136 PERTUMBUHAN VEGETATIF BROWN - E

advertisement
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
ISSN 0852 -2626
PERTUMBUHAN VEGETATIF BROWN MIDRIB (BMR) SORGUM PADA
TINGKAT NAUNGAN BERBEDA DAN KEPADATAN POPULASI
Yohanes Barry Kaligis; Ch. L. Kaunang*, D. A. Kaligis , Rustandi
Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115
ABSTRAK
ABSTRACT
Dalam penelitian ini dilihat sejauh mana
pertumbuhan Brown Midrib sorgum
(BMR) saat ternaungi maupun tidak
ternaungi dengan level kepadatan yang
berbeda. Rancangan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan pola 2x4 dengan 3 kali ulangan
diatur secara faktorial. Faktor A terdiri dari
A1 tanpa naungan, dan A2 ternaungi.
Faktor B terdiri dari B1: 4 tanaman, B2: 6
tanaman, B3: 8 tanaman, B4: 10 tanaman.
Variabel yang diukur adalah Jumlah Daun,
Tinggi tanaman, dan korelasi antara
jumlah daun dan kepadatan tanaman.Hasil
analisis keragaman menghasilkan tinggi
tanaman 86,33 cm dan bebeda nyata
(P<0,05) disbanding perlakuan lain.
Jumlah daun berbeda nyata 7,55 helai
(P<0,05) lebih besar dibandingkan
perlakuan lain. Naungan menghambat
pertumbuhan
tinggi
tanaman
dan
mengurangi jumlah daun. Pada lingkungan
cahaya terbatas tanaman ternaungi
beradaptasi memenuhi kebutuhan cahaya
untuk proses fotosintesis.
Kata kunci : Brown midrib (BMR)
sorgum, pertumbuhan, kepadatan populasi,
naungan
VEGETATIVE GROWTH OF BROWN
MIDRIB (BMR) SORGHUM ON THE
DIFFERENT LEVELS SHADE OG
SHADE
AND
POPULATIONS
DENSITY. The present study was
conducted to determine the effect of
shading area and plant population density
and their interaction on vegetative growth
of Brown Midrib (BMR) Sorghum. A
Completely Randomized Design (CRD) in
a Factorial arrangement with 2 factors of
nitrogen level and shading area, as
follows: factor A = shading area of A1 =
no shading area (0%), and N2 = shading
area; whereas factor B = plant population
density of B1 = 4 plants, B2 = 6 plants, B3
= 8 plants, and B4 = 10 plants. Variables
measured were: leaves number, plant
height, and the correlation between leaves
number and plant population density.
Research results showed that plant height
in open area (no shading) was about 86.33
cm and significantly higher (P < 0.05)
compared to other treatments. Leaves
number in open area was about 7.55 sheats
and significantly higher (P < 0.05)
compared to other treatments. It can be
concluded
that
shading
positively
decreased or retarded Brown Midrib
(BMR) Sorghum growth as indicated by
lower plant heights in shading area. In a
limited daylight, plants needs an
adaptation period to fulfill their needs for
photosyntesis processes.
*Korespondensi (corresponding Author)
Email: [email protected]
136
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
ISSN 0852 -2626
“stay-green”. Fenomena “stay-green” ini
Key words: brown midrib (BMR)
sorghum, growth, population density,
shading
berhubungan dengan kandungan nitrogen
daun spesifik (specific leaf nitrogen) yang
PENDAHULUAN
tinggi sehingga mampu meningkatkan
Hijauan merupakan sumber utama
efisiensi
makanan ternak ruminansia, karena selain
“stay-green”
juga dapat diberikan sebagai pakan utama.
pada
(Mahalakshmi
kasar yang dibutuhkan ternak ruminansia
sehingga
agar proses pencernaan berlangsung secara
dalam
dan
akhirnya
mampu
memperlambat proses senescen pada daun
Hijauan merupakan sumber utama serat
Namun
radiasi
transpirasi (Borrel et al., 2005). Fisiologi
diberikan sebagai pakan campuran hijauan
normal.
