Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 6, No.2, November 2015 PEMILIHAN VENDOR RAW MATERIALS CENTER WING DI PT DIRGANTARA INDONESIA DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) Darfial Guslan, S.T., MT1), M. Adityo Sulivan2) 1 Prodi D4 Logistik Bisnis, Politeknik Pos Indonesia (Darfial Guslan, S.T., MT.) email: [email protected] 2 Prodi D4 Logistik Bisnis, Politeknik Pos Indonesia (M. Adityo Sulivan) Abstracs In the world of today's industry vendor selection process is one important element in the procurement process barang.Kesalahan in vendor selection can be very crucial, because it can directly impact the continuity of the production process. PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace Inc.) is a manufacturing company that has been competent in the manufacture of aircraft and helicopters, repair and sale of spare parts. At this time PT. Dirgantara Indonesia has five vendors in the procurement of raw materials center wing, where the raw materials center of this wing is a vital raw material in the manufacture of center wing. There are several problems in purchasing raw materials center wing to vendors such is the quality of the raw materials center wing is not within specifications, delivery of raw material is not in accordance with the amount subscribed even the goods ordered are not delivered and also the price is not in accordance with PT. Dirgantara Indonesia so often happens in warehouse stock out of raw materials resulting in the production process to be blocked. Analytic Network Process (ANP) is one method used to make the selection of vendors, the ANP can provide an overview of the feedback between the company and the vendor. How processing ANP method is to calculate the super matrix whose data obtained from questionnaires weights 1-9 which will be obtained by the value of CR is less than or equal to 0.1. The calculation is unweighted super super matrixnya matrix which then transformed into a super matrix weighted by the number of columns each 1 (one), the next step is limting super matrix to be weighted criteria and its influence on other criteria. ANP method chosen because it can consider the priorities of the factors in the selection of vendors so that people are able to choose the best alternative based on its purpose. The results of the calculation of the priority vendor selection through Analytic Network Process (ANP) is obtained weighting raw materials vendor priorities, namely Align Aerospace and weighs 0.2672, then Sanxing Pte.Ltd weighs 0.1987, 0.1847 weight Tramec Aero, Wesco Aircraft hard ware Co. weight of 0.1826 and 0.1667 Airbus Helicopter with weights. Keywords: Vendor, Raw Materials, Analytic Network Process, ANP 1. PENDAHULUAN Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur berlomba-lomba untuk memberikan jasa pelayanan terbaiknya untuk mendapatkan konsumen maupun mempertahankan konsumen yang ada. Pelayanan terbaik yang diberi akan menjadikan perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama. Sebuah perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur, pasti akan bekerja sama dengan pihak Vendor guna menjamin ketersediaan bahan baku. Penyelenggaraan proses pengadaan barang secara tepat dan cepat merupakan salah satu bagian terpenting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pengadaan adalah proses penyelenggaraan kegiatan untuk mewujudkan rencana/keputusan yang Hal-25 Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 6, No.2, November 2015 telah dibuat agar menjadi kenyataan dan sesuai dengan rencana tersebut, dengan cara mengatur sistem kerja dan mengarahkan orang-orang yang melaksanakan rencana tersebut. Agar proses pengadaan tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi kerugian bagi perusahaan maka proses pengadaan barang harus lebih diperhatikan, salah satu contohnya adalah penanganan material reject (kecacatan). Jika masalah reject (kecacatan) material disuatu perusahaan mampu dihadapi dengan baik akan berimbas pada keuntungan perusahaan dan dapat memenuhi harapan konsumen. PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace Inc.) merupakan industri pesawat terbang di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara satu-satunya. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. didirikan 26 April 1976 dengan diberi nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan sebagai Presiden Direktur diangkat Bapak BJ Habibi. Dirgantara Indonesia perusahaan manufaktur yang telah kompeten dalam hal pembuatan pesawat terbang dan helikopter, jasa perbaikan dan penjualan suku cadang. Perusahaan ini memiliki lima bagian yang bergerak dan memiliki fungsi kerjanya masing-masing, Salah satu bagian yang menunjang dalam kegiatan produksi adalah bagian pengadaan material. PT Dirgantara Indonesia memiliki kerjasama atau mitra kerja (vendor) dengan perusahaan lain untuk memperlancarkan aktivitas produksinya, dan perusahaan yang di pilih oleh PT Dirgantara Indonesia di harapkan dapat menjadi vendor terbaik untuk memperlancar aktivitas produksi. Pada PT Dirgantara Indonesia pemilihan vendor dilakukan dengan proses penyeleksian. Saat ini vendor yang ada untuk menjadi mitra kerja PT Dirgantara Indonesia sebagai vendor raw material center wing adalah Airbus Helicopter, Align Aerospace, Sanxing Pte.Ltd, Tramec Aero, Wesco Aircraft Hardware Co. PT Dirgantara Indonesia tentunya mempunyai berbagai masalah dalam memilih vendor karena bebebrapa faktor yang dapat menghambat proses kerja pada perusahaan, diantaranya yaitu pihak vendor melaksanakan perintah kerja tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan, seperti keterlambatan pengiriman barang, barang yang dikirim terkadang tidak sesuai dengan yang diminta perusahaan, dan ketidaksesuaian spesifikasi barang yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan harga yang tidak kompetitif membuat perusahaan harus lebih teliti pada saat pemilihan vendor. Tabel 1 Persentase Barang Tidak Sesuai Hal-26 Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 6, No.2, November 2015 Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Analisis Pemilihan Vendor Suku Cadang Center Wing di PT Dirgantara Indonesia dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process” yang mudah-mudahan dapat menginovasi sekaligus menjadi solusi untuk memilih vendor terbaik sesuai dengan kriteria yang perusahaan inginkan. 2. METODE PENELITIAN Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan dari metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP jika dibandingkan dengan AHP adalah ANP memiliki kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternative pilihan. Terdapat dua jenis keterkaitan pada metode ANP yaitu keterkaitan inner dependence dan outer dependence. Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding metode AHP (Saaty, 1998). Analytic Network Process atau ANP adalah metode yang digunakan untuk menurunkan rasio prioritas komposit dari skala rasio individu yang menggambarkan pengukuran relatif dari pengaruh elemen-elemen yang saling berinteraksi berkenaan dengan kriteria kontrol (Ascarya. 2005 dikutip dari Saaty, 2003).. ANP menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level seperti pada hierarki pada Analytic Hierarchy Process (AHP). Langkahlangkah pembuatan ANP menurut Saaty (Iriani dan Herawan. 