PERBANDINGAN PREDIKSI ECONOMIC VALUE ADDED DENGAN NET INCOME, RESIDUAL INCOME DAN FREE CASH FLOW TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK DI INDONESIA PERIODE 2008-2012 Della Aprillia, Maria Eurelia Wayan Departemen Ilmu Administrasi, Program. Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Indonesia E-mail : [email protected] Abstrak Penelitian ini menguji perbandingan prediksi Economic Value Added (EVA), Residual Income (RI) dan ukuran kinerja konvensional Net Income (NI) dan Free Cash Flow (FCF) terhadap imbal hasil saham di Indonesia. Penelitian ini menggunakan 110 data observasi, uji konten informasi relatif (relative information content) dan uji konten informasi inkremental (incremental information content) pada perusahaan yang memiliki bad debt. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Economic Value Added (EVA) memiliki konten informasi relatif yang lebih baik dibandingkan Residual Income (RI), Net Income (NI) dan Free Cash Flow (FCF). Economic Value Added (EVA) juga memiliki konten informasi inkremental yang lebih baik dibandingkan Net Income (NI), Residual Income (RI) dan Free Cash Flow (FCF). Kata Kunci : Economic Value Added (EVA), Net Income (NI), Residual Income (RI), Free Cash Flow (FCF), Relative information content, Incremental information content. Abstract This study examines the predicting comparison of Economic Value Added (EVA), Residual Income (RI) and conventional performance measure Net Income (NI) and Free Cash Flow (FCF) to the Annual Stock Return In Indonesia. This study uses 110 observation data, relative information content test and incremental information content test to the companies that have bad debt. The results suggest that Economic Value Added (EVA) has higher relative information content better than Residual Income (RI), Net Income (NI) and Free Cash Flow (FCF). Economic Value Added (EVA) has incremental information content better than Net Income (NI), Residual Income (RI) and Free Cash Flow (FCF). Key words : Economic Value Added (EVA), Net Income (NI), Residual Income (RI), Free Cash Flow (FCF), relative information content, incremental information content. 1 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 Pendahuluan Memilih pengukuran kinerja perusahaan untuk mengevaluasi perusahaan dan manajemen menjadi suatu hal yang sangat penting bagi investor dalam melakukan investasi terhadap kinerja dan potensi perusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian dalam memilih ukuran kinerja terbaik untuk mengevaluasi perusahaan dan manajemen merupakan hal yang krusial. (Parvaei dan Farhadi, 2013) Pada dasarnya, pengukuran kinerja perusahaan bisa dikelompokkan dalam tiga kategori (Helfert 2000 dalam Dewanto, 2006), yaitu : (1) Earning Measure, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. (2) Cash Flow Measure, yang mendasarkan kinerja pada arus kas operasi (operating cash flow). (3) Value Measure, yang mendasarkan kinerja pada nilai (value based management). Termasuk dalam kategori ini adalah economic value added (EVA), market value added (MVA), cash value added (CVA) dan shareholder value (SHV). Laba bersih (Net Income) telah diakui sebagai ukuran kinerja sejak bertahun-tahun. Menurut Soemarso SR (2004) angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (Net Income). Jumlah laba bersih merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss). Peningkatan yang tinggi pada laba bersih (Net Income) menunjukkan kondisi kinerja perusahaan yang semakin baik. Sebaliknya penurunan pada laba bersih (Net Income) menunjukkan bahwa kondisi perusahaan sedang tidak baik. Skenario laba bersih (Net Income) yang menjadi ukuran kinerja terus dilakukan sampai akhirnya penelitian ekstensif menunjukkan bahwa laba bersih (Net Income) adalah konsep yang tidak memuaskan untuk pengukuran kinerja dan profitabilitas. Alasan untuk klaim ini adalah bahwa laba bersih (Net Income) tidak menganggap biaya kesempatan sebagai modal yang digunakan (Dearden dan Anthony 1973 dalam Parvaei dan Farhadi, 2013). Selain Net Income, terdapat pengukuran perusahaan dengan menggunakan arus kas. Bila dilihat dari sudut pandang pembuat keputusan, arus kas memainkan peranan penting untuk mengevaluasi posisi perusahaan dibandingkan dengan laporan laba rugi yang 2 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 merupakan salah satu pernyataan yang dapat menyesatkan investor. Sebagai contoh, perusahaan dapat menunjukkan laba bersih tinggi dalam laporan keuangan, sementara tidak mampu membayar kembali kewajiban. (Parvaei dan Farhadi, 2013) Selain metode net income dan free