penggunaan
dan
tanaman
Bidinger,
sorgum
2002)
mampu
mengelola batang dan daunnya tetap hijau
ketersediaan
walaupun pasokan air sangat terbatas
hijauan yang cukup dan berkelanjutan
(Borrel, et al., 2005).
masih menjadi kendala. Pergantian musim
Menurut Sirappa (2003) sorgum
yang tidak menentu menjadi salah satu
merupakan
kendala yang membuat tanaman hijauan
tanaman
penghasil
pakan
hijauan sekitar 15-20 ton/ha/tahun dan
tidak dapat tumbuh dengan baik (Siregar,
pada kondisi optimum dapat mencapai 30-
1994).
45 ton/ha/tahun dalam bentuk bahan segar.
Sorgum merupakan hijauan yang
Dengan penerapan teknologi mutasi
memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai
makanan
khususnya
pada
ternak
serta persilangan pada tanaman sorgum
ruminansia,
daerah-daerah
menghasilkan
yang
dengan
sorgum
berbagai
Tanaman
sorgum
adaptasi yang
kekeringan
mampu
kondisi
luas,
Sorgum Brown midrib (BMR) merupakan
lingkungan.
suatu istilah dari hasil mutasi genetik
daerah
beberapa
toleran terhadap
dan genangan air,
rerumputan
yang
lignin yang rendah.
Sorgum mutan BMR merupakan
relatif tahan terhadap gangguan hama dan
varietas sorgum hasil pemuliaan yang
penyakit (Sirappa, 2003).
sorgum
spesies
menghasilkan tanaman dengan kandungan
dapat
berproduksi pada lahan marjinal, serta
Tanaman
dengan
kandungan nutrisi yang lebih tinggi.
bertumbuh
mempunyai
sorgum
kandungan lignin yang lebih rendah dan
memiliki iklim tropis seperti di Indonesia.
Tanaman
galur
pemanfaatannya difokuskan untuk pakan
memiliki
ternak. Sorgum BMR memiliki kandungan
kelebihan dapat mempertahankan warna
lignin lebih rendah, kandungan nutrisi
kehijauan tanaman atau disebut proses
yang lebih tinggi, dan produksi biomassa
137
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
ISSN 0852 -2626
12% lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan tanaman, karena kompetisi
sorgum konvensional (Oliver et al. 2004).
dalam penyerapan unsur hara.
Untuk lebih mengetahui potensi
serta
kemampuan
khususnya
adaptasi
sorgum
sorgum
BMR,
MATERI DAN METODE
perlu
PENELITIAN
diupayakan peningkatan produksi sorgum
dengan
cara
intensifikasi.
Makin
Waktu dan tempat penelitian
sempitnya lahan pertanian di Indonesia
Penelitian
maka perlu dilakukan teknik budidaya
lapangan
yang tepat dengan cara penyempurnaan
Peternakan Unsrat Tanggal 29 Februari
bercocok tanam. Dengan demikian pada
2016 sampai 22 April 2016.
penelitian ini dilihat produksi dari sorgum
Bahan dan Alat
BMR yang terkena naungan dan tidak,
Benih Sorgum BMR, tanah yang sudah
dengan tingkat kepadatan tanaman yang
dikering
berbeda.
gergaji, paku, kawat, paranet70% naungan,
Perbedaan naungan pada perlakuan
ini
telah
dilaksanakan
Laboratorium
anginkan,
ayakan,
di
Fakultas
bambu,
tali, termometer, timbangan (dipakai untuk
mempengaruhi intensitas cahaya dan suhu
menimbang tanah), kamera, dan alat tulis.
udara sekitar tanaman. Tingkat naungan
Perlakuan
berbanding
Perlakuan dalam percobaan ini terdiri dari
terbalik
dengan
intensitas
cahaya yang diterima tanaman. Semakin
:
tinggi naungan maka semakin sedikit
Naungan (Faktor A) sebagai berikut :
cahaya yang diterima tanaman, sebaliknya
1. a1= tanpa naungan;
semakin rendah tingkat naungan maka
2. a2= ternaungai.
semakin
besar
jumlah
cahaya
yang
Kepadatan populasi (Faktor B) sebagai
diterima tanaman.
berikut :
Kepadatan tanaman mempunyai
1. b1= 4 tanaman/polybag;
hubungan erat dengan hasil tanaman.
