Akuntabilitas, September 2007, hal. 38-44 ISSN 1412-0240 Vol. 7, No.1 Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Manajemen Laba dan Dampaknya pada Return Saham TRI WIDYASTUTI Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila Jln. Lenteng Agung, Srengseng Sawah, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12640 Tel: 021.91265694, Fax: 021.7270133, email: [email protected] Diterima 5 Oktober 2006, Disetujui 15 Januari 2007 Abstract: The objective of this study is to find out empirical evidence of the effect of ownership structures and financial performance on earnings management and the impact on stocks return study on manufacturing companies listed at Indonesia Stock Exchange. The population of the study are listed manufacturing companies at Indonesia stock Exchange, and the sample used in this study is based on the annual financial reports ended 31 December, information on the ownership stock and financial highlights over 2001 - 2005. The conclusions of the study are as follows : (1) if the size, leverage and profitability become bigger so the earnings management become bigger too, while if the institutional ownership structures and managerial ownership structures become bigger, so the earnings management become smaller; (2) if the institutional ownership structures, size and profitability become bigger so stocks return become bigger too, while if the managerial ownership structures, leverage and earnings management become bigger so stocks return become smaller. Key words: Ownership structures, financial performance, earnings management, stocks return PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada masyarakat pada umumnya dan pemegang saham khususnya. Dalam laporan keuangan terkandung informasi lengkap mengenai kinerja perusahaan. Permasalahan yang kemudian muncul ialah karena manajemen adalah pihak yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan sekaligus adalah pihak yang di evaluasi dan dihargai berdasarkan laporan keuangan. Manajemen perusahaan bisa memanfaatkan akuntansi akrual untuk alasan tertentu yang bersifat opportunistic, dengan demikian tindakan manajemen laba (earning management) lebih ditujukan pada usaha untuk memeroleh bonus dan kompensasi lainnya, memengaruhi keputusan pasar modal, menghindari pelanggaran perjanjian hutang dan menghindari biaya politik. Motivasi yang mendorong manajemen melakukan manajemen laba melalui penerapan Akuntansi berbasis akrual menurut Healy dan Wahlen (2000) dapat dilihat dari tiga perspektif motivasi pasar modal, motivasi kontrak dan motivasi regulasi. Permasalahan lain yang muncul adalah bagaimana mendeteksi adanya manipulasi dalam laba atau manajemen laba (earnings management). Teori keagenan menghipotesiskan bahwa manajemen berusaha memaksimalkan kesejahteraan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyempurnakan kinerja melalui peningkatan pendapatan dengan segera, namun bukan dengan usaha dalam rentang waktu yang lama sesuai dengan proses yang wajar (Wolk dan Tearney 2001), hal ini tentu saja bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Menurut Healy (2000) dan Scott (2000), perilaku tersebut terjadi karena manajer dalam hal ini memiliki informasi yang lebih lengkap mengenai laba dibandingkan dengan pihak luar. Pengelolaan perusahaan yang tidak dapat ditangani langsung oleh pemiliknya akan menimbulkan konflik dalam pengendalian. Pemisahan kepemilikan dan pengendalian akan menyebabkan manajer (pengelola atau agent) bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik (principal) (Jensen dan Meckling 1976, Wolk et al. 2001). Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi konflik keagenan disebut biaya keagenan (Brigham et al. 2004), biaya keagenan meliputi pengeluaran monitoring, pengeluaran bonding dan residual loss. Mekanisme untuk mengontrol biaya keagenan antara lain dengan meningkatkan kepemilikan manajerial (Jensen dan Meckling 1976, Ang et al. 2000). WIDYASTUTI Akuntabilitas Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajer untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Analisis terhadap informasi keuangan berupa Profitabilitas, Ungkitan dan ukuran perusahaan yang berasal dari laporan keuangan emiten menjadi perhatian para investor sebagai dasar keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi pertumbuhan yang mungkin ada dan penilaian terhadap harga imbal hasil saham perusahaan. Penilaian terhadap imbal hasil saham dilakukan oleh investor terkait keputusan membeli atau menjual saham. Ukuran perusahaan (size) dalam jangka panjang merupakan wujud pertumbuhan yang baik. Banz (1981) menyatakan bahwa faktor ukuran perusahaan penting dalam signifikasi secara statistik terhadap imbal hasil. Daniel dan Titman (1997) dan Fama dan French (1995) menemukan bahwa karakteristik perusahaan berupa ukuran perusahaan, PBV ratio dan price earning ratio berhubungan dengan imbal hasil. Perusahaan berskala kecil cenderung bekerja kurang baik dan tidak efisien. Saham dari perusahaan kecil dengan ukuran yang kecil tingkat frekuensi perdagangannya tidak secepat dan semudah saham dari ukuran perusahaan yang besar. Beberapa penelitian mengenai manajemen laba (earnings management) ini sebagian besar dikaitkan dengan kinerja perusahaan, dengan membandingkan bagaimana kinerja perusahaan sebelum dan sesudah melakukan penawaran saham akibat dari adanya aktivitas manajemen laba.Beberapa penelitian tersebut di-antaranya Rangan (1998) yang melakukan penelitian mengenai kinerja perusahaan di seputar Seasoned Equity Offerings (SEO), hasil penelitian menyatakan bahwa terjadi penurunan kinerja di seputar SEO, hal ini terjadi karena meningkatnya transaksi discretionary accruals yang berasal dari manajemen laba. Beberapa penelitian di atas memberikan inspirasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang terkait dengan manajemen laba (earnings management), tetapi penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini akan membuktikan apakah struktur kepemilikan dan kinerja keuangan perusahaan mempengaruhi motivasi manajemen untuk melakukan aktivitas manajemen laba (earnings management) dan dampaknya terhadap imbal hasil saham (stock return), yang biasanya permasalahan ini luput dari pengamatan beberapa peneliti sebelumnya, meskipun penelitian sebelumnya yang juga meneliti aspek yang memotivasi earnings management di seputar right issue seperti yang dilakukan oleh Iqbal et al. 2000. 39 METODE Kajian Literatur. Teori keagenan atau juga dalam literature disebut “contracting theory” merupakan teori yang bersumber dari teori perusahaan (theory of the firm) yang dikemukakan oleh Coase (1937). Jensen dan Meckling (1976) melihat kontrak antara pemegang saham dan manajer sebagai suatu hubungan keagenan (agency relationship), dimana pemegang saham adalah prinsipal yang memberikan wewenang kepada manajer sebagai agen untuk mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. Berkaitan dengan hubungan keagenan tersebut maka akuntansi berperan penting sebagai alat monitoring perusahaan, sehingga biaya kontrak dapat diminimumkan. Lambert (2001:4) mengatakan bahwa hubungan keagenan menimbulkan masalah insentif (incentive problems). Kondisi yang ideal tidak dapat dicapai karena adanya masalah dalam komunikasi antara investor dan manajer. Masalah komunikasi timbul karena adanya asimetri informasi, yaitu adverse selection dan moral hazard. Informasi merupakan hal penting dalam perkembangan pasar modal. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan terutama melalui pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil suatu keputusan ekonomi. Terdapat beberapa jenis informasi perusahaan yang dipublikasikan untuk masyarakat umum, yaitu: laba perusahaan, target manajemen untuk periode yang akan datang, pengumuman dividen, marketing, produksi dan penjualan, laporan keuangan perusahaan, dan lainlain (Foster 1986). Pengelolaan perusahaan yang tidak dapat ditangani langsung oleh pemiliknya akan menimbulkan konflik dalam pengendalian. Pemisahan kepemilikan dan pengendalian akan menyebabkan manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik. Konflik ini tidak terlepas dari kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan pihak lain, manajer mempunyai kesempatan untuk mengambil tindakan yang menurunkan nilai dan pemegang saham yang akan menanggung biaya tindakan disfungsional ini. Struktur kepemilikan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu: Perusahaan dalam meningkatkan akuntabilitas manajerial, dapat digunakan mekanisme pengawasan oleh investor institusional. Peningkatan pengawasan oleh institusi memaksa para insider untuk bertindak lebih hati-hati. Peningkatan aktivitas investor institusional dalam melakukan pengawasan terjadi karena peningkatan kepemilikan saham oleh institusional akan mendorong tindakan secara kolektif. 40 Akuntabilitas Fama dan Jensen 1983, Bathala et al. 1994 dan Maug et al. 1998 menjelaskan bahwa kehadiran kepemilikan institusional dapat berperan sebagai agen. Pengawas yang efektif untuk mengurangi konflik keagenan, karena dapat mengendalikan perilaku opportunistic manajer dan sekaligus memungkinkan perusahaan untuk menggunakan tingkat hutang secara optimal. Kepemilikan institusi juga berpengaruh negatif terhadap discretionary accrual karena investor institusional tidak mudah melikuidasi sahamnya hanya karena adanya penurunan laba sekarang (Rajgofal et al. 1999, Midiastuti dan Machfoedz 2003). Teori keagenan membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan pemisahan kepemilikan dan monitoring terhadap perusahaan. Pemisahan ini pada akhirnya akan menimbulkan konflik kepentingan. Definisi biaya keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976), adalah jumlah dari pengeluaran untuk pengawasan (monitoring) yang dikeluarkan oleh principal, pengeluaran karena penggunaan hutang oleh agent (insider) serta pengeluaran karena residual loss atau biaya yang timbul karena principal merasa kehilangan kenyamanan sebagai akibat terjadinya penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang diputuskan agent. Masalah keagenan ini terjadi karena proporsi kepemilikan saham oleh manajer kurang dari 100%, dengan demikian pihak insider sebagai pengambil keputusan dalam perusahaan perlu mempertimbangkan dampak yang muncul atas keputusan tersebut khususnya dalam rangka mengurangi agency problem sehingga dapat meminimumkan agency cost. Menurut Jensen dan Meckling (1976), untuk meminimumkan agency problem dengan meningkatkan kepemilikan manajerial dalam perusahaan. Kepemilikan insider dalam perusahaan akan memaksa untuk meminimumkan pengeluaran yang tidak produktif, karena ikut serta menanggung konsekuensi tindakannya. Hasil pengujian Jensen et al. 1992 menunjukkan bahwa kepemilikan saham dalam perusahaan oleh managerial akan menggantikan peranan hutang dalam mengurangi agency problem. Peningkatan kepemilikan ini akan menurunkan debt ratio. Sedangkan hasil penelitian Bathala et al. 1994 menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, earning volatility, depreciation, research and development and advertising expenses, growth, institutional ownership memiliki hubungan yang negatif terhadap debt ratio. Stock volatility, research and development and advertising expenses, size, institutional ownership dan debt ratio memiliki hubungan negatif terhadap managerial ownership, sedangkan variabel growth memiliki hubungan yang positif terhadap managerial ownership. Vol. 7. 