BAGIAN/SMF THT-KL FK UNUD/ RSUP SANGLAH DENPASAR

advertisement
PROPIL
BAGIAN/SMF THT-KL FK UNUD/
RSUP SANGLAH DENPASAR
HISTORICAL
Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar sudah berdiri sejak 1969, yang dimulai dengan satu
orang dokter umum yakni : dr. Adi Palguna.
Kemudian tahun 1970 Dr. Putu Wirya Masna mendapat brevet THT dari FKUI dan membuka
Bagian THT FK UNUD serta memberi kuliah pertama Ilmu Kesehatan THT di Fakultas
Kedokteran pada tahun 1970.
Dr. W. Suardana diangkat sebagai asisten di Bagian/SMF THT RSUP Sanglah th 1972,
mendapat Brevet THT di FKUI th 1978 dan selanjutnya sebagai Dosen Ilmu Kesehatan THT di
FK UNUD.
Sesudah itu satu persatu dilakukan penambahan tenaga dari Dokter Umum yang kemudian
melanjutkan pendidikan spesialisasi baik FKUI Jakarta, FK UNAIR Surabaya dan FK UGM
Yogjakarta. Para tenaga Dokter Umum tersebut sebelum melanjutkan untuk brevet THT
semuanya terlebih dulu magang di Lab/SMF THT FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasar.
Sehingga direktur 8 orang tenaga dokter spesialis THT, selaku staf Lab/SMF yakni :
- dr. M. Tjekeg, Sp. THT Th 1982 (UI),
- dr. I. B. Oka, Sp. THT th 1985(UI),
- dr. AA Sagung Puteri, Sp. THT th 1985 (UNAIR),
- dr. M. Sudipta, Sp. THT th 1988 (UNAIR),
- dr. W. Sudana, Sp. THT th 1989 (UNAIR)
- dr I. B Alit Mayasa, Sp. THT-KL (UNAIR) selesai pendidikan bertugas di RSUD Tabanan
- dr. M. Sastrawan, Sp. THT-KL (UNAIR) selesai pendidikan bertugas di RSUD Wangaya
- dr. Eka Putra Setiawan, Sp. THT-KL, th 1990 jadi Asisten di RSUP Sanglah, th 1997 (UGM)
bertugas di RSUD Klungkung kemudian kembali ke RSUP Sanglah.pada th.1999.
- Sedangkan Dr. Luh Made Ratnawati, Sp. THT-KL lulusan FK-UNHAS th 1994 bertugas di RS
Klungkung kemudian pindah ke RSUP Sanglah th 1997.
Dengan kekuatan 9 orang staf maka dicoba mengembangkan Sub-sub Divisi dan mencakup 7 sub
divisi. Disamping itu untuk lebih memanfaatkan sumber daya yang ada maka beberapa tenaga
spesialis THT-KL yang ada di Bali diangkat menjadi Dosen Luar Biasa dan ikut berperan dalam
melaksanakan Tri Darma, khususnya bidang THT-KL.
Kepala Bagian/SMF THT-KL FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar
Ilmu Kesehatan THT-KL memberikan pelayanan untuk pasien-pasien yang mempunyai keluhan
didaerah telinga, hidung, tenggorok dan kepala & leher. Sering disebut sebagai kelainan di
saluran nafas bagian atas (ISNA), pada mulanya terkesan hanya menangani penyakit batuk dan
pilek atau penyakit amandel saja. Namun sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi pada beberapa decade terakhir maka pelayanan kesehatan THT berkembang dengan
pesat. Nama Ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok-bedah kepala leher sebenarnya telah
melekat sejak lama. American Medical Association sejak tahun 1986 telah mencantumkan
asosiasi THT dengan otorhinolaringologi head & neck surgery. Demikian pula dengan asosiasi
dari berbagai Negara di dunia (contoh; The New Zealand Society of Otorhinolaryngology Head
and Neck Surgery, The Australian Society of Otorhinolaryngolgy Head and Neck Surgery,
Canadian Society of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery, Saint Louis University
Department of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery, dll). Ruang lingkup ilmu kesehatan
THT-KL terdiri dari bidang-bidang otologi, neuro-otologi, rhinologi, faring-laring,
bronkhoesofagologi, alergi-imunologi, bedah kepala leher (onkologi), maksilofasial, dan THT
komunitas.