2. b2= 6 tanaman/polybag;
Kepadatan
3. b3= 8 tanaman/polybag;
tanaman
dapat
diartikan
sebagai jumlah tanaman yang terdapat
4. b4= 10 tanaman/polybag.
dalam satuan luas lahan atau populasi.
Rancangan penelitian
Peningkatan populasi tanaman mempunyai
Penelitian ini menggunakkan Rancangaan
arti meningkatkan jumlah tanaman dalam
Acak Lengkap pola 2x4 dengan 3 kali
suatu
ulangan diatur secara faktorial.
luasan.
Kepadatan
tanaman
merupakan faktor yang mempengaruhi
Variabel yang diukur
138
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
1.
Jumlah daun. Jumlah daun yang
tnaman; b3= 8 tanaman; dan b4= 10
diukur meliputi keseluruhan daun
tanaman.
yang
2.
berada
disetiap
polybag.
5.
Pembersihan gulma dilakukan setiap
Pertumbuhan jumlah daun ini diukur
hari disetiap polybag yang terdapat
selama 4 minggu.
gulma.
Tinggi tanaman. Tinggi tanaman
6.
Benih ditanam 3 cm di dalam tanah.
diukur mulai dari permukaan tanah
7.
Penyiraman tanaman dilakukan pagi
hingga bagian ujung daun.
3.
ISSN 0852 -2626
06:00 dan sore 17:00.
8.
Korelasi kepadatan dan jumlah
daun.
Korelasi
antara
kepadatan
Data lain yang dicatat adalah suhu
udara
maksimum
dan
minimum
populasi dengan jumlah daun pada
diukur tiap hari pada jam 06:00 dan
fase pertumbuhan tanpa naungan dan
17:00 sore.
ternaungi.
Prosedur penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahapan perlakuan penelitian ini adalah
Pengaruh Tingkat Naungan Berbeda
dan Kepadatan Populasi Terhadap
Jumlah Daun
Hasil
analisis
keragaman
sebagai berikut:
1.
Penyediaan polybag dengan diameter
60 cm sebanyak 24 buah.
2.
menunjukkan bahwa perlakuan tingkat
Penyiapan tanah untuk diisi dalam
naungan
polybag.
3.
daun
tingkat
perbedaan yang tidak nyata. Selanjutnya
ditanam melebihi perlakuan yang
hasil
dilakukan
Tukey
Simultaneous
Test
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
apabila ada tanaman yang mati, lalu
antara yang ternaung dan tidak ternaung,
kemudian diukur waktu berumur 1
dimana yang ternaung memberikan hasil
minggu, jumlah tanaman per polybag
dengan
Sedangkan
interaksi antara keduanya memberikan
naungan. Jumlah biji sorgum BMR
ditempatkan
(Tabel1).
yang tidak nyata (P>0,05). Demikian juga
diletakkan secara acak pada setiap
tujuannya
yang
kepadatan tanaman memberikan perbedaan
Selanjutnya polybag diisi tanah dan
ditetapkan,
pengaruh
berbeda nyata (P<0,05) terhadap jumlah
Tanah yang digunakan terlebih dahulu
dikeringkan anginkan.
4.
memberikan
yang lebih rendah daripada yang tidak
perlakuan
ternaung
populasi yaitu: b1= 4 tanaman; b2= 6
.
