Meningkatkan Minat Masyarakat Terhadap Produk

advertisement
LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
Meningkatkan Minat Masyarakat Terhadap Produk
Kuliner Tradisional Jakarta
TIM PENELITI
KETUA
Siti Marti’ah, S.Pd., M,Pd
0313017887
ANGGOTA 1
Taufik , M.Hum
0316117201
ANGGOTA 2
Khoirul Umam SE. M.I.Kom
0328127706
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA
Agustus, 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian: Meningkatkan Minat Masyarakat pada Produk Makanan
Tradisional Jakarta
Objek Penelitian
: Produk Kuliner Tradisional
Jakarta
1. Ketua Tim Pengusul
a. Nama
: Siti Marti’ah, S.Pd.,M.Pd
b. NIP
: 0313017887
c. Jabatan/Golongan
: Asisten Ahli
d. Prodi/Fakultas
: Teknik Informatika /FTMIPA
e. Perguruan Tinggi
: UNINDRA PGRI
f. Bidang Keahlian
: Kewirausahaan
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail
: Jl. Nangka No. 58C Jagakarsa –
Jakarta Selatan 12530 , Telp. 0217818718,
[email protected]
h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail
: Jl Bulak Timur Rt 03 Rw 09 No 1
Cipayung, Kec Cipayung, Depok
16437, Jawa barat
i. Telaphone /Email
: 0812-8788-9978 / 021- 83233789
[email protected]
2. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota
: 2 (satu) orang
b. Nama Anggota I/bidang keahlian
: Taufik. M.Hum /Sejarah
c. Nama Anggota I/bidang keahlian
: Khoirul Umam, SE., M.I.Kom
3. Lokasi Penelitian
: Jakarta
4. Luaran yang dihasilkan
: Artikel
5. Jangka waktu Pelaksanaan
: 6 bulan
6. Biaya Total
- Perguruan Tinggi / Mandiri
: Rp. 2.200.000,-
- Sumber lain (sebutkan ….)
:
Jakarta, September 2013
Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Informatika
Ketua Tim Pengusul
Siti Marti’ah, S.Pd.,M.Pd
NIDN : 0313017887
Adhi Susano, M.Kom
NIK/NIDN : 0304037701
Menyetujui,
Kepala Pusat Penelitian bidang MIPA
Universitas Indraprasta PGRI
Budi Mulyono, M.Pd
NIK : 97290461017
ABSTRAK
Keadaan lingkungan dan sejarah suatu daerah sangat mempengaruhi nilai- nilai
yang berkembang didarah tersebut. Salah satu yang menjadi ciri spesifik sebuah
klompok manusia adalah makanan. Penelelitian ini bertujuan untuk 1).
Mengidentifikasi minat masyarakat terhadap produk kuliner tradisional Jakarta
pada usia remaja dan usia dewasa. 2). Mengidentifikasikan kendala dalam
pengembangan produk kuliner tradisional Jakarta baik dalam aspek rasa, bentuk
maupun akses kemudahan dalam mendapatkan produk kuliner tradisional
khuusnya makanan Jakarta.
Dalam melakukan penelitian ini, populasi penelitian adalah masyarakat di Jakarta
Timur dengan dua kategori remaja 12 – 21 dan dewasa 22 – 35 tahun. Dengan
jumlah sample 30 responden dan dengan chi-square test serta metode distribusi
frekuensi didapatkan hasil bahwa makanan tradisional memiliki peluang
pengembangan yang cukup baik, mengingat makanan tradisional memiliki nilai
budaya, kepercayaan dan kenangan yang cukup tinggi serta nilai eksplorasi.
Selain itu faktor komposisi bahan dan komposisi bumbu pelengkap, warna
makana dan disain makanan, kesesuaian harga dengan kemampuan konsumen,
kemudahan untuk mendapatkan makanan, citra makanan tradisional yang
berkaitan dengan status sosial dan status ekonomi serta waktu dalam memproses
makanan dan kebersihan juga menjadi perhatian para penikmat makanan
Key word : Makanan tradisional, minat, kuliner
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Keadaan lingkungan dan sejarah suatu daerah sangat mempengaruhi nilainilai yang berkembang didaerah tersebut. Salah satu yang menjadi ciri spesifik
sebuah kelompok manusia adalah makanan. Art culinary merupakan salah satu
bagian dari budaya, culinary mengacu pada kekayaan varietas makanan
tradisional, makanan, makanan kecil/ snack dan minuman yang mengacu pada
identitas regional dan klompok etnik tertentu (Koentjaraningrat, 1996; 103)
Proceeding of the Internatioal Conference on Tourism and Heritage Management
(ICCT 1996), Yokjakarta, Indonesia. Terdapat banyak keragaman makanan yang
dikonsumsi sebagai akibat berbedanya lingkungan dimana klompok tersebut
tinggal, keragaman tersebut menyangkut bahan dasar yang tersedia, proses dalam
pengolahan makanan hingga pola dan cara dalam mengonsumsi makanan tersebut
Kuliner lokal sering kali dikaitkan dengan dua deskriptor dalam pertanian
berkelanjutan yaitu ramah lingkungan dan mendukung ekonomi lokal (Saleh,
2012) dengan demikian diharapkan dengan meningkatnya minat masyarakat
terhadap kuliner tradisional yang merupakan identitas dari suatu daerah dan
menggunakan bahan – bahan dasar serta bahan - bahan pendukung yang tersedia
di alam dan ramah lingkungan dapat mendukung perekonomian masyarakat lokal
melalui terbukanya kesempatan usaha.
Secara epistimologi Budaya Jakarta merupakan sebuah budaya campuran
atau budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota
Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku
yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis.
Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari
budaya asing, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis. Dengan
keragaman budaya yang akhirnya saling berakulturasi tersebut mempengaruhi
produk – produk kuliner tradisional yang terdapat di Jakarta.