1. Subdivisi otologi. Otologi adalah memberikan pelayanan terhadap pasien dengan keluhan
penyakit telinga. Adapun penyakit telinga yang sering datang ke subdivisi ini adalah otitis
eksterna, otitis media akut, otitis media kronis, mastoiditis dan tumor telinga (jarang).
Pengobatan yang diberikan tergantung penyakitnya bisa dengan medikamentosa atau
tindakan operasi. Pelayanan operasi telinga sudah berkembang dengan baik dan sudah
mampu untuk melakukan operasi rekonstruksi telinga tengah yang disebut dengan
timpanoplasti.
2. Subdivisi audiologi. Audiologi adalah ilmu fungsi pendengaran, sering juga disebut
subdivisi neurootologi. Pendengaran adalah fungsi penting telinga dan tidak dipungkiri
pentingnya sebagai manusia, oleh karena tanpa bisa mendengar maka manusia tidak bisa
mengembangkan kemampuan berbicara, sehingga sering menjadi tuna rungu-wicara.
Fasilitas tersedia adalah pemeriksaan fungsi pendengaran dengan alat audiometri. Catatan
hasil pemeriksaan disebut dengan audiogram. Dengan hasil audiogram maka seseorang
dapat dinyatakan tuli konduksi, neurosensoris atau tuli campuran. Atas dasar hasil ini
dilakukan pengobatan sampai dengan pemasangan alat bantu mendengar.
3. Subdivisi rhinologi. Rhinitis alergi dan sinusitis adalah kunjungan terbanyak di subdivisi
ini. Kelainan hidung yang banyak juga ditemui adalah septum deviasi, polip hidung,
konkha hipertrofi, yang banyak ditemui sebagai penyebab keluhan hidung tersumbat.
Rhinitis akut adalah radang mukosa hidung yang terbanyak ditemui di poliklinik THT.
Penyakit ini di masyarakat disebut influensa disebabkan oleh virus dan amat menular.
Perkembangan dari bagian ini sesuai dengan IPTEK adalah kearah tindakan endoskopi,
baik sebagai alat diagnostik maupun operatif. Di subdivisi rhinologi telah tersedia alat
nasoendoskopi sebagai alat diagnostik dan maupun untuk tindakan operasi yang disebut
dengan bedah sinus endoskopik (BSE) atau Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)
4. Subdivisi faring-laring. Sakit kerongkongan adalah keluhan yang banyak juga datang ke
poliklinik THT. Ruang lingkup faring laring adalah dari orofaring sampai laring. Dari
penyakit faringitis, tonsilitis sampai dengan suara serak dan sesak nafas akibat sumbatan
laring. Masalah yang kini banyak dibicarakan pada kelainan di orofaring adalah snoring
dan obstructive sleep apnea syndrome (OSAS). Snoring atau ngorok adalah keluhan yang
banyak mengganggu pasangan tidur. Leher pendek, kegemukan, kelainan di nasofaring
banyak disebut-sebut sebagai penyebab ngorok. OSAS lebih sering terjadi pada anakanak, terutama disebabkan oleh tonsilo adenoiditis. OSAS sering meresahkan orang tua
anak, karena gejala ini ditandai nafas sesaat berhenti pada saat tidur. Kelainan ini
diakibatkan menyempitnya saluran nafas bagian atas oleh berbagai kelainan yang terjadi
seperti pembesaran adenoid dan tonsil. Kelainan ini berdampak terhadap tumbuh kembang
anak baik perkembangan kognitif, afektif, pengantuk di siang hari, penampilan buruk di
sekolah dan kualitas hidup tidak optimal (Carolyn dkk, 2007). Rencana pengembangan
klinik OSAS dan operasi tonsil dengan radiofrekuensi.
