Untitled - Pangkalan Data Dosen Universitas Pancasila

advertisement
Akuntabilitas, September 2007, hal. 38-44
ISSN 1412-0240
Vol. 7, No.1
Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Manajemen
Laba dan Dampaknya pada Return Saham
TRI WIDYASTUTI
Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila
Jln. Lenteng Agung, Srengseng Sawah, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12640
Tel: 021.91265694, Fax: 021.7270133, email: [email protected]
Diterima 5 Oktober 2006, Disetujui 15 Januari 2007
Abstract: The objective of this study is to find out empirical evidence of the effect of ownership
structures and financial performance on earnings management and the impact on stocks return study on
manufacturing companies listed at Indonesia Stock Exchange. The population of the study are listed
manufacturing companies at Indonesia stock Exchange, and the sample used in this study is based on the
annual financial reports ended 31 December, information on the ownership stock and financial highlights
over 2001 - 2005. The conclusions of the study are as follows : (1) if the size, leverage and profitability
become bigger so the earnings management become bigger too, while if the institutional ownership
structures and managerial ownership structures become bigger, so the earnings management become
smaller; (2) if the institutional ownership structures, size and profitability become bigger so stocks return
become bigger too, while if the managerial ownership structures, leverage and earnings management
become bigger so stocks return become smaller.
Key words: Ownership structures, financial performance, earnings management, stocks return
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada masyarakat
pada umumnya dan pemegang saham khususnya.
Dalam laporan keuangan terkandung informasi
lengkap mengenai kinerja perusahaan. Permasalahan
yang kemudian muncul ialah karena manajemen
adalah pihak yang memberikan informasi tentang
kinerja perusahaan sekaligus adalah pihak yang di
evaluasi dan dihargai berdasarkan laporan keuangan.
Manajemen perusahaan bisa memanfaatkan
akuntansi akrual untuk alasan tertentu yang bersifat
opportunistic, dengan demikian tindakan manajemen
laba (earning management) lebih ditujukan pada
usaha untuk memeroleh bonus dan kompensasi
lainnya, memengaruhi keputusan pasar modal,
menghindari pelanggaran perjanjian hutang dan
menghindari biaya politik. Motivasi yang mendorong
manajemen melakukan manajemen laba melalui
penerapan Akuntansi berbasis akrual menurut Healy
dan Wahlen (2000) dapat dilihat dari tiga perspektif
motivasi pasar modal, motivasi kontrak dan motivasi
regulasi. Permasalahan lain yang muncul adalah
bagaimana mendeteksi adanya manipulasi dalam laba
atau manajemen laba (earnings management).
Teori keagenan menghipotesiskan bahwa
manajemen berusaha memaksimalkan kesejahteraan,
hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyempurnakan
kinerja melalui peningkatan pendapatan dengan segera,
namun bukan dengan usaha dalam rentang waktu yang
lama sesuai dengan proses yang wajar (Wolk dan
Tearney 2001), hal ini tentu saja bertentangan dengan
kepentingan pemegang saham. Menurut Healy (2000)
dan Scott (2000), perilaku tersebut terjadi karena
manajer dalam hal ini memiliki informasi yang lebih
lengkap mengenai laba dibandingkan dengan pihak luar.
Pengelolaan perusahaan yang tidak dapat ditangani langsung oleh pemiliknya akan menimbulkan
konflik dalam pengendalian. Pemisahan kepemilikan
dan pengendalian akan menyebabkan manajer
(pengelola atau agent) bertindak tidak sesuai dengan
keinginan pemilik (principal) (Jensen dan Meckling
1976, Wolk et al. 2001).
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mengatasi konflik keagenan disebut biaya keagenan
(Brigham et al. 2004), biaya keagenan meliputi
pengeluaran monitoring, pengeluaran bonding dan
residual loss. Mekanisme untuk mengontrol biaya
keagenan antara lain dengan meningkatkan
kepemilikan manajerial (Jensen dan Meckling 1976,
Ang et al. 2000).