139
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
ISSN 0852 -2626
Tabel 1. Pertumbuhan Vegetatif BMR Sorgum Dan Tingkat Naungan
Terhadap Jumlah Daun (Helai)
Rataan
Perlakuan
Faktor b
b1
b2
b3
b4
Faktor a1
7,41
8,16
7,16
7,46
7,55a
Faktor a2
7,50
6,83
6,20
6,63
6,79b
Rataan
7,45
7,49
6,68
7,04
6,17
Berbeda
Ket : nilai pada lajur yang sama dengan superscript yang berbeda menunjukkan perbedaan
yang nyata (P<0,05)
Dalam
pertumbuhan
dan
baik
akan
menggangu
proses
perkembangan tanaman daun merupakan
pertumbuhannya. Soepandie, et al., (2003)
salah
satu
faktor
penting
karena
pada
merupakan
tempat
dimana
proses
mendapat cahaya matahari dengan baik
fotosintesis
terjadi,
dimana
proses
berakibat
fotosintesis
terjadi
apabila
tanaman
kondisi
pada
dimana
tanaman
terganggunya
tidak
proses
metabolisme.
terkena cahaya matahari. Pernyataan ini
Menurut Salisbury dan Ross (1995)
didukung oleh (Reskynawati, 2014) bahwa
cahaya matahari mempunyai peranan besar
tanaman berdaun
dalam proses fisiologi tanaman seperti
cahaya
matahari
hijau memanfaatkan
melalui
proses
fotosintesis, respirasi, pertumbuhan dan
fotosintesis.
Untuk
perkembangan, menutup dan membukanya
memenuhi
kebutuhan
stomata, dan perkecambahan tanaman,
tanaman dibutuhkan suplai cahaya yang
metabolisme tanaman hijau,
cukup, dimana cahaya dibutuhkan tanaman
ketersediaan cahaya matahari menentukan
untuk proses fotosintesis. Pada kondisi
tingkat produksi tanaman.
tanaman tidak mendapat cahaya dengan
140
sehingga
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
ISSN 0852 -2626
Tabel 2. Pertumbuhan Vegetatif BMR Sorgum Dan Tingkat Naungan Berbeda
Terhadap Tinggi Tanaman (Cm)
Rataan
Perlakuan
Faktor b
b1
b2
b3
b4
Faktor A1
95,66
93,00
79,00
77,66
86,33a
Faktor A2
72,33
75,66
68,66
67,00
70,91b
Rataan
83,99a
84,33a
73,83b
72,33b
78,62
Ket : nilai pada lajur yang sama dengan superscript yang berbeda menunjukkan perbedaan
yang nyata (P<0,05)
Pengaruh Tingkat Naungan Berbeda
dan Kepadatan Populasi Terhadap
Tinggi Tanaman
Hasil
analisis
keragaman
yang diterima daun menentukan kecepatan
menunjukkan bahwa perlakuan tingkat
memiliki luasan daun yang lebih lebar dan
naungan
(P<0,05),
lebih tebal dibandingkan dengan daun
demikian juga hasil analisis keragaman
yang sedikit terkena cahaya matahari.
tingkat
Oguchi, et el., (2005) yang menyatakan
berbeda
kepadatan
memberikan
nyata
tanaman
perbedaan
yang
untuk berfotosintesis, dimana daun yang
terkena
sorgum
nyata
sinar
intensitas
matahari
cahaya
(P<0,05) (Tabel 2). Interaksi antara kedua
mengakibatkan
tanaman menghasilkan perbedaan yang
ketebalan daun.
tidak nyata. Hasil uji lanjut dengan Tukey
Cahaya
dengan
rendah
pengurangan
matahari
baik
akan
tingkat
merupakan
Simultaneous Test menunjukkan perlakuan
sumber energi utama untuk melakukan
kepadatan B1 berbeda nyata (P<0,05)
proses fotosintesis. Hasil fotosintesis akan
terhadap tinggi tanaman dibandingkan
ditranslokasikan
dengan perlakuan B3 dan B4. Hasil uji
tanaman yang selanjutnya energi hasil
Tukey Simultaneous Test menunjukkan
fotosintesis tersebut akan dipergunakan
perlakuan tingkat kepadatan B2 berbeda
tanaman untuk pertumbuhan daun dan
nyata (P<0,05) terhadap tinggi tanaman
batang sehingga dapat tanaman tumbuh
dibandingkan dengan perlakuan B3 dan
secara optimal.
