Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 239 COOPERATIVE LEARNING TIPE (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS 5 COOPERATIVE LEARNING TIPE (STAD) TO INCREASE STUDENT STUDY ACHIEVEMENT SOCIAL STUDY IN 5TH GRADE Disusun oleh : Muhamad Faishal Hilmy Arkan NIM 12108244058 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan. cooperative learning tipe Student team achievement division (STAD). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Ambartawang, Mungkid, Magelang yang berjumlah 24 siswa. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cooperative learning tipe Student team achievement division (STAD) pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa pada setiap akhir siklus menunjukkan peningkatan hasil belajar IPS. Batas Kriteria Ketutasan Minimum adalah ≥70 atau dengan ketuntasan belajar ≥90% dari jumlah siswa. Persentase ketuntasan pada pratindakan sebesar 62,5%, Siklus I sebesar 79,17%, dan siklus II sebesar 91,67%. Kata kunci : prestasi belajar, IPS, cooperative learning tipe student team achievement division (STAD). Abstract This research aims at improving the social learning achievement by using cooperative learning tipe student team achievement division (STAD).. The kind of this research was action research by Kemmis and Taggart. The subject of this research was 10 students of 5th grade of SD N Ambartawang, Mungkid, Magelang. To analyse quantitative data was using quantitative descriptive and qualitative descriptive. The result of this research shows that using role playing improve the social learning achievement. The conclusion comes from the data of pre action is 62,5%, cycle I is 79,17% and cycle II is 91,67%. By process the learning quality is good that the responsibility and cooperationaspect improves from pre action, cycle I and cyce II. Keywords : student achievement, Social Study, cooperative learning type Student team achievement division (STAD) 240 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017 sebagian besar berisikan cerita sejarah masa lalu. PENDAHULUAN Dunia pendidikan dasar pendidikan tidak Selain itu, dalam melaksanakan kegiatan hanya membekali siswa dengan kemampuan pembelajaran hanya bersifat tradisional dengan membaca menulis saja, akan tetapi dengan model mengembangkan potensi siswa (Ahmad Susanto, berpusat pada guru (teacher centered). Kegiatan 2013 : 70). Potensi siswa tersbut bisa berupa pembelajaran semacam itu akan memberikan potensi spiritual. dampak yang negatif terhadap siswa. Dampak Pengembangan potensi-potensi tersebut tentu negatif tersebut antara lain siswa menjadi pasif, sejalan dengan mata pelaaran yang ada pada kurang kreatif, dan mengandalkan informasi tingkat tersebut. Salah satunya adalah dalam yang mata pelajaran IPS. Selain itu, tujuan pendidikan mendengar apa yang dikatakan oleh guru IPS sehingga kemampuan siswa terbatas dan sulit mental, pada sosial, tingkat dasar dan adalah untuk memperkaya dan mengebangkan kehidupan pesertadidik, dengan mengembangkan pembelajaran diberikan ceramah oleh guru. yang Siswa hanya hanya berkembang untuk mendapatkan informasi baru. Pembelajaran yang berpusat pada guru kemampuan dalam lingkungan dan melatih (teacher peserta didik menempatkan dirinya dalam kelemahannya. Guru menjelaskan bagaimana masyarakat. sulitnya mengajarkan materi IPS kelas 5, karena centered) tersebut banyak Maka dari itu, kegiatan pembelajaran selama ini pembelajaran menggunakan metode yang efektif, merupakan tolok ukur keberhasilan ceramah justru membuat siswa merasa bosan. guru dalam mengelola kelas (Ahmad Susanto, Oleh karena itu, berdampak pada pemahaman 2013 :53). Kegiatan pembelajaran efektif ini, materi dan nilai siswa. terlihat dari adanya hubungan timbal balik dan Selain guru yang mengeluhkan peserta didik terlibat secara penuh dalam rendahnya nilai IPS kelas 5 siswa juga kegiatan pembelajaran. Sebab, aktivitas yang mengeluhkan rendahnya nilai tersebut. Hal itu menonjol dalam kegiatan pembelajaran efektif dibuktikan berdasarkan wawancara kepada siswa ada dalam peserta didik. pada 17 Februari 2016, siswa menganggap Namun dalam proses pembelejaran mata pelajaran IPS merupakan pelajaran yang