2012 dikutip dari Saaty, 1999): i. Langkah 1: Konstruksi model dan strukturisasi masalah tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi alternatif yang paling signifikan dalam pengambilan keputusan. a. Penguraian elemen-elemen dari suatu masalah (sistem). Prinsipnya yaitu minimum, lengkap dan operasional. b. Pembentukan komponen (level). Jika terdapat elemen-elemen yang memiliki kualitas setara dikelompokan ke dalam suatu komponen (level atau cluster) yang sama. ii. Langkah 2: Matriks perbandingan berpasangan yang menunjukkan keterkaitan. Cara pengambilan keputusan dalam ANP tetap didasarkan kepada keputusan untuk mendapatkan prioritas sebagaimana halnya metode AHP. Saaty (1980) menetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9 untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya (Iriani dan Herawan. 2012 dikutip dari Saaty, 1996). Pada ANP juga digunakan metode perbandingan berpasangan seperti pada AHP dengan memiliki skala relatif. Tabel 24 Matriks Perbandingan Berpasangan C A1 A2 A3 … A1 A11 A12 A13 … An A1 A23 … A2 A2 A21 A22 n n A3 A31 A32 A33 … A3 … … … … … … An An1 An2 An3 … An n Matriks perbandingan berpasangan tersebut dihasilkan dari perbandingan antar elemen terhadap kriteria tertentu. Nilai aij merupakan nilai perbandingan elemen Ai terhadap elemen Aj yang menyatakan hubungan : a. Seberapa besar tingkat kepentingan Ai bila dibandingkan dengan Aj , atau b. Seberapa besar kontribusi Ai terhadap kriteria C dibandingkan Aj , atau c. Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada Ai bila dibandingkan Aj atau Hal-27 Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 6, No.2, November 2015 d. Seberapa besar dominasi Ai dibandingkan Aj Bila diketahui nilai aij maka secara teoritis nilai aij = l/au' sedangkan nilai aij dalam situasi i =j adalah mutlak 1. Nilai numerik yang ditetapkan untuk perbandingan di dapat dari skala perbandingan yang dibuat oleh Saaty. iii. Langkah 3: Perhitungan bobot elemen Bobot yang dicari ditulis dalam vektor W = [WI, W2, W3,...,Wn]. Nilai Wn menyatakan bobot relatif kriteria An terhadap keseluruhan set kriteria pada sub sistem tersebut. Pada situasi penilaian yang sempurna, maka akan didapatkan hubungan : aik =aij. ajk untuk semua i, j, k ... (2.1) Matriks yang diperoleh adalah matriks yang konsisten. Dengan demikian nilai perbandingan yang diperoleh dari responden berdasarkan tabel, yaitu aij dapat dinyatakan di dalam vektor W sebagai : aij = wi / wj i,j = 1,2,3, ..., n ... (2.2) Dari persamaan diatas, muncul persamaan berikut : aij.wj /wi=l, i = 1, 2, 3, ……n ... (2.3) n ∑aij.wj /wi=n ... (2.4) j=1 i = 1, 2, 3, ……n i = 1, 2, 3, ……n n ∑ aij.wj=nwi ... (2.5) j=1 Yang dinyatakan dengan : AW = nW Dalam teori matriks rumus di atas adalah persamaan karakteristik dimana W merupakan eigen vector dari matriks A dengan nilai eigen sebesar n. Gambar 1 Eigen Vector Pada umumnya ada beberapa nilai eigen vector yang bersesuaian yang memenuhi persamaan tersebut. Variabel n pada persamaan tersebut dapat digantikan dengan sebuah vektor A.,sebagai berikut : AW = W ... (2.6) Dimana λ = (λ 1, λ 2, ..., λ n) Setiap λ yang sesuai/ memenuhi persamaan di atas dinamakan sebagai eigen value, sedangkan vektor yang memenuhi persamaan 2.3 tersebut dinamakan sebagai eigen vector. Bila matriks A diketahui dan untuk mendapatkan nilai W, maka dapat diselesaikan melalui persamaan berikut: [A-nI]W = 0 ... (2.7) Persamaan ini bias menghasilkan solusi yang tidak nol (jika dan hanya jika) n merupakan eigenvalue dari A dan W adalah eigen vectornya. Setelah eigen value matriks perbandingan A tersebut diperoleh. misalnya: λ1. A2, λn dan berdasarkan matriks A yang mempunyai keunikan yaitu aij=1. dengan 1=1. 