pengelolaan informasi fix_banget

advertisement
MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia
2008
Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara
Edisi Tahun 2008
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110
Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800188
Pengelolaan Informasi Dan Teknik Pelaporan
Jakarta – LAN – 2008
175 hlm: 15 x 21 cm
ISBN: 979 – 8619 – 50 – 1
SAMBUTAN
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian menegaskan bahwa dalam rangka usaha mencapai
tujuan nasional, diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang
berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional. Untuk
mewujudkan profesionalisme PNS ini, mutlak diperlukan
peningkatan kompetensi, khususnya kompetensi kepemimpinan
bagi para pejabat dan calon pejabat Struktural Eselon IV baik di
lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Sebagai pejabat
struktural yang berada pada posisi paling depan atau ujung tombak,
pejabat struktural eselon IV memainkan peran yang sangat penting
karena bertanggung jawab dalam mensukseskan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan secara langsung, sehingga buah karyanya dapat
dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Untuk mempercepat upaya peningkatan kompetensi tersebut,
Lembaga Administrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan
desentralisasi dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV. Dengan kebijakan ini,
jumlah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV dapat lebih
ditingkatkan sehingga kebutuhan akan pejabat struktural eselon IV
yang profesional dapat terpenuhi. Agar penyelenggaraan Diklatpim
Tingkat IV menghasilkan alumni dengan kualitas yang sama,
walaupun diselenggarakan dan diproses oleh Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan (Diklat) yang berbeda, maka LAN menerapkan
kebijakan standarisasi program Diklatpim Tingkat IV. Proses
standarisasi meliputi keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat,
iii
iv
mulai dari aspek kurikulum yang meliputi rumusan kompetensi, mata
Diklat dan strukturnya, metode dan skenario pembelajaran sampai
pada pengadministrasian penyelenggaranya. Dengan proses
standarisasi ini, maka kualitas penyelenggaraan dan alumni dapat
lebih terjamin.
Salah satu unsur penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang
mengalami proses standarisasi adalah modul untuk para peserta
(participants’ book). Disadari sejak modul-modul tersebut
diterbitkan, lingkungan strategis khususnya kebijakan-kebijakan
nasional pemerintah juga terus berkembang secara dinamis. Di
samping itu, konsep dan teori yang mendasari substansi modul juga
mengalami perkembangan. Kedua hal inilah yang menuntut
diperlukannya penyempurnaan secara menyeluruh terhadap modulmodul Diklatpim Tingkat IV ini.
Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan modul-modul yang
telah mengalami penyempurnaan ini, dan mengharapkan agar peserta
Diklatpim Tingkat IV dapat memanfaatkannya secara optimal,
bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama
peserta dan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran
selama Diklat berlangsung. Semoga modul hasil perbaikan ini dapat
dipergunakan sebaik-baiknya.
Kepada Drs. Endar Ma’moeri dan Drs. Soetrisno, M.Psi selaku
penulis serta seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami
ucapkan terima kasih atas kesungguhan dan dedikasinya.
Jakarta, Juli 2008
KEPALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
SUNARNO
KATA PENGANTAR
Sejalan dengan upaya mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang
profesional melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat),
pembinaan Diklat khususnya Diklat Kepemimpinan (Diklatpim)
Tingkat IV ke arah Diklat berbasis kompetensi, terus dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Salah satu upaya pembinaan
yang telah ditempuh adalah melalui penerbitan modul Diklat.
Kehadiran modul Diklatpim Tingkat IV ini memiliki nilai strategis
karena menjadi acuan dalam proses pembelajaran, sehingga
kebijakan
pembinaan
Diklat
yang
berupa
standarisasi
penyelenggaraan Diklat dapat diwujudkan. Oleh karena itu, modul ini
dapat membantu widyaiswara atau fasilitator Diklat dalam mendisain
pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta Diklat; membantu
pengelola dan penyelenggara Diklat dalam penyelenggaraan Diklat;
dan membantu peserta Diklat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Untuk maksud inilah maka dilakukan penyempurnaan terhadap
keseluruhan modul Diklat Kepemimpinan Tingkat IV yang meliputi
substansi dan format.
Disadari bahwa perkembangan lingkungan strategis berlangsung
lebih cepat khususnya terhadap dinamika peraturan perundangan
yang diterbitkan dalam rangka perbaikan sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara, maka kualitas modul terutama kesesuaian isi
dengan kebijakan yang berkembang perlu terus dipantau dan
disesuaikan manakala terdapat hal-hal yang sudah tidak relevan lagi.
Sehubungan dengan hal ini, modul ini dapat pula dipandang sebagai
bahan minimal Diklat, dalam artian bahwa setelah substansinya
disesuaikan dengan perkembangan yang ada, maka dapat
dikembangkan selama relevan dengan hasil belajar yang akan dicapai
dalam modul ini. Oleh karena itu, kami harapkan bahwa dalam
rangka menjaga kualitas modul ini, peranan widyaiswara termasuk
v
vi
peserta Diklat juga dibutuhkan. Kongkritnya, widyaiswara dapat
melakukan penyesuaian dan pengembangan terhadap isi modul,
sedangkan peserta Diklat dapat memperluas bacaan yang relevan
dengan modul ini, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
dinamis, interaktif dan aktual.
Selamat memanfaatkan modul Diklat Kepemimpinan Tingkat IV ini.
Semoga melalui modul ini, kompetensi kepemimpinan bagi peserta
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV dapat tercapai.
Jakarta,
DAFTAR ISI
SAMBUTAN .............................................................................
iii
KATA PENGANTAR................................................................
v
DAFTAR ISI ..............................................................................
vii
BAB I
Juli 2008
DEPUTI BIDANG PEMBINAAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
APARATUR
PENDAHULUAN .....................................................
1
A. Latar Belakang.....................................................
1
B. Deskripsi Singkat.................................................
2
C. Hasil Belajar ........................................................
2
D. Indikator Hasil Belajar ........................................
2
E. Materi Pokok .......................................................
2
F. Manfaat................................................................
3
NOORSYAMSA DJUMARA
BAB II
INFORMASI DALAM ADMINISTRASI
PERKANTORAN MODERN....................................
4
A. Informasi Sebagai Sasaran Utama
Kegiatan Perkantoran ..........................................
5
B. Pengertian Kantor dan Kantor Modern ...............
6
C. Pengertian Administrasi Perkantoran Modern.....
12
D. Kedudukan dan Peran Kegiatan
Perkantoran dalam Organisasi .............................
17
E. Tugas Pokok dan Tugas Penunjang
Dalam Organisasi ................................................
F. Kegiatan Perkantoran sebagai
vii
18
ix
viii
Kegiatan Penunjang .............................................
G Latihan.................................................................
159
H. Rangkuman ........................................................
160
PENUTUP..................................................................
163
A. Simpulan..............................................................
163
B. Tindak Lanjut ......................................................
164
DAFTAR PUSTAKA.................................................................
165
19
G. Peran Kegiatan Perkantoran dalam
Penanganan Data/Informasi.................................
21
H. Penanganan Data/Informasi dalam
Kegiatan Perkantoran...........................................
26
Latihan .................................................................
57
J. Rangkuman ..........................................................
58
BAB III SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.....................
61
I.
A. Konsep dan Prinsip, Serta Perkembangan
Sistem Informasi Manajemen .............................
62
B. Pengguna Informasi dalam Organisasi ................
83
C. SIM Sebagai Subsistem dalam Manajemen.........
94
D. Latihan .................................................................
97
E. Rangkuman ..........................................................
99
BAB IV TEKNIK PELAPORAN ............................................
100
A. Pengertian, Peranan, Syarat
dan Macam Laporan ............................................
101
B. Laporan dalam Siklus Manajemen ......................
119
C. Penyusunan Laporan............................................
120
D Langkah-langkah Pembuatan Laporan ................
126
E
Teknik Penyajian Data.........................................
136
F
Penyajian Laporan ...............................................
147
BAB V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengelolaan informasi dan penulisan atau pembuatan laporan
telah menjadi kegiatan umum di lingkungan pekerjaan baik di
instansi swasta maupun di instansi pemerintah. Kegiatan ini
merupakan bagian penting dalam sistem informasi tiap
organisasi. Sebagai kegiatan umum, pengelolaan informasi dan
penulisan laporan telah mengalami perkembangan sedemikian
rupa, sehingga di lingkungan pekerjaan dikenal beberapa
peralatan pengolahan data, bentuk dan jenis laporan.
Setiap orang yang tergabung dalam organisasi atau instansi baik
sebagai staf atau sekretaris, maupun pimpinan pada setiap
tingkatan perlu mengetahui pengelolaan informasi dan teknik
pelaporan. Lebih-lebih bagi para pejabat pada tingkat eselon IV
dan eselon V di lingkungan instansi pemerintah sangat penting
untuk memahaminya mengingat pada instansi masing-masing
merekalah sebagai “lower manager” atau “supervisor” yang
langsung menghadapi para pelaksana kegiatan penanganan
informasi dan pelaporan bagi unitnya.
Mereka pula yang
langsung menghadapi para pimpinan tingkat atasnya yang
memerlukan bantuan penyediaan informasi dalam melaksanakan
fungsi dan perannya sebagai pemimpin, baik sebagai “middle
manager” maupun “top manager”.
1
2
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
B. Deskripsi Singkat
Mata pendidikan dan pelatihan ini menjelaskan peranan dan
pemanfaatan teknologi
informasi dalam administrasi
perkantoran moderen untuk menghasilkan laporan yang dapat
dijadikan masukan bagi pengambilan keputusan.
C. Hasil Belajar
Setelah membaca modul Pengelolaan Informasi dan Teknik
Pelaporan ini peserta mampu memahami, menjelaskan dan
menerapkan pengelolaan informasi dengan menggunakan
teknologi informasi dan menyusunnya dalam bentuk laporan.
D. Indikator Hasil Belajar
Indikator-indikator hasil belajar adalah :
1. Peserta mampu dan menjelaskan peran informasi dalam
administrasi perkantoran moderen;
2. Peserta mampu dan menjelaskan penggunaan teknologi
informasi dalam administrasi perkantoran moderen;
3. Peserta mampu dan menjelaskan teknik laporan dengan
menggunakan teknologi informasi.
E. Materi Pokok
1. Informasi dalam Administrasi Perkantoran Moderen;
2. Sistem Informasi Manajemen;
3. Teknik Pelaporan.
Modul Diklatpim Tingkat IV
3
F. Manfaat
Berbekal hasil belajar pada modul Pengelolaan Informasi dan
Teknik Pelaporan, peserta diharapkan mampu menerapkan
pengetahuan tersebut guna peningkatan kinerja instansinya.
Modul Diklatpim Tingkat IV
BAB II
INFORMASI DALAM ADMINISTRASI
PERKANTORAN MODERN
Setelah membaca Bab ini, peserta diharapkan mampu
menjelaskan :
1. pentingnya peran informasi dalam administrasi
perkantoran moderen:
2. informasi sebagai sasaran utama kegiatan perkantoran
3. pengertian kantor dan kantor moderen
4. pengertian administrasi perkantoran moderen
Dalam organisasi, penanganan data/informasi secara fungsional
sebenarnya merupakan tugas perkantoran. Tetapi, setiap orang yang
tergabung dalam suatu organisasi, dalam jabatan apa pun, dalam
melakukan tugasnya selalu membutuhkan dan
menghasilkan
data/informasi di samping barang atau jasa sebagai produk
substansinya.
Setiap orang, baik pejabat struktural, pejabat fungsional, pejabat
teknis, staf maupun para profesional, dengan substansi kegiatan apa
pun selalu terlibat dalam kegiatan perkantoran.
Oleh karena itu, setiap orang yang tergabung dalam suatu
organisasi/instansi/perusahaan, terlebih lagi bagi para pejabat dan staf
yang sering disebut sebagai “pegawai kantor” perlu memahami
tentang kantor, mampu mengelola dan mempraktikkan dengan baik
kegiatan-kegiatan kantor yang berkaitan dengan tugas-tugasnya.
4
5
A. Informasi Sebagai Sasaran Utama Kegiatan
Perkantoran
Informasi. Apa sebenarnya informasi itu? Ada dua perkataan
lain yang berkaitan erat dengan pengertian informasi, yaitu fakta
dan data. Fakta atau “fact” berarti nyata, ada. Data (tunggal:
datum) adalah seperangkat fakta tentang sesuatu kejadian,
kenyataan atau keadaan. Sedangkan informasi adalah data yang
sudah diproses dalam bentuk yang berarti bagi penerimanya.
Pengertian lain mengenai informasi, diartikan sebagai berita
yang mengurangi ketidakpastian tentang sesuatu kejadian atau
keadaan. Di samping itu, informasi juga diartikan sebagai berita
yang menambah pengetahuan sesuai dengan kebutuhan si
penerimanya.
Oleh karena informasi berasal dari data, maka kebenaran atau
mutu dari informasi tergantung dari data asalnya. Mutu
informasi juga banyak tergantung pada proses penanganan data
itu menjadi informasi. Penanganan data dan informasi ini dalam
organisasi merupakan kegiatan.
Penjelasan lebih lengkap mengenai data dan informasi ini dapat
Anda simak pada Bab III yang membahas sistem informasi
manajemen. Sedangkan penjelasan lebih rinci mengenai kantor
dan kegiatan perkantoran diuraikan selanjutnya pada Bab II ini.
6
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
B. Pengertian Kantor dan Kantor Moderen
Perkataan kantor berasal dari kata bahasa Belanda “kantoor”
dan sering dipadankan dengan perkataan “office” dari bahasa
Inggris. Mengenai pengertiannya, sejak lebih dari dua puluh
tahun yang lalu. Prajudi (1976: 60) menjelaskan pengertian
“kantor” yang bisa berarti:
1. Ruang atau kamar kerja, atau ruang tulis;
2. Markas, atau ruang (kompleks) di mana seorang pengusaha
beserta stafnya menjalankan aktivitas-aktivitas pokoknya;
3. Biro atau tempat kedudukan pimpinan dari suatu
administrasi;
Sedang perkataan bahasa Inggris “office” bisa berarti:
1. Kewajiban, tugas, fungsi (duty, task, function);
2. Jabatan (tenure of official position);
3. Markas atau ruang di mana seorang pengusaha dan stafnya
menjalankan aktivitas usaha pokoknya (quarters, or staff or
collective authority of company, government departement,
etc.);
4. Jasa pelayanan (service, kind help);
5. Tugas pekerjaan, komposisi dari urusan-urusan tertentu (the
work which it is some body’s duty to do, work, and duties);
6. Tempat, gedung, yang dipakai sebagai pusat tempat kerja tata
usaha (place, building, rooms, of business and clerical work).
Dari berbagai pengertian perkataan “kantoor” dan perkataan
“office” seperti tersebut di atas, yang kemudian berkembang di
Indonesia dengan perkataan kantor adalah lebih diartikan
Modul Diklatpim Tingkat IV
7
sebagai tempat atau ruangan dan proses kegiatan penanganan
data/informasi. Dalam hubungan ini yang dimaksud dengan
penanganan adalah pengumpulan pencatatan, pengolahan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyimpanan
data/informasi. Dengan demikian pengertian kantor dapat
dirumuskan sebagai:
a. Tempat
atau
ruangan
penyelenggaraan
kegiatan
pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyampaian data/informasi;
b. Proses penyelenggaraan kegiatan pengumpulan, pencatatan,
pengolahan, penyimpanan dan pendistribusian/penyampaian
data/informasi.
Garis miring(/) yang terdapat di antara perkataan data dan
informasi berarti “dan”, bisa juga berarti “atau”, bisa dibaca
“dan atau”.
Di samping pengertian kantor dalam arti tempat atau ruangan
dan kantor dalam arti proses seperti tersebut di atas, kantor juga
sering diartikan sebagai sarana pemusatan kegiatan-kegiatan
yang bersifat administratif atau tepatnya kegiatan-kegiatan yang
bersifat manajerial dan fasilitatif. Sebagai contoh, kegiatan
pokok Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tentunya
berlangsung di mana-mana di seluruh pelosok Indonesia, akan
tetapi kalau seseorang menanyakan: “Departemen Dalam Negeri
dan Otonomi Daerah di mana?”, jawaban yang diberikan adalah
tempat (kantor) berkumpulnya pejabat dan staf serta segenap
pegawai setiap hari melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya
8
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
administratif. Contoh lain misalnya, PT. Krakatau Steel yang
kegiatan utamanya bergerak dalam produksi baja, kegiatan
substansinya berlangsung di pabriknya di Cilegon, Pemerintah
Provinsi Banten, tetapi kantornya bisa berada di Jakarta.
Dari uraian singkat di atas jelas bahwa pengertian kantor bisa
dalam arti tempat; ini yang biasa disebut dalam arti statis.
Kantor juga bisa dalam arti proses, ini yang biasa disebut dalam
arti dinamis. Kantor juga bisa dalam arti sarana, ini yang biasa
disebut dalam arti fungsional. Akan tetapi dalam arti yang
manapun, sasaran utama dalam kegiatan kantor adalah
penanganan data/informasi. Untuk penanganan data/informasi
ini jelas diperlukan bangunan atau ruangan, alat-alat dan
perlengkapan lain termasuk mebeler, orang-orang atau pegawai
yang menyelenggarakan, biaya serta tata laksana kerja.
Lalu apa yang disebut dengan kantor moderen? Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1997:662) mengartikan perkataan moderen
dengan “terbaru” “mutakhir”, “sikap dan cara berpikir serta
bertindak sesuai dengan tuntutan jaman”
Dalam hal kantor, maka sifat, sikap dan cara berpikir serta
bertindak sebagaimana disebutkan dalam istilah moderen adalah
berkenaan dengan penanganan data/informasi. Kantor moderen
mempunyai ciri-ciri memiliki bangunan dan tata ruang yang
baik, menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebeler
yang tepat; para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya
berdisiplin, memiliki sikap dan cara berpikir serta bertindak
Modul Diklatpim Tingkat IV
9
sesuai dengan jaman. Kantor moderen juga mendayagunakan
biaya serta tata laksana yang efektif, efisien dan produktif.
Tidak jarang setiap kali mendengar perkataan kantor moderen
terbayang suatu bangunan kantor yang megah, bahkan gedung
pencakar langit. Kantor moderen juga sering digambarkan
sebagai kantor yang segala kegiatannya serba dikomputerkan
(computerized). Perubahan besar memang telah terjadi dalam
lingkungan perkantoran. Geoffry Mills dkk (1990) menegaskan
dalam bukunya “Modern Office Management” bahwa teknologi
baru terus mengalami kemajuan, terutama dalam bidang
komunikasi dan pengelolaan data” (alih bahasa oleh F.X.
Budiyanto, 1991).
Tahap perkembangan sistem informasi manajemen (SIM) di
sebagian besar instansi pemerintah kita saat ini tampaknya
sampai pada tahap SIM dengan dukungan pemrosesan data
elektronik (electronic data processing, computer). Di satu pihak
tahapan ini bagi sebagian instansi sedang menuju atau mungkin
sudah sampai pada tahap berikutnya, yaitu tahapan SIM
berdasarkan komputer (Computer based system). Namun, di lain
pihak kenyataan masih banyak kantor-kantor pemerintah kita
belum masuk ke tahap dukungan komputer, terutama di kotakota kecil atau di daerah-daerah terpencil.
Berbagai keuntungan dapat diperoleh apabila seluruh kegiatan
dilakukan dengan sistem komputer, khususnya keuntungan
dalam hal kecepatan dan kecermatan, keterandalan komunikasi
10
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
dan pemrosesan data. Namun dari berbagai pertimbangan, tentu
saja tidak harus
mengembangkan ke arah moderenisasi
perkantoran yang dilakukan secara serentak atau simultan.
Biaya sering merupakan salah satu pertimbangan dalam hal
moderenisasi perkantoran. Oleh karena itu, dalam hal
moderenisasi ini lebih sering dilakukan per modul
(“modularity”).
Namun, kantor moderen perlu memperhitungkan kemungkinan
gangguan terhadap sistem yang digunakan. Kerusakan salah
satu alat sebagai salah satu komponen, atau kesalahan yang
terjadi pada salah satu subsistem akan mengganggu sistem
secara keseluruhan. Kesalahan memilih file induk dalam
memasukkan data untuk disimpan, akan menyulitkan
penemuannya kembali pada saat diperlukan. Apabila data yang
sulit ditemukan tersebut diperlukan sebagai bahan pengambilan
keputusan, maka keputusan akan terganggu, atau keputusan
tidak sempurna. Dampak selanjutnya mudah diperkirakan.
Semakin moderen suatu kantor, sifat dan cakupan kegiatannya
semakin mengglobal. Sehubungan dengan itu, semakin moderen
suatu kantor semakin banyak informasi yang bisa diakses,
semakin besar pula peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan organisasi atau instansinya.
Akan tetapi sebaliknya, dari keuntungan tersebut di atas kantor
moderen perlu mewaspadai berbagai kemungkinan pengaruh
Modul Diklatpim Tingkat IV
11
negatif global yang bisa mengacaukan kegiatannya dalam
pengelolaan informasi.
Contoh mutakhir, bulan Juli 2001 dunia dilanda virus “Code
Red”. Hanya berselang dua bulan setelah serangan virus “Code
Red”, sebuah infeksi serupa menyebar ke seluruh dunia, yaitu
virus komputer “Nimda”.
Virus komputer Nimda yang merupakan kebalikan dari “admin”,
muncul pertama kali di Amerika Serikat (AS) Selasa 18
September 2001, menyebar ke Asia dan Eropa dalam waktu satu
malam.
Harian Kompas (Kamis, 20 September 2001, hlm. 2)
memberitakan: “Hari Rabu (19/9), ribuan bisnis Eropa
mengawali harinya dengan komputer yang telah terinfeksi
Nimda yang menyebar lewat e-mail yang terinfeksi.
Para ahli keamanan datanet mengkhawatirkan potensi virus
Nimda ini, setelah dunia diguncang oleh serangan atas gedung
World Trade Center dan Pentagon di AS tanggal 11 September
2001. Meskipun Jaksa Agung AS John Ashcroft melihat tidak
ada tanda-tanda adanya hubungan di antara virus internet dan
serangan itu, tetapi dia mengingatkan “…… kerusakan yang
dibuat Nimda bakal lebih hebat dibanding Code Red yang telah
memakan dana 2,6 milyard dollar AS untuk membersihkannya.”
Ketika Code Red memakan korban 250.000 sistem di AS hanya
dalam waktu sembilan jam pada pertengahan bulan Juli” (Harian
Kompas, Kamis 20 September 2001 hlm.2).
12
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Dari uraian mengenai pengertian kantor atau perkantoran
moderen, jelas data/informasi merupakan sasaran utama, dan
sekaligus sebagai tujuan dari seluruh kegiatan perkantoran.
C. Pengertian Administrasi Perkantoran Moderen
Pengertian kantor sudah dibahas di atas. Untuk mengetahui
pengertian administrasi perkantoran kiranya perlu lebih dahulu
melihat sekilas pengertian administrasi. Di Indonesia sebelum
tahun 1950-an, yaitu sebelum berdirinya Lembaga Administrasi
Negara (LAN), setiap mendengar perkataan administrasi orang
lebih mengartikan administrasi ini sebagai kegiatan kertas
(paper work), sebagai kegiatan tata usaha, kegiatan tulis menulis
atau ‘clerical works’. Administrasi dalam hal ini diartikan
hampir sama dengan ‘administratie’ dalam bahasa Belanda.
Setelah berdirinya Lembaga Adminstrasi Negara dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1957, lebih-lebih setelah
kegiatannya berjalan tahun 1958, mulai luas dikenal bahwa
pengertian administrasi adalah lebih luas, bahkan jauh lebih luas
daripada ‘sekedar’ kegiatan tulis menulis atau ‘clerical works’.
Memang berbagai pengertian diberikan terhadap perkataan
administrasi atau ‘administration’ dalam bahasa Inggris. Namun
pada intinya administrasi sebagai proses diartikan sebagai
keseluruhan proses kegiatan usaha bersama yang dilakukan oleh
Modul Diklatpim Tingkat IV
13
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Sebagai proses administrasi terdiri atas berbagai macam
kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam administrasi ini
juga saling berhubungan baik langsung atau tidak langsung,
saling tergantung dan saling menentukan sebagai suatu sistem.
Sebagai suatu sistem administrasi tentunya dipengaruhi oleh
komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang ada di
dalamnya dan juga dipengaruhi oleh suprasistem atau
lingkungannya.
Dari uraian di atas jelas bahwa administrasi mempunyai
pengertian yang sangat luas. Dalam pengertian yang luas itu dua
aspek yang ada dalam administrasi adalah organisasi dan
manajemen. Dua aspek administrasi yaitu organisasi dan
manajemen tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Eksistensi manajemen adalah di dalam organisasi, sedangkan
organisasi merupakan alat bagi manajemen untuk memperoleh
hasil-hasil dalam rangka mencapai tujuan administrasi.
Perkantoran adalah juga kegiatan usaha bersama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Oleh karena itu perkantoran pun merupakan suatu
administrasi, yaitu administrasi bidang perkantoran atau
administrasi perkantoran. Mengacu pada pengertian administrasi
dan pengertian kantor, maka administrasi perkantoran dapat
dirumuskan pengertiannya sebagai keseluruhan proses kegiatan
14
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
usaha bersama yang dilakukan dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam bidang
perkantoran. Kegiatan perkantoran sebagaimana telah
disebutkan di bagian depan adalah kegiatan yang berhubungan
dengan penanganan data/informasi.
Sejalan pula dengan penjelasan di muka bahwa ada dua aspek
dari administrasi yang tidak dapat dipisahkan yaitu organisasi
dan manajemen, maka bicara mengenai administrasi perkantoran
berarti juga bicara organisasi perkantoran dan manajemen
perkantoran beserta kegiatan-kegiatannya. Meskipun demikian
kiranya perlu pula diingatkan bahwa pola pikir Amerika tidak
membedakan istilah administrasi dan manajemen. Kedua istilah
ini digunakan silih berganti, misalnya administrasi pemerintahan
Presiden George W. Bush bisa juga disebut manajemen
pemerintahan Presiden George W. Bush.
Administrasi
Perkantoran (Office Administration) atau juga disebut
Manajemen Perkantoran (Office Management).
Mengacu pada pengertian bahwa membahas administrasi berarti
mambahas organisasi dan
manajemen, maka membahas
administrasi moderen berarti membahas organisasi dan
manajemen moderen. Membahas administrasi perkantoran
moderen berarti membahas organisasi perkantoran dan
manajemen perkantoran moderen.
Organisasi perkantoran moderen sebagaimana organisasi
moderen pada umumnya adalah organisasi yang disusun dan
Modul Diklatpim Tingkat IV
15
bekerja secara analistis, sistematis dan rasional. Sesuai dengan
pengertian yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia terhadap perkataan moderen, tentu saja orang-orang
yang tergabung dalam organisasi moderen diharapkan memiliki
“sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan
zaman”.
Era moderen menuntut keterbukaan, domokratis, dan
partisipapsi yang dapat dipertanggungjawabkan. J.B. Kristiadi
sebagai ketua Lembaga Administrasi negara (LAN) dalam
Rapat Koordinasi Nasional Pendayagunaan Aparatur Negara
(RAKOR PAN) tanggal 20 s.d. 24 April 1994, mengindikasikan
bahwa ciri organisasi dalam manajemen moderen akan berubah
antara lain karena:
1. Perkembangan teknologi sistem informasi akan mengurangi
hirarkhi yang ketat;
2. Organisasi lebih mendasarkan pada sistem informasi
(information based organization).