pelaajaran IPS di SDN Ambartawang mengalami membosankan. Hal itu mungkin disebabkan guru kendala. belum menerapkan model yang sesuai untuk Hal tersebut dibuktikan dengan wawancara kepada Ibu Pramesti Rahmawati, S.Pd SD yang dilakukan pada Rabu, 17 Februari pelajaran IPS. Rendahnya penyelenggaraan proses 2016, yang mengeluhkan bahwa nilai siswa mata pembelajaran pelajaran IPS masih tergolong rendah jika pelajaran IPS tersebut dapat diatasi dengan dibandingkan mata pelajaran lain. Rendahnya memperbaiki nilai tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor, digunakan oleh guru. Pembelajaran yang tepat salah satunya adalah materi dalam IPS kelas 5 dengan suasana yang menyenangkan dan sesuai yang dilakukan kegiatan pada pembelajaran mata yang Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 241 dengan minat siswa sehingga membuat siswa Slavin (Miftahul Huda, 2015 : 116). Cooperative lebih pembelajaran. learning tipe Student team achievement division Aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang melibatkan akan mempermudah siswa menyerap materi kompetisi antarkelompok. Nantinya siswa akan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. membentuk aktif dalam kegiatan beberapa kelompok kecil Salah satu model pembelajaran yang berdasarkan kemampuan, ras, gender, maupun sesuai dengan karakteristik siswa kelas 5 sekolah etnis. Mereka akan mempelajari materi secara dasar adalah cooperative learning. Karakteristik bersama-sama dengan anggota kelompoknya siswa kelas 5 sekolah dasar termasuk pada tahap masing-masing. Hingga nanti setelah mereka operasional konkret. Menurut Saiful Bahri selesai belajar pada kelompoknya, mereka akan Djaramah (2002 : 91) karakteristik pada tahap diuji secara individual melalui kuis. Dimana tersebut adalah sebagai berikut : a) Adanya perolehan nilai individu dalam kuis tersebut akan minat terhadap kehidupan praktis sehari hari sangat mempengaruhi nilai perolehan kelompok. yang konkret, hal ini menimbulkan adanya Jadi, dalam hal ini, diperlukan kesolidan kecenderungan untuk menbandingkan pekerjaan- kelompok dalam membangun sebuah team yang pekerjaan yang praktis; b) Amat realistik, ingin mampu bersaing dengan kelompok lain. tahu, dan ingin belajar; c) Menjelang akhir masa Proses pembelajaran dengan cooperative ini ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran learning tipe student team achievement division khusus; d) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak (STAD) ini, peran guru juga sangat penting. membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya. Guru harus mampu menjelaskan kegiatan yang Selain itu anak-anak pada masa ini senang akan dilaksanakan dengan jelas. Hal itu, agar membentuk kelompok sebaya untuk melakukan siswa bermain bersama. Di dalam permainan siswa kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya. biasa membuat aturan-aturan sendiri dalam kelompoknya. dapat mudah melaksanakan Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba Melihat hal tersebut, dengan menggunakan STAD pada STAD sesuai pembelajaran IPS kelas 5. STAD dengan IPS dengan karakteristik siswa kelas 5. Penggunaan memiliki keterkaiatan. Salah satunya, STAD model cooperative learning tipe STAD akan akan memotivasi siswa untuk saling mendukung membuat siswa bekerja secara kelompok dalam dan membantu satu sama lain dalam menguasai pemecahan suatu masalah. Sehingga siswa materi yang diajarkan guru. mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan tersebut, maka siswa akan menaruh perhatian membuat siswa belajar. Selain itu siswa juga penuh pada kegiatan pembelajaran, serta akan termotivasi mendapatkan nilai yang tinggi untuk mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh memperoleh penghargaan. untuk memperoleh hasil pembelajaran yang Cooperative learning tipe Student team achievement division dikembangakan oleh maksimal. Berdasarkan hal 242 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017 Peneliti akan mencoba menggunakan cooperative learning achievement division tipe student (STAD) pada team biasa membuat aturan-aturan sendiri dalam kelompoknya. Maka dari itu, perlu diterapkan suatu mata pelajaran IPS kelas 5 