B4.
keseluruh
jaringan
Perbedaan naungan mempengaruhi
Intensitas
merupakan
faktor
cahaya
pembatas
rendah
intensitas
cahaya,
dan
suhu
udara,
bagi
sehingga intensitas cahaya yang diterima
produktivitas tanaman. Intensitas cahaya
oleh tanaman berbeda dan mempengaruhi
141
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
ISSN 0852 -2626
proses fotosintesis dari tanaman. Asadi, et
koefisien determinasi 91.6% variabel x
al., (1997) intensitas cahaya matahari
menentukan kenaikan variabel y.
mempengaruhi berbagai proses dalam
Kepadatan tanaman juga berkaitan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
erat dengan jumlah cahaya matahari yang
diantaranya
dapat
adalah
transpirasi
dan
diserap oleh tanaman, dimana
terutama adalah fotosintesis.
tanaman yang mendapat cahaya matahari
Korelasi Kepadatan Tanaman Dengan
lebih akan bertumbuh lebih baik daripada
Jumlah Daun
tanaman
yang
ternaungi.
Sudaryono
Gambar 1 menunjukkan hubungan
(1996) yang menyatakan bahwa untuk
linear antara kepadatan tanaman dengan
pengembangan sorgum salah satu hal yang
jumlah daun. Jumlah daun kepadatan 6 dan
harus diperhatikan adalah tempat tanam
8 tanaman berbeda selisih sedikit yaitu 70
sorgum.
dan76
helai
kepadatan
daun,
10
sedangkan
tanaman
pada
Kepadatan tanaman juga berkaitan
mengalami
erat dengan jumlah cahaya matahari yang
kenaikan yang signifikan yaitu 120 helai
dapat
daun
tanaman yang mendapat cahaya matahari
Kepadatan tanaman mempengaruhi
diserap oleh tanaman, dimana
lebih akan bertumbuh lebih baik daripada
grafik kenaikan jumlah daun, yang dapat
tanaman yang ternaungi.
dilihat koefisien korelaasi R2= 0.916, atau
Pertumbuhan Daun Minggu Pertama
140
Jumlah Daun
120
120
R² = 0.916
100
80
70
60
Pertumbuhan
Daun Minggu
Pertama
76
44
40
20
0
4
6
8
Kepadatan Tanaman
10
Gambar 1. Korelasi Kepadatan Tanaman Dengan Jumlah Daun Pada
Perlakuan Tanpa Naungan Umur 1 Minggu
142
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
Sudaryono
yang
penurunan yaitu 91. Hal ini kemungkinan
menyatakan bahwa untuk pengembangan
disebabkan pada kepadatan populasi 10
sorgum
harus
tanaman terjadi kompetisi unsur hara dan
diperhatikan adalah tempat tanam sorgum.
cahaya yang sangat kuat. Sirait (2008)
Di tempat intensitas cahaya matahari yang
tekanan cahaya bisa menimbulkan respon
cukup
fisiologis
salah
(1996)
ISSN 0852 -2626
satu
hal
tanaman dapat
yang
melangsungkan
terutama
dalam
aktivitas
proses fotosintesis dengan baik untuk
fotosintesis maupun respon morfologis
proses pertumbuhan. Namun jika pada
seperti berubahnya ukuran daun dan tinggi
kondisi
tanaman. Intensitas cahaya dan lama
tempat
yang
ternaung
akan
mengakibatkan daun lebih tipis. Hal ini
penyinaran
menjadi
sependapat dengan Oguchi, et el., (2005)
untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman
yang menyatakan intensitas cahaya rendah
sorgum merupakan tipe tanaman C-4,
akan mengakibatkan pengurangan tingkat
dimana tanaman dengan tipe ini lebih suka
ketebalan daun.
terhadap
penyinaran
faktor
penunjang
matahari.
