pengaruh ukuran kantor akuntan publik, ukuran perusahaan

advertisement
PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, UKURAN
PERUSAHAAN, KESULITAN KEUANGAN, OPINI AUDIT DAN
PERGANTIAN MANAJEMEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2011-2014
Widia andriani
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tajungpinang Kepulauan Riau
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Ukuran Kantor Akuntan
Publik, Ukuran Perusahaan, Kesulitan Keuangan, Opini Audit dan Pergantian
Manajemen Terhadap Auditor Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Populasi pada penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling. Model analisis
untuk penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa secara parsial Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor
Switching sedangkan Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan,
Kesulitan Keuangan, Pergantian Manajemen tidak berpengaruh terhadap Auditor
Switching. Secara simultan Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan,
Kesulitan Keangan, Opini Audit dan Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap
Auditor Switching
Kata Kunci: Auditor Switching Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran
Perusahaan, Kesulitan Keuangan, Opini Audit, Pergantian
Manajemen,
PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak perusahaan yang go publik yang beroperasi di Indonesia,
sehingga mempengaruhi perekonomian di Indonesia saat sekarang ini, semakin
banyak perusahaan maka semakin banyak juga jasa audit yang di butuhkan untuk
peningkatan kualitas laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang baik
adalah laporan keuangan yang di audit oleh auditor yang independen agar hasil nya
dapat diandalkan oleh pemakai laporan keuangan. Independensi auditor sangat di
butuhkan karena jika auditor tidak independensi maka perusahaan akan mengganti
atau memilih auditor lain yang memiliki indepedensi yang bagus. Dengan
banyaknya kebutuhan terhadap jasa audit maka semakin banyak juga KAP yang
beroperasi. Sehingga perusahaan bisa memilih KAP mana yang akan mengaudit
laporan keuangan mereka. di sisi lain Kantor Akuntan publik pun akan berusaha
untuk memberikan jasa audit yang baik sehingga klien (perusahaan) bersedia untuk
di audit
Banyak negara menetapkan peraturan terkait dengan pergantian auditor. Di
Indonesia contohnya Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum
atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) untuk waktu 5 (lima) tahun dan oleh seorang Akuntan Publik dalam
waktu 3 (tiga) tahun. Hal ini diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor
359/KMK.06/2003 pasal 2. Peraturan ini kemudian disempurnakan dalam
Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 di mana pemberian jasa audit
atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP untuk waktu 6 (enam) tahun dan
oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun.
Peraturan mengenai auditor switching dijelaskan kembali dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan
Publik. Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit atas informasi
keuangan historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi
paling lama untuk lima tahun buku berturut-turut sedangkan pemberian jasa audit
oleh Kantor Akuntan Publik tidak di batasi (pasal11 ayat 1). Akuntan publik yang
telah memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap entitas dapat
memberikan kembali setelah dua tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa
tersebut (pasal 11 ayat 4).
Perusahaan yang akan diteliti adalah jenis perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Perusahaan manufaktur
merupakan perusahaan yang memiliki jumlah emiten terbanyak di bandingkan
perusahaan jasa ataupun perusahaan dagang, sehingga diharapkan hasil penelitian
ini menghasilkan pengujian yang dapat mewakili keseluruhan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian kembali dengan judul “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik,
Ukuran Perusahaan, Kesulitan Keuangan, Opini Audit Dan Pergantian
Manajemen Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar D Bei Tahun 2011-2014”
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Teori Keagenan (Agency Theory)
Para menejer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan yaitu pemegang saham,
untuk membuat keputusan,dimana hal ini menciptakan potensi konflik yang dikenal
dengan teori keagenan (agency theory). Hubungan keagenan terjadi jika satu atau
lebih individu yang di sebut sebagai principal menyewa individu atau organisasi
lain, yang di sebut sebagai agent, untuk melakukan sejumlah jasa dan
mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan terhadap agent tersebut
(Brigham&Houston, 2009:26)
Auditor Switching
Auditor switching merupakan perpindahan auditor atau KAP yang di lakukan
oleh perusahaan klien. Apapun kemungkinan yang akan terjadi, perhatian utama
tetap pada alasan apa saja yang mendasari terjadinya peristiwa auditor switching
tersebut dan kemana klien tersebut akan berpindah auditor. Alasan pergantian
auditor dapat terjadi karena peraturan yang membatasi masa perikatan audit, seperti
yang terjadi di Indonesia. Alasan lain pergantian karena adanya ketidaksepakatan
atas praktik akuntansi tertentu maka klien akan pindah ke auditor yang dapat
bersepakat dengan klien (Wijayani, 2011;17).
Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang pemberi jasa
profesional dalam praktek akuntan publik, (Mulyadi,2013:61).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan KAP/auditor yang bereputasi
adalah KAP/ auditor yang termasuk Big 4, sehingga perusahaan tidak akan
mengganti KAP-nya jika KAP tersebut sudah bereputasi. Adapun KAP yang
termasuk dalam kelompok KAP Big 4 yaitu:
1. Deloitte touché tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta
mustofa & Halim; osman Ramli Satrio & rekan; osman bing satrio & rekan.
2. Erns & young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja;
Purwantono , Sarwoko & sandjaja
3. Klynveld Peat Marwick goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan siddharta
siddharta & widjaja.
4. Price water house cooper (PwC) yang berafiliasi dengan haryanto sahari &
rekan; Tanudireja, wibisiena & rekan.
Sumber : www.wikipedia.com
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan suatu skala yang mengklasifikasikan besar kecilnya
perusahaan yang berhubungan dengan financial perusahaan (Utami,2013).
Semakin besar ukuran dari perusahaan maka hubungan antara principal dengan
agent akan semakin meningkat. Ketika ukuran perusahaan menjadi semakin besar
maka pihak pemilik atau principal akan semakin sulit dan semakin komplek untuk
memonitor tindakan dari manajemen. Sesuai dengan teori agensi, manajemen
dianggap cenderung untuk memaksimalkan keuntungan pribadi daripada
mengutamakan keuntungan principal. Jika perusahaan dikategorikan perusahaan
besar maka principal juga menginginkan auditor yang semakin besar pula. Auditor
yang semakin besar dan semakin berkualitas di anggap dapat menfasilitasi
hubungan antara principal dengan agent (manajemen) (Pradipta dan Septiani,
2014:3).
Kesulitan Keuangan
Kesulitan keuangan atau yang biasa disebut juga financial distress
merupakan tahap penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum terjadinya
kebangkrutan, (Arsani dalam Mahantara 2012). Kesulitan keuangan dimulai ketika
perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi
kewajibannya, Brigham dan Daves (dalam Mahantara 2012).
Opini Audit
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang
digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan
keuangan yang disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini
auditor menyatakan semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian
penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip berterima umum
(Mulyadi,2013).
Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen dapat tejadi karena terjadinya konflik kepentingan
antara principal dengan agent. Agen yang lama bertindak tidak sesuai keinginan
principal atau pemilik perusahaan, konflik tersebut merupakan pemicu terjadinya
pergantian manajemen. (Haryanto& Priambardi,2014:3).
Kerangka Pemikiran
Pada bagian ini akan ditunjukkan pengaruh variabel independen terhadap
pengaruh variabel dependen, dimana pada penelitian ini kerangka pemikiran
menggambarkan pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan, kesulitan keuangan,
opini audit dan pergantian manajemen, terhadap auditor switching.
UKURAN KAP
(XI)
H1
UKURAN
PERUSAHAAN
(X2)
H2
KESULITAN
KEUANGAN
(X3)
H3
OPINI AUDIT
X4
H4
PERGANTIAN
MANAJEMEN
X5
H5
H6
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
AUDITOR
SWITCHING
(Y)
Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Auditor Switching
Menurut Wilson dan Grimlund (dalam Nabila (2011:34) KAP besar
biasanya dianggap lebih mampu mempertahankan independensi auditor dari pada
KAP kecil karena mereka biasanya menyediakan berbagai layanan untuk klien
dalam jumlah yang besar sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada klien
tertentu.
