instruksi presiden republik indonesia

advertisement
www.hukumonline.com
RANCANGAN
PENJELASAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR....... TAHUN.....
TENTANG
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(JKN)
UMUM
Dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi serta
keadilan sosial, perlu terus diselenggarakan berbagai upaya untuk memenuhi hak asasi
manusia, antara lain hak kesehatan.
Dalam amandemen Undang-undang Dasar 1945 pasal 28-H ayat 1 dinyatakan bahwa setiap
penduduk berhak atas pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menetapkan bahwa negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Jaminan kesehatan
nasional merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional.
Untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasar kesehatan penduduk telah ditetapkan antara lain,
Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan Undang-undang No.3 tahun 1992
tentang jaminan sosial tenaga kerja serta Peraturan Pemerintah No.63 tahun 1991 tentang
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan anggota Keluarganya. Cakupan
kepesertaan jaminan kesehatan sebagai pelaksanaan dari ketiga Peraturan Perundangundangan tersebut masih terbatas pada kelompok masyarakat tertentu, sehingga perlindungan
kesehatan bagi seluruh penduduk belum terwujud.
Undang-undang ini akan mengatur pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan seluruh penduduk
Indonesia, melalui penyelenggaraan paket pemeliharaan kesehatan standar yang wajib diikuti
oleh setiap penduduk. Selanjutnya dengan tidak mengurangi hak asasi, warga masyarakat
yang mampu dapat secara sukarela memperluas jaminan kesehatannya dengan paket
pemeliharaan kesehatan tambahan. Untuk menanggulangi beban biaya dalam
penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional diterapkan prinsip solidaritas sosial dan prinsip
praupaya.
Dalam Undang-undang ini diatur tentang:
1.
Asas dan tujuan yang merupakan landasan berpijak bagi penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Nasional.
2.
Penyelenggaraan yang mengatur tata hubungan para subjek hukum terkait, mekanisme
prosedural dan lingkup pemeliharaan kesehatan.
3.
Para pihak yang terkait yakni Dewan Jaminan Kesehatan Nasional, Badan Administrasi
Jaminan Kesehatan Nasional, Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional,
Peserta, dan Pemberi Pelayanan Kesehatan.
4.
Peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional termasuk
keberadaan Lembaga Perwakilan dalam Dewan Jaminan Kesehatan Nasional.
5.
Pembinaan dan pengawasan, penyidikan, ketentuan pidana, ketentuan' lain, ketentuan
peralihan dan ketentuan penutup.
Pasal 1
Angka 1
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Yang dimaksud dengan solidaritas sosial adalah wujud dari saling menolong antara
sesama peserta dari yang mampu kepada peserta yang kurang mampu dan dari yang
sehat membantu yang sakit, dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat.
Angka 2
Cukup jelas
Angka 3
Cukup jelas
Angka 4
Cukup jelas
Angka 5
Cukup jelas
Angka 6
Cukup jelas
Angka 7
Cukup jelas
Angka 8
Cukup jelas
Angka 9
Cukup jelas
Angka 10
Cukup jelas
Angka 11
Cukup jelas
Angka 12
Cukup jelas
Angka 13
Cukup jelas
Angka 14
Cukup jelas
Angka 15
Cukup jelas
Angka 16
Cukup jelas
Pasal 2
Asas solidaritas sosial menjiwai penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional yang
diwujudkan dalam bentuk usaha bersama secara gotong-royong dan kekeluargaan oleh seluruh
lapisan masyarakat sebagai kunci guna mengatasi permasalahan kesehatan dan
pembiayaannya. Asas keadilan sosial adalah bahwa semua orang mempunyai hak yang sama
dalam meningkatkan derajat kesehatannya, hal ini terkandung adanya subsidi silang antara
yang sehat membantu yang sakit dan yang mampu membantu yang kurang mampu.
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Butir a
Cukup jelas
Butir b
Cukup jelas
Butir c
Keuntungan yang diperoleh dari penyelenggaraan dikembalikan kepada pengembangan
Jaminan Kesehatan Peserta.
Butir d
Prinsip equitas adalah prinsip di mana setiap orang mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi peserta dan memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan guna
memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya.
Butir e
Peserta dapat memperoleh pelayanan kesehatan dimanapun mereka berada.
Butir f
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan
yang menyeluruh terdiri dari pelayanan promotif (peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Butir g
Kendali biaya menjiwai penyelenggaraan JKN yang dilaksanakan para pelaku Jaminan
Kesehatan Nasional seperti peserta, pemberi pelayanan kesehatan dan penyelenggaran
JKN tidak menggunakan pelayanan kesehatan secara berlebihan. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara pembayaran praupaya kepada Pemberi Pelayanan Kesehatan.
Butir h
Cukup jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional merupakan kewajiban untuk memperoleh
hak-haknya. Pemerintah mendorong perluasan kepesertaan dengan cara-cara persuasif
dan edukatif menerapkan insentif-disinsentif.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Pemberi kerja dengan jumlah tenaga kerja 10 orang atau lebih wajib mendaftarkan
tenaga kerjanya. Secara bertahap kewajiban ini harus diikuti oleh pemberi kerja dengan
tenaga dibawah 10 orang.
Ayat (3)
Tenaga kerja swakarya mendaftarkan diri melalui kelompok usahanya dengan tata cara
yang ditetapkan oleh Dewan Jaminan Kesehatan Nasional.
Ayat (4)
Pemerintah Kabupaten/Kota wajib mendaftarkan penduduk yang tidak mampu/miskin
dan kelompok khusus seperti anak terlantar didaerahnya.