SD N Ambartawang. Hal model itu di karenakan, cooperative learning tipe karakteristik siswa tersebut. Salah satu model STAD tersebut akan membuat siswa lebih aktif pembelajaran pada sangat menerapkan model cooperative learning tipe membosankan oleh siswa. Selain itu akan STAD. Model cooperative learning tipe STAD mempermudah guru yang merasa kesulitan akan meningkatkan aktivitas siswa dalam hal dalam mengajarkan mata pelajaran IPS tersebut, berkelompok, belajar bersama, bekerja sama sehingga mampu meningkatkan hasil belajar dengan teman kelompok, dan berkompetesi siswa. dengan kelompok lain. Cooperative learning tipe materi sejarah yang dirasa Prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran STAD yang akan yang sesuai sesuai adalah menantang siswa dengan dengan untuk kegiatan belajar yang diukur dengan suatu berkompetisi antarkelompok dan mempererat penilaian dengan menggunakan tes, dan alat ukur kerjasama lainnya. Sedangkan IPS merupakan ilmu yang learning menelaah tentang masyarakat disekitar. Prestasi karakteristik siswa yang suka berkompetisi belajar IPS merupakan hasil dari proses kegiatan antarindividu maupun antarkelompok. belajar IPS yang dapat diukur dengan alat ukur tipe kelompok. STAD juga Cooperative sesuai dengan Menurut slavin (dalam Robert E. Slavin, 2005 : 8) inti dari cooperative learningadalah seperti tes. Karakteristik siswa kelas 5 sekolah dasar termasuk dalam pada tahap konkret. yang terdiri atas empat orang dan menguasai Menurut Saiful Bahri Djaramah (2002 : 91) materi dari guru. Secara sederhana, Johnson dan karakteristik pada tahap tersebut adalah sebagai Johnson (dalam Miftahul Huda, 2015 : 31) berikut : a) Adanya minat terhadap kehidupan mendefinisikan “cooperative learning is working praktis sehari hari yang konkret, hal ini together to accomplish shared goals”. Dalam hal menimbulkan adanya operasional saat para siswa duduk bersama dalam kelompok kecenderungan untuk ini, siswa nantinya akan saling membantu untuk pekerjaan-pekerjaan yang belajar dan saling membantu dalam kelompok. praktis; b) Amat realistik, ingin tahu, dan ingin Siswa dalam kelompok, dituntut untuk saling belajar; c) Menjelang akhir masa ini ada minat bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus; d) kelompok. Dari hal itu, nantinya hasil dari kerja Sampai kelompok siswa dapat dirasakan oleh siswa yang menbandingkan kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya. Selain itu anak-anak pada masa ini senang ada pada kelompok tersebut. Cooperative learning tipe Student team membentuk kelompok sebaya untuk melakukan achievement division bermain bersama. Di dalam permainan siswa Slavin (Miftahul Huda, 2015 : 116). Cooperative dikembangakan oleh Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 243 learning tipe Student team achievement division 3. ini merupakan pembelajaran yang melibatkan kompetisi antarkelompok. Nantinya siswa akan 4. dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil berdasarkan kemampuan, ras, gender, maupun masing-masing. Hingga nanti setelah mereka selesai belajar pada kelompoknya, mereka akan diuji secara individual melalui kuis. Dimana perolehan nilai individu dalam kuis tersebut akan sangat mempengaruhi nilai perolehan kelompok. Jadi, dalam hal ini, diperlukan kesolidan kelompok dalam membangun sebuah team yang 15 30 (Robert E. Slavin, 2005 :159) etnis. Mereka akan mempelajari materi secara bersama-sama dengan anggota kelompoknya Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal Lebih dari 10 poin diatas skor awal dan jawaban sempurna Berikut kriteria skor tim untuk penghargaan atau rekognisi tim No 1. 2. 3. 