8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Teknik Token

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Teknik Token Economy
a. Pengertian token economy
Ada beberapa cara untuk mengubah perilaku individu,
diantaranya adalah melalui modifikasi perilaku. Eysenk dalam
Purwanta (2015: 6) menyatakan bahwa “modifikasi perilaku adalah
usaha mengubah perilaku dan emosi manusia dengan cara yang
menguntungkan dengan hukum teori modern proses belajar”. Salah
satu teknik yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan modifikasi
perilaku adalah teknik token economy.
Token economy merupakan suatu wujud modifikasi perilaku
yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan
mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan pemberian token
(tanda-tanda). Martin dan Pear (2015: 675) menjelaskan bahwa “token
economy
adalah
sebuah
program
behavioral,
individu
dapat
memperoleh token untuk beragam perilaku yang diinginkan dan dapat
menukarkan penanda atau token tersebut demi memperoleh penguat
pendukung”. Token atau tanda khusus diberikan sebagai penghargaan
atas perilaku yang diubah, baik memunculkan perilaku yang
diinginkan, maupun menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
8
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
9
Token economy sebagai salah satu teknik modifikasi perilaku,
dalam pelaksanaannya didasarkan pada pendekatan perilaku yang
menggunakan penguatan positif. Erford (2016: 395) menyatakan
bahwa “token economy adalah suatu bentuk reinforcement positif yang
dalam prosesnya seorang siswa menerima suatu token ketika mereka
memperlihatkan perilaku yang diinginkan”. Token yang diterima
diakumulasikan dalam jumlah tertentu, untuk kemudian ditukarkan
dengan penguat (hadiah).
Teknik token economy adalah teknik yang menekankan pada
pemberian penghargaan yang bertujuan untuk memotivasi siswa agar
berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. Purwanta (2015: 148)
menjelaskan bahwa “token economy merupakan salah satu teknik
dalam modifikasi perilaku dengan cara pemberian satu kepingan (atau
satu tanda, satu isyarat) sesegera mungkin setiap kali setelah perilaku
sasaran muncul”. Token-token tersebut dikumpulkan dan kemudian
dalam jangka waktu tertentu dapat ditukarkan dengan hadiah atau
sesuatu yang mempunyai makna. Singkatnya token economy
merupakan sebuah penguatan untuk perilaku yang dikelola dan
diubah, seseorang dapat menerima penguatan untuk meningkatkan
atau mengurangi perilaku yang diinginkan.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
token economy merupakan salah satu teknik modifikasi perilaku
dengan cara pemberian token atau kepingan untuk menguatkan
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
10
perilaku positif. Token ini berupa poin, cek, lubang di kartu, kupon,
chip, uang mainan, tanda bintang atau apapun yang bisa dengan
mudah diidentifikasi sebagai milik siswa. Token ini bisa ditukar
dengan benda atau aktivitas pengukuh yang sering disebut pengukuh
idaman (hadiah).
b. Tahapan pelaksanaan token economy
Teknik token economy dalam pelaksanaannya terdiri dari
beberapa tahapan. Purwanta (2015: 152-157) menjelaskan bahwa
“pelaksanaan teknik token economy dibagi dalam tiga tahap, yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi”. Agar
pelaksanaan program token economy dapat berjalan dengan baik, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan pada tiap tahapan. Tahapan
dalam token economy tersebut yaitu:
1) Tahap persiapan
Ada
empat
hal
yang
perlu
dipersiapkan
dalam
melaksanakan teknik token economy yaitu: a) menetapkan
tinggkah laku yang akan diubah, disebut sebagai tingkah laku
yang ditargetkan; b) menentukan barang (benda) yang mungkin
dapat menjadi penukar kepingan; c) memberi nilai atau harga
untuk setiap kegiatan atau tingkah laku yang ditargetkan dengan
kepingan; d) menetapkan harga barang dengan kepingan.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
11
2) Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan diawali dengan pembuatan kontrak
antara siswa dengan guru. Kontrak cukup secara lisan dan kedua
belah pihak dapat saling memahami, atau dapat ditulis tangan dan
ditandatangani pihak yang bersangkutan. Guru dalam tahap ini
melaksanakan pembelajaran sesuai perencanaan. Apabila tingkah
laku yang ditargetkan muncul, maka siswa segera diberikan
kepingan. Setelah kepingan sudah mencukupi untuk ditukarkan
dengan barang yang diinginkan, siswa dibimbing ke tempat
penukaran kepingan dengan membeli barang sesuai nilai
kepingan yang didapat.