2007 Hasil penelitian Ang et al. 2000:19-25 dengan menguji perbedaan biaya keagenan untuk perusahaan kecil. Pada perusahaan kecil yang modalnya hanya dimiliki oleh manajer (manajer juga pemilik) biaya keagenannya nol, sedangkan perusahaan yang sebagian modalnya dimiliki oleh non manager ada biaya keagenan. Biaya keagenan lebih besar untuk perusahaan yang dikelola oleh bukan pemilik, biaya keagenan bervariasi tergantung jumlah kepemilikan saham oleh manajerial, biaya keagenan naik saat jumlah pemilik non manajer bertambah, monitoring bank mengurangi biaya keagenan. Beberapa penelitian yang dilakukan Jensen and Meckling (1976), Morck, Shleifer, and Vishny (1988), and Stulz (1988) kemudian banyak mengambil inspirasi dari teori agency. Dalam penelitianpenelitian tersebut disimpulkan bahwa hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan tidak monotonik. Pada satu sisi, kepemilikan manajerial yang semakin tinggi akan menguntungkan pemegang saham karena ada kenaikan insentif bagi para manajer untuk me-ningkatkan nilai perusahaan tetapi di sisi lain jika kepemilikan manajerial itu terlalu besar akan menyebabkan manajer cenderung berkubu (berkelompok) sendiri sehingga nilai perusahaan akan turun ketika kepemilikan manajerial meningkat. Hasil penelitian Ou dan Penman (1989a, 1989b) menyimpulkan bahwa laporan keuangan dapat dipergunakan untuk memprediksi imbal hasil saham. Penelitian Kim dan Verrechia (1991) mencoba melihat bagaimana harga dan volume saham bereaksi terhadap suatu pengumuman laba yang diperoleh berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan oleh Akuntansi Keuangan.Hasilnya konsisten dengan prediksi yang dibuat yaitu bahwa pasar ternyata bereaksi terhadap pengumuman laporan keuangan yang ditandai dengan perubahan harga dan volume saham. Bukti empiris lainnya ditunjukkan oleh hasil penelitian Easton dan Trevor (1991) bahwa laba merupakan variabel explanatory bagi penelitian return sekuritas. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka bentuk penelitian ini adalah penelitian verifikatif, yang merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel melalui sesuatu pengujian hipotesis. Sumber dan cara penentuan Data/Informasi. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan (annual report) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005. Data yang diambil merupakan data cross section perusahaan manufaktur pada tahun 2005. WIDYASTUTI Akuntabilitas 41 Tabel 1. Operasionalisasi variabel penelitian Variabel Sub. Variabel Indikator Skala - Struktur Kepemilikan Institusional (SKI) Persentase jumlah saham yang dimiliki institusi terhadap jumlah saham yang beredar Ratio Rajgofal et al. 1999, Claessens 2002 a - Struktur kepemilikan manajerial (SKM) Kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan terhadap jumlah saham yang beredar Ratio Warfield et al. 1995 - Ukuran Perusahaan (Size) Logaritma Assets Ratio Carlson dan Bathala 1997 - Ungkitan (Lev) Persentase Kewajiban terhadap total asset Ratio Trueman dan Titman 1998 - Profitabilitas (ROA) Persentase laba bersih sesudah pajak terhadap total asset Ratio Carlson dan Bathala 1997 Manajemen Laba (DA) Total akrual diskresioner adalah perubahan aktiva lancar selain kas dikurangi perubahan utang lancar selain utang bank jangka pendek dan jatuh tempo dikurangi depresiasi dan amortisasi Ratio Sankar 1994 Imbal Hasil Saham (Return) Selisih antara imbal hasil yang sesungguhnya terjadi dengan imbal hasil ekspektasian Ratio Struktur kepemilikan Kinerja Keuangan Sampel perusahaan yang diambil sudah memenuhi kriteria jumlah sampel minimal yaitu sebesar 84 sampel dari populasi sebanyak 141 perusahaan. Pemilihan perusahaan dilakukan secara acak dengan kriteria kelengkapan data setiap perusahaan. Operasionalisasi Variabel. Selanjutnya operasionalisasi dari variabel dependen dan sub-sub variabel 5 C tersebut dapat dijelaskan pada tabel 1 : Model Penelitian. Penelitian ini mencoba meng-analisis pengaruh variabel leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, struktur kepemilikan institusional, dan struktur kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba dan pengaruhnya terhadap imbal hasil saham. Berikut ini model ekonometrika yang digunakan dalam penelitian ini: DA Lev Size ROA SKI i 0 1 i 2 i 3 i 4 i SKM e 5 i i Re turn DA Lev Size ROA i 0 i 2 i 3 i 4 i 0, 0, 0, 0, 0, 1 2 3 4 5 0, 0, 0, 0, 0, 0atau 0 1 2 3 4 5 6 6 Acuan Chan et al. 2001 Ball and Brown 1968, Ou dan Penman 1989 dalam hal ini: DA = manajemen laba LEV = Ungkitan Size = ukuran perusahaan SKI = struktur kepemilikan institusional SKM = struktur kepemilikan manajerial ROA SKM e SKI =profitabilitas 5 i 6 i i Return = imbal hasil saham DA = manajemen laba dari hasil estimasi persamaan DA Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis model regresi recursive. Pengujian hipotesis dilakukan pada model yang sudah terbebas dari masalah asumsi regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis model penelitian dilakukan berdasarkan hasil dari seluruh pengujian statistik baik pengujian parsial maupun pengujian simultan.Dari hasil pengujian ini akan dihasilkan kesimpulan penelitian. Uji ini melihat nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan. Nilai R2 dalam persamaan regresi model penelitian ini adalah sebesar 0,973, Artinya 97,3 % perubahan manajemen laba dipengaruhi oleh variabelvariabel penentu dalam model, sedangkan sisanya sebesar yaitu 2,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang ada diluar model. 42 Akuntabilitas Vol. 7. 2007 Hasil regresi juga diperoleh nilai adjusted R2, yaitu sebesar 0,972. Artinya setelah mengalami penyesuaian, perubahan variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya sekitar 97,2% sementara sisanya sekitar 2,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk ke dalam model. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa F statistik 574,9371 dengan tingkat signifikasi 0,000. Oleh karena itu probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,001 maka secara bersama-sama seluruh variabel independen berpengaruh signifikan mempengaruhi manajemen laba.Dari hasil regresi didapat estimasi model sebagai berikut: Model ekonometrika untuk persamaan manajemen laba ialah sebagai berikut: SKM e 5 i i dalam hal ini: DA = manajemen laba LEV = Ungkitan Size = ukuran perusahaan SKI = struktur kepemilikan institusional SKM = struktur kepemilikan manajerial ROA = profitabilitas Adapun hasil estimasi model ekonometrika ialah sebagai berikut : Tabel 2. Hasil estimasi manjemen laba Dependent variabel: DA Method: Least squares Sample: 1 84 Included observations: 84 Variable C LEV SIZE ROA SKI SKM R-squared Adjusted R-squared F-statistic Prob(F-statistic) Durbin-Watson stat Coefficient -65.97418 74.53351 0.286571 27.52911 -6.959223 -44.30075 0.973583 0.971890 574.9371 0.000000 1.953233 t-Statistic Prob. -16.48069 *** 24.35322 *** 28.81651 *** 6.724632 *** -2.767100 *** -4.075329 *** dalam hal ini: *** = signifikan pada á = 1%, ** = signifikan pada á= 5% , * = signifikan pada á = 10%, TS = tidak signifikan. Seluruh variabel independen yaitu variabel leverage, Size, ROA, SKI, dan SKM berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba baik secara parsial maupun simultan pada tingkat kepercayaan 99%. Variabel leverage, Size, dan ROA berpengaruh positif terhadap manajemen laba artinya bahwa peningkatan pada variabel hutang perusahaan, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan akan meningkatkan manajemen laba. Sedangkan variabel SKM dan SKI berpengaruh negatif terhadap manajemen laba artinya bahwa kecenderungan peningkatan kepemilikan manajerial dan institusional akan mendorong penurunan manajemen laba. Adapun model ekonometrika untuk persamaan Imbal Hasil Saham ialah sebagai berikut : dalam hal ini: Return = imbal hasil saham DA = manajemen laba dari hasil estimasi persamaan DA LEV = ungkitan (leverage) Size = ukuran perusahaan SKI = struktur kepemilikan institusional SKM = struktur kepemilikan manajerial ROA = profitabilitas Hasil estimasi model ekonometrika untuk model return ialah sebagai berikut : Tabel 3. Hasil estimasi imbal hasil saham Dependent variabel: RETURN Method: Least squares Sample (adjusted): 1 84 t-Statistic Prob Re DASKI turn DAeCoefficient Lev Size Variable SKM Lev Size ROA ROA SKI 33 i i 4 4 i i 5 i ii 0 60 1 ii i i 22 ii C 12.89632 6.378583 *** DA_HAT -1.227026 -3.389873 *** LEV -13.74587 -3.604245 *** SIZE 2.331666 2.427678 ** ROA 6.533059 2.706709 *** SKI 2.348487 4.300322 *** SKM -20.37653 -23.80820 *** R-squared 0.999993 Adjusted R-squared 0.999992 F-statistic Prob (F-statistic) 1676385. 0.000000 2.179075 Durbin-Watson stat dalam hal ini: *** = signifikan pada á = 1%, ** = signifikan pada á= 5% , * = signifikan pada á = 10%, TS = tidak signifikan. Uji ini melihat nilai koefisien determinasi (R2) dari persamaan. Nilai R2 dalam persamaan regresi model penelitian ini adalah sebesar 0,999. WIDYASTUTI Akuntabilitas Artinya 99,9 % perubahan Return dipengaruhi oleh variabel-variabel penentu dalam model, sedangkan sisanya sebesar yaitu 0,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang ada diluar model. Hasil regresi juga diperoleh nilai adjusted R2, yaitu sebesar 0,999. Artinya setelah mengalami penyesuaian, perubahan variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya sekitar 99,9% sementara sisanya sekitar 0,1 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk ke dalam model. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa F statistik sebesar 1676385,0 dengan tingkat signifikansi 0,005. Oleh karena itu profitabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel imbal hasil saham. Seluruh variabel independen yaitu variabel manajemen laba, leverage, Size, ROA, SKI, dan SKM berpengaruh signifikan terhadap imbal hasil saham baik secara parsial maupun simultan pada tingkat kepercayaan 99% dan 95%. Variabel Size, ROA, dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap imbal hasil saham artinya bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan kecenderungan kepemilikan institusional maka akan semakin tinggi nilai imbal hasil sahamnya. Variabel manajemen laba, leverage, dan struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai imbal hasil saham artinya bahwa kenaikan perilaku manajemen laba, tingkat hutang, dan kecenderungan kepemilikan manajerial akan menurunkan nilai imbal hasil saham. SIMPULAN Struktur kepemilikan dan kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba baik secara parsial maupun simultan dan struktur kepemilikan, kinerja keuangan, dan manajemen laba berpengaruh secara signifikan terhadap imbal hasil saham baik secara parsial maupun simultan. Variabel-variabel yang mempengaruhi manajemen laba dan nilai imbal hasil saham sudah sesuai dengan hipotesis penelitian. Temuan yang penting ialah bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai imbal hasil saham. DAFTAR PUSTAKA Ang, J.S. Rebel, A. Cle. Iin, J.W. 2000. Agency Cost and Ownership Structure, The Journal of Finance, Vol. 50. No. 1. February. 81-106. Ball, R. dan Brown, P. 1998. An Empirical Evaluation of Accounting Income Number. Journal of Accounting Research 6. Autumn: 159-178. 43 Banz, R. W. 1981. The Relationship Between Return and Market Value of Coommon Stock. Journal of Financial Economics. Vol. 9:3 – 18. Bathala, T.C. Moon, K.R. and Rao, R.P. 1994. Managerial Ownership, Debt policy, and the Impact of Institutional Holdings: An Agency Perspective, Financial Management, Autumn 94. 23. 38-50. Brigham, Eugene, F. Gapenski, L.C. Daves, P.R. 2004. Intermediate Financial Management 8th ed. The Dryden Press. Orlando. Coase, RH. 1937. The nature of the Firm, Economica 386 – 405. Carlson, Steven, J. & Bathala, C.T. 1997. Ownership difference and Firm Income smoothing Behavior. Journal of Business and Accounting. 24:179-196. Chan, K. Chan, L.K. Jegadesh, N. & Lakonishok, J. 2001. Earning Quality and Stock Returns. NBER Working Paper Series. Daniel, K. and Sheridan, T. 1997. Evidence on The Charcteristic of Cross Sectional Variation in Stock Returns. Journal of Finance 52:1-31 Dechow, Patricia, M . dan Ilia, D. Dichev. 2002. The Quality of Accruals and Earnings: The Role of Accrual Estimations Errors. The Accounting Review. Vol.77:35-59. -----Patricia, M. Richard, G. Sloan dan Sweeny, P .A. 1995. Detecting Earnings Management, Accounting Review April. Vol. 70. No.2:193–225 Easton, P. Trevor, S. 1991. Earning as an Explanatory Variable for Returns. Journal of Accounting Research. Spring. Vol. 29. No. 1:19-36. Fama, Eugene, F. dan Jensen, C.M. 1983. Separation of Ownership and Control. Journal of Law and Economics. June. Vol. 26:1-32. Fama, E. Kenneth, F. French, R. 1995. Size and Book – to Market Factors in Earning and Returns, Journal of Finance. 50. 131-155. Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis 2nd ed. New Jersey, Prentice hall International, Inc. Healy, P.M. dan J. M. Wahlen. 2000. A Review of the Earnings Management Literature and Its Implications for Standar Setting. Accounting Horizons Vol. 13 No. 4: 365-383. Iqbal, Abdullah. Susanne. Espenlaub dan Norman, S. 2000. An Analysis of the Motivation for Earnings Management Arround U.K. Right Issues. Working Paper. Jensen, Gerald, R. Solberg, P.D. dan Zorn, T.S. 1992. Simultaneous Determination of Insider Ownership, Debf and Dividend Policies, Journal of Financial and Quantitative Analysis. 27.246-263. Jensen, M.C. 1986. Agency Cost Of Free Cash Flows, Corporate Finance, and Takeover, American Economic Review. 76. 323-329. Jensen, Michael C. dan Meckling, H.W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency and Ownership Structure. Journal of Financial Economic. October. Vol. 5. No.4:305-306. 44 Akuntabilitas Kim, O. dan Verreccia, R. E. 1991. Trading Volume and Price Reaction to Public Announcements. Journal of Accounting and Research. Autumn.Vol. 29. No.2: 302-321. Lambert, Ricard, A. 2001. Contracting Theorry & Accounting, Working Paper, hhtp: papers. ssrn, com, the Wharton school university of Pennsylvania. Maug, Ernst. 1998. Large Shareholders as Monitor: Is there a trade-off between liquidity and control?, Journal of finance 34 (2), 549-561. Midiastuti, Pratama, P. dan Machfoedz, M. 2003. Analisis hubungan mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba, Oktober, SNA VI, Surabaya. Morck R. Shleifer, A. Vishny, R.W. 1989. Alternative Mechanism for Corporate control, American Economics Review. 79:842-852 Ou, J, dan Penman. 1989. Financial Statement Analysis and The Prediction of Stock Return. Journal of Accounting and Economics. 11. November 295-330. Ou, J.A. dan . Penman, S. H. 1989b. Accounting Measurement, Price-earnings Ratio, and The Information Content of The Security Prices. Journal of Accounting Research. Supplement. Vo. 27:111-144. Ou, J. dan Penman, S. H. 1989a. Financial Statement Analysis and Prediction of stock Return. Journal of Accounting and Economics. 11:165-199. Rajgonal, S. M. Venkatabhalam, dan Jiambalvo. 1999. Is Instutional Ownership Associated with Earnings Management and the Extent to which Stock Price Reflect Future Earning?, Working Paper, University of Washington Seattle. Vol. 7. 2007 Rangan, Srinivasan. 1998. Earning Management and the Perfomance of Seasoned Equity Offerings. Journal of Financial Economic. No.50:101-112. Sangkar, Mandira. Roy. 1994. The Effect of Alternative from the Earnings Management on Return Earnings Relation. Working Paper University of Southern California. Scott, R. William. 2000. Financial Accounting Theory. Second Edition. University of Water. Prentince Hall International, Inc. Scott, R. William. 2003. Financial Accounting Theory. Third Edition. University of Waterloo. Prentice Hall International, Inc. Trueman, B. and Titman, S. 1988. An explanation for accounting Incomes Smoothing. Journal of Accounting Research. Supplement. 26:127-139. Watts, R.L. and J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory, Englewood Cliffss, NJ : Prentice Hall, Inc. Warfield, T.J. Wild and Wild, K. 1995. Managerial Ownership, Accounting choices, and in formativeness of earnings. Journal of accounting and Economics. 20: 61-91. Wirasasmita, Yuyun. 2003. Pembahasan Bab IV Disertasi DMB Sistematika Pembahasan Pemecahan Masalah Universitas Padjajaran Bandung. Wolk, H.I. Tearney, M.G. 2001. Accounting Theory : A Conceptual and Institusional Approach. 5 th ed. Cincinnati, Ohio, Shouth-Western College Publishing.