5. Subdivisi bronkhoesofagologi. Subdivisi ini terkesan memasuki areal disiplin thorak atau
pulmonologi. Sudah sejak lama di bagian THT bahwa tindakan bronkhoskopi dan
esofagoskopi khususnya menggunakan alat rigid untuk mengeluarkan benda asing dari
kedua organ tersebut telah dilaksanakan. Sudah banyak anak-anak dengan tersedak biji
kacang terselamatkan dengan tindakan bronkhoskopi ini, Rencana akan dikembangkan
pemeriksaan FESS (Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swalowing) dan TNE
(Transnasal Esofaguscopy).
6. Subdivisi alergi-imunologi. Masalah pasien rhinitis alergi (RA) tak pernah dapat ditangani
dengan tuntas. Ilmu ini berkembang bersama-sama dengan alergi saluran pernafasan
bagian bawah yaitu asma, sehinga WHO mengeluarkan pedoman penatalaksaan RA yaitu
ARIA (Allergic Rhinitis and its Impack on Asthma). Meskipun tidak mengancam jiwa,
tetapi penyakit RA sangat menurunkan kualitas hidup, dan telah banyak studi
dilaksanakan yang membuktikan tentang hal ini. Berbeda dengan RA di negara empat
musim yang disebut dengan RA musiman dimana mudah dicegah apabila akan datang
musim tertentu, RA di negara tropis adalah RA tahunan. Sepanjang tahun bisa kumat tidak
tergantung pada musim, sehingga tatalaksana sering menimbulkan kesulitan. Dan pasien
RA selalu memenuhi subdivisi alergi-imunologi.
7. Subdivisi Bedah kepala leher (onkologi). Bidang baru yang berkembang sangat pesat di
Ilmu Kesehatan THT-KL. Penyakit kanker laring terkesan meningkat dalam beberapa
dekade. Begitu pula penyakt kanker sinonasal, daerah hidung dan sinus paranasal. Hal ini
berkaitan dengan meningkatnya kasus-kasus penyakit kanker secara umum, yang secara
observasional terkesan meningkat akhir-akhir ini. Banyak teori berkembang meningkatnya
kasus kanker di dunia, khususnya terutama disebabkan perkembangan tehnologi
diagnostik yang semakin baik dan kesadaran masyarakat sudah semakin meningkat untuk
memeriksakan diri. Di Bangsal Kamboja dengan kapasitas 20 tempat tidur rata-rata 12
tempat tidur ditempati oleh pasien kanker di bidang THT-KL. Dan masalah yang dihadapi
dalam pengobatan adalah sebagian besar (80%) datang dalam stadium III dan IV. Pada
stadium ini maka pengobatan sudah sulit untuk penyembuhan. Kasus kanker nasofaring
(KNF) adalah yang terbanyak dirawat di bangsal THT. Sesuai dengan catatan patologi di
Indonesia maka KNF untuk di Bali adalah nomer 2 tertinggi setelah Jakarta. Khusus KNF
ini mempunyai perangai yang sangat khas. Tumor primer sering jarang menimbulkan
keluhan, dan pasien datang setelah terdapat benjolan di leher, sebagai sekunder. Dengan
tanda ini maka stadium penyakit minimal stadium II. KNF mempunyai sifat yang sangat
khas bahwa sekunder tumor leher tidak boleh di intervensi. Banyak pasien datang sudah
dengan bekas biopsi tumor leher, dan setelah hasil datang dengan epidermoid Ca, baru
dikirim ke bagian THT. Hal ini merugikan pasien oleh karena studi membuktikan bahwa
apabila pada tumor sekunder di intervensi (biopsi) maka terbukti menurunkan survival
rate pasien.