3) Tahap evaluasi
Pada tahap ini akan diketahui faktor-faktor yang perlu
ditambah atau dikurangi dalam daftar pengubahan perilaku yang
telah dilaksanakan. Misalnya nilai kepingan perlu diuji untuk
setiap tingkah laku yang akan diubah, dan melihat ketertarikan
subjek dalam program yang dibuat. Keberhasilan dan kekurangan
dalam pelaksanaan didiskusikan untuk merencanakan program
selanjutnya.
c. Aturan dan pertimbangan dalam token economy
Guru dalam menerapkan teknik token economy perlu
memperhatikan aturan yang ada agar dalam pelaksanaannya dapat
berjalan dengan baik. Purwanta (2015: 158-165) mengemukakan
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
12
beberapa aturan dan pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan teknik token economy agar efektif antara lain sebagai
berikut:
1) Hindari penundaan, pemberian token dilakukan seketika setelah
perilaku sasaran muncul.
2) Berikan token secara konsisten, pemberian token yang terus
menerus
(continuous)
dan
konsisten
akan
mempercepat
peningkatan perilaku sasaran.
3) Memperhitungkan pengukuh dengan harga kepingan. Perlu
dipertimbangkan banyaknya kepingan yang akan diterima cukup
untuk ditukar dengan barang yang diinginkan.
4) Persyaratan hendaknya jelas, aturan yang diterapkan harus jelas
dan mudah diikuti.
5) Pilih pengukuh (hadiah) yang macam dan kualitasnya memadai.
Bila berupa benda, pengukuh tersebut harus ringan, menarik,
mudah dibawa atau disimpan.
6) Kelancaran pengadaan pengukuh idaman.
7) Pemasaran pengukuh idaman, perlu memperhitungkan hukum
penawaran dan permintaan. Pengukuh yang banyak peminatnya
berharga lebih tinggi dari yang tidak banyak peminatnya.
8) Jodohkan pemberian kepingan dengan pengukuh sosial positif.
Pemasangan kepingan dengan pengukuh sosial positif dapat
mendidik keterampilan sosial siswa maupun guru.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
13
9) Perhitungkan efeknya terhadap orang lain. Program token
economy seyogianya melibatkan satu kelompok agar tidak ada
rasa iri karena perlakuan yang istimewa.
10) Perlu persetujuan berbagai pihak, agar tidak mengganggu
pelaksanaan program yang menyertainya.
11) Perlu kerjasama subjek, dalam pelaksanaan teknik token
economy makin jelas aturan main, makin setuju subjek pada
program yang akan dilaksanakan, maka akan semakin lancar
program dan semakin efektif hasil yang diperoleh.
12) Perlu latihan bagi pelaksana. Program token economy sering
membutuhkan bantuan dalam pelaksanaannya, maka pelaksana
perlu mendapatkan latihan-latihan dan pengetahuan yang
diperlukan dalam melaksanakan token economy.
13) Perlu pencatatan, selain untuk pertanggungjawaban, juga untuk
mendeteksi keberhasilan program.
14) Kombinasi dengan prosedur lain. Program token economy dapat
dikombinasikan dengan program lain seperti denda dan
penyisihan.
15) Follow-up dan penundaan pengukuhan. Apabila token economy
sudah berhasil meningkatkan perilaku, sedangkan pengukuhan
sosial belum dapat menggantikan program kepingan, maka perlu
adanya penundaan pemberian kepingan.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
14
d. Kelebihan teknik token economy
Token economy sebagai salah satu teknik dalam memodifikasi
perilaku tentu memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknik lain.