cash flow, metode pengukuran kinerja berbasis nilai juga telah ditemukan. Pengukuran kinerja tersebut bernama economic value added. Istilah economic value added (EVA) mula-mula dikembangkan oleh Stern Stewart management service sekitar tahun 1990an. Economic value added (EVA) menjadi salah satu teknik yang digunakan sebagai ukuran kinerja dalam penciptaan nilai (value creation) untuk pemegang saham melalui peningkatan harga saham dan dividen yang dibayarkan. Alat ukur yang dapat memperlihatkan secara absolute (dalam nilai Rupiah) berapa nilai shareholder yang telah diciptakan (created) atau dihancurkan (destroyed). Alat ukur yang sangat berkaitan dengan harga saham yang memberikan dasar bagi terciptanya sistem kompensasi yang mampu memotivasi seluruh komponen perusahaan untuk menciptakan nilai kepada pemegang saham (shareholder value). (Tunggal, 2001) Apabila perusahaan menghasilkan profit melebihi biaya modal maka perusahaan akan menghasilkan EVA yang positif. Bila EVA yang dihasilkan positif investor atau pemegang saham dapat melihat secara lebih pasti bahwa perusahaan dapat memberdayakan kapitalnya dengan baik. (Iqbal, 2004) Dalam perkembangannya, konsep EVA lebih luas dikenal sebagai residual income (RI) yang secara umum dirumuskan sebagai laba operasi dikurangi dengan biaya modal (hutang dan ekuitas). Dalam dunia bisnis, residual income sudah mulai digunakan sejak awal-awal abad 20. General Motor misalnya, telah menggunakan terminology “residual income” pada tahun 1950-an untuk mengukur kinerja divisi-divisi terdesentralisasi yang dimilikinya. (Yuswohady, 2004) Residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba dari yang dibutuhkan kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth bagi residual claimants yaitu pemegang saham. Sebaliknya residual income yang negatif berarti menurunkan wealth pemegang saham. (Dewanto, 2006) 3 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 Penelitian ini mengadaptasi penelitian Akbar Parvaei dan Soran Farhadi (2013) yang berjudul “The Ability of Explaining and Predicting of Economic Value Added (EVA) versus Net Income (NI), Residual Income (RI) &Free Cash Flow (FCF) in Tehran Stock Exchange“. Pada penelitiannya, Akbar Parvaei dan Soran Farhadi menguji pengukuran kinerja dengan Net Income (NI), Residual Income (RI), Economic Value Added (EVA) dan Free Cash Flow (FCF) pada perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock Exchange pada tahun 2005-2009. Akbar Parvaei dan Soran Farhadi (2013) menemukan EVA bekerja lebih baik daripada penilaian kinerja lainnya dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Akbar Parvaei dan Soran Farhadi menguji prediktabilitas EVA pada kinerja masa depan perusahaan. Dalam penelitiannya, mereka menggunakan dua pendekatan yaitu konten informasi relevan dan konten informasi inkremental. Penelitian ini juga digunakan dua konten informasi, yaitu relative information content dan Incremental information content. Dalam membandingkan dua sumber informasi, salah satunya bisa memiliki relevansi nilai yang lebih besar dari, lebih kecil dari, atau sama dengan relevansi nilai yang diberikan oleh yang lainnya. Relevansi nilai incremental mengandung arti bahwa salah satu sumber informasi bisa memberikan informasi yang melampaui yang diberikan oleh yang lainnya. Mengacu pada penjelasan latar belakang mengenai perbandingan penerapan metode Economic Value Added dibandingkan dengan Net Income, Residual Income dan Free Cash Flow, penulis menentukan pokok permasalahan yang diidentifikasi sebagai berikut: 1. Bagaimana perbandingan prediksi Economic Value Added dengan Net Income, Residual Income dan Free Cash Flow terhadap imbal hasil saham menggunakan relative information content ? 2. Bagaimana perbandingan prediksi Economic Value Added dengan Net Income, Residual Income dan Free Cash Flow terhadap imbal hasil saham menggunakan Incremental information content ? Berdasarkan perumusan masalah yang dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 4 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 1. Menganalisis perbandingan prediksi Economic Value Added dengan Net Income, Residual Income dan Free Cash Flow terhadap imbal hasil saham menggunakan relative information content. 