BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya pemerintah dalam peningkatan pendidikan adalah penyempurnaan kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Indikator keberhasilan pembaharuan kurikulum ditunjukkan dengan adanya perubahan pada pola kegiatan belajar mengajar, memilih media pembelajaran, menentukan pola penilaian dan pengelolaan kurikulum yang menentukan hasil pendidikan. Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan pengelolaan kurikulum yang merubah praktek-praktek pembelajaran (KBM) dikelas. Di Indonesia telah berulang kali mengalami kurikulum pendidikan dasar dan menengah, yang antara lain adalah Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, dan yang terbaru adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang lebih dikenal dengan sebutan KTSP. Berbagai alasan dan pendekatan dipakai dalam penyempurnaan kurikulum, bahkan tahun ajaran 2006-2007 Departemen Agama (Depag) memberlakukan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai penyempurna dari Kurikulum sebelumnya (KBK). 1 2 KTSP yang akan diberlakukan Departemen Pendidikan Agama melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) sebenarnya dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan KBK karena KBK masih dirasakan belum bisa memajukan mutu pendidikan di Indonesia yang sekarang ini menuntut adanya kemampuan yang lebih pada setiap peserta didiknya1. Dengan diberlakukannya KTSP seperti sekarang ini diharapkan dapat memajukan mutu pendidikan setiap peserta didik. Terdapat perbedaan yang mendasar antara Kurikulum 2004 (KBK) dengan KTSP. Dalam KBK pengelolaan dan pengembangan sekolah masih ada campur tangan dari pusat dengan sekolah mendapatkan kurikulum langsung dari pemerintah, sedangkan KTSP memberikan kesempatan pada setiap satuan pendidikan guna mengelola dan mengembangkan sekolahnya dengan menyusun kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan keadaan siswa, keadaan sekolah dan keadaan lingkungan dengan berdasar pada Standar Lulusan2. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta indikator kompetensi sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik, dan standar isi yang telah dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP)3. Iwan, “KTSP” dalam http://www.pikiran-rakyat.com, diakses 12 Januari 2010 Anik, “Persamaan dan Perbedaan KTSP dan KBK” dalam http://www.openoffice.org, diakses 15 Januari 2010 3 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 20 1 2 3 Pada awal pelaksanaannya, KTSP diwarnai dengan ketidaksiapan sekolah, ini dikarenakan adanya tingkat pemahaman yang berbeda antara pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan) terhadap KTSP itu sendiri. Asumsi ini didukung dengan adanya fakta bahwa banyak sekolah yang memberlakukan KTSP, akan tetapi sekolah tersebut belum menyususn kurikulum4. KTSP memberikan otonomi penuh pada sekolah dan satuan pendidikan menuntut keterlibatan para pelaksana pendidikan dalam mengambil keputusan dalam peningkatan dan pengembangan program yang telah disusun. KTSP yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan. Potensi sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau daerah, dan peserta didik ini mempunyai tujuan dan tuntutan yaitu memberikan kebebasan kepada guru dalam melaksanakan pembelajaran maupun melakukan evaluasi hasil pembelajaran. Pada kenyataannya, pelaksanaan KTSP justru menimbulkan permasalahan bagi guru. Guru merasakan kesulitan dalam menyusun kurikulum karena mereka sudah terbiasa melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah5. Banyak guru yang bingung dengan model KTSP, sebab selama bertahun-tahun guru menerima dalam bentuk yang sudah jadi dari pemerintah pusat6. Kedua pendapat ini ditunjang dengan fakta bahwa guru masih menggunakan kurikulum yang telah disusun pemerintah didalam pelaksanaan KTSP. Selain itu, pendidikan keguruan di negeri ini tidak pernah menyiapkan Iwan, “KTSP” dalam http://www.pikiran-rakyat.com , diakses tanggal 13 Januari 2010 Saifullah, “KTSP” dalam http://www.poskota.co.id/KTSP, diakses tanggal 20 Januari 2010 6 Mansyur, “KTSP” dalam http://www.pikiran-rakyat.com , diakses tanggal 13 Januari 2010 4 5 4 guru dan sekolah menjadi pengembangan kurikulum7. Ini berarti KTSP menghadapi adanya kendala daya kreativitas dan beragamnya kapasitas guru untuk menyusun kurikulum sendiri serta dalam membuat komponen