Ayllon dan Azrin (Miltenberger, 2008: 510-513) menyatakan bahwa
menggunakan token economy mempunyai banyak kelebihan, yaitu:
1) Token dapat menguatkan tingkah laku siswa dengan seketika
setelah terjadi.
2) Token economy tersusun dengan baik sehingga tingkah laku siswa
yang diharapkan diperkuat secara konsekuen.
3) Token merupakan penguat yang dikondisikan secara umum karena
akan dipasangkan dengan penguat lain yang bervariasi.
4) Token
mudah
untuk
dibagikan
dan
penerima
mudah
menjumlahkan.
5) Token dapat dengan mudah diukur sehingga tingkah laku yang
berbeda dapat menerima token lebih banyak atau lebih sedikit.
6) Penukaran token mudah dilaksanakan karena penerima dapat
menjumlahkan token yang dapat mengubah masalahnya dalam
bertingkah laku.
7) Penerima dapat belajar kemampuan-kemampuan yang terlibat
dalam perencanaan ke depannya dengan menyimpan token untuk
penukaran hal-hal yang lebih diinginkan.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
15
Teknik token economy dapat diimplementasikan dengan
tingkat keberhasilan tertentu untuk semua subyek yang perilakunya
layak untuk dimodifikasi. Erford (2016: 402) juga menyatakan
beberapa kelebihan dari token economy yaitu “token economy dapat
digunakan untuk memperbaiki manajemen kelas, dan juga dapat
digunakan untuk meningkatkan partisipasi kelas”. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa selain memodifikasi
perilaku, token economy juga dapat digunakan untuk peningkatan
pembelajaran di kelas yaitu manajemen dan partisipasi kelas.
e. Kekurangan teknik token economy
Penerapan teknik token economy selain memiliki kelebihan
juga terdapat beberapa kekurangan. Miltenberger (2008: 513)
menyatakan bahwa, “the disadvantages involved in the use of a token
economy include the time and effort involved in organizing and
conducting the program and the cost of purchasing the backup
reinforcers”. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kekurangan dalam penerapan token economy yaitu pada waktu,
pengorganisasian program, dan harga pembelian token. Waktu dalam
perencanaan cukup lama karena harus dirancamg dengan matang,
begitu pula pengorganisasiannya. Pembelian token juga memerlukan
biaya yang besar karena pengadaan pengukuh bukan hanya untuk satu
siswa, melainkan siswa dalam suatu kelompok bahkan kelas.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
16
2. Kerjasama
a. Pengertian Kerjasama
Kerjasama merupakan proses sosial yang paling dasar dan
berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Soekanto dan
Sulistyowati (2015: 66) menyatakan bahwa “kerjasama merupakan
suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama”. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa
kerjasama merupakan bentuk hubungan antara beberapa pihak yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
Kerjasama untuk mencapai tujuan bersama akan membentuk
hubungan yang baik antar siswa. Abdulsyani (2012: 156) menjelaskan
bahwa “kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya
terdapat aktivitas tertentu dan ditujukan untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap
aktivitas
masing-masing”.
Siswa
yang
bekerjasama
untuk
menyelesaikan suatu tugas kelompok akan saling memberikan
dorongan, bantuan, dan informasi pada teman kelompok yang
membutuhkan bantuan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kerjasama siswa dapat diartikan sebagai sebuah interaksi atau
hubungan antara siswa, maupun siswa dengan guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan
yang saling menghargai, saling membantu, dan saling memberikan
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
17
dorongan dalam belajar. Tujuan pembelajaran tersebut meliputi
perubahan tingkah laku, penambahan pemahaman, dan peningkatan
prestasi belajar.