2, ..., n, maka: n ∑ i=1 λi=n ... (2.8) Disini semua eigen value bernilai nol kecuali satu yang tidak nol yaitu eigen value maksimum. Kemudian jika penilaian yang dilakukan konsisten akan diperoleh eigen value maksimum dari A yang bernilai n. Untuk mendapatkan W, maka dapat dilakukan dengan mensubtitusikan harga eigen value maksimum pada persamaan : AW = λmaks W, ... (2.9) Hal-28 Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 6, No.2, November 2015 selanjutnya persamaan tersebut dapat diubah menjadi : A – λmaks 1 W = 0 untuk memperoleh harga nol maka yang harus dilakukan adalah : A – λmaks I = 0 Berdasarkan persamaan harga λmaks diperoleh dengan memasukkan persamaan λmaks dan ditambah dengan persamaan n ∑ W 1 2 = 1, maka akan diperoleh bobot masing-masing elemen operasi i=1 Wi, dengan i=l, 2, ..., n yang merupakan eigen vector yang berkesesuaian dengan eigen value maksimum iv. Langkah 4: Perhitungan rasio konsistensi Tingkat ketidak konsistenan pada responden di sebut dengan rasio ketidak konsistenan (CI) dengan rumus adalah sebagai berikut: CI = (λmaks – N)/(N – 1) dimana : λmaks = eigen value maksimum n = ukuran matriks CI = indeks konsistensi Berdasarkan perhitungan Saaty, dengan menggunakan 500 sampel, Jugment matriks diambil secara acak dari skala, 1/9. l/8, ..., 1, 2, 9 akan diperoleh ratarata konsistensi untuk matriks dengan ukuran yang berbeda, sebagai berikut: Tabel 3 Nilai Indeks Random Perbandingan antara CI dan RI untuk suatu matriks didefinisikan sebagai rasio konsistensi (CR) CR = RI / CI ... (2.10) Vektor hasil perhitungan diterima jika besar nilai CR sekitar 0,1 atau kurang (0,2 bisa ditoleransi, tetapi tidak lebih). Jika besar nilai CR tidak kurang dari 0,1 masalah dipelajari lagi dan dilakukan penilaian ulang. Langkah 5: Pembentukan super matriks dan analisis super matriks berisikan sub matriks yang terdiri atas hubungan- hubungan antara dua tingkat pada model grafis. Asumsikan bahwa komponen k, dinyatakan dengan Ck, k=l,....,N dengan nk elemen, yang dinyatakan dengan Ck1, Ck2,...,Ckn sebagaimana diperlihatkan dalam super matriks pada tabel. Tabel 4 Super Matriks Super matriks ini terbagi atas beberapa sub matriks, dimana setiap blok sub matriks berisi eigen vector - eigen vector dari matriks perbandingan berpasangan (eigen vector-eigen vector hasil matriks perbandingan berpasangan antar kriteria atau alternatif) yang terbentuk pada tahap sebelumnya, atau merupakan submatrik-submatrik nol (elemenelemen dalam submatrik seluruh bernilai nol). Super matriks yang terbentuk tersebut merupakan super matriks yang belum diberikan bobot (unweighed supermatrix). Didalam super matriks ini dimungkinkan adanya perhitungan setiap efek saling mempengaruhi yang terjadi antar elemen-elemen ANP. Dalam super matriks ini, vektor-vektor bobot perbandingan antar kriteria diperlihatkan secara jelas sebagai kolom- kolom di dalam super matriks yang merepresentasikan dampak dari elemen-elemen di dalam suatu komponen terhadap elemen dalam komponen lainnya atau terhadap elemen dalam komponen itu sendiri. vi. Langkah 5: Memilih alternatif terbaik. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini, penulis telah mengangkat serta menguraikan inti dari masalah dan menyusunnya kedalam struktur jaringan Hal-29 Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 6, No.2, November 2015 untuk permasalahan pemilihan vendor di PT Dirgantara Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa salah satu tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan vendor center wing mana yang terbaik (vendor prioritas) dari lima vendor center wing yang ada dengan menggunakan metode Analythic Network Process (ANP) berdasarkan tiga kriteria pemilihan vendor yang telah ditetapkan oleh PT Dirgantara Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur jaringan dari permasalahan