cooperative learning tipe (stad) untuk

advertisement
Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 239
COOPERATIVE LEARNING TIPE (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS 5
COOPERATIVE LEARNING TIPE (STAD) TO INCREASE STUDENT STUDY ACHIEVEMENT
SOCIAL STUDY IN 5TH GRADE
Disusun oleh : Muhamad Faishal Hilmy Arkan NIM 12108244058
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
menggunakan. cooperative learning tipe Student team achievement division (STAD). Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Ambartawang, Mungkid, Magelang yang berjumlah 24 siswa.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cooperative learning tipe Student team achievement division
(STAD) pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil tes yang
diperoleh siswa pada setiap akhir siklus menunjukkan peningkatan hasil belajar IPS. Batas Kriteria
Ketutasan Minimum adalah ≥70 atau dengan ketuntasan belajar ≥90% dari jumlah siswa. Persentase
ketuntasan pada pratindakan sebesar 62,5%, Siklus I sebesar 79,17%, dan siklus II sebesar 91,67%.
Kata kunci : prestasi belajar, IPS, cooperative learning tipe student team achievement division (STAD).
Abstract
This research aims at improving the social learning achievement by using cooperative learning
tipe student team achievement division (STAD).. The kind of this research was action research by
Kemmis and Taggart. The subject of this research was 10 students of 5th grade of SD N Ambartawang,
Mungkid, Magelang. To analyse quantitative data was using quantitative descriptive and qualitative
descriptive. The result of this research shows that using role playing improve the social learning
achievement. The conclusion comes from the data of pre action is 62,5%, cycle I is 79,17% and cycle II is
91,67%. By process the learning quality is good that the responsibility and cooperationaspect improves
from pre action, cycle I and cyce II.
Keywords : student achievement, Social Study, cooperative learning type Student team achievement
division (STAD)
240 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
sebagian besar berisikan cerita sejarah masa lalu.
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan dasar pendidikan tidak
Selain
itu,
dalam
melaksanakan
kegiatan
hanya membekali siswa dengan kemampuan
pembelajaran hanya bersifat tradisional dengan
membaca menulis saja, akan tetapi dengan
model
mengembangkan potensi siswa (Ahmad Susanto,
berpusat pada guru (teacher centered). Kegiatan
2013 : 70). Potensi siswa tersbut bisa berupa
pembelajaran semacam itu akan memberikan
potensi
spiritual.
dampak yang negatif terhadap siswa. Dampak
Pengembangan potensi-potensi tersebut tentu
negatif tersebut antara lain siswa menjadi pasif,
sejalan dengan mata pelaaran yang ada pada
kurang kreatif, dan mengandalkan informasi
tingkat tersebut. Salah satunya adalah dalam
yang
mata pelajaran IPS. Selain itu, tujuan pendidikan
mendengar apa yang dikatakan oleh guru
IPS
sehingga kemampuan siswa terbatas dan sulit
mental,
pada
sosial,
tingkat
dasar
dan
adalah
untuk
memperkaya dan mengebangkan kehidupan
pesertadidik,
dengan
mengembangkan
pembelajaran
diberikan
ceramah
oleh
guru.
yang
Siswa
hanya
hanya
berkembang untuk mendapatkan informasi baru.
Pembelajaran yang berpusat pada guru
kemampuan dalam lingkungan dan melatih
(teacher
peserta didik menempatkan dirinya dalam
kelemahannya. Guru menjelaskan bagaimana
masyarakat.
sulitnya mengajarkan materi IPS kelas 5, karena
centered)
tersebut
banyak
Maka dari itu, kegiatan pembelajaran
selama ini pembelajaran menggunakan metode
yang efektif, merupakan tolok ukur keberhasilan
ceramah justru membuat siswa merasa bosan.
guru dalam mengelola kelas (Ahmad Susanto,
Oleh karena itu, berdampak pada pemahaman
2013 :53). Kegiatan pembelajaran efektif ini,
materi dan nilai siswa.
terlihat dari adanya hubungan timbal balik dan
Selain
guru
yang
mengeluhkan
peserta didik terlibat secara penuh dalam
rendahnya nilai IPS kelas 5 siswa juga
kegiatan pembelajaran. Sebab, aktivitas yang
mengeluhkan rendahnya nilai tersebut. Hal itu
menonjol dalam kegiatan pembelajaran efektif
dibuktikan berdasarkan wawancara kepada siswa
ada dalam peserta didik.
pada 17 Februari 2016, siswa menganggap
Namun dalam proses pembelejaran mata
pelajaran
IPS
merupakan
pelajaran
yang
pelaajaran IPS di SDN Ambartawang mengalami
membosankan. Hal itu mungkin disebabkan guru
kendala.
belum menerapkan model yang sesuai untuk
Hal
tersebut
dibuktikan
dengan
wawancara kepada Ibu Pramesti Rahmawati,
S.Pd SD yang dilakukan pada Rabu, 17 Februari
pelajaran IPS.