b. Manfaat Kerjasama dalam Pembelajaran
Kerjasama dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan
jiwa sosial yang tinggi dalam diri siswa. Djamarah (2010: 7)
berpendapat bahwa:
Siswa yang dibiasakan hidup bersama, bekerjasama dalam
kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan
kelebihan. Siswa yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas
mau membantu yang kekurangan. Sebaliknya, yang memiliki
kekurangan dengan rela hati mau belajar dari yang mempunyai
kelebihan, tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun
terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa siswa
yang terbiasa bekerjasama dalam kelompok akan lebih memiliki jiwa
sosial yang tinggi. Siswa akan menyadari bahwa dirinya memiliki
kekurangan dan kelebihan begitu juga orang lain. Siswa yang
memiliki kelebihan akan membantu temannya yang mengalami
kesulitan, dan sebaliknya siswa yang mengalami kesulitan mau belajar
dari yang sudah bisa. Kerjasama tersebut dapat memotivasi siswa
untuk lebih giat belajar sehingga memunculkan persaingan yang
positif untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.
Kerjasama dalam belajar selain menumbuhkan jiwa sosial
yang tinggi juga akan memberikan banyak pengalaman dan
memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Djamarah
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
18
(2010: 68) menyatakan “keuntungan lain dari belajar bersama yakni
siswa yang belum mengerti penjelasan guru, akan menjadi mengerti
dari hasil penjelasan dan diskusi mereka dalam kelompok”. Siswa
yang sudah memahami materi akan termotivasi untuk membantu
temannya yang mengalami kesulitan dalam memahami materi.
Adanya kerjasama yang baik dalam belajar, memungkinkan
tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.
Kerjasama siswa terlihat dari kegiatan belajar bersama dalam
sebuah kelompok. Belajar bersama dalam kelompok juga akan
memberikan beberapa manfaat diantaranya yaitu menciptakan
kekompakan dan keakraban. Siswa melalui kerjasama juga dapat
meningkatkan
kemampuan
akademik,
berkomunikasi
dan
menyelesaikan masalah.
c. Indikator Kerjasama
IPA sebagai mata pelajaran yang mengutamakan proses bukan
sekedar penyampaian konsep, tentu mengutamakan adanya prinsip
kerjasama dalam belajar. Isjoni (2013: 64-65) berpendapat bahwa
“dalam pembelajaran yang menekankan pada prinsip kerjasama tidak
hanya mempelajari materi saja, siswa harus mempelajari ketrampilanketrampilan
khusus
yang
disebut
ketrampilan
kooperatif”.
Ketrampilan kooperatif berfungsi untuk memperlancar hubungan kerja
dan tugas (kerjasama siswa dalam kelompok). Ketrampilan-
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
19
ketrampilan kooperatif tersebut dikemukakan oleh Lungdren dalam
Isjoni (2013: 65-66) sebagai berikut:
1) Menggunakan kesepakatan
Menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat yang
berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
2) Menghargai kontribusi
Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat
dikatakan atau dikerjakan anggota lain.
3) Mengambil giliran dan berbagi tugas
Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok
bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau
tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
4) Berada dalam kelompok
Maksud disini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja
selama kegiatan berlangsung.
5) Berada dalam tugas
Berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu
yang dibutuhkan.
6) Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi berarti mendorong semua anggota kelompok
untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
7) Mengundang orang lain
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
20
Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan
berpartisipasi terhadap tugas.
8) Menyelesaikan tugas dalam waktunya
9) Menghormati perbedaan individu
Berdasarkan
beberapa
pendapat
di
atas,
maka
dapat
disimpulkan bahwa indikator sikap kerjasama siswa antara lain:
1) Menggunakan kesepakatan
2) Menghargai kontribusi
3) Mengambil giliran dan berbagi tugas
4) Berada dalam kelompok
5) Berada dalam tugas
6) Mendorong partisipasi
7) Mengundang orang lain
8) Menyelesaikan tugas dalam waktunya
9) Menghormati perbedaan individu
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil akhir dari proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Arifin (2016: 12) menjelaskan bahwa kata
prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam
bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi
belajar (achievment) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome).
Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
21
Prestasi belajar (achievment) penting untuk dibahas, karena mempunyai
beberapa fungsi utama antara lain:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai siswa.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
siswa.