Tipe
tanaman C-4 memiliki sel seludang berkas
Korelasi Kepadatan Tanaman Dengan
Jumlah Daun Perlakuan Ternaungi
Umur 1 Minggu
Pada gambar 2 menunjukkan
yang lebih tebal dibandingkan sel seludang
berkas tanaman C-3 sehingga lebih banyak
mengandung kloroplas, mitokondria, dan
hubungan linear antara kepadatan tanaman
organel lain yang berperan sangat penting
dengan jumlah daun. Pada kepadatan 10
jumlah
Jumlah Daun
tanaman
120
100
80
60
40
20
0
daun
dalam proses fotosintesis (Salisbury dan
mengalami
Ross, 1995).
Pertumbuhan Daun Minggu Pertama
96
91
Pertumbuhan
Daun Minggu
Pertama
72
53
4
R² = 0.825
6
8
Kepadatan Tanaman
10
Linear
(Pertumbuhan
Daun Minggu
Pertama)
Gambar 2. Korelasi Kepadatan Tanaman Dengan Jumlah Daun Perlakuan
Ternaungi Umur 1 Minggu
143
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
Intensitas
penyinaran
cahaya
menjadi
dan
faktor
ISSN 0852 -2626
lama
dengan jumlah daun. Dalam kepadatan 10
penunjang
tanaman memiliki presentase jumlah daun
untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman
terbanyak yaitu 194 helai daun.
sorgum merupakan tipe tanaman C-4,
Dari hasil di atas dapat dilihat
dimana tanaman dengan tipe ini lebih suka
hubungan kepadatan tanaman dengan
terhadap
jumlah
penyinaran
matahari.
Tipe
daun
koefisien
koefisien
korelasi
determinasi
R2=
tanaman C-4 memiliki sel seludang berkas
0.94,atau
94%
yang lebih tebal dibandingkan sel seludang
variabel x berpengaruh terhadap kenaikan
berkas tanaman C-3 sehingga lebih banyak
variabel y.
mengandung kloroplas, mitokondria, dan
Pertumbuhan dan perkembangan
organel lain yang berperan sangat penting
tanaman berkaitan dengan luas daun,
dalam proses fotosintesis (Salisbury dan
dimana daun merupakan tempat terjadinya
Ross, 1995).
proses fotosintesis. Daun yang memiliki
luasan yang lebih akan semakin baik
Korelasi Kepadatan Tanaman Dengan
Jumlah
Daun
Perlakuan
Tanpa
Naungan Umur 4 Minggu
dalam
menangkap
cahaya
matahari,
sehingga menghasilkan yang lebih baik.
Pearce, et al., (1987) luas daun tanaman
Pada
hubungan
gambar
linear
Jumlah Daun
250
3
menunjukkan
kepadatan
menentukan untuk proses fotosintesis.
tanaman
Pertumbuhan Daun Minggu Keempat
R² = 0.94
200
194
172
150
Pertumbuhan
Daun Minggu
Keempat
147
100
89
50
0
4
6
8
Kepadatan Tanaman
10
Gambar 3. Korelasi Kepadatan Tanaman Dengan Jumlah Daun Pada
Perlakuan Tanpa Naungan Umur 4 Minggu
144
Linear
(Pertumbuhan
Daun Minggu
Keempat)
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
Selain proses fotosintesis faktor
daun
akibat
ISSN 0852 -2626
intensitas
cahaya
yang
lain yang mempengaruhi pertumbuhan
terbatas. Sirait (2008) tekanan cahaya bisa
tanaman adalah kepadatan tanaman.
menimbulkan respon fisiologis terutama
Kepadatan tanaman atau kepadatan
dalam aktivitas fotosintesis maupun respon
populasi dapat diartikan dengan hadirnya
morfologis seperti berubahnya ukuran
suatu individu atau kelompok tanaman lain
daun dan tinggi tanaman.
disekitar
individu
tersebut.