ini tergambar pada Gambar berikut Goal Pemilihan Vendor Quality: 1. Bersertifikat 2. Visual Servi ce: 1. Gar ansi 2. Lead Time 3. Respons Price: 1. Murah 2. Payment Alternative: 1. Airbus Helicopters 2. Align Aerospace 3. Sanxing Pte.Ltd 4.Tramec Aero 5.Wesco Aircraft Hardware4 Co dihasilkan berdasarkan kuesioner: Quality X Price 1 1 1 1 1 = x x x x 1/5 = 0,25 = 1 5 2 5 4 5 P Quality X Service (5x4x5x4x5)1/5 = 4,57 = 5 Price X Service = 1 1/5 (5x4x5x x5) = 2,78 = 3 = P 3 P Yang berarti pada responden satu memilih price yang lebih penting daripada quality dengan bobot 5. Pada perbandingan kedua quality lebih penting daripada service dengan bobot 5, dan seterusnya pada responden yang lain. Menghitung Eigen Vector Setelah mendapatkan nilai geometric mean, tahap selanjutnya adalah mencari nilai eigen vector (Yi) yang didapat dari nilai kriteria setiap baris dibagi dengan jumlah kriteria pada kolom (Xi) yang kemudian dibagi dengan banyaknya elemen atau kriteria yang ada (n). Untuk lebih jelasnya penulis menyajikan perhitungan sebagai berikut: n matriks normal EV = nilai elemen baris n i1 Gambar 1 Struktur Jaringan Hubungan Cluster, Subcluster, dan Alternatif Menghitung Geometric Mean Untuk mendapatkan bobot prioritas global dari masing-masing kriteria, hal yang pertama dilakukan yaitu perhitungan geometric mean dari hasil pembobotan kuesioner yang telah diberi nilai oleh responden. Cara menghitung geometric mean adalah sebagai berikut: Mengkalikan setiap nilai matriks perbandingan berpasangan yang telah disebar dan diberi nilai oleh responden yang kemudian dipangkatkan 1/n, rumus dari geometric mean adalah αij = (Z1,Z2,Z3,...,Zn) 1/n. Dimana: αij = Nilai rata-rata perbandingan antara kriteria Ai dengan Aj untuk n partisipan. Zi = Nilai perbandingan antara kriteria Ai dengan Aj untuk partisipan ke-i dengan i=1,2,3,..,n n = Jumlah partisipan/responden. Berikut merupakan perhitungan geometric mean dari data yang atau, Yang jika diaplikasikan kepada perhitungannya adalah sebagai berikut: 1 1 5 + + 2,20 2,33 9 = 0,48 3 Menghitung Eigen Value ( maks ) dan Uji Konsistensi Jika nilai eigen vector sudah didapatkan, maka selanjutnya yaitu mencari nilai eigen value ( maks ) yang dimana cara mendapatkan nilai eigen value adalah dengan mengkalikan jumlah dari kriteria pada kolom (Xi) dengan hasil vector eigen (Yi) tadi atau bisa disebut juga dengan bobot normalisasi, lalu hasil perkaliannya dijumlahkan. Untuk lebih jelasnya penulis menyajikan sebagai berikut: maks = n ( Jumlah kolom X Bobot normal) i1 Yang jika diaplikasikan kepada perhitungannya adalah sebagai berikut: Hal-30 Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 6, No.2, November 2015 maks = (2,20x0,48)+(2,33x0,41)+(9,00+0,11) = 3,04 Lalu sebelum uji konsistensi terlebih dahulu untuk mencari nilai consistency index (CI) dan consistency ratio (CR). Berikut adalah cara mencari nilai dari consistency index (CI) dan consistency ratio (CR): CI = ( maks - n) / (n-1) Dimana: maksimum maks = eigen value n = ukuran matriks CI = consistency index Yang diaplikasikan pada perhitungannya yaitu sebagai berikut: CI = (3,04 – 3) / 2 = 0,02 Sedangkan untuk consistency ratio yaitu: karena pada kasus ini terdapat 3 (tiga) kriteria, maka yang diambil nilainya berdasarkan tabel random index adalah 0,58 dan bila diaplikasikan kepada perhitungannya mendapatkan hasil sebagai berikut: , = 0,03 , Berdasar nilai consistency ratio yang didapat yaitu 0,03 maka pembobotan nilai tersebut konsisten. Karena consistency ratio dikatakan konsisten apabila CR ≤ 0,1. Unweighted Super Matrix Pada tahap perhitungan unweighted supermatrik ini yaitu menghitung prioritas yang tidak memperhitungkan adanya perbandingan berpasangan Subcluster (node), cara membaca hasil unweighted supermatrik yaitu pada Subcluster (node) atas adalah bagian yang mempengaruhi sedangkan yang dibawah adalalah bagian yang dipengaruhi. Apabila hubungan antar subcluster (node) di isi dengan angka nol (0) maka antar Subcluster (node) tersebut tidak memiliki hubungan keterkaitan. Weighted Super Matrix Selanjutnya yaitu mencari nilai weighted super matrix, yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen didalam komponen dari unweighted super matrix dengan bobot cluster yang sesuai sehingga setiap kolom pada weighted super matrix memiliki jumlah 1. Setelah mendapatkan hasil dari weighted super matrix tersebut kemudian hasil perbandingan berpasangan ditransformasikan sehingga jumlah pada masing-masing kolom sama dengan satu (1) atau disebut stokhastik. Limiting Super Matrix Mendapatkan nilai limiting matrix yaitu dengan cara mengkalikan weighted super matrix dengan dirinya sendiri sampai beberapa kali. Ketika bobot pada setiap kolom memiliki nilai yang sama, maka limit matrix telah stabil dan proses perkalian matrik dihentikan. Perolehan hasil limiting super matrix akan didapatkan bobot masing-masing alternatif dan cluster-nya yang ada di dalam Analytic Network Process (ANP). Langkah selanjutnya adalah melakukan perengkingan dari hasil bobot prioritas untuk alternatif yaitu daftar vendor yang akan di urutkan menjadi prioritas mana yang paling terbaik untuk menjadi partner dari PT Dirgantara Indonesia. Bobot masingmasing diambil pada kondisi normal yaitu: Tabel 5 Ranking Dari hasil tabel diatas maka bobot setiap alternatif telah ditetapkan. Tahap terakhir adalah memilih vendor terbaik dengan nilai tertinggi menjadi prioritas pertama dalam pemesanan raw material center wing untuk proses produksi di PT Dirgantara Indonesia. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, terdapat ranking dari masing-masing alternatif yaitu Align Aerospace pada ranking 1 dengan nilai normal 0.2672, Hal-31 Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 6, No.2, November 2015 maka ranking 1 pada proses pemilihan vendor penyedia raw material center wing yang layak untuk dijadikan prioritas utama. 4. KESIMPULAN Proses pemilihan vendor terbaik yang dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia masih menggunakan cara konvensional. Penulis melakukan penelitian pemilihan vendor raw materials center wing menggunakan metode Analytic Network Process (ANP) dengan melakukan beberapa tahapan dimulai dengan menentukan kriteria penilaian, merancang struktur jaringan (network) dan pengolahan data dibantu dengan super decision. Hasil dari penelitian yang penulis lakukan berdasarkan data yang tersedia maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Kriteria yang dapat digunakan dan menunjang sebagai dasar pemilihan vendor raw materials center wing di PT Dirgantara Indonesia yaitu: Quality, kualitas barang yang dilihat yaitu apakah raw material center wing sudah bersertifikat lisensi international, visual atau tampilan, jenis, ukuran, dan barang yang sesuai dengan pesanan yang tercantum di PO. Price, merupakan suatu kegiatan perencanaan penganggaran, pengelolaan, pencarian, pembelian, serta penyimpanan dana yang harus dimiliki oleh suatu organisasi perusahaan agar dapat mengelola keuangan dengan baik sehingga perusahaan dapat terus beroperasi. Adapun sub dari price ini yaitu harga yang kompetitif dan payment, yang dimana payment disini lebih kepada cara pembayaran, yang diharapkan cara pembayarannya tidak mempersulit PT Dirgantara Indonesia. 