WIDYASTUTI
Akuntabilitas
Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh
manajer untuk mensejajarkan kedudukan manajer
dengan pemegang saham diharapkan manajer akan
bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham.
Analisis terhadap informasi keuangan berupa
Profitabilitas, Ungkitan dan ukuran perusahaan yang
berasal dari laporan keuangan emiten menjadi
perhatian para investor sebagai dasar keputusan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan,
mengidentifikasi pertumbuhan yang mungkin ada dan
penilaian terhadap harga imbal hasil saham perusahaan.
Penilaian terhadap imbal hasil saham dilakukan oleh
investor terkait keputusan membeli atau menjual
saham.
Ukuran perusahaan (size) dalam jangka panjang
merupakan wujud pertumbuhan yang baik. Banz
(1981) menyatakan bahwa faktor ukuran perusahaan
penting dalam signifikasi secara statistik terhadap imbal
hasil. Daniel dan Titman (1997) dan Fama dan French
(1995) menemukan bahwa karakteristik perusahaan
berupa ukuran perusahaan, PBV ratio dan price
earning ratio berhubungan dengan imbal hasil.
Perusahaan berskala kecil cenderung bekerja kurang
baik dan tidak efisien. Saham dari perusahaan kecil
dengan ukuran yang kecil tingkat frekuensi perdagangannya tidak secepat dan semudah saham dari
ukuran perusahaan yang besar. Beberapa penelitian
mengenai manajemen laba (earnings management)
ini sebagian besar dikaitkan dengan kinerja perusahaan,
dengan membandingkan bagaimana kinerja perusahaan
sebelum dan sesudah melakukan penawaran saham
akibat dari adanya aktivitas manajemen laba.Beberapa
penelitian tersebut di-antaranya Rangan (1998) yang
melakukan penelitian mengenai kinerja perusahaan di
seputar Seasoned Equity Offerings (SEO), hasil
penelitian menyatakan bahwa terjadi penurunan kinerja
di seputar SEO, hal ini terjadi karena meningkatnya
transaksi discretionary accruals yang berasal dari
manajemen laba.
Beberapa penelitian di atas memberikan inspirasi
bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang terkait
dengan manajemen laba (earnings management),
tetapi penelitian ini berbeda dengan beberapa
penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini
akan membuktikan apakah struktur kepemilikan dan
kinerja keuangan perusahaan mempengaruhi motivasi
manajemen untuk melakukan aktivitas manajemen
laba (earnings management) dan dampaknya
terhadap imbal hasil saham (stock return), yang
biasanya permasalahan ini luput dari pengamatan
beberapa peneliti sebelumnya, meskipun penelitian
sebelumnya yang juga meneliti aspek yang
memotivasi earnings management di seputar right
issue seperti yang dilakukan oleh Iqbal et al. 2000.
39
METODE
Kajian Literatur. Teori keagenan atau juga
dalam literature disebut “contracting theory”
merupakan teori yang bersumber dari teori
perusahaan (theory of the firm) yang dikemukakan
oleh Coase (1937). Jensen dan Meckling (1976)
melihat kontrak antara pemegang saham dan manajer
sebagai suatu hubungan keagenan (agency
relationship), dimana pemegang saham adalah
prinsipal yang memberikan wewenang kepada
manajer sebagai agen untuk mengelola perusahaan
atas nama pemegang saham.
Berkaitan dengan hubungan keagenan tersebut
maka akuntansi berperan penting sebagai alat
monitoring perusahaan, sehingga biaya kontrak dapat
diminimumkan. Lambert (2001:4) mengatakan bahwa
hubungan keagenan menimbulkan masalah insentif
(incentive problems). Kondisi yang ideal tidak dapat
dicapai karena adanya masalah dalam komunikasi
antara investor dan manajer. Masalah komunikasi
timbul karena adanya asimetri informasi, yaitu
adverse selection dan moral hazard.