4. Kriteria rata-rata tim 0≤x≤5 6≤x≤15 16≤x≤25 26≤x≤30 Penghargaan Tim baik Tim sangat baik Tim super Ibrahim, dkk (Trianto 2010 : 71) Dari cooperative hal tersebut, learning tipe dengan STAD, adanya dapat memancing siswa untuk saling memacu dirinya mampu bersaing dengan kelompok lain. Dalam cooperative learning tipe student team achievement division (STAD) siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap dan teman-teman dalam kelompoknya untuk belajar agar mendapatkan hasil yang terbaik. Berdasarkan uraian tersebut, maka kelompok terdiri atas 4 siswa. Setiap anggota peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelompok harus berusaha belajar dan mengerti kelas sebagai solusi permasalahan yang dihadapi tentang materi yang akan diujikan karena nilai dengan menerapkan cooperative learning tipe individu akan sangat berpengaruh pada nilai STAD pada mata pelajaran IPS kelas 5 SDN kelompok. Selain itu, setiap anggota kelompok Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten harus berusaha mengerjakan soal-soal yang ada Magelang. dalam kuis dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan nilai yang masksimal untuk kelompoknya Maka dari itu, setiap anggota dalam satu kelompok harus senantiasa berusaha untuk membantu setiap anggota kelompok yang belum mengerti tentang materinya. Berikut adalah daftar skor kemajuan siswa No 1. 2. Skor kuis Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 10 sampai 1 poin dibawah skor awal Poin kemajuan 5 10 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningktkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas 5 SDN Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. 244 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017 B. Setting Penelitian Setelah mendapatkan nilai siswa, nilai siswa Penelitian dilakukan di SDN Ambartawang Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. dibandingkan dengan skor awal untuk meghitung skor kemajuan individu siswa. Rata-rata C. Subyek Penelitian seluruh populasi dihitung dengan mencari rerata dari tes yang dilakukan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Rumus : Ambartawang. Siswa kelas 5A terdiri 12 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Sedangkan 𝑥̅ = obyek penelitian adalah penerapan cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan prestasi ∑𝑥 𝑁 (Daryanto, 2011 : 191) belajar pada mata pelajaran ips di SDN Selanjutnya, Ambartawang. menghitung presentase ketuntasan siswa, maka digunakan rumus : D. Desain Penelitian Desain penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. E. teknik pengumpulan data Keterangan : Teknik pengumpulan data yag digunakan adalah P : presentase ketuntasan siswa observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi (Daryanto, 2011 : 192) untuk mendapatkan data yang diharapkan. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, butir soal tes, pedoman 2. Teknik Kualitatif Data kualitatif didapat dari observasi wawancara, dan pengumpulan dokumen. siswa saat diberi tindakan. G. Teknik Analisis Data Nilai rata-rata observasi : 1. Teknik Kuantitatif Nilai prestasi belajar siswa yang diperoleh melaui tes, diukur dengan rumus berikut : 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = (Purwanto, 2002 : 102) 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑥100 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 Dari perhitungan tersebut, maka kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut : Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 245 No Pencapaian skor Kategori telah memenuhi target penilelitian yaitu siswa 1 80%-100% Baik sekali yang tuntas minimal adalah 90% dari 2 76%-85% Baik keseluruhan siswa. 3 60%-75% Cukup 4 55%-59% Kurang 5 ≤54% Sangat kurang Untuk memperjelas, berikut adalah diagram ketuntasan siswa : (Purwanto, 2002 : 103) I. Kriteria keberhasilan 1. Sekurang-kurangnya 90% siswa telah melampaui standar ketuntasan yaitu 70. 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Tuntas Belum tuntas Pratindakan Siklus I Siklus II 2. Aktivitas siswa mencapai minimal Selain hal tersebut, aktivitas siswa juga 80%. mengalami kemajuan. Berikut adalah tabel hasil PEMBAHASAN Setelah aktivitas siswa : dilakukan penelitian, pada pembahasan ini akan membahas hasil yang diperoleh pada saat peneitian. Berikut adalah tabel peningkatan ketuntasan siswa dari pratindakan, siklus I, dan 1 2 siklus II. 3 N Klasio fikasi ketuntasan 1 2 Pratindakan Aspek yang diamati No Siklus I Siklus II Skor total siswa Skor maksimum Preentase keseluruhan Dari tabel Jumlah skor seluruh siswa Siklus I Siklus II 36 43 48 48 75% 89.58% tersebut, aktvitas yang dilakukan siswa pada siklus I sebesar 75% belum Frek uensi Per sen Frek uensi Per sen Frek uensi Per sen Tuntas 15 62. 