Semakin
Korelasi Kepadatan Tanaman Dengan
Jumlah Daun Perlakuan Ternaungi
Umur 4 Minggu
banyak populasi tanaman semakin tinggi
kompetisi yang terjadi antara tanaman
dalam memenuhi kebutuhan unsur hara
Pada
maupun intensitas cahaya matahari. Pada
hubungan
tanaman dengan populasi yang tinggi
linear
menunjukkan
kepadatan
tanaman
tanaman memiliki presentase jumlah daun
karena terhalang daun yang lain, sehingga
terbanyak yaitu 179 helai daun.
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
Pertumbuhan Daun Minggu Keempat
179
Jumlah Daun
4
dengan jumlah daun. Dalam kepadatan 10
cahaya tidak dapat masuk dengan baik
200
gambar
150
149
Pertumbuhan
Tanaman
Minggu
Keempat
123
100
80
50
0
4
6
8
R² = 0.987
10
Linear
(Pertumbuhan
Tanaman
Minggu
Keempat)
Kepadatan Tanaman
Gambar 4. Korelasi Kepadatan Tanaman Dengan Jumlah Daun Pada
Perlakuan Ternaung Umur 4 Minggu
145
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
Dari hasil di atas dapat dilihat
kosong diantara tanaman sehingga proses
hubungan kepadatan tanaman dengan
jumlah
daun
koefisien
korelasi
ISSN 0852 -2626
fotosintesis berlangsung dengan baik.
R2=
Pada
Gambar
4
menunjukkan
0.987,atau koefisien determinasi 98.7%
keeratan hubungan antara variabel x
variabel x berpengaruh terhadap kenaikan
dengan varibel y 98.7%, yang dapat
variabel y.
diartikan
Produksi
Gambar
jumlah
3
daun
pada
menunjukkan
98.7%
kepadatan
tanaman
menentukan jumlah daun. Pada gambar 4
bahwa
tanaman
bertumbuh
pada
kondisi
pertumbuhan tanaman di tempat yang
ternaungi, dalam kondisi ini tanaman
tidak ternaung lebih baik dibandingkan
ternaung fokuskan pembentukan daun
dengan tempat ternaungi Gambar 4. Hal
untuk
ini disebabkan peranan cahaya dalam
menangkap cahaya sebanyak mungkin
metabolisme tanaman terhambat
untuk
tempat
yang
proses
sehingga
fotosintesis.
Hal
bisa
ini
sehingga
sependapat dengan Sirait, et al., (2007)
Menurunnya
yang menyatakan tanaman pada kondisi
produksi juga diakibatkan oleh intensitas
ternaung fokuskan untuk pembentukan
cahaya yang diterima tanaman rendah
tajuk daun khususnya porsi daun dengan
sehingga jumlah cahaya yang diterima
tujuan
oleh setiap luasan permukaandaun rendah.
cahaya.
menurunkan
Hal
ini
ternaung
pada
beradaptasi
produksi.
mengakibatkan
fotosintesis,
sehingga
memaksimalkan
penangkapan
terganggunya
menyebabkan
KESIMPULAN
menurunnya laju metabolisme dan sintesis
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
karbohidrat (Sopandie, et al., 2003)
disimpulkan :
Jarak tanam menentukan kepadatan
1. Naungan
populasi, semakin rapat jarak tanam maka
pertumbuhan tinggi tanaman dan
semakin tinggi juga kepadatan populasi.
mengurangi jumlah daun.
Jika jarak tanaman terlalu rapat atau
populasi
terlalu
mempengaruhi
tinggi
ini
bertambahnya
2. Pada lingkungan cahaya terbatas
akan
tanaman
jumlah
menangkap
beradaptasi
proses fotosintesis.
proses fotosintesis kerena kompetisi antar
dalam
ternaungi
memenuhi kebutuhan cahaya untuk
kanopi daun. Hal iniakan mempengaruhi
individu
menghambat
cahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Sebaliknya menurut Sugito (1999) jika
jarak tanaman renggang banyak ruang
146
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
ISSN 0852 -2626
Asadi, D., M. Arsyad, H. Zahara dan
Darmijati.