Informasi merupakan hal penting dalam perkembangan pasar modal. Informasi yang lengkap,
relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap
perusahaan terutama melalui pasar modal sebagai alat
analisis untuk mengambil suatu keputusan ekonomi.
Terdapat beberapa jenis informasi perusahaan yang
dipublikasikan untuk masyarakat umum, yaitu: laba
perusahaan, target manajemen untuk periode yang
akan datang, pengumuman dividen, marketing, produksi
dan penjualan, laporan keuangan perusahaan, dan lainlain (Foster 1986).
Pengelolaan perusahaan yang tidak dapat ditangani
langsung oleh pemiliknya akan menimbulkan konflik
dalam pengendalian. Pemisahan kepemilikan dan
pengendalian akan menyebabkan manajer bertindak
tidak sesuai dengan keinginan pemilik. Konflik ini tidak
terlepas dari kecenderungan manajer untuk mencari
keuntungan sendiri dengan mengorbankan pihak lain,
manajer mempunyai kesempatan untuk mengambil
tindakan yang menurunkan nilai dan pemegang saham
yang akan menanggung biaya tindakan disfungsional
ini. Struktur kepemilikan perusahaan dibagi menjadi
dua yaitu: Perusahaan dalam meningkatkan akuntabilitas manajerial, dapat digunakan mekanisme
pengawasan oleh investor institusional. Peningkatan
pengawasan oleh institusi memaksa para insider untuk
bertindak lebih hati-hati. Peningkatan aktivitas investor
institusional dalam melakukan pengawasan terjadi
karena peningkatan kepemilikan saham oleh
institusional akan mendorong tindakan secara kolektif.
40
Akuntabilitas
Fama dan Jensen 1983, Bathala et al. 1994 dan Maug
et al. 1998 menjelaskan bahwa kehadiran kepemilikan
institusional dapat berperan sebagai agen. Pengawas
yang efektif untuk mengurangi konflik keagenan,
karena dapat mengendalikan perilaku opportunistic
manajer dan sekaligus memungkinkan perusahaan
untuk menggunakan tingkat hutang secara optimal.
Kepemilikan institusi juga berpengaruh negatif
terhadap discretionary accrual karena investor
institusional tidak mudah melikuidasi sahamnya hanya
karena adanya penurunan laba sekarang (Rajgofal
et al. 1999, Midiastuti dan Machfoedz 2003).
Teori keagenan membahas masalah-masalah
yang berkaitan dengan pemisahan kepemilikan dan
monitoring terhadap perusahaan. Pemisahan ini pada
akhirnya akan menimbulkan konflik kepentingan.
Definisi biaya keagenan menurut Jensen dan
Meckling (1976), adalah jumlah dari pengeluaran
untuk pengawasan (monitoring) yang dikeluarkan
oleh principal, pengeluaran karena penggunaan
hutang oleh agent (insider) serta pengeluaran karena
residual loss atau biaya yang timbul karena principal
merasa kehilangan kenyamanan sebagai akibat
terjadinya penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang diputuskan agent. Masalah keagenan
ini terjadi karena proporsi kepemilikan saham oleh
manajer kurang dari 100%, dengan demikian pihak
insider sebagai pengambil keputusan dalam
perusahaan perlu mempertimbangkan dampak yang
muncul atas keputusan tersebut khususnya dalam
rangka mengurangi agency problem sehingga dapat
meminimumkan agency cost.
Menurut Jensen dan Meckling (1976), untuk
meminimumkan agency problem dengan meningkatkan kepemilikan manajerial dalam perusahaan.
Kepemilikan insider dalam perusahaan akan
memaksa untuk meminimumkan pengeluaran yang
tidak produktif, karena ikut serta menanggung
konsekuensi tindakannya. Hasil pengujian Jensen et
al. 1992 menunjukkan bahwa kepemilikan saham
dalam perusahaan oleh managerial akan menggantikan peranan hutang dalam mengurangi agency
problem. Peningkatan kepemilikan ini akan
menurunkan debt ratio. Sedangkan hasil penelitian
Bathala et al. 1994 menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial, earning volatility, depreciation,
research and development and advertising
expenses, growth, institutional ownership memiliki
hubungan yang negatif terhadap debt ratio. Stock
volatility, research and development and advertising
expenses, size, institutional ownership dan debt ratio
memiliki hubungan negatif terhadap managerial
ownership, sedangkan variabel growth memiliki
hubungan yang positif terhadap managerial ownership.