Ayat (5)
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 7
Peserta yang telah terdaftar di BPJKN yang dipilih secara sukarela memperoleh kartu peserta
setelah menunjukkan bukti pembayaran iuran.
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Butir a
Iuran peserta pada hakekatnya merupakan hibah bersama guna menghimpun dana yang
akan digunakan untuk biaya kesehatan oleh setiap peserta yang membutuhkan.
Butir b
Pelayanan tertentu misalnya adalah pelayanan kosmetik dan pelayanan diatas standar.
Butir c
Cukup jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Untuk meningkatkan solidaritas sosial, besaran iuran bagi peserta yang telah berkeluarga
sama dengan peserta yang belum berkeluarga. Batas umur dewasa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Ayat (4)
Jumlah anggota keluarga lebih yang dimaksud adalah diluar istri pertama yang syah dan
atau anak ke empat dan seterusnya.
Ayat (5).
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Cukup jelas
Ayat (8)
Koleksi iuran dilakukan melalui penanggung jawab pembayar gaji perusahaan,
sedangkan untuk pekerja sektor informal dilakukan oleh pimpinan kelompok yang sesuai.
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas
Ayat (11)
Cukup jelas
Ayat (12)
Kelalaian yang dimaksud dalam ayat ini tidak termasuk karena kemiskinan.
Pasal 11
Ayat (1)
Sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta dapat menjadi pemberi
pelayanan kesehatan. IN dimaksudkan untuk pemerataan dan kemudahan pelayanan
bagi peserta. Harus diperhatikan kemampuan atau daya tampungnya agar tidak
mengurangi mutu pelayanan kesehatan yang diberikan.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
PPK di suatu wilayah dapat berhimpun membentuk asosiasi PPK setempat yang
mewakili dan bertindak atas nama PPK.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Pengangkatan dan pemberhentian setiap 3 tahunan dimaksudkan agar terjadi regenerasi
dengan tetap memelihara kesinambungan kebijakan, dengan demikian akan terhindari
iklim kolusi dan terwujud pengawasan yang efektif. Penggantian dilakukan dengan tetap
mempertahankan keberadaan anggota-anggota masing-masing wakil.
Ayat (7)
Yang dimaksud dengan honorium kehormatan adalah honorarium bulanan tetap yang
jumlahnya besarannya ditetapkan oleh Dewan Sendiri.
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Ayat (1)
Cukup jelas
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 27
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 28
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 30
Pengelompokan jenis kekayaan BHJKN ke dalam 3 (tiga) kelompok ketentuan ini, didasarkan
pada jenis sumber dana tersebut.
Dana pihak lain yang dihibahkan dapat menjadi bagian dari Kekayaan Badan dan atau menjadi
bagian Dana JKN.
Pasal 31
Prinsip tanggung jawab terbatas Pemerintah ini seiring dengan prinsip bahwa BHJKN
merupakan Badan Hukum tersendiri dan tidak menutup kemungkinan jika Pemerintah akan
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
melakukan tindakan-tindakan guna membantu kekurangan dana BHJK Seperti menambah
Kekayaan Badan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Ayat (1)
Dana JKN adalah dana yang dipercayakan peserta kepada pengelola untuk sebesarbesarnya manfaat bagi peserta. Oleh karenanya pengelolaan dana harus diatur oleh
undang-undang dan tidak bisa dilepaskan sepenuhnya kepada kebijakan pengelola.
Prinsip utama investasi adalah keamanan dana.
Ayat (2)
Penempatan paling sedikit 50% (lima puluh persen) dana dalam obligasi pemerintah
dimaksudkan untuk menjamin bahwa dana yang diinvestasikan akan aman dari resiko
tinggi. Investasi ini akan merangsang Pemerintah dan Pemerintah Daerah
mengembangkan instrumen investasi jangka panjang guna membiayai pembangunan
kesehatan.
Ayat (3)
Penempatan dana dalam bentuk deposito harus ditempatkan pada bank yang sehat.
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Pengembalian iuran dalam bentuk investasi di daerah ditujukan untuk merangsang
pembangunan ekonomi di daerah. Pembatasan jumlah dana yang dapat diinvestasikan di
daerah dimaksudkan untuk memungkinkan terjadinya investasi silang ke daerah lain.
Selain itu, tidak semua daerah telah memiliki instrumen investasi jangka panjang. Sisa
dana yang terkumpul sebesar 49% (empat puluh sembilan persen) akan diinvestasikan di
berbagai daerah yang menawarkan obligasi dan deposito yang aman dan menarik
sehingga merangsang kreativitas daerah. Portofolio investasi di daerah tetap mengacu
kepada prinsip keamanan yaitu minimum 50% (lima puluh persen) harus ditanamkan
dalam bentuk obligasi dan maksimum 45% (empat puluh lima persen) dari iuran yang
belum digunakan, disimpan dalam bentuk deposito.
Ayat (7)
Cukup Jelas.
Ayat (8)
Investasi dalam bentuk penyertaan saham maupun properti beresiko tinggi sehingga
penempatan dana yang besar dalam jenis Investasi ini dapat mengancam likuiditas dan
solvabilitas jaminan sosial.
Pasal 34
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Lembaga pengawas jasa keuangan yang dimaksud dalam pasal ini adalah lembaga yang
diamanatkan dalam UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Ayat (4)
Cadangan teknis menggambarkan kewajiban BNJKN yang timbul dalam rangka
memenuhi kewajiban di masa depan.
Pasal 35
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Ayat (1)
Maksudnya adalah dimana perlu, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menetapkan
tenaga Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk Jaminan Kesehatan Nasional.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 43
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR..........
www.hukumonline.com
Download