H1 : Diduga Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap auditor
switching.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Auditor Switching
Menurut nazri et al (dalam Yanti (2015) ketika ukuran perusahaan
mengalami peningkatan, akan menyebabkan pemilik mengalami kesulitan dalam
memantau tindakan menejer sebagai principal dan agent menjadi lebih jauh,
akibatnya, tingkat biaya agensi juga akan meningkat dan perusahaan kemungkinan
besar memerlukan auditor yang baru (berkualitas tinggi) untuk memberikan
pemantauan yang lebih baik.
H2 : Diduga Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching
3. Pengaruh Kesulitan Keuangan
(Hudaib dan Cooke 2005) menyatakan bahwa perusahaan dengan tekanan
finansial cenderung untuk mengganti KAP dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih sehat. Hal ini dilakukan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan
akan mendapatkan KAP yang menawarkan fee audit yang lebih rendah
dibandingkan dengan KAP sebelumnya.
H3: Diduga Kesulitan Keuangan berpegaruh terhadap Auditor Switching
4. Pengaruh Opini Audit Terhadap Auditor Switching
Alasan suatu perusahaan melakukan Pergantin KAP dapat disebabkan
karena manjemen tidak menyukai apabila auditor mengeluarkan hasil laporan audit
yang kurang baik, karena opini yang kurang baik adalah indikasi bahwa kinerja
manajemen memburuk, ini dapat berpengaruh terhadap kepercayaan investor.
(Priambardi dan Haryanto,2014).
H4: Diduga Opini Audit Berpengaruh Terhadap Auditor Switching
5. Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching
Menurut Darmayanti dan Sudarma (2008) Pergantian manajemen
disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen
berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengontrak atau
mengganti manajemen baru yaitu direktur utama atau CEO ( chief executive
officer). CEO yang baru mungkin juga di ikuti oleh perubahan kebijakan dalam
bidang akuntansi, keuangan dan pemilihan KAP
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek studi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan dan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2011-2014
Operasionalisasi penelitian
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel terikat, variabel yang di pengaruhi atau
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2013:61) Auditor switching adalah
pergantian auditor atau kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan klien
karena beberapa faktor auditor. Variabel auditor switching disini menggunakan
variabel dummy, nilainya hanya 1 atau 0. Jika perusahaan melakukan pergantian
Kantor Akuntan Publik diberi kode 1 dan jika tidak melakukan pergantian Kantor
Akuntan Publik di beri nilai 0 (Sinarwati, 2010:6)
2) Variabel independen
Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen (Sugiyono
2013;61)
1. Ukuran Kantor Akuntan Publik (X1)
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yaitu
KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan BIG
4. Ukuran KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy. Auditor yang
termasuk dalam KAP skala besar (The Big Four) diberi nilai 1, dan auditor yang
termasuk dalam KAP berskala kecil (Non Big Four) diberi nilai 0. (Sholihat et
al 2014:7)
2. Ukuran perusahaan (X2)
Variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini di hitung dengan
menggunakan
Rasio
Ukuran
Perusahaan
perusahaan.(Ginting& Fransisca, 2014:5)
yaitu
dengan
total
asset
3. Kesulitan Keuangan (X3)
Dalam penelitian ini variabel financial distresss diproksikan dengan rasio
DAR (Debt to Asset Ratio). Semakin tinggi proporsi debt to asset ratio, maka
semakin besar risiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham. Tingkat
rasio DAR yang aman adalah 50%.diatas 50% indikator memburuknya kinerja
perusahaan. Subramanyam et al (dalam Andra,2012)
DAR (debt to asset ratio) dapat di rumuskan sebagai berikut, Kasmir (2013):
DAR =
Total Hutang
Total Aset
4. Opini audit (X4)
Menurut Darmayanti
dan Sudarma (2008)
variabel
opini
audit
menggunakan variabel dummy. jika perusahaan menerima opini selain wajar
tanpa pengecualian maka diberi nilai1. Sedangkan jika perusahaan menerima
opini wajar tanpa pengecualian diberi nilai 0.
