh paling dominan kejadian SJ E asfiksia IK neonatorum yaitu faktor anemia, dengan nilai B expected paling T S value 0.33, berat badan lahir rendah, prematur p. value 0.00. Analisis regresi besar 6.196, urutan kedua adalah BBLR, prematur dengan nilai B expected 3.601 dan urutan ke 3 adalah paritas dengan nilai B expected 2.320. Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul penelitian, variabel penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, metode penelitian, desain penelitian dan pendekatan waktu yang digunakan. Persamaan dengan penelitian ini yaitu data yang digunakan dalam penelitian. 2. A T AR yang digunakan data sekunder dan pendekatan waktu yang digunakan Mulastin (2012) dengan penelitian yang berjudul “Hubungan Jenis Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSIA Kumala Siwi Pecangaan Jepara” penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik, data yang digunakan adalah data sekunder, pendekatan waktu yang digunakan yaitu retrospektif. Hasil penelitian ada hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum, p. value 0.00 dengan nilai keeratan hubungan sedang (0,293). Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul penelitian, variabel penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, metode penelitian, serta pendekatan waktu yang digunakan. Persamaan dengan penelitian ini yaitu data yang digunakan dalam penelitian. 3. Husin dan Eka Dewi Susanti (2011) dengan penelitian yang berjudul “Hubungan Persalinan lama dengan Asfiksia Bayi Baru Lahir di RSUD dr H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2011” penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik, jenis penelitian korelasi, data yang AN digunakan adalah data sekunder, pendekatan waktu yang digunakan yaitu A RT retrospektif. Hasil penelitian ada hubungan yang bermakna antara persalinan A AK lama dengan kejadian asfiksia neonatorum. Y OG Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul penelitian, variabel penelitian, Y I N A waktu penelitian, metode penelitian, jenisYpenelitian, pendekatan waktu yang . A digunakan. L RA Persamaan dengan penelitian ini yaitu data yang digunakan dalam penelitian. E D EN J S E K TI A K A T S U P R E P S BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta adalah sarana kesehatan milik pemerintah Kabupaten Bantul yang didirikan sejak tahun 1953 yang terletak di jalan Wahidin Sudiro Husodo Bantul dengan luas tanah 1856 m2. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Jetis, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pandak dan sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Sewon. Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta AN A T R A anak, obgyn, syaraf, jiwa, THT, mata, kulit dan kelamin, umum, IGD K24 jam, A Ypelayanan baru rehabilitasi medik. Tumbuh kembang bayi balita, KB dan G O laser dan kulit Yparasis, berupa operasi unit hemodialisa, elektromedik, plasma I ANRumah Sakit Umum Daerah kecantikan dengan pelayanan rawat jalan. Y Motto A. Panembahan Bantul YogyakartaLyaitu kepuasan anda adalah kebahagiaan A R E kami. D N E Rumah Sakit J Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta S E tujuan yaitu: mempunyai K I Sa.T Terwujudnya proses pelayanan yang berkualitas menyelenggarakan pelayanan spesialis yang meliputi penyakit dalam, bedah, A K A T S U P R E P b. Terwujudnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan c. Terwujudnya karyawan yang produktif dan berkomitmen d. Terwujudnya proses pelaporan dan akses informasi yang cepat dan akurat e. Terwujudnya rumah sakit sebagai jejaring pelayanan pendidikan dan penelitian f. Terwujudnya pelayanan non fungsional untuk kepuasan pelanggan 2. Data Hasil Penelitian a. Data hasil penelitian faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor ibu di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2013. Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Ibu Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Faktor Ibu Frekuensi Prosentase Preeklamsia, Eklamsia 31 59,6% Perdarahan (plasenta previa) 10 19,2% Demam Selama Persalinan dan Infeksi Berat 0 0% Persalinan Lama 7 13,5% Postterm 4 7,7% Total 52 100% Sumber data: Rekam Medik RSUD Panembahan Senopati Bantul AN Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa faktor ibu yang menjadi eklamsia sebesar 31 (59,6%). A YAK K A OG T ANI Y S U .Y b. Data hasil penelitian faktor penyebab asfiksia neonatorum disebabkan faktor Tali Pusat Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. P AL A R E ER Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Tali Pusat Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul P NDFaktor Tali Pusat E J Pusat Prolaps Tali S E TIKTali Pusat Pendek S A T AR penyebab terjadinya asfiksia neonatorum paling tinggi adalah preeklamsia, Frekuensi Prosentase 0 0% 0 0% Lilitan Tali Pusat 0 0% Total 0 0% Sumber data: Rekam Medik RSUD Panembahan Senopati Bantul Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak ditemukannya faktor tali pusat sebagai penyebab kejadian asfiksia neonatorum 0 (0%) . c. Data hasil penelitian faktor penyebab asfiksia neonatorum disebabkan faktor Bayi Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Bayi Tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Faktor Bayi Frekuensi Prosentase Kelainan Bawaan 0 0% Persalinan Tindakan 233 81,2% BBLR 15 5,2% Preterm 14 4,9% Ketuban Bercampur Mekonium (Aspirasi 25 8,7% Mekonium) Total 287 100% Sumber data: Rekam Medik RSUD Panembahan Senopati Bantul Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa faktor Bayi yang menjadi AN penyebab terjadinya asfiksia neonatorum paling tinggi adalah A YAK K A OG persalinan tindakan sebesar 233 (81,2%). T ANI Y S U .Y B. Pembahasan P AL A R E ER 1. Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Ibu P A T AR Hasil penelitian tabel 4.1 faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum D N JE disebabkan faktor ibu yang paling tinggi dikarenakan preeklamsia, eklamsia S E K TI ditemukan sebagai penyebab kejadian asfiksia (0%). Hasil penelitian ini Stidak sebesar 31 bayi (59,6%), sedangkan demam selama persalinan dan infeksi berat sesuai dengan penelitian Evi Desfauza (2008) yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara preeklamsia dengan kejadian asfiksia neonatorum. Perubahan fisiologi patalogi yang sering terjadi pada preeklamsia dan eklamsia diantaranya perubahan pada plasenta yaitu gangguan fungsi plasenta mengakibatkan menurunnya aliran darah ke plasenta dan aliran oksigen kejanin berkurang akibatnya terjadi gawat janin, hal ini dapat menyebabkan asfiksia pada bayi baru lahir (Winkjosastro, 2007). Ibu dengan eklamsia bisa mengalami konvulsi, jika konvulsi terjadi selama prenatal atau ketika persalinan, ibu dan janinnya dapat mengalami hipoksia (Wylie Linda & Bryce Helen, 2010). Demam selama persalinan dan infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) tidak ditemukan sebagai salah satu penyebab kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Panembahan Senopati Bantul, hal ini dikarenakan RSUD Panembahan Senopati Bantul sudah melakukan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sebagai salah satu bentuk dari program keselamatan pasien (patient safety). Demam selama persalinan biasanya disebabkan karena terjadinya infeksi berat, sehingga meningkatkan resiko infeksi pada neonatus. Infeksi neonatus ini dapat terjadi intrauterine melalui transplasenta, intrapartum melalui jalan lahir atau proses persalinan dan pascapartum (Kosim M.S, 2009). AN Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) dapat ditularkan dari ibu ke janinnya A YAK K A OG yang dilahirkan bahkan dapat menimbulkan kematian perinatal (Lissauer Tom & Fanaroff Avroy, 2008). T ANI Y S U .Y P AL A R E ER 2. Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Tali Pusat P A T AR melalui plasenta atau ASI sehingga dapat menimbulkan komplikasi pada bayi Hasil penelitian tabel 4.2 faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum D N JE disebabkan faktor tali pusat tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul S E K TI Bantul mayoritas dilakukan dengan seksio caesarea sehingga dapat SSenopati tidak ditemukan 0 (0%), hal ini dikarenakan persalinan di RSUD Panembahan memperingan komplikasi yang akan terjadi pada bayi. Lilitan tali pusat dapat menyebabkan tali menjadi pusat pendek. Tali pusat yang pendek dapat menyebabkan persalinan lama atau kala II lama, tali pusat putus dan solusio plasenta, keadaan ini mengakibatkan penurunan aliran darah dan oksigen melalui tali pusat ke janin sehingga bayi dapat mengalami asfiksia. Pertolongan persalinan dengan prolaps tali pusat sering dilakukan dengan seksio caesarea, artinya janin akan dilahirkan perabdomen sehingga janin tidak akan menekan tali pusat dan tidak terjadi penurunan aliran darah ke janin akibat tali pusat yang terjepit, berbeda apabila persalinan dilaksanakan secara normal (melalui jalan lahir), maka tali pusat akan terjepit pada saat tali pusat melewati jalan lahir. Prolaps tali pusat merupakan indikasi mutlak untuk persalinan secara seksio caesarea (Andry, 2013). 