8. Subdivisi maksilofasialdan plastik rekonstruksi. Sudah tentu tidak dapat dipungkiri bahwa
telinga hidung dan tenggorok ada di daerah maksilofasial. Untuk hal ini maka tantangan
untuk mengembangkan bidang ini sangat besar. Kasus-kasus rekonstruksi pasca
pembedahan onkologi didaerah ini menjadi tantangan tersendiri bagi spesialis THT-KL.
Demikian pula kasus-kasus trauma muka akibat kecelakaan lalu lintas cukup banyak
terjadi serta rekonstruksi daun telinga.
9. Subdivisi komunitas. Bidang ini menangani masalah kesehatan THT di masyarakat,
khususnya yang menyangkut deteksi dini dan rehabiltasi. Program berjalan bekerja sama
denga RS Indra mengembangkan outdoor services kepada masayarakat. Program
unggulan adalah deteksi ketulian dan rehabilitasinya. Bekerjasama dengan Hearing
International Japan sejak tahun 2000, mengembangkan program deteksi ketulian dan
habilitasinya. Bekerjasama dengan subdivisi otologi mengembangkan operasi rekonstruksi
telinga tengah sebagai upaya perbaikan fungsi pendengaran dan rencana program yang
akan datang adalah Cohlear Implant.
Pelayanan unggulan
Seperti diuraikan diatas perkembangan ilmu kesehatan THT-KL berkembang amat pesat. Di
dalam perkembangan dunia yang tanpa batas saat ini, dengan perkembangan tehnologi
komunikasi seperti dewasa ini maka mau tidak mau maka perkembangan itu harus diikuti.
Seorang spesialis THT-KL wajib mengembangkan diri seiring dengan kemajuan IPTEK. Dalam
tehnologi kesehatan THT-KL maka akhir-akhir ini tersedia layanan endoskopi baik untuk
diagnostik maupun operasi. Poliklinik THT-KL memiliki fiber nasoendoskopi untuk diagnostik
kelainan pada hidung dan sinus paranasal. Apabila diagnostik telah ditegakkan maka tindakan
operasi disiapkan dengan monitor endoskopi. Fasilitas ini tersedia baik untuk melakukan tindakan
bedah sinus endoskopi maupun untuk operasi telinga. Bahkan untuk pendidikan dan pelatihan
maka tindakan-tindakan ini dapat diamati bersama di ruang pertemuan THT-KL melalui layar
monitor yang terkonek dengan instrumen di kamar bedah. Fasilitas ini telah dimanfaatkan
beberapa kali secara nasional untuk pelatihan baik bedah sinus edoskopi atau timpanoplasti.
Rekonstruksi Telinga Tengah dan Implan Kokhlear
Operasi yang telah dapat dilakukan di Bagian THT-KL RSUP Sanglah Denpasar ini adalah bedah
rekonstruksi mikro telinga tengah sebagai upaya untuk memperbaiki fungsi pendengaran pasien.
Peralatan yang dipergunakan cukup canggih, yaitu menggunakan mikroskop operasi yang khusus
untuk bedah telinga. Sejak dimulainya operasi di RSUP Sanglah pada tahun 1999 maka sampai
sekarang telah dilakukan operasi sebanyak 1000 pasien lebih. Implan kokhlear dilakukan
semenjak tahun 2008 sampai sekarang sudah terpasang sebanyak 60 berbagai merk implan.
Timpanoplasti
Peserta pelatihan mengamati operasi
di ruang pertemuan melalui layar monitor
Skrining pendengaran bayi baru lahir.
Angka kejadian tuli lahir kalau disimak dari laporan-laporan di luar negeri yaitu 2-4 bayi setiap
1000 kelahiran. Pada studi retrospektif yang dilakukan di Amerika Serikat oleh the American
Academy of Pedriatics Task Force on Newborn and Infant Hearing tahun 1999, melengkapi data
kejadian dengan 1-3 setiap 1000 bayi yang dirawat di ruang perawatan intensif dan 2-4 setiap
1000 kelahiran hidup. Hal ini mendasari dilaksanakannya skrining bayi baru lahir di Amerika.
