PENGARUH UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, KESULITAN KEUANGAN, OPINI AUDIT DAN PERGANTIAN MANAJEMEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2014 Widia andriani Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tajungpinang Kepulauan Riau Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan, Kesulitan Keuangan, Opini Audit dan Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling. Model analisis untuk penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching sedangkan Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan, Kesulitan Keuangan, Pergantian Manajemen tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching. Secara simultan Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan, Kesulitan Keangan, Opini Audit dan Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap Auditor Switching Kata Kunci: Auditor Switching Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan, Kesulitan Keuangan, Opini Audit, Pergantian Manajemen, PENDAHULUAN Pada saat ini banyak perusahaan yang go publik yang beroperasi di Indonesia, sehingga mempengaruhi perekonomian di Indonesia saat sekarang ini, semakin banyak perusahaan maka semakin banyak juga jasa audit yang di butuhkan untuk peningkatan kualitas laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang di audit oleh auditor yang independen agar hasil nya dapat diandalkan oleh pemakai laporan keuangan. Independensi auditor sangat di butuhkan karena jika auditor tidak independensi maka perusahaan akan mengganti atau memilih auditor lain yang memiliki indepedensi yang bagus. Dengan banyaknya kebutuhan terhadap jasa audit maka semakin banyak juga KAP yang beroperasi. Sehingga perusahaan bisa memilih KAP mana yang akan mengaudit laporan keuangan mereka. di sisi lain Kantor Akuntan publik pun akan berusaha untuk memberikan jasa audit yang baik sehingga klien (perusahaan) bersedia untuk di audit Banyak negara menetapkan peraturan terkait dengan pergantian auditor. Di Indonesia contohnya Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk waktu 5 (lima) tahun dan oleh seorang Akuntan Publik dalam waktu 3 (tiga) tahun. Hal ini diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2. Peraturan ini kemudian disempurnakan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 di mana pemberian jasa audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP untuk waktu 6 (enam) tahun dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun. Peraturan mengenai auditor switching dijelaskan kembali dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik. Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk lima tahun buku berturut-turut sedangkan pemberian jasa audit oleh Kantor Akuntan Publik tidak di batasi (pasal11 ayat 1). Akuntan publik yang telah memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap entitas dapat memberikan kembali setelah dua tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut (pasal 11 ayat 4). Perusahaan yang akan diteliti adalah jenis perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki jumlah emiten terbanyak di bandingkan perusahaan jasa ataupun perusahaan dagang, sehingga diharapkan hasil penelitian ini menghasilkan pengujian yang dapat mewakili keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan judul “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan, Kesulitan Keuangan, Opini Audit Dan Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar D Bei Tahun 2011-2014” KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory) Para menejer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan,dimana hal ini menciptakan potensi konflik yang dikenal dengan teori keagenan (agency theory). Hubungan keagenan terjadi jika satu atau lebih individu yang di sebut sebagai principal menyewa individu atau organisasi lain, yang di sebut sebagai agent, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan terhadap agent tersebut (Brigham&Houston, 2009:26) Auditor Switching Auditor switching merupakan perpindahan auditor atau KAP yang di lakukan oleh perusahaan klien. Apapun kemungkinan yang akan terjadi, perhatian utama tetap pada alasan apa saja yang mendasari terjadinya peristiwa auditor switching tersebut dan kemana klien tersebut akan berpindah auditor. Alasan pergantian auditor dapat terjadi karena peraturan yang membatasi masa perikatan audit, seperti yang terjadi di Indonesia. Alasan lain pergantian karena adanya ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu maka klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien (Wijayani, 2011;17). Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang pemberi jasa profesional dalam praktek akuntan publik, (Mulyadi,2013:61). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan KAP/auditor yang bereputasi adalah KAP/ auditor yang termasuk Big 4, sehingga perusahaan tidak akan mengganti KAP-nya jika KAP tersebut sudah bereputasi. Adapun KAP yang termasuk dalam kelompok KAP Big 4 yaitu: 1. Deloitte touché tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta mustofa & Halim; osman Ramli Satrio & rekan; osman bing satrio & rekan. 2. Erns & young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwantono , Sarwoko & sandjaja 3. Klynveld Peat Marwick goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan siddharta siddharta & widjaja. 4. Price water house cooper (PwC) yang berafiliasi dengan haryanto sahari & rekan; Tanudireja, wibisiena & rekan. Sumber : www.wikipedia.com Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan suatu skala yang mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan financial perusahaan (Utami,2013). Semakin besar ukuran dari perusahaan maka hubungan antara principal dengan agent akan semakin meningkat. Ketika ukuran perusahaan menjadi semakin besar maka pihak pemilik atau principal akan semakin sulit dan semakin komplek untuk memonitor tindakan dari manajemen. Sesuai dengan teori agensi, manajemen dianggap cenderung untuk memaksimalkan keuntungan pribadi daripada mengutamakan keuntungan principal. Jika perusahaan dikategorikan perusahaan besar maka principal juga menginginkan auditor yang semakin besar pula. Auditor yang semakin besar dan semakin berkualitas di anggap dapat menfasilitasi hubungan antara principal dengan agent (manajemen) (Pradipta dan Septiani, 2014:3). Kesulitan Keuangan Kesulitan keuangan atau yang biasa disebut juga financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan, (Arsani dalam Mahantara 2012). Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya, Brigham dan Daves (dalam Mahantara 2012). Opini Audit Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini auditor menyatakan semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip berterima umum (Mulyadi,2013). Pergantian Manajemen Pergantian manajemen dapat tejadi karena terjadinya konflik kepentingan antara principal dengan agent. Agen yang lama bertindak tidak sesuai keinginan principal atau pemilik perusahaan, konflik tersebut merupakan pemicu terjadinya pergantian manajemen. (Haryanto& Priambardi,2014:3). Kerangka Pemikiran Pada bagian ini akan ditunjukkan pengaruh variabel independen terhadap pengaruh variabel dependen, dimana pada penelitian ini kerangka pemikiran menggambarkan pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, opini audit dan pergantian manajemen, terhadap auditor switching. UKURAN KAP (XI) H1 UKURAN PERUSAHAAN (X2) H2 KESULITAN KEUANGAN (X3) H3 OPINI AUDIT X4 H4 PERGANTIAN MANAJEMEN X5 H5 H6 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran AUDITOR SWITCHING (Y) Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Auditor Switching Menurut Wilson dan Grimlund (dalam Nabila (2011:34) KAP besar biasanya dianggap lebih mampu mempertahankan independensi auditor dari pada KAP kecil karena mereka biasanya menyediakan berbagai layanan untuk klien dalam jumlah yang besar sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada klien tertentu. H1 : Diduga Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap auditor switching. 2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Auditor Switching Menurut nazri et al (dalam Yanti (2015) ketika ukuran perusahaan mengalami peningkatan, akan menyebabkan pemilik mengalami kesulitan dalam memantau tindakan menejer sebagai principal dan agent menjadi lebih jauh, akibatnya, tingkat biaya agensi juga akan meningkat dan perusahaan kemungkinan besar memerlukan auditor yang baru (berkualitas tinggi) untuk memberikan pemantauan yang lebih baik. H2 : Diduga Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching 3. Pengaruh Kesulitan Keuangan (Hudaib dan Cooke 2005) menyatakan bahwa perusahaan dengan tekanan finansial cenderung untuk mengganti KAP dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sehat. Hal ini dilakukan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan mendapatkan KAP yang menawarkan fee audit yang lebih rendah dibandingkan dengan KAP sebelumnya. H3: Diduga Kesulitan Keuangan berpegaruh terhadap Auditor Switching 4. Pengaruh Opini Audit Terhadap Auditor Switching Alasan suatu perusahaan melakukan Pergantin KAP dapat disebabkan karena manjemen tidak menyukai apabila auditor mengeluarkan hasil laporan audit yang kurang baik, karena opini yang kurang baik adalah indikasi bahwa kinerja manajemen memburuk, ini dapat berpengaruh terhadap kepercayaan investor. (Priambardi dan Haryanto,2014). H4: Diduga Opini Audit Berpengaruh Terhadap Auditor Switching 5. Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching Menurut Darmayanti dan Sudarma (2008) Pergantian manajemen disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengontrak atau mengganti manajemen baru yaitu direktur utama atau CEO ( chief executive officer). CEO yang baru mungkin juga di ikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan dan pemilihan KAP METODOLOGI PENELITIAN Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Objek studi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 Operasionalisasi penelitian Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel terikat, variabel yang di pengaruhi atau akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2013:61) Auditor switching adalah pergantian auditor atau kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan klien karena beberapa faktor auditor. Variabel auditor switching disini menggunakan variabel dummy, nilainya hanya 1 atau 0. Jika perusahaan melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik diberi kode 1 dan jika tidak melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik di beri nilai 0 (Sinarwati, 2010:6) 2) Variabel independen Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen (Sugiyono 2013;61) 1. Ukuran Kantor Akuntan Publik (X1) Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan BIG 4. Ukuran KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy. Auditor yang termasuk dalam KAP skala besar (The Big Four) diberi nilai 1, dan auditor yang termasuk dalam KAP berskala kecil (Non Big Four) diberi nilai 0. (Sholihat et al 2014:7) 2. Ukuran perusahaan (X2) Variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini di hitung dengan menggunakan Rasio Ukuran Perusahaan perusahaan.(Ginting& Fransisca, 2014:5) yaitu dengan total asset 3. Kesulitan Keuangan (X3) Dalam penelitian ini variabel financial distresss diproksikan dengan rasio DAR (Debt to Asset Ratio). Semakin tinggi proporsi debt to asset ratio, maka semakin besar risiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham. Tingkat rasio DAR yang aman adalah 50%.diatas 50% indikator memburuknya kinerja perusahaan. Subramanyam et al (dalam Andra,2012) DAR (debt to asset ratio) dapat di rumuskan sebagai berikut, Kasmir (2013): DAR = Total Hutang Total Aset 4. Opini audit (X4) Menurut Darmayanti dan Sudarma (2008) variabel opini audit menggunakan variabel dummy. jika perusahaan menerima opini selain wajar tanpa pengecualian maka diberi nilai1. Sedangkan jika perusahaan menerima opini wajar tanpa pengecualian diberi nilai 0. 5. Pergantian Manajemen (X5) Menurut Darmayanti dan Sudarma (2008). Variabel pergantian manajemen di ukur menggunakan variabel dummy. jika terdapat pergantian direksi atau CEO dalam perusahaan maka diberi nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian direksi atau CEO diberi nilai 0. Metode pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi yang dilakukan dengan melihat dan mencatat data yang diperlukan yaitu laporan keuangan & tahunan auditan perusahaan manufaktur periode 2011-2014 yang di peroleh dari Indonesia stock exchanges (IDX). www.idx.co.id Metode penentuan populasi dan sampel Metode pengumpulan sampel (sampling method) yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode pengumpulan sampel yang berdasarkan pada kriteria tertentu untuk memperoleh sampel yang representative terhadap populasi. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain; 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2014 2. Menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah di audit. 3. Perusahaan yang hanya menggunakan mata uang Rupiah (Rp) dalam mempublikasikan laporan keuangan. 4. Perusahaan manufaktur melakukan perpindahan KAP minimal satu kali selama periode 2011-2014. Metode Penelitian Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistik regression) Regresi logistik digunakan karena terdapat capuran skala variabel independen. Adapun model regresi logistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. SWITCH = α + b1 KAP + b2 UP+ b3 DAR + b4 DAR + b5 PM+e …. Keterangan : SWICTH :Auditor Switching a : Konstanta B1-b3 : Koefisien Regresi KAP : Ukuran KAP UP : Ukuran Perusahaan DAR : Kesulitan Keuangan OA : Opini Audit PM : Pergantian Manajemen e : Eror HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi unit analisis Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Dengan jumlah sampel 84 untuk 4 tahun pengamatan. Statistik deskritif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran secara statistik dari variabel yang ada dalam penelitian ini, dilihat dari nilai minimum, maximum, mean dan standar deviasi, Ghozali (2013:19). Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif N Maximum Minimum Ukuran 84 4,979,635 perusahaan ,925 Kondisi 84 .0328125 keuangan Valid N 84 (listwise) 14,280,670,000, 000 2.9179426 Mean Std. Deviation 1,470,967,06 2,301.04 .613121756 2,569,185,183, 693.529 .5484517667 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Auditor Switching 1 0 Ukuran KAP 1 0 Opini Audit 1 0 Pergantian Manajemen 1 0 Frequency 32 52 13 71 58 26 14 70 Percent 38,1 61,9 15,5 84,5 69,0 31,0 16,7 83,3 Output Descriptive Statistics pada tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa jumlah observasi (N) adalah 84. Ukuran perusahaan yang di ukur dengan total Asset perusahaan menunjukan nilai maksimumnya sebesar 14,280,670,000,000 dan nilai minimum nya sebesar 4,979,635,925, nilai rata-rata sebesar 1,470,967,062,301.04 dan standar deviasinya 2,569,185,183,693.529 sedangkan untuk kondisi keuangan yang di ukur dengan DAR menunjukan nilai maximumnya sebesar 2.9179426 nilai minimum 0.0328125 nilai rata-rata 0.613121756 dan standar deviasinya sebesar 0.5484517667. Pengujian hipotesis Varibel 4.3 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik Variables in the Equation B S.E. df Sig. KAP -.028 .826 1 .973 UP .000 .000 1 .855 DAR .436 .446 1 .328 Step 1a OA 2.086 .685 1 .002 PM -1.018 .740 1 .169 Constant -2.165 .723 1 .003 a. Variable(s) entered on step 1: KAP, UP, DAR, OA, PM. Exp(B) .973 1.000 1.547 8.055 .361 .115 Berdasarkan hasil regresi logistik diperoleh model logistik sebagai berikut: SWITCH = -2,165 – 0,028KAP + 0.000UP + 0,436DAR + 2,086OA - 1,018PM Berdasarkan model regresi yang terbentuk dapat di jelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Ukuran Kantor akuntan publik menunjukan koefisien -0,003 dan tingkat signifikasi 0,973 lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian hipotesis pertama yaitu ukuran KAP yang di ukur dengan KAP big 4 dan KAP Non Big 4 tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 2. Variabel ukuran perusahaan menunjukan koefisien 0,000 dengan tingkat signifikasi 0,855 lebih besar dari 0,05 Hasil pengujian hipotesis kedua yaitu ukuran perusahaan yang diukur dengan total ASSET tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 3. Variabel kesulitan keuangan menunjukan koefisien 0,436 dengan signifikasi 0,328 lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian hipotesis ke tiga yaitu kesulitan keuangan perusahaan yang diukur dengan DAR tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 4. Variabel opini audit menunjukan koefisien 2.086 dengan signifikasi 0.002 lebih kecil dari 0,05 Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa opini audit yang diberikan auditor berpengaruh terhadap auditor switching. 5. Pergantian manajemen menunjukan koefisien -1,018 dengan signifikasi 0,169. Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukan bahwa pergantian manajemen yang diukur dari bergantinya CEO atau tidak berganti CEO tidak berpengaruh terhadap auditor switching. 6. Pengujian secara simultan menunjukan nilai sig sebesar 0,006, karena nilai ini lebih kecil dari 5% maka hipotesis ke enam dapat diterima, sehingga dapat di simpulkan bahwa variabel ukuran KAP, ukuran perusaaan, kesulitan keuangan ,opini audit dan pergantian manajemen secara simultan berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Hipotesis Pertama (H1) Diduga Ukuran Kantor Akuntan Publik Berpengaruh Terhadap Auditor Switching Hipotesis ditolak. Pada tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian hipotesis dengan regresi logistik bahwa variabel ukuran KAP yang diukur dengan KAP Big 4 dan Non Big 4 memiliki koefisien -0,003 dan tingkat signifikasi 0,973 lebih besar dari 0,05. Dalam penelitian ini, sebagian besar dari perusahaan-perusahaan sampel menggunakan KAP non Big4 dengan sampel sebanyak 71 atau 84,5 persen dan KAP Big4 dengan sampel sebanyak 13 atau 15,5 persen dari total perusahaan sampel. Meskipun adanya pergantian KAP perusahaan yang menggunakan KAP yang kecil akan berganti dengan KAP yang kecil juga. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena perusahaan sudah merasa nyaman dengan auditor yang dipakainya saat ini. Hipotesis Kedua (H2) Diduga Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Auditor Switching Hipotesis ditolak. Pada tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian hipotesis dengan regresi logistik bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien 0,000 dengan tingkat signifikasi 0,855, hal ini menunjukan bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak atau tidak dapat diterima karena signifikannya lebih besar dari 0,05 (5%). Hasil penelitian ini menunjukan dengan ukuran perusahaan yang besar ataupun kecil tidak selalu di ikuti dengan auditor switching. Karena pergantian KAP membutuhkan penyesuaian yang cukup lama baik antara klien dan auditornya, karena dalam hal ini auditor harus memahami betul unit bisnis perusahaan klien dan harus mengetahui keadaan dari perusahaan klien yang sebenarnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Priambardi dan Haryanto (2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching dan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan. Hipotesis Ketiga (H3) Diduga Kesulitan Keuangan Berpengaruh Terhadap Auditor Switching Hipotesis ditolak. Pada tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian hipotesis dengan regresi logistik bahwa variabel kesulitan keuangan memiliki koefisien 0,436 dengan signifikasi 0,328. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesulitan keuangan tidak menjadi faktor penyebab perusahaan untuk melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik. Perusahaan dalam kesulitan keuangan cenderung untuk tidak berganti KAP karena memperhatikan persepsi pemegang saham sebagai pemilik dana di perusahaan , perusahaan juga tidak mengganti KAP untuk menghindari anggapan negative dari pihal eksternal ketika mengganti KAP karena kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. (Wijayani dan Januarti 2011) Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang di lakukan oleh Fadhilah (2013) dan Kurniaty (2014) bahwa kesulitan keungan tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Sedangkan penelitian ini tidak mendukung penelitian yang di lakukan oleh Mahantara (2012) bahwa kesulitan keuangan berpengaruh terhadap auditor switching. Hipotesisi Keempat (H4) Diduga Opini Audit Berpengaruh Terhadap Auditor Switching Hipotesis diterima. Pada tabel 4.3 menunjukan hasil pengujian dengan menggunkan regresi logistik bahwa variabel opini audit memiliki koefisien 2.086 dengan signifikasi 0.002 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian in i menunjukan bahwa perusahaan akan mengganti KAP yang baru jika mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian karena. Opini audit merupakan cerminan dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan menginginkan opini audit wajar tanpa pengecualian terhadap laporan keuangannya. Ketika perusahaan mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian, hal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak eksternal, seperti investor yang enggan membeli saham di perusahaan yang mendapat opini audit qualified, bahkan adverse dan disclaimer. Dengan mendapat opini audit wajar tanpa pengecualian, citra perusahaan akan lebih baik di mata pihak eksternal. Sehingga perusahaan dapat lebih mudah untuk melakukan aktivitas bisnis yang memerlukan laporan keuangan yang telah diaudit dan beropini wajar tanpa pengecualian. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah,(2013) dan Putra (2014) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Pradipta dan Septiani (2014) dan Priambardi dan Haryanto(2014) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hipotesis Kelima (H5) Diduga Pergantian Manajemen Berpengaruh Terhadap Auditor Switching Hipotesis ditolak tabel 4.3 menunjukan hasil pengujian dengan menggunkan regresi logistik bahwa variabel pergantian manajemen menunjukan koefisien -1,018 dengan signifikasi 0,169. Hasil penelitian ini menunjukan Pergantian manajemen mungkin dilakukan perusahaan karena Hasil evaluasi atas kinerja manajemen yang buruk atau ada pergantian kepemilikan perusahaan. Namun, ketika terjadi pergantian manajemen, hal ini tidak selalu diikuti dengan pergantian KAP yang digunakan oleh manajemen sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. Hipotesis Keenam (H6) Diduga Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Kesulitan Keuangan, Opini Audit Dan Pergantian Manajemen Berpengaruh Terhadap Auditor Switching Hipotesis diterima. Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa ukuran KAP, ukuran perusahaan, kesulitan keuangan,opini audit dan pergantian manajemen berpengaruh secara simultan terhadap kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dimana ukuran KAP, ukuran perusahaan dan kesulitan keuangan opini audit dan pergantian manajemen signifikan pada 0,006 yang lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis keenam (H6) yang menyatakan bahwa ukuran KAP, ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, opini audit dan pergantian manajemen berpengaruh secara simultan terhadap kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris ukuran KAP, ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, opini audit dan pergantian manajemen terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan selama 4 (empat) tahun berturut-turut dari tahun 2011-2014, sampel yang digunakan adalah 22 perusahaan dengan periode 4 tahun yaitu sebanyak 84 data. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014. 2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014. 3. Kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014. 4. Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014. 5. Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014. 6. Ukuran KAP, ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, opini audit dan pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2011-2014. Saran Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimananya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk menggunakan objek penelitian seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. 2. Periode penelitian selanjutnya sebaiknya lebih dari 4 tahun karena periode yang lebih panjang diharapkan dapat memungkinkan memberikan hasil yang lebih luas dalam pemaparan masalah yang terjadi mengenai auditor switching. 3. Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan variabel-variabel lainnya yang mungkin mempengaruhi auditor switching yang berhubungan dengan auditor switching agar dapat memahami pengaruh apa saja terhadap auditor switching. DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A, Et.Al (2008). Auditing Dan Jasa Assurance, Edisi Keduabelas, Jakarta, Erlangga. Andra, I. N. (2012). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit Di Indonesia. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang. Skripsi Brigham, Eugene F Dan Joel F. Houston, (2009). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto. Jakarta, Salemba Empat. Damayanti, S., & Sudarma, M (2008). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak. Divianto. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switching. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi (Jenius), Vol.1 No.2. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 21. Semarang : Universitas Diponegoro. Ginting, S., & Fransisca, E. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Malaysia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskill, Vol. 4, No. 1. Juliantari, N. W., & Rasmini, N. K. (2013). Auditor Switching Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3, 231-246. Kasmir, D. (2013). Analisis Laporan Keuangan Edisi 1 Cetakan 6. Jakarta; Rajawali Pers Kurniaty, Vina. (2014). Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit,Financial Distress,Ukuran Kap Dan Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Real Estate Da Properti Di Bursa Efek Indonesia . Jom Fekon Vol 1 No 2. Mahantara, A. A Gede Widya (2013 ) Faktor- Faktoryang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Egek Indonesia. Denpasar: Universitas Udayana. Skripsi Menteri Keuangan.Putusan Menteri Keuangan Nomor 423/Kmk.06/2002 No 359/Kmk.06/2003 Tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2003. Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/Pmk.01/2008 Pasal 3 Tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2008 Mulyadi. (2013). Auditing, Buku Satu Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Nabila. (2011). Faktor-Faktoryang Mempngaruhi Auditor Switching. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegora. Pradipta, R. P., & Septiani, A. (2014). Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bei Melakukan Pergantian Auditor Secara Voluntary. Diponegoro Journal Of Accounting Vol 3 No 3. Priambardi, R. B., & Haryanto. (2014). Determinan Auditor Switching Pada Prusahaan Non Kuangan. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol.3 No.3. Saiful, U. E. (2010). Equity Risk Premium Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi Xii Purwokerto. Sholihat, Walmi Et.Al (2014). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Perpindahan Kap Di Indonesia. Jom Fekon, Vol. 01, No. 02. Sinarwati, N. K. (2010). Mengapa Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi Xiii Purwokerto. Subramanyan & Jhon J, W. (2010). Analisis Laporan Keuangan Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D . Bandung: Alfabeta. Susan, E. T. (2011). Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switch. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol 13, No 2, 131-144. Wijayani, E. D., & Januarti, I. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Simposium Nasional Akuntansi Xiv Aceh. Wijayanti, M. P. (2010). Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching Di Indonesia. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Yanti, M. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Auditor. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Www.Idx.Co.Id Www.Wikipedia.Com