2) Memilih vendor terbaik yang sesuai atau berdasarkan dengan apa yang dibutuhkan PT Dirgantara Indonesia yaitu dengan melihat kemampuan vendor dalam memenuhui standar produk center wing yang dikeluarkan perusahaan berdasarkan Purchase Order (PO). Kemampuan vendor untuk memenuhi barang yang diminta dapat dilihat dari segi quality, price, dan service 3) Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh urutan prioritas vendor center wing yang memiliki bobot prioritas paling tinggi sehingga layak untuk dipertimbangkan dalam proses order selanjutnya, berdasarkan pada kriteria dan sub kriteria yang dibutuhkan oleh PT Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Align Aerospace prioritas pertama, Align Aerospace memang layak dan pantas untuk dijadikan prioritas utama karena mendapatkan bobot paling terbesar dari setiap cluster/kriteria yang dijadikan sebagai acuan dalam penilaian vendor. 2. Sanxing Pte. Ltd prioritas kedua, yaitu prusahaan yang cukup mempunyai peranan, maka dari itu bagian pembelian menjadikan vendor tersebut sebagai cadangan apabila vendor utama tidak dapat memenuhi PO yang diajukan. 3. Tramec Aero prioritas ketiga, yaitu perusahaan yang tidak terlalu menjadi prioritas karena memang kinerja dari perusahaan tersebut kurang memuaskan. 4. Wesco Aircraft Hardware co prioritas keempat, yaitu perusahaan yang tidak dijadikan sebagai prioritas dalam pemilihan vendor. 5. Airbus Helicopters prioritas kelima, adalah perusahan yang juga tidak masuk untuk pemilihan vendor selanjutnya Dapat disimpulkan bahwa vendor yang terpilih dari hasil penelitian dengan bobot prioritas tertinggi yaitu Align Aerospace dengan nilai sebesar 0.2672. 5. REFERENSI [1]. Bowersox, Donald j. 2000. Manajemen Logistik. Jakarta:PT Bumi Aksara. [2]. Indrajit, Richardus Eko dan Djokopranoto, Richardus. 2003. Manajemen Persediaan. Jakarta:PT Grasindo. [3]. Pujawan, I Nyoman dan Mahendrawathi ER. 2010. Supply Chain Management. Hal-32 Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 6, No.2, November 2015 Surabaya:Guna widya. [4] Rahman,Tarekh, Arief, 2015. Pemilihan Vendor Raw Materials Center wing di PT Dirgantara Indonesia Dengan Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP). Bandung : Politektin Pos Indonesia. [5]. Saaty, Thomas L. 1996. The Analytic Network Process. Pittsburgh:RWS Publications. [6]. Arin et al. 2013. Penilaian Kinerja Pemasok Susu Segar Menggunakan Metode Analytical Network Process dan Rating Scale (Studi Kasus di Pusat Koperasi Industri Susu Sekar Tanjung Pasuruan). Malang : Universitas Brawijaya. [7].Destamara, Bebby Alifia. 2014. Analisis Pemilihan Vendor Suku Cadang Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP) Di Pt Kereta Api Indonesia (Persero). Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Politeknik Pos Indonesia. [8].Harsono, Harry. 2014. Analisis Pemilihan Vendor Karet Roll Mentah di PT IPS Dengan Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP). Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Politeknik Pos Indonesia. [9].Iriani, Yani dan Topan Herawan. 2012. Pemilihan Vendor Bahan Baku Benang dengan Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP) (Study Kasus Home Industry Nedy). Bandung : Universitas Widyatama. [10]. Kurniawati et al. 2013. Kriteria Pemilihan Pemasok. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. [11].Prasetya, Nandi. 2014. Evaluasi Kinerja untuk Menentukan Vendor Trucking Prioritas dengan Menggunakan Metode Standardized Unitless Rating (SUR) (Case Study : PT Leschaco Tanjung Priok). Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Politeknik Pos Indonesia. [11].Tarmidi, Teguh Firmansyah. 2014. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Produk Dust Detector Smoke Dengan Menggunakan Pendekatan Model Q (Studi Kasus PT Sharp Semiconductor Indonesia). Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Politeknik Pos Indonesia. Hal-33