1997.
Pemuliaan
kedelai untuk toleran naungan
dan tumpangsari. Bul. Agrobio. 1:
15–20.
Tingkat Naungan. Skripsi. Program
Studi
Agroteknologi
Jurusan
Budidaya
Pertanian
Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin
Makassar. 76 Hal.
Boreel, S., Scott, P., Martin, H., Wearing,
A., & Maclean, D. (2005).
Molecular
characterisation,
pathogenesis
and
fungicide
sensitivity of spp. from table beet
(var.) grown in the Lockyer
Valley, Queensland. Australasian
Plant Pathology, 3 (34), 361-368.
Salisburry, F. B. & C. W. Ross. 1995.
Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1.
Bandung:
Institut
Teknologi
Bandung.
Sirait, J. 2008. Luas daun, kandungan
klorofil dan laju pertumbuhan
rumput
pada
naungan
dan
pemupukan yang berbeda. JITV 13
(2) : 109-116
Callan, E. J., C. W. Kennedy. 1995.
Intercropping stokes aster: Effect
of shade on photosynthesis and
plant morphology. Crop Sci. 35:
1110-1115.
Sirappa,
Mahalakshmi, V. and F. R. Bidinger.
2002. Evaluation of stay-green
sorghum germplasm lines at
ICRISAT. Crop Sci. 42: 965-974.
M. P. (2003). Prospek
pengembangan
sorgum
di
Indonesia sebagai komoditas
alternatif untuk pangan, pakan,
dan industri. Jurnal Litbang
Pertanian, 22(4), 133-140.
Siregar, S. B. 1994. Pakan Ternak
Ruminansia. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Oguchi, R. Hirokas, T. Hirose. 2005. Leaf
anatomy as a constrait for
photosynthetic
acclimilation:
differential responses in leaf
anatomy to icreasing growth
irradiance among three deciduous
trees. Plant, Cell & Environtment
28(7) : 916-927
Oliver AL, Grant RJ, Pedersen JF, O’Rear
J. 2004. Comparison of brown
midrib-6 and - 18 forage sorghum
with conventional sorghum and
corn silage in diets of lactating
dairy cows. J. Dairy Sci. 87: 637–
644.
Sirait J. Tarigan. A. Simawihuru K dan
Tunjungan. 2007. Populasi dan
nilai nutrisi enam spesies hijauan
pada tiga taraf naungan. Dataran
tinggi berbahan kering.Proc.
Seminar Nasional Ternologi
Peternakan dan Veteriner 2007.
Sopandie,
D.,
M.A
Chozin,
S.
Sastrosumarjo, T. Juhaeti dan
Sahardi. 2003. Toleransi Padi
Gogo Terhadap naungan. Hayati
10: 71–75.
Pearce, R.B., R.H. Brown and R.E. Blaser.
1987. Photosynthesis in plant
communities as influence by Leaf
angle. Crop sci. 7: 321–324.
Sudaryono. 1996. Prospek sorgum di
Indonesia: Potensi, peluang dan
tantangan
pengembangan
agribisnis. Risalah Simposium
Prospek Tanaman Sorgum untuk
Pengembangan
Agroindustri,
17−18 Januari 1995. Edisi Khusus
Balai Penelitian TanamanKacang-
Reskynawati, K. 2014. Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Kacang Hijau
(Vigna Radiata L.) pada Berbagai
147
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 37 No. 1 : 136- 148 (Januari 2017)
kacangan dan Umbi-umbian No.
4-1996: 25−38.
Sugito,
Y. 1999. Ekologi tanaman.
Fakultas Pertanian. Universitas
Brawijaya Malang. p. 87-99
148
ISSN 0852 -2626
Download