Secara umum produk kuliner di Jakarta dikategorikan kedalam dua bagian
besar yaitu makanan utama (main course) yang merupakan hidangan pokok dari
suatu susunan menu lengkap yang dihidangkan makan pagi, makan siang atau
makan malam, ukuran porsinya lebih besar seperti soto betawi, karedok, gado –
gado, ayam sampyol yang biasanya disajikan sebagai pendamping nasi dan nasi
uduk. Kategori kedua adalah makanan ringan atau kudapan (snack) yang
merupaakan istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu utama (makan
pagi, makan siang atau makan malam) seperti kerak telor, kue ape, roti buaya,
dodol betawi, bir pletok, kembang goyang, kue akar kelape, kue pancong dan kue
rangi. Makanan yang dianggap makanan ringan adalah sesuatu yang dimaksudkan
untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu, memberi sedikit
pasokan tenaga ke tubuh, atau sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya
(wikipedia)
Saat ini perkembangan masyarakat dengan konsep modernisasi yang
akhirnya mendorong minat masyarakat untuk mengkonsumsi western food
sehingga konsekuensinya adalah makin tergusurnya makanan tradisional. Dalam
arus modernisasi, budaya terutama untuk
masyarakat minoritas sering
dipinggirkan dan dianggap remeh oleh beberapa pihak. (Sulaiman dan Saleh,
2010). Menurut hasil survey psikografis Loewe Indonesia (Palupi dalam Gardjito;
2003) makanan tradisional hanya menyentuh 20,1% dari masyarakat konsumen
Indonesia. Mereka adalah yang tinggal di desa, tidak punya banyak keinginan,
sederhana dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Untuk dapat diminati kelompok
konsumen yang mapan, percaya diri dan berkarakter kuat serta kelompok
konsumen realistis yang merupakan 28,7 % dari seluruh masyarakat konsumen
Indonesia harus dilakukan upaya maksimal.
Kekhawatiran akan mulai hilangnya makanan tradisional yang merupakan
identitas sebuah daerah dan dalam hal ini ada daerah Jakarta, maka perlu kembali
dipertimbangkan bagaimana membangun sebuah produk makanan tradisional agar
dapat bersaing dengan produk kuliner modern. Oleh sebab itu penilis memandang
perlu untuk meneliti bagaimana meningkatkan minat masyarakat terhadap produk
kuliner tradisional khususnya kota Jakarta.
I.2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut
1. Bagaimana pola perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi makanan
karena dikhawatirkan semakin banyaknya western food dapat semakin
mendistorsi eksistensi kuliner tradisional.
2. Bagaimana minat masyarakat terhadap kuliner tradisional yang merupakan
sebuah identitas sebuah daerah dan memiliki entitas budaya, sehingga
dengan hilangnya makanan tradisional ditakutkan hilang juga entitas
budaya di daerah tersebut.
3. Apa kendala dalam pengembangan produk kuliner tradisional Jakarta.
I.3. Manfaat
Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat teridentifikasi minat
masyarakat terhadap kuliner tradisional dan kendala dalam pengembangannya,
sehingga dapat memberikan masukan bagi masyarakat, usahawan maupun
pemerintah dalam usaha pengembangan produk kuliner tradisional. Dan dengan
berkembangannya produk kuliner Jakarta diharapkan semakin dikenalnya budaya
Jakarta.
I.4 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian terdapat 3 kategori pembatasan yaitu :
1. Variabel yang diteliti. Variabel yang diteliti adalah produk kuliner
tradisional Jakarta yang bibagi menjadi 2 kategori yaitu makanan
utama dan makanan ringan. Dan makanan utama yang akan diteliti
adalah nasi uduk, gado – gado dan karedok, karena ketiga makanan
tersebut biasa dihidangkan dengan nasi putih atau lotong. Sedangan
makanan ringan yang akan diteliti adalah kue pancong, kue ape dan
dodol betawi karena ketiga makanan tersebut dianggap mulai jarang
ditemui.
2. Lokasi penelitian. Tempat penelitian adalah di Jakarta, hal ini
3. Data yang diolah adalah data hasil penelitian pada bulan april – mei
2013.
I.5. Tujuan dan Sasaran
Dalam upaya memecahkan masalah di atas, maka di tentukan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi minat masyarakat terhadap produk kuliner tradisional
Jakarta pada usia remaja dan usia dewasa.
2. Teridentifikasikannya kendala dalam pengembangan produk kuliner
tradisional Jakarta baik dalam aspek rasa, bentuk maupun akses
kemudahan dalam mendapatkan produk kuliner tradisional Jakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengembangan Produk
Berbicara produk merupakan bagian utama dari keseluruhan variabel di
bidang pemasaran. Pada dasarnya pemasaran selalu dimulai dengan suatu produk.
Dibutuhkan produk yang hebat, produk yang diinginkan oleh para konsumen dan
merekapun bersedia membayar untuk mendapatkan produk itu (Sexton, 2006; 3).
Produk merupakan sesutu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi dan dapat
memenuhi kebutuhan (Kotler 2007; 79).
Dalam perkembangnnya, saat kebutuhan konsumen terhadap produk
semakin meningkat maka produsen semakin berlomba – lomba untuk dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan mempersiapkan produk
yang layak untuk di tawarkan. Dan produk bukan hanya sebatas produk berupa
fisik saja, produk merupakan seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak
berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik perusahaan
maupun nama baik toko pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan
keinginannya ( W.J Stanton dalam Alma, 2010; 139). Memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen merupakan salah satu orientasi dalam penciptaan sebuah
produk. Produk merupakan sebuah nilai dan kepuasan yang dapat diberikan oleh
perusahaan kepada konsumen potensialnya (McCarthy dan Perreauld, 2008; 218)
Produk dapat dikembangkan dengan memahami konsep produk tolal yang
meliputi barang, kemasan, merek, lebel, pelayanan dan jaminan dan
sebuah
produk akan memiliki keunggulan kompetitif jika produk tersebut menawarkan
atribut – atribut determinan (yang dinilai penting dan unik oleh pelanggan).