Vol. 7. 2007
Hasil penelitian Ang et al. 2000:19-25 dengan
menguji perbedaan biaya keagenan untuk perusahaan
kecil. Pada perusahaan kecil yang modalnya hanya
dimiliki oleh manajer (manajer juga pemilik) biaya
keagenannya nol, sedangkan perusahaan yang
sebagian modalnya dimiliki oleh non manager ada
biaya keagenan. Biaya keagenan lebih besar untuk
perusahaan yang dikelola oleh bukan pemilik, biaya
keagenan bervariasi tergantung jumlah kepemilikan
saham oleh manajerial, biaya keagenan naik saat
jumlah pemilik non manajer bertambah, monitoring
bank mengurangi biaya keagenan.
Beberapa penelitian yang dilakukan Jensen and
Meckling (1976), Morck, Shleifer, and Vishny (1988),
and Stulz (1988) kemudian banyak mengambil
inspirasi dari teori agency. Dalam penelitianpenelitian tersebut disimpulkan bahwa hubungan
antara kepemilikan manajerial dengan nilai
perusahaan tidak monotonik. Pada satu sisi,
kepemilikan manajerial yang semakin tinggi akan
menguntungkan pemegang saham karena ada kenaikan
insentif bagi para manajer untuk me-ningkatkan nilai
perusahaan tetapi di sisi lain jika kepemilikan manajerial
itu terlalu besar akan menyebabkan manajer
cenderung berkubu (berkelompok) sendiri sehingga
nilai perusahaan akan turun ketika kepemilikan
manajerial meningkat.
Hasil penelitian Ou dan Penman (1989a, 1989b)
menyimpulkan bahwa laporan keuangan dapat
dipergunakan untuk memprediksi imbal hasil saham.
Penelitian Kim dan Verrechia (1991) mencoba melihat
bagaimana harga dan volume saham bereaksi
terhadap suatu pengumuman laba yang diperoleh
berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan oleh
Akuntansi Keuangan.Hasilnya konsisten dengan
prediksi yang dibuat yaitu bahwa pasar ternyata
bereaksi terhadap pengumuman laporan keuangan
yang ditandai dengan perubahan harga dan volume
saham. Bukti empiris lainnya ditunjukkan oleh hasil
penelitian Easton dan Trevor (1991) bahwa laba
merupakan variabel explanatory bagi penelitian
return sekuritas.
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka
bentuk penelitian ini adalah penelitian verifikatif, yang
merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel melalui sesuatu
pengujian hipotesis.
Sumber dan cara penentuan Data/Informasi.
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari laporan tahunan (annual report)
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2005. Data yang diambil
merupakan data cross section perusahaan manufaktur
pada tahun 2005.
WIDYASTUTI
Akuntabilitas
41
Tabel 1. Operasionalisasi variabel penelitian
Variabel
Sub. Variabel
Indikator
Skala
- Struktur
Kepemilikan
Institusional (SKI)
Persentase jumlah saham yang
dimiliki institusi terhadap jumlah
saham yang beredar
Ratio
Rajgofal et al.
1999, Claessens
2002 a
- Struktur
kepemilikan
manajerial
(SKM)
Kepemilikan saham oleh pihak
manajemen perusahaan terhadap
jumlah saham yang beredar
Ratio
Warfield et al.