2. Menganalisis perbandingan prediksi Economic Value Added dengan Net Income, Residual Income dan Free Cash Flow terhadap imbal hasil saham menggunakan Incremental information content. Tinjauan Teoritis Beberapa studi terdahulu telah dilakukan di beberapa negara dan di Indonesia, studi berikut adalah studi yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan Susana Pexioto (2002) yang melakukan penelitian Economic Value Added yang diaplikasikan pada perusahaan publik di negara Portugal. Dalam penelitiannya Susana Pexioto melakukan penelitian terhadap 39 perusahaan publik di Portugal selama kurun waktu 1995 hingga 1998. Penelitiannya menyimpulkan bahwa EVA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai pasar ekuitas. Penelitian yang dilakukan oleh Worthington dan West (2004) yang melakukan penelitian terhadap 110 perusahaan di Australia selama kurun waktu 1992 hingga 1998. Dalam penelitiannya Worthington dan West meneliti hubungan antara earning before extraordinary items (ERN), net cash flow from operations (NCF), residual income (RI) dan economic value added (EVA). Penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi Biddle (1997) tersebut menyimpulkan bahwa EVA menjelaskan variasi atas imbal hasil saham dibandingkan pengukuran tradisional lainnya. Pada tahun yang sama Yuswohady (2004) melakukan pengujian terhadap Net Operating Profit After Tax (NOPAT), Residual Income (RI), Economic Value Added (EVA), dan Penciptaan Nilai Perusahaan. Penelitiannya menggunakan dua pendekatan yaitu konten informasi relative dan konten informasi inkrementalkonten informasi relatif dan didapatkan hasil bahwa ukuran kinerja baru Residual Income dan Economic Value Added memiliki konten informasi yang lebih tinggi dibanding ukuran kinerja konvensional Net Operating Profit After Tax dalam menjelaskan penciptaan nilai perusahaan (MVA) perusahaan yang ada di BEJ dan BES. 5 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 Studi yang dilakukan oleh Taufik Hidayat (2005) dengan membandingkan pengaruh economic value added dengan pengukuran kinerja lainnya yaitu laba sebelum pos luar biasa, arus kas operasi dan residual income dan menjelaskan variasi atas imbal hasil saham (stock return) terhadap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dalam tahun buku 2001 hingga 2003. Penelitiannya menggunakan dua pendekatan yaitu relative information content dan incremental information content. Hasil pengujiannya dengan menggunakan pendekatan relative information content, laba sebelum pos luar biasa (EBEI) lebih dapat menjelaskan imbal hasil saham dibandingkan EVA, arus kas operasi (CFO), dan Residual Income (RI). Hal ini menunjukkan bahwa EVA tidak lebih baik daripada EBEI, CFO, dan RI. Pengujian berdasarkan pendekatan incremental information content, dapat disimpulkan bahwa EBEI dan CFO lebih dapat menjelaskan imbal hasil saham dibandingkan EVA dan RI. Hal ini berarti EVA tidak lebih baik daripada EBEI dan CFO dalam menjelaskan hasil saham, tetapi EVA hanya lebih baik dibandingkan RI. Tahun 2006, Haryo Dewanto melakukan penelitian dengan menganalisis pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Residual Income dan Cash Flow Operation terhadap imbal hasil saham pada perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Jakarta. Penelitiannya dilakukan pada periode 1995 sampai dengan 2004. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Economic Value Added tidak mempengaruhi imbal hasil saham dan mempunyai hubungan positif terhadap imbal hasil saham. Penelitian Yeny Rosalina Nurdin (2007) yang merupakan penelitian perbandingan kandungan informasi Economic Value Added, Cash Value Added, Net Income dan Operating Cash Flow terhadap kinerja saham di Indonesia. Penelitiannya menggunakan 253 perusahaan publik yang termasuk dalam kategori 100 EVA terbaik dalam majalah SWA sembada pada periode tahun 2003 sampai dengan 2005. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan relative information content yang melihat perbedaan pengaruh relative masing-masing pengukuran secara individu dan incremental information content yang melihat pengaruh masing-masing pengukuran secara individu dan bersamaan. Dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara relative information content, EVA dan CVA tidak dapat menjelaskan return saham tahunan lebih baik dibandingkan Net Income dan Cash Flow. Selain itu secara incremental information 6 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 content, juga memberikan hasil yang serupa. Secara keseluruhan ditemukan bukti bahwa Net Income mempunyai information content yang paling tinggi, baik dari pendekatan relative maupun incremental. Hal ini menunjukkan bahwa Net Income mempunyai peran dalam penilaian saham di Indonesia. Akbar Parvaei dan Soran Farhadi pada tahun 2013 melakukan penelitian terhadap EVA yang berjudul “The Ability of Explaining and Predicting of Economic Value Added (EVA) versus Net Income (NI), Residual Income (RI) &Free Cash Flow (FCF) in Tehran Stock Exchange“. Pada penelitiannya, Akbar Parvaei dan Soran Farhadi menguji pengukuran kinerja dengan Net Income (NI), Residual Income (RI), Economic Value Added (EVA) dan Free Cash Flow (FCF) pada perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock Exchange pada tahun 2005-2009. Akbar Parvaei dan Soran Farhadi menemukan EVA bekerja lebih baik daripada penilaian kinerja lainnya dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. EVA adalah salah satu alat pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh stern stewart (1991) dan diklaim merupakan alat ukur kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan alat ukur kinerja tradisional (Biddle dkk, 1997; Chen dan Dodd, 2001) karena dalam perhitungan EVA memasukkan unsur biaya modal, baik hutang maupun ekuitas, sedangkan di dalam earnings unsure biaya modal hanya dengan memasukkan biaya bunga. (Chen dan Dodd, 2001 dalam Nurdin, 2007) Konsep dasar EVA juga berawal dari laba, arus kas operasi dan residual income. Gambaran komponen EVA adalah sebagai berikut : Sumber : Biddle, G.C et al. (1997) dalam O’ Byrne (2001) 7 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 EVA menggunakan rata-rata tertimbang biaya modal (WACC), dimana di dalamnya telah memperhitungkan cost of debt dan cost of equity. EVA juga menghindari permasalahan perbedaan ROE dan cost of equity serta ROC dan cost of capital. Economic Value Added dapat dihitung dengan cara (Parvaei dan Farhadi, 2013) : EVA= Adj NOPAT – (Capital Employed x WACC) Dalam menghitung NOPAT, dipergunakan rumus (Parvaei dan Farhadi, 2013) : Adj NOPAT = Operating Profit x (1-Tax Rate) + Provisions Provision = Advertising Expense + R&D + Bad debt NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan “non cash bookkeeping entries” seperti biaya penyusutan . NOPAT dapat dihitung sebagai berikut (O’Byrne, 2001 : 49) NOPAT = Pendapatan Operasi + Pendapatan Bunga + Pendapatan Ekuitas (- Kerugian Ekuitas) + Pendapatan Investasi Lainnya – Pajak Penghasilan –Pembebasan Pajak terhadap Biaya Bunga Jumlah keseluruhan cost of capital sering disebut sebagai WACC atau biaya modal rata-rata tertimbang. Total cost of capital perusahaan akan mencerminkan kombinasi biaya dari semua sumber pendanaan yang digunakan perusahaan. Biaya modal rata-rata tertimbang adalah rata-rata dari setiap sumber modal yang digunakan perusahaan untuk membiayai proyek, dimana bobot tertimbang mencerminkan proporsi dari total pendanaan yang didapat perusahaan. WACC dapat dihitung dengan cara (Parvaei dan Farhadi, 2013) : WACC = We.Ke + Wd.Kd (1-Tax) Net Income merupakan laba bersih perusahaan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Laba bersih didefinisikan sebagai hasil operasi terakhir setelah bunga dan pajak. Perubahan laba baik itu merupakan penurunan atau kenaikan yang disebabkan oleh faktor 8 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 harga jual tidak dapat digunakan sebagai pengukur kegiatan bagian penjualan, karena hal ini disebabkan oleh adanya perubahan kuantitas atau volume barang yang dijual mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan penjualan. Kenaikan laba terjadi karena kenaikan volume yang dijual berarti bagian penjualan bekerja lebih aktif atau perusahaan semakin efektif dalam operasinya. Selain hal di atas, laba perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh perusahaan utang dan investasi. Tinggi rendahnya perubahan utang dan investasi mempengaruhi perusahaan untuk memperoleh laba. Residual Income mengukur kinerja operasi perusahaan (net operating profit after tax/NOPAT) dikurangi dengan beban atas semua utang dan modal yang diinvestasikan : RI = NOPAT – (k* Capital), dimana k adalah biaya modal perusahaan (weighted average cost of capital) adalah aktiva yang diinvestasikan dalam aktivitas operasi yang berkelanjutan (going concern). Residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba dari yang dibutuhkan kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth bagi residual claimants yaitu pemegang saham. Sebaliknya residual income yang negatif berarti menurunkan wealth pemegang saham. (Dewanto, 2006) Residual Income dapat dihitung dengan cara (Parvaei dan Farhadi, 2013) : RI = NOPATt – (Capital Employed t-1 x WACCt) Arus kas bebas (free cash flow) adalah arus kas yang tersedia setelah pembayaran seluruh pajak dan setelah semua proyek bernilai net present value yang positif. Perusahaan biasanya menggunakan arus kas bebas ini untuk membayar dividen, membeli kembali sahamnya dan membeli saham pada perusahaan lain. (Ross, Westerfield dan Jaffe, 1999) Arus kas bebas (Free Cash Flow) bisa juga dihitung dengan cara (Parvaei dan Farhadi, 2013): FCF = EBIT (1-T) + Depreciation – Capital Expenditures – Increase in NWC. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan relative information content dan relative information content. Relative information content adalah melakukan analisa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara terpisah. Masing-masing variabel bebas diregresikan dengan variabel terikat menjadi beberapa univariate regression. Pengaruh 9 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 variabel bebas yang paling besar terhadap variabel terikat dilihat dari nilai adjusted R2 masing-masing persamaan regresi. Incremental information content adalah melakukan analisa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan cara melakukan regresi 2 variabel bebas sekaligus (multivariate) untuk mendapatkan besaran adjusted R2 nya. Setelah itu nilai adjusted R2 tersebut dikurangi dengan adjusted R2 dari persamaan regresi univariate salah satu variabel bebasnya untuk mendapatkan selisih nilai adjusted R2 . Semakin kecil selisihnya, maka semakin sedikit pengaruh variabel bebas yang dikurangi (dibuang) terhadap persamaan multivariate dalam menjelaskan imbal hasil saham. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat dilihat dari empat aspek, yaitu berdasarkan aspek tujuan, manfaat, dimensi waktu, dan teknik pengumpulan data (Neuman dalam Djiwandanu, 2013). Dalam penelitian ini, menjelaskan pola hubungan antara variabel independen, yaitu perbandingan Economic Value Added, Net Income, Residual Income dan Free Cash Flow dengan variabel dependen, yaitu annual stock return. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan studi kepustakaan, digunakan literatur yang berhubungan dengan Economic Value Added, Net Income, Residual Income dan Free Cash Flow. Selain itu, literatur yang berhubungan dengan kinerja perusahaan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Studi kepustakaan diperoleh dari jurnal, buku, karya akademis, artikel ilmiah, maupun situs yang berhubungan dengan penelitian. Dari literatur ini, dapat menggunakan metode atau konsep yang digunakan untuk membantu dalam mengolah data. 4. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dan sampel dalam penelitan ini adalah, populasinya adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Digunakan data penelitian dari tahun 2008 sampai dengan 2012 karena ingin menggunakan data terbaru sehingga dapat mengetahui hasil yang terbaru juga. Selain itu pada tahun 2008 terjadi bubble economic yang menyebabkan kinerja saham menjadi menurun. Pemilihan perusahaan non keuangan karena perbedaan jumlah dan jenis aset yang dimiliki oleh perusahaan keuangan akan mengakibatkan perbedaan jumlah aset pada perusahaan non keuangan. 10 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 5. Variabel dan Model Penelitian Tabel 1 Ringkasan Definisi Operasional untuk Persamaan Variabel Annual Stock Return (Harga Saham tahun x+1 – Harga Saham tahunx) Harga Saham tahunx Economic Value Added Adj NOPAT – (Capital Employed x WACC) Net Income Laba bersih setelah pajak yang terdapat pada laporan laba rugi perusahaan. Residual Income NOPATt– (Capital Employedt-1 x WACC) Free Cash Flow EBIT (1-T) + Depreciation – Capital Expenditure – Increase in Net Working Capital Sumber : Parvaei dan Farhadi (2013). Data Hasil Olahan, 2014 Pengujian pada penelitian ini dilakukan dengan 2 metode yaitu relative information content dan incremental information content. Model 1 : Pada model pertama ini dilakukan dengan pendekatan relative information content yaitu mencari persamaan yang memiliki adjusted R2 yang lebih tinggi dalam menunjukkan asosiasinya terhadap imbal hasil saham. Persamaannya adalah : MARit = a + b1 Xit +e Dimana Xit adalah EVAit, NIit, RIit, dan FCFit Hipotesis 1 : H01 : relative information content dari EVA memprediksi tidak melebihi Net Income, Residual Income, Free Cash Flow Ha1 : relative information content dari EVA memprediksi melebihi Net Income, Residual Income, Free Cash Flow 11 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 Model 2 : Pada model kedua ini dilakukan untuk menguji hipotesis kedua dengan pendekatan incremental information content yaitu mencari selisih adjusted R2 persamaan multivariate dikurangi univariate yang lebih rendah untuk menunjukkan asosiasinya terhadap imbal hasil saham. Persamaannya adalah : MARit = a + b1 Xait + Xbit +e Nilai R2 dari persamaan di atas akan dikurangi dengan nilai R2 dari persamaan : MARit = a + b1 Xit +e Selisih adjusted R2 dari kedua