5. Pergantian Manajemen (X5)
Menurut Darmayanti dan Sudarma (2008). Variabel pergantian manajemen
di ukur menggunakan variabel dummy. jika terdapat pergantian direksi atau
CEO dalam perusahaan maka diberi nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat
pergantian direksi atau CEO diberi nilai 0.
Metode pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi yang dilakukan
dengan melihat dan mencatat data yang diperlukan yaitu laporan keuangan &
tahunan auditan perusahaan manufaktur periode 2011-2014 yang di peroleh dari
Indonesia stock exchanges (IDX). www.idx.co.id
Metode penentuan populasi dan sampel
Metode pengumpulan sampel (sampling method) yang digunakan dalam
penelitian adalah purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode
pengumpulan sampel yang berdasarkan pada kriteria tertentu untuk memperoleh
sampel yang representative terhadap populasi. Adapun kriteria-kriteria yang
digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain;
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2011-2014
2. Menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah di audit.
3. Perusahaan yang hanya menggunakan mata uang Rupiah (Rp) dalam
mempublikasikan laporan keuangan.
4. Perusahaan manufaktur melakukan perpindahan KAP minimal satu kali
selama periode 2011-2014.
Metode Penelitian
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik
(logistik regression) Regresi logistik digunakan karena terdapat capuran skala
variabel independen. Adapun model regresi logistik dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
SWITCH = α + b1 KAP + b2 UP+ b3 DAR + b4 DAR + b5 PM+e ….
Keterangan :
SWICTH :Auditor Switching
a
: Konstanta
B1-b3
: Koefisien Regresi
KAP
: Ukuran KAP
UP
: Ukuran Perusahaan
DAR
: Kesulitan Keuangan
OA
: Opini Audit
PM
: Pergantian Manajemen
e
: Eror
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi unit analisis
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Dengan jumlah sampel 84
untuk 4 tahun pengamatan.
Statistik deskritif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran secara statistik
dari variabel yang ada dalam penelitian ini, dilihat dari nilai minimum, maximum,
mean dan standar deviasi, Ghozali (2013:19).
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
N
Maximum Minimum
Ukuran
84 4,979,635
perusahaan
,925
Kondisi
84 .0328125
keuangan
Valid N
84
(listwise)
14,280,670,000,
000
2.9179426
Mean
Std. Deviation
1,470,967,06
2,301.04
.613121756
2,569,185,183,
693.529
.5484517667
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi
Variabel
Auditor Switching
1
0
Ukuran KAP
1
0
Opini Audit
1
0
Pergantian Manajemen 1
0
Frequency
32
52
13
71
58
26
14
70
Percent
38,1
61,9
15,5
84,5
69,0
31,0
16,7
83,3
Output Descriptive Statistics pada tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa
jumlah observasi (N) adalah 84. Ukuran perusahaan yang di ukur dengan total Asset
perusahaan menunjukan nilai maksimumnya sebesar 14,280,670,000,000 dan nilai
minimum nya sebesar 4,979,635,925, nilai rata-rata sebesar 1,470,967,062,301.04
dan standar deviasinya 2,569,185,183,693.529 sedangkan untuk kondisi keuangan
yang di ukur dengan DAR menunjukan nilai maximumnya sebesar 2.9179426 nilai
minimum 0.0328125 nilai rata-rata 0.613121756 dan standar deviasinya sebesar
0.5484517667.
Pengujian hipotesis
Varibel 4.3
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variables in the Equation
B
S.E.
df
Sig.
KAP
-.028
.826
1
.973
UP
.000
.000
1
.855
DAR
.436
.446
1
.328
Step 1a
OA
2.086
.685
1
.002
PM
-1.018
.740
1
.169
Constant
-2.165
.723
1
.003
a. Variable(s) entered on step 1: KAP, UP, DAR, OA, PM.