Demikian pula di negara-negara lain seperti Australia, Inggris, Malaysia, Singapura telah
melaksanakan skrining bayi baru lahir yang disebut dengan Universal Newborn Hearing
Screening(UNHS). Pemeriksaan ini masih relatif baru sejak ditemukannya alat Otoacustic
emission (OAE) dan Auditory Brain Response (ABR). Kedua alat ini bisa mendeteksi kelainan
fungsi pendengaran sejak bayi baru lahir. Di RSUP Sanglah Denpasar telah dilaksanakan UNHS
ini sejak Mei 2006. Telah diperiksa 831 bayi baru lahir dengan hasil refer 153 bayi. Hasil refer
berarti bayi tersebut kemungkinan mengalamai masalah pendengaran namun demikian masih
perlu pemeriksaan tahap dua yaitu ABR. Dengan dilaksanakannya skrining maka bayi yang lahir
di RSUP Sanglah pulang dengan sertifikat. Program ini terlaksana dengan kerjasama PT ABDI
yang menyediakan alat OAE dan ABR/BERA serta beberapa kali pelatihan. Sementara
pemeriksaan tidak dikenakan biaya. Program telah diadopsi oleh Depkes dan melalui beberapa
kali pertemuan telah berhasil disusun Health Tehnology Assessment (HTA) tentang skrining
bayi baru lahir dimana akan disosialisasikan secara luas untuk dapat dilaksanakan di berbagai
rumah sakit di Indonesia.
Algoritma skrining bayi baru lahir di RSUP Sanglah.
Bayi baru lahir/Neonatus
1.
2.
Evaluasi dengan Otoskopi
OAE
Pass
Fail
Faktor risiko
Usia 1 bulan:
1. Evaluasi otoskopi
2. Timpanometri
3. OAE
4. AABR
Pass
Fail
Usia 3 bulan:
1. BOA
2. Timpanometri
3. OAE
4. AABR
Pass
Tida
Speech
development
Fail
Ya
1. Speech development
2. Pemantauan audiologi sekurangkurangnya tiap 6 bulan selama 3 tahun
Audiologic assessment
Habilitasi sebelum
usia 6 bulan
Protokol skrining
1. Pemeriksaan menggunakan OAE
2. Dilaksanakan di bangsal bayi
3. Mencakup seluruh bayi yang lahir
4. Pemeriksaan dilakukan:
4.1. Umur bayi 24 jam untuk bangsal bayi
4.2. Sebelum keluar rumah sakit untuk bayi perawatan intensif
5. Evaluasi kanalis akustikus eksternus dan kelainan fisik lahir
6. Anamnesis keluarga dan inform consent
7. Hasil tes pass diberikan surat keterangan
8. Hasil refer diberikan surat keterangan untuk tes ulang pada umur 1 bulan
9. Tes ulang umur 1 bulan dilakukan tes OAE dan ABR/BERA
10.Hasil ABR/BERA refer, dilakukan fitting alat bantu dengar (umur 3-6 bulan)
11.Dilanjutkan dengan habilitasi terpadu
12.Rekam medis format baku
13.KIE terhadap orang tua.
Skrining fungsi pendengaran bayi baru lahir di RSUP Sanglah
Kegiatan dalam gambar.
Dokter muda latihan otoskopi
Nasoendoskopi
Poliklinik THT tahun 1980an
Residen latihan TBD
(Temporal Bone dissection)
Bedah sinus endoskopi
Poliklinik THT sekarang
Alat pemeriksaan poliklinik THT sekarang
Pengembangan kemampuan professional staf pada setiap sub divisi dilakukan dengan upaya mengikuti
kursus-kursus baik di dalam maupun di luar negeri.
Demikian pula halnya perkembangan kemampuan penulisan ilmiah maka dipacu untuk hadir dalam
kegiatan KONAS, PIT, ataupun acara-acara ilmiah lainnya, dengan menghadirkan tulisan ilmiah.