perangkat pembelajaran. Misalnya kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kendala ini bertolak belakang dengan tuntutan yang ada di KTSP, yaitu guru dituntut untuk memiliki kemandirian, terutama dalam melaksanakan, dan menyesuaikan KTSP dalam pembelajaran dikelas, sebab guru merupakan kunci utama keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada KTSP terdapat pula ketentuan dalam hal lama waktu proses belajar mengajar yaitu adanya pengurangan jam pelajaran pada setiap mata pelajaran. Jika biasanya satu jam pelajaran untuk siswa MI, MTs dan MA adalah 45 menit, maka pada KTSP ini jam pelajaran untuk MI menjadi 35 menit, untuk MTs 40 menit, dan untuk MA 45 menit8. Dengan ketentuan diatas, secara otomatis guru dituntut untuk dapat membagi dan menentukan waktu yang tepat untuk setiap sub pokok bahasan mata pelajaran yang akan diajarkan khususnya pada mata pelajaran matematika. Guru matematika dituntut untuk dapat membagi waktu yang tepat dalam memilah-milah sub pokok bahasan mana yang lebih banyak membutuhkan jam pelajaran dan sub pokok bahasan mana yang membutuhkan sedikit jam pelajaran, ini dikarenakan setiap sub pokok bahasan matematika membutuhkan waktu atau jam pelajaran yang relative tidak sedikit. Penelitian diadakan di MTs Al-Huda Bandung karena MTs Al-Huda merupakan sekolah MTs Swasta yang maju dan besar di wilayah kecamatan 7 8 Marcellino, “KTSP” dalam http://www.atmajaya.ac.id/ktsp, diakses tanggal 20 Februari 2010 Imam Hanafie, “KTSP” dalam http://re-searchengines.com, diakses tanggal 25 Februari 2010 5 Bandung, tetapi dalam praktek pembelajarannya guru-gurunya masih mengalami beberapa kendala yaitu pada persiapan pembelajaran (penyusunan silabus dan RPP), disana guru jarang yang membuat silabus dan RPP, banyaknya guru yang coy paste. Selain itu guru juga mengalami kesulitan dalam hal pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Guru MTs AlHuda belum memahami bagaimana teknik evaluasi dalam KTSP sehingga teknik yang digunakan dalam evaluasi masih seperti kurikulum sebelumnya (tidak terlalu rumit dan detail). Dalam pembelajaran matematika guru bukan hanya diharuskan menguasai materi yang akan deisampaikan kepada siswa akan tetapi guru juga harus mampu mengembangkan metode dalam menyampaikan materi-materi matematika untuk tetap bisa disampaikan pada siswa agar cepat dimengerti. Sarana dan prasarana maupun media dalam pembelajaran khususnya matematika di MTs Al-Huda belum mendukung. Dengan adanya tuntunan mutu pendidikan sekarang ini, guru matematika juga harus siap menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan kurikulum agar dalam setiap penyampaian materi tidak terhambat karena bagaimanapun siswa juga dituntut untuk menyesuaikan penerapan kurikulum disekolahnya. Dan pada dasarnya siswa tidak akan mengalami kesulitan dengan adanya perubahan kurikulum yang ada jika gurunya dalam menerapkan metode yang akan digunakan dapat disampaikan dengan baik9. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dalam menulis skripsi dengan judul “Problematika Pembelajaran 9 2010 Hendra Widiana, “KTSP” dalam http://www. tedcbandung.com, diakses tanggal 20 Maret 6 Matematika dalam Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Studi Kasus di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung)”. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat difokuskan penelitiannya adalah : 1. Bagaimanakah penyusunan persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika MTs Al-Huda Bandung Tulungagung? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika MTs Al-Huda Bandung Tulungagung? 3. Bagaimanakah evaluasi pembelajaran matematika di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan focus penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan penyusunan persiapan pembelajaran matematika 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika 3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran matematika. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak antara lain : 1. Manfaat teoritis 7 Memberikan gambaran tentang pemecahan problematika pembelajaran matematika yang dihadapi guru dalam pelaksanaan KTSP sehingga diharapkan dapat memberikan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Bagi para guru khususnya guru matematika, dengan adanya informasi mengenai problematika pembelajaran dalam pelaksanaan KTSP ini akan lebih siap lagi dalam melangsungkan proses belajar mengajar dengan menggunakan KTSP khususnya dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. F. Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya kesalahan pemaknaan istilah pada judul skripsi ini, maka dipandang perlu menjelaskan istilah-istilah yang ada pada judul skripsi diatas sebagai berikut : 1. Penegasan Konseptual a. Problematika guru adalah keadaan atau hal yang sukar bagi pengajar dimana pengajar mengalamai kesulitan-kesulitan tertentu dalam penerapan pembelajaran10. b. Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (khusunya ilmu hitung)11. c. Kegiatan belajar mengajar terdiri dari tiga bagian, yaitu : 10 11 Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hal. 19 Ibid., hal. 20 8 1. Persiapan adalah rencana yang digunakan untuk merealisasikan rancangan pembelajaran yang telah disusun dalam silabus. 2. Pelaksanaan adalah bagaimana cara merealisasikan langkah-langkah pembelajaran yang telah dipersiapkan dalam rencana pembelajaran12. 3. Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu kegiatan13. d. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan14. e. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing – masing satuan pendidikan15. f. Studi kasus adalah pelaksanaan penelitian yang terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu16. 12 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas, (Surabaya : Usaha Nasional, 1979), hal. 8 13 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 1 14 Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta : BNSP, 2006), hal. 3 15 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 44 16 Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian. (Jakarta : Universitas Indonesia, 1993), hal. 73 9 2. Penegasan Operasional Problematika guru dalam proses pembelajaran matematika meliputi: a. Persiapan pembelajaran (penyusunan silabus dan rencana pembelajaran) karena dalam KTSP penyusunan persiapan pembelajaran disesuaikan dengan kondisi karakteristik dan kompetensi peserta didiknya. Dalam penyusunan silabus guru mengalami kesulitan dalam menentukan indicator dan standar penilaian, dan kesulitan lainnya yaitu dalam menentukan materi standar dan standar proses (KBM). Sedangkan dalam penyusunan RPP guru merasa sulit dalam menentukan tujuan pembelajaran, menentukan indicator, kegiatan pembelajaran, menentukan sumber dan dalam hal penilaian. b. Pelaksanaan pembelajaran yang dihadapi yaitu guru dalam mengembangkan materi antara waktu yang tersedia dengan kegiatan pembelajaran, guru mengalami kesulitan dalam melakukan pendekatan pembelajaran yang bervariasi, kesulitan dalam memilih jenis metode pembelajaran, alat peraga dayang belum memadai dan juga sulit dalam mengkonsisikan siswa untuk aktif. Apabila ingin berhasil pelaksanaan pembelajarannya guru harus mempunyai kreatifitas dalam menciptakan suasana yang aktif dan kondusif, selain itu minat belajar siswa juga harus besar. c. Dalam evaluasi pembelajaran guru masih terjebak pada penilaian kognitif, untuk penilaian yang bersifat afektif dan psikomotorik masih belum dilakukan karena dalam KTSP system penilaiannya terlalu rumit. Untuk mengatasi problematika guru dalam hal evaluasi pembelajaran 10 maka perlu diadakan pelatihan, serta bertukar ppendapat sesama guru bidang studi tentang system evaluasi pembelajaran yang tepat berdasarkan KTSP. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : Bab I pendahuluan, pada bab pendahuluan ini membahas tentang : latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, penegasan istilah yang diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, pada bab Kajian Pustaka ini membahas tentang : Pembelajaran Matematika, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Persamaan dan Perbedaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2004 (KBK), Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Pengembangan Silabus dan Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bab III Metodologi penelitian, pada bab metodologi penelitian ini membahas tentang : pendekatan penelitian, jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian. Bab IV paparan hasil penelitian, pada bab paparan hasil penelitian ini membahas tentang : deskripsi hasil penelitian, temuan penelitian, paparan data, pembahasan. Bab V penutup, pada bab penutup membahas tentang : kesimpulan dan saran.