Rendahnya
penyelenggaraan
proses
2016, yang mengeluhkan bahwa nilai siswa mata
pembelajaran
pelajaran IPS masih tergolong rendah jika
pelajaran IPS tersebut dapat diatasi dengan
dibandingkan mata pelajaran lain. Rendahnya
memperbaiki
nilai tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor,
digunakan oleh guru. Pembelajaran yang tepat
salah satunya adalah materi dalam IPS kelas 5
dengan suasana yang menyenangkan dan sesuai
yang
dilakukan
kegiatan
pada
pembelajaran
mata
yang
Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 241
dengan minat siswa sehingga membuat siswa
Slavin (Miftahul Huda, 2015 : 116). Cooperative
lebih
pembelajaran.
learning tipe Student team achievement division
Aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran
ini merupakan pembelajaran yang melibatkan
akan mempermudah siswa menyerap materi
kompetisi antarkelompok. Nantinya siswa akan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
membentuk
aktif
dalam
kegiatan
beberapa
kelompok
kecil
Salah satu model pembelajaran yang
berdasarkan kemampuan, ras, gender, maupun
sesuai dengan karakteristik siswa kelas 5 sekolah
etnis. Mereka akan mempelajari materi secara
dasar adalah cooperative learning. Karakteristik
bersama-sama dengan anggota kelompoknya
siswa kelas 5 sekolah dasar termasuk pada tahap
masing-masing. Hingga nanti setelah mereka
operasional konkret. Menurut Saiful Bahri
selesai belajar pada kelompoknya, mereka akan
Djaramah (2002 : 91) karakteristik pada tahap
diuji secara individual melalui kuis. Dimana
tersebut adalah sebagai berikut : a) Adanya
perolehan nilai individu dalam kuis tersebut akan
minat terhadap kehidupan praktis sehari hari
sangat mempengaruhi nilai perolehan kelompok.
yang konkret, hal ini menimbulkan adanya
Jadi, dalam hal ini, diperlukan kesolidan
kecenderungan untuk menbandingkan pekerjaan-
kelompok dalam membangun sebuah team yang
pekerjaan yang praktis; b) Amat realistik, ingin
mampu bersaing dengan kelompok lain.
tahu, dan ingin belajar; c) Menjelang akhir masa
Proses pembelajaran dengan cooperative
ini ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran
learning tipe student team achievement division
khusus; d) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak
(STAD) ini, peran guru juga sangat penting.
membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya.
Guru harus mampu menjelaskan kegiatan yang
Selain itu anak-anak pada masa ini senang
akan dilaksanakan dengan jelas. Hal itu, agar
membentuk kelompok sebaya untuk melakukan
siswa
bermain bersama. Di dalam permainan siswa
kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya.
biasa membuat aturan-aturan sendiri dalam
kelompoknya.
dapat
mudah
melaksanakan
Berdasarkan uraian di atas peneliti
mencoba
Melihat hal tersebut,
dengan
menggunakan
STAD
pada
STAD sesuai
pembelajaran IPS kelas 5. STAD dengan IPS
dengan karakteristik siswa kelas 5. Penggunaan
memiliki keterkaiatan. Salah satunya, STAD
model cooperative learning tipe STAD akan
akan memotivasi siswa untuk saling mendukung
membuat siswa bekerja secara kelompok dalam
dan membantu satu sama lain dalam menguasai
pemecahan suatu masalah. Sehingga siswa
materi yang diajarkan guru.
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan
tersebut, maka siswa akan menaruh perhatian
membuat siswa belajar. Selain itu siswa juga
penuh pada kegiatan pembelajaran, serta akan
termotivasi mendapatkan nilai yang tinggi untuk
mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh
memperoleh penghargaan.
untuk memperoleh hasil pembelajaran yang
Cooperative learning tipe Student team
achievement division
dikembangakan oleh
maksimal.
Berdasarkan hal
242 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
Peneliti akan mencoba menggunakan
cooperative
learning
achievement
division
tipe
student
(STAD)
pada
team
biasa membuat aturan-aturan sendiri dalam
kelompoknya.