Pada tingkat lokal, pembinaan terhadap tenaga kesehatan lain baik spesialis ataupun dokter umum, 7ose
nth7 dan mahasiswa dilaksanakan secara berkala : Seminar, Simposium, PKB (Pendidikan Kedokteran
Berkelanjutan).
Pada usianya yang ke 40 tahun, Bagian/SMF THT-KL: FK UNUD telah menjadi pusat program
pendidikan dokter spesialis 1 THT-KL sejak 1 Januari 2000 dengan SK Dikti No. 51/DIKTI/Kep/2000, tgl.
9 Maret 2000.
Keadaan dosen th 2009:
1
2
3
4
5
6
7
Staf
Prof. Dr.W.Suardana, Sp.THT (K)
Dr. AA Sagung Puteri, Sp.THT-KL
Dr. I Made Tjekeg, Sp. THT-KL (K)
Dr. I Made Sudipta, Sp.THT-KL
Dr. I Wayan Sudana, Sp.THT-KL
Dr. Luh Made Ratnawati, Sp.THT-KL
Dr. Eka Putra Setiawan, Sp.THT-KL
Staf Muda
Dr. Made Wiranadha Sp.THT-KL
Dr. I D G Arta Eka Putra Sp.THT-KL
Dr. Gde Ardika Nuaba Sp.THT-KL
Dr. Ni Made Lely Rahayu Sp.THT-KL
Dr. Komang Andi Dwi Saputra, Sp. THT-KL
Dr. Sari Wulan Dwi Sutanegara,Sp.THT-KL
Dr. Agus Rudi Asthuta (Calon Staf)
1
2
3
Dosen Purna Tugas :
Nama
Dr. I.B. Oka, Sp. THT-KL
Dr. Putu Wirya Masna, Sp. THT-KL
Prof.Dr.W.Suardana,Sp.THT-KL (K)
Divisi
THT-Komunitas, Otologi
Bronkoesofagologi
Onkologi
Alergi Imunologi
Neuro otologi
Rinologi
Otologi, THT Komunitas
Jabatan
Dosen
Kepala Bagian, Dosen
Dosen
KPS, Dosen
Dosen
SPS, Dosen
Sekretaris Bag, Dosen
Divisi
Neurootologi
Faring-Laring
Onkologi & Bronkho-eso
Maksilo-fasial & Plastik Rekontruksi
Otologi
Rhinologi
Maksilo Fasial & Alergi Imunologi
Purna Tugas
31 Des 2003
17 Okt 2005
8 Feb 2009
Ket
Sedang Proses pengusulan
untuk menjadi Profesor
Emeritus
Status
PNS
PNS
PNS
PNS
CPNS
mengabdi
PNS
KEADAAN DOSEN THN 2015:
1
2
3
4
5
6
7
Staf
Prof. dr. W.Suardana, Sp.T.H.T. (K)
dr. AA Sagung Puteri, Sp.T.H.T.K.L
dr. I Made Tjekeg, Sp. T.H.T.K.L (K)
dr. I Made Sudipta, Sp.T.H.T.K.L
Dr. dr. I Wayan. Sudana, Sp.T.H.T.K.L (K)
dr. Luh Made Ratnawati, Sp.T.H.T.K.L
dr. Eka Putra Setiawan, Sp.T.H.T.K.L (K)
Divisi
THT-Komunitas, Otologi
Bronkoesofagologi
Onkologi
Alergi Imunologi
Neuro otologi
Rinologi
Otologi, THT Komunitas
Staf Muda
dr. Made Wiranadha Sp.T.H.T.K.L
dr. I Dewa Gede Arta Eka Putra Sp.T.H.T.K.L
dr. Gde Ardika Nuaba Sp.T.H.T.K.L (K)
dr. Ni Made Lely Rahayu Sp.T.H.T.K.L
dr. Komang Andi Dwi Saputra, Sp. T.H.T.K.L
dr. Sari Wulan Dwi Sutanegara,Sp.T.H.T.K.L