1995
- Ukuran Perusahaan
(Size)
Logaritma Assets
Ratio
Carlson dan
Bathala 1997
- Ungkitan (Lev)
Persentase Kewajiban terhadap
total asset
Ratio
Trueman dan
Titman 1998
- Profitabilitas (ROA)
Persentase laba bersih sesudah
pajak terhadap total asset
Ratio
Carlson dan
Bathala 1997
Manajemen Laba
(DA)
Total akrual diskresioner adalah
perubahan aktiva lancar selain
kas dikurangi perubahan utang
lancar selain utang bank jangka
pendek dan jatuh tempo dikurangi
depresiasi dan amortisasi
Ratio
Sankar 1994
Imbal Hasil Saham
(Return)
Selisih antara imbal hasil yang
sesungguhnya terjadi dengan
imbal hasil ekspektasian
Ratio
Struktur
kepemilikan
Kinerja Keuangan
Sampel perusahaan yang diambil sudah
memenuhi kriteria jumlah sampel minimal yaitu
sebesar 84 sampel dari populasi sebanyak 141
perusahaan. Pemilihan perusahaan dilakukan secara
acak dengan kriteria kelengkapan data setiap
perusahaan.
Operasionalisasi Variabel. Selanjutnya
operasionalisasi dari variabel dependen dan sub-sub
variabel 5 C tersebut dapat dijelaskan pada tabel 1 :
Model Penelitian. Penelitian ini mencoba
meng-analisis pengaruh variabel leverage, ukuran
perusahaan, profitabilitas, struktur kepemilikan
institusional, dan struktur kepemilikan manajerial
terhadap manajemen laba dan pengaruhnya terhadap
imbal hasil saham. Berikut ini model ekonometrika
yang digunakan dalam penelitian ini:
DA     Lev   Size   ROA   SKI 
i
0
1 i
2
i
3
i
4
i
 SKM  e
5
i
i

Re turn     DA   Lev   Size   ROA 
i
0
i
2 i
3
i
4
i
  0,   0,   0,   0,   0,
1
2
3
4
5
  0,   0,   0,   0,   0,   0atau  0
1
2
3
4
5
6
6
Acuan
Chan et al. 2001
Ball and Brown
1968, Ou dan
Penman 1989
dalam hal ini:
DA = manajemen laba
LEV = Ungkitan
Size = ukuran perusahaan
SKI = struktur kepemilikan institusional
SKM = struktur kepemilikan manajerial
ROA
 SKM  e
SKI =profitabilitas
5
i
6
i
i
Return
= imbal hasil saham

DA = manajemen laba dari hasil estimasi persamaan DA
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis model
regresi recursive. Pengujian hipotesis dilakukan pada
model yang sudah terbebas dari masalah asumsi regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis model penelitian dilakukan berdasarkan
hasil dari seluruh pengujian statistik baik pengujian
parsial maupun pengujian simultan.Dari hasil pengujian ini akan dihasilkan kesimpulan penelitian.
Uji ini melihat nilai koefisien determinasi (R2) dari
persamaan. Nilai R2 dalam persamaan regresi model
penelitian ini adalah sebesar 0,973, Artinya 97,3 %
perubahan manajemen laba dipengaruhi oleh variabelvariabel penentu dalam model, sedangkan sisanya
sebesar yaitu 2,7 % dipengaruhi oleh variabel lain
yang ada diluar model.
42
Akuntabilitas
Vol. 7. 2007
Hasil regresi juga diperoleh nilai adjusted R2, yaitu
sebesar 0,972. Artinya setelah mengalami
penyesuaian, perubahan variabel tak bebas dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya sekitar
97,2% sementara sisanya sekitar 2,8% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak termasuk ke dalam model.
Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa F statistik
574,9371 dengan tingkat signifikasi 0,000. Oleh karena
itu probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,001 maka
secara bersama-sama seluruh variabel independen
berpengaruh signifikan mempengaruhi manajemen
laba.Dari hasil regresi didapat estimasi model sebagai
berikut:
Model ekonometrika untuk persamaan
manajemen laba ialah sebagai berikut:
  SKM  e
5
i
i
dalam hal ini:
DA
= manajemen laba
LEV
= Ungkitan
Size
= ukuran perusahaan
SKI
= struktur kepemilikan institusional
SKM
= struktur kepemilikan manajerial
ROA
= profitabilitas
Adapun hasil estimasi model ekonometrika ialah
sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil estimasi manjemen laba
Dependent variabel: DA
Method: Least squares
Sample: 1 84
Included observations: 84
Variable
C
LEV
SIZE
ROA
SKI
SKM
R-squared
Adjusted R-squared
F-statistic
Prob(F-statistic)
Durbin-Watson stat
Coefficient
-65.97418
74.53351
0.286571
27.52911
-6.959223
-44.30075
0.973583
0.971890
574.9371
0.000000
1.953233
t-Statistic Prob.
-16.48069
***
24.35322
***
28.81651
***
6.724632
***
-2.767100
***
-4.075329
***
dalam hal ini:
*** = signifikan pada á = 1%,
** = signifikan pada á= 5% ,
* = signifikan pada á = 10%,
TS = tidak signifikan.
Seluruh variabel independen yaitu variabel
leverage, Size, ROA, SKI, dan SKM berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba baik secara parsial
maupun simultan pada tingkat kepercayaan 99%.
Variabel leverage, Size, dan ROA berpengaruh
positif terhadap manajemen laba artinya bahwa
peningkatan pada variabel hutang perusahaan, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas perusahaan akan
meningkatkan manajemen laba. Sedangkan variabel
SKM dan SKI berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba artinya bahwa kecenderungan
peningkatan kepemilikan manajerial dan institusional
akan mendorong penurunan manajemen laba.
Adapun model ekonometrika untuk persamaan
Imbal Hasil Saham ialah sebagai berikut :
dalam hal ini:
Return = imbal hasil saham

DA = manajemen laba dari hasil estimasi persamaan DA
LEV = ungkitan (leverage)
Size = ukuran perusahaan
SKI = struktur kepemilikan institusional
SKM = struktur kepemilikan manajerial
ROA = profitabilitas
Hasil estimasi model ekonometrika untuk model
return ialah sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil estimasi imbal hasil saham
Dependent variabel: RETURN
Method: Least squares
Sample (adjusted): 1 84

t-Statistic
Prob
Re
DASKI
turn
 DAeCoefficient
Lev   Size

Variable
 SKM
 Lev
 Size
ROA  ROA
SKI
33 i i 4 4 i i
5 i ii 0 60 1 ii i i 22 ii
C
12.89632
6.378583 ***
DA_HAT
-1.227026
-3.389873 ***
LEV
-13.74587
-3.604245 ***
SIZE
2.331666
2.427678
**
ROA
6.533059
2.706709 ***
SKI
2.348487
4.300322 ***
SKM
-20.37653
-23.80820 ***
R-squared
0.999993
Adjusted R-squared
0.999992
F-statistic
Prob (F-statistic)
1676385.
0.000000
2.179075
Durbin-Watson stat
dalam hal ini:
*** = signifikan pada á = 1%,
** = signifikan pada á= 5% ,
* = signifikan pada á = 10%,
TS = tidak signifikan.
Uji ini melihat nilai koefisien determinasi (R2) dari
persamaan. Nilai R2 dalam persamaan regresi model
penelitian ini adalah sebesar 0,999.
WIDYASTUTI
Akuntabilitas
Artinya 99,9 % perubahan Return dipengaruhi
oleh variabel-variabel penentu dalam model,
sedangkan sisanya sebesar yaitu 0,1 % dipengaruhi
oleh variabel lain yang ada diluar model.
Hasil regresi juga diperoleh nilai adjusted R2, yaitu
sebesar 0,999. Artinya setelah mengalami penyesuaian,
perubahan variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel bebasnya sekitar 99,9% sementara
sisanya sekitar 0,1 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak termasuk ke dalam model. Hasil dari
pengujian ini menunjukkan bahwa F statistik sebesar
1676385,0 dengan tingkat signifikansi 0,005. Oleh
karena itu profitabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05
maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel imbal hasil saham.