5% 19 22 91.6 7% dicapai yaitu 80%. Pada siklus II adalah 89.58% Belum tuntas 10 41. 67 % 5 79. 17 % 20. 83 % 8.33 % harus dicapai. Hal tersebut, terjadi peningkatan 2 Dari tabel tersebut, terlihat bahwa terjadi peningkatan dari setiap siklus yang ada. Pada pratindakan, presentase siswa yang tuntas mencapai 62,5%. Hal itu meningkat pada siklus I menjadi 79,17%. Pada siklus II ketuntasan siswa meningkat lagi menjadi 91,67%. Hasi tersebut, memenuhi presentase minimum yang harus dan sudah memenuhi presentase minimum yang dari siklus I ke siklus II. Untuk memperjelas peningkatan aktivitas siswa, berikut adalah diagram penigkatan aktivtas siswa : 246 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017 learning tipe STAD dapat dijadikan acuan guru 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas Siklus I Siklus I pembelajaran pada mata pelajaran yang lain. Siklus II Untuk Sekolah Penelitian melalui model cooperative Siklus II learning tipe STAD ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru, lembaga KESIMPULAN DAN SARAN maupun pengembang pendidikan lainya, sehingga model model cooperative KESIMPULAN learning tipe STAD menjadi lebih baik. Dari data penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan cooperative learning tipe student team achievement division DAFTAR PUSTAKA (STAD) dapat meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS kelas 5 SD N Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Al lamri, Ichas Hamid. 2006. Pengembangan Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar. SARAN Bandung: Untuk Siswa Nasional Melalui penerapan model cooperative learning tipe STAD terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar karena dalam pembelajaran tersebut siswa sama dengan kelompok Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Arikunto, Suharsimi. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. dapat mengembangkan rasa percaya diri dan dapat bekerja Departemen untuk menyelesaikan suatu pokok permasalahan yang diajukan oleh guru. Sehingga siswa dapat Asy’ari, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan IPS SD untuk Kelas 5. Jakarta : Erlangga Daldjoni. 1981. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Penerbit Alumni. memecahkan masalah yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Untuk guru Penerapan model cooperative learning Tindakan Sekolah. Yogyakarta : Difa Publisher. Hasan. M. Zaini., dan Salladin. 1996. Pengantar tipe STAD terbukti dapat meningkatkan kualitas Ilmu Sosial III. Jakarta : Departemen pembelajaran IPS yaitu pada aktivitas siswa, dan Pendidikan dan Kebudayaan. hasil belajar. Oleh karena itu, model cooperative Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 247 Huda, Miftahul. 2011. Cooperative learning Nasional Direktorat Jenderal Metode, Teknik, Struktur, dan Model Pendidikan TinggiProyek Penerapan. Yogyakarta : Pustaka Pengembangan Lembaga Pendidikan Pelajar. Tenaga Kependidikan. _______. 2013. Model-model Pengajaran dan Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Pembelajar di Sekolah Dasar. Jakarta : paradigmatis. Yogyakarta : Pustaka Fajar Interpratama Mandiri Pelajar. Lie, Anita. 2007. Cooperative learning Mempraktikan Cooperative learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo. M. Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Prestasi Pustaka. Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Pendidik dan Calon Pendidik. PT Remaja Rosdakarya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nugroho, Riant. 2007. Kebijakan Pendidikan Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djaramah. 1996. yang Unggul. Yogyakarta : Pustaka Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pelajar. Rineka Putra Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Robert E. Slavin. 2005. Cooperative learning Teori, Riset, dan Praktik. Diterjemahkan oleh Narulita Yusron. Bandung : Nusa Media. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sujati. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : UNY Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar Dalam Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: Departemen Pendidikan