Exp(B)
.973
1.000
1.547
8.055
.361
.115
Berdasarkan hasil regresi logistik diperoleh model logistik sebagai berikut:
SWITCH = -2,165 – 0,028KAP + 0.000UP + 0,436DAR + 2,086OA - 1,018PM
Berdasarkan model regresi yang terbentuk dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Ukuran Kantor akuntan publik menunjukan koefisien -0,003 dan
tingkat signifikasi 0,973 lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian hipotesis
pertama yaitu ukuran KAP yang di ukur dengan KAP big 4 dan KAP Non
Big 4 tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
2. Variabel ukuran perusahaan menunjukan koefisien 0,000 dengan tingkat
signifikasi 0,855 lebih besar dari 0,05 Hasil pengujian hipotesis kedua yaitu
ukuran perusahaan yang diukur dengan total ASSET tidak berpengaruh
terhadap auditor switching.
3. Variabel kesulitan keuangan menunjukan koefisien 0,436 dengan
signifikasi 0,328 lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian hipotesis ke tiga
yaitu kesulitan keuangan perusahaan yang diukur dengan DAR tidak
berpengaruh terhadap auditor switching.
4. Variabel opini audit menunjukan koefisien 2.086 dengan signifikasi 0.002
lebih kecil dari 0,05 Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa
opini audit yang diberikan auditor berpengaruh terhadap auditor switching.
5. Pergantian manajemen menunjukan koefisien -1,018 dengan signifikasi
0,169. Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukan bahwa pergantian
manajemen yang diukur dari bergantinya CEO atau tidak berganti CEO
tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
6. Pengujian secara simultan menunjukan nilai sig sebesar 0,006, karena nilai
ini lebih kecil dari 5% maka hipotesis ke enam dapat diterima, sehingga
dapat di simpulkan bahwa variabel ukuran KAP, ukuran perusaaan,
kesulitan keuangan ,opini audit dan pergantian manajemen secara simultan
berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2011-2014.
Hipotesis Pertama (H1) Diduga Ukuran Kantor Akuntan Publik Berpengaruh
Terhadap Auditor Switching
Hipotesis ditolak. Pada tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian hipotesis
dengan regresi logistik bahwa variabel ukuran KAP yang diukur dengan KAP Big
4 dan Non Big 4 memiliki koefisien -0,003 dan tingkat signifikasi 0,973 lebih besar
dari 0,05. Dalam penelitian ini, sebagian besar dari perusahaan-perusahaan sampel
menggunakan KAP non Big4 dengan sampel sebanyak 71 atau 84,5 persen dan
KAP Big4 dengan sampel sebanyak 13 atau 15,5 persen dari total perusahaan
sampel. Meskipun adanya pergantian KAP perusahaan yang menggunakan KAP
yang kecil akan berganti dengan KAP yang kecil juga. Hal ini kemungkinan dapat
disebabkan karena perusahaan sudah merasa nyaman dengan auditor yang
dipakainya saat ini.
Hipotesis Kedua (H2) Diduga Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap
Auditor Switching
Hipotesis ditolak. Pada tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian hipotesis dengan
regresi logistik bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien 0,000 dengan
tingkat signifikasi 0,855, hal ini menunjukan bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak
atau tidak dapat diterima karena signifikannya lebih besar dari 0,05 (5%). Hasil
penelitian ini menunjukan dengan ukuran perusahaan yang besar ataupun kecil
tidak selalu di ikuti dengan auditor switching. Karena pergantian KAP
membutuhkan penyesuaian yang cukup lama baik antara klien dan auditornya,
karena dalam hal ini auditor harus memahami betul unit bisnis perusahaan klien dan
harus mengetahui keadaan dari perusahaan klien yang sebenarnya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Priambardi dan Haryanto (2014)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor
switching dan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yanti (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara
signifikan.