Seluruh variabel independen yaitu variabel
manajemen laba, leverage, Size, ROA, SKI, dan SKM
berpengaruh signifikan terhadap imbal hasil saham
baik secara parsial maupun simultan pada tingkat
kepercayaan 99% dan 95%. Variabel Size, ROA, dan
kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
imbal hasil saham artinya bahwa semakin tinggi
ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan
kecenderungan kepemilikan institusional maka akan
semakin tinggi nilai imbal hasil sahamnya. Variabel
manajemen laba, leverage, dan struktur kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai imbal
hasil saham artinya bahwa kenaikan perilaku
manajemen laba, tingkat hutang, dan kecenderungan
kepemilikan manajerial akan menurunkan nilai imbal
hasil saham.
SIMPULAN
Struktur kepemilikan dan kinerja keuangan
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba baik
secara parsial maupun simultan dan struktur
kepemilikan, kinerja keuangan, dan manajemen laba
berpengaruh secara signifikan terhadap imbal hasil
saham baik secara parsial maupun simultan.
Variabel-variabel yang mempengaruhi manajemen
laba dan nilai imbal hasil saham sudah sesuai dengan
hipotesis penelitian. Temuan yang penting ialah bahwa
struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap nilai imbal hasil saham.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, J.S. Rebel, A. Cle. Iin, J.W. 2000. Agency Cost and
Ownership Structure, The Journal of Finance,
Vol. 50. No. 1. February. 81-106.
Ball, R. dan Brown, P. 1998. An Empirical Evaluation of
Accounting Income Number. Journal of Accounting
Research 6. Autumn: 159-178.
43
Banz, R. W. 1981. The Relationship Between Return and
Market Value of Coommon Stock. Journal of
Financial Economics. Vol. 9:3 – 18.
Bathala, T.C. Moon, K.R. and Rao, R.P. 1994. Managerial
Ownership, Debt policy, and the Impact of
Institutional Holdings: An Agency Perspective,
Financial Management, Autumn 94. 23. 38-50.
Brigham, Eugene, F. Gapenski, L.C. Daves, P.R. 2004.
Intermediate Financial Management 8th ed. The
Dryden Press. Orlando.
Coase, RH. 1937. The nature of the Firm, Economica
386 – 405.
Carlson, Steven, J. & Bathala, C.T. 1997. Ownership
difference and Firm Income smoothing Behavior.
Journal of Business and Accounting. 24:179-196.
Chan, K. Chan, L.K. Jegadesh, N. & Lakonishok, J. 2001.
Earning Quality and Stock Returns. NBER Working
Paper Series.
Daniel, K. and Sheridan, T. 1997. Evidence on The
Charcteristic of Cross Sectional Variation in Stock
Returns. Journal of Finance 52:1-31
Dechow, Patricia, M . dan Ilia, D. Dichev. 2002. The Quality
of Accruals and Earnings: The Role of Accrual
Estimations Errors. The Accounting Review.
Vol.77:35-59.
-----Patricia, M. Richard, G. Sloan dan Sweeny, P .A. 1995.
Detecting Earnings Management, Accounting Review
April. Vol. 70. No.2:193–225
Easton, P. Trevor, S. 1991. Earning as an Explanatory
Variable for Returns. Journal of Accounting
Research. Spring. Vol. 29. No. 1:19-36.
Fama, Eugene, F. dan Jensen, C.M. 1983. Separation of
Ownership and Control. Journal of Law and
Economics. June. Vol. 26:1-32.
Fama, E. Kenneth, F. French, R. 1995. Size and Book – to
Market Factors in Earning and Returns, Journal of
Finance. 50. 131-155.
Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis
2nd ed. New Jersey, Prentice hall International, Inc.
Healy, P.M. dan J. M. Wahlen. 2000. A Review of the
Earnings Management Literature and Its
Implications for Standar Setting. Accounting
Horizons Vol. 13 No. 4: 365-383.