dr. I Wayan Sucipta, Sp. T.H.T.K.L
dr. Agus Rudi Asthuta, Sp. T. H. T.K.L
dr. I Ketut Suanda, Sp. T.H.T.K.L
Jabatan
Dosen
Dosen
Dosen
KPS, Dosen
Dosen
Dosen
Kepala Bag/SMF, Dosen
Divisi
Neurootologi
Faring-Laring
Onkologi
Jabatan
Otologi
Otologi
Rhinologi & Alergi Imunologi
Bronkho-eso
Maksilo Fasial
Faring-Laring & Onkologi
Dosen
KPS, Dosen
SPS, Dosen
Dosen
Dosen
Dosen
Skretaris Bag/SMF, Dosen
Dosen
Dosen
Dosen Purna Tugas :
1
2
3
4
5
Nama
dr. I.B. Oka, Sp. T.H.T.K.L
dr. Putu Wirya Masna, Sp. T.H.T.K.L
Prof.dr. W. Suardana,Sp.T.H.T.K.L (K)
dr. AA Sagung Puteri, Sp. T.H.T.K.L
dr. I Made Tjekeg, Sp. T.H.T.K.L (K)
Purna Tugas
31 Des 2003
17 Okt 2005
8 Feb 2009
6 Peb 2013
12 Des 2013
Ket
Dikontrak
Dikontrak
Pegawai :
1
2
3
Nama
Dra. A. A. Sagung Mas Asri
Ni Wayan Suastini, SE
Ni Made Widiariasih, Spd.
Ket
Bag/SMF THT-KL FK UNUD Telah memiliki sub divisi :
1. OTOLOGI
2. NEURO OTOLOGI
3. RHINOLOGI
4. ALERGI IMUNOLOGI
5. FARING LARING
6. BRONKHO ESOFAGOLOGI
7. THT KOMUNITAS
8. ONKOLOGI/ BEDAH KEPALA & LEHER PLASTIK REKONTRUKSI
9. MAKSILOFASIAL & PLASTIK REKONTRUKSI
I. KEGIATAN :
1. Pendidikan :
a. S1 - FK UNUD : Mengampu Blok pada beberapa semester
b. Dokter Muda FK UNUD:
Setiap siklus menerima sampai 30 mahasiswa
c. PPDS 1 THT-KL FK UNUD: sejak th 2000 s/d th 2009
Jumlah residen seluruhnya
: 42 orang
Lulusan
: 19 orang (Yang tersebar di seluruh Indonesia)
Adaptasi Lulusan LN (Philipina) : 1 orang
Jumlah penerimaan per tahun
: 3 orang (regular) + 1 orang (BK)
d. Program S3 : Peserta
Pembimbing
: Dr. W. Sudana, Sp. THT-KL
: Prof. Dr. W. Suardana, Sp. THT-KL
2. Pengabdian Masyarakat :
a. RSUP Sanglah :
- Pelayanan di Poliklinik THT-KL
- Pelayanan di IBS
- Pelayanan di Bangsal, Ruangan, VIP, Mahotama dan Wing
- Pelayanan IRD
b. Bakti Sosial :
- Turut berpartisipasi pada HUT RSUP, BKFK UNUD, HUT PERHATI, HUT IDI dan Hari
Pendengaran
- Pelayanan kesehatan di SLBB Jimbaran
- Pelayanan Kesehatan dan operasi di RS Indera Propinsi Bali
c. Penelitian :
- Dilakukan 5 buah penelitian per tahun
II. KERJASAMA :
A. KERJASAMA DENGAN HEARING INTERNATIONAL JAPAN (HIJ) & JICA
Pada thn 2000 – 2003 dan 2003 – 2006
Kegiatan HIJ ke Bagian /THT – KL FK UNUD/RSUP Sanglah :
1. Anggota HIJ
- Prof.Dr.W.Suardana, Sp.THT-KL (K)
- Dr. Eka Putra Setiawan, Sp. THT-KL.