Maka dari itu, perlu diterapkan suatu
mata
pelajaran IPS kelas 5 SD N Ambartawang. Hal
model
itu di karenakan, cooperative learning tipe
karakteristik siswa tersebut. Salah satu model
STAD tersebut akan membuat siswa lebih aktif
pembelajaran
pada
sangat
menerapkan model cooperative learning tipe
membosankan oleh siswa. Selain itu akan
STAD. Model cooperative learning tipe STAD
mempermudah guru yang merasa kesulitan
akan meningkatkan aktivitas siswa dalam hal
dalam mengajarkan mata pelajaran IPS tersebut,
berkelompok, belajar bersama, bekerja sama
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar
dengan teman kelompok, dan berkompetesi
siswa.
dengan kelompok lain. Cooperative learning tipe
materi
sejarah
yang
dirasa
Prestasi belajar adalah hasil dari proses
pembelajaran
STAD
yang
akan
yang
sesuai
sesuai
adalah
menantang
siswa
dengan
dengan
untuk
kegiatan belajar yang diukur dengan suatu
berkompetisi antarkelompok dan mempererat
penilaian dengan menggunakan tes, dan alat ukur
kerjasama
lainnya. Sedangkan IPS merupakan ilmu yang
learning
menelaah tentang masyarakat disekitar. Prestasi
karakteristik siswa yang suka berkompetisi
belajar IPS merupakan hasil dari proses kegiatan
antarindividu maupun antarkelompok.
belajar IPS yang dapat diukur dengan alat ukur
tipe
kelompok.
STAD
juga
Cooperative
sesuai
dengan
Menurut slavin (dalam Robert E. Slavin,
2005 : 8) inti dari cooperative learningadalah
seperti tes.
Karakteristik siswa kelas 5 sekolah dasar
termasuk
dalam
pada
tahap
konkret.
yang terdiri atas empat orang dan menguasai
Menurut Saiful Bahri Djaramah (2002 : 91)
materi dari guru. Secara sederhana, Johnson dan
karakteristik pada tahap tersebut adalah sebagai
Johnson (dalam Miftahul Huda, 2015 : 31)
berikut : a) Adanya minat terhadap kehidupan
mendefinisikan “cooperative learning is working
praktis sehari hari yang konkret, hal ini
together to accomplish shared goals”. Dalam hal
menimbulkan
adanya
operasional
saat para siswa duduk bersama dalam kelompok
kecenderungan
untuk
ini, siswa nantinya akan saling membantu untuk
pekerjaan-pekerjaan
yang
belajar dan saling membantu dalam kelompok.
praktis; b) Amat realistik, ingin tahu, dan ingin
Siswa dalam kelompok, dituntut untuk saling
belajar; c) Menjelang akhir masa ini ada minat
bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam
terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus; d)
kelompok. Dari hal itu, nantinya hasil dari kerja
Sampai
kelompok siswa dapat dirasakan oleh siswa yang
menbandingkan
kira-kira
umur
11
tahun
anak
membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya.
Selain itu anak-anak pada masa ini senang
ada pada kelompok tersebut.
Cooperative learning tipe Student team
membentuk kelompok sebaya untuk melakukan
achievement division
bermain bersama. Di dalam permainan siswa
Slavin (Miftahul Huda, 2015 : 116). Cooperative
dikembangakan oleh
Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 243
learning tipe Student team achievement division
3.
ini merupakan pembelajaran yang melibatkan
kompetisi antarkelompok. Nantinya siswa akan
4.
dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil
berdasarkan kemampuan, ras, gender, maupun
masing-masing. Hingga nanti setelah mereka
selesai belajar pada kelompoknya, mereka akan
diuji secara individual melalui kuis. Dimana
perolehan nilai individu dalam kuis tersebut akan
sangat mempengaruhi nilai perolehan kelompok.
Jadi, dalam hal ini, diperlukan kesolidan
kelompok dalam membangun sebuah team yang
15
30
(Robert E. Slavin, 2005 :159)
etnis. Mereka akan mempelajari materi secara
bersama-sama dengan anggota kelompoknya
Skor awal sampai
10 poin diatas
skor awal
Lebih dari 10
poin diatas skor
awal dan jawaban
sempurna
Berikut
kriteria
skor
tim
untuk
penghargaan atau rekognisi tim
No
1.
2.
3.
4.
Kriteria rata-rata tim
0≤x≤5
6≤x≤15
16≤x≤25
26≤x≤30
Penghargaan
Tim baik
Tim sangat baik
Tim super
Ibrahim, dkk (Trianto 2010 : 71)
Dari
cooperative
hal
tersebut,
learning
tipe
dengan
STAD,
adanya
dapat
memancing siswa untuk saling memacu dirinya
mampu bersaing dengan kelompok lain.