Melihat banyaknya fungsi dari prestasi belajar, maka sangatlah
penting bagi guru untuk mengetahui prestasi belajar siswa baik secara
perorangan maupun kelompok. Prestasi belajar juga bermanfaat sebagai
umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Cronbach (Arifin, 2016: 13) menyatakan bahwa:
Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai
umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan
diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk
keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan,
untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan
sekolah.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa kegunaan
prestasi belajar selain sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran, juga untuk keperluan bimbingan, seleksi, penjurusan,
penentuan isi kurikulum dan kebijakan sekolah. Prestasi belajar dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan bimbingan
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
22
lebih lanjut, seperti pelaksanaan remidial bagi siswa yang belum tuntas
belajar dan pengayaan sebagai pemantapan bagi siswa yang sudah tuntas
belajar. Guru dapat menyeleksi dan mengarahkan siswa pada jurusan yang
sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliki dengan melihat prestasi
belajar yang siswa peroleh. Pencapaian prestasi belajar siswa tersebut juga
dapat dijadikan tolak ukur dalam merumuskan kebijakan-kebijakan
sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru selain harus mengetahui fungsi dan pentingnya prestasi
belajar, juga harus memahami faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Ahmadi dan Supriyono (2013: 138) menjelaskan “prestasi
belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu”. Faktor-Faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut yaitu:
a. Faktor Internal
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis, yang terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
23
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor sosial yang terdiri dari:
a) Lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
d) Lingkungan kelompok
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Prestasi belajar siswa dapat diukur dengan penilaian prestasi
belajar. Arifin (2016: 180) menyatakan bahwa “penilaian prestasi belajar
(achievement assessment) merupakan suatu teknik penilaian yang
digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian prestasi belajar siswa
dalam mata pelajaran tertentu sesuai kompetensi yang telah ditetapkan
dalam kurikulum”. Penilaian prestasi belajar dapat memberikan informasi
terkait tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dan
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
24
sebagai bahan evaluasi terhadap keberhasilan proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
Penilaian prestasi belajar dilakukan dalam upaya mengumpulkan
dan mendeskripsikan prestasi belajar siswa baik melalui tes maupun non
tes. Gronlund (Azwar, 2016: 18-21) merumuskan beberapa prinsip dasar
dalam pengukuran prestasi belajar sebagai berikut:
a. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara
jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
b. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil
belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau
pengajaran.
c. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna
mengukur hasil belajar yang diinginkan.
d. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan
penggunaan hasilnya.
e. Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil
ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
f. Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para
siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan nilai hasil perolehan siswa pada aspek
pengetahuan yang diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari diri siswa itu
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
25
sendiri maupun dari luar. Faktor-faktor tersebut menjadi penting untuk
dipahami oleh guru agar dapat membantu siswa mencapai prestasi belajar
yang sebaik-baiknya. Prestasi belajar dapat diukur melalui penilaian hasil
belajar (achievement assessment) berupa tes maupun non tes.
4. IPA
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata
pelajaran pokok yang ada di Sekolah Dasar (SD). Trianto (2010: 136)
mengemukakan bahwa “IPA adalah suatu kumpulan teori yang
sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam, lahir dan berkembang melalui teknik ilmiah seperti observasi
dan eksperimen”. IPA mempelajari tentang makhluk hidup dan
hubungannya dengan alam sekitar.
