BAB I - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Salah satu sebab krisis ekonomi Indonesia yang berkepanjangan adalah
tidak stabilnya nilai kurs rupiah. Nilai kurs merupakan salah satu indikator
perekonomian Indonesia. Kurs rupiah yang mengalami depresiasi yang cukup
tajam, dapat menyebabkan perusahaan yang mempunyai kewajiban moneter
jangka panjang menderita kerugian bersih (net loss) secara signifikan dalam
laporan keuangannya. Laba perusahaan menjadi negatif karena laba operasi
dikikis oleh kerugian akibat merosotnya kurs rupiah yang dibebankan penuh pada
laporan keuangan periode berjalan. Begitu juga dengan perusahaan
yang
memiliki aktiva moneter dalam mata uang asing, pada saat terjadinya apresiasi
yang tajam terhadap nilai kurs tersebut, kerugian bersih (net loss) akan
dibebankan secara signifikan dalam laporan keuangan. Padahal tidak semua
bagian dari kerugian selisih kurs itu pasti akan terealisasi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
Pernyataan No.10 transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan
menggunakan kurs pada saat terjadi transaksi, pada setiap tanggal neraca
berikutnya, khusus untuk pos aktiva dan kewajiban moneter dalam valuta asing,
harus dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal
neraca. Apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dengan tanggal
penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing.
Kecuali untuk hal-hal lain yang diuraikan dalam Pernyataan No.10 paragraf 16
dan 18, selisih penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang
asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. Hal
lain yang diatur dalam Pernyaatan No.10 paragraf 16 dan 18 adalah selisih kurs
yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk bagian
investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing dan selisih kurs yang timbul
dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai sesuatu hedging dari
investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing. Secara riil, perusahaan tidak
1
Bab I - Pendahuluan
2
menerima laba ataupun menderita kerugian sebagaimana yang diakuinya.
Besarnya laba atau rugi itu akan selalu berubah-ubah, tergantung pada fluktuasi
kurs yang terjadi. Jadi, pembebanan rugi selisih kurs yang timbul dari penjabaran
pos aktiva dan kewajiban moneter dalam valuta asing terutama pada kondisi
dimana kurs berfluktuasi sangat tajam, akan menyebabkan laporan keuangan
perusahaan terkikis oleh kerugian yang realisasinya belum dapat diketahui dengan
pasti, dikhawatirkan akan memberikan interpretasi terhadap penilaian kinerja
perusahaan
yang bersangkutan
kurang objektif oleh
pihak-pihak
yang
berkepentingan. Penilaian kinerja perusahaan, khususnya yang dilakukan oleh
investor, akan menentukan keputusan investasi yang dibuatnya. Secara agregat,
keputusan itu akan tercermin pada gejolak perdagangan saham
yang
diperdagangkan. Dengan diberlakukan alat perlakuan akuntansi terhadap rugi
selisih kurs ini serta perkembangan transaksi penjualan yang tercermin dalam
fluktuasi harga pasar saham.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengambil topik sebagai berikut :
‘’PENGARUH PEMBEBANAN RUGI SELISIH KURS TRANSAKSI
TERHADAP
PERUBAHAN
HARGA
PASAR
SAHAM
SEKTOR
INDUSTRI DASAR DAN KIMIA DI BURSA EFEK JAKARTA’’
Terdapat beberapa penelitian yang menguji hubungan antara nilai
perubahan kurs dan harga saham sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh
Aggraval (1981) dan Ma-Kao (1990) yang menunjukan terdapat hubungan yang
signifikan antara perubahan kurs dan perubahan harga saham. Grahita Chandrarin
& Michael G. Tearney (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “The Effect of
Reporting of Exchange rate Losses on the Stock Market Reaction” menunjukan
bahwa pelaporan rugi selisih kurs pada laporan keuangan mempengaruhi pasar
modal di Amerika Serikat. Dian Prasasti (2002) dalam penelitiannya yang
berjudul pengaruh pembebanan rugi selisih kurs terhadap harga saham di pasar
modal mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara
pembebanan rugi selisih kurs terhadap harga saham di pasar modal, studi kasus
pada Bursa Efek Jakarta. Penulis melakukan penelitian replikasi terhadap
Bab I - Pendahuluan
3
penelitian. Grahita Chandrarin & Michael G. Tearney maupun Dian Prasasti, yang
membedakan penelitian ini adalah penggunaan variabel-variabelnya. Hal tersebut
dapat dilihat dai tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Perbedaan Penggunaan Variabel-variabel Penelitian
Grahita Chandrarin
Perbedaan
Penulis
Dian Prasasti
dan Michael G.