Tentang Manajemen Perkantoran Moderen, sebagaimana
manajemen bidang-bidang lain, keberadaannya merupakan hasil
dari suatu proses evolusi. Sudah banyak dibahas dalam berbagai
kepustakaan ilmu administrasi mengenai fase pemunculan
manajemen dalam berbagai bentuk:
1. Manajemen Klasik atau sering juga disebut Manajemen
Tradisional;
2. Manajemen Ilmiah;
3. Manajemen Model Hubungan Manusia;
16
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
4. Manajemen Model Sumber Daya Manusia;
5. Manajemen Moderen.
Manajemen Moderen merupakan siklus evolusi yang saling
melengkapi dari teori-teori manajemen. J.B. Kristiadi pada
kesempatan yang sama dalam Rakor PAN menyebutkan terdapat
empat perkembangan yang menumbuhkan manajemen moderen:
1. Semakin sempurna teknik-teknik kuantitatif;
2. Telah
berkembang
konsep
kesisteman,
sehingga
memungkinkan adanya interkoneksi dan interdependensi;
3. Adanya perkembangan teknologi komunikasi;
4. Adanya perkembangan teknologi sistem informasi yang
mampu menawarkan on-line/real time.
J.B. Kristiadi juga menyebutkan beberapa ciri menonjol dalam
manajemen moderen antara lain:
1. Manajemen menerapkan asas keterpaduan dan partisipasi
(share), kepedulian (care), dan keadilan (fair);
2. Manajemen menerapkan piranti-piranti manajemen yang
tepat guna, relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan,
sehingga mampu menunjukkan kinerja.
Dengan uraian singkat tersebut di atas, kiranya mudah
dimengerti dan mudah dirumuskan pengertian Administrasi
Perkantoran Moderen. Administrasi Perkantoran Moderen
adalah administrasi perkantoran yang menunjukkan ciri-ciri
organisasi dan manajemen moderen dengan orang-orang yang
Modul Diklatpim Tingkat IV
17
tergabung di dalamnya memiliki sikap dan cara berpikir serta
bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.
D. Kedudukan dan Peran Kegiatan Perkantoran
dalam Organisasi
Telah dijelaskan bahwa pada subbab di atas, bahwa dua aspek
dari administrasi yaitu organisasi dan manajemen tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk mengetahui
kedudukan dan peran Kegiatan Perkantoran dalam Organisasi
perlu lebih dahulu diketahui tentang organisasi.
Berbagai macam rumusan pengertian yang diberikan tentang
organisasi, antara lain bisa disebutkan organisasi adalah setiap
bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan terikat secara
formal dalam suatu susunan hierarkhis.
Dari rumusan mengenai pengertian organisasi seperti tersebut di
atas berarti apabila dilihat unsur-unsurnya organisasi
mengandung unsur-unsur:
1. Kelompok orang;
2. Kerjasama;
3. Tujuan;
4. Keterikatan formal;
5. Susunan hierarkhi.
Organisasi apa pun dapat ditinjau sedikitnya dari dua sudut,
yaitu: a) Sebagai kelompok orang yang bekerja sama; dan
b)
18
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
sebagai wadah dari kerja sama tersebut. Sebagai kelompok
orang yang bekerja sama sifatnya dinamis, sedangkan sebagai
wadah sifatnya relatif statis.
E. Tugas Pokok dan Tugas Penunjang dalam
Organisasi
Salah satu unsur organisasi adalah adanya tujuan. Untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan, organisasi melakukan
tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan. Tugas-tugas dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu tugas atau
kegiatan pokok dan tugas atau kegiatan penunjang.
Kegiatan pokok atau sering disebut kegiatan substantif adalah
kegiatan-kegiatan yang secara langsung mengenai tujuan
organisasi. Oleh karena tugas atau kegiatan pokok ini secara
langsung mengenai tujuan organisasi, maka tugas pokok
organisasi yang satu akan berbeda dengan tugas pokok
organisasi yang lain. Sebagai contoh, tugas pokok Rumah Sakit
Umum Daerah berbeda dengan tugas pokok Dinas Lalu Lintas
Jalan (DLLAJ). Tugas pokok DLLAJ berbeda dengan tugas
pokok Dinas Pariwisata. Sama-sama departemen tetapi tugas
pokok Departemen Perindustrian dan Perdagangan berbeda
dengan tugas pokok Departemen Dalam Negeri dan Otonomi
Daerah dan seterusnya.
Tugas pokok berbeda-beda antara organisasi yang satu dan
organisasi yang lain, tergantung pada tujuan apa semula
organisasi itu didirikan. Akan tetapi tugas-tugas penunjangnya,
19
Modul Diklatpim Tingkat IV
untuk setiap organisasi dengan tujuan dan tugas pokok apapun,
dapat dikatakan sama. Yang dimaksud dengan tugas penunjang
adalah tugas-tugas yang bersifat membantu, melayani,
memudahkan dan melancarkan tugas pokok dan tugas-tugas
pimpinan.
Tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan penunjang ini meliputi
kegiatan-kegiatan seperti penanganan kepegawaian, keuangan,
material, data/informasi, dan tergantung pada kebutuhan bisa
bertambah terus. Kegiatan-kegiatan lainnya yang biasa
dimasukkan dalam kegiatan penunjang, misalnya dalam suatu
departemen antara lain perencanaan, hubungan masyarakat,
penanganan masalah-masalah hukum, organisasi dan tata
laksana (ORTALA) atau organisasi dan metoda (O&M).
F. Kegiatan Perkantoran
Penunjang
sebagai
Kegiatan
Salah satu dari kegiatan penunjang seperti yang telah disebutkan
bahwa kegiatan penanganan data/informasi. Kegiatan
penanganan data/informamsi itulah yang disebut kegiatan
perkantoran. Dengan demikian, jelas bahwa kedudukan kegiatan
perkantoran dalam organisasi adalah termasuk dalam kegiatan
penunjang atau sering disebut juga sebagai kegiatan fasilitatif.
Dengan perkataan lain, dalam suatu organisasi kegiatan
perkantoran bukanlah tugas pokok.
Penyebutan tugas pokok dan tugas penunjang tidak ada
hubungannya dengan penting dan tidak penting, karena kedua
20
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
tugas tersebut sama pentingnya. Tugas pokok tidak akan dapat
berjalan dengan baik tanpa kegiatan penunjang yang membantu,
melayani, memudahkan dan melancarkan.
Penyebutan tugas pokok dan tugas penunjang juga tergantung
dari mana melihatnya. Mengenai hal ini dapat diterangkan
sebagai berikut:
1. Pemilahan tugas pokok dan tugas penunjang merupakan
konsep yang umum dipakai oleh organisasi-organisasi baik di
lingkungan administrasi publik maupun di lingkungan
administrasi privat atau niaga.
2. Dalam organisasi terutama di lingkungan administrasi publik,
kegiatan-kegiatan penunjang dilakukan oleh suatu unit
organisasi atau kelembagaan yang biasanya disebut
sekretariat. Sekretariat menangani seluruh atau sebagian
kegiatan
penunjang.
Contoh:
Sekretariat
Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sekretariat Negara, Sekretariat
Kabinet, Sekretariat Jenderal Departemen, Sekretariat
Direktorat Jenderal, Sekretariat Lembaga Pemerintah
Nondepartemen, dan sebagainya.
3. Dari contoh pada butir b) di atas, Sekretariat Jenderal suatu
departemen adalah pelaksana tugas-tugas penunjang bagi
departemen yang bersangkutan. Oleh karena itu, Sekretariat
Jenderal suatu departemen minimal menangani kegiatankegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian, keuangan,
material dan perlengkapan, data/informasi, perencanaan,
hukum, kehumasan, dan lainnya yang dianggap perlu.
Dengan singkat dikatakan bahwa kegiatan pokok dari
Modul Diklatpim Tingkat IV
21
sekretariat adalah melaksanakan kegiatan-kegiatan penunjang
bagi organisasi dan manajemen.
4. Dengan penjelasan sebagaimana telah diuraikan, maka
dilihat dari lingkup organisasi (contoh departemen)
penanganan data/informasi atau kegiatan perkantoran dari
lingkup kesekretariatan (contoh
sekretariat jenderal
departemen) kegiatan perkantoran adalah sebagai tugas
pokok.
Dari penjelasan di atas, mudah dapat dimengerti bahwa
penyebutan tugas pokok atau tugas penunjang tergantung
dari sisi mana melihatnya.
G. Peran
Kegiatan
Perkantoran
Penanganan Data/Informasi
dalam
Membahas tentang peran berarti membahas kaitan antara yang
satu dan yang lain. Membahas peran kegiatan perkantoran dalam
organisasi berarti membahas kaitan antara kegiatan perkantoran
dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam organisasi dan manfaat apa
yang bisa diperoleh kegiatan-kegiatan lain dari kegiatan
perkantoran.
Kegiatan perkantoran sebagaimana yang telah diuraikan adalah
menangani data/informasi. Yang dimaksud dengan penanganan
di sini adalah kegiatan-kegiatan pengumpulan, pencatatan,
pengolahan,
penyimpanan
dan
pendistribusian
atau
penyampaian data/informasi. Sulit dibayangkan kegiatankegiatan yang berjalan tanpa data/informasi, karena setiap
kegiatan pasti membutuhkan data/informasi sabagai salah satu
22
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
masukan (input) di samping masukan yang lain seperti bahan
dan energi. Hasil dari setiap kegiatanpun di samping jasa atau
barang termasuk yang dihasilkan adalah juga data/informasi.
Dengan demikian kegiatan perkantoran yang kegiatan utamanya
adalah menangani data/informasi menyusup ke dalam semua
kegiatan dalam organisasi, baik pada tugas substantif organisasi
maupun tugas-tugas fasilitatif lainnya.
Dalam kaitannya dengan kegiatan-kegiatan pimpinan, kegiatan
perkantoran pun sangat penting dalam menunjang
penyelenggaraan fungsi dan peran pimpinan pada setiap tingkat.
Setiap pimpinan atau manajer mempunyai fungsi dan peran yang
penyelenggaraannya tidak mungkin lepas dari kebutuhan
data/informasi.
1.
Kegiatan Perkantoran dan Fungsi-fungsi Pimpinan
Sudah banyak dibahas
dalam berbagai forum dan
kepustakaan lain, bahwa setiap pimpinan atau manajer
mempunyai fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan
pengendalian.
dan
pengarahan,
pengawasan
23
Modul Diklatpim Tingkat IV
Besarnya persentase untuk masing-masing fungsi pada
masing-masing tingkat manajer, yaitu Manajer Teras
(Manajer Puncak), Manajer Madya (Manajer Menengah)
dan Manajer Garis Depan (Manajer Bawah) dikemukakan
oleh Mintzberg (1975) sebagai berikut :
Gambar 1
Hubungan antara Tingkat-Tingkat Manajer dan Fungsi
Manajemen.
Kontrol 10%
Mengarahkan
35%
Kontrol 10%
Mengarahkan
50%
Mengarahkan
60%
Mengorganisasikan
20%
Mengorganisasikan
25%
Merencanakan
35%
Merencanakan
15%
Mengorganisasikan
Mengorganisasikan
10%
10%
Merencanakan 10%
Merencanakan 10%
dan
Semua tingkatan manajer mempunyai fungsi-fungsi
tersebut. Memang volume dan intensitasnya untuk masingmasing tingkatan tidak sama, tetapi untuk keperluan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan
mengarahkan, serta mengawasi dan mengendalikan
semuanya pasti membutuhkan data/informasi.
Kontrol 20%
MANAJER
PUNCAK
*) Sumber :
MANAJER
MENENGAH
MANAJER
BAWAH
Dikembangkan dari H. Mintzberg, The Nature of
Managerial Works, Harper and Row, New York, 1975
Untuk penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut perlu
penanganan data/informasi yang kegiatan-kegiatannya
24
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
berupa
pengumpulan,
pencatatan,
penyimpanan dan pendistribusian atau
data/informasi.
Modul Diklatpim Tingkat IV
pengolahan,
penyampaian
hubungan masyarakat’ yang positif bagi organisasi dan
unitnya.
c. Peran Desisional
Pimpinan pada setiap tingkat juga selalu melakukan peran
desisional atau peran pengambilan keputusan. Dalam
menyelenggarakan peran desisional ini pimpinan harus dapat
bertindak sebagai penyelesai persoalan, juga sebagai penentu,
pengatur dan penyalur sumber daya yang diperlukan
organisasi atau unitnya. Dalam melakukan peran desisional
ini pimpinan juga bertindak sebagai negosiator dalam
pembicaraan-pembicaraan yang perlu dilakukan.
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh pimpinan
seperti di atas menuntut pimpinan harus dapat mengambil
keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat memerlukan
informasi yang tepat pula. Informasi yang tepat hanya
dihasilkan oleh kegiatan perkantoran yang tepat pula.
2. Kegiatan Perkantoran dan Peran Pimpinan
Di samping mempunyai fungsi-fungsi setiap pimpinan pada
setiap tingkatan secara pragmatis mempunyai peran-peran
interpersonal, peran informasional dan peran desisional.
a. Peran Interpersonal
Pimpinan pada setiap tingkatan selalu melakukan hubunganhubungan antarpribadi baik dengan atasan, dengan bawahan,
dengan pimpinan-pimpinan lain yang setingkat atau relatif
setingkat, baik di dalam organisasi sendiri maupun dengan
pejabat-pejabat pimpinan lain di luar organisasinya. Dalam
penyelenggaraan peran interpersonal pimpinan harus
bertindak sebagai figure atau tokoh utama dalam tingkat
organisasinya. Pimpinan juga harus bisa bertindak sebagai
pemimpin bagi ‘anak buahnya’. Di samping itu pimpinan
juga harus bertindak sebagai penghubung bagi kepentingan
unit atau organisasinya.
Sangat sulit melakukan peran interpersonal ini tanpa bantuan
kegiatan perkantoran.
b. Peran Informasional
Pimpinan pada setiap tingkat selalu melakukan peran
informasional. Dalam melakukan peranan ini pimpinan harus
bertindak sebagai monitor, sebagai penyebar informasi dan
sebagai ‘juru bicara’ atau bertindak sebagai ‘petugas
25
3.
Kegiatan Perkantoran dan Kecakapan Pimpinan
Penerapan kecakapan pimpinan juga memerlukan dukungan
kegiatan perkantoran. Sebagaimana diketahui setiap pimpinan
atau manajer membutuhkan kecakapan-kecakapan interpersonal,
kecakapan teknis dan kecakapan konseptual. Semakin tinggi
tingkat atau posisi pimpinan dalam organisasi semakin lebih
banyak membutuhkan kecakapan interpersonal dan kecakapan
konseptual.
Sedangkan semakin rendah tingkat atau posisi pimpinan
semakin lebih banyak membutuhkan kecakapan teknis.
26
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Gambar 2
Hubungan antara tingkat-tingkat manajer dan
kecakapan manajer
Kecakapan
Interpersonal
Kecakapan
Teknis
Kecakapan
Konseptual
Manajer Puncak
Manajer
Menengah
Manajer Bawah
H. Penanganan Data/Informasi dalam Kegiatan
Perkantoran
Penanganan data/informasi dalam kegiatan perkantoran
mencakup kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan,
penyimpanan, dan pendistribusian atau penyampaian. Untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut tentu saja diperlukan
gedung dan ruangan yang memadai. Dalam penanganan
data/informasi juga diperlukan kondisi fisik dan faktor
lingkungan yang menunjang. Bahkan kegiatan-kegiatan lain
yang tampaknya tidak secara langsung berhubungan, seperti
kegiatan-kegiatan pengepakan (packing) dan pengiriman
(sending) diperlukan dalam penanganan data/informasi. Oleh
karena itu di bawah ini diuraikan macam-macam kegiatan
Modul Diklatpim Tingkat IV
27
perkantoran yang senyatanya tampak dalam praktik sebagai
berikut:
1. Bangunan dan Tata Ruang Kantor
a.
Bangunan Kantor
Mengenai bangunan kantor beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk dipertimbangkan antara lain:
1) Lokasi
Sebaiknya memang lokasi bangunan kantor sesuai
dengan tugas pokok organisasi. Tetapi ada
pandangan secara umum apabila kantor dibangun
di pusat kota atau di kawasan bisnis untuk
perusahaan-perusahaan bisnis biasanya dipandang
nilai prestisenya tinggi.
Pertimbangan lain untuk lokasi kantor di samping
di pusat kota adalah di pinggir kota, di kota kecil
atau di desa.
Pada akhir tahun 1998, sebagai dampak dari krisis
ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia,
diketahui banyak perusahaan yang memindahkan
kantornya dari Kawasan Pusat Bisnis (KPB)
seperti di Jalan Sudirman atau Jalan Thamrin di
Jakarta ke lokasi pabriknya di Bekasi atau ke
lokasi
proyek
perumahan
yang
sedang
dibangunnya di Bogor.
28
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Modul Diklatpim Tingkat IV
2)
Bentuk
Untuk mengantisipasi pengembangan, banyak
disarankan mengikuti rumus berbentuk huruf I L C
O B atau T dan H.
3) Bertingkat/Tidak Bertingkat
Bangunan kantor bertingkat atau tidak bertingkat
memang masing-masing ada kekurangan dan
kelebihannya.
b. Tata Ruang Kantor
Tata ruang kantor yang dimaksudkan di sini adalah
kegiatan pengaturan atau penyusunan tata letak dan
ruang kerja pegawai dan peralatan/perlengkapan kantor
dalam rangka penyelenggaraan kegiatan perkantoran.
Tata ruang kantor merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi efisiensi, efektivitas dan produktivitas
kerja pegawai. Faktor-faktor lain di samping tata ruang
yang dimaksud adalah tempat kerja termasuk meja dan
kursi kerja, peralatan termasuk mesin-mesin, kondisi
fisik dan faktor lingkungan, bahkan kebijaksanaankebijaksanaan dan peraturan-peraturan yang berlaku
atau diberlakukan dalam kantor atau organisasi yang
bersangkutan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi
input baik yang berupa bahan, energi maupun
data/informasi untuk sampai pada tahapan proses guna
menghasilkan out-put tertentu.
Tujuan dari kegiatan penataan ruang kantor ini adalah
agar:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
29
Pekerjaan kantor dapat menempuh jarak sependek
mungkin;
Rangkaian kegiatan pekerjaan kantor mengalir
secara efektif dan efisien;
Penggunaan segenap ruangan kantor efektif dan
efisien;
Kenyamanan kerja terjamin dan terpelihara;
Diperoleh kesan baik dari pihak luar, terutama dari
segi estetika;
Mudah dilakukan ubahan-ubahan jika diperlukan;
Mudah dilakukan pengawasan.
2. Kondisi Fisik dan Faktor Lingkungan
Kondisi fisik dan faktor lingkungan yang dimaksudkan di
sini adalah semua kondisi yang sifatnya nyata, bisa dilihat
atau dirasakan. Meskipun sifatnya fisikal tetapi kondisi ini
mempengaruhi mental, psikologis, yang selanjutnya
mempengaruhi kenyamanan dan semangat kerja.
1)
Cahaya
Cahaya yang paling baik untuk kerja sebenarnya adalah
cahaya alam (matahari). Akan tetapi di dalam ruangan
tentunya kita tidak selalu dapat memanfaatkan cahaya
alam sekehendak kita. Oleh karena itu dalam ruanganruangan kantor banyak dipakai cahaya lampu. Mengenai
penggunaan cahaya perlu dipertimbangkan macam dan
jumlah cahaya yang diperlukan.
Dalam praktik penggunaan cahaya dikenal ada macammacam cahaya:
30
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Modul Diklatpim Tingkat IV
a) Cahaya langsung;
b) Cahaya tidak langsung;
c) Cahaya setengah langsung;
d) Cahaya setengah tidak langsung.
Mengenai jumlah cahaya yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan perkantoran banyak yang menulis
dan membaca American Management Association
(AMA) menyarankan sebanyak 30 foot-candles.
2)
3)
Warna
Warna sudah dikenal tidak hanya mempengaruhi fisik
terutama penglihatan, tetapi juga mempengaruhi
kejiwaan. Untuk ruangan kantor warna yang dianggap
tepat adalah krem atau kuning muda yang tidak
menyilaukan. Kemungkinan bisa dipakai biru muda
lembut untuk pekerjaan-pekerjaan mental.
Udara
Untuk ruangan-ruangan kantor memang diharapkan
udara selalu segar dengan ventilasi yang baik, dan suhu
yang sesuai. Akan tetapi kondisi dan lingkungan alam
tidak selalu mendukung untuk memperolehnya. Oleh
karena itu sering digunakan pengatur kondisi udara (air
conditioner). Di negara-negara tropis “air conditioner”
biasa dipasang pada suhu antara 20 sampai 27 derajat
Celcius.
Di negara-negara yang biasa dengan musim dingin,
biasanya alat pengatur kondisi udara dipasang pada suhu
antara 19 sampai dengan 21 derajat Celcius atau antara
67 – 70 derajat Fahrenheit. (Geoffrey Mills dkk.
31
“Moderen Office Management”, terjemahan Budiyanto,
Binarupa Aksara, Jakarta, 1991, hal. 409).
4) Dekorasi
Dekorasi yang dimaksudkan di sini adalah dekorasi
yang tidak hanya dimaksudkan untuk memperoleh
keindahan, tetapi juga dimaksudkan untuk dapat
meningkatkan semangat kerja. Dekorasi yang sampai
saat ini masih dianggap dapat meningkatkan semangat
kerja di Indonesia antara lain adalah lambang negara,
gambar Presiden dan Wakil Presiden, gambar pimpinanpimpinan puncak organisasi dari kantor yang
bersangkutan, piala-piala atau tanda penghargaan yang
pernah diraih.
5) Suara
Para penyelenggara kegiatan perkantoran tentunya tidak
menghendaki suara bising, karena akan mengganggu
konsentrasi dan mudah menimbulkan kegelisahan.
Tetapi suasana ruangan kantor yang sepi sekali sampai
mendekati nol desimal juga dirasakan mencekam.
Banyak kalangan yang menganggap musik dapat
membantu gairah kerja. Penggunaan musik sambil kerja
harus dipandu oleh berbagai pertimbangan.
3. Korespondensi
a.
Pengertian Korespondensi dan Surat
Korespondensi dalam kegiatan kantor diartikan sebagai
teknik membuat surat dan berkomunikasi dengan surat.
Sebagaimana diketahui komunikasi yang diartikan
32
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Modul Diklatpim Tingkat IV
sebagai proses penyampaian warta atau transfer
informasi dari satu pihak kepada pihak lain dapat
dilakukan dengan lisan, tulisan, gambar, lambang,
isyarat atau tanda-tanda lain. Cara-cara tersebut bisa
digunakan secara gabungan dua atau lebih dari cara
yang ada. Dari uraian singkat di atas mudah dimengerti
dan dirumuskan apa yang disebut dengan surat. Surat
adalah alat komunikasi tertulis yang digunakan untuk
menyampaikan warta atau informasi dari satu pihak
kepada pihak lain. Rumusan lain misalnya, surat adalah
kertas tertulis dalam bentuk tertentu yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari satu pihak kepada
pihak lain.
Rumusan-rumusan lain mengenai pengertian surat masih
banyak, dan dalam hal ini tentu saja menguntungkan
bagi siapapun yang mendalami korespondensi, karena
masing-masing pengertian itu akan saling melengkapi.
Namun demikian kiranya perlu dicermati bahwa masa
sekarang dan mungkin juga di masa-masa yang akan
datang, surat tidak selalu tertulis di kertas.
Kecenderungannya bahkan kegiatan perkantoran
mengarah ke proses “paperless”. Istilah “paperless” di
sini tentu saja bukan berarti tidak menggunakan kertas
sama sekali.
33
Dalam komunikasi, data/informasi kantor-kantor
moderen banyak yang menggunakan metoda-metoda
lain seperti teleprinter, facsimile, telenote, teletext, cctv,
internet, e-mail, dan lain-lainnya. Metoda-metoda
tersebut sangat menguntungkan bagi kecepatan
pengiriman atau penerimaan data/informasi. Namun
demikian dalam kondisi-kondisi tertentu masih tetap
diperlukan “print out” dari data/informasi yang
dikomunikasikan. Kondisi-kondisi tertentu yang
dimaksud antara lain misalnya karena data/ informasi
yang bersangkutan:
Jumlahnya begitu banyak dan rumit;
Diperlukan secara intensif dan terus menerus dalam
proses kegiatan;
Diperlukan sebagai bukti formal.
b.
Syarat-syarat Surat yang baik
Surat yang ditulis, oleh siapapun, harus baik. Beberapa
butir kriteria surat yang disebut baik adalah bahwa
surat harus:
1) Jelas;
2) Tegas;
3) Ringkas;
4) Lengkap;
5) Tepat;
6) Sopan;
7) Menarik tetapi wajar;
34
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
8)
9)
c.
Modul Diklatpim Tingkat IV
Khusus untuk surat-surat dinas, harus ada ciri-ciri
formal atau ciri-ciri kedinasan, dan
Juga untuk surat-surat dinas, harus ada
keseragaman pola bentuk.
Bagian-bagian Surat
Surat terdiri atas bagian-bagian surat. Berbagai cara
pembagian untuk menyebutkan bagian-bagian surat ini.
Salah satu pembagian misalnya dengan menyebutkan:
bagian kepala, bagian tubuh dan kaki surat. Masingmasing bagian itu terdiri dari subbagian-subbagian.
Untuk memudahkan, dalam buku ini disebutkan secara
langsung bagian-bagian surat ini dengan rinci sebagai
berikut:
1) Kepala surat;
2) Tanggal surat;
3) Nomor surat;
4) Lampiran;
5) Hal atau perihal;
6) Alamat dalam;
7) Salam pembuka;
8) Isi surat;
9) Salam penutup;
10) Penutup surat;
11) Initial;
12) Tembusan;
35
13) Sifat;
14) U.p atau c.q
15) N.B dan P.S
Bagian-bagian surat tersebut di atas mempunyai fungsi
masing-masing. Penggunaan dan teknik pengetikannya
diatur dan ditentukan oleh tiap-tiap organisasi.
Pengaturan dan penentuan tentang penggunaan bagianbagian surat serta teknik pengetikannya biasanya
dituangkan dalam surat keputusan pimpinan organisasi
yang bersangkutan, dan digunakan sebagai pedoman.
Pedoman tersebut harus diikuti dan dilaksanakan oleh
seluruh penyelenggara kegiatan organisasi yang
bersangkutan. Untuk instansi-instansi pemerintah,
pedoman umum tentang penggunaan dan teknik
pengetikan bagian-bagian surat ini dimuat dalam
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 71 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata
Persuratan Dinas.
d.
Di atas telah disebutkan bahwa penggunaan dan teknik
pengetikan bagian-bagian surat ditentukan oleh
masing-masing organisasi. Penempatan bagian-bagian
surat itu termuat dalam format tertentu membuat
perbedaan-perbedaan bentuk surat yang biasa disebut
juga dengan istilah “style”.
36
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Bentuk atau ”style” surat dalam suatu organisasi
ditentukan oleh organisasi yang bersangkutan, Untuk
instansi pemerintah, bentuk surat sudah ditentukan
sebagaimana dimaksudkan dalam Keputusan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN)
No. 71 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Persuratan
Dinas.
Di samping bentuk surat untuk instansi-instansi
pemerintah sebagaimana dicantumkan dalam keputusan
MENPAN No.71 Tahun 1993, di lingkungan organisasi
atau perusahaan niaga dikenal bentuk-bentuk surat
yang biasa dipakai untuk komunikasi secara formal
yaitu:
1) Bentuk Balok Penuh (Full Block Style)
2) Bentuk Balok yang diubah (Modified Block Style)
3) Bentuk Setengah Balok (Semi Block Style)
4) Bentuk Sederhana (Simplified)
5) Bentuk Inden atau Bentuk Lekuk (Indented Style)
6) Bentuk Paragraf (Hanging Paragraf)
4.
Kearsipan
Kearsipan menangani arsip sejak warkat atau dokumen
dinyatakan ‘simpan’ atau ‘file’ (kegiatan ini sering disebut
juga sebagai penciptaan arsip), penyimpanan, penemuan
kembali, peminjaman,
pemeliharaan, pengendalian,
penyusutan dan pemusnahan.
Modul Diklatpim Tingkat IV
a.
37
Pengertian Arsip
Arsip menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan
disebutkan pada pasal 1, ialah:
1) Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga-lembaga negara dan Badan-badan
Pemerintah dalam bentuk corak apapun baik
dalam keadaan Tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;
2) Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh
Badan-badan Swasta dan/atau perorangan, dalam
bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan
kehidupan kebangsaan.
Arsip sebagaimana disebutkan pada butir 1) di atas
adalah dalam wewenang dan tanggung jawab
sepenuhnya
dari
pemerintah.
Sedangkan
pemerintah berkewajiban untuk mengamankan
arsip sebagaimana dimaksudkan pada butir 2) di
atas sebagai bukti pertanggung jawaban nasional,
yang
penguasanya
dilakukan
berdasarkan
perundangan atau ganti rugi dengan pihak yang
menguasai sebelumnya. (UU No. 7/1971, pasal 4).
Yang dimaksud dengan naskah-naskah dalam
bentuk corak apapun dalam pengertian arsip adalah
meliputi baik yang tertulis maupun yang dapat
dilihat dan didengar seperti halnya hasil-hasil
38
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
rekaman, film dan lain sebagainya. Naskah-naskah
sebagaimana dimaksudkan di atas sering disebut
warkat atau dalam bahasa Inggris disebut records.
Dalam kaitan ini William Benedon dalam buku
Records Management sebagaimana dikutip oleh
The Liang Gie (1995: 116) menyebutkan records
sebagai “any paper, book, photograph, microfilm,
map, drawing, chart, card, magnetic tape, or any
copy or print-out thereof, that has been generated
or received by a company or its operating units or
its successor as evidence of its activities or
because of information contained therein.
b.
Arsip Dinamis dan Arsip Statis
Arsip dibedakan ke dalam arsip dinamis dan arsip
statis. Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan
secara langsung dalam kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan
pada umumnya atau dipergunakan secara langsung
dalam penyelenggaraan administrasi. Sedangkan arsip
statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara
langsung
untuk
kegiatan
perencanaan
dan
penyelenggaraan
kehidupan
kebangsaan
pada
umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari
administrasi. Arsip dinamis dibedakan ke dalam arsip
aktif dan arsip inaktif. Arsip aktif adalah arsip dinamis
yang secara langsung dan terus menerus diperlukan dan
dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi.
Modul Diklatpim Tingkat IV
39
Arsip inaktif adalah arsip dinamis yang frekuensi
penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi
sudah menurun.
c.
Nilai Guna Arsip
Arsip-arsip yang memuat berbagai macam keterangan
perlu disimpan dan dipelihara agar aman, tidak rusak
atau hilang. Secara umum dikatakan arsip mempunyai
kegunaan sebagai alat pengingat. Sebagai alat
pengingat selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
acuan untuk penilaian atau penyusunan programprogram pengembangan selanjutnya dari kegiatan
organisasi yang bersangkutan. Selain mempunyai
kegunaan secara umum sebagai pengingat, warkatwarkat yang disimpan sebagai arsip juga karena
mempunyai satu atau beberapa kegunaan khusus. Di
Amerika Serikat sudah banyak dikenal orang bahwa
nilai guna yang mungkin terdapat pada warkat sehingga
perlu disimpan, dicakup dalam satu istilah pengingat
“ALFRED” yang kepanjangannya:
A - Administrative value (nilai administrasi)
L - Legal value (nilai hukum)
F - Fiscal value (nilai bidang keuangan)
R - Research value (nilai penelitian)
E - Educational value (nilai pendidikan)
D - Documentary value (nilai dokumentasi)
40
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Modul Diklatpim Tingkat IV
Beberapa pendapat yang hampir mirip menyebutkan
juga nilai-nilai seperti: value for policy use, value for
operating use, value for historical use.
d.
2)
Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuanketentuan yang berlaku;
3) Menyerahkan arsip statif oleh Unit Kearsipan
kepada Arsip Nasional.
Mengenai penyusutan arsip di lingkungan lembagalembaga negara dan badan-badan pemerintahan diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979
tentang Penyusutan Arsip, beserta peraturan-peraturan
pelaksanaannya.
Penyusutan Arsip
Beberapa warkat yang mempunyai nilai kompleks,
seperti dokumen yang menyangkut tanah, gedung,
perusahaan/organisasi, riwayat orang, kebijaksanaankebijaksanaan, biasanya secara terus menerus
diperlukan meskipun frekuensi pemakaiannya tidak
tentu. Warkat-warkat semacam itu penyimpanannya
biasanya ditempatkan secara khusus; bahkan jika
dilihat dari jangka waktu penyimpanannya bisa bersifat
abadi. Namun demikian untuk warkat-warkat yang lain
pada umumnya mempunyai kegunaan yang tidak
berlangsung untuk selama-lamanya. Dengan kata lain,
tingkat pemakaian bahkan nilai guna arsip bisa
berkurang dan bahkan mungkin pada suatu saat tidak
mempunyai nilai guna lagi. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengurangan arsip atau biasa disebut dengan
penyusutan.
Penyusutan
arsip
adalah
kegiatan-kegiatan
pengurangan arsip dengan cara:
1) Memindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke
Unit Kearsipan dalam lingkungan lembagalembaga negara atau badan-badan pemerintah
masing-masing;
41
e.
5.
Sistem Penyimpanan
Ada 5 dasar pokok sistem penyimpanan dalam
kearsipan (filing) yang dapat digunakan, yaitu:
1) Sistem Abjad;
2) Sistem Subjek;
3) Sistem Geografis;
4) Sistem Nomor;
5) Sistem Kronologis.
Dalam praktik penyelenggaraan tidak terlepas
kemungkinan digunakan sistem gabungan antara
sistem-sistem tersebut di atas. Sistem penyimpanan
seperti di atas juga digunakan dalam kearsipan kantorkantor moderen yang memakai “file” elektronik atau
microfilm.
Pengurusan Surat
Kegiatan Pengurusan surat sering juga disebut penanganan
surat atau “mail handling” adalah kegiatan pengurusan
42
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
surat-surat masuk (incoming mail) dan pengurusan suratsurat keluar (outgoing mail).
Pengurusan surat masuk dimulai dengan penerimaan,
penyortiran, pembukaan amplop, pembacaan, pengarahan
dan penyampaian ke unit-unit atau pejabat-pejabat yang
dituju sebagai pengolah.
Dalam proses pengurusan surat masuk dari penerimaan
sampai dengan pengiriman ke unit atau pejabat yang dituju,
terjadi juga kegiatan pencatatan. Sarana pencatatan, apakah
buku agenda atau kartu kendali, tergantung dari sistem yang
digunakan.
Pengurusan surat keluar dimulai dari penyusutan draft atau
konsep surat sampai dengan surat tersebut dikirim ke luar
dari organisasi atau instansi yang bersangkutan. Dalam
proses pengurusan surat keluar ini termasuk juga kegiatankegiatan pencatatan, baik pencatatan di unit pengolah
maupun pencatatan di unit yang secara fungsional ditugasi
mengurus surat-menyurat dan ekspedisi.
6.
Pengetikan
Pada masa sekarang ini rasanya sulit menyebutkan kantor
yang tanpa kegiatan pengetikan. Dengan kata lain dalam
kegiatan perkantoran pasti terdapat kegiatan pengetikan,
apakah dengan menggunakan mesin tik manual, electric,
atau electronics.
Bahan yang diketik pun berbagai macam dari surat, naskah
pidato, catatan-catatan, pengisian formulir dan lain-lainnya,
untuk berbagai macam kepentingan baik untuk pemrosesan,
Modul Diklatpim Tingkat IV
43
penyimpanan, pendistribusian data/informasi ataupun
komunikasi.
Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan penggunaan
mesin tik manual maupun mesin tik elektrik banyak
berkurang. Sebaliknya, kegiatan pengetikan lebih banyak
dilakukan dengan komputer atau word processor yang
berperan sendiri (personal) maupun yang digunakan secara
bergabung sebagai suatu sistem. Meskipun ada beberapa
kerugiannya, tetapi penggunaan komputer atau word
processor lebih banyak keuntungannya baik dari segi waktu,
tenaga, maupun mutu hasilnya.
7.
Penggandaan
Penggandaan atau sering disebutkan dengan reproduksi atau
duplicating adalah memperbanyak atau membuat dalam
jumlah banyak suatu naskah dengan bantuk dan isi yang
sama. Untuk berbagai keperluan, naskah-naskah atau warkat
dalam rangka kegiatan perkantoran harus digandakan.
Berbagai cara dan alat yang digunakan untuk penggandaan,
yang umum dipakai apabila menggunakan mesin tik adalah
dengan cara membuat tembusan (carbon copy). Cara untuk
menggandakan bisa dengan liquid duplicating, stencil
duplicating, scanning, copying,
printing, off-set.
Perkembangan saat ini banyak dimanfaatkan proses
telecopying atau teleprinting.
44
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
8.
Pendiktean dan Pelatinan
Kegiatan pendiktean dan pelatinan berkaitan dengan
kegiatan perkantoran lainnya seperti pembuatan surat,
pencatatan dalam pengumpulan keterangan melalui
wawancara, penyusunan laporan dan penyusunan naskah
pidato. Kegiatan pendiktean dan pelatinan senantiasa
diperlukan dalam pekerjaan-pekerjaan kantor terutama
dilaksanakan oleh staf atau oleh para sekretaris. Akan tetapi
staf atau para sekretaris tentunya tidak mungkin setiap saat
membawa atau bisa menyiapkan alat atau mesin perekam di
mana saja dan kapan saja, sedangkan kegiatan mencatat
dengan cepat bisa terjadi kapan dan di mana saja. Oleh
karena itu staf atau sekretaris perlu memiliki ketrampilan
menulis cepat (steno).
9.
Perekaman
Perekaman adalah kegiatan merekam baik suara maupun
gambar. Untuk berbagai keperluan data/informasi perlu
direkam. Data/informasi yang harus direkam tidak hanya
sifatnya lisan, tetapi juga berupa gambar, denah, bagan,
maket, model dan lain-lainnya.
Modul Diklatpim Tingkat IV
lepas pula dari kegiatan penghitungan. Kegiatan
penghitungan yang sifatnya sederhana memang dapat
dilakukan tanpa alat. Akan tetapi penghitungan tanpa alat
tidak mungkin mencakup segala macam penghitungan yang
jumlah dan kerumitannya semakin tinggi. Oleh karena itu
dalam kegiatan perkantoran selalu dibantu dengan alat, baik
berupa abacus, adding machines, calculating machines
(kalkulator) atau komputer digital, dan komputer yang lebih
canggih yang memiliki
arithmatic logic yang
berkemampuan tinggi.
11. Performuliran
Kegiatan pemformuliran merupakan rangkaian kegiatan
pembuatan formulir (form design) dan pengendalian (form
control) sebagai sarana efisiensi dan efektivitas kerja
perkantoran.
Formulir atau lembar isian yang dimaksud di sini adalah
lembar kertas yang memuat kolom-kolom/lajur-lajur/garisgaris untuk mencatat keterangan tertentu yang diperlukan.
Dalam rancangan formulir (form design) perlu diperhatikan
antara lain hal-hal mengenai:
•
Metoda dan prosedur penanganan dan penggunaannya,
misalnya apakah dirancang untuk komputer,
pengisiannya dengan ditulis-tangan atau harus diketik;
•
Siapa yang diharapkan mengisi, termasuk dalam hal ini
10. Penghitungan
Kegiatan perkantoran tidak mungkin lepas dari kegiatan
penghitungan. Bahkan kegiatan penghitungan ini tidak
hanya terdapat pada pengolahan data/informasi, tetapi juga
kegiatan lain yaitu pengumpulan, pencatatan, penyimpanan
dan pendistribusian atau penyampaian data/informasi tidak
45
yang menyangkut tingkat pendidikannya;
•
Kesesuaian atau keserasian dengan formulir-formulir
lainnya yang masih berlaku atau beredar;
46
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
•
Kemudahan dikenali atau dibedakan dengan formulirformulir yang lain melalui nama, nomor atau tandatanda lain;
•
•
•
Nama-nama Ukuran Kertas :
A0 = Vierdubbel, (empat ganda)
A5 = Blad, (halaman)
A1 = Dubbel vel, (lembaran ganda)
A6 = Halfblad, (setengah
halaman)
A2 = Vel, (lembaran)
A7 = Kwalblad, (seperempat
halaman)
A3 = Halfvel, (lembaran setengah)
A8 = Achtblad, (delapan
halaman)
Judul-judul (captions) hendaknya mudah dimengerti,
urutan-urutan items mudah diikuti;
Kotak-kotak/ruangan-ruangan/kolom-kolom
kosong
untuk menuliskan data atau keterangan cukup longgar
tetapi tidak berlebihan;
Kertas (baik jenis maupun ukurannya) sesuai dengan
penggunaan dan proses pengisian serta penangananya
oleh petugas termasuk untuk pembakuan dan
reproduksinya.
Ukuran kertas dapat dilihat pada tabel berikut
UKURAN KESATUAN KERTAS
(dihitung dalam milimeter)
Golongan (A)
A0 841 X 1189
A1 594 X 841
A2 420 X 594
A3 297 X 420
A4 210 X 297
A5 148 X 210
A6 105 X 148
A7 74 X 105
A8 52 X 74
Golongan (B)
B0 1000 X 1414
B1 707 X 1000
B2 500 X 707
B3 353 X 500
B4 250 X 353
B5 176 X 250
B6 125 X 176
B7
88 X 125
B8 62 X 88
Golongan (C)
C0 917 X 1297
C1 648 X 917
C2 458 X 648
C3 324 X 458
C4 228 X 324
C5 162 X 229
C6 114 X 162
C7 81 X 114
C8 57 X 81
Golongan (D)
D0 771 X 1090
D1 545 X 771
D2 385 X 545
D3 272 X 385
D4 192 X 272
D5 136 X 192
D6 96 X 136
D7 68 X 96
D8 48 X 68
47
Modul Diklatpim Tingkat IV
A4 = Kwartvel,(lembaran seperempat)
Sebagaimana disebutkan di muka bahwa formulir (atau sering
juga disebut “blanko”) merupakan alat memudahkan kerja untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas kerja. Dengan formulir dapat
pula dicapai keseragaman dan penyederhanaan dalam pelayanan
kerja tulias menulis (pencatatan, penyalinan, pelaporan) serta
pengolahan datanya. Tetapi, tanpa sistem pengendalian dan
pengawasan yang baik terhadap penciptaan dan penggunaannya
bahkan akan menimbulkan kerugian-kerugian, baik mengenai
biaya maupun prosedur lainnya. Oleh karena itu, setiap
organisasi atau instansi harus menyelenggarakan program
pengendalian formulir. Pengendalian ini merupakan bagian dari
fungsi manajemen untuk menjamin bahwa:
a. hanya formulir yang benar-benar diperlukan yang harus
diadakan;
b. formulir yang dirancang sesuai dengan keperluan,
memungkinkan keseragaman dan kesederhanaan dalam
pelayanan dan proses kerjanya;
c. formulir dibuat dan digunakan secara hemat dan aman;
48
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
d. secara teratur diadakan pengkajian atas formulir lama,
kemudian jika perlu diadakan perbaikan-perbaikan sesuai
dengan kondisi-kondisi dan organisasi yang ada sekarang;
e. terhadap setiap permohonan pembuatan formulir baru, diteliti
dan diuji kegunaannya serta pengaruh-pengaruhnya terhadap
kelancaran prosedur organisasi.
12. Perpustakaan dan Dokumentasi
Perpustakaan
dan
dokumentasi
merupakan
sumber
data/informasi yang sangat penting. Oleh karena itu
penanganannya perlu diperhatikan. Karena pentingnya, maka
bahan pustaka yang bersifat seperti ensiklopedi, himpunan
peraturan perundang-undangan biasanya lokasinya dekat lokasi
kerja para pimimpin. Bahkan beberapa pimpinan menganggap
perlu memiliki sendiri bahan pustaka dan dokumentasi yang
ditempatkan di ruang kerjanya. Mengingat pentingnya
perpustakaan dan dokumentasi sebagai penyedia data/informasi,
maka sistem penyusunan, penempatan dan penyimpanan serta
pemutakhirannya perlu selalu diperhatikan.
13. Peralatan/Perlengkapan
Peralatan/perlengkapan yang dimaksudkan di sini adalah semua
alat dan perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan
perkantoran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam pengertian alat perkantoran termasuk juga alat tulis
kantor (ATK) yang biasanya dimasukkan sebagai barang pakaihabis, alat-alat lain yang nonmasinal maupun masinal, baik yang
Modul Diklatpim Tingkat IV
49
bekerja secara manual, elektrik, elektromagnetik, elektronik
maupun kimiawi.
Pengelompokan macam peralatan/perlengkapan perkantoran
sering didasarkan pada kegiatan-kegiatan perkantoran yang
secara garis besar terdiri atas kegiatan pengumpulan, pencatatan,
pengolahan,
penyimpanan
dan
pendistribusian
atau
penyampaian data/informasi.
Oleh karena itu, alat-alat yang dimaksudkan di sini adalah
alat-alat untuk:
a. Pengumpulan atau perolehan data/informasi, seperti
telepon, teleks, faksimili, radio telepon, komputer yang
tergabung dalam networking baik LAN maupun WAN, atau
yang dilengkapi dengan internet dan e-mail;
b. Pencatatan dan perekaman, seperti mesin-mesin tulis, baik
yang bekerja secara manual, elektrik maupun yang
elektronik seperti komputer dengan segala kemampuannya;
c. Pengolahan, seperti mesin-mesin hitung, mesin akunting,
elektronik dan processor atau komputer yang memiliki
kemampuan memproses data;
d. Penyimpanan data/inforasi, seperti berbagai peralatan dalam
filing system yang konvensional berupa folder, guide, kotak
file, filing cabinet, almari dan rak-rak file atau disk,
magnetic tape, film dengan segala perlengkapan
penyimpanannya;
e. Pendistribusian atau penyampaian dengan peralatan yang
relatif sama dengan peralatan pengumpulan dan perolehan
data/informasi.
50
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada bidang-bidang lain, teknologi pada bidang
perkantoran pun berkembang dengan pesat. Kondisi
persaingan yang semakin ketat tambahan lagi dengan sifat
perkembangan yang semakin mengglobal, menuntut
terwujudnya pengambilan keputusan yang semakin cepat
dan tepat. Kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan
membutuhkan penyediaan data/informasi yang cepat dan
tepat pula. Oleh karena itu, tuntutan terhadap kegiatan
perkantoran tampaknya mutlak harus
meningkatkan
teknologi
informasinya.
Penanganan
tentang
peralatan/perlengkapan kantor di samping mengenai
macam-macam yang diperlukan juga mengenai penentuan
prosedur dan standardisasinya.
Penanganan
prosedur
yang
menyangkut
peralatan/perlengkapan
kantor
meliputi
kegiatan
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemeliharaan
atau
perawatan,
pemusnahan
dan
pengawasan dari seluruh kegiatan tersebut. Untuk seluruh
kegiatan tersebut perlu ditentukan langkah-langkah dan
diinformasikan kepada seluruh pegawai yang dianggap
perlu.
Dalam perencanaan misalnya termasuk di dalamnya adalah
kegiatan penentuan kebutuhan dan seleksi. Dalam hal ini
beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Kebutuhan pekerjaan;
b. Persyaratan khusus pekerjaan sendiri;
Modul Diklatpim Tingkat IV
51
c. Jumlah dan nilai keseluruhan waktu yang dapat
diketahui;
d. Harga dan nilai pelayanan yang dapat dihasilkan;
e. Fleksibilitas penggunaan;
f. Kapasitas alat;
g. Nilai estetika;
h. Pilihan para pegawai;
i. Pengaruhnya terhadap persyaratan pegawai;
j. Beban kerja untuk masa-masa yang akan datang;
kualitas pekerjaan kertas.
Cara pengadaan peralatan bisa dilakukan dengan beli, sewa,
beli-sewa atau dengan cara lain. Masing-masing cara yang
akan ditempuh perlu dipertimbangkan segi positif dan
negatifnya bagi organisasi dengan memperhatikan aspek
pencapaian tujuan pekerjaan, efisiensi, efektivitas, dan
produktivitasnya.
Untuk mencapai efisiensi, efektivitas dan produktivitas,
kantor-kantor moderen banyak menerapkan standardisasi
pekerjaan, alat-alat dan proses-proses kegiatannya.
Manfaat yang bisa diperoleh dengan standardisasi:
a. Standar dapat digunakan sebagai pedoman bagi para
pelaksana;
b. Standar membantu para pimpinan dalam mengawasi,
mengendalikan dan menilai kegiatan-kegiatan beserta
hasil-hasilnya menjadi tanggung jawabnya;
c. Standar yang telah ditetapkan dan dilaksanakan dengan
konsekuen dapat mengurangi pemborosan waktu,
tenaga, bahan;
52
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
d. Standar mendorong ke arah kesederhanaan dalam caracara kerja, proses, alat-alat, kondisi-kondisi kerja;
e. Standar merupakan dasar acuan bersama untuk
membentuk kesamaan pandangan dan saling mengerti
antar pegawai, antar pimpinan dan antara pegawai dan
pimpinan.
Mengingat manfaatnya yang begitu besar, sedang
kehidupan organisasi dan lingkungan dapat senantiasa
berubah, maka standar-standar yang telah ditetapkan secara
periodik atau sekali-sekali perlu ditinjau kembali dan
diperbaiki disesuaikan dengan perkembangan.
14. Pengepakan dan Pengiriman
Pengiriman data/informasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Apabila data/informasi yang akan dikirim atau
disampaikan kepada pihak lain tidak begitu banyak, bisa
disampaikan melalui telepon, fax atau surat atau mungkin
dengan electronic mail. Akan tetapi, apabila data/informasi
yang akan dikirim termuat dalam buku, dan buku atau naskah
lainnya harus dikirimkan jumlahnya cukup banyak, maka
pengepakan (packing) dan pengirimannya (sending) harus
ditangani secara khusus
15. Pelayanan Telepon dan Telekomunikasi Lain
Hubungan atau komunikasi dalam rangka penyelenggaraan
tugas-tugas tidak selalu dapat dilakukan secara langsung tatap
muka atau dalam jarak yang berdekatan, tetapi sering dan
kecenderungannya komunikasi jarak jauh, semakin banyak
Modul Diklatpim Tingkat IV
53
dalam jumlah maupun frekuensinya. Pelayanan telepon dan
telekomunikasi sebagai bagian dari kegiatan perkantoran tidak
hanya berkaitan dengan teknik dan keterampilan bertelepon,
keterampilan menggunakan dan memanfaatkan faksimili serta
keterampilan menyusun dan membuat kalimat-kalimat dalam
bentuk e-mail, atau keterampilan memperoleh home-page yang
dianggap dapat menjadi sumber data/informamsi yang
mutakhir dan dapat dipercaya. Pelayanan telepon dan
telekomunikasi juga menyangkut perencanaan dan penentuan
pejabat-pejabat mana dalam organisasi yang perlu memperoleh
pesawat telepon dengan nomor langsung dan pejabat-pejabat
mana yang perlu diberikan nomor pesawat intern (extention),
pejabat-pejabat mana
yang perlu diberikan seperangkat
komputer yang on-line dalam LAN dan WAN, pejabat-pejabat
yang mana yang perlu diberikan komputer yang sekaligus bisa
mengakses ke internet.
16. Penerimaan Tamu dan Penerangan
Di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat dan Inggris
pada awal tahun 1990-an ramai dibicarakan orang tentang
keinginan kantor-kantor untuk mengembangkan robot
penerima tamu dan penerangan. Keinginan tersebut lebih
terdorong antara lain oleh aspek praktisnya dan karena
mahalnya upah atau gaji pegawai. Namun demikian,
tampaknya yang banyak berkembang hanya peranan
“information desk” dengan beberapa keterbatasan. Memang
tugas seorang penerima tamu kantor (receptionist) tidak
sekedar hanya menerima dan menyilakan tamu kantor yang
54
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
ingin menjumpai pejabat-pejabat tertentu, atau sekedar
memberitahukan ada/tidaknya pejabat yang ingin ditemuinya.
Penerima tamu kantor dapat menjadi penghubung antara tamu
kantor dan pejabat yang ingin menemuinya, penerima tamu
kantor dapat memberikan keterangan-keterangan yang lebih
luas tentang kantornya, penerima tamu kantor dapat bertindak
seperti “juru bicara” atau petugas “hubungan masyarakat” bagi
kantornya. Tugas pokok seorang petugas penerima tamu kantor
adalah membantu para tamu kantor yang datang dan ingin
bertemu dengan pejabat-pejabat tertentu. Luas atau sempitnya
tugas-tugas lain yang dibebankan kepadanya di samping tugas
pokok itu tergantung kebijaksanaan yang ditentukan dan besarkecilnya kantor yang bersangkutan. Akan tetapi karena kesan
pertama setiap kantor adalah menerima tamunya, maka setiap
petugas penerima tamu kantor harus memenuhi syarat antara
lain sopan, ramah, bijaksana dan mempunyai pengetahuan
tentang organisasi tempat dia bekerja.
17. Penyiapan dan Pelayanan Rapat
Para pimpinan dan staf karena tugas dan tanggung jawabnya,
sering harus menyelenggarakan atau mengikuti kegiatan rapat.
Rapat lazim digunakan untuk menggantikan pembicaraan
melalui surat-menyurat, telepon atau sarana telekomunikasi
lain, yang karena sifat dan persyaratan lainnya harus dibahas
oleh beberapa orang dengan cara bertemu.
Beberapa hal yang dianggap sebagai keuntungan dengan
membahas sesuatu dalam rapat antara lain:
55
Modul Diklatpim Tingkat IV
a. Rapat dapat memberikan hasil dalam waktu relatif cepat
dibanding misalnya melalui surat-menyurat.
b. Mudah dicapai kesepakatan kerja sama dan koordinasi;
c. Lebih menjamin keterbukaan, setidaknya bagi seluruh
peserta rapat;
d. Dengan metode pengambilan keputusan yang tepat, rapat
dapat mewujudkan sifat demokratis.
18. Ketertiban, Keamanan,
Perkantoran
dan
Keselamatan
Kerja
Ketertiban, keamanan dan keselamatan kerja perkantoran
meliputi seluruh aktivitas perkantoran baik yang menyangkut
gedung dan ruangan-ruangan, kondisi fisik dan faktor
lingkungan, pekerjaan-pekerjaan kertas dan pekerjaan-pekerjaan
nonkertas.
Beberapa contoh misalnya mengenai ketertiban antara lain tertib
keluar-masuk serta arus kendaraan pegawai dan tamu-tamu
kantor, pengaturan tempat parkir, pengaturan tempat khusus
untuk kendaraan pemadam kebakaran atau ambulans jika
diperlukan, tertib pengisian daftar hadir, tertib pakaian dan lainlainnya.
Keamanan kantor menyangkut antara lain keamanan lingkungan
dan kompleks kantor, keamanan setiap lantai apabila kantor
bertingkat, pengamanan ruang-ruangan baik dalam jam kerja
maupun di luar jam kerja. Apakah diperlukan satuan
pengamanan (Satpam)? Jika diperlukan, apakah penempatannya
cukup di luar gedung kantor?, apakah perlu ditempatkan di teras
56
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
dalam ruangan “information desk”?, apakah perlu ada di setiap
lantai, apakah cukup berkeliling secara periodik?
Keselamatan dan kenyamaan kerja antara lain menyangkut
pengaturan letak atau susunan almari, rak-rak buku, filing
cabinet termasuk penempatan barang-barang di dalamnya agar
tidak membahayakan, penempatan titik arus listrik beserta
kabel-kabelnya untuk penyambungan ke peralatan kantor secara
aman tidak membahayakan para pegawai. Dalam hal
kenyamanan misalnya dibuat taman-taman di sekeliling kantor
atau di bagian-bagian tertentu di dalam kantor.
Modul Diklatpim Tingkat IV
57
yang memuaskan. Pelayanan prima yang diharapkan dari
kegiatan perkantoran dalam hal semacam ini tentunya tidak
cukup hanya menyediakan informasi tentang macam dan jadwal
penerbangan, apakah ada penerbangan langsung dari
Banjarmasin ke Kuala Lumpur, hotel dan “rate” nya jika
diperlukan. Meskipun kegiatan inti sifatnya teknis, tetapi tetap
diharapkan pelayanan tuntas sebagai hasil “completed staff
works” yaitu terwujudnya perjalanan yang lancar tanpa
hambatan suatu apa pun.
I. Latihan
19. Pelayanan Perjalanan
Para pimpinan dan pegawai-pegawai lainnya dalam
melaksanakan tugas tidak jarang harus melakukan perjalanan
tidak hanya di dalam kota, tetapi juga di luar kota di dalam kota,
tetapi juga ke luar kota di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Sebagai contoh seorang pimpinan kantor di Jakarta hari ini harus
melakukan tugas-tugas yang tidak dapat diwakilkan kepada
pejabat lain; jam 08.00 harus membuka rapat kerja di kantornya
termasuk memberikan sambutan dan pengarahan, jam 11.30
harus berada di Banjarmasin untuk berbicara dalam suatu
seminar di sana selama 90 menit. Hari ini juga dia harus
mengikuti upacara pembukaan suatu konferensi internasional di
Kuala Lumpur pada jam 19.00 waktu setempat, dan setelah
selesai dia harus kembali ke Jakarta karena esok harinya jam
08.00 harus menghadap Presiden memenuhi panggilan yang
sudah diterimanya dua hari yang lalu. Untuk hal-hal seperti di
atas kegiatan perkantoran harus dapat memberikan pelayanan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tugas pokok
(substantif) dan tugas penunjang (fasilitatif) dalam
organisasi.
2. Jelaskan pengertian kantor moderen!
3. Apa yang dimaksud dengan administrasi (administration)
dan jelaskan pula apa yang dimaksud dengan administrasi
perkantoran moderen!
4. Jelaskan pengertian organisasi dan unsur-unsur apa yang
terdapat dalam organisasi!
5. Mengapa semua pimpinan pada tingkatan yang manapun
memerlukan kegiatan perkantoran? Jelaskan!
6. Hanry Mintzberg dalam “The Nature of Managerial Works”
menyebutkan bahwa setiap pimpinan harus memiliki tiga
kecakapan. Sebutkan kecakapan-kecakapan yang dimaksud,
dan jelaskan mengapa untuk menerapkan kecakapan
tersebut perlu dukungan kegiatan perkantoran!
58
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
7. Hanry Mintzberg juga menyebutkan bahwa setiap pimpinan
mempunyai tiga peran dalam proses kegiatan mencapai
tujuan organisasi. Sebutkan tiga peran dimaksud dan
jelaskan kaitan dengan kegiatan perkantoran!
8. Sebutkan kegiatan-kegiatan perkantoran yang (a)
menyangkut bangunan fisik (physical establishment), (b)
pekerjaan kertas (paper works), (c) pekerjaan non-kertas
(non-paper works)!
9. Sebutkan unsur-unsur kantor dan jelaskan secara ringkas
masing-masing!
10. Jelaskan faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan
dalam menentukan lokasi pembangunan gedung kantor!
11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ILCOB atau T dan H
dalam pembangunan gedung kantor!
12. Membahas mengenai kondisi fisik dan faktor lingkungan
kantor, sebutkan cakupannya dan jelaskan masing-masing.
13. Jelaskan perbedaan cakupan kegitan-kegiatan perkantoran di
bawah ini dalam kaitannya dengan penanganan
surat/dokumen:
a. Korespondensi
b. Kearsipan
c. Pengurusan surat
d. Penggandaan
14. Jelaskan pengertian formulir, dan mengapa formulir
dianggap sebagai sarana efisien dalam kegiatan penanganan
data/informasi? Jelaskan!
Modul Diklatpim Tingkat IV
59
J. Rangkuman
Dalam perkembangannya, pengertian kantor bisa diartikan
sebagai tempat atau bisa diartikan sebagai proses. Jelasnya,
kantor diartikan sebagai tempat atau proses penyelenggaraan
kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan
dan pendistribusian atau penyampaian data/informasi. Kantor
sering juga diartikan sebagai sarana pemusatan kegiatan
administratif.
Kantor moderen mempunyai ciri-ciri memiliki bangunan dan
tata ruang yang baik, menggunakan alat dan perlengkapan
termasuk mebeler yang tepat, para pegawai melaksanakan tugastugasnya berdisiplin, memiliki sikap dan cara berpikir serta
bertindak sesuai dengan tuntutan jaman. Kantor moderen juga
mendayagunakan biaya serta tata laksana yang efektif, efisien
dan produktif.
Dengan mengacu pada pengertian administrasi yang sudah
banyak dikenal, maka istilah administrasi perkantoran moderen
dapat dirumuskan sebagai keseluruhan proses kegiatan usaha
bersama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam bidang
perkantoran.
Sebagaimana administrasi yang lain, aspek penting dalam
administrasi perkantoran adalah kegiatan-kegiatannya di
samping organisasi dan manajemennya. Kegiatan-kegiatan
perkantoran mencakup kegiatan yang berhubungan dengan
bangunan fisiknya (establishment), kegiatan-kegiatan kertas
60
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
(paper works) dan yang bukan kegiatan kertas (nonpaperworks).
Setiap organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi melakukan tugas atau
kegiatan-kegiatan.
Kegiatan-kegiatan
organisasi
dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu kegiatan
pokok dan kegiatan penunjang. Kegiatan pokok sering disebut
kegiatan substantif.
Kegiatan pokok adalah kegiatan yang secara langsung mengenai
tujuan organisasi, maka kegiatan pokok organisasi yang lain
kalau memang kedua organisasi itu mempunyai tujuan yang
berbeda. Akan tetapi kegiatan penunjang untuk organisasi
dengan tujuan apapun dapat dikatakan seragam. Salah satu dari
kegiatan penunjang ini adalah kegiatan penanganan
data/informasi. Kegiatan penanganan data/informasi itulah
disebut kegiatan perkantoran.
Lingkup kegiatan pekerjaan kantor ialah bangunan dan tata
ruang kantor, kondisi fisik dan faktor lingkungan,
korespondensi, kearsipan, pengurusan surat, pengetikan,
penggandaan,
pendiktean
dan
pelatinan,
perekaman,
penghitungan, keformuliran, pelaporan, perpustakaan dan
dokumentasi,
peralatan/perlengkapan,
pengepakan
dan
pengiriman, pelayanan telepon dan telekomunikasi, penerimaan
tamu dan penerangan, penyiapan dan pelayanan rapat,
ketertiban, keamanan dan keselamatan kerja perkantoran, serta
pelayanan perjalanan.
BAB III
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu
menjelaskan:
1. penggunaan teknologi informasi dalam administrasi
perkantoran moderen
2. konsep dan prinsip sistem informasi manajemen
3. pengguna informasi dalam organisasi
4. sistem informasi manajemen sebagai subsistem dalam
sistem manajemen
Pejabat Eselon IV dan pegawai yang setingkat mempunyai kewajiban
menyediakan dan menyajikan informasi kepada atasannya sebagai
bahan pengambilan keputusan. Pejabat Eselon IV menjadi salah satu
sumber informasi penting bagi pejabat Eselon III dan seterusnya ke
atas.
Pejabat Eselon IV juga berkewajiban menjabarkan kebijaksanaan,
pedoman dan segala informasi dari atasannya untuk pelaksanaan
tugas-tugasnya dan tugas-tugas bawahannya dalam bentuk petunjukpetunjuk yang bersifat operasional. Pejabat Eselon IV menjadi
sumber informasi bagi para bawahannya agar dapat melaksanakan
tugas-tugas mereka dengan tepat.
Begitu pentingnya posisi kunci Eselon IV ini sebagai salah satu
subsistem dari sistem manajemen beserta sistem informasi yang
melekat di dalamnya. Oleh karena itu pejabat Eselon IV mutlak perlu
61
62
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
memahami
tentang
sistem
informasi
manajemen
serta
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Titik tolak pemahaman dan pemanfaatan Sistem Informasi
Manajemen (SIM) yang dimaksudkan diharapkan tidak berdasarkan
anggapan bahwa SIM identik dengan komputer. Komputer hanya
merupakan salah satu perangkat dalam SIM. Akan tetapi memang
tanpa komputer kita akan tertinggal dalam segala hal, tertinggal pula
dalam hal mengambil keputusan.
A. Konsep dan Prinsip, Serta Perkembangan
Sistem Informasi Manajemen
1. Pengertian-Pengertian
a.
Sistem
Gordon B. Davis mengkategorikan sistem ......can be
abstract or physical and abstract system is an orderly
arrangement of independent ideas or constructs. For
example, a system of theology is an orderly arrangement
of ideas about God, man, etc. A physical system is a set
of elements which operate together to accomplish an
objective.
Sementara itu Burch and Strater mengatakan bahwa
sistem “adalah any integrated assemblage of
components or sub systems designed to achieve an
objective” (Information System; Theory and Practice).
Modul Diklatpim Tingkat IV
63
Prajudi Atmosudirdjo (1977:231) menyatakan: Setiap
sesuatu yang terdiri dari obyek atau unsur atau
komponen yang bertatakaitan dan bertatahubungan satu
sama lain sedemikian rupa sehingga unsur tersebut
merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan
yang tertentu.
Richard E. Johson dan kawan-kawan dalam S. Pamudji,
“Teori
Sistem
dan
Penerapannya
Dalam
Manajemen,“(terjemahan,
1980:4):
kebulatan/
keseluruhan yang kompleks atau terintegrasi; suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian
yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang
kompleks atau utuh.
Dari berbagai definisi tentang sistem di atas, kiranya
dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya sistem adalah
satu totalitas yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling
berhubungan dan saling tergantung (saling berinteraksi
dan interdependensi) untuk mencapai suatu tujuan.
Pada hakikatnya sistem memiliki ciri-ciri, model umum,
jenis dan penggolongan.
1) Ciri-ciri sistem
Sebagaimana definisi sistem di atas maka bahwa
sesuatu itu disebut sistem bila sesuatu itu memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
64
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Merupakan satu kesatuan yang bagian-bagiannya
saling berinteraksi dan interpendensi (untuk
mencapai suatu tujuan tertentu). Dengan kata lain
bagian-bagian dari sistem bukanlah merupakan
unsur-unsur yang terpisah atau terbagi dan berdiri
sendiri tetapi ‘keterpisahan’ itu adalah merupakan
suatu kesatuan yang bulat dan utuh serta sinergistik.
Dalam kaitannya dengan sistem informasi, maka
sistem itu harus dikontrol manusia, dan bukan
manusia yang dikendalikan oleh sistem. Ada sistem
yang tidak dikontrol oleh manusia misalnya
keseimbangan alam dan tata surya.
2) Model Umum suatu Sistem
Pada umumnya sistem mempunyai model pokok
input, proses dan output serta feedback.
MASUKAN
(INPUT)
PROSES
(PROCESS)
KELUARAN
(OUTPUT)
Balikan atau Umpan Balik (Feedback)
3) Jenis-jenis sistem
a) Abstrak dan fisik
Jenis sistem abstrak adalah suatu kesatuan yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling
Modul Diklatpim Tingkat IV
65
berinteraksi dan interdependensi dalam alam
gagasan/ide. Contoh adalah sistem Keutuhan.
Jenis sistem fisik adalah serangkaian unsur yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
Contoh adalah sistem pengangkutan; orangorang, mesin-mesin, barang-barang dan lainlain.
b) Sistem yang Menentukan dan Sistem yang
Memungkinkan
Sistem yang menentukan yakni sistem yang
bekerja dengan cara yang betul-betul dapat
diramalkan output-nya. Saling pengaruh antar
subsistemnya dapat diketahui dengan pasti.
Contoh; program komputer.
Suatu sistem yang memungkinkan dapat
dipandang sebagai sesuatu dari sudut yang
mungkin, dengan memasukkan pertimbangan
bahwa tingkat kesalahan tertentu selalu ada pada
ramalan tentang sesuatu yang dilakukan oleh
sistem tersebut. Contoh: sistem inventarisasi.
Rata-rata permintaan, rata-rata penambahan dan
sebagainya dapat ditentukan. Tetapi nilai yang
sesungguhnya pada suatu waktu tertentu tidak
diketahui.
c) Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem Tertutup adalah sistem yang dapat berdiri
sendiri dan serba lengkap. Sistem ini tidak
berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh;
66
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
reaksi kimia dalam sebuah botol tertutup dan
terpisah. Sistem tertutup yang demikian pada
akhirnya menjadi tidak teratur. Perpindahan
keadaan tidak teratur ini dinamakan positif
entrofi. Ketidakteraturan ini terjadi karena
sistem ini telah mencapai entrofi maksimum
(melemah dan tidak teratur). Sistem Terbuka
adalah sistem yang tidak berdiri sendiri dan
sebagai ciri utamanya adalah bahwa sistem ini
selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dalam
arti
dipengaruhi
dan
mempengaruhi
lingkungannya, baik dalam bentuk maupun
ruang lingkupnya. Contoh: Sistem biologis
(seperti manusia) dan sistem organisasi. Sistem
ini
sangat
responsif
dan
interaktif
lingkungannya, sehingga tidak akan tercapai
entrofi maksimum dan oleh karena itu selalu
survive, tidak melemah dan tidak menjadi kacau.
Inilah yang dinamakan negatif entrofi dalam
sistem terbuka. Dalam organisasi dan dalam
pengolahan informasi, terdapat sistem yang
secara relatif terpisah dari lingkungannya, tetapi
tidak sepenuhnya tertutup. Sistem ini disebut
sistem relatif tertutup.
Misalnya sistem
membuat barang-barang dirancang untuk
mengurangi sebanyak mungkin interaksi dengan
lingkungan di luar sistem yang diinginkan.
Dengan kata lain, sistem dirancang sedapat
Modul Diklatpim Tingkat IV
d)
67
mungkin menjadi tertutup. Mengapa? Karena
perancang
sistem
akan
lebih
mudah
merancangnya. Program komputer merupakan
sistem relatif tertutup karena programnya hanya
menerima masukan yang telah ditentukan
sebelumnya, mengolahnya dan memberikan
output yang telah yang telah diketahui atau
diharapkan sebelumnya. Sistem yang relatif
tertutup merupakan sistem yang hanya
mempunyai masukan dan keluaran yang telah
diatur dan dirumuskan.
Sistem Manusia – Mesin
Perancang sistem biasanya memilih suatu sistem
yang relatif tertutup dan bersifat menentukan.
Dengan kata lain, suatu sistem yang stabil dan
dapat diramalkan serta selalu bekerja dengan
tepat sesuai dengan ouput yang diperkirakan
untuk dapat dilaksanakan. Sistem ini biasanya
lebih mudah untuk merancangnya ketimbang
sistem terbuka, disebabkan sifatnya yang
terbuka,
disebabkan
sifatnya
yang
memungkinkan karena perilakunya dapat
diramalkan; juga karena sistem tertutup ini lebih
mudah untuk mengatur dan mengendalikannya.
Dalam bidang sistem informasi, unsur mesin
seperti komputer dan software relatif tertutup
dan menentukan, tetapi unsur brainware-nya
merupakan sistem terbuka yang sifatnya
68
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
e)
memungkinkan. Pemanfaatan manusia dan
mesin dalam suatu sistem membentuk sistem
manusia – mesin. Dalam sistem hubungan ini
ada dua fenomena atau memungkinkan
kombinasi yang muncul; menekankan dan
mementingkan mesin dan menomorduakan
manusia, dan menekankan dan mementingkan
manusia dan memperlakukan mesin hanya
sebagai pelengkap dalam mana suatu organisasi
mencapai tujuannya secara lebih efisien dan
efektif.
Penggolongan Sistem
Penggolongan
sistem
dapat
dilakukan
berdasarkan tingkat dapatnya diramalkan dan
tingkat keruwetannya. Kriteria tingkat dapatnya
diramalkan suatu sistem didasarkan atas hal
yang menentukan dan hal yang memungkinkan.
Berdasarkan tingkat “keruwetannya”, sistem
dapat digolongkan menjadi sistem yang
sederhana, kompleks dan sangat kompleks. Bila
seseorang dapat meramalkan dengan tepat
bagaimana suatu sistem akan bereaksi, maka
sistem tersebut bersifat menentukan. Tidak
pernah ada keragu-raguan mengenai hasilnya.
Sebaliknya apabila seseorang tidak dapat
meramalkan dengan tepat hasil dari suatu sistem,
sistem tersebut bersifat memungkinkan. Orang
dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya sistem
Modul Diklatpim Tingkat IV
f)
69
yang bersifat memungkinkan merupakan sistem
yang menentukan yang output-nya dapat
diketahui sepenuhnya. Pendapat tersebut tidak
keliru. Tetapi bagaimanapun, mau tidak mau
semua manajer harus berhubungan dengan
sistem yang sifatnya memungkinkan ini.
Hubungan tingkat yang dapat diramalkan
dengan tingkat “Keruwetan”
Sistem menentukan yang sederhana adalah
sistem yang mempunyai sedikit subsistem dan
yang menunjukkan secara lengkap perilaku yang
dapat diramalkan. Jajaran mesin-mesin pada
suatu jalur produksi dapat dipelajari dan disusun
sedemikian rupa agar efektif. Tetapi bila kita
mempelajari apa yang sesungguhnya terjadi
ketika mesin dihidupkan dan bahan/muatan
operasi mulai berjalan, maka seketika itu juga
sistem yang bersifat menentukan berubah
menjadi bersifat memungkinkan. Dengan
pertimbangan yang sama terjadi pula bila kita
mempelajari suatu sistem menentukan yang
kompleks. Komputer merupakan suatu sistem
yang
kompleks.
Kompleks
ini
telah
membawanya pada suatu tingkat kategori
memungkinkan yang sangat kompleks. Untuk
itulah karena interaksi dan interpendensi antar
subsistem dilakukan melalui pertukaran
informasi
maka
pengembangan
teknik
70
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
pengolahan informasi dan sistem informasi
mempunyai peranan yang sangat vital dalam
membantu manajemen menangani kompleksitas
itu.
b. Data
The Liang Gie menyatakan bahwa data adalah hal,
peristiwa
atau kenyataan lainnya apapun yang
mengandung suatu pengertian untuk dijadikan dasar
guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan
atau penetapan keputusan. Data adalah ibarat bahan
baku yang setelah diolah (berubah) menjadi informasi
(Kamus Administrasi Perkantoran, 1976;67).
Sementara itu Gordon mendefinisikan data sebagai the
raw material for information defined as groups of nonrandom symbols which represent quantities, actions,
things, etc., (data adalah bahan mentah/bahan baku
informasi, yakni sekelompok lambang tidak acak yang
menunjukkan jumlah, tindakan,
sesuatu,
dan
sebagainya).
Bentuknya adalah huruf, angka,
simbol/lambang-lambang khusus dan sebagainya.
Dalam Webster’s New World Dictionary dinyatakan
bahwa data adalah facts or figure from which
conclusions can be inferred (fakta-fakta/figure-bisa
tabel, grafik, statistik – dari mana kesimpulan dapat
ditarik).
Modul Diklatpim Tingkat IV
c.
71
Informasi
Lucas mendefinisikan informasi sebagai some tangible
or intangible entity which reduces uncertainty about a
future state or event. Sementara itu Gordon menyatakan
bahwa information is data that has been proceed into a
form that is meaningful to the recipient and is of real or
perceived value in current or prospective decisions
(informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang mengandung arti bagi penerima dan
mempunyai/memiliki nilai nyata dalam keputusan, baik
sekarang/saat ini maupun yang akan datang).
Burch dan Strater menyatakan bahwa information is the
aggregation or processing of data to provide knowledge
or intelligence (pengumpulan atau pengolahan data guna
memberikan pengetahuan atau kepandaian). Sementara
itu George R Terry menyatakan bahwa information is
meaningful data that conveys usable knowledge
(informasi adalah data yang mengandung arti dalam
memberikan pengetahuan yang bermanfaat) Office
Management Control, 4th edtn., 1962:21).
Dari sekian banyak definisi kiranya cukup fair untuk
menyimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah
diproses dan mengandung arti bagi seseorang dalam
pengambilan keputusan. Jadi data hanya akan menjadi
informasi kalau mengandung arti. Kalau tidak maka
data tetap menjadi data.
72
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Berguna tidaknya informasi tergantung pada:
1) tujuan penerima
2) ketelitian penyampaian dan pengolahan data
3) waktu
4) ruang dan tempat
5) bentuk (efektifitas, hubungan yang diperlukan,
kecenderungan)
dan
bidang-bidang
yang
memerlukan perhatian manajemen)
6) semantik yaitu hubungan antara kata dan arti yang
diinginkan, apakah sudah jelas, sudah sesuai dengan
tujuan, sudah tepat sasaran.
d. Data dan Informasi
Data hanya menjadi informasi apabila ia mempengaruhi
perilaku seseorang, dalam arti mengerakkan orang untuk
berperilaku sesuai dengan maksud dan tujuan
disampaikannya data itu, yaitu mengambil keputusan.
Pertanyaan adalah kapan pengaruh itu akan berlaku.
Misalnya prakiraan cuaca yang disiarkan TVRI. Data atau
informasi? dari mana kita akan melihatnya? Bukankah
temperatur yang disiarkannya itu hasil dari pengolahan
bahkan dengan alat bantu tertentu? Kapan ia mulai berlaku
menjadi informasi, biasanya mulai tanggal dan jam tertentu.
Kalau kita mengacu pada pengertian informasi sebagai data
yang telah diolah, bagaimana pendapat Saudara? Kita
harus ingat bahwa, pertama, ada selang waktu antara
pemberitahuan data dan masa mulai berlakunya data itu,
dan kedua, dengan efek terhadap perilaku seseorang.
Modul Diklatpim Tingkat IV
73
Perilaku yang bagaimana yang terpengaruh oleh data?
Perlu ditekankan di sini bahwa perilaku yang dimaksud
adalah perilaku dalam pengambilan keputusan. Dalam
kaitan ini, terdapat selang waktu, di mana “the earliest
data are yesterday’s, the earliest decision is today’s and the
earliest
outcome is tomorrow’s. Jelas bahwa dalam
keadaan demikian, data dan informasi dalam bentuk
pengambilan keputusan adalah incomplete (tidak lengkap),
baik waktu maupun isinya. Selang waktu (time lag) karena
data berasal dari waktu yang telah lalu dan masa berlakunya
kemudian; sedang isinya, yakni bahan baku/bahan mentah
tidak akan mencakup setiap karakteristik fenomena yang
muncul, tetapi hanya beberapa penyebab berapapun
banyaknya informasi yang dikumpulkan, betapapun
selektifnya informasi, maka informasi tidak pernah dan
tidak akan pernah lengkap sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
Apa yang dipersyaratkan pengambil keputusan adalah
proyeksi kinerja yang akan datang. Seorang pengambil
keputusan tidak hanya akan mempertimbangkan keputusan
yang akan diambilnya berdasarkan data yang ada
dihadapannya, tetapi juga adalah instuisi, feeling,
pengetahuan, latar belakang pendidikan, lingkungan,
ketrampilan dan pengalamannya akan turut berperan besar
bahkan biasanya sangat dominan. Contoh; dokter,
pengemudi, manajer, bahkan para menteri kabinet.
74
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
e. Manajemen
Terry (Principle of Management, 1977;4) menyatakan
bahwa manajemen adalah; a distinct process consisting of a
planning, organising, actuating and controlling, performed
to determine and accomplish stated objectives by the use of
human beings and other resources (manajemen adalah
suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pengerakkan, dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan
sumber-sumber
lainnya). Sementara itu Chacko
mengatakan bahwa manajemen adalah: the process of
creative utilisation of scarce resources to satisfy
departmental goals consistent
with organisational
objectives without necessarily contributing materially to the
output.
Ada banyak definisi lain tentang manajemen, seperti
misalnya;
1) Management is decision making;
2) Management is a process of organising and employing
resources accomplish predetermined objectives;
3) Management is creasing conditions for the the best
possible use all available resources directed towards
the achievement specific objectives;
4) Management is the process of initiating, organising and
grouping activity directed to the achievement of
objectives;
Modul Diklatpim Tingkat IV
75
5) Management is a means to an end, namely the
ahievement of objectives through the use of plant,
equipment, materials, money and people.
f. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Dalam Encyclopedia of Management menyatakan bahwa
MIS are planned and organised approaches to supplying
executives with intelligence aids that facilitate the
managerial process
(SIM adalah pendekatan yang
terencana dan tersusun rapi untuk mensuplai executive
yang memudahkan proses manajerial). Sementara itu Burt
Scanlan dan J. Bernars Keys (Management and
Organisational Behavioral, 1979:543) mengatakan bahwa
MIS is a formal reporting, classifying, and disseminating
information to the appropriate stations in an organisation.
The Liang Gie mendefinisikan SIM sebagai keseluruhan
jalinan hubungan dan jaringan lalu lintas keterangan dalam
organisasi mulai dari sumber yang melahirkan bahan
keterangan melalui proses pengumpulan, pengolahan,
penahanan sampai penyebarannya kepada para pejabat yang
berkepentingan sehingga dapat melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya, dan terakhir tiba pada pimpinan untuk
keperluan pembuatan keputusan yang tepat.
Murdick (Robert G., Information System for Moderen
Management, 2nd edition, 1974): The MIS is the means for
connecting the managed operating systems by exhange of
information.
76
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Gordon B. Davis dalam bukunya Management Information
Systems: Conceptual Foundations, Structure, and
Development, terjemahan LPPM menyebutkan: sebuah
sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated) untuk
menyajikan inforrmasi guna mendukung fungsi operasi,
manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
Burch dan Strater menggunakan istilah Information System
(tanpa menggunakan perkataan management), namun
mereka mengartikannya lebih rinci sebagai berikut:
A systematic, formal asseblage of components that
performs data processing operations to (a) meet legal and
transactional data processing requirements, (b) provide
information to management for support of planning,
controlling, and decision making activities, and
(c)
provide a variety of reports, as required, to external
constituents.
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli seperti di atas dapat dilihat cakupan konsepsi yang
terkandung di dalamnya. Heyel misalnya, mengemukakan
konsepsi yang begitu luas yang tercakup di dalam sistem
informasi manajemen disebutkan sebagai pendekatanpendekatan yang terencana dan terorganisasi (planned and
organized approaches). Ini berarti semua macam
pendekatan, baik formal maupun tidak formal. Sedangkan
Burt Scanlan dan Bernard Keys menegaskan sifatnya yang
Modul Diklatpim Tingkat IV
77
formal dalam sistem informasi manajemen. Rumusan
sistem informasi manajemen yang paling banyak dipakai
adalah rumusan dari Gordon B. Davis.
Beberapa istilah lain yang mungkin dijumpai pada
kepustakaan atau buku-buku lain istilah Sistem Informasi
Manajemen (SIM) atau Management Informations Systems
(MIS) adalah Information Processing System, Information
and Decisions System, Organization Information System.
Dalam organisasi yang berkembang dewasa ini, hubungan
antara manajer dan supervisor tidak lagi seerat pada
organisasi dengan manajemen tradisional. Karena itulah
organisasi memerlukan informasi yang akurat, cepat dan
cermat di mana untuk lebih teraturnya pola pemanfaatannya
diperlukan sistem informasi. Load pekerjaan yang
memerlukan penyimpanan efisien, mencari temuan
cepat/akurat dan dapat ditelusuri menjadi alasan lain. Oleh
karena itu informasi mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi
diperlukan bukan saja semata-mata alasan di atas tetapi
diperlukannya itu harus memenuhi efektivitas sistem
informasi sebagaimana maksud diadakannya. Salah satu
kriteria SIM yang efektif
adalah bila ia mampu
menyediakan data yang akurat, tepat dan mempunyai atau
mengandung arti untuk pelaksanaan fungsi manajemen
seperti perencanaan, analisis, pengendalian, dan lain-lain.
Efektivitas SIM seperti tersebut di atas tergantung pada:
78
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
1)
Kejelasan identitas data dan
informasi yang
dibutuhkan;
2) Waktu dibutuhkannya data;
3) Siapa yang menggunakan;
4) Tempat atau di mana data itu akan digunakan;
5) Bentuk data yang dibutuhkan;
6) Biaya yang diperlukan;
7) Prioritas yang akan diberikan dengan tersedianya
bermacam-macam data;
8) Mekanisme yang digunakan untuk menjaring data,
pengolahannya menjadi informasi, menyusunnya dan
menyampaikannya kepada pengambil keputusan;
9) Pengaturan kontrol umpan balik yang tersedia;
10) Kontinuitasnya.
2. Prinsip Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) pada hakikatnya sama
dengan sistem-sistem yang lain, dalam arti ciri dan modelnya
tidak berbeda dengan sistem yang lain.
Ciri suatu sistem sebagaimana telah diuraikan pada subbab
D, adalah terdiri atas bagian-bagian yang saling
mempengaruhi dan bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan. Suatu sistem terdiri atas kumpulan dari unsur-unsur
yang teratur, dapat dikenali dan masing-masing mempunyai
batas tertentu tetapi mempunyai tujuan akhir yang sama.
Sedangkan tentang model umum suatu sistem yang telah
diuraikan di muka dapat disebutkan bahwa setiap sistem
Modul Diklatpim Tingkat IV
79
mempunyai masukan, proses, dan keluaran (input, process,
output) serta umpan balik. Suatu sistem punya batas yang
dapat menentukan atau menggambarkan sistem yang
dimaksud; di luar batas itu disebut lingkungan.
Dari gambaran singkat tentang ciri dan model sistem seperti
di atas, dapat disebutkan prinsip-prinsip SIM sebagai
berikut :
a. Bagian-bagian dari SIM saling berkaitan, saling
mempengaruhi, saling tergantung, saling melengkapi dan
terpadu;
b. Pembakuan untuk keterpaduan;
c. Berorientasi untuk mencapai tujuan/sasaran/maksud
tertentu;
d. Hasil sistem lebih besar dibanding hasil bagian-bagian
baik dilihat dari segi mutu dan atau jumlah;
e. Subsistem mempunyai tujuan sebagai bagian dari tujuan
organisasi;
f. Mempunyai manfaat yang jelas;
g. Mempunyai mekanisme keamanan yang dapat
diandalkan.
3. Perkembangan Sistem Informasi manajemen (SIM)
Pengembangan sistem informasi dapat berarti menyusun
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang sudah ada
atau memperbaiki sistem lama yang bisa saja saat sekarang
ini masih atau sedang dipakai. Hal ini mengingat bahwa
setiap organisasi pasti mempunyai sistem informasi
80
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
manajemen. Sistem yang lama mungkin perlu diganti atau
diperbaiki disebabkan oleh beberapa hal seperti:
Adanya permasalahan yang timbul dari sistem yang
lama;
Perkembangan organisasi;
Ada keinginan untuk meraih kesempatan-kesempatan
(opportunities);
Adanya instruksi-instruksi dari atasan atau dari pihak
luar seperti peraturan pemerintah.
a. Tahap Perkembangan SIM
1) SIM Tradisional
Perkembangan SIM yang paling sederhana biasa
disebut SIM Tradisional. Ciri utama dari SIM
Tradisional ini adalah bahwa SIM ini mengandalkan
tenaga manusia.
Kalaupun menggunakan alat,
biasanya pada pengolahan data, masih sederhana. SIM
Tradisional ini biasanya terdapat pada organisasi kecil
dan berlakunya secara informal.
2) SIM dengan Dukungan Electronic Data Processing
Pada tahap ini SIM sudah menggunakan komputer.
Tetapi penggunaan komputer di sini lebih banyak
digunakan untuk pengolahan data yang sifatnya rutin
seperti pada bidang kepegawaian, keuangan, materiil.
Orientasi penggunaan komputer pada tahap ini adalah
pada aplikasi sesuai prosedur struktural dan untuk file
sesuai kepentingan masing-masing
unit dalam
organisasi yang bersangkutan.
Modul Diklatpim Tingkat IV
81
3) SIM berdasarkan Komputer
Orientasi penggunakan komputer pada tahap ini adalah
pada fungsi organisasi atau pada bidang bisnis dari
organisasi/perusahaan yang bersangkutan. Arus
informasi dan sistem file pada organisasi yang sudah
menggunakan SIM pada tahap ini, sudah terpadu yang
berarti sudah menggunakan data-base. Laporanlaporan untuk kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh organisasi ini biasanya sudah distandarkan.
4) SIM sebagai Sistem Penunjang Keputusan
SIM pada tahapan ini sudah menggunakan hardware
dan software yang sudah disesuaikan dengan database. Para pimpinan mencari sendiri data yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tuganya dari
komputer. Oleh karena itu orientasi operasi komputer
adalah untuk kepentingan masing-masing
5) SIM sebagai Sistem Ahli
Sistem informasi manajemen pada tahapan ini sudah
benar-benar mengandalkan kemampuan komputer.
Komputer yang dioperasikan dalam SIM tahap ini
dapat
diagnosis
masalah
dan
memberikan
alternatif pemecahannya beserta pertimbanganpertimbangannya. Hardware dan Software-nya
dirancang dengan menggunakan inteligensi buatan.
Salah satu tahap perkembangan SIM adalah SIM
Berdasarkan Komputer pada instansi - instansi
pemerintah saat ini, dengan berbagai alasan,
perkembangan SIM dengan menyandarkan operasinya
82
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
berdasarkan komputer memang maju pesat.
Pertimbangan utamanya adalah agar pengolahan data
bisa lebih cepat dan lebih cermat. Dengan lebih cepat
dan lebih cermat pengolahan data, maka pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah beserta tindak
lanjutnya akan dapat lebih cepat dan lebih cermat pula.
Elemen-elemen dasar SIM Berdasarkan Komputer
adalah :
a) Hardware
b) Software
c) Brainware
d) Prosedur
e) Data
Strategi pengembangannya bisa simultan atau bisa per
modul. Adapun
langkah-langkah pengembangan
secara garis besar :
a) Upaya memperoleh dukungan dan komitmen
pimpinan;
b) Perencanaan;
c) Penelitian Organisasi;
d) Pengembangan Program dan Pemilihan Mesin;
e) Implementasi.
B. Pengguna Informasi dalam Organisasi
Modul Diklatpim Tingkat IV
83
1. Mengapa Informasi Dibutuhkan
Information is power; it’s the lifeblood of the organisation.
Kita sudah mengetahui bahwa organisasi adalah suatu sistem.
Pada organisasi jaman dahulu atau organisasi tradisional,
sistem yang dimiliki amat sederhana, dalam arti bahwa setiap
sub sistem tidak terbagi seperti organisasi pada masa
sekarang. Seorang top manajer adalah juga merangkap
fungsi sebagai manajer keuangan, produksi, pemasaran,
personalia, dan lain-lain.
Karena sistemnya yang amat
sederhana itu, ia juga kurang berinteraksi dengan
lingkungannya, dalam arti ia kurang mempengaruhi dan juga
sekaligus kurang dipengaruhi lingkungannya. Ada interaksi,
tetapi ruang lingkupnya sangat lemah dan intensitasnya kecil.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka demikian juga halnya dengan organisasi.
Semua sistem organisasi dewasa ini mempunyai ciri terbuka.
Dalam arti ia dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya
dengan ruang lingkup dan bentuk proses saling
mempengaruhi yang bermacam-macam dan dengan
itensitasnya yang sangat tinggi. Dikhotomi tradisional dan
moderen bukan terletak pada sarana dan fasilitas yang
digunakan, tetapi pada diferensiasi dan spesifikasi pembagian
tugas dan independensi dalam pengambilan keputusan.
Produk dari setiap organisasi pada dasarnya adalah informasi.
Demikian juga apa yang dibutuhkan. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa manajemen membutuhkan informasi untuk
survival-nya, pengakuan atas eksistensinya dan pengambilan
keputusan. Interaksi yang terjadi dengan lingkungan di mana
84
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
organisasi berada adalah salah satu persyaratan survival.
Tetapi apa yang diinteraksikan itu juga tidak lain dan tidak
bukan adalah informasi. Baru kemudian dilanjutkan dengan
bentuk konkretnya, baik berupa barang maupun jasa.
Mengacu pada analogi bahwa organisasi adalah “living
organism”, maka organisasi mengalami tiga fase
perkembangan sebagaimana mahluk hidup, yakni lahir,
berkembang, dan mati. Di antara tiga fase ini, maka fase
perkembangan memiliki dimensi paling luas, karena memang
rentang waktunya paling panjang.
Oleh karena itu
kebanyakan orang mengkaji organisasi dalam fase ini.
Pasang surut organisasi, sukses dan gagalnya organisasi
berada dan dibahas dalam fase ini.
2. Fungsi Informasi
Bila ada pertanyaan apa fungsi informasi, maka jawaban
umumnya adalah untuk pengambilan keputusan. Jawaban ini
tidak salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Hal ini
karena setelah keputusan diambil, tidak sepenuhnya
implementasinya sesuai dengan maksud dan tujuan
diambilnya keputusan, meskipun informasi yang dijadikan
pertimbangan dianggap sudah mencukupi bahkan sangat
selektif. Hal ini terjadi karena, pertama adanya time lag,
yakni bahwa informasi diperoleh dari masa lalu, keputusan
diambil sekarang dan implementasinya besok, di lain pihak
tidak ada seorangpun yang dapat memprediksikan dengan
tepat apa yang akan terjadi besok. Apa yang akan terjadi
besok adalah ketidakpastian, dan ketidakpastian selalu
Modul Diklatpim Tingkat IV
85
mengandung resiko.
Kedua keterbatasan kemampuan
manusia baik dalam mengumpulkan informasi maupun dalam
membuat prediksi tepat.
Di samping itu dalam keputusan-keputusan tertentu
pengalaman, instuisi, feeling dan tingkat pendidikan seorang
pengambil keputusan lebih berperan dari pada informasi
yang diterima. Oleh karena itu fungsi utama informasi
sebenarnya adalah mengurangi ketidakpastian di mana
ketidakpastian selalu mengandung resiko. Dengan demikian
dapat dirangkum bahwa fungsi utama informasi adalah
mengurangi ketidakpastian, mengurangi resiko, bukan
menghilangkannya. Mengapa? Karena hanya Tuhan yang
tahu apa yang akan terjadi besok. Oleh karena itu setiap
pengambil keputusan dalam strata apapun, hendaknya
menyadari kelemahan ini, sehingga terkesan ragu-ragu.
3. Informasi Bagi Pengambil Keputusan
Pada butir 2 di atas telah dikemukakan bila pertanyaan apa
fungsi informasi, maka jawaban umumnya adalah untuk
pengambilan keputusan memang setiap orang pasti pernah
mengambil keputusan. Bahkan dalam kehidupan sehari hari kegiatan manusia selalu dipenuhi dengan pengambil
keputusan, baik yang dianggap penting atau kurang penting
atau yang berdampak luas maupun yang berdampak sempit.
Dari uraian di atas, jelas bahwa setiap orang dapat
mengambil keputusan. Demikian juga di dalam suatu
organisasi, setiap orang dalam organisasi dapat mengambil
86
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
keputusan. Artinya tidak hanya orang yang berkedudukan
sebagai pimpinan, para pelaksana pun dapat mengambil
keputusan sesuai lingkup kewenangannya. Namun demikian,
yang paling banyak dibahas tentunya pengambilan keputusan
oleh pimpinan, mengingat dampaknya yang luas.
Berbagai macam pengertian yang diberikan terhadap istilah
pengambilan keputusan. Siagian dalam bukunya Sistem
Informasi untuk Pengambilan Keputusan menyebutkan:
“Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang
dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.”
Pengertian-pengertian lain banyak juga yang diberikan
terhadap istilah pengambilan keputusan, secara singkat dapat
disebutkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses
pengenalan dan pemilihan suatu tindakan dari beberapa
alternatif untuk mewujudkan suatu sasaran yang telah
ditetapkan.
Dari pengertian pengambilan keputusan seperti tersebut di
atas jelas bahwa dalam proses pengambilan keputusan tidak
ada hal yang terjadi secara kebetulan. Keadaan, kejadian atau
permasalahan yang menyebabkan perlunya diambil
keputusan bisa saja terjadi secara kebetulan, tetapi proses
pengambilan keputusannya sendiri cepat atau lambat dilihat
dari dimensi waktu, selalu mengalami tahapan-tahapan
Modul Diklatpim Tingkat IV
87
tertentu. Dalam setiap tahapan dalam proses pengambilan
keputusan selalu memerlukan informasi yang sesuai.
Informasi merupakan sarana khusus, meskipun sebagian
kecil bisa saja didukung oleh inspirasi atau mungkin insting.
Robert G. Murdick dan kawan-kawan dalam buku mereka
yang berjudul Information Systems for Modern Management
mengatakan bahwa keputusan yang baik adalah 90 persen
informasi dan 10 persen inspirasi.
Tahap-tahap pengambilan keputusan secara ringkas adalah:
identifikasi masalah, pengembangan alternatif, pemilihan
alternatif terbaik, dan implementasi.
Input dan output data dan informasinya tentu saja sesuai
dengan masing-masing tahap.
Berdasarkan tingkat pimpinan dalam piramida organisasi,
jenis-jenis keputusan dikelompokkan:
1. Keputusan Perencanaan Strategis (Strategic Planning);
2. Keputusan Pengendalian Manajerial (Managerial
Control).
Input dan output data serta informasi untuk masing-masing
jenis keputusan tentunya sesuai dengan kegiatan masingmasing.
Sedangkan mengenai karakteristik data informasi dapat
digambarkan sebagaimana terlihat di halaman berikut. Dari
88
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
gambar tersebut dapat
dilihat bahwa semakin tinggi
kedudukan seseorang di dalam organisasi, data dan informasi
yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari luar (external).
Semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi
semakin lebih banyak membutuhkan data informasi yang
berasal dari dalam.
Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi
penyebaran data dan informasi yang dibutuhkan semakin
bermacam-macam, sedangkan semakin rendah kedudukan
seseorang dalam organisasi data dan informasi yang
dibutuhkannya semakin tertentu dan bersifat sempit.
Demikian pula penyebaran data dan informasi yang
dihasilkannya, semakin tinggi semakin luas dan bermacammacam, semakin rendah semakin rendah semakin sempit.
4. Informasi Bagi Para Pimpinan
Memperhatikan fungsi-fungsi manajemen terutama dari segi
teoritis ekonomi, selalu ada asumsi bahwa manajer harus :
a. Rasional;
b. Mengejar keuntungan;
c. Membuat pilihan-pilihan tertentu secara matematis;
d. Menggunakan prosedur statistik.
Melalui pandangan teoritis dengan asumsi-asumsi demikian,
maka informasi yang disajikan kepada pimpinan pada tingkat
manapun dimaksudkan untuk mendukung pimpinan yang
bersangkutan bertindak rasional; dari manapun informasi itu
89
Modul Diklatpim Tingkat IV
berasal, apakan dari sesama pimpinan ataukah dari sumber
lain.
TOP MANAGEMENT
MIDDLE MANAGEMENT
LOWER MANAGEMENT
Transmisi dan penerimaan informasi dari sesama pimpinan
dalam diagram digambarkan dengan tanda panah penuh
(
) dan arus arus keputusan dan tindak lanjut
digambarkan dengan tanda panah garis putus-putus
(
).
Akan tetapi manusia dalam kedudukan atau jabatan apapun,
selalu bersifat kompleks. Kegiatan-kegiatannya pun tidak
dapat dilihat dari aspek teoritis ekonomi. Banyak tindakan
dan kegiatan manusia termasuk para pinpinan yang tidak
mudah untuk dipilah-pilah dan dimasukkan dalam kelompok
teoritis ekonomi sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen
seperti tersebut di atas.
Oleh karena itu Mintzberg
mengisyaratkan agar penyusunan sistem informasi
manajemen yang baik harus memperhatikan pula aspek
pragmatis. Oleh karena manusia sifatnya kompleks, maka
90
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
untuk mengkaji kegiatan-kegiatan yang dilakukannya tidak
cukup dilihat dari pandangan teoritis dan apa lagi hanya dari
aspek ekonomi. H. Mintzberg dalam bukunya yang berjudul
The Nature of Managerial Works, mengemukakan alur pikir
kompleksitas manusia dengan penentuan sistem informasi
manajemen sebagai berikut:
manusia kompleks
perlu
pendekatatan
pragmatis
mengkaji tindakan-tindakan yang
sebenarnya dilakukan
tindakan-tindakan yang
seharusnya dalam praktik menentukan
informasi menentukan SIM.
Mintzberg menganalisis bahwa setiap pimpinan mempunyai
peran hubungan antar pribadi (interpersonal roles), peran
informasional (informational roles) dan peran keputusan
(decisional roles). Tidak semua kegiatan yang dilakukan oleh
para pimpinan dalam rangka pelaksanaan peran-peran
tersebut mudah dipilah-pilah untuk dimasukkan ke fungsi
tertentu dari setiap pimpinan.
Dalam peran hubungan antarpribadi, pimpinan harus
bertindak sebagai tokoh utama. Ini berarti dia harus tampil
dalam tugas-tugas sosial, dalam kegiatan-kegiatan simbolik
yang memang penting dan harus dilakukan. Pimpinan juga
harus bertindak sebagai pemimpin yang harus memberi
motivasi, menjaga stabilitas dan dinamisnya organisasi.
Pimpinan juga bertindak sebagai penghubung bagi organisasi
Modul Diklatpim Tingkat IV
91
dan unitnya dengan pihak lain baik di luar maupun di dalam
organisasinya.
Dalam peran informasi, pimpinan harus bertindak sebagai
pemonitor yang mengamati dan mengelola berbagai
informasi untuk kepentingan unit dan organisasinya. Dia
merupakan salah satu sel dalam jaringan informasi
organisasinya. Dia juga bertindak sebagai penyebar data
baik kepada rekan-rekan pimpinan yang setingkat, atasan
maupun bawahan, ke luar maupun di dalam.
Dalam peran desisional atau peran keputusan, pimpinan
bertindak sebagai enterpreneur yang selalu mencari dan
berinisiatif menyempurnakan kegiatan-kegiatan untuk
perbaikan-perbaikan organisasinya. Di samping itu pimpinan
juga harus bertindak sebagai pengendali gangguan yang
dihadapi oleh organisasi dan unitnya serta mengambil
tindaklan koreksi jika ada penyimpangan. Pimpinan juga
bertindak sebagai pengalokasi sumber daya, karena setiap
saat situasi dan kondisi sumber daya berbeda. Dalam peran
desisional ini pimpinan juga harus bertindak sebagai
pelindung baik dalam rangka entrepreneurship maupun
dalam menyelesaikan perselisihan-perselisihan, terutama
yang terjadi di dalam unitnya.
Untuk mewujudkan peran-peran tersebut di atas, pimpinan
melakukan kegiatan-kegiatan berupa kontak-kontak, baik
kontak-kontak lisan maupun kontak-kontak tertulis. Kontak-
92
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
kontak lisan maupun tertulis tentu saja harus didukung
dengan informasi baik untuk persiapan-persiapan maupun
untuk tindak lanjutnya.
Alat-alat yang sering digunakan untuk melakukan kontakkontak tersebut di atas adalah:
a. Surat;
b. Telepon dan telekomunikasi lain;
c. Pertemuan-pertemuan (terjadwal dan tidak terjadwal);
d. Perjalanan, peninjauan.
Memperhatikan peran-peran pimpinan tersebut, maka
informasi yang diperuntukkan bagi pimpinan setiap level
harus disesuaikan dengan kebutuhannya dalam melakukan
tindakan yang senyatanya dan harus dilakukan dalam praktik.
5. Informasi Bagi Para Pelaksana
Informasi tentu saja diperlukan tidak hanya oleh para
pengambil keputusan atau para pimpinan pada setiap tingkat.
Informasi juga diperlukan oleh para pelaksana sebagai pihak
yang secara langsung melakukan kegiatan dan transaksitransaksi secara operasional.
Para pelaksana dalam hal ini bisa staf operasi, pegawai tata
usaha, staf teknik, para profesional, atau dapat juga para
penyelia atau supervisor. Para pelaksana ini yang melakukan
kegiatan-kegiatan antara lain seperti mencatat transaksi rutin
harian yang diperlukan untuk terjadinya bisnis, urusan gaji,
Modul Diklatpim Tingkat IV
93
persediaan dan penyaluran barang, pendokumentasian,
pembuatan grafik, gambar.
Sistem-sistem yang diperlukan untuk para pelaksana ini biasa
disebut Transaction Processing Systems, “Office Automation
Systems, Knowledge Work Systems”.
6. Informasi Bagi Masyarakat
Suatu sistem informasi manajemen untuk administrasi publik
di dalam praktik tidak lepas dari tujuan melayani masyarakat.
Oleh karena itu, SIM yang dimiliki oleh instansi - instansi
dalam adminiatrasi publik harus dapat juga melayani
keperluan informasi bagi masyarakat.
Jenis informasi yang diperlukan masyarakat tentunya
mencakup berbagai macam meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan kebutuhan untuk kelangsungan hidup,
informasi yang berhubungan dengan proses dan hasil-hasil
pelaksanaan kehendak dan aspirasi mereka dalam tatanan
masyarakat yang sudah menegara.
Dari uraian di atas jelas bahwa customers dari sistem
informasi manajemen untuk administrasi publik meliputi para
pelaksana, para pimpinan, para pengambil keputusan sebagai
penyelenggara negara, dan masyarakat sebagai pihak yang
dilayani. Sistem informasi manajemen yang dibangun pada
setiap organisasi/instansi pemerintah tidak boleh lepas dari
perhatian untuk menyediakan informasi bagi kepentingan
94
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Input
data/informasi untuk diproses dalam sistem informasi inipun
tidak boleh lepas dari masukan yang berasal dari masyarakat.
Instansi pemerintah didirikan untuk melayani publik, untuk
melayani masyarakat. Kalau dalam upaya
melayani
masyarakat itu para pegawai dalam satu unit terlebih dahulu
harus melayani orang-orang dalam unitnya, temanteman/koleganya, atasannya, bawahannya, maka ini
hendaknya tetap sebagai bagian dalam rangka melayani
publik. Kalau pelayanan internal yang dilakukan kemudian
melalaikan pelayanan publik, maka berarti esensi
didirikannya
instansi yang bersangkutan telah hilang.
Dengan hilangnya esensi tersebut, tidak ada gunanya lagi
unit dalam instansi tersebut dipertahankan
C. SIM Sebagai
Manajemen
Subsistem
dalam
95
Modul Diklatpim Tingkat IV
fungsi, sumber, dan informasi serta operasionalisasi
merupakan subsistem-subsistemnya.
Hubungan sistem manajemen dengan subsistem-subsistem
tersebut di atas dapat digambarkan dalam bagan berikut :
SUBSISTEM
FUNGSI-FUNGSI
SISTEM
MANAJEMEN
SUBSISTEM
INFORMASI
SUBSISTEM
OPERASIONAL
SUBSISTEM
SUMBER-SUMBER
Dari gambaran tersebut dapat dilihat bahwa sistem informasi
merupakan subsistem dari sistem manajemen dalam
mencapai tujuan.
Sistem
1. Subsistem dari Sistem Manajemen
Telah dikemukakan di muka bahwa manajemen mempunyai
fungsi-fungsi dan peran-peran tertentu. Manajemen juga
mempunyai sumber-sumber. Dalam melaksanakan fungsifungsinya dan melaksanakan peran-perannya, manajemen
memerlukan informasi. Dalam pelaksanaan kegiatan, ketiga
aspek fungsi, sumber dan informasi untuk mencapai tujuan
perlu diselaraskan dalam suatu kegiatan operasional. Oleh
karena itu jika manajemen merupakan suatu sistem, maka
2. SIM Nasional Dalam Sistem Manajemen Nasional
Sistem Manajemen Nasional oleh LEMHANAS (1989)
diartikan sebagai suatu himpunan usaha nasional secara
menyeluruh yang memadukan pengertian manajemen sebagai
perilaku (behavior) atau proses, dengan pengertian organisasi
sebagai wadah dan pengertian administrasi sebagai pemberi
arah serta pemerpadu, dari keseluruhan proses penyelenggara
pemerintah baik yang bersifat umum maupun pembangunan.
Sedangkan sistem Informasi Manajemen Nasional oleh
lembaga yang sama diartikan sebagai suatu totalitas yang
terpadu yang terdiri dari perangkat pengolah, perangkat
96
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
penyimpan, perangkat komunikasi, pemakai yang saling
berhubungan, terkait, ketergantungan dalam rangka
mendukung proses pengambilan keputusan dalam tata
pengambilan keputusan yang berkewenangan.
Uraian pada butir 1 di atas yang membahas sistem informasi
manajemen dalam kerangka sistem manajemen, SIM
merupakan sub sistem dari sistem manajemen. Demikian
juga, membahas sistem informasi manajemen nasional dalam
kerangka sistem manajemen nasional, maka sistem informasi
manajemen nasional merupakan subsistem dari sistem
manajemen nasional.
D. Latihan
1. Diskusikan macam kegiatan dan wujud data/informasi dalam
model dasar suatu sistem (input, process, output dan
feedback) di instansi atau salah satu unit instansi Anda.
Berikan juga contoh-contoh konkret.
2. Perhatikan jenis-jenis sistem yang dikemukakan dalam model
ini, kemudian coba diskusikan jenis-jenis sistem apa saja
yang ada di instansi Anda.
3. Berikan juga contoh-contoh konkret.
4. Diskusikan tentang perkembangan dan upaya pengembangan
SIM di instansi Anda. Kaji pula tentang pemanfaatan
komputer sebagai salah satu perangkatnya.
Modul Diklatpim Tingkat IV
97
5. Inventarisasikan :
a. Informasikan apa yang diperlukan oleh instansi Anda
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
b. Dari pihak-pihak (organisasi, kelompok masyarakat)
mana informasi itu diperoleh dan dalam wujud apa?
c. Pihak-pihak mana yang memerlukan informasi dari
instansi Anda, dan dalam wujud apa?
E. Rangkuman
Setiap organisasi dalam melaksanakan kegiatan - kegiatannya
untuk mencapai tujuan selalu membutuhkan berupa informasi, di
samping bahan-bahan materiil dan energi. Apa yang dihasilkan
oleh organisasi, di samping barang atau jasa sebagai output, juga
informasi. Informasi ini selanjutnya akan dipakai sebagai input
kembali oleh organisasi yang bersangkutan, di samping
organisasi dan pihak-pihak lain yang berkaitan. Begitu
pentingnya informasi ini, maka agar informasi dapat
dipergunakan dengan optimal diperlukan suatu sistem.
Sistem yang berhubungan dengan penanganan informasi dalam
kaitannya dengan pimpinan tentunya harus dapat mendukung
tugas pimpinan di semua tingkatan. Bahkan tidak hanya
pimpinan yang didukung oleh sistem yang dikenal dengan
sebutan sistem informasi manajemen (SIM) ini juga mendukung
para pelaksana. Oleh karena itu informasi yang dihasilkan oleh
sistem ini ditegaskan mendukung fungsi operasional, fungsi
manajemen dan fungsi pengambilan keputusan.
98
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Sistem informasi manajemen, sebagaimana sistem-sistem yang
lain terdiri atas subsistem bisa didasarkan pada substansi
kegiatan pokok yang dilakukan organisasi atau unit organisasi,
atau bisa juga di dasarkan pada jenjang manajemen yang ada.
Namun demikian, seluruh subsistem yang masing-masing punya
tujuan ini tetap menuju ke satu arah, yaitu tujuan sistem.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sistem informasi manajemen pun berkembang. Pendorong
perkembangan dan pengembangannya pada masing-masing
organisasi bisa bermacam-macam baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Dalam perkembangannya saat ini peran
komputer semakin dominan. Akan tetapi tentu saja komputer
tetap hanya sebagai alat, keputusan tetap ada di tangan
manusianya. Di samping itu, hendaknya kita tidak tergantung
semata pada komputer. Sebelum komputer diciptakan, sistem
informasi manajemen pasti sudah ada lebih dahulu, dan setiap
organisasi pasti mempunyai sistem informasi.
Sistem memiliki ciri-ciri, model umum, jenis-jenis sistem,
penggolongan dan tingkat keruwetannya. Beda antara data dan
informasi. Informasi ialah data yang diproses dan mengandung
arti bagi seseorang untuk mengambil keputusan.
Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang
Modul Diklatpim Tingkat IV
99
telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumbersumber lain.
Sistem informasi manajemen ialah himpunan-himpunan formal
yang sistematis yang melaksanakan pemrosesan data, untuk
memperoleh informasi
yang sah dan transaksional serta
menyediakan informasi kepada manajemen untuk mendukung
perencanaan, pengawasan dan kegiatan pengambilan keputusan
dan menyediakan beraneka ragam laporan, karena diperlukan
terhadap pihak-pihak luar yang berkepentingan.
SIM melalui tahap perkembangan yaitu SIM tradisional, dengan
dukungan electronic data processing, berdasar komputer, sebagi
sistem penunjang keputusan, dan sebagai sistem ahli.
Adapun pengguna informasi dalam organisasi ialah para
pimpinan baik tingkat puncak, menengah ataupun tingkat
bawah; pelaksana dan masyarakat. SIM sendiri adalah sebagai
subsistem dalam sistem manajemen.
Modul Diklatpim Tingkat IV
BAB IV
TEKNIK PELAPORAN
Setelah mempelajari Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu
menjelaskan :
1. teknik pelaporan dengan menggunakan teknologi informasi
2. pengertian laporan, peranan, syarat-syarat dan macam
laporan.
3. laporan dalam siklus manajemen;
4. penyusunan laporan;
5. penyajian laporan.
Penulisan atau pembuatan laporan telah menjadi kegiatan umum di
lingkungan pekerjaan. Kegiatan itu merupakan kegiatan penting
dalam sistem informasi tiap organisasi.
Menyusun laporan merupakan tugas akhir suatu kegiatan, baik
kegiatan rutin atau kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu.
Dalam pembuatan laporan sebaiknya pelapor berperan sebagai
pembaca, sehingga dapat menilai laporan yang disajikan apakah
sudah baik dan dapat dimengerti atau belum.
Laporan sebaiknya dibuat bertahap, tahap pertama berupa laporan
pendahuluan, dan tahap berikutnya berupa laporan akhir. Laporan
pendahuluan ini sifatnya berupa naskah, yang masih perlu
disempurnakan. Penyempurnaan dilakukan dalam forum terbatas di
lingkungan satuan unit kerja atau dikonsultasikan kepada pimpinan.
100
101
Pembinaan laporan merupakan tulisan ilmiah, untuk itu harus dibuat
secara sistematis, faktual dan logis pada setaip bagian.
Dengan mempunyai kompetensi dan indikator keberhasilan seperti
tersebut, peserta Diklat memperoleh manfaat bagaimana mengakhiri
suatu tugas kegiatan dengan mempertanggungjawabkan kepada
pimpinan atau yang memberi tugas secara sistematis, faktual dan
logis, dalam segala macam tugas dan fungsi baik rutin.
A. Pengertian, Peranan, Syarat, dan Macam
Laporan
1. Pengertian Laporan
Laporan dalam bahasa Inggris “report” berasal dari bahasa
Latin “portare” yang berarti membawa, mengangkut,
menyampaikan. Awalan (prefix) “re” berarti sarat, mundur,
kembali, maknanya bahwa jika seseorang ditugaskan untuk
mengadakan penelitian, dan setelah itu ia harus membawa
hasil fakta, data hasil informasi penelitian tersebut secara
lengkap.
Pengertian dasar laporan ialah menyajikan fakta secara
objektif dan tulus. Laporan dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai peristiwa yang terjadi. Isi laporan yang
benar akan mendorong mutu penulisan laporan yang baik.
Artinya, kebenaran isi tercakup pada laporan yang memiliki
bentuk yang sistematis, penalaran yang jelas, dan mengikuti
bahasa dengan kritis.
102
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Secara umum, laporan dapat dianggap sebagai pelaksanaan
komunikasi secara tertulis dan lisan. Sedangkan secara
khusus yaitu dalam konteks administrasi, laporan
memperoleh pengertian khusus sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi setiap satuan organisasi.
Menurut E. Zaenal Arifin dalam bukunya Bahasa yang Lugas
dalam Laporan Teknis, laporan adalah bentuk penyajian
fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan. Pada
dasarnya, fakta yang disajikan itu berkenaan dengan
tanggung jawab yang ditugaskan kepada pelapor.
Menurut Prajudi Atmosurdjo, laporan adalah setiap tulisan
yang berisi hasil pengolahan data - informasi. Laporan
sebagai salah satu produk kantor diperlukan oleh pimpinan
organisasi.
Charles E. Redfield, laporan adalah segenap hubungan dalam
organisasi yang berwujud penyampaian ide-ide dari satu
pihak ke pihak lain, disebut juga sebagai “administrative
communication” (komunikasi administrasi). Laporan ini
merupakan salah satu unsur penting dari tata hubungan
administrasi tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa laporan adalah setiap tulisan yang berisi hasil
pengolahan data/informasi. Laporan juga merupakan alat
Modul Diklatpim Tingkat IV
103
komunikasi yang di dalamnya terdapat beberapa kesimpulan
atau rekomendasi dari fakta-fakta atau keadaan-keadaan yang
telah diselidiki. Berdasarkan pengertian ini, suatu laporan
berkaitan dengan suatu penyelidikan, penglihatan,
pengamatan, pendengaran, penelitian dari suatu keadaan
yang kemudian diperoleh data informasi yang relevan.
Selanjutnya, data informasi tersebut diolah dan ditulis
menjadi suatu laporan. Oleh karena laporan berisi informasi
yang dapat dikomunikasikan, maka laporan dapat digunakan
oleh pihak lain untuk tujuan tertentu.
Laporan diberitahukan oleh pelapor, baik atas inisiatif sendiri
maupun karena diminta oleh atasan atau pejabat yang
memberikan tugas. Untuk lebih jelas coba Anda mencermati
bagan di bawah ini.
104
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
PIMPINAN
ditindaklanjuti
dipercaya
LAPORAN
`
dipahami
• Kesimpulan
benar
yang
• Objektif
• Fakta dan
lengkap
data
• Sistematis
• Analistis dan logis
Modul Diklatpim Tingkat IV
105
di gudang. Setelah mendapatkan informasi secukupnya,
dapat diketahui penyebab menumpuknya barang di gudang.
Salah satu penyebabnya adalah pemasukan barang ke gudang
yang cepat tetapi arus keluarnya lambat karena otorisasi yang
lambat. Di samping itu, barang yang sudah diizinkan keluar
dari gudang belum dapat diangkat karena kendaraan yang
ada terbatas jumlahnya. Informasi lain adalah sempitnya
gudang dan rumitnya sistem yang dianut.
2. Peranan Laporan
dibaca
PELAKSANA
• Tepat waktu
• Sesuai
dengan
ketentuan
Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya. Pada umumnya,
laporan mempunyai salah satu atau lebih dari beberapa
tujuan berikut:
a. Mengatasi masalah
b. Mengambil keputusan
c. Mengetahui perkembangan
d. Mengetahui perkembangan/kemajuan
e. Mengadakan pengawasan, pengendalian atau perbaikan
f. Menemukan teknik-teknik baru.
Ilustrasi berikut ini menunjukkan bahwa tujuan pembuatan
laporan tidak hanya satu tujuan melainkan dapat lebih dari
satu tujuan. Misalnya tentang menumpuknya barang-barang
a. Peranan Laporan dalam Organisasi
Laporan merupakan alat komunikasi ke atas dalam suatu
organisasi. Dengan alat inilah pimpinan diberikan umpan
balik (feedback), sehingga pimpinan memungkinkan
untuk menguji atau mengubah kebijaksanaan yang telah
dibuat. Di samping itu, laporan juga sebagai alat
manajerial
dalam
melaksanakan
tugas/fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan,
pengawasan dan pengendalian.
b. Peranan
Laporan
dalam
“administrative
communication”
Peranan laporan dalam administrative communication
sangat strategis sebagai:
1) Pertanggungjawaban dan pengawasan/pengendalian
Laporan merupakan suatu pertanggungjawaban dari
seorang pejabat/petugas kepada atasannya sesuai
dengan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya.
106
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
2)
3)
4)
5)
Dari laporan itu seorang atasan akan meneliti tentang
pelaksanaan tugas dan fungsi oleh
pejabat
bersangkutan.
Penyampaian Informasi
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa laporan
merupakan alat untuk menyampaikan informasi.
Bahan Pengambilan Keputusan
Untuk keperluan pengambilan keputusan seorang
pimpinan memerlukan data dan informasi yang
berhubungan dengan keputusan yang akan diambil.
Data dan informasi yang akan diambil. Data dan
informasi itu berasal dari laporan-laporan yang
disampaikan oleh semua satuan organisasi atau oleh
semua satuan organisasi atau oleh pejabat di dalam
organisasi.
Alat Pembina Kerja Sama
Laporan dapat berperan sebagai salah satu alat untuk
membina kerja sama. Saling tukar informasi, saling
pengertian, dan koordinasi antara atasan dan bawahan
sangat mendukung kerja sama yang baik.
Alat Pengembangan Cakrawala Wawasan
Dengan saling tukar informasi, maka pengetahuan kita
sebagai pelaksana atau pimpinan akan bertambah luas
dan mendorong timbulnya gagasan baru. Inovasi tugas
dapat dikembangkan berdasarkan pengalaman orang
lain.
Modul Diklatpim Tingkat IV
3.
107
Syarat Laporan
Anda pasti sudah memahami tentang syarat-syarat laporan
yang baik dan bermutu. Laporan yang bermutu
memberikan manfaat yang besar dalam kegiatan
manajerial, khususnya dalam proses pengambilan
keputusan yang rasional dan objektif.
Adapun syarat-syarat laporan yang baik dan bermutu
adalah sebagai berikut :
a. Laporan Harus Lengkap dan Objektif
Laporan harus lengkap dan objektif, artinya laporan
tidak dibuat-buat, tidak dikarang semaunya, dan tidak
direkayasa berdasarkan kira-kira. Laporan yang benar
dan objektif harus ditulis secara cermat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, laporan harus
pula:
1) Perlu didukung data yang lengkap, relevan, akurat,
sahih, dan tidak kadaluwarsa (up to date). Laporan
yang tidak didukung oleh data yang tepat akan
mengaburkan persoalan. Sebagai akibatnya, laporan
menjadi taksa/tidak jelas.
2) Penganalisisan persoalan harus objektif, sehingga
ide-ide yang dikemukakan logis dan dapat diterima.
Jika laporan tersebut tidak objektif, yang berarti ideide yang dikemukakan dalam laporan adalah
gambaran keinginannya sendiri, bukan gambaran
tuntutan yang sebenarnya, maka kita dapat
membayangkan tentang apa akibat yang akan tejadi
selanjutnya.
108
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
3) Penggambaran laporan harus jelas dan mudah
dimengerti. Bagaimana jika penggambaran laporan
taksa/kabur dan samar-samar? Hal ini tentu saja
masudnya
sulit
dimengerti.
Bahkan
penyimpulannyapun sulit. Apa akibatnya? Tentu
kebenaran isi laporan tersebut diragukan bukan?
4) Penulisan laporan harus mengacu pada tujuan
pembuatan laporan. Setiap penulisan atau kegiatan
harus berorientasi pada tujuan. Jika tidak demikian,
maka arti, kebenaran penulisan atau kegiatan tersebut
diragukan.
b. Laporan Harus Jelas
Laporan harus jelas, artinya laporan tersebut harus
mudah dimengerti. Tahukah Anda, bagaimana pedoman
umum penulisan laporan, agar laporan mudah
dimengerti?
Pedoman umum penulisan laporan sebagai berikut:
1) Kalimatnya sederhana, tidak berbelit-belit, pendek,
(tidak dengan anak kalimat dan cucu kalimat.)
Coba Anda bandingkan contoh-contoh di bawah
ini, mana kalimat-kalimat yang sederhana, pendek,
dan mana pula kalimat yang berbelit-belit?
Contoh:
(a) Adalah tangung jawab setiap dan masingmasing kepala bagian untuk mengatur
masalah-masalah organisasinya secara rapi
dengan cara yang demikian rupa sehingga
Modul Diklatpim Tingkat IV
109
setiap pegawai, termasuk dirinya sendiri, akan
menerima cuti penuh yang menjadi haknya.
(b) Laporan ini mencakup kegiatan tahun
anggaran 2000/2001.
(c) Laporan yang dibuat ini di dalamnya
mencakup kegiatan yang dilaksanakan pada
tahun anggaran 2000/2001 yang baru lalu
2) Selektif dalam menggunakan istilah-istilah
Istilah-istilah yang digunakan hendaknya istilahistilah yang populer.
Bandingkan ketiga pernyataan di bawah ini,
kemudian diskusikan dengan teman-teman, kalimat
mana yang sebaiknya digunakan?
(a) Jumlah peserta Diklat Pimpinan Tingkat IV
Angkatan I Departemen “X” 30 orang peserta, 5
wanita, 25 pria.
(b) Jumlah populasi Diklat Pimpinan Tingkat IV
Angkatan Departemen “X” 30 orang peserta, 5
wanita, 25 pria.
(c) Jumlah anggota Diklat Pimpinan Tingkat IV
Angkatan I Departemen “X” 30 orang peserta, 5
wanita, 25 pria.
3) Tata bahasa dan ejaan yang digunakan harus benar,
demikian juga tanda-tanda baca yang digunakan.
Mengapa demikian? Karena, kalimat yang tidak
menggunakan tata bahasa dan ejaan yang benar akan
mengandung makna yang rancu dan bisa
menimbulkan salah tafsir. Di samping itu juga dapat
110
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
menimbulkan
perasaan
janggal
dan
tidak
menyenangkan bagi pembaca.
Dapatkah Anda
membuat kalimat yang demikian? Tentu saja dapat
bukan? Perhatikan contoh di bawah ini, kemudian
diskusikan dengan teman-teman Anda, kalimat mana
yang sesuai dengan tata bahasa dan ejaan yang benar,
dan kalimat mana yang tidak sesuai? Perhatikan
kesalahannya.
(a) Setelah kenaikan BBM yang lalu, penghasilan
para sopir omprengan biasanya di atas Rp
5.000,-- per hari sekarang menurun drastis
karena kelebihan uang setoran yang biasanya
dapat dibawanya pulang, sekarang dipakai untuk
pembelian bensin.
(b) Setelah kenaikan BBM yang lalu, penghasilan
para sopir omprengan biasanya di atas Rp
5.000,-- per hari sekarang menurun drastis
karena kelebihan uang setoran yang biasanya
dibawanya pulang, sekarang dipakai untuk
membeli bensin
4) Menggunakan kalimat langsung, tidak kalimat
ungkapan.
Untuk jelasnya, Anda dapat membandingkan contoh
berikut ini:
a) Saya sampaikan kepada Bapak, bahwa jumlah
pegawai kurang.
Modul Diklatpim Tingkat IV
111
b) Maksud hati hendak menyampaikan kepada
Bapak, bahwa pegawai kurang. Bukan demikian
kenyataannya.
c. Laporan Harus Langsung Mengenai Sasaran
Mengapa demikian? Kita semua menyadari bahwa si
penerima laporan seperti pimpinan, setiap hari terlalu
sibuk dengan banyak persoalan yang dihadapi. Oleh
karena itu, dalam membuat laporan diusahakan
sesingkat mungkin, tepat, padat, dan jelas, serta
langsung mengenai sasarannya. Tidak berbelit-belit dan
berliku-liku, yang hanya memberi kesan bahwa laporan
itu tebal.
Anda perhatikan informasi berikut!
“Saya melihat Toto berbuat dosa. Di waktu saya sedang
bermain dengan adik saya, dia menangis karena jatuh
dari sepeda. Di kala itu Toto mengambil jambu yang
pohonnya tumbuh di pekarangan rumah Pak Azhari”.
Bandingkan dengan informasi berikut!
“Saya melihat Toto mencuri jambu Pak Azhari”
Informasi mana yang langsung mengenai sasaran? Tidak
berbelit-belit?
112
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
d. Laporan Harus Lengkap
Sebagai bahan untuk mengambil keputusan oleh
pimpinan, maka laporan harus:
1) Mencakup segala segi yang dilaporkan
Contoh: Untuk melaporkan pertanggungjawaban
pembelian ATK Semester I tahun anggaran 2001,
laporan harus meliputi:
Kapan dibeli
Apa saja dan macamnya
Berapa harga satuan dan jumlahnya
Berapa jumlah harga semua
Kuitansi bukti pembayaran dan faktur barang
Jumlah potongan pajak yang dipungut
Bukti pungutan dan setoran pajak
Kapan pajak disetor ke kas pajak
Berapa sisa kas pembelian ATK
2) Uraian tidak memberikan kesempatan timbulnya
masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan baru.
Artinya, uraian berfokus pada masalah yang
dikemukakan. Dapatkah Anda memberikan
contohnya? Tentu mudah saja. Tidak diselipkan ke
dalamnya laporan atau uraian tentang kehilangan
uang arisan yang disimpan dalam laci meja kantor.
Mengapa tidak boleh? Karena memang tidak ada
hubungan atau kaitan dengan pokok masalahnya,
yaitu laporan pertanggungjawaban pembelian ATK.
113
Modul Diklatpim Tingkat IV
3)
Disertai data penunjang, seperti statistik, tabel,
skema, bagan dan sebagainya. Apabila Anda
membuat laporan tentang pembelian ATK, bentuk
data pendukung apa yang dapat Anda gunakan?
Berupa statistik? Tabel? Skema? Bagan? Atau apa?
Mana yang tepat? Tentunya berupa tabel yang
paling tepat, seperti contoh berikut.
Pembelian ATK Badan Diklat Provinsi Jambi
Semester I TA 2006
No.
Jumlah
Satuan
Nama/Jenis
ATK
Harga Stuan
Jumlah
1.
2.
3.
4.
Jumlah Rp…………
(dengan huruf)
Jambi, 2 Oktober 2006
Kepala Bagian TU,
Drs. ..............
NIP
Apabila laporan tentang pemakaian ATK dari
bulan ke bulan, mungkin yang paling tepat
digunakan Grafik.
e. Laporan Harus Tegas dan Konsisten
1). Tidak ada kontroversi antara bagian yang satu dan
yang lain.
2). Keterangan tidak berubah-ubah dalam situasi apapun.
Mengapa demikian? Agar si pembaca jangan
bingung.
Misalnya
kalau
disebutkan
bahwa
114
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
“Anggaran yang digunakan untuk pembelian ATK
Badan Diklat Provinsi Jambi Semester 1 TA 2001,
sebesar Rp 4.000.000,00” Berdasarkan keterangan
tersebut dapatkah Anda menunjukkan keterangan
contoh yang tidak berubah-ubah?
3). Gaya penulisan stabil dari awal sampai akhir
Gaya penulisan laporan jangan diselingi dengan gaya
penulisan buku ilmiah atau gaya penulisan lain. Gaya
penulisan laporan berbeda dengan gaya penulisan
lainnya. Dapatkah Anda memberikan contohnya?
Bandingkan gaya penulisan laporan atau surat yang
pernah Anda buat kepada kawan, dengan gaya
penulisan buku ilmiah atau buku petunjuk. Sangat
berbeda bukan? Demikian maksudnya, jangan
dicampuradukkan.
f. Laporan Harus Tepat pada Waktunya
Artinya penyampaian dan penerimaan laporan harus
tepat pada waktunya. Kalau tidak, apa akibatnya?
1). Pimpinan tidak mengetahui masalah yang
berkembang pada waktunya
2). Pimpinan tidak dapat mengambil keputusan tepat
pada waktunya
3). Perencanaan bisa terlambat
4). Mekanisme kerja tidak lancar dan dapat terganggu
5). Laporan sia-sia, tidak mencapai tujuan
6). Apa masih ada lagi yang lain? Silahkan Anda
tambah.
Modul Diklatpim Tingkat IV
115
Yang pasti, apabila penyampaian dan penerimaan
laporan tidak tepat pada waktunya, maka tujuan laporan
itu tidak tercapai. Bahkan dapat menimbulkan akibat
lain yang sangat merugikan atau merusak organisasi atau
yang lainnya.
g. Laporan Harus Tepat Penerimanya
Laporan harus diterima oleh yang berkompeten atau
pihak yang berhak menerimanya. Laporan jangan
diberikan atau diterima oleh pihak yang tidak berhak.
Menurut Anda, apa kira-kira akibat yang muncul apabila
terjadi salah alamat atau salah kirim laporan?
Tidak tepatnya penerima laporan, bisa mengakibatkan:
1) Timbulnya suatu masalah yang apabila tidak segera
ditangani, bisa berkembang lebih parah. Apabila
terdapat suatu masalah, pimpinan harus secepatnya
mengambil tindakan. Karena kalau tidak, masalah
akan berkembang lebih parah lagi, sedangkan
laporan belum diterima. Rupanya laporan salah
alamat, salah penerimanya. Lalu dicari ke mana?
Berapa lama waktu mencarinya? Kapan tindakan
harus diambil? Dapatkah pimpinan mengambil
keputusan? Tentunya tidak.
2) Terlambatnya komunikasi administrasi
3) Untuk menangani masalah tersebut, perlu ada
komunikasi administrasi (surat-menyurat) sesuai
dengan isi laporan pimpinan dengan pihak-pihak lain
yang berkaitan. Tetapi laporan tidak diterima, karena
116
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
nyasar ke tempat lain. Dapatkah dilakukan
komunikasi administrasi tepat waktu? Akhirnya
masalah tidak dapat ditangani sebagaimana mestinya
karena komunikasi administrasi terlambat.
4) Dampak penilaian yang negatif dari atasan terhadap
bawahan.
Apabila seorang pimpinan semestinya telah
menerima laporan pada suatu waktu, dan laporan
tersebut sangat diperlukan untuk mengambil
keputusan penting. Tetapi gara-gara laporan salah
alamat, pimpinan tidak dapat mengambil keputusan
penting itu. Kemudian kesal dan menilai bahwa
stafnya tidak becus, tidak menyampaikan laporan
yang diminta. Stafnya dinilai negatif. Bagaimana
pendapat Anda? Apakah pimpinan dapat bersikap
demikian terhadap staf yang salah mengirim laporan.
Tentunya bisa bukan?
5) Timbulnya kasus kebocoran rahasia
Akibat ini yang lebih parah daripada 1), 2), dan 3).
Coba Anda bayangkan, apa akibat bila suatu laporan
yang sifatnya rahasia, kemudian bocor! Tahu-tahu
laporan itu jatuh di tangan/pihak lain, lalu
dibocorkan. Berbahaya bukan? Bahkan sangat
berbahaya.
Modul Diklatpim Tingkat IV
117
4. Macam Laporan
Menurut C.L. Littlefield, dkk (1985), secara garis besar ada
dua jenis laporan, yaitu:
a) Laporan penelitian atau laporan akademik
Merupakan hasil penelitian yang bisa berbentuk tesis,
monografi, atau artikel yang ditujukan kepada sponsor,
masyarakat akademik atau masyarakat luas.
b) Laporan administratif (tata laksana) atau laporan
manajerial,
merupakan
hasil
penelitian, kajian
penyelenggaraan administrasi dan manajemen dari suatu
organisasi, ditujukan kepada administrator/manajer.
Laporan administratif (tata laksana) atau laporan
manajerial dapat dibedakan menurut tujuan penggunaan,
waktu pembuatan, dan gaya penulisan laporan, sebagai
berikut:
a) Menurut waktu:
(1) Laporan Perencanaan (Planing Report)
Contoh: Laporan/proposal usulan kegiatan
rutin/proyek
(2) Laporan Pengendalian (Control Report)
Contoh: Laporan hasil pemeriksaan hasil suatu
proyek
b) Menurut waktu:
(1) Laporan Berkala (Periodical Report)
Contoh: Laporan tahunan
(2) Laporan Khusus (Special Report)
Contoh: Laporan mengikuti Diklat Pimpinan
Tingkat IV
118
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
c) Menurut Gaya Penulisan:
(1) Laporan Resmi (Formal report)
Contoh: Laporan Ketua Badan Pertimbangan
Jabatan dan
Kepangkatan (Baperjakat) pada
suatu instansi kepada pimpinan instansi.
(2) LaporanTak Resmi (Informal Report)
Contoh: Laporan mengikuti rapat yang dibuat
oleh seorang bawahan kepada atasannya.
Perlu diketahui bahwa setiap laporan manajerial
harus tertulis, dari bentuk yang sederhana sampai
yang lengkap secara deskriptif atau pun secara
statistik.
Adapun bentuk-bentuk laporan tertulis adalah:
a) Memo/Nota
Bentuk laporan sangat pendek dan hanya memuat
pokok masalah dan hanya digunakan untuk intern.
b) Surat, lebih panjang dari memo/nota, ditujukan
kepada beberapa pejabat saja dan dapat
merupakan laporan ekstern.
c) Memograf, lebih luas daripada surat, sistematik
dan dikirim dengan surat pengantar.
d) Buku, berbentuk buku/makalah yang dicetak dan
diberi sampul (cover) serta penyajiannya secara
sistematika bab demi bab, untuk pejabatpejabat/pihak-pihak yang relevan, dan dikirim
dengan surat pengantar.
Modul Diklatpim Tingkat IV
119
e) Matriks, laporan dengan mengisi matriks/ format
yang tersedia (distandardisasikan).
B. Laporan dalam Siklus Manajemen
Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan siklus manajemen?
Siklus berarti perputaran suatu proses dari awal sampai akhir
dan kembali ke awal lagi.
Yang dimaksud dengan siklus manajemen adalah proses
kegiatan
dari
pelaksanaan
fungsi-fungsi
manajemen
(perencanaan pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan,
pengendalian,
pengawasan,
dan
pelaporan)
dalam
penyelenggaraan administrasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Fungsi-fungsi manajemen tersebut melekat pada pimpinan yang
bertugas melakukan perencanaan, mengorganisasikan/mengatur,
mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan
pendayagunaan sumberdaya secara efektif dan efisien.
Tahukah Anda posisi strategis sistem pelaporan dalam siklus
manajemen?
Sistem pelaporan dalam siklus manajemen mempunyai posisi
strategis dalam pelaksanaan program. Laporan sebagai hasil
rekaman yang berupa keterangan-keterangan, informasi, ide-ide
dari suatu kegiatan, merupakan dokumen yang dapat dijadikan
sebagai bahan untuk pengambilan keputusan untuk kegiatan
selanjutnya. Agar suatu program dapat mencapai hasil secara
efektif dan efisien, serta produktif, maka harus ada tindakantindakan sebagai berikut:
120
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
1. Lakukan monitoring terhadap proses perkembangan
pelaksanaan program yang diikuti dengan koreksi-koreksi.
Kegiatan monitoring harus dibuat laporan monitoring.
2. Lakukan pengawasan dan pengandalian terhadap teknis dan
prosedur pelaksanaan program kegiatan agar sesuai dengan
rencana, mengikuti peraturan perundang-undangan, dan tetap
sesuai dengan kebijaksanaan pimpinan.
Kegiatan
pengawasan dan pengendalian harus dibuat Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) yang disertai Berita Acara Pemeriksaan
(BAP).
3. Lakukan evaluasi hasil fisik pelaksanaan program
kegiatan/projek. Untuk mengetahui apakah tujuan akhir
tercapai, apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana, apakah
terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya,
serta sejauh mana dampak dari hasil itu. Perlu Anda ketahui
bahwa evaluasi ini tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi juga
secara kualitatif mengenai Konteks (lingkungan), Input,
Proses, dan Produk (CIPP Evaluation).
C. Penyusunan Laporan
Sebelum Anda mempelajari lebih jauh tentang bagaimana
menyusun suatu laporan, sebaiknya Anda meningat-ingat
kembali bagaimana bentuk laporan yang biasa dibuat di unit
kerja Anda. Dan coba Anda bandingkan dengan uraian di bawah
ini, bagian-bagian mana yang sudah cocok dan bagian-bagian
mana yang masih perlu diperbaiki.
Modul Diklatpim Tingkat IV
121
Tahukan Anda bagian-bagian laporan terdiri dari apa saja?
Bagian-bagian laporan terdiri dari: Bagian Pendahuluan, Bagian
Batang Tubuh, Bagian Kesimpulan dan Saran, Rangkuman,
Kepustakaan, serta Lampiran.
1. Pendahuluan
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa laporan merupakan
dokumen yang disimpan dan bermanfaat di masa-masa yang
akan datang. Oleh karena itu, maka segala hal ihwal atau
latar belakang yang bersangkut paut dengan isi laporan harus
diketengahkan secara jelas. Latar belakang penulisan laporan
inilah yang merupakan inti dari pendahuluan.
Latar belakang masalah yang akan dikemukakan itu misalnya
hal-hal yang berkenaan dengan: tujuan laporan, mengapa
laporan itu ditulis, siapa yang menugaskan atau
memerintahkan membuat suatu laporan, siapa saja yang
diperintahkan
menyelidiki
masalah
tersebut,
dan
melaporkannya (perseorangan atau satuan tugas, siapa saja
yang memimpin tugas), wilayah-wilayah mana saja dan
masalah-masalah mana saja yang tercakup dalam laporan,
kapan suatu tugas mulai dilaksanakan dan kapan berakhir, di
mana dan bagaimana penulis laporan memperoleh informasi
mengenai suatu masalah.
Jelasnya, bahwa pendahuluan suatu laporan memuat latar
belakang dan bermaksud mengantarkan dan mengajak
122
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Modul Diklatpim Tingkat IV
123
pembaca untuk mengikuti pokok-pokok persoalan secara
berurutan.
dilaksanakan di lapangan dan keadaan yang seharusnya
dilaksanakan.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pendahuluan suatu
laporan yang menugaskan adalah:
a. Maksud dan tujuan
b. Ruang Lingkup Kajian (Permasalahan yang dilaporkan)
c. Waktu Pelaksanaan Tugas (Kapan mulai dan berakhir)
d. Metode atau teknik perolehan informasi
e. Siapa dan yang ditugaskan membuat laporan
f. Sistematika Laporan
Bab analisis dan pemecahan masalah, memuat uraian tentang
berbagai penyebab terjadinya suatu masalah, dan bagaimana
alternatif pemecahan suatu masalah. Masalah-masalah yang
dijumpai tentu banyak sekali. Namun karena berbagai
keterbatasan, seperti keterbatasan; waktu, sumber daya
manusia. Dana dan lain-lain, maka dalam memecahkan
berbagai masalah yang timbul kita harus menyusun skala
prioritas, masalah yang mana yang mendesak untuk segera
dipecahkan.
2. Batang Tubuh
Pada umumnya batang tubuh/isi laporan dijabarkan ke dalam
bab dengan kerangka pikir yang logis dan sistematis. Namun
untuk laporan yang jumlah halamannya kurang dari 20
halaman pemecahan batang tubuh ke dalam bab-bab bisa
tidak perlu dilakukan. Sedangkan untuk laporan yang lebih
luas, batang-batang tubuh laporan dapat dibagi dalam juduljudul bab:
a. Keadaan dan permasalahan
b. Analisis dan pemecahan masalah
Keadaan dan permasalahan, memuat hasil pengamatan atas
fakta-fakta keadaan sesungguhnya yang dilaksanakan di
lapangan dan keadaan yang seharusnya dilaksanakan, serta
berbagai permasalahan yang timbul. Permasalahan ini
merupakan selisih antara keadaan yang sesungguhnya
3. Kesimpulan dan saran, serta rangkuman
Apabila organisasi telah sedemikian besar dengan berbagai
kegiatan yang sangat kompleks sering pemberi tugas atau
penerima laporan (dalam hal ini atasan/pimpinan), tidak
punya waktu untuk membaca secara tekun seluruh isi
laporan. Yang penting baginya adalah kesimpulan,
saran/rekomendasi beserta rangkuman yang diajukan oleh si
pembuat laporan.
a. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan perasan/intisari dari isi pokok
laporan. Kesimpulan diturunkan dari fakta-fakta dan
lebih banyak mempersoalkan hubungan-hubungan logis.
Anda dalam membuat kesimpulan tidak perlu terlalu
panjang lebar, lebih baik dalam bentuk butir-butir saja.
124
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Misal, untuk laporan yang berjumlah 50 halaman,
kesimpulan cukup satu halaman saja.
b. Saran
Saran merupakan bagian paling akhir laporan.
Kesimpulan dan saran-saran dalam sistematika laporan
biasanya dijadikan dalam satu bab. Saran-saran yang
disampaikan/dianjurkan adalah merupakan alternatif yang
perlu diambil untuk memecahkan masalah/persoalan yang
timbul.
c. Rangkuman (synopsis)
Rangkuman merupakan isi ringkas pokok-pokok laporan.
Rangkuman dapat ditempatkan:
a) Sebelum atau di depan bab pendahuluan, atau
b) Sesudah bab kesimpulan dan saran, atau dapat pula
c) Secara terpisah/tersendiri
Rangkuman ini sangat diperlukan bagi pimpinan yang
waktunya terbatas untuk membaca isi laporan secara
keseluruhan.
Acapkali ada hal-hal yang tidak dapat dirumuskan dalam
kesimpulan, tetapi dapat muncul dalam saran-saran. Ini
disebabkan karena pembuat laporan tidak hanya
mengetahui fakta-fakta, melainkan juga menghayati
masalahnya, sehingga ia mampu memberikan saran
sebagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah yang
dihadapi.
Modul Diklatpim Tingkat IV
125
4. Daftar Pustaka
Daftar pustaka perlu dicantumkan dalam laporan apabila
sumber acuannya berasal dari buku, majalah, surat kabar dan
sebagainya. Pada laporan penelitian daftar pustaka ini
merupakan keharusan. Daftar pustaka disusun sesuai dengan
abjad serta penulisannya mengikuti ketentuan yang berlaku
dalam perpustakaan.
Perhatikan contoh penulisan kepustakaan berikut ini:
Bratawidjaya, Thomas Wiyasa. (1990). Surat Bisnis
Moderen. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Subagyo, P. Joko. (1991). Metode Penelitian Dalam Teori
dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
5. Lampiran
Lampiran merupakan data pendukung uraian isi laporan yang
mungkin terlalu banyak, sehingga tidak dimasukkan dalam
teks laporan. Karena apabila dimasukkan dalam teks laporan,
dapat mengganggu kontinuitas laporan, dan lebih jauh lagi
dikhawatirkan dapat mengganggu pengertian mengenai halhal yang diuraikan dalam teks laporan.
Lampiran laporan, dapat berupa: Peraturan perundangan,
surat-surat, bagan, diagram, tabel, gambar, foto, denah,
kuesioner, risalah dan sebagainya.
Apabila jenis/macam laporan banyak perlu dituliskan nomor
urutnya.
Sekian uraian mengenai bagaimana cara menyusun laporan
mulai dari mendesian bab: Pendahuluan, Batang Tubuh,
126
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Kesimpulan, sampai dengan Saran serta Rangkuman
Laporan.
Nah, sekarang kami yakin seandainya Anda diminta untuk
menyusun sebuah laporan tentu Anda sudah dapat menyusun
sebuah
laporan
yang
sesuai
dengan
kehendak
atasan/pimpinan Anda.
Modul Diklatpim Tingkat IV
127
sebagai pihak yang meminta dan akan menerima
laporoan;
e Kita mudah dalam mengumpulkan data
Dengan ditentukan perihal (subjek) laporan, hal ini akan
memudahkan kita dalam mengumpulkan data. Karena
data yang kita kumpulkan adalah data yang akan
menyangkut perihal (subjek) laporan, bukan data lainnya.
D. Langkah-langkah Pembuatan Laporan
Setiap Anda melakukan kegiatan, Anda pasti menempuh
langkah-langkah yang harus Anda lalui. Demikian pula apabila
Anda akan membuat laporan yang baik dan bermutu, tentu Anda
harus melalui langkah-langkah tertentu, tidak diperkenankan
seenaknya.
Langkah-langkah berikut adalah langkah-langkah yang harus
Anda tempuh apabila akan menyusun laporan.
1. Menetapkan perihal (subjek) dan judul laporan
Menetapkan perihal (subjek) laporan adalah langkah awal
dalam membuat laporan. Maksud ditetapkan perihal laporan
adalah agar:
a Hal-hal yang akan dilaporkan jelas, maka perihal perihal
yang akan dilaporkan harus jelas pula;
b Ada pembatasan permasalahan yang jelas;
c Kita dapat memenuhi keinginan pihak-pihak yang akan
menerima laporan, yaitu pimpinan;
d Dalam menetapkan perihal (subjek) laporan, kita harus
memperhatikan apa saja yang diinginkan pimpinan
Setelah Anda menetapkan perihal (subjek) laporan,
kemudian Anda dapat tetapkan judul laporannya. Butirbutir yang muncul dalam judul suatu laporan biasanya
sama dengan butir-butir yang ada dalam perihal (subjek)
laporan. Demikian juga kata-kata dalam perihal laporan
dan judul laporan biasanya sama. Jika ada bedanya hanya
dalam redaksinya saja.
Contoh:
Seorang pimpinan Departemen X meminta laporan
tentang keuangan projek Semester I TA 2006.
Dengan demikian, maka kita dapat menentukan
laporan sebagai berikut:
judul
Perihal laporan : “Laporan Keuangan Projek Semester I
TA 2006 Departemen X”
Judul laporan : “Laporan Keuangan Projek Semester I TA
2006 Departremen X”.
128
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Dapat pula berjudul : “Laporan tentang Keuangan Projek
Semester I TA 2006 Departemen X”
Atau mungkin judul laporan dapat berbeda. Coba Anda
menetapkan alternatif judul lainnya!
2. Mengumpulkan data
Langkah selanjutnya setelah Anda menetapkan perihal dan
judul laporan, maka langkah yang kedua adalah
mengumpulkan data.
Mengapa dalam menyusun laporan kita perlu mengumpulkan
data? Karena memang data sangat menentukan nilai dan
tingkatan kebenaran isi laporan.
Dapat kita bayangkan apabila laporan yang kita susun tidak
berdasarkan data yang sesungguhnya, tetapi berdasarkan
perkiraan-perkiraan dan rekaan-rekaan, bahkan mungkin
berdasarkan rekayasa pembuat laporan. Apabila ada laporan
yang demikian, maka pimpinan dalam mengambil keputusan
tentu tidak akan tepat. Karena laporan sebagai salah satu
bahan pengambilan keputusan tidak berdasarkan keadaan
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, hal ini tidak boleh
terjadi dalam menyusun laporan. Ada beberapa data yang
dapat Anda pergunakan dalam menyusun laporan, misalnya:
Surat-surat keputusan, dan landasan-landasan yuridis lainnya;
a. Skema atau struktur organisasi;
b. Data kepegawaian, keuangan, materiil, peralatan, dan lain
sebagainya;
c. Rencana kerja;
Modul Diklatpim Tingkat IV
d.
e.
f.
g.
129
Notulen rapat;
Grafik, tabel, bagan, denah;
Uraian tugas (job description);
Buku pedoman kerja.
Untuk mengumpulkan data primer, tahukah Anda ada berapa
macam metode atau teknik pengumpulan data? Metode atau
teknik pengumpulan data primer ada tiga macam, yaitu:
pengamatan (observasi), kuesioner, dan wawancara
(interview).
a. Metode pengamatan (observasi)
Pengamatan biasanya diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang
diselidiki. Menurut Sutrisno Hadi (1995), metode
pengamatan ada tiga jenis yaitu:
1) Observasi partisipan
Kita dapat menyebut suatu observasi sebagai
observasi partisipan jika seorang yang mengadakan
observasi (observer) turut ambil bagian dalam
perikehidupan orang atau orang-orang yang
diobservasi (observees), bukan pura-pura semata.
Namun, jika unsur partisipapsi sama sekali tidak
terdapat dalam observasi disebut non participant
observation.
2) Observasi sistematik
Observasi sistematik yang biasa juga disebut
observasi berkerangka (structured observation)
adalah observasi yang mempunyai kerangka dan
130
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
memuat faktor-faktor yang kategorisasinya telah
diatur terlebih dahulu. Sedangkan kalau observasi
nonsistematik adalah sebaliknya. Coba Anda
memberikan rumusan sendiri apa yang dimaksud
dengan observasi nonsistematik.
3) Observasi eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang
dilakukan dengan mengendalikan unsur-unsur
penting dalam suatu situasi agar situasi itu diatur
dan dikendalikan sesuai dengan tujuan penelitian
untuk menghindari faktor-faktor yang bisa
mempengaruhi situasi tersebut.
b.
Metode kuesioner
Metode kuesiner adalah pengumpulan data yang
dilakukan dengan menyebarkan kueseioner. Dengan
menggunakan kuesioner, kita dapat mengumpulkan
data mengenai perbuatan-perbuatan yang sangat
pribadi (misalnya jumlah penghasilan, jumlah
pengeluaran, prasangka-prasangka dan semacamnya),
dan perbuatan-perbuatan di masa yang lampau. Data
seperti itu tidak dapat diungkap dengan menggunakan
metode observasi.
Ada dua macam kuesioner, yaitu kuesioner langsung
dan tidak langsung. Suatu kuesioner disebut kuesioner
langsung jika daftar pertanyaan dikirim langsung
kepada orang yang ingin diminta pendapat, keyakinan,
atau diminta menceritakan tentang keadaan dirinya
Modul Diklatpim Tingkat IV
131
sendiri. Sebaliknya, kuesioner disebut kuesioner tidak
langsung jika daftar pertanyaan dikirim kepada
seseorang yang diminta menceriterakan tentang
keadaan orang lain.
c. Metode wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, di
mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara
fisik (bersemuka) yang satu dapat melihat muka yang
lain, dan dapat mendengarkan suara yang lain dengan
telinganya sendiri. Pengumpulan data dengan
menggunakan wawancara dapat mengungkapkan
tentang tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan,
motivasi, proyeksi seseorang terhadap masa depannya.
Anda dapat mengumpulkan data sekunder dengan
menggunakan metode kepustakaan. Coba jelaskan apa
yang dimaksud dengan pengumpulan data dengan
menggunakan metode kepustakaan!
3. Evaluasi data
Langkah pembuatan laporan berikutnya, setelah data
dikumpulkan, data tersebut dievaluasi. Mengapa demikian?
Karena kita yakin bahwa data tersebut :
a. ada relevansinya dengan kebutuhan
b. sahih/absah/valid
c. berkualitas
d. benar secara kuantitas
132
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Apabila data tersebut telah dinilai ternyata paling sedikit
telah memenuhi empat keyakinan tersebut di atas, maka
data tersebut siap diolah (dianalisis)
4.
Pengolahan data
Apa yang Anda ketahui tentang pengklasifikasian data?
Yang dimaksud dengan pengklasifikasian data adalah
kegiatan menggolongkan aneka ragam data ke dalam
kategori-kategori, yang jumlahnya lebih terbatas.
Kegiatan
klasifikasi
data
dilakukan
dengan
menggolongkan aneka ragam data/jawaban yang
diperoleh, ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya
lebih terbatas. Pengklasifikasian perangkat kategori itu
penyusunannnya harus memenuhi syarat bahwa setiap
perangkat kategori dibuat berdasarkan kriterium tunggal,
artinya bahwa setiap perangkat kategori harus lengkap,
sehingga tidak ada jawaban responden yang tidak
mendapat tempat, dan kategori yang satu dan yang
lainnya harus terpisah secara jelas tidak tumpang tindih.
Pengklasifikasian data akan sangat berguna untuk:
a. Menyusun sistematika laporan
Setelah data dikelompokkan menurut masalah, jenis,
dan sifatnya, akan tergambar sistematika laporan
yang benar.
b. Menentukan data mana yang perlu diolah, dan data
mana yang perlu ditinggalkan atau tidak perlu
dimasukkan, serta data mana pula yang cukup
disertakan sebagai lampiran saja.
Modul Diklatpim Tingkat IV
133
c. Mengoreksi antara data yang satu dan data yang
lainnya, sehingga akan mempermudah dalam
analisisnya.
d. Pengklasifikasian data digolongkan ke dalam :
1) Klasifikasi kronologis atau temporal
Pengklasifikasiannya
ditentukan
bisa
berdasarkan menit, jam, hari, minggu, bulan,
tahun, dan sebagainya.
2) Kasifikasi geografis
Pengklasifikasiannya
ditentukan
bisa
berdasarkan: negara, daerah, regional, kota, desa,
kampung, dan sebagainya.
3) Klasifikasi kualitatif atau atribut
Pengklasifikasiannya
ditentukan
bisa
berdasarkan. jenis kelamin, pekerjaan, status
material, kebangsaan dan sebagainya.
4) Klasifikasi kualitatif
Pengklasifiasiannya ditentukan bisa dengan
besarnya, jumlahnya, luasnya, tingginya, dan
sebagainya.
Contoh:
Pada tabel di bawah terlihat bahwa garis
kemiskinan sejumlah daerah di Indonesia untuk
wilayah perkotaan tahun 2002 sebesar 130.499,
meningkat menjadi 143.455 pada tahun 2004.
Sedangkan untuk wilayah pedesaan tahun 2002
sebesar 96.512, meningkat menjadi 108.725
tahun 2004.
134
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Tabel 3.1. Garis Kemiskinan Sejumlah Daerah di Indonesia
2002-2004 (Rp/Kapita/Bln)
DAERAH
Sumatera
Jawa dan Bali
Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
Indonesia
PERKOTAAN
2002
134.980
134.413
118.290
134.863
121.222
n.a
n.a
130.499
2003
147.594
146.946
126.422
146.947
132.330
132.434
154.905
138.803
PEDESAAN
2004
159
155.129
143.176
155.461
141.229
163.097
160.866
143.455
2002
100.707
101.002
87.043
106.325
96.444
n.a
n.a
96.512
2003
107.621
94.472
90.803
112.804
103.993
105.882
119.568
105.888
2004
123.616
103.672
97.286
128.475
111.808
115.456
130.649
108.725
Sumber : Diolah dari data BPS, Data per daerah dengan menggunakan rata-ata
sederhana
5. Kode (memberi kode)
Apakah Anda mengetahui apa yang disebut dengan koding?
Koding adalah kegiatan menandai data/jawaban dengan kode
tertentu. Apabila kita menganalisis data kuantitatif, maka
kode yang diberikan adalah angka.
Contoh:
Data berupa jawaban. Jawaban yang bermakna positif diberi
kode 1, sedangkan yang bermakna negatif diberi kode 0.
135
Modul Diklatpim Tingkat IV
Contoh: Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil, dirinci menurut
Tingkat Pendidikan, Keadan Juni 2006.
Tabel 3.2. Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Dirinci menurut Tingkat Pendidikan Keadaan Juni 2006
Tingkat Pendidikan
1. SD
2. SLTP
3. SLTA
4. Diploma I
5. Diploma II
6. Diploma III
7. Diploma IV
8. Strata 1/S-1
9. Strata 2/S-2
10. Strata 3/S-3
Jumlah
Jumlah
103.119
113.146
1.323.625
59.496
601.887
290.325
9.834
1.032.097
90.973
8.749
3.633.261
%
2,8
3,1
36,4
1,6
16,6
8,0
0,3
28,4
2,5
0,2
100
Sumber: Badan Kepegawaian Negara
7. Membuat kerangka laporan
6. Tabulasi
Yang dimaksud dengan tabulasi adalah usaha penyajian
data, terutama untuk pengolahan data yang menjurus ke
analisis kuantitatif, biasanya menggunakan tabel.
Dalam membuat kerangka laporan, secara garis besar
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Deskripsi keadaan secara aktual;
b. Analisis terhadap objek yang dilaporkan;
c. Kesimpulan dan saran;
d. Rangkuman;
e. Daftar pustaka;
f. Lampiran.
136
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
137
Modul Diklatpim Tingkat IV
Demikianlah uraian tentang langkah-langkah pembuatan
laporan manajerial.
Contoh :
Bagan 3.1. Struktur Organisasi Kecamatan Menurut
PP 8 Tahun 2003
E. Teknik Penyajian Data
Camat
Dalam subbab ini akan dijelaskan teknik penyajian data. Untuk
dapat memahami dengan cepat teknik penyajian data, Anda
harus sudah memahami uraian tentang sub-sub bab yang
mendahuluinya.
Ada beberapa teknik penyajian data. Apakah Anda sudah
memahaminya? Jika belum, marilah kita ikuti uraian berikut ini.
Teknik penyajian data ada bermacam-macam bentuknya yaitu:
Jabatan Fungsional
Seksi
Seksi
Sekretaris
Camat
Seksi
Seksi
Seksi
Sumber : Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan, LAN, 2003
1. Bagan
Penyajian laporan dalam bentuk bagan, dengan cepat akan
memperlihatkan korelasi antara suatu aspek dan aspek lain.
Adapun jenis-jenis bagan adalah sebagai berikut:
a.
Bagan organisasi
Bagan ini menggambarkan struktur organisasi, dirinci
ke dalam sub-sub unitnya sampai unit terkecil, serta
sekaligus menggambarkan hubungan vertikal maupun
horisontal antara pimpinan dan bawahan atau antara
unit-unit kerja yang ada.
b. Bagan Proses
Dalam bagan ini terdapat bahan informamsi tentang
urutan tahap-tahap pelaksanaan kerja serta rangkaian
hubungan antara satu dan yang lain dalam pelaksanaan
bidang kegiatan, misalnya pegadaian barang jaminan.
Bagan proses ini disebut juga bagan prosedur.
138
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Contoh:
Bagan 3.2. SOP Pengadaan Barang Jaminan
139
Modul Diklatpim Tingkat IV
Contoh:
Bagan 3.3. Prosedur Dan Mekanisme Penilaian
Contoh:
PIMPINAN
SOP Pegadaian Barang Jaminan
Dan/atau
.
Nasabah membawa
barang jaminan ke loket
penaksir
Nasabah pulang
dengan
tersenyum
Penaksir memeriksa barang jaminan.
Apabila tidak dapat diterima barang
jaminan dikembalikan ke nasabah
dengan penjelasan seperlunya
Nasabah mengambil uang
pinjaman ke Kasir dengan
menunjukkan SBK
Kasir memberikan uang pinjaman
sesuai dengan nominal yang
tercantum
Nasabah mengisi formulir
permintaan kredit
dilengkapi dengan
fotocopy KTP
Penaksir menaksir nilai nominal
dari barang jaminan, dan meminta
disposisi Manajer Cabang.
Penaksir mengeluarkan Surat Bukti
Kredit (SBK) untuk diserahkan kepada
nasabah
STAF PENILAI
MENYUSUN
PEDOMAN
PENILAIAN
DAN
INSTRUMEN
LAPORAN
PENILAIAN
HASIL
PENILAIAN
MENILAI
LAPAORAN
c.
Bagan Arus
Yang dimaksud dengan bagan arus adalah
penggambaran tahap-tahap dan rangkaian penerusan
pekerjaan sampai terwujudnya suatu hasil akhir.
MENYUSUN
LAPORAN
ALUR KEGIATAN
ALUR UMPAN BALIK
UNIT
PELAKSANA
PEKERJAAN
140
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
d. Bagan Gambar
Data yang disajikan dalam bagan gambar berbentuk
gambar. Penyajian data dalam bentuk gambar
maksudnya adalah agar laporan yang disajikan lebih
menarik jika dibandingkan dengan laporan yang
disajikan dalam bentuk tulisan biasa atau yang disajikan
Modul Diklatpim Tingkat IV
141
Bagan 3.5. Produksi Ikan Laut Dan Ikan Darat
Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2002-2003
(Dalam ton)
dengan bentuk angka-angka saja.
Contoh:
Bagan di bawah ini menunjukkan produksi nanas dan
duku Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2001-2002
Bagan 3.4. Total Produksi Nanas Dan Duku
Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2001-2002
(dalam ton)
Sumber: Kabupaten Lampung Timur Dalam Angka 2002
BPS
e. Bagan Pohon
Anda pasti tahu mengapa disebut bagan pohon?
Disebut bagan pohon karena dibuat dengan
mengibaratkan pohon dengan akar-akar dan cabang
utamanya sebagai asal dari cabang-cabang dan rantingranting. Pada contoh di bawah, kita dapat
mengidentifikasikan sebab-akibat dengan menggunakan
pohon masalah tersebut.
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Muaro Jambi, 2003
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Contoh:
Contoh:
Grafik 3.1. Grafik Garis Jumlah Murid dan
Perubahannya
Bagan 3.6. Pohon Masalah
AKIBAT
Sasaran Tidak
Tercapai
Produktivitas
Rendah
Disiplin Rendah
Pendidikan Formal
Rendah
Pegawai Kurang
Terampil
Motivasi
Rendah
143
Modul Diklatpim Tingkat IV
SEBAB
Kesejahteraan
Pegawai Rendah
Kesempatan
Mengikuti Diklat
Terbatas
2. Grafik
Data dapat disajikan pula dalam bentuk grafik, yaitu
angka-angka yang disajikan dengan cara-cara tertentu.
Grafik dapat digunakan untuk mengetahui sebab musabab
terjadinya suatu keadaan, dan juga menunjukkan arah
kecenderungan suatu perkembangan.
a. Grafik Garis
Grafik ini berupa garis yang menghubungkan titik-titik
tertentu yang terletak di antara dua sumbu vertikal dan
horisontal, dimaksudkan misalnya untuk menunjukkan
angka
jumlah
murid
dan
perubahannya,
kenaikan/penurunan pada waktu-waktu tertentu.
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2002
2003
2004
2002
2003
2007
S
u
Ja ma
te
w
a
r
da a
N
n
us
B
a
Te ali
ng
ga
K
ra
al
im
an
ta
n
S
ul
aw
es
i
M
al
uk
u
P
ap
ua
In
do
n
es
ia
142
b. Grafik Lajur
Selain dengan grafik garis, angka-angka keadaan dapat
juga digambarkan dalam bentuk lajur-lajur segi empat
panjang. Lajur-lajur tersebut digambarkan secara
berdampingan satu sama lain yang menghasilkan apa
yang disebut grafik lajur.
Contoh:
Grafik 3.2. Garis Kemiskinan di Indonesia
Garis Kemiskinan di Indonesia
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
DAERAH
Jawa dan
Bali
Daerah
Sulawesi
Indonesia
144
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
c. Grafik Lingkaran
Grafik
lingkaran
dapat
digunakan
untuk
menggambarkan perbandingan dan hubungan antara
serangkaian data.
Tabel 3. 3.Jumlah Sekolah Menurut Tingkat dan Jenis
Tahun 1988/1989
NO.
Grafik
3.3. Jumlah Kemiskinan Perkotaan di
Indonesia
Jumlah Kemiskinan Perkotaan di
Indonesia
130.499
0
134.98
1.
2.
Setelah kita mempelajari jenis-jenis bagan dan jenis
grafik, marilah kita selanjutnya mempelajari tabel.
Penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar
merupakan ringkasan jumlah data dari variabel
tertentu, dimaksudkan untuk memudahkan analisis.
Contoh:
STATUS
INPRES
SWASTA
JUMLAH
76.606
-
36.133
425
10.066
-
36.190
447
145.6321
20
207
-
-
207
4.
Sekolah Lanjutan Pertama (SLP)
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
SKKP
ST
SLTP lainnya
7.128
6.861
74
193
50
-
13.206
13.131
19
56
-
20.334
19.992
93
249
50
Sekolah Lanjutan Atas
SMA
SMEA
AMKK
STM
SPG
SGO
SLTA lainnya
2.359
1.555
307
83
149
210
55
325
-
8.323
5.549
1.242
60
726
407
39
242
10.682
7.104
1.549
143
875
617
94
267
134.413
3. Tabel
Taman Kanak-Kanak
Sekolah Luar Biasa
Sekolah Dasar
Sekolah Dasar Percobaan
NEGERI
BIASA
57
22
58.959
20
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
5.
118.29
SEKOLAH
3.
121.222
134.863
145
Modul Diklatpim Tingkat IV
6.
7.
4. Model Matematik
Dalam proses analisis, pengolahan data yang tepat
kadang-kadang harus menggunakan rumus-rumus
statistik.
a. Mengukur Tendensi Sentral
Mengukur sentral tendensi adalah perlakuan
statistik secara sederhana terhadap distribusi
yang mencoba menemukan gambaran tunggal
untuk menggambarkan keseluruhan distribusi.
Ketiga yang paling umum digunakan adalah
mean, median, dan mode. Pemilihan ukuran
146
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Modul Diklatpim Tingkat IV
147
mana yang digunakan terserah pada penulis
laporan.
keseluruhan klas yang mempunyai frekuensi
yang paling tinggi.
b. Mean
Mean adalah angka yang kita dapat jika total
nilai dalam suatu distribusi dibagi oleh jumlah
nilai distribusi. Sebagai contoh, jika enam orang
dalam suatu tes memperoleh nilai masingmasing adalah 60, 70, 75, 80, 85, 90, jumlah
nilai total adalah 620. Membagi 620 dengan 8
hasilnya aritmatik mean 77,5. Kita mengatakan/
menamakan 77,5 adalah nilai rata-rata (average
score), tetapi mean adalah suatu istilah yang
lebih tepat.
e. Range
Sebab nilai-nilai ekstrim dapat mempengaruhi
ukuran tendensi sentral, range – perbedaan
antara nilai yang paling rendah dan nilai yang
paling tinggi – sering digunakan untuk
menggambarkan batas-batas dari distribusi. Skor
tes 20, 30, 75, 75, 80, 85, 95, dan 95 mempunyai
suatu range 20 sampai 95, atau 76 nilai (95
dikurangi 20 plus 1, untuk menghitung keduanya
baik 20 dan 95).
c. Median
Median adalah nilai tengah dalam suatu
distribusi. Sebagai contoh, hasil skor tes adalah
60, 65, 70, 75, 80, 85 dan 100 sehingga
mempunyai suatu nilai tengah 75, skor tengah
dari ketujuh skor.
d. Mode
Mode adalah dinilai yang paling sering
ditemukan dalam suatu distribusi. Sebagai
contoh, hasil skor suatu tes ialah 65, 70, 75, 75,
75, 80, 80, 80, 90 dan 95 akan mempunyai mode
75, karena
75 yang paling sering dalam
distribusi tersebut. Dalam kelompok data, mode
adalah bukan nilai tunggal tetapi adalah rentang
F. Penyajian Laporan
Sebagaimana telah disebutkan, bahwa bentuk-bentuk laporan
tertulis adalah: Memo/Nota, Surat, Memograf, Buku, dan
Matriks.
Bagaimana cara penyajiannya, marilah kita ikuti uraian berikut
ini.
1. Bentuk Memo/Nota
Anda dapat menyajikan laporan dalam bentuk Memo/Nota,
apabila Anda bermaksud melaporkan objek laporan yang
hanya memuat pokok-pokoknya saja, singkat dan untuk
diedarkan di kalangan intern.
Penyajian laporan dalam bentuk ini biasanya disajikan di atas
sehelai formulir atau blangko memo/nota. Apabila kantor
148
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Anda tidak mencetak formulir atau blangko memo/nota,
Anda dapat merancang sendiri formulir atau blangkonya.
Untuk dapat merancang blangko atau formulir dimaksud,
Anda perlu memperhatikan bagian-bagian penting memo,
yang menurut E. Martono (1990) dalam bukunya “Mahir
Surat-menyurat Dinas Bahasa Indonesia”, digolongkan ke
dalam tiga bagian penting, yaitu: kepala, badan dan kaki
memo. Kepala memo/nota memuat nama dan alamat kantor,
kadang-kadang dilengkapi dengan gambar lambang atau
logo, perkataan “Memo atau Memorandum/Nota Dinas”,
Kepada, Dari, Hal dan “Tanggal” (apabila tanggal ditulis
sebelum pesan).
Badan memo/nota memuat pesan/laporan yang disampaikan.
Kaki memo/nota pada umumnya terdiri dari “tanggal”
(apabila tanggal ditulis sesudah pesan), tanda tangan dan
nama jelas. Mengenai penulisan tanggal, ada yang ditulis
sebelum dan ada pula yang ditulis sesudah pesan yaitu
sebelum tanda tangan.
Laporan bentuk memo/nota diketik dua spasi, kecuali:
a. Jarak pengetikan antara kepala memo/nota dan badan
memo/nota adalah empat spasi
b. Jarak antara badan dan kaki memo/nota juga empat spasi
c. Baris pertama setiap alinea, diketik masuk lima ketuk
dari pasak kiri.
2. Laporan berbentuk surat
Laporan bebentuk surat ini dibuat dalam bentuk surat resmi.
Isinya lebih panjang dan lebih rinci daripada laporan bentuk
Modul Diklatpim Tingkat IV
149
memo/nota. Jumlah halaman antara 2 s.d. 4 halaman, diketik
dengan dua spasi. Kecuali untuk bagian-bagian laporan
tertentu.
Sebagaimana diuraikan dalam buku “Surat Bisnis Moderen”
yang disusun oleh Thomas Wiyasa Bratawidjaya, bentuk
surat resmi atau surat dinas pada instansi-instansi pemerintah
di Indonesia pada umumnya berbentuk setengah lurus.
Bentuk surat resmi antara lain mempunyai ciri dengan tidak
menggunakan pembuka maupun penutup surat.
Bentuk surat resmi merupakan bentuk variasi, yang terdiri
atas:
a) Bentuk setengah lurus dengan bagian alamat surat
ditempatkan di bagian kanan atas, di bawah nama tempat
dan tanggal surat.
b) Bentuk setengah lurus dengan bagian alamat surat
ditempatkan di sebelah kiri vertikal di bawah nomor dan
perihal surat
Kedua bentuk surat resmi tersebut, dapat kita jadikan model
dalam menyajikan laporan dalam bentuk surat. Penomoran
halaman menggunakan angka arab: 1, 2, 3, dst, di tengahbawah. Kecuali halaman pertama surat, tidak diberi nomor,
tetapi tetap diperhitungkan sebagai halaman pertama.
3. Laporan berbentuk memograf
Disebut laporan berbentuk memo/nota dan surat, kita dapat
pula menyajikan laporan dalam bentuk memograf. Penyajian
150
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
laporan dalam bentuk memograf, isi laporannya lebih luas
dan lebih rinci jika dibandingkan dengan penyajian laporan
dalam bentuk memo/nota maupun bentuk surat.
Penyajiannyapun lebih sistematik, bagian-bagian laporan
seperti: Pendahuluan, Batang Tubuh, Penutup secara eksplisit
jelas penyajiannya. Laporan bentuk memograf ini,
penyampaiannya perlu dengan surat pengantar.
a. Penomoran halaman
1) Menggunakan angka arab: 1, 2, 3, dst, diletakan di
tengah bawah
2) Halaman pertama tidak usah diberi nomor halaman,
tetapi tetap diperhitungkan sebagai halaman pertama.
b. Cara penulisan
1) Judul laporan ditulis dengan huruf besar semua.
Letaknya di tengah halaman pertama
2) Bab dan judul bab: ditulis dengan hutuf besar semua.
Diketik mulai dari pasak pinggir kiri, dengan tanpa
menuliskan kata “BAB”
Contoh:
1. PENDAHULUAN
2. KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Urutan subbab menurut abjad huruf besar: A, B,
C, D, dan seterusnya
Judul sub-sub bab ditulis dengan huruf kecil dan
digarisbawahi, dengan nomor urut angka arab: 1,
2, 3, dan seterusnya.
Modul Diklatpim Tingkat IV
151
Judul uraian dari sub-sub bab ditulis dengan huruf
kecil tanpa garis bawah, dengan nomor urut abjad
kecil: a, b, c, d, dan seterusnya
Penulisan uraian selanjutnya dengan huruf kecil
tanpa garis bawah, dan penomoran selanjutnya
bisa dilanjutkan sesuai dengan keperluan.
c. Cara pengetikan
Laporan memogarf diketik dengan 2 spasi
menggunakan kertas kuarto/A4, dengan batas-batas
pengetikan:
• Bagian atas dan bawah: 2 cm (kecuali halaman
pertama: 5 cm di bagian atas)
• Bagian samping kiri dan kanan: 3 cm
Jarak judul laporan dan (Bab) I PENDAHULUAN: 4
spasi, bab dengan sub bab dan seterusnya 2 spasi.
Jumlah halaman laporan berbentuk memograf
antara 5 sampai dengan 10 halaman
4. Laporan berbentuk matriks
Laporan dalam bentuk ini disajikan dengan mengisi
matriks/format yang ada.
Contoh:
152
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
LAPORAN KEGIATAN BULANAN
UNIT :
BULAN :
TAHUN :
No
.
NAMA
KEGIATA
N
MASALA
H YANG
DIHADAPI
PENYEBA
B
CARA
MENANGGULANG
I
153
Modul Diklatpim Tingkat IV
•
Bab I sampai dengan Bab terakhir diberi angka
arab: 1, 2, 3, 4, dan seterusnya
Pada halaman pertama setiap Bab tidak diberi
nomor halaman, tetapi diperhitungkan
Misalkan: halaman terakhir bab I adalah 15,
maka halaman kedua Bab II adalah 17
Cara penulisan
• Bab: ditulis dengan huruf besar semua, nomor
Surabaya,
2006
urutnya angka romawi. Letaknya ditengah; BAB I,
BAB II, BAB III, dan seterusnya.
• Judul bab: ditulis dengan huruf besar semua, dua
spasi di bawah BAB (di tengah)
Nama pelapor,
5. Laporan berbentuk buku
a. Naskah laporan
Pada umumnya naskah laporan tertulis berbentuk
buku terdiri dari lembar-lembar halaman:
•
Judul
•
Kata Pengantar
•
Daftar Isi
•
Bab Pendahuluan
•
Bab-bab Batang Tubuh
•
Rangkuman
•
Lampiran-lampiran
b. Penomoran halaman
Kata pengantar dan daftar isi Rangkuman diberi
angka romawi kecil: i, ii, iii, iv, dan seterusnya
• Urutan Sub Bab: menurut abjad huruf besar: A, B, C,
D, dan seterusnya
• Judul Sub-sub bab: ditulis dengan huruf kecil dan
digarisbawahi, nomor urutnya angka arab: 1, 2, 3,
dan seterusnya
• Judul uraian dan sub-sub bab: ditulis dengan huruf
kecil tanpa digaris bawahi, dengan nomor urut abjad
kecil: a, b, c, d, dan seterusnya
• Penomoran tersebut bisa dilanjutkan lagi sesuai
dengan keperluan
c. Cara pengetikan
1). Laporan diketik 2 spasi menggunakan kertas
kuarto/A4 dengan batas-batas pengetikan:
•
Bagian atas dan bawah: 2 cm (kecuali bab: 5
cm di bagian atas)
154
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
•
Bagian samping kiri: 4 cm
• Bagian samping kanan: 3 cm
2). Jarak pengetikan antara Bab dengan Sub bab: 4
spasi Sub bab dengan ;
3). Pengetikan baris pertama alinea masuk 5 ketuk.
d. Sistematika laporan
1). Sistematika penulisan laporan ada dua macam,
yaitu:
Sistem desimal (digit system)
Sistem gabungan angka dan huruf
2) Bentuk sistematika laporan ada dua yaitu:
Bentuk umum
Bentuk khusus
155
Modul Diklatpim Tingkat IV
BENTUK TRADISIONAL
LAPORAN SEMESTER I
DIREKTORAT PEMBINAAN WIDYAISWARA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN ANGGARAN 2006
e. Pengetikan lembaran judul/sampul laporan
Dalam pengetikan lembaran judul/sampul laporan
diperlukan pengetikan yang artistik. Untuk
pengetikan lembaran ini menurut Siwi Kadarmo
dalam buku “Sekretaris dan Tugas-tugasnya”, ada
dua bentuk pengetikan, judul/sampul laporan yaitu:
• Bentuk tradisional
• Bentuk nontradisional
Kedua bentuk ini isinya sama, yaitu menunjukan
judul/sampul laporan, hanya penempatannya yang
berlainan.
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
JAKARTA, 2006
156
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
BENTUK NONTRADISIONAL
LAPORAN SEMESTER I
DIREKTORAT PEMBINAAN WIDYAISWARA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN ANGGARAN 2006
157
Modul Diklatpim Tingkat IV
Ukuran besarnya huruf dapat diatur/disesuaikan, agar tampak
indah/artistik. Ruang kosong antara judul laporan dan nama lembaga,
tempat membuat laporan dan tahun dapat diberikan ilustrasi yang
menggambarkan kagiatan unit/instansi yang bersangkutan. Dapat
juga ditampilkan foto kegiatan unit/instansi yang bersangkutan.
Namun, laporan yang disusun oleh perorangan ruang tersebut disi
dengan kata-kata :
Disusun Oleh :
Dra. Puji Hastuti, M.Pd
CONTOH SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
SISTEM DESIMAL
SISTEM DESIMAL
1.
2.
3.
4.
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
JAKARTA, 2006
....................................................................................................................................
3.1. .........................................................................................................................
3.2. ........................................................................................................................
3.3. .........................................................................................................................
...................................................................................................................................
2.1. ..........................................................................................................................
2.2. .........................................................................................................................
2.3. ..........................................................................................................................
2.3.1. .........................................................................................................
2.3.2. .........................................................................................................
2.3.3. .........................................................................................................
...................................................................................................................................
3.1. .........................................................................................................................
3.2. .........................................................................................................................
3.3. ..........................................................................................................................
3.3.1. ..............................................................................................................
3.3.2. .............................................................................................................
3.3.3. .............................................................................................................
.......................................................dan seterusnya
158
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
CONTOH SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
SISTEM GABUNGAN ANGKA DAN HURUF
SISTEM GABUNGAN ANGKA DAN HURUF
I ..................................................................................................
A. ...........................................................................................
B. ...........................................................................................
C. ...........................................................................................
II. ................................................................................................
A. ........................................................................................
B. ...........................................................................................
C. ...........................................................................................
1. ....................................................................................
2. ....................................................................................
3. ....................................................................................
III. ................................................................................................
A. ...........................................................................................
B. ...........................................................................................
C. ...........................................................................................
1. ...................................................................................
2. ...................................................................................
3. ...................................................................................
IV. .................................................dan seterusnya
Modul Diklatpim Tingkat IV
159
G. Latihan
1. Anda setelah mengetahui beberapa pengertian laporan yang
dikemukakan oleh para ahli, coba Anda berikan pengertian
apa laporan itu?
2. Jelaskan secara singkat arti peranan laporan sebagai bahan
pertanggungjawaban!
3. Laporan secara garis besar ada beberapa macam. Coba
Anda jelaskan masing-masing!
4. Sebutkan macam-macam laporan manajerial yang Anda
kenal!
5. Jelaskan secara singkat persyaratan dalam membuat
laporan yang baik!
6. Sebutkan dan jelaskan secara singkat beberapa macam
bentuk teknik penyajian data!
7. Jelaskan bagaimana penomoran halaman: kata pengantar
dan daftar isi, Bab I sampai yang terakhir.
8. Jelaskan bagaimana cara penulisan Judul Bab. Judul Subsubbab untuk laporan yang berbentuk buku.
9. Menurut Anda, ada berapa macam sistematika penulisan
laporan dan sebutkan!
10. Ambil beberapa kertas, alat tulis. Anda sekarang diminta
untuk berlatih teknik menulis laporan yang baik, mulailah
dengan pendahuluan, batang tubuh, kesimpulan dan saran
serta rangkuman, daftar pustaka serta lampiran.
160
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
H. Rangkuman
Laporan adalah alat komunikasi yang berisi keterangan,
informasi, ide-ide yang disajikan secara tertulis mengenai
tanggung jawab yang dibebankan kepada seseorang.
Peranan laporan dalam organisasi sebagai alat komunikasi ke
atas, alat manajerial dalam melaksanakan tugas/fungsi
perencanaan, pengawasan/pengendalian, atau dalam pengambilan
keputusan.
Dalam komunikasi administrasi, sebagai pertanggungjawaban,
penyampaian informasi, bahan pengambilan keputusan, alat
pembina kerja sama, dan alat mengembangkan cakrawala.
Laporan ada beberapa macam, yaitu laporan penelitian/laporan
akademik, dan laporan administrasi/manajerial. Laporan
manajerial dapat dibedakan menurut tujuannya, waktunya, gaya
penulisannya, bentuk laporan tertulisnya.
Siklus manajemen adalah proses kegiatan pelaksanaan fungsifungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
pelaksanaan, pengendalian pengawasan, dan pelaporan).
Sistem pelaporan memegang peranan penting dalam siklus
manajemen, oleh karena itu harus diikuti dengan tindakan
pemantauan (monitoring) dan laporan pemantauannya,
pengawasan dan pengendalian serta buat LHP dan BAP-nya,
serta lakukan evaluasi dan laporan evaluasinya.
Modul Diklatpim Tingkat IV
161
Laporan harus memenuhi beberapa macam persyaratan. Laporan
tentunya kurang sempurna, jika tidak memenuhi persyaratan.
Persyaratan laporan manajerial yang baik ada tujuh, yaitu benar
dan objektif, bahasanya jelas, langsung mengenai sasaran,
lengkap dalam berbagai aspek, tegas dan konsisten, tepat waktu,
dan yang terakhir yaitu tepat penerima.
Laporan jika kurang persyaratannya, artinya kurang memenuhi
kriteria, maka laporan kurang dapat mencapai tujuannya, dapat
menyesatkan pimpinan, bahkan dapat menimbulkan dampak dan
ekses yang membahayakan. Oleh karena itu, agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diharapkan, misalnya menghindari laporan
manajerial yang salah dan menyesatkan, ke tujuh syarat
seyogyanya diterapkan dalam tugas-tugas Anda sehari-hari.
Teknik penyajian data dalam penulisan laporan dapat dilengkapi
dengan bagan organisasi proses atau perbandingan, grafik, tabel,
model matematik, dan tulisan biasa dalam bentuk esai. Teknik
penyajian laporan dapat berbentuk memo/nota, surat, memograf,
matriks dan dalam bentuk buku. Dalam menulis laporan perlu
diperhatikan juga perwajahannya, yaitu lembar-lembar
halamannya, mulai dari lembaran judul sampai dengan lampiran,
penomoran halaman, cara penulisan Bab, Judul Bab, Sub-subbab,
penomorannya, cara pengetikan, dan sistematika laporan.
Penyusunan laporan ada bagian-bagiannya. Bagian-bagian
laporan terdiri atas bagian Pendahuluan,
Batang Tubuh,
Kesimpulan, saran serta rangkuman, Kepustakaan, dan
Lampiran.
162
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Bab Pendahuluan, berisi latar belakang penulisan laporan dan
bermaksud mengantarkan dan mengajak pembaca untuk
mengikuti pokok-pokok persolan secara runtut.
Bab yang memuat Batang Tubuh. Laporan yang jumlah
halamannya lebih dari 20 halaman, batang tubuh laporan dapat
dibagi ke dalam judul-judul bab yaitu: keadaan dan
permasalahannya, analisis dan pemecahan masalah. Laporan
yang jumlah halaman kurang dari 20 halaman pemecahan batang
tubuh ke dalam bab-bab tidak diperlukan.
Bab Kesimpulan dan Saran serta Rangkuman perlu dimuat,
karena pimpinan/atasan tidak mempunyai banyak waktu luang
untuk membaca seluruh isi laporan, maka kesimpulan, saran atau
rekomendasi serta rangkuman yang diajukan oleh si pembuat
laporan sangat penting artinya bagi pimpinan.
Kepustakaan perlu dicantumkan, jika penulisan suatu laporan
mengambil acuan dari berbagai buku atau hasil penelitian yang
sudah dipublikasikan. Yang terakhir, ialah lampiran. Lampiran
merupakan data pendukung uraian isi laporan. Lampiran dapat
berupa peraturan perundangan, surat, bagan, diagram, tabel,
gambar, foto, denah, dan lain-lain. Jika lampiran tersebut banyak
perlu dicantumkan nomor urutnya.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pengelolaan informasi dan penulisan laporan merupakan
kegiatan yang penting dalam sistem informasi tiap organisasi.
Penanganan data/informasi merupakan tugas perkantoran namun
dalam kenyataannya, setiap orang yang tergabung dalam suatu
organisasi
selalu
membutuhkan
dan
menghasilkan
data/informasi. Kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengelolaan,
penyimpanan
dan
pendistribusian
atau
penyampaian
data/kegiatan administratif. Dalam perkembangannya kantor
berkembang moderen yang juga mendayagunakan biaya serta
tata laksana yang efektif, efisien dan produktif.
Sistem yang berhubungan dengan penanganan informasi dalam
kaitannya dengan pimpinan harus dapat mendukung tugas
pimpinan di semua tingkatan. Sistem informasi manajemen ini
juga mendukung para pelaksana. Informasi yang dihasilkan oleh
sistem ini ditegaskan mendukung fungsi operasional, fungsi
manajemen dan fungsi pengambilan keputusan. Peranan laporan
dalam organisasi adalah sebagai alat komunikasi yang berisi
informasi ke atas, alat manajerial dalam melaksanakan
tugas/fungsi perencanaan, pengawasan/pengendalian, atau dalam
pengambilan keputusan. Untuk itu laporan harus disusun sesuai
dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan.
163
164
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
B. Tindak Lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Berbekal pemahaman tentang sistem informasi dan teknik
pelaporan yang disajikan dalam modul ini, peserta Diklat dapat
Admosudirdjo, Prajudi. (1973). Dasar-dasar
Manajemen dan Office Management. Jakarta.
Administrasi.
menerapkannya guna peningkatan kinerja instansinya. Untuk
dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal perlu didukung
Anderson, R.,G. (1973). Organization and Methods. London:
MacDonald and Evans.
oleh keikutsertaan atasan dalam mengevaluasi laporan-laporan
yang dibuat.
Arifin, E., Zaenal. (1996). Penggunaan Bahasa Indonesia dalam
Surat Dinas, Jakarta: Akademika Pressindo.
Bratawidjaja. (1990). Thomas Wiyasa, Surat Bisnis Moderen.
Jakarta: Pustaka Binawan.
Chrislip, David, D, and Carl E., Larson, (1994), Collaboration
Leadership, San Fransisco. California: Jossey-Bass Inc.
Davis, Gordon, B, (1985), Management Information Systems:
Conceptual Foundation, Structure and Development (2nd
Edition). McGraw Hill-Book, Co.
Hastuti, Puji. (2000). Teknik Penulisan Laporan. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Kadarmo, Siwi. (1985). Sekretaris dan Tugas-tugasnya. Jakarta:
Nina Dinamika.
Kristiadi. J.B. (1994). Penerapan Manajemen Moderen. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Leffingwell, William H. and Edwin M. Robinson. (1985). Texbook of
Office Management. New York: McGraw-Hill Book
Company Inc.
165
166
Pengelolaan Informasi dan Teknik Pelaporan
Littlefield, C. et.al. (1985). Office and Administrative Management,
New Delhi: Prentice Hall of India.
----------- Management of Office Operations. New Delhi: Prentice
Hall of India.
Ma’moeri, Endar. (2000). Administrasi Perkantoran. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Marshall, Edward, M, (1995), Transforming The Way We Work, the
Power of The Collaborative Work Place. American
Management Assosiation.
Mills, Geoffry. et.al. (1990). Modern Office Management., London:
Pitman Publicity Limited.
Purawijaya, Ipon, Sukarsih. (1994). Penyusunan Laporan. Jakarta:
Universitas Terbuka, Depdikbud.
Scott, George, M. (1986). Principles of Management Information
System., McGraw-Hill Book Co.
Soetrisno. (2001). Administrasi Perkantoran, Prajabatan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
The Liang Gie. (1995). Administrasi Perkantoran Moderen,
Yogyakarta: Penerbit Liberty dan Yayasan Studi Ilmu dan
Teknologi.
Download