(Tjiptono, 2008; 103).
Dari pernyataan – pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa secara
mendasar pengembangan produk baik itu produk yang berupa barang ataupun
berupa layanan maupun layanan yang mengikuti produk akan berhasil jika
perusahaan menfokuskan pada menciptakan sebuah produk/jasa yang sesuai
dengan apa yang diinginkan target pasar, dan bagaimana mencipta dan
mengembangkan nilai dari produk/ jasa tersebut sebagai usaha meningkatkan
keunggulan kompetitif
II.2. Kaitan Budaya dan Kuliner
Kuliner merupakan sebuah istilah baru dari kata makanan dan
berhubungan erat juga dengan kata masakan dan dapur. Sebelumnya, masyarakat
lebih mengenalnya dengan istilah “Jajanan Tradisional”, “Makanan Tradisional”
ataupun “Hidangan Tradisional”. Pengenalan budaya suatu daerah tidak akan
pernah terlepas dari segi kuliner tradisional yang menjadi suguhan khas suatu
daerah. Manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya
sehingga manusia berusaha memenuhi kebutuhannya dengan apa yang tersedia di
lingkungannya. Lingkungan dimana mereka tumbuh dan berkembang akan
mempengaruhi nilai – nilai budaya yang dipengang. Tylor dalam Usunier dan Lee
(2005; 6) mendeskripsikan sebuah budaya adalah sesuatu yang sangat kompleks
dan saling berhubungan antara pengetahuan, nilai- nilai keyakinan, seni, hukum,
tata krama, moral dan kemampuan serta kebiasaan yang dilakukan oleh manusia
sebagai bagian dari masyarakat. Empat elemen budaya meliputi bahasa, institusi,
material produk dan simbolik material.
Manusia disebut sebagai makhluk sosial yaitu dimana manusia tidak dapat
hidup sendiri melainkan hidup berdampingan antara individu satu dengan individu
yang lain, hal ini yang menyebabkan manusia selalu hidup dalam klompok.
Kelompok tersebut berdiam di tempat yang berbeda – beda, dengan lingkungan
yang berbeda akan membentuk sebuah pola yang spesifik dan mencirikan atau
menjadi identitas dari klompok tersebut.
Salah satu yang menjadi ciri spesifik sebuah kelompok manusia adalah
makanan. Art culinary merupakan salah satu bagian dari budaya, culinary
mengacu pada kekayaan varietas makanan tradisional, makanan, makanan kecil/
snack dan minuman yang mengacu pada identitas regioanl dan kelompok etnik
tertentu (Koentjaraningrat, 1996; 103) Proceeding of the Internatioal Conference
on Tourism and Heritage Management (ICCT 1996), Yokjakarta, Indonesia.
Terdapat banyak keragaman makanan yang dikonsumsi sebagai akibat berbedanya
lingkungan dimana kolompok tersebut tinggal, keragaman tersebut menyangkut
bahan dasar yang tersedia, proses dalam pengolahan makanan hingga pola dan
cara dalam mengonsumsi makanan tersebut..
Bahan dasar yang tersedia di sebuah wilayah akan sangat menentukan
makanan yang dan variasi makanan di tempat tersebut. Qualitas irigasi, ketinggian
dari permukaan laut, kondisi tanah, waktu tanam, skema rotasi tanaman,
penggunaan pupuk, preferensi konsumen lokal dan kemampuan tenaga kerja
sangat berbeda antara Jawa dan daerah lainnya ( Eng, 1996; 84-85). Sebagai
contoh di Flores dengan karakter iklim dan tanahnya maka pola pertanian yang
dikembangkan adalah berladang dengan jagung dan sorgun sebagai hasil
utamanya, sedangkan suku Bugis dan Makasar yang tinggal di daerah pantai dan
mata pencahariannya adalah mencari ikan, oleh sebab itu banyak sekali variasi
masakan dengan bahan dasar ikan yang dihasilkan dari suku Bugis dan Makasar.
Dan di Irian, Ambon dan Timor dimana banyak terdapat pohon sagu maka
masyarakat disana mengolah sagu sebagai bahan makanan baik menjadi bubur
ataupun roti.
Peranan makanan dalam budaya merupakan kegiatan ekspresif yang
memperkuat kembali hubungan – hubungan dengan kehidupan sosial,
kepercayaan, ekonomi, teknologi dan berbagai dampaknya. Kebiasaan makan atau
pola makan bukan hanya bersifat biologis dan fisiologis, tetapi lebih jauh bahwa
pola makan memainkan peranan penting dan mendasar terhadap ciri – ciri dan
hakekat budaya makan.
Indonesia memiliki lebih dari 17.100 pulau yang diantaranya sebanyak
6.000 telah berpenghuni serta 300 ragam suku dan etnis (Kemenpar), hal ini
memcerminkan keragaman budaya dan tradisi yang diikuti dengan keragaman
makanan tradisional. Secara umum seluruh masakan Indonesia kaya dengan
bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas,
jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren yang banyak terdapat di Indonesia dan
dengan diikuti penggunaan teknik memasak menurut bahan dan tradisi adat
bahkan terdapat beberapa pengaruh dari budaya asing.