Tearney
Perbandingan antara rugi selisih
Vaiabel
kurs transaksi dengan laba(rugi)
Independen
sebelum rugi selisih kurs transaksi
EPS, Income before
EBIT
extraordinary item dan
revenue (net sales)
dan pajak
Harga saham selama
Harga Pasar Saham 15 hari bursa
1 Bulan atau 20 hari
Variabel
sebelum dan sesudah informasi
bursa sebelum dan
Harga saham selama satu
Dependen
pembebanan rugi selisih kurs
sesudah informasi
tahun (1995-1996)
transaksi
pembebanan rugi
selisih kurs
Lingkup
Sektor Industri dasar dan Kimia di
Penelitian
Bursa Efek Jakarta
Periode
penelitian
2006
Bursa Efek Jakarta
2002
Pasar modal di Amerika
Serikat
2000
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas maka permasalahan
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan emiten mengenai selisih kurs transaksi dalam
laporan keuangan sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta.
2. Bagaimana perubahan harga pasar sektor industri dasar dan kimia di Bursa
Efek Jakarta.
3. Bagaimana pengaruh pembebanan rugi selisih kurs transaksi terhadap
perubahan harga pasar saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa
Efek Jakarta.
Bab I - Pendahuluan
4
1.3 Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian yang dilakukan adalah Untuk mendapatkan datadata yang objektif yang penulis gunakan dalam penyusunan
skripsi ini dan
penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data sebagai bahan kajian
penyusunan karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Adapun tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui kebijakan emiten mengenai selisih kurs transaksi dalam
laporan keuangan sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta.
2. Mengetahui perubahan harga pasar sektor industri dasar dan kimia di
Bursa Efek Jakarta.
3. Membuktikan pengaruh pembebanan rugi selisih kurs transaksi terhadap
perubahan harga pasar saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa
Efek Jakarta.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian
ini akan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun
penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini penulis akan lebih dapat memahami
penerapan dari teori-teori yang didapat selama di bangku kuliah, terutama
yang berkaitan dengan judul yang dipilih.
2. Bagi Emiten
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan kepada
pihak perusahaan publik mengenai pengaruh pembebanan rugi selisih kurs
transaksi terhadap harga pasar saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa
Efek Jakarta.
Bab I - Pendahuluan
5
3. Bagi Pihak ketiga
Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan referensi dan informasi yang
bermanfaat, khususnya mengenai topik yang serupa dengan penelitian ini
apabila ada yang bermaksud untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1.5 Kerangka Pemikiran
Salah satu surat berharga yang aktif diperdagangkan di pasar modal adalah
saham. Untuk melakukan suatu keputusan investasi, terlebih dahulu seorang
investor melakukan analisis. Analisis harga pasar saham dapat dilakukan dengan
pendekatan teknikal ataupun fundamental. Pendekatan teknikal mendasarkan
keputusan pada analisis tren/ pola saham. Menurut pendekatan ini, harga pasar
saham merupakan cerminan dari kondisi psikologis investor dan dari berbagai
faktor yang seringkali tidak rasional. Harga pasar saham bergerak dalam suatu
pola yang akan berulang dengan sendirinya. Sedangkan pendekatan fundamental
lebih
mendasarkan
investasi
pada
informasi-informasi
yang
mampu
mengambarkan kondisi dasar perusahaan. Investor akan menganalisis berbagai
informasi seperti data industri perusahaan, kebijakan dividen, evaluasi produk dan
penyerapan pasar, prospek pengembangan usaha, serta informasi perusahaan,
untuk memperkirakan nilai wajar dari harga pasar saham.
Harga pasar saham di pasar modal dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
pengaruh perdagangan saham, ketat tidaknya pengawasan atas pelanggaran oleh
pelaku bursa, psikologi pemodal secara masal yang berubah-ubah dari pesimistis
ke optimistis dan lain-lain. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi
harga pasar saham dapat dikelompokan tiga golongan yaitu faktor pengaruh dari
luar, faktor perilaku investor, dan faktor kinerja keuangan emiten.
Dalam operasinya, suatu perusahaan tidak selalu memperoleh laba bersih.
Tetapi ada juga perusahaan yang membukukan rugi bersih dala laporan
keuangannya.. Hal ini dapat terjadi jika beban perusahaan lebih besar dari
pendapatannya, atau apabila perusahaan mengalami kerugian (loss) yang cukup
Bab I - Pendahuluan
6
signifikan dari operasi non rutinnya sehingga mengkikis laba operasi perusahaan.