persamaan tersebut disebut adjusted R2 dari incremental information content Xbit. Artinya seberapa besar dominasi Xait terhadap Xbit dalam menjelaskan imbal hasil saham. Semakin kecil selisih adjusted R2 nya berarti semakin kecil dominasi Xait terhadap Xbit sehingga Xbit secara incremental dapat menjelaskan imbal hasil saham dibandingkan Xait. Hipotesis 2 : H02 : incremental information content dari EVA memprediksi tidak melebihi Net Income, Residual Income, Free Cash Flow Ha2 : incremental information content dari EVA memprediksi melebihi Net Income, Residual Income, Free Cash Flow Hasil Penelitian Dalam proses penyaringan sampel, terdapat 61 perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2012. Akan tetapi, peneliti tidak dapat mengobservasi seluruh 61 perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2012 karena peneliti harus menyesuaikan data antara satu variabel dengan variabel lainnya. Setelah dilakukan penyaringan kembali tersisa 22 perusahaan yang memiliki informasi keuangan dan harga saham yang tersedia. Jumlah unit observasi dalam penelitian ini adalah 110 unit observasi penelitian yang didapat dari 22 perusahaan dikalikan lima tahun periode penelitian. 12 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 Tabel 2 Ringkasan Penyaringan Jumlah Sampel Keterangan Jumlah Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (emiten) 300 tahun 2008-2012 Perusahaan yang memiliki bad debt tahun 2008 hingga 2012 61 Perusahaan yang memiliki kelengkapan data dan nilai pada perhitungan 58 variabel Perusahaan yang telah disesuaikan dengan variabel penelitian 22 Jumlah unit observasi penelitian dari tahun 2008-2012 22 perusahaan x 5 110 tahun = 110 unit observasi Sumber : Data olahan penulis, 2014 Statistika Deskriptif Tabel 3 Statistika Deskriptif RETURN EVA NI RI FCF Mean 9117381. 1.09E+10 5.68E+08 5.07E+10 3.71E+11 Median 2731769. 3.72E+08 93032329 5.97E+09 5.91E+09 Maximum 4.31E+08 2.11E+11 4.85E+09 5.70E+11 4.71E+12 Minimum -1.33E+09 -4.26E+10 -3.40E+09 -1.90E+10 -9.43E+11 Std. Dev. 1.50E+08 3.39E+10 1.25E+09 1.04E+11 9.75E+11 Sumber : Hasil Olahan melalui software Eviews 6, 2014 Pemilihan Metode Estimasi Data Model Hasil Uji Chow Di bawah ini adalah hasil dari uji Chow untuk model penelitian pertama (model 1), dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : Common Effect Model (Pooled Least Square) H1 : Fixed Effect Model 13 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 Tabel 4 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Test Probability Probability Chi-Square 0,1002 Alfa Pengujian (α) 0,05 Sumber : Hasil Olahan melalui software Eviews 6, 2014 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Probability Chi-Square adalah 0,1002. Karena p-value Chi Square lebih besar dari 0,05 (0,1002 > 0,05), maka H0 diterima, yang artinya Common Effect Model (Pooled Least Square) lebih dipilih menjadi metode data estimasi data model dibandingkan dengan Fixed Effect Model. Tabel 5 Ringkasan Metode Estimasi Terbaik Model Karakteristik Model Penelitian Metode Estimasi Model 1 MARit = b0 + b1 Xit +e Generalized Least Square Model 2 MARit = b0 + b1 Xait + Xbit + e Generalized Least Square Sumber : Hasil Olahan melalui software Eviews 6, 2014 Karena nilai p-value Chi Square lebih besar dari 0,05 (0,1002 > 0,05) maka tidak dilanjutkan uji Hausman. Sehingga dalam uji regresi nanti akan menggunakan Generalized Least Square dalam estimasinya. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui bagaimana signifikansi koefisien yang didapatkan dari hasil regresi pada variabel dependen dan independen. Semua koefisien regresi diuji dengan uji koefisien determinasi (Adjusted R2). Pengujian terhadap koefisien Adjusted R2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Adjusted R2 ini dapat naik atau turun apabila ada penambahan satu variabel independen. 14 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 Pengujian Hipotesis Relative Information Content Hipotesis 1 bertujuan untuk menguji apakah Relative Information Content dari Economic Value Added (EVA) mengungguli pengukuran kinerja lain yaitu Net Income (NI), Residual Income (RI) dan Free Cash Flow (FCF) dalam menjelaskan imbal hasil saham. Hasil analisa dengan relative information content, yaitu melakukan analisa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara terpisah. Tabel 6 Relative Information Content EVA Adj R2 6,75% > FCF 1,43% > RI > 0,85% NI -0,32% Sumber : Data olahan penulis, 2014 Dari hasil di atas terlihat bahwa Economic Value Added (EVA) lebih dapat menjelaskan imbal hasil saham dibandingkan Free Cash Flow (FCF), Residual Income (RI) dan Net Income (NI). Artinya Economic Value Added (EVA) adalah pengukuran kinerja paling unggul dalam menjelaskan imbal hasil saham. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan dalam jurnal acuan Akbar Parvaei dan Farhadi Soran yang berjudul The Ability of Explaining and Predicting of Economic Value Added (EVA) versus Net Income (NI), Residual Income (RI) and Free Cash Flow (FCF) in Tehran Stock Exchange (TSE) (2013) bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan sebesar 6,75% antara Economic Value Added (EVA) dan imbal hasil saham. Pengujian Hipotesis Incremental Information Content Hipotesis 2 bertujuan untuk menguji apakah EVA (Economic Value Added) mengungguli pengukuran kinerja lain yaitu NI (Net Income), RI (Residual Income) dan FCF (Free Cash Flow) dalam menjelaskan imbal hasil saham dengan analisa incremental information content. Analisa incremental information content dilakukan dengan melakukan regresi 2 variabel bebas sekaligus (multivariate) untuk mendapatkan besaran adjusted R2 nya lalu 15 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 dikurangi dengan adjusted R2 dari persamaan regresi univariate salah satu variabel independennya untuk mendapatkan selisih nilai adjusted R2. Jumlah total incremental information terkecil yang lebih dapat menjelaskan imbal hasil saham. Tabel 7 Incremental Information Content Adjusted R2 2 Adjusted R variabel multivariate Panel A : (1) Selisih univariate (2) EVA Total Incremental (3) (4) =(1) - (2) Σ (3) EVA/NI 10,75% 6,75% 4% EVA/RI 6,12% 6,75% -0.63% EVA/FCF 9,35% 6,75% 2,6% NI/EVA 10,75% -0,32% 11,07% NI/RI 12,48% -0,32% 12,8% NI/FCF 0,07% -0,32% 0,39% RI/EVA 6,12% 0,85% 5,27% RI/NI 12,48% 0,85% 11,63% RI/FCF 1,81% 0,85% 0,96% FCF/EVA 9,35% 1,43% 7,92% FCF/NI 0,72 % 1,43% -0,71% FCF/RI 1,81% 1,43% 0,38% 5,97% Panel B : NI 24,26% Panel C : RI Panel D 17,86% : FCF 7,59% Sumber : Data olahan penulis, 2014 Dari tabel Incremental Information Content terdapat hasil keempat nilai total incremental information adjusted R2 dari masing-masing variabel independen. Terlihat 16 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 bahwa total incremental information content yang dimiliki oleh Economic Value Added (EVA) adalah sebesar 5,97%, Net Income (NI) sebesar 24,25%, Residual Income (RI) sebesar 17,86% dan Free Cash Flow (FCF) memiliki nilai total incremental information yang lebih rendah dari Net Income (NI) dan Residual Income (RI) yaitu sebesar 7,59%. Dalam analisis incremental information Semakin kecil selisih adjusted R2 nya, maka semakin kecil dominasi (pengaruh) variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin kecil nilai total incremental information, semakin kuat asosiasinya terhadap imbal hasil saham. Dari tabel incremental information content ringkasan hasil perhitungan incremental information content dapat terlihat bahwa total incremental information dari Economic Value Added (EVA) memiliki nilai paling unggul dalam menjelaskan imbal hasil saham dibandingkan dengan Net Income (NI), Residual Income (RI) dan Free Cash Flow (FCF). Simpulan Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan relative information content, yaitu hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added (EVA) lebih dapat menjelaskan imbal hasil saham dibandingkan Net Income (NI), Residual Income (RI) dan Free Cash Flow (FCF). Hal ini berarti menerima hipotesis H1 yang menyatakan bahwa relative information content dari Economic Value Added (EVA) memprediksi melebihi Net Income (NI), Residual Income (RI) dan Free Cash Flow (FCF). Hasil ini sesuai dengan penelitian Akbar Parvaei dan Soran Farhadi (2013) bahwa Economic Value Added (EVA) memiliki relative information content yang lebih dapat menjelaskan imbal hasil saham dibandingkan pengukuran kinerja lain (NI, RI dan FCF). Berdasarkan hasil analisis dengan pendekatan incremental information content, yaitu hipotesis kedua, dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added (EVA) lebih dapat menjelaskan hasil saham dibandingkan Net Income (NI), Residual Income (RI) dan Free Cash Flow (FCF). Hal ini berarti menolak hipotesis H0 yang menyatakan bahwa 17 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 incremental information content dari Economic Value Added (EVA) memprediksi tidak melebihi Net Income (NI), Residual Income (RI) dan Free Cash Flow (FCF). Saran Diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk melakukan perhitungan Economic Value Added (EVA) tidak hanya pada perusahaan yang mengalami bad debt saja namun pada perusahaan lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar lebih terlihat perbedaan nilai Economic Value Added (EVA) yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Tentunya perhitungan Economic Value Added ini dengan menggunakan referensi lain rumus perhitungan Economic Value Added yang lain Selain itu, mengingat karakteristik industri berbeda-beda, maka perlu dilakukan analisa berdasarkan industri untuk mengetahui sejauh mana perbedaan Economic Value Added (EVA) dan penggunaan Economic Value Added (EVA) di masing-masing industri dan perlu untuk mengkaji lebih dalam mengenai komponen Economic Value Added (EVA) dalam menjelaskan imbal hasil saham. Daftar Referensi Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 1 Edisi 9. Jakarta : PT Media Global Edukasi Guinan, Jack ”Terjemahan Yanto Kusdianto“. 2009. Cara mudah memahami istilah investasi. Jakarta : Penerbit Hikmah Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. 2013. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Helfert, Erich A. “Terjemahan Herman Wibowo”.1995. Analisis Laporan Keuangan Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga Jaffe, Ross and Westerfield. 1999. Corporate Finance Fifth Edition. McGraw-Hill International Jordan, Ross and Westerfield. 2010. Fundamental of Corporate Finance. McGraw-Hill International Edition Ninth Edition 18 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 Mardiyanto, Handono. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta : Grasindo Nachrowi, Nachrowi D dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Praktis Penerbit Ekonomi Universitas Indonesia Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta : Penerbit Andi Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Soemarso S.R. 2004. Akuntansi suatu pengantar buku satu edisi lima. Jakarta : Penerbit Salemba Empat Stern, Joel M., Shiely, John S., and Ross, Irwin. 2001. The EVA Challenge. New York : John Wiley & Sons, Inc. Sudjana. 1988. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga. Bandung : Tarsito Bandung Tunggal, Amin Widjaja. 2001. Memahami Economic Value Added (EVA) Teori Soal dan Kasus. Jakarta : Harvarindo Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi 3. Yogyakarta : STIM YKPN Yogyakarta Young, S. David dan Stephen F. O’Byrne. “Terj. Lusy Widjaja”. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Jakarta : Salemba Empat Bagiarta, I Ketut. 2006. Analisis Kinerja Keuangan dan Penilaian Harga Saham Menggunakan Metode Free Cash Flow (PT. Telekomunikasi Indonesia Karya Akhir pada Program Studi Magister Manajemen Fakultas Tbk). Ekonomi Universitas Indonesia. Biddle, G.C et al. 1999. Evidence on EVA. Journal of Applied Corporate Finance, Vol. 12, No.2. Dewanto, Haryo. 2006. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Residual Income dan Cash Flow Operation Terhadap Imbal Hasil Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Jakarta Periode 19 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014 1995-2004. Tesis pada Pasca Sarjana Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Hidayat, Taufik. 2005. Perbandingan Pengaruh EVA dan Pengukuran Kinerja Terhadap Imbal Hasil Saham di Indonesia. Tesis pada Pasca Lainnya Sarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Iqbal, Mohammad. 2004. Analisa Pengaruh EVA, ROA, ROE dan EPS terhadap Harga Saham dan MVA. Tesis pada Pasca Sarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nurdin, Yeny Rosalina. 2007. Perbandingan Kandungan Informasi EVA, CVA, Income dan Operating Cash Flow Terhadap Kinerja Saham Di pada Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Net Indonesia. Tesis Universitas Indonesia. Parvaei, Akbar and Soran Farhadi. 2013. The Ability of Explaining and Predicting Economic Value Added (EVA) versus Net Income (NI), Residual Income of RI) & Free Cash Flow (FCF) in Tehran Stock Exchange (TSE). Faculty of Management University of Tehran Iran. International Journal of Economics and Finance : Vol. 5, No.2 : 2013 Peixoto, Susana. 2002. Economic Value Added, Application to Portuguese Public Companies. Universidade Moderna do Porto. Worthington, A.C. and T. West. 2004. Australian Evidence Concerning the Information Content of Economic Value Added. Australian Journal of Management 29 Yuswohady. 2004. Net Operating Profit After Tax (NOPAT), Residual Income Economic Value Added (EVA) dan Studi Penciptaan Nilai Perusahaan (RI), : Studi Mengenai Konten Informasi Relatif dan Inkremental Pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. pada Pasca Sarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 20 Perbandingan Prediksi..., Della Aprillia, FISIP UI, 2014