Hipotesis Ketiga (H3) Diduga Kesulitan Keuangan Berpengaruh Terhadap
Auditor Switching
Hipotesis ditolak. Pada tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian hipotesis dengan
regresi logistik bahwa variabel kesulitan keuangan memiliki koefisien 0,436
dengan signifikasi 0,328. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesulitan
keuangan tidak menjadi faktor penyebab perusahaan untuk melakukan pergantian
Kantor Akuntan Publik. Perusahaan dalam kesulitan keuangan cenderung untuk
tidak berganti KAP karena memperhatikan persepsi pemegang saham sebagai
pemilik dana di perusahaan , perusahaan juga tidak mengganti KAP untuk
menghindari anggapan negative dari pihal eksternal ketika mengganti KAP karena
kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. (Wijayani dan Januarti 2011)
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang di lakukan oleh
Fadhilah (2013) dan Kurniaty (2014) bahwa kesulitan keungan tidak berpengaruh
terhadap auditor switching. Sedangkan penelitian ini tidak mendukung penelitian
yang di lakukan oleh Mahantara (2012) bahwa kesulitan keuangan berpengaruh
terhadap auditor switching.
Hipotesisi Keempat (H4) Diduga Opini Audit Berpengaruh Terhadap Auditor
Switching
Hipotesis diterima. Pada tabel 4.3 menunjukan hasil pengujian dengan
menggunkan regresi logistik bahwa variabel opini audit memiliki koefisien 2.086
dengan signifikasi 0.002 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian in i menunjukan
bahwa perusahaan akan mengganti KAP yang baru jika mendapatkan opini selain
wajar tanpa pengecualian karena. Opini audit merupakan cerminan dari laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
menginginkan opini audit wajar tanpa pengecualian terhadap laporan keuangannya.
Ketika perusahaan mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian, hal ini dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak eksternal, seperti investor yang
enggan membeli saham di perusahaan yang mendapat opini audit qualified, bahkan
adverse dan disclaimer. Dengan mendapat opini audit wajar tanpa pengecualian,
citra perusahaan akan lebih baik di mata pihak eksternal. Sehingga perusahaan
dapat lebih mudah untuk melakukan aktivitas bisnis yang memerlukan laporan
keuangan yang telah diaudit dan beropini wajar tanpa pengecualian.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah,(2013)
dan Putra (2014)
yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap
auditor switching. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Pradipta dan
Septiani (2014) dan Priambardi dan Haryanto(2014) yang menyatakan bahwa opini
audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Hipotesis Kelima (H5) Diduga Pergantian Manajemen Berpengaruh
Terhadap Auditor Switching
Hipotesis ditolak tabel 4.3 menunjukan hasil pengujian dengan menggunkan
regresi logistik bahwa variabel pergantian manajemen menunjukan koefisien -1,018
dengan signifikasi 0,169. Hasil penelitian ini menunjukan Pergantian manajemen
mungkin dilakukan perusahaan karena Hasil evaluasi atas kinerja manajemen yang
buruk atau ada pergantian kepemilikan perusahaan. Namun, ketika terjadi
pergantian manajemen, hal ini tidak selalu diikuti dengan pergantian KAP yang
digunakan oleh manajemen sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan
kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua
pihak.
Hipotesis Keenam (H6) Diduga Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Kesulitan
Keuangan, Opini Audit Dan Pergantian Manajemen Berpengaruh Terhadap
Auditor Switching
Hipotesis diterima. Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa ukuran
KAP, ukuran perusahaan, kesulitan keuangan,opini audit dan pergantian
manajemen berpengaruh secara simultan terhadap kemungkinan perusahaan
melakukan auditor switching. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dimana
ukuran KAP, ukuran perusahaan dan kesulitan keuangan opini audit dan pergantian
manajemen signifikan pada 0,006 yang lebih kecil dibandingkan dengan taraf
signifikansi 5% (0,05). Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis keenam
(H6) yang menyatakan bahwa ukuran KAP, ukuran perusahaan, kesulitan
keuangan, opini audit dan pergantian manajemen berpengaruh secara simultan
terhadap kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris ukuran KAP,
ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, opini audit dan pergantian manajemen
terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian dilakukan selama 4 (empat) tahun berturut-turut dari
tahun 2011-2014, sampel yang digunakan adalah 22 perusahaan dengan periode 4
tahun yaitu sebanyak 84 data.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil analisis data yang
telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan
manufaktur di BEI periode 2011-2014.