Iqbal, Abdullah. Susanne. Espenlaub dan Norman, S. 2000.
An Analysis of the Motivation for Earnings
Management Arround U.K. Right Issues. Working
Paper.
Jensen, Gerald, R. Solberg, P.D. dan Zorn, T.S. 1992.
Simultaneous Determination of Insider Ownership,
Debf and Dividend Policies, Journal of Financial
and Quantitative Analysis. 27.246-263.
Jensen, M.C. 1986. Agency Cost Of Free Cash Flows,
Corporate Finance, and Takeover, American
Economic Review. 76. 323-329.
Jensen, Michael C. dan Meckling, H.W. 1976. Theory of
the Firm: Managerial Behavior, Agency and
Ownership Structure. Journal of Financial
Economic. October. Vol. 5. No.4:305-306.
44
Akuntabilitas
Kim, O. dan Verreccia, R. E. 1991. Trading Volume and Price
Reaction to Public Announcements. Journal of
Accounting and Research. Autumn.Vol. 29. No.2:
302-321.
Lambert, Ricard, A. 2001. Contracting Theorry &
Accounting, Working Paper, hhtp: papers. ssrn, com,
the Wharton school university of Pennsylvania.
Maug, Ernst. 1998. Large Shareholders as Monitor: Is
there a trade-off between liquidity and control?,
Journal of finance 34 (2), 549-561.
Midiastuti, Pratama, P. dan Machfoedz, M. 2003. Analisis
hubungan mekanisme Corporate Governance dan
Indikasi Manajemen Laba, Oktober, SNA VI, Surabaya.
Morck R. Shleifer, A. Vishny, R.W. 1989. Alternative
Mechanism for Corporate control, American
Economics Review. 79:842-852
Ou, J, dan Penman. 1989. Financial Statement Analysis
and The Prediction of Stock Return. Journal of
Accounting and Economics. 11. November 295-330.
Ou, J.A. dan . Penman, S. H. 1989b. Accounting
Measurement, Price-earnings Ratio, and The
Information Content of The Security Prices. Journal
of Accounting Research. Supplement. Vo. 27:111-144.
Ou, J. dan Penman, S. H. 1989a. Financial Statement
Analysis and Prediction of stock Return. Journal of
Accounting and Economics. 11:165-199.
Rajgonal, S. M. Venkatabhalam, dan Jiambalvo. 1999. Is
Instutional Ownership Associated with Earnings
Management and the Extent to which Stock Price
Reflect Future Earning?, Working Paper, University
of Washington Seattle.
Vol. 7. 2007
Rangan, Srinivasan. 1998. Earning Management and the
Perfomance of Seasoned Equity Offerings. Journal
of Financial Economic. No.50:101-112.
Sangkar, Mandira. Roy. 1994. The Effect of Alternative
from the Earnings Management on Return Earnings
Relation. Working Paper University of Southern
California.
Scott, R. William. 2000. Financial Accounting Theory.
Second Edition. University of Water. Prentince Hall
International, Inc.
Scott, R. William. 2003. Financial Accounting Theory.
Third Edition. University of Waterloo. Prentice Hall
International, Inc.
Trueman, B. and Titman, S. 1988. An explanation for
accounting Incomes Smoothing. Journal of
Accounting Research. Supplement. 26:127-139.
Watts, R.L. and J.L. Zimmerman. 1986. Positive Accounting
Theory, Englewood Cliffss, NJ : Prentice Hall, Inc.
Warfield, T.J. Wild and Wild, K. 1995. Managerial Ownership,
Accounting choices, and in formativeness of earnings.
Journal of accounting and Economics. 20: 61-91.
Wirasasmita, Yuyun. 2003. Pembahasan Bab IV Disertasi
DMB Sistematika Pembahasan Pemecahan Masalah
Universitas Padjajaran Bandung.
Wolk, H.I. Tearney, M.G. 2001. Accounting Theory : A
Conceptual and Institusional Approach. 5 th ed.
Cincinnati, Ohio, Shouth-Western College Publishing.
Download