3. Gambaran Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Disebabkan Faktor Bayi Hasil penelitian tabel 4.3 faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor bayi yang paling tinggi dikarenakan persalinan tindakan sebesar 233 bayi (81,2%), sedangkan kelainan bawaan yang mempengaruhi pernapasan seperti hernia diafragma dan atresia coana tidak ditemukan sebagai penyebab kejadian asfiksia (0%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mulastin (2012) dalam penelitiannya menyatakan ada hubungan yang AN signifikan antara jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum. A RdiT Persalinan tindakan yang menyebabkan asfiksia neonatorum tahun 2013 A K Apersalinan, RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu letak sungsang, induksi Y OG komplikasi distosia bahu dan gamelli. Letak sungsang dapat menimbulkan Y NI karena kompresi pada tali pada bayi seperti hipoksia, asfiksia lahir yangA terjadi Y . plasenta A pusat, prolaps tali pusat atau pelepasan prematur (Boyle Maureen, L A untuk bernapas spontan dari pada bayi 2007). Bayi sungsang lebihRlambat E D dengan presentasi N kepala, dan memerlukan resusitasi bag and mask untuk E J S pernapasan. menegakkan Bayi sungsang yang dilahirkan pervaginam biasanya E K TI apgar pada 1 menit pertama lebih rendah (Chapman Vicky, 2006). Snilai A K A T S U P R E P Persalinan tindakan dengan induksi dapat menimbulkan kontraksi rahim yang berlebihan, pecahnya vasa previa, prolaps bagian kecil janin terutama tali pusat dan gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetania uteri atau solusia plasenta sehingga dapat terjadi fetal distress (Manuaba, 2007). Persalinan dengan distosia bahu dapat mengalami komplikasi perinatal diantaranya trauma medula oblongata seperti gangguan pusat vital atau tergangguanya organ terkait jantung dan pernapasan yang menimbulkan asfiksia dan gangguan kesadaran (Manuaba, 2007). Persalinan gamelli dizigotik dapat terjadi komplikasi, antara lain terdapat pertumbuhan plasenta yang baik pada satu janin yang mengalahkan tumbuh kembang plasenta yang lainnya sehingga dapat terjadi asfiksia sampai dengan kematian. Kejadian ini sangat mungkin jika implantasi plasentanya berdekatan (Manuaba, 2007). Kelainan bawaan seperti hernia diafragma dan atresia coana tidak ditemukan sebagai salah satu penyebab dari faktor bayi yang mempengaruhi terjadinya asfiksia neonatorum tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul, hal ini terjadi karena pada tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul memang tidak ditemukannya kejadian kelainan bawaan dengan hernia diafragma dan atresia coana. Usia Ibu yang melahirkan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2013 mayoritas ibu dengan usia reproduksi sehat (2035 tahun) sehingga dapat mengurangi kejadian kelainan bawaan. Faktor AN penyebab terjadinya kelainan bawaan salah satunya adalah faktor dari umur A YAK K A OG beresiko tinggi. Hamil pada usia >35 tahun bayi dapat memberikan dampak T ANI Y S U .Y seperti bayi meninggal atau cacat (Winkjosastro, 2007). Kenner dkk (2007) menyatakan komplikasi dari hernia diafragma diantaranya gangguan P AL A R E ER pernapasan dikarenakan lambung, usus kecil dan besar, liver serta limpa P menekan paru-paru. Tekanan ke paru-paru mulai terjadi di awal kehidupan ND E paru meningkat. S J Paru-paru pada umumnya tidak akan berkembang baik dengan E lebih IKsedikit bronchioles dan alveoli, serta mengalami perkembangan vaskular T Syang buruk dengan sel-sel surfaktan kurang efektif. Kasus atresia koana gestasi (<25 minggu) kemungkinan terjadinya pulmonari hipoplasia di paru- merupakan obstruksi jalan napas atas pada neonatal. Coana adalah sekat yang memisahkan dari nasopharing dengan struktur yang dikenal sebagai membran bucconasal, yang normalnya perforasi selama kehamilan. Kegagalan dari pembentukan ini sehingga menghasilkan obstruksi jalan napas (Kenner dkk, 2007). A T AR ibu, ibu dengan usia reproduksi yang tidak sehat merupakan kehamilan C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya meneliti menggunakan data sekunder, sehingga tidak semua penyebab asfiksia neonatorum dapat diungkapkan atau dianalisa oleh peneliti karena kekurangan data pendukung dari rekam medis serta peneliti juga tidak dapat melihat kondisi responden secara langsung. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor ibu tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul paling tinggi dikarenakan preeklamsia, eklamsia. 2. Gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor tali pusat tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul tidak ditemukan. 3. Gambaran faktor penyebab kejadian asfiksia neonatorum disebabkan faktor AN bayi tahun 2013 di RSUD Panembahan Senopati Bantul paling tinggi dikarenakan persalinan tindakan. A YAK K A OG T ANI Y S U .Y B. Saran 1. P AL A R E ER Bagi Peneliti Diharapkan P peneliti dapat D N E Bagi Bidan J S E Diharapkan dapat melakukan K TI memotivasi diri untuk mengembangkan penelitiannya sehingga bisa melakukan penelitian yang lebih baik lagi 2. upaya skrining pada ibu hamil sehingga S kehamilan patalogi seperti preeklamsia dan kehamilan malpresentasi dapat diketahui serta dapat dilakukan upaya untuk mencegah komplikasi pada bayi baru lahir seperti asfiksia neonatorum. 3. Bagi Perpustakaan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan tambahan bacaan bagi pengguna perpustakaan. A T AR 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian menggunakan data primer atau observasi sehingga peneliti dapat mengupulkan data secara lengkap yang tidak terfasilitasi di rekam medik. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR DAFTAR PUSTAKA Abdoerrachman. (2007). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia Andry. (2013). Health First. Vol. 23. Jakarta: Rumah Sakit Pondok Indah Group Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Boyle Maureen. (2007). Kedaruratan dalam Persalinan. Jakarta: EGC Chapman, V., (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta: EGC Dahlan, M.S. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: salemba Medika AN Depkes RI. (2009). Asuhan Bayi Baru Lahir dan Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia. Jakarta: Depkes RI A T R A --------------. (2008). Asuhan Persalinan Normal: Asuhan Esensial, Pencegahan, AK dan Penanggulangan segera Komplikasi Persalinan Y dan Bayi Baru G Lahir. Jakarta : JNPK-KR YO I N Asfiksia Neonatorum. --------------. (2008). Pencegahan dan Penatalaksanaan A Y Jakarta: Depkes RI A. L Dinas Kesehatan DIY. (2013). Profil RA Kesehatan DIY Tahun 2013. Yogyakarta E Dinas Kesehatan Kabupaten ND Bantul. (2013). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul E TahunJ2013. Bantul S E K Kementrian Kesehatan RI.(2010). Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta: I T S Kementrian Kesehatan RI A K A T S U P R E P Kenner., & Lott. (2007). Comprehensive Neonatal Care: An Interdisciplinary Approach. Philadelphia: Saunders, an Imprint of Elsevier Inc. Kosim, MS. (2009). Infeksi Nonatal Akibat Air Ketuban Keruh. Sari Pediatri. Vol 11, No 3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang. Lorna, D,. & Sharon, M. (2011). Pemeriksaan Kesehatan Bayi. Jakarta: ECG Manuaba, I.B.G,. dkk (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: ECG Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: ECG Muslihatun, W.N. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Patricia, W.L,. Marcia, L.L,. & Sally, B.O. (2006). Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru Lahir ed.5. Jakarta: ECG Reeder,. dkk. (2011). Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. Jakarta: ECG Sastrawinata, S., dkk. (2004). Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patalogi. Jakarta: EGC Tom, L,. & Avroy, A.F. (2008). At a Glance Neonatalogi. Jakarta: Erlangga USAID, BPS, BKKBN, MHS. (2012). Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Mini Of Health AN Winkjosastro. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR