BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh-contoh aplikasi diantaranya ialah program pemproses kata dan Web Browser. Aplikasi akan menggunakan sistem operasi (OS) komputer dan aplikasi yang lainnya yang mendukung. Istilah ini mulai perlahan masuk ke dalam istilah Teknologi Informasi semenjak tahun 1993, yang biasanya juga disingkat dengan app. Secara historis, aplikasi adalah software yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan. Aplikasi adalah sofware yang dibeli perusahaan dari tempat pembuatnya. Industri PC tampaknya menciptakan istilah ini untuk merefleksikan medan pertempuran persaingan yang baru, yang paralel dengan yang terjadi antar sistem operasi yang dimunculkan. Contoh utama aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media. Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket kadang disebut sebagai suatu paket atau suite aplikasi (application suite). Contohnya adalah Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang menggabungkan suatu aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan tiap aplikasi. Sering kali, mereka memiliki kemampuan untuk saling 6 berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan pengguna. Contohnya, suatu lembar kerja dapat dibenamkan dalam suatu dokumen pengolah kata walaupun dibuat pada aplikasi lembar kerja yang terpisah. Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, antara lain : 1. Perangkat lunak perusahaan (enterprise). 2. Perangkat lunak infrastruktur perusahaan. 3. Perangkat lunak informasi kerja. 4. Perangkat lunak media dan hiburan. 5. Perangkat lunak pendidikan. 6. Perangkat lunak rekayasa produk Selain komponen-komponen yang terdapat dalam sistem aplikasi, juga sistem aplikasi memiliki beberapa kegiatan, antara lain: Input Process Output Control Gambar 2.1 Kegiatan - Kegiatan Sistem Aplikasi 1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan proses penginputan/pemasukan data yang akan di proses. 2. Process, menggambarkan bagaimana suatu data yang di proses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah. 3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan sebuah laporan. 7 4. Control, suatu aktivitas untuk mengendalikan sebuah sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 2.2. Siklus Pengembangan Aplikasi 2.2.1. Perencanaan Aplikasi Perencanaan Aplikasi memiliki tujuan untuk mengidentifikasi Aplikasi yang akan dikembangkan, sasaran yang ingin dicapai, waktu pelaksanaan, juga mempertimbangkan dana yang tersedia. Perencanaan sistem ini juga mencakup perkiraan dari kebutuhankebutuhan fisik, tenaga kerja serta dana yang dibutuhkan. Sebelum mambangun sebuah Aplikasi, sebaiknya perlu dilakukan analisa kelayakan dari sistem tersebut. Kelayakan yang ditinjau menyangkut kelayakan operasional, kelayakan teknis, kelayakan ekonomis, kelayakan jadual serta kelayakan hukum. a. Kelayakan Operasional, menilai apakah sistem yang akan dibangun dapat dijalankan jika dikaitkan dengan sumber daya manusia yang ada, metode pelatihan, pelayanan, perawatan serta efisiensi dan efektivitas dari sistem tersebut. b. Kelayakan Teknis, menilai apakah perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dikembangkan tersebut tersedia serta menyangkut hal-hal teknis yamg lainnya. c. Kelayakan Ekonomis, menyangkut analisa biaya pembuatan atau pengembangan sistem yang baru serta biaya untuk menjalankan sistem tersebut, juga menyangkut keuntungan materil dari sistem tersebut. d. Kelayakan Jadual, menyangkut waktu yang diperlukan untuk membangun atau mengembangkan sistem yang baru. 8 e. Kelayakan Hukum, menyangkut apakah sistem yang baru tidak bertentangan dengan hukum dan undang-undang serta peraturan-peraturan yang berlaku di wilayah hukum indonesia. 2.2.2. Pengembangan Sistem Aplikasi Pengembangan suatu sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pengembangan sistem ini terdiri atas sederetan kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahapan yaitu antara lain survei, analisis sistem, desain sistem, pemograman, testing dan pemeliharaan. 1. Survei Survei memiliki tujuan untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan. Dan pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan sistem yang baru. Identifikasi tidak hanya didasarkan oleh kebutuhan-kebutuhan baru yang dikehendaki oleh manajemen, tetapi juga memperhatikan kebutuhan pada sistem yang sudah ada, baik sistem manualistik maupun komputerisasi. 2. Analisis Sistem Analisis Sistem adalah penguraian dari suatu sistem aplikasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesemptan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Alasan yang melatarbelakangi dilakukannya analisis sistem: a. Adanya kebutuhan baru dalam lingkungan atau organisasi di tempat sistem berjalan yang memerlukan modifikasi untuk mendukung organisasi. 9 b. Dikarenakan sistem yang lama sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan, sehingga diperlukan pengembangan sistem yang baru. Hal ini memerlukan analisis sistem agar sistem yang baru dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan. c. Meningkatkan kemampuan atau performansi sistem. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam analisis sistem adalah sebagai berikut a. Manganalisis klasifikasi data, proses dan fungsi kebutuhan informasi seluruh bagian organisasi yang merupakan kebutuhan informasi untuk masa yang akan datang. b. Menganalisis dokumen-dokumen yang bisa dijadikan pedoman bagi tahap pengembangan berikutnya. c. melakukan evaluasi terhadap sistem yang sedang berjalan. 3. Desain Sistem Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan mempunyai fungsi tersendiri. Desain sistem mempunyai maksud dan tujuan yang utama yaitu sebagai berikut: a. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem atau User. b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan sketsa yang lengkap kepada programer dan designer program. 2.3. Metode Pengembangan Perangkat Lunak Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Pada umumnya pelanggan hanya 10 mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer, Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhakan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Keunggulan prototyping adalah: a. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan. b. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan. c. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem. d. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem. e. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya. Kelemahan prototyping adalah: a. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik. b. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama. c. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih 11 cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem. 2.4. Basis Data 2.4.1 Definisi Basis Data Basis data (database) dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang yaitu sebagai berikut: 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan dengan mudah, efektif dan efisien. [dikutip dari Fathansyah, 2007]. 2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa hingga yang disimpan secara bersama sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan. [dikutip dari Fathansyah, 2007]. 3. Kumpulan file atau table atau arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. [dikutip dari Fathansyah, 2007]. 2.4.2 Objektif Basis Data Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis dataadalah agar dapat menentukan kembali data (data yang dicari) dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu. Secara lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut : a. Kecepatan dan Kemudahan Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah. 12 b. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space) Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk mengurangi jumlah redundansi (pengulangan) data, baik dengan melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan. c. Keakuratan (Accurancy) Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk menentukan ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan data. d. Ketersediaan (Availability) Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan. e. Kelengkapan (Completeness) Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data, struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan. Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka tidak hanya menambah record-record data, tetapi juga melakukan penambahan struktur dalam basis data. f. Keamanan (Security) Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan. 13 g. Kebersamaan Pemakaian (Sharability) Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja atau oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat bersamaan. 2.5. Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual ataupun terkomputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi system merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh system. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan system yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. Kita dapat menggunakan DFD untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat 14 Gambar 2.2. Simbol-simbol Data Flow Diagram (DFD) Adapun symbol-simbol yang digunakan dalam pembuatan DFD dapat dilihat dalam table berikut ini: NO 1 SIMBOL KETERANGAN Entitas Objek aktif yang mengendalikan aliran data dengan memproduksi serta mengkonsumsi data. 2 Proses Sesuatu yang melakukan transformasi terhadap data 3 Aliran Data Aliran data menghubungkan keluaran dari suatu 15 objek atau proses yang terjadi pada suatu masukkan 4 Data Store Objek pasif dalam DFD yang menyimpan data untuk penggunaan lebih lanjut. Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram (DFD) 2.6. Entity Relational Diagram (ERD) Menurut Dhanta (2009:189), Entity Relationship Diagram (ERD) yaitu model konseptual yang menjabarkan hubungan antar penyimpanan data dan hubungan data. Pada Entity Relationship Diagram (ERD) terdapat simbol-simbol dengan himpunan relasi yang masing-masing memiliki atribut untuk menjelaskan suatu relasi secara keseluruhan atau melakukan aktivitas permodelan data. NO 1 SIMBOL Entitas KETERANGAN Entitas adalah sebuah kesatuan objek lain, setiap entitas dibatasi oleh atribut. Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah, 1999: 30). 2 Atribut Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk 16 mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. 3 Hubungan antara sejumlah entitas yang Relasi berasal dari himpunan entitas yang berbeda. 4 Garis/Link, sebagai penghubungan antara Link himpunan relasi dan himpunan entitas dengan atributnya Tabel 2.2 Simbol Entity Relationship Diagram (ERD) Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas yang terjadi di antara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa [Fathansyah, 2007: 77]: a. Relasi satu ke satu (one to one) Setiap anggota entitas pertama hanya bisa dipetakan kesatu elemen dari entitas kedua dan sebaliknya. Contoh: satu Mahasiswa mempunyai satu Nim. Mahasiswa 1 1 NIM Gambar 2.3 ER-D One To One b. Relasi satu ke banyak (One to many) Setiap anggota entitas pertama boleh dipetakan pada beberapa elemen dari entitas kedua. Contoh: Satu jurusan memiliki banyak Mahasiswa. 17 1 n Jurusan Mahasiswa Gambar 2.4 ER-D One To Many c. Relasi banyak ke banyak (many to many) Beberapa anggota entitas pertama boleh dipetakan lebih dari satu pada elemen entitas kedua dan sebaliknya. Contoh : Pada sistem pengajaran di Perguruan Tinggi setiap mahasiswa dapat mengambil mata kuliah lebih dari satu dan setiap mata kuliah dapat diambil oleh lebih dari satu mahasiswa n n Mahasiswa Mata Kuliah Gambar 2.5 ER-D many to many 2.7. Bahasa Pemrograman Yang Digunakan 2.7.1. Microsoft Visual Basic .NET 2005 Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer dapat membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya 18 mengundang kontroversi, mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu. Ada beberapa fitur baru yang ditambahkan Microsoft dibandingkan versi-versi sebelumnya. Fitur baru tersebut di antaranya adalah: a. Edit and Continue Fitur ini sebelumnya terdapat di dalam Visual Basic, akan tetapi dihapus di dalam Visual Basic .NET. Dengan keberadaan fitur ini, para programmer dapat memodifikasi kode pada saat program dieksekusi dan melanjutkan proses eksekusi dengan kode yang telah dimodifikasi tersebut. b. Evaluasi ekspresi pada saat waktu desain. c. Munculnya Pseudo-Namespace "My", yang menyediakan: d. Akses yang mudah terhadap beberapa area tertentu dari dalam .NET Framework yang tanpanya membutuhkan kode yang sangat signifikan. e. d. Kelas-kelas yang dibuat secara dinamis (khususnya My.Forms). Peningkatan yang dilakukan terhadap konverter kode sumber dari Visual Basic ke Visual Basic .NET. e. Penggunaan kata kunci (keyword) Using, yang menyederhanakan penggunaan objekobjek yang membutuhkan pola Dispose untuk membebaskan sumber daya yang sudah tidak terpakai. f. Just My Code, yang menyembunyikan kode reusable yang ditulis oleh alat bantu Integrated Development Environment (IDE) Visual Studio .NET g. Pengikatan sumber data (Data Source binding), yang mampu mempermudah pengembangan aplikasi basis data berbasis klien/server. 19 Fungsi-fungsi yang tersebut di atas (khususnya My) ditujukan untuk memfokuskan Visual Basic .NET sebagai sebuah platform pengembangan aplikasi secara cepat dan "menjauhkannya" dari bahasaC#. Bahasa Visual Basic 2005 memperkenalkan fitur-fitur baru, yakni: a. Bawaan .NET Framework 2.0: f. Generics g. Partial class, sebuah metode yang dapat digunakan untuk mendefinisikan beberapa bagian dari sebuah kelas di dalam sebuah berkas, lalu menambahkan definisinya di lain waktu; sangat berguna khususnya ketika mengintegrasikan kode pengguna dengan kode yang dibuat secara otomatis. h. b. Nullable Type Komentar XML yang dapat diproses dengan menggunakan beberapa alat bantu seperti NDoc untuk membuat dokumentasi secara otomatis. c. Operator overloading d. Dukungan terhadap tipe data bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) yang umumnya digunakan di dalam bahasa lainnya. 