2. Sumbangan alat-alat kedokteran sbb :
- Alat Kesehatan THT
- Alat Pemeriksaan & Operasi
- Alat Operasi Timpanoplasti
3. Guest lecturre :
- Professor Murakami
- Profesor Suzuki
- Shigeno
- Profesor Sakai
4. Kunjungan ke Jepang
- KYOTO HEARING INTERNATIONAL ASSEMBLY MEETING, 1999
- Dalam rangka Senior visit HIJ-JICA TH 2003
- Program Young Fellow HIJ-JICA Th 2000 & th 2004
B. KERJASAMA DENGAN AUSTRALASIA COLLAGE SURGERY
- Kunjungan ke Vanwatu Th. 2008
C. KERJASAMA DENGAN RS PANTAI INDAH KAPUK, BAGIAN THT RSCM,
ADVANCE BIONIC DAN ABDI DALAM RANGKA IMPLAN KOKLEAR.
- Kunjungan Kerja ke RS PIK (Pantai Indah Kapuk), RSCM, NUH Singapore, Bangkok.
D. KERJASAMA DENGAN ABDI, LUMINA DAN YKIP (YAYASAN KEMANUSIAAN IBU
PERTIWI)
- Scrining Bayi Baru Lahir
- Bantuan alat Audiometri, timpanometri, OAE dan ruang kedap suara.
E. KERJASAMA DENGAN GUBERNUR, DINAS KESEHATAN PROPINSI,
PROPINSI, RSUP SANGLAH DAN PERHATI Bali.
- Dalam rangka Penanganan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT)
RS INDRA
F. KERJASAMA DENGAN BAGIAN THT-KL, UNIVERSITAS DELLEGRIN, BORDENX,
PRANCIS.
G. KERJASAMA DENGAN AUSTRALIAN COLLEDGE SURGERY. Dr. PERRY BURSTIN.
DINNO HODGE PhD.
H. RENCANA KERJASAMA DENGAN BAGIAN THT-KL, SINGAPURA GENERAL
HOSPITAL.
III. PRESTASI :
1.
2.
3.
4.
Universal Hearing Sreening of Newborn
Implan Cochlear
Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 THT-KL
Pengembangan Sub Divisi Otologi
IV. RENCANA KEDEPAN :
1. Implan Cokhlear Mandiri
2. FESS
3. Maksilofasial
BAKTI SOSIAL TERKINI :
1. Pada pasien khusus seperti ketulian congenital di Bengkala, sumbangan alat bantu dengar serta
komunikasi jarak jauh untuk habilitasi. Penjajagan implant kokhlea.
2. Gangguan pendengaran pada pengempon Pura Besakih yang menggunakan genta.
3. Pengrajin Pande besi di Tihingan.
4. Bakti social berkala bekerjasama dengan LSM : fisioterapi dan pemberian ABD, bakti social terpadu
tiap 3 bulan.
5. Family gathering anak tuna rungu.
PENELITIAN TERKINI :
1. Penelitian uji klinis daun tebel tebel sebagai pengganti obat tetes telinga pada OMSK pada 3 strata.
2. Penelitian multi senter untuk OMSK dan nasofaring.
3. Penelitian kolaborasi kohort untuk predisposisi OMSK dengan Bagian Anak Universitas Denver, USA
dan Vaksin Peneumokokus.
4. Penelitian kolaborasi dengan jurusan psikologi tentang Kognitif anak tuli Bengkala, perbandingan
bahasa isyarat, dampak family gathering pengguna implant kokhlea.
5. Penelitian Kebisingan terhadap gangguan pendengaran : siswa ASTI, ISI, pengguna Listening device,
air port, jegog, DJ.
6. Penelitian rhinitis alergi akibat kerja : pengrajin mebuler, pengrajin pakaian jadi, pekerja galian kapur.
TUAN RUMAH SIMPOSIUM/WORKSHOP :
1. Tanggal 26, 27, 28 Juni 2015, CPD THT-KL up date dan workshop, TBD, demo live surgery implant
kokhlea, demo diseksi lateral skull base.
2. Maret 2016, Oncology Head and Neck Surgery Conference dan Workshop.
Download