Selain untuk penyebaran agama Indonesia berinteraksi dengan dunia asing
melalui perdagangan. Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat
lokasi yang strategi dan kekayaan sumber daya alamnya termasuk didalamnya
adalah kekayaan rempah – rempah yang dimiliki oleh tanah Indonesia dari situlah
masyarakat di Indonesia mulai berinteraksi dengan budaya yang dibawa oleh
orang asing. Menurut para ahli purbakala Indonesia, kerajaan – kerajaan yang
disebut pada tulisan – tulisan pada batu – batu prasasti merupakan kerajaan
Indonesia asli yang hidup makmur berdasarkan perdagangan dengan negara –
negara India Selatan pada abad ke -4 (Koentjaraningrat, 1985; 21). Lalu pada abad
ke -13 pedagang Persi atau Gujarat mulai masuk ke Indonesia. Budaya dan agama
Islam yang dibawa oleh pedagang Persi atau Gujarat sangat berpengaruh pada
daerah Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra Barat dan Pantai Kalimantan
(Koentjaraningrat, 1985; 21).
Sejarah perdagangan Indonesia berlanjut sampai kedatangan bangsa
Portugis pada awal abad ke -15 kemudian disusul dengan kedatangan bangsa
Spanyol ke tanah Maluku dan kedatangan bangsa Belanda pada akhir abad ke -15
di Banten.
Budaya China juga sangat lekat dalam budaya Indonesia. Bukan hanya
untuk berdagang, pada abad ke- 19 orang China datang sebagai pekerja tambang
di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bangka dan kebudayaan China sudah
berakulturasi sangat baik dengan budaya lokal di wilayah lain seperti di Jawa
Timur dan Jawa Tengah (Koentjaraningrat, 1985; 21).
Seni kuliner di Indonesia mempunyai bebarapa keragaman. Secara umum
seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak
Polinesia dan Melanesia sedangkan masakan Sumatera, seringkali menampilkan
pengaruh Timur Tengah dan India, seperti penggunaan bumbu kari serta
penggunaan daging yang biasanya menggunakan daging kambing. Lumpia di
Semarang, Siomay di Bandung, Cap Jahek di Jawa tengah dan Yokjakarta serta
mie dan bakso telah merupakan serapan unsur budaya masakan China
Berkaitan dengan cara makan, makanan Indonesia umumnya dimakan
dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok pada tangan kanan dan garpu
pada tangan kiri meskipun demikian di berbagai tempat seperti Jawa Barat dan
Sumatra Barat juga lazim didapati makan langsung dengan tangan telanjang.
Selain menggunakan sendok, garpu dan tangan terdapat beberapa makanan yang
lazim menggunaan sumpit. Sumpit biasa digunakan untuk masakan China yang
telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia.
Sedangkan sebagai
alas
makan
umumnya
masyarakat
Indonesia
menggunakan piring. Daun biasa digunakan alas makanan di Jawa Tengah dan
Yokjakarta atau biasa disebut pincukan. Pincukan biasa digunakan sebagai alas
makanan pecel, gudeg, jenang, grontol atau nasi jagung. Sedangkan di Bali piring
yang terbuat dari rajutan rotan biasa digunakan sebagai alas makanan.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, faktual
dan akurat dengan membuat angket kepada responden yang akan menjawab
pernyataan-pernyataan tentang minat terhadap makanan tradisional
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah desain asosiatif, yakni suatu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel sehingga dapat juga
dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya
bersifat diskrit. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang
dapat berfungsi menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
3.2. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data diperoleh dan dikumpulkan sendiri oleh peneliti
secara langsung dengan menyebarkan kuestioner kepada masyarakat di Jakarta
Timur dengan dua kategori remaja 12 – 21 dan dewasa 22 – 35 tahun.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti bukan dari cara peneliti sendiri
tetapi dikumpulkan oleh orang lain brosur, internet, dan dari riset kepustakaan
yang dimaksud untuk mendapatkan informasi penting lainnya, dasar pengaturan,
serta dasar teori agar diperoleh kerangka pikir dan pemecahan secara teoritis
terhadap apa yang diteliti.
3.3. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam melakukan penelitian ini,
populasi penelitian adalah masyarakat di Jakarta Timur dengan dua kategori
remaja 12 – 21 dan dewasa 22 – 35 tahun.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian atau yang
dijadikan responden. Responden berjumlah 30 orang dengan asumsi dengan
sample 30 responden sedah membentuk sebuah distribusi normal.
3.4. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Merupakan metode pengumpulan data dalam bentuk pernyataan secara tertulis
kepada responden.
2. Observasi
Suatu metode yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung di
tempat penelitian . Hal ini diharapkan agar mendapatkan gambaran nyata objek
penelitian
3. Studi Pustaka
Metode yang dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen dan referensi
yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan.
3.5. Teknik Analisis Data
Penelitian menggunakan chi-square untuk uji signifikasi hipotesis komparatif dua
sample independent dan dengan data yang bersifat ordinal.
Untuk memudahkan penghitungan dalam pengujian hipotesis, maka data hasil
pengamatan perlu disusun kedalam table kontingensi 2 x 2 sebagai berikut :
Klompok
X
Y
Jumlah
I
A
B
A+B
II
C
D
C+D
Jumlah
A+C
B+D
n
Keterangan :
Klompok I
: Sample 1
Klompok II
: Sample 2
Rumus dasar yang digunakan untuk menguji Fisher adalah sebagai berikut,
1
n(AD  BC  n) 2
2
2 
( A  B)( A  C )( B  D)(C  D)
Selain itu pebelitian juga menggunakan teknik distribusi frekuensi untuk
mendiskripsikan profil responden.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Profile Responden
Secara keseluruhan responden diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu
remaja 12 – 21 dan dewasa 22 – 35 tahun. Dari 30 responden distribusi jumlah
responden dari masing – masing kategori dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.1 Jumlah responden per kategori
Kategori
Jumlah responden
12 – 21 tahun
18
22 – 35 tahun
12
Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden dalam kategori remaja
adalah 18 orang dan dalam kategori dewasa adalah 12 orang. Tabel berikut adalah
profile responden bedasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.2 Jenis kelamin responden per kategori
Kategori
Laki - laki
Perempuan
12 – 21 tahun
10
8
22 – 35 tahun
5
7
4.2 Chi-Sqare Test Dari Masing – Masing Kategori Pertanyaan
Berdasarkan kuestioner yang disebarkan, terpetakan jumlah responden
yang menyukai makanan tradisional dan yang kurang menyukai makanan
tradisional. Dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho
: Tidak terdapat perbedaan minat terhadap makanan tradisional antara usia
remaja dan usia dewasa.