2.7.2 Microsoft Access Microsoft Access atau Microsoft Office Access adalah sebuah program aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft Office, selain tentunya Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini menggunakan mesin basis dataMicrosoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna. 20 Microsoft Access dapat menggunakan data yang disimpan di dalam format Microsoft Access, Microsoft Jet Database Engine, Microsoft SQL Server, Oracle Database, atau semua kontainer basis data yang mendukung standar ODBC. Para pengguna/programmer yang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sementara para programmer yang kurang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang sederhana. Access juga mendukung teknik-teknik pemrograman berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman berorientasi objek. Salah satu keunggulan dari perspektif programmer adalah Microsoft kompatibilitasnya Access dilihat dengan bahasa pemrograman Structured Query Language (SQL); query dapat dilihat dan disunting sebagai statemen-statemen SQL, dan statemen SQL dapat digunakan secara langsung di dalam Macro dan VBA Module untuk secara langsung memanipulasi tabel data dalam Access. Para pengguna dapat mencampurkan dan menggunakan kedua jenis bahasa tersebut (VBA dan Macro) untuk memprogram form dan logika dan juga untuk mengaplikasikan konsep berorientasi objek. Microsoft SQL Server Desktop Engine (MSDE) 2000, yang merupakan sebuah versi mini dari Microsoft SQL Server 2000, dimasukkan ke dalam Office XP Developer Edition dan dapat digunakan oleh Microsoft Access sebagai alternatif dari Microsoft Jet Database Engine. Tidak seperti sebuah sistem manajemen basis data relasional yang komplit, Microsoft JET Database Engine tidak memiliki fitur trigger dan stored procedure. Dimulai dari Microsoft Access 2000 yang menggunakan Microsoft Jet Database Engine versi 4.0, ada sebuah sintaksis yang mengizinkan pembuatan kueri dengan beberapa parameter, 21 dengan sebuah cara seperi halnya sebuah stored procedure, meskipun prosesur tersebut dibatasi hanya untuk sebuah pernyataan tiap prosedurnya. Access juga mengizinkan form untuk mengandung kode yang dapat dieksekusi ketika terjadi sebuah perubahan terhadap tabel basis data, seperti halnya trigger, selama modifikasi dilakukan hanya dengan menggunakan form tersebut, dan merupakan sesuatu hal yang umum untuk menggunakan kueri yang akan diteruskan (pass-through dan teknik lainnya di dalam Access untuk menjalankan stored procedure di dalam RDBMS yang mendukungnya. Dalam berkas Access Database Project (ADP) yang didukung oleh Microsoft Access 2000 dan yang selanjutnya, fitur-fitur yang berkaitan dengan basis data berbeda dari versi format/struktur data yang digunakan Access (*.MDB), karena jenis berkas ini dapat membuat koneksi ke sebuah basis data MSDE atau Microsoft SQL Server, ketimbang menggunakan Microsoft JET Database Engine. Sehingga, dengan menggunakan ADP, adalah mungkin untuk membuat hampur semua objek di dalam server yang menjalankan mesin basis data tersebut (tabel basis data dengan constraints dantrigger, view, stored procedure, dan UDF). Meskipun demikian, yang disimpan di dalam berkas ADP hanyalah form, report, macro, dan modul, sementara untuk tabel dan objek lainnya disimpan di dalam server basis data yang membelakangi program tersebut. Access mengizinkan pengembangan yang relatif cepat karena semua tabel basis data, kueri, form, dan report disimpan di dalam berkas basis data miliknya (*.MDB). Untuk membuat Query, Access menggunakan Query Design Grid, sebuah program berbasis grafis yang mengizinkan para penggunanya untuk membuat query tanpa harus mengetahui bahasa pemrograman SQL. DI dalam Query Design Grid, para pengguna dapat memperlihatkan tabel basis data sumber dari query, dan 22 memilih field-field mana yang hendak dikembalikan oleh proses dengan mengklik dan menyeretnya ke dalam grid. Join juga dapat dibuat dengan cara mengklik dan menyeret field-field dalam tabel ke dalam field dalam tabel lainnya. Access juga mengizinkan pengguna untuk melihat dan memanipulasi kode SQL jika memang diperlukan. 23