2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada
perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014.
3. Kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada
perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014.
4. Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan
manufaktur di BEI periode 2011-2014.
5. Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada
perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014.
6. Ukuran KAP, ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, opini audit dan
pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching pada
perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014.
Saran
Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimananya adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian
selanjutnya
mungkin
dapat
mempertimbangkan
untuk
menggunakan objek penelitian seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.
2. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari 4 tahun karena periode
yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan memberikan hasil yang
lebih luas dalam pemaparan masalah yang terjadi mengenai auditor
switching.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan variabel-variabel
lainnya yang mungkin mempengaruhi auditor switching yang berhubungan
dengan auditor switching agar dapat memahami pengaruh apa saja terhadap
auditor switching.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Et.Al (2008). Auditing Dan Jasa Assurance, Edisi Keduabelas,
Jakarta, Erlangga.
Andra, I. N. (2012). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching
Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit Di Indonesia. Fakultas Ekonomi.
Universitas Diponegoro. Semarang. Skripsi
Brigham, Eugene F Dan Joel F. Houston, (2009). Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto.
Jakarta, Salemba Empat.
Damayanti, S., & Sudarma, M (2008). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi
Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional
Akuntansi 11. Pontianak.
Divianto. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam
Melakukan Auditor Switching. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi
(Jenius), Vol.1 No.2.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss
21. Semarang : Universitas Diponegoro.
Ginting, S., & Fransisca, E. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Malaysia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskill, Vol. 4, No. 1.
Juliantari, N. W., & Rasmini, N. K. (2013). Auditor Switching Dan Faktor Yang
Mempengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3, 231-246.
Kasmir, D. (2013). Analisis Laporan Keuangan Edisi 1 Cetakan 6. Jakarta;
Rajawali Pers
Kurniaty, Vina. (2014). Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit,Financial
Distress,Ukuran Kap Dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Auditor
Switching Pada Perusahaan Real Estate Da Properti Di Bursa Efek
Indonesia . Jom Fekon Vol 1 No 2.
Mahantara, A. A Gede Widya (2013 ) Faktor- Faktoryang Mempengaruhi
Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Egek Indonesia. Denpasar: Universitas Udayana. Skripsi
Menteri Keuangan.Putusan Menteri Keuangan Nomor 423/Kmk.06/2002 No
359/Kmk.06/2003 Tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2003.
Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/Pmk.01/2008 Pasal 3 Tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2008
Mulyadi. (2013). Auditing, Buku Satu Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.
Nabila. (2011). Faktor-Faktoryang Mempngaruhi Auditor Switching. Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegora.
Pradipta, R. P., & Septiani, A. (2014). Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi
Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bei Melakukan Pergantian Auditor
Secara Voluntary. Diponegoro Journal Of Accounting Vol 3 No 3.
Priambardi, R. B., & Haryanto. (2014). Determinan Auditor Switching Pada
Prusahaan Non Kuangan. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol.3 No.3.
Saiful, U. E. (2010). Equity Risk Premium Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Simposium Nasional
Akuntansi Xii Purwokerto.
Sholihat, Walmi Et.Al (2014). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Perpindahan
Kap Di Indonesia. Jom Fekon, Vol. 01, No. 02.
Sinarwati, N. K. (2010). Mengapa Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei
Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional
Akuntansi Xiii Purwokerto.
Subramanyan & Jhon J, W. (2010). Analisis Laporan Keuangan Edisi 10. Jakarta:
Salemba Empat
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D . Bandung:
Alfabeta.
Susan, E. T. (2011). Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Perusahaan Melakukan
Auditor Switch. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol 13, No 2, 131-144.
Wijayani, E. D., & Januarti, I. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Simposium
Nasional Akuntansi Xiv Aceh.
Wijayanti, M. P. (2010). Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Auditor Switching Di Indonesia. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Yanti, M. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Auditor.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Www.Idx.Co.Id
Www.Wikipedia.Com
Download