Kerugian ini dapat disebabkan oleh berbagai kejadian atau kondisi seperti
penjualan aktiva dengan harga dibawah nilai bukunya, bencana alam, atau karena
depresiasi mata uang pelaporan.
Salah satu akun laporan keuangan yang mengemuka secara signifikan
beberapa tahun terakhir adalah selisih kurs (exchange differences). Kurs
memegang peranan penting dalam pembukuan suatu perusahaan ketika
perusahaan tersebut mengadakan interaksi dengan pihak lain dan menimbulkan
transaksi yang didenominasi dalam satuan mata uang asing. Nilai kurs dapat
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Selisih kurs akan timbul ketika
jumlah unit mata uang asing yang sama dilaporkan ke dalam mata uang pelaporan
dengan menggunakan besaran kurs yang berbeda.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.10 mengenai
Transaksi Dalam Mata Uang Asing dinyatakan bahwa pos-pos moneter timbul
dari transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing dicatat dengan
menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Kemudian, setiap tanggal neraca, pos
moneter itu harus dijabarkan dengan kurs yang berlaku (current rate). Selisih kurs
yang timbul akan dibebankan pada laporan keuangan periode berjalan.
Pengecualian terhadap perlakuan tersebut diberlakukan pada hal-hal
berikut:
1. Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter dalam substansinya
membentuk bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing
harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan
hingga saat pelepaasan (disposal) investasi neto dan pada saat harus diakui
sebagai pendapatan atau beban.
2. Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan
sebagai suatu hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas
asing harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan
perusahaan hingga pada saat pelepasan (disposal) investasi neto, dan pada
saat harus diakui sebagai pendapatan atau beban.
Bab I - Pendahuluan
7
Dalam kondisi dimana mata uang pelaporan terdepresiasi secara luar biasa
sedangkan kebijakan hedging tidak mungkin dilakukan sehingga menimbulkan
kewajiaban yang tidak terealisasikan akibat perolehan selisih kurs yang timbul
dapat dimasukan ke dalam nilai tecatat dari aktiva yang diperoleh.
Dalam uraian diatas penulis mengajukan sebuah hipotesis: “Pembebanan
rugi selisih kurs transaksi berpengaruh secara signifikan terhadap harga pasar
saham sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta’’.
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Saham
Perlakuan Akuntansi Selisih Kurs
Transaksi di Indonesia
Analisis Harga
PSAK No. 10
Analisis
Fundamental
Informasi Rugi Selisih
Kurs Transaksi
Informasi Akuntansi
Analisis
Teknikal
Tren/pola Harga
Harga Pasar
Saham
Hipotesis:
Pembebanan rugi selisih kurs transaksi berpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan harga pasar saham sektor
industri dasar dan kimia di Bursa Efek Jakarta
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi
ini adalah metode penelitian Ex Post Facto. Metode Ex Post Facto menurut
Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis (2004:7). adalah :
Bab I - Pendahuluan
8
“Penelitian Ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian meurut ke
belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan
kejadian tersebut. ”
Penelitian ini dikelompokan kedalam penelitian asosiatif dengan hubungan
kausal. Menurut Sugiyono (2004:11) penelitian asosiatif adalah:
“Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini
mempunyai tingkatan tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian
deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka dapat
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala.”
Sedangkan pengertian hubungan kausa menurut Sugiyono (2004:11)
adalah:
“Hubungan Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi
ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
dependen (dipengaruhi)”
Adapun langkah-langkah yang diambil untuk keperluan penyusunan
skripsi
ini
akan
dimulai
dengan
metode-metode
pengumpulan
data,
operasionalisasi variabel, populasi dan sampel penelitian dan teknik analisis data
yang menggunakan teknik statistik yaitu analisis regresi sederhana, analisis
korelasi Product Moment (pearson), dan pengujian hipotesis. Variabel-variabel
dalam penelitian ini terdiri dari:
1. pembebanan rugi selisih kurs transaksi (x)
2. perubahan harga pasar saham (y)
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data serta informasi yang dibutuhkan dalam penulisan
skripsi ini, penelitian akan dilaksanakan di Bursa Efek Jakarta atas emiten sektor
industri dasar dan kimia pada periode 2005 yang menangguhkan rugi selisih kurs
transaksi yang dibebankan penuh dalam laporan keuangan periode berjalan.
Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2006 sampai dengan Mei 2006.
Download