Pembelajaran IPA tidak terbatas pada penerimaan materi atau
konsep-konsep yang sudah ada, namun meliputi suatu proses untuk
menemukan konsep yang baru. Kegiatan IPA dimulai dari
pengamatan, hasil pengamatan atau observasi ini digunakan untuk
merumuskan konsep-konsep dan teori. Aly dan Rahma (2010: 18)
menyatakan bahwa:
IPA adalah pengetahuan teoretis yang diperoleh atau disusun
dengan cara khusus, yaitu melakukan observasi,
eksperimentasi,
penyimpulan,
penyusunan
teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait
mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
26
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejalagejala alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Siswa
melakukan
praktik
dalam
belajar
IPA
untuk
menemukan
permasalahan yang sedang dipelajari secara langsung, sekaligus
menemukan solusi dan pemecahan masalahnya. IPA mulai diajarkan
di SD untuk memberikan manfaat bagi siswa agar mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan dirinya dan tempat tinggalnya.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Mata Pelajaran IPA di SD merupakan konsep yang masih
terpadu karena belum ada pemisahan seperti mata pelajaran kimia,
biologi, dan fisika. Susanto (2015: 171-172) menjelaskan bahwa
tujuan pembelajaran IPA di SD dalam Badan Nasional Standar
Pendidikan (BNSP, 2006), dimaksudkan untuk:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
27
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama (SMP).
c. Materi Gerak Benda
Materi IPA yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
yaitu materi gerak benda. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi gerak benda dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA
Materi Gerak Benda kelas III
Standar
Kompetensi Dasar
Kompetensi
4. Memahami
4.1. Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa
berbagai cara
gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan
gerak benda,
ukuran.
hubungannya 4.2. Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang
dengan
pengaruh energi panas, gerak, dan getaran
energi dan
dalam kehidupan sehari-hari.
sumber
4.3. Mengidentifikasi sumber energi dan
energi.
kegunaannya.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
28
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
tabel 2.1 di atas, dapat diketahui bahwa materi yang dijadikan bahan
penelitian adalah materi gerak benda. Materi gerak benda mengkaji
berbagai gerak benda dan faktor yang mempengaruhi gerak benda
melalui percobaan, serta pengaruh energi dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Teknik token economy telah banyak diteliti dan digunakan dalam
bidang pendidikan maupun psikologi untuk memodifikasi perilaku seseorang
menjadi seperti yang diinginkan. Salah satu penelitian yang menguji
keefektifan teknik token economy dilakukan oleh Simeon, Abdullahi, dan
Umaru (2015) dengan judul “Efficacy of Token Economy-Technique in
Reducing Lateness Behaviour among Primary School Pupils in Kaduna
Metopolis, Nigeria” menunjukkan bahwa jumlah kehadiran telah meningkat
secara signifikan sebagai akibat dari penerapan token economy pada tingkat
keterlambatan sekolah. Total rata-rata per hari mereka yang hadir 23,03 dan
14,73 setelah dan sebelum diberikan perlakuan dengan token economy.
Temuan ini berkolaborasi dengan temuan awal, yang menunjukkan bahwa
teknik token economy efektif dalam mengurangi keterlambatan sekolah,
kemalasan,
penolakan
sekolah
dan
meningkatkan
kinerja
sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Simeon, Abdullahi, dan Umaru,
menunjukan bahwa teknik token economy secara efektif dapat mengubah
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
29
perilaku siswa, yaitu mengurangi keterlambatan siswa dalam kehadiran di
sekolah, kemalasan, penolakan sekolah, dan juga meningkatkan kinerja
sekolah.
Penerapan teknik token economy selain memodifikasi perilaku, juga
dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Aljuhaish
(2015), dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “The Effectiveness of
Behaviourist’s Token Economy System on Teaching English as a Second
Language at Saudi Schools in Kuala Lumpur”, menyatakan bahwa “token
Economy, if implemented effectively, not just modifying behaviour, but also in
improving student academic performance”. Token economy, jika diterapkan
secara efektif, tidak hanya memodifikasi perilaku, tetapi juga dalam
meningkatkan prestasi akademik siswa.
Penelitian yang dilakukan Aljuhaish tersebut menunjukan bahwa
bahwa token economy dapat membantu guru dalam pembelajaran, memotivasi
siswa, dan memulai kompetisi yang sehat antar siswa. Aiesha Y. Khudayer Al
Aqeede juga menekankan bahwa token economy membantu dalam
memanajemen kelas, membantu siswa yang berprestasi rendah, kurang
partisipatif, dan yang berperilaku tidak pantas. Pernyataan tersebut
menunjukan bahwa penerapan token economy selain dapat digunakan untuk
memodifikasi perilaku, juga memiliki banyak manfaat. Manfaat dari
penerapan teknik token economy diantaranya yaitu meningkatkan prestasi
belajar, motivasi, menumbuhkan persaingan yang sehat, menciptakan suasana
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
30
pembelajaran yang partisipatif, serta membantu guru dalam memanajemen
kelas.