Dalam cooperative learning tipe student
team achievement division (STAD) siswa akan
dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap
dan teman-teman dalam kelompoknya untuk
belajar agar mendapatkan hasil yang terbaik.
Berdasarkan
uraian
tersebut,
maka
kelompok terdiri atas 4 siswa. Setiap anggota
peneliti akan melakukan penelitian tindakan
kelompok harus berusaha belajar dan mengerti
kelas sebagai solusi permasalahan yang dihadapi
tentang materi yang akan diujikan karena nilai
dengan menerapkan cooperative learning tipe
individu akan sangat berpengaruh pada nilai
STAD pada mata pelajaran IPS kelas 5 SDN
kelompok. Selain itu, setiap anggota kelompok
Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
harus berusaha mengerjakan soal-soal yang ada
Magelang.
dalam kuis dengan sungguh-sungguh agar
mendapatkan
nilai
yang
masksimal
untuk
kelompoknya Maka dari itu, setiap anggota
dalam satu kelompok harus senantiasa berusaha
untuk membantu setiap anggota kelompok yang
belum mengerti tentang materinya.
Berikut adalah daftar skor kemajuan siswa
No
1.
2.
Skor kuis
Lebih dari 10
poin dibawah skor
awal
10 sampai 1 poin
dibawah
skor
awal
Poin kemajuan
5
10
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian
tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah
untuk meningktkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS kelas 5 SDN Ambartawang,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
244 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
B. Setting Penelitian
Setelah mendapatkan nilai siswa, nilai siswa
Penelitian dilakukan di SDN Ambartawang
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
dibandingkan dengan skor awal untuk meghitung
skor kemajuan individu siswa.
Rata-rata
C. Subyek Penelitian
seluruh
populasi
dihitung
dengan mencari rerata dari tes yang dilakukan.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN
Rumus :
Ambartawang. Siswa kelas 5A terdiri 12 siswa
perempuan dan 12 siswa laki-laki. Sedangkan
𝑥̅ =
obyek penelitian adalah penerapan cooperative
learning tipe STAD untuk meningkatkan prestasi
∑𝑥
𝑁
(Daryanto, 2011 : 191)
belajar pada mata pelajaran ips di SDN
Selanjutnya,
Ambartawang.
menghitung
presentase
ketuntasan siswa, maka digunakan rumus :
D. Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan model Kemmis
dan Mc Taggart.
E. teknik pengumpulan data
Keterangan :
Teknik pengumpulan data yag digunakan adalah
P
: presentase ketuntasan siswa
observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi
(Daryanto, 2011 : 192)
untuk mendapatkan data yang diharapkan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah
pedoman observasi, butir soal tes, pedoman
2. Teknik Kualitatif
Data kualitatif didapat dari observasi
wawancara, dan pengumpulan dokumen.
siswa saat diberi tindakan.
G. Teknik Analisis Data
Nilai rata-rata observasi :
1. Teknik Kuantitatif
Nilai
prestasi
belajar
siswa
yang
diperoleh melaui tes, diukur dengan rumus
berikut :
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
(Purwanto, 2002 : 102)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑥100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Dari perhitungan tersebut, maka kriteria
penilaiannya adalah sebagai berikut :
Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 245
No
Pencapaian skor
Kategori
telah memenuhi target penilelitian yaitu siswa
1
80%-100%
Baik sekali
yang tuntas minimal adalah 90% dari
2
76%-85%
Baik
keseluruhan siswa.
3
60%-75%
Cukup
4
55%-59%
Kurang
5
≤54%
Sangat kurang
Untuk memperjelas, berikut adalah
diagram ketuntasan siswa :
(Purwanto, 2002 : 103)
I. Kriteria keberhasilan
1. Sekurang-kurangnya 90% siswa telah
melampaui standar ketuntasan yaitu
70.
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Tuntas
Belum
tuntas
Pratindakan
Siklus I Siklus II
2. Aktivitas siswa mencapai minimal
Selain hal tersebut, aktivitas siswa juga
80%.
mengalami kemajuan. Berikut adalah tabel hasil
PEMBAHASAN
Setelah
aktivitas siswa :
dilakukan
penelitian,
pada
pembahasan ini akan membahas hasil yang
diperoleh pada saat peneitian.
Berikut
adalah
tabel
peningkatan
ketuntasan siswa dari pratindakan, siklus I, dan
1
2
siklus II.