Ha
: Terdapat perbedaan minat terhadap makanan tradisional antara usia
remaja dan usia dewasa
Hasil jawaban responden dapat dilihat dari tabel berikut,
Tabel 4.3 Minat responden terhadap makanan tardisional
Kelompok
Ya
Tidak
Jumlah
12 – 21 tahun
7
11
18
22 – 35 tahun
10
2
12
Jumlah
17
13
30
Dengan menggunakan rumus fisher nilai p dapat dihitung
1
30(96  30) 2
2
2 
(18)(17)(14)(12)
2 
196830
= 3,83
51408
Dengan taraf kesalahan 5% dan dk, maka nilai χ² table = 3,841 dan
dengan taraf kesalahan 1 % nilai χ² table = 6,631. Ternyata nilai χ² table baik
dengan taraf kesalahan 5% maupun 1% lebih besar dari nilai χ² hitung, dengan
demikian ho diterima dan ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “tidak
terdapat perbedaan minat terhadap makanan tradisional antara usia remaja dan
usia dewasa”
1.
Untuk kategori pertanyaan ada nilai budaya dan kepercayaan dalam makanan.
Tabel 4.4 Jawaban dalam kategori nilai budaya dan kepercayaan
Kelompok
Ya
Tidak
Jumlah
12 – 21 tahun
10
8
18
22 – 35 tahun
10
2
12
Jumlah
20
10
Dengan demikian dapat dilihat bahwa 56 % responden dalam kategori
remaja memilih makanan karena ada nilai budaya dan kepercayaan didalamnya,
dan 83% responden dalam kategori dewasa juga mengatakan hal yang sama.
Secara keseluruhan 67% responden atau mayoritas responden memilih makanan
karena ada nilai budaya dan kepercayaan.
1.
Ada sebuah memori dalam makanan
Tabel 4.5 Jawaban dalam kategori memori
Kelompok
Ya
Tidak
Jumlah
12 – 21 tahun
16
2
18
22 – 35 tahun
11
1
12
Jumlah
27
3
Dari table diatas terlihat bahwa 89 % responden dalam kategori remaja
memilih makanan karena terdapat nilai kenangan didalamnya, dan 92% responden
dalam kategori dewasa juga mengatakan hal yang sama. Secara keseluruhan 90%
responden atau mayoritas responden memilih makanan karena adanya nilai
kenangan.
2.
Ada keinginan untuk bereksplorasi
Tabel 4.6 Jawaban dalam kategori eksplorasi
Kelompok
Ya
Tidak
Jumlah
12 – 21 tahun
15
3
18
22 – 35 tahun
4
8
12
Jumlah
19
11
Dari tabel diatas terlihat bahwa 83 % responden dalam kategori remaja
memilih makanan karena ingin bereksplorasi dengan makanan tersebut atau
dengan kata lain mencari hal yang baru melalui makanan tersebut, dan sebaliknya
67% responden dalam kategori dewasa tidak setuju dengan pernyataan tersebut,
reponden dengan kategori dewasa kurang menyukai eksporasi melalui dalam
makanan. Secara keseluruhan mayoritas responden setuju bahwa mereka mencari
sesuatu yang baru melalui makanan, hal ini dinyatakan oleh 63% dari responden
keseluruhan.
3.
Pertanyaan “Hal yang menarik minat responden terhadap makanan”
Terdapat enam indikator yang ditanyakan dalam kuestioner yait rasa,
tampilan, harga, distribusi , image dan penyajian. Hasil yang didapat adalah,
a.
Kategori Remaja
Tabel 4.7 Rasa, tampilan, harga, distribusi , image dan penyajian (remaja)
Jawaban
Rasa
Tampilan Harga
Distribusi Image
Penyajian
Ya
18
12
8
5
8
12
0
6
10
13
10
6
Tidak
Dari table diatas 100% responden dalam kategori remaja menyatakan
bahwa rasa adalah hal yang penting dalam memilih makanan, karena rasa dapat
meningkatkan minat konsumen untuk mengkonsumsi sebuah makanan. Dan untuk
Tampilan mayoritas responden setuju bahwa warna makana dan disain makanan
merupakan hal yang penting dan dapat meningkatkan keinginan untuk
mengkonsumsi sebuah makanan.
Sedangkan indikator harga hanya 33% responden yang menganggap
penting sisanya 66% tidak terlalu mempermasalahakan harga saat mereka ingin
mengkonsumsi sebuah makanan. Hal serupa juga terjadi pada indikator distribusi,
hanya 28% yang menganggap kemudahan untuk mendapatkan makanan adalah
hal yang dapat memotivsi mereka dalam mengkonsumsi makanan, 72% responden
tidak terlalu perduli dengan indikator distribusi tersebut.
56% responden dalam kategori remaja tidak terlalu mengindahkan image
suatu makanan, hanya 44% yang perduli terhadap image makanan dan termotivasi
untuk mengkonsumsi makanan karena imagenya. Dan yang terakhir indikator
penyajian, 67% responden setuju bahwa waktu dalam memproses makanan dan
kebersihan adalah hal yang perlu diperhatikan saat mereka memutuskan untuk
mengkonsumsi makanan, sisanya sebanyak 33% tidak terlalu mengindahkan
tentang waktu dalam memproses makanan dan kebersihan.
b.
Kategori Dewasa
Tabel 4.8 Rasa, tampilan, harga, distribusi , image dan penyajian (dewasa)
Jawaban
Rasa
Tampilan Harga
Distribusi Image
Penyajian
12
10
12
12
10
12
0
2
0
0
2
0
Ya
Tidak
Sama dengan kategori remaja dari table diatas 100% responden dalam
kategori dewasa menyatakan bahwa rasa adalah hal yang penting dalam memilih
makanan, karena komposisi bahan dan komposisi bumbu pelengkap dapat
meningkatkan minat konsumen untuk mengkonsumsi sebuah makanan. Dan untuk
Tampilan mayoritas responden setuju bahwa warna makana dan disain makanan
merupakan hal yang penting dan dapat meningkatkan keinginan untuk
mengkonsumsi sebuah makanan dan hal ini dinyatakan oleh 83 responden.
Untuk Indikator harga, distribusi dan penyajian 100% responden yang
menganggap penting. Hal ini menyatakan bahwa kesesuaian harga dengan
kemampuan konsumen, kemudahan untuk mendapatkan makanan dan waktu
dalam memproses makanan dan kebersihan adalah hal yang dapat penting bagi
mereka dalam mengkonsumsi makanan.
Dan untuk indikator image, 83% responden dalam kategori dewasa tidak
menyatakan bahwa citra makanan yang berkaitan dengan status sosial dan status
ekonomi dapat memotivasi untuk mengkonsumsi makanan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian diatas didapatkan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Dengan menggunakan che-square test didapatkan bahwa disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan minat terhadap makanan tradisional antara
usia remaja dan usia dewasa.
2. Secara keseluruhan nilai budaya dan kepercayaan, nilai kenangan dan nilai
eksplorasi dalam makanan menjadi hal yang penting. Hal ini terlihat dari
67% responden atau mayoritas responden memilih makanan karena ada
nilai budaya dan kepercayaan, 90% responden atau mayoritas responden
memilih makanan karena adanya nilai kenangan, dan mayoritas responden
setuju bahwa mereka mencari sesuatu yang baru melalui makanan, hal ini
dinyatakan oleh 63% dari responden keseluruhan, walaupun terdapat
perbedaan bahwa 83 % responden dalam kategori remaja memilih
makanan karena ingin bereksplorasi, sedangkan 67% responden dalam
kategori dewasa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
3. Untuk kategori remaja rasa, tampilan dan penyajian menjadi hal yang
penting dalam memilih sebuah makana.
4. Sedangkan untuk kategori dewasa lebih komples lagi dimana rasa,
tampilan, harga, distribusi , image dan penyajian menjadi hal yang penting
dalam memilih sebuah makanan.
Dengan demikian penelitian ini mendapat sebuah gambaran yang dapat
membantu dalam mengembangkan makanan tradisional. Makanan tradisional
memiliki peluang pengembangan yang cukup baik, mengingat makanan
tradisional memiliki nilai budaya, kepercayaan dan kenangan yang cukup tinggi.
Selain itu keunikan makanan tradisional dapat memacu adrenalin para petualang
dalam hal makanan.
Hanya saja faktor – faktor komposisi bahan dan komposisi bumbu
pelengkap, Warna makana dan disain makanan, kesesuaian harga dengan
kemampuan konsumen, kemudahan untuk mendapatkan makanan, citra makanan
tradisional yang berkaitan dengan status sosial dan status ekonomi serta waktu
dalam memproses makanan dan kebersihan juga menjadi perhatian para penikmat
makanan. Sehingga keenam faktor ini hendaknya menjadi pertimbangan dalam
mengembangkan makanan tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta
Sexton, Don. 2006. Marketing 101. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12.
Jakarta: PT. Indeks
Cannon, Perreault, McCarthy.2008.Pemasaran Dasar Edisi 16. Jakarta. Salemba
Empat
Tjiptono, Fandy.2008.Pemasaran Jasa, Edisi pertama, Penerbit Bayu Media
Malang
Usunier, Jean-Claude, Julie Anne Lee, MARKETING ACROSS CULTURE, 4th
Edition., 2005, Prentice Hall. Britist, Europe
Koentjaraningrat, Tourism and Heritage Management, Proceeding of the
Internatioal Conference on Tourism and Heritage Management (ICCT
1996), Yokjakarta, Indonesia.
Eng, Pterre var der, Agriculture Growt in Indonesia; Productivity Chance and
Policy Impact since 1888, 1996, Macmillan Press LTD, London
Saleh, Ismail, 2012, Tesis, Sustainable Culinary Tourism in Puncak Bogor, IPB,
Bogor.
Sulaiman, Ruhaizan, Salleh, Ilham Nazahiah, 2010, Pemuliharaan Makanan
Tradisional Masyarakat Bugis di kalangan generasi Muda di Daerah
Pontian, Johor. Malaysia.
Sugiono, 2011, Statistik Nonparametris, Alfabeta, Bandung
Gardjito, M. 2003. Hortikultura Teknik Analisis Pascapanen. Transmedia Global
wacana. Graha Institut Pertanian, Magelang. h. 55-57.
Lampiran 1
Hasil kuestioner responden
Kategori Remaja
Rasa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Tampilan Harga
Distribusi Image
Penyajian
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Tampilan Harga
Distribusi Image
Penyajian
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Kategori Dewasa
Rasa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Lampiran
Kuestioner
Nama
:
Usia
:
Uraian
Apakah anda menyukai makanan tradisional
Alasan anda memilih satu jenis makanan
I. Ada nilai budaya dan kepercayaan dalam makanan tersebut
II. Ada sebuah memori dalam makanan tersebut
III. Ada keinginan untuk bereksplorasi
Alasan anda memilih makanan
I. Rasa
Komposisi bahan dan komposisi bumbu pelengkap
II. Tampilan
Warna makana dan disain makanan
III. Harga
Kesesuaian harga dengan kemampuan konsumen
IV. Distribusi
Kemudahan untuk mendapatkan makanan
V. Image
Citra makanan tradisional yang berkaitan dengan status sosial
dan status ekonomi
VI. Penyajian
Waktu dalam memproses makanan dan kebersihan
Ya
Tidak
Lampiran 2
Laporan keuangan
Penelitian hibah unindra
Pemasukan
1 Unindra
Total pemasukan
pengeluaran
2.200.000 1 Gaji dan Upah
660.000
2 Barang habis pakai
3 Biaya perjalanan dan
Lapangan Tim
2.200.000
Total pengeluaran
800.000
740.000
2.200.000
RINCIAN BIAYA PENELITIAN
1.1 Gaji dan Upah
No
1
2
Uraian
Orang ketua
Orang anggota (2 org)
Biaya/ hari
(Rp)
Waktu
Minggu
20,000
9
12
40,000
12
12
Jumlah
(Rp)
180,000
480,000
660,000
1.2 Bahan Habis Pakai
No
Uraian
1
Kertas HVS 4A
2
Kertas Concourd
3
Kertas HVS A1
4
Plastik transparan
5
Map folder
6
Tinta Hp DeskJet 27
7
Tinta Hp DeskJet 28
8
Tinta Hp DeskJet 28A
9
Foto copi bahan laporan
10
ATK
11
Penggandaan makalah
12
Penggandaan inst. Data
13
Penggandaan inst. Intvw
Harga Satuan
40,000
60,000
40,000
30,000
30,000
45,000
45,000
45,000
200
35,000
1,500
4,500
4,500
Kebutuhan
2 Rim
2 rim
1 rim
1 rim
1 lusin
1 buah
1 buah
1 buah
2000 lbr
4 unit
50 eklr
20 eklr
20 eklr
Jumlah
2
1
1
1
1
1
1
1
150
4
50
20
20
Jumlah
1.3 Biaya Perjalanan dan Lapanan Tim
No
Uraian
1
akomodasi/ konsumsi
2
Konsumsi rapat tim
3
Akomodasi rapat tim
4
Transpot tim persiapan
Harga Satuan
10,000
20,000
20,000
20,000
Kebutuhan
6 hari
3 orang
3 Orang
3 orang
Jumlah Rp
3
200,000
3
180,000
3
180,000
3
180,000
Jumlah
740,000
(Rp)
80,000
60,000
40,000
30,000
30,000
45,000
45,000
45,000
30,000
140,000
75,000
90,000
90,000
800,000
LAMPIRAN-03 : Biodata Peneliti
DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA
A. DATA PRIBADI
Nama
: Siti Marti’ah, S.Pd., M,Pd
Tempat/Tanggal Lahir
: Bojonegoro, 13 Januari 1978
Jenis Kelamin/Gender
: Perempuan
Alamat
: Jl Bulak Timur RT03/09 No 1 Cipayung,
Cipayung Depok, Jawa Barat 16437
Telepon/Hp
: 021-77884341/ 081287889978/ 83233789
Agama
: Islam
E-mail
: [email protected]
Website
:-
B. MATA KULIAH YANG DI AMPU
1. Kewirausahaan 1
2. Kewirausahaan 2
3. Manajemen Proyek
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2009 – 2012
dua
: Program Pendidikan dan Pengetahua Sosial Srata
(S2) di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Tahun 2004 – 2008
: Program Pendidikan Ekonomi (S1)
di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Tahun 1995 – 1996
: Program Diploma di School of Business Malang
konsentrasi Akuntansi dan Perbankan
Tahun 1992 – 1995
: SMEA PATRIA Babat
Tahun 1989 – 1992
: SMPN 1 Baureno
Tahun 1983 – 1989
: SDN Kadungrejo II
D. RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun 2009 – Sekarang
: Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Tahun 2008 – 2009
: Pengajar di SMA PGRI 3 Jakarta
Tahun 1997 – 2008
: Finance & Accounting di PT Eka Upaya
Jakarta
Tahun 1996 - 1997
: Finance & Quality Control di PT Mahligai
Abadi Sidoarjo
E. KARYA ILMIAH/PENELITIAN
Tahun 2013
: Strategi Pengembangan konveksi intan collection di
cipayung depok
Tahun 2012
: Pemberdayaan wanita dan peningkatan peranannya
dalam pembangunan (studi kasus : kota Depok)
Tahun 2012
: Persepsi mahasiswa terhadap mata kuliah
kewirausahaan di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Tahun 2011
Tahun 2008
: Pengaruh Persepsi pada Mata Kuliah Kewirausahaan
dan Motivasi Berwirausaha terhadap Prestasi Belajar
Mata kuliah Kewirausahaan (survai pada mahasiswa
perguruan tinggi swasta di Jakarta Program Studi
Teknik Informatika)
: Analisis Pengaruh Pelaksanaan Perencanaan Pajak
dalam Rangka Penetapan Harga Pokok Produksi dan
Biaya Operasional dalam rangka Efesiensi Perpajakan
Badan Usaha
F. KARYA ABDIMAS
Tahun 2012
: Meningkatkan jiwa entrepreneur dalam memanfaatkan
peluang di kelurahan Meruyung Depok
Tahun 2011
: Sebagai Pembimbing dalam kegiatan field study
“ kunjungan mahasiswa program studi sejarah ke situs
Banten lama” serang provinsi Banten
Tahun 2010
: Sebagai INTRUKSTUR dalam kegiatan “Penyusunan
Kisi-kisi Ujian Sekolah mata pelajaran Kewirausahaan
yang diselenggarakan oleh MGMP Kewirausahaan
SMK
Tahun 2010
Nusantara 1 Jakarta Utara.
: Sebagai pembimbing dalam kegiatan Field study “
kunjungan mahasiswa pendidikan sejarah ke situs Batu
Jaya Temple’s “, Karawang Jawa Barat.
Tahun 2009
: Sebagai NARA SUMBER dalam kegiatan “Seminar
Kewirausahaan” di SMK Nusantara 1 Jakarta utara
KARYA DESAIN/PERANCANGAN
Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini Saya Buat dengan Sebenar-benarnya.
Jakarta, 10 Maret 2013
Siti Marti’ah, S.Pd., M.Pd
NIDN : 0313017887
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA 1
DATA PRIBADI
Nama
: Taufik, S.Pd,M Hum
Tempat/Tanggal Lahir
: Bogor, 16 November 1972
Jenis Kelamin/Gender
: Laki-laki
Alamat
: Jl Sengon Rt 01/03 Cinere-Depok
Telepon/Hp
: 0815-339-9533
Agama
: Islam
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2006
: S2- Universitas Indonesia
Tahun 1996
: S1-IKIP Muhamadiyah Jakarta
Tahun 1991
: MA Miftahul Umam Jakarta
Tahun 1987
: MTS Miftahul Umam Jakarta
Tahun 1985
: SDN Cinere 02
Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini Saya Buat dengan Sebenar-benarnya.
Jakarta, 10 Maret 2013
Taufik . M.Hum
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA 2
Nama
: Khoirul Umam, SE, M.I.Kom
Tempat/tanggal lahir
: Jakarta, 28 Desember 1977
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Jl. Lapangan Tembak, Cibubur VII-A
(Gg. Belimbing), depan
perguruan Al
Ma’ruf, Rt 006/04 No. 20-B, Cibubur,
Jakarta Timur 13720
Telpon
: (021)87712657 / 085216776606 /
085880151807 / (021)41529969
E-mail
: [email protected]
& [email protected]
PENDIDIKAN
KETERANGAN
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Fakultas (Program Pascasarjana
Magister Ilmu Komunikasi Jurusan
Komunikasi Bisnis)
2).
3).
1).
TAHUN
LULUS
FAKULTAS
/JURUSAN
GPA
(4 Scale)
2012
FISIP /
Komunikasi
Bisnis
3.56
Universitas Islam Jakarta
2000
Ekonomi /
Manajemen
3.32
Sekolah Menengah Atas Negeri 42
Halim Perdanakusumah Jakarta
1996
4).
5).
Sekolah Menengah Pertama Negeri
214 Halim Perdanakusumah Jakarta
Sekolah Dasar Negeri 12 Pagi Kebon
Pala Jakarta
1993
1990
PENGALAMAN KERJA
1). Assisten dosen mata kuliah statistik dan matematika ekonomi di
Universitas Islam Jakarta (sewaktu kuliah)
2). Pernah mengajar pada Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan
sebagai guru freelance bidang studi Ekonomi (2000)
3). Pernah mengajar pada Sekolah Menengah Atas SUMBANGSIH
Jakarta (2010) sebagai guru ekonomi
4). Pernah bekerja pada PT. SETIAMANDIRI MITRATAMA Tbk
sebagai Part Timer
5). Sebagai Pengajar di Lembaga Pendidikan GAMA’88 2004 -2007
6). Sebagai Pengajar di Lembaga Pendidikan Bimbingan Tes ALUMNI
(BTA) 70 dan BTA Group 2008-2009
7). Sebagai Tenaga Pengajar dan Marketing pada Lembaga Bimbingan
Belajar ALUMNI JOGJA
8). Sebagai kolumnis (menulis artikel) di koran HARIAN TERBIT,
Buletin An Natijah & Uswatun Hasanah, penulis freelance di
PUSFINDO (Pusat Profil Indonesia)
9). Jurnalis Freelance di Majalah Khalifah (Indomedia Group) 2011
10). Anggota Tim Fundriser di Dompet Dhuafa untuk program Kusta
Indonesia 2011
11). Dosen tetap di UNINDRA (Universitas Indraprasta)
PENGALAMAN ORGANISASI
1). Tahun 1997-1998
a.
Anggota Paduan Suara Ghita Kusuma Universitas Islam Jakarta
b.
Anggota Departemen Litbang Senat-FE Universitas Islam
Jakarta
c.
Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam
Universitas Islam Jakarta
2). Tahun 1998-1999
a.
Koordinator Litbang Senat-FE Universitas Islam Jakarta
b.
Anggota Departemen Pengkajian dan Keilmuan Badan Eksekutif
Mahasiswa Universitas Islam Jakarta
3). Tahun 1999-2000
a.
Pengurus Harian (Kabid I) Senat-FE Universitas Islam Jakarta
b.
Koordinator Departemen Pengkajian dan Keilmuan Badan
Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Jakarta
LAIN-LAIN

Pernah menjadi Ketua Panitia Masa Ta’aruf Mahasiswa (Mastama)
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Jakarta tahun 1998

Sebagai pembicara “DEDIKASI TERHADAP ORGANISASI” dalam
MITRA 2011 dengan tema “Melalui MITRA, Kita Tingkatkan Pola
Pikir Kreatif, Dengan Rasa Penuh Tanggung Jawab Serta Dedikasi
Tinggi”, dari BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA 2011

Pernah mengikuti seminar KULTUR BIROKRASI: MENEBAR
KEPENTINGAN MASYARAKAT (oleh: HM HARRY MULYA ZEIN)
pada 3 Maret 2010 di Auditorium Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Jakarta

Pernah mengikuti seminar GILA KREATIF: MENDONGKRAK
POTENSI MENGAJAR (oleh: ANDI YUDHA ASFANDIYAR) pada 8
April 2010

Pernah menulis jurnal ekonomi di MIMBAR ILMIAH (Majalah
Triwulan UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA; No. 1/14/2004) dengan
judul “Reksa Dana, Sebuah Alternatif Dalam Berinvestasi”

Pernah menulis jurnal ekonomi di LIQUID (Jurnal Ekonomi,
Manajemen dan Akuntansi; ISSN: 0852-9523; Vol. 1 no. 1/JanuariJuni 2003) dengan judul “Peranan dan Tanggung Jawab Auditor
Internal”. Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
Download