Penelitian lain yang menerapkan teknik token economy, dan menjadi
dasar dalam penelitian ini yaitu penelitian experiment yang dilakukan oleh
Indrijati (2009). Indijati (2009) dalam jurnalnya yang berjudul “Efektivitas
Metode Modifikasi Perilaku Token Economy dalam Proses Belajar Mengajar
di Kelas” menyatakan bahwa:
Berdasarkan analisis SPSS diperoleh hasil yaitu adanya perbedaan
efektivitas antara penerapan token economy dengan metode
konvensional terhadap munculnya perilaku menjawab dengan benar
pertanyaan dari guru, bertanya pada guru tentang materi pelajaran,
menanggapi pertanyaan atau jawaban guru maupun teman, dan
menjawab pertanyaan dari guru meskipun salah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan efektivitas antara
token economy dengan metode konvensional terhadap munculnya perilaku
yang diinginkan. Masing-masing dari keempat perilaku yang diukur
menunjukkan hasil yang signifikan dan meannya menunjukkan perbedaan
yang cukup besar untuk keempat perilaku tersebut. Berdasarkan hasil tersebut
dapat dikatakan penerapan token economy dapat meningkatkan perilaku
positif yang diharapkan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Simeon, Abdullahi, Umaru,
Aljuhaish, dan Indijati, menunjukan keberhasilan dan keefektifan penggunaan
teknik token economy dalam memodifikasi perilaku, manajemen kelas,
maupun meningkatkan prestasi. Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai
dasar dalam penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan yaitu dengan
menerapkan teknik token economy untuk meningkatkan sikap kerjasama dan
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
31
prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA materi gerak benda di kelas III SD
Negeri 1 Pageraji. Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat
memberikan inovasi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa kondisi awal
siswa kelas III di SD Negeri 1 Pageraji menunjukkan adanya permasalahan
dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi gerak benda. Pembelajaran
yang masih berpusat pada guru membuat siswa yang satu dengan siswa lain
tidak terbiasa untuk berinteraksi dan bekerjasama, sehingga memiliki sifat
individual yang tinggi. Penggunaan metode ceramah dan penugasan yang
masih mendominasi kegiatan pembelajaran menyebabkan kerjasama siswa
dalam pembelajaran menjadi kurang, penyampaian materi tidak optimal, dan
prestasi belajar yang diperoleh menjadi rendah.
Penerapan teknik token economy diharapkan akan menciptakan
suasana belajar yang mendukung siswa untuk saling berinteraksi dan
bekerjasama. Kerjasama dalam belajar memberikan peluang pada siswa untuk
berbagi pengetahuan dan saling membantu mengatasi kesulitan belajar yang
dialami sehingga berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa.
Gambaran dari penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
32
Sikap kerjasama dan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran
IPA materi gerak benda Kelas III
SD Negeri 1 Pageraji rendah.
Kondisi Awal
Siklus I
Penerapan teknik
Token Economy
Evaluasi
Siklus II
Penerapan teknik
Token Economy
Evaluasi
Tindakan
Kondisi Akhir
Sikap kerjasama dan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi gerak benda Kelas III
SD Negeri 1 Pageraji meningkat.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Penerapan teknik token economy dapat meningkatkan sikap kerjasama
siswa pada mata pelajaran IPA materi gerak benda Kelas III SD
Negeri 1 Pageraji.
2. Penerapan teknik token economy dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPA materi gerak benda Kelas III SD
Negeri 1 Pageraji.
Penerapan Teknik Token…, Rizka Lestiarno Asih, FKIP UMP, 2017
Download