3
N Klasio fikasi
ketuntasan
1
2
Pratindakan
Aspek yang
diamati
No
Siklus I
Siklus II
Skor total
siswa
Skor
maksimum
Preentase
keseluruhan
Dari
tabel
Jumlah skor
seluruh siswa
Siklus
I
Siklus
II
36
43
48
48
75%
89.58%
tersebut,
aktvitas
yang
dilakukan siswa pada siklus I sebesar 75% belum
Frek
uensi
Per
sen
Frek
uensi
Per
sen
Frek
uensi
Per
sen
Tuntas
15
62.
5%
19
22
91.6
7%
dicapai yaitu 80%. Pada siklus II adalah 89.58%
Belum
tuntas
10
41.
67
%
5
79.
17
%
20.
83
%
8.33
%
harus dicapai. Hal tersebut, terjadi peningkatan
2
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa terjadi
peningkatan dari setiap siklus yang ada. Pada
pratindakan, presentase siswa yang tuntas
mencapai 62,5%. Hal itu meningkat pada siklus I
menjadi 79,17%. Pada siklus II ketuntasan siswa
meningkat lagi menjadi 91,67%. Hasi tersebut,
memenuhi presentase minimum yang harus
dan sudah memenuhi presentase minimum yang
dari siklus I ke siklus II. Untuk memperjelas
peningkatan aktivitas siswa, berikut adalah
diagram penigkatan aktivtas siswa :
246 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-6 2017
learning tipe STAD dapat dijadikan acuan guru
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas
Siklus I
Siklus I
pembelajaran pada mata pelajaran yang lain.
Siklus
II
Untuk Sekolah
Penelitian melalui model cooperative
Siklus II
learning tipe STAD ini diharapkan dapat
dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru,
lembaga
KESIMPULAN DAN SARAN
maupun
pengembang
pendidikan
lainya, sehingga model model cooperative
KESIMPULAN
learning tipe STAD menjadi lebih baik.
Dari data penelitian tersebut, maka dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan
cooperative
learning tipe student team achievement division
DAFTAR PUSTAKA
(STAD) dapat meningkatkan prestasi siswa pada
mata pelajaran IPS kelas 5 SD N Ambartawang,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Al lamri, Ichas Hamid. 2006. Pengembangan
Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran
Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar.
SARAN
Bandung:
Untuk Siswa
Nasional
Melalui penerapan model cooperative
learning tipe STAD terbukti dapat meningkatkan
aktivitas siswa dan hasil belajar karena dalam
pembelajaran
tersebut
siswa
sama
dengan
kelompok
Pendidikan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
dapat
mengembangkan rasa percaya diri dan dapat
bekerja
Departemen
untuk
menyelesaikan suatu pokok permasalahan yang
diajukan oleh guru. Sehingga siswa dapat
Asy’ari, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan IPS SD
untuk Kelas 5. Jakarta : Erlangga
Daldjoni. 1981. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan
Sosial. Bandung : Penerbit Alumni.
memecahkan masalah yang mereka alami dalam
kehidupan sehari-hari.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan
Penelitian
Untuk guru
Penerapan model cooperative learning
Tindakan
Sekolah.
Yogyakarta : Difa Publisher.
Hasan. M. Zaini., dan Salladin. 1996. Pengantar
tipe STAD terbukti dapat meningkatkan kualitas
Ilmu Sosial III. Jakarta : Departemen
pembelajaran IPS yaitu pada aktivitas siswa, dan
Pendidikan dan Kebudayaan.
hasil belajar. Oleh karena itu, model cooperative
Penerapan Cooperative Learning …. (Muhamad Faishal HA) 247
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative learning
Nasional Direktorat Jenderal
Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Pendidikan TinggiProyek
Penerapan. Yogyakarta : Pustaka
Pengembangan Lembaga Pendidikan
Pelajar.
Tenaga Kependidikan.
_______. 2013. Model-model Pengajaran dan
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar
Pembelajaran Isu-isu Metodis dan
Pembelajar di Sekolah Dasar. Jakarta :
paradigmatis. Yogyakarta : Pustaka
Fajar Interpratama Mandiri
Pelajar.
Lie, Anita. 2007. Cooperative learning
Mempraktikan Cooperative learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
M. Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan
Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program
Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
Pendidik dan Calon Pendidik.
PT Remaja Rosdakarya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nugroho, Riant. 2007. Kebijakan Pendidikan
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djaramah. 1996.
yang Unggul. Yogyakarta : Pustaka
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Pelajar.
Rineka Putra
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Robert E. Slavin. 2005. Cooperative learning
Teori, Riset, dan Praktik.
Diterjemahkan oleh Narulita Yusron.
Bandung : Nusa Media.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sujati. 2000. Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta : UNY
Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar
Dalam Pengajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial. Malang: Departemen Pendidikan
Download